FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.
|
|
- Shinta Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul ke: FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain. Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI
2 Sosialitas Manusia Sosialitas manusia merupakan salah satu struktur yang tidak dapat tidak ada pada kodrat manusia. Kenyataan bahwa adanya manusia, atau keberadaan manusia ditandai dengan kebersamaannya dengan yang-lain adalah sebuah kenyataan manusia yang tak dapat dibantah lagi, bahwa manusia sudah bersosialisasi sejak mula ia hadir di dunia (dilahirkan).
3 Ciri-ciri Sosialitas Manusia Menurut Sudiarja dalam bukunya Filsafat Sosial, ciri-ciri sosialitas manusia itu; - Pertama, sosialitas manusia mempunyai dimensi yang sangat luas. Manusia tidak dapat disebut sebagai manusia selain berkat kehidupan sosialnya, kebersamaannya dengan yang lain. Sosialitas merupakan ciri hakiki yang tak teringkari, bukan ciri yang ditambahkan pada manusia atau kondisi yang ditentukan dari luar, melainkan sesuatu yang melekat pada dirinya sejak lahirnya. - Kedua, sosialitas yang terkait dengan kodrat manusia mengarah pada kemanusiaan yang lebih luas, penuh dan lebih sempurna. Sosialitas manusia adalah sosialitas yang terbuka, yang prospektif, yang dapat berkembang ke arah yang baik, sejauh manusia menyadari prospek dan bertanggungjawab atasnya. - Ketiga, hubungan sosial yang terjadi diantara manusia (masyarakat) dsebabkan oleh dua hal, yakni saling berkebutuhan, dan ikatan primitif yang primordial.
4 Refleksi Metafisis Sosialitas Manusia; Kondisi Aku Aku di-ada-kan oleh Yang Lain - Aku tidak Lepas dari Yang Lain - Aku diartikan oleh Yang Lain - Aku diadakan oleh Yang Lain Kesimpulan: 100 % saya baru menjadi Aku karena Yang Lain, ketertentuan-ku seluruhnya tergantung pengakuanku terhadap Yang Lain dan pengakuan mereka terhadap Aku.
5 Refleksi Metafisis Sosialitas Manusia; Kondisi Yang-lain Aku meng-ada-kan Yang Lain - Yang Lain Itu Duniaku (Contoh; kawanku, rumahku dll) - Yang Lain menerima arti dari Aku (Dunia Objektif, Ilmu Pengetahuan, Pengalaman sehari-hari, Yang lain itu proyeksiku). - Aku mengadakan Yang Lain (hubungan afektif, ilmu pengetahuan, tanpa aku tidak ada yg lain). Kesimpulan: Yang Lain selalu telah ada untuk aku, memiliki arti/nilai untuk Aku, menerima itu dari aku.
6 Korelasi Aku & Yang-lain Hubungan timbal balik (tidak lepas, saling memberi arti, saling mengadakan) Saling mengukur (keseimbangan, yang lain seluruhnya, relasi sekunder) Absolut dan Relatif (saling memuat, substansi terbuka, identik dan disting, di dalam dan di luar, aku dan fungsiku, sosialitas bukan kekurangan)
7 Kesimpulan Refleksi Metafisis Sosialitas Manusia Aku dan Yang Lain (entah manusia entah bukan): substansi berdikari, berhubungan timbal balik, saling memberi arti dan nilai, saling mengadakan. Aku dan Yang Lain sama-sama merupakan keseluruhan pusatpusat yang otonom di dalam korelasi dan berkorelasi di dalam otonomi. Atau secara radikal: yang identik di dalam distingsi dan distingsi dalam identitas. Nb; Distingsi artinya dua atau lebih hal yang berbeda dengan kualitas yang sama tidak besar sebelah, berbanding atau bertolak belakang
8 Ragam Pandangan Filsafat tentang Aku & Yang Lain Tendensi Monistis: tidak mengakui substasi lain (monisme mutlak), Yang Lain itu aspek/cara/saat/taraf dalam substansi mutlak (Monisme Lunak). Sensisme-Empirisme-Positivisme: Tidak dapat pertanggungjawabkan substansi-substansi, maka mereka mengingkari substansi lain. Filsuf yang lalaikan sisi yang lain: adanya dunia luar diterima tapi tidak diketahui hakikatnya (Kant), hanya selidiki fenomena yang saya sadari namun dibuat abstraksi dari adanya yang riil, tidak selidiki hubungan ril yang tepat (Husserl). Pluralisme: Akui adanya Yang Lain, namun Aku dan Yang Lain tidak berhubungan langsung secara efektif. Eksistensialisme; Aku dan yang-lain saling memberi arti dan nilai, dan saling menciptakan.
9 Refleksi Filsuf Heidegger Tentang Sosialitas Manusia Ciri dasar manusia bagi Heidegger adalah bahwa manusia Ada-di-dalamdunia (in-der-welt-sein). Dunia yang dimaksud bukan bumi atau alam semesta saja, tapi juga dari sudut pandang Manusia bahwa dunia adalah suatu tempat untuk dimukimi (bewohnt). Manusialah yang mampu menduniakan tempat ia berada, misalnya; dunia pelajar, dunia anak-anak, dunia Filsafat dll. Sedang kata dalam pada ada-di-dalam-dunia, bukan maksudnya terletak pada suatu tempat, melainkan entity sebagai sebuah keseluruhan atau keterlibatan dalam mana ia dilemparkan. Ada-di-dalamdunia juga berarti mengandaikan hubungan manusia dengan adaan-adaan lain. Dunia manusia adalah juga dunia bersama (mitwelt). Ada-dalam adalah juga Ada-dengan yang lainnya. Hal itu adalah Ada-dalam-dunia-bersamamanusia lain yang juga berarti bersama-ada-disana (mit dasein).
10 Konteks Sosial Manusia Versi Heidegger Ada tiga macam adaan-adaan yang selalu berhubungan dengan manusia dengan cara berada yang berbeda-beda satu sama lain maupun dengan manusia sendiri. 1. Hubungan manusia dengan Alat-alat (zuhandenes). 2. Hubungan manusia dengan benda-benda yang bukan alat (vorhandenes) 3. Dan hubungan manusia dengan manusia lain (mit-dasein). Yang pertama merupakan alat-alat dari produk cultural (zuhandenes), sedang yang kedua adalah benda-benda alamiah yang tergeletak begitu saja (vorhandenes) dan terakhir manusia lain diluar aku.
11 Posisi Alat-alat (Zuhandenes) Perspektif Heidegger Zuhandenes (Alat-alat) secara harafiah berarti siap-untuktangan. Ada alat-alat ini menurut Heidegger berstruktur supaya atau untuk (um-zu) bagi manusia, sesuatu yang kehilangan cirinya sebagai untuk sesuatu atau netral terhadap keterlibatan kita akan kehilangan ada-nya sebagai zuhandenes, pena yang tidak terpakai karena tintanya sudah habis misalnya. Keterlibatan praktis manusia dengan alat-alat ini disebut mengurus (besorgen). Pandangan yang menyeluruh dan artikulasi atas seluruh system acuan itu disebut melihat sekeliling (umsicht), jika ada gangguan, misalnya penanya macet atau kursinya basah, maka seluruh system acuan yang diandaikannya begitu saja akan tersingkap dan disadari.
12 Posisi Bukan Alat-alat (Vorhandenes) Perspektif Heidegger Posisi Bukan alat-alat (Voerhandenes) bertolak belakang dengan alat-alat (zuhandenes), adanya tersedia begitu saja dihadapan ataupun tidak dihadapan manusia. Strukturnya tersedia begitu saja bagi manusia dengan tanpa minat untuk menanganinya.
13 Posisi Manusia Lain (Mit-Dasein) Perspektif Heidegger mitdasein secara harfiah dalam bahasa Jerman berarti bersama-ada-disana, dalam hal ini manusia berhubungan dengan manusia lain atau orang lain. Kontak dengan mitdasein terjadi lewat besorgen (dalam mengurus zuhandenes dan vorhandenes), cara dan karakter ada-nya berbeda dengan adaan lainnya, ia tidak diurus atau ditangani melainkan mendapat pemeliharaan atau perhatian (fursorgen).
14 Sosialitas Manusia Sebagai Ada-di-dalam-Dunia
15 Hubungan Aku & Yang Lain Perspektif Heidegger Manusia Lain Demi Sesuatu Kemungkinan ada-nya Manusia Manusia Lain Towards-wich (works) Alat-alat Alat-alat Dunia adalah totalitas fungsi-fungsi dan tugas-tugas dalam sosialitas manusia Polt, Heidegger; An Introduction, 1999
16 Daftar Pustaka Baker, Anton, 2000, Antropologi Metafisik, Yogyakarta: Kanisius Gahral, Adian, Donny,.2002, Martin Heidegger; Seri Tokoh Filsafat, Teraju: Jakarta. Hardiman, F, Budi,. 2003, Heidegger dan Mistik Keseharian, Suatu Pengantar Menuju Sein und Zeit, Kepustakaan Populer Gramedia: Jakarta. Heidegger, Martin, 1962,. Being and Time (terj. John Macquarrie & Edward Robinson), Harper & Row Publishers: New York Polt, Richard, 1999, Heidegger: an Introduction, Cornell University Press: New York. Richardson, William J, S.J, 1974, Heidegger: Through Phenomenology to Thought, Martinus Nijhoff, The Hague: Netherlands.
17 Terima Kasih Firman Alamsyah, MA
FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Defenisi Eksistensialisme Secara etimologis eksistensialisme
Lebih terperinciModul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi
Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA. Historisitas Manusia. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA Historisitas Manusia Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Historisitas Manusia Dunia manusia, bukan sekedar suatu dunia
Lebih terperinciModul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kematian Manusia Kematian merupakan batas historisitas manusia yang telah dimengerti
Lebih terperinciFilsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 03Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Sosialitas Manusia Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai sosialitas manusia menurut pemikiran filsuf mengenai
Lebih terperinciModul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengertian Intelektual (pengetahuan) Inteletual (Pengetahuan)
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi
FILSAFAT MANUSIA Modul ke: MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK Fakultas Fakultas Psikologi OLEH; MASYHAR, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id FILSAFAT MANUSIA
Lebih terperinciFilsafat Manusia (PERKULIAHAN)
Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Manusia mengakui diri dan yang-lain sebagai substansi dan subjek Fakultas Psikologi Firman Alamsyah Ario Buntaran Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciFilsafat Kematian Heidegger
1 Filsafat Kematian Heidegger F. Budi Hardiman ECF 13 Oktober 2015 Renungan tentang kematian terletak di jantung Sein und Zeit. Sebagai keseluruhan dari keseluruhan struktur Dasein, Sorge merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memiliki tempat dan peranan yang sangat penting. Teknologi bahkan membantu memecahkan persoalan manusia.
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA. Person dan Individu Manusia dan Review Materi Kuliah I s/d VI. Firman Alamsyah AB, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA Person dan Individu Manusia dan Review Materi Kuliah I s/d VI Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah AB, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Person dan Individu
Lebih terperinciModul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kehendak dan Kebebasan Kecuali memiliki pengetahuan yang merupakan
Lebih terperinciModul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Jiwa dan Badan Manusia merupakan makhluk yang bisa disebut monodualis
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi
FILSAFAT MANUSIA Modul ke: Intelek dan kehendak manusia Fakultas Fakultas Masyhar Zainuddin Program Studi Pendidikan Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian intelek dan kehendak Intelek adalah daya atau
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Kegiatan dan Penyebaban manusia berkomunikasi Template Modul FILSAFAT
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id HUBUNGAN ANTARSUBJEKTIF DAN HUBUNGAN DENGAN DUNIA INFRAHUMAN Template
Lebih terperinciModul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi
Modul ke: 11Fakultas PSIKOLOGI Kematian Shely Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Kematian merupakan salah satu soal paling penting dari eksistensialitas manusia, dimana manusia
Lebih terperinciAreté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1
199 RESENSI BUKU 2 Simon Untara 1 Judul Buku : Tema-tema Eksistensialisme, Pengantar Menuju Eksistensialisme Dewasa Ini Pengarang : Emanuel Prasetyono Penerbit : Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya,
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA. Hostoritas Manusia OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi.
FILSAFAT MANUSIA Modul ke: Hostoritas Manusia Fakultas Fakultas Psikologi OLEH; MASYHAR, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id FILSAFAT MANUSIA Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Minggu ke Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menyajikan bahasan tentang: manusia dan hakekatnya, arti filsafat dan Kristen, manusia dan filsafat, manusia dan, aliran-aliran filsafat, filsafat Kristen,
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id EKSISTENSIALISME Template Modul https://www.youtube.com/watch?v=3fvwtuojuso
Lebih terperinciKehendak dan Kebebasan
Modul ke: 10 Shely Fakultas PSIKOLOGI Kehendak dan Kebebasan Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Kehendak dan kebebasan merupakan dimensi manusia yang mendasar yang menggerakkan
Lebih terperinciKONSEP DASEIN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN ISLAM
KONSEP DASEIN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk
Lebih terperinciDiterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.
Filsafat Antropologi 1 Filsafat antropologi merupakan salah satu cabang dari filsafat teoritika. Selain itu filsafat antropologi juga dapat disebut sebagai ilmu. Palmquis memahami bahwa filsafat mengalami
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Companion to Heidegger, Blackwell Publishing, USA Blackwell Publishing, United Kingdom Hidup, Kanisius, Yogyakarta 2003.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA BAGUS, LORENS, Kamus Filsafat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005. BERRY, THOMAS, Geografi Ekologis, dalam TUCKER, MARY EVELYN, dkk., (Ed.), Agama, Filsafat dan Lingkungan
Lebih terperinciMEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL
MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam bidang teknologi adalah mampu membuat mobil dan motor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang merupakan negara Asia Timur yang kemajuannya berkembang pesat. Jepang sangat maju dalam bidang teknologi dan perekonomiannya, contoh kemajuan dalam bidang
Lebih terperinciFILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI
Nama Mata Kuliah Modul ke: FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Posisi Filsafat dalam ilmu-ilmu 1) Filsafat dapat menyumbang
Lebih terperinciRELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor
RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor Pokok Persoalan Apakah filsafat manusia itu? Apa perbedaan filsafat manusia dengan ilmu lain (dalam hal ini psikologi klinis)? Apa
Lebih terperinciRUANG KAJIAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DALAM KONSEP RUANG DAN WAKTU MENURUT FILSAFAT EKSISTENSIALISME HEIDEGGER. Oleh : Fadhillah.
RUANG KAJIAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DALAM KONSEP RUANG DAN WAKTU MENURUT FILSAFAT EKSISTENSIALISME HEIDEGGER Oleh : Fadhillah Abstract Human s essence cannot be separated from the essence of existence in
Lebih terperinciFilsafat Manusia (PERKULIAHAN)
Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Pendahuluan Firman Alamsyah Ario Buntaran Fakultas Psikologi Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Kontrak perkuliahan Tatap muka 14 x pertemuan
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI.
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI PENGERTIAN LOGIKA Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkuliahan ini
Lebih terperinciPANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.
PANCASILA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ABSTRACT Menjelaskan Pengertian,
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Pengetahuan dan kebenaran Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Ideogenesis dan Proses abstraksi Manusia memiliki dua macam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian ini dengan menggunakan kualitatif dan pendekatan metode fenomenologi milik Max Scheler. Hal ini didasarkan pada bagaimana pandangan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini pada akhirnya menemukan beberapa jawaban atas persoalan yang ditulis dalam rumusan masalah. Jawaban tersebut dapat disimpulkan dalam kalimat-kalimat sebagai
Lebih terperinciPancasila sebagai Sistem Filsafat
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia
Lebih terperinciHERMENEUTIKA HEIDEGGER DAN RELEVANSINYA TERHADAP KAJIAN AL-QUR AN
HERMENEUTIKA HEIDEGGER DAN RELEVANSINYA TERHADAP KAJIAN AL-QUR AN Muhammad Arif Mahasiswa Agama dan Filsafat Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Email: abank_arif@yahoo.co.id Abstract The integration of hermeneutics
Lebih terperinciModul ke: FILSAFAT MANUSIA. INTUISI dan AFEKTIFITAS. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTUISI dan AFEKTIFITAS Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Intuisi dan Afektifitas Rasa pada manusia juga ada bukan tiba-tiba,
Lebih terperinciPeranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa
Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan
Lebih terperinciEtika dan Filsafat. Komunikasi
Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa
Lebih terperinciASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James)
ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James) Oleh: Muhammad Hasmi Yanuardi Dosen Jurusan Sejarah FIS UNJ Abstrak.
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3
342 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab demi bab di atas, maka dapat penulis simpulkan: 1. Metafisika merupakan proto philosophy atau filsafat utama yang membahas segala sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri. Sebagai person manusia memiliki keunikan yang membedakan dengan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia secara kodrati memiliki dua dimensi yaitu dimensi personal dan sosial. Dimensi personal pada manusia menyatakan sisi rohani atau kualitas dalam diri. Sebagai
Lebih terperinciV. PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah melewati proses penciptaan yang cukup panjang, beberapa hal
V. PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melewati proses penciptaan yang cukup panjang, beberapa hal kemudian menjadi catatan penulis. Perlunya pencatatan akan temuan-temuan hasil riset, pengamatan dan wawancara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman modern sangat sulit untuk menemukan sebuah kehadiran dan relasi yang bermakna. Karena, perjumpaan
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode
Lebih terperinciHAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER
RUANG KAJIAN HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER Fadhilah Abstrak Perkembangan teknologi dalam 10 tahun terakhir menunjukkan berbagai fenomena yang secara esensial
Lebih terperinciPancasila sebagai Sistem Filsafat
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa
Lebih terperinciRESPONS - DESEMBER 2009
Judul : Filsafat Manusia: Upaya Membangkitkan Humanisme Penulis : Kasdin Sihotang Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 2009 Tebal : 166 halaman Harga : Rp 35.000 Tiada makhluk yang lebih paradoksal selain
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN
PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan zaman berlangsung begitu cepat. Masyarakat berjalan secara dinamis mengiringi perkembangan zaman tersebut. Seiring dengan hal itu, filsafat sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merdeka? Sejauh mana kebebasan manusia itu? Pertanyaan-pertanyaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Masalah Penelitian Apakah manusia bebas? Apakah manusia mempunyai kebebasan serta merdeka? Sejauh mana kebebasan manusia itu? Pertanyaan-pertanyaan yang tampak
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PENGERTIAN FILSAFAT FILSAFAT (Philosophia) Philo, Philos, Philein, adalah cinta/ pecinta/mencintai Sophia adalah kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran Cinta pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Eksistensialisme religius..., Hafizh Zaskuri, FIB UI, Universitas Indonesia
ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai induk dari segala ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sampai ideologi, hingga saat
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Uraian akhir dari analisa atas pemikiran Frithjof Schuon tentang makna agama dalam perspektif Filsafat Agama adalah bagian kesimpulan, yang merupakan rangkuman jawaban atas
Lebih terperinciPERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA
PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA 0 L E H Dra. SALLIYANTI, M.Hum UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2004 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....i DAFTAR ISI...ii BAB I. PENDAHULUAN...1
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu, bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Dengan Nama Allaah yang menggenggam ajal kami ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME Oleh: AAN SUKANDAR Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak hanya dipahami sebagai individu, melainkan sebagai persona. 1 Sifat individual berarti ia sebagai ada yang dapat dibedakan dengan ada yang lain dari satu
Lebih terperinciRancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi. Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Rancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Paradigma dan Desain Riset Paradigma merupakan seperangkat keyakinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia melibatkan serta membutuhkan orang lain dalam kegiatan apapun. Relasi dengan orang lain di
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PREVIEW PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN
Lebih terperinciThe Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th
The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?
Lebih terperinciFILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI
FILSAFAT PENGANTAR Kata-kata filsafat, filosofi, filosofis, filsuf, falsafi bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya,
Lebih terperinciPERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com
Lebih terperinciMAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU
Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Sistem Filsafat
Lebih terperinciFilsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Template Modul Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki
Lebih terperinciHERMENEUTIKA FUNDAMENTAL: Memahami Fenomenologi Sebagai Orientasi Hermeneutika
HERMENEUTIKA FUNDAMENTAL: Memahami Fenomenologi Sebagai Orientasi Hermeneutika Mulia Ardi IAIN Tulungagung mulia.ardi@gmail.com Abstract: Fenomenologi merupakan sebuah metode yang dirancang khusus oleh
Lebih terperinciPRAGMATISME (1) Pragmatisme:
Pragmatisme: PRAGMATISME (1) Pragmatisme merupakan gerakan filsfat Amerika yang mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Pragmatisme banyak hubungannya dengan nama seperti Charles S. Peirce (1839-1934),
Lebih terperinciETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan
Lebih terperinciMANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER. Oleh: Sindung Tjahyadi 1
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER Oleh: Sindung Tjahyadi 1 Abstract Heidegger viewed freedom and transcendence (retrospective consciousness) as the element that determines the way of
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme Sejarah munculnya eksistensialisme Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger (1889-1976) Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya
Lebih terperinciETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,
Lebih terperinciSatuan Acara Perkuliahan (SAP)
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) A. Identitas Mata Kuliah dan : Nama Mata Kuliah : Filsafat Manusia Jurusan : Aqidah Filsafat Kode/Status MK : B033/Kompetensi Utama SKS : 2 sks/ 90 Menit Hari/Jam/Ruang :
Lebih terperinciPengetahuan dan Kebenaran
MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya manusia mempunyai rasa saling
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya manusia mempunyai rasa saling membutuhkan antara satu dengan yang lainya. Manusia sebagai mahluk social didunia
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN
BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
Lebih terperinciEstetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen
Estetika Desain Oleh: Wisnu Adisukma Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen inilah yang seringkali muncul ketika seseorang melihat sebuah karya seni. Mungkin karena tidak memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, hilangnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal menjadi isu yang ramai dibicarakan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Permasalahan Jean Paul Sartre seorang filsuf eksistensialis dari Perancis mengatakan bahwa manusia dilahirkan begitu saja ke dalam dunia ini, dan ia harus segera menanggung
Lebih terperinciSek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara
Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)
Lebih terperinciKODE ETIK PSIKOLOGI. Teori Etika, Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI
Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Teori Etika, Etika Deskriptif dan Etika Normatif Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Questions 1. Apa yang
Lebih terperincihttp://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini mempunyai nilai keindahan. Nilai keindahan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang menjadi
Lebih terperinciEPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT
EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu mengenai bagaimana seharusnya proses berlangsungnya pelaksanaan konsep
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kualitatif. 1 Alasan menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta
Lebih terperinciPENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami hakikat pendidikan serta mampu menganalisis proses pendidikan dalam masyarakat sebagai sarana sosial dan budaya POKOK
Lebih terperinciREFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1. Oleh: Sulis Triyono 2
REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1 Oleh: Sulis Triyono 2 Abstrak Tulisan ini merupakan pengantar untuk memahami tingkah laku berbahasa masyarakat tutur. Berdasarkan kajian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Empati 2.1.1 Definisi Empati Empati merupakan suatu proses memahami perasaan orang lain dan ikut merasakan apa yang orang lain alami. Empati tidak hanya sebatas memasuki dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif metode yang menggunakan pengukuran disertai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dikenal sebagai seorang raja Kediri yang hebat, tetapi juga dikenal dengan
28 BAB II KAJIAN TEORI A. Petilasan Sri Aji Jayabaya Petilasan Jayabaya merupakan warisan zaman dahulu yang selalu didatangi oleh banyak orang, terlebih dari berbagai daerah di Indonesia. Jayabaya tidak
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Modul ke: A. Pengertian Filsafat B. Filsafat Pancasila C. Hakikat Sila-Sila Pancasila Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Udjiani Hatiningrum, SH., M Si Program Studi Manajemen
Lebih terperinciJoseph Schelling oleh: Lilis Widyaningrum
Joseph Schelling oleh: Lilis Widyaningrum Filsafat merupakan suatu cara berpikir terhadap seluruh gejala dunia seisinya yakni tentang alam semesta dan masyarakat. Ilmu filsafat sebetulnya banyak aliran
Lebih terperinciPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis Paradigma Positivis Positivisme dibidani
Lebih terperinci