PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB"

Transkripsi

1 1 PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB Oleh EKA WAHYUDIN A PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 2 RINGKASAN EKA WAHYUDIN. Perancangan Kebun Berteknologi Konvensional untuk Pemenuhan Kebutuhan Gizi Sehat: Kasus Mahasiswa Asrama TPB-IPB. (Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH). Kegiatan ini bertujuan (1) membuat suatu perancangan kebun produksi pada UPT Kebun Percobaan IPB untuk memenuhi status gizi sehat mahasiswa asrama TPB-IPB, (2) membuat perhitungan kelayakan finansial berupa spread sheet berbasis Microsoft Excel dalam bentuk CD untuk perancangan kebun berteknologi konvensional, dan (3) memberikan sumbangan pemikiran untuk pemanfaatan UPT Kebun Percobaan IPB sebagai pemberdayaan aset yang dimiliki oleh IPB. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara menyurvei mahasiswa asrama TPB-IPB dan petani di sekitar kampus IPB Dramaga Bogor. Kepada Mahasiswa asrama TPB-IPB di dapatkan kebutuhan kalori mahasiswa dan menu makan mahasiswa. Sedangkan kepada Petani di dapatkan teknik budi daya komoditi yang terkait dengan menu makan mahasiswa. Selanjutnya, dilakukan perancangan kebun produksi yang dimaksud. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan April hingga Desember Hasil survei terhadap mahasiswa asrama TPB-IPB menunjukkan bahwa kebutuhan energi mahasiswa lebih tinggi dibandingkan dengan angka kecukupan energi (AKE) rata-rata tingkat nasional untuk golongan tahun yang sebesar kkal, dengan rata-rata kalori mahasiswa asrama putra maupun putri adalah kilokalori. Berdasarkan menu makan berbasis pemenuhan kebutuhan energi mahasiswa asrama TPB-IPB dalam satu hari yang telah dibuat. Perancangan kebun produksi terdiri atas perancangan kebun lahan tidak tebatas dan perancangan kebun lahan terbatas. Perancangan kebun produksi dengan lahan tidak terbatas dibuat untuk memenuhi kebutuhan bahan baku menu sehat mahasiswa asrama TPB-IPB. Berdasarkan perhitungan spread sheet yang dibuat, dengan asumsi semua hasil produksi dari kebun dijual dengan harga pasar, analisis kelayakan kebun produksi

3 3 IPB dengan lahan tidak terbatas layak untuk dijalankan. Hal ini dilihat dari NPV sebesar Rp (NPV>0), IRR 29% sebesar (IRR>20%), dan net B/C sebesar 1,56 (net B/C>1) pada tingkat diskonto 9%. Untuk perancangan kebun produksi dengan lahan yang terbatas, perancangan kebun dilakukan pada daerah Cikarawang dan Babakan Sawah Baru, Kampus IPB, Darmaga. Perancangan kebun tersebut dilakukan untuk memasok sebagian kebutuhan bahan baku untuk menu sehat mahasiswa asrama TPB-IPB. Berdasarkan perhitungan spread sheet yang dibuat, dengan asumsi semua hasil produksi dari kebun dijual dengan harga pasar, analisis kelayakan kebun produksi IPB seluas 8 hektar layak untuk dijalankan. Hal ini dilihat dari NPV sebesar sebesar Rp (NPV>0), IRR sebesar 30% (IRR>20%), dan net B/C sebesar 1.60 (net B/C>1) pada tingkat diskonto 9%.

4 4 PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh Eka Wahyudin A PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

5 5 LEMBAR PENGESAHAN Judul : PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB Nama : Eka Wahyudin NRP : A Program Studi : Agronomi Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. NIP Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. H. Didy Sopandie, M.Agr. NIP Tanggal lulus :

6 6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Juni Penulis merupakan anak pertama dari Bapak A. Sumardi dan Ibu Siti Rohani (Alm). Pada tahun 1994 penulis lulus dari SD Negeri 06, Jakarta Pusat, kemudian pada tahun 1997 penulis menyelesaikan studi di SMP Negeri 22, Jakarta Pusat. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan studi ke SMU Negeri 17, Jakarta Barat, dan lulus pada tahun Pada tahun 2001 penulis diterima di IPB melalui jalur UMPTN, pada Program Studi Agronomi, Jurusan Budi Daya Pertanian (kini Departemen Agronomi dan Hortikultura), Fakultas Pertanian. Penulis turut aktif sebagai reporter Buletin Ranting, pada tahun Pada semester genap tahun ajaran , penulis menjadi asisten dosen mata kuliah Tanaman Perkebunan Utama.

7 7 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan kekuatan dan hidayah-nya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Skripsi hasil penelitian ini berjudul Perancangan Kebun Produksi Berteknologi Konvensional untuk Pemenuhan Kebutuhan Gizi Sehat: Kasus Mahasiswa Asrama TPB-IPB, yang dibuat sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir program sarjana Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ide penelitian ini berawal dari keinginan untuk memanfaatkan lahan pertanian yang dimiliki IPB sebagai kebun produksi yang mampu mencukupi kebutuhan pangan mahasiswa asrama TPB-IPB sehingga terpenuhi pula kebutuhan gizi sehat bagi setiap mahasiswa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr, selaku dosen pembimbing sekaligus pembimbing akademik atas pembimbingan dan pengarahannya selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini; 2. Dr. Ir. Ade Wachjar, M.S., atas kesediannya menjadi dosen penguji dan masukannya; 3. Dr. Ir. Sugiyanta, M.Si., atas kesediannya menjadi penguji dan masukannya; 4. Dr. Ir. Bonny Poernomo Wahyu Soekarno, M.S., selaku Kepala Badan Pengelola Program Akademik dan Multi Budaya dan Asrama Mahasiswa TPB-IPB atas kerja samanya; 5. Bapak dan Ibu (alm.), atas do a, perhatian, dan dukungannya selama ini; 6. Keluarga di Jalan Lodan, Ancol, Jakarta Utara, atas dukungannya selama ini; 7. Dosen-dosen IPB atas pengajaran selama ini; 8. Arief Priandono, selaku rekan kerja dalam pembuatan skripsi ini; 9. Rekan-rekan SR di Asrama Putra dan Putri atas bantuannya; 10. Rekan-rekan mahasiswa di asrama putra dan putri TPB-IPB Angkatan 41 yang menjadi responden;

8 8 11. Bapak-bapak petani Desa Cikarawang, Situ Gede, Babakan Sawah Baru, Cibanteng, dan Ciherang atas kesediaannya sebagai responden kegiatan ini; 12. Ani, Arlette, Intan, Siska, Opik, Adi, Yiyi, Eli, Rinrin, Inke, Hanggit, Ade dan Heri atas bantuannya dalam penelitian dan penulisan skipsi; 13. Karyawan-karyawan IPB atas kerja sama selama ini; 14. Rekan-rekan Agronomi 38, BDP, Faperta, IPB lainnya yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu atas kerja sama selama ini; Penulis menyadari bahwa di dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Bogor, Desember 2007 Penulis

9 9 DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN 1 Latar Belakang.. 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Status Gizi Perencanaan dan Perancangan Produksi... 5 Pertanian Konvensional BAHAN DAN METODE. 8 Waktu dan Tempat 8 Asumsi dan Pendekatan 8 Bahan dan Alat. 8 Metode Penelitian. 9 Pengolahan dan analisis data mahasiswa asrama Analisis kelayakan finansial perancangan kebun produksi HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Asrama TPB-IPB Kebutuhan Kalori dan Status Gizi Mahasiswa Asrama TPB-IPB 15 Kebutuhan kalori mahasiswa asrama TPB-IPB Status gizi mahasiswa asrama TPB-IPB Menu Makan Sehari-Hari dan Menu Makan Harapan Mahasiswa TPB-IPB 18 Menu makan sehari-hari mahasiswa TPB-IPB Menu makan harapan mahasiswa TPB-IPB Perbandingan makanan sehari-hari dengan harapan Penyusunan Menu Makan Sehari Mahasiswa Asrama TPB-IPB.. 24

10 10 Penetapan Komoditi dan Kebutuhan Bahan Baku untuk Mahasiswa Asrama TPB-IPB Perancangan Kebun Produksi Lahan Tidak Terbatas Penentuan luas komoditi dalam rancangan Penetapan pola tanam dan lokasi pengadaan komoditi Aliran proses produksi tanaman Perancangan tugas pekerjaan Analisis finansial kebun produksi dengan lahan tidak terbatas.34 Analisis sensitivitas kebun produksi dengan lahan tidak terbatas...35 Perancangan Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas..36 Penentuan lokasi dan tapak unit kebun produksi.. 36 Penetapan produk (komoditi) yang akan dihasilkan Perancangan ruang (zonasi) dan tata letak. 39 Penetapan pola tanaman dan ternak...41 Perancangan tugas dan pekerjaan...42 Strategi produksi dan kapasitas produksi tanaman Analisis finansial kebun produksi dengan lahan terbatas Analisis sensitivitas kebun produksi dengan lahan terbatas.48 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...56

11 11 DAFTAR TABEL Nomor Halaman Teks 1. Persamaan untuk Menghitung Energi Aktivitas Manusia dari Bobot Badan Angka Kecukupan Energi untuk Tiga Tingkat Aktivitas Fisik Laki-Laki dan Perempuan Umur dan Jenis Aktivitas Mahasiswa Asrama TPB-IPB Kebutuhan Energi Mahasiswa Asrama TPB-IPB Sebaran Status Gizi Mahasiswa Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) Menu Makan Sehari untuk Mencukupi Kebutuhan Energi Mahasiswa Asrama TPB-IPB Penentuan Jenis Komoditi dalam Perancangan Kebun Produksi Analisis Cash Flow dan Perhitungan Parameter Kelayakan Kebun Produksi Lahan dengan Tidak Terbatas Rekapitulasi Kelayakan Finansial Rancangan Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Tabel Analisis Sensitifitas Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Kontribusi Rancangan Komoditi di Kebun Sawah Baru dan Cikarawang terhadap Penyediaan Bahan Baku Analisis Cash Flow dan Perhitungan Parameter Kelayakan Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas Rekapitulasi Kelayakan Finansial Rancangan Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas Tabel Analisis Sensitifitas Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas...48

12 12 Lampiran 1. Hasil Survei Mahasiswa Asrama TPB-IPB Tahun Data Klimatologi Darmaga, Bogor, Tahun Asumsi Teknik dalam Usaha Tani di Kebun dengan Lahan Tidak Terbatas Investasi dan Biaya Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Analisis Penyusutan Biaya Investasi Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Analisis Pendapatan Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Pinjaman ke Bank dan Angsurannya per Tahun selama 5 Tahun Analisis Cash Flow dan Perhitungan Parameter Kelayakan Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Rekapitulasi Kelayakan Finansial di Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Analisis Sensitivitas Kelayakan Finansial Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Jika Biaya Naik 10% Analisis Sensitivitas Kelayakan Finansial Kebun Produksi Lahan Tidak Terbatas Jika Harga Produk Turun 10% Analisis Rugi-Laba Kebun Produksi dengan Lahan Tidak Terbatas Asumsi Teknik dalam Usaha Tani dengan Lahan Terbatas Investasi dan Biaya Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas Analisis Penyusutan Investasi Kebun Produksi dengan Lahan Tebatas Analisis Pendapatan Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas Pinjaman ke Bank dan Angsurannya per Tahun selama 5 Tahun Analisis Cash Flow dan Perhitungan Parameter Kelayakan Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas Rekapitulasi Kelayakan Finansial di Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas.. 134

13 Analisis Sensitivitas Kelayakan Finansial Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas Jika Biaya Naik 10% Analisis Sensitivitas Kelayakan Finansial Kebun Produksi dengan Lahan Terbatas Jika Harga Produk Turun 10% Analisis Rugi-Laba Kabun Produksi dengan Lahan Terbatas...137

14 14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Teks 1. Histrogram Menu Makan Pagi Sehari-Hari Mahasiswa Asrama TPB-IPB Histrogram Menu Makan Siang Sehari-Hari Mahasiswa Asrama TPB-IPB Histrogram Menu Makan Malam Sehari-Hari Mahasiswa Asrama TPB-IPB Histrogram Menu Makan Pagi Harapan Mahasiswa Asrama TPB- IPB Histrogram Menu Makan Siang Harapan Mahasiswa Asrama TPB- IPB Histrogram Menu Makan Malam Harapan Mahasiswa Asrama TPB- IPB Perbandingan Pola Makan Pagi Sehari-Hari dengan Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Perbandingan Pola Makan Siang Sehari-Hari dengan Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Perbandingan Pola Makan malam Sehari-Hari dengan Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Pola Tanam di Dataran Rendah Pola Tanam di Dataran Tinggi Pola Pemeliharaan Ternak Daur Materi Penyediaan Pangan Asrama TPB-IPB Bagan Struktur Organisasi Pengelola Kebun Produksi Data Curah Hujan Dramaga, Bogor, Tahun Lahan Kebun Produksi Sawah Baru dan Cikarawang Saluran Air Irigasi Lantai Jemur dan Kantor Jaga Kandang Ayam.. 41

15 Pola Tanam dan Pemeliharaan Ternak di Kebun Cikarawang dan Sawah Baru Lampiran 1. Sketsa Kebun Produksi IPB, Cikarawang Rancangan Tata Letak Komoditi di Lokasi Kebun Produksi IPB, Cikarawang Sketsa Kebun Produksi IPB, Babakan Sawah Baru Rancangan Tata Letak Komoditi di Lokasi Kebun Produksi IPB, Babakan Sawah Baru. 98

16 16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Keisioner Usaha Tani Tanaman Semusim Kuesioner untuk Mengetahui Jenis Kegiatan Mahasiswa TPB-IPB Teknik Budi Daya Beberapa Komoditi Terkait dalam Rancangan Resep Menu Makan Asrama TPB-IPB... 89

17 17 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagaimana manusia pada umumnya, mahasiswa memerlukan makanan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Manusia mengosumsi pangan untuk kelangsungan hidupnya. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman ( htm, 21 Maret 2005 ). Makan atau mengosumsi pangan dalam jumlah yang cukup dan teratur penting untuk kesehatan (pencegahan penyakit), kecerdasan, dan kemampuan fisik tubuh. Kekurangan ataupun kelebihan dalam jangka waktu yang lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan. Suatu susunan konsumsi pangan atau makanan dikatakan cukup bagi seseorang apabila jumlah masing-masing zat gizi yang diperoleh dari pangan yang dikonsumsi tersebut memenuhi kebutuhan atau kecukupan tubuh akan beragam zat gizi (Hardinsyah dan Briawan, 1994). Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia ( /HomePageBBKP/Riau/uu_pangan_no_7_th 1996.htm, 21 Maret 2005 ). Mulai tahun ajaran IPB menyediakan asrama untuk mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB). Tujuan pendirian asrama ini adalah sebagai suatu wadah pembinaan mahasiswa yang bersifat akademis dan multibudaya. Pendirian asrama juga bertujuan membantu mahasiswa baru dalam beradaptasi dengan lingkungan kampus IPB ( 15 Februari 2005). Namun, menurut Istianasari (2004), sebesar 92% responden mahasiswa TPB-IPB pernah mengalami satu jenis keluhan kesehatan selama setahun di IPB. Keluhan mereka, antara lain, adalah lemah/letih/lesu, pusing, gangguan nafsu makan, dan mual.

18 18 Asrama TPB-IPB yang dapat menampung mahasiswa memerlukan penyediaan pangan dan gizi untuk penghuninya. Penyediaan bahan pangan dapat berupa penyediaan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan. Penyediaan pangan yang cukup dan gizi yang baik dapat menjadikan mahasiswa sehat sehingga dapat mendukung kegiatan mahasiswa sehari-hari. Salah satu cara penyediaan bahan makanan adalah dengan membuat kebun produksi. Salah satu keuntungan dari penyediaan pangan secara mandiri adalah terjaminnya status gizi bahan pangan yang dihasilkan. Keuntungan yang lain adalah dengan semakin tingginya harga komoditi bahan pangan, penyediaan bahan pangan merupakan kegiatan yang berprospek bagus. Namun, untuk mendapatkan proses produksi yang tepat dan cermat serta menguntungkan, sebuah kebun produksi memerlukan perencanaan dan perancangan yang matang sebelum kebun produksi itu berjalan. IPB sebagai center of excellence dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pertanian sebagai kompetensi utamanya hendaknya memiliki kebun produksi yang dikelola secara profesional sebagai perwujudan dari tujuan IPB. Pengelolaan kebun produksi itu nantinya dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan pengawasan atau bimbingan dosen-dosen terkait. Pengelolaan kebun oleh mahasiswa dapat merangsang mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi mereka pada pertanian di samping mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat di bangku kuliah. Perancangan kebun produksi untuk pemenuhan kebutuhan gizi mahasiswa asrama TPB-IPB dapat dilakukan di beberapa unit kebun UPT Kebun Percobaan yang dimiliki IPB sebagai pemberdayaan aset yang dimiliki oleh IPB. Menurut Chozin (2007), kegiatan produksi komersial secara kontinyu dapat digunakan sebagai usaha penggalangan dana (auxiliary enterprise) dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Tujuan Penelitian Kegiatan yang diusulkan ini bertujuan (1) membuat suatu perancangan kebun produksi pada UPT Kebun Percobaan IPB untuk memenuhi status gizi sehat mahasiswa asrama TPB-IPB, (2) membuat perhitungan kelayakan finansial

19 19 berupa spread sheet berbasis Microsoft Excel dalam bentuk CD untuk perancangan kebun berteknologi konvensional, dan (3) memberikan sumbangan pemikiran untuk pemanfaatan UPT Kebun Percobaan IPB sebagai pemberdayaan aset yang dimiliki oleh IPB.

20 20 TINJAUAN PUSTAKA Status Gizi Menurut Tarwodjo dan Soekirman (1987), status gizi pada dasarnya merupakan gambaran kesehatan sebagai refleksi dari konsumsi pangan dan penggunaan oleh tubuh, sedangkan menurut Riyadi (1995) status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Untuk mendapatkan suatu status gizi diperlukan suatu sistem yang saling terkait, yaitu sistem pangan dan gizi yang mempunyai empat komponen: (1) penyediaan pangan, (2) distribusi pangan, (3) konsumsi makanan, dan (4) penggunaan makanan. Tujuan dari sistem pangan dan gizi adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi masyarakat dalam keadaan optimal. Penyediaan pangan yang cukup secara kualitas dan kuantitas serta tindakan pascapanen yang baik merupakan awal dari terciptanya status gizi yang baik atau optimal. Proses produksi berupa penyediaan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan harus dilakukan secara tepat dan cermat guna mendapatkan bahan pangan yang baik. Tindakan pascapanen bertujuan untuk menyiapkan hasil panen agar tahan disimpan sampai pada saat penjualan (Almatsier, 2002). Bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi harus memiliki nilai gizi yang seimbang, yaitu terdiri dari tiga unsur pokok, berupa zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang diperlukan oleh tubuh. Unsur-unsur pokok tersebut terkandung dalam beras, sayur-mayur, daging, ikan, dan buah-buahan (Hardinsyah dan Briawan, 1994). Konsumsi pangan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut akan menentukan status gizi seseorang, apakah termasuk ke dalam status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, atau gizi berlebih. Jika konsumsi pangan rendah, keadaan gizi seseorang juga rendah. Hal ini terjadi karena dalam mengkonsumsi pangan juga berarti mengkonsumsi zat gizi (Suhardjo, 1989). Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, bobot dan tinggi badan, sifat genetika, dan iklim (Nurzaini, 1997). Suatu susunan hidangan

21 21 makan akan mempunyai nilai atau kandungan zat gizi sesuai dengan bahan-bahan makanan penyusunnya (Suharjo dan Kusharto, 1988). Menurut Hardinsyah dan Martianto (1992), kebutuhan gizi adalah sejumlah zat gizi minimal yang harus dipenuhi dari konsumsi makanan. Kekurangan zat gizi, khususnya energi protein, pada tahap awal menimbulkan rasa lapar, dalam jangka waktu tertentu menyebabkan bobot badan menurun yang disertai dengan menurunnya kemampuan (produktivitas) kerja. Kekurangan pada tahap lanjut mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Jika tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi, seseorang akhirnya akan mudah terserang penyakit dan selanjutnya akan mengakibatkan kematian. Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Bagian Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo (1999), penyediaan pangan untuk pasien rumah sakit berbeda untuk setiap penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Menurut Widiakarya Nasional Pangan dan Gizi pada tahun 1978 (LIPI, 1984), kebutuhan energi pria dan wanita yang berumur tahun adalah masing-masing dan kkal energi. Perencanaan dan Perancangan Produksi Menurut Assauri (1993), tujuan perencanaan produksi adalah untuk dapat memproduksi barang-barang (output) dalam waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang dikehendaki serta dengan keuntungan (profit) yang maksimum. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produksi adalah masalah dari luar dan dalam perusahaan, sifat produksi, jenis dan barang yang diproduksi, dan sifat barang yang diproduksi, apakah merupakan barang baru atau barang lama. Perencanaan merupakan dasar dari proses manajemen dan dilakukan lebih dahulu dalam setiap usaha. Perencanaan dapat pula dikatakan sebagai pemilihan objek, kebijakan, program, dan prosedur untuk mendapatkan atau mencapai sesuatu dengan menggunakan data, fakta, asumsi, dan ramalan (forecasting) terhadap lingkungan yang dapat mempengaruhi rencana tersebut. Tanpa perencanaan, tujuan yang akan dicapai mungkin tidak dapat diperoleh atau dapat

22 22 menjadi lebih lama, lebih panjang prosedurnya, tidak efektif dan efisien, dan lebih mahal (Lubis, 1994). Untuk mendapatkan proses produksi yang tepat dan cermat, sebuah kebun produksi memerlukan perancangan yang matang sebelum kebun produksi itu berjalan. Tujuan perancangan kebun produksi adalah untuk menghasilkan produk tertentu dalam jumlah, mutu, waktu, tempat, dan harga yang tepat. Perancangan meliputi penyiapan sistem produksi tanaman agar dapat diseleksi dan diputuskan produk apa yang akan dihasilkan, dan bagaimana desainnya sehingga spesifikasinya dapat ditetapkan pula. Penyusunan rencana produksi mencakup kegiatan penetapan target produksi, penjadwalan kerja/proses (scheduling), penetapan urutan pekerjaan (routing), penyampaian perintah (dispatching), dan pengecekan kelancaran produksi (follow-up) (Mugnisjah, 1999). Menurut Harsokusoemo (2000), perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Perancangan dan pembuatan produk teknik merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang ada. Proses perancangan akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dan waktu penyelesaian perancangan. Proses perancangan produk teknik berlangsung melalui kegiatan-kegiatan yang berurutan, yaitu (1) fase analisis masalah, penyusunan spesifikasi, dan perencanaan proyek, (2) fase perancangan konsep produk, (3) fase perancangan produk, (4) fase evaluasi produk hasil rancangan, dan (5) fase penyusunan dokumen untuk pembuatan produk. Pertanian Konvensional Sistem pertanian tradisional, meskipun ramah lingkungan, tidak mampu mengimbangi laju kebutuhan pangan dan sandang yang meningkat lebih tajam daripada laju pertambahan penduduk. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak temuan baru yang kemudian menggeser sistem tradisional menjadi sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian konvensional terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara global, khususnya di bidang pertanian ( 18 Februari 2005). Meningkatnya kebutuhan pangan

23 23 yang seiring laju pertambahan penduduk menuntut peningkatan penggunaan bahan kimia pertanian seperti pupuk dan pestisida. Menurut Fresco (2003), populasi dunia akan mencapai 8 milyar pada tahun 2030, yang akan mengakibatkan peningkatan bahan pangan sekitar 60%. Ciri-ciri dari pertanian konvensional adalah benih berasal dari rekayasa genetik, penanaman seringkali monokultur, rotasi tanaman dilakukan secara total, penggunaan pupuk dan pestisida kimia lebih dominan, dan juga penggunaan antibodi pada ternak ( 21 Maret 2005). Salah satu alasan banyaknya petani yang memilih pertanian konvensional adalah pengembalian bersih (net returns) pertanian konvensional lebih besar 10-12% jika dibandingkan dengan pertanian organik. Penggunaan pupuk saat ini memasok 43% dari kebutuhan nutrisi tanaman tiap tahunnya (Fresco, 2003). Reganold (1992) menyatakan bahwa pertanian di daerah tropik memerlukan masukan pupuk dan pestisida kimia. Hal ini disebabkan pada suhu 20 0 C kehilangan bahan organik lebih cepat daripada akumulasinya dan lingkungan tropik memungkinkan hama dan penyakit dapat hidup terus-menerus tanpa pemutusan siklus hidupnya.

24 24 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama dilakukan di asrama mahasiswa TPB-IPB pada tanggal April 2005 dan Mei Tahapan kedua dilaksanakan di beberapa unit kebun UPT Kebun Percobaan IPB dan petani atau praktisi pertanian di Bogor pada bulan Mei 2005 sampai dengan Agustus Tahapan ketiga yaitu proses perancangan kebun secara konvensional, dilaksanakan pada bulan September 2005 sampai dengan Desember Asumsi dan Pendekatan Kehidupan sehat mahasiswa asrama TPB-IPB dapat berawal dari terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi secara baik. Batasan mengenai kehidupan sehat tersebut dapat berupa terpenuhinya menu makan empat sehat lima sempurna setiap hari dan kontinuitas pangannya terjamin. Berbagai asumsi diperlukan untuk menetapkan perancangan pola tanam kebun produksi IPB yang dapat memenuhi kebutuhan pangan asrama TPB-IPB. Asumsi-asumsi tersebut didekati dari faktor-faktor sebagai berikut: (1) jumlah mahasiswa asrama TPB-IPB, (2) kebutuhan pangan dan gizi setiap mahasiswa, (3) waktu panen dan produktivitas tanaman yang akan dirancang, dan (4) kontinuitas produksi tanaman. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil survei kepada petani sekitar UPT Kebun Percobaan IPB tentang teknik budi daya dan produksi pertanian. Data untuk melakukan perancangan dikumpulkan dari UPT Kebun Percobaan IPB dan petani sampel yang berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel petani dilakukan secara sengaja, yaitu mereka yang tinggal di sekitar UPT Kebun Percobaan IPB. Data usaha tani digunakan untuk menganalisis kelayakan finansial kebun yang akan dirancang. Data sekunder yang berupa data tentang UPT Kebun Percobaan IPB meliputi lokasi,

25 25 luas lahan, ketinggian dari permukaan laut, iklim, dan sejarah peruntukan lahan. Pada penelitian ini dilakukan juga pengumpulan data dari instansi terkait di luar IPB sebagai pembanding dan informasi harga komoditi yang bersangkutan di pasar. Komputer dengan software Microsoft Exel digunakan untuk menilai kelayakan financial rancangan kebun produksi. Metode Penelitian Pembuatan suatu rancangan kebun produksi untuk memasok pangan yang bergizi sehat untuk mahasiwa asrama TPB-IPB dilakukan dengan langkah sebagai berikut. (1) Penetapan kebutuhan energi masiswa TPB Langkah pertama dilakukan dengan melakukan survei secara langsung kepada masing-masing 100 mahasiswa dan mahasiswi TPB-IPB Angkatan 41. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memberikan kuesioner dan mendata mahasiswa yang melewati koridor kantin asrama putra dan putri. Proses pengambilan data responden dilakukan dua kali. Pertama dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan dan bobot badan serta mengisi kuesioner yang berupa identitas setiap responden. Bobot badan mahasiswa diukur dengan menggunakan timbangan injak dengan koreksi kesalahan 0.1 kg, sedangkan tinggi badan mahasiswa diukur dengan menggunakan alat ukur tinggi badan dengan koreksi kesalahan 0.1 cm. Hasil dari pengamatan pertama digunakan untuk menentukan jenis aktivitas, angka metabolisme basal (AMB), dan kebutuhan energi dari setiap mahasiswa. Pengambilan data kedua dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden tentang menu makan sehari yang biasa dimakan oleh responden dan menu makan sehari yang mereka harapkan. Hasil dari pengambilan kedua digunakan untuk menentukan jenis komoditi yang akan dibuat dalam perancangan. (2) Penetapan standar gizi sehat Langkah ini dilakukan dengan studi pustaka mengenai standar gizi sehat.

26 26 (3) Penetapan komoditi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi sehat (pembuatan menu makan) Langkah ini dilakukan dengan membuat menu makan berbasis pemenuhan kebutuhan energi mahasiswa asrama TPB-IPB dalam satu hari. (4) Pengumpulan data primer usaha tani komoditi terkait Langkah ini dilakukan dengan melakukan survei terhadap unit kebun UPT Kebun Percobaan IPB dan petani di sekitar unit kebun UPT Kebun Percobaan IPB yang mengusahakan komoditi terkait (kuesioner pada Lampiran1). (5) Penetapan luas komoditi dan kebutuhan bahan baku dalam rancangan Langkah ini dilakukan dengan merancangan luas lahan komoditi untuk menu makan yang akan dibuat. (6) Penyusunan rancangan kebun Perancangan kebun terdiri dari perancangan kebun dengan lahan tidak terbatas dan perancangan kebun dengan lahan terbatas. Perancangan kebun dengan lahan tidak terbatas akan merancang kebutuhan bahan baku penyusun menu sehat untuk mahasiswa asrama TPB-IPB. Untuk perancangan kebun dengan lahan terbatas, rancangan dilakukan pada kebun percobaan yang ada di sekitar kampus IPB Dramaga, Bogor, sebagai kebun yang memasok sebagian bahan baku menu sehat. Rancangan kebun, baik dengan lahan tidak terbatas maupun yang terbatas, dianalisis kelayakannya. Analisis yang dilakukan adalah perhitungan NPV (net present value), IRR (internal rate of return), dan net B/C (net benefit cost ratio). Data yang digunakan pada kegiatan ini dikumpulkan bersama dengan saudara Arief Priandono dan telah digunakan untuk penelitian Perancangan Kebun Produksi Berbasis LEISA untuk Pemenuhan Kebutuhan Gizi Sehat: Kasus Mahasiswa Asrama TPB-IPB.

27 27 Pengolahan dan analisis data mahasiswa asrama Data awal didapatkan dari hasil survei mahasiswa asrama TPB-IPB Angkatan 41 tahun Data yang diambil berupa identitas responden yang meliputi jenis kelamin, bobot badan, tinggi badan, umur, dan jenis aktivitas fisik yang ditabulasikan, selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan data aktivitas responden dihitung besar energi aktivitasnya per jenis kegiatan per hari (Hardinsyah dan Martianto, 1992). Persamaan untuk menghitung energi aktivitas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persamaan untuk Menghitung Energi Aktivitas Manusia dari Bobot Badan Kelompok Umur AMB (kkal/hari)* (Tahun) Laki-laki Perempuan B B B B B B B B B B > B B * Sumber: FAO/WHO/UNU (1985), hlm. 71. Keterangan: AMB = Angka metabolisme basal B = Bobot badan dalam satuan kilogram (kg) Untuk menaksir kebutuhan energi untuk aktivitas pada suatu populasi, aktivitas fisik dikelompokkan menurut berat atau ringannya aktivitas: ringan, sedang, dan berat. Untuk tiap kelompok aktivitas fisik kemudian ditetapkan suatu faktor aktivitas (FA) (Tabel 2). Tabel 2. Angka Kecukupan Energi untuk Tiga Tingkatan Aktivitas Fisik Laki-Laki dan Perempuan Jenis Kelamin Jenis Kegiatan Faktor Aktivitas Berat 2.10 Laki-laki Sedang 1.76 Ringan 1.56 Berat 2.00 Perempuan Sedang 1.70 Ringan 1.55 Sumber: Almatsier (2002) dengan penyesuaian Jenis kegiatan berat artinya 40% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri dan 60% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan tertentu. Jenis kegiatan sedang artinya 25% waktunya digunakan untuk duduk atau berdiri dan

28 28 75% waktu lainnya digunakan untuk aktivitas pekerjaan tertentu. Penggunaan 75% waktu untuk duduk atau berdiri dan 25% waktu digunakan untuk aktivitas pekerjaan tertentu digolongkan pada jenis aktivitas ringan. Contoh perhitungan untuk menaksir kebutuhan energi sehari seorang mahasiswa perempuan yang berumur 20 tahun dengan bobot badan 50 kg dan aktivitas ringan adalah sebagai berikut: (1) Kebutuhan energi untuk angka metabolisme basal adalah AMB = 14.7 B AMB = 14.7 x = kkal (2) Kebutuhan energi total (ET) dengan aktivitas fisik ringan adalah ET = AMB x FA ET = x 1.55 = kkal Jadi taksiran kebutuhan energi sehari adalah sebanyak kkal. Analisis kelayakan finansial rancangan kebun produksi Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menghitung dan menganalisis kelayakan finansial yang meliputi analisis IRR, NPV, dan Net B/C. NPV merupakan nilai sekarang dari selisih benefit (pendapatan) dengan cost (biaya) pada tingkat suku bunga tertentu. Dengan analisis NPV ini, suatu proyek dapat dinilai layak atau tidak dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika menghasilkan NPV lebih besar daripada nol. Jika suatu rencana investasi menghasilkan nilai NPV lebih kecil daripada nol, rencana tersebut tidak layak dilaksanakan. Rumus perhitungan NPV (Gittinger, 1986) adalah NPV = n t i= 1 1 B C t t ( 1+ i) ( + i) t dengan B t = benefit pada tahun t C t = biaya pada tahun t t = 1, 2, 3,, n n = umur proyek i = tingkat diskonto

29 29 IRR merupakan tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol. Pencarian nilai IRR dilakukan dengan pendugaan secara acak dari setiap suku bunga yang ditentukan. Jika perhitungan dengan tingkat suku bunga yang terlalu rendah, NPV yang diperoleh bernilai positif dan hal ini kurang baik sehingga suku bunga perkiraan hitungan harus dinaikkan agar NPV mendekati negatif. Pada akhirnya IRR akan menyebabkan bunga potongan (diskonto) membuat jumlah nilai sekarang arus pengeluaran sama dengan jumlah sekarang arus penerimaan. Apabila diperoleh nilai IRR lebih besar daripada tingkat diskonto yang berlaku, proyek tersebut layak atau dapat dilaksanakan. Namun, apabila nilai IRR lebih kecil daripada tingkat diskonto, proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Tingkat suku bunga bank untuk pertanian digunakan sebesar 9%, yang merupakan tingkat tertinggi yang diambil. Rumus perhitungan IRR adalah NPV' IRR = i'+ (i'' i' ) NPV' NPV '' dengan NPV = NPV negatif i = diskonto untuk NPV NPV = NPV positif i = diskonto untuk NPV Ukuran lain yang dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu proyek adalah net B/C, yaitu diperoleh dengan membagi jumlah present value (PV) yang positif dengan PV yang negatif. Jika net B/C lebih besar daripada satu, kegiatan investasi dikatakan layak, dan apabila net B/C lebih kecil daripada satu, kegiatan investasi dikatakan tidak layak. Rumus perhitungan net B/C adalah (Gittinger, 1986) Net B / C B C n n n t t ( B t C t ) ( DF ) t t 1 (1 + i) t = 1 t = 1 = = = n n n C t B t ( C t B t t ) ( DF ) t = 1 (1 + i) t = 1 t = 1 ( Net Benefit Plus ) ( DF ) ( Net Benefit Minus ) ( DF ) dengan B t = benefit pada tahun t i = tingkat diskonto C t = biaya pada tahun t DF = discount factor t = 1, 2, 3,, n n = umur proyek

30 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Asrama TPB IPB Asrama mahasiswa TPB-IPB terletak di dalam Kampus IPB Dramaga. Asrama terbagi menjadi dua lokasi, yaitu Asrama Mahasiswa Putra (ASTRA) dan Putri (ASTRI), yang dikelola oleh Badan Pengelola Pembinaan Akademik, Multi- Budaya dan Asrama (BPPA) TPB-IPB yang dipimpin oleh seorang Kepala Asrama. Asrama Mahasiswa Putra TPB-IPB terdiri atas tiga buah gedung utama yang diberi nama Gedung C1, Gedung C2, dan Gedung C3, dengan disertai sebuah kantor tempat tinggal Manager Unit (MU). Setiap gedung asrama terdiri dari 112 kamar. Asrama Mahasiswa Putri TPB-IPB terdiri atas tiga buah gedung utama yang bernama Gedung A1, Gedung A2, dan Gedung A3, ditambah sebuah gedung yang terdiri dari kantor (BPPA), tempat tinggal MU, dan wartel. Gedung A1 memiliki 135 kamar, sedangkan Gedung A2 dan Gedung A3 masing-masing hanya memiliki 131 kamar. Setiap gedung asrama merupakan gedung yang memiliki dua lantai dan dipimpin oleh seorang MU, enam orang senior residence (SR), beberapa petugas administrasi, petugas keamanan, dan petugas kebersihan. Setiap lantai memiliki dua lorong (lorong kiri dan kanan), dan memilki kurang lebih 56 kamar tidur, 32 kamar mandi, dan 16 WC. Di kiri dan di kanan gedung pintu masuk setiap gedung disediakan rak sepatu dan sandal mahasiswa dan pengunjung. Dalam pemeliharaan kebersihan, kamar mandi dan WC dibersihkan oleh mahasiswa yang kamarnya selorong dengan membentuk tim kebersihan yang bekerja bergiliran menurut jadwal. Kebersihan yang dijaga meliputi kebersihan lorong, kamar mandi, dan WC. Kebersihan kamar merupakan tanggung jawab mahasiswa penghuni kamar. Tiap kamar berukuran 3.7 X 3.9 m 2 dan dihuni 2-4 orang mahasiswa yang berbeda daerah asalnya dan berbeda program studinya. Fasilitas yang terdapat di setiap kamar terdiri dari dua set tempat tidur bertingkat, satu lemari pakaian, dan dua meja belajar. Setiap gedung juga mempunyai fasilitas penunjang, antara lain,

31 31 dua buah saluran telepon, dua buah televisi, musala, ruang diskusi, kamar mandi, serta sarana telepon umum (wartel) yang dikelola oleh pihak asrama dan kantin. Kebutuhan Kalori dan Status Gizi Mahasiswa Asrama TPB-IPB Kebutuhan kalori mahasiswa asrama TPB-IPB Responden yang diamati adalah mahasiswa asrama TPB-IPB Angkatan 41 yang sedang menjalani semester genap tahun ajaran Berdasarkan kegiatan survei asrama yang dilakukan pada tanggal April 2005 didapat peubah-peubah untuk menghitung kebutuhan energi mahasiswa asrama TPB-IPB berupa umur dan jenis aktivitas mahasiswa seperti terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Umur dan Jenis Aktivitas Mahasiswa Asrama TPB-IPB Peubah n % Umur: a. 17 tahun b. 18 tahun c. >18 tahun Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan Jenis kegiatan: a. Ringan b. Sedang c. Berat Keterangan: n=200 sampel Selanjutnya dapat dihitung kebutuhan energi mahasiswa asrama TPB-IPB seperti terdapat pada Tabel 4. Tabel 4. Kebutuhan Energi Mahasiswa Asrama TPB-IPB Peubah Jumlah Rata-Rata AMB: a. Laki-laki b. Perempuan Kebutuhan kalori: a. Laki-laki b. Perempuan

32 32 Kebutuhan energi rata-rata Mahasiswa Asrama TPB-IPB adalah sebesar kkal (data lengkap pada Tabel Lampiran 1). Baik kebutuhan energi untuk laki-laki maupun perempuan masing-masing lebih tinggi jika dibandingkan dengan kebutuhan energi remaja di luar negeri. Menurut Golden (2000), kebutuhan energi remaja pada umur tahun untuk putra dan putri masingmasing kkal dan kkal. Kebutuhan energi putri sebesar lebih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan seorang pragawati di Jakarta. Menurut Paramita (2002), kebutuhan energi seorang pragawati di Jakarta sebesar kkal pada hari kerja dan kkal pada hari libur. Kebutuhan energi laki-laki sebesar kkal mendekati anjuran asupan energi harian untuk laki-laki berusia tahun yang pekerjaannya digolongkan sebagai pekerjaan yang agak aktif (termasuk dalam golongan ini adalah tukang pos atau kondektur bus) sebesar kkal (Gowen, dan Sherrington, 1992). Umur rata-rata responden adalah tahun. Menurut Sarwono (1993), usia tahun tergolong pada tahap remaja akhir. Ciri-ciri tahap remaja akhir adalah pertumbuhan fisik lamban, meningkatnya kemampuan untuk memecahkan masalah, lebih stabil dalam emosi minat, konsentrasi, dan cara berpikir, serta tidak terganggu lagi dengan perhatian orang tua yang berkurang. Menurut Sediaoetama (1991), remaja berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pada masa ini, pemenuhan kebutuhan gizi sangat penting untuk diperhatikan. Apabila terjadi defisiensi zat gizi, hal itu terlihat pada keadaan fisik, status kesehatan, dan status gizi. Menurut O Dea (1996), pada masa pubertas remaja mengalami pertumbuhan yang pesat dalam hal tinggi badan, bobot badan, lemak tubuh, dan otot serta penyempurnaan berbagai sistem organ. Pertumbuhan masa anak-anak mencapai 25% dari tinggi badan saat dewasa, sedangkan 40% bobot badan saat dewasa tercapai di masa remaja. Status gizi mahasiswa asrama TPB-IPB Salah satu pengukuran status gizi adalah dengan indeks massa tubuh (IMT). Menurut Departemen Kesehatan RI. (1996), penentuan status gizi yang didasari oleh indeks massa tubuh (IMT) dibagi menjadi lima kategori, yaitu kurus

33 33 sekali (IMT <17.0), kurus (IMT ), normal (IMT ), gemuk (IMT ), dan gemuk sekali (IMT >27.0). Untuk mengetahui IMT dapat digunakan perbandingan antara bobot badan (kg) dan tinggi badan (m) yang dikuadratkan. Rumus IMT adalah BB IMT = 2 TB dengan BB = bobot badan (Kg) TB = tinggi badan (m). Tabel 5. Sebaran Status Gizi Mahasiswa Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Status Gizi IMT Laki-laki Perempuan Total % Kurus Sekali < Kurus Normal Gemuk Gemuk Sekali > Jumlah Berdasarkan pengamatan dan survei yang pertama yang disajikan dalam Tabel 3, 12.5% mahasiswa yang tinggal di asrama TPB-IPB berstatus gizi kurus sekali, 23% berstatus kurus, 62% berstatus normal, 1% berstatus gemuk, dan 1.5% berstatus gemuk sekali. Menurut Husaini (1989), masalah gizi yang terdapat pada remaja adalah gizi kurang (underweight), obesitas (overweight), dan anemia. Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat lain tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada remaja putri, gizi kurang umumnya terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi sendiri intake makanannya.

34 34 Menu Makan Sehari-Hari dan Menu Makan Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Untuk melengkapi data dilakukan kegiatan survei asrama kedua pada tanggal Mei 2005, yaitu untuk mengetahui menu makan mahasiswa seharihari dan menu makan harapan mahasiswa. Menu makan sehari-hari mahasiswa asrama TPB-IPB Untuk makan pagi atau sarapan (Gambar 1) sebesar 69.52% responden mengonsumsi nasi dengan kombinasi lauk-pauk dan sayur, 34.76% mengkonsumsi bubur ayam, 14.29% responden mengonsumsi ketoprak, 10.48% mengosumsi lontong sayur, dan 22.38% mengosumsi sarapan lain-lain. Responden yang mengosumsi telur ayam mendampingi nasi putih untuk sarapan adalah 47.62%, 31.42% mengosumsi tempe/tahu, 3.33% mengosumsi (daging) ayam, dan 9.53% mengosumsi lauk lain-lain. Untuk sayur sebagai pendamping nasi putih sebesar 22.86% mengosumsi sayur bayam, 13.33% mengosumsi sayur tauge, 8.10% mengosumsi sayur kangkung, dan 16.19% mengosumsi sayur lainnya. Responden yang meminum teh manis sebesar 23.33%, susu sebesar 25.71%, dan minuman lain-lain sebesar 41.43%. Sebesar 41.90% responden mengosumsi jajanan di antara waktu makan pagi dan makan siang. Gambar 1. Histrogram Menu Makan Pagi Mahasiswa Asrama TPB-IPB Untuk makan siang (Gambar 2) sebesar 90.95% responden memilih mengosumsi nasi dengan kombinasi lauk-pauk dan sayur, sedangkan sisanya tidak melakukan makan siang. Sebesar 42.86% responden mengosumsi tempe/tahu

35 35 sebagai pendamping nasi putih, 39.05% mengosumsi telur ayam, 29.00% mengosumsi (daging) ayam, 22.38% mengosumsi ikan (baik darat maupun laut), 7.63% mengosumsi sambal goreng ati, 2.38% mengosumsi daging, dan 17.14% mengosumsi lauk lain-lain. Untuk sayur sebesar 52.58% mengosumsi sayur soup, 20.95% mengosumsi tumis kangkung, 16.19% mengosumsi sayur bayam, 10.95% mengosumsi sayur asem, dan 12.38% mengosumsi sayuran lainnya. Untuk buahbuahan sebesar 56.67% responden mengosumsi pepaya, 23.33% mengosumsi melon, 20.95% mengosumsi semangka, 12.86% mengosumsi pisang, 17.14% mengosumsi nanas, dan 9.52% mengosumsi buah-buah lainnya. Gambar 2. Histrogram Menu Makan Siang Mahasiswa Asrama TPB-IPB Gambar 3. Histrogram Menu Makan Malam Mahasiswa Asrama TPB-IPB Untuk makan malam (Gambar 3) sebesar 88.10% mengosumsi nasi dengan kombinasi lauk-pauk dan sayur, sebesar 41.43% mengosumsi nasi goreng

36 36 sebesar 21.90% mengosumsi mie rebus, sebesar 20.95% mengosumsi mie goreng, sebesar 10.4 % nasi+soto ayam, sebesar 1.90% nasi+soto daging dan sebesar 4.29% mengosumsi menu lainnya. Sebesar 41.43% Responden mengosumsi tempe/tahu sebagai lauk-pauk pendamping nasi, 29.05% mengosumsi telur ayam, 28.10% mengosumsi (daging) ayam, 17.14% mengosumsi ikan (baik darat maupun laut), 4.29% mengosumsi daging dan 3.81% mengosumsi lauk lain-lain. Untuk sayur sebesar 20.48% mengosumsi tumis kangkung, 18.10% mengosumsi sayur tauge, 16.19% mengosumsi sayur bayam 12.38% mengosumsi sayur asem, dan 19.52% mengosumsi sayuran lainnya. Enoch, Hidayat, Budiman, dan Latinulu (1979) menyatakan bahwa konsumsi makan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah fakta yang ada dalam diri manusia, seperi emosi, kebiasaan, pendidikan, seks, umur, dan kesehatan. Faktor eksternal meliputi bahan makanan yang tersedia oleh alam sekitar dan daya beli. Menurut Tarwodjo (1987), konsumsi makan juga dipengaruhi oleh status kesehatan dan sosiobudaya (seperti adat istiadat, kebiasaan makan, dan pantangan) serta sikap terhadap makanan. Martianti (2000) menambahkan alasan utama mahasiswa IPB menyukai suatu makanan jajanan, yaitu selera, kemudian harga murah dan pada urutan terakhir yang tersedia di lingkungan sekitar. Menu makan harapan mahasiswa asrama TPB-IPB Untuk makan pagi atau sarapan (Gambar 4), sebesar 81.43% responden menginginkan nasi dengan kombinasi lauk-pauk dan sayur, 30.00% menginginkan bubur ayam, 19.05% menginginkan lontong sayur, 18.57% responden menginginkan ketoprak, dan 13.33% menginginkan sarapan lain-lain. Responden yang menginginkan sarapan nasi putih sebesar 46.19% menginginkan (daging) ayam sebagai pendampingnya, 33.33% menginginkan telur ayam, 20.00% menginginkan tempe/tahu, dan 9.05% menginginkan lauk lain-lain. Untuk sayur sebesar 39.05% menginginkan sayur bayam, 10.95% menginginkan sayur tauge, 10.48% menginginkan sayur kangkung, dan 20.95% menginginkan sayur lainnya. Responden yang menginginkan susu adalah 56.19%, teh manis sebesar 31.43%, dan minuman lain-lain 18.75%. Sebesar 26.67% responden menginginkan jajanan di antara waktu makan pagi dan makan siang.

37 37 Gambar 4. Histogram Menu Makan Pagi Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Untuk makan siang (Gambar 5), sebesar 95.71% responden menginginkan nasi dengan kombinasi lauk-pauk dan sayur dan sisanya tidak melakukan makan siang. Sebesar 46.19% responden yang menginginkan mengosumsi (daging) ayam untuk mendampingi nasi putih, 36.67% menginginkan ikan (baik darat maupun laut), 27.14% menginginkan sambal goreng ati, 23.81% menginginkan daging, masing-masing sebesar 16.67% responden menginginkan tempe/tahu dan telur ayam, dan 5.24% menginginkan lauk lain-lain. Untuk sayur sebesar 41.43% menginginkan sayur sup, 21.43% menginginkan sayur asem, 19.05% menginginkan sayur bayam, 13.81% menginginkan tumis kangkung, dan 9.42% menginginkan sayuran lainnya. Untuk buah-buahan sebesar 50.95% responden menginginkan pepaya, 29.55% menginginkan semangka, 29.05% menginginkan melon, 27.62% menginginan pisang, 20.00% menginginkan nanas, dan % menginginkan buah-buah lainnya. Untuk makan malam (Gambar 6), sebesar 89.52% menginginkan nasi dengan kombinasi lauk-pauk dan sayur, sebesar 36.67% menginginkan nasi goreng, sebesar % nasi+soto ayam, sebesar % nasi+soto daging, sebesar 17.62% mie rebus, sebesar 16.19% mie goreng, dan sebesar 6.19 % menginginkan menu lainnya. Sebesar 33.81% responden menginginkan (daging) ayam sebagai lauk-pauk pendamping nasi, 23.33% menginginkan ikan (baik darat maupun laut), 22.86% menginginkan daging, 20.00% menginginkan tempe/tahu, 18.10% menginginkan telur ayam, dan 6.19% menginginkan lauk lain-lain.

38 38 Untuk sayur sebesar 21.90% responden mengosumsi tumis kangkung, % mengosumsi sayur bayam 18.10% mengosumsi sayur tauge, 15.71% mengosumsi sayur asem dan 16.19% mengosumsi sayuran lainnya. Gambar 5. Histogram Makan Siang Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Gambar 6. Histogram Makan Malam Harapan Mahasiswa Asrama TPB- IPB Perbandingan makanan sehari-hari dengan harapan mahasiswa asrama TPB-IPB Berikut ini disajikan perbandingan menu makan sehari-hari dengan menu makan harapan mahasiswa asrama TPB-IPB untuk makan pagi (Gambar 7), makan siang (Gambar 8), dan makan malam (Gambar 9).

39 39 Gambar 7. Perbandingan Pola Makan Pagi Sehari-Hari dengan Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Gambar 8. Perbandingan Pola Makan Siang Sehari-Hari dengan Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB Gambar 9. Perbandingan Pola Makan Malam Sehari-Hari dengan Harapan Mahasiswa Asrama TPB-IPB

40 40 Penyusunan Menu Makan Sehari Mahasiswa Asrama TPB-IPB Data kebutuhan energi dan pola makan harapan digunakan untuk menyusun menu makan asrama satu hari. Menu makan sehari yang dibuat disajikan pada Tabel 6. Tahapan dalam penyusunan menu sehari adalah sebagai berikut. 1. Lima puluh sampai enam puluh lima persen energi berasal dari makanan pokok. Lima belas sampai dua puluh lima persen berasal dari pangan hewani. Lemak sekitar 20% dari energi yang diperlukan (Wirakusumah, 1997). Menu yang disusun dibatasi hanya untuk mencukupi kebutuhn energi dan protein. Menurut Khumaidi (1994), apabila kecukupan energi dan protein terpenuhi, kecukupan zat-zat gizi lain pada umumnya sudah dapat terpenuhi pula atau sekurang-kurangnya tidak terlalu sukar untuk memenuhinya. 2. Untuk komposisi 15 sampai 25% energi berasal dari pangan hewani dipilih ayam karena mewakili lauk-pauk tertinggi yang dipilih responden pada pola konsumsi harapan dan dipilih telur untuk melengkapi komposisinya. Pemilihan tempe dan tahu goreng pada malam hari dan tempe goreng pada siang hari dimaksudkan untuk mensuplai protein nabati dalam menu tersebut. 3. Sayur sup pada siang hari dan tumis kangkung pada malam hari mewakili sayuran yang paling banyak dipilih responden. Pemilihan kedua jenis sayur ini juga dimaksudkan untuk menganekaragamkan konsumsi pangan. Menurut Suhardjo (1998), ditinjau dari aspek gizi, pangan yang beraneka ragam umumnya memiliki mutu yang lebih tinggi daripada mutu masingmasing pangan yang menyusunnya. Hal ini dapat terjadi karena terjadinya saling mengisi antara pangan yang dikonsumsi sehingga kekurangan zat gizi dalam suatu pangan dapat ditutupi oleh kelebihan zat yang bersangkutan yang terkandung dalam pangan lainnya.

PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB

PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB 1 PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB Oleh EKA WAHYUDIN A34101061 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERBASIS LEISA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB. Oleh ARIEF PRIANDONO A

PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERBASIS LEISA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB. Oleh ARIEF PRIANDONO A PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERBASIS LEISA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB Oleh ARIEF PRIANDONO A34101054 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS (Kasus : Kecamatan Sipahutar, Kababupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) Oleh : IRWAN PURMONO A14303081 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin 4 TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Beastudi Etos merupakan sebuah beasiswa yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa. Beasiswa ini berdiri sejak tahun 2005 hingga sekarang dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Fungsi pokok makanan adalah untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PADI BEBAS PESTISIDA KIMIA

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PADI BEBAS PESTISIDA KIMIA ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PADI BEBAS PESTISIDA KIMIA (Studi Kasus di Lumbung Tani Sehat Ciburuy, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : NIRWAN NURDIANSYAH F14103040 2008 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa adanya air bersih. Saat ini pemenuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,

Lebih terperinci

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup 7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A 1 ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A14104104 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A34103038 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI

PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kecukupan Energi Didefinisikan sebagai kemampuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat SURANTO WAHYU WIDODO A14104051 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Karakteristik contoh meliputi usia, pendidikan, status pekerjaan, jenis pekerjaan, riwayat kehamilan serta pengeluaran/bulan untuk susu. Karakteristik contoh

Lebih terperinci

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I)

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) Oleh M. TAUFIQUR RAHMAN A01400022 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan. Dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan, salah satu aktivitas yang bersifat individual adalah konsumsi pangan. Bagi individu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sosial Ekonomi Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Sosial Ekonomi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Sosial Ekonomi Keluarga Besar Keluarga Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lain yang hidup dari pengelolaan sumberdaya

Lebih terperinci

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PEDOMAN UMUM GIZI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) Oleh Jippi Andalusia A

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) Oleh Jippi Andalusia A PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) Oleh Jippi Andalusia A34101039 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT. Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A

KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT. Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A14104010 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang

Lebih terperinci

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP III. METODOLOGI 5.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat selama tiga bulan dari Agustus sampai Oktober 2010. 5.2 ALAT DAN BAHAN Alat-alat

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP SERANGAN PENGGEREK POLONG

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP SERANGAN PENGGEREK POLONG PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP SERANGAN PENGGEREK POLONG Maruca vitrata (F.) (Lepidoptera: Pyralidae) SERTA HASIL PANEN PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG MOHAMAD AFIAT PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian, 4 generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

Peta Konsep. Hal yang harus kamu tahu mengenai Pertumbuhan Makhluk Hidup ini antara lain. Perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

Peta Konsep. Hal yang harus kamu tahu mengenai Pertumbuhan Makhluk Hidup ini antara lain. Perubahan yang terjadi pada makhluk hidup Standar Kompetensi: Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR (Kasus : Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup) Oleh: MERIKA SONDANG SINAGA A14304029 PROGRAM

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci