BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) terutama sebagai pemberi pelayanan publik, Instansi Pemerintahan memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) yang melekat sebagaimana Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap Pimpinan Instansi Pemerintah diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya yang didasarkan pada suatu rencana kinerja yang telah ditetapkan oleh masing-masing instansi. Biro Investasi dan BUMD sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu Unit Pembantu Sekretaris Daerah yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian, fasilitasi, serta pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan, maka sesuai dengan kewajiban pelaksanaan tugasnya harus memiliki Rencana Kinerja Tahunan (RKT) berisi berbagai program dan kegiatan tahunan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Anggaran Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2015 ini, antara lain : 1. Sebagai bahan/informasi tentang sasaran dan program yang ingin dicapai dan akan dilaksanakan oleh Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2015; 2. Sebagai pedoman dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Biro Investasi dan BUMD Setda Provinsi Jawa Barat pada tahun B. DASAR HUKUM 1. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 1

2 3. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003, tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat. C. ASPEK STRATEGIK YANG BERPENGARUH Dalam mengembangkan Sektor Investasi dan BUMD sebagai motor penggerak perekonomian daerah, RKT Biro Investasi dan BUMD Tahun 2015 memperhatikan berbagai isu strategis pembangunan daerah selama kurun waktu , aspek strategik dimaksud diantaranya menyangkut : 1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang diemban oleh organisasi; 2. Reposisi Pembangunan Jawa Barat yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat ; 3. Pencermatan terhadap RTRW Provinsi Jawa Barat. Dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Identifikasi Permasalahan Dalam perwujudan berbagai agenda pembangunan strategis di Jawa Barat, Biro Investasi dan BUMD berperan dalam menyiapkan rumusan bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian, fasilitasi, serta pengembangan kerjasama terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan. Berbagai aktivitas di atas dilakukan dalam rangka mengimplementasikan berbagai agenda pembangunan strategis secara progresif sesuai dengan tahapan dan target waktu yang telah ditetapkan dalam perencanaan. a. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Berdasarkan Tugas dan Fungsi yang ditetapkan dan melekat pada Biro Investasi dan BUMD, dalam perjalanannya diidentifikasi/ditemukan kendala dan tantangan yang ditinjau berdasarkan aspek hukum, pendanaan, kelembagaan dan teknis, sebagaimana tabel berikut : 2

3 Tabel 1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Biro Investasi dan BUMD ASPEK KAJIAN CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL (KEWENANGAN OPD) EKSTERNAL (DI LUAR KEWENANGAN OPD) PERMASALAHAN PELAYANAN OPD Aspek Hukum Aspek Finansial dan Pendanaan Aspek Kelembagaan Teknis Kurang harmonisnya berbagai kebijakan yang diterbitkan pusat dan daerah baik menyangkut sektor maupun kewilayahan. - Kemampuan pendanaan daerah yang terbatas. - Peran-peran dunia usaha dalam investasi masih terbatas. - Kualitas SDM yang harus ditingkatkan dan belum memenuhi kebutuhan. - Kuantitas SDM masih belum memadai. - Struktur kelembagaan masih belum efektif. - Tata kelola organisasi belum optimal. Koordinasi yang belum optimal dengan OPD lingkup Pemerintah Provinsi Jabar, dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota, dengan Pemerintah Pusat dan dengan para pelaku ekonomi. Tugas pokok dan fungsi OPD untuk melakukan fasilitasi dan koordinasi. - Optimalisasi pemanfaatan anggaran yang tersedia. - Kewenangan OPD untuk melakukan koordinasi dengan pihak swasta. Peningkatan kualitas SDM Standar operasional dan prosedur yang belum tersusun. Kepentingan pembangunan sektoral dan fokus pembangunan antar wilayah yang berbeda dan dapat memicu situasi yang kontraproduktif. - Alokasi anggaran yang kurang memadai. - Kepentingan investor yang berbeda. - Iklim investasi yang belum kondusif. - Pemberian kemudahan dan insentif. Pemenuhan jumlah SDM yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. - Peraturan Daerah mengenai struktur organisasi dan tata kerja organisasi. Tugas pokok dan fungsi organisasi untuk melakukan koordinasi. Dukungan struktur organisasi yang tepat. Komitmen para pihak yang seringkali tidak konsisten dengan kesepakatan. Disharmoni aturan yang berdampak pada terhambatnya proses pengambilan keputusan dan tidak optimalnya pencapaian tujuan pembangunan regional. Belum optimalnya dukungan anggaran pemerintah dan mobilisasi anggaran non pemerintah guna mendukung pencapaian sasaran pembangunan ekonomi regional. Belum optimalnya pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Kurang terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan OPD. Proses pengendalian mutu dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi yang belum optimal. Sinkronisasi, sinergitas dan konsistensi belum optimal. b. Identifikasi Permasalahan Internal dan Eksternal Biro Investasi dan BUMD Dalam perannya sebagai mitra utama OPD, pelayanan organisasi ditempuh melalui aktivitas fasilitasi, koordinasi, monitoring dalam rangka menyiapkan rumusan/bahan kebijakan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Implementasi aktivitas tersebut dihadapkan pada permasalahan internal sebagai berikut : a. Disharmoni kerangka regulasi antar sektor : regulasi memuat kumpulan nilai-nilai yang akan memandu pelayanan organisasi dalam proses penyiapan bahan/rumusan kebijakan. Disharmoni aturan antar sektor menyebabkan terhambatnya proses perumusan bahan kebijakan; 3

4 b. Belum optimalnya kemitraan para pihak untuk bersinergi dalam implementasi program-program pembangunan sebagaimana diagendakan dalam RPJMD tahun : Arah kebijakan yang ditetapkan pada RPJMD Jawa Barat memiliki sifat multi pemangku kepentingan dalam konfigurasi relasi tertentu, yang terklasifikasi melalui peran-peran OPD utama, mitra utama serta OPD pendukung; c. Ketersediaan data, informasi dan perencanaan yang akurat dalam mendukung proses penyiapan bahan/rumusan kebijakan; d. Kapasitas tata kelola kebijakan. Kesepahaman dalam mewujudkan arah kebijakan pembangunan dan target-target pembangunan diiringi dengan komitmen para pihak dalam mengimplementasikan kesepahaman tersebut. Proses implementasi kebijakan agar memberikan keleluasaan dan menjamin kewenangan para pihak dalam pengambilan keputusan serta memiliki mekanisme dan perangkat untuk beradaptasi dengan kepentingan para pihak. Kapasitas tata kelola harus bersifat fleksibel serta adaptif terhadap dinamika proses penetapan kebijakan. e. Dalam peran sebagai OPD utama pada implementasi program Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan, diidentifikasi permasalahan organisasi sebagai berikut : a) Belum optimalnya kinerja BUMD non bank baik dari sisi kelembagaan maupun keuangan, hal ini perlu segera dilakukan langkah penyehatan BUMD yang ditindaklanjuti dengan penyiapan dan penetapan kerangka regulasi sebagai acuan dan pedoman dalam mewujudkan badan usaha yang sehat. b) Peran BUMD dalam pembangunan perlu dikembangkan secara lebih optimal, menjajaki peluang dan memperluas peran dalam meningkatkan kinerja pembangunan, baik sebagai badan usaha yang berorientasi profit maupun sosial. Selain permasalahan yang sifatnya internal, terdapat pula berbagai permasalahan yang bersifat eksternal. Permasalahan eksternal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : 4

5 Tabel 2 Permasalahan Eksternal di Bidang Pelayanan Biro Berdasarkan Program Pembangunan Visi : Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua Permasalahan Faktor Misi dan Program Pelayanan Biro Penghambat Pendorong No KDH dan Wakil KDH Investasi dan terpilih BUMD (1) (2) (3) (4) (5) Misi 2 Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan 1. Program Perencanaan, Pengendalian si antar daerah yang masih minim Tingkat koordina- - Tingkat koordinasi dan Evaluasi dan instansi - Perda masingmasing daerah, Pembangunan untuk dapat menyelesaikan unsur emosional, berbagai proyek unsur teritorial, pembangunan serta unsur kurang bersinergi kebanggaan daerah satu sama lain. yang membuat koordinasi menjadi sulit 2. Program Peningkatan Belum jelasnya - Kepala Daerah Iklim Promosi dan rumusan kebijakan penetapan memberikan masih enggan Kerjasama Investasi Kawasan industri persetujuan KEK yang diarahkan - Belum adanya menjadi Kawasan kesepakatan Ekonomi Khusus. tentang masalah tenaga kerja 3. Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan 4. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah BUMD Primer dan Non Primer dituntut untuk dapat sehat dan mampu meningkatkan kontribusi bagi PAD dan Pembangunan Ekonomi Daerah - Belum optimal/ Efektivitas pelayanan Birokrasi - Kebijakan yang kurang harmonis - Program Pemerintah pusat yang menetapkan KEK belum menyentuh Jawa Barat. - Masih belum profesionalnya manajemen pengelola BUMD - Belum optimalnya dukungan eksekutif dan legislatif - Obligasi Daerah masih disamakan dengan Obligasi Perusahaan - Jangka waktu proses perijinan tidak sama - Tidak seragamnya aturan di daerah - Kurangnya dukungan fasilitas yang diberikan - Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama diharapkan mampu menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh tiap-tiap daerah dan dapat dicari solusinya bersama - Dukungan Infrastruktur yang memadai - Kawasan Industri yang memadai - Adanya kawasan baru di wilayah BIJB (Kertajati Aerocity) - Skala usaha dan pelayanan BUMD yang luas - Dukungan penyertaan modal yang besar - BIJB Layak untuk segera di realisasikan pembangunannya - Potensi yang dimiliki daerah sangat banyak - Jawa Barat banyak menjadi tujuan investor - Infrastruktur yang memadai 5

6 5. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan - Terbatasnya fasilitas dalam memberikan pelayanan prima - SDM pengelola yang kurang memadai - Terbatasnya fasilitas dalam memberikan pelayanan prima - SDM pengelola yang kurang memadai - Terbatasnya anggaran untuk mengakomodir seluruh kegiatan kebiroan - Banyaknya undangan kegiatan sektoral - SDM yang terbatas - Dukungan data yang masih lemah - Kerjasama antar pengelola masih kurang - Kebijakan Pemda yang kondusif - Dukungan dari pimpinan - RKPD - Restra Jawa Barat - LKPJ Gubernur c. Identifikasi Permasalahan Umum 1) Perijinan : a) Kebijakan yang terkait dengan proses perijinan di bidang investasi, khususnya yang ada di daerah terutama penataan pada aspek administratif perlu segera dibenahi, karena kinerja pelayanan investasi di daerah akan mempengaruhi kinerja investasi Provinsi secara keseluruhan; b) Pada umumnya Daerah kurang perhatian terhadap standar waktu dan biaya untuk proses pelayanan administrasi penanaman modal di daerah, akibatnya waktu yang diperlukan bagi calon penanam modal untuk menyelesaikan perizinan penanaman modal di daerah sulit diperkirakan. Penyelesaian perizinan penanaman modal di daerah seringkali membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit; 2) Penanaman Modal a) Pendataan realisasi investasi belum sepenuhnya menggambarkan aktivitas investasi secara menyeluruh sesuai amanat Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal; b) Belum optimalnya fungsi koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah serta dunia usaha terutama dalam mengidentifikasi permasalahan dan hambatan yang dihadapi perusahaan PMA/ PMDN; c) Masih belum tersedianya informasi yang akurat yang dibutuhkan calon investor dalam kaitannya dengan penanaman modal di daerah. Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi lembaga pengelola investasi (task force) atau lembaga perlindungan investasi; d) Masih belum terwujudnya kerjasama yang harmonis antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam meningkatkan laju investasi serta terdapatnya kecenderungan ekonomi biaya tinggi dalam penanaman investasi di daerah. 6

7 3) Obligasi Daerah a) Masih belum adanya kesepakatan antara BPK dan OJK menyangkut audit laporan keuangan pemerintah daerah oleh akuntan publik; b) Proses pengadaan lembaga profesi penunjang memerlukan penyelarasan dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah dan Standard Biaya Belanja (SBB) Pemerintah Daerah; c) Belum memiliki pengalaman dalam pengelolaan utang baik secara administrasi maupun organisasi. 4) BUMD a) Masih adanya BUMD yang belum sehat, sehingga masih perlu dlakukan pembenahan dan penyehatan. b) Terdapat BUMD baru yang belum menghasilkan keuntungan dan masih memerlukan dukungan pendanaan yang cukup besar. c) Aset-aset BUMD yang perlu diidentifikasi dan kurang optimal. 2. Reposisi Pembangunan Jawa Barat a. Tema Pembangunan Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Jawa Barat serta isu strategis, maka ditetapkan Tema Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, yaitu : Meningkatkan Kualitas Hasil Pembangunan untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat Jawa Barat Sedangkan kebijakan untuk merespon isu pembangunan Jawa Barat tahun 2015, adalah : 1) Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing dimaknai melalui kebijakan optimalisasi kualitas dan sebaran layanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial, serta peningkatan kapabilitas sumberdaya manusia Jawa Barat; 2) Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan dimaknai melalui kebijakan pengembangan kemampuan dan daya saing ekonomi Jawa Barat berbasis potensi lokal; 3) Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme tatakelola dan perluasan partisipasi publik dimaknai melalui kebijakan penyelenggaraan Good Governance yang bermutu, akuntabel, toleran dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi; 7

8 4) Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan dimaknai melalui kebijakan optimalisasi kuantitas, kualitas dan pelayanan infrastruktur wilayah serta pengendalian tata ruang berbasis daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana serta peningkatan penciptaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan; 5) Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran pemuda, olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal dimaknai melalui kebijakan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan yang berbasis potensi lokal. Adapun kebijakan operasional untuk kelanjutan pembangunan di Jawa Barat Tahun 2015 sebagaimana amanat RPJMD tahun , sebagai berikut : 1) Melanjutkan : melanjutkan program-program pembangunan yang sudah baik dan sudah selesai untuk selanjutnya dimanfaatkan dan direplikasi ke berbagai daerah; 2) Menuntaskan : menuntaskan program-program pembangunan yang sudah baik dan sudah dimulai dilaksanakan namun belum selesai untuk segera dapat dimanfaatkan; 3) Memberi dukungan : memberi dukungan, pada program-program pembangunan yang dilakukan langsung oleh komunitas berbasis masyarakat, akademisi dan institusi pendidikan/riset serta dunia usaha; 4) Reposisi : reposisi dengan menerapkan strategi baru untuk programprogram pembangunan yang sudah baik namun belum bisa dilaksanakan pembangunannya karena mengalami hambatan; 5) Reorientasi : melakukan reorientasi dengan menyusun programprogram baru bersifat terobosan, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pembangunan yang perlu segera dilaksanakan bersama bupati dan walikota dengan dukungan dari masyarakat. 3. Pencermatan terhadap RTRW Provinsi Jawa Barat Penataan ruang wilayah di Daerah bertujuan untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan berdaya saing menuju Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia. Sasaran penataan ruang di Daerah adalah : a. Tercapainya ruang untuk kawasan lindung seluas 45% dari wilayah Jawa Barat dan tersedianya ruang untuk ketahanan pangan; b. Terwujudnya ruang investasi melalui dukungan infrastruktur strategis; 8

9 c. Terwujudnya ruang untuk kawasan perkotaan dan perdesaan dalam sistem wilayah yang terintegrasi; dan d. Terlaksananya prinsip mitigasi bencana dalam penataan ruang. RTRWP merupakan matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, Daerah, dan Kabupaten/Kota serta sebagai acuan bagi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Daerah. Kedudukan RTRWP adalah sebagai pedoman dalam : a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan rencana sektoral lainnya; b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah Kabupaten/Kota, serta keserasian antarsektor; d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; e. Penataan ruang KSP; dan f. Penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota. D. URUSAN WAJIB DAN CORE BUSINESS 1. Urusan Wajib Biro Investasi dan BUMD Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, Biro Investasi dan BUMD adalah salah satu unit kerja yang berada dalam lingkungan Sekretariat Daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian, fasilitasi, serta pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Biro Investasi dan BUMD mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan perumusan bahan kebijakan umum Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; 9

10 b. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; c. Pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; d. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan. Rincian Tugas Biro Investasi dan BUMD adalah sebagai berikut : a. pengkajian program kerja Biro Investasi dan BUMD; b. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Perijinan dan Penanaman Modal; c. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi; d. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum bidang Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; e. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; f. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Perijinan dan Penanaman Modal; g. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi; h. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; i. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; j. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal; k. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi l. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; m. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; n. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Perijinan dan Penanaman Modal; o. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi; 10

11 p. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; q. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan. Biro Investasi dan BUMD dipimpin oleh seorang Kepala Biro dan membawahkan 3 (tiga) bagian, sebagai berikut : a. Bagian Penanaman Modal dan Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, membawahkan : 1) Sub Bagian Perijinan dan Penanaman Modal; 2) Sub Bagian Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi. b. Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan, yang membawahkan : 1) Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Perbankan; 2) Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Jasa Keuangan Lainnya. c. Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan, yang membawahkan : 1) Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Primer; 2) Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Non Primer. Sebagai bahan informasi, bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, terjadi perubahan/penambahan nomenklatur dari Biro Administrasi Perekonomian menjadi Biro Investasi dan BUMD, yang berimplikasi pula pada perubahan struktur organisasi dan tupoksinya. 2. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Core Business Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi organisasi Biro Investasi dan BUMD, telah disusun bahan kebijakan berikut : a. Pada Sub Bagian Perijinan dan Penanaman Modal disusun akan disusun bahan kebijakan tentang Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus, SOP Pelaksanaan Perijinan PM, Produk Unggulan, Promosi Investasi, Pemetaan dan Kebijakan Investasi Kabupaten/Kota; b. Pada Sub Bagian Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi akan disusun bahan kebijakan tentang Penerbitan Obligasi Daerah, Unit Pengelola OD, SOP OD, Mitigasi dan Pengelolaan Resiko penerbitan OD, Master Plan Pengembangan Investasi Pemda, Idikator Kelayakan Investasi Pemda, Management Pengelolaan Resiko, Tatacara Investasi PEMDA dan Penerusan Obligasi Daerah. 11

12 c. Pada Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Perbankan akan disusun bahan kebijakan tentang RUPS dan APEX; d. Pada Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Jasa Keuangan Lainnya akan disusun bahan kebijakan tentang RUPS dan APEX. e. Pada Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Primer akan disusun bahan kebijakan tentang Aset BUMD Sektor Primer; f. Pada Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Non Primer akan disusun bahan kebijakan tentang Indikator Kinerja BUMD, Kajian Pengembangan PD. Jasa dan Kepariwisataan. E. SISTEMATIKA PENYAJIAN Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, berisi uraian tentang latar belakang, dasar hukum, aspek strategik yang berpengaruh, urusan wajib dan core busines serta sistematika penyajian. BAB II SASARAN Dalam bab ini, diuraikan mengenai rumusan Visi dan Misi, serta Sasaran yang ingin dicapai oleh Biro Investasi dan BUMD sesuai dengan Rentra, disamping itu disajikan Indikator Makro Pembangunan Jawa Barat beserta capaiannya. BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN Dalam bab ini, diuraikan rencana program dan kegiatan di lingkungan Biro Investasi dan BUMD pada Tahun 2015 beserta alokasi anggaran, keluaran, serta hasil yang ingin dicapai untuk masing-masing program dan kegiatan. BAB IV PENUTUP Dalam bab ini, diuraikan bahwa Rencana Kerja Tahunan (RKT) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2015 merupakan dasar pertanggungjawaban Biro dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, serta RKT akan dioperasionalkan dalam kurun waktu Tahun

13 BAB II SASARAN A. ARAH PELAYANAN Biro Investasi dan BUMD senantiasa berupaya untuk memberikan kualitas pelayanan kepada masyarakat secara prima, cepat dan penuh inovasi dalam menunjang berbagai macam pembangunan di Jawa Barat, baik perekonomian maupun secara fisik. Selain itu, sedikit besarnya dapat berperan dalam menghadapi berbagai perubahan pembangunan yang semakin kompleks dan cepat seiring perkembangan zaman dan teknologi, dengan mengatisipasi berbagai resiko dan menemukan berbagai peluang pengembangan yang lebih besar. Dengan demikian Biro Investasi dan BUMD akan menjadi bagian penting bagi Pemerintah maupun masyarakat Jawa Barat dalam pembangunan menuju Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di Indonesia. Saat ini Biro Investasi dan BUMD dihadapkan pada isu-isu global, nasional, maupun regional dan lokal yang semakin kompleks, khususnya isu-isu lokal Jawa Barat antara lain menyangkut kewenangan perijinan, pelayanan, ketenagakerjaan, promosi investasi, pertumbuhan investasi, Pengelolaan BUMD agar berorientasi profit dan bukan menjadi beban, penataan aset BUMD serta berbagai kesenjangan sosial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pencapaian kesejahteraan masyarakat. Biro Investasi dan BUMD sebagai bagian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menetapkan visinya senantiasa merujuk kepada focal concern Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan tetap memperhatikan tugas pokok dan fungsinya, sehingga dalam praktek dan pelaksanaan pemberian pelayanan senantiasa memperhatikan berbagai perubahan paradigma dan tuntutan pada masa yang akan datang, yang ditunjukan dengan berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam perumusan berbagai kebijakan pembangunan di Jawa Barat. B. VISI DAN MISI Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat , yaitu "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua", dimana makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut : 13

14 Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial. Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur menjalani kehidupan. Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat sebagai berikut : Sedangkan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun , adalah 1. Misi Pertama Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara dan siap berkompetisi. 2. Misi Kedua Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. 3. Misi Ketiga Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota. 14

15 4. Misi Keempat Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi. 5. Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal. Selanjutnya, dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan sebagai upaya mewujudkan arah, peran dan kewenangan serta tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan, maka Biro Investasi dan BUMD Provinsi Jawa Barat, menetapkan Visi yaitu : Menjadi Biro yang Berkualitas Prima dan menjadi Ujung Tombak Pembangunan Jawa Barat melalui Sinergitas yang Berkelanjutan Makna dari penetapan Visi Biro Investasi dan BUMD tersebut, dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Biro : Yang dimaksud dengan Biro adalah Biro Investasi dan BUMD pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. 2. Kualitas Prima : Adalah pemberian pelayanan bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya yang ditopang oleh aparatur profesional, dengan menggunakan sistem modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government). 15

16 3. Ujung Tombak : Mampu menarik investasi baik dalam maupun luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, juga BUMD diharapkan mampu berperan sebagai salah satu sektor penyumbang PAD bagi Jawa Barat. 4. Sinergitas : Perekonomian Jawa Barat semakin maju dan berdaya saing melalui bersinergi antar skala usaha (Investor besar, BUMD, KUMKM dan Sektor Usaha Kecil). 5. Berkelanjutan : Program, Kegiatan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu berjalan, tidak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesaat dan bersifat jangka pendek, namun berjangka panjang dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi yang akan datang dalam memenuhi kesejahteraan hidupnya. Guna mewujudkan visi tersebut, maka Biro Investasi dan BUMD menetapkan 5 (lima) Misi penunjangnya, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas kelembagaan, sumberdaya manusia dan ketatalaksanaan Biro Investasi dan BUMD; 2. Mendorong terwujudnya Penerbitan Obligasi Daerah sebagai salah satu alternatif pembiayaan percepatan pembangunan; 3. Meningkatkan laju pertumbuhan industri dan penanaman modal serta penyerapan tenaga kerja; 4. Meningkatkan kinerja BUMD sebagai sektor penyumbang PAD Jawa Barat; 5. Memperkuat sinergi dengan pemangku kepentingan di Pusat, antar Provinsi dan Kabupaten/Kota. C. SASARAN YANG DITETAPKAN Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Biro Investasi dan BUMD, dimana fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan atau operasional. Sasaran ini ditujukan untuk meletakkan dasar yang kuat dalam mengendalikan dan memantau kinerja sebagai alat untuk memacu agar semua bagian segera dapat mengantisipasi timbulnya berbagai permasalahan. Sasaran yang ditetapkan oleh Biro Investasi dan BUMD bersifat spesifik, dapat dinilai, dapat diukur, namun dapat dicapai, dengan berorientasi pada hasil dan dapat dicapai dalam waktu satu tahun atau berlaku pada masa mendatang. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam Rencana Strategis Biro Investasi dan BUMD pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 16

17 a. Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah (spacial dan sektoral) dalam mendukung penyusunan Restra, Renja Kinerja Biro, Musrenbang dan Partisipasi pada Kegiatan Mitra Praja Utama (MPU); b. Terlaksananya Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) di Jawa Barat; c. Meningkatnya kontribusi dan keberadaan BUMD terhadap PAD setiap Tahunnya; d. Terlaksanakan Penerbitan Obligasi Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat; e. Meningkatnya pelayanan perijinan di Kabupaten/Kota dan Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri, sehingga Jawa Barat menjadi primadona para investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat; f. Meningkatnya penyelenggaraan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal; g. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan Investasi Pemerintah Daerah; h. Meningkatnya fungsi kelembagaan dan capaian kinerja aparatur pemerintah daerah; i. Terwujudnya sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan. Tabel 3 Tujuan dan Sasaran Misi Pelayanan Biro Investasi dan BUMD NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 1 Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, sumberdaya manusia dan ketatalaksanaan Biro Investasi dan BUMD 2 Misi 2 : Mendorong terwujudnya Penerbitan Obligasi Daerah sebagai salah satu alternatif pembiayaan percepatan pembangunan a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas bahan perumusan rancangan kebijakan b. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia. c. Tersedianya pelaporan kinerja dan keuangan organisasi. d. Tersusunnya Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi. Terealisasikannya Penerbitan Obligasi Daerah Provinsi Jawa Barat untuk membiayai proyek infrastruktur terutama BIJB. a. Jumlah dan kualitas bahan perumusan rancangan kebijakan yang disiapkan. b. Jumlah dan kualitas telaahan staf yang dihasilkan. c. Evaluasi Tupoksi dan Struktur Organisasi. d. Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan tupoksi Para pegawai dengan pendidikan S3, S2, S1 dan SLTA Tersusunnya dokumen : a. LAKIP (th T-1) b. RENJA (th T) c. Bahan LKPJ Biro Admrek (th T-1) d. LPPD (th T-1) e. Laporan Triwulanan (th T) f. RKA dan DPA (T+1) g. Dokumen SOP a. Tersusunnya Unit Pengelola OD b. Tersusunnya SOP Penerbitan/ pengelolaan OD c. Tersusunnya Mitigasi dan Pengelolaan Resiko Penerbitan OD d. Terlaksananya Diklat Pengelola OD e. Tersusunya Dokumen Persiapan 17

18 NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 3 Misi 3 : Meningkatkan laju pertumbuhan industri dan penanaman modal serta penyerapan tenaga kerja a. Terlaksananya Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) di Jawa Barat b. Meningkatnya pelayanan perijinan di Kabupaten/ Kota dan Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri, sehingga Jawa Barat menjadi primadona para investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat; c. Meningkatnya penyelenggaraan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal; a. Tersedianya Dokumen Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus; b. Tersedianya dokumen perkembangan KEK dan KI; c. Tersusunnya Data KI. a. Terevaluasi Kebijakan di Bidang Perijinan dan Penanaman Modal di Kabupaten/Kota; b. Terfasilitasinya kemitraan antara Investor dengan Kabupaten/Kota; c. Tersusunnya Kajian tentang SOP Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal; d. Tersusunnya Kajian tentang Produk Unggulan; e. Tersusunnya Kajian tentang Promosi Investasi di Jawa Barat; f. Terlaksananya Konsultasi, Monitoring, Koordinasi, dan Evaluasi Kegiatan. a. Tersusunnya Kajian Pemetaan dan Kebijakan Investasi Kabupaten/Kota Wilayah Bekasi; b. Terkoordinasi, Terfasilitasi, dan Termonitornya Penanaman Modal. Bidang d. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan Investasi Pemerintah Daerah 4 Misi 4 : Meningkatkan kinerja a. Pembinaan dan BUMD sebagai sektor Pengembangan BUMD penyumbang PAD Jawa Primer Barat a. Tersusunnya Kajian tentang Master Plan Pengembangan Investasi PemerintahDaerah; b. Tersusunnya Indikator Kelayakan Investasi Pemerintah Daerah untuk Penyertaan Modal Daerah; c. Tersusunnya Kajian tentang Manajemen Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah; d. Tersusunnya Kajian tentang Pembentukan Tim Penasehat Investasi Pemerintah Daerah; e. Penyusunan Kajian tentang Tatacara Investasi Pemerintah Daerah Penyertaan Modal kepada BUMD; f. Tersusunnya Kajian Penerusan Obligasi Daerah Berupa Investasi Pemerintah Daerah. Tersedianya rumusan kebijakan Pengembangan BUMD. 18

19 NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN b. Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer. c. Pembinaan BUMD Perbankan. d. Pembinaan BUMD Jasa Keuangan. 5 Misi 5 : Memperkuat sinergi a. Meningkatnya Fungsi dengan pemangku Kelembagaan dan Capaian kepentingan di Pusat, Kinerja Aparatur Pemerintah antar Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota Tersedianya rumusan kebijakan Pengembangan BUMD. a. Terlaksananya Rapat Persiapan; b. Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan Monitoring BUMD Perbankan di Jawa Barat Banten serta APEX BPR. a. Terlaksananya Rapat Persiapan; b. Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan Monitoring BUMD Jasa Keuangan di Jawa Barat Banten serta APEX. a. Terlaksananya undangan rapat ke Pemerintah Pusat; b. Terlaksananya undangan rapat ke Provinsi lain; c. Terlaksananya Monitoring, Fasilitasi, Koordinasi dan Konsultasi Kegiatan Biro Investasi dan BUMD. 19

20 BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas fokok dan fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan guna mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat didasarkan pada Rencana Kerja (Renja) yang dirinci kedalam program dan kegiatan, dan selanjutnya dituangkan kedalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai tahun berjalan. Pada Tahun Anggaran 2015, di lingkungan Biro Investasi dan BUMD terdapat 6 (enam) program dan 12 (dua belas) kegiatan dengan rencana alokasi dana sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat, dan pelaksanaannya dikelola dan dilaksanakan oleh bagian-bagian yang ada di lingkungan Biro Investasi dan BUMD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan dibantu oleh Tata Usaha Biro, dengan rincian sebagai berikut : 29. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 146,250,000 Daerah Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Perencanaan 146,250, Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi 121,875,000 Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 121,875, Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan 1 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan Kegiatan BUMD Jasa Keuangan Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah 1 Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah Pembinaan Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal di Jawa Barat Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Penanaman Modal Pemerintah Daerah 4 Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan BUMD Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Biro Investasi dan BUMD 20

21 BAB IV PENUTUP Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini, merupakan dasar pertanggungjawaban Biro Investasi dan BUMD dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai salah satu unsur staf/pembantu Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, Rencana Strategis Biro Investasi dan BUMD Setda Provinsi Jawa Barat Tahun , serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD Tahun Anggaran 2015 Biro Investasi dan BUMD Setda Provinsi Jawa Barat. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Investasi dan BUMD yang akan diimplementasikan pada tahun 2015, dalam rangka menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan penanaman modal dan perijinan, pembiayaan investasi Pemerintah Provinsi, pengelolaan BUMD bidang keuangan serta pengelolaan BUMD bidang non keuangan. Oleh karenanya, RKT ini merupakan perwujudan dari suatu komitmen penuh seluruh jajaran Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Dalam tahap implementasi, amanat yang digariskan dalam Rencana Kinerja Tahunan ini, keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh kesungguhan dan dukungan dari semua pihak yang berkepentingan, disamping sikap konsisten seluruh jajaran Biro Investasi dan BUMD terhadap komitmen yang akan dilaksanakan. 21

22 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) OPD : BIRO INVESTASI DAN BUMD SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. TAHUN ANGGARAN : 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) 1. Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah (spasial & sektoral) 2. Terlaksananya Kegiatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) di Jawa Barat 3. Kontribusi keberadaan BUMD terhadap PAD per tahun 4. Kontribusi keberadaan BUMD terhadap PAD per tahun 5. Adanya Peningkatan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah 6. Adanya Peningkatan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah a. Fasilitasi penyusunan Renstra, Renja, Kinerja Biro Investasi dan BUMD, Musrenbang b. Partisipasi pada Kegiatan Mitra Praja Utama a. Tersusunnya Perkembangan Rencana Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Harmonisasi Kebijakan Kawasan Industri b. Tersusunnya Kajian tentang Kawasan Ekonomi Khusus c. Termonitornya Kegiatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) d. Terevaluasinya dan adanya Pelaporan Hasil Kegiatan e. Tersusunnya data Kawasan Industri di Jawa Barat a. Terfasilitasinya dalam rangka pengembangan BUMD b. Terkonsultasikan/ terkoordinasikan/ termonitornya BUMD a. Fasilitasi dalam rangka pengembangan BUMD sektor non primer b. Konsultasi/koordinasi/monitoring BUMD c. Penyusunan Indikator Peningkatan Kinerja BUMD d. Kajian Pengembangan PD Jawi a. Terlaksananya Rapat Persiapan b. Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan Monitoring BUMD Perbankan di Jawa Barat Banten serta APEX BPR a. Terlaksananya Rapat Persiapan b. Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan Monitoring BUMD Jasa 4 rapat 2 kegiatan 1 kali 5 kali 1 kali 2 kali 4 BUMD 10 kali 5 BUMD 1 kali, 20 orang 3 kali, 40 BPR dan Bank BJB di Jawa Barat dan Banten 1 kali, 20 orang 3 kali, 43 PD.PK dan PT Jamkrida 22

23 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Keuangan di Jawa Barat Banten serta Accelerated Programme for Excellence (APEX) Jabar dan PT Asuransi Bangun Askrida 7. Terlaksananya Persiapan Obligasi Daerah 8. Meningkatnya Pelayanan Perijinan di Kabupaten/ Kota dan Penanaman Modal di Jawa Barat 9. Meningkatnya Penyelenggaraan NSPK (Norma Standar Prosedur dan Kriteria) penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal 10. Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Investasi Pemerintah Daerah a. Tersusunnya Kajian tentang Unit Pengelolaan Obligasi Daerah b. Tersusunnya Kajian tentang SOP Penerbitan/Pengelolaan Obligasi Daerah c. Tersusunnya tentang Mitigasi dan Pengelolaan Resiko Penerbitan Obligasi Daerah d. Terlaksananya Diklat Pelatihan Penunjang Pengelola Obligasi Daerah e. Tersusunnya Kajian tentang SOP Pengadaan Lembaga Penunjang Pasar Modal f. Tersusunnya Dokumen Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah Provinsi Jawa Barat a. Evaluasi Kebijakan di Kabupaten/Kota b. Fasilitasi Temu Investor dengan Kabupaten/Kota c. Penyusunan Kajian tentang SOP Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal d. Penyusunan Kajian tentang Produk Unggulan e. Penyusunan Kajian Tentang Promosi Investasi di Jawa Barat f. Pendukung Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal di Jawa Barat a. Tersusunnya Kajian Pemetaan dan Kebijakan Investasi Kabupaten/ Kota Wilayah II Bekasi b. Koordinasi, Fasilitasi dan Monitoring Bidang Penanaman Modal a. Penyusunan Kajian tentang Master Plan Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah b. Indikator Kelayakan Investasi Daerah untuk Penyertaan Modal Daerah c. Penyusunan Kajian tentang Manajemen Pengelolaan dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen persiapan penerbitan Obligasi Daerah 2 buku Perjanjian Kerjasama buku hasil kajian buku hasil kajian buku hasil kajian data/dokumen 2 dokumen 4 kali kajian kajian kajian 23

24 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Investasi Pemerintah Daerah d. Penyusunan Kajian tentang Pembentukan Tim Penasehat Investasi Pemerintah Daerah e. Penyusunan Kajian Tentang Tatacara Investasi Pemerintah Daerah Penyertaan Modal kepada BUMD f. Penyusunan Kajian Penerusan Obligasi Daerah Berupa Investasi Pemerintah Daerah g. Monitoring, Koordinasi, Konsultasi dan Evaluasi Kegiatan kajian kajian kajian data/dokumen 11. Meningkatnya Fungsi Kelembagaan dan Capaian Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah 12. Terwujudnya Sistem Pelaporan Pencapaian Kerja dan Keuangan a. Melaksanakan undangan rapat dari Pemerintah Pusat b. Melaksanakan undagan rapat dari Provinsi lain c. Melaksanakan Monitoring, Fasilitasi, Koordinasi dan Konsultasi Kegiatan Biro Investasi dan BUMD Tersusunnya dokumen : a. LAKIP b. RKA c. DPA d. LKPJ e. Buku Selayang Pandang f. Laporan 4 kali 24

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Biro Organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Program kegiatan di lingkup BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

good governance dan clean government; (4) aspek sosial dan budaya ditunjukkan oleh keadaan politik yang stabil, derajat kehidupan sosial

good governance dan clean government; (4) aspek sosial dan budaya ditunjukkan oleh keadaan politik yang stabil, derajat kehidupan sosial 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan isu kritis terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance dan clean government), Pemerintah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS. BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Hubungan Hubungan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Sekretariat DPRD Kota Bandung adalah. Dokumen perencanaan untuk periode Tahun 2015, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Sekretariat DPRD Kota Bandung adalah. Dokumen perencanaan untuk periode Tahun 2015, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Sekretariat DPRD Kota Bandung adalah Dokumen perencanaan untuk periode Tahun 2015, dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I Pemerintah Provinsi Banten PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan masa depan secara tepat dari sejumlah pilihan, dengan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 700/Kep. 87 Insp/2016 Tentang PENETAPAN RENCANA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau, yang menjadi salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD DINS PENGELOLN KEUNGN DN SET DERH KOT NDUNG RENCN STRTEGIS THUN 2013-2018 INDIKTOR KINERJ SKPD YNG MENGCU PD TUJUN DN SSRN RPJMD Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 2019 BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN GARUT KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

HASIL PENGUKURAN KINERJA

HASIL PENGUKURAN KINERJA IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 29 Tahun 2010 merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2015 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.859 Insp/2015 Tentang PENETAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Rencana Kerja (RENJA ) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK Rencana Kerja Bappeda Kabupaten Aceh Selatan adalah penjabaran perencanaan tahunan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Sekretariat Daerah Provinsi Banten 1. Visi Sebagai lokomotif dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan, posisi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi 2.1.1 Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekertariat

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci