ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS DENGAN METODE PERHITUNGAN WISN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS DENGAN METODE PERHITUNGAN WISN"

Transkripsi

1 1 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS DENGAN METODE PERHITUNGAN WISN Dewi Kurniawati 1, Suprijanto Rijadi 2 1. Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat 2.Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat kurnia_hafap@yahoo.com Abstrak Sumber daya manusia merupakan salah satu input terpenting dalam sebuah organisasi, tidak terkecuali dengan pelayanan kesehatan Puskemas, dibutuhkan perencanaan kebutuhan SDM yang sesuai agar pelayanan terhadap masyarakat dapat terpenuhi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sei.Jang Kota Tanjungpinang yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah tenaga kesehatan yang ideal dengan menggunakan perhitungan beban kerja berdasarkan Metode perhitungan Work Load Indicator Staff Need (WISN). Desain penelitiannya kualitatif dan gambarannya secara deskriftif analitik. Informasi pada penelitian melalui data primer dan data skunder serta pengumpulan informasi dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan tenaga yang ada saat ini melebihi dari kebutuhan yang sebenarnya, dikarenakan beban kerja yang terlalu kecil pada beberapa unit tertentu, selain itu ditemukan penempatan tenaga yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan Kata Kunci : Analisis kebutuhan tenaga kesehatan, Perhitungan WISN, Perhitungan kebutuhan tenaga Puskesmas. Abstract Human resources is one important input in an organization, no exception in the service in health. So it is with health services, health center fully needed planning needs human resources corresponding to the service for people to be fulfilled. The study is done in puskesmas sei.jang Tanjungpinangcity which aims to get the number paramedics who an ideal used calculation burden work based on methods of calculation work load indicator staff need ( wisn ). Design his research qualitative and his depiction in deskriftif analytic. Information to research through primary data and scundary and gathering information by interview and observation. The result showed exertion are currently exceed the needs that actually, because the burden work too small on some certain units, besides found for workers is not appropriate with qualifying education. Keywords: health workforce needs analysis, calculation, calculation of power requirements WISN clinic. Pendahuluan Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas juga merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Sulastomo, 2007). Puskesmas SeiJjang Kota Tanjungpinang merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan, untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, dibutuhkan

2 2 sumber daya yang dapat menggerakkannya, walaupun kecukupan sumber daya saja dirasa belum cukup untuk menjamin terlaksananya sebuah kegiatan maupun program dapat berjalan dengan baik, perlu secara tepat untuk menempatkan individu dalam mengemban tugas tertentu sesuai dengan kemampuan dan tentu saja kualifikasi pendidikannya. Selama ini belum ada perencanaan yang menghitung dengan secara tepat jumlah kebutuhan ideal dari tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas tersebut, pengadaan tenaga ditentukan langsung oleh Dinas Kesehatan terkait. Hal lain yang juga menjadi perhatian, berdasarkan profil kesehatan Puskesmas dilihat ada peningkatan kunjungan yang signifikan setiap tahunnya, yang mengharuskan diimbangi dengan kecukupan pemberi layanan. Sementara jika dilihat dari jumlah, jumlah tenaga saat ini adalah 47 orang (medis dan paramedis) wajib melayani lebih kurang 50 orang perhari baik di puskesmas induk maupun di puskesmas pembantu, selain itu adanya keluhan dari beberapa tenaga tentang rangkap jabatan yang dijalaninya. Dari beberapa latar belakang diatas maka diperlukan adanya perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan yang ideal untuk mengetahui secara pasti gambaran kebutuhan tenaga kesehatan Puskesmas Sei.Jang berdasarkan beban kerja yang ada. Tinjauan Teori Manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan (2003), adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Teknik perencanaan (peramalan) kebutuhan SDM Menurut Notoadmodjo (2003) untuk meramalkan kebutuhan (permintaan) sumber daya manusia dapat menggunakan berbagai teknik peramalan yang sudah ada. Selanjutnya masih menurut Notoadmodjo (2003) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat ramalan kebutuhan sdm antara lain 1. Lingkungan eksternal : ekonomi, sosiopolitik dan budaya, Hukum dan perundang-undangan Perkembangan ilmu dan teknologi, Persaingan antarorganisasi 2. Organisasi (internal) : Rencana-rencana pengembangan Anggaran atau pembiayaan, Desain organisasi Perluasan usaha dsb. 3. Persediaan karyawan : Karyawan yang akan pension, Pengunduran diri dan Kematian dsb.

