AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA PT ASABRI (PERSERO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA PT ASABRI (PERSERO)"

Transkripsi

1 AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA PT ASABRI (PERSERO) Sanda Prahesti, Gatot Imam Nugroho, Drs., Ak., MBA ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar penyesuaian standar yang dilakukan dalam penerapan PKBL PT ASABRI (Persero) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per-05/MBU/2007 serta mengidentifikasi kendala dan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan PKBL. Penelitian ini dilakukan pada PT ASABRI (Persero) sebagai salah satu BUMN yang menjalankan PKBL dengan menggunakan data primer, serta analisis data secara deskriptif sesuai dengan tahapan audit operasional. Hasil temuan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengklasifikasian dalam pemisahan empat kriteria pinjaman, penagihan tidak dilaksanakan secara rutin, pembinaan tidak dilaksanakan secara rutin, terdapat satu anggota keluarga yang mendapatkan bantuan lebih dari satu kali, terjadinya tunggakan pengembalian pinjaman. Simpulan yang dapat diambil adalah kerjasama yang baik dengan kantor cabang dan lembaga penyalur dapat menciptakan internal control yang baik agar penyimpangan tidak mendapat celah untuk dilakukan, serta pelaksanaan PKBL PT ASABRI (Persero) dengan Per-05/MBU/2007 harus seiring sejalan demi terciptanya keselarasan dan keoptimalan kinerja dalam pelaksanaan PKBL. Kata Kunci: Audit Operasional, PKBL, dan BUMN. ABSTRACT The purpose of this research is to find out how much adjustment which made in the application of standards Partnership Program and Community Development (PPCD) in PT Asabri (Persero) in accordance with the Regulation of the Minister of State-Owned Enterprises No. Per- 05/MBU/2007 and identify obstacles and problems that occur in the implementation of PPCD. The research was conducted on PT Asabri (Persero) as one of the state which run PPCD using primary data, and also conduct a descriptive data analysis according to the stages of operational audits. The

2 results shows that there is no classification in separation of the four criteria of loan, the billing is not carried out regularly, the development is not carried out regularly, there is one family member who received assistance more than once, and there are arrears loan repayment. Conclusions which can be drawn is a good cooperation with branch offices and the channeling institutions can create a good internal control in order to avoid deviations, as well as the implementation of PPCD in PT Asabri (Persero) with the regulation Per-05/MBU/2007 must compatible in order to create harmony and the performance optimization in the implementation of PPCD. Keyword: Operational Audit, PPCD, and State-Owned Enterprises. PENDAHULUAN Sebuah perusahaan tidak dapat mencapai kesuksesan tanpa adanya hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan, pemerintah, maupun masyarakat. Masyarakat kini semakin kritis dan turut serta mengendalikan perusahaan secara tidak langsung. Maka dari itu diperlukan suatu strategi untuk meningkatkan pencitraan yang baik terhadap perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan berbagai kegiatan sosial yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Telah ditunjukkan oleh banyak studi kasus, perusahaan memperoleh banyak keuntungan bila keberadaan jangka panjangnya terjamin. Keberlangsungan perusahaan ini erat kaitannya dengan reputasi atau pencitraan, yang diperoleh melalui hubungan baik dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat. Di dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kegiatan CSR lebih dikenal dengan nama Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Selain berguna untuk meningkatkan pencitraan, PKBL ini berfungsi sebagai program pemerintah yang mendukung bidang ekonomi dan pembangunan nasional. PKBL sendiri telah diwajibkan melalui Per-05/MBU/2007 yang menyebutkan bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN. PT ASABRI (Persero) yang selanjutnya akan disebut perusahaan, merupakan institusi yang dibentuk oleh pemerintah pada tahun 1971 untuk menyelenggarakan jaminan sosial bagi TNI, Polri serta pensiunan kementerian pertahanan. Sebagai BUMN, perusahaan turut serta menjalankan PKBL setiap tahunnya berdasarkan kewajiban yang tertuang dalam PER-05/MBU/2007. Namun, apakah PKBL yang selama ini dijalankan sudah ekonomis, efektif, efisien, dan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan? Karena itulah dibutuhkan adanya audit operasional didalamnya. Audit operasional ini nantinya akan berfungsi sebagai pengontrol apabila terdapat kegiatan dan aktivitas dari program PKBL yang dijalankan tersebut memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengolahan dari berbagai kegiatan dan aktivitas dari program PKBL tersebut. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratoria atau deskriptif. Hasil akhir penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara, observasi pengamatan, dan review dokumen. Kedalaman riset yang diperlukan hanya melibatkan satu objek saja. Objek yang digunakan dalam penelitian adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dijalankan oleh PT ASABRI (Persero). Lingkungan penelitian dalam penelitian ini adalah lingkungan riil (field setting) yang unit analisisnya adalah program yang dijalankan oleh

3 suatu organisasi perusahaan. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT ASABRI (Persero) Jl. Mayjen Sutoyo No. 11, Jakarta Timur HASIL DAN BAHASAN Survei Pendahuluan Tahap awal dalam melaksanakan audit operasional adalah dengan melakukan survei pendahuluan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi umum yang berkaitan dengan PKBL. Sehingga penulis dapat memahami mengenai aktivitas PKBL yang dijalankan oleh perusahaan dan latar belakang yang mendasarinya. Dari hasil survei pendahuluan yang penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ruangan tempat divisi PKBL bekerja sedang dalam renovasi, sehingga penyimpanan file-file kurang tertata rapi. 2. Survei evaluasi dan seleksi calon mitra binaan dilakukan oleh kantor cabang. 3. Kantor pusat memiliki wewenang penuh dalam membuat keputusan. 4. Rendahnya pengawasan yang dilakukan terhadap mitra binaan. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dan monitoring dilakukan setiap 6 bulan. 5. Batas pengembalian pinjaman ditetapkan selama 3 tahun. 6. Jasa administrasi yang dilaksanakan adalah 6% flat. 7. Divisi PKBL PT ASABRI (Persero) menerapkan prinsip bagi hasil terhadap perjanjian pinjamannya. 8. Pemulihan pinjaman telah dilakukan setiap tahunnya dan tetap diupayakan kembali penagihannya agar dapat terlunasi. 9. Terdapat struktur organisasi yang jelas didalam divisi PKBL ini beserta susunan tugas tertulis untuk masing-masing bagian. 10. Fasilitas operasional seperti faximile, mesin photocopy, komputer, printer, dan telephone sudah memadai. Evaluasi Pengendalian Internal atas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi pengendalian internal atas PKBL. Tujuan dari dilakukannya evaluasi ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari pelaksanaan PKBL tersebut. Evaluasi pengendalian internal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan membuat internal control questionnaire (ICQ). ICQ ini mencakup dari ketiga divisi didalam PKBL, yaitu divisi perencanaan, divisi operasional, dan divisi keuangan PKBL. Dengan kuisioner ini, diajukan pertanyaan yang bersifat sistematis dan terinci mengenai prosedur yang dijalankan melalui metode wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait. Dengan ICQ ini diharapkan nantinya akan terlihat jelas kekuatan dan kelemahan dari aktivitas PKBL yang dijalankan oleh perusahaan. Berikut ini kekuatan dari unsur-unsur pengendalian intern terhadap pelaksanaan PKBL pada PT ASABRI (Persero), yaitu: a. Divisi keuangan yang menangani PKBL terpisah dari divisi keuangan induk perusahaan. b. Dalam mengeluarkan dana harus dengan sepengetahuan dan otorisasi dari pejabat yang berwenang. c. Divisi PKBL memiliki daftar uraian tugas secara tertulis bagi para staffnya. d. Terjalin hubungan yang baik antara divisi perencanaan, divisi keuangan, dan divisi operasional. e. Setiap pembayaran pengembalian pinjaman dari mitra binaan selalu dicatat tepat waktu.

4 f. Laporan Keuangan dicatat setiap triwulan sesuai dengan Per-05/MBU/2007. g. Dalam menerima proposal dari calon mitra binaan, selalu dianalisa kembali kelayakannya meski sudah dianalisa oleh kantor cabang sebelumnya. h. Administrasi untuk bunga dan pinjaman dibukukan secara terpisah. i. Divisi operasional mengendalikan dan melaksanankan kegiatan monitoring, evaluasi, serta pembinaan. j. Melakukan pengisian data kemitraan pada portal PKBL secara berkala. k. Mengevaluasi perbandingan hasil pelaksanaan PKBL secara konsisten tahun ini dengan tahun sebelumnya. l. Laporan keuangan disusun secara direct method sesuai dengan Per-05/MBU/2007. m. Penyaluran dana dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan perjanjian. n. Dalam pelaksanaan PKBL, PT ASABRI (Persero) menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga penyalur sesuai dengan Per-05/MBU/2007. o. Laporan keuangan PKBL PT ASABRI (Persero) dapat diakses terbuka oleh semua pihak meskipun PT ASABRI (Persero) bukan perusahaan yang listing di bursa efek. Sementara itu, kelemahan dari unsur-unsur pengendalian intern atas penerapan program kemitraan dan bina lingkungan adalah sebagai berikut: a. Tidak terdapat pengklasifikasian dalam pemisahan empat kriteria pinjaman. b. Penagihan tidak dilaksanakan secara rutin. c. Pembinaan tidak dilaksanakan secara rutin. d. Terdapat satu anggota keluarga yang mendapat bantuan lebih dari satu kali. e. Terjadinya tunggakan pengembalian pinjaman. Pengujian Tahap Audit Terinci Setelah dilakukan evaluasi pengendalian internal atas program kemitraan dan bina lingkungan, tahap selanjutnya dilakukan pengujian terinci. Pada tahap ini akan dilakukan penilaian atas efektivitas pengendalian intern berdasarkan pengujian ketaatan atau disebut juga compliance test. Pengujian ketaatan bertujuan untuk memperoleh bukti dan informasi agar lebih yakin bahwa perusahaan telah melakukan kegiatan ini berdasarkan prosedur dan kebijakan yang telah diatur. Dalam melaksanakan compliance test, ditentukan terlebih dahulu program pemeriksaan berupa prosedur pengujian ketaatan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan PKBL. Prosedur audit merupakan langkah penting dalam pemeriksaan dan harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mengumpulkan bukti-bukti audit yang diperlukan oleh auditor dalam pemeriksaannya. Didalam pelaksanaan PKBL terdapat empat dokumen utama. Dokumen-dokumen tersebut yang akan dilakukan pengujian kepatuhannya, antara lain: 1. Proposal Proposal ini digunakan dalam mengajukan permohonan sebagai mitra binaan PT ASABRI (Persero). 2. Hasil Survei Hasil survei adalah laporan hasil survei yang telah dilakukan oleh kantor cabang dalam menilai calon mitra binaan. 3. Analisa Analisa berisi laporan terhadap penilaian calon mitra binaan yang dilakukan oleh kantor pusat. 4. Surat Persetujuan Dokumen terakhir adalah surat persetujuan. Surat persetujuan ini dibuat oleh kantor pusat sebagai tanda bahwa proposal pengajuan calon mitra binaan telah disetujui oleh kantor pusat.

