DIPTEROCARPACEAE (Meranti-merantian)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIPTEROCARPACEAE (Meranti-merantian)"

Transkripsi

1 1 DIPTEROCARPACEAE (Meranti-merantian) Onrizal Departemen Kehutanan Universitas Sumatera Utara Pendahuluan 2 Dipterocarpaceae kelompok pohon-pohon penghasil kayu utama dari hutan hujan tropis di Indonesia bagian barat, Malaysia, Brunei, dan Filipina dan menyebar ke timur hingga Papua Dipterocapaceae kebanyakan berupa pohon-pohon besar dengan tajuk menjulang tinggi mencapai m Dipterocarpaceae unsur utama dan mendominasi hutan hujan dataran rendah (hutan pamah) sehingga sangat penting secara ekologi Newman et al. (1999) Onrizal - Dept. Kehutanan USU 1

2 3 DIPTEROCARPACEAE (Meranti-merantian) Marga yang penting di Indonesia Anisoptera (mersawa) Dipterocarpus (keruing) Cotylelobium (giam) Dryobalanops (kapur) Hopea (cengal) Shorea (meranti) Parashorea (kadang disebut balau) Vatica (resak) Upuna (belum mempunyai nilai ekonomi) DIPTEROCARPACEAE 4 Ciri-ciri Pohon kecil hingga sangat besar, kayunya mengandung damar Tajuk biasanya simpodial, berbentuk setengah bulat pada waktu dewasa Batang biasanya berbentuk silinder, berlekuk, biasanya berbanir, kadang dengan akar jangkang atau dengan banir-banir terbang (Hopea) Onrizal - Dept. Kehutanan USU 2

3 DIPTEROCARPACEAE 5 Tipe pepagan pada pohon dewasa (DBH > 30 cm): licin, bopeng, berlekah dangkal, berlekah dalam, bersisik, permukaan membusuk atau berlapis Pepagan tengah kadang jelas Kurai-kurai pada kayu gubal kadang ada; saluran-saluran damar vertikal dalam seri tangensial pendek dan panjang, atau tersebar; saluran damar radial biasanya tidak ada, tetapi kadang ada dan diagnostik DIPTEROCARPACEAE 6 Ranting menjuntai, berpenumpu Penumpu kecil dan gugur pada waktu daun mengembang dan menetap, x 1-50 mm. Lampang (bekas) penumpu kecil dan tidak kelihatan jelas hingga tampak jelas serta memeluk ranting Tangkai daun 0,4-9 cm Onrizal - Dept. Kehutanan USU 3

4 DIPTEROCARPACEAE 7 Daun berseling, tunggal, berbentuk perisai, sangat jarang berbentuk perahu, 3,5-50 x 1,2-25 cm; biasanya menjangat; jarang berlukup; pangkal biasanya simetris, tidak meruncing ke arah tangkai daun; permukaan bawah daun bila kering pudar; tepi daun rata, kadang beralun, tergulung; permukaan atas biasanya lokos (tidak berbulu), kesan raba licin; pertulangan sekunder 6-38, menyirip, driobalanoid, agak driobalanoid atau sejajar, berpautan, biasanya bila mengering warnanya sama dengan helai daun bagian bawah; pertulangan antara biasanya tidak ada DIPTEROCARPACEAE 8 Perbungaan berbentuk tandan, payung mengarpu, bercabang agak teratur, tidak teratur, di ujung atau di ketiak atau keduanya, dengan daun pelindung dan daun gagang berpasangan, kecil atau besar, menetap atau bekas gugur Onrizal - Dept. Kehutanan USU 4

5 DIPTEROCARPACEAE 9 Bunga kecil atau besar, tersusun pada satu sisi cabang-cabang perbungaan atau dalam susunan memipih pada kedua sisi cabang yang berhadapan (berseling), berkelamin dua, simetris radial, harum, mengangguk; kelopok menetap, bercuping 5, 2-5 daun kelopak mengembang menjadi cuping seperti sayap pada buah; daun kelopak bebas hingga ke bagian pangkal, di dalam kuncup tepitepinya menelumpang, terus demikian atau menjadi berkatup di dalam buah atau bersatu di bagian pangkal membentuk mangkuk atau tabung, 0,9-7 x 0,6-5,5 cm, yang l.k. melingkungi buah geluk, bersatu dengannya atau bebas, tabung kelopak bulat atau bersudur-sudur atau bersayap, DIPTEROCARPACEAE 10 Bunga (lanjutan) daun mahkota 5, terpilin, berpautan di bagian pangkal atau bebas benang sari dalam 1-3 pusaran atau tidak teratur, sering berpautan dengan daun mahkota dan gugur bersamanya kepala sari biasanya beruang 4 (pada Shorea seksi Richetioides beruang 2) bakal buah di atas atau agak di bawah, beruang (2-) 3 dengan 2(-3) bakal biji setiap ruang putik kadang menebal menjadi stilopodium, kepala putik bercuping 3 atau 6 Onrizal - Dept. Kehutanan USU 5

6 DIPTEROCARPACEAE 11 Buah berupa buah geluk, kelopak menetap, mengembang menjadi 2, 3, atau 5 daun kelopak berbentuk sayap, atau tidak mengembang, tidak merekah; dengan 2-3 sayap lebih panjang daripada lainnya dan sayap panjang 0,6-25 x 0,4-5 cm, sayap pendek 0,1-10 x 0,1-2,3 cm; atau kelima sayap semuanya panjang, 0,6-6 x 0,6-2 cm lebih pendek atau lebih panjang daripada buah geluk; buah geluk 4-35 x 3-27 mm, biasanya bebas dari tabung kelopak Dipterocarpaceae 12 mycorrhizas.info/ecm.html Contoh buah Onrizal - Dept. Kehutanan USU 6

7 DIPTEROCARPACEAE 13 Kisaran Penyebaran: Tiga anak suku; Dipterocarpoideae(13 marga, l.k. 470 jenis) dari Seychelles, Sri Langka da India ke arah timur laut hingga Cina bagian selatan dan pulau-pulau Batan, dan ke tenggara hingga Niuguni dan pulau-pulau D Entrecasteaux dan Kepulauan Louisiade; Monotiodeae (3 marga, l.k. 40 jenis) di Afrika dan Amerika Selatan; Pakaraimoideae (1 marga, 1 jenis) terbatas di Amerika Selatan. Di Sumatera 8 marga, 112 jenis DIPTEROCARPACEAE 14 Ekologi Hutan muson, Hutan hujan dataran rendah (lahan pamah) dan pegunungan bawah; Lahan kering maupun rawa-rawa; rawa; Hutan savana Onrizal - Dept. Kehutanan USU 7

8 Anisoptera (Mersawa) 15 Ciri-ciri diagnostik utama Pepagan dalam berlapis-lapis jelas Daun dengan tulang sejajar tepi Daun kelopak buah mengembang menjadi 2 sayap panjang dan 3 sayap pendek Buah geluk menempel pada tabung kelopak Tulang/urat pada sayap buah ada tiga Jenis penting A. costata Korth. A. grossivenia V.Sl. A. marginata Korth. Anisoptera (Mersawa) 16 Ekologi Lahan pamah dan perbukitan, hingga 1000 m dpl, paling umum m dpl Lebih dari 1 pohon besar tiap ha di hutan hujan dataran rendah selalu hijau, hutan rawa gambut campuran dan hutan kerangas Menjadi berkelompok di hutan hujan yang tidak selalu hijau di daratan Asia Tenggara dari Semenanjung Malaysia bagian utara, ke utara dan juga Niugini Onrizal - Dept. Kehutanan USU 8

9 Anisoptera (Mersawa) 17 Kegunaan Untuk bangunan ringan di bawah atap: balok, kaso, reng, papan Kano Venir luar dan dalam untuk kayu lapis Mebel Papan perahu Karoseri Lantai Dulang (alat pencuci biji logam) Anisoptera costata Korth 18 Onrizal - Dept. Kehutanan USU 9

10 Anisoptera costata Korth 19 Cotylelobium (Giam) 20 Ciri diagnostik utama Tangkai daun melengkung Daun menyerupai daun meranti Kadang terdapat daun penumpu bangun lanset, tapi lekas gugur Urat daun sekunder susun menyirip, pada ujung tiap urat daun sekunder bersambung satu sama lain dengan suatu lengkungan (looping) Buah dengan 2 sayap panjang dan 3 sayap pendek, ada pula buah yang bersayap 3 panjang dan 2 sayap kecil. Buah berbulu rapat Tulang pada sayap buah ada lima Onrizal - Dept. Kehutanan USU 10

11 Cotylelobium (Giam) 21 Jenis-jenis penting C. flavum Pierre C. malayanum V. Sl. C. melanoxylon Pierre Kegunaan Kelas awet kayu tinggi dan juga kekuatannyya Perumahan, terutama untuk: tiang baik di atas maupun di bawah tanah, dalam air tawar dan air laut Semua sortimen kayu perkapalan: lunas, gading-gading, papan, pendayung Cocok untuk konstruksi berat, pertambangan, lantai, balok-balok kecil pada gerbong, tiang listrik, bantalan, rangka pintu dan jendela Cotylelobium 22 C. melanoxylon (Hook.f) Pierre C. lanceolatum Craib Onrizal - Dept. Kehutanan USU 11

12 Cotylelobium 23 Dipterocarpus (Keruing) 24 Ciri diagnostik utama Banir pendek dan biasanya tebal, rendah atau hampir tidak ada Tipe pepagan bersisik dengan lentisel yang jelas pada pohon dewasa Kayu gubal yang terpotong meneteskan oleoresin yang mengeras Ranting tidak menjuntai dengan lampang (bekas) penumpu memeluk ranting /sekercioglu/asia_pacific/im ages/id1-g P-Dipto.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 12

13 Dipterocarpus (Keruing) 25 Ciri diagnostik utama Penumpu besar, lekas gugur Tangkai daun biasanya berlutut Daun biasanya menjangat, agak kaku, umumnya sangat terlipat di antara pertulangan sekunder, sehingga tepinya beringgit kasar Buah dengan 2 sayap panjang dan 3 sayap pendek Buah geluk bebas dari tabung kelopak Tulang pada sayap buah berjumlah tiga buah Dipterocarpus (Keruing) 26 Ekologi Terutama dataran rendah dan perbukitan, paling banyak pada ketinggian m dpl Mencapai 5-7 pohon besar tiap ha Beberapa jenis mencapai hutan hujan pegunungan bwah hingga ketinggian l.k m dpl Beberapa jenis berkelompok, khususnya di hutan yang setengah meranggas, yang lain terpencar-pencar Onrizal - Dept. Kehutanan USU 13

14 Dipterocarpus (Keruing) 27 Jenis-jenis penting a.l.: D. baudii Korth D. borneensis Sloten D. caudatus Foxw. ssp penangianus (Foxw.) P.S. Ashton D. confertus V.SL. D. cornutus Dyer D. crinitus Dyer D. lowii Hook.f. m ondatastorage.googleapis.com /static.panoram io.com /photos/original/ jpg Dipterocarpus 28 Dipterocarpus retusus Blume Onrizal - Dept. Kehutanan USU 14

15 Dipterocarpus 29 Dipterocarpus costatus bundahan.org/environm ent/plant_lists/dipterocarpaceae/dipterocarpus-costulatus.jpg an.org/book/chapter2/pics-anda/pica15.jpg 30 Dipterocarpus Dipterocarpus gracilis Blume atics.org/im gs/pso/r/dipterocarpaceae_dipterocarpus_gracilis_5094.htm l Onrizal - Dept. Kehutanan USU 15

16 Dipterocarpus 31 Dipterocarpus baudii Korth i.or.th/botany/im ages/stories/fam ilyofweek/dipterocarpus% 20pilosus.jpg Dipterocarpus 32 Dipterocarpus retusus (?) /pics/garden/m 1/Podarki3/Dipterocarpus_sp3aM Kh.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 16

17 Dipterocarpus 33 Dipterocarpus alatus Roxb. Dipterocarpus 34 Dipterocarpus... /pics/garden/m 1/Podarki3/Dipterocarpus_sp3M Kh.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 17

18 Dipterocarpus 35 Dipterocarpus grandiflorus Blanco m ons/6/6f/d ipterocarpus_grandiflorus_blanco2.263-original.png Dipterocarpus 36 Dipterocarpus grandiflorus Blanco 1.static.flickr.com /15/ _fd7f2e1ee2.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 18

19 Dipterocarpus 37 Kegunaan Konstruksi bangunan, kerangka, lantai, dinding Bantalan kereta api Perkapalan Untuk daerah yang rawan serangan jamur dan serangga, kayu keruing harus diawetkan dengan pengawet yang sesuai Dryobalanops (Kapur) 38 Ciri diagnostik Pepagan bersisik Kelopak buah menyirap tetapi bersatu menjadi mangkuk dangkal di bagian pangkal, dengan cuping-cuping yang tidak lebih panjang daripada buah geluk, tepi kelopak mangkuk tidak jelas bercuping 5, beralun (D. oblongifolia) atau dengan 5 sayap yang lebarnya hampir sama Buah geluk bebas dari kelopak Onrizal - Dept. Kehutanan USU 19

20 Dryobalanops (Kapur) 39 Ekologi D. aromatica sering, namun tidak selalu, berasosiasi dengan tanah pasir atau tanah gambut. Tersebar sering berkelompok atau agak berkelompok D. oblongifolia tampaknya berasosiasi dengan tempattempat yang lebih subur, sering di dekat sungai kecil, buahnya tidak bersayap dan diadaptasikan untuk pemencaran melalui air. Tersebar terpencar Dryobalanops (Kapur) 40 Kegunaan D. aromatica balok, tiang, rusuk dan papan pada bangunan perumahan dan jembatan, perkapalan, peti (koper), mebel dan juga peti mati D. lanceolata dan D. beccarii Perahu, balok, tiang dan konstruksi atap pada bagunan perumahan Mebel dan peti Onrizal - Dept. Kehutanan USU 20

21 Dryobalanops 41 Dryobalanops aromatica (Kapur) bundahan.org/environm ent/plant_lists/dipterocarpaceae/dryobalanops-arom atica.jpg Dryobalanops 42 Dryobalanops aromatica (Kapur) y/im ages/plants/dryobalanops% 20arom atica% 20-% 20Flowers(i).jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 21

22 Dryobalanops 43 Dryobalanops aromatica (Kapur) m ons/archive/5/5d/ !dryobalanops_arom atica_canopy.jpg 44 Dryobalanops Dryobalanops beccarii edia/28/28c40d19-f20b-42bd-bb53-f2cb19f60e94/presentation.large/photo.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 22

23 Hopea (Cengal) 45 Ciri Kayu cukup keras hingga sangat keras Kelopak buah menyirap dengan 2 sayap panjang dan 3 sayap pendek Ekologi Pohon-pohon tingkat bawah, tajuk utama atau jarang sebagai penjulang Hutan hujan lahan pamah selalu hijau atau semi-selalu hijau Hutan rawa gambut, dan Hutan hujan pegunungan bawah hingga ketinggian 1650 m dpl Beberapa jenis berpencar, jenis-jenis lain agak berkelompok, khususnya di hutan pegunungan semi-selalu hijau bundahan.org/environm ent/plant_lists/dipterocarpaceae/hopea-subulata.jpg Hopea (Cengal) 46 Kegunaan Penghasil damar berkualitas tinggi Perahu, lesung atau kincir, penumbuk padi karena awet dan tidak mudah pecah Balok, tiang dan papan dalam bangunan perumahan, dan jembatan atau Balok penyangga baik dalam tanah atau air Tong air, ambang jendela, kerangka rumah, telenan dan barang bubutan Onrizal - Dept. Kehutanan USU 23

24 Hopea 47 Hopea pubescens (merawan bunga) bundahan.org/environm ent/plant_lists/dipterocarpaceae/hopea-pubescens.jpg Hopea 48 Hopea odorata Roxb static.flickr.com /16/ _06bc1d92c9.jpg /en/wiki/hopea Onrizal - Dept. Kehutanan USU 24

25 Hopea 49 Hopea pierrei ages/plants/hopea% 20pierrei% 20-% 20Fruits.jpg Hopea 50 Hopea sangal 5Btbc% 5D.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 25

26 Hopea 51 Hopea mengarawan /D ipterocarpaceae/hopea-m engarawan.jpg Hopea 52 Hopea beccariana Burck Onrizal - Dept. Kehutanan USU 26

27 53 Parashorea (Balau/Meranti Pasir/Putih) Ciri Kelopak buah menyirap, biasanya tanpa dan kelopak yang mengembang (P. lucida memiliki 3 sayap panjang dan 2 sayap pendek) Pangkal kelopak tanpa cuping Ekologi Lokal, kadang berlimpah di: Hutan Dipterocarpaceae lahan pamah selalu hijau atau semi-selalu hijau, dan Adakalanya di perbukitan hingga ketinggian 1400 m dpl 54 Parashorea (Balau/Meranti Pasir/Putih) Jenis penting P. aptera Sloot. P. lucida (Miq.) Kurz P. macrophylla Wyatt-Smith ex Ashton P. parvifolia Wyatt-Smith ex Ashton Kegunaan Kwalitas damar kurang Kayu belum banyak digunakan meskipun ada yang berkualitas baik Onrizal - Dept. Kehutanan USU 27

28 Parashorea 55 Parashorea malaanonan (Blanco) Merr. 20Sulistyawati% 20Biodiversity% 20of% 20Borneo_files/Parashorea.jpg Parashorea 56 Parashorea densiflora bundahan.org/environm ent/plant_lists/dipterocarpaceae/parashorea-densiflora-2.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 28

29 Parashorea 57 Parashorea tomentella (Urat mata beludu) /2701/ _14731bcb05.jpg Parashorea 58 Parashorea stellata 3.static.flickr.com /2103/ _dba2b8ffc8.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 29

30 Parashorea 59 Parashorea vs Shorea /2008/10/m g1.jpg Shorea (meranti) 60 Ciri Buah masak dengan 3 sayap panjang dan 2 sayap pendek atau semua sayap agak sama atau cuping kelopak tidak mengembang Buah geluk bebas dari kelopak buah Ekologi Dari permukaan laut hingga ketinggian 1750 m dpl Kebanyakan jenis-jenisnya berupa pohon penjulang di hutan hujan di kawasan Paparan Sunda hingga ketinggian 500 m dpl, marga pohon penjulang terbesar di kawasan tsb. Kegunaan Kayu lapis, baik sebagai vinir inti maupun muka Mebel, lantai papan, perabot rumah & barang-barang dari kayu Onrizal - Dept. Kehutanan USU 30

31 Shorea (meranti) 61 Shorea roxburghii Shorea 62 Shorea robusta Roxb bodia/phnom Penh/SilverPagoda/im ages01/12% 20Shorea% 20robusta% 20flower.jpg ic.ru/pictures/enwiki/83/shorea_robusta.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 31

32 Shorea atics.org/users/ws1/7_21_06_1/shorea.png 63 Shorea rigida Shorea 64 Shorea balangeran ages/shorea.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 32

33 Shorea 65 Shorea macrophylla y/forweb/ourfor/flora/pp/sm acro.jpg Shorea 66 Onrizal - Dept. Kehutanan USU 33

34 Vatica (Resak) 67 Ciri Tangkai daun melengkung Urat/tulang daun kedua menyirip tidak teratur Urat/tulang daun ketiga ada yang menjala dan ada yang sejajar/trali Buah bersayap 5 besar atau 2 besar dan 3 kecil, dengan macam-macam variasi dalam arah sayap, bervariasi dalam ketebalan sayap, bervariasi dalam panjang (ukuran) sayap Ekologi Seluruh Sumatera, kecuali Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku dan Papua Vatica 68 Vatica guangxiensis Onrizal - Dept. Kehutanan USU 34

35 Vatica 69 Vatica diospyroides Sym. l Vatica 70 Vatica odorata (Griff) Sym. l Onrizal - Dept. Kehutanan USU 35

36 Vatica 71 Vatica rassak endah.files.wordpress.com /2010/03/vatica-rassak.jpg Vatica 72 Vatica rassak /D ipterocarpaceae/vatica-rassak.jpg Onrizal - Dept. Kehutanan USU 36

37 73 Hutan lum utdiatas Danau Gunung Tujuh 74 Kantong sem ar adalah jenis paling um um um um dijum paidihutan lum utbiasanya tum buh diatas ham paran lum uttebal.tum buhan tersebutterm asuk karnivora, menyerap unsur makanan penting dariserangga dan arthropoda yang jatuh dan terbenam ke dalam kantong.kantong itu sebenarnya adalah daun yang mengalam i modifikasidan berisicairan yang digunakan untuk mencerna m akanan. Foto oleh Thom as Marent Onrizal - Dept. Kehutanan USU 37

38 75 Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat Puncak pegunungan dibagian timur TNKS 76 Danau Belibis (kiri) dan rawa air tawar Rawa Bento (kanan) dilihatdaripuncak Gunung Kerinci Onrizal - Dept. Kehutanan USU 38

39 77 Pustaka Utama 78 Newman, M.F., P.F. Burgess, & T.C. Whitmore Pedoman identifikasi pohon-pohon Dipterocarpaceae Sumatera. Prosea. Bogor Sutisna, U., T. Kaliman, & Purnadjaja Pedoman pengenalan pohon hutan di Indonesia Onrizal - Dept. Kehutanan USU 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Inventarisasi Hutan Menurut Dephut (1970), inventarisasi hutan adalah pengumpulan dan penyusunan data mengenai hutan dalam rangka pemanfaatan hutan bagi masyarakat secara lestari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan hutan hujan tropis dengan keanekaragaman spesies tumbuhan yang sangat tinggi dan formasi hutan yang beragam. Dipterocarpaceae

Lebih terperinci

Hutan Alam Sumatera dan Keanekaragaman Flora. Oleh :Jonotoro PenelitI Relawan JIKALAHARI

Hutan Alam Sumatera dan Keanekaragaman Flora. Oleh :Jonotoro PenelitI Relawan JIKALAHARI Hutan Alam Sumatera dan Keanekaragaman Flora Oleh :Jonotoro PenelitI Relawan JIKALAHARI DASAR PEMIKIRAN 5 Kawasan Koridor Ekosistem Penting di Sumatera Menjaga keseimbangan ekosistem pulau yang dapat menopang

Lebih terperinci

Oleh : Yusliansyah 1 RINGKASAN

Oleh : Yusliansyah 1 RINGKASAN JENIS DAN STATUS PENGETAHUAN SIFAT DASAR KAYU DIPTEROCARPACEAE ASAL KALIMANTAN Species and Research Status for Wood Basic Properties from Dipterocarpaceae (Kalimantan) Oleh : Yusliansyah 1 RINGKASAN Salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI KETAHANAN HIDUP TANAMAN UJI SPESIES DAN KONSERVASI EK-SITU DIPTEROCARPACEAE DI RPH CARITA BANTEN

EVALUASI KETAHANAN HIDUP TANAMAN UJI SPESIES DAN KONSERVASI EK-SITU DIPTEROCARPACEAE DI RPH CARITA BANTEN EVALUASI KETAHANAN HIDUP TANAMAN UJI SPESIES DAN KONSERVASI EK-SITU DIPTEROCARPACEAE DI RPH CARITA BANTEN Evaluation of Survival Plantation Try Species of Dipterocarpaceae in Carita Forest Resort Banten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) adalah sistem silvikultur yang digulirkan sebagai alternatif pembangunan hutan tanaman

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI KAWASAN ARBORETUM SYLVA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

IDENTIFIKASI JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI KAWASAN ARBORETUM SYLVA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK IDENTIFIKASI JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI KAWASAN ARBORETUM SYLVA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK (Identifaction Of Dipterocarpaceae Family In Area Of Arboretum Sylva University Of Tanjungpura

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI JENIS POHON TENGKAWANG

PANDUAN IDENTIFIKASI JENIS POHON TENGKAWANG PANDUAN IDENTIFIKASI JENIS POHON TENGKAWANG EDITOR Kade Sidiyasa PENYUSUN Rizki Maharani Puruwito Handayani Asef K. Hardjana BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Singkat Merbau Menurut Merbau (Instia spp) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan dan mempunyai nilai yang ekonomi yang tinggi karena sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Volume Pohon Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum tentang Pinus 2.1.1. Habitat dan Penyebaran Pinus di Indonesia Menurut Martawijaya et al. (2005), pinus dapat tumbuh pada tanah jelek dan kurang subur, pada tanah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi , II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi Degradasi lahan adalah proses menurunnya kapasitas dan kualitas lahan untuk mendukung suatu kehidupan (FAO 1993). Degradasi lahan mengakibatkan hilang atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungi Mikoriza Arbuskula

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungi Mikoriza Arbuskula 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungi Mikoriza Arbuskula Mikoriza pada hakikatnya adalah struktur yang terbentuk oleh akar dan fungi secara simbiotik. Kedua simbion mendapat manfaat. Umumnya tumbuhan yang

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Singkat Hutan Hujan Tropis Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohonan dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luar

Lebih terperinci

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya BAB 2 Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Pada hari Minggu, Nina dan Siti pergi ke rumah Dimas. Di sana, mereka melihat Dimas sedang bekerja membantu ayah Dimas memindahkan bibit mangga yang dibeli ayahnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara tropis yang kaya dengan flora dan fauna. Banyak jenis tumbuhan merupakan sumber plasma nutfah yang tidak ternilai (Melliawati, dkk.

Lebih terperinci

KEAWETAN 25 JENIS KAYU DIPTEROCARPACEAE TERHADAP PENGGEREK KAYU DI LAUT (Durability of 25 Dipterocarpaceae Wood Species Against Marine Borers)

KEAWETAN 25 JENIS KAYU DIPTEROCARPACEAE TERHADAP PENGGEREK KAYU DI LAUT (Durability of 25 Dipterocarpaceae Wood Species Against Marine Borers) KEAWETAN 25 JENIS KAYU DIPTEROCARPACEAE TERHADAP PENGGEREK KAYU DI LAUT (Durability of 25 Dipterocarpaceae Wood Species Against Marine Borers) Oleh/By: Mohammad Muslich & Ginuk Sumarni ABSTRACT Twenty

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw. DESKRIPSI TANAMAN Acriopsis javanica Reinw. Marga : Acriopsis Jenis : Acriopsis javanica Reinw Batang : Bulat mirip bawang Daun : Daun 2-3 helai, tipis berbentuk pita, menyempit ke arah pangkal Bunga :

Lebih terperinci

EKPLORASI JENIS-JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR (Exploration of Dipterocarps Species in Paser Regency, East Kalimantan)

EKPLORASI JENIS-JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR (Exploration of Dipterocarps Species in Paser Regency, East Kalimantan) EKPLORASI JENIS-JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR (Exploration of Dipterocarps Species in Paser Regency, East Kalimantan) Oleh/By : Ngatiman dan Amiril Saridan Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

Amomum cardamomum Willd

Amomum cardamomum Willd Amomum cardamomum Willd Kapulaga Sinonim Amomum kapulaga Sprague Amomum compactum Solad ex Maton Alpinia striata Horst. Cardamomum minum Rumph Elettaria cardamomum Maton Elettaria major Smith Familia Zingiberaceae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 Nama Kelompok Rizky Ratna Sari Rika Dhietya Putri Ahmad Marzuki Fiki Rahmah Fadlilah Eka Novi Octavianti Bidayatul Afifah Yasir Arafat . Swietenia macrophylla

Lebih terperinci

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51 Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kayunya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Anggota famili ini

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kayunya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Anggota famili ini I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Famili Dipterocarpaceae dikenal sebagai famili yang penting karena kayunya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Anggota famili ini mendominasi sebagian dari kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat Hutan rakyat dalam pengertian menurut peraturan perundang-undangan (UU No.5/1967 junto UU No.41/1999) adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Jati 2.1.1 Klasifikasi, penyebaran dan syarat tumbuh Tanaman jati yang tumbuh di Indonesia berasal dari India. Tanaman ini mempunyai nama ilmiah Tectona

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar peranannya dalam Pembangunan Nasional, kurang lebih 70% dari luas daratan berupa hutan. Hutan sangat

Lebih terperinci

Ini Dia Si Pemakan Serangga

Ini Dia Si Pemakan Serangga 1 Ini Dia Si Pemakan Serangga N. bicalcarata Alam masih menyembunyikan rahasia proses munculnya ratusan spesies tanaman pemakan serangga yang hidup sangat adaptif, dapat ditemukan di dataran rendah sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi herbarium yang dilakukan mempertegas bahwa ketiga jenis kayu yang diteliti adalah benar burmanii Blume, C. parthenoxylon Meissn., dan C. subavenium Miq. 4.1

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1 Hutan Tropika Dataran Rendah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dijelaskan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Tinggi Dosen Pengampu : Rabiatul Adawiyah, M.Pd KELOMPOK 6 Aulia Mahfuzah : 306.14.24.018 Megawati : 306.14.24.003

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SISTEM GREEN PLANTING IRRIGATION DENGAN MAHKOTA DEWA SEBAGAI TANAMAN UTAMA BERNILAI MEDIS BAGI MASYARAKAT DI SEKITAR SALURAN IRIGASI BIDANG KEGIATAN : PKM GAGASAN

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA Bunga sangat penting untuk perkembangbiakkan tumbuhan karena pada bunga terdapat alat-alat reproduksi, yaitu putik dan benangsari. 1. Bagian-bagian Bunga Meskipun bentuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta). BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di kawasan hutan Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya ditemukan 21 jenis tumbuhan makroepifit yang

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Rumah Adat Banjar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Rumah Adat Banjar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulin ( Eusideroxylon zwageri) yang sering disebut kayu besi karena sifat kayunya yang kuat dan awet, termasuk dalam famili Lauraceaea. Tumbuh secara alami di hutan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon

Lebih terperinci

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS POHON HUTAN RAKYAT BAGI PETANI PRODUKTIFITAS TANAMAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR KESESUAIAN JENIS DENGAN TEMPAT TUMBUHNYA, BANYAK PETANI YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Hujan Tropis di Indonesia Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohonan dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luar hutan.

Lebih terperinci

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. AGATHIS DAMMARA WARB. Botani Agathis alba Foxw. Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. Damar Pohon, tahunan, tinggi 30-40 m. Tegak, berkayu,

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sambungan Kayu Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mengingat lebih banyak keuntungan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inventarisasi Hutan Inventarisasi hutan adalah suatu usaha untuk menguraikan kuantitas dan kualitas pohon-pohon hutan serta berbagai karakteristik areal tanah tempat tumbuhnya.

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan gajah yang keberadaannya sudah mulai langka. Taman Nasional. Bukit Barisan Selatan termasuk ke dalam taman nasional yang memiliki

I. PENDAHULUAN. dan gajah yang keberadaannya sudah mulai langka. Taman Nasional. Bukit Barisan Selatan termasuk ke dalam taman nasional yang memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan salah satu dari tiga taman nasional yang ada di Sumatera yang dapat mewakili prioritas tertinggi unit konservasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SDN 2 Gunungputri yang di dalamnya terdapat program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru di tuntut untuk

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

Penanganan bibit Shorea spp. (meranti) dengan perbanyakan generatif (biji)

Penanganan bibit Shorea spp. (meranti) dengan perbanyakan generatif (biji) Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Shorea spp. (meranti) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa TINJAUAN PUSTAKA Produksi Biomassa dan Karbon Tanaman selama masa hidupnya membentuk biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa 3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakaraimoideae dan Monotoideae. Penyebarannya cukup luas mulai dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakaraimoideae dan Monotoideae. Penyebarannya cukup luas mulai dari FISIOLOGI POHON TINJAUAN PUSTAKA 1. Famili Dipterocarpaceae 1.1. Penyebaran Famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili yaitu Dipterocarpaceae, Pakaraimoideae dan Monotoideae. Penyebarannya cukup

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1 1. Berikut ini merupakan beberapa fungsi daun pada tumbuhan, kecuali Tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER V Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami rawa, fungsi, manfaat, dan pengelolaannya.

Lebih terperinci

Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi

Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil

Lebih terperinci

Hutan Tanaman Shorea smithiana Prospektif, Sehat dan Lestari.

Hutan Tanaman Shorea smithiana Prospektif, Sehat dan Lestari. Hutan Tanaman Shorea smithiana Prospektif, Sehat dan Lestari. Oleh I R W A N T O Yogyakarta, 2006 I. DASAR www.irwantoshut.com A. PHYSIOGNOMI Shorea smithiana Symington (Meranti Merah) dengan nama daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu semenanjung Malaysia, Thailand, Myanmar dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) LAPORAN PENGAMATAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Oleh Nur Azizah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama

Lebih terperinci

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Nurlina Saking dan Novia Qomariyah Disampaikan Dalam Rangka Seminar Nasional Teknologi Peternakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

MENGENAL JENIS KAYU KALIMANTAN DAN PEMANFAATANNYA

MENGENAL JENIS KAYU KALIMANTAN DAN PEMANFAATANNYA MENGENAL JENIS KAYU KALIMANTAN DAN PEMANFAATANNYA Oleh: Firman Dermawan Yuda Kepala Sub. Bidang Hutan dan Hasil Hutan Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH Menurut perkiraan di Indonesia terdapat sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luar hutan (Soerianegara

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci