JURNAL PENDIDIKAN September 2010, Volume 2 Nomor 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL PENDIDIKAN September 2010, Volume 2 Nomor 2"

Transkripsi

1 JURNAL PENDIDIKAN September 2010, Volume 2 Nomor 2 Optimalisasi Pembelajaran Geometri Analit Pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Melalui Lesson Study. (Hal. 120) Imam Sujudi Peningkatan Kualitas Pembelajaran Genetika Melalui Pembelajaran Berbasis Kelompok Memanfaatkan Media Sederhana. (Hal. 129) Ani Sulistyarsi Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gi. (Hal. 136) Erawan Kurniadi Peningkatan Penguasaan Konsep Optik Geometri Melalui Praktikum Dan Eksperimen Mahasiswa Program Studi Fisika Ikip Pgri Madiun Tahun Akademik 2010/2011. (Hal. 146) Heri Siswaya Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. (Hal. 156) Jeffry Handhika Upaya Perbaikan Kualitas Pembelajaranan Struktur Aljabar 1 Melalui Model Diskusi Antar Kelompok. (Hal. 162) Sardulo Gembong

2 PENGANTAR REDAKSI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dan karunia-nya Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun telah terbit untuk volume 2 no.2. Berbagai penelitian yang mengkaji secara mendalam tentang pembelajaran MIPA telah banyak di kaji oleh berbagai peneliti pendidikan. Namun, implementasinya masih terasa belum sampai pada praktisi pendidikan. Untuk menyebarluaskan hasilhasil penelitian agar dapat digunakan sebagai bahan acuan pembelajaran terutama bagi dunia pendidikan, Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun pada volume ini memuat tiga hasil penelitian tentang pendidikan fisika, satu penelitian tentang pendidikan matematika, dan satu penelitian pendidikan biologi. Sumbang saran berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya meningkatkan kualitas Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun, dan akhirnya redaksi berharap semoga tulisan dalam edisi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sehingga mampu menmbah wawasan di bidang pendidikan Redaksi 119

3 OPTIMALISASI PEMBELAJARAN GEOMETRI ANALIT PADA MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI LESSON STUDY Oleh Imam Sujudi Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan kerjasama Tim Dosen pada mata kuliah geometri analit. 2) meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dan 3) meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran geometri analit. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan pendekatan strategi Lesson Study melalui tahapan plan, do dan see. Kegiatan dilakukan pada mahasiswa S1 Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun angkatan 2009/2010. Pengamat atau observer terdiri dari Tim Dosen mata kuliah geometri analit sebagi teman sejawat. Parameter yang diukur adalah kerjasama tim dosen, interaksi mahasiswa, pengusaan konsep mahasiswa melalui keaktifan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran geometri analit melalui Lesson Study dapat 1) meningkatkan kerjasama tim dosen, 2) membelajaran menjadi berpusat pada proses belajar, 3) belajar berlangsung secara aktif dan interaktif, 4) adanya pengalamanpengalaman pembelajaran yang muncul saat pembelajaran berlangsung, 5) adanya pembelajaran yang memberikan kebebasan dan pemberian wewenang/dukungan yang baik terhadap mahasiswa. Kata Kunci : Optimalisasi Pembelajaran Geometri Analit, Lesson Study A. Pendahuluan Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling belajar untuk membangun masyarakat belajar. Perlu diketahui bahwa Lesson Study bukan suatu metode/model pembelajaran, tetapi merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik dengan kebersamaan dan saling belajar di antara para pendidik. Kolegialitas :1) membicarakan praktik pembelajaran, 2) saling mengobservasi kelas pembelajaran, 3) membuat gagasan 120

4 121 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : bersama mengenai kelas, 4) untuk saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam menyusun perangkat rencana pembelajaran, banyak hal yang didiskusikan, diantaranya: Bagaimana pemfokusan pembelajaran yang sesuai dengan rencana pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapi mahasiswa, misalnya : 1) Pencapaian aspek kognitif pada level tinggi, yaitu: analisis, evaluasi dan kreasi, 2) Pengembangan kompetensi mahasiswa pada aspek afektif, 3) Peningkatan kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia, 4) Kemandirian belajar mahasiswa, 5) Menumbuhkembangkan keberanian mahasiswa mengemukakan pendapat yang bertanggung jawab dan rasa percaya diri. problem solving, problem base learning, atau reality base learning. Lesson study perlu diterapkan karena beberapa alasan yang mendasarinya diantaranya: 1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan profesional yang mempertimbangkan pada praktek dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan para dosen, 2) penekanan dari lesson study adalah para mahasiswa agar memiliki kualitas belajar, 3) pengembangan kompetensi mahasiswa dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, 4) berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan 5) Lesson study akan menempatkan peran para dosen sebagai peneliti pembelajaran. B. Pembahasan Kegiatan Lesson Study 1 1. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut. a. Para dosen bekerjasama secara kolaboratif dalam membuat perencanaan pembelajaran b. Melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal mahasiswa dan keadaan kelas. c. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. d. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran Lesson Study. 2. Pelaksanaan (acting)

5 122 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : Kegiatan ini merupakan penerapan dari planning atau perencanaan yang sesuai dengan skenario pembelajaran. a. Kegiatan Awal. 1) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa. 2) Memotivasi siswa dengan pertanyaan. 3) Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan yaitu mahasiswa akan berdiskusi secara kelompok dan mempresentasikan hasil diskusinya. b. Kegiatan Inti 1) Dosen model membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok. 2) Dosen model membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 6 atau 7 mahasiswa pada tiap kelompoknya. 3) Mahasiswa mendiskusikan materi dan menunjuk salah satu dari anggota kelompok bertugas mempresentasikan hasil diskusi. 4) Dosen model meminta perwakilan dari masing-masing kelompok mahasiswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 5) Dosen model dan observer memantau kegiatan yang dilakukan mahasiswa. c. Kegiatan Penutup 1) Dosen model bersama mahasiswa membuat kesimpulan. 2) Dosen model memberikan salam penutup. 3. Pengamatan (observing) Dalam pelaksanaan pengamatan ini, dosen model berkolaborasi dengan observer untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif dan digunakan untuk melakukan melakukan lesson study 2 dengan menggunakan instrumen pengamatan yang didapat dari kegiatan lesson study 1. Pengamatan terhadap aktifitas mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran diskusi. Observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembelajaran yang berlangsung. 4. Refleksi (Reflecting) Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer

6 123 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : mendiskusikan hasil kegiatan lesson study. Dari hasil yang diperoleh didapatkan beberapa hal yang perlu didiskusikan, dianalisis dan ditindaklanjuti ketercapaian dari kegiatan lesson study 1. Diantara masukan yang didapat dalam kegiatan lesson study 1 diantaranya: a. Perlunya pengelolaan kelas sewaktu melakukan kegiatan diskusi kelas, b. Perlunya kesiapan masing-masing kelompok, c. Masih adanya siswa yang belum belajar secara baik dalam kelompok, d. Dosen model perlu lebih aktif memantau mahasiswa yang melakukan kegiatan diskusi kelas, e. Posisi duduk mahasiswa perlu diatur secara baik, f. Perlu diadakan evaluasi. Kegiatan Lesson Study 2 1. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut. a. Para dosen bekerjasama secara kolaboratif dalam membuat perencanaan pembelajaran b. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. c. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran Lesson Study. 2. Pelaksanaan (acting) Kegiatan ini merupakan penerapan dari planning atau perencanaan yang sesuai dengan skenario pembelajaran. a. Kegiatan Awal. 1) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa. 2) Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan yaitu mahasiswa akan berdiskusi secara kelompok dan mempresentasikan hasil diskusinya. b. Kegiatan Inti 1) Mahasiswa mendiskusikan materi dan menunjuk salah satu dari anggota kelompok bertugas mempresentasikan hasil diskusi. 2) Dosen model meminta perwakilan dari masing-masing kelompok mahasiswa untuk mempresentasikan hasil

7 124 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : diskusi. 3) Dosen model dan observer memantau kegiatan yang dilakukan mahasiswa. c. Kegiatan Penutup 1) Dosen model bersama mahasiswa membuat kesimpulan. 2) Dosen model memberikan evaluasi. 3) Dosen model memberikan salam penutup. 3. Pengamatan (observing) Dalam pelaksanaan pengamatan ini, dosen model berkolaborasi dengan observer untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif dan digunakan untuk melakukan melakukan lesson study 3 dengan menggunakan instrumen pengamatan yang didapat dari kegiatan lesson study 2. Pengamatan terhadap aktifitas mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran diskusi. Observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembelajaran yang berlangsung. 4. Refleksi (Reflecting) Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer mendiskusikan hasil kegiatan lesson study. Dari hasil yang diperoleh didapatkan beberapa hal yang perlu didiskusikan, dianalisis dan ditindaklanjuti ketercapaian dari kegiatan lesson study 2. Diantara masukan yang didapat dalam kegiatan lesson study 2 diantaranya: a. Perlu dimotivasi untuk masing masing kelompok dan memberikan reward (penghargaan) atau point tambahan nilai bagi mahasiswa yang aktif. b. Penunjukan langsung kelompok yang mempresentasikan materi pembelajaran oleh dosen model, c. Pemberian motivasi bagi mahasiswa yang sudah mempresentasikan materi pembelajaran agar selalu memperhatikan proses pembelajaran dengan baik sampai pembelajaran selesai, d. Dosen model perlu memberikan tambahan penjelasan kepada kelompok yang selesai mempresentasikan materi,

8 125 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : e. Perlu menggunakan media lain dalam menyampaikan materi. Kegiatan Lesson Study 3 1. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut. a. Para dosen bekerjasama secara kolaboratif dalam membuat perencanaan pembelajaran b. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. c. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran Lesson Study. 2. Pelaksanaan (acting) Kegiatan ini merupakan penerapan dari planning atau perencanaan yang sesuai dengan skenario pembelajaran. a. Kegiatan Awal. 1) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa. 2) Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan yaitu mahasiswa akan berdiskusi secara kelompok dan mempresentasikan hasil diskusinya. b. Kegiatan Inti 1) Mahasiswa mendiskusikan materi dan menunjuk salah satu dari anggota kelompok bertugas mempresentasikan hasil diskusi. 2) Dosen model meminta perwakilan dari masing-masing kelompok mahasiswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 3) Dosen model dan observer memantau kegiatan yang dilakukan mahasiswa. c. Kegiatan Penutup 1) Dosen model bersama mahasiswa membuat kesimpulan. 2) Dosen model memberikan evaluasi. 3) Dosen model memberikan salam penutup. 3. Pengamatan (observing) Dalam pelaksanaan pengamatan ini, dosen model berkolaborasi dengan observer untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif dan digunakan untuk melakukan melakukan open lesson study dengan menggunakan instrumen pengamatan yang didapat dari

9 126 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : kegiatan lesson study 3. Pengamatan terhadap aktifitas mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran diskusi. Observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembelajaran yang berlangsung. 4. Refleksi (Reflecting) Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer mendiskusikan hasil kegiatan lesson study. Dari hasil yang diperoleh didapatkan beberapa hal yang perlu didiskusikan, dianalisis dan ditindaklanjuti ketercapaian dari kegiatan lesson study 3. Diantara masukan yang didapat dalam kegiatan lesson study 3 diantaranya: a. Perlu pemahaman konsep materi awal mahasiswa, b. Dosen model perlu memberikan pemahaman materi awal pada mahasiswa pada saat awal pembelajaran, c. Menunjuk langsung secara acak mahasiswa untuk presentasi di depan kelas. d. Perlunya kegiatan praktikum bagi mahasiswa untuk menguatkan kemampuan analisisnya. Kegiatan Open Lesson Study 1. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut. a. Dosen model bekerjasama secara kolaboratif dengan tim observer dalam membuat perencanaan pembelajaran b. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. c. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran Open Lesson Study. 2. Pelaksanaan (acting) Kegiatan ini merupakan penerapan dari planning atau perencanaan yang sesuai dengan skenario pembelajaran. a. Kegiatan Awal. 1) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa. 2) Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan yaitu mahasiswa akan berdiskusi secara kelompok dan

10 127 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : mempresentasikan hasil diskusinya. b. Kegiatan Inti 1) Mahasiswa mendiskusikan materi dalam dan menunjuk salah satu dari anggota kelompok bertugas mempresentasikan hasil diskusi. 2) Dosen model mahasiswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 3) Dosen model dan observer memantau kegiatan yang dilakukan mahasiswa. c. Kegiatan Penutup 1) Dosen model bersama mahasiswa membuat kesimpulan. 2) Dosen model memberikan evaluasi. 3) Dosen model memberikan salam penutup. 3. Pengamatan (observing) Dalam pelaksanaan pengamatan ini, dosen model berkolaborasi dengan observer untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif. Pengamatan terhadap aktifitas mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembelajaran yang berlangsung. 4. Refleksi (Reflecting) Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer mendiskusikan hasil kegiatan open lesson study. Dari hasil yang diperoleh didapatkan beberapa hal yang perlu didiskusikan, dianalisis dan ditindaklanjuti ketercapaian dari kegiatan open lesson study. Diantara masukan yang didapat dalam kegiatan open lesson study diantaranya: a. Kegitan pembelajaran berjalan dengan baik, b. Efektif dalam pengelolaan waktu, c. Kemampuan mahasiswa bertambah dengan ditunjukkannya keberanian dan percaya diri yang tinggi bagi mahasiswa yang menyampaikan materi, d. Hasil evaluasi yang ada peningkatan. C. Kesimpulan Dari kegiatan lesson study yang sudah dilakukan di semester VI A program studi pendidikan matematika pada tahun

11 128 Imam Sujudi ; Optimalisasi Pembelajaran... : akademik 2009/2010 diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pembelajaran menjadi berpusat pada proses belajar, 2. Belajar berlangsung secara aktif dan interaktif, 3. Adanya pengalaman-pengalaman pembelajaran yang muncul saat pembelajaran berlangsung. 4. Adanya pembelajaran yang memberikan kebebasan dan pemberian wewenang/dukungan yang baik terhadap mahasiswa.

12 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GENETIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KELOMPOK MEMANFAATKAN MEDIA SEDERHANA Oleh: ANI SULISTYARSI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA IKIP PGRI MADIUN ABSTRAK Praktik pembelajaran konvensional dengan teknik komunikasi oral cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar (student-centered), hasilnya ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Lesson Study dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran kelompok memanfaatkan media sederhana dicoba untuk diterapkan disertai dengan pemanfaatan media sederhana dalam pemodelan genetika. Hasil dari implementasinya adalah peningkatan kualitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh: 1) pembelajaran berbasis kelompok mengubah mahasiswa menjadi lebih siap dan lebih respon dalam belajar, 2) komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan dengan dosen meningkat frekwensinya, 3) pemanfaatan media sederhana memudahkan pemodelan genetika dan berdampak pada peningkatan pemahaman. Kata kunci: pembelajaran kelompok, media sederhana, kualitas pembelajaran A. Pendahuluan Isu tentang pendidikan di Indonesia masih hangat untuk diperdebatkan, terutama menyangkut kualitasnya. Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah tingkat kompetisi dan relevansinya. Laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun 2005 mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-110 dari 117 negara. Laporan UNDP tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah. Sadar akan hasil-hasil pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk 129

13 130 Ani Sulistyarsi ; Peningkatan Kualitas Pembelajaran... : melakukan perbaikan. Upaya-upaya tersebut, adalah melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkesinambungan, program kemitraan antara sekolah dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen, dan masih banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan secara intensif, tetapi pengemasan pendidikan sering tidak sejalan dengan hakikat belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, reformasi pendidikan yang dilakukan di Indonesia masih belum seutuhnya memperhatikan konsepsi belajar dan pembelajaran. Reformasi pendidikan seyogyanya dimulai dari bagaimana siswa dan guru belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata pada hasil belajar. Reformasi pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perbaikan praktik mengajar dan belajar, bukan semata-mata berfokus pada perancangan kelas dengan teacher proof curriculum. Dengan demikian, praktik-praktik pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa belajar. Salah satu alternatif atau upaya guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif adalah Lesson Study yang belakangan ini sering diperbincangkan didunia pendidikan. Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvensional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Untuk merubah kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah, terutama di kalangan guru yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.

14 131 Ani Sulistyarsi ; Peningkatan Kualitas Pembelajaran... : Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru atau dosen secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Lewis (2002) mengemukakan bahwa ada 8 (delapan) peluang yang dapat diperoleh oleh guru atau dosen, apabila dia melaksanakan LS secara berkesinambungan. Ke-8 peluang tersebut sangat erat kaitannya dengan pengembangan profesionalisme guru atau dosen, yaitu (1) memikirkan dengan cermat mengenai tujuan pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi, (2) mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik yang dapat dikembangkan, (3) memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok yang diajarkan, (4) memikirkan secara mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai yang berkaitan dengan siswa, (5) merancang pembelajaran secara kolaboratif, (6) mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta tingkah laku siswa, (7) mengembangkan pengetahuan pedagogis yang kuat penuh daya, dan (8) melihat hasil pembelajaran sendiri melalui mata siswa dan kolega. Dalam tahap perencanaan, para guru atau dosen yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini

15 132 Ani Sulistyarsi ; Peningkatan Kualitas Pembelajaran... : mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Pada tahap ini team LS juga menyusun instrument pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh salah satu team LS yang ditunjuk. Refleksi ini bertujuan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru atau dosen yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun. Kritik dan saran diarahkan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati guru atau dosen yang membelajarkan. Masukan yang positif dapat digunakan untuk pelaksanaan Lesson Study berikutnya. B. Pembahasan Dalam pelaksanaan tahap pertama pelaksanaan pembelajaran LS yaitu perencanaan dimana guru atau dosen yang menjadi model beserta team berdiskusi membahas mengenai desain pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran diperoleh beberapa masukan dari observer sebagai berikut: 1. Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifat egois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggota kelompoknya yang belum paham. 2. Banyak mahasiswa yang belum siap dalam menghadapi pembelajaran dengan ditandai masih banyak mahasiswa yang tidak

16 133 Ani Sulistyarsi ; Peningkatan Kualitas Pembelajaran... : membawa buku penunjang dan ada mahasiswa yang miskonsepsi terhadap materi yang dipelajari 3. Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlu menyesuaikan diri 4. Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masih kurang 5. Mahasiswa tampak tidak siap dan tidak paham apa yang sedang dipelajari 6. Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap pembelajaran Tindakan perbaikan berdasarkan hasil pengamatan: 1. Sebelum dimulai proses pembelajaran sebaiknya mahasiswa diberitahu materi apa yang akan dipelajari dan mahasiswa diberikan beberapa referensi mengenai materi yang akan dipelajari 2. Perlu memberikan motivasi-motivasi kepada mahasiswa pada tahap awal pembelajaran Hasil pelaksanaan pembelajaran tahap kedua diperoleh beberapa masukan dari observer sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran menjadi lebih hidup ditandai dengan hidupnya komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan dosen. 2. Mahasiswa lebih siap dalam menerima pelajaran 3. Bahan kimia yang sulit untuk didapat menjadikan praktikum kurang maksimal 4. Aspek-aspek pembelajaran muncul pada diri mahasiswa 5. Masih terdapat mahasiswa yang kurang antusias terhadap pembelajaran 6. Pembelajaran menjadi lebih hidup, komunikasi antara individu dengan individu dan individu dengan dosen lebih terjalin Tindakan perbaikan berdasarkan hasil pengamatan: perlu mengkroscek kesiapan siswa dengan mengadakan pretest Hasil pelaksanaan pembelajaran tahap ketiga diperoleh beberapa masukan dari observer sebagai berikut:

17 134 Ani Sulistyarsi ; Peningkatan Kualitas Pembelajaran... : Untuk proses pembelajaran ini mahasiswa lebih aktif dan lebih baik, jika dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomorik semua aspek ini nampak pada hampir semua mahasiswa 2. Pada proses pembelajaran ini mahasiswa bisa dikatakan hampir semua melakukan aktivitas pembelajaran, tapi masih ada satu mahasiswa yang memang dari pembelajaran yang pertama sampai yang ketiga ini menampakkan sikap yang sama yaitu merasa acuh tak acuh terhadap proses pembelajaran 3. Dilihat dari awal sampai akhir proses pembelajaran lebih baik mahasiswa lebih aktif dan bisa dikatakan ada kemajuan yang lebih bagus dibandingkan dengan proses pembelajaran yang sebelumnya walaupun pada proses pembelajaran ada beberapa mahasiswa yang masih bermain-main sendiri tanpa memperhatikan apa yang dipelajari 4. Dari pembelajaran kali ini mahasiswa lebih aktif dibandingkan dengan sebelumnya dan bisa dikatakan hampir 75% mahasiswa aktif dalam pembelajaran tetapi ada mahasiswa yang kurang fokus dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan ada juga mahasiswa yang pasif saat pembelajaran langsung. Tindakan perbaikan berdasarkan hasil pengamatan: 1. Perlu memotivasi mahasiswa secara terus menerus 2. Perlu mengadakan evaluasi akhir dalam proses pembelajaran Hasil pelaksanaan pembelajaran tahap keempat diperoleh beberapa masukan dari observer sebagai berikut: 1. Mahasiswa lebih sulit dalam memahami konsep materi 2. Mahasiswa mulai bosan dengan pembelajaran karena diadakan secara terus menerus 3. Mahasiswa kurang maksimal dalam pembelajaran 4. Desain tempat duduk yang kurang mendukung menjadikan diskusi kurang maksimal 5. Proses kooperatif kurang berjalan dengan maksimal 6. Diskusi kelompok yang belum berjalan dengan baik Tindakan perbaikan berdasarkan hasil pengamatan: 1. Setting tempat duduk perlu dilakukan lebih baik sehingga membantu anggota kelompok bekerja sama

18 135 Ani Sulistyarsi ; Peningkatan Kualitas Pembelajaran... : Mahasiswa masih kurang mampu memahami materi yang relatif lebih butuh penalaran Pemanfaatan media sederhana menggunakan biji-bijian dan kancing baju memudahkan pemodelan genetika. Mahasiswa mengalami proses pembelajaran bermakna yang memudahkan pemahaman dan mengingat konsep. Dampak akhir yang dipetik adalah peningkatan pemahaman terhadap knsep genetika. C. Kesimpulan 1. Pembelajaran berbasis kelompok mengubah mahasiswa menjadi lebih siap dan lebih respon dalam belajar. 2. Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan dengan dosen meningkat frekwensinya. 3. Pemanfaatan media sederhana memudahkan pemodelan genetika dan berdampak pada peningkatan pemahaman. D. Pustaka Akhmad Sudrajat Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran. 3http://paremgpm.wordpress.com/2010/06/03/lesson-studyuntuk-meningkatkan-proses-dan-hasil-pembelajaran/ Slamet Mulyana Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP- Jawa Barat Wikipedia Lesson Study. Online: Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http :// Catherine Lewis Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: Lesson Study Research Group online:

19 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI ERAWAN KURNIADI FPMIPA IKIP PGRI MADIUN ABSTRAK Model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan di kelas VII E MTs Negeri 1 Madiun yang pada tiap siklusnya dilakukan pengukuran terhadap kualitas pelaksanaan pembelajaran, motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode angket, dan metode tes. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data kualitas pelaksanaan pembelajaran. Metode angket digunakan untuk memperoleh data motivasi belajar siswa. Metode tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan kognitif siswa. Kualitas pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 79,5 dan meningkat pada siklus II sebesar 90,90. Hasil motivasi belajar siswa pada siklus I 86,09, dan siklus II 92,25. Kemampuan kognitif rata-rata pada pembelajaran sebelumnya 62,00, siklus I sebesar 65,00, dan siklus II 74,94. Simpulan: penerapan model pembelajaran koopertaif tipe GI dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus siswa kelas VII E MTs Negeri 1 Madiun. Kata kunci: motivasi, Group Investigation, hasil belajar A. PENDAHULUAN Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, pengukuran terhadap berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan hasil yang memadai. Masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran di MTs Negeri 1 Madiun adalah hasil belajar siswa masih relatif rendah. 136

20 137 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : Nilai ulangan harian di kelas VIIE rata-ratanya mencapai 62, berada dibawah rata-rata nilai SKBM yaitu 65. Berdasarkan informasi dari guru, salah satu faktor penyebabnya adalah motivasi belajar siswa yang masih rendah. Jika dibiarkan secara terus menerus, maka siswa akan enggan belajar fisika sehingga hasil belajarnya cenderung rendah. Berdasarkan kondisi diatas, maka perlu diupayakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis dan kemampuan membantu teman sehingga diharapkan akan berdampak pada peningkatan motivasi siswa. Pencapaian tujuan melalui model pembelajaran non kooperatif cenderung pada persaingan perorangan sehingga dalam prosesnya banyak siswa yang malu bertanya pada guru, pura-pura telah paham pada materi yang dijelaskan guru, siswa yang diam dianggap telah paham. Kondisi ini memicu siswa yang pandai untuk membiarkan temannya yang kurang pandai agar tidak menjadi pesaingnya. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa yang pandai akan berusaha membantu dan mendorong temannya untuk sama-sama berhasil sehingga siswa yang kurang pandai akan termotivasi. Pada pembelajaran kooperatif, tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga memastikan bahwa anggota kelompok telah mengambil peran dan memberi kontribusi untuk menguasai tugas yang diberikan. Dengan demikian siswa yang pandai harus membantu menjelaskan kepada temannya yang kurang atau belum menguasai sehingga tercapai tujuan bersama. Jadi tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok. Model pembelajaran kooperatif ada bermacam-macam diantaranya tipe STAD, GI, Jigsaw dan lain-lain. Dalam penelitian ini dipilih model pembelajaran koopertif tipe GI (Group Investigation) karena fase-fase pembelajarannya paling kompleks, sehingga penerapannya cocok untuk kelas tinggi atau unggulan seperti kelas VII E MTsN 1 Madiun. Fase-fase model pembelajaran kooperatif tipe GI

21 138 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : diantarannya yaitu seleksi topik, merencanakan kerja sama, implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir, evaluasi dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok atau individu. Harapan akhir, pembelajaran kooperatif tipe GI dapat lebih memacu peningkatan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Metode ini pertama-tama dirancang oleh Herbert Thelen, dan selanjutnya diperluas oleh Sharan dan kawan-kawan. Model pembelajaran kooperatif GI termasuk model pembelajaran kooperatif murni, karena melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran koopertaif tipe GI dapat diterapkan pada semua jenis pelajaran termasuk fisika dan berbagai tingkat usia serta dapat juga digunakan pada semua pokok bahasan, salah satunya pada pokok bahasan gerak lurus. Adapun deskripsi langkahlngakah pembelajaran kooperatif tipe GI yang dilaksanakan dalam berbagai tahap sesuai dengan Sharan dan kawan-kawan adalah sebagai berikut: 1. Seleksi topik Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum ynag biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Selanjutnya para siswa diorganisasikan menjadi 2 hingga 6 orang anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas. Komposisi klompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik. 2. Perencanaan kooperatif Para siswa beserta guru merencanakan prosedur belajar khusus tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub topik yang telah dipilih setiap kelompok 3. Implementasi Para siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di

22 139 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan aktifitas siswa dengan ketrampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. 4. Analisis dan sintesis Para siswa menganalisis dan mengevaluasi inforamsi pada tahap ketiga dan merencanakan informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan didepan kelas. 5. Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari sub topik yang telah dipelajari. Presentasi kelompok dikoordinasikan oleh guru. 6. Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok, atau keduanya. 7. Penghargaan kelompok Guru memberikan penghargaan untuk menghargai upaya dan hasil belajar individu maupun kelompok. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII E MTs Negeri I Madiun yang berjumlah 46 orang siswa.. Kelas VII E dipilih sebagai subyek penelitian dengan alasan kemampuan awal siswa termasuk kualifikasi sedang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research yang dicirikan dengan adanya tindakan dalam memudahkan memecahkan permasalahan. Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus yang masing-masing terdiri dari kegiatan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1) hasil observasi kualitas pelaksanaan pembelajaran, 2) nilai kemampuan kognitif, 3) motivasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan angket. Observasi yang

23 140 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung menggunakan lembar observasi yang ditujukan untuk mengukur kualitas pelaksanaan pembelajaran. Data hasil belajar siswa diambil diakhir kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan instrument berupa soal obyektif sebanyak 5 soal. Metode tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Metode angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif meliputi: 1) reduksi data, 2) deskripsi data, 3) penarikan kesimpulan. B. PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe GI Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dirangkum pada tabel berikut : Perbandingan Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Uraian Siklus I Siklus II Peningkatan Target Siklus I Siklus II Jumlah skor Persentase 79,5 90,90 11, Keterangan: Jumlah skor maksimum 44 Tabel tersebut menunjukkan kualitas pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut disebabkan guru dalam menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran kepada siswa sudah sesuai keruntututan materi dan guru aktif dalam memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan lebih kepada siswa, sehingga lebih dari 5 siswa yang bertanya, dan mengemukakan pendapat.2. Refleksi Siklus I Evaluasi tindakan dilakukan untuk mengetahui kelemahankelemahan selama tindakan siklus I. Berdasarkan data hasil tindakan ditunjukkan kelemahan-kelemahan, yaitu: a. Siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan 8 siswa. b. Terdapat 2 dari 7 kelompok belajar yang aktif dalam melakukan diskusi dan mengemukakan pendapat hanya 1 orang siswa.

24 141 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : c. Terdapat 10 dari 46 siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan diskusi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. d. Rata-rata kemampuan kognitif kurang dari SKBM, yaitu 64,72. e. Nilai rata-rata motivasi belajar siswa mencapai 86,08 dan belum sesuai dengan target yang ditentukan. 3. Rencana Tindakan Siklus II Berdasarkan kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan tindakan pada siklus I disusun tindakan pada siklus II sebagai berikut : a. Memberi motivasi siswa agar siswa berani mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan memberi nilai tambah (+) bagi siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan b. Memberikan penghargaan berupa nilai (+) pada kelompok yang melakukan diskusi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat. c. Lebih aktif dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan diskusi. d. Guru lebih meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan materi agar siswa bisa memahami materi yang disampaikan. e. Guru aktif dalam memberikan inovasi dalam membangkitkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Refleksi Siklus II Pada tahap ini dikaji peningkatan-peningkatan yang muncul selama pelaksanaan siklus II dibandingkan siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan peningkatan yang terjadi meliputi : a. Siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat 8 siswa. b. Dalam setiap kelompok yang aktif dalam diskusi dan mengemukakan pendapat 2 siswa. c. 24 dari 46 siswa sudah memahami prosedur dalam melakukan diskusi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.. d. Kemampuan kognitif siswa meningkat, rata-rata 75,91. e. Hasil motivasi belajar siswa meningkat 92,25, tetapi masih belum sesuai dengan target yang telah ditentukan yaitu 95. Peningkatan tersebut, membuktikan bahwa hasil

25 142 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : pelaksanaan pada siklus II lebih baik dibanding siklus I dan hasil motivasi belajar mengalami peningkatan meskipun belum mencapai target yang diinginkan. 5. Motivasi Belajar Siswa Perbandingan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II disajikan dalam tabel berikut : Perbandingan Hasil Motivasi Belajar Siswa Uraian Hasil observasi motivasi siswa dalam KBM Target Pencapaian Peningkatan Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II ,08 92,25 6,17 Tabel tersebut menunjukkan hasil motivasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I tetapi tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan. 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% A B C D E Siklus 1 siklus 2 Grafik Perbandingan Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Keterangan: A = Partisipasi dalam kelompok B = Motivasi dalam mendalami pelajaran C = Ketertarikan pada pelajaran fisika D = Dorongan untuk bersaing dalam berprestasi E = Motivasi berprestasi

26 143 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : Motivasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Dari 5 indikator yang ditentukan, partisipasi dalam kelompok pada siklus I adalah 93,91% meningkat menjadi 95,65% pada siklus II dengan peningkatan 1,74. Motivasi dalam mendalami pelajaran pada siklus I adalah 86,96% meningkat menjadi 92,12% pada siklus II dengan peningkatan 5,17. Ketertarikan pada pelajaran fisika pada siklus I adalah 88,26% meningkat menjadi 90,86% pada siklus II dengan peningkatan 2,60. Dorongan untuk bersaing dalam berprestasi pada siklus I adalah 88,69% meningkat menjadi 90,00% pada siklus II dengan peningkatan 1,31. Motivasi berprestasi pada siklus I adalah 72,60% meningkat menjadi 92,60% pada siklus II dengan peningkatan 20,0. 1. Hasil Tes Kemampuan Kognitif Siswa Kemampuan kognitif siswa dari siklus I ke siklus II dirangkum pada tabel berikut: Perbandingan Hasil Kemampuan Kognitif Siswa Uraian Target Pencapaian Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Nilai rata-rata 64,72 75,91 65,00 75,91 Peningkatan 11,19 Tabel tersebut menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar. Hasil ulangan I yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dibawah 65 sebanyak 11 siswa. Siswa yang mendapat nilai diatas 65 sebanyak 35. Ini berarti pada siklus I terdapat sebanyak 11 siswa yang belum tuntas, dengan peningkatan 5. Hasil ulangan II yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai dibawah 75 sebanyak 4 siswa. Siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 42. Ini berarti pada siklus II terdapat 4 siswa yang belum tuntas. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus.

27 144 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : C. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 79,5% meningkat menjadi 90,90% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 14,99, sehingga dengan meningkatnya pelaksanaan pembelajaran maka motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus juga mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus di MTs Negeri 1 Madiun. Motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 86,08 dari target sebesar 90, sedangkan siklus II sebesar 92,25 dari target sebesar 95 dengan peningkatan 20,0. Kemampuan kognitif siswa pada siklus I sebesar 64,72, sedangkan siklus II 75,91 dengan peningkatan 11,19. D. Daftar Pustaka Anita Lie, Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widea Sarana Indonesia. Arikunto, Suharsini Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Baharuddin, dkk Teori Belajar dan Pembelajaran.Bandung: PT. Rineka Cipta. Sardiman, A. M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono, Dr, MPd Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:.Alfabeta Bandung. Sukarmin Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Upress. UNESA. Teguh, Sugiyarto, dkk Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

28 145 Erawan Kurniadi ; Peningkatan Motivasi dan Hasil... : Nasional. PT. Jepe Press Media Utama. Wina Sanjaya, Dr. MPd Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Kencana Prenda Media Group.

29 PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP OPTIK GEOMETRI MELALUI PRAKTIKUM DAN EKSPERIMEN MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIKA IKIP PGRI MADIUN TAHUN AKADEMIK 2010/2011 Oleh: Heri Siswaya Program Studi Pendidikan Fisika Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran praktikum dan eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep Optik Geometri pada mahasiswa Program Studi Fisika semester VB IKIP PGRI Madiun. Selain itu juga untuk mengetahui dampak pada mahasiswa dengan menggunakan metode praktikum dan eksperimen. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian mahasiswa semester VB dengan jumlah mahasiswa 37. Data yang digunakan adalah data keaktifan mahasiswa, yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran dan data prestasi belajar fisika mahasiswa yang diperoleh dari hasil tes prestasi belajar fisika yang diberikan pada tiap akhir siklus. Penelitian dilaksanakan dalam empat siklus, dua siklus menggunakan metode praktikum dan dua siklus menggunakan metode eksperimen. Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat diketahui adanya peningkatan keaktifan mahasiswa dari siklus I 53,1% meningkat pada siklus II menjadi 57,2%, meningkat pada siklus III menjadi 65,1% dan pada siklus IV meningkat menjadi 73,6 %. Penguasaan konsep mahasiswa melalui tes prestasi belajar yang dilaksanakan pada tiap akhir siklus dapat diketahui terdapat peningkatan yaitu rata-rata pada siklus I adalah 68.4 meningkat pada siklus II menjadi 70,9, meningkat pada siklus III menjadi 77,0 dan pada siklus IV meningkat menjadi 80,9. Dampak pada mahasiswa jika menggunakan praktikum, mahasiswa cenderung melakukan instruksi instruksi yang ada dalam Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) tanpa ada tantangan untuk inovasi kurang dapat menggali kemampuan mahasiswa secara maksimal. Jika menggunakan metode eksperimen, mahasiswa dapat berpikir lebih mendalam dan dapat melakukan kerja ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode praktikum dan eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep belajar mata kuliah Optik Geometri mahasiswa fisika semester VB IKIP PGRI Madiun tahun akademik 2010/2011. Kata kunci: Metode Pembelajaran Praktikum dan Eksperimen, Keaktifan, Penguasaan Konsep Mata Kuliah Optik Geometri. 146

30 147 Heri Siswaya ; Peningkatan Penguasaan Konsep... : A. Pendahuluan Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat. Pernyataan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri sampai kapan pun dan dimana pun manusia itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang tentu meningkat sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang memungkinkan perkembangan tersebut. Perkembangan yang pesat telah menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep, yang dapat menunjang, kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Mahasiswa khususnya di IKIP harus mempersiapkan diri mencari bekal dalam rangka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan program studinya. Pemahaman konsep yang mendalam sangat diperlukan karena mereka nantinya harus mentansfer ilmu pengetahuan, mendidik, mengarahkan dan sebagai motivator untuk mengembangkan ilmunya di tingkat sekolah menengah. Pemahaman secara mendalam konsep-konsep fisika merupakan bagian dari keberhasilan pembelajaran. Untuk tujuan tersebut dalam rangka dapat memahami suatu konsep fisika kita harus mengetahui karakteristik setiap konsep-konsep tersebut. Konsep fisika hampir seluruhnya diperoleh dari hasil eksperimen dan pengamatan mendalam, sehingga untuk memahami konsep fisika secara mendalam tentu saja juga harus menggunakan metode sesuai dengan metode bagaimana konep itu ditemukan. Mungkin tanpa menggunakan metode sesuai dengan penemuan konsep itu bisa memahami namun pemahaman itu tidak bisa sampai 100%. Bagi seseorang yang tidak menggunakan konsep itu mungkin tidak ada masalah namun bagi seorang mahasiswa yang nantinya harus mentranfer sesuai dengan konsep aslinya hal itu sangat pemahaman konnsep secara mendalam sangat diperlukan. B. Pembahasan Penelitian ini tergolong dalam penelitian tindakan kelas (Class room action research). Menurut Arikunto (2006:3) PTK adalah suatu

31 148 Heri Siswaya ; Peningkatan Penguasaan Konsep... : perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:25) Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Secara singkat, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan peneliti. Dalam PTK, keempat langkah dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai peneliti mencapai hasil sesuai dengan harapan. Agar lebih jelasnya, langkah-langkah dari PTK di atas dapat dilihat pada gambar berikut: Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Obsevasi Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Observasi Perencanaan Refleksi Siklus III Pelaksanaan Observasi Laporan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN Jurnal Dinamika, April 2015, halaman 54-60 Vol. 06. No. 1 ISSN 2087-7889 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN Fitriyah Karmila Program Studi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN Hainur Rasid Achmadi haradi@telkom.net Jurusan Fisika Unesa ABSTRAK Pada saat ini masih banyak guru yang masih

Lebih terperinci

Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA. Abstrak

Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA. Abstrak 34 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3. No. 1. Januari 2012 Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA Haratua Tiur Maria.S 1,

Lebih terperinci

KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM

KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM Kata kunci : Plan, do, check, see, act ABSTRAK Lesson Study adalah kegiatan pembinaan terhadap dosen dengan melakukan persiapan (plan),

Lebih terperinci

Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia

Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI HEWAN MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

ARTIKEL PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY

ARTIKEL PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY ARTIKEL PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY Oleh: Umi Rochayati, MT Masduki Zakaria, MT 1 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY Umi Rochayati, Masduki Zakaria (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LESSON STUDY PADA MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LESSON STUDY PADA MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol. 1 No.1 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LESSON STUDY PADA MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR Edy Suprapto Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun E-mail:

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 4 Oktober Desember 2016

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 4 Oktober Desember 2016 PENGEMBANGAN POLA PEMBINAAN GURU KIMIA DAN MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI MAN CENDIKIA KABUPATEN MUARO JAMBI Muhaimin dan Syamsurizal

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun 16 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon

Lebih terperinci

* Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

* Keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 151-156 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DILENGKAPI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED TEACHING DENGAN SETTING COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGEKSPLOR MATA KULIAH SISTEMATIK TUMBUHAN RENDAH MELALUI LESSON STUDY. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGEKSPLOR MATA KULIAH SISTEMATIK TUMBUHAN RENDAH MELALUI LESSON STUDY. Abstrak Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012 ISBN: 978-602-18235-0-7 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGEKSPLOR MATA KULIAH SISTEMATIK TUMBUHAN RENDAH MELALUI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA UNSUR MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY BERBASIS KOOPERATIF JIGSAW PADA MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA FKIP UHO Oleh: Aceng Haetami, La Rudi, Rustam Musta 1) 1) Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GARANGAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI

UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI 1 UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI 1 Edy Suprapto, 2 Reza Kusuma Setyansah 1 Dosen Prodi Matematika IKIP PGRI Madiun 2 Dosen Prodi Matematika

Lebih terperinci

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 APRESIASI GURU IPA SMP SURABAYA TERHADAP IMPLEMENTASI LESSON STUDY Wisanti dan Achmad Lutfi FMIPA UNESA Email: endangsusantini@ymail.com ABSTRAK Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru seperti yang

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77 IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 3 SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Lorentya Yulianti

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek 122 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN I KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY Pedagogy Volume 3 Nomor 1 ISSN 2502-3802 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY Desak Made Ristia Kartika 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN:

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN JIGSAW TERINTEGRASI PBL (PROBLEM BASED LEARNING) BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Devi Wahyu Ertanti PGMI, FAI, Universitas Islam Malang (UNISMA)

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI KELAS XI IPA II SMA NEGERI 5 KOTA

Lebih terperinci

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ( action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs DARUL FIKRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Novia Wijayanti Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

OLEH DESRIYANTI A1C309009

OLEH DESRIYANTI A1C309009 ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH TERSTRUKTUR DI KELAS X SMA NEGERI 3 BATANGHARI OLEH DESRIYANTI A1C309009

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK THINKINGALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 2 KOTA

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN Yuni Lestari Purnomowati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Aplikasi Lesson Study dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Matematika

Aplikasi Lesson Study dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Matematika Vol. 11, No. 1, 1-7, Juli 2014 Aplikasi Lesson Study dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Matematika Erniwati 1 dan Busnawir 2 Abstraks Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Ahmad Bukhari SMP Negeri 3 Tanjung Pura, kab. Langkat Abstract: This study aims to improve student learning

Lebih terperinci

STUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK

STUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK STUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP 2010-2011 Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK Kecakapan seorang guru dalam menyampaikan materi yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PPKN MELALUI PEMBELAJARAN LESSON STUDY

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PPKN MELALUI PEMBELAJARAN LESSON STUDY UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PPKN MELALUI PEMBELAJARAN LESSON STUDY Oleh : Drs. Nudji DA, M.Pd. Program Studi PPKn STKIP PGRI PASURUAN Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIIID SMP N 1 NGLUWAR MAGELANG Wenni Hastuti Universitas PGRI

Lebih terperinci

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Indah Panca Pujiastuti Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

Lebih terperinci

JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN :

JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS X-7 SEMESTER 2 SMA 15 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Sri Wigati SMA N 15 Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME DOSEN MELALUI LESSON STUDY

MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME DOSEN MELALUI LESSON STUDY MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME DOSEN MELALUI LESSON STUDY Heni Purwati 1, Supandi 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No 24 Semarang Abstrak Lesson

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI Oleh: SITI ROHANA NIM. K4304006

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : 2337-8085 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK

Lebih terperinci

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions) Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan

Lebih terperinci

PELATIHAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN CIPOCOKJAYA KOTA SERANG PROVINSI BANTEN.

PELATIHAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN CIPOCOKJAYA KOTA SERANG PROVINSI BANTEN. PELATIHAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN CIPOCOKJAYA KOTA SERANG PROVINSI BANTEN Titin Rubaiyah Abstrak, Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran akan sangat berarti bilamana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode penelitian adalah suatu cara untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu Penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMAN 7 KOTA TANGERANG SELATAN (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 7 Kota Tangerang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA KELAS VIID SMP N I SEYEGAN Jundari Universitas PGRI Yogyakarta ndarijun@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci