BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Interaksi antara Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Interaksi antara Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi"

Transkripsi

1 71 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh Interaksi antara Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi Interaksi antara perlakuan pupuk organik dan biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap komponen hasil (hasil biji pipilan kering oven dan hasil biji pipilan kadar air 12%/ha) jagung lokal Seraya (Tabel 5.1). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi kedua faktor perlakuan tersebut mempengaruhi variabel-variabel komponen hasil dan hasil tanaman. Hasil biji pipilan kering oven dan kadar air 12%/ha meningkat karena pemupukan pupuk organik maupun biourin sapi (Tabel 5.20 dan 5.22). Kombinasi pemupukan jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan biourin sapi 2000 liter/ ha, meningkatkan nilai variabel tersebut sebesar 69,71% dan 70,59% dibandingkan dengan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 ton/ha. Peningkatan jenis pupuk organik sapi sampai 15 ton/ha dan dosis biourin sapi sampai liter/ha, memberikan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/ha yang berbeda nyata. Peningkatan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/ha tersebut disebabkan oleh peningkatan hasil kering oven biji/tan dan biji kadar air 12%/tanaman. Peningkatan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/tanaman dan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/ha pada kombinasi pemupukan jenis pupuk organik 15 ton/ha dengan biourin sapi liter/ha disebabkan pula oleh peningkatan jumlah tongkol/tanaman dan jimlah tongkol/ha yaitu masing-masing sebesar 54,79% dan 52,56% dibandingkan pupuk organik

2 72 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha (Tabel 5.17 dan 5.18). Meningkatnya nilai kedua variabel tersebut erat hubungannya dengan meningkatnya hasil biji pipilan kering oven dan biji pipilan kadar air 12%/tanaman dan hasil biji pipilan kering oven dan biji pipilan kadar air 12%/ha. Meningkatnya nilai komponen hasil dan hasil jagung varietas lokal Seraya tersebut disebabkan oleh produksi asimilat yang meningkat dibandingkan tanpa pemupukan, seperti ditunjukkan oleh peningkatan indeks luas daun (ILD) pada umur 21 hst sebesar 15,68%, umur 35 hst sebesar 32,44%, umur 49 hst sebesar 5,78% dan umur 63 hst sebsar 13,51% meningkat sangat nyata pada perlakuan kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha (Tabel 5.6, 5.7, 5.8 dan 5.9). Meningkatnya indeks luas daun disebabkan oleh meningkatnya jumlah daun (Tabel 5.2, 5.3, 5.4 dan 5.5). Terjadinya peningkatan produksi asimilat dapat ditranslokasikan ke organ penyimpanan (tongkol) terbukti dari meningkatnya indeks panen sebesar 101,70% pada perlakuan kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha dibandingkan tanpa pemupukan (Tabel 5.11). Indeks panen meningkat akibat dari pemupukan pupuk organik dan biourin sapi disebabkan oleh semakin meningkatnya hasil ekonomis yang dihasilkan. Peningkatan terhadap berat biji yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh pemupukan pupuk organik dan biourin sapi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jenis pupuk organik kascing sampai 15 ton/ha dan biourin sapi sampai liter/ha menyebabkan semakin banyaknya asimilat yang dialokasikan ke organ penyimpanan (tongkol). Peningkatan hasil ekonomis

3 73 tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah tongkol/tanaman, jumlah tongkol/ha, berat biji/tanaman dan berat biji/ha. Meningkatnya pertumbuhan jagung lokal Seraya secara nyata dapat disebabkan oleh pemupukan pupuk organik dan biourin sapi. Secara nyata interaksi perlakuan jenis pupuk organik dan biourin sapi dapat mempengaruhi diameter batang dan panjang ruas (Tabel 5.11 dan 5.12). Diameter batang meningkat 30,14% pada kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi liter/ha, sedangkan panjang ruas meningkat 19,21% pada kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin liter/ha dibandingkan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha. Meningkatnya diameter batang dan panjang ruas menyebabkan peningkatan komponen pertumbuhan lainnya seperti berat berangkasan segar/tanaman, berat berangkasan segar/ha, berat kering oven berangkasan/tanaman, berat kering oven berangkasan/ha, jumlah tongkol/tanaman, jumlah tongkol/ha, hasil biji pipilan kering oven/tanaman, hasil biji pipilan kering oven/ha, hasil biji pipilan kadar air 12%/tanaman dan hasil biji pipilan kadar air 12%/ha Pengaruh Tunggal Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi Tinggi tanaman dan hasil 100 biji pipilan kering oven meningkat akibat pengaruh faktor tunggal jenis pupuk organik kascing dan dosis biourin sapi (Tabel 5.32 dan Tabel 5.34). Hasil 100 biji pipilan kering oven meningkat masingmasing 1,77% pada pemupukan jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan 1,22% pada pemupukan biourin 2000 liter/ha. Pemupukan jenis pupuk organik dan