3 3 Teknik peramalan dalam konsep perencanaan sumber daya manusia menurut Hasibuan (2007) dan menyatakan jika informasi ini lengkap dan benar maka perencanaan sumber daya manusia akan baik dan benar selanjutnya jika rencana tersebut baik dan benar maka realisasi manajemen SDM akan lancar, informasi tersebut antara lain : a. Persediaan tenaga kerja dan tingkat kemampuan sumber daya manusia b. Jenis-jenis, susunan umur, tingkat pendidikan, serta penyebaran atau pemerataan tenaga kerja c. Kebijakan perburuhan dan kompensi pemerintah d. Sistem, kurikulum, dan tingkat-tingkat pendidikan sumber daya manusia. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 81/Menkes/Sk/I/2004 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit. Ada 4 metode penyusunan kebutuhan SDM, antara lain : Health Need Method, Health Services Demand Method, Health Service Target Method dan Ratio Method. Selain empat metode dasar tersebut, terdapat beberapa metode lainnya yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari keempat metode dasar tersebut diatas yaitu : Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan Daftar Susunan Pegawai (DSP) ( authorized staffing list ). Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN (Work Load Indikator Staf Need / Indikator Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja). Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan skenario/proyeksi dari WHO. Penyusunan kebutuhan tenaga untuk bencana Penelitian ini menggunaan tekhnik perhitungan WISN (Work Load Indicator Staff Need) untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas< tekhnik perhitungan tersebut dipilih karena dianggap yang paling sesuai dan dapat di lakukan di Puskesmas tersebut dan menampilkan beban kerja sesungguhnya dari masing-masing tenaga kesehatannya. Metode Penelitian Desain penelitian ini adalah kualitatif dan gambarannya di uraikan secara deskriftif analitik. Informasi pada penelitian ini didapatkan melalui data primer dan data skunder, pengumpulan informasi dengan cara wawancara mendalam dan observasi langsung di lapangan, analisis hasil

4 4 menggunakan metode WISN sehingga di dapatkan kebutuhan SDM yang ideal di Puskesmas Sei.jang Kota Tanjungpinang. Pengambilan data selama lebih kurang empat minggu, informan penelitian dipilih berdasarkab unit-unit kerja yang ada di Puskesmas dan pemilihan informan yang mengetahui dengan baik tentang beban kerja. Hasil Penelitian Hasil penelitian pada penelitian analisis kebutuhan tenaga ini sesuai dengan kerangka konsep penelitian dibagi atas tiga komponen yaitu input, proses dan output. Pada komponen input didapatkan ketersediaan tenaga saat ini di Puskesmas Sei.Jang sebanyak 56 tenaga baik medis, paramedik maupun non tekhnis lainnya, sedangkan untuk struktur organisasi didapatkan Puskesmas Sei.jang di pimpin oleh seorang dokter gigi dan mempunyai 4 buah program utama, 1 buah unit penunjang dan 1 buah pelaksanan khusus. Komponen input lainnya adalah job deskripsi, masing-masing unit di Puskesmas Sei.Jang telah mempunyai job deskkripsi yang ditetapkan bersama dan dilakukan evaluasi setiap tahunnya. Selanjutnya untuk kebijakan SDM di Puskesmas ditentukan langsung oleh Dinas Kesehatan Kota, sementara itu di wilayah pemerintah Kota Tanjungpinang pengadaan tenaga kesehatan tidak diatur di dalam peraturan tertentu atau berupa Surat Keputusan (SK) dari pemerintah kota Tanjungpinang, namun pendistribusian sumber daya manusia mengacu pada metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan pendekatan rasio terhadap nilai tertentu (ratio method) sesuai dengan Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004. Komponen input selanjutnya yaitu kinerja, gambaran kinerja sumber daya manusia di Puskesmas Sei.Jang dapat dengan melihat gambaran pencapaian program maupun pelayanan yang dilakukan pada upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat, pada upaya kesehatan perorangan dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan target maupun cakupan yang ada, begitu juga pada upaya kesehatan masyarakat, sebagian besar pelayanan luar gedung maupun kunjungan langsung ke masyarakat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Pada komponen proses dilakukan perhitungan beban kerja, Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu : 1. Menetapkan waktu kerja tersedia;

5 5 2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM; 3. Menyusun standar beban kerja; 4. Menyusun standar kelonggaran; 5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja. Untuk mengetahui kebutuhan tenaga sebelumnya dibutuhkan perhitungan standar beban kerja, berikut perhitungan standar beban kerja pada beberapa unit yang ada di Puskesmas Sei.Jang Kota Tanjungpinang. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan kepada dokter umum standar beban kerja kerja tertinggi adalah pada kegiatan mencatat hasil pemeriksaan pada register rawat jalan dan membuat resep pasien. Standar beban kerja tertinggi pada tenaga dokter gigi adalah pada kegiatan melakukan rujukan. Standar beban kerja tertinggi pada tenaga gudang farmasi adalah pada kegiatan mengajukan permintaan obat ke dinas kesehatan. Standar beban kerja tertinggi pada perawat adalah pada kegiatan anamnesis pasien dan melakukan pemeriksaan tekanan darah. Standar beban kerja tertinggi pada bidan adalah melakukan asuhan pada ibu nifas dan menyusui untuk kegiatan anamnesis, konseling dan pencatatan. Pada komponen output mendapatkan jumlah tenaga ideal yang dibutuhkan di Puskesmas Sei.Jang sesuai dengan unit kerja dan kualifikasi. Kebutuhan tenaga tersebut dapat dilihat dengan jelas pada tabel dibawah ini, Tabel 1.Jumlah Kebutuhan Tenaga Ideal Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang No Unit Kerja Kualifikasi Kebut Pendidikan Ideal 1. Poli Umum dr Umum Perawat 4 orang 4 orang 2. Poli Gigi dr.gigi 1 orang 3. Promkes SKM 1 orang 4. Kes.lingk Sanitarian 1 orang 5. Poli KIA,KB dan MTBS Bidan 4 orang 6. Gizi Nutrisionis 1 orang

6 6 7. P2PL Perawat 2 orang 8. Apoteker 1 orang Apotik AA 3 orang 9. Laboratorium Analis 2 orang 10. Keuangan DIII Ekonomi 2 orang 11. Tata Usaha DIII Admin 1 orang 12. Loket SMA 5 orang 13. K.Suntik Perawat 1 orang Pembahasan Pembahasan pada penelitian ini berdasarkan perhitungan dengan metode work load indicator staff need, yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat dilihat kebutuhan tenaga kesehatan yang seharusnya ada di Puskesmas Sei.Jang sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan unit kerja di Puskesmas tersebut. Selain itu peneliti mencoba membandingkan antara hasil penelitian yang telah dilakukan dengan studi kepustakaan yang ada yaitu pedoman perencanaan dengan Metode DSP Puskesmas perkotaan, dimana sesuai dengan output kunjungan puskesmas yang lebih kurang pertahun juga dibandingkan dengan kebutuhan tenaga berdasarkan kepmenkes nomor : 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota, pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas). Dibawah ini akan dijelaskan kebutuhan tenaga dari beberapa unit yang ada di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. 1. Dokter Umum Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan kebutuhan dokter umum di Puskesmas Sei.Jang sebanyak 4 orang, Jika dibandingkan dengan perhitungan menurut DSP (Daftar Susunan Pegawai) yang hanya membutuhkan 2 orang, menurut standar pelayanan minimal pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) perhitungan WISN tersebut masih sangat kecil, karena menurut SPM tersebut kebutuhan tenaga dokter umum di pelayanan dasar (Puskesmas) sebanyak 11 (sebelas orang) belum lagi jika ditambah kegiatan yang seharusnya dilakukan dokter spesialis kebutuhan tenaga dokter di Puskesmas mencapai 17 tenaga, Pada saat penelitian dilakukan di Puskesmas Sei.Jang terdapat 3 (tiga) orang dokter umum, penambahan sangat dibutuhkan mengingat jumlah kunjungan pasien yang meningkat setiap tahunnya juga agar standar pelayanan minimal (SPM) pada pelayanan dasar

7 7 (Puskesmas) dapat berjalan, karena berdasarkan hasil observasi banyak sekali kegiatan baik UKP (upaya Kesehatan Perorangan) maupun UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) yang tidak berjalan, hal ini mungkin saja di sebabkan oleh minimnya tenaga dokter umum tersebut. 2. Dokter Gigi Kebutuhan dokter gigi di Puskesmas Sei.Jang berdasarkan perhitungan WISN sebanyak 1 orang, Jika berdasarkan model DSP Puskesmas perkotaan, dibutuhkan sebanyak 2 (dua) orang, jika melirik dari standar pelayanan minimal di pelayanan dasar (Puskesmas) hanya membutuhkan 1 (satu) orang dokter gigi untuk kegiatan penjaringan anak sekolah. Saat ini di Puskesmas Sei.Jang jumlah dokter gigi yang ada sebanyak 1(satu) orang, kalau melihat gambaran perhitungan WISN artinya tidak perlu penambahan tenaga, begitu juga menurut SPM di pelayanan dasar ketersediaan dokter gigi sebanyak 1 (satu ) orang sudah mencukupi dan observasi serta wawancara yang dilakukan peneliti juga menemukan bahwa tenaga dokter gigi tersebut sudah cukup dan tidak perlu penambahan tenaga karena kegiatan luar gedung dibantu oleh dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Pembantu terdekat. 3. Perawat di Poli Umum Berdasarkan perhitungan kebutuhan perawat di poli umum Puskesmas Sei.Jang sebanyak 4 orang, Berdasarkan pedoman Metode DSP Puskesmas membutuhkan 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu) orang pekarya untuk, dan jika mengacu pada SPM pada pelayanan dasar, kebutuhan keseluruhan tenaga perawat di Puskesmas sebanyak 10 (sepuluh) orang, karena kebutuhan tenaga perawat di dalam SPM tersebut dihitung jika dari kegiatan kegiatan untuk UKM dan UKP dilaksanakan. Saat ini di Puskesmas Sei.Jang perawat yang bertugas di poli umum berjumlah 4 (empat) orang, Menurut peneliti berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, poli umum di Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 4 (empat) orang tenaga perawat dan 1 (satu) orang pekarya dengan asumsi berdasarkan beban kerja yang cukup berat, selain itu membutuhkan 1 (satu) orang pekarya yang khusus membuat surat rujukan dan surat keterangan pasien sesuai dengan permintaan (advice) dokter, selanjutnya jika melihat pada SPM pelayanan dasar tentu saja keadaan tenaga saat ini masih jauh dari kebutuhan ideal, masih membutuhkan penambahan 6 (enam) orang tenaga lagi agar kegiatan-kegiatan yang ada di dalam SPM dapat terlaksana.

8 8 4. Loket Pendaftaran Perhitungan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga di loket pendaftaran Puskesmas Sei.Jang 5 orang, Sedangkan dengan Metode DSP membutuhkan 1 (satu) orang pekarya untuk ditempatkan di bagian kartu/loket pendaftaran. Kenyataannya saat ini di Puskesmas Sei.Jang petugas di loket pendaftaran berjumlah 4 (empat) orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, sebaiknya cukup tenaga dengan lulusan SMA/SMK karena pada loket pendaftaran tidak dibutuhkan ketrampilan/kompetensi yang lebih selain itu perlu diperhatikan untuk kegiatan mengembalikan kartu rekam medik pasien, karena kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 5 menit perpasiennya, jika dijumlahkan dengan kunjungan yang orang perhari tentu saja kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi sebaiknya ada intervensi langsung dari pimpinan maupun kasubag Tata usaha untuk meninjau ulang kegiatan tersebut. 5. Tenaga Gizi Perhitungan WISN didapatkan kebutuhan tenaga gizi di Puskesmas Sei.Jang sebanyak 1 (satu) orang., menurut DSP tenaga gizi dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, dan menurut SPM pelayanan dasar membutuhkan 2 (dua) orang untuk melakukan kegiatan pemberian Makanan pendamping ASI dan untuk penangganan gizi buruk Jumlah tenaga ahli gizi di Puskesmas Sei.Jang saat ini sebanyak 2 (dua) orang dengan latar belakang pendidikan D.III Gizi. Melirik hasil observasi, perhitungan yang dilakukan pada penelitian, dapat disimpulkan tenaga gizi di Puskesmas Sei.Jang tersebut sudah melebihi yang seharusnya, dan tidak perlu penambahan tenaga lagi, namun jika mengacu kepada SPM dan jika kegiatankegiatan yang ada di dalam pedoman SPM tersebut benar-benar dijalankan oleh tenaga gizi, maka kebutuhan tenaga gizi sebanyak 2 (dua) orang, artinya seharusnya tenaga gizi yang ada di Puskesmas Sei.Jang kedepannya diharapkan menambah kegiatan pelayanan di dalam maupun luar gedung sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ada sehingga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal.

9 9 6. Bidan di KIA/KB dan MTBS Perhitungan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga bidan di KIA/KB dan MTBS Puskesmas Sei.Jang Kecamatan sebanyak 4 orang tenaga, Sedangkan dengan Metode DSP Puskesmas Perkotaan, pada pelayanan KIA/KB dibutuhkan sebanyak 2 (dua) orang bidan 1 (satu) orang pekarya, selanjutnya jika dibandingkan dengan SPM pelayanan dasar tentu saja sangat berbeda, di dalam SPM membutuhkan tenaga Bidan sebanyak 12 (dua belas) orang, karena tenaga bidan tersebut mempunyai kegiatan didalam maupun diluar gedung Puskesmas. Menurut peneliti berdasarkan perhitungan WISN dan juga pedoman DSP yang ada di kepustakaan, untuk pelayanan di poli KIA/KB dan MTBS Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 4 (empat) orang bidan dan membutuhkan 1 (satu) orang pekarya, dan jika mengacu kepada kebutuhan berdasarkan SPM pelayanan dasar yang ada, kegiatan didalam SPM tersebut terlihat sebagian besar sudah dilakukan dan telah dilakukan perhitungan beban kerjanya, sehingga kebutuhan 12 orang tenaga tersebut tidak mutlak untuk diterapkan. Selanjutnya hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan di Puskesmas Sei.Jang jumlah bidan yang bertugas di poli KIA,KB dan MTBS berjumlah 3 (tiga) orang dengan latar belakang pendidikan D.IV Kebidanan 1 (satu) orang, D.III Kebidanan 1 (satu) orang dan 1 (satu) orang D.I kebidanan sedang dalam pendidikan DIII kebidanan, masingmasing tenaga mempertanggungjawabi satu buah program, masing-masing KIA, KB dan MTBS, pelayanan dilakukan dalam ruangan yang sama. 7. Analsis Kesehatan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan analis kesehatan di laboratorium Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 1,55, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 2 orang tenaga. Perhitungan menurut WISN diatas berbeda dengan petunjuk menurut kepustakaan yang ada yaitu dengan Metode DSP Puskesmas Perkotaan, dalam Metode DSP tenaga analis yang dibutuhkan di laboratorium sebanyak 1 (satu) orang. Saat ini di Puskesmas Sei.Jang mempunyai satu orang tenaga analis kesehatan yang bertugas di laboratorium dengan latar belakang pendidikan D.III Analis Kesehatan, artinya masih membutuhkan penambahan tenaga analis satu orang lagi.

10 10 Menurut peneliti jika menilik dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, serta berdasarkan perhitungan WISN dan juga pedoman DSP yang ada di kepustakaan, untuk pelayanan laboratorium Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 2 (orang) tenaga analis kesehatan. Hal ini karena melihat permintaan pemeriksaan di laboratorium yang selalu banyak, selain itu juga pertugas laboratorium tersebut diberikan tanggungjawab untuk melakukan pengambilan sampel diluar gedung puskesmas (rumah penderita) untuk kasus-kasus tertentu, sehingga jika petugas laboratorium puskesmas hanya 1 (satu) orang, dikhawatirkan ketika petugas tersebut sedang melakukan kunjungan luar gedung, maka pelayanan pasien yang berkunjung ke Puskesmas khususnya untuk melakukan pemeriksaan labor akan terbengkalai/tidak terlayani. 8. Apotik Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga di apotik Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 3,28, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 3 (tiga) orang. Jika melihat studi kepustakaan yaitu pedoman perencanaan dengan metode DSP Puskesmas perkotaan, kebutuhan tenaga di apotik sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang assisten apoteker dan 1 (satu) orang juru obat. Saat ini jumlah tenaga di apotik Puskesmas Sei.Jang berjumlah tiga orang yang terdiri dari satu orang apoteker, satu orang dengan latar belakang D.III Keperawatan dan satu orang dengan latar belakang pendidikan D.III Kebidanan. Menurut peneliti berdasarkan observasi,perhitungan WISN juga perbandingan dengan studi kepustakaan, kebutuhan tenaga di apotik Puskesmas Sei.Jang tersebut yang ideal adalah sebanyak 3 (orang), yang sebaiknya terdiri dari 1 (satu) orang tenaga apoteker, dan ditambah 2 (dua) orang assisten apoteker, sesuai besarnya beban kerja yang dilakukan. Untuk kondisi saat ini kebutuhan tenaga tentu saja terlihat sudah terpenuhi, namun jika dilihat dari kualifikasi pendidikan dirasa kurang sesuai terutama untuk tenaga perawat dan bidan yang di tempati disana.

11 11 9. Kesehatan Lingkungan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 0,39, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 1 (satu) orang. Perhitungan diatas jika dibandingkan dengan metode DSP Puskesmas perkotaan terlihat perbedaan, perhitungan dengan DSP membutuhkan 2 (dua) orang tenaga sanitarian dan jika mengacu pada SPM pelayanan dasar, Puskesmas membutuhkan 1 (satu) orang tenaga sanitarian untuk kegiatan penanggulangan penyakit Diare. Saat penelitian ini dilakukan jumlah tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas Sei.Jang berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan Menurut peneliti tenaga yang ada tersebut tidak perlu penambahan lagi, karena jika dilihat dari perhitungan beban kerjanya masih sangat kecil, yaitu kurang dari 0,5 artinya, kedepannya diharapkan tenaga kesehatan lingkungan tersebut menambah kegiatan pelayanan di dalam maupun luar gedung puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. 10. Promosi Kesehatan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 0,20, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi satu orang. Perhitungan berdasarkan metode DSP Puskesmas Perkotaan kebutuhan tenaga untuk promosi kesehatan tidak ditemukan namun dapat digolongkan ke dalam kegiatan/program PSM (Peran Serta Masyarakat) Saat penelitian dilakukan jumlah tenaga program promosi kesehatan di Puskesmas Sei.Jang berjumlah satu orang dengan latar belakang pendidikan S1 kesehatan masyarakat (bidan komunitas). Menurut peneliti ketersediaan untuk program promosi kesehatan / peran serta masyarakat di Puskesmas Sei.Jang sudah terpenuhi, namun jika melirik dari tenaga yang merupakan lulusan kesehatan masyarakat dengan spesifikasi bidan komunitas, sepertinya

12 12 kurang tepat karena lulusan tersebut disiapkan untuk menjadi leader untuk program desa/kelurahan siaga. Selain itu hasil perhitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja hasilnya kurang dari 0,5 hal ini dapat disimpulkan beban kerja pada program promosi kesehatan sangat kecil, kedepannya diharapkan tenaga tersebut menambah kegiatan pelayanan di dalam maupun luar gedung puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. 11. P2PL dan Imunisasi Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga P2PL dan Imunisasi di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 1,88, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 2 orang tenaga. Perhitungan berdasarkan metode DSP Puskesmas Perkotaan kebutuhan untuk tenaga pencegahan & pemberantasan penyakit dan surveilans sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari entomology dan epidemolog dan kebutuhan untuk tenaga pelaksana imunisasi sebanyak 1 (satu) orang perawat. Ketika penelitian ini dilakukan program P2PL dan imunisasi Puskesmas Sei.Jang mempunyai tiga orang tenaga dengan latar belakang ketiganya adalah D.III Keperawatan, satu dari tiga tenaga tersebut merupakan petugas lapangan malaria, dimana diwilayah kerja puskesmas Sei.Jang terdapat satu buah kelurahan endemik malaria, satu orang lainnya merupakan koordinator imunisasi dan sisanya diperbantukan di kamar tindakan. Menurut peneliti program P2PL Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 2 (dua) orang, yang terdiri dari seorang entomology dan epidemolog dan petugas untuk pelaksana imunisasi disiapkan 1 (satu) orang perawat. Secara garis besar kebutuhan tenaga sesuai dengan hasil perhitungan dengan metode WISN (Work Indicator Staff Needs) sebanyak 34 (tiga puluh empat) orang, sedangkan tenaga kesehatan yang ada sekarang adalah sebanyak 40 (empat puluh) orang, artinya tenaga yang ada saat ini melebihi dari kebutuhan yang sebenarnya. Namun jika standar pelayanan minimal pada pelayanan dasar (Puskesmas) dilakukan dan dijalankan maka kebutuhan ideal untuk tenaga kesehatan di Puskesmas secara keseluruhan sebanyak 47 (empat puluh tujuh) tenaga.

13 13 Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan masing-masing perhitungan metode WISN, Metode DSP Puskesmas perkotaan dan berdasarkan standar pelayanan minimal pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Puskesmas menurut WISN, DSP dan SPM di Puskesmas Sei.Jang Kota Tanjungpinang No Jenis Tenaga WISN DSP SPM 1. dr.spesialis dr.umum dr.gigi Perawat Bidan Analis Nutrisionis Sanitarian Farmasi Keuangan Tata usaha epidemiolog Radiografer Umum Total *Perhitungan dari penelitian yang dilakukan **berdasarkan KMK RI Nomor : 81/Menkes/SK/I/2004 ***berdasarkan KMK RI Nomor : 282/Menkes/SK/IX/2008 Tabel diatas memperlihatkan secara tegas kebutuhan tenaga berdasarkan perhitungan dan metode masing-masing, jika peneliti dapat menyimpulkan kebutuhan ideal tenaga kesehatan saat ini di Puskesmas Sei.Jang sebaiknya tidak kurang dari 40 tenaga, agar tidak pelayanan didaladan diluar gedung dapat dilaksanakan, juga agar acuan yang telah ditetapkan Depkes didalam standar pelayanan minimal yang ada, dapat dijalankan dan dilaksanakan selain itu penempatan tenaga yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan juga dapat mengakibatkan kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Kesimpulan dan Saran Dari analisi tersebut dapat ditarik kesimpulan keadaan tenaga kesehatan saat ini di Puskesmas Sei.Jang sudah melebihi dari yang dibutuhkan menurut perhitungan berdasarkan beban kerja,

14 14 namun jika berdasarkan atas pelaksanaan SPM yang diharuskan maka tenaga yang ada saat ini masih kurang. Jadi sebaiknya Puskesmas Sei.Jang kedepannya menambah kegiatan yang beracuan kepada standar pelayanan minimal yang ada sehingga kelebihan tenaga pada unit tertentunya tidak terjadi dan standar pelayanan minimal yang disyaratkan berjalan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah. KEPUSTAKAAN 1. Depkes Jakarta,(2004) KEPMENKES nomor : 81/MENKES/SK/I/2004 tentang penyusunan perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi,Kab/kota serta Rumah Sakit. 2. Depkes Jakarta,(2009) Petunjuk Penggunaan Perangkat kerja (Toolkit) WISN. 3. Depkes Jakarta,(2008) KEPMENKES nomor : 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 4. Handoko,T.H.(2011).Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Edisi Revisi. Yogyakarta: PT.BPFE. 5. Hasibuan,S.P.(2007).Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi Revisi.Jakarta: PT.Bumi Aksara. 6. Mangkunegara,A.P (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Jakarta, Rosda. 7. Notoadmodjo,S (2003).Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:Rineka Cipta. 8. Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang (2012) Profil Kesehatan Puskesmas Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Tahun Siagian,S.P.(2009). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT.Bumi Aksara. 10. Sulaeman,E.S.(2009).Manajemen Kesehatan,teori Dan Praktik di Puskesmas.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 11. Samsusin, Sadili. H. (2006) Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, Pustaka Setia 12. Subekhi, A.(2010) Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta 13. Terry, George R. (1992). Dasar Dasar Manajemen, Jakarta, PT Bumi Aksara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan kesehatan untuk menunjang Indonesia Sehat 2010 diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif, serta mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SELOMERTO 1 Jalan Banyumas Km. 7 Telp. (0286) SELOMERTO WONOSOBO 56361

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SELOMERTO 1 Jalan Banyumas Km. 7 Telp. (0286) SELOMERTO WONOSOBO 56361 BP UMUM N O JABATAN STANDAR KOMPETENSI 1 Dokter Umum 1 S1 Kedokteran Umum 3 Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum 2 Perawat 1 DIII Perawat/SPK 3 Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum 4 Sudah

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik. URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik. B. Fungsi 1. Sebagai Pemegang kebijakan 2. Sebagai Manajer C. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsional terdepan sesuai dengan keputusan MENKES No. 128/ MENKES/ SK/ II/ 2004/ tanggal 10 Februari 2004 tentang kebijakan dasar

BAB I PENDAHULUAN. fungsional terdepan sesuai dengan keputusan MENKES No. 128/ MENKES/ SK/ II/ 2004/ tanggal 10 Februari 2004 tentang kebijakan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskemas sebagai salah satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional terdepan sesuai dengan keputusan MENKES No. 128/ MENKES/ SK/ II/ 2004/ tanggal 10 Februari 2004

Lebih terperinci

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Rekam Medis

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Rekam Medis Perhitungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Rekam Medis 11:25 AM Work Load Indikator Staff Need (WISN) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana berdasarkan beban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan (Sudayat, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan (Sudayat, 2009). 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan suatu proses untuk menumbuhkan atau meningkatkan suatu potensi fisik dan psikis manusia untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS MERDEKA KOTA PALEMBANG

PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS MERDEKA KOTA PALEMBANG JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 1 No. 01 Maret 2010 Artikel Penelitian PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SUSUKAN Jl.KH Umar Imam Puro No.96 Telp ( 0298 ) 615066 Susukan 50777 Email : pkmsusukan_kabsmg @yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN 2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN KEPALA PUSKESMAS I.Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik. 1. Sebagai seorang Dokter 2. Sebagai Manajer III. Kegiatan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir atau bertindak dalam pembangunan

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 3. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 3. Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WISN (STUDI KASUS RSIA PRIMA HUSADA) Agus Cahyono 1) Pantjawati Sudarmaningtyas 2) Vivine Nurcahyawati 2) S1/Jurusan

Lebih terperinci

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 75 BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 1.1 TENAGA KESEHATAN 1.1.1 Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan TABEL 1.1. DAFTAR TENAGA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN YANG BERADA DI DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR TAHUN

Lebih terperinci

Analisa Beban Kerja Tenaga Kesehatan

Analisa Beban Kerja Tenaga Kesehatan Analisa Beban Kerja Tenaga Kesehatan A. PENGERTIAN BEBAN KERJA Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. (Moekijat, 1999). B. METODE

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BENGKULU DINAS KESEHATAN KOTA BENGKULU UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG JL. WR. Supratman No.22 Kota Bengkulu Kode Pos 38125 Email puskesmas_ratuagung@yahoo.co.idtelepon (0736) 7310378

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN TEBET. Tabel : Data Jumlah Pegawai Puskesmas Se-Kec.Tebet Tahun 2014 NO UNIT KERJA JUMLAH %

B A B III KEADAAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN TEBET. Tabel : Data Jumlah Pegawai Puskesmas Se-Kec.Tebet Tahun 2014 NO UNIT KERJA JUMLAH % B A B III KEADAAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN TEBET 3.1 KETENAGAAN Puskesmas Kecamatan Tebet pada tahun 2014 memiliki pegawai sebanyak 175 Orang Terdiri dari 83 orang PNS dan 92 orang tenaga Kontrak/Honorer

Lebih terperinci

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA VOLUME 04 No. 01 Maret 2015 Halaman 37-42 Jurnal Kebijakan Indonesia Artikel Penelitian KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA HEALTH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menyediakan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN. Sebuah Panduan Formulasi di Tingkat Puskesmas/Kecamatan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN. Sebuah Panduan Formulasi di Tingkat Puskesmas/Kecamatan STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN Sebuah Panduan Formulasi di Tingkat Puskesmas/Kecamatan AGUNG DWI LAKSONO EVIE SOPACUA SUHARMIATI LESTARI HANDAYANI RISTRINI HERTI MARYANI BAMBANG WASITO Diterbitkan

Lebih terperinci

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan sumberdaya manusia. Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang berkembang dengan berbagai macam jenis, salah satunya ialah puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PATI DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CLUWAK Jl. Raya Tayu-Jepara Km12, (0295)

PEMERINTAH KABUPATEN PATI DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CLUWAK Jl. Raya Tayu-Jepara Km12, (0295) PEMERINTAH KABUPATEN PATI DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CLUWAK Jl. Raya Tayu-Jepara Km12, (0295) 4545650 59157 email: puskesmascluwak@yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CLUWAK KABUPATEN PATI NOMOR:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

Lebih terperinci

MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED

MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED SNASTI 2009-298 Mike Proboningrum Diar Siwi 1) I Gede Arya Utama 2) 1) S1/Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 NI LUH ODELLIA PITAYUSA

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 NI LUH ODELLIA PITAYUSA UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 NI LUH ODELLIA PITAYUSA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED

PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS MERDEKA KOTA PALEMBANG TAHUN 2009 Virna Widora Saputri, Misnaniarti, Asmaripa

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015 PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015 A. PERTANYAAN PUSKESMAS I. Identitas Puskesmas 1. Nama Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pemerintahan yang baik menjadi isu yang mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik. Hal ini terjadi karena polapola lama penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013 PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013 1. LANDASAN HUKUM LANDASAN HUKUM Undang-undang No. 17 Tahun 2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Pengertian puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Standar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Riwayat Puskesmas 3.1.1. Sejarah Puskesmas Puskesmas Kecamatan Jagakarsa berdiri pada tahun 1986 yang beralamat di Jalan Moh Kahfi I No. 27A, sebelum berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit seyogyanya dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat sehingga usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F. IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

LAMPIRAN Laporan Kunjungan ke Puskesemas Puter

LAMPIRAN Laporan Kunjungan ke Puskesemas Puter 43 LAMPIRAN Laporan Kunjungan ke Puskesemas Puter Telemedicine telah dikembangkan di beberapa Puskesmas di kota Bandung, dengan pusatnya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Puskesmas yang sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015 Analisa perkiraan jumlah rekam medik di unit filing dengan metode WISN (Woarl Load Indicator Staff Need) di RSUD Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 (Analysis of estimated amount of human resources in the medical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kota Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Wilayah kerja Puskesmas Rejowinangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmassebagai penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama (primary health care services) memiliki tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera

Lebih terperinci

INTISARI STUDI DESKRIPTIF KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN PADA PUSKESMAS INDUK DI KABUPATEN BALANGAN BERDASARKAN METODE NILAI RASIO

INTISARI STUDI DESKRIPTIF KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN PADA PUSKESMAS INDUK DI KABUPATEN BALANGAN BERDASARKAN METODE NILAI RASIO INTISARI STUDI DESKRIPTIF KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN PADA PUSKESMAS INDUK DI KABUPATEN BALANGAN BERDASARKAN METODE NILAI RASIO Ayu Rahayu Desiana 1 ;Aditya Maulana Perdana Putra 2 ;Linda Yulianisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, dan tuntutan akan pencapaian MDGs (Milenium

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, dan tuntutan akan pencapaian MDGs (Milenium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, kompleksitas masalah kesehatan masyarakat, dan tuntutan akan pencapaian MDGs (Milenium Development Goals ) maka diperlukan sebuah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA - 1- PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MURUNG RAYA SEHAT 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA Nuryati Program Diploma Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM nur3yati@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan yang optimal baik dari segi badan, jiwa maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Puskesmas 3.1.1 Sejarah Puskesmas Puskesmas Kecamatan Penjaringan berdiri tahun 1992 yang terletak di Jalan Raya Teluk Gong No. 2, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tinjauan Organisasi Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

Tin Herniyani, SE, MM

Tin Herniyani, SE, MM Karya Ilmiah ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Sari Mutiara) Oleh : Tin Herniyani, SE, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP:

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP: Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP: DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN PUSKESMAS PARIGI JalanTrans Sulawesi BAB 9.1.1

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KLANGENAN. KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KLANGENAN NOMOR : 008/SK-Admen/Klg/III/2016

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KLANGENAN. KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KLANGENAN NOMOR : 008/SK-Admen/Klg/III/2016 PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KLANGENAN Jl.Otto Iskandar Dinata No.07 Telp. (0231) 341363 Klangenan Cirebon KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KLANGENAN NOMOR : 008/SK-Admen/Klg/III/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan kesehatan (health service). Sarana

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan DASAR Health Need Method (Keperluan Upaya Kesehatan th x) Health Services Demand Method FTE Health Service Targets Method (sesuai kemampuan SDM) Ratio Method

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi juga kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi juga kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi juga kehidupan masyarakat, tampak bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004, Puskesmas adalah usaha pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN PUSKESMAS DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Guspianto *)

ANALISIS PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN PUSKESMAS DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Guspianto *) ANALISIS PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN PUSKESMAS DI KABUPATEN MUARO JAMBI Guspianto *) *) Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, Peserta Program S3 IKM FKM Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016 SUHERNI Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FakultasIlmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa

Lebih terperinci

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT INFORMASI. Present By SIMKESMAS

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT INFORMASI. Present By SIMKESMAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT Present By OVERVIEW Simkesmas (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Masyarakat) merupakan suatu sistem penunjang pelayanan kesehatan berbasis online yang bertujuan

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016 LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016 Nama : dr. Adinda Ferinawati Tanggal Orientasi : 16 Januari 2017-23 Januari 2017 Tempat Orientasi : Puskesmas Sidorejo

Lebih terperinci

1) BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1) BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat, sama halnya dengan perkembangan sistem informasi. Sistem informasi sangat diperlukan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Tabel Konsep Pengamatan/Penilaian Implementasi Kebijakan

Tabel Konsep Pengamatan/Penilaian Implementasi Kebijakan Lampiran Tabel Konsep Pengamatan/Penilaian Implementasi Kebijakan No. Fokus Penelitian Faktor yang Indikator Teknik Sumber Data dinilai/diamati Penilaian Pengambilan Data 1. Implementasi kebijakan BOK

Lebih terperinci

ANALISIS KETEPATAN WAKTU PELAPORAN DALAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

ANALISIS KETEPATAN WAKTU PELAPORAN DALAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA ANALISIS KETEPATAN WAKTU PELAPORAN DALAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARAA Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena dengan tubuh yang sehat atau fungsi tubuh manusia berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara-negara lain. Berdasarkan laporan Human Development Report dari United Nations Development Programme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS RAWANG Jalan. Desa Koto TelukKec. Hamparan Rawang KEPUTUSAN NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM ASURANSI KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional Online (SIKNAS Online) agar komunikasi data antara pusat dan daerah menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KARANGAN Jalan Raya Karangan Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Kode Pos78363

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KARANGAN Jalan Raya Karangan Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Kode Pos78363 PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KARANGAN Jalan Raya Karangan Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Kode Pos78363 SURAT KEPUTUSAN NOMOR 441 / 56 / III / 2016 TENTANG PENETAPAN DOKUMEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu Kota Amurang. Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai topografi wilayah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, juga diperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan yang tujuan utamanya adalah preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan suatu institusi di mana segenap lapisan masyarakat bisa datang untuk memperoleh upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Upaya

Lebih terperinci

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA. Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA Abstract RSUP Dr. Kariadi Semarang is a type hospital as the final

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER PENINGKAT MUTU PUSKESMAS PENINGKAT MUTU PUSKESMAS PINKER PENINGKAT MUTU PUSKESMAS BAB I PENDAHULU A. Latar Belakang Puskesmas merupakan pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

Lebih terperinci