5 Sebelum melakukan compliance test, sebelumnya dilakukan pemahaman terhadap prosedur pemeriksaan yang akan dijalankan. Langkah-langkah prosedur yang dilakukan dalam melakukan compliance test adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari prosedur dan kebijakan yang berlaku dalam pelaksanaan PKBL. 2. Memeriksa kelengkapan dokumen yang diperlukan. 3. Memeriksa apakah dokumen yang diperlukan sudah diberi nomor urut untuk memudahkan dalam operasional dan administrasi. 4. Memeriksa otorisasi dan tanda tangan dari pejabat berwenang yang tercantum dalam dokumen terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan PKBL. 5. Memeriksa apakah dokumen tersebut telah disimpan dengan layak dan benar di dalam file penyimpanan. 6. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan. Laporan Hasil Audit Tahap ini merupakan tahap akhir yang berisi kumpulan dari hasil temuan audit yang kiranya menghambat dari kinerja perusahaan. Laporan ini digunakan untuk menyampaikan kendala atau temuan, serta rekomendasi bagi pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat tercapainya ekonomis, efektif dan efisien. Berikut ini adalah beberapa temuan audit selama audit operasional terhadap penerapan program kemitraan dan bina lingkungan pada PT ASABRI (Persero): 1. Tidak terdapat pengklasifikasian dalam pemisahan empat kriteria pinjaman. Kondisi: Pinjaman yang dicatat tidak dipisahkan kriterianya sesuai dengan PER 05/MBU/2007, sehingga pembuatan laporan triwulanan menjadi tidak efektif jika dinilai dari segi waktu. Kriteria: Kejadian ini dapat berdampak pada efektifitas jika dilihat dari segi waktu pengerjaan laporan triwulanan karena harus memisahkan terlebih dahulu pinjaman sesuai dengan PER 05/MBU/2007 yang telah membagi empat kriteria pinjaman yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Seharusnya pada saat pencatatan dilakukan pemisahan pinjaman sesuai dengan klasifikasi pinjamannya agar memudahkan pada saat pembuatan laporan triwulanan. Sebab: Hal ini terjadi karena masalah pinjaman dikendalikan oleh divisi operasional dimana orang yang mengerjakan tidak kompeten dibidangnya. Sehingga kriteria pinjaman yang seharusnya dipisah menjadi campur aduk. Akibat: Dapat mengganggu kinerja dari divisi PKBL itu sendiri karena dalam pembuatan laporan harus dipisahkan lagi pinjamannya sesuai dengan kriteria, hal ini jelas memperlambat waktu pengerjaan laporan triwulan. Rekomendasi: Masalah pinjaman ini dikerjakan oleh divisi keuangan PKBL atau orang yang kompeten agar pinjaman dapat dicatat dan dipisahkan sesuai dengan klasifikasinya, sehingga lebih rapi dan tidak membuang waktu agar laporan yang dibuat dapat selesai tepat waktu. 2. Penagihan tidak dilaksanakan secara rutin. Kondisi: Penagihan pinjaman tidak dilakukan setiap bulannya karena perusahaan sudah menyiapkan rekening khusus untuk menerima pembayaran pinjaman. Sehingga setiap bulannya hanya mengandalkan dari kesadaran masing-masing mitra binaan saja.

6 Kriteria: Meskipun sudah memiliki rekening khusus untuk menerima pembayaran pinjaman setiap bulannya, namun perusahaan tidak boleh hanya tinggal diam menunggu pembayaran setiap bulan. Perusahaan harus aktif dalam menagih karena walau unsur dari kegiatan PKBL ini bersifat sosial, namun uang yang digunakan untuk pinjaman harus tetap ditagih setiap bulannya. Sebab: Tidak ada job description bagi staf untuk melakukan penagihan (tidak ada staf khusus untuk melakukan penagihan). Jadi, penagihan hanya dilakukan sekedarnya saja lewat telepon apabila mitra binaan diketahui tidak kunjung membayar pinjaman. Selain itu, perusahaan juga hanya mengandalkan perjanjian tertulis diatas kertas bermaterai bahwa pinjaman akan dikembalikan (dilunasi) dalam jangka waktu tiga tahun. Akibat: Hal ini dapat mengganggu kinerja perusahaan dalam hal kolektibilitas. Selain itu, para mitra binaan akan menjadi kurang bertanggung jawab dalam mengembalikan pinjaman karena tidak adanya ketegasan dari pihak perusahaan untuk menagih setiap bulannya. Rekomendasi: Perusahaan harus menambah job description untuk menagih pinjaman setiap bulannya. Dengan jumlah keseluruhan staf divisi PKBL yang berjumlah 17 orang, maka seharusnya dapat diusahakan untuk dilakukan penagihan setiap bulannya supaya tidak terdapat tunggakan yang dapat merugikan perusahaan dalam hal kolektibilitas dan merugikan uang negara yang terbuang percuma karena esensi dari PKBL untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup dan perekonomian rakyat kecil tidak dapat tercapai 3. Pembinaan tidak dilaksanakan secara rutin. Kondisi: Pembinaan adalah kegiatan wajib yang diselenggarakan oleh BUMN Pembina untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang bidang usaha yang ditekuni oleh mitra binaan maupun seminar, pelatihan, diklat, pameran, bazaar yang berkaitan dengan usaha mitra binaan sesuai dengan pasal 5 (f) PER 05/MBU/2007. Namun, pembinaan yang dilakukan sangat disayangkan tidak dilaksanakan secara rutin karena alasan keterbatasan dana. Kriteria: Sesuai dengan pasal 5 (f) PER 05/MBU/2007 bahwa BUMN Pembina wajib menyelenggarakan pembinaan agar mitra binaan dapat termotivasi untuk mengembangkan usahanya. Menurut pasal 11 ayat 1 (c) PER 05/MBU/2007 bahwa beban pembinaan maksimal 20% dari dana program kemitraan yang diberikan pada tahun berjalan. Walaupun masih dalam dana kemitraan, namun kegiatan pembinaan ini bersifat hibah bagi mitra binaan karena bertujuan untuk mengembangkan usaha mitra binaan. Sebab: Peraturan yang tertulis didalam PER 05/MBU/2007 sudah jelas. Pembinaan bersifat wajib, namun perusahaan beralasan karena masalah dana. Beban pembinaan maksimal 20% masih dirasa kurang untuk memenuhi pelaksanaan kegiatan pembinaan ini secara rutin mengingat banyaknya mitra binaan yaitu berjumlah 870 orang pada tahun Akibat: Karena keterbatasan pengetahuan akan tata cara pembukuan yang baik, pelatihan keterampilan yang dirasa masih kurang untuk mengembangkan usaha, serta seminar maupun motivasi yang diberikan perusahaan masih belum mencukupi para mitra binaan, usaha yang mitra binaan kembangkan menjadi kurang maju dikarenakan terjadinya masalah dalam pembukuan, tidak

7 adanya inovasi dalam mengembangkan usaha sehingga usahanya kurang laris dipasaran. Hal ini kerap kali berkaitan dengan terjadinya kesulitan dalam melakukan cicilan setiap bulannya. Rekomendasi: Berkaitan dengan hal dana, maka penggunaannya harus diawasi agar pembinaan ini dapat berjalan dengan tepat sasaran kepada mitra binaan yang memang membutuhkan pembinaan. Dengan cara pada saat survei, sebaiknya diperhatikan serta mengukur apakah mitra binaan ini dapat mengembalikan pinjamannya tepat waktu serta untuk pengeluaran dana harus diotorisasi dan sepengetahuan pejabat yang berwenang agar penyimpangan tidak mendapat celah untuk dilakukan. Maka dari itu tim survei harus benar-benar melakukan penyaringan calon mitra binaan tidak hanya sebagai formalitas belaka.. 4. Terdapat satu anggota keluarga yang mendapat bantuan lebih dari satu kali. Kondisi: Bantuan PKBL bersifat umum, sehingga siapapun dan dari kalangan manapun dapat melakukan permohonan sebagai calon mitra binaan selama memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam pasal 3 (1) PER 05/MBU/2007. Namun, dalam pelaksanaannya ternyata dalam satu keanggotaan keluarga dapat mengajukan pinjaman lebih dari satu anggota keluarga, dengan syarat yang diberikan oleh perusahaan bahwa calon mitra binaan harus memiliki usaha masing-masing. Kriteria: Hal ini jelas bertentangan dengan pasal 6 (b) PER 05/MBU/2007 yang menyatakan bahwa BUMN Pembina wajib memberikan informasi kepada calon mitra binaannya untuk menghindari duplikasi pemberian pinjaman dana program kemitraan. Sebab: Lemahnya proses seleksi yang dilakukan oleh kantor cabang yaitu selaku pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan survei calon mitra binaan, juga lemahnya ketelitian dari kantor pusat untuk menyetujui begitu saja pengajuan permohonan dari calon mitra binaan. Akibat: Akibatnya dana bantuan yang diberikan menjadi tidak merata. Karena terjadinya duplikasi pinjaman ini yang dapat mengindikasikan adanya kerjasama untuk memperoleh bantuan dana lebih dari yang seharusnya diberikan. Rekomendasi: Sebaiknya dalam kasus seperti ini kantor pusat dan kantor cabang khususnya selaku yang melakukan survei, lebih jeli sebelum diajukan ke kantor pusat. Apabila diperlukan, dapat menjalin kerjasama dengan pihak ketiga atau lembaga penyalur yang dapat membantu kantor cabang untuk melaksanakan survei. Hal ini kembali lagi kepada esensi dari pelaksanaan PKBL yang bertujuan sebagai sarana untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan usaha kecil menengah. Jangan sampai PKBL ini dijadikan ladang untuk ajang pinjam meminjam saja, tetapi tidak menghasilkan apa-apa. 5. Terjadinya tunggakan pengembalian pinjaman. Kondisi: Untuk lebih jelasnya dalam pengembalian pinjaman, akan disajikan dalam tabel berikut ini:

8 Tabel 2 Kualitas Pengembalian Pinjaman No. Kualitas Jenis Pinjaman 2012 Jumlah Mitra Binaan 1. Lancar 654 orang 2. Kurang Lancar 46 orang 3. Diragukan 3 orang 4. Macet 167 orang Total 870 orang Kriteria: Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa terjadinya kualitas pinjaman yang dibagi menjadi empat kriteria tersebut terdapat 216 mitra binaan yang mengalami kendala dalam mengembalikan pinjamannya. Pengembalian pinjaman itu sendiri telah ditetapkan jangka waktunya selama tiga tahun. (Penulis hanya mendapatkan data pada tahun 2012 saja). Sebab: Penyebab dari terjadinya hal tersebut dikarenakan: a) Adanya perilaku mitra binaan yang menggunakan dana pinjaman dengan tidak semestinya b) Lokasi usaha yang tidak tetap. Ketika usaha sudah berjalan, lokasi usaha yang digunakan terpaksa pindah. Hal ini disebabkan oleh faktor alam maupun oleh faktor internal mitra binaan sendiri c) Mitra binaan kurang motivasi dalam mengembangkan usaha yang dijalankannya d) Bahkan adanya kematian Akibat: Hal ini dapat mengganggu kinerja dari perusahan dalam hal kolektibilitas. Seperti yang tertuang jelas dalam PER 05/MBU/2007 pasal 30 ayat 1 bahwa kinerja program kemitraan merupakan salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN Pembina. Maka dari itu, hal ini harus ditangani dengan serius. Dari hal ini dapat terlihat dari sisi ekonomis, terdapat pengorbanan dari BUMN Pembina yang tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan Rekomendasi: Perlu dilakukan pembenahan terhadap sasaran dari program PKBL ini dengan sebaik-baiknya dengan melakukan seleksi yang ketat agar tidak terjadi hal-hal diatas, terlebih lagi yang menggunakan dana bantuan ini dengan tidak semestinya. Kerjasama yang baik dengan kantor cabang dan lembaga penyalur seharusnya dapat menciptakan internal control yang baik agar penyimpangan tidak mendapat celah untuk dilakukan. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, simpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut: 1. PT ASABRI (Persero) sudah menjalankan PKBL berlandaskan PER 05/MBU/2007. Namun, masih perlu dilakukan perbaikan atas beberapa poin dari pelaksanaannya agar program PKBL ini dapat berjalan dengan lebih baik dan sesuai dengan esensinya yaitu bersifat sosial yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup usaha kecil dan menengah. 2. Berdasarkan hasil dari evaluasi atas sistem pengendalian internal program kemitraan dan bina lingkungan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan internal control questionnaire, ditemukan

9 beberapa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan pada PT ASABRI (Persero) yaitu sebagai berikut: a) Tidak terdapat pengklasifikasian dalam pemisahan empat kriteria pinjaman. b) Penagihan tidak dilaksanakan secara rutin. c) Pembinaan tidak dilaksanakan secara rutin. d) Terdapat satu anggota keluarga yang mendapat bantuan lebih dari satu kali. e) Terjadinya tunggakan pengembalian pinjaman. 3. PKBL yang dijalankan oleh PT ASABRI (Persero) jika dinilai dari segi ekonomis, efektif, dan efisien belum memenuhi kriteria 3E tersebut, dikarenakan dalam pelaksanaannya masih ditemukan tujuan yang tidak dapat tercapai dengan baik, waktu yang terbuang percuma, sumber daya manusia yang cukup namun tidak dapat bekerja dengan optimal, dan terjadinya tunggakan dalam pengembalian pinjaman. Hal ini menyebabkan bahwa PKBL yang dilaksanakan oleh perusahaan kurang optimal. SARAN Untuk memperbaiki setiap kendala diatas, penulis mencoba memberikan saran yang dapat dipertimbangkan oleh divisi PKBL PT ASABRI (Persero) untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Saran perbaikannya yaitu sebagai berikut: 1. Mempekerjakan orang yang kompeten di bidangnya, sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan dengan lancar. 2. Membagi tugas dengan membuat peraturan tertulis untuk melaksanakan penagihan, serta adanya ketegasan serta komitmen dari perusahaan untuk benar-benar menjalankan PKBL ini sesuai dengan PER 05/MBU/ Dana yang digunakan harus benar-benar dipersiapkan dan digunakan dengan semestinya. Dibutuhkan seleksi yang ketat untuk pengeluaran serta otorisasi dari pihak yang berwenang agar penyimpangan tidak memiliki celah untuk dilakukan. 4. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga atau lembaga penyalur untuk membantu survei secara independen agar survei terhindar dari adanya duplikasi pinjaman yang selama ini terjadi. 5. Perlu dilakukan pembenahan proses seleksi. Proses seleksi calon mitra binaan harus dilakukan oleh orang yang independen agar hasil seleksi menjadi baik kualitasnya. Sehingga hal-hal yang menyimpang semakin kecil kemungkinannya untuk dilakukan. REFERENSI Agoes, S. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I. (edisi 3). Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agoes, S. (2008). Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid II (edisi 3). Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Arens, A.A, Elder, J.E., & Beasley, M.S. (2010). Alih bahasa oleh Wibowo, H (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. (edisi keduabelas). Jakarta: Penerbit Erlangga. Bayangkara, I.B.K. (2008). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. BUMN. (2007). Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per- 05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

10 dengan Usaha Kecil dan Ptogram Bina Lingkungan. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara. BUMN. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara. BUMN. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara. BUMN. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Bina Lingkungan Perseroan Terbatas. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Hall, J.A. Alih bahasa oleh Fitriasari, D., Kwary, D.A. (2007). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Hery (2011). Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi. Jakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Fajar Interpratama Offset. Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari Jakarta: Salemba Empat. Tunggal, A.W. (2008). Dasar-Dasar Audit Operasional. Jakarta: Harvarindo. Whittington, O.R., & Pany, K. (2001). Principles of Auditing and Other Assurance Service (13thed). New York: McGraw-Hill, Inc. William F. Messier., Jr, Steven. M. Glover., Douglas, F. Prawitt. Alih bahasa Hinduan, Nuri (2005). Auditing and Assurance Service Buku Satu (edisi empat). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. RIWAYAT HIDUP Sanda Prahesti lahir di Jakarta pada 3 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi pada tahun 2013.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Auditing 2.1.1. Pengertian Audit Berikut ini berbagai macam pengertian audit menurut beberapa ahli, yaitu: 1. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang

Lebih terperinci

PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA

PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA Hizkia Rendy Sutantijo Gatot Imam Nugroho, Drs, Ak, MBA BINUS UNIVERSITY, Jl. Kemanggisan Ilir III/45,

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA DIMAS RADITO SURYO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email : radito.dimas@gmail.com Dosen

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU Susanti Jln. Kepa Duri Mas no.413c 08176739949 uchanz_13@yahoo.com Dosen Pembimbing Sudarmo, Drs., MM ABSTRAK Penjualan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil oleh pemagang adalah secara keseluruhan sistem informasi akuntansi dalam siklus pembelian

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT TAKENAKA INDONESIA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT TAKENAKA INDONESIA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT TAKENAKA INDONESIA Adhe Rizkiyanto (1401078355) Universitas Bina Nusantara 081286230853 adhe.rizkiyanto@yahoo.com Drs. Sudarmo, M.M. (D1138) ABSTRAK

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG ANNISA SYAFIRA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. fungsi kasir. Sistem otorisasi yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero)

BAB V PENUTUP. fungsi kasir. Sistem otorisasi yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan pada PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Banyuwangi, dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem pengendalian intern

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY)

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) RENDY IRAWAN Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA Adeline adeline.hermawan@gmail.com Pembimbing Almatius Setya Marsudi, SE., Ak., M.Si ABSTRAK Persaingan usaha yang semakin ketat dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 64 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada perusahaan dan dari analisa yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan bahwa audit manajemen yang diterapkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) mendifinisikan auditing yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) mendifinisikan auditing yaitu: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Pengertian Audit Menurut William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) mendifinisikan auditing yaitu:

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENERIMAAN KAS DANA PENSIUN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BANYUWANGI

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENERIMAAN KAS DANA PENSIUN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BANYUWANGI i EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENERIMAAN KAS DANA PENSIUN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BANYUWANGI RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : GUSTI AYU MADE DESSINTA UTAMI NIM : 2013411026

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan prosedur audit dan pengujian subsequent pada data piutang usaha PT. AR. Peneliti akan mengungkapkan

Lebih terperinci

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN (Studi Kasus pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di PT Dharma Sakorindo Perkasa serta pembahasan hasil penelitian dalam bab 4, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ialah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian Test of Control penjualan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengujian Test of Control penjualan penting dilakukan dalam audit pada

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISISAN

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISISAN AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISISAN ALIF WISNU BARATA GATOT IMAM NUGROHO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan menjamin dan melindungi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk BAB 4 PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional terhadap pelaksanaan program kemitraan dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk mencakup pelaksanaan dari unit Program

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK Retno Martanti Endah L Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas penjualan di PT KKM maka peneliti dapat menyimpulkan : 1. Kebijakan dan prosedur

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 75 96 EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN Oleh Iriyadi Dosen Pada Sekolah

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar 1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar negeri yang kualitasnya lebih baik. Seiring dengan hal

Lebih terperinci

TINJAUAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT

TINJAUAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT TINJAUAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT Mirna Mardania Universitas Komputer Indonesia Abstrak Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api

Lebih terperinci

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Koperasi 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Buana Indonesia adalah Koperasi yang berikrar pada tanggal 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Definisi Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, H.(2006:4), Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN Cathrine Aprillia, Ahmad Adri, Drs., Ak.,MBA Graha Indah BA 15, 082124942871, cathrineaprillia@yahoo.com ABSTRAK PT. Samudra Mandiri

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. WILLINDO SUKSES ABADI

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. WILLINDO SUKSES ABADI AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. WILLINDO SUKSES ABADI Fifimayasari Ahmad Adri, Drs., Ak., MBA, Jl.Komplek Sandang No.A5/A, 0819 100 333 99, xhie_fhy@ymail.com ABSTRAK Audit Operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang memuat pasal tentang kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan, membuat isu Corporate Social

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK MENCEGAH KECURANGAN PADA FUNGSI PEMBELIAN DI PT. UACJ-INDAL ALUMINUM GRESIK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK MENCEGAH KECURANGAN PADA FUNGSI PEMBELIAN DI PT. UACJ-INDAL ALUMINUM GRESIK Hal 15-20 ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK MENCEGAH KECURANGAN PADA FUNGSI PEMBELIAN DI PT. UACJ-INDAL ALUMINUM GRESIK Ketut Ariasna, Meri Zuanah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Kata Kunci : Audit Manajemen, Pelayanan Jasa, dan Hotel

Kata Kunci : Audit Manajemen, Pelayanan Jasa, dan Hotel AUDIT MANAJEMEN ATAS PELAYANAN JASA PADA BLUE SKY PANDURATA BOUTIQUE HOTEL JESISCA NATALIA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email: jesisca.natalia@gmail.com

Lebih terperinci

Teknik Sampling Pada Saldo Akun Beban Usaha Atas UPT Puskesmas Rawat Jalan ABC Periode 2016

Teknik Sampling Pada Saldo Akun Beban Usaha Atas UPT Puskesmas Rawat Jalan ABC Periode 2016 Teknik Sampling Pada Saldo Akun Beban Usaha Atas UPT Puskesmas Rawat Jalan ABC Periode 2016 Sukma Wanti 1)*, Artie Arditha R 2), Maryani 3) 1)2)3) Program Studi Akuntansi Jurusan Ekonomi dan Bisnis, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN TSP merupakan suatu komitmen dari dunia usaha untuk bertidak secara etis dengan memberi kontribusi bagi pengembangan masyarakat di sekitar operasionalisasi perusahaan. Dalam

Lebih terperinci

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste AUDIT OPERASIONAL TERHADAPA PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TRIA DIPA MEDIKA Ridwan Zulpi Agha 1405010667 Rz.agha@student.gunadarma.ac.id Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penulis telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan pada Twin Tulipware, terutama pada aktivitas pencatatan persediaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, sehingga dalam dunia usaha dewasa ini muncul

Lebih terperinci

Laporan aktivitas PKBL, dimana aset neto akhir tahun 2015 sebesar Rp

Laporan aktivitas PKBL, dimana aset neto akhir tahun 2015 sebesar Rp KEHADIRAN PADA RUPS RUPS Tahunan 2016 dihadiri oleh Komisaris Utama dan seluruh anggota Dewan Komisaris, termasuk Ketua dan anggota Komite yang ada di bawah Dewan Komisaris serta Direktur Utama dan seluruh

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. dilakukan pada PT Solihin Jaya, beberapa hal yang ditemukan yaitu:

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. dilakukan pada PT Solihin Jaya, beberapa hal yang ditemukan yaitu: BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Sesuai dengan pelaksanaan audit operasional yang telah dilakukan pada PT Solihin Jaya, beberapa hal yang ditemukan yaitu: 1. Rangkap tugas yang diemban

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR BISNIS ASDEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia Telp. 021-29935678

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai populer setelah ada kewajiban setiap BUMN menyisihkan 1% -3% keuntungan untuk program kredit

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. PINDAD)

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. PINDAD) ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. PINDAD) Pada masa era globalisasi saat ini, agar dapat bertahan dan menonjol di dunia bisnis yang ditekuninya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, selain usaha swasta dan koperasi. Melalui Peraturan Pemerintah No.3 tahun 1983, pemerintah mengamanatkan BUMN untuk

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PEMBERIAN KREDIT UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET (Studi Kasus Pada PT.BPR Surya Artha Guna Mandiri Kediri)

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PEMBERIAN KREDIT UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET (Studi Kasus Pada PT.BPR Surya Artha Guna Mandiri Kediri) AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PEMBERIAN KREDIT UNTUK MENCEGAH KREDIT MACET (Studi Kasus Pada PT.BPR Surya Artha Guna Mandiri Kediri) Fransisca Natalia Tumurang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh BUMN untuk melaksanakan Program

Lebih terperinci

Kuesioner Variabel Independen Peranan Audit Internal

Kuesioner Variabel Independen Peranan Audit Internal Kuesioner Variabel Independen Peranan Audit Internal NO Pertanyaan Ya 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi perusahaan secara tertulis? 2 Apakah dalam struktur organisasi perusahaan tercantum

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) 31 Desember 2014 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian negara yang semakin maju dan berkembang. Di Indonesia dunia perbankan memiliki peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 94 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan CV. Wujud Unggul ini memiliki pengendalian internal yang baik pada siklus penjualan kredit. Hal ini dibuktikan dengan adanya 5 kerangka COSO yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai audit. Salah satunya menurut William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia membuat semakin tinggi tingkat persaingan. Persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan dalam bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: internal audit, internal control, independent, competent. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: internal audit, internal control, independent, competent. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Internal controls may not run properly without the supervision of the management but as the company grows in activities that run the company more and more because it was necessary for the management

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG ELITA Perum BTN Buni Asih Jalan Delima B4 No.30 Cikarang, 085921680176, lita_niez@rocketmail.com Gatot

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang pernah terjadi di beberapa negara Asia telah menyadarkan kita semua bahwa sesungguhnya yang menjadi penyebab utama dari krisis ekonomi adalah

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR

PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR Chandra Pribadi Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Maestro Giovani Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perbedaan pendapat mengenai pengaruh audit tenure dan rotasi auditor terhadap audit quality sudah sering menjadi perdebatan. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46

AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46 AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46 Putra Yudhistira Putra Jl. Tumaritis No 4B Cilandak Barat, Jakarta Selatan 081288150748 putra@resvogue.com Pembimbing Martin

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Theresia Alien Novianty Binus University, Kebon Jeruk,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di PT.MS dan didukung dengan landasan teori ada, penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah perusahaan dagang dimana aktivitas penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sistem pengendalian internal pada PT. Winiharto secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negara-negara

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil dari penelitian yang berhubungan dengan penerapan prosedur pemeriksaan atas persediaan, maka pemagang

Lebih terperinci

Retno Martanti Endah Lestari Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Fahmi Kaffata Aqieda Mahasiswa ABSTRAK

Retno Martanti Endah Lestari Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Fahmi Kaffata Aqieda Mahasiswa ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI LISTRIK DAN PENERIMAAN KAS PLTD WILAYAH DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN PADA PT PLN (PERSERO) Retno Martanti Endah Lestari Dosen Tetap Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli. Menurut Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT Pirdaus Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA BPR BANK PASAR KOTA BOGOR

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA BPR BANK PASAR KOTA BOGOR PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA BPR BANK PASAR KOTA BOGOR Tiara Timuriana Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Ani Ganitasari Mahasiswa

Lebih terperinci

Oleh : Bela Rosida Rakhim. Dosen Pembimbing : Dr. Sumiati, SE., M.Si

Oleh : Bela Rosida Rakhim. Dosen Pembimbing : Dr. Sumiati, SE., M.Si MANAJEMEN KREDIT PADA PROGRAM KEMITRAAN PT. PUPUK KALTIM (Studi Kasus Di Departemen Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan) Oleh : Bela Rosida Rakhim Dosen Pembimbing : Dr. Sumiati, SE., M.Si ABSTRAK PT.

Lebih terperinci

Abstract. INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT ON THE REALIZATION OF A GOOD CORPORATE GOVERNANCE AT PT. KAI (Persero) BANDUNG

Abstract. INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT ON THE REALIZATION OF A GOOD CORPORATE GOVERNANCE AT PT. KAI (Persero) BANDUNG Abstract INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT ON THE REALIZATION OF A GOOD CORPORATE GOVERNANCE AT PT. KAI (Persero) BANDUNG Accountants play an important role on the implementation of a good corporate governance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA USP.SWAMITRA RAMBAH PASIR PENGARAIAN

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA USP.SWAMITRA RAMBAH PASIR PENGARAIAN ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA USP.SWAMITRA RAMBAH PASIR PENGARAIAN Eko Dedy Supriyanto Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian ekhodeddy@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan penagihan Piutang Rekening Listrik (PRL) di PT PLN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan penagihan Piutang Rekening Listrik (PRL) di PT PLN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang PRL di PT PLN (Persero) Rayon Cilacap, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan penagihan Piutang Rekening Listrik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan fraud risk assessment yang telah dilakukan pada siklus persediaan di Perusahaan dan didukung oleh teori yang diterapkan maka diperoleh

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA ANOA KENDARI. Oleh. Andi Trisno M. Ch. Rimporok Safaruddin

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA ANOA KENDARI. Oleh. Andi Trisno M. Ch. Rimporok Safaruddin AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA ANOA KENDARI Oleh Andi Trisno M. Ch. Rimporok Safaruddin Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

Eliana Kusuma, Syafi i, Mahsina Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas Bhayangkara Surabaya

Eliana Kusuma, Syafi i, Mahsina Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS FUNGSI DAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN KINERJA MANAJEMEN PRODUKSI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO) Eliana Kusuma, Syafi i, Mahsina Program

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA PT ASABRI (PERSERO) SKRIPSI. Oleh: SANDA PRAHESTI

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA PT ASABRI (PERSERO) SKRIPSI. Oleh: SANDA PRAHESTI AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA PT ASABRI (PERSERO) SKRIPSI Oleh: SANDA PRAHESTI 1301048156 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2013 AUDIT OPERASIONAL TERHADAP

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan uraian dan analisis dari bab-bab sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan atas prosedur rekrutmen dan seleksi. Berdasarkan

Lebih terperinci