Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa"

Transkripsi

1 Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa Heri Muchdiyono, dr, MKes Derajad Kesehatan. Status kesehatan masyarakat memiliki beberapa faktor pengaruh yaitu faktor perilaku masyarakat, faktor lingkungan fisik dan non fisik, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor kependudukan atau keturunan (Blum, 1974). Sesuai dengan konsep Blum, kita dapat melihat status kesehatan berdasarkan angka kesakitan dan kematian di suatu wilayah. Untuk menghilangkan atau mengurangi kesakitan dan kematian diperlukan: 1. Kebersamaan banyak pihak 2. Pendekatan kemasyarakatan bidang kesehatan 3. Peningkatan peran serta masyarakat dan sektor terkait di bidang kesehatan 4. Perbaikan empat faktor yang mempengaruhi derajad kesehatan (Konsep Blum) Indonesia Sehat 2010 merupakan Visi Departeman Kesehatan. Visi ini adalah upaya pencapaian untuk mewujudkan peningkatan derajad kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian tersebut, maka ditetapkan indikator-indikator Indonesia Sehat 2010 dan dikelompokkan menjadi: 1. Indikator Derajad Kesehatan merupakan hasil akhir yang terdiri atas indikator mortalitas, indikator morbiditas, dan indikator status gizi. 2. Indikator Hasil Antara terdiri atas indikator status lingkungan, indikator perilaku hidup masyarakat, dan indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan. 3. Indikator Proses dan Masukan terdiri atas indikator-indikator pelayanan kesehatan, indikator sumber daya kesehatan, indikator

2 manajemen kesehatan dan indikator konstribusi sektor-sektor terkait. Desa Siaga. Visi Departemen Kesehatan dan Pembangunana Kesehatan adalah Indonesia Sehat Untuk mencapai misi tersebut, maka nilai-nilai yang harus diperhatikan adalah berpihak kepada rakyat, bertindak cepat, tepat, dan kerja tim. Nilai-nilai ini diharapkan menjadikan rakyat sehat sehingga masyarakat dapat mandiri untuk hidup sehat. Grand strategi Dep Kes RI dalam mencapai tersebut adalah menggerakkan dan memberdayakan: 1. Masyarakat untuk hidup sehat. 2. Askes masyarakat terhadap yankes yang berkualitas. 3. Sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan. 4. Pembiayaan kesehatan. Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawat daruratan kesehatan) secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat. Tujuan dibentuknya desa siaga adalah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan di desanya. Dengan terbentuknya desa siaga diharapkan mampu meningkatkan: 1. Pengetahuaan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan melaksanakan PHBS. 2. Kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dan tetangga. 3. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya kesehatan seperti bencana alam dan wabah penyakit. 4. Kesehatan lingkungan desa. 5. Dukungan dan peran-aktif stake-holders dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan keluarga dapat membantu untuk mengembangkan desa siaga. Pihak-pihak tersebut yaitu tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, media masa, dll. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijkan, peraturan perundang-undangan,

3 dana, tenaga, sarana, dll yaitu kepala desa, camat, pejabat PEM lainnya, dunia usaha, donator dan stakeholders lainnya. Desa siaga memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Poliklinik kesehatan desa yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar. Masyarakat dapat mengembangkan poliklinik dari pondok bersalin desa. 2. Sistem surveilans (penyakit, gizi, kesling dan PHBS) berbasis masyarakat yang berfungsi dengan baik. 3. Sistem pelayanan gawat darurat berbasis masyarakat. 4. Sistem pembiayaan kesehatan mandiri berbasis masyarakat. 5. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Upaya pengembangan peran serta masyarakat dilakukan melalui proses pembelajaran yang terorganisasi dengan basis pengorganisasian masyarakat melalui tahapan: 1. Mengidentifikasi masalah, penyebab dan sumber daya melalui Survei Mawas Diri dilanjutkan dengan mendiagnosis dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan selanjutnya menetapkan dan melaksanakan pemecahan kemudian memantau dan mengevaluasi untuk membina kelestariannya. 2. Pembentukan Tim Tingkat Kabupaten dengan melibatkan lintas sektor terkait dan lintas program serta LSM dalam forum desa siaga tingkat kabupaten, demikian juga dibentuk tim yang sama dalam forum desa siaga. 3. Pengembangan tim desa siaga tingkat kecamatan, membentuk dan membina forum masyarakat desa untuk bisa mengenali masalah kesehatan di wilayah. 4. Survey Mawas Diri. Pada Survei Mawas Diri hasilnya adalah masalah-masalah kesehatan, penyebab masalah (termasuk perilaku hidup sehat) kondisi UKBM dan potensi-potensi di desa. 5. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Hasil dari SMD yang sudah dirapatkan pada forum- forum desa atau dimusyawarahkan untuk mendapatkan mufakat tentang urutan prioritas masalah kesehatan di

4 desa, rencana operasional pemecah setiap masalah kesehatan pertama dan garis- garis besar rencana pemecahan masalah kedua, ketiga dst. 6. Pelaksana kesehatan. Pelaksa kegiatan oleh masyarakat adalah kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan perangkat desa/dusun. 7. Meningkatkan motivasi kader. Diagram berikut ini menggambakan indikator keberhasilan desa siaga. Input Ada/tidaknya forum masyarakat desa Ada/tidaknya pos dan saran Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan) Ada/tidaknya UKBM lain Proses Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa Berfungsi/tidaknya PKD Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada Berfungsi/tidaknya system kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat daruratan dan bencana Berfungsi/tidaknya system surveilans (pengamatan dan pelaporan) Ada/tidaknya kunjungan rumah untuk kadarzi dab PHBS (oleh Nankes dan Kader) Output Cakupan Yankes PKD Cakupan pelayanan UKBM Jumlah kasus kegawatdaruratan dan kejadian luarbiasa ( KLB ) yang dilaporkan/diatasi Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS

5 Outcome indikator keberhasilan desa siaga adalah jumlah: 1. Penderita sakit (kesakitan kasar) 2. Penderita gangguan jiwa 3. Ibu melahirkan yang meninggal dunia 4. Bayi dan balita yang meninggal dunia 5. Balita dengan gizi buruk Pendekatan Kemasyarakatan. Pendekatan Kemasyarakatan adalah serangkaian kegiatan sistematis, terencana, terarah untuk menggali, meningkatkan, mengarahkan peran serta masyarakat, pemnfaatan potensi yang ada untuk memecahkan masalah. Tujuan pendekatan kemasyarakatan adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali masalah kesehatan di wilayahnya (Community Diagnose), masyarakat dapat memerinci beberapa permasalahan kesehatan yang ada sekaligus mendapatkan beberapa alternative pemecahannya (Community Prescription) disamping itu masyarakat dapat melakukan kegiatan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya sesuai potensi yang ada di wilayahnya (Community Treatment) dan sekaligus melakukan evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam mengatasi permaslahan kesehatan yang ada (Community Evaluation). Langkah-langkah yang dilakukan oleh Dokter Muda adalah: 1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat yang dilakukan oleh Dokter Muda pendekatan kepada kader kesehatan, tokoh agama, PKK Desa, Perangkat Desa/dusun dan tokoh masyarakat lainnya. 2. Survey Mawas Diri (SMD) untuk mendapatkan data nyata permasalahan kesehatan di desa dilakukan oleh tokoh masyarakat bersama dengan Dokter Muda dalam rangka Community Diagnose 3. Musyawarah mufakat dilakukan dalam pertemuan bersama masyarakat untuk mencapai suatu kesepakatan yang lebih dikenal dengan Musyawarah Masyarakat Desa/Dusun (MMD) bidang kesehatan, menyampaikan hasil dari survey mawas diri dengan beberapa masalah kesehatan yang didapatkan dan upaya pemecahannya sekaligus perencanaan kegiatan pemecahan masalah tsb ( Community Prescription )

6 4. Pelaksanaan kegiatan. Dari hasil MMD bidang kesehatan beberapa kegiatan pemecahan masalah baik fisik maupun non fisik yang akan dilakukan baik jangka pendek, menengah dan panjang. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh masyarakat desa (Community Treatment). 5. Pembinaan dan Pengembangan. Referensi 1. Suparmanto,.S A,.2006.Pengembangan Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa. Depkes RI, Jakarta 2. Dinkes. Prop. DIY, 2008, Pelaksanaan dan Pengembangan Desa Siaga DIY, Jogjakarta 3. Depkes RI,2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propins, Sehat Kab / Kota Sehat, Jakarta. 4. Depkes RI. Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jakarta.. 5. Depkes RI, 1995, Pendekatan Kemasyarakatan, Jakarta. 6. Dinkes Prop Jateng, 2006, Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di Jateng, Semarang. 7. Depkes RI, 2007, Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga, Jakarta. 8. Depkes RI, 2007, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Petugas Kesehatan Dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta. 9. Depkes RI, 2007, Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta. 10. Depkes RI, 2007, Kurikulum dan Modul Pelatihan Petugas Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta.

Poliklinik Kesehatan Desa

Poliklinik Kesehatan Desa Poliklinik Kesehatan Desa Oleh : 1. Diyan Mayangsari (090949) 2. Retno (101065) 3. Ayu Andriani (111112) 4. Siti Marfuah (111113) 5. Ewi Susilaningsih (111140) 6. Ummu Halida (111171) 7. Titah Adista (111172)

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF Seri Desa Siaga Aktif MENUJU MASYARAKAT BER-PHBS di Desa Membangun menuju Desa Peradaban BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan 2010 Gerakan Sadar PHBS cara murah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan. 3. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan. 3. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan: 1. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan 2. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kewajiban Keikutsertaan Masyarakat di Bidang Kesehatan 3. Masih tingginya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN DESA SIAGA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN DESA SIAGA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN DESA SIAGA A. Pendahuluan Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi

Lebih terperinci

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin a. Pengertian 1) Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembukaan UUD 1945, mencantumkan tujuan nasional bangsa Indonesia yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2007 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RW SIAGA KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF. Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF. Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas MASALAH KESEHATAN di BALI Unfinished agenda : DBD, Diare, dll Emerging disease : PTM (Diabetes, Kanker,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dimana Negara berkewajiban melindungi segenap tumpah darah Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi sehingga perlu dijaga, dilindungi dan ditingkatkan kualitasnya. Kesehatan juga merupakan faktor penting untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (2014) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diartikan sebagai bentuk pengembangan

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN REVIEW KEBIJAKAN PADA INDIKATOR PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI PROVINSI JAWA TIMUR

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN REVIEW KEBIJAKAN PADA INDIKATOR PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI PROVINSI JAWA TIMUR JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN VOLUME 12 No. 04 Desember 2009 Halaman 176-182 Evie Sopacua, dkk.: Review Kebijakan Pada Indikator Pengembangan... Makalah Kebijakan REVIEW KEBIJAKAN PADA INDIKATOR

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa A LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN NOMOR : 443/ /DINKES/2007 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN NOMOR : 443/ /DINKES/2007 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN NOMOR : 443/ /DINKES/2007 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM DESA SIAGA DINAS KESEHATAN MERANGIN TAHUN 1997 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kesehatan. menyediakan pengalaman jasa yang memuaskan selama periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kesehatan. menyediakan pengalaman jasa yang memuaskan selama periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan adalah persepsi pelanggan mengenai superioritas jasa pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat Membuat Masyarakat Sehat

Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat Membuat Masyarakat Sehat I. DESA SIAGA Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT 1. Pendahuluan Dalam rangka mengoptimalkan fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS A. PENDAHULUAN Desa siaga kesehatan adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGHITUNGAN BIAYA PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF

PETUNJUK TEKNIS PENGHITUNGAN BIAYA PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF PETUNJUK TEKNIS PENGHITUNGAN BIAYA PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF i ii KATA PENGANTAR Desa dan merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kesehatan Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkunagan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Oleh

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM MODUL 1 1 TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM SETELAH MENGIKUTI SESI INI, PESERTA LATIH MAMPU MEMFASILITASI PENGGERAKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEMITRAAN 2 TUJUAN PEMBELAJARAN B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang - Banten yang terletak di Jalan Ki Mas Jong No. 11 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA MADIUN

EVALUASI PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA MADIUN EVALUASI PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA MADIUN Istikomah, Muhidin 1*, Sri Subekti 1, Agnes V. Sugiartiningsih 1, Nunung Handayani 1 1. Program D3 Akademi Keperawatan Dr. Soedono Madiun, Jawa Timur

Lebih terperinci

PERSEPSI KEPALA KELUARGA TERHADAP PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI DESA NGEMPLAK KECAMATAN KARTASURA

PERSEPSI KEPALA KELUARGA TERHADAP PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI DESA NGEMPLAK KECAMATAN KARTASURA PERSEPSI KEPALA KELUARGA TERHADAP PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI DESA NGEMPLAK KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan Oleh : ANIS SARI LISTIANI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN KEPALA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010 PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN 2010 Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010 I. PENDAHULUAN Visi dan Misi Depkes RI Utk mencapai Visi tersebut dibuat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016-2021 SASARAN program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle) 1 Penurunan Angka Kematian Bayi : Jumlah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabanan sebesar 58,9/100.000 kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI tahun 2014 sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

Surveilans Berbasis Masyarakat Surveilans berbasis masyarakat merupakan upaya kesehatan untuk melakakun penemuan kasus/masalah kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat yang kemudian diupayakan pemecahan

Lebih terperinci

Retno Sri Wulandari. et al., Evaluasi Program Desa Siaga Di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa...

Retno Sri Wulandari. et al., Evaluasi Program Desa Siaga Di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa... 1 EVALUASI PROGRAM DESA SIAGA DI DESA KEMUNING LOR KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012 (The Evaluation Of Siaga Village Program In Kemuning Lor Village Arjasa Subdistrict Jember Regency At Year

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tahun 2003 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen kesehatan pada periode 2005-2009.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005 2009 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI [Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K)] NOMOR 331/MENKES/SK/V/2006 RENCANA STRATEGI DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

Visi & Misi Dinas Kesehatan Karawang

Visi & Misi Dinas Kesehatan Karawang Visi & Misi Dinas Kesehatan Karawang VISI Terwujudnya Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat MISI 1. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Lingkungan 3. Meningkatkan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PROMKES PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG NO DOK : NO. REVISI: HALAMAN:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PROMKES PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG NO DOK : NO. REVISI: HALAMAN: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PROMKES PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG NIP.19751231 199503 1 005 Kegiatan penyuluhan yang di tampilkan di institusi bersangkutan seperti puskesmas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PENGELOLAAN DESA SIAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR TAHUN DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR. Jalan Kapten Jamhur No. 41 Kota Banjar

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR TAHUN DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR. Jalan Kapten Jamhur No. 41 Kota Banjar RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR TAHUN 2014-2018 DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR Jalan Kapten Jamhur No. 41 Kota Banjar Tahun 2014 KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan di Kota Banjar sebagai program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEHATAN. pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya

INDIKATOR KESEHATAN. pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya INDIKATOR KESEHATAN pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya Pendahuluan Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat telah dilakukan Namun, bila dibandingkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Lebih terperinci

BAB V HASIL KEGIATANPOSYANDU KUNTUM MEKAR 18. Tabel 5.1 Hasil Kegiatan Program Pokok NO INDIKATOR CAKUPAN K/S 100 % 100% -

BAB V HASIL KEGIATANPOSYANDU KUNTUM MEKAR 18. Tabel 5.1 Hasil Kegiatan Program Pokok NO INDIKATOR CAKUPAN K/S 100 % 100% - BAB V HASIL KEGIATANPOSYANDU KUNTUM MEKAR 18 5.1 Hasil Kegiatan Program Pokok Tabel 5.1 Hasil Kegiatan Program Pokok NO INDIKATOR CAKUPAN 2012 2013 2014 1. GIZI K/S 100 % 100% - D/S 83,33% 91,48% - N/S

Lebih terperinci

SURVEY MAWAS DIRI (SMD)

SURVEY MAWAS DIRI (SMD) SURVEY MAWAS DIRI (SMD) SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : Nama Puskesmas : Puskesmas Tg.Balai Nama Kepala Puskesmas Dr.ADE KRISTIAWAN NIP. 197401242006041010 A. Pengertian Survey

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 266 /KUM/2012 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 266 /KUM/2012 TENTANG BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 266 /KUM/2012 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA OPERASIONAL DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2012 BUPATI BARITO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM A. Pendahuluan Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kader Kesehatan 1. Pengertian Kader Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal telah memperlihatkan pencapaian

Lebih terperinci

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI Adalah : Upaya kesehatan yang memanfaatkan latihan fisik atau

Lebih terperinci

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

PENGUATAN PERAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DALAM MANAJEMEN KESEHATAN

PENGUATAN PERAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DALAM MANAJEMEN KESEHATAN 2/15/2018 1 PENGUATAN PERAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DALAM MANAJEMEN KESEHATAN POKOK BAHASAN Definisi dan ruang lingkup : Surveilans epidemiologi upaya penguatan (strengthening) - manajemen kesehatan (MK)

Lebih terperinci

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Daftar Isi Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Bab 2 : Gambaran Pelayanan Puskesmas Kabupaten Probolinggo 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur

Lebih terperinci

PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG NO. DOK : NO. REVISI : HALAMAN :

PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG NO. DOK : NO. REVISI : HALAMAN : PENYULUHAN DALAM GEDUNG PENYULUHAN DALAM GEDUNG Kegiatan penyuluhan yang ditampilkan di Institusi bersangkutan seperti Puskesmas ataupun Puskesmas Pembantu Tujuan Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU i HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Tiga)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK 280507 1 PEMBANGUNAN KESEHATAN MEMPUNYAI VISI INDONESIA/ MASYARAKAT SEHAT, DIANTARANYA DILAKSANAKAN MELALUI PELAYANAN KESEHATAN OLEH

Lebih terperinci

PUSKESMAS 3 April 2009

PUSKESMAS 3 April 2009 PUSKESMAS 3 April 2009 By Ns. Eka M. HISTORY Thn 1925 Thn 1951 Thn 1956 Thn 1967 Hydrich Patah- Leimena Y. Sulianti Ah.Dipodilogo > Morbiditas & Mortalitas Bandung Plan Yankes kuratif & preventif Proyek

Lebih terperinci

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015 Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian

Lebih terperinci

FORMAT RENCANA USULAN KEGIATAN

FORMAT RENCANA USULAN KEGIATAN FORMAT RENCANA USULAN KEGIATAN I. PENDAHULUAN: a. LATAR BELAKANG b. TUJUAN c. VISI, MISI, TUPOKSI PUSKESMAS, DAN TATA NILAI Rencana usulan kegiatan ini disusun berdasarkan visi, misi, tupoksi dan tata

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator derajat kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN Jalan Simpang L.A. Sucipto No. 45 Telp. (0341) 406878 M A L A N G KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG NOMOR : 188.47/ 95 / 35.73.306/ 2015 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(yulaikhah, 2010) Tujuan asuhan

Lebih terperinci

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas PUSKESMAS SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas : ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat Rakerkesnas th. 1968 di Jakarta Awal puskesmas dibagi beberapa kategori : 1. Tipe A (dipimpin : dokter penuh)

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM UPAYA PROMOSI KESEHATAN UPT PUSKESMAS NGADIROJO

KERANGKA ACUAN PROGRAM UPAYA PROMOSI KESEHATAN UPT PUSKESMAS NGADIROJO KERANGKA ACUAN PROGRAM UPAYA PROMOSI KESEHATAN UPT PUSKESMAS NGADIROJO A. PENDAHULUAN Dalam implementasi visi pembangunan yang di tetapkan oleh kementerian Republik Indonesia yaitu Masyarakat sehat yang

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

( Nenti Manurung ) (... )

( Nenti Manurung ) (... ) Lampiran 1 ANALISIS PERILAKU STAKEHOLDERS TINGKAT DESA TENTANG PENGEMBANGAN DESA SIAGA AKTIF DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 ------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No. PUSKESMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM Revisi Halaman 1. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran program adalah Kegiatan mencari, menemukan,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KESIAPAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2009

ANALISIS KESIAPAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2009 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KESIAPAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2009 MANUSKRIP OLEH : ENDANG SUMPENA NPM : 0706188605 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA SIAGA DI DESA TANJUNG MEDANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUPAT UTARA KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 Muhammad Nurman Dosen

Lebih terperinci

SINERGITAS DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DENGAN STBM drg. Rarit Gempari, MARS Puspromkes

SINERGITAS DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DENGAN STBM drg. Rarit Gempari, MARS Puspromkes SINERGITAS DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DENGAN STBM drg. Rarit Gempari, MARS Puspromkes Unsur -Unsur Desa/Kelurahan Siaga Aktif 2 PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) Pemberdayaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pertanyaan penelitian dan fokus-fokusnya yang telah ditetapkan pada bab

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pertanyaan penelitian dan fokus-fokusnya yang telah ditetapkan pada bab V. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian dan fokus-fokusnya yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya. Bab ini akan mengemukakan

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2010

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2010 Penanggulalang maslah kurang gizi balita di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor dengan PD melalui pengembangan program Corporate Social Responsibility (CSR) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2010 1

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN POS KESEHATAN DESA. Kementerian Kesehatan RI 2012 POS KESEHATAN DESA

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN POS KESEHATAN DESA. Kementerian Kesehatan RI 2012 POS KESEHATAN DESA PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN POS KESEHATAN DESA Kementerian Kesehatan RI 2012 POS KESEHATAN DESA PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN POSKESDES PENGARAH Sekretaris Jenderal

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013 REFRESHING KADER KESEHATAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI DESA KANGKUNG, KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK Y. Dharmawan, Dharminto, S. Winarni, P. A. Wigati ABSTRAK

Lebih terperinci