RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB BERBASIS KOMPUTER PERSONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB BERBASIS KOMPUTER PERSONAL"

Transkripsi

1 1 RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB BERBASIS KOMPUTER PERSONAL Alfa Roby; DR. Ir. Totok Soehartanto, DEA Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya, Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya Telp: Fax: Abstract ). Proses fermentasi yang terjadi dalam bioreaktor anaerob untuk menghasilkan gas metana (CH4) bergantung kepada jumlah mikroorganisme (acetogenic dan metanogenic) yang pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh variabel suhu. Dengan mengasumsikan bahwa perpindahan kalor terjadi secara konduksi maka suhu di dalam bioreaktor akan stabil 35 o C jika suhu pada dindingnya dijaga minimal sebesar 35 o C. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem pengendalian on-line untuk menjaga suhu pada permukaan tabung bioreaktor anaerob. Sistem pengendalian suhu terdiri dari sistem akuisisi data yang menggunakan 3 t ransducer IC LM35 dan mikrokontroler Atmega16 sebagai pengolah sinyal dan otak proses pengendalian. Transduser IC LM35 memiliki tingkat linieritas +10 mv/ C. Hasil monitoring besaran suhu akan ditampilkan melaui layar komputer menggunakan software Visual Basic. Hasil pengujian simulator yang dilakukan dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah pada range suhu 22-38o C, menunjukkan bahwa rancang bangun sistem pengendalian yang telah dibuat berhasil menjaga suhu permukaan dinding biorekator anaerob 35 o C menggunakan moda kontrol on-off dengan time constant antara detik dan offset 1 o C, serta hasil terbaik menggunakan peletakan sensor di dekat pemanas, yakni pada jarak 5 cm. Kata Kunci Bioreaktor anaerob, pertumbuhan mikroba µ(t), sistem pengendaliansuhu, IC LM35, moda kontrol On-Off. I. PENDAHULUAN Biorektor anaerob merupakan alat untuk menghasilkan gas metana yang bekerja dengan proses fermentasi dari bahanbahan organik secara anaerob (tanpa O2). Proses fermentasi yang terjadi bergantung kepada jumlah mikroorganisme (acetogenic dan metanogenic) yang pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh variabel suhu. Apabila suhu dalam bioreaktor terlalu tinggi atau rendah maka mikroorgnisme tersebut akan mati sehingga proses dalam bioreaktor akan terhenti dan bioreaktor harus dikuras (wash out). Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki iklim panas dan hujan. Karena pengaruh pemanasan global, perubahan iklim dewasa ini sangat tidak menentu. Ketika musim panas, suhu akan naik di atas suhu rata-rata. Sedangkan pada saat musim penghujan tiba, suhu akan turun di bawah rata-rata. Perubahan musim yang fluktuatif ini mengakibatkan perpindahan kalor dari sistem bioreaktor ke lingkungan ataupun sebaliknya terjadi sangat cepat dan sulit diprediksi. Sedangkan proses dalam bioreaktor untuk menghasilkan gas metana memerlukan kestabilan suhu dalam waktu yang relatif lama. Pada penelitian ini, akan dilakukan perancangan dan pembuat sistem pengendalian suhu pada permukaan dinding bioreaktor anaerob berbasis komputer personal yang dapat mengendalikan dan memberikan informasi secara cepat dan tepat tentang suhu pada permukaan dinding tabung bioreaktor, suhu di dalam tabung bioreaktor dan suhu lingkungan sekitarnya. Untuk menghindari melebarnya permasalahan dan melebarnya topik penelitian, diambil batasan masalahsebagai berikut: 1. Perpindahan panas terjadi secara konduksi 2. Jaket pada tabung adalah selimut pada sebagian permukaannya 3. Sensor suhu yang dipergunakan adalah IC LM35 4. Diasumsikan bahwa ketika suhu dinding bioreaktor dijaga konstan maka suhu di dalam bioreaktor akan konstan dan stabil 5. Tabung bioreaktor dianalogikan sebagai tangki yang berisi air yang diam (tanpa sirkulasi) 6. Sistem pemanas (heater) berupa elemen pemanas yang akan diberi tegangan dari luar sesuai dengan panas yang dibutuhkan oleh jaket 7. Sistem pengendalian suhu hanya dilakukan pada jaket II. DASAR TEORI A. Suhu Pertumbuhan Mikroorganisme Gas metana dapat diproduksi pada tiga range suhu sesuai dengan bakteri yang hadir. Bakteri psyhrophilic 0 7 C, bakteri mesophilic pada suhu C sedangkan thermophilic pada suhu C. Suhu yang optimal untuk digester adalah suhu C, kisaran suhu ini mengkombinasikan kondisi terbaik untuk pertumbuhan bakteri dan produksi methana di dalam digester dengan lama proses yang pendek. Suhu yang tinggi/ range thermophilic jarang digunakan karena sebagian besar bahan sudah dicerna dengan baik pada range suhu mesophilic, selain itu bakteri thermophilic mudah mati karena perubahan suhu, keluaran/ sludge memiliki kualitas yang rendah untuk pupuk, berbau dan tidak ekonomis untuk mempertahankan pada suhu yang tinggi, khususnya pada iklim dingin. Seperti halnya proses secara biologi tingkat produksi metana berlipat untuk tiap peningkatan suhu sebesar 10 C 15 C. Jumlah total dari gas yang diproduksi pada jumlah

2 2 bahan yang tetap, meningkat seiring dengan meningkatnya suhu. Lebih lanjut, yang harus diperhatikan pada proses biometananisasi adalah perubahan suhu, karena proses tersebut sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Perubahan suhu tidak boleh melebihi batas suhu yang diijinkan. Untuk bakteri psychrophilic selang perubahan suhu berkisar antara 2 C/ jam, bakteri mesophilic 1 C/jam dan bakteri thermophilic 0,5 C/jam. Walaupun demikian perubahan suhu antara siang dan malam tidak menjadi masalah besar untuk aktivitas metabolisme. Tabel 2.1. Ring Suhu untuk Produksi Biogas pada Bioreaktor Anaerob Suhu C Produksi Biogas 35 Optimum Minimum Sedikit <21 Tidak produksi Tabel 2.2. Suhu Optimal Pertumbuhan Bakteri untuk Produksi Biogas Penggolongan Bakteri Ring Suhu C Psichopilic 5-25 Mesophilic Thermophilic Hyperthermophilic >65 dilakukan oleh arus I selama t secon melalui sebuah konduktor yang memiliki beda potensial sebesar V. Persamaan ini juga bisa ditulis menjadi: W=VQ (2.7) Karena V=IR (hukum Ohm) dan Q=It Maka W=I 2 Rt (2.8) atau W=V 2 t/r (2.9) Dimana R adalah hambatan dari konduktor D. Pengendali On-Off Pada sistem pengendalian suhu permukaan dinding bioreaktor ini, kontrol yang akan digunakan adalah kontrol onoff. Pada sistem kontrol dua posisi, elemen aktuasi hanya mempunyai dua posisi yang tetap. Sinyal kontrol akan tetap pada satu keadaan dan akan berubah ke keadaan lainnya bergantung pada nilai error positif atau negatif. u(t) = sinyal kontrol e(t) = sinyal error = set point - variabel proses u(t) = U1, e(t) >0 = U2, e(t)<0 Ilustrasi dari kontroler on-off adalah sebagai berikut: B. Laju Pertumbuhan Mikroorganisme Sebagai Fungsi Suhu Apabila diketahui suatu konsentrasi mikroba dalam suatu substrat dalam bioreaktor anaerob, maka laju pertumbuhannya dapat ditentukan dengan mengunakan hukum Arrhenius di bawah ini: μ = Ae -(Ea/RT) (2.1) dan jika diintegrasikan akan menghasilkan ln μ = (-ΔEa/R)(1/T) + ln A (2.2) dimana: R = konstanta gas T= suhu pertumbuhan A= konstanta Arrhenius Ea = energy aktifasi C. Heater Ketika arus listrik mengalir pada sebuah konduktor, maka konduktor tersebut dapat mengubah energi listrik yang melaluinya menjadi panas (heater listrik), cahaya (lampu neon), atau menjadi gerak (energi kinetik). Dari definisi perbedaan potensial, V, diketahui juga bahwa V=W/Q, dimana W adalah kerja yang diakibatkan oleh muatan Q. Oleh karena itu, W=VQ. Arus merupakan aliran dari muatan Q dalam waktu t yang bisa dirumuskan menjadi Q=It. Sehingga, W= VIt memberikan pengertian kerja yang Gambar 2.1. Sinyal Kontrol On-Off. III. METODE Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan untuk melakukan penelitian dari tahap awal sampai tahap akhir dalam penelitian ini. Metodologi ini direpresentasikan dalam diagram alir seperti pada gambar 3.1 berikut ini.

3 3 Gambar 3.1. Diagram alir metodologi penelitian A. Perancangan Dan Pembuatan Sistem Pengendalian Suhu b. Volum tabung ±25 liter ( m 3 ) c. Tebal dinding tabung = 0.25 cm d. Nilai ambang batas kerja suhu = o C e. Konduktivitas termal bahan = 0.17 W/mK pada suhu 23 o C 3. Heater:digunakan sebagai sumber energi panas untuk menaikkan suhu permukaan dinding bioreaktor anaerob. a. Tegangan input AC 220 Volt b. Daya 60 Watt c. Frekuensi = 50 Hz d. Rentang suhu o C e. Luas penampang = Panjang x lebar = 85x6 = 510 cm 2 4. Sistem pendingin: digunakan untuk menurunkan suhu permukaan dinding ketika melebihi 35 o C. Tersusun dari: a. Pompa 220 V/50 Hz/12W dengan flowrate 960 l/h b. Selang air dengan diameter cm, panjang 4m dan luas permukaan yang melingkupi tabung bioreaktor anaerob 660 cm 2 5. Mikrokontroler Atmega 16: digunakan sebagai unit kontroler untuk mengaplikasikan kendali proporsional dan mengirim data sensor ke komputer untuk di-monitoringdengan resolusi ADC 10 bit. 6. Relay: berfungsi sebagai actuator yakni komponen yang mengeksekusi perintah dari mikrokontroler untuk menghidupkan heater atau sistem pendingin (cooler)dengan tegangan masukan 12 V olt, 100 ma arus DC dan tegangan keluaran 250 V olt, 5A arus AC. 7. RS 232 to USB adapter: digunakan sebagai jalur komunikasi serial antara komputer dengan mikrokontroler. Pada rangkaian serial terdapat Tx yang memungkinkan terjadinya komunikasi data keluar dan Rx yang memungkinkan data masuk ke dalam mikrokontroler. 8. Komputer: sebagai penampil respon dari sistem (proses monitoring). Gambar 3.2. Desain umum sistem pengendalian suhu pada dinding bioreaktor anaerob Spesifikasi dari rancang bangun sistem pengendalian suhu di atas ialah: 1. Sensor IC LM35: merupakan sensor suhu yang presisi, dimana tegangan outputnya adalah sebanding linier dengan input suhu yang diterimanya dan memiliki linieritas + 10 mv/ o C 2. Tabung bioreaktor anaerob: sebagai plant utama dimana suhu permukaan dindingnya dijaga sebesar 35 0 C. Spesifikasi tabung yang digunakan ialah sebagai berikut. a. Terbuat dari bahan plastik dengan kode daur ulang 7 (Polyacrylonitrile-butadienestyrendan/ABS ) Gambar 3.3. Hasil desain sistem pengendalian suhu pada dinding bioreaktor anaerob

4 4 B. Pengujian Kinerja Sistem Pengendalian Suhu Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian yang dibuat bekerja dengan baik, maka dilakukanlah beberapa pengujian sistem pengendalian dengan cara: 1. Pengujian dilakukan dalam berbagai kondisi suhu ruangan yang berbeda-beda. Suhu sekitar yang terukur selama pengujian ialah 2. Pemgujian sistem pengendalian suhu juga dilakukan dengan mengganti parameter seperti nilai Gc (Kp) yang di ubah-ubah dari angka 2, 5, dan Kemudian untuk mengetahui posisi peletakan sensor yang ideal, maka peletakan sensor Twall dibuat tidak tetap untuk setiap kali pengujian seperti gambar 3.3 di bawah ini, yakni: posisi 1: sensor diletakkan di h= 5 cm (di bawah heater); posisi 2: sensor Twall diletakkan di h= 13.5 cm (di tengah-tengah heater dan cooler); dan posisi 3: sensor diletakkan di h= 21 cm (di atas cooler). Gambar 3.4. Gambar Peletakan Sensor pada Dinding Tabung Gambar 4.1. Respon Uji Open Loop Sistem Pengendalian Dari grafik di atas dapat dilihat bahawa ketika tabung bioreaktor dipanaskan menggunakan heater yang ditempelkan pada sebagian permukaan tabung dengan suhu tertentu, akan menyebabkan naiknya suhu permukaan dinding tabung dan suhu di dalamnya. Hal ini bisa ditelusuri dari plot nilai Twall dan Tchamber pada grafik yang mengalami kenaikan sepanjang waktu pengukuran. Uji Close Loop Sistem Pengendalian Suhu Adapun hasil pengukuran suhu dari proses pengendalian suhu pada dinding bioreaktor anaerob menggunakan media air sebagai analogi dari substrat bioreaktor yang sebenarnya akan dibagi menjadi 5 jenis pengukuran sesuai dengan posisi peletakan sensor dan waktu pengukuran dlakukan seperti pada gambar 3.4. Pengujian1 Parameter: h sensor = 5 cm, waktu pengukuran pagi hari. IV. HASIL PENELITIAN Pengujian Kinerja Sistem Pengendalian Suhu Secara Online Tabel 4.1. Kesimpulan Hasil Pengujian Komponen Sistem Pengendalian Suhu Gambar 4.2. Respon Uji Close Loop Sistem Pengendalian Suhu, h= 5 cm; Jam Pengukuran WIB Uji Open Loop Sistem Pengendalian Suhu Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa ke tika dinding bioreaktor mula-mula berada pada kisaran suhu 32 o C, maka seperti yang tertulis pada program kontrol dalam mikrokontroler, heater akan menyala untuk menaikkan suhu sampai mendekati atau sama dengan suhu set point 35 o C. Setelah pada t = 106 de tik, Twall mencapai setpoint dan diikuti oleh matinya heater dan menyalanya sistem pendingin. Setelah itu nilai Twall berosilasi di sekitaran nilai set point sampai pengukuran pada detik ke-206. Sedangkan nilai suhu di dalam bioreaktor stabil berosilasi pada kisaran nilai 29 o C

5 5 dengan catatan suhu lingkungan pada saat itu berkisar pada angka 27 o C. Jadi dalam pengukuran ini memiliki karakteristik waktu naik (63.2% set point) 102 detik. Pada saat nilai suhu lingkungan turun, ternyata suhu air juga ikut rendah. Hal ini terjadi akibat proses perpindahan panas dari air di dalam tabung bioreaktor menuju ke lingkungan sekitar yang dipicu oleh adanya perbedaan suhu (Tchamber > Tambient). Pengujian 2 Parameter: h sensor = 5 cm, waktu pengukuran siang hari. Pada saat dilakukan pengukuran berlangsung pada siang hari, suhu lingkungan yang diukur oleh IC LM35 ialah o C. Selain itu, suhu air di dalam bioreaktor anaerob o C. Ketika sistem pengendali suhu dinyalakan, maka terjadi pengendalian untuk mempertahankan suhu pada permukaan dinding bioreaktor anaerob sebesar 35 o C. Dari gambar 4.11 di atas, terjadi osilasi nilai Twall dan Tchamber yang diakibatkan oleh beberapa kemungkinan seperti: perubahan pada tegangan AC atau DC sehingga mengurangi kecermatan pembacaan sensor. Dari gambar grafik diperoleh data bahwa untuk mencapai nilai set point 35 o C diperlukan waktu sekitar 6 detik dari nilai suhu permukaan dinding awal 34 o C. Pengujian 4 Parameter: h sensor= 14 cm, waktu pengukuran sore hari. Gambar 4.3. Respon Uji Close Loop Sistem Pengendalian Suhu, h= 5 cm; Jam Pengukuran WIB Dengan suhu awal sebesar 34.5 o C, nilai Twall akan naik menjadi 35 o C hanya dalam waktu 14 detik. Setelah itu, nilai Twall akan kembali turun dan naik kembali dalam selang waktu 2 s ampai 6 detik. Osilasi terjadi karena sistem pengendalian suhu dapat merespon perubahan suhu lingkungan yang relatif tinggi. Secara keseluruhan respon sistem pengendalian baik tapi memiliki kekurangan karena nilai Twall sedikit berosilasi dengan besar amplitudo 1 o C. Pengujian 3 Parameter: h sensor= 5 cm, waktu pengukuran siang hari. Gambar 4.5. Respon Uji Close Loop Sistem Pengendalian Suhu, h=13.5 cm; Jam Pengukuran WIB Dengan mengubah posisi letakan sensor, maka terjadi pula perubahan respon sistem yang diakibtkan oleh lamanya waktu yang dibutuhkan dalam perambatan panas dari sumber panas (heater) menuju sensor (IC LM35). Semakin besar nilai h, maka smakin besar pula delay time yang diterima sensor ketika mengukur besar suhu pada permukaan dinding bioreaktor. Dari gambar grafik di atas, suhu air dan suhu permukaan dinding bioreaktor mula-mula berada pada 36 o C dan 38 o C dengan suhu lingkungan pada kisaran o C. Sesuai dengan program yang ditanamkan di mikrokontroler, maka fungsi pendinginan yang bekerja karena Twall melebihi set point. S etelah itu, grafik menunjukkan penurunan untuk nilai Twall dan Tchamber mendekati nilai Tset point. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan tersebut ialah t = 88 detik. Kemudian, nilai Twall berosilasi di sekitar 35 o C. Pengukuran dilakukan sampai pada t = 216 detik. Pengujian5 Parameter: h sensor= 21 cm, waktu pengukuran pagi dini hari. Gambar 4.4. Respon Uji Close Loop Sistem Pengendalian Suhu, h= 5 cm; Jam Pengukuran WIB

6 6 Gambar 4.6. Respon Uji Close Loop Sistem Pengendalian Suhu, h = 21 cm; Jam Pengukuran WIB Gambar 4.6 menunjukkan respon sistem yang sangat lama. Dibutuhkan setidaknya waktu t = 446 detik untuk mencapai nilai set point bagi Twall dengan nilai suhu awal 30 o C. Hal ini diakibatkan oleh peletakan sensor dengan h=21 cm dan suhu lingkungan yang rendah yakni o C. Dengan jarak peletakan suhu yang sangat jauh dari sumber panas yakni x= 9 c m (21 cm- 12 cm), maka waktu yang dibutuhkan oleh panas yang merambat dari heater menuju sensor LM35 adalah relatif lebih lama jika dibandingkan dengan peletakan sensor di h=5 cm dan h=13.5 cm. Selain itu, faktor suhu lingkungan yang sangat rendah juga mengakibatkan suhu pada permukaan dinding bioreaktor lama untuk mencapai nilai set point. Dari nilai time constant = 446 detik tersebut, maka nilai waktu naik (tr) adalah 436 detik dan nilai offset sebesar 1 o C yang masih bisa ditolerir. V. KESIMPULAN 3. Gerardi Michael H., The Microbiology Of Anaerobic Digesters, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., Villadsen J, Lidén G.,Bioreactor Engineering Principles, New York: Plenum Press, Drajat, Sistem Pengendalian Suhu Dan Kelembaban Pada Mesin Pengering Kertas,Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 10, Nomor 2, Juni 2008, hlm 82-88, Universitas Diponegoro,Semarang. 6. Wikipedia.org/wiki/Bioreaktor 7. Nurdiansyah, Syafrial. 2011, Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Pada Jaket Tabung Bioreaktor Anaerob,Tugas Akhir Teknik Fisika, ITS, Surabaya. 8. Irwan, Sistem Pengendalian Suhu Menggunakan AT89S51 Dengan Tampilan Di PC, Teknik Elektro, UGM, Yogyakarta. 9. Fathu Riza, Faishol.,Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Dan Memonitoering Kelembaban Berbasis ATmega8535 Pada Plant Inkubator, Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang. BIODATA Nama: Alfa Roby TTL: Sumenep, 27 Juli 1987 Alamat: Keputih Utara No. 12, Sukolilo, Surabaya, jhorage@yahoo.com Riwayat Pendidikan : SDN Prenduan 1 ( ) SLTPN 2 Larangan ( SMAN 2 Pamekasan( ) S1 Teknik Fisika(2006 sekarang) Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: 1. Telah berhasil dibuat sistem pengendalian suhu pada permukaan dinding bioreaktor anaerob yang dapat menjaga Twall sebesar 35 C. 2. Semakin jauh posisi letakan sensor Twall terhadap sumber pemanas, maka semakin besar nilai waktu penetapan t s yang dibutuhkan untuk mencapai nilai set point 35 0 C. 3. Sistem pengendalian suhu membutuhkan waktu antara detik untuk mencapai set point bergantung pada kondisi lingkungan dan posisi peletakan sensor dengan offset sebesar 1 C. 4. Posisi letakan sensor yang dirokemendasikan adalah H 5 cm dari sumber panas (heater) VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Bentley John P., Principles of Measurement Systems, Third Edition, London: Logman group limited, Gunterus Frans, Falasafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses,Jakarta:Elex MK, 1997.

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEaM apengendalian SUHU PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB BERBASIS KOMPUTER PERSONAL (PC)

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEaM apengendalian SUHU PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB BERBASIS KOMPUTER PERSONAL (PC) RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEaM apengendalian SUHU PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB BERBASIS KOMPUTER PERSONAL (PC) Disusun Oleh: ALFA ROBY NRP: 2406 100 014 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-147

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-147 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-147 Sistem Pengendalian Temperatur Pada Dinding Bioreaktor Anaerob Secara Real Time Ika Nurina Rachmawati, Rony Dwi Noriyati,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB Oleh : Syafrial Nurdiansyah NRP 2406 100 037 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP 19650309 19902 1 001 Ir.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI KONSENTRASI SISTEM KONTROL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB 1 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB Syafrial Nurdiansyah, Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA 1) Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes 2) 1) Department of Engineering Physics,

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN ADC Program BASCOM AVR pada mikrokontroler: W=get ADC V=W/1023 V=V*4.25 V=V*10 Lcd V Tujuan dari program ini adalah untuk menguji tampilan hasil konversi dari tegangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT Uji Kinerja Sensor Temperature pada Portable Portable Biodigester Oleh : Mulyayanti 2406 100 086 Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL 5.1 Respon Sensor Arus Pengujian terhadap sensor arus terbagi menjadi dua, yaitu pengujian tanpa rangkaian pengkodisisan sinyal (transformator arus dan sensor

Lebih terperinci

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT. IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF PADA SISTEM PENGERING GABAH OTOMATIS YONI WIDHI PRIHANA 2210100194 DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome

Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome Rizqi Rahmawan Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik - Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia email : rizqirahm@gmail.com Abstrak Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT Dwi Riyadi M0203025 Jurusan Fisika. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret Abstrak Dalam penelitian ini telah dirancang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

Sensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti

Sensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti . Sensor tegangan Pada tugas akhir ini menggunakan 1 buah sensor tegangan. Sensor tegangan tersebut digunakan untuk mengukur besar tegangan beban pada line. Rangkaian sensor tegangan ini menggunakan resistor

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN

SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN 2209100701 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi industri meningkat Contohnya adalah industri makanan, industri

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis BAB 5 Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis 5.1. Aplikasi Display Controller Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menggunakan aplikasi program Visual C# untuk menampilkan grafik, dan mengambil data

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Secara On-Line Pada Plant Bioreaktor Anaerob Kontinyu

Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Secara On-Line Pada Plant Bioreaktor Anaerob Kontinyu Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Secara On-Line Pada Plant Bioreaktor Anaerob Kontinyu Oleh: ARIYANTO NRP. 2406 100 090 Dosen Pembimbing: Katherin Indriawati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem dapat diuraikan menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang akan

Lebih terperinci

Fakta.

Fakta. Fakta http://ecocampus.its.ac.id/?p=46 http://file.upi.edu/direktori http://bisnis.vivanews.com Latar Belakang SOLUSI? Sistem Monitoring dan Kontrol Intensitas Cahaya Pada Ruang Kuliah PROGRAM STUDI D3

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) 1 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO Oleh : Rayzah Nur Ilmiyati Pembimbing : Dr. Ir. Andi Adriansyah, M. Eng ABSTRAK Saat ini perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini Dosen Pembimbingh: Dr. Melania Suweni muntini Oleh: Gaguk Resbiantoro JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat dan analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukanya pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga

A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga 1 A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga B. LATAR BELAKANG Salah satu makanan tradisional Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Sari Widya Fitri *, Harmadi, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kendali yang digunakan dunia industri maupun rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kendali yang digunakan dunia industri maupun rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem kendali yang digunakan dunia industri maupun rumah tangga sangat berkembang, seperti halnya sistem pengendalian air yang berada dalam satu tangki yang sering

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir APLIKASI KENDALI MENGGUNAKAN SKEMA GAIN SCHEDULING UNTUK PENGENDALIAN SUHU CAIRAN PADA PLANT ELECTRIC WATER HEATER Ahmad Shafi Mukhaitir [1], Iwan Setiawan, S.T., M.T. [2],

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

Bab IV Pengujian dan Analisis

Bab IV Pengujian dan Analisis Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 12 (1), 21, 27-32 Research Article Aplikasi Kendali Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax Perancangan dan Integrasi Sistem Perancangan Detail: - Skema angkaian Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Perancangan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

Alat Penentu Parameter PID dengan Metode Ziegler-Nichols pada Sistem Pemanas Air

Alat Penentu Parameter PID dengan Metode Ziegler-Nichols pada Sistem Pemanas Air Alat Penentu Parameter PID dengan Metode Ziegler-Nichols pada Sistem Pemanas Air Rachmat Agung H, Muhammad Rivai, Harris Pirngadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi Estimator Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Bioreaktor Anaerob

Implementasi Estimator Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Bioreaktor Anaerob JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-159 Implementasi Estimator Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Bioreaktor Anaerob Dewinta Ria Wardhani, Ronny Dwi Noriyati,

Lebih terperinci

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber 1 Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber Septian Ade Himawan., Ir. Nurussa adah, MT., Ir. M. Julius St., MS. Abstrak Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER Bagus Idhar Junaidi 2209039004 Yasinta Fajar Saputri 2209039014 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto

Lebih terperinci

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1. JUDUL PROYEK AKHIR Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Kecepatan Motor DC Secara Nirkabel Untuk Jarak Jauh. 2. ABSTRAK Untuk menunjang teori yang telah dipelajari, praktikum menjadi suatu bagian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONVERSI RANGKAIAN PENGUKUR SUHU Rangkaian pengukur suhu ini keluarannya adalah tegangan sehingga dibutuhkan pengambilan data konversi untuk mengetahui bentuk persamaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen didalamnya termasuk adalah pengambilan data dan membangun sistem kontrol temperatur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan

Lebih terperinci

Optimasi Suhu Dalam Prototipe Kotak Inkubasi

Optimasi Suhu Dalam Prototipe Kotak Inkubasi Jurnal Sainsmat, Maret 2013, Halaman 14-21 Vol. II, No. 1 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Optimasi Suhu Dalam Prototipe Kotak Inkubasi Optimization Of Temperature In An Prototype

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem alat pembuat biogas dari eceng gondok. Perancangan terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. 3.1.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO Intan Erlita Dewanti *, Jaenal Arifin, Danny Kurnianto Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi, STT Telematika Telkom JL.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hardware Sistem Kendali Pada ISD Pada penelitian ini dibuat sistem pengendalian berbasis PC seperti skema yang terdapat pada Gambar 7 di atas. Pada sistem pengendalian ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Suhu pada Ruang Inkubasi. dengan membandingkan suhu dengan suhu ditermometer.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Suhu pada Ruang Inkubasi. dengan membandingkan suhu dengan suhu ditermometer. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengukuran 4.1.1 Pengukuran Suhu pada Ruang Inkubasi Dalam pengukuran suhu inkubator bakteri, pengujian dilakukan dengan membandingkan suhu dengan suhu ditermometer.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus mencakup secara sinergi antara efisiensi biaya, sumber daya alam serta sumber

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

KONTROL MANUAL DAN OTOMATIS PADA GENERATOR SET DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MELALUI SMARTPHONE ANDROID

KONTROL MANUAL DAN OTOMATIS PADA GENERATOR SET DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MELALUI SMARTPHONE ANDROID EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 2 Mei 2017; 44-49 KONTROL MANUAL DAN OTOMATIS PADA GENERATOR SET DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MELALUI SMARTPHONE ANDROID Margana, F.Gatot Sumarno Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling populer adalah mikroprosesor. Pada prinsipnya mikroprosesor adalah pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. paling populer adalah mikroprosesor. Pada prinsipnya mikroprosesor adalah pusat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini perkembangan teknologi pemrosesan IC (Integrated Circuit) telah sangat luas menyentuh aspek kehidupan kita. Salah satu produk tekhnologi pemrosesan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak dibutuhkan. Besaran fisik yang senantiasa mempengaruhi objek penelitian diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah program yang telah direalisasi sesuai dengan

Lebih terperinci