BAB II KAJIAN TEORITIS. Dalam industri modern yang ada dalam pasar global dan sangat kompetitif,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS. Dalam industri modern yang ada dalam pasar global dan sangat kompetitif,"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Teori Produksi Dalam industri modern yang ada dalam pasar global dan sangat kompetitif, aktivitas berproduksi bukan di pandang sebagai aktivitas mentransformasikan input menjadi output, tetapi di pandang sebagai aktivitas penciptaan nilai tambah, dimana setiap aktivitas dalam proses produksi harus memberikan nilai tambah. Pemahaman terhadap nilai tambah ini penting agar dalam setiap aktivitas berproduksi selalu menghindari pemborosan. Dengan demikian produksi dapat di katakan sebagai suatu aktivitas dalam perusahaan industri berupa penciptaan nilai tambah dari input menjadi output secara efektif dan efesien sehingga produk sebagai output dari proses penciptaan nilai tambah itu dapat di jual dengan harga yang kompetitif dipasar global. Richard Bilass (1989: 114), mengatakan bahwa hubungan fisik antara input sumber daya perusahaan dan outputnya berupa barang dan jasa perunit waktu, fungsi produksi dapat di nyatakan sebagai berikut: A f (a, b, c, d, ) Dimana A adalah output, a, b, c, dan d, adalah input-input yang mengahasilkan A Sadono Sukirno (1985:152) menjelaskan bahwa fungsi produksi selalu di nyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut: f (K,, R, T) 15

2 Dimana: jumlah produksi K jumlah stok modal tenaga kerja R jumlah kekayaan alam T teknologi Senada dengan yang di katakana oleh Samuelson dan Nordhaus (2003:125) tentang hubungan input dan output yaitu bahwa hubungan antara jumlah input yang di perlukan dan jumlah output yang dapat dihasilkan disebut fungsi produksi. Fungsi produksi menentukan output maksimum yang dapat dihasilkan dari sejumlah tertentu input, dalam kondisi keahlian dan pengetahuan teknis yang tertentu. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Input atau factor-faktor produksi biasanya di klasifikasikan sebagai tanah, tenaga kerja (labour) atau modal. Tanah dan tenaga kerja di kategorikan sebagai input yang tidak di produksi untuk menjadi input untuk proses produksi selanjutnya. Fungsi produksi mempunyai sifat-sifat seperti fungsi utility. Jika input bertambah, output juga meningkat, namun tambahan imput pertama kan memberikan tambahan output yang lebih besar di banding dengan tambahan output yang di sebabkan oleh tambahan input berikutnya. Sifat ini disebut law of diminishing return (T. Sunaryo, 2001:71) Secara grafis, ceteris paribus, fungsi produksi tenaga kerja saja () (diasumsikan K tetap), maka () adalah sebagai berikut: 16

3 seeeeecaras f () 0 Gambar 2.1 Fungsi Produksi Secara matematis, sifat fungsi produksi naik (ika input bertambah maka output bertambah) di indikasikan dengan turunan pertama terhadap adalah positif, sedangkan sifat kenaikan yang mennurun (menggambarkan law of diminishing return) di indikasikan dengan turunan kedua terhadap negative (kurva concept) Dalam Budiono (1982:64) mengatakan bahwa setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam ekonomi di sebut fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan suatu pungsi atau persamaan yang menunjukan hubungan antara tingkat output dan tingkat kombinasi penggunaan input-input.setiap produesen dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi sebagai berikut: f (X 1, X 2, X 3,..Xn) Keterangan : tingkat produksi X 1, X 2, X 3,.Xn berbagai input yang di gunakan 17

4 Tentang law of diminishing return, Budiono juga mengatakan bahwa dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi. Yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hokum yang di sebut law of diminishing return. Senada denngan Sunaryo (2001) Budiono juga mengatakan bahwaahukum ini menerangkan bila satu macam input di tambah penggunaanya sedangkan input lain tetap maka tambahan output yang di hasilkan mula-mula naik tetapi kemudian seterusnya menurun bila input itu tersebut di tambah. Tambahan output yang di hasilkan dari penambahan 1 (satu) unit input variable tersebut disebut Marginal Physical Product (MPP) dari input tersebut. MPP X 1 Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat produksi total (sama dengan ) pada berbagai tingkat penggunaan input variable (input-input lain dianggap tetap). TPP f (X) atau f (X). Kurva Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukan tambahan (kenaikan) dari TPP, yaitu dan TPP yang disebabkan oleh penggunaan tambahan 1 (satu) unit input variable. MPPx TPP X X df ( X 0) dx Kurva Avirage Physical Product (APP) adlah kurva yang menunjukan hasil rata-rata perunit variable pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut. TPP APPx X X f ( X ) X 18

5 berikut: Secara grafik hubungan antara kurva-kurva TPP, MPP, dan APP adalah sebagai Y TPP 0 X Y APP X Gambar. 2.2 Kurva TPP, MPP, dan APP Hubungan antara ketiga kurva tersebut di tandai oleh: Penggunaan input X sampai pada tingkat dimana TPP cekung ke atas (0 sampai dengan A), maka MPP naik demikian pula APP. Pada tingkat penggunaan input X yang menghasilkan TPP yang naik dan cembung ke atas (yaitu antara A dan C), MPP menurun. Pada tingkat pengunaan X yang menghasilkan TPP yang menurun, maka MPP negative. Pada tingkat penggunaan input X dimana garis singgung pada TPP persis melalui titik orogin B, maka MPP App maksimum. 19

6 System produksi merupakan system integral yang mempunyai komponen structural dan fungsional. System produksi mempunyai beberapa karakteristik berikut: Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen structural yang membengun system produksi itu. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaanya, berupa menghasilkan produk (barang dan jasa) yang dapat di jual denngan harga yang kompetitif di pasar. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efesien. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasianya, berupa optimal pengalokasian sumber-sumber daya. System produksi memiliki komponen atau elemen structural dan fungsional yang berperan penting menunjang kontinuitas operasional system produksi itu. Komponen atau elemen structural yang membentuk system produksi terdiri dari: bahan (material), mesin dan peralata, tenaga kerja, modal dan energi, informasi, tanah, dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari supervise, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Suatu system produksi selalu berada dalam lingkungan, sehingga aspek-aspek lingkungan seperti: perkembangan teknologi, social dan ekonomi, serta kebijaksanaan pemerintah akan sangat mempengaruhi keberadaan system produksi itu. Secara skematis sederhana, system produksi dapat di gambarkan seperti Gambar

7 sss Gambar 2.3 INGKUNGAN INPUT PROSES OUTPUT -Tenaga kerja -Modal -Energi -Informasi -Manajemen PROSES TRANSFORMASI NIAI TAMBAH PRODUK (barang dan jasa) Umpan balik untuk pengendalian input,proses, dan teknologi Gambar 2.3 Sistem Produksi (Vincent Gasperesz) (1999:169) Pada dasarnya input dalam proses produksi dapat di klasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu input tetap (fixed input) dan input variable (variable input). Input tetap di definisikan sebagai suatu input bagi system produksi yang tingkat penggunaan input itu tidak tergantung pada jumlah output yang di produksi. Input tetap hanya di peruntukan bagi periode jangka pendek, sedangkan untuk periode jangka panjang semua input dipertimbangkan sebagai input variable.input variabeldi definisikan sebagai suatu input bagi system produksi yang tingkat penggunaanya tergantung pada jumlah output yang akan di produksi (Vincent Gasperesz,1999) Dalam system produksi terdapat beberapa input baik variable maupun tetap, sebagai berikut: Tenaga Kerja (labour). Opersi siatem produksi membutuhkan intervensi manusia dan orang-orang yang terlobat dalam proses system produksi dianggap 21

8 sebagai input tenaga kerja. Input tenaga kerja dapat di klasifikasikan sebagai input tetap Modal. Operasi sitem produksi membutuhkan modal. Dalam ekonomi manajerial, berbagai macam fasilitas peralatan, mesin-mesin produksi, bangunan pabrik, gudang dan lain-lain dianggap sebagai modal. Biasanya dalam periode jangka pendek, modal di klasifikasikan sebagai input tetap Material. Agar system produksi dapat menghasilkan manufaktur, maka di perlukan material atau bahan baku. Energi. Mesin-mesin produksi dan aktivitas pabrik lainya membutuhkan energi untuk menjalankan aktifitas itu. Tanah. System produksi manufaktur membutuhkan lokasi (ruang) untuk mendirikan pabrik, gudang dan lain-lain Informasi. Dalam industri modern, informasi telah dipandang sebagai input. Berbagai macam informasi tentang: kebutuhan atau keinginan konsumen, harga produk di pasar, perilaku pesaing di pasar di anggap sebagai input informasi. Manajerial. System industri modern yang ada dalam lingkungan pasar global yang amat sangat kompetetif membutuhkan supervise, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan performansi system itu secara terus meneru. Input ini di kenal sebagai input manajerial atau sebagai input enterpreunia, yang di klasifikasikan sebagai input tetap. Kebanyakan teori produksi berpokus pada efesiensi, yaitu (1) memproduksi output semaksimum mungkin dengan penggunaan input yang tetap atau (2) memproduksi output pada tingkat tertentu dengan biaya produksi yang seminimum mungkin. System produksi modern lebih mempokuskan perhatian pada pendekatan ke dua, yaitu 22

9 memproduksi output pada tingkat tertentu sesuai dengan permintaan pasar, dengan biaya produksi seminimum mungkin. 2.2 Fungsi Produksi Cobb Douglass Fungsi produksi yang sering di gunakan oleh para ahli ekonomi adalah fungsi produksi Cobb Douglass (Gasperesz, 1999:200). Senada dengan yang di katakana Gasperesz, Sunaryo (2001) juga mengatakan bahwa penjulasan tentang fungsi produksi juga akan lebih gambling dengan symbol matematis yang eksplisit. Hal ini di gambarkan dan di jelaskan dengan fungsi produksi Cobb Douglass. Fungsi produksi Cobb Douglass dengan dua input (Kdan) adalah: K α β 0 < α, β < 1 0 < α, β < 1, menunjukan produk marginal untuk setiap input adalah menurun dengan kenikan pemakaian jumlah input Fuugsi produksi Cobb Douglass merupakan suatu pungsi persamaan yang melibatkan dua atau lebih variable. Variable yang satu di sebut variable dependen yang di jelaskan (Y) dan variable lainya di sebut variable independent yang menjelaskan (X) (Soekartawi, 1997: 154. dalam Mira Mirawati, 2004). Penyelesaian hubungan antara X dan Y biasanya dengan cara regresi yaitu variasi dari Y akan di pengaruhi variasi dari X. Sifat-sifat fungsi produksi Cobb Douglass adalah sebagai berikut: K dan bias saling mensubstitusi Jika tenaga kerja menjadi mahal perusahaan akan mensubstitusi temnaga kerja dengan modal. Sifat substitusi antar input ini mengikuti kaidah marginal rate of technical substitution/transformation yang di gambarkan oleh kurva isoquant. 23

10 δ δ, > 0 produktifitas marginal dari factor-faktor produksinya adalah δk δ positif. Formula itu menunjukan produk marginal modal dan tenaga kerja adalah positif. Marginal Product Of Capital (MPP) dan Marginal Product Of abour (MP) bergantung pada tingkat output dan tingkat penggunaan modal dan tenaga kerja. δ 2 δ 2, < 0, produktifitas marginal dari factor-faktor produksinya δkδk δδ mengikuti hukum kenaikan yang berkurang (law of diminishing return). Saat ini mencerminkan bahwa fungsi produksi Cobb Douglass bersifat concave, implikasinya, fungsi tersebut mempunyai nilai maksimal. (K) α () β, bersifat - Contans return to scale, jika (α + β) 1, artinya, jika input K dan bertambah masing-masing menjadi dua kalinya, maka outputnya juga bertambah dua kali. Dalam hal ini output bertambah secara proporsional dengan penambahan input. - Increasing return to scale, jika (α + β ) > 1 artinya, jika input K dan bertambah masing-masing menjadi dua kalinya, maka outputnya juga bertambah lebih dari dua kalinya. Dalam hal ini, output bertambah lebih dari proporsi penambahan input. - Decreasing return to scale, jika (α + β ) < 1 artinya, jika input K dan bertambah masing-masing dua kalinya, maka outputnya bertambah kurang dari dua kalinya, output bertambah kurang dari proporsi penambahan input. Kondisi ini bias terjadi karena kompleksitas proses produksi menjadi sangat tinggi jika skala operasi menjadi lebih besar. Decreasing return to scale yaitu rata-rata akan naik sejalan dengan kenaikan jumlah input. 24

11 Dilihat dari penggunaan inputnya, fungsi produksi Cobb Douglass dapat di bedakan menjadi fungsi Cobb Douglass jangka pendek dan fungsi Cobb Douglass jangka panjang. A. Fungsi Produksi Cobb Douglass Jangka Pendek Jangka pendek merupakan suatu periode dimana perusahaan dapat menyesuaikan produksi dengan cara mengubah factor-faktor variable seperti bahan baku dan tenaga kerja tetapi tidak dapat mengubah factor-faktor tetap seperti modal (Samuelson dan Nordhaus, 2003) Syarat dalam kondisi jangka pendek adalah minimal ada satu factor yang menghambat proses adjustmen factor produksi (atau harganya) sehingga tidak terjadi seketika. Jadi konsep jangka pendek menunjukan adanya friksi dalam perekonomian yang menghambat prosses relokasi dalam perekonomian. Fenomena adanya friksi perekonomian bias muncul dalam kondisi harga yang sulit berubah seperti pada harga tenaga kerja (upah). Apabila input modal dianggap tetap dalam periode produksi jangka pendek, serta hanya terdapat satu input variable tenaga kerja yang dipertimbangkan dalam analisis produksi, maka fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek (the short run Cobb Douglass production function), dinotasikan dalam model berikut: δ β Keterangan: kuantitas output yang di produksi kuantitas input tenaga kerja yang di gunakan δ (delta) adalah konstanta yang dalam fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek, merupakan indeks efisiensi yang mencerminkan hubungan antara kuantitas yang di produksi () dan kuantitas input tenaga kerja yang di gunakan (), semakin 25

12 26 besar nilai konstanta δ, efisiensi penggunaan input tenaga kerja dalam metode produksi dan lain-lain, akan tercermin melalui nilai konstanta δ dalam fungsi produksi Cobb Douglass baru lebih besar dari fungsi produksi Cobb Douglass yang lama. β (beta) merupakan elastisitas output dari tenaga kerja (output elasticity of labour), yang merupakan suatu ukuran sensitivitas kuantitas output yang di produksi terhadap perubahan penggunaan input tenaga kerja, dan di definisikan sebagai persentase perubahan kuantitas output yang di produksi di bagi denngan persentase perubahan penggunaan input tenaga kerja. Khusus untuk fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek, dapat di tunjukan secara matematik, bahwa koefisien β dalam fungsi δ β, merupakan koefisien elastisitas output dari tenaga kerja sebagai berikut: β β β β β β β E E l l ) ( % % 1 Berdasarkan konsep bahwa β AP MP E1, serta memperhatikan hubungan antara produk total (), produk marginal (MP), dan produk rata-rata (AP), dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika produk marjinal dari tenaga kerja lebih besar daripada produk rata-rata dari tenaga kerja (MP > AP ), elastisitas output dari tenaga kerja lebih besar dari satu ( β < 1) 2. jika produk marjinal dari tenaga kerja lebih kecil daripada produk rata-rata dari tenaga kerja (MP < AP ), elastisitas output dari tenaga kerja lebih kecil dari satu (β < 1). Dalam situasi ini penggunaan input tenaga kerja perlu di kurang agar tetap

13 mempertahankan atau meningkatkan produktivitas rata-rata tenaga kerja. Penambahan penggunaan tenaga kerja dalam situasi dimana elastisitas output dari tenaga kerja lebih kecil dari pada 1 (β < 1), akan mengurangi produktivitas rata-rata tenaga kerja. 3. Jika produk marjinal dari tenaga kerja sama dengan produk rata-rata dari tenaga kerja (β 1), maka elastisitas output dari tenaga kerja sama dengan satu. Dalam situasi ini produktivitas rata-rata dari tenaga kerja mencapai maksimum, sehingga kondisi ini harus dipertahankan. Dengan demikian system produksi yang berorientasi pada upaya memaksimumkan produktivitas dari input variable dalam jangka pendek, harus beroperasi pada kondisi dalam elastisitas output dari input variable itu sama dengan satu. Dari fungsi produksi Cobb Douglassjangka pendek dapat di tentukan dengan beberapa kondisi atau persyaratan yang harus di penuhi, antara lain: a. Karena kuantitas produksi (output), ( > 1) maka koefisien intersef delta δ dalam fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek harus bernilai positif (δ > 0) b. Agar produk marginal dari tenaga kerja positif, koefisien elastisitas output dari tenaga kerja dalam fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek harus bernilai positif (β > 0) Catatan: MP δββ 1 B. Fungsi Produksi Cobb Douglass Jangka Panjang 27

14 Fungsi produksi Cobb Douglass jangka panjang dapat digunakan untuk menganalisis performansi system produksi perusahaan dalam jangka panjang. Agar memberikan onformasi yang bermanfaat bagi perencanaan jangka panjang. Apabila suatu system produksi hanya menggunakan dua jenis input modal (K) dari tenaga kerja () dalam periode produksi jangka panjang dapat di bangun menggunakan model berikut: γk α β Konsep produksi jangka panjang mengacu pada periode waktu produksi merupakan input variable, tidak ada input tetap Alat penting untuk menganalisis efisiensi produksi jangka panjang adalah kurva isoquant (isoquant curve) dan kurva iso cost (isocost curve) 1. kurva isoquant (isoquant curve) kurva isoquant adalah suatu kurva atau tempat kedudukan titik-titik kombinasi yang menunjukan kombinasi input yang mungkin secara fisik mampu menghasilkan kuantitas output yang sama (iso sama, quant quantity kuantitas input) (Gasperesz, 1999:207) prinsip-prinsip dasar kurva isoquant dalam konsep produksi serupa dengan kurva indiferen dalam konsep perilaku konsumen, kecuali tujuan penggunaanya yang berbeda. Beberapa karakteristik dari kurva isoquant, yaitu: a. kurva isoquant merupakan fungsi continue, serta kurva-kurva isoquant tidak saling berpotongan. b. Semua kombinasi rasional dari output sumber daya yang menghasilkan output yang sama, terletak pada satu kurva isoquant yang memiliki slove negative dan berbentuk cembung (convex) 28

15 c. Kurva isoquant 2 yang menempati kedudukan lebih tinggi terletak di atas atau di sebelah kanan dari kurva isoquant 1, menunjukan bahwa kombinasi input pada kurva isoquant 2 itu mampu mnehasilkan kuantitas output yang lebih tinggi daripada kombinasi input pada kurva isoquant 1 ( 2 > 1 ) Gambar 2.4 Kurva isoquant dalam Produksi Pada gambar di atas, Nampak bahwa kurva isoquant memiliki slope negative, hal ini berarti bahwa jika perusahaanmengurangi sejumlah modal (K) yang digunakan, maka harus lebih banyak tenaga kerja () yang di tambahkan agar kombinasi modal dan tenaga kerja itu masih mampu memproduksi output yang sama. Dengan demikian dua input dapat saling mengganti (substitusi) untuk mempertahankan tingkat output yang sama. Secara konseptual, hal ini desebutsebagai tingkat substitusi tehnikal marginal (Marginal Rate of Technical Substitution), sering di notasikan sebagai MRTS. Dengan demikian MRTS didefinisikan sebagai suatu tingkat dimana satu input dapat di substitusikan untuk input lain sepanjang suatu isoquant, dan untuk kasus modal yang di substitusi oleh tenaga kerja di nyatakan dalam bentuk: 29

16 k mrts Catatan: tanda negative di berikan agar membuat MRTS bernilai positif, karena slope K dari isoquant yaitu bernilai negative. 2. Kurva Isocost (Isocost Curve) Dalam setiap aktifitas produksi, produsen harus mempertimbangkan hargaharga input yang di gunakan dalam proses produksi, agar menghasilkan biaya terkecil (east cost combination of input) untuk memproduksi tingkat output tertentu sesuai permintaan pasar. Alat yang berguna untuk menganalisis ongkos pembelian input ini adalah kurva isocost. Kurva isocost merupakan garis yang menunjukan kombinasi berbagai jenis yang dapat di beli untuk suatu tingkat pengeluaran biaya yang sama pada harga-harga input yang tetap. Jika kita mengasumsikan bahwa system produksi hanya menggunakan dua jenis input yakni modal (K), serta harga dari input modal adalah r perunit K, dan tenaga kerja (), serta harga ( upah ) tenaga kerja adalah w per unit, maka biaya total penggunaan input modal dan tenaga kerja dalam proses produksi dapat di tulis dalam persamaan sebagai berikut: C wk + rk Persamaan di atas dapat di ubah kedalam bentuk hubungan ketergantungan antara input modal (K), dan input tenaga kerja () sebagai berikut: rk C w K(C/r) (w/r) bentuk persamaan K (C/r) (w/r) inilahyang dipergunakan untuk menggambarkan kurva isocost yang memiliki sloper negative sebesar (w/r). dengan demikian slope dari kurva isocost merupakan negative dari rasio harga input tenaga kerja, w, terhadap input modal,r. 30

17 K(unit) (unit) Gambar.2.5 Kurva Isocost Keseimbangan Produsen Ketika melakukan analisis perilaku pasar (permintaan dan penawaran) kita mengunakan kurva keseimbangan pasar sebagai alat analisis. Demikian pula ketika melakukan analisis perilaku konsumen, kita menggunakan kurva keseimbangan konsumen sebagai alat analisis. Serupa dengan konsep di atas, analisis terhadap perilaku produsen menggunakan kurva keseimbangan produsensebagai alat analisis. Tujuan utam dari produsen melakukan aktivitas produksi pada situasi persaingan yang amat kompetitif dalam pasar global sekarang ini adalah memproduksi sejumlah output tertentu sesuai permintaan pasar dengan tingkat pengeluaran anggaran yang minimum. Kurva keseimbangan produsen (produsen s equilibrium curve) menunjukan pencapaian kombinasi penggunaan input pada kondisi biaya terkecil (least cost combination of inputs) untuk memproduksi output dalam jumlah tertentu. Titik 31

18 keseimbangan produsen merupakan titik singgung antara kurva isokuant denngan kurva isocost. K(uni t) (unit) Gambar 2.6 Kurva Keseimbangan Produsen (VincentGasperesz) Dari gambar di atas, titik keseimbangan produsen, A, yang merupakan titik singgung antara kurva isoquant dan kurva isocost. Pada titik singgung A ini terjadi keseimbangan yang meminimumkan biaya total produksi, dimana slope dari isoquant ( K/ ) sama dengan slope dari kurva isocost (-w/r). hal ini berarti pula pada titik singgung B itu, tingkat substitusi teknikal marginal (MRTS) sama dengan rasio dari harga-harga input. Jadi titik keseimbangan produsen tercapai apabila kondisi terpenuhi, yaitu MRTS w/r. titik keseimbanganprodusen yang meminimumkan biaya total produksi tercapai apabila kondisi berikut terpenuhi. MP /W MP k/r Dalam produksi jangka panjang (ong run Production) sering terjadi perluasan usaha sebagai akibat meningkatnya permintaan pasar terhadap produk yang di hasilkan oleh perusahaan. Apabila demikian, akan terdapat jalur perluasan (ekspantion path) 32

19 yang menunjukan kurva atau tempat kedudukan titik-titik keseimbangan produsen sepanjang jalur perluasan produksi dalam jangka panjang. Titik-titik keseimbangan produsen itu menunjukan kombinasi input yang meminimumkan biaya untuk setiap tingkat output yang di produksi dengan asumsi rasio harga-harga input constant. 2.3 Kemitraan Menurut kamus bahasa Indonesia kemitraan adalah perihal hubungan (kerjasama) sebagai mitra. Dengan kata lain adalah suatu jalinan kerjasama dalam melakukan kegiatan usaha. Salah satu usaha mengentaskan dan meningkatkan usaha kecil agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi usaha kecil yang tangguh dan menjadi skala menengah dan besar, adalah dengan di laksanakanya program bapak angkat dari perusahaanperusahaan besar baik dari BUMN maupun swasta. Seperti di kemukakan oleh Mudrajat Kuncoro (2003:387) bahwa strategi pemberdayaan dapat di klasifikasikan dalam: 1. Aspek manajerial yang meliputi: peningkatan produktivitas, omzet, tingkat utilitas, tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia. 2. Aspek permodalan yang meliputi: bantuan modal dan kemudahan kredit 3. Mengembangkan program kemitraan dengan usaha besar baik lewat system bapak-anak angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir, keterkaitan hilir-hulu, modal ventura ataupun subkontrak 4. pengembangan sentra industri kecil dan dalam suatu kawasan apakah berbentu ( pemulihan industri kecil, lingkungan industri kecil, sarana usaha industri kecil yang di dukung oleh unit pelayanan teknis dan tenaga penyuluh industri bersama dan koperasi industri kecil dan kerajinan. Kemitraan usaha menrut undang-undang No.9/1995 tentang usaha kecil, kemitraan diartikan kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menenngah atau usaha besar di sertai dengan pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan (Japar:1999) 33

20 Kartosastro 1991) dan Smith at.al. (1995) dalam triono(1996) menyatakan bahwa secara umum hubungan antar badan usahadi bedakan menjadi limabentuk yaitu: 1. Interaksi yaitu hubungan usaha yang tidak mengikat seperti tukar menukar informasi 2. Transaksi yakni hubungan usaha yang tidak terikat kontrak. 3. Kontrak usaha yakni hubungan usaha yang terikat kontrak 4. keterkaitan yakni kesepakatan melakukan suatu sub kontrak dalam suatu proses produksi, namun-namun masing-masing pihak masih tetap menjaga kebebasan usahanya 5. kerjasama yakni kesepakatan untuk membentuk suatu usaha patungan kemitraan antara pengusaha kecil dan pengusaha besar merupakan suatu bentuk kontrak usaha dengan tujuan utama meningkatkan kemampuan usaha kecil dan kesejahteraanya. Teori yang paling sesuai untuk menjelaskan fenomena kemitraan adalah teori prtukaran (exchange theory) yang di kembangkan oleh Blair(1964 dalam Smith at.al.(1995) dalam Triono (1996). Teori ini menyatakan bahwa terjadinya suatu kerjasama dan berlanjutnya kerjasama tersebut jika ada manfaat yang diperoleh lebih besar dari pengorbanan yang di keluarkan. Pada dasarnya maksud dan tujuan kemitraan adalah win-win solution partnership. Adanya posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing. Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin di capai dalam kemitraan secara konkret adalah a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan c. Meningkatka pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil 34

21 d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional e. Memperluas kesempatan kerja f. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi nasional Adapun kemitraa undustri kecil sepatu Cibaduyut yang di laksanakan sampai saat ini adalah pola inti plasma. Pola inti plasma merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra. Salah satu contoh kemitraan ini adalah pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR), dimana perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah dan memasarkanhasil produksi. Disamping itu perusahaan ini tetap memproduksi kebutuhanperusahaan sedangkan kelompok mitra usaha memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang telah di sepakati, sehingga hasil yang diciptakan harus mempunyai daya kompetitif dan nilai jual yang tinggi. Beberapa keunggulan kemitraan pola inti plasma antara lain adalah: a. Kemitraan inti plasma memberikan manfaat timbale balik b. Kemitraan inti plasma dapat berperan sebagai upaya pemberdayaan pengusaha kecil di bidang teknologi, model, kelembagaan dan lain-lain sehingga pasokan bahan baku dapat lebih terjamin c. Dengan kemitraan inti plasma, beberapa usaha kecil yang di bombing usaha menengah/besar, mampu memenuhi skala ekonomi sehingga dapat di capai efisiensi d. Mempunyai kemampuan dan wawasan yang lebih luas, dapat mengembangkan komoditas untuk barang yang memiliki keunggulan dan mampu bersaing di pasar nasional, regional maupun pasar internasional e. Menjadi daya tarik bagi pengusaha besar/menengah untuk melakukan investasi 35

22 Di samping beberapa keunggulan kemitraan pola inti plasma sebagaimana telah diuraikan di atas, dalam pola inti plasma inipun terdapat beberapa kelemahanya yang di sebabkan adanya ketimpangan antara aturan yang di tentukan dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam ketentuan pedoman pembinaan kerjasama kemitraan IKKRT yang mengacu pada PP No. 44 tahun 1997 tentang kemitraan, pola inti plasma adalah kemitraan antara kelompok mitra sebagai plasma dan perusahaan mitra sebagai inti. Dalam Perusahaa Inti Rakyat (PIR) khusunys industri kerajinan rumah tangga, perusahaan mitra (inti) menyediakan lahan, saran produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah dan memasarkan hasil produksi kelompok mitra (plasma) serta mengusahakan permodalan dan melaksanakan budidaya sendiri. Di dalam pola ini, kelompok mitra di harapkan secara bertahap memiliki lahan usaha tersebut dan dalam jangka panjang dapat pula menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan inti. 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini akan diawali dengan uraian pengkajian beberapa teori yang berhubungan dan berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Kajian teori dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini akan diawali dengan uraian pengkajian beberapa teori yang berhubungan dan berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Kajian teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini. Dimulai dari pembahasan mengenai teori produksi, fungsi produksi baik fungsi produksi jangka pendek

Lebih terperinci

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Modul 5. Teori Perilaku Produsen Modul 5. Teori Perilaku Produsen A. Deskripsi Modul Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa output yang harus

Lebih terperinci

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN Kardono -nuhfil V. TEORI PERILAKU PRODUSEN 5.. Fungsi Produksi Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: ) berapa output

Lebih terperinci

Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial

Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial Pendahuluan #1 Produksi adalah proses transformasi input atau sumberdaya menjadi output dalam bentuk barang dan jasa. INPUT (FAKTOR PRODUKSI) PRODUKSI OUTPUT (BARANG ATAU JASA)

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Produsen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU PRODUSEN (Analisis Jangka Pendek) 2 Basic Concept Inputs Production Process Outputs Produksi

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 09Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Bentuk Organisasi Perusahaan, Fungsi Produksi dan Input 2 Variabel Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TUJUAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3 Soal kasus 5.1 Suatu proses produksi menggunakan input L dan input K untuk menghasilkan produk tertentu. Dalam proses produksi tersebut, input L sebagai input variabel dan input K sebagao input tetap pada

Lebih terperinci

PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI MARJINAL DAN PRODUK RATA RATA Hints :

PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI MARJINAL DAN PRODUK RATA RATA Hints : ANALISA PRODUKSI Fungsi produksi : Suatu fungsi yang menunjukkan hubungan fisik antara input yang digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Konsep konsep penting dalam analisa produksi

Lebih terperinci

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 5 FUNGSI PRODUKSI, ONGKOS PRODUKSI DAN PENERIMAAN

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 5 FUNGSI PRODUKSI, ONGKOS PRODUKSI DAN PENERIMAAN EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 5 FUNGSI PRODUKSI, ONGKOS PRODUKSI DAN PENERIMAAN 1 BENTUK BENTUK PERUSAHAAN MILIK SWASTA - PT (Perseoran Terbatas) - CV (commanditaire vennootschap) - Fa (Firma) MILIK PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

Perusahaan dan produksi

Perusahaan dan produksi Teori Produksi : Perusahaan dan Produksi Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Perusahaan dan produksi Klasifikasi input Jangka pendek Vs jangka panjang Fungsi Produksi Produksi dgn satu input

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan

Lebih terperinci

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI Organisasi Produksi dan Fungsi Produksi Organisasi Produksi TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI Produksi (production) adalah perubahan bentuk dari berbagai input atau sumber daya menjadi output beruoa barang dan

Lebih terperinci

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI Teori Produksi Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi disebut fungsi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Perusahaan ditinjau dari sisi Teori Ekonomi Tidak dibedakan atas kepemilikanya, jenis usahanya maupun skalanya. Terfokus pada bagaimana

Lebih terperinci

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Terminologi penting dalam teori produksi 1. Fungsi produksi 2. Biaya produksi minimum 3. Jangka waktu analisis 4. Perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1 BAB I PENDAHULUAN Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami sifat permintaan pembeli di pasaar. Dari analisis itu sekarang telah dapat difahami alasana yang mendorong

Lebih terperinci

Teori Produksi. Course: Pengantar Ekonomi.

Teori Produksi. Course: Pengantar Ekonomi. Teori Produksi Course: Pengantar Ekonomi Firms Firms demand factors of production in input markets and supply goods and services in output markets. Firm objectives: How much output to supply (quantity

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Nelayan Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani Usahatani ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,

Lebih terperinci

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Bahasan Teori produksi (teori perilaku produsen) Bentuk-bentuk organisasi perusahaan Perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Teori Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan variabel-variabel penelitian yang diperoleh dari sumber tertulis yang dipakai

Lebih terperinci

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI 5.1. Perilaku Produsen Jika konsumen didefinisikan sebagai orang atau pihak yang mengkonsumsi (pengguna) barang dan jasa maka produsen adalah orang atau pihak yang memproduksi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi, disintesakan (dirangkum), dibatasi, dan ditetapkan menjadi tiga pokok permasalahan (faktor),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Industri Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI

PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI Tujuan Intruksional Khusus : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan prinsip ekonomi yang dapat diterapkan pada usahatani, mengenal hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah teori pendapatan dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada kemampuan bangsa dalam menggapai tingkat produktivitas yang tinggi dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI Teori Produksi Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi disebut fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi terhadap jumlah output yang dihasilkan. Kegiatan produksi bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini Indonesia berada pada posisi sebagai net-consumer. Sampai saat ini industri susu dan makanan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Analisis Elastisitas Substitusi Tenaga Kerja Dan Modal Suatu Fungsi Produksi Constant Elasticity Of Substitution Analysis Elasticity of Substitution Labor and Capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi atau memproduksi menurut Putong (2002) adalah menambah kegunaan (nilai-nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri

Lebih terperinci

Kuliah IV-Analisis Perilaku Produsen: Konsep Produksi

Kuliah IV-Analisis Perilaku Produsen: Konsep Produksi Outline Kuliah IV-Analisis Perilaku Produsen: Konsep Produksi DIE-FEUI March 4, 2013 Outline 1 Definisi Produksi SR vs LR Ilustrasi 2 Ukuran Produktivitas 3 Q, AP dan MP Antara AP dan MP Peran Perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikerjakan oleh konsumen terdapat komoditi itu. Iswandono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikerjakan oleh konsumen terdapat komoditi itu. Iswandono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Produksi Produksi diartikan sebagai atau penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Aktivitas usahatani sangat terkait dengan kegiatan produksi yang dilakukan petani, yaitu kegiatan memanfaatkan sejumlah faktor produksi yang dimiliki petani dengan jumlah yang terbatas.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI ANALISIS PERILAKU PRODUKSI. produksi.

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI ANALISIS PERILAKU PRODUKSI. produksi. ANALISIS PERILAKU PRODUKSI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. FUNGSI PRODUKSI C. FUNGSI PRODUKSI SATU INPUT SATU OUTPUT - Karakteristik fungsi produk satu input

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to produce yang artinya menghasilkan. Produksi adalah proses dimana input diubah menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Industri Pengertian Industri menurut UU No 5 Tahun 1984 dapat didefinisikan sebagai berikut : Industri adalah kegiatan ekonomi yang merubah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) EKONOMI KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA KEGIATAN PRODUKSI:

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) EKONOMI KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA KEGIATAN PRODUKSI: JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) EKONOMI KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA Kegiatan Ekonomi: Segala tindakan yang dilakukan manusia sbg upaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukannya proses

Lebih terperinci

Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran

Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran PertemuanVI Pada pertemuan VI, mahasiswa diharapkan Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran Memahami perbedaan the short run and the long run Mampu menjelaskan hubungan antara produk perusahaan dan

Lebih terperinci

Materi 3 Ekonomi Mikro

Materi 3 Ekonomi Mikro Materi 3 Ekonomi Mikro Teori Faktor Produksi dan Kegiatan Perusahaan Abstract Produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar

Lebih terperinci

Bab II. Teori Produksi Pertanian Neo Klasik

Bab II. Teori Produksi Pertanian Neo Klasik Bab II. Teori Produksi Pertanian Neo Klasik A. Pengambilan Keputusan Usahatani Dalam pendekatan analisis pengambilan keputusan usahatani neoklasik, petani dipandang sebagai pengambil keputusan yang menentukan

Lebih terperinci

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M TEORI PRODUKSI P E R T E M U A N 5 N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M Pengertian Perusahaan Suatu unit organisasi yang menggunakan berbagai faktor-faktor produksi dan menghasilkan barang dan jasa untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not de KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not de DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not de KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not de DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not de KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not de DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark not de 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Produksi 2.1.1 Fungsi Produksi Efisiensi berhubungan erat dengan proses produksi karena dalam produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI 1 / AK-021240 SKS : 2

Lebih terperinci

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier Kurva kemungkinan produksi Dalam ekonomi, kurva kemungkinan produksi (Inggris: production possibility frontier (PPF), production possibility curve, production-possibility boundary atau product transformation

Lebih terperinci

Ekonomi Mikro. Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan

Ekonomi Mikro. Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Ekonomi Mikro Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Bentuk-bentuk Organisasi Perusahaan 1. Perusahaan perseorangan 2. Firma 3. Perseroan terbatas 4. Perusahaan negara 5. Koperasi Perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani Ada dua sumber permodalan usaha yaitu modal dari dalam (modal sendiri) dan modal dari luar (pinjaman/kredit).

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Ada banyak definisi mengenai ilmu usahatani yang telah banyak di kemukakan oleh mereka yang melakukan analisis usahatani,

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ================================================== SATUAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi KTSP & K-13 Kelas X ekonomi TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori dan Fungsi Produksi Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan, III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup fungsi produksi dan elastisitas,

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

BAB 6 PERILAKU PRODUSEN

BAB 6 PERILAKU PRODUSEN BAB 6 PERILAKU PRODUSEN Pendahuluan Definisi: mengubah bahan dasar menjadi barang setengah jadi dan barang akhir Proses Produksi Input (X,X2..) Aktivitas Produksi Output (Brg & Jasa) Tujuan Perusahaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi barupa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM EKONOMI MIKRO

MODUL PRAKTIKUM EKONOMI MIKRO MODUL PRAKTIKUM EKONOMI MIKRO TIM PENYUSUN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

Teori Produksi. Abd. Jamal, S.E, M.Si

Teori Produksi. Abd. Jamal, S.E, M.Si Teori Produksi Abd. Jamal, S.E, M.Si http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Hubungan Input dan Output Input sering disebut faktor produksi digunakan untuk memproduksi output

Lebih terperinci

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi DIE-FEUI March 13, 2013 1 Beberapa Definisi Ukuran SR vs LR Ilustrasi 2 Biaya dalam jangka pendek Kurva biaya dalam jangka pendek Antara AC dan MC 3

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Produksi Produksi merupakan serangkaian proses dalam penggunaan berbagai input yang ada guna menghasilkan output tertentu. Produksi

Lebih terperinci

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO Add your company slogan Biaya Teori Produksi LOGO Asumsi Dalam pembahasan ekonomi, perusahaan selalu diasumsikan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungannya. Perusahaan yang didirikan tidak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Kardinal) 2 Pengertian dasar Perilaku konsumen dianalisa untuk mengetahui

Lebih terperinci

GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO

GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO (KK-003) GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO GARIS-GARIS BESAR PENGAJARAN DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STRATA SATU MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI GARIS-GARIS PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan 1. Mengetahui teori-teori produksi 2. Mengetahui fungsi produksi 3. Mengetahui Efisiensi produksi

BAB I PENDAHULUAN Tujuan 1. Mengetahui teori-teori produksi 2. Mengetahui fungsi produksi 3. Mengetahui Efisiensi produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu usahatani merupakan cabang ilmu pertanian. Mosher (1968) mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan

Lebih terperinci

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern) E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 24 Materi Minggu 4 Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern) 4.1. Proportional Factor Theory El Hecksher Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaum klasik menerangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendapatan Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendapatan dan teori produksi.

Lebih terperinci

Teori Produksi dan biaya produksi

Teori Produksi dan biaya produksi Teori Produksi dan biaya produksi Pertemuan ke-tujuh Pengantar Ilmu Ekonomi Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-7 Perusahaan dalam sudut pandang teori ekonomi Fungsi produksi Teori produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori dan Fungsi Produksi Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.produksi dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi

Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi barang & jasa untuk dijual Produksi merujuk pada perubahan

Lebih terperinci

PERILAKU PETANI PANGAN

PERILAKU PETANI PANGAN 6 PERILAKU PETANI PANGAN Maksimisasi Keuntungan dan Penurunan Penawaran Output Seorang petani yang bersifat komersial akan selalu berpikir bagaimana dapat mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI Bab 3 Pelaku Kegiatan Ekonomi Teori produksi Teori produksi adalah suatu gambaran bagaimana produsen berprilaku dalam memproduksi barang dan jasa. Teori produksi menekankan pada efisiensi. Dua konsep utama

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu alur pemikiran yang bersifat teoritis dengan mengacu kepada teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

Lebih terperinci