4 74 biourin sapi tidak berpengaruh terhadap saat tasseling. Pemupukan pupuk organik dan biourin sapi secara nyata tidak berpengaruh terhadap saat silking sehingga saat panen menjadi seragam (Tabel 5.34). N-total tanah saat panen meningkat sebagai akibat kombinasi pemupukan pupuk organik dengan biourin sapi (Tabel 5.30). Tanaman jagung akan sangat responsif terhadap pemupukan nitrogen apabila kadar nitrogen dalam tanah lebih rendah dari batas kritis. Adijaya (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi jenis pupuk organik dan biourin sapi yang diberikan akan meningkatkan N-total dalam tanah. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam tanah mengakibatkan nitrogen yang tersedia bagi tanaman akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman akan semakin terpacu, jumlah daun semakin banyak, daun lebih luas, diameter batang semakin besar, panjang ruas semakin panjang dan akhirnya mengakibatkan berat berangkasan lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh fungsi nitrogen yang memberikan pengaruh yang paling cepat terhadap pertumbuhan tanaman dibandingkan hara lainnya. Nitrogen bagi tanaman diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, meningkatkan kandungan klorofil daun, dan memperbesar ukuran daun dan biji. Kekurangan nitrogen akan menurunkan jumlah klorofil pada daun, yang menyebabkan laju fotosintesis berkurang akibat menurunnya absorsi sehingga fotosintat yang dihasilkan menurun (Sutejo; 2002 dan Poerwowidodo; 1992). Perlakuan pupuk organic dan biourin sapi 0 liter/ha menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman sangat rendah. Laju fotosintesis berkurang akibat

5 75 dari kekurangan nitrogen sehingga terjadi penurunan jumlah klorofil pada akhirnya menurunkan hasil tanaman. Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi sampai 2000 liter/ha masih meningkatkan hasil (hasil biji pipilan kering oven dan hasil biji pipilan kadar air 12%/ha) secara nyata (Tabel 5.19 dan 5.21). Hal ini mengindikasikan kebutuhan jagung lokal Seraya akan hara khususnya nitrogen sudah terpenuhi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hubungan antara jenis pupuk organik maupun dosis biourin sapi dengan berat biji pipilan kering oven/ha adalah berbentuk kuadratik (Gambar 5.1). Pemberian pupuk organik secara interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap sifat fisik tanah lokasi percobaan seperti menurunkan berat volume tanah (bulk density), meningkatkan kadar air dan total ruang pori tanah umur tanaman 42 hst dan saat panen. Bulk density umur 42 hst dan saat panen menurun 30,22% dan 29,25% secara nyata dengan pemberian pupuk organik kascing 15 ton/ha yaitu dari 1,36 g cm -3 menjadi 1,05 g cm -3 dan 1,353 g cm -3 menjadi 1,039 g cm -3 (Tabel 5.24 dan Tabel 5.25). Kadar air umur 42 hst dan saat panen meningkat 16,13% dan 12,41% (Tabel 5.26 dan Tabel 5.27). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Muku (2002) yang menyatakan bahwa pemupukan pupuk organik 15 ton/ha pada bawang merah menurunkan bulk density dari 0,14 g cm -3 menjadi 0,12 cm -3 dan meningkatkan kadar air tanah dari 15,87% menjadi 17,52%. Lebih lanjut Agus dkk., (2006) menyatakan berat volume tanah (bulk density) merupakan salah satu sifat fisik tanah yang paling sering ditentukan, karena keterkaitannya erat dengan kemudahan penetrasi akar di dalam tanah, drainase dan aerasi tanah.

6 76 Interaksi pupuk organik dan biourin sapi berpengaruh sangat nyata sehingga dapat meningkatkan C-organik tanah. Pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi liter/ha dapat meningkatkan kandungan C-organik tanah sebesar 359,26% (Tabel 5.31). Terjadinya penurunan kandungan C-organik tanah apabila tidak dilakukan pemupukan dengan pupuk organik, sehingga pemberian pupuk organik diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kandungan C-organik dalam tanah. Hal ini terkait dengan mikroorganisme perombak memerlukan karbon sebagai energi untuk pertumbuhannya, sehingga pemberian pupuk atau bahan organik akan meningkatkan aktivitas dan populasi mikroorganisme di dalam tanah. Meningkatnya aktivitas mikroorganisme akan berpengaruh positif terhadap perbaikan sifat fisik dan kimia tanah (Setyorini et al., 2006). Salah satu aktivitas penting dari mikroorganisme tanah adalah melakukan proses mineralisasi bahanbahan organik atau proses penghancuran bahan-bahan organik (Saifuddin, 1984). BOA (2008) menyatakan bahwa media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme karena kascing mampu menyediakan lingkungan yang bersumber energi yang tinggi karena C/N rationya rendah. Kascing memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tanah dan pertumbuhan tanaman. Pemakaian kacsing diharapkan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia dan limbah organik sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

7 Analisis Pendapatan Kotor (Gross margin) Perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha yang menghasilkan biji pipilan kering panen tertinggi sebesar kg/ha memberikan penerimaan sebesar Rp berdasarkan harga jagung biji pipilan kering Rp 2.150/kg. Penerimaan yang diterima tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat, disebakan biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp diantaranya terdiri atas biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi (pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha). Besarnya biaya variabel disebabkan oleh besarnya biaya pembelian pupuk organik. Permintaan yang tinggi atas pupuk organik (pupuk organik sapi, pupuk organik kascing dan biourin sapi) untuk pemupukan tanaman sayuran seperti tomat, bawang merah, kubis, kentang, cabai, dan juga jagung, sementara ketersediaanya sangat terbatas menyebabkan biaya untuk mendapatkan pupuk organik menjadi mahal dan penggunaannya cukup tinggi di lahan kering dalam menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Keterbatasan unsur hara akan dapat mengakibatkan perlunya pemupukan sehingga permintaan terhadap pupuk organik tinggi. Akibat dari mahalnya komponen biaya variabel tersebut menyebabkan penerimaan usahatani jagung yang menghasilan kg/ha biji pipilan kering panen sebesar Rp lebih kecil dari total biaya variabel yang dikeluarkan Rp Hal ini berdampak pada nilai pendapatan kotor (gross margin) mengalami defisit sebesar Rp Biaya variabel penggunaan pupuk organik kascing sebesar Rp dan biourin sebesar Rp menjadi nol (tidak ada), sehingga dapat

8 78 memberikan pendapatan yang positif sebesar Rp dengan asumsi harga jagung biji pipilan kering panen sebesar Rp 2.150/kg dan hasil panen yang sama sebesar kg/ha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari penelitian ini menyatakan penggunaan pupuk kascing 15 ton/ha dan dosis biourin sapi liter/ha memberikan gross margin tertinggi. Analisis untuk perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha (hasil kg/ha biji pipilan kering panen) memberikan hasil produksi yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha (hasil kg/ha biji pipilan kering panen) memberikan hasil produksi yang paling rendah. Menunjukkan bahwa biaya variabel pada perlakuan pupuk organik 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha lebih besar dari pendapatan kotor bila dibandingkan dengan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha. Penggunaan perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha sebesar Rp mengakibatkan kerugian sebesar Rp Hal ini disebabkan oleh biaya variabel terlalu tinggi pada penggunaan pupuk organik kascing yang mencapai 15 ton/ha atau sebesar Rp dan penggunaan biourin sapi yang mencapai liter/ha atau sebesar Rp bila dibandingkan perlakuan yang terrendah yaitu pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha dengan penerimaan sebesar Rp sehingga pendapatan kotor sebesar Rp Hal ini disebabkan karena pada perlakukan tersebut tidak menggunakan biaya variabel terutama pada penggunaan pupuk organik dan biourin sapi.

9 79 Menanam jagung dengan menggunakan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha belum mengguntungkan tetapi secara teknis dalam pemanfaatan teknologi dapat diterima oleh petani. Dari segi analisis pendapatan kotor (gross margin) belum dapat diterima karena mengalami kerugian (defisit). Namun bila dilihat dari peranan penggunaan pupuk, dosis kascing 15 ton/ha dapat memberikan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanah yang kekurangan unsur hara dalam mendukung pertumbuhan dan produksi jagung di lahan kering. Jagung lokal Seraya di lahan kering mempunyai potensi yang cukup tinggi. Usahatani di lahan kering akan lebih menguntungkan apabila pupuk organik tersebut dihasilkan langsung oleh petani. Pengelolaan sumberdaya lokal melalui penelitian pengaruh jenis pupuk organik dan dosis biourin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di lahan kering merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah dan peningkatan pendapatan petani. Pada Tabel 6.1, terlihat bahwa penggunaan biaya variabel untuk menanam jagung varietas lokal Seraya dengan penggunaan pupuk organik dan biourin sapi tidak sama. Perbedaan ini akan terlihat pada penggunaan pupuk organik sapi dan pupuk organik kascing dengan pemakaian yang sama masing-masing 15 ton/ha tetapi mempunyai nilai harga yang berbeda. Pemakian pupuk organik sapi 15 ton/ha dengan total harga Rp sedangkan pada penggunaan kascing 15 ton/ha dengan total harga Rp Sehingga sangat berpengaruh terhadap penggunaan biaya variabel, penerimaan dan pendapatan kotor (gross margin).

10 Tabel 6.1. Pendapatan Kotor (Gross Margin) Usahatani Jagung Varietas Lokal Seraya terhadap Berbagai Perlakuan Perlakuan Produksi (kg/ha) Biaya Variabel (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan Kotor (Gross Margin) (Rp) K0U K0U K0U K0U K1U ( ) K1U ( ) K1U ( ) K1U ( ) K2U ( ) K2U ( ) K2U ( ) K2U ( ) Keterangan : K0U0 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha K0U1 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K0U2 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K0U3 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K1U0 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha K1U1 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K1U2 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K1U3 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K2U0 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha K2U1 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K2U2 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha K2U3 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi liter/ha 80 Berbagai macam teknologi usahatani terus dikembangkan, seperti penggunaan bibit unggul dan penerapan paket tekonologi modern tetapi tetap tidak memberikan kenaikan hasil yang berarti. Di sisi lain ketergantungan petani terhadap sarana produksi yang bersifat kimia semakin tinggi, sehingga akan menjadi permasalahan pada penyediaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan terjadinya pencermarn lingkungan.

11 81 Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang mempertimbangkan agar semua faktor yang digunakan dalam kegiatan usahatani mampu bertahan secara berkesinambungan dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus untuk masa yang akan datang (Elliot et al., 1984). Untuk menunjang sistem tersebut perlu dilakukan penelitian dengan pemanfaatan potensi dan kondisi lingkungan yang ada. Penelitian Adijaya (2010) menggunakan jagung varietas lokal Seraya yang terdiri dari dua faktor yaitu dosis pupuk organik yang diuji yaitu: pupuk organik sapi 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15 ton/ha dikombinasikan dengan dosis biourin yaitu: biourin sapi 0 liter/ha, liter/ha, liter/ha dan liter/ha. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis optimum pupuk organik sapi pada dosis biourin sapi terhadap hasil jagung lokal Seraya belum diketemukan. Disarankan bahwa untuk mendapatkan hasil maksimum dengan menggunakan dosis pupuk organik sapi pada dosis biourin sapi perlu diuji lagi. Berdasarkan hasil dan saran tersebut dilakukan penelitian lanjutan yang dilaksanakan di lahan kering Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali dengan curah hujan mm mm/tahun dan ketinggian ± 1020 m dpl. Penelitian ini menggunakan jagung varietas lokal Seraya yang terdiri dari dua faktor yaitu dosis pupuk organik yang diuji yaitu: pupuk organik 0 ton/ha, pupuk organik sapi 15 ton/ha dan pupuk organik kascing 15 ton/ha dikombinasikan dengan dosis biourin yaitu: biourin sapi 0 liter/ha, biourin sapi liter/ha, liter/ha dan liter/ha. Penelitian ini dilaksanakan untuk melanjutkan dari kesimpulan dan saran yang diberikan pada penelitian Adijaya (2010), sehingga penelitian ini

12 banyak mengalami perbedaan dan dapat memberikan manfaat yang efisien baik dari segi penggunaan variabel dan analisis usahatani jagung. Disamping itu untuk mengevaluasi perubahan komponen biaya variabel pada penerapan sistem pertanian organik di lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi. Serta untuk mengevaluasi perubahan hasil tanaman jagung pada penerapan sistem pertanian organik pada lahan kering di dataran rendah dan dataran tinggi. Adapun perbedaan penelitian Adijaya (2010) dengan penlitian ini dapat disajikan pada Tabel 6.2. Tabel 6.2 Perbedaan penelitian Adijaya (2010) dengan penelitian saat ini No. Komponen Penelitian Adijaya (2010) Penelitian Saat Ini (2012) 1 Lokasi penelitian Lahan kering dataran rendah Lahan kering dataran tinggi 2 Ketinggian tempat ± 50 m dpl ± m dpl 3 Curah hujan mm mm/tahun mm mm/tahun 4 Komponen teknologi - Pupuk organik sapi 5 ton 15 ton/ha 15 ton/ha - Pupuk organik Tidak ada 15 ton/ha kascing - Biourin sapi liter liter/ha liter/ha liter/ha 5 Jarak tanam 60 cm x 40 cm 60 cm x 40 cm 6 Hasil 1,64 ton 4,23 ton/ha 2,41 ton 4,09 ton/ha 7 Analisis produksi dengan pendekatan gross margin Tidak ada Ada 82

BAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-

BAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995- 39 BAB V HASIL PENELITIAN Selama penelitian tidak dijumpai adanya permasalahan yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-2012 (Lampiran 5). Curah hujan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara faktorial (Gomez dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Potensi lahan kering di Bali masih cukup luas. Usahatani lahan kering sering kali mendapat berbagai kendala terutama

Lebih terperinci

Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) yang Diperlakukan dengan Pupuk Organik dan Biourin di Lahan Kering

Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) yang Diperlakukan dengan Pupuk Organik dan Biourin di Lahan Kering AGROTROP, 3(1): 63-72 (2013) ISSN: 2088-155X Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) yang Diperlakukan dengan Pupuk Organik dan Biourin di Lahan Kering I MADE SUKADANA 1),

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan 49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk merupakan faktor yang penting dalam budidaya jagung manis

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu merupakan bahan pangan pokok ketiga setelah beras dan jagung. Daunnya dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berkisar antara mm/tahun, tidak menentu dan sangat tidak konsisten. Ciri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berkisar antara mm/tahun, tidak menentu dan sangat tidak konsisten. Ciri 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lahan Kering Lahan kering didefinisikan secara umum dalam hal iklim sebagai tanah dengan curah hujan terbatas. Ditandai dengan rendahnya curah hujan yang berkisar antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi yang cukup

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair, maupun

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman kacangkacangan yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), berpotensi untuk dikembangkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan sebagai bumbu masakan dan dapat dibuat olahan. Selain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Tinggi Tanaman Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida pada umur 28 dan 45 HST (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup tinggi. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanaman jagung

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) EFFECT OF WATER CONTENT AND COW MANURE ON THE GROWTH AND YIELD OF SWEET

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul 147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014 Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL

Lebih terperinci

Volume 10 Nomor 2 September 2013

Volume 10 Nomor 2 September 2013 Volume 10 Nomor 2 September 2013 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 10 2 Hal. 79 54 Tabanan September 2013 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 KOMPONEN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Fahdiana Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh tanaman dan penyediaan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis Parameter yang diamati pada hasil pertumbuhan tanaman kubis terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, diameter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat. Meskipun disadari bawang merah bukan merupakan kebutuhan pokok, akan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil Analisis ragam (Analysis of Variance) terhadap tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran 2-7) menunjukkan bahwa tiga

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia. 49 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza Asal Tanaman Golongan Umur Batang Tinggi Tanaman Tinggi letak tongkol Warna daun Keseragaman tanaman Bentuk malai Warna malai Warna sekam

Lebih terperinci

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.) JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN: 2338-3976 PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN PUPUK HIJAU Crotalaria juncea L. UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju Pengisian Biji Laju pengisian biji merupakan laju pertambahan bobot biji tanaman jagung per satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10 KAJIAN APLIKASI DOSIS PUPUK ZA DAN KALIUM PADA TANAMAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L) ANAK AGUNG GEDE PUTRA Fakultas Pertanian Universitas Tabanan ABSTRAKSI Tingkat kesuburan tanah yang rendah dan terbatasnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Pemberian dosis kotoran kambing pada budidaya secara tumpang sari antara tanaman bawang daun dan wortel dapat memperbaiki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) OLEH M. ARIEF INDARTO 0810212111 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor pertanian pula berperan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Sembilan

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS KOMPOS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH TOMAT. Hidayat Pujisiswanto dan Darwin Pangaribuan

PENGARUH DOSIS KOMPOS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH TOMAT. Hidayat Pujisiswanto dan Darwin Pangaribuan PENGARUH DOSIS KOMPOS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH TOMAT Hidayat Pujisiswanto dan Darwin Pangaribuan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl Sumantri

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk sayuran unggulan nasional yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat, namun belum banyak keragaman varietasnya, baik varietas

Lebih terperinci

PERBEDAAN USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea aquatica) SISTEM ORGANIK DAN ANORGANIK. Edi Supriyono, Dawud Ardisela, Ismarani Abstract

PERBEDAAN USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea aquatica) SISTEM ORGANIK DAN ANORGANIK. Edi Supriyono, Dawud Ardisela, Ismarani Abstract PERBEDAAN USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea aquatica) SISTEM ORGANIK DAN ANORGANIK Edi Supriyono, Dawud Ardisela, Ismarani Abstract DifferentfarmingIpomoea aquaticasystemof organicandinorganicin Agro Cilangkap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin (Brassica rapa cv. caisin) Caisin (Brassica rapa cv. caisin) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku kubis-kubisan atau sawi-sawian (Brassicaceae/Cruciferae).

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya 17 Hasil Analisis Tanah HASIL PERCOBAAN Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tekstur tanah di Kubu Raya didominasi oleh debu dan liat dengan sedikit kandungan pasir. Tanah di Sui Kakap, Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan: Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN C3 B1 C1 D2 E1 A3 D1 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1 Keterangan: A. Pupuk N, P dan K (200 kg/ha Urea + 450 kg/ha ZA + 150 kg/ha SP-36 + 150 kg/ha KCl) B. 1,5 ton/ha Pupuk

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi Latar Belakang Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi dan menonjol dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, kecuali Cina, Jepang, dan Korea. Namun keberhasilan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan. Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha. Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut:

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan. Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha. Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut: LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut: Jarak tanam = 60 cm x 50 cm = 3.000 cm 2 Luas 1 ha =.000.000 cm 2 Jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan pertanian secara nasional maupun regional serta terhadap ketahanan pangan dan perbaikan perekonomian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peranan sektor pertanian tanaman pangan di Indonesia sangat penting karena keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010,

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA Ni Nyoman Candraasih Kusumawati 1), Ni Made Witariadi 2), I Ketut Mangku Budiasa 3),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di pertanaman Jagung milik petani yang berlokasi di Kelurahan Wonggaditi Barat Kecamatan Kota utara Kota Gorontalo. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci