VII. BUDIDAYA TERPADU
|
|
- Sudomo Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VII. BUDIDAYA TERPADU A. Pendahuluan Budidaya terpadu ikan dengan peternakan atau dengan pertanian adalah pemeliharaan ikan dan komoditas lain dalam lahan dan waktu yang sama. Tujuan budidaya terpadu adalah memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, mengefisiensikan modal, tenaga dan waktu guna menghasilkan Iebih dan satu komoditas. Budidaya ikan bersama ternak maupun dengan pertanian (mina-padi) telah lama dikenal dan dipraktekkan pembudidaya ikan di Indonesia. Ada dua konsep pendekatan pengembangan budidaya ikan dengan ternak di masa depan, yakni pertama budidaya ikan merupakan satu cara prosesing Iimbah ternak yang biasa nya mengotori lingkungan (pandangan dan bau) dan kedua Iimbah (kotoran dan sisa pakan) dapat menjadi pakan dan budidaya ikan membutuhkannya. Oleh karena itu keuntungan lain dari budidaya mina-ternak adalah substitusi pakan dan pupuk dan efisiensi dalam transportasi pupuk karena tersedia di lokasi serta pengendalian polusi limbah ternak. Namun dalam pengembangan budidaya ikan-ternak menghadapi kendala/masalah kualitas air yang jelek akibat proses dekomposisi limbah, penggunaan obat untuk pengendalian penyakit ternak dan estetika. Berbeda dengan budidaya terpadu ikan bersama padi, disamping menghasilkan dua komoditas, juga hasil padinya meningkat 15-20% dibanding tanpa ikan. Kenaikan hasil padi tersebut karena kotoran ikan menjadi pupuk, aktivitas ikan dalam mencari makanan memberikan aerasi pada tanaman padi, pentumbuhan gulma dan hama dikendalikan oleh ikan. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan budidaya mina-padi adalah banyaknya hama seperti wregul, ular, belut dan burung, penggunaan obat untuk pengendalian hama dan penyakit padi. Disamping itu, umur padi yang pendek (sekitar 70 hari), menyebabkan waktu untuk pemeliharaan juga relatif pendek. OIeh karena itu, bila untuk menghasilkan ikan konsumsi harus diteban benih ukuran glondongan, sedangkan untuk pendederan adalah sangat tepat. Budidaya ikan di sawah, selain sistem budidaya terpadu mina-padi juga sistem palawija dan sebagai penyelang. Pemeliharaan ikan sistem palawija dilakukan sebagai pergiliran tanaman di antara dua musim tanam karena air melimpah dan guna memutus siklus hidup penyakit padi. Sementara pemeliharaan ikan sebagai penyelang dimaksud untuk mengisi waktu sesudah sawah diolah sampai tanam bibit atau sesudah panen padi sampai pengolahan. Budidaya ikan terpadu dengan pertanian juga dilakukan dengan pemeliharaan ikan bersama tanaman kangkung (Ipomea reptans) dan genjer (Limnochans flava) di kolam. Universitas Gadjah Mada 1
2 B. Mina-Ternak 1. Kolam Kolam untuk budidaya terpadu harus cukup kuat dan lebar karena disamping untuk menahan air, juga untuk fasilitas jalan yang cukup intensif dan tempat pemasangan kandang temak. Apabila jenis tanah lempung dan cukup padat, pematang tanah cukup memadai tetapi tanahnya berpasiran lereng pematangnya sebaiknya ditembok permanen. Kolam dilengkapi pintu air masuk dan keluar. Dasar kolam dibuat miring dan arah pintu air masuk ke pintu air keluar. 2. Kandang ternak Model dan ukuran kandang ternak disesuaikan dengan jenis ternak, jumlah dan ukuran ternak serta pengelolaannya. Paling ideal apabila kandang diletakkan di atas air sehingga kotorannya dapat masuk langsung ke air kolam. Meskipun demikian tempat jatuhnya kotoran ternak harus ditanggul menjadi kolam kecil yang dapat dibuka dan ditutup, sehingga penyebaran kotoran temak dan hash pembongkarannya dapat dikendalikan sehingga menjadi tempat pembentukan makanan (kitchen pond). Letak kandang harusnya pada pematang dekat pintu air keluar dengan rnaksud ingkungan air yang baik eap ersedia di sisi air rnasuk dan unkuk dapat membuang fimbah langsung ke luar ketika ternak diobati. 3. Jenis ikan dan ternak Jenis ikan yang dipelihara adalah jenis ikan tahan dalam kualitas air yang relatif rendah (oksigen terlarut rendah dan gas-gas beracun tinggi. Pemeliharaan dengan pola polikultur dan ditujukan untuk pembesaran karena makanan yang tersedia berukuran besar. Jenis ikan yang dipelihara dengan komposisi pemakan plankton dan kotoran ternak yang dominan, diikuti omnifora dan bila diperlukan juga jenis karnifora. Jenis ikan yang dapat dipelihara adalah: karper, nila, gurameh, nilem, lele, udang galah dan sebagainya. Jenis ternak bisa ayam, itik, kelinci, kambing, sapi, kerbau dan kuda. Jenis dan jumlah pakan yang diberikan sesuai dengan rekomendasi pemeliharaan masing-masing ternak. Diharapkan jumlah kotoran yang dihasilkan sesuai dengan pertumbuhan ikan. 4. Macam budidaya terpadu Budidaya ikan terpadu ikan dengan ternak, terutama ayam, itik, babi dan kambing banyak dipraktekkan oleh petani/pembudidaya ikan. Namun percobaan secara komprehensif yang menyangkut jenis dan padat tebar ikan dan ternaknya serta pola dan cara/teknik budidayanya secara terpadudilakukan oleh Hopkins dan Cruz (1982), untuk temak ayam, itik dan babi. Universitas Gadjah Mada 2
3 a. Ikan-Ayam Pemeliharaan terpadu ikan dan ayam dilakukan menggunakan kolam ukuran 400 m 2, kedalaman air 0,7-0,9 m. Kandang ayam dibuat di atas kolam dan ayam pedaging dipelihara bervariasi ekor/ha dengan kepadatan kandang maksimum 11 ekor/m. Bibit ayam yang dipelihara ada 3 kelompok umur 2-3 minggu sampai pemeliharaan 50 hail. Hal mi dimaksud utuk mendapatkan limbah kotoran ternak sesuai dengan pertumbuhan ikan. Ayam diberi pakan komersial kandungan protein kasar 21 % secara ad libitum. Benih ikan yang ditebar ekor/ha ukuran 3-5 cm, terdiri atas nila 85%, karper 14% dan gabus 1% tanpa pemberian pakan. Produksi kg/haltahun (Produksi kg/halth dengan pupuk kering kg/bulan/ha). b. Ikan-Itik Pemeliharaan terpadu ikan dan itik dilakukan menggunakan kolam ukuran 400 m, kedalaman air 0,7-0,9 m. Pemeliharaan terpadu ikan-itik, pada siang hari itiknya dibiarkan ke mencari makan di kolam. Jumlah itik yang dipelihara ekor/ha. Itik diberi pakan komersial kandungan protein kasar 21% secara ad libitum. Benih ikan yang ditebar ekor/ha, ukuran 3-5 cm (nila 85%, karper 14% gabus 1%) tanpa pemberian pakan. Kombinasi pemeliharaan 750 itik dan ikan menghasilkan kg/ha ikan selama 90 hari. c. Ikan-Babi Pemeliharaan terpadu ikan dan babi juga dilakukan menggunakan kolam ukuran 400 m 2, kedalaman air 0,7-0,9 m. Pemeliharaan terpadu ikan-babi, babinya tetap terkandang. Jumlah babi yang dipelihara ekor/ha, ukuran kg/ekor. Babi diberi pakan babi komersial secara ad libitum. Benih ikan yang ditebar ekor/ha, ukuran 3-5 cm (nila 85%, karper 14%, gabus 1%) tanpa pemberian pakan. Produksi ikan semakin naik dengan banyak jumlah babi dan ikan yang dipelihara. Kombinasi 60 ekor babi dan ikan menghasilkan ikan tertinggi. Produksi ikan dalam 90 hari berkisar kg/ha. C. Mina-Padi 1. Sawah Dipilih sawah yang subur, cukup miring, aman dan mudah diawasi. Salah satu masalah dalam pengembangan budidaya mina-padi adalah keamanan dan hewan lingsang (wregul) yang biasanya menyerang bergerombol dan menghabiskan ikan piaran. Luas petakan sawah m 2. Untuk dapat menampung dan menahan air, pematangnya diperkuat dan diperlebar, yakni tinggi cm, lebar atas cm. Dilengkapi caren lebar cm, Universitas Gadjah Mada 3
4 dalam cm. Beberapa caren bisa dibuat bila petakan cukup luas dengan jarak tiap 10 m. Caren utama dibuat di tengah dan arah air masuk ke pintu air keluar dan lainnya bisa di pinggir/tampingan. Caren merupakan tempat hidup ikan dan penangkapan ikan ketika panen. Pengurangan lahan untuk caren bisa mencapai 10% luas petakan. Disarankan pula dibuat kolam kecil 1x2x1 m untuk adaptasi benih yang baru ditebar terutama untuk benih. Petakan sawah juga dilengkapi pipa air dan saringan. Sawah diolah: luku (balik tanah) dan digaru (memecah dan meratakan tanah), menggunakan tenaga hewan ataupun mesin. 2. Padi Jenis padi yang ditanam adalah varietas unggul tahan wereng (VUTW) umur total hari. Padi disemaikan dulu dan setelah umur hari ditanam dengan jarak tanam antar baris 25 cm dan antar rumpun 20 cm. Tiap rumpun terdiri atas 3-4 batang bibit. 3. Ikan Pada dasarnya semua jenis ikan air tawar tahan hidup dalam air sawah, seperti: tawes, karper, gurameh, nila, lele, nilem dan sebagainya. Sistem budidaya dilakukan secara polikultur atau monokultur. Memperhatikan umur padi yang pendek, maka waktu pemeliharaan yang tersedia juga pendek, yaitu sekitar 70 hari. Benih ikan ditebar sesudah padi lilir, air mulai dinaikkan. 4. Pemeliharaan Pengecekan air merupakan pekerjaan utama dengan memasukkan air ke dalam petakan dan mengontrol bila ada kebocoran. Kedalaman air harus disesuikan dengan pertumbuhan padi. Bersamaan dengan kontrol air juga kontrol hama, terutama bila ada ular, belut dan burung harus Iangsung dimatikan atau diusir. Pengairan: tergantung pertumbuhan padi, pada awal dan saat padi menguning kedalaman air 5 cm, kemudian dinaikkan 25 cm di plataran dan caren cm. Pemeliharaan padi sesuai rekomendasi, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama secara terpadu (PHT). Pemupukan organik (pupuk kandang atau hijauan) dilakukan pada awal. Pupuk anorganik berupa N (30%) dan P (50%) ketika tanam, disusul N (35%) dan P (50 %) antara umur padi han atau sesudah penyiangan pertama dan terakhir N (35%) umur sekitar 70 hari atau pada akhir pertumbuhan vegetatif atau menjelang pertumbuhan generatif. Penyiangan (1) dilakukan hari sejak ditanam kemudian dipupuk (1). Apabila masih terdapat pertumbuhan gulma bisa dilakukan penyiangan ke 2 dan dipupuk susulan dengan Urea dan TSP. Universitas Gadjah Mada 4
5 5. Panen Panen ikan dilakukan Iebih dulu, ketika tanaman padi akan mengalami fase pengisian dan menguning (umur 100 hari). Cara pemanenan dilakukan mengurangi air sehingga tinggal ada di caren dan ikan ditangkap. Penangkapan ikan pada caren menggunakan seser dan Iangsung dipindah ke tempat penampungan. 6. Produksi Produktivitas sawah yang diusahakan mina-padi dilaporkan oleh banyak peneliti adalah 3-5 ton/ha padi dan ikan kg/ha tanpa pemberian pakan (Singh dkk. 1980). Produksi padi rata-rata 3,9 ton dicapai dan pemeliharaan terpadu padi dan udang galah yang dipelihara sejak juvenil dengan kepadatan 1-2,5 ekor/m 2, produksinya rata-rata 60 kg/ha (Rustadi 1979) tanpa pemberian pakan. Pemeliharaan nila hitam bersama padi kepadatan 1 ekor/m 2 ukuran 15 g/ekor selama 93 hari menghasilkan 207 kg/ha dengan laju sintasan 57,5%, sedangkan dengan pakan tambahan hasilnya bisa mencapai 589 kg/ha. Pemeliharaan campuran nila (75%) dan karper (25%) pada kepadatan 1,5 ekor/m 2 dengan pemberian pakan tambahan bisa bisa naik 692 kg/ha (Dela Cruz 1980). Pemeliharaan padi adalah pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan dan tentunya pengairan. Pemupukan terdiri atas 150 kg/ha NPK dan 75 kg/ha urea, produksi padi berkisar 3,5-6,9 ton. Pakan tambahan berupa katul/dedak halus. Untuk pendederan benih kepadatan ribu/ha ukuran 1 cm, setelah pemeliharaan hari menghasilkan benih ukuran 3-5 cm dengan laju sintasan %. 7. Budidaya Ikan-Padi-Ternak Budidaya terpadu bisa berkembang menjadi Iebih dan dua komoditas, yaitu ikan-babiayam dan ikan-padi-ternak. Ikan yang dipelihara di kolam mendapatkan pupuk Iimbah dan ternak babi, ternak babi sendiri mendapatkan pakan dan sisa pakan dan kotoran ayam. Sementara budidaya ikan-padi-ternak adalah kotoran ternak disamping menjadi makanan ikan dan pupuk bagi ikan maupun tanaman padi. Kombinasi tanaman padi dengan 100 ekor kambing dan 7500 ekor ikan ukuran gram/ekor menghasilkan produksi ikan dan keuntungan yang tertinggi (Rustadi1984). Produksi padi mencapai 6,6-7,1 ton/ha, (tanpa kambing hanya 5,5 ton/ha), produksi ikan 343 kg/ha dan kambing tumbuh naik 10% selama 70 hari. D. Rangkuman Budidaya ikan terpadu adalah pemeliharaan ikan dalam lahan dan waktu yang sama dengan komoditas peternakan ataupun pertanian pangan dan dilakukan masing-masing dalam kolam dan sawah. Sistem budidaya ikan-ternak ataupun ikan padi merupakan proses Universitas Gadjah Mada 5
6 yang komplek, dalam waktu tertentu tiap komoditas membutuhkan perlakuan berbeda, yang harus dilakukan secara terpadu ataupun salah satu harus mengalah. Budidaya ikan terpadu dengan ternak yang sudah banyak dipraktekkan diantaranya adalah ikan-ayam, ikan-itik dan ikan-babi. Persiapan yang harus dilakukan adalah: penyiapan kolam dan kandang, jenis ikan dan temak. Pengelolaan pemeliharaan ternak dilakukan secara intensif, termasuk pemberian pakan dan pengendalian hama dan penyakit ternak. Sementara ikan mendapatkan makanan dan sisa pakan dan kotoran ternak, sehingga budidaya ikan berperan sebagai kontrol Iimbah ternak. OIeh karena itu, pemeliharaan ikan ditujukan untuk pembesaran. Budidaya ikan terpadu dengan tanaman pangan adalah mina-padi, meskipun terdapat usaha budidaya ikan di sawah Iainnya yakni sebagai penyelang dan sebagai palawija. Persiapan sawah meliputi: memperbaiki dan memperkuat pematang, pembuatan kemalir, pemasangan pipa air masuk dan keluar yang dilengkapi dengan saringan. Pemilihan jenis padi dan teknik pemeliharaannya sesuai dengan rekomendasi. Sementara pemeliharaan ikan dapat dilakukan utuk pendederan maupun pembesaran. Kegiatan pemeliharaan padi meliputi: pengolahan tanah, persemaian bibit dan penanaman, penyiangan, pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dan panenan, sementara untuk ikan ditambah dengan pemberian pakan tambahan. E. Latihan Soal-soal 1. Apa tujuan dan manfaat budidaya ikan air tawar terpadu baik dengan pemeliharaan ternak maupun dengan tanaman padi? 2. Bagaimana mekanisme kotoran ternak menjadi makanan ikan dan masalah apa yang timbul dalam budidaya terpadu ikan-ternak? 3. Persiapan apa saja yang harus dilakukan untuk budidaya ikan bersama padi? 4. Apa sebab dalam budidaya terpadu ikan bersama padi, hasil padinya naik meskipun Iahannya berkurang karena digunakan untuk caren (kemalir)? 5. Sebutkan secara ringkas dan berurutan teknik budidaya ikan bersama padi?. Universitas Gadjah Mada 6
7 F. Daftar Buku Bacaan Cruz, E. M., and Z. H., Shehadeh, Preliminary Results on Integrated Pig-Fish and Duck-Fish Production Test. In Integrated Agnculture-Aquaculture Farming Systems. R.S.V. Pullin and Z.H. Shehadeh (eds.) Proc. Of the ICLARMSEARCA, Manila 6-9 August p Hopkins, K. D., and E.M. Cruz., The ICLARM-CLU integrated animal-fish farming project: final report. FAC-CLSU ICLARM Tech.Report 5 Manila, 96 p. Dela Cruz, C. R., Integrated Agriculture-Aquaculture Farming Systems in the Philippines, with Two Cases Studies on Simultaneous and Rotational Rice-Fish Culture. In Integrated Agriculture-Aquaculture Farmings Systems. R.S.V. Pullin and Z.H. Shehadeh (eds.) Proc. Of the ICLARM-SEARCA, Manila 6-9 August p Rustadi, Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Hasil Udang Galah (M. rosenbergii) pada Pemeliharaan Bersama Padi dengan Teknik Sawah Berbeda. Skripsi S1 Fak. Pertanian UGM. 7 hal. Rustadi, Integrated Rice-Fish-Sheep Farming System. Tesis Master of Science., Central Luzon State University, Philippines. Universitas Gadjah Mada 7
8 Universitas Gadjah Mada 8
KELOMPOK TANI PROGRAM INTENSIFIKASI SISTEM MINA PADI (INSISMINDI) 1) M. Zayin Sukri 2) dan Suwardi 3) ABSTRAK
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 1, No. 1, Juni 2016, P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112 KELOMPOK TANI PROGRAM INTENSIFIKASI SISTEM MINA PADI (INSISMINDI) 1) M. Zayin Sukri 2) dan Suwardi
Lebih terperinciMACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN
MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN PENDAHULUAN Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciPUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011
PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami definisi pupuk kandang, manfaat, sumber bahan baku, proses pembuatan, dan cara aplikasinya Mempelajari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciV. BUDIDAYA UDANG-UDANGAN (KRUSTASEA)
V. BUDIDAYA UDANG-UDANGAN (KRUSTASEA) A. Pendahuluan Kalau orang menyebut udang, bayangan pertama menunjukkan pada udang laut. Tetapi tidak selalu demikian karena dalam air tawar terdapat banyak udang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah tingkat Provinsi yang mempunyai fungsi menyebar luaskan teknologi perbenihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,
Lebih terperinciPersyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang
PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan
Lebih terperinciP e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Budidaya Tambak Kegiatan budidaya tambak merupakan pemanfaatan wilayah pesisir sebagai lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk masyarakat
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )
BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) 1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi
Lebih terperinciPENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Petani pakai pupuk kimia Tekstur & struktur tanah ( sulit diolah & asam) Mobilisasi unsur hara Suplai
Lebih terperinciSYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK
SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK I. PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Dasar Pertanian Organik 1.2. Kegunaan Budi Daya Organik II. PUPUK ORGANIK 2.1. Pupuk Organik 2.1.1. Karakteristik Umum Pupuk Organik
Lebih terperinciMenembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)
Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.
Lebih terperinciDENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT
DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran merupakan produk pertanian strategis yang ketersediaannya di Indonesia berlimpah sepanjang tahun. Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia sendiri selalu meningkat
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciPengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan
1 Menggemburkan dan menyehatkan tanah 2 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang positif di dalam tanah 3 Menyehatkan benih dan bibit tanaman Daun, bunga & buah tidak mudah rontok 4 Menekan hama & penyakit
Lebih terperinci1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)
Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan
Lebih terperinciCiparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung tidak hanya sebagai bahan pangan, namun dapat juga
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK Sri Lestari1), Moh. Rifai22) FKIP, Universitas PGRI Madiun email: lestari_sri1986@yaho.co.id 1,2 Abstrak Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap
Lebih terperinciOleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)
Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciKONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR
Ba b 4 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR 4.1. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan Kuala Kampar memiliki potensi perikanan tangkap dengan komoditas ikan biang, ikan lomek dan udang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)
BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi
Lebih terperinciAQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT
UNDERSTANDING POND AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT Soil Profile Soil Triangle Clear plastic liner tube & sediment removal tool Sediment Sampler Soil acidity tester Food web in Aquaculture
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting dalam menyediakan pangan bagi seluruh
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135
TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciPembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi
1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat
Lebih terperinciPupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)
Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik
Lebih terperinciTUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB
TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP)
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciBUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso
BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Kandungan nutrisi yang terdapat pada beras diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian bangsa. Sektor pertanian telah berperan dalam pembentukan PDB, perolehan
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
Lebih terperinciCara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi
Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan akan bahan pangan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan gizi masyarakat. Padi merupakan salah satu tanaman pangan utama bagi
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kullah : Budidaya Perairan Tawar Kode/SKS : P1B3105/2-1 SKS Prasyarat : Mata kuliah Dasar-dasar Budadaya, Limnologi dan Ekologi Ikan Status
Lebih terperinciVII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI
VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI Tingkat efisiensi ekonomi dari faktor-faktor produksi dapat dilihat dari besarnya rasio Nilai Produk Marjinal (NPM)
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan pakannya berupa hijauan. Pakan hijauan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari sebuah pembangunan. Angka pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang makin meningkat drastis akan berdampak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUDIDAYAAN BELUT MATA KULIAH : LINGKUNGAN BISNIS (Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.) NAMA : TRI SANTOSO NIM : 10.02.7661 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha Ternak
Lebih terperinciSebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.
PETUNJUK TEKNIS DEMPOND BUDIDAYA LELE MENGGUNAKAN PAKAN (PELET) TENGGELAM DI KAB I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Usaha Budidaya lele sampe sekarang banyak diminati masyarakat dikarenakan dalam perlakuannya
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciTeknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)
Upaya meningkatkan produksi padi Indonesia terus dilakukan dalam upaya untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 41,5
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi
Lebih terperinciBudi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut
Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran Desa Pabuaran berada di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah dataran tinggi dengan tingkat
Lebih terperinciBisnis Budidaya Ikan Bawal
Bisnis Budidaya Ikan Bawal Nama : Anung Aninditha Nim : 10.11.3944 Kelas : S1.TI.2F STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Ikan bawal merupakan jenis ikan yang cukup poluper di pasar ikan konsumsi. Selain
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)
BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) 1. PENDAHULUAN Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara I. PENDEKATAN PETAK OMISI Kemampuan tanah menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke
1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan. Hal ini terjadi karena tingginya tingkat kematian dari larva
Lebih terperinciSumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/
Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang dilakasanakan pada musim gadu bulan Juli-Oktober 2012. Pengamatan dilakukan
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,
POTENSI DAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAM Entang Suganda Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor, 16002 PENDAHULUAN Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat penting artinya bagi usaha
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan yang berada di desa Padang Siput, Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PADI ORGANIK
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PADI ORGANIK 2 0 1 6 PENDAHULUAN Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row
Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya burung puyuh (Coturnix coturnix) betina dengan tujuan utama menghasilkan telur konsumsi dan atau pemeliharaan
Lebih terperincibahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification
Pendahuluan System of Rice Intensification (SRI) merupakan sistem budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien berbasis pada pengelolaan tanaman, biologi tanah, tata air dan pemupukan secara terpadu
Lebih terperinciPENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum
PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Menurut Irwan (2006), kandungan gizi
Lebih terperinciProsiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani adalah pelaku usahatani yang mengatur segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Margoluwih termasuk dalam wilayah Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas wilayah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang
Lebih terperinci