SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST-MODERN
|
|
- Devi Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST-MODERN Perjalanan sejarah umat manusia telah memasuki apa yang disebut zaman Postmodern. Namun demikian nampaknya belum ada kesepakatan tentang konsep Postmodern tersebut. Dalam studi Postmodernisme mengisyaratkan adanya dua hal. Pertama, Postmodernisme dipandang sebagai keadaan sejarah setelah zaman Modern. Dalam pengertian ini era modern telah dianggap berakhir dan dilanjutkan dengan zaman berikutnya, yaitu Postmodern. Kedua, Postmodernisme dianggap sebagai gerakan intelektual yang mengkritik dan mendekonstruksi paradigma pemikiran pada zaman modern. Sebagaimana diketahui bahwa modernisme yang sangat mengagungkan kekuatan rasionalitas, mengusung pandangan hidup saintifik, sekularisme, rasionalisme, empirisisme, cara befikir dikotomis, pragamatisme, penafian kebenaran metafisis meskipun telah menghasilkan berbagai sains modern dan teknologi akan tetapi telah menyisakan problem serius, yakni membawa manusia pada absolutisme, alienasi serta cenderung represif. Oleh karenanya Postmodern muncul sebagai gugatan atas worldview zaman modern yang bersifat absolut dan represif ini. Postmodern membawa dan mewacanakan Pluralisme, relativisme dan penolakan terhadap kebenaran tunggal seperti yang terjadi di zaman modern. A. Definisi / Karakteristik Pemikiran pada Masa Post Modern Postmodern berasal dari kata post dan modern. Post sama dengan pasca yang artinya sesudah. Post modern/post modernisme secara harafiah dapat diartikan sebagai sebuah masa setelah masa modern. Pemikiran Post modern adalah hasil dari kreasi dari pemikiran modern. Post modernisme menjanjikan sebuah pemahaman akan sebuah dunia baru dengan gejala pemikiran manusia akan perkembangan dunia yang semakin cair dan luwes. Banyak pemikiran post-modernis melawan pakem-pakem yang dipegang oleh modernis. Post modernis mengkritisi dan mencoba merevisi kesalahan kesalahan modernisme. Post-modern adalah sebuah ekspansi besar-besaran oleh skeptisisme yang melanda masyarakat global terhadap aspek-aspek hidup secara mendasar, hal ni menyangkut banyak aspek, seperti hukum, budaya, seni, arsitektur, musik, desain, jurnalisme, dll. Skeptitisme yang cukup melekat pada pemikiran masyarakat paska modern melahirkan sebuah budaya kritis dan mempertanyakan banyak hal. Cenderung membuat masyarakat berhati hati dalam bertindak. Menolak sikap pasrah akan aturan aturan dan menuntut akan kebebasan yang sebebas-bebasnya yang kemudian mengacu pada digalakannya liberalisme dan kapitalisme. Postmodernisme menghalalkan berkembangnya pemikiran manusia pada apapun dalam skala tertentu sampai ekstrem, bahkan melampaui batas norma, nilai, agama, etika, dan hukum. Masyarakat paska modern menuntut pertanggung jawaban akan tindakan yang dilakukan manusia. Pemikiran yang tanpa cela, penuh riset, dan tak terbantahkan dalam melatarbelakangi sebuah perlakuan akan sesuatu pada akirnya akan membuat manusia menghalalkan semua tindakan yang dilakukan. Post modern adalah sebuah zaman ketika manusia mencapai sebuah kemerdekaan dalam berfikir dan mengkritisi tanpa batas, menadai dunia yang kian terbuka dengan manusianya yang kian cair dalam betindak dan berfikir. Sebuah penilaian dan justifikasi pada sesuatu menjadi amat sangat tidak relevan, mengacu pada dibolehkannya setiap pemikiran manusia terhadap hal yang dinilainya dengan catatan pemikiran tersebut dilatarbelakangi oleh sesuatu yang kuat secara mendasar dan mampu membenarkan. 1
2 Pemikiran Nietzsche dianggap sebagai penutup dari periode filsafat modern untuk menyongsong periode filsafat post-modern. Ide-ide seperti Tuhan, kebebasan, keabadian, dunia, Sang Awal, dan Sang Akhir hanyalah sebuah fungsi regulatif pengetahuan, sejak mereka tak mampu mendapatkan kejadian-kejadian yang memuaskan diantara objekobjek pengalaman. Menurut Hegel, kesiapan relasi subjek-objek itu sendiri nampak menyesatkan, "kita mendapati bahwa tidak Yang Satu juga tidak Yang Lain hadir secara serta merta dalam kepastian-rasa, akan tetapi masing-masing pada waktu yang sama diperantarai, karena subjek dan objek keduanya merupakan permisalan dari "ini" dan "sekarang", yang keduanya tidak terasa secara serta merta. Oleh karena itu, persepsi yang seketika (immediate perception) tidak memiliki kepastian keseketikaan itu sendiri, sebuah kepastian yang harus ditangguhkan karena tidak bekerjanya sistem pengalaman yang Iengkap. B. Tokoh / Filosof beserta pemikirannya yang Hidup pada Masa Post Modern Terdapat berbagai pemikiran yang termasuk dalam istilah Postmodernisme, namun kita masih bisa mengidentifikasi atau mengelompokkannya. Secara agak kasar kita bisa mengelompokkannya misalnya ke dalam kelompok Dekonstruktif dan yang lain cenderung Konstruktif atau Revisioner. Pada kelompok Dekonstruktif terdiri dari pemikiran-pemikiran tokoh filosof seperti Jacques Derrida, Lyotard, Michel Foucault, Ricard Rorty, Friedrich Nietzsche, etc. Sedangkan yang cenderung Konstruktif atau Revisioner misal Martin Heidegger, Gadamer, Mary Hesse, Frederic Ferre dan masih banyak lagi. FRIEDRICH NIETZSCHE Biografi Friedrich Nietzsche Friedrich Wilhelm Nietzsche (lahir di Röcken dekat Lützen, 15 Oktober 1844 meninggal di Weimar, 25 Agustus 1900 pada umur 55 tahun) adalah seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno. Ia merupakan salah seorang tokoh pertama dari eksistensialisme modern yang ateistis. Nietzsche dilahirkan di kota Röcken, di wilayah Sachsen. Orang tuanya adalah pendeta Lutheran Carl Ludwig Nietzsche ( ) dan istrinya Franziska, dengan nama lajang Oehler ( ). Ia diberi nama untuk menghormati kaisar Prusia Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama. Adik perempuannya Elisabeth dilahirkan pada Setelah kematian ayahnya pada 1849 dan adik laki-lakinya Ludwig Joseph ( ), keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale. Pemikiran Friedrich Nietzsche Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra). Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zaman-nya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht). Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) dan banyak 2
3 mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan untuk me-transformasi-kan tragedi hidup. MARTIN HEIDEGGER Biografi Martin Heidegger Martin Heidegger (lahir di Meßkirch, Jerman, 26 September 1889 meninggal 26 Mei 1976 pada umur 86 tahun) adalah seorang filsuf asal Jerman. Ia belajar di Universitas Freiburg di bawah Edmund Husserl, penggagas fenomenologi, dan kemudian menjadi profesor di sana Ia memengaruhi banyak filsuf lainnya, dan murid-muridnya termasuk Hans-Georg Gadamer, Hans Jonas, Emmanuel Levinas, Hannah Arendt, Leo Strauss, Xavier Zubiri dan Karl Löwith. Maurice Merleau-Ponty, Jean-Paul Sartre, Jacques Derrida, Michel Foucault, Jean-Luc Nancy, dan Philippe Lacoue-Labarthe juga mempelajari tulisan-tulisannya dengan mendalam. Selain hubungannya dengan fenomenologi, Heidegger dianggap mempunyai pengaruh yang besar atau tidak dapat diabaikan terhadap eksistensialisme, dekonstruksi, hermeneutika dan pasca-modernisme. Ia berusaha mengalihkan filsafat Barat dari pertanyaanpertanyaan metafisis dan epistemologis ke arah pertanyaan-pertanyaan ontologis, artinya, pertanyaan-pertanyaan menyangkut makna keberadaan, atau apa artinya bagi manusia untuk berada. Heidegger juga merupakan anggota akademik yang penting dari Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei Pemikiran Martin Heidegger Karya terpenting Heidegger adalah Being and Time (German Sein und Zeit, 1927). Meskipun karya yang terbit hanyalah sepertiga dari total rencana keseluruhan sebagaimana tampak dalam pengantarnya namun karya ini menunjukkan satu titik balik dalam filsafat kontinental. Karya ini berpengaruh besar dan luas serta masih menjadi salah satu karya yang paling banyak dibicarakan pada abad ke-20. Banyak paham filsafat, seperti eksistensialisme dan dekonstruksi, yang berhutang banyak pada Being and Time. Dalam karya ini, Heidegger memepertanyakan makna dari ada: apa maknanya bila sesuatu entitas dikatakan ada? Pertanyaan ini adalah satu pertanyaan mendasar dalam caakupan wilayah ontologi. Dalam pendekatannya Heidegger terpisah dari tradisi Aristotelian dan Kantian yang mendekati pertanyaan itu dari sudut pandang logika. Secara implisit mereka mengatakan bahwa pengetahuan teoritis mewakili relasi mendasar antara individu dan ada di dunia sekitarnya (mencakup juga dirinya sendiri). Heidegger menolak tesis ini dengan mengawali pendekatannya dari fenomena keterlibatan yang disebutnya sebagai sorge. Perilaku manusia adalah sebuah keterlibatan secara aktif dengan objek keseharian di sekelilingnya. Dia bukan seorang pengamat pasif yang mengambil jarak dari dunianya. Pendaatnya ini sekaligus sebuah kritik bagi pemikiran Cartesian yang mengagungkan "aku" sebagai objek berpikir murni yang terpisah dari dunianya. Heidegger mengritik pernyataan terkenal Descartes aku berpikir maka aku ada yang terlalu menekankan pada aku berpikir dan lupa bahwa seharusnya aku ada terlebih dahulu barulah kemudian aku bisa berpikir. Fakta mendasar dari eksistensi manusia adalah bahwa kita telah 'ada di dalam dunia'. Dunia adalah karakter dari ada di dalam dunia, yang selanjutnya disebut dengan das sein. 3
4 Selanjutnya Heidegger menolak kategori subjek-ojek yang kerap dikenakan oleh filsuf pasca Descartes. Sesuatu bermakna bagi kita hanya dalam penggunaannya pada konteks tertentu yang telah ditetapkan oleh norma sosial. Namun, semua norma-norma secara radikal kontingen. Kontingensi mereka terungkap dalam fenomena dasar Angst, di mana semua norma murtad dan makhluk muncul sebagai tidak ada yang khusus, dalam kesia penting mereka. (Berlawanan dengan beberapa interpretasi eksistensialis Heidegger, ini tidak berarti bahwa keberadaan semua tidak masuk akal, melainkan berarti keberadaan yang selalu memiliki potensi untuk absurditas.) Pengalaman Angst mengungkapkan keterbatasan penting dari manusia. Fakta bahwa makhluk dapat muncul, baik sebagai bermakna dalam konteks atau sebagai berarti dalam pengalaman Angst, tergantung pada fenomena sebelumnya: bahwa makhluk dapat muncul sama sekali. Heidegger menyebut muncul makhluk "kebenaran", yang ia mendefinisikan sebagai unconcealment daripada kebenaran. Ini "kebenaran makhluk", diri mereka wahyu, melibatkan jenis yang lebih mendasar kebenaran, "pengungkapan berada di mana makhluk makhluk ini yg tak disembunyikan." Inilah unconcealment menjadi yang mendefinisikan eksistensi manusia untuk Heidegger: manusia adalah bahwa menjadi untuk siapa makhluk adalah masalah, yaitu, untuk siapa yang muncul seperti itu (kata Heidegger untuk seperti suatu entitas, yang dibayangkan bisa memiliki non- instantiations manusia, adalah Da-sein). Inilah sebabnya mengapa Heidegger mulai penyelidikan ke dalam makna kebersamaan dengan penyelidikan esensi manusia; ontologi Da sein adalah ontologi fundamental. Para unconcealment menjadi dasarnya adalah fenomena temporal dan historis (maka "waktu" di Menjadi dan Waktu); apa yang kita sebut masa lalu, sekarang, dan masa depan sesuai originarily untuk aspek unconcealment ini dan tidak untuk tiga wilayah yang saling eksklusif dari waktu homogen yang mengukur jam (meskipun jam-waktu adalah turunan dari waktu originary dari unconcealment, seperti Heidegger mencoba menunjukkan dalam bab-bab sulit buku akhir). Pemahaman total menjadi hasil dari penjelasan dari pengetahuan implisit menjadi yang melekat pada semua perilaku manusia. Filsafat demikian menjadi suatu bentuk penafsiran, inilah mengapa teknik Heidegger dalam Being and Time sering disebut sebagai fenomenologi hermeneutik. Menjadi dan Waktu, yang tidak lengkap, berisi pernyataan Heidegger proyek ini dan penafsirannya tentang keberadaan manusia dan cakrawala temporal, tetapi tidak mengandung bekerja di luar makna menjadi seperti itu atas dasar penafsiran ini. Tugas ambisius diambil dengan cara yang berbeda dalam karya-karyanya berikutnya (lihat di bawah). Sebagai bagian dari proyek ontologis nya, Heidegger melakukan reinterpretasi filsafat Barat sebelumnya. Dia ingin menjelaskan mengapa dan bagaimana pengetahuan teoritis datang tampak seperti hubungan yang paling mendasar untuk menjadi. Penjelasan ini mengambil bentuk sebuah destructuring (Destruktion) dari tradisi filsafat, strategi interpretif yang mengungkapkan pengalaman mendasar yang pada dasar filsafat sebelumnya. Dalam Menjadi dan Waktu ia sempat destructures filsafat Descartes, dalam bekerja kemudian dia menggunakan pendekatan ini untuk menafsirkan filsafat Aristoteles, Kant, Hegel, dan Plato, antara lain. Teknik ini diberikan pengaruh yang besar pada pendekatan dekonstruktif Derrida, meskipun ada perbedaan yang sangat penting antara dua metode. 4
5 Menjadi dan Waktu adalah prestasi yang menjulang tinggi dari awal karir Heidegger, tetapi ada karya-karya penting lainnya dari periode ini, termasuk Die Grundprobleme der Phänomenologie (Masalah Dasar Fenomenologi, 1927), Kant und das Masalah der Metaphysik (Kant dan Masalah Metafisika, 1929), dan "Apakah ist Metaphysik?" ("Apa itu Metafisika?", 1929). Meskipun Heidegger mengklaim bahwa semua tulisannya bersangkutan satu pertanyaan, pertanyaan menjadi, pada tahun-tahun setelah penerbitan dan Waktu Menjadi fokus karyanya berangsur berubah. Perubahan ini sering disebut sebagai Heidegger Kehre (berbalik). Dalam karya-karyanya berikutnya, Heidegger berubah dari "melakukan" untuk "tinggal." Dia berfokus kurang pada cara di mana struktur yang terungkap dalam perilaku sehari-hari dan dalam pengalaman Angst, dan lebih pada cara di mana perilaku itu sendiri tergantung pada sebelum "keterbukaan menjadi." Esensi manusia adalah pemeliharaan keterbukaan ini. (Perbedaan antara karya Heidegger awal dan akhir lebih merupakan perbedaan penekanan dari istirahat radikal seperti bahwa antara karya-karya awal dan akhir dari Wittgenstein, tetapi cukup penting untuk membenarkan sebuah divisi dari korpus Heidegger menjadi "awal" (kira-kira, pra-1930) dan "terlambat" tulisan.) Heidegger menentang keterbukaan ini kepada "kehendak untuk berkuasa" dari subjek manusia modern, yang bawahan makhluk untuk tujuannya sendiri daripada membiarkan mereka "menjadi apa yang mereka." Heidegger menafsirkan sejarah filsafat barat sebagai periode singkat keterbukaan otentik untuk berada di saat-sokrates pra, terutama Parmenides, Heraclitus, dan Anaximander, diikuti dengan periode lama semakin didominasi oleh subjektivitas nihilistik, diprakarsai oleh Plato dan memuncak pada Nietzsche. Dalam tulisan-tulisan kemudian, dua tema berulang yang puisi dan teknologi. Heidegger melihat puisi sebagai cara yang unggul di mana makhluk yang terungkap "dalam diri mereka." Para permainan bahasa puisi (yang, untuk Heidegger, esensi dari bahasa itu sendiri) mengungkapkan permainan keberadaan dan ketiadaan yang sedang sendiri. Heidegger berfokus terutama pada puisi Holderlin. Melawan kekuatan mengungkapkan puisi, Heidegger menetapkan kekuatan teknologi. Inti dari teknologi adalah konversi dari seluruh alam semesta makhluk menjadi dibedabedakan "berdiri cadangan" (Bestand) dari energi yang tersedia untuk penggunaan manusia yang memilih untuk meletakkannya. Cadangan berdiri mewakili nihilisme yang paling ekstrim, karena makhluk makhluk benar-benar tunduk pada kehendak subjek manusia. Heidegger tidak tegas mengutuk teknologi; ia percaya bahwa dominasi yang semakin meningkat bisa membuat itu mungkin bagi manusia untuk kembali ke tugas otentik tentang tugas sedang. Namun demikian, banyak karya kemudian Heidegger dicirikan oleh nostalgia agraria jelas. Karya-karya penting Heidegger kemudian termasuk Vom Wesen der Wahrheit ("Di Esensi Kebenaran," 1930), Der Ursprung des Kunstwerkes ("Asal Karya Seni," 1935), Bauen Wohnen Denken ("Membangun Berpikir Tempat Tinggal," 1951 ), dan Die Frage nach der Technik ("Pertanyaan Mengenai Teknologi," 1953) dan Apakah heisst Denken? ("Apa Apakah Disebut Berpikir?" 1954). Kesimpulan 5
6 Filsafat Nietzsche banyak membahas mengenai kehidupan. Dalam filsafat Nietzsche disebutkan bahwa hidup adalah sebuah penderitaan. Dalam filsafat ini diuraikan mengenai hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh manusia dalam menghadapi kehidupan yang merupakan penderitaan itu. Dalam filsafat ini dijelaskan mengenai moral. Moral yang ada tentang kebaikan umum berbeda dengan moral yang ada pada Kristianitas. Selain itu, Nietzsche juga banyak membahas mengenai Kekuatan. Menurut Nietzsche kekuatan adalah hal yang dibutuhkan setiap masyarakat untuk tetap bertahan. Orang yang kuat adalah orang tidak menyerah pada paham martabat. Banyak filosof posmodern menemukan di dalam Heidegger sebuah nostalgia being yang tidak mereka miliki. Malahan, Iebih memilih perasaan melupakan yang membahagiakan (cheerful forgetting) dan kreativitas yang menyenangkan (playful creativity) dalam konsep Niezsche tentang pengulangan abadi (eternal return) sebagai sebuah pengulangan dari yang baru dan yang berbeda. Para pengarang besar yang diasosiasikan dengan posmodernisme telah mencatat bahwa Barat lain yang terlupakan dan terpinggirkan, termasuk Heidegger, difigurisasikan oleh Yahudi. Dengan cara ini, mereka bisa membedakan proyek mereka dari pemikiran Heidegger dan mempertimbangkan secara kritis keterlibatannya dengan National Socialism dan sikap diamnya tentang the Holocaust, sekalipun untuk mengatakannya sebagai sesuatu yang bukan bersifat pribadi. Pencarian Heidegger atas tindakannya dan penolakannya untuk bertanggung jawab tidak akan ditemukan dalam pendapat-pendapat posmodernis. Namun demikian, mereka akan menemukan banyak titik berangkat dari Heidegger pada signifikansi filosofis Nietzsche dan banyak contoh di mana gagasan-gagasan Nietzsche digunakan secara kritis melawan Heidegger. Noka Maharani (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.) 6
Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id EKSISTENSIALISME Template Modul https://www.youtube.com/watch?v=3fvwtuojuso
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan
Lebih terperinciEKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:
EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan
344 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan tiga rumusan masalah yang ada dalam penelitian tesis berjudul Konstruksi Eksistensialisme Manusia Independen dalam Teologi Antroposentris Hassan Hanafi, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3
342 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab demi bab di atas, maka dapat penulis simpulkan: 1. Metafisika merupakan proto philosophy atau filsafat utama yang membahas segala sesuatu yang
Lebih terperinciFILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI
Nama Mata Kuliah Modul ke: FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Posisi Filsafat dalam ilmu-ilmu 1) Filsafat dapat menyumbang
Lebih terperinciAreté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1
199 RESENSI BUKU 2 Simon Untara 1 Judul Buku : Tema-tema Eksistensialisme, Pengantar Menuju Eksistensialisme Dewasa Ini Pengarang : Emanuel Prasetyono Penerbit : Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Hermeneutik dan Perkembangannya
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Hermeneutik dan Perkembangannya Hermeneutik didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dalam menginterpretasi sesuatu. 24 Sesungguhnya hermeneutik kita terapkan dalam kehidupan
Lebih terperinciSek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara
Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memiliki tempat dan peranan yang sangat penting. Teknologi bahkan membantu memecahkan persoalan manusia.
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Defenisi Eksistensialisme Secara etimologis eksistensialisme
Lebih terperinciFilsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU
RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kerja akademik yang menuntut penerapan prosedur ilmiah tertentu sehingga hasil riset dapat dipertanggungjawabkan. Atas dasar inilah penulis memandang penting
Lebih terperinciDIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU
l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU i t a i g k a a n D Pradana Boy ZTF Edisi 019, September 2011 1 Edisi 019, September 2011 Dimensi Filsafat dalam Wahyu Posisi wahyu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN
PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN Penulis mengambil judul ini karena kita masih jarang membahas tentang perkembangan ilmu pada masa post modern baik di sekolah maupun di lingkup keluarga, post modern
Lebih terperinciBAB V. FILSAFAT EKSISTENSIALISME DAN FENOMENOLOGI (Bahan Pertemuan Ke-6)
BAB V FILSAFAT EKSISTENSIALISME DAN FENOMENOLOGI (Bahan Pertemuan Ke-6) Eksistensialisme dan fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan menunjukkan pemberontakan terhadap metoda-metoda dan
Lebih terperinciFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme Sejarah munculnya eksistensialisme Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger (1889-1976) Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar
Lebih terperinciFilsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 03Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Sosialitas Manusia Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai sosialitas manusia menurut pemikiran filsuf mengenai
Lebih terperinciKekerasan Atas Nama Agama : Bentuk Pemaksaan Akan Adaan
Kekerasan Atas Nama Agama : Bentuk Pemaksaan Akan Adaan Sandy Hardian.S.H. I. Pendahuluan Kekerasan atas nama agama merupakan permasalahan yang begitu marak di kurun dimana sains, dan teknologi sungguh
Lebih terperinciDr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME
Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM E MODERNISME POSTMODERNISME PENGERTIAN POSTMODERNISME 1. Postmodernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern (Lyotard).
Lebih terperinciPara Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan
Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates
Lebih terperinciFilsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum
Lebih terperinciSPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti
SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti Istilah filsafat berasal dari Bahasa Arab (falsafah), Inggris (philosophy), Latin (philosophia). Istilah-istilah tersebut bersumber dari Bahasa Yunani philosophia.
Lebih terperinciKONSEP PEMIKIRAN MICHEL FOUCAULT PADA MASA POST MODERN
KONSEP PEMIKIRAN MICHEL FOUCAULT PADA MASA POST MODERN Sodiq Putra Perdana Postmodern merupakan istilah yang mungkin bagi sebagian mahasiswa merupakan istilah yang asing dan sulit untuk mendefinisikan
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Dengan Nama Allaah yang menggenggam ajal kami ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME Oleh: AAN SUKANDAR Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Japan s Suicide Generation 1, dikatakan bahwa bunuh diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam artikel Japan s Suicide Generation 1, dikatakan bahwa bunuh diri bukanlah suatu hal yang baru dalam masyarakat Jepang. Tingkat bunuh diri di Jepang setiap
Lebih terperinciPOSTMODERNISME HUKUM
POSTMODERNISME HUKUM BANGKITNYA PAHAM POSMODERNISME Pemikiran modern abad 17 THOMAS HOBBES Masy sebagai gerombolan macan liar (homo homini lupus) : dimana yang kuat dia akan memangsa yang lemah dan saling
Lebih terperinciModul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi
Modul ke: 11Fakultas PSIKOLOGI Kematian Shely Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Kematian merupakan salah satu soal paling penting dari eksistensialitas manusia, dimana manusia
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain. Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Penyelidikan filsafat selama ini adalah penyelidikan mengenai kegundahan manusia terhadap keberadaan dirinya secara internal dengan dunia eksternal di luar dirinya.
Lebih terperinciAGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim
AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL Oleh : Erna Karim DEFINISI AGAMA MENGUNDANG PERDEBATAN POLEMIK (Ilmu Filsafat Agama, Teologi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Perbandingan Agama) TIDAK ADA DEFINISI AGAMA YANG
Lebih terperinciETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS
Lebih terperinciILMU DAN FILSAFAT SOSIAL
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 10Fakultas Dr. PSIKOLOGI ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id . Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Ilmu Beberapa
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciModul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi
Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Modernitas yang ditandai oleh rasio instrumental mengimplikasikan beberapa persoalan seperti filsafat kesadaran, positivisme, universalitas serta kecenderungan ideologi yang
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar
Lebih terperinciFILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )
FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. dan di kritisi dalam menganalisis isu-isu pendidikan kontemporer. Berdasarkan
BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Pemikiran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme menarik untuk dicermati dan di kritisi dalam menganalisis isu-isu pendidikan kontemporer. Berdasarkan hasil penelitian ini
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode
Lebih terperinciPlotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani
KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat
Lebih terperinciMasuknya Hermeneutika dalam Lingkup Ilmu Tafsir (Review atas Artikel Sofyan A.P. Kau) Oleh: Wahidatul Wafa dan Asep Supianudin
Masuknya Hermeneutika dalam Lingkup Ilmu Tafsir (Review atas Artikel Sofyan A.P. Kau) Oleh: Wahidatul Wafa dan Asep Supianudin Abstrak Pada awalnya, Tafsir dan Hermeneutik berawal dari tempat dan tradisi
Lebih terperinciRELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor
RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor Pokok Persoalan Apakah filsafat manusia itu? Apa perbedaan filsafat manusia dengan ilmu lain (dalam hal ini psikologi klinis)? Apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya
Lebih terperinciAkal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)
Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN Dalam istilah bahasa Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari kata Yunani yaitu philosophia yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa
Lebih terperinci2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra tidak luput dari pandangan pengarang terhadap kondisi yang terjadi di lingkungannya, seperti sejarah, budaya, agama, filsafat, politik dan sebagainya.
Lebih terperinciDOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI
H A R Y A T M O K O DOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan
Lebih terperinciModul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kematian Manusia Kematian merupakan batas historisitas manusia yang telah dimengerti
Lebih terperinciJenis Pengetahuan dan. Ukuran Kebenaran
Jenis Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran Afid Burhanuddin Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat memahami jenis pengetahuan dan ukuran kebenaran Indikator: Mahasiswa dapat memahami pengetahuan Indera Mahasiswa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN
84 BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN Keyakinan agama dewasa ini telah dipinggirkan dari kehidupan manusia, bahkan harus menghadapi kenyataan digantikan oleh ilmu pengetahuan. Manusia modern merasa tidak perlu
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi
FILSAFAT MANUSIA Modul ke: MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK Fakultas Fakultas Psikologi OLEH; MASYHAR, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id FILSAFAT MANUSIA
Lebih terperinciPARADIGMA INTERPRETIVISME
PARADIGMA INTERPRETIVISME Salah satu paradigma non positivisme adalah paradigma interpretif. Paradigma ini dikenal juga dengan sebutan interaksionis subyektif (subjective interactionist). Pendekatan alternatif
Lebih terperinciBab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA
Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hegel ini termasuk ke dalam tema sejarah intelektual. Sejarah intelektual adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Skripsi yang berjudul Pemikiran Dialektika Georg Wilhelm Friedrich Hegel ini termasuk ke dalam tema sejarah intelektual. Sejarah intelektual adalah the study of the role of
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN SIFATNYA DALAM PEMIKIRAN MICHEL FOUCAULT
STRUKTUR DAN SIFATNYA DALAM PEMIKIRAN MICHEL FOUCAULT oleh Suma Riella Rusdiarti 1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Pendahuluan Michel Foucault adalah salah satu filsuf penting abad ke-20 yang pemikirannya
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hakikat tubuh menurut Merleau-Ponty: Berangkat dari tradisi fenomenologi, Maurice Merleau-Ponty mengonstruksi pandangan tubuh-subjek yang secara serius menggugat berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun
Lebih terperincihttp://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI
Lebih terperinciKebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran
Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI Pacitan Manusia selalu mencari kebenaran Afid Burhanuddin STKIP Pacitan 1 Pak Guru pembohong. Kemarin 7 itu 3 + 4, tapi kok sekarang
Lebih terperinciPenutup BAB Kesimpulan
BAB 5 Penutup 5.1 Kesimpulan Perkembangan filsafat yang sampai pada pemahaman bahwa perlunya perkembangan pemikiran yang menitikberatkan pada wilayah sosial, membawa filsafat akan perlunya pemahaman solidaritas
Lebih terperinciKristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi
Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme Skripsi Diajukan kepada Fakultas Teologi Dalam Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR
EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id HUBUNGAN ANTARSUBJEKTIF DAN HUBUNGAN DENGAN DUNIA INFRAHUMAN Template
Lebih terperinciFILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd
FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia
Lebih terperinciThe Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th
The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?
Lebih terperinciSAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai
Lebih terperinciFILSAFAT OLAHRAGA PEMIKIRAN FRIEDRICH NIETZSCHE KAITANNYA DENGAN KEOLAHRAGAAN. Dosen Mata Kuliah:
FILSAFAT OLAHRAGA PEMIKIRAN FRIEDRICH NIETZSCHE KAITANNYA DENGAN KEOLAHRAGAAN Dosen Mata Kuliah: Prof. Toho Cholik Mutohir, M.A., Ph.D. Dr. Made Pramono, M.Si Mahasiswa : ASHAR Nim. 17070946012 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan manusia dengan segala permasalahannya. Begitu juga filsafat, secara khusus membicarakan
Lebih terperinciModul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING.
Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id TEORI INTERPRETIF Teori intrepretif mengasumsikan bahwa makna dapat
Lebih terperinciDERRIDA; BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN Rina Mira Cahyani
DERRIDA; BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN Rina Mira Cahyani Filsafat adalah keinginan yang mendalam untuk menemukan hakikat dari segala sesuatu yang ingin dipahami. Suatu pemikiran yang mendasari ilmu. Jadi filsafat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akan adanya perspektif penyeimbang di tengah dominasi teori-teori liberal. Kedua
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini berangkat dari sikap afirmasi penulis terhadap kebutuhan akan adanya perspektif penyeimbang di tengah dominasi teori-teori liberal. Kedua model pemikiran
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN Dalam sejarah manusia, kita kenal tiga era atau zaman yang memiliki ciri khasnya masing-masing yaitu pra-modern, modern dan postmodern. Zaman modern ditandai
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Keharusan dan kebebasan manusia Template Modul Kebebasan manusia Pengantar
Lebih terperinciMengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.
Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau
Lebih terperinciPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis Paradigma Positivis Positivisme dibidani
Lebih terperinciFilsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah
Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah Pendahuluan Sudah menjadi suatu hal yang lazim dalam pembahasan sebuah konsep dimulai dari pemaknaan secara partikuler dari masing-masing
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI ANALISIS
BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.
Lebih terperinciCRITICAL THEORIES Bagian II
CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU SEJARAH
Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu kehidupan, bentuk materi maupun non-materi mengalami sebuah siklus perubahan yang natural terjadi dalam segala aspek kehidupan yang mencakup mulai dari
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu
Lebih terperinciKEBANGKITAN PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 KEBANGKITAN PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Zaman Kegelapan dan Dominasi Gereja Dalam Kehidupan Masyarakat Zaman Renaisans, Pencerahan, dan Aufklarung
Lebih terperinciFilsafat Kematian Heidegger
1 Filsafat Kematian Heidegger F. Budi Hardiman ECF 13 Oktober 2015 Renungan tentang kematian terletak di jantung Sein und Zeit. Sebagai keseluruhan dari keseluruhan struktur Dasein, Sorge merupakan suatu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam diri manusia untuk manusia dapat mencapai atau memperoleh
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu: 1. Kehendak menurut Nietzsche adalah hal yang berperan sebagai pendorong
Lebih terperinciSAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH
l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH i t a i g k a a n D Sulfikar Amir Edisi 048, Februari 2012 1 Edisi 048, Februari 2012 Sains, Islam, dan Revolusi Ilmiah Tulisan
Lebih terperinciGagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.
TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan
Lebih terperinciMisiologi David Bosch
Misiologi David Bosch Definisi Sementara Misi. 1. Iman Kristen bersifat misioner, atau menyangkali dirinya sendiri. Berpegang pada suatu penyingkapan yang besar dari kebenaran puncak yang dipercayai penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Eksistensialisme religius..., Hafizh Zaskuri, FIB UI, Universitas Indonesia
ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai induk dari segala ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sampai ideologi, hingga saat
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto
FILSAFAT ILMU & LOGIKA Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto 1. Tujuan Mata Kuliah : 1.1 Agar Mhs Mempunyai Falsafah dari Ilmu yang Telah Dimilikinya. 1.2 Agar Mhs Memahami Tentang Apa yang Disebut dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 1 Sedangkan
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Template Modul Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki
Lebih terperinciFilsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin
Lebih terperinciPeranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa
Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan
Lebih terperinciRancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi. Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Rancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Paradigma dan Desain Riset Paradigma merupakan seperangkat keyakinan
Lebih terperinci