KOPI LUWAK DAN PENGUJIAN KEASLIANNYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOPI LUWAK DAN PENGUJIAN KEASLIANNYA"

Transkripsi

1 KOPI LUWAK DAN PENGUJIAN KEASLIANNYA Yusianto PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA 2014

2 PENDAHULUAN Kopi luwak dikenal sebagai kopi yang paling mahal dan khas (unik), yang sampai sekarang diproduksi dalam jumlah sangat terbatas. Keistimewaan kopi luwak karena sebelum menjadi kering, biji kopi telah melewati pencernaan perut luwak jenis Paradoxorus hermaphroditus. Luwak adalah hewan menyusui (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Hewan ini juga disebut dengan berbagai nama lain, seperti musang (nama umum, Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, comon musang, house musang, civet cat atau toddy cat dalam bahasa Inggris. Musang punya tubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm termasuk ekornya (40 cm atau kurang), berwarna abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam mulus. Luwak dapat melahirkan 2 4 anak, yang diasuh oleh induk betinanya sampai dapat mencari makan sendiri

3 Luwak Paradoxorus hermaphroditus

4 KOPI LUWAK LIAR Suatu perkebunan kopi yang berada di dekat hutan memungkinkan untuk memproduksi Kopi Luwak Liar, karena masih banyaknya populasi luwak di wilayah hutan. Untuk mengantisipasi penurunan mutu kopi, maka kopi luwak harus dikumpulkan setiap hari Tempat-tempat yang biasa ditemukan Kopi Luwak Liar adalah rerumputan di bawah pohon kopi, di atas kayu kering, ranting-ranting kering, di atas batu atau tanah yang keras, di atas plafon rumah.

5 KOPI LUWAK LIAR

6 PENGUMPULAN KOPI LUWAK LIAR

7 Kopi Luwak Kandang 1. Pengandangan Luwak dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam pengumpulan Kopi Luwak Liar. 2. Pengandangan luwak harus dilakukan dengan sistem satu kandang untuk seekor luwak. 3. Pakan luwak harus segar, karena sangat berpengaruh terhadap kesehatannya. 4. Satu ekor luwak diberi pakan pagi sekitar 300 gram pisang atau pepaya, siang dan malam adalah 1 sampai 3 kg buah kopi segar. 5. Biasanya hanya dimakan sebagian saja, karena luwak memilih buah kopi yang disukai saja. Paling SEDIKIT setiap PEKAN diberi tambahan ransum potongan ayam segar, dan/atau ikan asin. 6. Dari seekor luwak dapat diperoleh gram kopi berkulit tanduk basah tiap hari, atau setara dengan 200 gram kopi kering.

8 Kopi Luwak Kandang

9 Kopi Luwak Kandang

10 Luwak Dalam Kandang

11 RANSUM LUWAK

12 LUWAK DIBERI PAKAN PISANG, TERUTAMA PAGI HARI

13 LUWAK PAGI HARI SEDANG MAKAN PISANG

14 PEMBERIAN PAKAN BUAH KOPI PADA SORE HARI

15 Kandang Kecil (Sistem : satu kandang satu luwak)

16 PENGUMPULAN HASIL KOPI LUWAK KANDANG

17 PENGOLAHAN 1. Kopi Luwak yang berhasil dikumpulkan, kemudian direndam dan dicuci dengan air mengalir sampai bersih-suci, kemudian dijemur sampai kering. 2. Kopi Luwak berkulit tanduk kering ini dapat disimpan untuk menunggu saat penjualan. 3. Kopi Luwak berkulit tanduk ini kemudian dihuller untuk menghilangkan kulit tanduknya, kemudian disortasi untuk mendapatkan Biji Kopi Luwak bermutu satu, tanpa cacat fisik.

18 PENGOLAHAN

19 Bahan dan Metode 1. Contoh kopi luwak diperolah dari beberapa penghasil, utamanya dari Kebun Percobaan Andungsari (Bondowoso) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, PT Perkebunan Nusantara XII, dan beberapa penghasil lainnya. 2. Pengumpulan dan analisis dilakukan sejak tahun 2004 hingga Contoh Kopi luwak disortasi untuk mendapatkan Mutu 1 menurut Setandar Nasional Indonesia (SNI ). 4. Contoh kopi terpilih disangrai dengan tingkat sedang, kemudian digiling, dan diuji citarasanya menurut Standard SCAA. Contoh diuji oleh beberapa panelis ahli dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI)). 5. Beberapa contoh dianalisis kandungan kafeinnya. Sebagai pembanding digunakan kopi hasil pengolahan basah (Full Washed Coffee). 6. Beberapa contoh kopi luwak disangrai dengan beberapa tingkat sangrai, kemudian diuji berdampingan dengan kopi hasil pengolahan basah.

20 PERBANDINGAN FISIK DAN CITARASA 1. Perbandingan Fisik Antar Jenis Kopi Luwak 2. Cacat Fisik Pada Biji Kopi Luwak 3. Densitas Kamba Kopi Beras, Rendemen, Densitas Kamba, Dan Peningkatan Volume Kopi Sangrai 4. Kadar Kafein 5. Profil Citarasa Kopi Luwak Arabika Dengan Beberapa Proses Pengolahan 6. Citarasa Kopi Luwak Arabika Dengan Beberapa Tingkat Sangrai (Di Banding Kopi Arabika Wet Process) 7. Profil Citarasa Beberapa Jenis Kopi Luwak Arabika Dibanding Dengan Kopi Arabika Proses Basah 8. Profil Citarasa Beberapa Jenis Kopi Luwak Robusta Dibanding Dengan Kopi Robusta Proses Basah 9. Profil Citarasa Kopi Luwak Liberica

21 PERBANDINGAN FISIK 1. Kopi luwak liar : Kulit tanduk ada yang berbintik hitam, umumnya warna agak kecoklatan, kopi beras tanpa kulit ari, kopi sangrai seragam. 2. Kopi luwak kandang : warna kulit tanduk tidak rata, sebagian kecoklatan (browning enzimatis), kopi beras berkulit ari, kopi sangrai cenderung lebih gelap. 3. Kopi Full wash : Kulit tanduk putih bersih, seragam, kopi beras tidak berkulit ari, kopi sangrai seragam.

22 Perbandingan Fisik Kopi Luwak dan kopi Hasil Olah Basah Kopi HS Luwak Liar

23 Perbandingan Ukuran Biji Antar Jenis Kopi Luwak Pengolahan Besar Sedang Jenis Kopi/ sebelum (> 6.5 mm ) (<6.5 mm, > 6.0 mm) Jenis Luwak Penjemuran (%) (%) Arabika/ Cuci Luwak Liar Arabika/ Rendam Luwak Liar Cuci Arabika/ Tanpa Cuci Luwak Liar Arabika/ Luwak Kandang Rendam Cuci Robusta/ Tanpa Cuci Luwak Liar Kecil (< 6.00 mm, > 3.00 mm) (%)

24 Cacat Fisik Pada Biji Kopi Luwak Jenis cacat Satuan Arabika/ Luwak Liar Arab Robusta/ ika Luwak Liar Cuci Rendam Cuci Tanpa Cuci Luwak Lampung Sumatera Kandang Biji hitam biji Biji hitam sebagian biji Biji hitam pecah biji Biji coklat biji , Biji berlubang satu biji Biji berlubang lebih dari satu biji Biji bertutultutul biji

25 Densitas Kamba Kopi Beras, Rendemen, Densitas Kamba, Dan Peningkatan Volume Kopi Sangrai Pencucian Kopi beras Kopi sangrai Peningkatan Sangrai Densitas Densitas Volume Rendemen, kamba, kamba, sangrai, % gr/ml gr/ml % Kopi Luwak Cuci 0,66 86,25 0,36 60,89 Kopi Luwak Rendam cuci 0,68 88,17 0,37 62,42 Kopi Luwak Tanpa cuci 0,67 86,78 0,36 62,87 Hanya Kopi Luwak Arabika

26 Kadar Kafein Kopi Luwak Arabika Jenis Kopi/ Jenis Luwak Kopi beras % (berat kering) Kopi sangrai % (berat kering) Kopi Luwak Cuci 1,39 1,51 Kopi Luwak Rendam cuci 1,37 1,42 Kopi Luwak Tanpa cuci 1,40 1,40 Arabika Proses Basah 1,38 1,51 Kadar kafein kopi luwak asal Kopi Arabika tidak berbeda nyata dengan kadar kafein kopi Arabika hasil olah basah

27 Profil Citarasa Kopi Luwak Arabika Dengan Beberapa Proses Pengolahan Quality of Aroma Intensity of Aroma Quality of flavor Intensity of flavor Body Acidity Quality of Aftertaste Intensity of Aftertaste Bitterness Earthy Moldy Prefference CUCI RENDAM CUCI TANPA CUCI 7,25 7,25 7,25 7,50 7,00 5,00 7,00 7,00 4,00 2,50 0,00 6,75 7,00 7,50 7,00 7,50 8,00 4,50 6,50 7,00 5,00 0,00 0,00 7,50 7,33 7,67 7,17 7,33 8,00 5,17 7,17 7,33 4,33 4,50 2,50 6,83

28 Catatan : WP_MR WP_MDR WP_DR LUWAK_MR LUWAK_MDR LUWAK_DR Citarasa Kopi Luwak Arabika Dengan Beberapa Tingkat Sangrai (Di Banding Kopi Arabika Wet Process) FLAVOR ATRIBUTTES Quality of Aroma Intensity of Aroma Quality of Flavor Intensity of Flavor Body Acidity Quality of aftertaste Intensity of aftertaste Bitterness Astringency Fruity Earthy Mouldy Burn Preference = Kopi Arabika wet process, Medium Roast. = Kopi Arabika wet process, Medium-Dark Roast. = Kopi Arabika wet process, Dark Roast. = Kopi Arabika Luwak, Medium Roast. = Kopi Arabika Luwak, Medium-Dark Roast. = Kopi Arabika Luwak, Dark Roast. Jenis Kopi, Cara Olah Dan Tingkat Sangrai WP MR LUWAK MR WP MDR LUWAK MDR WP DR LUWAK DR 7,78 7,67 7,89 7,78 7,22 5,00 7,89 7,89 7,33 8,11 7,67 7,00 5,22 7,89 7,11 7,00 7,11 7,00 6,00 3,00 6,67 6,78 6,89 6,67 6,78 6,44 2,44 6,44 6,89 6,67 6,78 6,44 5,67 1,56 6,56 6,22 6,00 6,11 6,33 5,89 0,44 5,67 7,67 7,22 6,56 6,00 6,44 5,89 4,00 1,89 3,00 0,00 0,00 0,00 7,78 4,11 2,33 2,78 0,00 0,00 0,00 7,89 4,22 2,89 2,00 0,00 0,00 0,00 6,44 4,22 3,00 1,00 1,75 0,00 0,00 5,89 4,56 2,78 0,00 0,00 0,00 0,00 6,44 5,56 3,33 0,00 1,17 2,00 1,00 5,22

29 Profil Citarasa Beberapa Jenis Kopi Luwak Arabika Dibanding Dengan Kopi Arabika Proses Basah Arabika/ Origin/ Jenis Aroma Flavor After Taste Acidity Body Balance Uniformity Clean Cup Sweetness Overall Argopuro Argopuro Argopuro Ijen Ijen Luwak Luwak Arabika Luwak Arabika Lapang Kandang WP Kandang WP 6,98 7,17 7,17 6,83 7,4 6, ,98 7,43 7,04 7,65 7,71 7,65 7,25 7,31 7, ,65 7,04 7,69 7,44 7,5 7,48 7,02 7,13 7, ,44 7,69 7,38 7,10 7,44 7,53 6,38 7,10 7,47 9,63 9,38 7,71 7,23 7,82 7,61 7,60 6,62 7,25 7,49 10,00 10,00 7,21 7,51

30 Profil Citarasa Beberapa Jenis Kopi Luwak Robusta Dibanding Dengan Kopi Robusta Proses Basah Luwak Robusta WP Robusta Intensity of Aroma 7,83 7,00 Intensity of Flavor Body 7,83 7,42 6,50 6,50 Intensity of Aftertaste 7,67 6,50 0,67 4,33 0,00 0,00 Very Earthy Clean Coffee Characteristics Quality of Aroma Quality of Flavor Quality of Afteraste Bitterness Astringency Green Grassy Harsh Earthy Preference Comments 6,33 7,00 6,33 5,92 3,50 0,00 1,50 6,83 6,50 6,50 6,50 4,50 3,50 1,00 1,50 6,50

31 Profil Citarasa Kopi Luwak Liberica FLAVOR ATRIBUTTES Aroma Flavor Aftertaste Acidity/Bitterness Body Balance Uniformity Clean Cup Sweetness Overall Rataan 7,19 7,68 7,55 6,27 7,44 7,55 10,00 9,47 8,85 7,74

32 Journal Of Agricultural And Food Chemistry. Selection Of Discriminant Markers For Authentication Of Asian Palm Civet Coffee (Kopi Luwak) : A Metabolomics Approach KADAR ASAM MALAT (MALIC ACID) DAN ASAM SITRAT (CITRIC ACID) DAPAT UNTUK MEMBEDAKAN KOPI LUWAK KOMERSIAL, KOPI BLENDING, KOPI REGULER KOMERSIAL, dan KOPI PALSU Senyawa yang tidak ada hubungan dengan kopi luwak adalah : Asam Kuinat, Kafein dan Asam kafeat. (Udi Jumawan, Sastia Prama Putri, Yusianto, Erly Marwani, Takeshi Bamba, & Eichiro Fukusaki, 2013)

33 Pengamatan Bioritmik Luwak

34 Pengujian Selera Luwak Terhadap Beberapa Varietas Kopi Arabika Varietas/Jenis Kopi Arabika yang diuji : BP416A (Andungsari 2K), Komposit, Kartika, S 795. Urutan favorit : Komposit; BP416A (Andungsari 2K), S 795, Kartika. Sangat Tergantung Pada Kesegaran Buah.

35 Kopi Luwak Parchment (Original)

36 Kopi Luwak,Green & Roasted (Original)

37 KOPI LUWAK ASLIKAH?

38 KOPI LUWAK ASLIKAH?

39 KOPI LUWAK ASLIKAH?

40 KOPI LUWAK ASLIKAH?

41 KOPI LUWAK ASLIKAH?

42 Kesimpulan 1. Ada perbedaan karakter fisik kopi mentah maupun kopi sangrai dari kopi luwak liar dengan kopi luwak kandang 2. Proses perendaman dan pencucian menghasilkan biji kopi luwak dengan ukuran lebih besar, cacat fisik lebih sedikit, densitas kamba biji lebih tinggi, rendemen sangrai lebih tinggi, densitas kamba kopi sangrai lebih tinggi, dan profil citarasa lebih baik daripada kopi luwak tanpa cuci maupun hanya dicuci saja. 3. Kopi Luwak Kandang mempunyai karakter citarasa lebih baik daripada kopi luwak liar. 4. Kopi luwak liar, baik Arabika maupun Robusta cenderung punya cacat citarasa earthy (bau tanah). 5. Dibanding dengan hasil pengolahan basah (Full Wash), kopi luwak mempunyai body yang lebih kuat, walaupun sering disertai cacat citarasa earthy, yang tidak ditemui pada kopi hasil pengolahan basah (Full Wash)

43 Terimakasih

44

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Bagi Indonesia kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas yang sangat diharapkan peranannya sebagai sumber penghasil devisa di luar sektor minyak dan gas bumi. Disamping sebagai sumber

Lebih terperinci

Specific Character Kopi Special Gayo

Specific Character Kopi Special Gayo Specific Character Kopi Special Gayo Origin Commercial Specific Character Complex, rich Fresh but Weak body, Fruity, Sourish, Imbalance P 88 Complex Flavor, Clean, High Acidity, Clear, good, Rich, Balance,

Lebih terperinci

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian 2015 LUWAK Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian LUWAK A. Biologi Luwak Luwak merupakan nama lokal dari jenis musang

Lebih terperinci

ROASTING KOPI CELUP Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan

ROASTING KOPI CELUP Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan ROASTING KOPI CELUP Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan tertentu. Kopi Arabika digunakan sebagai sumber citra rasa,

Lebih terperinci

KUALITAS KOPI ARABIKA HASIL PENYIMPANAN DENGAN METODE PERENDAMAN UNTUK PENGATURAN WAKTU PENGUPASAN KULIT BUAH BASAH

KUALITAS KOPI ARABIKA HASIL PENYIMPANAN DENGAN METODE PERENDAMAN UNTUK PENGATURAN WAKTU PENGUPASAN KULIT BUAH BASAH KUALITAS KOPI ARABIKA HASIL PENYIMPANAN DENGAN METODE PERENDAMAN UNTUK PENGATURAN WAKTU PENGUPASAN KULIT BUAH BASAH SKRIPSI Oleh Endah Ernawanti NIM 091710201002 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENGURAIAN LENDIR PADA PENGOLAHAN KOPI BIJI ROBUSTA SECARA BASAH MENGGUNAKAN NATRIUM BIKARBONAT SKRIPSI. Oleh Asri Budi Ratnaningtyas NIM

PENGURAIAN LENDIR PADA PENGOLAHAN KOPI BIJI ROBUSTA SECARA BASAH MENGGUNAKAN NATRIUM BIKARBONAT SKRIPSI. Oleh Asri Budi Ratnaningtyas NIM PENGURAIAN LENDIR PADA PENGOLAHAN KOPI BIJI ROBUSTA SECARA BASAH MENGGUNAKAN NATRIUM BIKARBONAT SKRIPSI Oleh Asri Budi Ratnaningtyas NIM 061710101033 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

(Studi Kasus Tanah Desa Jirek Mas Kecamatan BUAH KOPI. Cermee Kabupaten Bondowoso) SKRIPSI. Oleh Lubna Brilyani NIM

(Studi Kasus Tanah Desa Jirek Mas Kecamatan BUAH KOPI. Cermee Kabupaten Bondowoso) SKRIPSI. Oleh Lubna Brilyani NIM KARAKTERISTIK PENDUGAAN TINGKAT KOPI EROSI ROBUSTA MENGGUNAKAN HASIL PENUNDAAN RAINFALL PULPING MENGGUNAKAN SIMULATOR SKALA LABORATORIUM METODE PERENDAMAN (Studi Kasus Tanah Desa Jirek Mas Kecamatan BUAH

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH JUMLAH FORMULASI RAGI INOKULUM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP MUTU BIJI KOPI

STUDI PENGARUH JUMLAH FORMULASI RAGI INOKULUM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP MUTU BIJI KOPI STUDI PENGARUH JUMLAH FORMULASI RAGI INOKULUM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP MUTU BIJI KOPI SKRIPSI FAHLEVI AKBAR 060305003 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak saja terkenal di Indonesia

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI Kopi adalah salah satu komoditi andalan Indonesia. Hasil komoditi ini menempati urutan ketiga setelah karet dan lada.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara turun temurun dimasa lalu, kopi cukup untuk memberikan kebutuhan hidup petani sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU BIJI KOPI RAKYAT DENGAN PENGOLAHAN SEMI BASAH BERBASIS PRODUKSI BERSIH

PENINGKATAN MUTU BIJI KOPI RAKYAT DENGAN PENGOLAHAN SEMI BASAH BERBASIS PRODUKSI BERSIH PENINGKATAN MUTU BIJI KOPI RAKYAT DENGAN PENGOLAHAN SEMI BASAH BERBASIS PRODUKSI BERSIH (Smallholder Coffee Bean Quality Improvement with Semi Wet Processing Based On Clean Production) Elida Novita 1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara produsen kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara produsen kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keunikan daerah masingmasing yang menghasilkan karakteristik kopi yang tidak dihasilkan oleh negara lain. Indonesia salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya minum kopi terutama di pagi hari sangatlah khas kita dengar setiap harinya. Tidak hanya di pagi hari di saat semua orang akan memulai harinya melainkan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otentik Kopi Jogja adalah kedai kopi yang berpusat di Jalan Ipda Tut

BAB I PENDAHULUAN. Otentik Kopi Jogja adalah kedai kopi yang berpusat di Jalan Ipda Tut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otentik Kopi Jogja adalah kedai kopi yang berpusat di Jalan Ipda Tut Harsono, Yogyakarta dan memiliki 2 cabang yang berada di daerah Quantum Residence dan Jalan Perumnas,

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Biji kopi

SNI Standar Nasional Indonesia. Biji kopi Standar Nasional Indonesia Biji kopi ICS 67.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Penggolongan...

Lebih terperinci

Mutu Fisik dan Cita Rasa Beberapa Varietas Kopi Arabika Harapan pada Beberapa Periode Penyimpanan

Mutu Fisik dan Cita Rasa Beberapa Varietas Kopi Arabika Harapan pada Beberapa Periode Penyimpanan Pelita Perkebunan Mutu 2007, fisik dan 23(3), cita 205 230 rasa beberapa varietas kopi arabika harapan pada beberapa periode penyimpanan Mutu Fisik dan Cita Rasa Beberapa Varietas Kopi Arabika Harapan

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL RMA PENGARUH KADAR BIJI PECAH DALAM PENYANGRAIAN TERHADAP CITARASA KOPI ROBUSTA DESA PUCAK SARI, BULELENG, BALI

ARTIKEL JURNAL RMA PENGARUH KADAR BIJI PECAH DALAM PENYANGRAIAN TERHADAP CITARASA KOPI ROBUSTA DESA PUCAK SARI, BULELENG, BALI ARTIKEL JURNAL RMA PENGARUH KADAR BIJI PECAH DALAM PENYANGRAIAN TERHADAP CITARASA KOPI ROBUSTA DESA PUCAK SARI, BULELENG, BALI Oleh: AYU INDAH PUSPA RINI 1311205002 Pembimbing: Ir. A.A.P. Agung Suryawan

Lebih terperinci

VI. DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH

VI. DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH VI. DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH 6.1. Pendahuluan Peningkatan kualitas produksi merupakan salah satu atribut kunci keberlanjutan agroindustri kopi rakyat.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK CITARASA DAN KOMPONEN FLAVOR KOPI LUWAK ROBUSTA IN VITRO BERDASARKAN DOSIS RAGI KOPI LUWAK DAN LAMA FERMENTASI

KARAKTERISTIK CITARASA DAN KOMPONEN FLAVOR KOPI LUWAK ROBUSTA IN VITRO BERDASARKAN DOSIS RAGI KOPI LUWAK DAN LAMA FERMENTASI KARAKTERISTIK CITARASA DAN KOMPONEN FLAVOR KOPI LUWAK ROBUSTA IN VITRO BERDASARKAN DOSIS RAGI KOPI LUWAK DAN LAMA FERMENTASI Mukhammad Fauzi 1), Giyarto 1), Septi Wulandari 2) 1) Dosen Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbungan tercepat terjadi di emerging market seperti Eropa Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbungan tercepat terjadi di emerging market seperti Eropa Timur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi banyak diminati oleh berbagai kalangan baik di dalam maupun luar negeri. Konsumsi kopi dunia tumbuh secara stabil pada tingkat 2,5% per tahun. Pertumbungan tercepat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Untuk memberikan gambaran umum dari isi laporan ini, maka bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang yang mendukung lahirnya pengadaan suatu agrowisata kopi luwak dengan masalah

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN, KOPI BLENDING, DAN KOPI TUBRUK DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER

PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN, KOPI BLENDING, DAN KOPI TUBRUK DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN, KOPI BLENDING, DAN KOPI TUBRUK DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: KENT MIRA CANDRA 6103008083

Lebih terperinci

PENGOLAHAN KOPI BUBUK. Beberapa jenis olahan kopi biji

PENGOLAHAN KOPI BUBUK. Beberapa jenis olahan kopi biji PENGOLAHAN KOPI BUBUK Beberapa jenis olahan kopi biji Kualitas bahan dasar (kopi biji), sangat berpengaruh pada kualitas kopi bubuk. Diperlukan persyaratan kopi biji, agar dihasilkan kopi bubuk berkualitas

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Kopi Glondong Sortasi Kebun Kopi glondong

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN KOPI KELOMPOK TANI, DESA BANYUKUNING, KABUPATEN SEMARANG

PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN KOPI KELOMPOK TANI, DESA BANYUKUNING, KABUPATEN SEMARANG PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN KOPI KELOMPOK TANI, DESA BANYUKUNING, KABUPATEN SEMARANG Agus Suprijono, Indah Sulistyarini, Uning Rininingsih EM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

Lebih terperinci

PERLAKUAN PENGOLAHAN KOPI BIJI TERHADAP PERUBAHAN FISIK. (Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar) Oleh. Kelompok 5

PERLAKUAN PENGOLAHAN KOPI BIJI TERHADAP PERUBAHAN FISIK. (Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar) Oleh. Kelompok 5 PERLAKUAN PENGOLAHAN KOPI BIJI TERHADAP PERUBAHAN FISIK (Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar) Oleh Kelompok 5 Irfan Permadi 1414051050 Ni Made Yulia S. 1414051073 Ria Apriani 1414051080 Shahelia

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Uji Citarasa Kopi Basic Training of Coffee Cupping

Pelatihan Dasar Uji Citarasa Kopi Basic Training of Coffee Cupping Pelatihan Dasar Uji Citarasa Kopi Basic Training of Coffee Cupping Yusianto Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute Mutu berperan penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Sifat Fisiko-Kimia dan Cita Rasa Beberapa Varietas Kopi Arabika

Sifat Fisiko-Kimia dan Cita Rasa Beberapa Varietas Kopi Arabika Pelita Perkebunan 2005, 21(3), 200 222 Yusianto, Hulupi, Sulistyowati, Mawardi dan Ismayadi Sifat Fisiko-Kimia dan Cita Rasa Beberapa Varietas Kopi Arabika Physical, Chemicals and Flavors of Some Varieties

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi Arabika Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun hijau tua

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. geografis apabila mempunyai potensi yang menimbulkan hasil budi daya

BAB V PENUTUP. geografis apabila mempunyai potensi yang menimbulkan hasil budi daya 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Objek dari indikasi geografis adalah produk yang dihasilkan oleh suatu wilayah tertentu yang memiliki ciri khas berbeda daripada wilayah lainnya. Suatu objek/produk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dari seluruh luas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Austin (1981), ruang lingkup agroindustri adalah industri yang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Austin (1981), ruang lingkup agroindustri adalah industri yang II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Ruang lingkup agroindustri Menurut Austin (1981), ruang lingkup agroindustri adalah industri yang mengolah hasil-hasil pertanian termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010), Kopi Arabika adalah spesies asli yang berasal dari Ethiopia. Kopi Arabika tumbuh di

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MUTU BIJI KOPI PADA PROSES DEKAFEINASI

KARAKTERISTIK MUTU BIJI KOPI PADA PROSES DEKAFEINASI KARAKTERISTIK MUTU BIJI KOPI PADA PROSES DEKAFEINASI Amin Rejo, Sri Rahayu, Tamaria Panggabean Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya 30653 Telp. (0711) 580664

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi

Lebih terperinci

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN MADU MADU ADALAH SUBSTANSI PEMANIS BUATAN ALAMI YANG DIPRODUKSI OLEH LEBAH MADU YANG BERASAL DARI BEBERAPA BUNGA ATAU SEKRESI TUMBUHAN. Kandungan Madu Gula

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KAPUR UNTUK PELEPASAN LENDIR PADA PENGOLAHAN KOPI BIJI ROBUSTA SECARA BASAH SKRIPSI. Oleh Fibriana Cahyarani NIM

PENGGUNAAN KAPUR UNTUK PELEPASAN LENDIR PADA PENGOLAHAN KOPI BIJI ROBUSTA SECARA BASAH SKRIPSI. Oleh Fibriana Cahyarani NIM PENGGUNAAN KAPUR UNTUK PELEPASAN LENDIR PADA PENGOLAHAN KOPI BIJI ROBUSTA SECARA BASAH SKRIPSI Oleh Fibriana Cahyarani NIM 061710101055 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Identifikasi kualitas suatu produk pangan dapat dilakukan, salah satunya, dengan mencium aromanya. Produk produk seperti kopi, teh, produk peternakan, daging, dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung jerami nangka, analisis sifat fisik dan kimia tepung jerami nangka, serta pembuatan dan formulasi cookies dari

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, No.909, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Kopi Luwak. Prinsip Kesejahteraan Hewan. Cara Produksi. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/KB.120/6/2015 TENTANG CARA

Lebih terperinci

Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi

Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi Peneliti : Dr. Puspita Sari, S.TP, MPh 1 Sumber Dana Diseminasi : BOPTN Universitas Jember : belum ada

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN D. KARAKTERISTIK BIJI KOPI Karakteristik awal biji kopi diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar lemak, kadar serat, kadar protein, dan kadar abu terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mutu Pengertian mutu dapat berbeda-beda tergantung pada rangkaian perkataan atau kalimat dimana istilah mutu ini dipakai, dan orang yang mempergunakannya. Dalam perusahaan

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI KOPI LUWAK DI CV. BERKAH JAYA ALAM MALANG. 1. Gambaran umum CV. Berkah Jaya Alam. Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

BAB III PROSES PRODUKSI KOPI LUWAK DI CV. BERKAH JAYA ALAM MALANG. 1. Gambaran umum CV. Berkah Jaya Alam. Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. BAB III PROSES PRODUKSI KOPI LUWAK DI CV. BERKAH JAYA ALAM MALANG A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Gambaran umum CV. Berkah Jaya Alam CV. Berkah Jaya Alam adalah perusahaan yang memproduksi kopi luwak

Lebih terperinci

Hubungan intensitas cahaya di kebun dengan profil cita rasa dan kadar kafein beberapa klon kopi Robusta

Hubungan intensitas cahaya di kebun dengan profil cita rasa dan kadar kafein beberapa klon kopi Robusta Pelita Perkebunan 28(1) 2012, 14-22 Erdiansyah & Yusianto Hubungan intensitas cahaya di kebun dengan profil cita rasa dan kadar kafein beberapa klon kopi Robusta Relationship between caffeine content and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan diuraikan tentang latar belakang yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Serta akan diuraikan mengenai rumusan masalah, tujuan, metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan Negara kepulauan sehingga

Lebih terperinci

K O P I. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

K O P I. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember K O P I Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.net http://adamjulian.web.unej.ac.id/ Daftar Pustaka Rudi Wiboyo dan Subiyono, 2005. Agribisnis Tebu. Perhepi. Jakarta Rudi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang dan Laboratorium Tanaman I, Politeknik Negeri Lampung. 3.2 Alat dan Bahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GMP (Good Manufacturing Practice) PADA PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEDIRI

IMPLEMENTASI GMP (Good Manufacturing Practice) PADA PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEDIRI IMPLEMENTASI GMP (Good Manufacturing Practice) PADA PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEDIRI Doris Eka Fajariyanto, Darimiyya Hidayati, dan Millatul Ulya Program Studi Teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/KB.120/6/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/KB.120/6/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/KB.120/6/2015 TENTANG CARA PRODUKSI KOPI LUWAK MELALUI PEMELIHARAAN LUWAK YANG MEMENUHI PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr) untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk

Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr) untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr) untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk Fiona Drefin Oktadina, Bambang Dwi Argo, M. Bagus Hermanto Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gembili Menurut Nur Richana (2012), gembili diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan) Divisio : Magnoliophyta ( tumbuhan berbiji

Lebih terperinci

Mutu dan Citarasa Kopi Arabika Hasil Beberapa Perlakuan Fermentasi: Suhu, Jenis Wadah, dan Penambahan Agens Fermentasi

Mutu dan Citarasa Kopi Arabika Hasil Beberapa Perlakuan Fermentasi: Suhu, Jenis Wadah, dan Penambahan Agens Fermentasi Pelita Perkebunan 29(3) 203, 220-239 Yusianto & Widyotomo Mutu dan Citarasa Kopi Arabika Hasil Beberapa Perlakuan Fermentasi: Suhu, Jenis Wadah, dan Penambahan Agens Fermentasi Quality and Flavor Profiles

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK AROMA DAN RASA SEDUHAN KOPI JANTAN

KARAKTERISTIK AROMA DAN RASA SEDUHAN KOPI JANTAN KAJIAN KANDUNGAN KAFEIN KOPI BUBUK, NILAI ph DAN KARAKTERISTIK AROMA DAN RASA SEDUHAN KOPI JANTAN (Pea berry coffee) DAN BETINA (Flat beans coffee) JENIS ARABIKA DAN ROBUSTA SKRIPSI Oleh : I WAYAN ADITYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan

Lebih terperinci

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Untuk mendapatkan benih (biji) pepaya yang baik, yaitu yang memiliki kadar kemurnian benih cukup tinggi, harus dilakukan pemilihan atau

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION)

KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION) Agroteknose, Vol. III, No. 2 Th. 2007 KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION) Siti Achadiyah Staf Pengajar Jurusan THP, Fak Tekn Pertanian INSTIPER ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI

PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI 2012, No.909 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 52/Permentan/OT.140/9/2012 TANGGAL 4 September 2012 PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh: PENGARUH SUHU DAN DURASI PENYANGRAIAN BIJI KOPI ARABIKA LUWAK DAN NON LUWAK TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI KOPI BUBUK THE EFFECT OF TEMPERATURE AND DURATION OF ROASTING TO ARABICA BEANS LUWAK AND

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki banyak peran di Provinsi Bali, salah satunya adalah sebagai sektor pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Lebih terperinci

Kata kunci : kopi arabika gayo, suhu penyangraian, lama penyangraian, dan kualitas

Kata kunci : kopi arabika gayo, suhu penyangraian, lama penyangraian, dan kualitas KAJIAN MUTU KOPI ARABIKA GAYO DENGAN PERLAKUAN VARIASI SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN (Study of Arabica Gayo Coffee Quality under Temperature and Roasting Duration Treatments) Kaswindi 1, Bambang Sukarno Putra

Lebih terperinci

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER (Test of Different Mesh Size on the Quality of Coffee Bean In Multifucer Grinder) Johanes Panggabean 1, Ainun Rohanah 1, Adian Rindang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Gading dan Ghana. Hasil panen dari perkebunan coklat yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Gading dan Ghana. Hasil panen dari perkebunan coklat yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia adalah penghasil kakao terbesar di dunia ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Hasil panen dari perkebunan coklat yang ada di Indonesia cukup tinggi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat 20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh dan Varietas Terhadap Mutu Fisik dan Fisiko-Kimia Kopi Arabika Gayo

Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh dan Varietas Terhadap Mutu Fisik dan Fisiko-Kimia Kopi Arabika Gayo Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh dan Varietas Terhadap Mutu Fisik dan Fisiko-Kimia Kopi Arabika Gayo (Effect of Land Altitude and Varieties on Physical Quality and Physico-Chemical Arabica Gayo Coffee)

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Usaha Kopi Luwak Di Bali *

Analisis Kelayakan Usaha Kopi Luwak Di Bali * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Analisis Kelayakan Usaha Kopi Luwak Di Bali * I MADE YOGI WINANTARA, ABU BAKAR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan,

Lebih terperinci

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH DESA WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH DESA WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012 0 DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH DESA WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012 Rosi Elvia (1) Budiyono (2) Edy Haryono (3) Abstract: This study aims to examine the

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI Effect of the concentration of ginger and spices in the manufacture of coffee syrup OLEH: Dina Mardhatilah STp. MS.i Staf pengajar

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemasok utama kakao dunia dengan persentase 13,6% (BPS, 2011). Menurut

I. PENDAHULUAN. pemasok utama kakao dunia dengan persentase 13,6% (BPS, 2011). Menurut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama kakao

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dari buah kakao (Theobroma cacao. L) yang tumbuh di berbagai

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dari buah kakao (Theobroma cacao. L) yang tumbuh di berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biji kakao merupakan bahan baku utama pembuatan produk cokelat, dihasilkan dari buah kakao (Theobroma cacao. L) yang tumbuh di berbagai daerah beriklim tropis. Kakao

Lebih terperinci

CACAT MUTU BIJI KOPI INDONESIA. Berbatu-batu. Petik buah hijau? Jangan!!! DEFECTS of COFFEE BEANS from INDONESIA

CACAT MUTU BIJI KOPI INDONESIA. Berbatu-batu. Petik buah hijau? Jangan!!! DEFECTS of COFFEE BEANS from INDONESIA Mutu Kopi Tanggungjawab Bersama (Coffee Quality Is Our Responsibility) Yang merah saja!!! Petik buah hijau? Jangan!!! CACAT MUTU BIJI KOPI INDONESIA DEFECTS of COFFEE BEANS from INDONESIA 13,48 % Berlubang

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI ARABIKA SECARA BASAH (WEST INDISCHEE BEREDING)

NILAI TAMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI ARABIKA SECARA BASAH (WEST INDISCHEE BEREDING) NILAI TAMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI ARABIKA SECARA BASAH (WEST INDISCHEE BEREDING) DAN KERING (OST INDISCHEE BEREDING) DI KECAMATAN KINTAMANI, BANGLI Noveliska Br Sembiring 1, I Ketut Satriawan 2, I. A.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor 76 Lampiran. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing I. FAKTOR INTERNAL No Indikator Parameter Skor. Kondisi fisik dan mutu Kopi Mandailing Grade Grade Grade Grade. Produksi kopi Mandailing

Lebih terperinci

Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring

Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring Peneliti : Dr. Ir. Sih Yuwanti, MP 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : BOPTN Universitas Jember 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi sendiri berasal dari bahsa arab

BAB I PENDAHULUAN. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi sendiri berasal dari bahsa arab BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi sendiri berasal dari bahsa arab Qahwag yang berarti ketakutan arena

Lebih terperinci

PENGARUH LARUTAN ALKALI DAN YEAST TERHADAPAP KADAR ASAM, KAFEIN, DAN LEMAK PADA PROSES PEMBUATAN KOPI FERMENTASI

PENGARUH LARUTAN ALKALI DAN YEAST TERHADAPAP KADAR ASAM, KAFEIN, DAN LEMAK PADA PROSES PEMBUATAN KOPI FERMENTASI Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol., No., Tahun, Halaman 6-68 PENGARUH LARUTAN ALKALI DAN YEAST TERHADAPAP KADAR ASAM, KAFEIN, DAN LEMAK PADA PROSES PEMBUATAN KOPI FERMENTASI Nurul Hanifah, Desy

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CITA RASA SAJIAN TUBRUK KOPI ROBUSTA CIBULAO PADA BERBAGAI SUHU DAN TINGKAT KEHALUSAN PENYEDUHAN

IDENTIFIKASI CITA RASA SAJIAN TUBRUK KOPI ROBUSTA CIBULAO PADA BERBAGAI SUHU DAN TINGKAT KEHALUSAN PENYEDUHAN Barometer, Volume 2 No.2, Juli 2017, Halaman 52-56 IDENTIFIKASI CITA RASA SAJIAN TUBRUK KOPI ROBUSTA CIBULAO PADA BERBAGAI SUHU DAN TINGKAT 1 Nurul Asiah, 2 Feny Septiyana, 3 Uji Saptono, 4 Laras Cempaka,

Lebih terperinci

I NYOMAN WATA APHP Ahli Muda, Dinas Perkebunan Provinsi Bali ABSTRAK

I NYOMAN WATA APHP Ahli Muda, Dinas Perkebunan Provinsi Bali ABSTRAK MENINGKATKAN MUTU DAN NILAI TAMBAH PRODUKSI KAKAO DENGAN CARA FERMENTASI BIJI KAKAO (STUDI KASUS PETANI KAKAO DI SUBAK ABIAN SUCI KECAMATAN SELEMADEG TIMUR KABUPATEN TABANAN) I NYOMAN WATA APHP Ahli Muda,

Lebih terperinci

STANDART UMUM PENGUJIAN MUTU PADA BIJI KOPI

STANDART UMUM PENGUJIAN MUTU PADA BIJI KOPI STANDART UMUM PENGUJIAN MUTU PADA BIJI KOPI Pengujian mutu pada biji kopi dilakukan dengan dua cara sebagai berikut : A. Uji Fisik Uji fisik adalah suatu system yang digunakan untuk menilai kualitas dari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROSES PENGOLAHAN BERAS PRATANAK Gabah yang diperoleh dari petani masih bercampur dengan jerami kering, gabah hampa dan kotoran lainnya sehingga perlu dilakukan pembersihan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka 2. 1. Tinjauan Agronomis Secara umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Sejarah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.konsumsi kopi dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.konsumsi kopi dunia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE KERING NASTAR MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS KETAN HITAM. Julian Wibowo

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE KERING NASTAR MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS KETAN HITAM. Julian Wibowo UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE KERING NASTAR MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS KETAN HITAM Julian Wibowo Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak : Kue kering yang banyak digemari masyarakat

Lebih terperinci

ASPEK KETEKNIKAN PADA PROSES PENGOLAHAN DAN PENDISTRIBUSIAN KOPI DI CV FRINSA AGROLESTARI PANGALENGAN BANDUNG FIKRI AZALI FAISAL SYAF

ASPEK KETEKNIKAN PADA PROSES PENGOLAHAN DAN PENDISTRIBUSIAN KOPI DI CV FRINSA AGROLESTARI PANGALENGAN BANDUNG FIKRI AZALI FAISAL SYAF ASPEK KETEKNIKAN PADA PROSES PENGOLAHAN DAN PENDISTRIBUSIAN KOPI DI CV FRINSA AGROLESTARI PANGALENGAN BANDUNG FIKRI AZALI FAISAL SYAF DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA INOVASI PEMBUATAN KOPI LUWAK SINTETIS DENGAN MENGGUNAKAN CAIRAN RUMEN SAPI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA INOVASI PEMBUATAN KOPI LUWAK SINTETIS DENGAN MENGGUNAKAN CAIRAN RUMEN SAPI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA INOVASI PEMBUATAN KOPI LUWAK SINTETIS DENGAN MENGGUNAKAN CAIRAN RUMEN SAPI BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: S. Andra Mastaufan (A24070011) 2007 Ita Utami

Lebih terperinci

UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI SITI AZIZAH NIM.

UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI SITI AZIZAH NIM. UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI Oleh SITI AZIZAH NIM. 001710201023 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci