LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI PROVINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI PROVINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI PROVINSI BENGKULU Yong Farmanta, SP. M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

2 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI PROVINSI BENGKULU Yong Farmanta, SP. M.Si Dr. Wahyu Wibawa, MP Yulie Oktavia, SP Yartiwi, SP Yahumri, SP Yesmawati, SP Nurmegawati, SP Ahyadi Jakfar Hendri Suyanto BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-nya, sehingga Laporan Tengah Tahun 2013 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan selama setengah tahun mulai bulan Januari sampai dengan bulan Junitahun Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian. Bengkulu, Desember 2013 Penanggung Jawab, Yong Farmanta, SP, M.Si NIP iii

4 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A Status Penelitian (L/B) : Rutin 6. Penanggung Jawab a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan : : : : Yong Farmanta, SP.M.Si Penata /IIIc Peneliti Pertama 7. Lokasi : 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem : Lahan sawah irigasi, lahan rawa dan lahan kering 9. Tahun Mulai : Tahun Selesai : Output Tahunan : 1. Alternatif pola koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 2. Rekomendasi upaya peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu 3. Metode efektif untuk mempercepat proses adopsi dari komponen teknologi SL-PTT. 4. Penyebarluasan bahan informasi teknologi SL-PTT bagi petugas. 5. Umpan bailk efektivitas pendampingan dari stakeholders 12. Output Akhir : 1. Alternatif pola koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 2. Rekomendasi upaya peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu 3. Metode efektif untuk mempercepat proses adopsi dari komponen teknologi SL-PTT. 4. Penyebarluasan bahan informasi teknologi SL-PTT bagi petugas. 5. Umpan bailk efektivitas pendampingan dari stakeholders. iv

5 13. Biaya : Rp ( Seratus Lima Puluh Juta Enam Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah ) Koordinator Program, Penanggung Jawab RDHP Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP Yong Farmanta, SP.M.Si NIP Mengetahui: Kepala Unit Kerja Eselon II, Kepala BPTP, Dr. Ir. Agung Hendriyadi, M.Eng NIP Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP. NIP v

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR LEMBAR PENGESAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN DAN SUMMARY... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Keluaran... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 III. PROSEDUR PELAKSANAAN Ruang Lingkup Tahapan Pelaksanaan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Pendampingan SL-PTT Padi BPTP Bengkulu Koordinasi Intern dan Antar Institusi Liason Officer (LO) Sosialisasi Pendampingan SL-PTT Pelaksanaan Kegiatan SL-PTT Padi Pelaksanaan Display VUB Implementasi penerapan Sistem Tanam Legowo Adopsi Varietas Rekomendasi Umum Varietas kegiatan Pelatihan/ Narasumber SL-PTT Padi B. Kegiatan SL-PTT di 10 Kab./Kota di Prop. Bengkulu VI. KESIMPULAN SEMENTARA DAFTAR PUSTAKA ANALISA RESIKO JADWAL KERJA PEMBIAYAAN PERSONALIA LAMPIRAN iii iv vi vii viii ix x vi

7 DAFTAR TABEL Halaman 1. Koordinasi Pendampingan Antar Institusi Tahun Nama, Bidang Keahlian dan Lokasi Penugasan LO Jumlah unit dan luas display VUB di Provinsi Bengkulu Realisasi Pelaksanaan display VUB s/d November 2013 di Masing-masing Kabupaten Perkembangan Implementasi sistem tanam jajar Legowo di Propinsi Bengkulu Daftar Adopsi Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Daftar Rekomendasi varietasa padi, jagung dan kedelai di 10 kab/kota di Propinsi Bengkulu Kemajuan pelaksanaan pengawalan/pendampingan SL-PTT Padi Daftar Kegiatan Pelatihan/Narasumber dalam rangka mendukung kegiatan Pendampingan SL-PTT di Propinsi Bengkulu Rekapitulasi Pelaksanaan SL-PTTi Propinsi Bengkulu tahun Rekapitulasi Realisasi Beni Bersubsidi pelaksanaan SLPTT di Propinsi Bengkulu Rekapitulasi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan SL-PTT Kawasan Pemantapan Padi sawah Tahun Daftar Resiko dalam Pelaksanaan SL-PTT Tahun Daftar Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan SL-PTT Tahun vii

8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel... 7 viii

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Varietas dan Jumlah Benih yang di Distribusikan pada Kegiatan Pendampingan SL-PTT Tahun Evaluasi Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi Laporan pelaksanaan Pendampingan Peneliti Dokumentasi Kegiatan Display VUB Tahun ix

10 RINGKASAN 1. Judul : Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Tujuan : 1. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu. 2. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL- PTT padi yang dilaksanakan oleh stakeholders. 4. Keluaran/Output : 1. Alternatif metode diseminasi komponen teknologi PTT untuk percepatan adopsi. 2. Rekomendasi dalam peningkatan efektivitas kinerja pendampingan SL-PTT padi di Provinsi Bengkulu. 5. Prosedur : 1. Ruang Lingkup Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2013 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari Desember 2013.Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim SL- PTT dan Tim Teknis SL-PTT serta penunjukan LO BPTP Bengkulu; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; nara sumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display VUB; pelaksanaan display); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan). 2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pendampingan SL-PTT dilakukan dengan tahap persiapan (Penyusunan RODHP, Penentuan jumlah dan lokasi display pendampingan SL-PTT Padi, Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota, Penyusunan Tim teknis SL-PTT BPTP Bengkulu, Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL-PTT)). Dan tahap pelaksanaan kegiatan (koordinasi intern dan antar institusi, Pelaksanaan display VUB, Penyampaian materi inovasi teknologi SL-PTT, mengevaluasi efektivitas pendampingan SL- PTT padi yang dilaksanakan oleh stakeholders, x

11 penyusunan laporan. 6. Capaian : 1. Koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota. 2. Data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota. 3. Introduksi benih padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. 4. Melaksanakan display VUB padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu seluas 50 ha. 5. Memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas. 7. Manfaat : 1. Melaksanakan koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota. 2. Mengumpulkan data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota. 3. Mengintroduksi benih padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. 4. Melaksanakan display VUB padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu seluas 50 ha. 5. Memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas. 8. Dampak : 1. Telah dilaksanakannya koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota. 2. Terhimpunnya data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota. 3. Terintroduksi benih padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi xi

12 Bengkulu. 4. Terlaksananya display VUB padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. 5. Terlaksananya apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas. 9. Jangka Waktu : 4 (Empat) Tahun 10. Biaya : Rp (Seratus Lima Puluh Juta Enam Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah). xii

13 SUMMARY 1. Title : Mentoring Program SL-PTT in Bengkulu Province 2. Unit of Work : Assessment Intitute Agriculture Tecnology of Bengkulu (AIAT) Bengkulu 3. Objectives : 1. Accelerate the adoption of PTT technology components of rice in the province of Bengkulu. 2. Evaluating the effectiveness of mentoring SL-PTT rice held by stakeholders 4. Output : 1. Alternative methods of dissemination of technology components to accelerate the adoption of PTT. 2. Recommendations on improving the effectiveness of the performance of the SL-PTT rice assistance in Bengkulu Province 5. Procedure : 1. Scope SL-PTT assistance activities carried out in 2012 in 10 districts / cities of Mukomuko district, North Bengkulu, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Central Bengkulu, Bengkulu, Seluma, South Bengkulu, and Kaur. Activities conducted in January- December Mentoring is done by BPTP Bengkulu include: 1) Formation of the SL-PTT and PTT Technical Team SL- LO as well as the appointment of BPTP Bengkulu, 2) implementation of key activities (internal and inter-institutional coordination; speakers and appreciation implementing, training, socialization and open-field; provision and distribution of information technology, materials and production facilities for the display; execution displays VUB), 3) Reporting (monthly, semester and the end of the activity). 2. Stages of Implementation Activities SL-PTT assistance activities carried out by the preparation phase (preparation RODHP, Determination of the number and location of display mentoring SL-PTT Rice, Appointment LO for each regency / municipality, preparation of data base (CPCL, VUB, planting calendar, contact person of extension activities companion SL-PTT)). And implementation phases xiii

14 (internal and inter-institutional coordination,, execution and display VUB, material delivery Technological Innovation SL-PTT, evaluate the effectiveness of mentoring SL-PTT rice and corn are implemented by stakeholders, preparation of reports. 6. Achievement : 1. Coordination with the agencies / intansi related in districts / cities. 2. Data CPCL, Contact Person Extension Companion in 10 districts / cities. 3. Introduction of rice seed varieties Inpari 15, 18, 20 and 28, Inpago 4, 5, 6 and 8; Inpara 2 are labeled as kg from Sukamandi. 4. Display rice 10 districts with an area of 50 ha covering Mukomuko, Kepahyang, Lebong, Central Bengkulu, North Bengkulu, and Kaur. 5. Appreciation, training, meeting and exhibition in the field of more than 2500 farmers and workers. 7. Benefits : 1. Conduct coordination with the agencies / intansi related in 10 districts / cities. 2. Collect data CPCL, Contact Person Extension Companion in 10 districts / cities. 3. Introduction of rice seed varieties Inpari 15, 18, 20 and 28, Inpago 4, 5, 6 and 8, Inpara 2, are labeled as kg from Sukamandi. 4. Display rice 10 districts with an area of 25 ha covering Mukomuko, Kepahyang, Lebong, Central Bengkulu, North Bengkulu, and Kaur. 5. Provide appreciation, training, meeting and exhibition in the field of more than 2500 farmers and workers. 8. Impact : 1. Implementation has been coordinating with the agencies / intansi related in 10 districts / cities. 2. Data being gathered CPCL, Contact Person Extension Companion in 10 districts / cities. 3. Terintroduksi rice seed varieties Inpari 15, 18, 20 and 28, Inpago 4, 5, 6 and 8, Inpara 2 are labeled as kg from xiv

15 Sukamandi. 4. Implementation rice 10 districts with an area of 50 ha covering Mukomuko, Kepahyang, Lebong, Central Bengkulu, North Bengkulu and Kaur. 5. Implementation of appreciation, training, meeting and exhibition in the field of more than 2500 farmers and workers. 9. Period 4 (Four) Years 10 Cost : Rp (One Hundred Fifty Million Sixty Hundred Sixty Seven Thousand) xv

16 xvi

17 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun mengharuskan ketahanan pangan nasional berkelanjutan dalam rangka mewujudkan stabilitas politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Masalah utama perberasan nasional adalah memulihkan pertumbuhan dan stabilitas produksi padi, sehingga terjadi percepatan produksi (Simatupang, 2001). Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya padi sawah, semakin kompleks. Hal ini merupakan akibat dari berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan. Konversi lahan produktif tidak dapat dihindarkan dan bahkan secara nasional diperkirakan lajunya mencapai ha/tahun. Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan. Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pada tahun 2011 Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi sebesar 70,60 juta ton GKP. Sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun (Kementerian Pertanian, 2011). Instrument yang dapat digunakan untuk mencapai target produksi tersebut adalah: 1) Perluasan areal; 2) Peningkatan produktivitas; 3) Rekayasa teknologi dan sosial. Peningkatan produktifitas dilakukan melalui penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan teknologi pasca panen. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukan melalui Demplot, Dem-Area dan SL-PTT (Kementerian Pertanian, 2011). Berdasarkan agroekosistem dan kesesuaian lahannya, tanaman padi mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di Provinsi 1

18 Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas ha dengan produktivitas yang masih rendah (4,06 t/ha). Produktivitas padi, jagung, dan kacang tanah di Bengkulu masih relatif rendah yang berturut-turut adalah: 4,06 t/ha, 3,60 t/ha dan 0,99 t /ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2010), sedangkan potensi hasilnya dapat mencapai 6,5 t/ha untuk padi, 5,0 t/ha untuk jagung, dan 2,0 t/ha untuk kacang tanah. Penyebabnya antara lain adalah penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tingkat petani masih relatif rendah (sekitar 40-50%), penggunaan pupuk yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum populer dan budidaya spesifik lokasi masih belum diadopsi dan terdifusi secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksi mutlak diperlukan melalui implementasi inovasi teknologi (Kustiyanto, 2001). Tingkat adopsi teknologi budidaya padi di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh tingginya senjang hasil antara hasil pengkajian dengan hasil riel di tingkat petani. Tingkat pemahaman petani dan penyuluh dalam pelaksanaan SL-PTT juga masih rendah dan perlu ditingkatkan. SL-PTT adalah program strategis Kemtan untuk mencapai swasembada beras lestari dan bahkan menjadi ekportir beras pada tahun Teknologi yang disusun dengan PTT bersifat spesifik lokasi dan mempertimbangkan keragaman sumberdaya, iklim, jenis tanah, sosial-ekonomi-budaya masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan (Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program SL-PTT. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran produksi padi tahun 2013 sebesar ton GKG dan sasaran produksi jagung sebesar ton diupayakan dapat dicapai untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas.karena itu diperlukan upaya peningkatan produksi yang luar biasa untuk mencapai sasaran tersebut. Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas telah dilaksanakan melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sejak tahun 2008 maupun melalui PTT atau peningkatan mutu intensifikasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan SL-PTT sebagai pendekatan pembangunan tanaman pangan khususnya dalam mendorong peningkatan produksi padi dan jagung nasional 2

19 telah terbukti, namun kedepan dengan tantangan yang lebih beragam maka perlu penyempurnaan dan peningkatan kualitas. Oleh karena itu pada tahun 2013, upaya peningkatan produksi melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) akan difokuskan melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir, peningkatan jumlah paket bantuan sebagai instrumen stimulan, serta dukungan pendampingan dan pengawalan. Kawasan pertumbuhan merupakan daerah yang tingkat produktivitasnya masih di bawah rata-rata produktivitas Provinsi (daerah-daerah sub-optimal), kawasan pengembangan merupakan daerah yang tingkat produktivitasnya sama dengan rata-rata produktivitas Provinsi, sedangkan kawasan pemantapan adalah daerah yang tingkat produktivitasnya di atas rata-rata produktivitas Provinsi dan atau Nasional. Luas SL-PTT Padi tahun 2013 adalah ha, yang dialokasikan pada kawasan pertumbuhan (padi pasang surut, padi rawa lebak, padi lahan kering dan padi sawah) seluas ha, kawasan pengembangan (padi sawah, padi hibrida dan padi lahan kering) seluas ha dan luas kawasan pemantapan (padi sawah dan padi lahan kering) seluas ha.dalam SL- PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami), mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi. Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia secara terpadu dalam melakukan budidaya dilahan usahataninya berdasarkan spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi dan jagung. Namun demikian wilayah diluar SL-PTT harus tetap dilakukan pembinaan, pendampingan dan pengawalan sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat meningkat. Dengan fasilitasi tersebut diharapkan pelaksanaan SL-PTT berbasis kawasan skala luas dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran sehingga 3

20 dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas dan produksi tahun Tujuan Tujuan pendampingan SL-PTT pada tahun 2013 adalah: 1. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu. 2. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi yang dilaksanakan oleh stakeholders. 1.3 Keluaran yang Diharapkan Keluaran pada tahun 2013: 1. Alternatif metode diseminasi komponen teknologi PTT untuk percepatan adopsi. 2. Rekomendasi dalam peningkatan efektivitas kinerja pendampingan SL- PTT padi di Provinsi Bengkulu. 4

21 II. TINJAUAN PUSAKA Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Senjang hasil (yield gap) antara hasil penelitian dengan hasil riel di tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari 40%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah di Bengkulu dapat mencapai 6,5-7,5 t/ha, sedangkan produktivitas yang dicapai petani baru berkisar antara 4 5,5 t/ha. Rata-rata produktivitas padi di Provinsi Bengkulu baru mencapai 4,06 t/ha, sedangkan secara nasional sudah mencapai 5,05 t/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2009; Dirjen Tanaman Pangan, 2010a). Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009). Dengan pendekatan ini diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan. Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Bermanfaat bagi petani secara nyata. 2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada. 3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia. 4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi. 6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono, 2009).

22 Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani diantaranya adalah: 1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik. 2. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal. 3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani. 4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi. 5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani. Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983). Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum diseminasi beserta beragam channelyang dapat digunakan dalam proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut. 6

23 Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011) PTT dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) prinsip utama, yaitu: (1) Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di laboratorium lapangan. (2) Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat. (3) Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu. (4) Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung. (5) Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan Iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat. SL-PTT adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya di lakukan di lapangan dan di tempat-tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar, tidak terikat ruang kelas. Sekolah lapang (SL) menjadi tempat pendidikan nonformal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 7

24 utamanya dalam mengenali potensi, penyusunan rencana usahatani, mengatasi permasalahan. Melalui SL petani diharapkan mampu mengambil keputusan untuk menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian usahataninya lebih efisien, produktivitas tinggi dan berkelanjutan. Pendekatan SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya. SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi teknologi spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL- PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan usahataninya. Dalam pelaksanaan SL-PTT terdapat dua komponen teknologi, yaitu komponen dasar dan komponen ilihan. Komponen teknologi dasar yaitu teknologi yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Komponen teknologi ini terdiri dari atas: Varietas unggul baru, inbrida atau hibrida Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos. Pengaturan populasi tanaman secara optimum Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) Komponen teknologi pilihanyaitu teknologi yang disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Teknologi ini terdiri atas: (1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam (2) Penggunaan bibit muda (< 21 hari) (3) Tanam bibit 1 3 batang per rumpun (4) Pengairan secara efektif dan efisien (5) Penyiangan dengan landak atau gasrok (6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. 8

25 Falsafah SL-PTT menunjukkan bahwa agar teknologi yang diintroduksikan dapat diterima, diadopsi dan didifusikan secara luas, maka peran dari seluruh panca indra haruslah dioptimalkan. Falsafah dari SL PTT adalah sebagai berikut: Mendengar, Saya Lupa Melihat, Saya Ingat Melakukan, Saya Faham Menemukan Sendiri, Saya Kuasai Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Di sini nampak adanya bentuk pemberdayaan petani. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh. Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani adalah melalui pertemuan kelompok. Pertemuan kelompok dilaksanakan oleh pelaksana SL-PTT 9

26 dan tempat pertemuan juga berada di lokasi SL-PTT. Peserta pertemuan adalah petani peserta dipandu oleh pemandu lapangan. Pertemuan pertemuan dalam SL-PTT diharapkan 8 kali pertemuan, oleh karena itu perlu dijawalkan secara periodik dengan kesepakatan petani peserta sehingga tidak mengganggu waktu petani (Dirjen Tanaman Pangan, 2010). 10

27 III. PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Ruang Lingkup Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim SL-PTT dan Tim Teknis SL-PTT serta penunjukan LO BPTP Bengkulu; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; nara sumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display; pelaksanaan display VUB); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan). Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu diprioritaskan pada penyampaian materi, khususnya kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim Pengendali, Tim Pembina dan Tim Pelaksana dalam Permentan No. 45 Tahun 2011 (Kementerian Pertanian, 2011). Pendampingan SL-PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam 3 cara yaitu pendampingan secara teori, praktek lapangan dan perpaduan antara teori dan praktek. Pendampingan secara teori adalah pendampingan yang dilakukan kepada kelompok sasaran dengan menggunakan berbagai metode yaitu pertemuan (presentasi dan diskusi) melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, temu usaha dan pembagian bahan informasi teknologi. Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang. Display VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara praktek lapangan. Adapun yang dimaksud perpaduan antara teori dan praktek adalah kegiatan praktek dan teori dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif singkat. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) 1 dan 2 serta Temu lapang merupakan contoh kegiatan pendampingan yang memadukan cara teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM. 11

28 3.2 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Penyusunan RODHP RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi. Penentuan jumlah dan lokasi displaypendampingan SL-PTT Padi Lokasi pendampingan dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkuluyaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Penentuan lokasi dengan mempertimbangkan potensi dari lokasi tersebut. Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Tugas dan tanggung jawab LO cukup banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yang baik dan dituntut untuk mampu berkoordinasi, bernegosiasi, dan berargumentasi serta menguasai teknologi budidaya padi secara teoritis maupun praktis. BPTP Bengkulu menugaskan peneliti sebagai tenaga penghubung di tiap Kabupaten atau Kota di seluruh Kabupaten Propinsi Bengkulu. LO ini diharapkan juga masuk dalam masuk dalam tim teknis SL-PTT Kabupaten. Hal ini dimaksudkan agar ada koordinasi yang terpadu antara BPTP dan Kabupaten, sehingga segala sesuatu yangberhubungan dengan pelaksanaan SL-PTT dapat dinformasikan dengan cepat.untuk tahun 2013 LO ditugaskan masing-masing mendapatkan 2 wilayah Kabupaten/Kota. Penyusunan Tim Teknis SL-PTT BPTP Bengkulu Tim Teknis disusun berdasarkan kompetensi dari staf yang ada di BPTP Bengkulu. Tugas dari Tim Teknis ini diantaranya adalah untuk menyusun bahan/materi untuk pelatihan PL II dan III, menyusun bahan informasi teknologi dan sebagai narasumber PL II maupun PL III. Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL-PTT) Data base perlu dipersiapkan sejak awal kegiatan untuk memperlancar pelaksanaan pendampingan. Data base yang diperlukan diantaranya adalah data CPCL pelaksana, jadwal tanam, jadwal pelatihan/apresiasi, teknologi eksisting (varietas, pemupukan organik/anorganik, sistem tanam, penggunaan benih bermutu, pengairan yang efisien), produktivitas, kondisi agroekosistem, dan contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL PTT. 12

29 Penyusunan data base sangat bergantung dari kelengkapan sumber data dari Dinas Pertanian, BP4K, Bakorluh, maupun BMKG. Secara umum data dapat dikumpulkan tetapi agak lambat. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan data, khususnya CPCL SL PTT dari Dinas Pertanian yang agak lambat dan dinamis Pelaksanaan kegiatan 1. Koordinasi intern dan antar institusi. Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini membahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masingmasing kabupaten. LO memberikan laporan perkembangan pelaksanaan SL- PTT per 2 minggu. Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit lingkup Badan Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi, Balitser, dan Puslitbangtan). 2. Pelaksanaan display VUB Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui display/demfarm VUB padi dan jagung yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan UPBS BPTP. Pelaksanaan display varietas dilakukan dengan tahapan : Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Penjajakan lokasi display atau demfarm Penentuan lokasi; lokasi display diusahakan dilaksanakan pada lahan irigasi dan sudah melakukan pemupukan. VUB Padi yang akan didisplay/demfarmkan adalah varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28; Inpago 4, 5, 6 dan 8; Inpara 2. Demfarm padi pada luasan 25 ha, sedangkan display padi pada luasan 54,5 ha. Display VUB padidilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota yang meliputi Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kota Bengkulu, Kepahiang, Rejang Lebong, Mukomuko dan Kaur. 13

30 Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan display dan demfarm VUB padi dan jagung dilakukan juga penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan display. Penyampaian juklak pelaksanaan display. Distribusi benih Penyemaian Penanaman Pengamatan komponen pertumbuhan komponen hasil dan hasil. Hasil display VUB padi diharapkan dapat diproses menjadi benih untuk mendukung UPBS BPTP Bengkulu. 3. Penyampaian Materi Inovasi Teknologi SL-PTT Penyampaian materi dilakukan melalui pelaksanaan pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang.kegiatan temu lapang dan sosialisasi dilaksanakan untuk petugas hingga pada tingkat Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan secara estafet oleh Penyuluh pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untukmasingmasing Kabupaten/Kota. 4. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders. Evaluasi pendampingan SL-PTT dilakukan untuk mengukur efektivitas pendampingan melalui metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner. Responden diambil dari 10 Kabupaten/Kota yang terdiri atas stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. Kegiatan evaluasi ini diharapkan mendapatkan umpan balik efektivitas pendampingan dari stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. 5. Penyusunan laporan Perkembangan kegiatan dilaporkan secara periodik yaitu, bulanan, tri wulan, semester dan akhir kegiatan. Laporan bulanan dibuat dan dikumpulkan setiap bulan (di bawah tanggal 5). Laporan triwulan dibuat tiga bulan sekali, dimana laporan ini merupakan kompilasi dari laporan bulanan. Laporan tengah tahun diharapkan sudah dapat diselesaikan pada bulan Juni, dan laporan akhir pada bulan Desember

31 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2013 dilaksanakan pada bulan Januari Desember 2013 di 10 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Pelaksanaan kegiatan SL-PTT diarahkan untuk dapat memotivasi petani untuk dapat menerapkan beberapa komponen teknologi yang telah dianjurkan. Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Kegiatan pendampingan SL-PTT yang dilakukan meliputi : A. KEGIATAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI BPTP BENGKULU 4.1 Koordinasi Intern dan Antar Institusi Koordinasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten sudah dilaksanakan dengan cukup intensif. Institusi sasaran dalam koordinasi di antaranya adalah Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi, Bakorluh, BP4K, BPP, BPSB, dan BPTPH, seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Koordinasi Pendampingan Antar Institusi Tahun No Bentuk Koordinasi Koordinasi dan konsultasi pelaksanaan SL PTT 2013 Bantuan benih padi dan jagung Koordinasi data CPCL SLPTT Koordinasi kontak person penyuluh pendamping SLPTT 5 Koordinasi display Institusi Waktu Pelaksanaan BBP2TP Februari 2013 BB Padi Sukamandi dan UPBS BPTP Bengkulu Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten Maret 2013 Maret 2013 BP4K/BPP Maret 2013 Dinas Pertanian Kabupaten, BP4K/BPSB/BPTPH/BPP Maret 2013 Rencana Tindak Lanjut Menggunakan VUB yang Spesifik Lokasi Pemesanan benih padi 1240 kg dan 10 kg. Menentukan calon lokasi pendampingan Menyusun kontak person penyuluh pendamping SLPTT Menetapan lokasi display padi 15

32 6 Hunting Lokasi display VUB 7 Penentuan lokasi display 8 Pendistribusian benih untuk display KPK, Gapoktan, dan Kelompok Tani Dinas Pertanian Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu tengah, Kaur, Kepahiang, Rejang lebong, Seluma, Bengkulu Selatan, Mukomuko dan Kota Bengkulu Dinas Pertanian, Kelompok Tani 9 Pelaporan BBP2TP April 2013 April-Juni 2013 April-Juni 2013 Sesuai permintaan Memetakan lokasi display kegiatan pendampingan SLPTT padi Ditetapkan lokasi display 50 ha masingmasing Kabupaten 5 ha Benih didistribusikan berdasarkan permintaan dan lokasi yang ditentukan Menyiapkan dan mengirimkan data sesuai permintaan Upaya dalam meningkatkan koordinasi dan keterpaduan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu dilakukan dalam bentuk koordinasi intern (dalam institusi BPTP Bengkulu) dan koordinasi antar institusi (pusat, daerah maupun kabupaten). Koordinasi intern telah dilaksanakan, bentuk dari koordinasinya adalah rapat tim SL-PTT secara rutin/bulanan dan penyampaian laporan baik secara tertulis maupun secara lisan kepada Kepala Balai. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan arahan dan pembekalan kepada anggota Tim tentang hal-hal terbaru dalam pelaksanaan Program SL-PTT baik di tingkat Provinsi maupun tingkat nasional. Dalam kegiatan ini juga dibahas strategi dan upaya-upaya untuk melaksanakan kegiatan SL-PTT secara efektif dan efisien. Koordinasi antar institusi dilaksanakan di tingkat pusat, daerah, maupun kabupaten. Koordinasi di tingkat pusat yang pernah dilaksanakan diantaranya adalah kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Ke BBP2TP di Bogor dan menghadiri undangan sosialisasi dan workshop perubahan iklim sektor pertanian di Medan. Adapun kegiatan koordinasi di Provinsi Bengkulu diantaranya adalah pelaksanaan Rapat Koordinasi P2BN yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan juga oleh Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong. Selain itu juga telah dilaksanakan sosialisasi kegiatan Pendampingan SL-PTT Tahun 2013 di 10 kab/kota. Hasil sosialisasi menunjukkan bahwa Permentan No. 45 Tahun

33 belum diimplementasikan di sebagian besar kabupaten dan bahkan masih ada yang belum memahami materinya. 4.2 Liason Officer (LO) LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Pada tahun 2013 LO ditugaskan masing-masing mendapatkan wilayah tugas 2 Kabupaten/Kota. Berdasarkan bidang keahlian personal LO terdiri dari Agronomi 3 orang, Sosial Ekonomi Pertanian 1 orang, dan Ilmu Tanah 1 orang, seperti pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Nama, Bidang Keahlian dan lokasi penugasan LO. No Nama Bidang Keahlian Lokasi 1 Yahumri, SP Agronomi (Budidaya Tanaman) Kab. Mukomuko & Kab. Kaur 2 Yartiwi, SP Agronomi (Budidaya Tanaman) Kab. Seluma & Kab. Bengkulu Utara 3 Yesmawati, SP Sosial Ekonomi Pertanian (Farming System) Kota Bengkulu & Kab. Lebong 4 Yulie Oktavia, SP Agronomi (Budidaya Tanaman) Kab. Kepahiang & Kab. Rejang Lebong 5 Nur Megawati, SP Ilmu Tanah (Kesuburan dan Biologi Tanah) Kab. Bengkulu Selatan & Kab. Bengkulu Tengah 4.3 Sosialisasi Pendampingan SL-PTT Sosialisasi pendampingan SL-PTT telah dilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu, pelaksanaan sosialisasi tersebut dilaksanakan 3 Zona yaitu Zona Utara (Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Mukomuko) pada tanggal April 2013, Zona Selatan (Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur) pada tanggal April 2013 dan Zona Timur (Kabupaten Kepahiyang, Rejang Lebong dan Lebong) pada tanggal April Sementara itu pelaksanaan sosialisasi di Kota dilaksanakan secara tersendiri yaitu pada tanggal 10 April Adapun peserta pelaksanaan sosialisasi dihadiri oleh Dinas pertanian, BP4K dan BPP, KPK ditingkat Kecamatan. Sosialisasi ini merupakan bentuk kegiatan untuk mempercepat penyebarluasan Inpari, Inpago dan Inpara adalah melalui demonstrasi plot dan display varietas. Display dilakukan untuk memperbanyak titik dalam memperkenalkan dan mendekatkan teknologi baru berupa VUB padi dengan keunggulan tertentu. Teknologi akan mudah diterima jika memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah: secara ekonomi menguntungkan, secara teknis 17

34 mudah dilaksanakan dan tidak bertentangan dengan kondisi sosial budaya serta peraturan daerah setempat. Pelaksanaan display dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan SL PTT maupun mendahului pelaksanaan SL PTT tergantung dari situasi dan kondisi setempat (spesifik lokasi). Display dilaksanakan oleh petani/kelompok tani yang kooperatif, sehingga tujuan dari display dapat dicapai. Pada display ini hanya dibagikan benih VUB sedangkan saprodi lainnya disediakan oleh petani kooperator secara partisipatif. Upaya untuk meningkatkan adopsi dan difusi penggunaan benih padi Inpari, Inpago dan Inpara dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang ada di BPTP Bengkulu yang diantaranya adalah kegiatan pendampingan SL-PTT. Melalui kegiatan pendampingan SL-PTT, khususnya dalam pelaksanaan demplot dan display varietas mampu mempercepat penyebarluasan Inpari, Inpago dan Inpara di Provinsi Bengkulu. Petani cepat mengadopsi varietas yang ideal yaitu produkstivitas tinggi, tahan terhadap cekaman lingkungan dan OPT, serta rasa nasi yang enak/pulen. Banyak varietas yang mempunyai potensi hasil yang tinggi tetapi tidak tahan terhadap hama dan penyakit utama. Kondisi ini yang sering menghambat dalam proses adopsi karena petani tidak mau mengambil resiko yang tinggi. 4.4 Pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi teknologi spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL- PTT duharapkan terjadi perbaikkan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan usaha taninya. Dalam pelaksanan SL-PTT terdapat dua komponen teknologi, yaitu komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen teknologi pilihan meliputi : 1. Penggunaan varietas baru, 2. Penggunaan benih bermutu dan berlabel, 3. Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos, 4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum, 5. Pemupukkan berdasarkan kebutuhan tanamana dan status hara tanah, 18

35 6. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Penyakit Terpadu). Komponen teknologi pilihan merupakan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani, komponen ini terdiri atas : 1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam 2. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 3. Tanam bibit 1 3 batang per rumpun 4. Pengairan secara efektif dan efisien 5. Penyiangan dengan landak atau gasrok 6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. Dalam mensosialisasikan komponen PTT di atas BPTP Bengkulu mengupayakan beberapa cara, diantaranya dengan Kegiatan Display VUB di masing-masing kabupaten Pelaksanaan Display VUB Jumlah unit pada masing-masing kabupaten mengacu pada ketentuan luas areal demfarm, dimana 1 unit seluas 1-5 ha, sedangkan untuk Kabupaten Mukomuko hanya seluas 0,5 ha. Kegiatan display di Kabupaten Mukomuko secara khusus dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan Pekan Daerah (PEDA) KTNA yang ke-14 tahun 2013 tingkat provinsi. Jumlah unit dan luas display Varietas Unggul Baru (VUB) disajikan pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Jumlah unit dan luas display Varietas Unggul Baru (VUB) di Provinsi Bengkulu. No Kabupaten/Kota Jumlah Unit Ha 1 Kota Bengkulu Bengkulu Selatan Bengkulu Utara Bengkulu Tengah Seluma 2 8,5 6 Kaur Mukomuko 1 0,5 8 Kepahiang Rejang Lebong Lebong 1 5 Jumlah Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui display VUB padi yang dimaksudkan untuk mendukung 19

36 kegiatan UPBS BPTP. Realisasi pelaksanaan display VUB di Provinsi Bengkulu seluas 50 ha dengan kondisi pertanaman sampai Bulan Oktober 2013 yaitu seluas 29,5 ha (59 %) sudah panen dan seluas 20,5 ha (41 %) belum panen. Dari hasil panen tersebut masih terdapat produktivitas yang masih rendah dibawah produktivitas padi Provinsi Bengkulu tahun 2012 yaitu < 4,06 ton/ha. Produktivitas yang masih rendah disebabkan adanya serangan hama dan penyakit (tungro dan blast) pada tanaman yang sulit dikendalikan, seperti di Kabupaten Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan. Sedangkan keterlambatan penanaman di beberapa unit dan kabupaten disebabkan oleh adanya peralihan beberapa lokasi kegiatan dan hambatan teknis seperti jaringan irigasi yang terputus. Realisasi pelaksanaan display VUB di Provinsi Bengkulu sampai Bulan November 2013 disajikan pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Realisasi pelaksanaan display VUB sampai dengan November 2013 pada masing-masing Kabupaten. No Kab/Lokasi Varietas Luas (ha) Kondisi Pertanaman 1 Kaur Inpari 15, 18, 20 5 umur 14 HST 2 Kepahiang Inpari 15, 20, 28 5 sudah panen 3 Bengkulu Tengah Inpari 15, 18, 20 dan Inpara 2 5 sudah panen (provitas < 4-7,4 ton/ha) 4 Seluma Inpari 15, 18, 20 dan Inpara 2 8,5 sudah panen: 5 ha (provitas < 4,06-6,4 ton/ha) umur 7 HST: 3,5 ha 5 Rejang Lebong Inpari 15, 20, 28 5 umur HST 6 Kota Bengkulu Inpari 15, 18, 20 5 sudah panen (provitas 4,6-7,2 ton/ha) 7 Lebong Inpari 15, 18, 20 5 sudah panen: 4 ha (provitas 4,6 ton/ha) umur 7 HST: 1 ha 8 Bengkulu Utara Inpari 15, 18, 20 6 sudah panen: 5 ha (provitas < 4 ton/ha) umur 57 HST: 1 ha 9 Bengkulu Selatan Inpari 15, 20 5 sudah panen (provitas < 4 ton/ha) 10 Mukomuko Inpago 4, 5, 6, 8 0,5 untuk kegiatan PEDA Jumlah Implementasi Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo Salah satu komponen dasar yang dianjurkan untuk diterapkan oleh petani adalah dengan mengatur populasi tanaman secara optimum. Pengaturan populasi tanaman ini dikenal dengan sistem tanam jajar legowo. Pengaturan 20

37 jarak tanam dengan sistem legowo di anjurkan dengan legowo 2:1 dan legowo 4:1. Produksi padi masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin hari semakin bertambah. Selain penggunaan varietas yang sesuai dengan iklim setempat produksi juga dapat ditingkatkan dengan penerapan teknologi-teknologi salah satu pengaturan jarak tanam. Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro, dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman, mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus, menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan dan dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Permasalahan selama ini masih sering dijumpai adalah hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh lembaga penelitian belum sepenuhnya diadopsi oleh petani dan pengguna. Hal ini disebabkan minimnya strategi mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengkajian kepada pengguna, sehingga jaringan informasi dari sumber teknologi kepada pengguna teknologi di daerah terputus. Selain permasalahan tersebut petani juga masih banyak belum mengetahui produktivitas dari sistem tanam jajar legowo untuk itu perlu adanya pengkajian untuk mengetahui produktivitas dengan system tanam jajar legowo tersebut. 21

38 Tabel 5. Perkembangan implementasi sistem tanam jajar legowo di Propinsi Bengkulu No Kabupaten/ Kota Sasaran Luas Tanam (ha) Adopsi (%) Provitas (ton/ha) Sebelum Sesudah Peningkatan Provitas (%) Sebaran/Luas Aplikasi (ha) 1 Bengkulu Utara , Kec. Argamakmur : 518 ha, Kec. Lais : 300, Kec. Padang Jaya : 300, Kec. Batiknau : 200, Kec. Air Besi : 100, Kec. Kerkap ; 200, Kec. Hulu Palik : 200 Kec. Putri Hijau : Bengkulu Selatan , Luas aplikasi:: (Kec. Seginim, Kec. Kedurang Hulu, Kec. Kedurang Ilir) 3 Rejang Lebong Luas aplikasi : 3.308,2 Kec. Curup Selatan, Kec. Bermani Ulu, Kec. Bermani Ulu Raya, Kec. Selupu Rejang, Kec. Curup Tmur, Kec. Tanjung Agung 4 Kota Bengkulu Luas aplikasi: Kec. Muara Bangkahulu, Kec. Sungai Serut, Kec. Singaran Pati, Kec. Teluk Segara 5 Mukomuko , , Luas aplikasi: Kec. Lubuk Pinang: 300 dan Kec. Air Majunto dan Kec. Lubuk Pinang: Seluma , Kec. Seluma Selatan: (44 Kelompok), Kec. Semidang Alas Maras: 346, Kec. Sukaraja: 268, Kec. Talo :130, Kec. Seluma Timur: 425, Kec. Ulu Talo: Kaur ,7 4-4,9 5-6, Luas aplikasi: 1.361,5 (Kec. Luas, Kec. Kinal, dan Kec. Kaur Utara) 8 Kepahiang , Luas aplikasi: Kec. Tebat Karai, Kec. Bermani Ilir, Kec. Bumi Sari, Kec. Ujan Mas 9 Lebong ,9 3, , Luas aplikasi: Kec. Lebong Utara, Kec. Lebong Sakti, Kec. Lebong Tengah, Kec. Uram Jaya, Kec. Amen, Kec. Pinang Balapis 10 Bengkulu Tengah Luas aplikasi: Jumlah ,

39 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sasaran luas tanam di Propinsi Bengkulu adalah 61,135 ha dengan Kabupaten yang paling luas berada di Kabupaten Bengkulu Utara, namun tingkat adopsi sistem tanam legowo di Kab. Ini baru mencapai 32,4 %. Dalam aplikasinya pengaturan jarak tanam legowo menunjukkan adanya peningkatan produktivitas rata-rata berkisar antara %. Pada masing-masing kabupaten telah menerapkan sistem tanam jajar legowo namun implementasinya belum sepenuhnya diadopsi oleh petani karena berbagai kendala. Beberapa kendala teknis yang sering ditemui dalam aplikasi sistem tanam jajar legowo ini diantaranya adalah : 1. Keterbatasan tenaga tanam aplikasi sistem tanam jajar legowo, tenaga kerja sulit untuk didapatkan, tenaga kerja yang ada masih beranggapan bahwa sistem tanam ini masih terlalu rumit sehingga mereka enggan untuk menanam dengan cara legowo. 2. Peningkatan upah tanam Dalam menerapkan aplikasi legowo tenaga kerja yang akan digunakan menawarkan upah yang lebih tinggi di bandingkan dengan sistem tanam biasa. Sehingga terjadi peningkatan upah tanam pekerja. 3. Topografi lahan sawah (berbukit dan petakan kecil). Beberapa daerah di Propinsi Bengkulu merupakan daerah yang memiliki topografi yang berbukit, dengan petakan sawah yang kecil sehingga menyulitkan petani untuk menggunakan caplak roda. 4. Karakteristik sumberdaya lahan yang sulit dikendalikan Kondisi tanah rawa dbeberapa derah menyebabkan caplak tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi tanah penuh dengan lumpur. Beberapa permasalahan diatas merupakan faktor pengkhambat bagi petani untuk dapat menerapkan sistem tanam jajar legowo. Berapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut : 1. Mempercepat proses diseminasi sistem tanam jajar legowo melalui kegiatan Temu Lapang, Apresiasi, Sosialisasi dan pelatihan. 2. Mempercepat penyebaran caplak roda, dengan penggunaan caplak roda diharapkan mempermudah petani dalam pengerjaan proses penanaman. 3. Penggunaan transplanter untuk mengantisipasi keterbatasan tenaga tanam. 23

40 4.4.3 Adopsi Varietas Pada tahun 2013 untuk padi non hibrida masih didominasi oleh varietas Mekongga dan Cigeulis, sedangkan untuk padi lahan kering didominasi oleh varietas Situbagendit dan Inpago. Dominasi varietas tersebut karena terbatasnya jenis varietas yang disediakan oleh Public Service Obligation (PSO) setempat dan juga dikarenakan minat dari pengguna terhadap varietas tersebut (Tabel 6). Tabel 6. Daftar adopsi varietas padi di Provinsi Bengkulu tahun 2012 No Kabupten/Kota Varietas 1 Kota Bengkulu Ciherang 2 Bengkulu Selatan Cigeulis dan Mekongga 3 Bengkulu Utara Mekongga, Cigeulis, Ciherang, Inpari 10, dan Inpago 6 4 Bengkulu Tengah Cigeulis dan Situbagendit 5 Seluma Inpari 10, Mekongga, Cigeulis, Ciherang 6 Kaur Situbagendit, Mekongga, Cigeulis, Ciherang 7 Mukomuko Mekongga, Cigeulis, Inpago 8 Kepahiang Inpari dan Cigeulis 9 Rejang Lebong Cigeulis dan Ciherang 10 Lebong Cigeulis Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, Rekomendasi Umum Varietas Rekomendasi benih padi, jagung dan kedelai di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dibuat berdasarkan data Kalender Tanam (KATAM) Terpadu Musim Tanam I 2013/2014 yang sudah diverifikasi. Varietas padi diurutkan berdasarkan dominasi adalah Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit, Cigeulis, Ciliwung, Mekongga, PB 42, Hibrida Intani, Hibrida Sembada. Varietas jagung dengan urutan C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14. Sedangkan varietas kedelai dengan urutan Anjasmoro, Galunggung, Lokon, Slamet, Wilis, Kerinci, Rating, Rinjani, Varietas Lokal (Tabel 7). 24

41 Tabel 7. Daftar rekomendasi varietas padi, jagung dan kedelai di 10 kab/kota di Provinsi Bengkulu. No Kabupten/Kota Varietas Padi Jagung Kedelai 1 Kota Bengkulu Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17 2 Bengkulu Selatan Inpari 10, Inpari 7, Ciherang, Cigeulis, Mekongga, Hibrida Intani 3 Bengkulu Utara Inpari 10, Inpari 7, Inpari17, Ciherang, Situbagendit, PB 42, Ciliwung 4 Bengkulu Tengah Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Cigeulis, Situbagendit, Ciliwung 5 Seluma Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Selebes 6 Kaur Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit 7 Mukomuko Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit, Ciliwung 8 Kepahiang Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit, Cigeulis, Ciliwung 9 Rejang Lebong Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Hibrida Sembada 10 Lebong Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 Sumber: Kalender Tanam Terpadu Musim Tanam I 2013/2014. Anjasmoro, Galunggung, Lokon, Slamet, Wilis, Kerinci, Rating, Rinjani, Varietas Lokal Sda Sda Sda Sda Sda Sda Sda Sda Sda Secara umum pelaksanaan kegiatan pendampingan SL-PTT dapat dilihat dalam tabel berikut : 25

42 Tabel 8. Kemajuan Pelaksanaan Pengawalan/Pendampingan SL-PTT Padi 2013 (Sampai November 2013) BPTP Bengkulu. No. Jenis Rencana Realisasi % Realisasi 1 Dispaly Varietas (Unit) Penerimaan benih untuk Display varietas (ton) 1,25 1,15 92,0 3 Penyediaan materi penyuluhan (judul) ,0 4 Perbanyakan materi penyuluhan (eks) ,0 5 Distribusi materi penyuluhan (judul) ,0 6 Distribusi materi penyuluhan (eks) perjudul ,0 7 Jumlah peneliti pendamping (orang) ,0 8 Jumlah peneliti pendamping yang telah ke lapangan (orang) ,0 9 Frekuensi kunjungan (supervisi penerapan teknologi ,3 10 Penyampaian KATAM ke BPP (jumlah BPP) ,5 11 Rekomendasi varietas (jenis ,0 varietas) 12 Rekomendasi PTT spesifik lokasi (sesuai tipologi lahan) a. Padi sawah irigasi b. Padi gogo c. Padi rawa lebak , , ,7 13 Rekomendasi tanam jajar legowo (unit SL) ,0 14 Turut memonitor perkembangan OPT (frekuensi) ,0 15 Cek adopsi komponen PTT di unit SLPTT (unit) ,7 16 Adopsi komponen teknologi dasar PTT (rata-rata) ,0 17 Adopsi komponen teknologi pilihan PTT ,0 18 Sebagai narasumber ,0 Rata-rata 72,9 4.6 Kegiatan Pelatihan/Narasumber SL-PTT Padi Kegiatan pelatihan/narasumber sampai Bulan Oktober 2013 dilaksanakan sebanyak 6 kali (tingkat provinsi dan kabupaten). Tingkat provinsi diselenggarakan oleh Dinas Pertanian sebanyak 2 kali, yaitu pertama pada Bulan Mei 2013 dengan materi Dukungan dan Peran BPTP Bengkulu dalam 26

43 Mendukung Program P2BN dengan jumlah peserta 40 orang dari 10 Dinas Pertanian kabupaten/kota. Kedua pada Bulan Juni 2013 dengan materi Rekomendasi Varietas berdasarkan Spesifik Lokasi Yang Toleran terhadap Hama/Penyakit Tanaman Padi di Provinsi Bengkulu dengan jumlah peserta 40 orang dari 10 Dinas Pertanian kabupaten/kota. Tingkat kabupaten dilaksanakan sebanyak 4 kali (Tabel 11). Tabel 9. Daftar kegiatan pelatihan/narasumber dalam rangka mendukung kegiatan pendampingan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. Tingkat Waktu Jumlah dan Asal No Penyelenggaraan Materi/Tema Pelaksanaan Peserta Pelatihan Mei 2013 Provinsi Bengkulu Dukungan dan Peran BPTP Bengkulu dalam Mendukung Program P2BN 2 Juni 2013 Kabupaten Rejang Lebong Program BPTP dalam Pelaksanaan SL- PTT di Provinsi Bengkulu 3 Juni 2013 Provinsi Bengkulu Rekomendasi Varietas berdasarkan Spesifik Lokasi Yang Toleran terhadap Hama/Penyakit Tanaman Padi di Provinsi Bengkulu 4 Agustus 2013 BP3K Tanjung Harapan, Kabupaten Kaur 5 Bengkulu, 31 Oktober Lebong, 19 November 2013 Dinas Pertanian Kota Bengkulu Dinas Pertanian kab. Lebong Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi dengan Menggunakan PUTS Peran BPTP dalam mendukung Program P2BN di Kota Bengkulu. Peran BPTP terhadap pelaksanaan SL- PTT di Kab. Lebong 40 orang, dari 10 Dinas Pertanian kab/kota Provinsi Bengkulu 50 orang, dari Penyuluh dan Petani di Kabupaten Rejang Lebong 40 orang, dari 10 Dinas Pertanian kab/kota Provinsi Bengkulu 30 orang penyuluh di lingkup wilayah kerja BP3K Tanjung Harapan Dinas Pertanian Kota Bengkulu Dinas Pertanian Kab. Lebong 27

44 B. KEGIATAN SL-PTT DI 10 KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI BENGKULU Penyaluran Benih bersubsidi sampai dengan tanggal 25 November belum terealisasi sepenuhnya (masih dalam proses). Secara umum realisasi Benih bersubsidi di Propinsi Bengkulu untuk semua komoditas mengalami keterlambatan. Keterlambatan dalam pendistribusian benih terjadi di seluruh kabupaten/kota, yang menjadi masalah dalam pendistribusian benih bersubsidi adalah ketersediaan benih yang sulit untuk didapatkan dan kontrak kerja dengan PSO yang terlambat sehingga PSO tidak siap untuk memenuhi kebutuhan benih di daerah. Hal ini berpengaruh terhadap kerja sama yang dilakukan dengan pihak ke-3 karena pihak ke-3 pun sulit untuk memenuhi permintaan akibat kurangnya ketersediaan benih. Benih bersubsidi yang telah terealisasi didapatkan petani dengan cara swadaya. 28

45 Tabel 10. Rekapitulasi Realisasi Benih bersubsidi Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Realisasi (%) Padi Lahan Padi Inhibrida No Kabupaten Kering Padi Hibrida Jagung Hibrida Kedelai Luas Luas Luas Luas Luas % % % % (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) % 1 Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma , , ,75 5 Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahyang Kota Bengkulu Jumlah Keterangan 29

46 Data dari masing-masing kabupaten diperoleh dari Kabid. Tanaman pangan di Dinas Pertanian. Data di atas menunjukkan bahwa penyaluran benih bersubsidi secara umum belum mencapai target kegiatan di tahun Berikut juga disajikan pelaksanaan kegiatan SL-PTT di 10 Kab/Kota yang terbagi dalam beberapa kawasan dan komoditi (tabel 10 Tabel 11. Rekapitulasi Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 a. Komoditi Padi No. Kabupaten SLPTT Kawasan Pengembangan Padi In hibrida sawah SLPTT Kawasan Pemantapan Padi In hibrida sawah SLPTT Kawasan Pertumbuhan PLK JUMLAH SL PTTPadi In hibrida (Ha) SL (Ha) LL (Ha) SL (Ha) LL (Ha) SL (Ha) LL (Ha) 1 Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahyang Kota Bengkulu JUMLAH TOTAL

47 b. Komoditi Jagung No. Kabupaten SLPTT Kawasan Pengembangan Jagung Hibrida JML SLPTT Komoditi SL (Ha) LL (Ha) Jagung Hibrida (Ha) 1 Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahiang Kota Bengkulu JUMLAH TOTAL

48 c. Komoditi Kedelai No. SLPTT Kawasan SLPTT Kawasan JML SLPTT Kabupaten Pertumbuhan Kedelai Pengembangan Kedelai Komoditi SL (Ha) LL (Ha) SL (Ha) LL (Ha) Kedelai (Ha) 1 Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahyang Kota Bengkulu JUMLAH TOTAL

49 Pelaksanaan SL-PTT di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu dapat dilihat dalam tabel 14 di bawah ini. Untuk realisasi tanam kegiatan SL-PTT hanya pada Kawasan Pemantapan Padi Sawah, sedangkan untuk kawasan dan komoditi lainnya belum menunjukkankan adanya realisasi tanam maupun realisasi panen. Untuk realisasi tanam, Kabupaten Kaur dan Rejang Lebong yang telah mencapai 100% penanaman. Untuk kabupaten lain masih terkendala dengan ketersediaan benih. Untuk Kabupaten Lebong penanaman belum dilakukan sama sekali. Kegiatan yang direncanakan untuk dapat dilakukan pada tahun angggaran 2013 hingga bulan November belum menunjukkan perkembangan seperti yang diharapkan. Hal ini diakibatkan keterlambatan ketersedian benih dan kerja sama dengan PSO yang belum efektif. 33

50 Tabel 12. Rekapitulasi realisasi pelaksanaan kegiatan SLPTT Kawasan Pemantapan Padi Sawah tahun 2013 No Kabupaten/kota Realisasi Tanam Realisasi Panen Luas Areal Provitas (ha) (ha) % Luas (ha) Produksi (ton) (ku/ha) 1 Bengkulu Utara , , Bengkulu Selatan , Rejang Lebong , Seluma , Kaur ,89 6,54 6 Mukomuko ,00 7 Lebong Bengkulu Tengah ,6 9 Kepahyang ,05 10 Kota Bengkulu , ,72 4,11 Keterangan 34

51 V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Permentan No. 45 Tahun 2011 belum diimplementasikan dan koordinasi antar institusi belum berjalan dengan optimal. 2. Telah dilaksanakan sosialisasi pendampingan SL-PTT di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. 3. Display VUB dilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu masingmasing luasan ± 5 ha dengan varietas berbeda-beda, kecuali untuk Kab. Mukomuko hanya di peruntukkan untuk kegiatan Pekan Daerah. 4. Realisasi penyaluran benih bersubsidi di masing-masing kabupaten masih belum terealisasi seluruhnya, karena masalah ketersediaan benih. 5. Pelaksanaan kegiatan SL-PTT didaerah juga belum terealisasi seluruhnya, juga karena ketersediaan benih dan kerja sama yang dilakukan dengan pihak ketiga.

52 DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung PRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p. Balasubramaniam V., Rajendran, R., Ravi, V dan Las, I Integrated Crop Management (ICM): Field Evaluation and Lesson Learn. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta. BPS Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p. Damardjati, J.S Learning from Indonesian Experiences in Achieve Rice Self Sufficientcy. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta. Ditjen Tanaman Pangan Pedoman Umum: Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. Dirjen Tanaman Pangan. 72 p. Fagi A.M Penelitian Padi Menuju Revolusi Hijau Lestari. Balai Penelitian Padi, sukamandi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. 68 Hal. Kustiyanto Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi. Puslitbangtan, Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Kerjasama Puslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p. Rubiyo, Suprapto, dan Aan Drajat Evluasi beberapa galur harapan padi sawah di Bali. Buletin Plasma Nutfah. Vol 11. No 1:6-10. Sembiring, H. dan Abdulrahman, H Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi. Simatupang, P., Anatomi Masalah Produksi Beras Nasional dan Upaya Mengatasinya. Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 Ke Depan. Buku I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Balitbangtan. Hal

53 ANALISIS RESIKO Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 8.1 dan 8.2). Tabel 8.1 Daftar resiko pelaksanaan pendampingan SL-PTT tahun No RESIKO PENYEBAB DAMPAK. Koordinasi antar pelaksana SL-PTT di daerah kurang lancar Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi Permentan No. 45 tahun 2011 belum diimplementasikan Peningkatan produksi dan produktivitas (kinerja bersama) tidak tercapai Tabel Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan pendampingan SL-PTT tahun NO. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN 1. Koordinasi antar pelaksana SL-PTT di daerah kurang lancar Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi Permentan No. 45 tahun 2011 belum diimplementasikan Dilakukan sosialisasi implementasi Permentan No. 45 tahun 2011 Meningkatkan kinerja LO untuk berkoordinasi secara pro aktif 37

54 N o Uraian kegiatan JADWAL KERJA Bulan Penyusunan RDHP Penyusunan/pembah 2 asan perbaikan RODHP 3 Koordinasi 4 Pelaksanaan 5 Laporan bulanan Laporan tengah 6 tahun 7 Laporan akhir tahun PEMBIAYAAN A. RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB) No N Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp) Belanja Bahan - ATK, komputer supplies, bahan informasi, pengandaan - Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu usaha, workshop) - Bahan dan pendukung lainnya - Penggandaan dan laminasi - Konsumsi dalam rangka apresiasi, temu lapang, temu usaha dan workshop 2 Honor output kegiatan - Honor Liason Officer (LO) - UHL - Honor Petugas Lapang 3 Belanja Barang non operasional Lainnya - Akomodasi dalam rangka apresiasi, temu lapang, temu lapang, temu usaha dan workshop - Pengiriman benih padi 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 100 OH 30 OB 135 OH 6 OH 3 kali 1 paket

55 Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber, fasilitator, evaluator 5 Belanja perjalanan lainnya - Akomodasi dalam rangka temu lapang, sosialisasi - Perjalanan luar Provinsi - Perjalanan daerah 10 OJ paket OP 154 OH J u m l a h B. REALISASI ANGGARAN No Jenis Pengeluaran 1 Belanja Bahan - ATK, komputer supplies, bahan informasi, dan pelaporan - Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu informasi, dll) - Bahan pendukung Lainnya - Penggandaan dan Laminasi - Konsumsi dalam rangka temu lapang, sosialisasi 2 Honor output kegiatan - Honor Petani - Honor Petugas Lapang - Honor Liason Officer 3 Belanja Barang non operasional Lainnya - Akomodasi dalam rangka temu lapang, sosialisasi - Pengiriman benih padi 4 Belanja Jasa Profesi - Narasumber, fasilitator, evaluator 5 Belanja perjalanan lainnya - Akomodasi dalam rangka temu lapang, sosialisasi - Perjalanan luar Provinsi - Perjalanan daerah Realisasi Anggaran (Rp.000) Persentase Keuangan (%) 31,84 99, ,29 42,41 10,00 82, , , , , ,25 100,64 Persentase Fisik (%) TOTAL 39

56 No Nama/NIP Jabatan Fungsional/ Bidang keahlian Jabatan dalam Kegiatan PERSONALIA Uraian Tugas Yong Farmanta,SP.M.Si 2 Dr. Wahyu Wibawa, MP Peneliti Pertama/Ilmu Tanah Peneliti Muda/Gulma Penanggung jawab Anggota 1. Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. 2. Membuat perencanaan, mengkordinir pelaksanaan kegiatan pendampingan SL-PTTdi seluruh kab/kota di Provinsi Bengkulu. 3. Mengevaluasi kinerja dan pencapaian anggota tim secara periodik/per bulan 4. Bertanggungjawab terhadap Kepala Balai dan memberikan laporan fisik dan keuangan secara periodik (bulanan). 1. Membantu Penjab membuat perencanaan pelaksaan dan pelaporan. 2. Membantu melaksanakan koordinasi ke stakeholder di 10 Kabupaten/Kota. 3 Yahumri,SP PNK/Agronomi Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT. 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Mukomuko dan Kaur secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 4 Yartiwi,SP Peneliti Pertama/Agrono mi Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT. 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Bengkulu Utara dan Seluma secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 5 Yesmawati, SP PNK/Sosek Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT di Kabupaten Lebong. 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Lebong dan Kota secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. Alokasi Waktu (Jam /minggu)

57 Yulie Oktavia, SP PNK/Budidaya Pertanian Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT di Kabupaten Rejang Lebong 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Rejang Lebong secara periodik (Bulanan) kepada Penjab Nurmegawati, SP Peneliti/Ilmu Tanah Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT di Kabupaten Bengkulu Selatan 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Bengkulu Selatan secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 8. Ahyadi Jakfar, A.Md Teknisi/D3 Anggota 1. Membantu penyelesaian administrasi kegiatan 2. Membantu dalam distribusi bahan, pengepakan dan pengamatan lapangan di kabupaten/kota. 3. Lap. secara periodik. 9. Hendri Suyanto Teknisi/SLTA Anggota 1. Membantu penanggungung jawab dalam entry data dan pengetikan. 2. Membantu dalam distribusi bahan, pengepakan dan pengamatan lapangan di kabupaten/kota. 3. Lap. secara periodik

58 LAMPIRAN

59 Lampiran 1. Varietas dan Jumlah Benih yang Diintroduksi pada Pedampingan SL-PTT Tahun 2013 Kegiatan No Varietas Jumlah (kg) Kelas benih 1 Inpari BP / SS 2 Inpari BP / SS 3 Inpari BD / FS 4 Inpari BP / SS 5 Inpara 2 50 BP / SS 6 Inpago 4 5 BP / SS 7 Inpago 5 5 BP / SS 8 Inpago 6 10 BP / SS 9 Inpago 8 5 BP / SS Total

60 Lampiran 2. Evaluasi Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : KAUR PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Kaur Selatan 1. Penggunaan VUB 2 Kaur Tengah 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Kaur Utara 3. Pemberian bahan organik 4 Kelam Tengah 4. Sistem tanam legowo 5 Kinal 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Luas 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Lungkang Kule 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Maje 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Muara Sahung 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Nasal 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11 Padang Guci Ilir 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok 12 Padang Guci Ulu 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 13 Semidang Gumay 14 Tanjung Kemuning 15 Tetap 44

61 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : KEPAHIANG PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Merigi 1. Penggunaan VUB 2 Ujan Mas 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Kepahiang 3. Pemberian bahan organik 4 Kabawetan 4. Sistem tanam legowo 5 Tebat Karai 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Bermani Ilir 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Muara Kemumu 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Seberang Musi 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 45

62 EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : Bengkulu Tengah PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Pagar jati 3,5 1. Penggunaan VUB 2 Pondok Kubang 5,1 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Merigi Sakti 2,7 3. Pemberian bahan organik 4 Talang Empat 3,6 4. Sistem tanam legowo 5 Bang Haji 1,5 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Pematang Tiga - 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Karang Tinggi - 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Meringgi Kelindang - 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Pondok Kelapa - 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Taba Penanjung Pengairan secara efektif dan efisien 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 46

63 EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : Seluma PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 SAM 1. Penggunaan VUB 2 Air Nipis 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Talo 3. Pemberian bahan organik 4 Ilir Talo 4. Sistem tanam legowo 5 Talo Kecil 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Ulu Talo 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Seluma Kota 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Seluma Selatan 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Seluma Barat 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Seluma Timur 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11 Seluma Utara 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok Sukaraja 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok Air Periukan Lubuk Sandi 47

64 EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : Rejang Lebong PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Curup 1. Penggunaan VUB 2 Curup Utara 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Curup Selatan 3. Pemberian bahan organik 4 Curup Timur 4. Sistem tanam legowo 5 Curup Tengah 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Selupu Rejang 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Bermani Ulu 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Bermani Ulu Raya 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Sindang Kelingi 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Sindang Dataran 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11 Sindang Beliti Ulu 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok 12 Sindang Beliti Ilir 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 13 Binduriang 14 Padang Ulak Tanding 15 Kota Padang 48

65 Lampiran 3. Laporan pelaksanaan Pendampingan Peneliti LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : Kota Bengkulu PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan 1 (ton/ha) Keterangan GKP 1 Selebar 1. Penggunaan VUB 2 Kampung melayu 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Gading cempaka 3. Pemberian bahan organik 4 Ratu agung 4. Sistem tanam legowo 5 Ratu samban 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Teluk segara 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Sungai serut 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Muara bangka hulu 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 49

66 EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : Lebong PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Rimbo Pengadang 4,65 1. Penggunaan VUB 2 Tapos 4,65 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Lebong Selatan 4,65 3. Pemberian bahan organik 4 Bingin Kuning 4,65 4. Sistem tanam legowo 4,65 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan 5 Lebong Tengah tanaman 6 Lebong Sakti 4,65 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Lebong Atas 8 Padang Bano 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Pelabai 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Lebong Utara 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11 Amen 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok 12 Uram Jaya 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 13 Pinang Belapis 50

67 EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : Bengkulu Utara PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Kerkap 1. Penggunaan VUB 2 Hulu Palik 5,1 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Air Napal 3. Pemberian bahan organik 4 Air Besi 3,8 4. Sistem tanam legowo 5 Arga makmur 8,4 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Padang Jaya 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Giri Mulyai 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Lais 6,2 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Air Padang 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Batik Nau 10 Pengairan secara efektif dan efisien. 11 Ketahun 11 Penyiangan dengan landak atau gasrok. 12 Putri Hijau 12 Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 13 Napal Putih 14 Enggano. 51

68 EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : Bengkulu Selatan PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Seginim 7,8 1. Penggunaan VUB 2 Air Nipis 5,8 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Kedurang Ilir 5 3. Pemberian bahan organik 4 Kota Manna 5 4. Sistem tanam legowo 5 Manna 4 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Pasar Manna 5,6 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Bunga Mas 4,5 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Kedurang 4,6 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Pino 6,4 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Pino Raya 6,2 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11 Ulu Manna Penyiangan dengan landak atau gasrok 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 52

69 EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN : NOVEMBER 2013 KABUPATEN : MUKOMUKO PROVINSI : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi Provitas No Kecamatan (ton/ha) Keterangan GKP 1 Air Dikit - 1. Penggunaan VUB 2 Air Majunto 4,7 2. Benih bermutu dan berlabel 3 Air Rami 4,4 3. Pemberian bahan organik 4 Lubuk Pinang 4,8 4. Sistem tanam legowo 5 Malin Deman 4,5 5. Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman 6 Kota Mukomuko 4,5 6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT 7 Ipuh 4,5 7. Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam 8 Penarik 4,4 8. Penggunaan bibit muda (< 21 hari) 9 Pondok Suguh 4 9. Tanam bibit 1-3 batang/rumpun 10 Selagan Raya 4,8 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11 Sungai Rumbai 4,5 11. Penyiangan dengan landak atau gasrok 12 Teramang Jaya 4,4 12. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok 13 Teras Terunjam 4,3 14 V Koto 4,6 15 XIV Koto 4,7 53

70 FORMULIR LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : YAHUMRI, SP KABUPATEN : KAUR Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Rekomendasi Hasil Display Varietas Varietas Teknologi Distribusi Publikasi Unit Kemajuan/ Varietas Terpilih Padi: PTT - Padi Belum Inpari 15, sawah panen 18, 20 (1) Kedelai: Anjasmoro, Argomulyo Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) Kedeai Gagal panen (1) Narasumber 1 kali (tingkat kecamatan) Materi: PUTS Kunjungan/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat) Saran 54

71 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Yulie Oktavia, SP KABUPATEN : Kepahiang Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Hasil Display Rekomendasi Varietas Distribusi Kemajuan/ Publikasi Varietas Teknologi Unit Varietas Terpilih Padi: PTT Teknologi Padi Inpari 15, Inpari 15, PTT Padi 1 28 dan Unit Padi 1 Hasil Demfarm Kemajuan/ Provitas (t/ha) 4,3 4 Gagal panen Narasumber Kunjunga n/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Saran 55

72 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Nurmegawati, SP KABUPATEN : Bengkulu Tengah Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Rekomendasi Varietas Padi: Inpari 15, 18, 20 dan Inpara 2 Kedelai: Anjasmoro Agromulya Teknolo gi PTT Distribusi Publikasi Teknologi PTT Unit Hasil Display Varietas Kemajuan/ Varietas Terpilih 1 Inpari 15, 18, 20 Inpara 2 Anjasmoro Agromulyo Hasil Demfarm Kemajuan / Unit Provitas (t/ha) 1 3,9-2,5 4,6 Gagal panen Narasumber Kunjungan/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat) Saran 56

73 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Yartiwi KABUPATEN : Seluma Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Rekomendasi Hasil Display Varietas Distribusi Kemajuan/ Varietas Teknologi Publikasi Unit Varietas Terpilih Padi: Inpari 15, Kedelai Anjasmoro Agromulyo PTT Teknologi PTT Padi Padi 1 2 Kedelai Inpari 15,18 dan 20 Inpari 15,18, 20 dan Inpara 2 Anjasmoro Agromulya Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) Padi 5,8 1 6,4 3,04 2 Belum panen 1 1,8 0,5 Nara sumber Kunjungan/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Saran 57

74 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Yulie Oktavia, SP KABUPATEN : Rejang Lebong Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Hasil Display Rekomendasi Varietas Distribusi Kemajuan/ Publikasi Varietas Teknologi Unit Varietas Terpilih Padi: PTT Teknologi 1 Inpari 15, Inpari PTT 28, 15, 28, Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) 1 Belum panen 4,5 Gagal panen Nara sumber Kunjungan/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat) Saran 58

75 FORMULIR LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Yesmawati, SP KABUPATEN : Kota Bengkulu Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Hasil Display Rekomendasi Varietas Distribusi Kemajuan/ Publikasi Varietas Teknologi Unit Varietas Terpilih Padi: PTT Teknologi Inpari 15, Inpari PTT Padi , 18 dan Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) 1 6 5,6 4,4 Nara sumber Kunjungan/Temu Lapang Masalah P2BN tingkat Kota Masih terlambatnya Bengkulu di Dinas CP/CL Pertanian dan Penyediaan Benih VUB Peternakan Kota di tingkat petani belum Bengkulu memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Saran 59

76 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Yesmawati, SP KABUPATEN : Lebong Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Hasil Display Rekomendasi Varietas Distribusi Kemajuan/ Publikasi Varietas Teknologi Unit Varietas Terpilih Padi: PTT Teknologi 1 Inpari Inpari PTT 15, 18, 20 15, 18, 20 Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) 1 5,4 4,2 6 Nara sumber Kunjungan/Temu Lapang Musrenbang pertanian di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lebong Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat) Saran 60

77 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Yartiwi, SP KABUPATEN : Bengkulu Utara Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Hasil Display Rekomendasi Varietas Distribusi Kemajuan/ Publikasi Varietas Teknologi Unit Varietas Terpilih Padi: PTT Teknologi 1 Inpari 15, Inpari PTT 18, 15, 18, Inpari 20 Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) 1 4,6 6,5 7,0 Belum Panen Nara sumber Kunjungan/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat) Saran 61

78 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : Nurmegawati, SP KABUPATEN : Bengkulu Selatan Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija Hasil Display Rekomendasi Varietas Distribusi Kemajuan/ Publikasi Varietas Teknologi Unit Varietas Terpilih Padi: PTT Teknologi 2 Inpari 15 Inpari PTT Padi dan 20 15, dan Inpara 2 Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) 2 4,7 3,2 Nara sumber Kunjungan/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Saran 62

79 LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN : NOVEMBER 2013 NAMA PENDAMPING : YAHUMRI, SP KABUPATEN : MUKOMUKO Rekom Pola Tanam Padi-padipalawija Hasil Display Rekomendasi Varietas Distribusi Kemajuan/ Publikasi Varietas Teknologi Unit Varietas Terpilih Padi: PTT Teknologi 1 Inpago 4 Inpago 4, PTT Padi dan 6 5, 6, 8 Kedelai: Tanggam us Unit Hasil Demfarm Kemajuan/ Provitas (t/ha) Nara sumber 1 1,1 Apresiasi dalam rangka mendukung kegiatan PEDA KTNA Provinsi Bengkulu Kunjungan/ Temu Lapang Masalah - Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat) Saran 63

80 Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Display VUB Pad di 10 Kab/Kota Bengkulu 64

81 65

82 Kondisi pertanaman menjelang saat panen 66

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM YONG FARMANTA, SP, MSi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Demfarm 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.019/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL ROPP

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KODE: :26/ /011/C/RDHP/2013 KALENDER TANAM (KATAM) DI PROVINSI BENGKULU

KODE: :26/ /011/C/RDHP/2013 KALENDER TANAM (KATAM) DI PROVINSI BENGKULU KODE: :26/1801.019/011/C/RDHP/2013 KALENDER TANAM (KATAM) DI PROVINSI BENGKULU YONG FARMANTA, SP, MSi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Kalender Tanam

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI PROVISI BENGKULU

LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI PROVISI BENGKULU No.Kode: 26.06.RDHP.00473.A1 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI PROVISI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU KODE: 26/1801.019/011/A/RODHP/2012 LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 1 KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) PADI Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan

Lebih terperinci

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

KODE: 26/ /011/D/RDHP/2013 DEMFARM KEDELAI. YONG FARMANTA, SP, MSi

KODE: 26/ /011/D/RDHP/2013 DEMFARM KEDELAI. YONG FARMANTA, SP, MSi KODE: 26/1801.019/011/D/RDHP/2013 DEMFARM KEDELAI YONG FARMANTA, SP, MSi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RPTP : Demfarm Kedelai 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU No. Kode : 26/1801.019/011/B/RODHP/2014 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU Yong Farmanta, SP, M.Si KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Sahardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan. Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan, dan berperan penting

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: 1 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: PENDAMPINGAN PROGRAM SLPTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH Oleh : Drh. Saiful Helmy Pendahuluan Dalam rangka mendukung Upaya Khusus Pajale Babe yang digalakkan pemerintah Jokowi, berbagai usaha dilakukan untuk

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Ahmad Damiri dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pendampingan SL-PTT PENGANTAR

Pendampingan SL-PTT PENGANTAR PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga Buku Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat disusun dengan baik. Buku

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN (ROPP) ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA 2015-2019 DEDI SUGANDI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Agros Vol.17 No.1, Januari 2015: 132-138 ISSN 1411-0172 POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT POTENTIALLY DEVELOPMENT OF RICE NEW SUPERIOR VARIETIES IN WEST

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LITKAJIBANGRAP Susilawati., B.S. Purwoko, H. Aswidinnoor dan E. Santosa. 2012. Tingkat Produksi Ratun berdasarkan Tinggi Pemotongan Batang Padi Sawah Saat Panen. J.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor pertanian tanaman pangan memiliki peranan sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat

Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI MELALUI PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADA LOKASI SL-PTT DI PROVINSI JAMBI Endrizal, Adri dan Julistia Bobihoe Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU 2011-2014 LATAR BELAKANG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merupakan unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.018/011/E/JUKLAK/2013

Lebih terperinci

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN Fakhrina dan Agus Hasbianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P.

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN KALENDER TANAM (KATAM) MENDUKUNG SLPTT PADI DI SUMATERA UTARA

PENDAMPINGAN KALENDER TANAM (KATAM) MENDUKUNG SLPTT PADI DI SUMATERA UTARA PENDAMPINGAN KALENDER TANAM (KATAM) MENDUKUNG SLPTT PADI DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah bagian dari pembangunan ekonomi yang berupaya dalam mempertahankan peran dan kontribusi yang besar dari sektor pertanian terhadap pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 180 Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya

Lebih terperinci

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA PENDAMPINGAN SLPTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA Ir. Andi Darmawida A., dkk I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, kualitas

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS CATUR HERMANTO dan Tim Disampaikan pada seminar proposal kegiatan BPTP Sumatera Utara TA. 2014 Kamis, 9 Januari 2014 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

KODE: 26 / /011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

KODE: 26 / /011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU KODE: 26 /1801.018/011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU Ir. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN 1.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor : 26 /1801.019/011/C/JUKLAK/2013 1. JUDUL RODHP : Kalender Tanam Terpadu

Lebih terperinci

POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN

POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa dan Yesmawati Pengkajian Teknologi Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5. Telp. 0736 23030 E-mail bptp_bengkulu@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian

Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian PENDAHULUAN 1. Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat di perdesaan, Departemen Pertanian memfokuskan

Lebih terperinci

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO ISBN : 978-602-1276-01-3 SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENGAWALAN PENGEMBANGAN KAWASAN PADI DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENGAWALAN PENGEMBANGAN KAWASAN PADI DI KABUPATEN BENGKULU UTARA RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENGAWALAN PENGEMBANGAN KAWASAN PADI DI KABUPATEN BENGKULU UTARA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU KERJASAMA KEMENTAN DENGAN BMKG KALENDER TANAM TERPADU Pedoman atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras

Lebih terperinci

PREFERENSI PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KABUPATEN BOGOR FARMERS PREFERENCES OF RICE SUPERIOR VARIETY IN DISTRICT BOGOR

PREFERENSI PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KABUPATEN BOGOR FARMERS PREFERENCES OF RICE SUPERIOR VARIETY IN DISTRICT BOGOR Agros Vol.17 No.1, Januari 2015: 145-152 ISSN 1411-0172 ABSTRACT PREFERENSI PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KABUPATEN BOGOR FARMERS PREFERENCES OF RICE SUPERIOR VARIETY IN DISTRICT BOGOR Yati Haryati

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran 31 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi merupakan salah satu program pemerintah (dalam hal ini Kementrian Pertanian) untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman

Lebih terperinci

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat Juliana C. Kilmanun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat Jl.BudiUtomo No.45. Siantan Hulu Kalimantan

Lebih terperinci

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADA USAHATANI PADI SAWAH (ORYZA SATIVA L.) (Suatu Kasus Di Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar) Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi

Lebih terperinci

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP: PROSES DISEMINASI TEKNOLOGI EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor pertanian dapat ditunjukan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN DEFARM KEDELAI

LAPORAN AKHIR TAHUN DEFARM KEDELAI No. Kode: LAPORAN AKHIR TAHUN DEFARM KEDELAI Yong Farmanta BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015 PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN NASIONAL MELALUI INOVASI BUDIDAYA DAN PASCAPANEN TANAMAN KOPI DI PROVINSI BENGKULU Oleh : Afrizon

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Evi Pujiastuti et al.: Respon Petani Terhadap Beberapa Jagung.. RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH LAPORAN AKHIR KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH Oleh : Bambang Irawan Herman Supriadi Bambang Winarso Iwan Setiajie Anugrah Ahmad Makky Ar-Rozi Nono Sutrisno PUSAT SOSIAL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi

Lebih terperinci

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH non SL-PTT dan dapat memberikan alternatif pilihan varietas yang dapat digunakan untuk pergiliran varietas. 3. Pada lahan rawa pasang surut/rawa lebak melalui pengawalan ini telah diadopsi beberapa varietas

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015 PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan pertanian dewasa ini diarahkan kepada ketahanan pangan serta pembangunan sistem dan usaha agribisnis

Lebih terperinci

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi)

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi) KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi) PENDAHULUAN Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut Badan Litbang Pertanian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DENGAN BEBERAPA MODEL PLOT UBINAN PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DENGAN BEBERAPA MODEL PLOT UBINAN PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DENGAN BEBERAPA MODEL PLOT UBINAN PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 Ahmad Damiri dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KEGIATAN SOSIALISASI DESA PHT DAN PELAKSANAAN SL PHT TAHUN. 2009/2010

LAPORAN AKHIR KEGIATAN SOSIALISASI DESA PHT DAN PELAKSANAAN SL PHT TAHUN. 2009/2010 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN SOSIALISASI DESA PHT DAN PELAKSANAAN SL PHT TAHUN. 2009/2010 BPP KECAMATAN CIJATI KABUPATEN CIANJUR Diserahkan kepada : DINAS PERTANIAN KABUPATEN CIANJUR Cijati,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011] BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Untuk menjaga konsistensi produksi beras dan oleh karena urgensi dari pangan itu sendiri maka dibutuhkan sebuah program yang bisa lebih mengarahkan petani dalam pencapaiannya.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat

Lebih terperinci

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Miswarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan hal penting dalam pembangunan pertanian. Salah satu keberhasilan dalam pembangunan pertanian adalah terpenuhinya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS DAN EFEKTIFITAS INTERAKSI ANTARA BPTP DENGAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN, KELEMBAGAAN TANI DI PROVINSI BENGKULU BALAI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kabupaten Enrekang dengan ibukota Enrekang terletak ± 235 Km sebelah utara kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci