INDONESIA MANAGING HIGHER EDUCATION FOR RELEVANCE AND EFFICIENCY (IMHERE) Development Credit Agreement No: 4077-IND and Loan Agreement No: 4789-IND

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDONESIA MANAGING HIGHER EDUCATION FOR RELEVANCE AND EFFICIENCY (IMHERE) Development Credit Agreement No: 4077-IND and Loan Agreement No: 4789-IND"

Transkripsi

1 Bab II PROYEK IMHERE 2.1 Latar Belakang Di era millenium ke-3 dunia menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi, semakin penting dan meningkatnya peran pengetahuan sebagai mesin pertumbuhan, dan revolusi teknologi informasi. Daya saing bangsa yang didefinisikan sebagai besarnya kontribusi produksi nasional di pasar dunia semakin tidak ditentukan oleh sumber daya alam yang melimpah dan tenaga kerja yang murah, tetapi oleh inovasi teknologi dan pemanfaatan kreatif ilmu pengetahuan (Porter, 2002). Kemampuan untuk memproduksi, memilih, menerapkan, mengkomersialkan, dan memanfaatkan teknologi menjadi sangat penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar kehidupan masyarakat yang berkesinambungan. Studi Sollow (2001) menunjukkan perbedaan PDB yang sangat tajam antara negara-negara yang melakukan dan tidak melakukan investasi dalam bidang pendidikan dan pengembangan pengetahuan. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memikul tanggung-jawab untuk meletakkan landasan dan menciptakan perangkat pengaturan yang dapat mendorong institusi perguruan tinggi menjadi lebih inovatif dan responsif dalam meningkatkan daya saing bangsa. Kebijakan yang dikembangkan harus dapat mendorong secara sinergis partisipasi pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengembangkan institusi perguruan tinggi. Kenyataan menunjukkan bahwa sistem pendidikan tinggi nasional dan perguruan tinggi perguruan tinggi di Indonesia belum mampu melaksanakan peran dan menjawab tantangan yang diuraikan di atas. Indonesia merupakan negara kesatuan yang sangat majemuk, yang terdiri atas berbagai suku bangsa sesuai dengan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika. Dengan puluhan etnis dan ratusan dialek, Indonesia hanya setara dengan Eropah dalam hal keragaman suku bangsa. Keberagaman tersebut menjadi semakin nyata jika kita meninjau ketimpangan distribusi sumber daya alam serta disparitas ekonomi, sosial dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang terjadi. Desentralisasi pengelolaan dan pemberian otonomi yang luas kepada perguruan tinggi merupakan solusi terbaik untuk mengelola sistem pendidikan tinggi dan kondisi nasional yang sangat kompleks. Sejalan dengan itu peran pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen. Dikti), perlu disesuaikan dari peran regulator dan operator menjadi peran pemberdayaan dan fasilitator, namun tetap mempunyai kemampuan untuk melakukan pengaturan melalui kewenangan pengalokasian sumber daya dan kewenangan pengaturan lainnya dalam konteks sistem pendidikan tinggi nasional. Dengan perubahan peran pemerintah tersebut maka tanggung-jawab dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan tinggi akan bergeser dari pemerintah kepada perguruan tinggi masing-masing. Pemberian otonomi dengan imbalan peningkatan akuntabilitas dari perguruan tinggi tersebut memerlukan kebijakan yang komprehensif dan konsisten. Berbagai aspek pengelolaan perguruan tinggi terkait perlu disesuaikan sejalan dengan perubahan kebijakan desentralisasi yang bersifat sangat mendasar tersebut, yang mencakup antara lain pendanaan, pengelolaan sumber daya manusia, pengaturan kewenangan unsur-unsur utama dan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi. Secara khusus peran Ditjen Dikti sangat sentral dalam mempersiapkan sistem pengaturan yang koheren untuk mengimplementasikan kebijakan desentralisasi tersebut. Kerangka institusi dan aspek legal pengelolaan pendidikan tinggi merupakan dua hal yang perlu dipersiapkan sejalan dengan meluasnya penerapan konsep desentralisasi tersebut di perguruan tinggi perguruan II-1

2 tinggi nasional. Aspek legal pengelolaan pendidikan tinggi mencakup antara lain Undang- Undang Badan Hukum Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri yang menyertainya, sementara kerangka institusi pendidikan tinggi mencakup penyesuaian fungsi, tugas, tanggung-jawab dan struktur organisasi Ditjen. Dikti, Dewan Pendidikan Tinggi (DPT), Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan perguruan tinggi. Kesehatan organisasi merupakan suatu kondisi di mana organisasi dapat berfungsi dengan baik untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visi. Dalam konteks akademik, organisasi yang sehat ditandai oleh kemampuannya mengembangkan kebebasan akademik, menghasilkan inovasi dan kreatifitas yang bernilai tinggi, dan memberdayakan komunitas akademik untuk berbagi pengetahuan demi suksesnya organisasi. Organisasi yang sehat hanya dapat tumbuh dalam sistem yang sehat, suatu sistem yang secara sistematis dengan pendekatan proaktif mendorong setiap anggotanya untuk mewujudkan organisasi yang efektif dan efisien dengan hak, tanggungjawab dan akuntabilitas yang jelas. Organisasi yang sehat menyediakan alat bagi anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang sulit dan kompleks, memberikan cukup ruang dan otonomi untuk menghadapi perkembangan yang tidak lazim dan keadaan yang tidak diduga. Organisasi yang sehat juga mempunyai kemampuan internal penjaminan mutu berdasarkan mekanisme evaluasi diri dan evaluasi eksternal. 2.2 Tujuan dan Indikator Utama Proyek Tujuan proyek Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan perguruan tinggi negeri yang otonom dan akuntabel, dan mengembangkan mekanisme pendukung yang efektif untuk meningkatkan kualitas, relevansi, efisiensi dan kesetaraan pendidikan tinggi Indikator utama proyek Kegiatan proyek mempunyai lima indikator utama. Indikator ini akan digunakan di dalam monitoring dan evaluasi proyek: (a) Rancangan Undang-Undang mengenai Badan Hukum Pendidikan (BHP) disetujui pada tahun 2010; hal ini memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan struktur legal yang koheren dan kerangka peraturan yang menyeluruh untuk mendukung efektivitas pelaksanaan otonomi institusi pendidikan tinggi. (b) Pada tahun 2010, Sistem Informasi Nasional Pendidikan Tinggi (SINPT) dapat melaksanakan dan melaporkan secara regular tracer study terhadap lulusan; ini menunjukkan peningkatan yang berarti di dalam kemampuan SINPT untuk mengumpulkan, menganalisa, dan mendiseminasikan data yang menjangkau semua perguruan tinggi. (c) Pada tahun 2010, akreditasi institusi dapat diberikan kepada 5 persen dari keseluruhan perguruan tinggi (negeri dan swasta); ini menunjukkan pengembangan dan penerapan standar dan prosedur baru bagi akreditasi institusi oleh BAN-PT telah berhasil di bangun. (d) Pada tahun 2010 terdapat 5 PT BHMN yang memperoleh unqualified opinion terhadap laporan keuangannya dari akuntan publik; ini menunjukkan bahwa PT BHMN telah berhasil memperkuat kemampuan pengelolaan keuangan yang sangat diperlukan untuk melaksanakan otonomi secara efektif. II-2

3 (e) Evaluasi yang komprehensif terhadap mekanisme pendanaan berdasarkan line item, hibah kompetisi, dan kontrak berbasis kinerja dapat diselesaikan pada tahun 2010; ini memungkinkan pemerintah menetapkan kebijakan pendanaan pendidikan tinggi berdasarkan fakta yang solid. 2.3 Komponen Proyek Proyek dengan biaya total US$98, terdiri atas 2 komponen: (A) Reformasi sistem pendidikan tinggi dan (B) Hibah untuk meningkatkan kualitas akademik dan kinerja perguruan tinggi. Investasi dan kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini merupakan perubahan yang lebih bersifat komprehensif dan mendasar dibandingkan dengan yang pernah diusulkan sebelumnya. Proyek ini berusaha menciptakan lingkungan pengelolaan pendidikan tinggi yang bersifat pemberdayaan dan fasilitatif di tingkat pusat dan memperkuat kapasitas inovasi akademik dan manajemen di tingkat perguruan tinggi. (a) Komponen Proyek-A - (US$7,779,000) Reformasi Sistem Pendidikan Tinggi Komponen ini bertujuan memberikan dukungan kepada Ditjen. Dikti untuk mengimplementasikan Strategi Pengembangan Jangka Panjang Pendidikan Tinggi (HELTS) melalui penataan aspek legal, pengembangan kapasitas pengelolaan Ditjen. Dikti, peningkatan kemampuan BAN untuk melaksanakan akreditasi institusi, dan pengembangan strategi untuk merevitalisasi Universitas Terbuka, suatu institusi pembelajaran berkelanjutan terbesar di Indonesia. Sub-komponen poryek-a.1 Modernisasi sektor pendidikan tinggi (US$4,001,000) Komponen ini akan menangani kendala utama manajemen yang dihadapi oleh sistem pendidikan tinggi nasional. Implementasi HELTS memerlukan faktor pendorong yang memungkinkan DGHE memotivasi budaya produktif untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi seluruh perguruan tinggi. Untuk menjadikan proses otonomi lebih efektif, perubahan pengaturan dan perkuatan manajemen perlu dilaksanakan yang mencakup: (a) pengembangan aspek legal pengelolaan pendidikan tinggi, (b) pengembangan kapasitas manajemen finansial di Ditjen. Dikti dan di perguruan tinggi, (c) pengembangan kapasitas pengelolaan data dan informasi SINPT, (d) pengembangan strategi untuk melakukan perubahan kebijakan berdasarkan data informasi kinerja yang nyata, terutama dalam hal pendanaan pendidikan tinggi. Sub-komponen proyek-a.2 Transisi sistem penjaminan mutu kepada akreditasi institusi pendidikan tinggi dan integrasi sistem sertifikasi profesi (US$448,000) Pada saat ini sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi nasional berfungsi dengan baik, namun beban kerja dirasakan sangat berat karena akreditasi diberikan kepada program studi. Lingkup kerja setiap tahunnya mencakup hampir PTN dan PTS. BAN-PT dan Ditjen. Dikti menyadari bahwa sistem yang dikembangkan tidak dapat diteruskan, namun pengalaman dan hal-hal baik (good practices) yang telah diperoleh perlu dilanjutkan. Dengan bantuan ADB, BAN-PT dan Ditjen. Dikti telah melakukan kajian untuk merestrukturisasi sistem akreditasi, yang bukan saja dapat mengoptimalkan beban manajemen tetapi juga menjadi semakin sejalan dengan prinsip otonomi perguruan tinggi dan mampu memberikan infomasi yang berguna untuk menerapkan sistem pendanaan berbasis kinerja. Lebih jauh lagi, BAN-PT harus menjamin kemandirian institusinya sendiri dan perlu menemukan cara II-3

4 untuk menjadi lebih independen dari pemerintah, termasuk mengusahakan dana untuk mendukung pelaksanaan misinya. Tujuan utama dari sub-komponen ini adalah untuk memperkuat sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi, dan mempersiapkan transisi sistem akreditasi dari akreditasi program studi menjadi akreditasi institusi.dan akreditasi asosiasi profesi (seperti arsitek, insinyur, atau dokter). Melalui kerja sama dengan Ditjen. Dikti, ADB telah memberikan pinjaman sebesar US$ untuk memulai kajian transisi yang akan berlangsung sampai tahun Program IMHERE ini bertujuan untuk melengkapi kegiatan yang telah direncanakan dan kemudian mendukung pendanaan setelah program ADB selesai. Bagian penting dari kegiatan ini adalah integrasi akreditasi profesi ke dalam sistem akreditasi BAN-PT. Sub-komponen ini juga bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas dan kepemilikan (ownership) sistem jaminan mutu melalui partisipasi stakeholders dan peningkatan transparansi dan akuntabilitas proses akreditasi. Penyesuaian sistem akreditasi diharapkan memberikan dampak langsung kepada keseluruhan sektor pendidikan tinggi, karena BAN-PT akan mengakreditasi bukan saja PTN tetapi juga PTS. Untuk mencapai tujuan, technical assistance, training, dan komponen fisik lain yang diperlukan akan dibiayai melalui sub-komponen ini dan dapat digunakan untuk: (a) melaksanakan kegiatan perencanaan partisipatif dalam membangun sistem akreditasi institusi, (b) mengembangkan strategi dan memperkuat sistem manajemen untuk menjamin tersedianya kebutuhan finansial, (c) memperkuat kemampuan administrasi dan manajemen perguruan tinggi sehingga mereka dapat melaksanakan proses akreditasi institusinya masingmasing, (d) memperkuat asosiasi profesi untuk melaksanakan akreditasi profesi, dan (e) mendukung pengembangan sertifikasi guru. Sub-komponen proyek-a.3 Revitalisasi Universitas Terbuka (US$3,330,000) Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi terbesar di Indonesia, yang melaksanakan program diploma dan sarjana melalui pembelajaran jarak jauh. UT melayani mahasiswa, hampir 90% di antaranya adalah pekerja (working adult), di mana sebagian besar dari pekerja ini merupakan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Program yang ditawarkan lebih bersifat supply driven dibandingkan demand driven, walaupun seperti telah disampaikan sebagian besar dari mahasiswa adalah pekerja. UT menjangkau daerah remote di mana opsi untuk pendidikan tinggi sangat terbatas. Pimpinan, pusat administrasi dan pusat produksi materi akademik UT berada di Jakarta, yang juga berfungsi membagikan materi pendidikan dan ujian kepada seluruh mahasiswa UT yang terdaftar melalui 35 Pusat Belajar Daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Metoda pembelajaran UT adalah korespondensi tradisional dengan jumlah tutorial dan penggunaan instruksi material dengan peralatan modern (komputer) yang sangat terbatas. UT memainkan peran penting pemerataan dan akses calon mahasiswa kepada pendidikan tinggi di Indonesia. UT memerlukan revitalisasi komprehensif untuk dapat memodernisasi pengaturan dan manajemen perguruan tinggi, pendanaan, interaksi dengan masyarakat, materi pendidikan dan cara penyampaiannya kepada mahasiswa. Rencana Strategis UT yang telah disiapkan perlu disepakati oleh semua stakeholders. Sub-komponen ini akan membiayai studi dan technical assistance untuk mengkaji beberapa opsi revitalisasi yang mungkin dilakukan. Kegiatan akan mencakup konsultasi yang luas dengan semua stakeholders untuk menghasilkan konsensus di antara mereka termasuk Ditjen. Dikti mengenai mandat dan arah pengembangan UT yang disepakati. Sub-komponen ini kemudian akan mendanai keperluan technical assistance, training staff, dan komponen II-4

5 fisik lain untuk meningkatkan kapasitas akademik dan pengelolaan UT sesuai dengan strategi dan arah yang disepakati. (b) Komponen Proyek-B (US $ ) Hibah untuk meningkatkan mutu akademik dan kinerja institusi Pada umumnya pendanaan dan investasi sektor pendidikan tinggi di Indonesia dapat digolongkan rendah, dan sebagian besar pengeluaran saat ini dilaksanakan berdasarkan line item yang tersentralisasi dan dilakukan oleh Ditjen. Dikti. Praktek pendanaan tradisional seperti ini telah menghambat insentif penggunaan dana publik yang rasional yaitu insentif yang dapat memusatkan perhatian Perguruan Tinggi untuk memprioritaskan mutu dan efisiensi. Sasaran HELTS adalah untuk mengembangkan dan menyebar-luaskan mekanisme pendanaan yang dapat memberikan insentif bagi peningkatan mutu akademik dan kinerja institusi. Kebijakan pemerintah untuk memberikan otonomi kepada PTN akan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan institusi. Keleluasaan pengelolaan yang diberikan akan memungkinkan munculnya inovasi pendanaan yang dapat memberikan insentif kepada institusi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Komponen ini akan mendukung HELTS melalui peningkatan mutu pendidikan tinggi dan peningkatan kemampuan pengelolaan institusi. Hal ini akan dicapai dengan memperluas program hibah kompetisi (competitive based program) yang sudah dilakukan, memperkenalkan program baru hibah kinerja (performance based program) untuk memperkuat manajemen institusi, dan program kontrak berbasis kinerja (performance based contracting) untuk PT BHMN. Pendanaan yang didasarkan atas kontrak berbasis kinerja akan di-ujicoba-kan pada PT BHMN yang memiliki kemampuan manajemen yang paling kuat. Bila berhasil, uji coba kemudian dapat ditingkatkan kepada seluruh PT BHMN di dalam tahap reformasi selanjutnya. Sub-komponen proyek-b.1 Program Hibah kompetisi untuk PTN dan PTS (US $60,816,000) Ditjen. Dikti telah memiliki pengalaman yang luas di dalam penerapan pendanaan kompetitif sebagai suatu mekanisme untuk mentransfer sumber daya pemerintah untuk membiayai investasi spesifik yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi. Melalui mekanisme ini, Ditjen. Dikti memberikan insentif financial kepada Perguruan Tinggi untuk meningkatkan mutu institusi dan program mereka sesuai dengan kerangka HELTS. DPT menginisiasi proses pemberian hibah dengan undangan untuk menyusun proposal. Perguruan Tinggi dapat menyerahkan proposal untuk satu atau dua jenis hibah yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan atau untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi lulusan Perguruan Tinggi. Untuk menyerahkan proposal, institusi harus memenuhi kriteria yang ditetapkan. Hal ini meliputi kemampuan manajemen yang cukup untuk mengelola dana hibah, mengadakan barang dan jasa sesuai dengan petunjuk untuk menjamin fairness dan akuntabilitas. Institusi juga harus menunjukkan bahwa setiap program studi yang akan didukung dengan hibah tersebut telah memperoleh akreditasi dari BAN-PT. Di dalam setiap kerangka hibah, kompetisi dijenjangkan menurut tingkat-tingkat kemampuan Perguruan Tinggi sehingga proses ini tidak hanya menguntungkan institusi yang terkuat. Tingkat-tingkat ini disesuaikan dengan ukuran, misi, dan kemampuan manajemen Perguruan Tinggi. DPT mengawasi seleksi proposal yang akan memenangkan hibah. Proses review proposal menjamin transparansi dengan menerapkan prinsip external peer review dan dengan melibatkan sejumlah reviewer proposal lintas Perguruan Tinggi dan dari II-5

6 luar negeri. Reviewer harus patuh terhadap suatu code of conduct yang ketat yang menjamin, antara lain, bahwa reviewer wajib menghindar dari konflik kepentingan dengan jalan tidak melibatkan dirinya di dalam review terhadap institusi atau programnya sendiri. Panel review ini terdiri dari dosen, administrator, dan mahasiswa. Panel review ini menilai keunggulan proposal termasuk evaluasi terhadap elemen-elemen berikut ini: (a) pernyataan yang jelas mengenai hubungan antara investasi yang diusulkan dengan hasil yang diharapkan, (b) rencana pemantauan dan evaluasi yang memadai, dan (c) memperlihatkan kemampuan institusi yang cukup untuk mengelola hibah. Untuk menjamin transparansi, hasil pertimbangan panel diumumkan. Proposal harus menyatakan kesanggupan Perguruan Tinggi untuk menyediakan dana pendamping sebesar 8% sebagai tanda komitmen institusi. Untuk meningkatkan kesetaraan di antara seluruh institusi pemenang hibah, seluruh proposal hibah harus mencakup rencana untuk mengembangkan program outreach untuk meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan bagi mahasiswa yang tidak beruntung (disadvantaged). Perguruan Tinggi yang mengusulkan program hibah harus menyetujui dan bekerja sama di dalam proses pemantauan dan evaluasi program-program yang diusulkannya. PTS hanya dapat mengikuti program hibah yang ditujukan untuk meningkatkan program pelatihan guru. Sub-komponen proyek-b.2 - Hibah untuk mengembangkan good governance di PTN dan inisiasi Kontrak Berbasis Kinerja pada PT-BHMN (US $26,522,000) Ditjen. Dikti berusaha untuk mengembangkan suatu sistem pengelolaan Perguruan Tinggi yang otonom dengan praktek good governance dan budaya organisasi yang fokus meningkatkan mutu pendidikan, efisiensi manajemen, dan usaha aktif memperluas akses bagi mahasiswanya yang kurang beruntung. Pada tahun 2000, enam PTN telah memperoleh status badan hukum. Pemerintah ingin menerapkan pendanaan berbasis kinerja pada institusiinstitusi ini untuk meningkatkan akuntabilitas mereka di dalam mutu, efisiensi, dan kesempatan. Walaupun Perguruan Tinggi ini secara hukum otonom, mereka kurang memiliki kemampuan untuk mengelola dana, sumber daya manusia, dan pengadaan barang secara efektif. 75 PTN lainnya belum memperoleh status otonom tetapi harus mulai meningkatkan kemampuan manajemen mereka untuk mengantisipasi peralihan status tersebut pada masa yang akan datang. Komponen ini difokuskan pada penguatan manajemen dan pada peningkatan kinerja institusi PTN, dengan tujuan menyiapkan mereka untuk menerima pendanaan berbasis kinerja pada saatnya nanti. Setelah PT BHMN memiliki kemampuan manajemen yang cukup, mereka dapat berpartisipasi di dalam inisiasi sistem pendanaan berbasis kinerja yang akan memberikan dukungan anggaran dengan syarat bahwa mereka memenuhi sasaran kinerja yang telah disepakati. PT BHMN dalam jumlah terbatas yang berpartisipasi di dalam fase awal dari pendanaan berbasis kinerja akan menjalani uji coba untuk menguji penerapan otonomi dan hibah berbasis kinerja sebelum hal ini diterapkan untuk seluruh Perguruan Tinggi. Komponen ini terdiri atas: (a) (b) (c) Hibah kompetisi untuk memperkuat manajemen institusi PTN yang belum berstatus otonom; Hibah berbasis proposal untuk memperkuat manajemen institusi PT BHMN; Hibah Kontrak Berbasis Kinerja untuk PT BHMN yang telah memenuhi kriteria tertentu. II-6

7 2.4 Rencana Pembiayaan Kegiatan per Komponen Proyek Biaya proyek berdasarkan jenis belanja dengan mata uang lokal dan mata uang asing diberikan dalam Tabel 2.1, sementara berdasarkan sumber pendanaan diberikan dalam Tabel 2.2. Tabel 2.1: Biaya proyek berdasarkan jenis belanja dengan mata uang lokal dan mata uang asing (dalam US$,000) Biaya Proyek per Komponen dan/atau Kegiatan Lokal US $,000 Asing US $,000 Total* US $,000 A. Reformasi sistem pendidikan tinggi: 1. Modernisasi sektor pendidikan tinggi 3, , Transisi sistem penjaminan mutu kepada akreditasi institusi pendidikan tinggi dan integrasi sistem sertifikasi profesi Revitalisasi Universitas Terbuka Indonesia 2, Subtotal Komponen A 6,559 1,221 7,779 B. Hibah untuk pengalokasian sumber daya secara responsif dan efisien 1. Hibah kompetitif untuk PTN dan PTS 55,216 5,600 60, Hibah untuk pengembangan good governance di PTN dan inisiasi kontrak berbasis kinerja pada PT BHMN 23,642 2,880 26,522 Subtotal Komponen B 78,858 8,480 87, Biaya Pengelolaan Proyek 3, ,150 Subtotal Komponen Pengelolaan Proyek 3, ,150 Total Biaya Dasar 88,566 9,700 98,267 Kontingensi Fisik Kontingensi Harga 11, ,444 Total Biaya Proyek 100,587 9, ,430 Biaya finansial selama implementasi Total Pendanaan yang Dibutuhkan 104,444 10, ,537 Table 2.2: Biaya proyek berdasarkan sumber pendanaan (dalam US$,000) Biaya Berdasarkan Sumber Pendanaan (US $,000)** Kegiatan IDA IBRD GOI Total A. Reformasi sistem pendidikan tinggi: A.1. Modernisasi sektor pendidikan tinggi ,250 4,424 A.2. Transisi sistem penjaminan mutu kepada akreditasi institusi pendidikan tinggi dan integrasi sistem sertifikasi profesi A. 3. Rrevitalisasi Universitas Terbuka Indonesia - - 3,904 3,904 Subtotal Komponen A ,511 8,811 B. Hibah untuk pengalokasian sumber daya secara responsive dan efisien B.1. Hibah konpetisi untuk PTN dan PTS 20,655 34,480 13,206 68,340 B.2. Hibah untuk pengembangan good governance di PTN dan inisiasi kontrak berbasis kinerja pada PT BHMN 8,855 14,461 6,221 29,537 Subtotal Komponen B 29,510 48,940 19,427 97, Biaya Pengelolaan Proyek - - 3,742 3,742 Subtotal Komponen Pengelolaan Proyek - - 3,742 3,742 Total Biaya Projek 30,000 49,750 30, ,430 Biaya finansial selama implementasi ,857 4,107 Total Pendanaan yang Dibutuhkan 30,000 50,000 34, ,537 Catatan: * Kontingensi dicantumkan sebagai line item yang terpisah. ** Biaya meliputi kontingensi fisik dan kontingensi harga. II-7

8 2.5 Sasaran Penerima Proyek Sasaran penerima proyek dikelompokkan berdasarkan komponen proyek. Sasaran penerima proyek untuk komponen proyek-a diberikan dalam Tabel 2.3, sementara untuk komponen proyek-b diberikan dalam Tabel 2.4. Tabel 2.3 Sasaran Penerima Komponen Proyek-A (Reformasi sistem pendidikantinggi) Sub-komponen Institusi yang berhak A.1 Modernisasi sektor pendidikan tinggi Ditjen. Dikti (termasuk pengembangan DPT dan Sistem Informasi Nasional Pendidikan Tinggi) A.2 Transisi sistem penjaminan mutu kepada Badan Akreditasi Nasional (BAN) akreditasi institusi pendidikan tinggi dan integrasi sertifikasi profesi A.3 Revitalisasi Universitas Terbuka Universitas Terbuka Indonesia (UT-Indonesia) Tabel 2.4 Sasaran Penerima Komponen Proyek-B (Hibah untuk meningkatkan kualitas akademik dan kinerja institusi) Kelompok Perkiraan jumlah paket hibah Sub-komponen Proyek B.1 Hibah Kompetisi untuk PTN dan PTS I 4 25 Politeknik Negeri Institusi yang berhak II 2 ISI Yogja, ISI Denpasar, STSI Padang Panjang, STSI Bandung, STSI Solo III 10 PTN dan PTS yang mempunyai program pendidikan keguruan IV 12 PTN lainnya (kecuali BHMN) Sub-total 28 Sub-komponen Proyek-B.2a. Hibah kompetisi untuk mengembangkan good governance di PTN I 3 25 Politeknik Negeri II 2 ISI Yogja, ISI Denpasar, STSI Padang Panjang, STSI Bandung, STSI Solo III 7 UNSYIAH, UNJA, UNRI, UNAND, UNSRI, UNIB, UNILA, UNPAD, UNSOED, UNEJ, UNDIP, UNS, UNIBRAW, ITS, UNAIR, UNHAS, UNUD, UNTAN, UNLAM, UNSRAT, UNHALU, UNRAM, UNTAD, UNMUL, UNPAR, UNDANA, UNCEN, UNY, UNJ, UNES, UNIMED, UNP, UNESA, UNM, UM, UNIMA IV 2 U. Tirtayasa, U. Khairun, U. Trunojoyo, U. Malikulsaleh, UNPATTI, UNIPA, U. Gorontalo, IKIP Singaraja. Sub-total 14 Sub-komponen Proyek-B.2b. Hibah berbasis proposal untuk memperkuat manajemen institusi PT-BHMN I 4 Perguruan Tinggi dengan status BHMN Sub-komponen Proyek-B.2c. Kontrak berbasis kinerja untuk PT-BHMN I 4 Perguruan Tinggi dengan status BHMN Total 50 II-8

Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) IBRD Loan No IND (USD 50 juta) IDA Loan No IND (USD 30 juta)

Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) IBRD Loan No IND (USD 50 juta) IDA Loan No IND (USD 30 juta) I-MHESRE Directorate General of Higher Education Ministry of National Education Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Workshop Sosialisasi Program B.1. Tanggal 15 Agustus

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA ( BPPS ) TAHUN AKADEMIK 2011/2012

FORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA ( BPPS ) TAHUN AKADEMIK 2011/2012 FORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA ( BPPS ) TAHUN AKADEMIK 2011/2012 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Jl. Bandung No. 1 Malang 65144 Telepon 0341-551253 Fax 0341-562124

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH KOMPETISI 2004 INFORMASI UMUM

PROGRAM HIBAH KOMPETISI 2004 INFORMASI UMUM PROGRAM HIBAH KOMPETISI 2004 I INFORMASI UMUM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2003 I. PENGANTAR Disadari bahwa paradigma pengembangan pendidikan tinggi di masa depan

Lebih terperinci

IONAL AL PT P N (TRANSISI ME

IONAL AL PT P N (TRANSISI ME BANTUAN OPERASIONAL PTN (TRANSISI MENUJU UKT) DIRJEN DIKTI RAPAT DIKTI DAN PARA REKTOR PTN UNTUK TRANSISI PEMBIAYAAN OPERASIONAL PTN 2012 DALAM RANGKA PENERIMAAN MAHASISWA TAHUN AKADEMI 2012/2013 BANDUNG,

Lebih terperinci

ALOKASI BANTUAN OPERASIONAL PTN (BOPTN)

ALOKASI BANTUAN OPERASIONAL PTN (BOPTN) ALOKASI BANTUAN OPERASIONAL PTN (BOPTN) 26 April 2013 1 PENGGUNAAN BOPTN Pasal 2 Permendikbud RI Nomor 4 Tahun 2013 Rp. 12,5 T PNBP 2013 Rp. 2,7T BOPTN No KOMPONEN BIAYA a. Pelaksanaan penelitian dan pengabdian

Lebih terperinci

PANITIA TETAP PUSAT SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SPMB)

PANITIA TETAP PUSAT SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SPMB) PANITIA TETAP PUSAT SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SPMB) Sekretariat : Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430, telp : 3101906, Fax : 31930328 PERUBAHAN TANGGAL-TANGGAL PENTING SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA

Lebih terperinci

FORMULIR : A PERNYATAAN CALON. Status Kepegawaian :...( Dosen Biasa/Dosen Luar Biasa) : ( Bagi PNS/Pegawai DPK) :.

FORMULIR : A PERNYATAAN CALON. Status Kepegawaian :...( Dosen Biasa/Dosen Luar Biasa) : ( Bagi PNS/Pegawai DPK) :. FORMULIR : A PERNYATAAN CALON Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :. Status Kepegawaian :...( Dosen Biasa/Dosen Luar Biasa) NIP NIK : ( Bagi PNS/Pegawai DPK) :.( Bagi Dosen PTS) Menyatakan berminat

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA (BPPS) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

FORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA (BPPS) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA FORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA (BPPS) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA Gedung CCAR Lantai IV Jl. Tamansari 64, Bandung 40116 Telp. +6222 251-1495, Fax. +6222 250-3659

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mutu telah menjadi suatu kenyataan dan fenomena dalam seluruh aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini. Jika sebelumnya

Lebih terperinci

PERMASALAHAN KEPATUHAN

PERMASALAHAN KEPATUHAN PERMASALAHAN KEPATUHAN Masalah Temuan Rek Satker 1. Pendapatan 5 18 2. Belanja a. Pegawai 4 13 b. Barang 33 123 DITJEN KELEMBAGAAN, DITJEN SDID, DITJEN c. Modal 8 24 1 2 BELMAWA, DITJEN RISBANG, DITJEN

Lebih terperinci

Konsep Pengelolaan SDM di RS PTN dan Wahana Pendidikan, Penelitian, dan Pelayanan

Konsep Pengelolaan SDM di RS PTN dan Wahana Pendidikan, Penelitian, dan Pelayanan Konsep Pengelolaan SDM di RS PTN dan Wahana Pendidikan, Penelitian, dan Pelayanan Draft Tim RS PTN, Oktober 2016 Ditjen Sumber Daya IPTEK dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR Untuk Kegiatan PHK-I Batch I: 2008-2010 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DESEMBER 2010 Kata

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS PROGRAM STUDI PPKPS UNIVERSITAS HASANUDDIN MARET 2013

PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS PROGRAM STUDI PPKPS UNIVERSITAS HASANUDDIN MARET 2013 PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS PROGRAM STUDI PPKPS UNIVERSITAS HASANUDDIN MARET 2013 Pendahuluan Program studi merupakan lini terdepan penyelenggaraan kegiatan tri dharma, oleh karena itu prodi perlu diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

FORMULIR : A PERNYATAAN CALON. Status Kepegawaian :...( Dosen Biasa/Dosen Luar Biasa) : ( Bagi PNS/Pegawai DPK) di Universitas/Institut..

FORMULIR : A PERNYATAAN CALON. Status Kepegawaian :...( Dosen Biasa/Dosen Luar Biasa) : ( Bagi PNS/Pegawai DPK) di Universitas/Institut.. FORMULIR : A PERNYATAAN CALON Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :. Status Kepegawaian :...( Dosen Biasa/Dosen Luar Biasa) NIP NIK : ( Bagi PNS/Pegawai DPK) :.( Bagi Dosen PTS) Menyatakan berminat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

Penerimaan Satker Kemenristekdikti TA 2015 Digunakan Langsung Sebesar Rp39,07 Miliar dan Belum Disetor Sebesar Rp3,99 Miliar.

Penerimaan Satker Kemenristekdikti TA 2015 Digunakan Langsung Sebesar Rp39,07 Miliar dan Belum Disetor Sebesar Rp3,99 Miliar. Unhas Unand Unri UB UNY Unsoed Unesa ITS Unud UNJ Penerimaan Satker Kemenristekdikti TA 2015 Digunakan Langsung Sebesar Rp39,07 Miliar dan Belum Disetor Sebesar Rp3,99 Miliar. Unib Unram UNS Unnes Unsyiah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.16, 2014 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Perguruan Tinggi. Pengelolaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

Kisah burung pipit ( jantaka ) relief Candi Borobudur

Kisah burung pipit ( jantaka ) relief Candi Borobudur Kisah burung pipit ( jantaka ) relief Candi Borobudur Pada suatu hari terjadi kebakaran hebat di hutan, Si burung pipit tinggal dihutan itu berinisiatif memadamkan api meski sadar kemampuan terbatas. Burung

Lebih terperinci

Peran Sistem Informasi Berbasis TIK dalam Upaya Membangun Good University Governance

Peran Sistem Informasi Berbasis TIK dalam Upaya Membangun Good University Governance Peran Sistem Informasi Berbasis TIK dalam Upaya Membangun Good University Governance Sugema 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta Jalan Limau II, Kebayoran

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam Pendahuluan Sejalan dengan semakin meningkatnya dana yang ditransfer ke Daerah, maka kebijakan terkait dengan anggaran dan penggunaannya akan lebih

Lebih terperinci

Pengembangan Kapasitas Institusi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perguruan Tinggi Swasta)

Pengembangan Kapasitas Institusi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perguruan Tinggi Swasta) PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2007 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Kapasitas Institusi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perguruan Tinggi Swasta) K-3

Lebih terperinci

No : 0065/SDAR/BSNP/XII/ Desember 2015 Lampiran : satu berkas. Perihal : Peraturan Menteri dan POS UN Tahun Pelajaran 2015/2016

No : 0065/SDAR/BSNP/XII/ Desember 2015 Lampiran : satu berkas. Perihal : Peraturan Menteri dan POS UN Tahun Pelajaran 2015/2016 No : 0065/SDAR/BSNP/XII/2015 23 Desember 2015 Lampiran : satu berkas. Perihal : Peraturan Menteri dan POS UN Tahun Pelajaran 2015/2016 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN MIDTERM

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN MIDTERM PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHKI) PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN MIDTERM Untuk Kegiatan PHKI Tahun: 2008-2010 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JUNI 2009

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENJAMIN MUTU DENGAN MODEL CAPAIAN MUTU BERKELANJUTAN DI PERGURUAN TINGGI

PERANCANGAN SISTEM PENJAMIN MUTU DENGAN MODEL CAPAIAN MUTU BERKELANJUTAN DI PERGURUAN TINGGI PERANCANGAN SISTEM PENJAMIN MUTU DENGAN MODEL CAPAIAN MUTU BERKELANJUTAN DI PERGURUAN TINGGI Yulmaini 1, Fitria 2, Elida Purba 3, Murhadi 4 Institut Informatika dan bisnis Darmajaya Lampung 12 Jl.Z A Pagar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era perdagangan bebas atau globalisasi, setiap negara terus melakukan upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang mampu menciptakan

Lebih terperinci

Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Implementasi UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Konferensi Utama : 7-8 November Konferensi

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 2011 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

PROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 2011 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS PROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 20 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 20 Lembar Identifikasi Nama Perguruan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 JL. RAYA DRINGU 901 PROBOLINGGO SAMBUTAN

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang diukur melalui elemen Pendapatan Asli Daerah (PAD). Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang diukur melalui elemen Pendapatan Asli Daerah (PAD). Diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Filosofi otonomi daerah mewujudkan kemandirian daerah di segala segi kehidupan, yang diukur melalui elemen Pendapatan Asli Daerah (PAD). Diharapkan dengan otonomi,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, 6 Maret 2017 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan TTD. Intan Ahmad NIP:

Kata Pengantar. Jakarta, 6 Maret 2017 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan TTD. Intan Ahmad NIP: PANDUAN HIBAH PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING (SPADA) INDONESIA 2017 ii Kata Pengantar Untuk mewujudkan visi pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAHH PEMBINAAN PTS (PHP-PTS)

PROGRAM HIBAHH PEMBINAAN PTS (PHP-PTS) PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM HIBAHH PEMBINAAN PTS (PHP-PTS) TAHUN ANGGARAN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SEPTEMBER 2011 Daftar Isi I. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN I. UMUM Semangat reformasi di bidang pendidikan yang terkandung dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 170/D/T/2010 Tanggal : 17 Februari Hal : Perubahan perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Pendidikan

SURAT EDARAN Nomor : 170/D/T/2010 Tanggal : 17 Februari Hal : Perubahan perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Pendidikan KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan Jakarta 10270 Telepon No. (021) 57946063 Faks. 57946062 SURAT EDARAN Nomor : 170/D/T/2010 Tanggal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengeluaran rutin pemerintah dibiayai oleh sumber utama penerimaan pemerintah yaitu pajak. Proses pengenaan dan pemungutan pajak ini memerlukan adanya administrasi

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN GURU

STANDAR PENDIDIKAN GURU PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Jakarta, 10 Desember 2017 1

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB DADAN ANUGRAH S.SOS, MSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB DADAN ANUGRAH S.SOS, MSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perokonomian daerah. Otonomi yang diberikan kepada

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

-2- Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terdiri atas pembinaan dan pengawasan umum serta pembinaan dan pengawasan te

-2- Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terdiri atas pembinaan dan pengawasan umum serta pembinaan dan pengawasan te TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM REMUNERASI PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN INTERIM & LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PHK BERBASIS INSTITUSI TEMA A, B, dan C TAHUN 2008

PANDUAN PENULISAN LAPORAN INTERIM & LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PHK BERBASIS INSTITUSI TEMA A, B, dan C TAHUN 2008 PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI PANDUAN PENULISAN LAPORAN INTERIM & LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PHK BERBASIS INSTITUSI TEMA A, B, dan C TAHUN 2008 Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kerangka Acuan Monitoring dan Evaluasi Tahunan dan Mid Term

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kerangka Acuan Monitoring dan Evaluasi Tahunan dan Mid Term DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kerangka Acuan Monitoring dan Evaluasi Tahunan dan Mid Term Pendahuluan Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) Tahun 2009 Sampai saat

Lebih terperinci

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017 PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017 A. KATEGORI INOVASI PELAYANAN PUBLIK Inovasi pelayanan publik dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: 1. Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

STRATEGI PENERAPAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI MANDIRI MELALUI BHP. TIUR ASI SIBURIAN Abstrak

STRATEGI PENERAPAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI MANDIRI MELALUI BHP. TIUR ASI SIBURIAN Abstrak STRATEGI PENERAPAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI MANDIRI MELALUI BHP TIUR ASI SIBURIAN Abstrak Strategi penerapan kelembagaan perguruan tinggi mandiri melalui BHP merupakan cara dan upaya untuk merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat peraturan perundang-undangan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas

Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Annual Scientific Meeting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, era globalisasi telah menuntut adanya perubahan yang sangat cepat dan menyebabkan adanya pergeseran pemikiran yang kompleks disegala bidang. Kinerja

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012. Donald Samuel Slamet Santosa

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012. Donald Samuel Slamet Santosa MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012 Donald Samuel Slamet Santosa Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM REMUNERASI PEGAWAI BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN SDM KESEHATAN

KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN SDM KESEHATAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN SDM KESEHATAN Disampaikan oleh : Kepala Pustanserdik BPPSDMK Pada acara : Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Perhimpunan Promotor dan Pendidikan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR PROGRAM HIBAH KOMPETISI PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR Untuk Kegiatan PHK Tahun: 2007-2009 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DESEMBER 2009 Kata Pengantar Program-program

Lebih terperinci

Panduan Penyusunan Proposal PROGRAM HIBAH KOMPETISI ASOSIASI PROFESI MAHASISWA (PHK-APM))

Panduan Penyusunan Proposal PROGRAM HIBAH KOMPETISI ASOSIASI PROFESI MAHASISWA (PHK-APM)) 005/WKAM/DIT-AK/10 Panduan Penyusunan Proposal 2007 PROGRAM HIBAH KOMPETISI ASOSIASI PROFESI MAHASISWA (PHK-APM)) Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHK-I)

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHK-I) PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHK-I) PROSES SELEKSI TAHUN 2008 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL OKTOBER 2007 Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL PROGRAM HIBAH DITJEN DIKTI TAHUN 2010

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL PROGRAM HIBAH DITJEN DIKTI TAHUN 2010 PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL PROGRAM HIBAH DITJEN DIKTI TAHUN 2010 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi... ii. Kata Pengantar... iv. I. Latar Belakang... 1

Daftar Isi. Daftar Isi... ii. Kata Pengantar... iv. I. Latar Belakang... 1 PANDUAN PENYUSUNANN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBINAAN PTS (PHP-PTS) TAHUN ANGGARAN 2010 DIREKTORAT KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

> Program DUE Like. Panduan Penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan

> Program DUE Like. Panduan Penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DITJEN DIKTI > Program DUE Like Panduan Penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan 7 JUNI 2007 Panduan singkat bagi para penerima hibah kompetisi dari Ditjen Dikti: DUE Like untuk membuat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM TATA KELOLA PENYELENGGARAAAN DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG BERBASIS PELAYANAN Oleh Dr. I Nyoman Gede Remaja, S.H., M.H. 3 Abstrak: Dalam era globalisasi yang

Lebih terperinci

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB III VISI, MISI DAN NILAI BAB III VISI, MISI DAN NILAI VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SIAK Dalam suatu institusi pemerintahan modern, perumusan visi dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting mengingat semakin

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5510 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Sumatera Utara. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 42) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi Buku Panduan Panduan Pelaksanaan Program Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2018 Hal 1

Lebih terperinci

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003 STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL Dokumen 003 Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2015 1 STRATEGI IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Menyelesaikan Desentralisasi Pesan Pokok Pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia kurang memiliki pengalaman teknis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PER KEGIATAN Program Hibah Kompetisi Universitas Brawijaya

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PER KEGIATAN Program Hibah Kompetisi Universitas Brawijaya PANDUAN PENULISAN LAPORAN PER KEGIATAN Program Hibah Kompetisi Universitas Brawijaya TEMA A DAN B TAHUN ANGGARAN 2013 Universitas Brawijaya Malang 2013 Panduan Laporan Per Kegiatan Program Hibah Kompetisi-

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN INTERIM PELAKSANAAN PHK BERBASIS INSTITUSI TEMA A, B, dan C TAHUN 2009

PANDUAN PENULISAN LAPORAN INTERIM PELAKSANAAN PHK BERBASIS INSTITUSI TEMA A, B, dan C TAHUN 2009 PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI 2009 PANDUAN PENULISAN LAPORAN INTERIM PELAKSANAAN PHK BERBASIS INSTITUSI TEMA A, B, dan C TAHUN 2009 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI RANGKUMAN HASIL KONFERENSI Memberikan Pelayanan Terbaik Bagi Masyarakat Miskin: Isu Strategis dan Rekomendasi Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Jakarta, 28 April 2005 KONFERENSI NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

GOOD GOVERNANCE. Sedarnawati Yasni

GOOD GOVERNANCE. Sedarnawati Yasni GOOD GOVERNANCE PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE Tindakan/tingkah laku yg didasarkan pada nilai-nilai yg bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilia tsb

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk. membangun citra komitmen Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk. membangun citra komitmen Pendidikan Tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Program pembangunan Indonesia merupakan bagian dari upaya membangun dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk membangun citra komitmen Pendidikan

Lebih terperinci