1. Kompetnsi Dasar. 2. Indikator Pencapaian hasil Belajar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Kompetnsi Dasar. 2. Indikator Pencapaian hasil Belajar"

Transkripsi

1 STANDAR KOMPETENSI Memahami hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi bahan kayu dan perubahan di masyarakat Memahami jenis dan sifat bahan kayu serta hubungannya dengan fungsi, manufaktur dan perancangan suatu produk Memahami perancangan suatu produk Memahami melakukan suatu pekerjaan teknik secara benar, aman, dan sadar lingkungan Memahami pembuatan produk teknik berdasarkan rancangan sendiri dan kelompok dengan menggunakan bahan kayu Mengevaluasi proses perencanaan pembuatan produk dari bahan kayu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan 1

2 1. Kompetnsi Dasar Menunjukkan beberapa perkembangan teknologi bahan kayu dan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari Mendiskripsikan tentang perkembangan bahan kayu berdasarkan argumen terbuka dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari 2. Indikator Pencapaian hasil Belajar Menjelasakan perkembangan teknologi bahan kayu Mendiskripsikan jenis dan sifat bahan kayu Mendiskripsikan fungsi bahan kayu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan cara mengolah kayu menjadi barang jadi dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan dampak limbah kayu terhadap pencemaran lingkungan hidup 2

3 3. Materi Pembelajaran a. Pengolahan Bahan Kayu Setiap malam kita tidur enak ditempat tidur dari kayu. Apakah kalian berpikir dari manakah tempat tidur kayu tersebut? Benar dari hutan, lalu bagai manakah kayu diolah hingga menghasilkan barang jadi? Siapakah yang terlibat dalam pekerjaan ini? Wahyu adalah seorang pembibit hutan, ia bekerja seharian diluar. Ia mempunyai hutan produksi, kalian bisa menamakannya petani penanam di hutan. Ia mengenal macam-macam pohon di hutan. Bila pohon-pohon itu sudah cukup besar, ia menebangnya. Mamat bekerja dipabrik penggergajian, Ia menggergaji pohon-pohon yang ditebang di hutan, Di pabrik ini ia belajar bagai mana pisau gergaji dipasang. Hal ini sangat penting untuk diketahui Didi mengontrol kualitas dari kayu, tidak ada pohon yang sama, kita bisa melihat perbedaannya dari potongan potongan kayu tersebut. Dimasa sekolahnya ia belajar mengenai macam-macam kayu. Dengan modal keterampilannya ia bekerja di pabrik kepunyaan seorang teman. Sebelum dibawa kepabrik penggergajian kayu tyersebut sudah di beli. Hamid adalah seorang pengusaha kayu, Ia mengerti banyak mengenai harga-harga kayu. Ia membeli pohon-pohon tersebut dari seorang petani hutan atau kayu dari pabrik penggergajian, setelah itu ia menjualnya kembali. Herman merancang tempat tidur dan mebel lainnya, semua itu ia pelajari di Sekolah Tinggi Teknik, ia memikirkan juga bagaimana proses pembuatan tempat tidur dan mebel tersebut di pabrik. Setelah itu barulah dijual ditoko-toko. Yanto adalah seorang pengusaha toko, ia belajar di sekolah khusus dagang, ia dapat menjelaskan mengenai tempat tidur yang ada di tokonya. Tahu kah kamu, berapa banyak propesi yang terlibat dengan kayu? Ya..tentu banyak, semuanya harus memahami tentang kayu. Apakah kamu tertarik untuk memahami tentang pekerjaan kayu? Kayu merupakan bahan bangunan alam, yang artinya kayu dapat diperoleh dialam bebas atau yang disebut hutan. Hutan di Indonesia 3

4 dikuasai oleh pemerintah, juga untuk penebangannya. Namun sekarang ini penebangan kayu di hutan-hutan Indonesia banyak yang diserahkan kepada perusahaan penebangan swasta, tentunya setelah memperoleh izin dari Departemen Kehutanan. Sedangkan untuk menjaga kelestarian hutan agar tidak terjadi banyak lahan atau hutan gundul dari akibat penebangan dan sekaligus untuk melaksanakan reboisasi para penebang diwajibkan menanam kembali pohon pada lokasi penebangan. Sedangkan cara mengangkut kayu dari hutan ke pabrik pengolahan atau ke perdagangan dilakukan melalui darat dengan cara menggunakan tenaga binatang seperti gajah, atau tenaga mesinmesin alat berat seperti traktor pengangkut kayu yang selanjutnya diangkut oleh truk. Hutan Kayu Kayu hasil penebangan dijual kepada pedagang dalam bentuk balok besar atau glondongan untuk selanjutnya diolah, kayu tersebut diberi tanda cap dan tanggal penebangan, untuk mengangkut kayunyapun harus ada surat-surat lengkap dari Departemen Kehutanan. Pengolahan kayu dari mulai glondongan menjadi bahan kayu berupa balok yang ada diperdagangan, dapat dilakukan dihutan dengan cara digergaji manual maupun gergaji mesin. atau dibawa kepabrik untuk diolah dengan mesin-mesin pengerjaan kayu. Sedangkan yang melalui laut atau sungai dengan cara kayu dihanyutkan ke sungai setelah sampai di laut diangkut oleh kapal laut. Coba Anda perhatikan benda-benda yang di dalam kelas. Sebutkanlah benda-benda yang terbuat dari bahan Kayu? Perabot di kelas 4

5 b. Cara Penyimpanan dan Pengawetan Bahan Kayu Kayu yang sudah diolah dari glondongan hingga menjadi balok atau papan yang ada diperdagangan, harus disimpan atau dilindungi dengan baik guna menghindari cacat-cacat kayu seperti melengkung, busuk, retak dan sebagainya, sebelum dijual atau digunakan oleh konsumen. Cara penyimpanan untuk pengawetan kayu bisa dilakukan dengan cara terlebih dahulu kayu dicelupkan kedalam cairan kimia pada tungku yang besar dengan tekanan tinggi, sehingga jamur-jamur tidak akan hidup pada kayu yang sudah diawetkan, lalu di susun/ ditumpuk dengan memberi ganjal balok kecil setiap lapisan, sekaligus untuk mempercepat proses pengeringan yang disebut kering udara. Gambar cara penyimpanan kayu Kayu balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna sebelum dipergunakan, selain dengan kering udara bisa juga dengan proses kering oven. Caranya setelah pengggergajian kayu balok atau papan dimasukan kedalam oven yang besar, lalu disusun diberi ganjal balok kecil tiap-tiap lapisan lalu dipanaskan dengan tenaga listrik kemudian atur suhu ruangannya sampai mendapatkan pengeringan yang sempurna. Gambar pengeringan dengan Oven c. Struktur Kayu Penebangan pohon dilakukan bila pohon telah cukup umurnya, sehingga mutu kayunya cukup baik. Batang dari pohon merupakan bagian yang menghasilkan kayu untuk bahan bangunan. Bahan kayu keras yang diameternya tidak kurang dari 20 cm dan panjang bagian lurusnya minimal 1 m, masih dapat digunkan untuk bahan mebel dan kerajinan tangan. Bila batang pohon ditebang, gelanggelang tahunan dapat terlihat pada tampang lintang dan menunjukkan umur dari pohon. Tiap tahun terbentuk satu gelang tahunan. Pohon di Indonesia tumbuh lebih cepat pada musin hujan dibandingkan pada musin panas. Oleh karena itu terjadi perbedaan 5

6 warna pada batang dan gelang tahunan. yang digunakan berupa kampak, pahat dan gergaji. Dengan peralatan tersebut, mereka menebang pohon dan menggergaji sesuai ukuran, batang-batang yang sudah dipotong tersebut dirakit menjadi sebuah rumah. Ini terbukti dari peninggalan nenek moyang kita yaitu rumah tradisional. Rumah dari kayu keras Kini kita tetap masih banyak menggunakan kayu untuk membangun rumah. Selain kayu untuk membangun rumah, kayu juga dapat dibuat sebagai bahan baku pembuatan kertas, pensil, alat tulis lainya atau mebel seperti lemari pakaian, meja,kursi makan,tempat tidur bahkan untuk peralatan rumah tangga seperti souvenir kerajinan tangan dan sebagainya. d. Kegunaan Bahan Kayu Pada tahun 857 Masehi, di Indonesia dimulai membangun rumah dari bahan kayu, karena kebutuhan tempat untuk berteduh menghindari diri dari ancaman binatang buas, dan pengaruh cuaca, maka manusia pada zaman dulu membangun rumah menggunakan batang-batang pohon. Peralatan Perlengkapan rumah tangga 6

7 Menurut jenisnya kayu ada yang keras dan ada pula yang lunak, pada kayu yang lunak biasanya orang menggunakannya untuk perlengkapan rumah tangga dan sebagainya. Sedangkan jenis kayu yang keras biasanya orang menggunakannya untuk jembatan, rangka atap bangunan, mebel seperti kursi, tempat tidur dan sebagainya, selain kuat tahan lama dibanding kayu lunak. Mebel dari kayu Jembatan dari kayu keras 7

8 1. Kompetensi Dasar Memilih bahan sesuai dengan sifatnya serta hubungan dengan produk dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan jenis-jenis bahan kayu dan menguji sifat-sifat bahan kayu untuk produk teknologi 2.Indikator Pencapaian hasil Belajar Mengidentifikasi jenis dan kualitas bahan kayu untuk keperluan suatu produk. Membedakan berbagai jenis dan kualitas bahan kayu untuk suatu produk. Melakukan pengujian kualitas bahan dan menetapkan bahan kayu yang sesuai untuk suatu produk. Membuat laporan hasil pengujian bahan kayu. Memaparkan laporan hasil pengujian bahan kayu. 8

9 3. Materi Pembelajaran a. Jenis-jenis Kayu Indonesia merupakan negara penghasil kayu yang sangat banyak, baik jumlah maupun macam jenisnya, sehingga mudah didapat dan relatif murah harganya. Oleh karena itu, penggunaan kayu sebagai bahan alat rumah tangga sampai dengan konstruksi bangunan bila ditinjau dari segi ekonomisnya sangatlah menguntungkan. Kayu merupakan bahan bangunan alam, artinya dapat diperoleh di alam bebas tanpa harus dibuat atau diolah di pabrik. Setiap jenis kayu mempunyai ciri ciri khusus seperti bau, warna, pori, berat, keras, lunak dan sebagainya. Pohon yang baru ditebang masih berupa gelondongan atau dolken, dibentuk dengan cara digergaji dapat berupa batang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar yang dinamakan balok, dan dapat pula dibentuk menjadi lembaran lembaran tipis yang disebut papan. Kayu Dolken Kayu Balok Pohon Kayu Kayu bentuk papan 9

10 Semua jenis kayu akan menyusut bila dikeringkan, karena pengaruh penyusutan kayu dapat melengkung dan retak-retak.. Balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna. Bila balok atau papan tersebut sudah kering maka dapat dikerjakan dan dipakai untuk berbagai kebutuhan bahan alat rumah tangga, konstruksi atau sesuai tujuan penggunaannya. b. Kayu Olahan Kayu olahan dikelola secara komersial sejak tahun 1896, semula hanya diperuntukkan kemasan the yang lazim disebut tripleks. Berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia, kayu olahan tidak hanya sekedar kemasan teh saja, kini berkembang untuk berbagai sektor keperluan antara laian: Kerangka bangunan perumahan, dinding dan plafon rumah, penyekat kedap suara ruangan, daun pintu dan jendela rumah, furniture, bekesting (cetakan) konstruksi beton, paking untuk peti kemas, dan lain-lain. Berbagai macam keperluan membedakan jenis kayu olahan dalam pertimbangan ekonomis, teknis dan estetika yang tidak terlepas dari unsur-unsur pendukung lain seperti lem dan bahan finishing. Kayu Lapis Jenis Multiplek Jenis kayu olahan antara lain: Veneer, adalah lembaran kayu tipis yang dihasilkan dari penyayatan kayu massif. Plywood, terdiri dari susunan yang bersilangan serat. Block Board, adalah plywood yang bagian tengahnya dari batang kayu massif yang disusun sedemikian rupa. Particle Board, adalah kayu olahan yang dibuat serpihan- serpihan kecil dicampur dengan bahan pengikat yang dipres. Medium Density Fibre (MDF), adalah produk olahan dari serat-serat kayu berbentuk bubur yang dipres. c. Kekuatan Kayu Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPHH) di Bogor telah melakukan penelitian mengenai kayu-kayu di Indonesia. Untuk berbagai keperluan, kayu-kayu tersebut dinilai menurut kekuatanya yang ditentukan dari tingkat dan pemakaian kayu. Untuk tingkat kekuatan kayu, di dilakukan pengujian kuat tarik kayu, kuat lentur, kuat tekan atau desak dan berat jenis kayu. Persyaratan untuk masing-masing tingkat menurut Den Berger ditentukan sebagai berikut : Tingkat I II III IV V a. Kuat lentur dalam Kg / cm < 360 b. Kuat desak dalam Kg / cm < 215 c. Berat Jenis dalam Kg / cm 3 0,9 0,6 0,4 0,3 < 0,3 Jenis kayu yang termasuk pada tingkat I (satu) diantaranya : kayu jati, Merbau, Bengkirai, Resak, biasa 10

11 digunakan pada konstruksi yang berat. Sedangkan pada tingkat II (dua) diantaranya : kayu rasamala, merawan, digunakan untuk konstruksi berat terlindungi. Untuk tingkat III (tiga) diantaranya : kayu puspa, kamper, kemuning, digunakan konstruksi berat terlindungi. Untuk tingkat IV (empat) diantaranya : kayu meranti, suren, Mahoni, sungkai, pinus, lame digunakan untuk konstruksi ringan dan tingkat V (lima) diantaranya : kayu albasiah, jengjing untuk pekerjaan keperluan sementara. Kayu adalah bahan elastis yang dapat dibebani, tidak akan patah bila dibebani dengan beban ringan Apabila kayu dibebani dengan beban terlalu berat, maka kayu akan patah. Kuat Tekan: Kayu dapat ditekan searah / sejajar serat kayu dan juga tegak lurus arah serat kayu. Kayu lebih kuat menerima tekanan sejajar serat kayu dibandingkan arah tegak lurus serat kayu 11

12 Kuat Tarik : Kayu dapat ditarik searah / sejajar serat kayu dan juga tegak lurus arah serat kayu. Kayu lebih kuat menerima tarikan sejajar serat kayu dibandingkan arah tegak lurus serat kayu Kuat Lentur: Kayu ditumpu pada dua titik dapat menerima beban dan akan lentur sampai batas lentur kayu yang diijinkan, dan kayu akan patah bila melampaui kuat lentur yang diijikan. 12

13 1. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi dan mnentukan hubungan dan sambungan pada konstruksi kayu Membuat gambar hubungan dan sambungan kayu Mempresentasikan hasil gambar kerja 2. Indikator Pencapaian hasil belajar Membuat gambar sambungan kayu secara isometris Menggambar tampak muka, samping dan atas dari suatu sambungan Membaca gambar tampak dan potongan sambungan kayu Bekerjasama dalam kelompok untuk membuat gambar sambungan Menyajikan hasil rancangan gambar sambungan kayu 13

14 3. Materi Pembelajaran a. Hubungan / Sambungan Kayu Penyambungan pada pekerjaan kayu dapat dilakukan dengan cara :Sambungan sudut dapat dilakukan dengan Sambungan takikan lurus Sambungan pen dan lubang tertutup Sambungan ekor burung Gambar sambungan ekor burung Sambungan melebar dapat dilakukan dengan Sambungan alur dan lidah lepas Sambungan alur dan lidah Sambungan dowel Gambar sambungan takikan lurus Gambar sambungan alur dan lidah Gambar sambungan pen dan lubang tertutup Sambungan memanjang dapat dilakukan dengan Sambungan bibir lurus Sambungan bibir lurus berkait Sambungan bibir miring berkait 14

15 Gambar sambungan bibir lurus Sedangkan hubungan persilangan dapat dilakukan dengan hubungan parohan lintang siku-siku b. Alat Sambungan Macam-macam alat sambung Untuk memperkuat sambungan dalam pekerjaan kayu ada beberapa alat sambung. Menyambung dengan cara memaku Panjang dari paku harus 2 atau 3 X dari tebal bilah kayu. Pukulah perlahan dan peganglah paku dengan jari pada waktu memaku, lalu pukulah paku tersebut lebih dalam lagi dengan alat pembenam paku. Gunakan palu yang sedang, bila ingin mencabut paku itu kembali, gunakanlah pencabut paku dan alaskan dengan sepotong kayu. Gambar sambungan dengan paku Menyambung dengan bantuan skrup Untuk membenamkan skrup pada kayu gunakan obeng. Putar kepala skrup tepat pada kepala sekrup. Agar proses penyekrupan lebih mudah sebaiknya kayu dilubangi dahulu dengan menggunakan bor yang ukuran mata bor lebih kecil dari ukuran skrup yang akan dipasang. Gambar sambungan skrup 15

16 Menyambung dengan bantuan lem kayu Untuk sambungan yang mengunakan dowel biasanya diperkuatan dengan lem kayu. Olesi dowel dan lubang dowel dengan lem kayu tipis-tipis, lalu satukan lembaran Kayu dengan cara di klem dan jepitlah dengan tekanan merata. Biarkan beberapa saat hingga lem benar-benar kering dan melekat dengan sempurna. Bersihkan sisa-sisa lem yang masih basah. Gambar sambungan dengan lem Dan dowel 16

17 1. Kompetensi Dasar Menentukan jenis dan fungsi penggunaan alat untuk pekerjaan kayu Memanfaatkan peralatan untuk proses dalam pembuatan produk teknologi dengan menggunakan bahan kayu B. Indikator Pencapaian hasil Belajar Memilih jenis peralatan kerja yang diperlukan. Menyebutkan fungsi penggunaan peralatan kerja dengan prinsip kerja yang benar dan aman. Memilih peralatan dasar yang diperlukan untuk pembuatan produk dari bahan kayu Menggunakan peralatan kerja dengan tepat dan benar Menyimpan peralatan kerja dengan aman Merawat peralatan kerja dengan benar 17

18 A. Materi Pembelajaran a. Peralatan Pekerjaan Kayu Sesuai dengan kondisi kehidupan sehari-hari, lingkup pengerjaan kayu itu sangatlah luas, tentunya memerlukan berbagai jenis peralatan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Untuk memudahkan mempelajari dan penguasaan penggunaan peralatan pekerjaan kayu, maka peralatan pekerjaan kayu dapat dikelompokan sebagai berikut : meter gulung sistem pegas dilengkapi dengan 1. Peralatan untuk menggambar 2. Peralatan pengukur 3. Peralatan untuk pengerjaan 4. Peralatan pemutar 5. Peralatan penjepit 6. Peralatan finishing Pada bagian ini akan dijelaskan peralatan tangan yang sering digunakan pada pekerjaan kayu. Peralatan tersebut adalah: Menunjukan cara mengukur suatu pekerjaan dengan menggunakan Rol meter 2. Siku siku Untuk memeriksa kesikuan, kerataan, atau membuat sudut 45 dan 90 biasanya menggunakan alat siku siku. 1.Meteran Alat untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi suatu benda kerja biasanya menggunakan alat ukur meteran. Jenis meteran yang sering digunakan pada pekerjaan kayu adalah meteran lipat dan meteran gulung Hati-hati menggunakan meteran gulung terutama pada saat mengembalikan plat ukur, karena Menunjukan cara menggunakan sikusiku untuk memeriksa kesikuan dalam suatu pekerjaan 18

19 3. Gergaji Gergaji dibagi menjadi dua macam yaitu gergaji pemotong dan gergaji pembelah. Gergaji potong digunakan untuk memotong kayu. Arah menggergaji tegak lurus arah serat kayu. 4. Ketam tangan Ketam adalah alat untuk mengiris kayu, artinya untuk meratakan dan meluruskan serta menghaluskan permukaan kayu. Jenis ketam bermacam-macam antara lain ketam blok (metal block plane), ketam kasar (metal jack plane), ketam penghalus (metal smooth plane). Menunjukan cara memotong dengan gergaji pemotong Gergaji pembelah digunakan untuk membelah kayu. Arah menggergaji searah dengan arah serat kayu. Jenis lain yang digunakan adalah gergaji gerek, gergaji punggung. Menunjukan cara membelah dengan gergaji pembelah Menunjukan cara mengetam kayu dan cara memegang ketam kayu 5. Pahat Kayu Dalam pekerjaan kayu alat untuk melubang dapat menggunakan pahat kayu atau bor tangan. Pemahatan dilakukan dengan menggunakan palu kayu atau palu besi. Jenis pahat yang sering digunakan pada pekerjaan kayu adalah pahat lubang dan pahat tusuk. Pahat lubang digunakan dengan cara memukul tangkai pahat. Oleh karena itu pada bagian ujung tangkai diperkuat dengan ring besi atau cincin besi agar tidak mudah retak atau pecah. 19

20 penggunaannya untuk melukis garis sejajar terhadap sisi bidang kayu memanjang yang sudah diketam. Seperti membuat garis untuk sponing, membuat dua garis untuk lubang yang akan di pahat. Menunjukan cara melubang dengan pahat kayu 6. Bor tangan Bor disebut juga penggerek, fungsinya untuk membuat lubang bulat pada benda pekerjaan. Bor tangan dilengkapi dengan tangkai pemutar atau engkol yang fungsinya menggerakkan mata bor. Jenis bor lain yang digunakan pada pekerjaan kayu adalah bor tangan listrik dan mesin bor. Menunjukan cara melubang dengan bor tangan 7. Perusut Perusut adalah salah satu alat Bantu dalam pekerjaan kayu, Menunjukan cara membuat garis yang sejajar dengan sisi kayu dengan bantuan alat perusut. b. Finishing Kayu Finishing merupakan tahap pengerjaan terakhir yang sangat penting dan menentukan.dengan memilih bahan finishing yang tepat serta cara pengerjaan yang benar akan menghasilkan barang / produk yang bermutu dan bernilai tambah tinggi.tujuan pemberian pelapisan atau penggunaan bahan cat atau vernis/ lak pada kayu, maksudnya disamping sebagai dekoratif/estetik juga untuk pelindung. Tujuan dan fungsi pengecatan adalah : Untuk memberi warna yang indah dan menarik. 20

21 Untuk melindungi dan menjaga agar benda yang dicat tidak mengalami proses pelapukan dan atau menjadi rusak Untuk melindungi struktur pengaruh negatif dari alam dan cuaca Untuk menambah ketahanan konstruksi dari pengaruh panas. Sebagai bahan bangunan, cat harus memenuhi beberapa syarat di dalam penggunaannya. Syarat-syarat tersebut adalah : Cat harus dapat kering dalam waktu maximal 30 jam. Pengecatan harus dapat menghasilkan lapisan yang lengket, rata, kenyal, melekat dengan baik, tidak menyerap debu, dan harus melekat dan menutup dengan benda yang dicat. Benda pekerjaan yang akan difinishing sebaiknya dihaluskan terlebih dahulu dengan kertas amplas yang kasar dengan nomor 120 setelah halus bersihkan debunya amplas lagi dengan amplas halus dengan nomor 220. Tutup poripori kayu dengan dempul dan amplas kembali hingga rata. Langkah berikutnya tinggal memilih bahan finishing cat atau vernis yang akan digunakan sesuai dengan keinginan, dengan cara dikuaskan, untuk cat dan vernis sebaiknya encer dan apabila kental tambahkan minyak pengencer cat atau vernis, hal ini adalah untuk memudahkan dalam pengkuasan. Cara lain ialah dengan penyemprotan. Alat yang digunakan untuk penyemprotan adalah spray gun dan compessor. Spray gun digunakan untuk tempat campuran cat, plitur, atau vernis yang dicampur dengan bahan pengencer dengan perbandingan tertentu. Agar mudah disemprotkan, maka spray gun dihubungkan dengan selang ke compressor. Compressor berfungsi untuk memberi tekanan pada spray gun yang diatur dengan alat pengatur tekanan. Menunjukan kuas sebagai Alat dalam mengecat Pengecatan dengan teknik penyemprotan 21

22 Dalih.SA, Oja Sutirno, Petunjuk Pengerjaan Kayu I. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Depdikbud Felix Yap K.H, Ir, Konstruksi Kayu. Bandung: Penerbit Bina Cipta J. Feenstra, Techniek Construeren en Produceren MHV 2. Leiden : Educatieve Utgevers Spruyt, Van Mantgem & De Does bv Reguel Sinaga, Modul Teknik Pengecatan. Bandung: Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Ruud Weber, Novherryon, Modul Pengerjaan Kayu. Jakarta : Direktorat Sekolah Swasta. Depdikbud R. Soegiharjo Soedibyo, Ilmu Bangunan Gedung. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Depdikbud Sutopo Edi Widjoyo, Bhakti Probowo, Ilmu Bahan Bangunan. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Depdikbud T.A. Prayitno, Prof.Dr.Ir.M.for, Teknologi Kayu. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Grade :... Subject : Information and Communication Technology / Basic Technology Education. School Year : 2011/2012 Teacher : F. Denie Wahana, S.

Grade :... Subject : Information and Communication Technology / Basic Technology Education. School Year : 2011/2012 Teacher : F. Denie Wahana, S. Textbook 4 Subject : / Basic Technology Education Grade : VII School Year : 2011/2012 Teacher : F. Denie Wahana, S.Kom Name :... Grade :... Number :... 1. STANDAR KOMPETENSI Setelah mempelajari modul ini

Lebih terperinci

d. memahami pekerjaan teknik secara benar, aman, dan sadar lingkungan; e. memahami pembuatan produk teknik berdasarkan rancangan sendiri dan atau

d. memahami pekerjaan teknik secara benar, aman, dan sadar lingkungan; e. memahami pembuatan produk teknik berdasarkan rancangan sendiri dan atau KONSTRUKSI KAYU PENDAHULUAN STANDAR KOMPETENSI Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat a. Memahami hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi bahan kayu dan perubahan di masyarakat

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG 1 KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan

Lebih terperinci

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001 A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,

Lebih terperinci

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn JENIS PAPAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn 1. Solid ( kayu utuh ) Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin,

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAYU DASAR MODUL / SUB-KOMPETENSI:

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI - 2012 BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA 2012 CABINET MAKING Module : Almari Kecil

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu :

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu : SIFAT MEKANIK KAYU Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu : Sumbu axial (sejajar arah serat ) Sumbu radial ( menuju arah pusat ) Sumbu tangensial (menurut arah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI 50 KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI A. Sambungan Melebar Lidah dan Alur 1. Tujuan Akhir (Terminal Performance Objective) Setelah melakasanakan praktek para siswa memahami dan trampil

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

2.6. Mesin Router Atas

2.6. Mesin Router Atas 2.6. Mesin Router Atas g f e d c b a Wolfgang Nutsch Dipl.-Ing, Verlag Gb.5.2.89: Over Head Router Bagian-bagian Mesin Router Atas: a. Pedal untuk menaikturunkan mata pisau b. Pedal rem untuk menghentikan

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU

BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU Produk mebel dan kerajinan dan kavu banyak ragarnnya. seperti : mebel kantor rumah tangga kebun, mebel dan kerajinan ukiran, bubutan, patung, mainan anak-anak,

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8 Bentuk-bentuk pahat Dibuat dari baja karbon

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Produk Sejenis Produk meja dan kursi belajar dari P kolino ini memiliki desain yang unik dengan meja dan kursi yang dapat menyatu. Pemilihan bentuk yang

Lebih terperinci

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

Mutu dan Ukuran kayu bangunan

Mutu dan Ukuran kayu bangunan Mutu dan Ukuran kayu bangunan 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, istilah, penggolongan, syarat mutu, ukuran, syarat pengemasan, dan syarat penendaan kayu bangunan. 2. Definisi Kayu bangunan

Lebih terperinci

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM Page 1 of 13 1. Ruang lingkup Standar Nasional Indonesia SNI 01-5008.2-1999/ Revisi SNI 01-2704-1992 KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM Standar ini meliputi acuan, definisi, lambang dan singkatan,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU

PENGETAHUAN DASAR KAYU PENGETAHUAN DASAR KAYU Mata Kuliah Struktur Bangunan 1 Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Diperkirakan pada abad-abad yang akan datang kayu masih akan selalu dibutuhkan. Dari

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Kayu lapis Istilah dan definisi

Kayu lapis Istilah dan definisi Standar Nasional Indonesia Kayu lapis Istilah dan definisi (ISO 2074:2007, IDT) ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Jenis kayu lapis...

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 2. BELUM ADA SPESIFIKASI tentang FURNITUR KHUSUS KAPAL 3. PROSPEK dan PELUANG USAHA yang CERAH untuk PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu lapis untuk kapal dan perahu Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU BAG- TKB.001.A-74 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu

Lebih terperinci

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

Indah, Awet, dan Anti Rayap

Indah, Awet, dan Anti Rayap P E T U N J U K P E M A S A N G A N Indah, Awet, dan Anti Rayap KARAKTERISTIK Indah, bertekstur kayu. Awet, tidak lapuk, dan tahan terhadap cuaca. Anti rayap. Tidak mudah terbakar. Finishing dengan cat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil sumber daya yang berasal dari hutan yang dapat di jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat dijadikan bahan baku

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis alat-alat ukur dalam kerja bangku 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR BIDANG LOMBA : CABINET MAKING SKILL : 24 PROYEK : ALMARI KECIL PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Membuat : Almari kecil

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel seperti meja,

Lebih terperinci

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri 1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman DASAR-DASAR STRUKTUR KAYU A. MENGENAL KAYU 1. Pengertian kayu Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dan termasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

MACAM MACAM SAMBUNGAN

MACAM MACAM SAMBUNGAN BAB 2 MACAM MACAM SAMBUNGAN Kompetensi Dasar Indikator : Memahami Dasar dasar Mesin : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi : 1. Sambungan tetap 2. Sambungan tidak

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N ( ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 7 Bagian-bagian gergaji Gergaji terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU BAG- TPK.001.A-53 45 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN BABill PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Persiapan Bahan dan Alat Dalam pelaksanaan penelitian sangat diperlukan alat dan bahan yang akurat, agar supaya hasil dari penelitian ini nantinya akan benar-benar sesuai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan 2 6 Juni 2015 Tidak semua orang tinggal di bangunan baru. Kebanyakan orang membeli rumah yang sudah pernah ditinggali oleh seseorang dan memutuskan

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Bidang Keahlian: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG Program Keahlian: TEKNIK KONSTRUKSI KAYU Judul Modul : MELAKSANAKAN PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MELEBAR Waktu : 40 Jam Kode Modul:

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN SAMBUNGAN BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KOSTRUKSI BANGUNAN SUBSEKTOR KONSTRUKSI KAYU BANGUNAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KOSTRUKSI BANGUNAN SUBSEKTOR KONSTRUKSI KAYU BANGUNAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KOSTRUKSI BANGUNAN SUBSEKTOR KONSTRUKSI KAYU BANGUNAN MEMBUAT KOMPONEN DAN DETAIL SAMBUNGAN MEBEL BENTUK SEDERHANA BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

KAYULAPIS Teknologi dan Sertifikasi sebagai Produk Hijau

KAYULAPIS Teknologi dan Sertifikasi sebagai Produk Hijau KAYULAPIS Teknologi dan Sertifikasi sebagai Produk Hijau Penulis: : Prof. Ir. Tibertius Agus Prayitno, MFor., PhD. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan dan model struktur masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih terus dicari dan diusahakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON A. Dinding Kayu BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON Bahan bangunan memiliki sifat-sifat teknis yang berbeda-beda. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan maka

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci