BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT. Dilihat dari sudut bahasa (etimologi; lughah) kata zakat merupakan kata dasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT. Dilihat dari sudut bahasa (etimologi; lughah) kata zakat merupakan kata dasar"

Transkripsi

1 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT A. Pengertian Zakat Dilihat dari sudut bahasa (etimologi; lughah) kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Pendapat lain mengatakan bahwa kata dasar zaka, berarti bertambah dan tumbuh, sedangkan setiap sesuatu yang bertambah disebut zakat artinya bertambah. Bila satu tanaman tumbuh tanpa cacat, kata-kata zakat berarti bersih. Dari segi istilah, banyak para ahli mendefinisikannya. Misalnya dari segi istilah fiqh berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang yang berhak, disamping berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. 1 Adapun zakat menurut terminology (syara) berarti hak yang wajib dikeluarkan dari harta. 2 Mazhab Maliki mendefinisikan zakat dengan, Mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada yang berhak menerimanya (mustahiqq)- nya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai hawl (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian. 3 Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan, Menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik yang khusus, ditentukan oleh syari at karena Allah SWT. 4 Menurut mazhab Syafi i mendefinisikan zakat dengan, Ungkapan untuk keluarnya harta 1 Ibid. hal Wahbah al-zuhayly.,op.cit, hal.83 3 Wahbah Al- Zuhhayly. op. cit, hal Ibid. 25

2 2 atau tubuh sesuai dengan cara khusus. 5 Menurut mazhab Hanbali mendefinisikan zakat dengan, Zakat ialah hak yang wajib (dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula. 6 Menurut Nawawi, jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan dari kebinasaan. Sedangkan menurut Ibnu Taymiyah, jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya akan bersih pula, bersih dan bertambah maknanya. Hal ini berarti bahwa makna tumbuh dan berkembang itu tidak hanya diperuntukkan buat harta kekayaan tetapi lebih jauh dari itu. Dengan mengeluarkan zakat, harta itu menjadi bersih. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT berfirman : خذ من اموالھم صدقة تطھرھم وتزكیھم بھا التوبة :١٠٣ Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka (at-taubah, ayat :103). Dari ayat ini tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan oleh para muzakki itu dapat mensucikan hati mereka. Suci hati dapat diartikan mereka tidak lagi mempunyai sifat yang tercela terhadap harta seperti rakus dan kikir. Sebagai orang yang suci hati dan dapat petunjuk Allah dia akan mengeluarkan harta bendanya tidak hanya semata-mata karena kewajiban yang diperintahkan Allah, melainkan benar-benar karena merasa sebagai orang yang mempunyai kelebihan harta yang ikut bertanggung jawab atas sebagian masyarakat yang terlantar. 5 Ibid. 6 Ibid.

3 3 Dengan rasa tanggung jawab yang demikian, ia akan mau setiap saat mengeluarkan hartanya bila orang lain memerlukannya, dan ia akan memiliki jiwa yang peka terhadap kemiskinan dan kesengsaraan orang lain. Dilihat dari segi si miskin, zakat dapat membuat hati mereka bersih dan suci. Dengan menerima zakat, ia dapat mengusir rasa iri dan dengki terhadap muzakki. Menurut UU No. 38 Tahun 1999 yang dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. B. Dasar Hukum Zakat Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur sosial Islam. Zakat bukanlah derma atau sedekah biasa, ia adalah iuran wajib. Ia adalah perintah Allah yang harus dilaksanakan. Jadi hukumnya wajib ain (fardhu ain) bagi setiap muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syari at. Dalam Al-Qur an dan Hadits banyak perintah untuk melaksanakan zakat, antara lain firman Allah dalam Al-Qur an : واقیموا الصلاة واتواالزكاة وماتقدموالانفسكم من خیرتجدوهعند االله اناالله بما تعملون بصیر البقرة ١١٠: Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (al- Baqarah, ayat :110).

4 4 Dari sumber ajaran hukum Islam akan ditemukan dasar hukum zakat dalam Al-Qur an terdapat dua periode penurunan yaitu periode Mekkah dan Madinah. Pada periode Mekkah terdapat pada surat al-mujamil ayat 20, surat al-bayyinah ayat 9. Pada periode Madinah terdapat pada surat al-baqarah ayat 43. Hadits Nabi saw menyebutkan betapa zakat sangat asasi atas tegaknya Islam, selain dari syahadat, shalat, dan rukun Islam lainya, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda : بني الاسلام على خمس : شھادةانلاالھإلااالله واشھدان محمدالرسولاالله واقامالصلاة وایتاءالزكاة وصوم رمضان وحجالبیت لمن استطاع إلیھ سبیلا Artinya : Islam didirikan di atas lima dasar : mengikrarkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhamad adalah Rasul Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji bagi siapa yang mampu. Jadi di dalam hadis tersebut Rasul mengatakan bahwa rukun Islam itu ada lima yang dimulai dengan syahadat, kedua shalat, dan ketiga zakat. Dengan demikian zakat, di dalam sunnah dan begitu juga dalam al-qur an, adalah dasar Islam yang ketiga, yang tanpa dasar ketiga itu bangunan Islam tidak akan berdiri tegak dengan baik. Menurut UU No.38 tahun 1999 Pasal 2 menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Penjelasan dari Pasal tersebut bahwa yang dimaksud dengan warga negara Indonesia adalah yang berada dan

5 5 menetap baik di dalam negeri maupun luar negeri, dan yang dimaksud dengan mampu adalah mampu sesuai dengan ketentuan agama. C. Tujuan Zakat Zakat yang mengandung pengertian bersih, suci, berkembang dan bertambah mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik sebagai individu maupun masyarakat. Dengan demikian lembaga zakat itu diwajibkan untuk dilaksanakan guna mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Zakat adalah ibadah yang memiliki dua dimensi yaitu vertical dan horizontal. Zakat merupakan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah (habluminallah ; vertical) dan sebagai kewajiban kepada sesama manusia (habluminnaas; horizontal). Zakat juga sering disebut sebagai ibadah kesungguhan dalam harta (maaliyah ijtihadiyyah). Tingkat pentingnya zakat terlihat dari banyak ayat yang menyandingkan perintah zakat dengan perintah shalat. Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat merupakan salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. M.A. Mannan di dalam bukunya Islamic Economics: Theory and Pratice menyebutkan bahwa zakat mempunyai prinsip, yaitu : a. Prinsip keyakinan keagamaan, yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan salah satu manifestasi dari kenyakinan beragamanya. b. Prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat, yaitu membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.

6 6 c. Prinsip produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka waktu terentu. d. Prinsip nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas atau merdeka (hurr). e. Prinsip etika dan kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara semenamena, tapi melalui aturan yang diisyaratkan. Sedangkan tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. 7 Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya untuk dialokasikan kepada si miskin. Para cendikiawan muslim banyak menerangkan tentang tujuan-tujuan zakat, baik secara umum yang menyangkut tatanan ekonomi, sosial, dan kenegaraan maupun secara khusus yang ditinjau dari tujuan-tujuan nash secara eksplisit. Yaitu diantaranya: a. Menyucikan harta dan jiwa muzakki b. Mengangkat derajat fakir dan miskin c. Membantu memecahkan masalah para gharimin (orang yang berhutang), ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan), dan mustahiq lainnya. d. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya. e. Menghilangkan sifat kikir para pemilik harta 7 Hikmat Kurnia., of.cit. hal 9

7 7 f. Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orangorang miskin. g. Menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat agar tidak ada kesenjangan di antara keduanya. h. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama bagi yang memiliki harta. i. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain padanya j. Zakat merupakan manisfestasi syukur atas nikmat Allah k. Berahlak dengan ahlak Allah l. Mengobati hati dari cinta dunia m. Mengembangkan kekayaan batin n. Mengembangkan dan memberkahkan harta o. Membebaskan si penerima (mustahiq) dari kebutuhan, sehingga dapat merasa hidup tenteram dan dapat meningkatkan kekhusyukan ibadat kepada Allah SWT. p. Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai kedilan social. q. Tujuan yang meliputi bidang moral, social, dan ekonomi; dalam bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati sikaya. Sedangkan, dalam bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Dan di bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk pembendaharaan Negara.

8 8 Dari tujuan-tujuan di atas tergambar bahwa zakat, sebagai salah satu ibadah khusus yang langsung kepada Allah mempunyai dampak yang sangat besar untuk kesejahteraan manusia dalam masyarakat. Dengan terlaksananya lembaga zakat secara baik dan benar, kesulitan dan penderitaan fakir miskin akan berkurang. Di samping itu permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti masalahmasalah yang berhubungan dengan para mustahiq juga dapat dipecahkan. Dengan adanya pemberian zakat para muzakki kepada para mustahiq kekeluargaan sesama umat Islam semakin nampak, sehingga jurang pemisah antara orang kaya dengan yang miskin akan berkurang, diharapkan akan hilang sama sekali. Zakat diperintahkan dengan tujuan untuk menjaga jangan sampai golongan miskin iri hati terhadap golongan kaya. Membersihkan yang dimaksud oleh firman Allah dalam ayat perintah zakat dapat dipahami sebagai membersihkan orang kaya dari sifat kikir dan membersihkan orang miskin dari sifat dengki dan iri hati. D. Hikmah Zakat Kesenjangan penghasilan rezeki dan mata pencarian dikalangan manusia merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini, dalam penyelesaiannya, memerlukan campur tangan Allah SWT berfirman dalam al-qur an: واالله فضل بعضكمعلى بعض فىالرزق النحل : ٧١ Artinya : Dan Allah melebihkan sebagian dari yang lain dalam hal rezeki (an- Nahl ayat 71).

9 9 Maksud dari ayat ini adalah bahwa Allah SWT melebihkan sebagian kita dari sebagian yang lain dalam hal rezeki. Dia mewajibkan orang yang kaya untuk memberikan hak yang wajib atau fardu kepada orang yang fakir. Kefarduan zakat merupakan jalan yang paling utama untuk menyelesaikan kesenjangan tersebut. Juga, ia bisa merealisasikan sifat gotong royong dan tanggung jawab sosial di kalangan masyarakat Islam. Adapun hikmah zakat itu adalah : Pertama, sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-nya, menumbuhkan ahlak mulia dengan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan harta yang dimiliki. Selain itu zakat juga bisa dijadikan sebagai neraca, guna menimbang kekuatan iman seorang mukmin serta tingkat kecintaannya yang tulus kepada Rabbul izzati. Sebagai tabiatnya, jiwa manusia senantiasa dihiasi oleh rasa cinta. Kedua, membantu, menolong dan membina kaum dhuafa maupun mustahiq lainnya kearah kehidupannya yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus memberantas sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul ketika mereka (orang-orang yang miskin) melihat orang kaya yang bercukupan hidupnya tidak memperdulikan mereka. Ketiga, sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan oleh umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial

10 10 dan ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia (SDM) muslim. Keempat, untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan distribusi harta, sehingga diharapkan akan lahir masyarakat yang makmur dan saling mencintai diatas prinsip ukhuwah Islamiyyah. Kelima, menyebarkan dan memasyarakatkan etika bisnis yang baik dan benar. Keenam, zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan merupakan perwujudan solidaritas sosial, rasa kemanusiaan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai pengikat batin antar golongan miskin dan sebagai penimbun jurang yang terjadi antara golongan yang kuat dengan yang lemah. Ketujuh, menunjang terwujudnya system kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip : ummatan wahidah (umat yang bersatu), musawwah (umat yang mamiliki persamaan derajat dan kewajiban), ukhuwah Islamiyyah (persaudaran Islam), dan takaful ijtima i ( sama-sama bertanggung jawab). E. Macam-macam Zakat Zakat ada dua macam yaitu zakat fitrah dan zakat mal. 1. Zakat Fitrah Disamping kewajiban zakat dalam berbagai barang, ada kewajiban lain, yaitu zakat fitrah. Setiap jiwa yang hidup di kalangan umat Islam, baik bayi, anak-anak, remaja, dewasa atau tua, laki-laki atau perempuan, wajib membayar zakat

11 11 fitrahnya. Bagi mereka yang tidak mampu membayar zakat fitrahnya sendiri, kewajiban membayar zakatnya dipikul oleh orang yang bertanggung jawab memberi nafkahnya. Menurut Yusuf Qardhawi ada dua hikmah zakat fitrah. 8 Pertama, yang berkenaan dengan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Seringkali orang yang berpuasa itu terjerumus pada perkataan dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya padahal puasa yang sempurna adalah puasa lidah dan anggota tubuh. Orang yang berpuasa seluruh anggota tubuh tidak diijinkan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT dan Rasul-nya, baik itu merupakan perbuatan maupun perkataan. Akan tetapi manusia mempunyai kelemahan, kadang-kadang ia tidak bisa melepaskan diri dari hal-hal tersebut sehingga datanglah kewajiban zakat fitrah di akhir bulan Ramadhan untuk membersihkan kotoran puasanya atau menambah kekurang sempurnaan puasanya. Kedua, adalah hikmah zakat fitrah yang berkenaan dengan masyarakat. Zakat fitrah itu dapat menumbuhkan rasa kecintaan orang-orang yang membutuhkan. 2. Zakat Mal Kekayaan (amwal) merupakan bentuk jamak dari kata mal, dan mal bagi orang Arab, yang dengan bahasannya Qur an diturunkan kekayaan adalah segala sesuatu yang dimiliki, namun orang-orang desa sering menghubungkannya dengan ternak dan orang-orang kota sering menghubungkannya dengan emas dan perak, tetapi semuanya adalah kekayaan. 9 8 Farida Prihatin, Hukum Islam Zakat dan Wakaf Teori dan Prakteknya di Indonesia (Jakarta:UI Press, 2005) hal,52 9 Qardawi, op, cit, hal, 123.

12 12 Tetapi menurut mazhab Syafi i, Maliki, Hanbali, manfaat-manfaat itu termasuk kekayaan, menurut mereka yang penting bukanlah dapat dipunyai sendiri tetapi dipunyai dengan menguasai sumbernya. Yang terpenting adalah bahwa manfaat-manfaat itu dapat dikuasai dengan menguasai tempat dan sumbernya. Para ahli hukum positif berpegang pada prinsip ini. Karena bagi mereka manfaat-manfaat itu adalah kekayaan, begitu juga hak-hak, seperti hak pengarang, hak paten, dan sejenisnya. Oleh karena itu kekayaan menurut mereka lebih luas dari pada kekayaan menurut para ahli fiqh. 10 Pada umumnya jenis-jenis kekayaan itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Zakat emas dan perak Para ulama sepakat bahwa emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya. Pendapat ini berdasarkan pada firman Allah SWT dalam surat At-Taubah, ayat 34 yang artinya: Artinya : Dan orang-orang yng menyimpan emas dan perak dan tidak menfkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama mengenai zakat emas dan perak yang dipakai sebagai perhiasan. Menurut Abu Hanifah, emas dan perak baik berupa perhiasan maupun bukan perhiasan wajib dikeluarkan zakatnya Syekh Ali Khafif, Ahkam Muamalat as-sya iyya, hal, Sayid Sabiq, fiqh al-sunnah, Jilid III (Kuwait: Dai al-bayar,1968) hal

13 13 Sedangkan tiga imam yang lain yaitu Imam Maliki, Imam Syafi i, dan Imam Ahmad Hambal berpendapat bahwa perhiasan dan perak tidak wajib dikeluarkan zakatnya. 12 Perbedaan pendapat ini, mengenai perhiasan yang halal apabila wanita memakai perhiasan-perhiasan yang tidak boleh dipakai, seperti memakai bejanabejana emas dan perak maka hukumnya haram dan ia wajib mengeluarkan zakatnya. 13 Pendapat lain mengatakan bahwa termasuk perhiasan haram adalah perhiasan yang berlebihan. Nisab zakat emas adalah 20 misqal atau 20 dinar atau 85 gram emas, untuk perak adalah 200 dirham atau 595 gram perak. Emas dan perak ini baru wajib zakat apabila telah dimiliki selama satu tahun. 2. Zakat hewan ternak Usaha perternakan merupakan suatu usaha yang sangat bernilai ekonomis, karena itu dikatagorikan sama dengan pertanian dan perdagangan. Usaha ini dikenakan zakat. Syarat untuk dizakati adalah : a. Termasuk jenis binatang ternak yakni binatang yang dikembangbiakan melalui peternakan. b. Jumlahnya telah mencapai nishab. c. Milik dari peternak. d. Telah mencpai haul yaitu telah dimiliki selama satu tahun. e. Bintang tersebut tidak dipekerjakan. 12 Ibid 13 Ibid, hal 34.

14 14 Peternakan pada masa sekarang diusahakan dengan cara yang modern dan bertujuan untuk diperdagangkan. Karena itu untuk binatang ternak ini zakatnya sama dengan zakat perdagangan. Nishabnya sama dengan 85 gram emas dan kadarnya 2,5 %. Sedangkan untuk binatang ternak yang digembalakan, merumput sendiri mka nishabnya adalah nishab binatang ternak. Tabel 1 Nishab dan Kadar Zakat Unta Nishab Kadar Zakatnya 5-9 ekor 1 ekor kambing betina, umur 1 tahun lebih ekor 2 ekor kambing betina, umur 1 tahun lebih ekor 3 ekor kambing betina,umur 1 tahun lebih ekor 4 ekor kambing betina, umur 1 tahun lebih ekor 1 ekor unta betina, umur 1 tahun lebih ekor 1 ekor unta betina, umur 2 tahun lebih ekor 1 ekor unta betina, umur 3 tahun lebih ekor 1 ekor unta betina, umur 4 tahun lebih ekor 2 ekor unta betina, umur 2 tahun lebih ekor 2 ekor unta betina, umur 3 tahun lebih Catatan : jika jumlahya lebih dari 120 ekor maka setiap 40 ekor zakatnya 1 ekor anak unta betina umur 2-3 tahun, dan setiap 50 ekor zakatnya 1 ekor unta betina umur 3-4 tahun.

15 15 Tabel 2 Nishab dan Kadar Zakat Sapi Nishab Kadar Zakat ekor 1 ekor anak sapi betina/jantan, umur 1 tahun lebih ekor 1 ekor anak sapi betina/jantan, umur 2 tahun lebih ekor 2 ekor anak sapi betina/jantan, umur 1 tahun lebih ekor 1 ekor anak sapi betina, umur 2 tahun dan 1 ekor sapi umur 1 tahun ekor 2 ekor anak sapi betina, umur 2 tahun lebih ekor 3 ekor anak sapi betina, umur 1 tahun lebih ekor 1 ekor anak sapi betina, umur 2 tahun lebih dan 2 ekor sapi umur 1 tahun ekor 2 ekor anak sapi betina, umur 2 tahun dan 1 ekor sapi umur 1 tahun 120 ekor 3 ekor anak sapi betina, umur 2 tahun atau 4 ekor sapi umur 1 tahun Catatan : jika banyaknya bertambah, maka setiap 30 ekor zakatnya 1 ekor sapi umur 1 tahun, setiap 40 ekor zakatnya 1 ekor betina umur 2 tahun. Tabel 3 Nishab dan Kadar Zakat Kambing Nishab Kadar Zakat ekor 1 ekor kambing betina ekor 2 ekor kambing betina ekor 3 ekor kambing betina

16 16 Catatan : jika jumlahnya lebih, maka setiap 100 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing betina. Untuk domba dikeluarkannya yang berumur 1 tahun, sedangkan untuk kambing yang berumur 2 tahun. 3. Zakat harta perdagangan Yang dimaksud dengan zakat harta perdagangan adalah segala macam harta benda yang disiapkan untuk diperjualbelikan oleh pemilik atau penyalurnya, baik berupa emas, perak, binatang ternak, atau harta hasil petanian yang semuanya itu juga merupakan barang-barang dan hasil usaha yang harus dizakati, sebelum menjadi harta perdagangan. Harta perdagangan wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nishab dan haulnya. Syarat harta perdagangan baru dikenakan zakat adalah : a. Bila telah menapai nishab yaitu senilai dengan 20 dinar atau sekitar 85 gram emas. b. Telah mencapai setahun. c. Ada niat dan tindakan. Maksudnya barang itu dibeli dengan niat untuk di jual dan mencari keuntungan dan tindakanya yaitu dijual pada pihak lain. Tidak ada penurunan jumlah sampai melalui batas minimal nishab selama setahun. Adapun nishab harta perdagangan sama dengan nishab emas dan perak. Sedangkan hasilnya 1 tahun. Kadar zakatnya dua setengah persen atau satu per empat puluh dari harga barang tanaman. Zakat dihitung dari modal, laba, simpanan dan piutang barang dagangan yang diharapkan dapat kembali lalu dikurangkan hutang baru dikeluarkan zakatnya sebesar dua setengah persen.

17 17 4. Zakat hasil tanaman dan buah-buahan Semua ulama sependapat bahwa gandum, padi, kurma, dan anggur kering wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nishabnya pada waktu memanen. Adapun nishabnya semua ulama sepakat yaitu lima wasaq (=652,8/653 kg) gandum. Adapun besarnya zakat yang harus dikeluarkan berdasarkan untuk tumbuhan yang diairi dari sungai atau hujan zakatnya 10% dan yang diairi dengan bantuan seperti timba, binatang, alat penyiram dan lain-lain zakatnya 5%. 5. Zakat barang tambang (Ma din) dan Temuan (Rikaz) Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. al-baqarah 2 : 267 maka barang tambang dan barang temuan termasuk barang yang dikeluarkan dari bumi maka wajib dizakati. Barang tersebut harus merupakan harta yang tidak diketahui siapa pemiliknya. Menurut keempat ulama yaitu Abu Hanifah, Ahmad, Maliki dan Syafi i sependapat bahwa untuk harta ma din tidak diperhitungkan hasil atau waktu setahun penuh, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya disaat adanya seperti tanaman. Adapun mengenai nishabnya Syafi i, Maliki dan Ahmad berpendapat bahwa barang tambang tersebut harus mencapai satu nishab uang yaitu 20 mitsqal untuk emas dan 200 dirham untuk perak. Ketiganya sependapat bahwa kadar zakatnya satu perempat puluh, sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa untuk harta ma din tidak ada nishab dan kadar zakatnya satu perlima. 6. Zakat hasil laut Jumhur ulama berpendapat bahwa hasil laut baik berupa mutiara, merjan, zabarjad ikan, ikan paus dan lain-lain tidak wajib dizakati kecuali menurut salah

18 18 satu riwayat Ahmad. Ia berpendapat bahwa hasil lautan wajib dikeluarkan zakatnya apabila sampai satu nishab. 14 Pendapat ini nampaknya kurang wajar, karena hasil ikan yang telah digarap oleh perusahaan-perusahaan besar dengan peralatan modern saat ini memang menghasilkan uang yang sangat banyak. Bagi ulama yang berpendapat bahwa ikan harus dikeluarkan zakatnya berpendapat bahwa nishab ikan adalah sampai 200 dirham. Sedangkan hasil laut lain di dalam suatu riwayat pernah disebutkan bahwa ambar dan mutiara laut wajib dizakati sebesar 20%. Mengenai zakat hasil laut ini memang tidak ada landasaannya yang tegas, sehingga diantara ulama sendiri terjadi perbedaan pendapat. Namun jika dilihat dari surat Al-Baqarah ayat 267 sebagaimana sudah disebutkan jelas bahwa setiap usaha usaha yang menghasilkan uang dan memenuhi syarat baik nishab dan haulya wajib dikeluarkan zakatnya. 7. Zakat profesi Zakat profesi ini termasuk kedalam katagori zakat mal. Menurut Yusuf Qardhawi zakat profesi ini masuk dalam al-mal al-mustafad, yaitu kekayan yang diperoleh oleh seorang muslim melalui bentuk usaha baru yang sesuai dengan syari at agama. 15 Sebagian ulama berpendapat bahwa harta pendapatan (profesi) wajib dikeluarkan zakatnya apabila sudah mencapai nishab. Adapun nishabnya adalah sama dengan kadar zakat dua setengah persen. Yusuf Qhardhawi juga berpendapat bahwa harta hasil usaha seperti gaji pegawai, upah karyawan, pendapatan dokter, insiyur, advokat dan lain-lain yang 14 Qardawi, op.cit.hal Ibid, hal. 96.

19 19 mengerjakan profesi tertentu dan juga pendapatan yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan di luar sektor perdagangan, seperti pada mobil, kapal, kapal terbang, percetakan, tempat-tempat hiburan dan lain-lainnya wajib terkena zakat persyaratan satu tahun apabila sudah cukup nishab. 16 Mengenai zakat profesi ini dalam al-quran diatur dalam QS. At-Taubah :103, Al-Baqarah :267, Adz-Dzaariyat :19. sedangkan UU No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat mengatur hal ini dalam Pasal 11 ayat (2) huruf f dikatakan bahwa objek zakat adalah hasil pendapatan dan jasa. 8. Zakat gaji Yang dimaksud dengan gaji adalah upah yang dibayar di waktu yang tepat. Selain gaji penghasilan tetap setiap bulan, seseorang pegawai atau karywan terkadang menerima honorarium sebagai balas jasa terhadap suatu pekerjaan yng dilkukan di luar tugas pokoknya sebagai pengajar. Berdasarkan al-qur an surat Al-Baqarah ayat 267 yang artinya sebagai berikut : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. Maka jelaslah bahwa semua macam penghasilan (gaji, honorarium, dan lainlain) terkena wajib zakat berdasarkan ketentuan surat Al-Baqarah ayat 267 tersebut yang mengandung pengertian umum, jika penghasilan tersebut telah melebihi kebutuhan pokok hidupya dan keluarganya berupa sandang, pangan, papan beserta alat-alat rumah tangga, kendaraan dan lain-lain. Kemudian sisa penghasilannya masih mencapai nishabnya, yakni 93,6 gram emas dan telah 16 Ibid, hal. 490

20 20 genap setahun pemilikannya maka wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5% dari seluruh peenghasilan yang masih ada pada akhir tahun. 9. Zakat saham dan obligasi Pada zaman modern ini dikenal satu bentuk kekayaan yang diciptakan oleh kemajuan dalam bidang industri dan perdagangan, disebut saham dan obligasi. Saham dan obligasi adalah kertas berharga yang berlaku dalam transaksi perdagangan khusus yang disebut bursa kertas-kertas berharga kertas berharga ini oleh para ahli diberi nama nilai terbawa. Ada dua pendapat para ilmuan tentang zakat saham dan obligasi. 17 a. Pendapat pertama Pendapat ini memandang saham dan obligasi berdasarkan jenis perusahaan industri, perdagangan atau campuran keduanya. Saham hanya bisa dinilai setelah perusahaan yang mencerminkan sebagian kekayaan itu diketahui. Berdasarkan hal itulah ditetapkan apakah persahaan wajib zakat atau tidak. Pendapat ini dikemukakan oleh Syekh Abdul Rahman Isa dalam bukunya al-mu amalat al- Hadits w Ahkamuha. b. Pendapat kedua : Pendapat ini tidak memandang saham sesuai dengan jenis perusahaannya, yang berakibat satu perusahaan berbeda dari saham perusahaan jenis lain, tetapi memandang saham itu satu jenis dan memberinya satu hukum pula tanpa melihat perusahaan apa yang menerbitkannya. Ulama besar sperti Abu Zahra, Abdur Rahman dan Abdul Wahab Khalaf berpendapat bahwa saham dan obligasi adalah 17 Qardhawi, loc, cit, hal.491.

21 21 kekayaan yang diperjualbelikan, dari pandangan ini, maka saham dan obligasi termasuk dalam keadaan katagori barang dagangan, karena itu termasuk objek zakat. 10. Zakat perusahaan Perusahaan yang dapat dikenakan zakat adalah perusahaan yang memproduksi barang yang halal, atau bergerak dibidang jasa dan atau dibidang keuangan. Para ulama sepakat menganalogikan zakat perusahaan dengan zakat perdagangan karena inti kegiatan perusahaan adalah kegiatan perdagangan. Sehingga nisabnya adalah sama dengan 85 gram emas dan kadarnya 2,5%. Menurut UU No. 38 tahun 1999 Pasal 11 zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitri. Sedangkan harta yang dikenai zakat adalah : a. emas, perak, dan uang; b. perdagangan dan perusahaan; c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d. hasil pertambangan; e. hasil peternakan; f. hasil pendapatan dan jasa; g. rikaz; Dalam penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar, dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama.

22 22 F. Syarat-syarat Zakat Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah milik penuh, berkembang, cukup nishab, lebih dari kebutuhan biasa, bebas dari hutang, berlaku satu tahun atau sudah sampai haul, harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik atau halal. Adapun syarat sahnya, juga menurut kesepakatan mereka, adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat dan Tamlik (memindahkan harta kepada yang menerima) 1. Syarat Wajib Zakat Syarat harta yang wajib untuk dizakati seperti dijelaskan oleh Yusuf Qardawi adalah sebagai berikut : 18 a. Milik penuh Yang dimksud dengan milik penuh adalah bahwa kekayaan itu harus berada dibawah control atau dibawah kekuasaan pemilik, atau seperti yang dinyatakan oleh sebagian ahli fiqh, bahwa kekayaan itu harus berada ditangannya, tidak tersangkut didalamnya hak orang lain. b. Berkembang Kekayaan yang wajib dizakati adalah kekayaan yang dikembangkan atau mempunyai potensi untuk berkembang menurut bahasa sekarang adalah bahwa sifat kekayaan itu memberikan keuntungan, atau pendapatan, keuntungan, investasi, atau pemasukan. Ataupun kekayaan itu berkembang dengan sendiri, artinya bertambah dan menghasilkan produksi. 18 Qardawi, op.cit, hal

23 23 c. Cukup nishab Islam mewajibkan zakat pada kekayaan yang berkembang dengan memberi ketentuan sendiri yaitu sejumlah tertentu yang dalam ilmu fiqh disebut nishab. Atau dengan kata lain nishab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang harus dikeluarkan zakatnya. d. Lebih dari kebutuhan biasa Yang dimaksud dengan lebih dari kebutuhan biasa disini adalah lebih dari kebutuhan rutin, oleh karena kebutuhan manusia sesungguhnya banyak sekali dan bisa tidak terbatas, terutama pada masa kini orang menganggap barang-barang mewah sebagai kebutuhan rutin adalah suatu yang tidak dapat tidak mesti ada untuk ketahanan hidup seperti makanan, minuman, pakaian, perumahan dan alatalat yang diperlukan untuk itu yaitu buku-buku ilmu pengetetahuan dan keterampilan serta alat-alat kerja. e. Bebas dari hutang Pemilikan sempurna yang dijadikan persyaratan wajib zakat dan harus lebih dari kebutuhan primer di atas haruslah cukup nishab yang sudah bebas dari hutang. Bila pemilik mempunyai hutang yang menghabiskan atau mengurangi jumlah nishab itu, zakat tidaklah wajib, kecuali bagi sebagian ulama fiqh terutama yang berkenaan dengan kekayaan tunai. Mengenai kekayaan yang kelihatan seperti ternak dan pertanian maka sebagian ahli fiqh berpendapat bahwa hutang tidaklah menghalangi kekayaan itu wajib dizakati. Karena hubungan zakat lebih kuat kepada kekayaan yang kelihatan itu dan karena lebih nyata maka lebih menggugah perasaan orang-orang miskin.

24 24 f. Berlaku setahun, atau telah sampai haulnya. Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta ditangan pemilik telah berlalu masanya dua belas bulan Qamariyah. Persyaratan setahun ini hanya buat ternak, uang kertas dan harta perdagangan yaitu yang dapat dimasukkan dalam istilah zakat modal. Tetapi hasil pertanian buah-buahan, madu, logam mulia, harta karun dan lain-lainnya yang sejenis, tidaklah dipersyaratkan satu tahun dan semuanya itu dapat dimasukkan dalm istilah zakat pendapatan. g. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal. Allah SWT tidak akan menerima zakat dari harta yang tidak baik dan tidak halal. Ini ditegaskan dalam Q.S. al-baqarah ayat 267, 188 dan Q.S. an-nissa ayat 29. Firman Alah dalam Q.S. al-baqarah ayat 267 : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa-apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, pedahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincangkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. 2. Syarat Sah Pelaksanaan Zakat a. Niat Para fuqaha sepakat bahwa niat merupakan syarat pelaksanaan zakat. Pendapat ini berdasarkan sabda Nabi berikut : Pada dasarnya, amalan-amalan itu dikerjakan dengan niat. Pelaksanaan zakat termasuk salah satu amalan. Ia

25 25 merupakan ibadah seperti halnya salat. Oleh karena itu, ia memerlukan adanya niat untuk membedakan antara ibadah yang fardu dan nafilah. Mengenai niat ini, para fuqaha berpendapat : 19 Menurut mazhab Hanafi berpendapat bahwa : Zakat tidak boleh dikeluarkan kecuali disertai niat yang dilakukan bersamaan dengan pemberianya kepada fakir. Mazhab Maliki berpendapat bahwa : Niat disyaratkan dalam zakat sewaktu harta diserahkan kepada mustahiq Mazhab Syafi i bependapat bahwa : Niat wajib dilakukan dilakukan di dalam hati, ia tidak disyaratkan untuk diucapkan dengan lisan. Mazhab Hanbali berpendapat bahwa : Niat adalah menyatakan sebuah tekad bahwa harta yang dizakati itu adalah zakat yang dikeluarkan oleh diri sendiri atau zakat yang dikeluarkan dari orang yang diwakili, seperti anak kecil atau orang gila. Apabila seseorang menyedekahkan semua hartanya secara tathawwu (sukarela) dan tidak meniatkannya sebagai zakat, zakatnya belum dianggap sahih. Ini adalah pendapat jumhur selain mazhab Hanafi. Alasannya, karena bila orang tersebut tidak berniat untuk melakukan amalan yang fardu. Hal seperti itu sama halnya dengan apabila dia menyedekahkan sebagian hartanya atau sama halnya dengan orang yang salat seratus rakaat tetapi tidak berniat memfardhukannya. 19 Al-Zuhayly, op.cit, hal,

26 26 b. Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada yang menerima) Tamlik menjadi syarat sahnya pelaksanaan zakat yakni harta zakat diberikan kepada mustahiqq. Dengan demikian, seseorang tidak boleh memberikan makan (kepada mustahiqq), kecuali dengan jalan tamlik. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa zakat tidak boleh diserahkan kepada orang gila dan anak kecil yang belum mumayyiz (berakal). Kecuali, jika harta yang diberikan tersebut diambil oleh orang yang berwenang mengambilnya, misalnya ayah, washiy (yang diberi wasiat), atau yang lainnya. Hal ini berdasarkan ayat berikut : انما الصدقات للفقرآء التوبة : ٦٠ Artinya : sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir (at- Taubah :60). Yang dimaksud sengan sedekah ialah tamlik itu sendiri. Huruf lam yang terdapat dalam kata al-fuqara, seperti menurut mazhab Syafi I adalah lam tamlik G. Golongan yang Berhak Menerima Zakat Dalam al-qur an surat At-Taubah ayat 60 yang artinya sebagai berikut : Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah dan orangorang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah : 60).

27 27 Dari ayat di atas jelas bahwa Allah dengan tegas menunjukan kepada umat Islam kemana zakat itu harus disalurkan. Hal ini mengingatkan manusia agar mereka memberikan harta zakat itu kepada orang yang berhak menerimanya. Dengan petunjuk dari al-qur an diharapkan orng-orang yang memang membutuhkan dapat menerima haknya. Golongan-golangan tersebut adalah : Fakir dan Miskin Dalam ayat yang disebutkan di atas, fakir miskin merupakan prioritas utama dari 8 golongan orang yang berhak menerima zakat. Tujuannya untuk menghapuskan kemiskinan dan kemelaratan umat Islam. Menurut mazhab Hanafi, yang dimaksud dengan fakir adalah orang yang tidak memiliki harta di bawah nishab menurut hukum zakat yang sah atau nilai sesuatu yang dimiliki mencapai satu nishab atau lebih, yang terdiri dari perabot rumah tangga, barang-barang pakaian, buku-buku sebagai keperluan sehari-hari. Sedangkan pengertian miskin adalah mereka yang tidak memiliki apa-apa. Menurut mazhab Maliki, Syafi I dan Hanbali, yang dimaksud dengan fakir adalah mereka yang tidak memiliki harta atau penghasilan layak dalam memenuhi keperluannya seperti sandang, pangan, tempat tinggal dan segala keperluan pokok lainnya, baik untuk dirinya sendiri maupun mereka yang menjadi tanggungannya. Adapun yang dimaksud dengan miskin adalah orang yang mempunyai harta atau penghasilan yang layak dalam memenuhi keperluannya dan keperluan orang yang menjadi tanggungannya, tetapi tidak sepenuhnya tercukupi, seperti seseorang memerlukan 10 dirham tetapi hanya memiliki 7 atau 8 dirham. 20 Farida, op. cit, hal

28 28 Departemen Agama dalam Pedoman Zakat mendefinisikan fakir yaitu orang yang tidak berharta dan tidak mempunyai pekerjaan atau usaha tetap guna mencukupi kebutuhan hidupnya (nafkah) dan tidak ada orang yang menanggungnya (menjamin). Sedangkan miskin yaitu orang-orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun ia mempunyai pekarjaan atau usaha tetap, tetapi hasil usaha itu belum dapat mencukupi kebutuhannya, dan tidak ada orang yang menanggungya. Golongan yang termasuk fakir miskin adalah : 21 a. Orang yang tidak mempunyai harta dan usaha sama sekali. b. Orang yang mempunyai harta atau usaha, tetapi tidak mencukupi untuk diri dan keluarganya, yaitu penghasilannya tidak memenuhi kebutuhannya. c. Orang yang mempunyai harta dan usaha, tetapi hanya dapat memenuhi separuh atau lebih dari kebutuhan keluarganya, atau tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokoknya. Bagian-bagian mengenai besarnya yang dapat diperoleh fakir dan miskin, menurut beberapa pendapat mazhab dapat disimpulkan menjadi dua pandangan pokok : 22 a. fakir miskin diberi zakat secukupnya, dan tidak ditentukan menurut besarnya harta zakat yang diperoleh. Mengenai hal ini masih terbagi dalam dua mazhab, yaitu diberikan seumur hidup atau cukup setahun saja. b. Fakir miskin diberi zakat dalam jumlah tertentu dan besar kecilnya disesuaikan dengan bagian mustahiq lain. 21 Didin Hafidhudin, Panduan Zakat Infak Sedekah, ct.1., (Jakarta:Gema Insani Pers, 1998). hal Qardawi, op.cit., hal

29 29 Dalam pemberian zakat ini hendaklah mencukupi. Maksudnya pemberian zakat ini handaklah diberikan sampai mustahiq tersebut mencukupi hidupnya. 2. Amil Zakat (Pengurus Zakat) Sasaran ketiga dari harta zakat adalah amil zakat. Yang dimaksud dengan amil zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat seperti pengumpul, bendahara, penjaga, pencatat, penghitung dan pembagi harta zakat. 23 Dengan adanya pengurus zakat yang dientukan oleh pemerintah atau lembaga, diharapkan zakat dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan lembaga zakat itu sendiri yaitu meratakan rezeki dan menciptakan keadilan social. Meskipun demikian dalam mengangkat mengurus zakat (amil) ada beberapa hal yang harus dipenuhi. a. Tugas-tugas Amil Zakat 1. Pengumpul/penghasil zakat Para petugas penghasil zakat melaksanakan pekerjaan pengumpulan zakat. Tugas mereka menyerupai tugas para penagih pajak pada zaman sekarang. Diantara tugas itu, ialah : 24 a. Melakukan sensus terhadap orang-orang wajib zakat, macam harta yang mereka miliki, dan besar harta yang mereka wajib dizakati. b. Menagihnya dari para wajib zakat. c. Menyimpan dan menjaga harta muzakki d. Menyerahkan kepada pengurus pembagi zakat. 2. Pembagian zakat 23 Ibid, hal, Ibid, hal. 546

30 30 Pembagian zakat ini lebih dekat dengan apa yang dilakukan oleh Departemen Sosial, diantara tugas-tugas itu ialah : 25 a. Memilih cara paling baik untuk mengetahui para mustahik zakat b. Melaksanakan klasifikasi terhadap mereka dan menyatakan hak-hak mereka c. Menghitung jumlah kebutuhan mereka dan jumlah biaya yang cukup untuk mereka dengan jumlah dan kondisi sosialnya. Tugas-tugas tersebut menunjukan besarnya perhatian-perhatian ulama dalam pengaturan pembagian zakat, sehingga hak mereka dapat sampai kepada mereka dalam waktu sesingkat mungkin, tanpa diminta oleh mereka. b. Syarat-syarat Amil Zakat Menurut Yusuf al-qardhawi, syarat-syarat amil zakat itu antara lain adalah : 1. Muslim, karena zakat it urusan kaum muslim. 2. Mukalaf, artinya orang dewasa yang sehat akal dan fikirannya. 3. Jujur, dapat dipercaya, karena nanti ia akan dipercaya untuk memegang harta kaum muslimin. 4. Memahami hukum-hukum zakat. Sebab jika ia tidak memahami hal tersebut, berarti ia bukan orang yang cukup baik untuk mengemban tugas yng diembankan kepadanya, dan memungkinkan untuk melakukan banyak kesalahan dalam tugasnya. 5. Memenuhi syarat untuk dapat melaksanakan tugasnya dan sanggup memikul tugas itu. 25 Ibid, hal. 547

31 31 6. Sebagian ulama melarang kerabat Nabi Muhamad SAW untuk menjadi amil zakat. Namun syarat ini banyak dipertentangkan. 7. Sebagian ulama mensyaratkan amil zakat itu laki-laki. Tetapi hal ini nampaknya tidak menutup kemungkinan wanita untuk menjadi amil zakat selagi tugasnya itu sesuai dengan fitrahnya sebagai wanita. 8. Sebagian ulama juga mensyaratkan amil zakat itu harus orang merdeka, bukan seorang hamba. Akan tetapi ada hadist yang artinya : Dengarkanlah oleh kalian dan taatilah. Walaupun yang memerintahkan kamu seorang budak yang rambutnya keriting seperti kismis (Ahamad dan Bukhari). Dari hadist di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang amil zakat asal dia memenuhi syarat meskipun dia budak dapat juga diangkat menjadi amil zakat. c. Bagian Amil Zakat Amil itu adalah pegawai. Maka hendaklah ia diberi upah sesuai dengan pekerjaannya, tidak terlalu kecil dan juga berlebihan. Menurut riwayat dari Syafi i disebutkan, amilin diberi zakat sebesar bagian kelompok lainnya, karena didasarkan pada pendapatnya yang menyamakan bagian semua golongan mustahik zakat.bila upah itu lebih besar dari bagian tersebut, haruslah diambilkan dari harta di luar zakat. Amil tetap diberi zakat meskipun ia kaya, karena yang diberikan kepadanya adalah imbalan kerjanya, bukan berupa pertolongan bagi yang membutuhkan. Abu Daud meriwayatkan hadist dari Nabi SAW yang artinya :

32 32 Tidak halal sedekah bagi orang kaya kecuali dalam lima hal: pertama, orang berperang di jalan Allah. Kedua, karena dia amil zakat. Ketiga, orang berhutang. Keempat, orang yang membeli barang sedekah dengan hartanya. Kelima, orang yang tetangganya seorang yang miskin, lalu ia bersedekah kepada orang miskin itu, maka dihadiahkannya kembali kepada orang kaya itu pula Muallaf Muallaf adalah orang yang masih lemah imannya, karena baru memeluk agama Islam atau orang yang mempunyai kemauan kuat untuk memeluk agama Islam tetapi masih ragu-ragu (lemah) kemauannya itu. Yusuf Qardhawi mangatakan golongan mualaf antara lain mereka yang diharapkan kecendrungan hatinya atau kayakinannya dapat bertambah terhadap Islam atau terhalangnya niat jahat mereka atas kaum muslimin, atau harapan akan adanya kemanfaatan mereka dalam membela dan menolong kaum muslimin dari musuh Riqab (Memerdekakan budak) Yang dimaksud dengan budak disini mencakup : a. Budak mukattab, yakni yang telah dijanjikan oleh tuannya akan merdeka apabila melunasi harga dirinya yang telah ditetapkan. b. Budak-budak biasa 26 Ibid, hal, Ibid, hal, 563.

33 33 Budak mukattab dibantu dengan harta zakat untuk membebaskan mereka dari belenggu perbudakan, sedang budak biasa dibeli dengan harta itu lalu dibebaskan. 28 Menurut Yusuf Qardhawi cara membebaskan budak dapat dilakukan dengan dua cara, pertama,menolong hamba mukkatab, yaitu budak yang telah ada perjanjian dan kesepakatan dengan tuannya bahwa bila ia sanggup menghasilkan harta dengan nilai dan ukuran tertentu maka bebaslah ia. Cara kedua, seseorang dengan harta zakatnya atau seseorang bersama-sama dengan temannya membeli seorang budak atau ammah kemudian membebaskannya. Atau penguasa membeli seorang budak atau ammah dari harta zakat yang diambilnya kemudian ia memerdekakan budak itu. Cara ini diikuti oleh Imam Malik, Ahmad dan Ishak. 29 Jumlah harta yang dialokasikan untuk riqab ini disesuaikan dengan kebutuhan. 5. Gharimin (orang-orang yang berutang) Menurut Abu Hanifah, gharim adalah orang yang berutang dan tidak punya nishab penuh setelah utangnya serta tidak bisa membayar utangnya. Imam Maliki berpendapat bahwa gharim adalah orang yang tidak memiliki harta yang cukup untuk membayar utangnya. Orang yang berutang itu ada dua macam : 30 Pertama, mempunyai utang kemaslahatan dirinya sendiri, misalnya untuk nafkah, pakaian, melaksanakan perkawinan, mengobati orang sakit, mendirikan rumah dan lain-lain. 28 Sayid Sabiq, Fiqh al-sunnah, Jilid III (Kuwait: Dai al-bayar, 1968) hal Qardhawi, op. cit, hal Ibid., hal, 595.

34 34 Kedua, orang yang berutang untuk kemaslahatan masyarakat, yaitu untuk melayani kepentingan masyarakat Syarat-syarat seseorang dapat digolongkan sebagai gharimin : a. Ia mempunyai kebutuhan untuk memiliki harta yang dapat membayar utangnya, sehingga apabila ia kaya dan mampu untuk menutupi utangnya dengan uang atau benda yang dimilikinya, maka dia tidak berhak menerima bagian dari zakat. b. Ia mempunyai utang untuk melaksanakan kataatan atau mengerjakan sesuatu urusan yang diperbolehkan. Sedangkan apabila ia mempunyai utang karena sesuatu kemaksiatan seperti minuman keras, perzinaan, perjudian dan lain-lain pekerjaan yang diharamkan, maka ia jangan diberi zakat. Juga termasuk orang yang berlebih-lebihan sehingga berhutang. Tujuan tidak diberi zakat pada orang ini agar dia tidak berbuat maksiat lagi. c. Utangnya sudah jatuh tempo d. Merupakan utang piutang terhadap manusia, jadi nazar dan kifarat yang termasuk utang kapada Allah tidak termasuk. Besarnya zakat yang diberikan pada gharim adalah sesuai kebutuhannya atau sebesar utang yang harus dibayarnya. Apabila utang tersebut sudah dibebaskan oleh yang berpiutang atau dibayar orang lain atau sudah dapat dilunasi olehnya bukan dari zakat maka ia wajib mengembalikan zakat tersebut.

35 35 6. Fi Sabilillah Menurut Yusuf Qardhawi ciri dari jihad fisabilillah adalah perjuangan yang sesuai dengan ajaran Islam yang benar, berdasarkan al-qur an dan as-sunnah, tidak dicampuri unsur-unsur kesukuan dan kebangsaan, faham kapitalisme barat atau sosialisme timur, dan senantiasa menjadikan Islam sebagai dasar, sumber, tujuan, arah, pedoman dan penuntun dalam perjuangannya. 31 Sebagian ulama mengatakan bahwa orang-orang melakukan ibadah haji termasuk golongan fisabilillah, dan ada lagi yang mengatakan para pelajar dan santri termasuk dalam golongan ini. Jihad pada masa ini bukanlah diartikan hanya sebatas perang. Dewasa ini jihad fisabilillah dapat berupa bantuan kepada para da i, pendirian pusat kegiatan Islam yang representative, menerbitkan media cetak yang baik untuk menandingi berita-berita yang merusak dan menyesatkan, membela Islam dari kebohongan-kebohongan, menyebarkan buku-buku tentang Islam yang baik, yang dapat menjelaskan maksud Islam, keindahan ajaran dan kebenaran Islam, membuka kesalahan-kesalahan musuh Islam Ibnu Sabil Ibnu Sabil menurut Jumhur ulama adalah kiasan untuk musafir, yaitu orang yang melitas dari satu daerah ke daerah lain. As-Sabil artinya ath-thariq (jalan). Para ulama sepakat bahwa musafir yang kehabisan bekal di jalan, boleh diberi sebagian dari zakat sekedar dapat mencakup keperluannya selama perjalanan kembali, sekalipun ia adalah orang kaya di tempat tinggalnya Ibid, hal, Ibid., hal, Parida,op.cit., hal, 85.

36 36 Dalam hal ini mereka mensyaratkan perjalanan itu hendaklah dalam melakukan ketaatan atu tidak dalam kemaksiatan. Mengeni perjalanan mubah mereka berbeda pendapat yang lebih kuat adalah Syafi i, yaitu bahwa oarng yang melakukan perjalanan mubahpun boleh menerima zakat Orang-orang yang termasuk golongan ibnu sabil : 34 a. Orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan, baik karena salah perhitungan, tersesat, hilang dicuri atau dirampok, dan lain-lain, b. Musafir yang bermaksud hendak mengadakan perjalanan untuk kemaslahatan Islam dan umatnya bukan untuk maksiat, akan tetapi tidak mendapatkan biaya. c. Orang yang diusir dan minta suaka. Di antara manusia, ada yang dipaksa untuk meninggalkan tanah airnya dengan meninggalkan seluruh harta miliknya. Orang tersebut lari ke negeri lain, demi mempertahankan keyakinan dan agamanya, dan minta suaka politik. d. Tuna wisma, yaitu orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak. e. Anak buangan, yakni anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya (keluarganya). Anak-anak buangan ini lebih tepat dan lebih layak untuk mendapatkan perlakuan yang baik. Zakat sebagai lembaga Islam yang serta hubungannya dengan kehidupan pribadi, masyarakat dan kemanusiaan, dalam pelaksanaannya perlu terikat kepada ketentuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu zakat tidak boleh diberikan 34 Hafidhuddin, op.cit., hal

37 37 kepada orang yang tidak termasuk dalam golongan-golongan yang berhak menerima zakat, dan para muzakki juga tidak boleh mengeluarkan zakat sekehendaknya sendiri melainkan harus sesuai dengan sasaran zakat yang telah ditentukan. H. Golongan yang Tidak Berhak Menerima Zakat Adapun orang-orang yang tidak berhak menerima zakat secara umum adalah : Orang kaya Sesuai dengan tujuan zakat adalah memberi kecukupan bagi fakir dan miskin, maka pemberian zakat terhadap orang kaya akan merusak tujuan zakat itu sendiri. Orang kaya itu tidak boleh diberi dari bagian orang fakir dan orang-orang miskin, berdasarkan Sabda Rasulullah SAW yang artinya: Tidak halal sedekah-sedekah bagi orang kaya dan ucapannya pada Mu az bin Jabal Zakat itu diambil dari orang kaya, diantara mereka dan diberikan pada orang fakirnya. Bahwa setiap orang seperti anak, istri atau kerabat yang kewajiban nafkahnya dibebankan pada orang kaya, maka diharamkan kepada mereka menerima zakat, karena sesungguhnya mereka itu dianggap cukup dengan nafkah itu, orang kaya itulah yang memberi kecukupan. 35 Qardhawi. Op.cit. hal, 274.

38 38 2. Orang yang mampu bekerja Golongan ini tidak boleh menerima zakat karena dianggap mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan tidak boleh menunggu dan mengharapkan zakat atau sedekah. Apabila orang itu kuat tetapi tidak mempunyai pekerjaan, maka hal ini dapat dikecualikan, dan ia dapat ditolong dari harta zakat yang layak. Dalam hadist dikemukakan adalah : Tidak ada bagian dalam zakat buat orang kaya yang mampu bekerja. 3. Orang yang tidak beragama dan orang kafir yang memerangi Islam Ini adalah kesepakatan kaum muslimin berdasarkan firman Allah dalm Q.S. 60 ayat 9 yang artinya : Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu, karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu untuk mengusir kamu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka merekalah orang-orang yang zalim. Tidak mengapa bagi seorang muslim memberi kapada orang yang bukan muslim, sekedar untuk memelihara hubungan kemanusiaan, selama mereka tidak memerangi kaum muslimin. 4. Anak-anak yang mengeluarkan zakat kepada kedua orangtua dan istri Hal ini disimpulkan dari hadist dan ayat al-qur an yang artinya : Dan dari Abbas, ia berkata : Apabila kerabat itu orang yang tidak engkau tanggung, maka berikanlah mereka itu sebagian dari zakat hartamu, tetapi jika

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut : Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo Umat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang dipilih Allah unuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat Islam adalah mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Menurut syara zakat merupakan nama bagi

Lebih terperinci

7 230 Daftar Bahasan Penerima Zakat Orang-Orang Fakir Orang-Orang Miskin Amil atau Pengurus Zakat Orang-Orang Muallaf Untuk Memerdekakan Budak Orang-Orang yang Berutang Untuk Jalan Allah Orang-Orang Yang

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MATA PELAJARAN : FIQIH KELAS ; X (SEPULUH) SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 2. Memahami hukum Islam tentang

Lebih terperinci

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????}, Memahami Fikih Zakat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat. digunakan oleh sasaran yang di tuju (Hani, 2010).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat. digunakan oleh sasaran yang di tuju (Hani, 2010). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aplikasi 1. Pengertian Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang di reka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah satu rukun yang bercorak social-ekonomi dari lima rukun Islam. Dengan zakat, disamping ikrar Tauhid (Syahadat) dan Sholat, seseorang barulah sah masuk kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Hasbi Ramli (2005 : 56 ), Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan

Lebih terperinci

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau DEKRIT ALLAH ATAS ZAKAT Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat serta ruku lah beserta orangorang yang mengerjakan ruku. (Al-Baqarah: 43). Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Lampiran E RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF MENTERI AGAMA REPUBLIK

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI

RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI Kata Kunci : Dana Zakat, Beasiswa, Yusuf Qardhawi Dana zakat merupakan hak bagi para mustahiq, terdapat delapan golongan, dan salah satunya adalah fisabilillah (orang

Lebih terperinci

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BIDANG BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM Zakat, merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan

Lebih terperinci

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL 1 PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL Rijalush Shalihin Dosen Tetap Ekonomi Syari ah FAI UMPalembang Abstrak; Dalam Al-qur an infaq dapat diartikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1830, 2014 KEMENAG. Zakat. Usaha Produktif. Penghitungan. Syarat. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN ZAKAT PENGHASILAN الر ح يم الر ح من االله ب س م Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG MENGINGAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN : a. bahwa kedudukan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat)

ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat) ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat) Dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh : Nama : Riksa

Lebih terperinci

BUKU III ZAKAT DAN HIBAH

BUKU III ZAKAT DAN HIBAH 188 BUKU III ZAKAT DAN HIBAH BAB I KETENTUAN UMUM Yang dimaksud dengan: Pasal 675 1. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau lembaga yang dimiliki oleh muslim untuk diberikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam. 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah penulis bahas pada bab-bab sebelumnya, akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah yang dapat ditarik dari uraian

Lebih terperinci

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Waris Tanpa Anak WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Pertanyaan: Kami lima orang bersaudara: 4 orang laki-laki

Lebih terperinci

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang ada di alam ini, serta teriring salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ZAKAT DESKRIPSI MASALAH Terjadinya perubahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim

Lebih terperinci

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Disusun oleh DAVID SATRIA I 000 060 001 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Zakat telah ditentukan oleh Allah dengan dalil-dalil syara secara

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Zakat telah ditentukan oleh Allah dengan dalil-dalil syara secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah. Zakat telah ditentukan oleh Allah dengan dalil-dalil syara secara pasti. Allah SWT telah menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maslah Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun membantu orang lain. Dalam Islam harta memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam al-qur an ada petunjuk yang secara terbuka kami diingatkan bahwa: Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup serba kekurangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI A. Analisis Pendapat Yusuf Qardhawi tentang Zakat Investasi Jika kita melihat kembali bagaimana zakat itu difungsikan sebagai sarana vital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

PERAN ZAKAT DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL

PERAN ZAKAT DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL Ratu Humaemah PERAN ZAKAT DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL Abstrak Zakat merupakan pajak yang bersifat relijius-ekonomik yang diwajibkan kepada muzakki oleh negara untuk dialokasikan kepada mustahik seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu rukun Islam. secara arti kata zakat yang berasal dari bahasa Arab dari akar kata Zaka yang mengandung

Lebih terperinci

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

Fiqih Zakat Konsep Dasar Dr. Rizal Yaya, M.Sc. Ak. CA.

Fiqih Zakat Konsep Dasar Dr. Rizal Yaya, M.Sc. Ak. CA. Fiqih Zakat Konsep Dasar Dr. Rizal Yaya, M.Sc. Ak. CA. Disampaikan pada Brevet Akuntansi Zakat PPA FE UMY Kampus Terpadu FE UMY Yogyakarta, 29 April 2016 Definisi Zakat Dari segi fikih, zakat berarti:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Emirzan, 2006 : 6) peranan mencakup tindakan aturan perilaku yang perlu

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Emirzan, 2006 : 6) peranan mencakup tindakan aturan perilaku yang perlu 15 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Lembaga Amil Zakat 1. Pengertian Peranan Peranan dapat didefinisikan sebagai kumpulan harapan terencana seseorang yang mempunyai status tertentu dalam masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

PANDANGAN ULAMA ACEH TIMUR TERHADAP PEMBAGIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Analisa Terhadap Kasus Pembagian Zakat Fitrah di Kampung Pasir Putih)

PANDANGAN ULAMA ACEH TIMUR TERHADAP PEMBAGIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Analisa Terhadap Kasus Pembagian Zakat Fitrah di Kampung Pasir Putih) PANDANGAN ULAMA ACEH TIMUR TERHADAP PEMBAGIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Analisa Terhadap Kasus Pembagian Zakat Fitrah di Kampung Pasir Putih) Skripsi Diajukan Oleh : HAYATUL WARDANI Mahasiswa Sekolah

Lebih terperinci

BAB III EFEKTIFITAS DANA PRODUKTIF DAN PENGELOLAAN ZAKAT

BAB III EFEKTIFITAS DANA PRODUKTIF DAN PENGELOLAAN ZAKAT BAB III EFEKTIFITAS DANA PRODUKTIF DAN PENGELOLAAN ZAKAT A. Efektifitas Dana Produktif 1. Pengertian Soewarno Handayaningrat, mengemukakan efektifitas adalah bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA A. Analisis Dari Segi Penerimaan Zakat Zakat melalui sms (short message service)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia lewat nabi terakhir Muhamad SAW. Sebagai agama terakhir, Islam

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia lewat nabi terakhir Muhamad SAW. Sebagai agama terakhir, Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia lewat nabi terakhir Muhamad SAW. Sebagai agama terakhir, Islam memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB IV KEMASLAHATAN UMAT

BAB IV KEMASLAHATAN UMAT BAB IV KEMASLAHATAN UMAT Masalah ekonomi terjadi apabila kebutuhan pokok untuk semua pribadi manusia tidak tercukupi. Dan masalah pemenuhan kebutuhan pokok merupakan persoalan distribusi kekayaan. Dalam

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa kesadaran keagamaan masyarakat telah mendorong peningkatan jumlah pembayar zakat, yang kemudian

Lebih terperinci

Infaq. Zakat. Shadaqoh. Apa Bedanya? #yukzakat. Zakat Bukti Tanda Cinta Cinta Allah, Cinta Sesama. Oleh :

Infaq. Zakat. Shadaqoh. Apa Bedanya? #yukzakat. Zakat Bukti Tanda Cinta Cinta Allah, Cinta Sesama. Oleh : Apa Bedanya? Infaq Zakat Shadaqoh Oleh : Zakat Bukti Tanda Cinta Cinta Allah, Cinta Sesama SK KEMENKUMHAM RI : AHU-6763.AH.01.04.TAHUN 2013 www.yip.or.id Zakat Mengeluarkan SYARAT Harta tertentu yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan kita sekarang ini kesenjangan sosial merupakan keadaan yang masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa seiring dengan pesatnya sosialisasi kewajiban

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG :

Lebih terperinci

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF A. Wasiat Kepada Non Muslim Perspektif Hukum Islam. 1. Syarat-syarat Mushii a. Mukallaf (baligh dan berakal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Samlawi selaku sesepuh desa Tanjung Anom, dan masyarakat setempat lainnya. Pada dasarnya

Lebih terperinci

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189) Kitab Hudud 1. Hudud pencurian dan nisabnya Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189) Hadis

Lebih terperinci

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh BAB IV ANALISIS TERHADAP DALIL DALIL QAWL QADIM DAN QAWL JADIm dan qawl jadi>d Imam Sha>fi i> dibedakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 164, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak Zakat dan Pajak Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak Pertanyaan Dari: Bapak Halim, di Jakarta (disidangkan pada hari Jum at, 29 Zulhijjah 1432 H / 25 November 2011 M) Pertanyaan: Yth Pengasuh

Lebih terperinci

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta

Lebih terperinci

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak melebih-lebihkan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) tengah-tengah antara yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam hal operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN UMUM TENTANG ZAKAT, EFEKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN

BAB II TINJAUN UMUM TENTANG ZAKAT, EFEKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN BAB II TINJAUN UMUM TENTANG ZAKAT, EFEKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN A. Pengertian Zakat Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti yaitu albarakah keberkahan, al-nama> pertumbuhan dan perkembangan,

Lebih terperinci

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Hakikat Ibadah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa sebagai daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Zaka, berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Zaka, berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Zakat Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan bentuk kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Zaka, berarti tumbuh dan

Lebih terperinci

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan menjadi umat yang baik tentunya kita tahu hak dan kewajiban kita sebagai umat Islam. Kewajiban umat Islam terangkum dalam 5 rukun islam yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN 77 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Penyaluran Zakat Fitrah di Masjid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada QS At Taubah : 60

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada QS At Taubah : 60 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan salah satu kewajiban berdasarkan lima rukun Islam. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat merupakan ibadah wajib yang memiliki dampak terhadap sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel ARTICLE REVIEW Oleh: Afifah Hasbi (Prodi Ekonomi Syariah Pps UIN Ar-Raniry) Judul artikel : Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam Penulis artikel: Siti Zalikha Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Orang-orang non-muslim belum pernah mendapatkan keistimewaan sebagaimana keistimewaan yang mereka dapatkan ketika mereka hidup di bawah naungan Islam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT PROFESI. dari zakat yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. 1 Secara istilah zakat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT PROFESI. dari zakat yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. 1 Secara istilah zakat BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT PROFESI A. Aspek-aspek Zakat 1. Pengertian Zakat Zakat ditinjau dari bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ensiklopedi Islam Indonesia Zakat menurut bahasa bererti tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Ensiklopedi Islam Indonesia Zakat menurut bahasa bererti tumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari lima rukun islam. Dengan zakat,disamping ikrar tauhid (syahadad) dan shalat,seseorang barulah sah masuk

Lebih terperinci

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI 63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN Halaman 2 Halaman 4 : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh dengan subur. Dalam kitab-kitab hukum Islam, perkataan zakat itu diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh dengan subur. Dalam kitab-kitab hukum Islam, perkataan zakat itu diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zakat 2.1.1. Pengertian Zakat Dilihat dari sudut bahasa, perkataan zakat berasal dari kata zaka, yang artinya tumbuh dengan subur. Dalam kitab-kitab hukum Islam, perkataan

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW Oleh: M. Yakub Amin Muzakki bermakna orang-orang yang telah sampai ketentuan wajib zakat kepadanya sebagaimana yang ditetapkan dalam syariat Islam yaitu terpenuhinya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa zakat sebagai

Lebih terperinci

MENGIKUTI HAWA NAFSU

MENGIKUTI HAWA NAFSU Bismillahirrahmaanirrahiim 60 Penyakit Hati : MENGIKUTI HAWA NAFSU Nafsu dengan syahwatnya merupakan bagian dari nikmat Allah bagi manusia. Secara alami, nafsu itu cenderung pada hal-hal yang tidak baik.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. muslim kini sedikit banyak mengetahui cara-cara baru untuk tetap bisa. memilih zakat yang dianggap mudah menurut keyakinan mereka.

PENDAHULUAN. muslim kini sedikit banyak mengetahui cara-cara baru untuk tetap bisa. memilih zakat yang dianggap mudah menurut keyakinan mereka. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pengembangannya, zakat dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman masa kini. Masyarakat muslim sebagian besar telah melaksanakan zakat untuk menyempurnakan

Lebih terperinci

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Pertanyaan Dari: Sigit Bachtiar, NBM 977.029, SMK Muhammadiyah 02 Tangerang selatan-

Lebih terperinci

: : :

: : : [ ] : : : SIFAT DERMAWAN "Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai orang-orang yang pemurah". Di antara sifat karam dan berkorban ada ikatan yang kokoh dan hubungan yang kuat. Mujahid (pejuang) memberikan

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ZAKAT PERDAGANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PAJAK PENGHASILAN

PERHITUNGAN ZAKAT PERDAGANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PAJAK PENGHASILAN Jurnal INTEKNA (Edisi Khusus), Tahun XIII, No. 3, Desember 2013 : 259-264 PERHITUNGAN ZAKAT PERDAGANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PAJAK PENGHASILAN Nurul Qalbiah (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS WORKSHOP FIQIH ZAKAT REMAS MASJID KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA Tanggal, 13 Juni 2017 KONSEP PENGELOLAAN LAZIS Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. Mt. Haryono 193 Telp.

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam hal operasional penarikan, pemeliharaan, dan penyaluran

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa zakat merupakan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci