Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Art

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Art"

Transkripsi

1 ½ MEMORY Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Sasmaya Respati Sitoresmi Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Art Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Kata Kunci : jurnal, naskah Abstrak Tema Karya Tugas Akhir ini secara sadar banyak dipengaruhi oleh kecenderungan karya karya seni rupa kontemporer masa kini yang banyak mengangkat kehidupan dan permasalahan permasalahan individu. Demikian pula karya saya yang berjudul ½ Memory ini diangkat berdasarkan pengalaman pribadi mengenai memori tentang sosok ibu yang sudah meninggal dunia, memori itu sedikit demi sedikit memudar seiring dengan berjalannya waktu, seiring dengan itu pula ada memori baru karena kehadiran sosok ibu yang lain dalam kehidupan saya. Karya tugas akhir ini dimulai dari sesuatu yang menjadikan memori yang tidak utuh tentang kedua sosok ibu. Karya karya yang saya buat ini merepresentasikan permasalahan tersebut diatas. Proses pengerjaan karya dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu proses membuat sketsa, kemudian memindahkan sketsa menjadi skala yang lebih besar dengan teknik drawing dengan pendekatan deformasi yang dipengaruhi penggayaan komik manga dengan mempergunakan media ballpoint. Selanjutnya gambar yang sudah selesai dibagi menjadi dua bagian dan sebagian gambar dibentuk menjadi puzzle melalui proses cetak digital. Tahap akhir adalah mengkomposisikan gambar serta puzzle sehingga menjadi 8 karya berukuran 75x75 cm. Karya tugas akhir ini merupakan pemenuhan keinginan untuk berbagi kepada para apresiator tentang pengalaman pribadi saya dalam wujud visual. Diharapkan karya ini dapat diapresiasi dan dipahami sesuai dengan pesan pesan yang ingin disampaikan, yaitu bagaimana saya menghadapi persoalan pribadi berbekal memori memori yang tidak utuh dalam memaknai keberadaan kedua sosok ibu. Kata Kunci : memori, ibu, sktesa, drawing Abstract : The theme of this final project is consciously influenced by the tendency of contemporary art these days, lifting many individual experiences and problems. Similarly, my work, entitled 'Memory ½' is lifted from personal experience about the memory of a mother who had died, the memory fades slowly over time, as there was also a new memory for the presence of another mother figure in my life. Work of this final project starts from something that makes theincomplete memory of both the mother. This works represents the problems mentioned above. Process of the work was done through the various stages, first is the process of sketching, and then drawn into a larger scale with the drawing techniques that are affected by deformation approach and manga comics using ballpoint. The next image is divided into two sections and some of the images formed into a puzzle through a digital printing process. The final stage is composed the picture and the puzzle to be 8 works of 75x75cm. Works of this final project t was the fulfillment of the author s desire to share to the apresiator about personal experiences in a visual form. It is hoped this work can be appreciated and understood according to the message, about how I deal with personal issues regarding the incomplete memories of both a mother figure. Keywords : memory, mother, sketch, drawing 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Memori adalah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Otak merupakan sebuah pusat dimana memori tersimpan, dan hal hal yang diingat oleh memori biasanya merupakan hal hal yang penting untuk kita ingat. Tetapi terkadang sulit untuk menggali hal hal penting yang sudah tersimpan di dalam memori ini, karena butuh sesuatu untuk memicu ingatan tersebut. Memori yang paling berarti untuk diingat biasanya adalah memori masa kecil, seburuk apapun memori masa kecil itu, akan tetap berharga untuk dikenang. Setiap manusia memiliki memori masa kecil yang berbeda, dan dengan kemampuan mengingat masa kecil yang berbeda pula. Terkadang beberapa hal yang kita rasa penting untuk diingat dikemudian hari, perlahan makin sulit untuk kita ingat. Kemampuan kita yang terbatas untuk mengingat suatu hal inilah yang terkadang membuat memori yang berusaha kita ingat menjadi tidak lengkap. Disini saya akan bercerita tentang memori saya terhadap ibu. Ibu adalah seseorang yang berjasa merawat kita bahkan sejak kita berada dalam kandungan. Sosok ibu selalu disandingkan dengan karakternya yang hangat, tegas tetapi juga sekaligus lembut. Ibu merupakan sosok yang penting dalam keluarga, karena ketika ayah bekerja, selalu ada sosok ibu dirumah yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan menemani anak anaknya. Selalu sulit untuk menggantikan sosok ibu dengan orang yang lain. Pengalaman dan masa lalu saya tentang ibu sedikit berbeda. Sehingga ingatan saya mengenai ibu sedikit berbeda dengan orang lain. Penulis memiliki dua ibu, yaitu ibu kandung yang sudah tiada dan ibu tiri yang telah

2 membesarkan penulis sejak penulis kehilangan sosok ibu kandung. Sosok ibu memang sebagai sosok yang tidak tergantikan, tetapi juga saling melengkapi karakter satu sama lain, sekalipun kemunculan ibu kedua dalam kehidupan saya pada waktu yang berbeda. Disini saya akan bercerita tentang dua sosok ibu, yang keduanya memiliki karakter yang hampir bertolak belakang satu sama lain. Persamaan dari mereka bisa dibilang hanya dalam karakteristik utama sosok ibu. Meskipun memiliki tugas yang sama, mereka merupakan dua individu yang berbeda. Kedua sosok ini mempengaruhi kehidupan saya, meskipun memang dalam waktu yang berbeda, pengalaman saya dengan mereka pun sangat berbeda, tetapi keberadaan mereka di mata saya tetap sama. Untuk saya, sosok mereka tidak tergantikan, keberadaan mereka dalam ingatan saya saling melengkapi satu sama lain, mereka menjadi sosok ibu dimata saya menjadi sosok yang sempurna. 1.2 Rumusan Masalah Berangkat dari permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, penulis menyusun beberapa pertanyaan sebagai rumusan permasalahan dalam karya tugas akhir ini sebagai berikut. Apakah arti/makna seorang ibu dalam pandangan saya khususnya mengenai ibu dalam keseharian penulis? Bagaimana makna/arti mengenai ibu dalam kehidupan penulis dapat disampaikan melalui bahasa visual? 1.3 Batasan Masalah Pengerjaan karya tugas akhir ini menggunakan teknik drawing (ballpoint) dan digital, yaitu dengan menghadirkan jigsaw puzzle dalam setiap karya. Dalam karya tugas akhir ini, penulis menvisualisasikan gagasan dan pemikiran penulis mengenai sosok ibu dengan mengadaptasi pengalaman personal penulis dengan memvisualisasikan sosok ibu dan sosok anak perempuan menjadi objek visual karya tugas akhir ini seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya. 1.4 Tujuan Karya-karya dibuat untuk melengkapi syarat mata kuliah Tugas Akhir Seni Grafis SR4099 dalam memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S1). Karya karya ini juga sebagai media penulis untuk berbagi pengalaman dan pandangan penulis tentang sosok ibu, bagaimana penulis beradaptasi, kehilangan sosok tersebut, dan harus beradaptasi lagi dengan sosok ibu yang lain. 2. Proses Studi Kreatif Berangkat dari masalah personal yang diangkat, karya - karya ini mengangkat permasalahan dan pendapat personal yang dimiliki penulis tentang sosok ibu. Secara garis besar, ibu adalah seseorang yang melahirkan seorang anak, dan mempunyai peranan penting dalam membesarkan seorang anak. Pengalaman anak menghabiskan waktu dengan ibunya adalah sesuatu yang wajar, karena pada umumnya, ibu adalah seseorang yang menghabiskan paling banyak waktu dengan anak, sekalipun terkadang seorang ibu bekerja, hubungan batin yang sulit dijelaskan antara ibu dan anak akan sangat sulit dilepaskan. Ketika bicara mengenai ibu, reaksi yang didapat dari setiap orang bisa sangat berbeda. Karena apa yang dialami oleh setiap orang dengan ibu yang berbeda menjadi pengalaman personal yang berbeda pula. Seri dari karya drawing ini bercerita tentang pengalaman seorang (yang dalam karya ini divisualisasikan sebagai anak kecil) yang memiliki dua ibu, di satu sisi adalah ibu yang melahirkan seseorang tersebut, di sisi lain ada sosok seorang wanita yang menggantikan keberadaan ibu kandung yang biasa disebut dengan ibu tiri. Figur manusia yang menyerupai visual dari manga serta komik dan kesan hitam putih dalam seri karya ini merupakan visualisasi dari sebuah imajinasi dan pemikiran personal ketika mendengar kata ibu. Anak kecil sebagai representasi dari penulis dalam karya ini merupakan wujud visual dari bagaimana seorang ibu memandang anaknya. Seorang ibu terkadang memandang anaknya, yang meskipun sudah dewasa, tetap sebagai sosok yang perlu perlindungan dan nasihat nasihatnya layaknya seorang anak kecil. 2.1 Konsep Visual Tema 1/2 Memory dari seri karya ini merupakan suatu gagasan penulis berdasarkan pengalaman personal penulis tentang kedua ibu penulis. Diberi judul ½ Memory karena memori penulis yang mulai memudar Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 2

3 mengenai ibu kandung penulis dan memori yang baru saja mulai disusun tentang sosok ibu tiri, Judul dari setiap karya merupakan salah satu usaha untuk sharing kepada audience. Sedangkan untuk tema dan judul yang mempergunakan bahasa Inggris adalah suatu bentuk usaha penulis untuk beradaptasi dengan lingkungan yang mulai terbuka dengan belahan dunia lain dengan adanya berbagai media informasi di berbagai acara televisi, media internet, buku impor dan bahasa pergaulan sehari hari yang terbiasa mempergunakan kata kata berbahasa inggris. Bahasa Inggris bagi penulis sudah bukan menjadi bahasa yang sangat asing dalam keseharian. Hal tersebut yang menyebabkan penulis merasa bahwa memasukkan unsur bahasa inggris kedalam tema dan judul karya adalah suatu hal yang biasa dan sesuai dengan keseharian. a. Unsur Teknis Karya - karya ini dibuat dengan teknik drawing menggunakan ballpoint dan jigsaw puzzle melalui proses digital. Drawing dalam seri karya ini merupakan sebuah potret dari pemikiran dan imajinasi mengenai memori dan pengalaman ketika menggambarkan sosok ibu. Melalui pengalaman yang berbeda, orang ini memiliki definisi dan pemikiran yang lain ketika mendengar kata ibu. Penggunaan ballpoint dalam karya ini adalah untuk memunculkan perasaan penulis dalam proses pengerjaan karya dan apa yang penulis rasakan ketika dihadapkan pada dua sosok ibu dalam pikirannya. Penggunaan media ballpoint dalam karya ini juga merupakan wujud dari anak kecil tersebut dalam menyusun kehidupannya. Dalam perjalanan di kehidupannya, seseorang akan mengalami sesuatu yang baik maupun sesuatu yang buruk, seperti garis yang ditimbulkan oleh sebuah ballpoint, terkadang garis yang dihasilkan halus, tetapi tidak jarang kita mendapatkan garis yang kasar. Sedangkan jigsaw puzzle yang memakai unsur digital dan menggunakan mesin sebagai proses pembuatannya adalah untuk memunculkan kesan memori yang hilang, terpencar, ataupun belum lengkap. Visualisasi puzzle dalam karya karya ini merupakan gambaran dari penulis tentang memorinya terhadap sosok masing masing ibu yang tidak utuh.. b. Warna dan Komposisi Penggunaan warna hitam dan putih dalam seri karya ini merupakan pencitraan depresional dengan sedikit harapan, dimana pemikiran, imaji dan memori orang ini tentang sosok ibu bersifat suram dan kelabu. Komposisi utama dalam karya karya ini terletak pada tata letak anak kecil dalam karya. Ketika ia bersama dengan kedua ibunya, ia berada tepat ditengah, yang menandakan bahwa ia melihat kedua ibunya sebagai sosok yang sama penting. Sedangkan ketika ia hanya bersama dengan salah satu ibunya, ia biasa berada di ujung lain frame, menimbulkan kesan adanya jarak antara ia dan ibunya. Sedangkan pada salah satu karya yang berjudul here anak kecil tersebut tepat di sebelah ibunya, memberikan ruang untuk background. Komposisi anak kecil disini sebagai wujud usaha anak kecil tersebut mempersempit jarak, tapi diikuti dengan perasaan kelabu yang makin jelas pada background. c. Puzzle Dalam seri karya ini, puzzle memiliki peran penting dalam penyampaian penulis dalam memvisualisasikan memori. Puzzle merupakan sesuatu yang memerlukan usaha dan waktu ketika kita ingin menyusunnya menjadi sesuatu yang utuh. Ketika kita kehilangan satu atau lebih bagian dari puzzle tersebut, kita akan berusaha mencarinya karena terkadang kita begitu inginnya menyelesaikan puzzle tersebut untuk mengetahui gambar di puzzle tersebut secara utuh. Peletakan puzzle diluar bingkai merupakan usaha penulis untuk memperlebar jarak antara objek anak kecil dan kedua ibunya. Sedangkan dalam beberapa karya yang menampilkan ibu kandung dan ibu tiri Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 3

4 penulis dalam satu bingksi, penulis menyusun puzzle ibu tirinya di dalam bingkai, lebih dekat dengan anak kecil tersebut, sebagai gambaran anak kecil tersebut lebih dekat dengan ibu tirinya daripada dengan ibu kandungnya yang sudah tiada. d. Anak Kecil e. Ibu Penggunaan objek anak kecil dalam karya ini adalah sebagai gambaran dari apa yang ada dalam pikiran setiap ibu tentang anak anaknya. Pada dasarnya, sedewasa apa pun anak mereka, orang tua akan selalu melihat anaknya sebagai anak kecil, karena itulah penulis memakai objek anak kecil. Ketika penulis menyusun puzzle tentang ibu kandung penulis, puzzle tersebut seolah terpencar menjadi sesuatu yang tidak berbentuk, menggambarkan memori penulis tentang ibu kandungnya yang samar dan tidak begitu jelas. Sedangkan dalam penyusunan puzzle untuk ibu tirinya, penulis menyusunnya dengan rapi, tetapi tidak lengkap, menggambarkan memori penulis bersama ibu tirinya yang belum lengkap, masih dalam tahap melengkapi memori tersebut sehingga menjadi sesuatu yang utuh. 2.2 Pengertian Istilah Mengacu pada tinjauan dan studi literatur, landasan teori dalam karya ini memuat beberapa istilah-istilah umum yang digunakan dalam proses penciptaan karya ini, yaitu: a. Drawing Drawing atau menggambar adalah suatu kegiatan dimana kita menampilkan wujud visual dua dimensional. Ekspresi yang tidak dapat dikemukakan melalui tulisan dan ucapan kadang dapat diperlihatkan melalui drawing. Drawing merupakan teknik dasar dari segala aktivitas seni yang ada, dan biasa dipakai untuk membuat sketsa dasar dan awal mula membuat lukisan, patung, dan sebagainya.[2] Drawing merupakan salah satu teknik dari beberapa teknik dalam seni visual yang menggunakan berbagai peralatan menggambar untuk membuat suatu karya dalam media dua dimensi. Peralatan menggambar yang umum adalah pensil, pensil grafit, charcoal, krayon, pastel, spidol, ballpoint, dan pena. Umumnya menggambar berkaitan dengan membuat garis pada media seperti kertas. Gambar yang monokrom dan pemberian warna yang minim merupakan gambar tradisional, sementara gambar modern memakai pensil berwarna yang membuat hasil karya mencapai batas antara gambar dan lukisan. Tidak diketahui secara pasti awal kemunculan gambar. Sketsa dan lukisan telah ada sejak zaman prasejarah, seperti yang ada di dalam gua gua dan lukisan lukisan di batu. b. Psikologi Seri karya ini merupakan sebuah gagasan dari suatu pengalaman pribadi yang sedikit banyak mempengaruhi penulis baik memori maupun psikologis. Seri karya ini merupakan salah satu bentuk terapi bagi pribadi penulis, sehingga penulis merasa perlu untuk memakai landasan teoritis dari bidang psikologi yang berhubungan dengan gagasan seri karya ini. Salah satunya yang saya acu adalah teori aktualisasi diri Abraham Moslow yang bersumber dari bukunya yang berjudul Motivation and Personality yang diterbitkan pada tahun [1] Abraham Moslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Moslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang terkenal sampai hari ini adalah teorinya tentang Hierarchy of Needs atau Hirarki kebutuhan.[3] Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 4

5 Psikolog humanis percaya bahwa manusia memiliki keinginan kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, hingga mencapai tingkat aktualisasi diri. Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya, tapi juga untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibandingkan dengan mempelajari seseorang yang memiliki masalah dalam kesehatan mental. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, memiliki banyak puncak dari pengalaman disbanding dengan manusia yang kurang mengaktualisasikan dirinya. Untuk mencapai aktualisasi diri, manusia memiliki 17 meta hirarki yang ditujukan untuk saling mengisi satu sama lain. Menurut maslow meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari: Kebenaran Kebaikan Keindahan atau kecantikan Keseluruhan atau kesatuan Dikotomi-transedensi Berkehidupan (berproses) Keunikan Kesempurnaan Keniscayaan Penyelesaian Keadilan Keteraturan Kesederhanaan Kekayaan Tanpa susah payah Bermain Mencukupi diri sendiri Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti: Apatisme Kebosanan Putus asa Tidak memiliki rasa humor lagi Keterasingan Mementingkan diri sendiri Kehilangan selera dan sebagainya c. Seni Kontemporer Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini; jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh kaidah seni sebelumnya dan berkembang menjadi karya berifat temporer. Karya seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya karya yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan seni seni lainnya yang lebih kreatif dan modern.[4] Bagi saya, karya karya tugas akhir ini merupakan bagian dari seni kontemporer, karena tidak lagi terikat oleh kaidah seni sebelumnya, dan merupakan karya karya dengan gagasan yang sangat personal. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 5

6 3. Hasil Studi dan Pembahasan Karya seri ini terdiri dari 8 karya yang merupakan visualisasi dari memori dan apa yang ada dalam pikiran penulis. 3.1 Thoughts Dalam karya ini, penulis ingin memvisualisasikan apa yang ada dalam pikirannya ketika dua sosok ibu tersebut muncul. Beberapa puzzle yang ditukar yang terkadang disadari atau tidak merupakan representasi dari memori yang sedikit tertukar. Meskipun mungkin memori tentang kedua ibu yang tertukar bukanlah sebuah memori yang penting, anak kecil tersebut tetap merasa bersalah dan tidak nyaman setelah menyadari itu. Sehingga meskipun keberadaan kedua sosok itu kuat dalam pikirannya, anak kecil tersebut fokus memperhatikan apa yang didepannya, seolah olah dia menolak kesalahan yang terjadi dalam pikirannya. 3.2 Being Watched Gambar 1. Thoughts, 2012, 75x75, mix media Karya ini memvisualisasikan pemikiran penulis tentang perlindungan kedua sosok ibunya kepada penulis. Seorang ibu akan selalu memiliki keinginan dan kewajiban untuk melindungi anak anaknya. Dalam karya ini, penulis memfokuskan pada perbedaan cara kedua ibunya dalam usaha mereka melindungi penulis. Being Watched #1 memvisualisasikan cara penulis melihat usaha ibu kandung dalam melindungi penulis. Borgol di kaki anak kecil dan ibunya merupakan wujud visual dari keinginan ibu penulis untuk menjaga anaknya dengan mengetahui keberadaannya dimanapun anak kecil itu berada, dan anak kecil itu tetap berlari dengan bebas tanpa menyadari keberadaan ibunya yang mengawasinya dari jarak yang cukup jauh. Being Watched #2 merupakan visualisasi dari cara penulis melihat usaha ibu tiri dalam melindungi penulis. Penjara merupakan wujud visual dari perlindungan yang diberikan ibu dari anak kecil tersebut. Besi penjara yang tidak terlalu rapat merepresentasikan usaha ibunya dalam membuat anak kecil tersebut merasa nyaman dalam perlindungannya. Gestur anak kecil yang kaku dan ekspresi yang datar merupakan representasi dari ketidaknyamanan anak kecil tersebut tetapi anak kecil tersebut tidak bisa mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya sehingga ia hanya bisa melihat ibunya dengan tatapan kosong. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 6

7 Gambar 2. Being Watched #1, 2012, 75x75, mix media Gambar 3. Being Watched #2, 2012, 75x75, mix media 3.3 Silent Dalam karya ini, penulis memvisualisasikan perasaan penulis ketika ia sedang tidak nyaman di depan ibu tirinya. Anak kecil yang ditempelkan selotip di bibirnya merupakan representasi dari tidak leluasa dan tidak nyaman berbicara di depan ibunya. Ekspresi dan gesture kaku ibunya merupakan wujud visual dari ketidak tahuannya akan sikap diam anaknya. 3.4 Gone Gambar 4. Silent, 2012, 75x75, mix media Karya ini merupakan wujud visual dari perasaan penulis di saat ibu kandungnya meninggal dan hilang dari kehidupannya sehari hari. Gestur ibunya seolah berjalan menjauh dengan memunggungi anak kecil merepresentasikan saat - saat dimana ibu dari anak kecil itu mulai menghilang dari kehidupan anak kecil tersebut. Sedangkan gestur dengan kepala menunduk dan ekspresi yang datar merupakan wujud visual dari perasaan sedih anak kecil tersebut, tetapi anak kecil itu berusaha menutupi kesedihannya dan tidak dapat berbuat apa-apa. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 7

8 Gambar 5. Gone, 2012, 75x75, mix media 3.5 Here Karya ini memvisualisasikan saat saat dimana ketika ibu tiri penulis bersedih, tetapi ibunya terlalu larut dengna kesedihannya sehingga tidak menyadari bahwa penulis berusaha menghiburnya. Gestur menunduk sang ibu merepresentasikan kesedihannya yang cukup dalam. Anak kecil tersebut, meskipun dengan gestur yang sedikit kaku, berusaha menggapai ibunya untuk menghiburnya. Tetapi larut dalam kesedihannya, ibunya seperti tidak menyadari keberadaan anak kecil tersebut disampingnya yang ingin menghiburnya. 3.6 Move On Gambar 6. Here, 2012, 75x75, mix media Karya ini adalah visualisasi dari imajinasi penulis ketika ia mulai bisa beradaptasi dengan ibu tirinya, dan sedikit demi sedikit memori tentang ibu kandungnya terpecah. Gestur anak kecil tersebut kaku dengan kepala menengadah kearah ibu kandungnya, tetapi di sisi lain tangan anak kecil itu ingin menggapai ibu tirinya. Di sebelah kanan karya visualisasi ibu tirinya yang sedang menggapai anak kecil tersebut merepresentasikan kepeduliannya terhadap anak kecil tersebut, sedangkan ekspresi datar yang menghadap kearah ibu tirinya merepresentasikan kesadarannya akan kehadiran sang ibu kandung dalam pikiran anak kecil tersebut. Sedangkan gestur dan ekspresi yang datar dari ibu kandungnya merupakan representadi bahwa sekalipun yang lain merespon keberadaannya, tetapi ia tidak mengetahui apa apa tentang apa yang ada dalam pikiran kedua oeang yang merespon keberadaannya. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 8

9 Gambar 7. Move On, 2012, 75x75, mix media 3.7 Mother? Karya ini merupakan wujud visual dari penggambaran penulis tentang kata ibu dalam pikirannya. Kedua sosok yang dijadikan satu merupakan representasi dari sosok kedua ibu dalam pikiran anak kecil tersebut yang saling melengkapi satu sama lain. Visual ibu tiri yang mendominasi sosok ibu dalam pikiran penulis merepresentasikan memori baru yang ditanamkan oleh ibu tiri jauh lebih kuat dibandingkan dengan memori lama yang diberikan oleh ibu kandung. Serpihan puzzle yang ada di sekitar sosok ibu merepresentasikan meskipun sosok ibu kandung anak kecil tersebut mulai terpecah dalam memori, anak kecil tersebut tetap bisa mengingat memori memori tersebut dalam situasi situasi tertentu. Sedangkan wajah anak kecil yang menengadah memperhatikan sosok ibu nya merupakan representasi dari kesadaran anak kecil tersebut akan pentingnya sosok kedua ibu yang melengkapi sosok ibu dalam pikirannya. Gambar 8. Mother?, 2012, 75x75, mix media 4. Penutup / Kesimpulan Memori merupakan salah satu dari banyak hal yang mempengaruhi pikiran, pemikiran serta gagasan dalam kehidupan manusia. Memori yang mulai menjadi serpihan terkadang membuat kita menjadi bertanya tanya dan menggali pikiran lebih jauh untuk mengetahui penting dan tidaknya memori tersebut. Terkadang memori yang awalnya tidak penting, menjadi penting karena peran seseorang dalam memori tersebut yang membuat seseorang merasa bersalah karena telah melupakan sebagian dari ingatan akan kejadian tersebut. Apalagi jika memori penting Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 9

10 yang kita mulai lupakan adalah memori tentang ibu yang telah tiada, orang penting karena memenuhi tugasnya untuk melahirkan, membesarkan, dan merawat anak anaknya sehingga anak anak tersebut mulai tumbuh dewasa. Pada proses pembuatan karya karya tugas akhir ini penulis memperoleh pengalaman yang berharga karena secara sadar mencoba berbagi mengkomunikasikan permasalahan hidup dengan cara menuangkannya dalam wujud visual pada karya karya sebagai representasi proses pentingnya penulis menemukan solusi solusi untuk berfikir realistis, bahwa kedua sosok ibu adalah sosok yang membentuk diri penulis dalam proses pendewasaan menjalani masa depan. Selain itu, proses pengerjaan seri karya ini juga berfungsi sebagai terapi bagi penulis secara pribadi. Karena dalam setiap proses pembuatan karya tugas akhir ini, penulis menemukan sisi positif serta pencerahan dari pengalaman pribadi penulis mengenai kedua ibunya. Seri karya ini termasuk dalam seni kontemporer karena mengangkat wacana yang bersifat kekinian dengan mengangkat permasalahan personal penulis. Ucapan Terima Kasih Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena kehendak dan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan Pengantar Tugas Akhir sesuai dengan rencana dan tepat pada waktunya. Terimakasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memberi support dalam proses pengerjaan karya ini. Terimakasih pula kepada dosen pembimbing Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Art yang telah membimbing saya dalam seluruh proses pengerjaan karya tugas akhir ini. Juga kepada seluruh staff pengajar studio seni grafis yang telah membimbing saya sejak penulis menempuh pendidikan di studio seni grafis. Dan tidak lupa penulis ucapkan kepada semua pihak yang tidak tertulis disini yang telah mendukung langsung maupun secara tidak langsung selama proses belajar dan berkarya di program studi senirupa ITB dari tahun 2006 hingga sekarang. Daftar Pustaka [1] Maslow, Abraham. Motivation and Personality HarperCollins Publishers, New York. [2] Storr, Robert. Art: 21: Art in the Twenty-First Century Harry N. Abrams, New York Website: [1] 20 Juni 2012, Jam [2] 20 Juni 2012, jam [3] 20 Juni 2012, Jam [4] 20 Juni 2012, Jam [5] 20 Juni 2012, Jam Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 10

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin terdengar biasa di telinga, sebutan yang sepintas telah biasa didengar di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Manusia sekarang memerlukan kesiapan yang matang untuk menerima informasi yang begitu gencar dari berbagai media seperti buku, radio, televisi, koran, dan

Lebih terperinci

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik. M o t i f Motive motion Gerakan; sesuatu yang bergerak; menunjuk pada gerakan manusia sebagai tingkah laku. Rangsangan pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Keadaan dalam diri subyek yang mendorong

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 13 Fakultas FDSK Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk Grafis Dan Multimedia www.mercubuana.ac.id BAHASA RUPA Bahasa Rupa sebagai gambar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis tradisional ditengah arus kemajuan dibidang percetakan. Cetak tradisional mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat, karena sebuah karya

Lebih terperinci

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Nama Mahasiswa : Della Aprilia Lestari Art Nama Pembimbing : Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Jenis Buku Buku Non Fiksi Teori Ilustrasi Seni Kontemporer Ilustrasi Tangan ( Hand Drawing)

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Jenis Buku Buku Non Fiksi Teori Ilustrasi Seni Kontemporer Ilustrasi Tangan ( Hand Drawing) BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Jenis Buku Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum, sehingga ada begitu banyak jenis-jenis buku. Jenis buku Good News From Indonesia adalah

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan proses manual di zaman yang serba digital seperti sekarang ini. Kita tidak dapat mengelak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain BAB 1V KONSEP BAB IV KONSEP DESAIN DESAIN Penelusuran Masalah Analisa Objek desain Komik Majapahit berhenti cetak pada akhir tahun 1990 Berbanding lurus dengan invasi manga ke Indonesia Komik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komik adalah media bercerita melalui gambar-gambar yang disusun sedemikian rupa membentuk narasi. Dalam perkembangannya, komik sempat reaksi keras dari pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA 4. 1 Karya Mirror-mirror on the wall who s the prettiest of them all Gambar 4.1 (Sumber : dokumentasi pribadi) Judul : Mirror- mirror on the wall who s the prettiest of them all Tehnik

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB IV DATABASE KOMIK KOREA

BAB IV DATABASE KOMIK KOREA BAB IV DATABASE KOMIK KOREA 4.1 Keterlibatan Praktekan dalam Proyek Kreatif Praktikan menempati posisi sebagai illustrator dalam team Database PT Manhwa Kita Culture. Tugas yang sering di kerjakan oleh

Lebih terperinci

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi.

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi. STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI Nama Mahasiswa : Satrio Yudho P. Nama Pembimbing : Oco Santoso, M.Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pada dasarnya digunakan untuk mewakili perasaan manusia. Melalui seni lukis seseorang dapat menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk visual yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas akhir ini dimulai dari ketertarikan saya terhadap material, yaitu tile. Tile merupakan salah satu jenis tekstil yang pada umumnya digunakan sebagai material untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya kehidupan dewasa ini disemaraki oleh banyaknya kegagalan dalam membina rumah tangga yang utuh. Seringkali banyak keluarga memilih untuk berpisah dari hubungan

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Pada dasarnya manusia punya dua sifat bahkan multi complex 1 baik sifat atau pemikirannya, walaupun pada dasarnya mampu bersosialisasi tapi cenderung

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa BAB II METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Perancangan Riset Bakso Materi Data Visual Data Perancangan Data Verbal Identifikasi dan Analisa Pemecahan Masalah Konsep

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA Perjalanan sebuah karya, dimulai ketika seniman mengalami, mencermati sesuatu dan sesuatu itu kemudian dijadikan kontemplasi yang mendalam. Selanjutnya muncul ide atau gagasan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Maksud dan tujuan dari metode penciptaan ini secara garis besar adalah sebuah metode yang digunakan dalam sebuah proses pengerjaan untuk menciptakan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia memiliki begitu banyak budaya, dari tiap-tiap provinsi memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dengan ciri khas yang dimiliki. Masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosial budaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran dari segi fungsi dan nilai terutama pada teko-teko yang ada dalam rumah masyarakat modern. Teko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Ide awal penciptaan karya ini berangkat dari rangsangan visual alam bawah sadar ketika berada dalam kondisi psikologi cemas. Kondisi psikologi cemas

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API Kevin Immanuel Jalan Gambir Anom G4/18 021-4517324 immanuelkevin@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk membuat visualisasi dalam bentuk komik

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu 14 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Psikologi Anak Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu pada buku yang berjudul Perkembangan Anak karangan Elizabeth B. Hurlock menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan yang diperoleh dari Kerja Praktek. Kerja praktek adalah sebuah program yang mempersiapkan setiap mahasiswa

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan yang diperoleh dari Kerja Praktek. Kerja praktek adalah sebuah program yang mempersiapkan setiap mahasiswa BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan yang diperoleh dari Kerja Praktek Kerja praktek adalah sebuah program yang mempersiapkan setiap mahasiswa menjadi pribadi yang siap untuk terjun ke dalam dunia

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan. Film mempunyai kekuatan mendalam untuk memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhiasan adalah salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam ritual masyarakat pramoderen Indonesia, sehingga meskipun hingga kini lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sebuah karya seni terlahir dari proses berfikir seorang seniman yang dituangkan ke dalam sebuah media dan menjadi identitas pencipta seni. WPAP (Wedha s

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema mengenai parodi sebagai bentuk sindiran terhadap situasi zaman, banyak ditemukan sepanjang sejarah dunia seni, dalam hal ini khususnya seni lukis, contohnya Richard

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR CD INTERAKTIF BUKU SAKU PRAMUKA

TUGAS AKHIR CD INTERAKTIF BUKU SAKU PRAMUKA TUGAS AKHIR CD INTERAKTIF BUKU SAKU PRAMUKA Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Anton Suprapto NIM 41909010149 Jurusan Desain Produk Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI Adhi Fajar Sakti Wahyudi (0722062) Jurusan Teknik Elektro Email: afsakti@gmail.com ABSTRAK Teknologi pengenalan

Lebih terperinci

JENJANG PENDIDIKAN : Kompetensi Utama. Indikator Esensial Memotivasi siswa untuk siap belajar secara fisik maupun mental

JENJANG PENDIDIKAN : Kompetensi Utama. Indikator Esensial Memotivasi siswa untuk siap belajar secara fisik maupun mental MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : : SENI LUKIS SMK Kompetensi Utama Pedagogik Standar Kompetensi Guru Standart Isi Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Kompetnsi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desain Komunikasi Visual (DKV) yang sebelumnya popular dengan sebutan Desain Grafis selalu melibatkan unsur-unsur seni rupa (visual) dan disiplin komunikasi, Semenjak

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dunia persalonan berkembang cukup baik di Indonesia, terbukti dari berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing membuka

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. a. Langer terkesan dengan pengembangan filsafat ilmu yang berangkat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. a. Langer terkesan dengan pengembangan filsafat ilmu yang berangkat 226 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan atas hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, sampailah pada akhir penelitian ini dengan menarik beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Pendidikan karakter di Indonesia sedang marak dibicarakan dan menjadi sebuah tanggung jawab kita semua. Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan

Lebih terperinci

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi Abstrak Anak-anak memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Usia anak-anak sering disebut dengan masa bermain.

Lebih terperinci

DESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN

DESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain DESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN Triana Hapsari Dr. Agus Sachari, M.Sn. Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya manusia hidup di dunia harus memenuhi lima kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik

Lebih terperinci

Kaprodi DKV. Drs. Hartono Karnadi, M.Sn NIP UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Kaprodi DKV. Drs. Hartono Karnadi, M.Sn NIP UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta Jurnal Tugas Akhir Karya Disain berjudul: PERANCANGAN MOTION COMIC EDUKASI PENCEGAHAN BULLYING UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR diajukan oleh Muhammad Setiawan, NIM 0911925024,Program Studi Disain Komunikasi Visual,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide / Gagasan Perancangan 4.1.1 Tema/Ide Perancangan Pembuatan perancangan sebuah Logo Butik pakaian kebaya wanita didaerah Jakarta barat, terispirasi pada bentuk kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN Pengolahan ide berkarya adalah proses pengolahan konsep, selanjutnya terwujudkan kedalam sebuah karya yang dimulai dengan mengolah rasa, kepekaan, memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki tujuan, kebutuhan, dan keinginan yang beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup seseorang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 41 BAB III METODE PENCIPTAAN Hari ini perkembangan pengetahuan dan pemikiran umat manusia dipengaruhi oleh teknologi yang mampu mempengaruhi semua aspek, terutama terhadap perkembangan seni rupa saat ini.

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian BAB I A. Latar Belakang Penelitian Tingkat apresiasi masyarakat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti rutinitas dari kegiatan Seni Rupa ditengah masyarakat dan pendidikan Seni

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni lukis merupakan salah satu bagian dari cabang seni yang memiliki unsur dua dimensi dan sangat terkait dengan gambar. Secara historis terlihat bahwa sejak

Lebih terperinci

PEMBUATAN GAME NOVEL VISUAL MY STORY: PURPLE INK MENGGUNAKAN REN PY. Abstraksi

PEMBUATAN GAME NOVEL VISUAL MY STORY: PURPLE INK MENGGUNAKAN REN PY. Abstraksi PEMBUATAN GAME NOVEL VISUAL MY STORY: PURPLE INK MENGGUNAKAN REN PY Amir Fatah Sofyan, Aditya Sapta Aji, Gigih Primandana Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Game novel visual adalah sebuah cerita

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan, diskusi, dan saran mengenai penelitian ini. 5.1. Kesimpulan Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda satu

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan pembedahan literature seperti buku dan internet serta dilakukannya wawancara dan observasi langsung dilokasi agar

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan

Lebih terperinci

FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO

FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO 38 PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat dalam Meraih

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Dalam perancangan media berupa kartu edukasi atau flashcard origami seri hewan ini, penulis mencoba menjabarkan tujuan dari perancangan kartu edukasi

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah

BAB III TEORI PENUNJANG. teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah BAB III TEORI PENUNJANG Untuk menunjang laporan Kerja Praktik ini dibutuhkan beberapa teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah perancangan dari proyek yang diberikan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Analisis SWOT Strength : Minimnya Komik Edukatif yang bersifat Nasionalis untuk kalangan Remaja Weakness : Rendahnya minat belajar para Remaja Oportunities : Komik berfungsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU Indriwati 1 ABSTRAK Masalahan pokok dalam artikel ini adalah kreativitas anak yang belum berkembang sesuai harapan.

Lebih terperinci