TINJAUAN INTERVENSI SOSIAL PANTI ASUHAN ELIDA TERHADAP ANAK ASUH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN INTERVENSI SOSIAL PANTI ASUHAN ELIDA TERHADAP ANAK ASUH"

Transkripsi

1 TINJAUAN INTERVENSI SOSIAL PANTI ASUHAN ELIDA TERHADAP ANAK ASUH Yoanne Simarmata & Mastauli Siregar Abstract The study of research focus on how the social intervention by Elida Orphanage to the children. To get information about this, researchers collect data both form the children and Elida Orphanage Officials as the samples. They are 9 children and 6 officials. The researchers analyzed data and information descriptively and gave information, that generally social intervention by Elida Orphanage was not so good. The indicators that is used to made conclusion are hoe the institution meet their primary need, formal education need, social need, and spiritual need. It s very essential to know that there is different information or data given by the children than Elida Orphanage officials. The information given by officials was better than by the children. Keywords: social intervention, children need, social welfare Pendahuluan Setiap manusia yang hidup di bumi ini menginginkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia, di mana mereka dapat memenuhi kebutuhannya masingmasing, baik kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Namun pada kenyataanya tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menikmati hidup sejahtera seperti yang diharapkan, karena adanya permasalahan yang dihadapinya dalam menjalani kehidupan. Masalah ini biasanya timbul karena adanya ketidakmampuan untuk menjalankan fungsifungsi sosialnya seperti rintangan maupun hambatanhambatan dalam mewujudkan nilainilai, aspirasi, serta pemenuhan kebutuhankebutuhannya (Nurdin, 990: 57) Di Indonesia usahausaha pembangunan terlihat dengan jelas dalam sistematika GBHN yang memuat secara konseptual segala proses pembangunan, mulai dari tujuan pembangunan, azas pembangunan, landasan pembangunan dan sebagainya. Dengan demikian bangsa Indonesia telah mempunyai arah dan sasaran yang akan dicapai melalui pembangunan sebagai usaha dan proses yang secara sadar dilakukan, dengan demikian dapat terwujud masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera. Demikian halnya dengan anakanak terlantar, sebagai kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial yang selalu eksis dari masa ke masa. Harus diakui bahwa terdapat berbagai faktor penyebab keterlantaran anak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar keterlantaran anak berkaitan langsung dengan kemiskinan. Jumlah penduduk miskin pada tahun 00 adalah 6, juta jiwa, tahun 005 meningkat menjadi 70 juta jiwa penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan (Indo. Pos, Desember 005). Dari jumlah jiwa yang hidup di bawah garis kemiskinan dan serba kekurangan tersebut sebagian besar anakanak mengalami gizi yang rendah dengan tingkat kesehatan yang rendah pula. Jika ditinjau secara teoretis, maka kemungkinan besar anak yang tidak cukup mendapat asuhan, kasih sayang, dan perhatian orang tua akan menjadi anakanak yang perkembangannya kurang sempurna (Wirawan, 98: 58). Kondisi ini tentunya amat kontradiktif dengan bunyi pasal ayat UU No. tahun 979 yang menegaskan bahwa anak berhak atas kesejahteraan, perwatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh berkembang dengan wajar. Yoanne Simarmata adalah Pekerja Sosial Lepas Proyek Penanggulangan Pasca Gempa Bumi dan Tsunami Nias, Mastauli Siregar adalah Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU 9

2 Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Januari 006, Volume 5, Nomor, Halaman 95 Kenyataan ini menunjukkan bahwa banyak anakanak yang tidak mempunyai kesempatan yang memadai untuk tumbuh dan berkembang secara wajar karena adanya keadaan di mana salah satu atau kedua orang tuanya meninggal dunia, perceraian, kemiskinan, atau kedua orang tuanya bekerja sepanjang hari sehingga tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Melihat fenomena yang dialami anakanak terlantar tersebut perlu dicari solusi untuk membantu mereka keluar dari masalahnya terutama membebaskan mereka dari kekurangannya. UU No. Tahun 979 tentang Kesejahteraan Anak Republik Indonesia yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar baik secara jasmani, rohani, maupun sosialnya. Sedangkan usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang ditujukan untk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama terpenuhinya kebutuhan pokok anak. Dari pengertian kesejahteraan anak tersebut, dapat kita ketahui bahwa kesejahteraan anak berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang bersifat rohani melalui orang tuanya sendiri maupun dari asuhan khusus di luar orang tua. Misalnya adanya kesempatan memperoleh pendidikan formal maupun informal, rekreasi, bermain, serta sosialisasi. Untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat jasmaniah seperti gizi, kesehatan, dan kebutuhan fisik lainnya serta santunan atau peningkatan kemampuan menjalankan fungsi sosial dengan baik terutama bagi anakanak miskin dan terlantar. Dalam hal ini orang tualah yang menjadi orang pertama yang harus bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak, akan tetapi jika diperhatikan keadaan yang ada, tidak semua orang tua dapat menjalankan fungsi dan peranannya dalam keluarga sebagaimana seharusnya. Untuk hal inilah, dalam rangka menyelamatkan anakanak terlantar tersebut dicari solusi seperti memasukkan mereka ke dalam panti asuhan, agar anakanak terlantar tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, agar nantinya mereka dapat membantu dirinya sendiri terutama dalam memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa panti asuhan berfungsi sebagai tempat membantu, mendidik, merawat, dan membina anakanak terlantar. Di dalam panti asuhan tersebutlah anakanak terlantar diberi pelayanan kesejahteraan sosial sebagaimana pelayanan yang seharusnya mereka dapatkan dari keluarga mereka, jika keluarga itu mempunyai kemampuan. Dari sisi ini jelaslah bahwa panti asuhan itu berfungsi sebagai pengganti keluarga yang tidak mampu untuk mengemban tanggung jawab untuk mensejahterakan keluarganya terutama anakanaknya. Sehubungan dengan penanganan masalah anak terlantar ini, salah satu upaya intervensi kesejahteraan adalah melalui sistem panti, di mana salah satu panti tersebut adalah Panti Asuhan Elida yang terdapat di jalan Flamboyan Raya IV No. Tanjung Selamat Medan. Panti asuhan ini berdiri pada bulan Januari 990 dengan cikal bakal orang anak terlantar kakak beradik yang diserahkan kepada Pdt. Domianus dan Ibu Devi oleh seorang yang tak dikenal agar dirawat dan diasuh oleh mereka. Padahal pada saat itu usia pernikahan mereka kurang lebih minggu, kemudian pada harihari berikutnya ada saja anakanak terlantar yang diserahkan oleh orang yang berbeda serta asal daerah yang berbeda pada keluarga hamba Tuhan ini, bahkan pada usia pernikahan mereka yang ke bulan, keluarga ini sudah memiliki 5 orang anak yatim dan terlantar. Meski dengan susah payah untuk menghidupi anakanak terlantar ini, Tuhan membuktikan kuasa dan anugerahnya sehingga setiap kebutuhan anakanak terlantar ini dapat terpenuhi. Panti asuhan ini sudah terdaftar pada tanggal 6 Oktober 990, pemerintah provinsi daerah Tingkat I Sumatera Utara Cabang Dinas Sosial Medan mengeluarkan surat izin dengan nomor: 676/ 7. Jadi panti asuhan ini adalah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang merupakan pengganti fungsi keluarga sekaligus tempat tinggal bagi anakanak asuh. Adapun pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan Panti Asuhan Elida ini adalah pelayanan yang meliputi asuhan anak, pendidikan formal, pembinaan rohani, kegiatan olahraga seperti bermain bola kaki, latihan bermain musik, paduan suara, rekreasi, dan bermain sebagai kegiatan sosialisasi mereka. Pada umumnya anak asuh yang ada di panti ini berasal dari berbagai latar belakang masalah antara lain: yatim, piatu, yatim piatu, ketidakmampuan keluarga khususnya orang tua dan berbagai masalah lainnya seperti adanya korban bencana alam tsunami yang terjadi pada 6 Desember 00 yang lalu yang menimpa 0

3 Simarmata & Siregar, Tinjauan Intervensi... Aceh dan Nias. Untuk memenuhi semua kebutuhan anakanak asuhnya maka Panti Asuhan Elida menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan sebab mereka meyakini Dialah Bapa bagi anak yatim. Di samping itu dana tersebut bisa datang melalui anakanak Tuhan yang dijamah hatinya oleh Tuhan, baik secara pribadi, keluarga, gereja, persekutuan doa, perkantoran, dll. Pada kenyataannya pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan oleh panti mempunyai keterbatasan baik dari pelayanan panti asuhan maupun anak asuh itu sendiri. Masalah dan hambatan dalam pelayanan kesejahteraan sosial dipanti tersebut adalah keadaan prasarana panti yang dapat digunakan oleh anakanak asuhnya seperti (sapu, kain pel, peralatan mandi, handuk, brush, dll) dan pengurus panti atau staf panti yang khusus mengawasi anakanak asuh dengan intens, tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan ketidakmaksimalan panti dalam melaksanakan pelayananya sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bagi anakanak asuh. Berdasarkan dari penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui permasalahan yang mereka alami sebagai fasilitas pendukung. Metode Penelitian Dalam penulisan ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau melukiskan kenyataan yang ada tentang masyarakat atau kelompok orang tertentu di lapangan secara analisis yang prosesnya meliputi penguraian hasil observasi dari suatu gejala yang diteliti atau lebih (Irawan, 00: 5). Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu objek yang diteliti, dalam hal ini adalah untuk menggambarkan intervensi yang diberikan yayasan panti asuhan Elida terhadap anak asuhnya. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan Elida, yang berlokasi di Jl. Flamboyan Raya IV No., Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan. Alasan penulis memilih panti asuhan ini adalah karena panti asuhan ini memiliki latar belakang yang unik dan memiliki visi dan misi memperkenalkan kasih Allah kepada mereka (anakanak) yang tidak mendapatkan kasih, tanpa membedakan suku, asal, dan agama yang membentuk manusia yang bermoral yang dapat mencintai Tuhan dan sesama sehingga mereka bukan lagi anak terlantar yang tidak dipedulikan dan pada akhirnya dapat menjadi berkat di tengahtengah masyarakat. Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis atau objek yang akan diteliti yang memenuhi karakteristik yang menjadi perhatian peneliti (Irawan, 00: 57). Maka populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan anakanak yang terdapat di Panti Asuhan Elida yakni 85 orang. Penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu penarikan sampel secara sengaja. Penarikan sampel secara sengaja dilakukan dengan cara memilih tiap responden sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat pribadi. Pemilihan responden dilakukan dengan cara menghubungi beberapa namanama yang dianggap dapat memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian dengan pertimbangan waktu dan tenaga. Sampel dari penelitian ini adalah anakanak yang berada di Panti Asuhan Elida dengan batasan usia tahun ke atas sebanyak 9 orang. Alasannya karena pada usia ini lebih dianggap mampu untuk memberikan pendapat dan dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik (anak asuh yang ada di Panti Asuhan Elida masih ada yang belum dapat menggunakan/mengerti bahasa Indonesia) untuk mengisi bahan pertanyaanpertanyaan kuesioner yang diberikan. Dalam penelitian ini, data yang diperlukan oleh peneliti diambil dengan menggunakan teknik wawancara dilengkapi dengan kuesioner dan observasi. Teknik analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan cara mentabulasi data yang berhasil dijaring melalui keterangan yang diperoleh dari responden. Kemudian dilakukan analisa data dengan menggambarkan kenyataan yang ada di tempat penelitian dan dicari frekuensi serta persentase dari jawaban yang terkumpul yang kemudian disusun dalam bentuk tabel yaitu tabel tunggal, selanjutnya diberi keterangan sesuai dengan gejala yang diamati. Hasil Penelitian dan Pembahasan Untuk mengawali analisis data, terlebih dahulu kita ketahui distribusi anak asuh di Panti

4 Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Januari 006, Volume 5, Nomor, Halaman 95 Asuhan Elida berdasarkan Pendidikan, seperti yang disajikan pada tabel berikut. Tabel. Distribusi Anak Asuh Panti Asuhan Elida Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Belum Sekolah Taman Kanakkanak SD SLTP SLTA Tamat SLTA Perguruan Tinggi Jumlah orang 0 orang 6 orang 5 orang 85 orang Panti Asuhan Elida sebagai suatu badan atau lembaga sosial, intervensi yang dapat dilakukan adalah berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan anakanak asuh. Adapun bidang intervensi tersebut: bidang asuhan anak, bidang pendidikan termasuk pendidikan formal maupun kegiatan keterampilan sebagai pendukung untuk anak asuh apabila sudah keluar dari panti asuhan dan pembinaan rohani. Panti Asuhan Elida sebagai lembaga substitusi keluarga melaksanakan peran orang tua untuk mengasuh dan mendidik anak. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam hal memenuhi kebutuhan ini sepanjang pengamatan penulis, Panti Asuhan Elida tidak mengalami kesulitan karena para donatur yang datang ke panti ini di samping memberi bantuan dalam bentuk uang, juga memberikan bantuan berupa bahan makanan. Sandang dan bahan makanan ini banyak berasal dari sumbangansumbangan seperti: baju, beras, indomie, telur, gula. dan lain sebagainya. Di luar kebutuhan sandang, pangan, dan tempat tinggal, anakanak yang ada di panti ini sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari pihak panti asuhan karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang mendasar. Tetapi kebutuhan inilah yang masih perlu ditingkatkan di Panti Asuhan Elida karena anakanak asuh yang dibina di sana memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap pimpinan panti. Hal ini sangat jelas bagi peneliti ketika melakukan observasi pada lokasi penelitian. Seharusnya keadaan seperti ini tidak terjadi karena pihak panti sepantasnya memelihara mereka dengan kasih sayang dan kekeluargaan yang tinggi agar anak asuh pun merasa dihargai dan pekembangannya tidak berbeda jauh dengan anakanak yang tinggal bersama keluarganya. Dengan demikian tugas dan fungsi dari panti asuhan tersebut benarbenar dirasakan oleh anak asuh, yang nantinya apabila keluar dari panti asuhan Elida mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik di masyarakat. Dalam hal ini bidang pendidikan yang penulis maksudkan adalah bidang pendidikan formal anak asuh kecuali mereka yang belum memasuki usia sekolah. Anak asuh yang berada di Panti Asuhan Elida ini dimasukkan ke berbagai jenis dan tingkatan pendidikan yang sesuai dengan usianya, dimulai dari taman kanakkanak hingga ke perguruan tinggi bagi yang ingin melanjutkan pendidikan mereka di bidang keagamaan/kerohanian. Panti Asuhan Elida sebagai lembaga yang berada di bawah suatu naungan satu agama, yakni Kristen maka pembinaan rohani yang diterapkan bagi anakanak asuh yang ada di panti ini adalah ajaran Kristen yaitu kharismatik. Pembinaan ini diterapkan melalui kebaktian yang dilaksanakan x sehari yakni saat teduh pada pagi hari pukul WIB dan kebaktian pada sore hari tepatnya pada pukul 8.00 WIB serta adanya doa kelompok yang dilakukan secara bergantian pada sore hari. Kebaktian ini meliputi: acara menyanyikan lagu pujian penyembahan, berdoa bersama dan pembacaan alkitab, dan renungan Firman Tuhan. Anakanak yang berada di Panti Asuhan ini secara bergiliran bertugas memimpin pujian yang diawasi oleh staf panti. Namun pada saat tertentu, kebaktian dan renungan Firman Tuhan langsung dibawakan oleh Ketua Panti Asuhan yaitu Ev. Sarah Devi. Kebaktian pada hari Minggu, anakanak yang berada di panti ini tidak pergi ke gereja karena tidak adanya supir yang mengantar dan menjemput mereka, hal inilah yang menyebabkan mereka pada hari Minggu hanya beribadah bersama di panti asuhan saja. Latihan keterampilan yang penulis maksudkan di sini adalah kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh panti asuhan untuk mengikutsertakan anak asuh. Keikutsertaan anak asuh anak asuh dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan mengisi waktu luang anak asuh tetapi juga disertai harapan apabila anak asuh sudah keluar dari panti ini keterampilan yang mereka peroleh selama di panti dapat dijadikan modal untuk memulai hidup mandiri. Bidang kegiatan yang masih ditekuni anak asuh pada Panti Asuhan Elida ini adalah bidang pertanian untuk anak asuh yang lakilaki dan masakmemasak pada anak asuh

5 Simarmata & Siregar, Tinjauan Intervensi... perempuan. Keterampilan yang lain seperti kerajinan tangan, melukis, menggambar, dan beternak untuk saat ini sudah tidak aktif lagi (terhenti) disebabkan karena ketiadaan tenaga pembimbing kegiatan tersebut. Aktivitas rutin bagi anak asuh yang berada di Panti asuhan Elida adalah sepak bola dan renang. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada sore hari setelah selesai melaksanakan tugas rutin yang sudah ditentukan staf panti seperti membersihkan kamar tidur, kamar mandi, pekarangan, dll. Untuk sarana pendukung seperti fasilitas masih kurang memadai. Akan tetapi dari olahraga renang, anak Panti Asuhan Elida cukup berprestasi hal ini terlihat dari seorang anak asuhnya yang meraih juara renang di tingkat sekolahnya. Kegiatan yang dilakukan oleh Panti Asuhan Elida untuk mengembangkan bakat anak asuhnya dalam bidang seni adalah dengan menyediakan alat musik gitar. Dengan demikian anak asuh baik lakilaki ataupun perempuan dapat berlatih memainkan gitar, sehingga mereka dapat berlatih vocal group atau paduan suara tanpa diawasi oleh staf panti. Selain itu mereka juga nantinya dapat mengiringi lagu pujian pada kebaktian yang dilaksanakan di panti dan acara peringatan harihari besar keagamaan. Adapun gambaran responden berdasarkan usia dapat diketahui dari data yang disajikan pada Tabel berikut. Tabel. Distribusi Berdasarkan Umur Responden Anak Asuh No Usia F % tahun tahun tahun tahun 5 tahun 6 7 0,5,6 6,8 5,8 5, Jumlah 9 00,0 Temuan data umur responden menggambarkan bahwa panti asuhan ini mengasuh anakanak dari berbagai tingkat usia, mulai dari anakanak, remaja, hingga usia dewasa. Tetapi pada saat penelitian ini dilaksanakan, anakanak yang diasuh di panti ini didominasi oleh anakanak yang masih belum sekolah dan anakanak yang masih duduk di sekolah dasar. Adapun alasan responden masuk panti tergambar pada Tabel berikut. Tabel. Distribusi Responden Anak Asuh Berdasarkan Alasan Masuk Panti No Alasan Masuk Panti F % 5 Yatim Piatu Yatim Piatu Terlantar Prasejahtera 5,8 5, 5,8 5, 57,9 Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapatnya variasi data, hal ini menunjukkan bahwa anakanak asuh yang berada di Panti Asuhan Elida terdiri dari anakanak yatim, piatu, yatim piatu, anak terlantar, dan anakanak yang berasal dari keluarga yang ekonomi lemah atau dapat disebut prasejahtera. Jika disoroti lebih lanjut, dapat diketahui bahwa persentase anak asuh yang masih memiliki orang tua walaupun tidak lengkap tidak menjadi faktor utama anak masuk ke Panti Asuhan Elida tetapi, kemiskinanlah yang menjadi faktor utamanya. Hal ini terlihat dari persentase alasan responden masuk ke Panti Asuhan Elida karena faktor kemiskinan sangat tinggi (57,89%), sementara karena tidak memiliki orang tua atau memiliki orang tua tetapi tidak lengkap hanya sebesar (,%) Sementara data tentang pekerjaan orang tua adalah sebagai berikut. Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua No Pekerjaan Orang Tua F % Bertani Buruh Pedagang Tidak tetap 6, 5,8, Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber mata pencaharian orang tua dari responden masih rendah sehingga sangat kesulitan untuk mencukupi segala kebutuhan anaknya. Mayoritas pekerjaan orang tua anak

6 Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Januari 006, Volume 5, Nomor, Halaman 95 asuh yang ada di Panti Asuhan Elida adalah sebagai petani (6,5%) kemudian pekerjaan tidak tetap (,05%), dan sebagai pedagang (5,78%). Dari data di atas menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anaknya karena kekurangan maksimal dari orang tua untuk bekerja keras dan kurangnya semangat untuk maju, jika ditinjau dari segi pendidikan, maka orang tua responden mayoritas sudah mengecap pendidikan di SLTA (,0%). Sisi lain yang perlu dikaji adalah pendidikan responden, di mana datanya disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak Asuh No Tingkat Pendidikan F % SD SLTP SMU PT 7 6, 6,8 Jumlah 9 00,0 Dari hasil penelitian dapat diketahui dengan jelas bahwa Panti Asuhan Elida untuk saat penelitian ini hanya memiliki anak asuh yang duduk di tingkat sekolah dasar (6,5%) dan SLTP (6,8%) karena pada kenyataannya anakanak yang ada di panti ini mayoritas belum mengecap pendidikan karena usianya yang masih belum mencukupi untuk masuk sekolah. Untuk tingkat SMU dan perguruan tinggi juga tidak ada karena sebagian besar dari mereka sudah meninggalkan panti asuhan dan hidup mandiri di masyarakat. Bagaimana proses responden masuk ke panti dapat kita ketahui dari data yang disajikan pada Tabel 6 berikut. Orang tua Keluarga Pihak Gereja 0,5 68,, Jumlah 9 00,0 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kepedulian orang tua untuk kesejahteraan anaknya jika dilihat dari kesediaan untuk menyerahkan anaknya ke panti asuhan masih rendah (0,5%) hal ini mungkin disebabkan karena orang tua tidak rela berpisah dengan anaknya ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang dekat antara orang tua dan anak, kepedulian pihak keluarga sangat tinggi (68,%) hal ini disebabkan karena keluarga (paman, bibi, dan keluarga lainnya) lebih rasional dan mengutamakan pendidikan demi masa depan daripada hubungan emosional dan pihak gereja (,05%) ini menunjukkan wujud kepedulian dari pihak gereja untuk membantu jemaatnya yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan anakanaknya khususnya kebutuhan akan pendidikan. Hubungan anakanak asuh yang berada di Panti Asuhan Elida dengan pihak panti baik pimpinan dan stafnya perlu untuk dianalisa untuk melihat dan mengetahui bagaimana pihak panti melakukan pendekatan dalam mengintervensi anak asuh agar mereka dapat mengikuti program yang sudah dibuat untuk memajukan anak asuh agar mencapai target yang sudah ditetapkan. Data mengenai hubungan ini dapat diketahui dari Tabel 7 berikut. Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden tentang Hubungan dengan Pihak Panti Asuhan No Sikap Pihak Panti F % Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik 6 9,6 7,, Jumlah 9 00,0 Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pihak yang Membawa ke Panti Asuhan Elida No Yang Membawa F % Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden terdapat 9 orang responden (7,6%) menjawab sikap pihak panti baik, 6 orang (,57%) merasa sangat baik, dan

7 Simarmata & Siregar, Tinjauan Intervensi... orang (,05%) cukup baik. Dari hal tersebut dapat diasumsikan bahwa sikap dari pihak panti, baik pimpinan maupun stafnya terhadap anak asuhnya sudah baik terlihat dari jawaban responden yang positif bahkan mereka pun memanggil bapak dan ibu pimpinan dengan sebutan bapak dan mama, merupakan sebutan yang sangat dekat seperti layaknya orang tua kandung. Tetapi ketika peneliti mengadakan penelitian di panti tersebut penulis melihat adanya ketidaksesuaian antara jawaban responden dengan kenyataan yang ada. Peneliti melihat sikap dari staf panti yang kurang baik ketika menghukum mereka yang melakukan kesalahan sehingga ada ketakutan dari anak asuh terhadap orang tertentu. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya sugesti dari pihak panti terhadap anak asuhnya, karena terlihat adanya kejanggalan ketika responden menjawab pertanyaan sepertinya takut untuk mengatakan hal yang sebenarnya, takut apabila diketahui oleh staf panti, di samping itu pula sikap dari ibu asrama yang baik dan ramah terhadap responden sehingga mereka kesulitan untuk memberikan tanggapan. Interaksi anak asuh dengan masyarakat sekitar perlu untuk diketahui, untuk menganalisa bagaimana hubungan komponen panti asuhan dengan masyarakat luar sekitar panti apakah anak asuh kenal dengan mereka atau tidak. Untuk melihat bagaimana interaksi ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Interaksi dengan Masyarakat Sekitar Panti No Interaksi F % Kenal dan bergaul Tidak kenal/bergaul 5, 78,9 Jumlah Dari tabel di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa anakanak Panti Asuhan Elida sebagian besar tidak kenal dan tidak bergaul dengan masyarakat di luar panti. Hal ini jelas terlihat bahwa dari keseluruhan responden terdapat 5 orang (78,9%) menjawab bahwa mereka tidak kenal dengan masyarakat sekitar panti dan orang (,05%) menyatakan kenal dan bergaul dengan mereka. Jika dilihat dari alasan mereka yang tidak mengenal dan bergaul dengan masyarakat sekitar yang berjumlah 5 orang, maka orang (80%) mereka menjawab tidak diizinkan oleh pihak panti asuhan dan orang responden (0%) menjawab kalau mereka lebih senang bergaul dengan sesama anak panti asuhan. Untuk data lebih jelas dapat diperhatikan pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden tentang Alasan Tidak Berinteraksi dengan Masyarakat Sekitar Panti No Penyebab F % Tidak diizinkan Tidak suka ke luar 80,0 0,0 Jumlah 5 00,0 Data pada tabel di atas menggambarkan bahwa sebab anak asuh tidak berinteraksi atau bergaul dengan masyarakat sekitar panti adalah karena tidak diizinkan oleh pihak panti, hal ini kemungkinan besar dilakukan karena adanya tugas rutin yang harus dilaksanakan responden sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk bermain dengan masyarakat sekitar panti. Hal ini diketahui peneliti setelah mengamati aktivitas yang responden lakukan setiap harinya, untuk jawaban responden lebih senang bermain dengan sesama anak asuh karena mereka sudah memiliki hubungan emosional yang dekat seperti layakya saudara kandung sehingga mereka sering mengungkapkan masalah yang mereka alami di sekolah maupun di panti. Data mengenai pelatihan keterampilan yang diselenggarakan di panti asuhan untuk anak asuh sangat diperlukan untuk melihat intervensi yang dilakukan oleh pihak panti untuk mempersiapkan anak asuhnya ketika tahap terminasi berlangsung. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting terhadap kesiapan anak asuh untuk memasuki dunia luar dan hidup mandiri tidak tergantung kepada pihak panti asuhan. Data ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada pelatihan keterampilan di Panti Asuhan Elida atau tidak, lebih jelasnya dapat diperhatikan pada Tabel 0 berikut ini. 5

8 Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Januari 006, Volume 5, Nomor, Halaman 95 Tabel 0. Distribusi Jawaban Responden tentang Pelatihan Keterampilan No Pelatihan Keterampilan F % Ada Tidak Ada 7 89,5 0,5 Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden, terdapat 7 orang responden (89,7%) mengatakan pihak Panti Asuhan Elida menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk mempersiapkan anak asuhnya memasuki tahap terminasi dan orang responden (0,5%) mengatakan tidak ada pelatihan keterampilan yang diselengarakan di panti. Data jawaban responden dengan kenyataan yang peneliti temukan di lapangan bertolak belakang, karena selama peneliti berada di lokasi penelitian, peneliti tidak pernah melihat pihak panti memberikan pelatihan keterampilan terhadap anak asuhnya. Tetapi hal ini dapat diasumsikan bahwa kemungkinan besar pada tahuntahun sebelumnya pihak panti pernah memberikan pelatihan, tetapi karena staf yang berpotensi untuk membimbing anak asuh pada saat ini tidak ada lagi, maka kegiatan ini sudah terhenti beberapa tahun karena belum ada penggantinya. Pada saat kegiatan ini terhenti berketepatan pula peneliti mengadakan penelitian sehingga jawaban responden dan kenyataan yang ditemukan peneliti berbeda. Dari responden yang menjawab adanya pelatihan keterampilan yang pernah diselenggarakan di Panti Asuhan Elida yang berjumlah 7 orang (89,7%) menyatakan pelatihan yang pernah diikuti disajikan pada tabel berikut. Tabel. Distribusi Tanggapan Responden terhadap Pelatihan yang Pernah Diikuti No Jenis Keterampilan F % 5 Kerajinan Tangan Peternakan Pertanian/berkebun Melukis Masakmemasak 6 7,6 7,7 5,,5 5,9 Jumlah 7 00,0 Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anakanak asuh yang ada di Panti Asuhan Elida lebih banyak mengikuti kegiatan keterampilan yaitu berkebun (5,9%). Hal ini terlihat jelas dari data yang diperoleh melaui angket yang sudah diisi oleh responden, kemudian keterampilan melukis (,5%), kerajinan tangan dan peternakan masingmasing (7,6%), dan yang paling sedikit diminati adalah kegiatan masakmemasak (5,88%). Setelah dilakukan penelitian di Panti Asuhan Elida maka dapat diketahui kemampuan anak asuh untuk menerapkan keterampilan yang pernah mereka ikuti. Untuk melihat kemampuan tersebut dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini. Tabel. Distribusi Tanggapan Responden terhadap Bermanfaat tidaknya Kegiatan Keterampilan yang Diikuti di Panti Asuhan Elida No Tanggapan F % Sangat bermanfaat Bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat 7 89,5 0,5 Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas terlihat adanya kecenderungan dari respondden anak asuh yang menyatakan bahwa kegiatan keterampilan yang penah mereka ikuti selama di Panti Asuhan Elida bermanfaat ketika mereka memasuki tahap terminasi (hidup mandiri) di masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari jawaban responden, di mana 7 orang responden (89,7%) menyatakan bermanfaat dan hanya orang responden (0,5%) yang memberi jawaban kurang bermanfaat. Perbedaan pendapat ini terjadi karena kegiatan keterampilan yang diadakan di Panti Asuhan Elida pada saat sekarang ini vakum, sehingga sebagian responden memberi tanggapan bahwa keterampilan yang diselenggakan kurang bermanfaat, karena apa yang mereka dapatkan tidak menunjukkan sesuatu yang mengagumkan. Adapun arah pilihan responden yang berhubungan dengan bidang keterampilan dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini. 6

9 Simarmata & Siregar, Tinjauan Intervensi... Tabel. Distribusi Pilihan Responden Berhubungan dengan Bidang Keterampilan No Pilihan Keterampilan F % Menekuni pertanian Menekuni Peternakan Wiraswasta Lainnya 5 0 6, 5,8 5,6 5, Jumlah 9 00,0 Data di atas dapat dilihat bahwa arah pilihan responden yang berhubungan dengan bidang keterampilan mayoritas ke arah wiraswasta yaitu sebayak 0 orang responden (5,6%), menekuni pertanian sebanyak 5 orang (6,%), menekuni peternakan sebanyak orang (5,78%) dan yang lainnya sebanyak orang (5,6%) ingin menjadi seorang penyanyi. Arah pilihan responden ini didasarkan kepada minat masingmasing anak asuh. Data yang diperoleh dari jawaban responden terjadi perbedaan antara pelatihan yang pernah diikuti dengan minat untuk menekuni keterampilan. Dengan demikian dapat diasumsikan, bahwa meskipun responden sebagian besar mengikuti kegiatan keterampilan berkebun tetapi jika diberikan kebebasan untuk memilih, mereka lebih menyukai wiraswasta. Dalam hal kegiatan kerohanian, arah pilihan anak asuh juga bervariasi, ada yang ingin menjadi seorang pendeta, menjadi penginjil, dan menjadi guru sekolah Minggu. Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan melalui tabel di bawah ini. Tabel. Distribusi Pilihan Responden Berhubungan dengan Bidang Kerohanian No Pilihan Kerohanian F % Pendeta Penginjil Guru sekolah Minggu 6 0,6 5,8 5,6 Jumlah 9 00,0 Apabila dilihat dari pilihan responden yang berhubungan dengan bidang kerohanian, anakanak asuh lebih meminati untuk menjadi seorang guru sekolah Minggu, hal ini terlihat dari keseluruhan responden terdapat 0 orang responden (5,6%) yang memilih menjadi guru sekolah Minggu, kemudian 6 orang (,57%) ingin menjadi seorang pendeta, dan orang (5,78%) ingin menjadi seorang penginjil. Data kebutuhan yang berhubungan dengan pendidikan formal anak asuh diperlukan untuk melihat sejauh mana pihak panti asuhan memperhatikan kebutuhan anak asuhnya, apakah keseluruhan kebutuhan ditanggung oleh pihak panti atau sebagian dibantu oleh donatur. Kebutuhan yang dimaksud peneliti di sini adalah seragam sekolah, uang sekolah, sepatu sekolah, tas sekolah, alat tulis, bukubuku pelajaran, dan ongkos. Untuk melihat bagaimana tanggapan responden terhadap kebutuhan ini dapat diperhatikan tabel berikut ini. Tabel 5. Tanggapan Responden tentang Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Formal No Jawaban Responden F % Panti Asuhan Donatur 7 6, 6,8 Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa dari keseluruhan responden yang menjawab angket, terdapat orang (6,5%) mengatakan bahwa kebutuhan mereka yang berhubungan dengan pendidikan formal seperti seragam sekolah, bukubuku pelajaran, dan yang lainnya ditanggung oleh panti asuhan seluruhnya, tetapi 7 responden (6,8%) mengatakan kebutuhan pendidikan formal mereka tidak ditanggung oleh panti asuhan secara keseluruhan melainkan sebagian karena dibantu oleh tamu/donatur. Jika diperhatikan data yang diperoleh dari responden staf panti maka dapat diketahui bahwa kebutuhan anak asuh ditanggung oleh pihak panti seluruhnya terlihat dari jawaban responden pada angket yang dibagikan, untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden (Staf Panti) terhadap Kebutuhan Formal Anak Asuh No Jawaban Responden F % Panti Asuhan Donatur 5 8, 6,7 Jumlah 6 00,0 Dari data yang telah diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa semua kebutuhan 7

10 Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Januari 006, Volume 5, Nomor, Halaman 95 anak panti ditangani seluruhnya oleh panti asuhan meskipun sumber dari kebutuhan seperti sepatu, tas, dan yang lainnya diperoleh dari tamu/donatur. Apabila dilihat dari pendampingan yang dilakukan untuk anak asuh pada saat belajar, maka pihak panti juga mengintervensi sampai ke tahap ini, terlihat pada saat anak asuh belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di sekolah pada keesokan harinya, staf panti juga mendampingi (mengawasi) mereka, tetapi apabila staf berhalangan untuk mendampingi, maka anak panti yang lebih dewasa akan menggantikan tugas untuk mengawasi adikadiknya terutama untuk pekerjaan rumah mereka. Ketika penelitian ini berlangsung, peneliti melihat adanya kerinduan anak asuh untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi hal ini dapat diketahui dari hasil penyebaran angket, di mana seluruh responden menyatakan ingin untuk melanjutkan pendidikan mereka, tetapi dalam hal ini pihak panti tidak memberikan kesempatan kepada semua anak panti untuk melanjutkan pendidikan mereka setelah tamat SLTA kecuali mereka yang ingin menjadi pendeta (Hamba Tuhan) karena panti asuhan hanya bersedia membiayai pendidikan dalam bidang keagamaan saja (tidak bebas dalam menentukan jurusan) misalnya sesuai bakat anak asuh. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden tentang Minat untuk Melanjutkan Pendidikan No Tanggapan F % Berminat Tidak berminat 9 00,0 Jumlah 9 00,0 Data yang diperoleh dari tabel di atas menunjukkan bahwa (00%) responden berminat untuk melanjutkan pendidikan mereka, tetapi keinginan mereka menjadi terkendala karena tidak semua responden memiliki keinginan untuk menlanjutkan pendidikan di sekolah theologia, dengan demikian terlihat adanya kecenderungan responden setelah tamat SMA hidup mandiri di masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Panti Asuhan Elida. Panti Asuhan Elida merupakan panti yang berada di bawah naungan suatu agama yaitu agama kristen protestan (kharismatik). Demikian halnya dengan cara mereka membina anakanak asuh yang berada di panti tersebut dengan pembinaan rohani. Data yang jelas mengenai kegiatan pembinaan rohani ini dan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk pembinaan kerohanian ini, dapat diperhatikan pada tabel berikut ini. Tabel 8. Distribusi Pembinaan Rohani No Pembinaan Rohani F % Ada Tidak 9 00,0 Jumlah 9 00,0 Data di atas dapat memberikan penjelasan bahwa di panti asuhan pembinaan rohani sudah terlaksana dengan baik dan diikuti oleh semua responden (00%). Adapun kegiatan yang dilakukan untuk pembinaan rohani ini adalah: melaksanakan kebaktian pada pagi dan sore hari, memimpin pujian dan penyembahan, berdoa, membaca Alkitab (setiap hari), renungan Firman Tuhan (khotbah) menelaah Alkitab, dan jam doa kelompok. Frekuensi pembinaan rohani yang diikuti responden sangat penting diketahui untuk melihat peran dan tanggung jawab dari panti untuk memperkenalkan kasih Tuhan kepada anak asuhnya sesuai dengan visi dari panti asuhan ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pembinaan Rohani yang Diikuti Responden No Pembinaan Rohani F % Sering Jarang Tidak pernah 7 89,5 0,5 Jumlah 9 00,0 Tabel di atas memberikan penjelasan bahwa pihak Panti Asuhan Elida benarbenar memberikan perhatian dalan hal kerohanian anak asuhnya, jelas terlihat dari frekuensi 8

11 Simarmata & Siregar, Tinjauan Intervensi... pembinaan rohani yang diberikan dan yang diikuti oleh anak asuh dan banyaknya kegiatan yang berhubungan dengan kerohanian. Demikian halnya dengan jawaban responden staf panti berikut ini. Kebaktian pada hari Minggu penting pula untuk diamati karena hal ini juga berhubungan dengan pembinaan kerohanian yang diberikan kepada anak asuh, selain itu wadah ini pula merupakan kesempatan bagi anak asuh untuk bersekutu bersama dengan orangorang di luar anak panti asuhan untuk memuji dan menyembah Tuhan. Frekuensi kebaktian pada hari Minggu dapat diamati melaui tabel di bawah ini. Tabel 0. Distribusi Frekuensi Ibadah Hari Minggu No Jawaban Responden F % Setiap hari Minggu Minggu sekali Tidak Pernah,5 5,9 7,6 Jumlah 9 00,0 Data tabel di atas memberikan gambaran bahwa setiap hari Minggu sebagian besar anak asuh tidak beribadah ke gereja, terlihat dari jawaban responden yang menjawab tidak pernah sebanyak orang (7,68%) dari 9 responden, orang (,5%) mengatakan setiap hari Minggu, dan satu orang responden (5,88%) mengatakan Minggu sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi keragaman jawaban responden. Demikian halnya dengan tabel jawaban responden/staf panti di bawah ini. Tabel. Distribusi frekuensi Kebaktian/Ibadah pada Hari Minggu No Pembinaan Rohani F % Setiap hari Minggu Minggu sekali Tidak Pernah 50,0 50,0 Jumlah 6 00,0 Data yang diperoleh dari angket yang diperoleh dari angket yang diisi oleh staf panti orang (50%) menyatakan bahwa anakanak asuh yang berada di panti setiap hari Minggu beribadah ke gereja tetapi, orang (50%) lagi menyatakan bahwa anak asuh yang berada di panti tidak pergi ke gereja pada hari Minggu. Dalam hal ini terjadi perbedaan jawaban antara staf panti yang sudah lama bekerja di panti dan berasal dari anak panti dengan staf yang tidak berasal dari anak panti dan yang baru bekerja di bawah satu tahun. Setelah mengadakan penelitian di Panti ini maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa anakanak asuh yang berada di Panti ini tidak pergi ke gereja untuk beribadah pada hari Minggu berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang dalam hal ini adalah anak asuh dan beberapa staf panti, hal ini terjadi karena tidak adanya supir yang mengantar mereka ke gereja, tetapi peneliti melihat bahwa staf panti yang bertugas sebagai supir yang biasa mengantar mereka (anak panti) pergi ke sekolah berada di panti atau dengan kata lain tinggal di panti. Sehingga alasan tidak adanya supir pada hari Minggu kurang tepat. Data mengenai pembinaan di luar pembinaan rohani diperlukan untuk mengetahui ataupun memberikan gambaran apakah panti asuhan menyelenggarakan pembinaan lain seperti pembinaan sosial (cara bergaul), etika, mental, dan sebagainya. Tabel. Distribusi Tanggapan Responden tentang Pembinaan di Luar Pembinaan Rohani No Jawaban Responden F % Ada Tidak ada 5 7,7 6, Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa dari keseluruhan responden terdapat orang responden (7,68%) mengatakan bahwa pihak panti asuhan menyelenggarakan pembinaan lain di luar pembinaan rohani. Adapun pembinaan yang diselenggakankan adalah: pembinaan sosial seperti cara bergaul dan etika, serta pembinaan dalam hal pendidikan seperti bahasa Inggris. Frekuensi pembinaan ini jarang sekali kecuali dalam hal pendidikan bahasa Inggris yang dilaksanakan x dalam seminggu. Data ini berhubungan dengan tanggapan dari responden anak asuh terhadap sistem atau cara pihak panti untuk membimbing anakanak asuhnya setiap hari, baik pada saat melakukan pekerjaan rutin, maupun yang berhubungan dengan pendidikan agar nantinya dapat menjadi orang yang berdisiplin dan berguna. Berikut ini adaah data tentang tempat berobat bilamana responden mengalami sakit. 9

12 Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Januari 006, Volume 5, Nomor, Halaman 95 Tabel. Distribusi Jawaban Responden (Anak Asuh) No Tempat berobat F % Dokter (rumah sakit) Di rumah Puskesmas 7 6,7, Jumlah 9 00,0 Dari data yang diperoleh responden (6,5%) mengatakan apabila sakit di rumah saja, 7 responden (6,8%) mengatakan dibawa ke Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Tetapi jika dibandingkan dengan jawaban yang diberikan oleh staf panti orang (66,66%) mengatakan apabila anak asuh sakit dibawa ke dokter atau ke rumah sakit dan orang (,%) mengatakan di rumah saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa jawaban staf panti dengan anak asuh terdapat perbedaan, tetapi yang peneliti amati bahwa anakanak panti asuhan yang sakit tidak dibawa ke rumah sakit apabila penyakitnya biasa saja tetapi di rumah saja diberi makan obat yang ada, apabila penyakitnya tidak dapat diatasi lagi tetapi harus memerlukan pertolongan dokter, dibawa ke dokter, seperti kasus anak asuh yang masih kecil jatuh dari lantai dua ketika bermainmain, langsung dibawa ke dokter. Dengan demikian diketahui bahwa pihak panti asuhan tidak pernah membiarkan anak asuhnya apabila sedang sakit, melainkan memberikan obat dan membawa ke rumah sakit apabila penyakitnya sudah parah atau di luar penyakit ringan. Hal ini menunjukkan bahwa pihak panti sudah memberikan intervensi terhadap kesehatan anak asuhnya. Sedangkan pemenuhan kebutuhan makanan seharihari yang diterima responden dapat kita lihat datanya pada Tabel berikut. Tabel. Distribusi Tanggapan Responden tentang Pemenuhan Kebutuhan Makanan Seharihari No Tingkat Gizi F % Baik Kurang baik 7 89,5 0,5 makanan yang dinikmati setiap hari sudah memenuhi tingkat gizi yang baik dan orang responden (0,5%) menyatakan masih belum memenuhi tingkat gizi yang baik. Tabel 5. Distribusi Tanggapan Responden Variasi Makanan yang Dinikmati Seharihari No Variasi Makanan F % Tetap Tidak tentu Bergantiganti 8 5, 9,7 Jumlah 9 00,0 Data di atas memberi gambaran bahwa makanan yang dinikmati setiap hari menunya bergantiganti atau dapat dikatakan bervariasi sesuai dengan jawaban responden, di mana 8 responden (9,7%) menyatakan menu makanan setiap harinya bervariasi hanya responden (5,6%) yang menyatakan menu makanan setiap harinya tidak tentu. Tabel 6. Distribusi Tanggapan Responden Menu Makanan yang Dinikmati Seharihari No Menu Makanan F % Memuaskan Tidak memuaskan 9 00,0 Jumlah 9 00,0 Data pada tabel di atas memberikan gambaran bahwa seluruh responden menyatakan menu makanan yang dinikmati setiap harinya sudah memuaskan, terlihat pada jawaban responden di mana seluruhnya menyatakan puas dengan menu makanannya. Sedangkan data tentang frekuensi minum susu dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semua responden yang mengisi angket, terdapat 7 orang responden (89,7%) meyatakan bahwa 0

13 Simarmata & Siregar, Tinjauan Intervensi... Tabel 7. Distribusi Tanggapan Responden Frekuensi Minum Susu No Minum susu F % Setiap hari x hari x hari > x hari 9,,0 0,5 7, Jumlah 9 00,0 Dari hasil penjabaran tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Panti Asuhan Elida, dari segi pemenuhan kebutuhan pangan sudah baik terlihat dari jawabanjawaban responden dari hasil penyebaran angket baik dari tingkat gizi, variasi makanan yang bergantiganti, dan tingkat kepuasan anak asuh terhadap menu makanan yang disajikan sudah memuaskan terlihat dari semua responden (00%) mengatakan puas dengan menu makanan setiap harinya, tetapi dalam hal frekuensi untuk minum susu masih kurang terlihat dari jawaban responden sebanyak 9 orang (7,6%) yang mengatakan frekuensi minum susu di atas hari sekali. Jika ditinjau dari segi pemenuhan kebutuhan akan air dan lampu apakah sudah dapat dinikmati oleh semua anak asuh menurut responden anak asuh dan staf panti, berbeda dengan hasil penelitian (observasi) peneliti. Hasil observasi dari peneliti kebutuhan ini masih kurang memadai karena untuk mandi saja anak asuh kesulitan dengan ketersediaan air di kamar mandi, di mana mereka harus mengangkat air untuk mandi. Sementara jawaban responden kebutuhan ini sudah memadai meskipun ada 6 responden anak asuh (,57%) dan orang staf panti (,%) mengatakan kurang memadai. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan dari data tabel berikut ini: Tabel 8. Distribusi Tanggapan Responden Anak Asuh Kebutuhan Air dan Listik/Lampu No Pemenuhan F % Terpenuhi Tidak terpenuhi 6 68,,6 Jumlah 9 00,0 Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa kebutuhan akan air dan listrik sudah terpenuhi sesuai dengan jawaban ke responden (68,%) semetara 6 responden (,57%) menyatakan kebutuhan air dan listrik belum terpenuhi. Perbedaan jawaban ini terjadi karena responden didominasi oleh anak asuh yang lakilaki, di mana kebutuhan mereka untuk air dan listrik tidak bermasalah. Hal ini hanya berlaku untuk responden yang perempuan di mana, kondisi kamar mandi yang tidak berlampu, ventilasi udara yang tidak ada, dan air yang tidak lancar serta WC yang tumpat. Data mengenai sarana pendukung bakat perlu untuk dianalisis karena dapat memberikan gambaran intervensi yang diberikan oleh panti asuhan terhadap anak asuhnya khusus untuk mendukung bakat mereka. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel di bawah ini mengenai tanggapan responden terhadap sarana pendukung bakat. Tabel 9. Distribusi Tanggapan Responden Sarana Pendukung Bakat No Sarana Pendukung F % Ada Tidak ada 6 8, 5,8 Jumlah 9 00,0 Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa panti asuhan peduli dengan bakat mereka khususnya dalam bidang olahraga dan seni. Sarana yang mendukung untuk kedua bidang ini juga disediakan walaupun masih yang sederhana seperti: olahraga hanya untuk sepak bola dan renang, dan bidang seni yaitu musik yang dalam hal ini panti menyediakan alat musik gitar. Kegiatan hiburan yang pernah diadakan di Panti Asuhan Elida adalah: koor, vocal group, drama rohani, menari, lomba menyanyi, scrable, nonton TV (setiap hari Sabtu dan Minggu serta hari libur), jalanjalan, berenang. Data mengenai pemenuhan kebutuhan anak asuh akan pakaian, baik pakaian yang dipakai seharihari, bepergian atau undangan, serta akomodasi (sandal, sepatu, selimut, kasur, dll.) di perlukan karena datadata ini dapat memberi gambaran untuk mengukur intervensi Panti Asuhan Elida terhadap anak asuhnya. Tabel 0 di bawah ini menunjukkan intervensi

14 Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Januari 006, Volume 5, Nomor, Halaman 95 panti terhadap pemenuhan kebutuhan pakaian dan akomodasi. Tabel 0. Distribusi Tanggapan Responden Anak Panti terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pakaian dan Akomodasi No Pemenuhan F % Sangat terpenuhi Terpenuhi Kurang terpenuhi Tidak terpenuhi 5 78,9, Jumlah 9 00,0 Data di atas menunjukkan bahwa kebutuhan anak asuh dalam hal kebutuhan pakaian dan akomodasi seperti sandal, sepatu, selimut, bantal, dan yang lainnya sudah terpenuhi sesuai dengan jawaban angket yang diisi oleh 5 responden (78,9%) dan orang responden (,05%) menyatakan kebetuhan ini masih kurang terpenuhi. Tabel. Distribusi Tanggapan Responden Staf Panti terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pakaian dan Akomodasi No Pemenuhan F % Sangat terpenuhi Terpenuhi Kurang terpenuhi Tidak terpenuhi 6,7 66,6 6,7 Jumlah 6 00,0 Data yang diperoleh dari 6 responden staf panti menunjukkan bahwa orang responden (66,66%) kebutuhan akan pakaian dan akomodasi anak asuh sudah terpenuhi, orang responden (6,66%) sangat terpenuhi, dan orang responden menyatakan kurang terpenuhi (6,66%). Kenyataan yang peneliti temukan pada saat penelitian di Panti Asuhan Elida, bahwa kebutuhan anak asuh akan pakaian dan akomodasi sudah terpenuhi tetapi belum seperti yang diharapkan karena, khusus untuk anak asuh yang lakilaki terutama yang kecilkecil kebutuhan ini sangat kurang. Fakta ini terlihat dari hasil observasi peneliti, di mana anak asuh yang lakilaki sering sekali memakai baju yang sama dari hari ke hari sampai warna dari pakaian tersebut sangat kumal sementara persediaan baju di gudang cukup banyak. Hal ini tidak dialami anak asuh yang perempuan karena adanya peluang untuk mengambil pakaian dari gudang. Di dalam asrama puteri terdapat gudang pakaian yang diberikan oleh tamu. Perbedaan jawaban responden dengan kenyataan yang ada terjadi karena kekurangan pakaian dan akomodasi hanya dialami oleh anak asuh yang kecil, sementara responden yang memberikan jawaban sudah remaja yang berusia tahun ke atas yang sedang duduk di bangku SD dan SLTP yang tidak mengalami hal yang sama dengan anak asuh yang kecil. Dalam hal ini, intervensi panti asuhan seharusnya lebih ditingkatkan karena sepertinya keadaan ini luput dari perhatian pihak panti asuhan. Data mengenai pembagian kerja yang dilakukan di panti asuhan untuk anakanak asuhnya perlu untuk dianalisa karena hal ini dapat memberikan gambaran apakah pihak panti melibatkan anak asuhnya dalam hal pekerjaan seharihari atau tidak dan membantu mereka dalam hal memberikan contoh yang baik atau dapat dikatakan membimbing mereka ketika melaksanakan tugasnya. Hal ini diperlukan untuk mempersiapkan mereka memasuki tahap terminasi dari Panti Asuhan Elida. Tabel. Distribusi Pembagian Tugas di Panti Asuhan Elida No Pembagian Tugas F % Ada Tidak ada 9 00,0 Jumlah 9 00,0 Dari tabel di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa di Panti Asuhan Elida, terdapat adanya pembagian tugas terhadap anak asuhnya terlihat dari semua responden (00%) mengatakan adanya permbagian tugas pada angket yang sudah disebarkan, untuk pembagian tugas ini dilakukan oleh staf panti sendiri. Adapun jenis pekerjaan yang ditugaskan kepada anak asuhnya adalah: Membersihkan kamar tidur, teras, membersihkan kaca dan tangga Membersihkan kamar mandi Menyiram bunga

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi

Lebih terperinci

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai A. Karakteristik Responden 1. Nama : No. Responden : 2. Umur : Tahun 3. Jenis Kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 4. Agama : 5. Etnis/Suku Bangsa : 6. Status Anak Asuh : tim Piatu b. Yatim c. Piatu d.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai negara dengan jumlah panti asuhan terbesar yaitu mencapai 5000 hingga 8000 panti terdaftar dan 15.000 panti

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Hotnida purba Status : Mahasiswa

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang eksistensi proyek Bangsa Indonesia yang mempunyai tujuan untuk menyejahterakan rakyatnya seperti yang tercantum dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Dan perjuangan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adakalanya seorang anak tidak lagi mempunyai orang tua, yang

BAB I PENDAHULUAN. Adakalanya seorang anak tidak lagi mempunyai orang tua, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adakalanya seorang anak tidak lagi mempunyai orang tua, yang menyebabkan ia harus kehilangan pengasuhan dari orang tuanya. Berbagai macam alasan yang melatarbelakangi

Lebih terperinci

Menjadi Anggota Masyarakat Gereja

Menjadi Anggota Masyarakat Gereja Menjadi Anggota Masyarakat Gereja Chee Kim adalah seorang anak yatim piatu. Meskipun ia baru berusia enam tahun, ia hidup sebagai gelandangan di kota Hong Kong. Ia tidak mempunyai keluarga. Pada suatu

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI LANJUT USIA OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) PANTI ASUHAN BUDI LUHUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

STANDAR PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI LANJUT USIA OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) PANTI ASUHAN BUDI LUHUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM STANDAR PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI LANJUT USIA OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) PANTI ASUHAN BUDI LUHUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hanna, 2004, p Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda

BAB I PENDAHULUAN. Hanna, 2004, p Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Panti Wreda Hanna yang didirikan oleh Persekutuan Doa Wanita Oikumene Hanna (PDWOH) merupakan sebuah Panti Wreda khusus untuk kaum wanita. Panti Wreda

Lebih terperinci

Peneliti, Win Hally Sulubere. Universitas Sumatera Utara

Peneliti, Win Hally Sulubere. Universitas Sumatera Utara Daftar Kuesioner Standar Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Lanjut Usia Oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Asuhan Budi Luhur Nanggroe Aceh Darussalam Petunjuk Pengisian a. Bacalah pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK BINAAN PANTI ASUHAN ELIDA SKRIPSI JUNIARI SINAGA NIM:

KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK BINAAN PANTI ASUHAN ELIDA SKRIPSI JUNIARI SINAGA NIM: KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK BINAAN PANTI ASUHAN ELIDA SKRIPSI Diajukan oleh: JUNIARI SINAGA NIM: 040902053 Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Peranan 2.1.1 Pengertian Peranan Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah suatu aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU sedang mengadakan. Efektivitas Pelayanan Sosial Anak Di Panti Sosial Perpulungen Wilayah

Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU sedang mengadakan. Efektivitas Pelayanan Sosial Anak Di Panti Sosial Perpulungen Wilayah Kuesioner Penelitian No Responden :... Dengan Hormat, Saya yang bernama Bomer Farida Pasaribu, mahasiswa tingkat akhir Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU sedang mengadakan penelitian, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan saudara kandung

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini No. responden.. Petunjuk Pengisian 1. Mohon dengan hormat bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam tiga jenis; pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal adalah kegiatan

Lebih terperinci

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa Aktivitas untuk Belajar tentang Doa MENIRU TELADAN ORANG DEWASA Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk mendengar orang dewasa berdoa. Sikap orang dewasa yang tulus dan penuh hormat dalam berdoa amat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat maupun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat menentukan kondisi keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi pewaris kehidupan suatu bangsa. Oleh karena itu, keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut kepada

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Unit Budi Luhur Yogyakarta. Dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang

BAB IV PENUTUP. Unit Budi Luhur Yogyakarta. Dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pelayanan publik bagi lanjut usia di Kabupaten Bantul dapat diketahui dari setiap program, yaitu Program Rutin (Reguler), Program Pelayanan Khusus dan Program Day Care Services,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak. membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak. membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyandang cacat tubuh pada dasarnya sama dengan manusia normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Penyandang cacat tubuh pada dasarnya sama dengan manusia normal lainnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyandang cacat tubuh pada dasarnya sama dengan manusia normal lainnya, perbedaannya terletak pada kelainan bentuk dan keberfungsian sebagian fisiknya saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah dengan era globalisasi dewasa ini telah membawa pengaruh yang tidak lagi bisa dibendung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

"Berusaha... bekerja dengan tanganmu. " Powerpoint Templates Page 1

Berusaha... bekerja dengan tanganmu.  Powerpoint Templates Page 1 "Berusaha... bekerja dengan tanganmu. " Page 1 Pada waktu penciptaan dunia, bekerja telah ditetapkan sebagai suatu berkat. Bekerja dimaksudkan untuk perkembangan, kuasa dan kebahagiaan. Perubahan keadaan

Lebih terperinci

KOP LKS ..., Kepada Yth. BUPATI CILACAP c.q. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap di - C I L A C A P

KOP LKS ..., Kepada Yth. BUPATI CILACAP c.q. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap di - C I L A C A P KOP LKS...,... 0... Lampiran Perihal : : : Permohonan Pendaftaran / Perpanjangan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Kepada Yth. BUPATI CILACAP q. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten

Lebih terperinci

AGAPE SOE. Pondok Asuh. proposal

AGAPE SOE. Pondok Asuh. proposal proposal Pondok Asuh AGAPE SOE Membawa Generasi Penerus Bangsa menuju kehidupan yang lebih baik sesuai iman Kepada Yesus Kristus dengan dasar Firman Tuhan Dipersembahkan oleh: Pondok Asuh Agape Soe Jl.

Lebih terperinci

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan

Lebih terperinci

ALAT UKUR. Pengantar

ALAT UKUR. Pengantar LAMPIRAN Lampiran ALAT UKUR Pengantar Salam Damai Kristus, Saya mahasiswa psikologi Universitas Kristen maranatha yang sedang menyusun skripsi meminta kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

JANGAN LELAH MELAKUKAN PEKERJAAN BAIK

JANGAN LELAH MELAKUKAN PEKERJAAN BAIK JANGAN LELAH MELAKUKAN PEKERJAAN BAIK OLEH : IBU MARIA TRICIA ABRAHAM Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan bagi anak yang memiliki kegiatan yang padat atau bekerja dalam waktu yang lama. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, keluarga sekolah maupun masyarakat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang 4 BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang meliputi lokasi penelitian dan aktivitas orang lanjut usia di kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menunjukkan hukum alam yang telah menunjukkan kepastian.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menunjukkan hukum alam yang telah menunjukkan kepastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di perjalanan kehidupan suatu Bangsa selalu terjadi proses regenerasi yang pada dasarnya menunjukkan hukum alam yang telah menunjukkan kepastian. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah. kehidupan yang layak. Secara tegas hukum di Indonesia menghendaki bahwa

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah. kehidupan yang layak. Secara tegas hukum di Indonesia menghendaki bahwa BAB IV ANALISIS DATA A. Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah Setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini harus mendapatkan kehidupan yang layak. Secara tegas hukum di Indonesia menghendaki bahwa

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN 2.1 Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Tanjung Gusta Medan merupakan tempat untuk menampung narapidana

Lebih terperinci

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH?

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH? APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH? Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Setiap Hari Beri Makan Jiwa Saudara Bernaung Dalam Tuhan Hindari Penyakit: Jagalah Kebersihan Hindari Penyakit: Jangan Meracuni

Lebih terperinci

ORIENTASI MASA DEPAN (OMD) A.1.1 Tabulasi silang OMD dengan tujuan pekerjaan yang ingin dicapai

ORIENTASI MASA DEPAN (OMD) A.1.1 Tabulasi silang OMD dengan tujuan pekerjaan yang ingin dicapai L1 ORIENTASI MASA DEPAN (OMD) A.1.1 Tabulasi silang OMD dengan tujuan pekerjaan yang ingin dicapai Pekerjaan Dokter Notaris Sekretaris Tour Guide Koki Sales/ Marketing Programer Komputer Salon Bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Anak merupakan karunia dari Tuhan yang Maha Esa. Keberadaanya merupakan anugrah yang harus dijaga, dirawat dan lindungi.setiap anak secara kodrati memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembangnya anak. Dengan kata lain, secara ideal perkembangan anak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan sosial secara umum di Indonesia mencakup berbagai jenis masalah yang berkaitan dengan anak. Saat ini Departemen Sosial menangani 26 jenis PMKS

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran seorang anak ditengah sebuah keluarga adalah merupakan anugerah yang terindah bagi orang tua dari Tuhan Yang Maha Esa. Anak merupakan penerus garis

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN DAN ANAK TERLANTAR OLEH YAYASAN SIMPANG TIGA DI MEDAN SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

2. NYANYIAN JEMAAT Carilah Dulu Kerajaan Allah PKJ 103:1,3,4

2. NYANYIAN JEMAAT Carilah Dulu Kerajaan Allah PKJ 103:1,3,4 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Anak Jalanan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Anak Jalanan Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Anak jalanan merupakan fenomena kota besar dimana saja. Perkembangan sebuah kota akan mempengaruhi jumlah anak jalanan. Semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua anak dilahirkan baik dan tidak berdosa. Setiap anak masing-masing memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua untuk membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan manusia selalu mengalami perkembangan dan ragam kebutuhan. Salah satu yang menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkaran kehidupan manusia dilihat dari penggolongan umur terdiri dari empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia. Khususnya

Lebih terperinci

Pelatihan Misi Kontemporer yang Efektif

Pelatihan Misi Kontemporer yang Efektif Pelatihan Misi Kontemporer yang Efektif Oleh: Pdt. Marvin J. Newell, D.Miss 1 Pelatihan Misi Kontemporer yang Efektif (Isi seminar ini diambil langsung dari buku, Gerakan Tuhan Masa Ini, fasal 13,oleh

Lebih terperinci

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK 13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK Oleh: Sella Khoirunnisa, Ishartono & Risna Resnawaty ABSTRAK Pendidikan pada dasarnya merupakan hak dari setiap anak tanpa terkecuali.

Lebih terperinci

Berdiri. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Berdiri. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan) PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis melantunkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

Gereja Melayani Orang

Gereja Melayani Orang Gereja Melayani Orang Beberapa orang mengunjungi sebuah katedral yang indah. Mereka mengagumi keindahan, arsitektur dan harta kekayaannya. Pemimpin-pemimpin gereja setempat itu mengatakan kepada tamu-tamu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Kuesioner Penelitian. 2. Tabel Fortran Cobol. 3. Surat Izin Penelitian dari Departemen Ilmu Komunikasi USU

LAMPIRAN. 1. Kuesioner Penelitian. 2. Tabel Fortran Cobol. 3. Surat Izin Penelitian dari Departemen Ilmu Komunikasi USU LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian 2. Tabel Fortran Cobol 3. Surat Izin Penelitian dari Departemen Ilmu Komunikasi USU 4. Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Cinta Damai 5. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM PEMBERDAYAAN LANSIA TAHUN 2016

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM PEMBERDAYAAN LANSIA TAHUN 2016 EVALUASI KINERJA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM PEMBERDAYAAN LANSIA TAHUN 2016 (Studi Kasus Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mappakasunggu Kota Parepare) Andi Nur Pratiwi Fatmala UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian SMPK Bhakti Luhur termasuk di dalam jenjang pendidikan yang ada di SLB Bhakti Luhur. Sekolah seluas 3613,23 m² ini berada di Jl. Dieng

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebebasan dalam memeluk agama. Agama berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam Encyclopedia of Philosophy,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,

Lebih terperinci

FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG

FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG Mega Nurhayati 1, Lili Erina 2, Tatang Sariman 3 1,2,3 Program Studi Kependudukan, Program

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga Berbicara tentang permasalahan keluarga, setiap keluarga pastilah memiliki permasalahan tersendiri dalam membina rumah tangga. Tidak

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #11 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesejahteraan sosial adalah upaya peningkatan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap orang mampu mengambil

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN PADA PUSAT KAJIAN PERLINDUNGAN ANAK DAN PUSAT PENDIDIKAN DAN INFORMASI HAK ANAK

STUDI KOMPARATIF PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN PADA PUSAT KAJIAN PERLINDUNGAN ANAK DAN PUSAT PENDIDIKAN DAN INFORMASI HAK ANAK STUDI KOMPARATIF PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN PADA PUSAT KAJIAN PERLINDUNGAN ANAK DAN PUSAT PENDIDIKAN DAN INFORMASI HAK ANAK SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION Dwinda Reina Sari. 10500106 SK. Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma,2008 ABSTRAK Di Indonesia akhir masa orde baru

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai di sudut-sudut kota besar, selalu saja ada anak-anak yang mengerumuni mobil di persimpangan lampu

Lebih terperinci

Ordinary Love. Timothy Athanasios

Ordinary Love. Timothy Athanasios Ordinary Love Timothy Athanasios Bab I Gereja dan Pelayanan Konsep menciptakan berhala, hanya rasa ingin tahu yang bisa memahami. (Gregory Nyssa) Jika Kerajaan Allah hendak direalisasikan dalam rupa dua

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Lebih terperinci

Orang Tuamu T. nakmu, Tet. Ajaran dan Nasihat Tuhan.

Orang Tuamu T. nakmu, Tet. Ajaran dan Nasihat Tuhan. Hai nak-anak Anak, Taatilah Orang Tuamu T di Dalam Tuhan, Karen arena Haruslah Demikian. Hormatilah Ayahmu dan Ibumu ini Adalah Suatu Perintah yang Penting, Seperti yang Nyata dari Janji ini: Supaya Kamu

Lebih terperinci

ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I. (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa)

ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I. (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa) ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa) Purpose of this research is analyze how is perceptions of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya suatu generasi baru, dimana anak menjadi generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa yang diharapkan mampu memikul

Lebih terperinci