dengan penerapan akuntansi dalam kegiatan usahanya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "dengan penerapan akuntansi dalam kegiatan usahanya."

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Usaha Kecil Menengah berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional karena Usaha Kecil Menengah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan dapat menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah besar (Handayani, 2011). Menurut Pinasti (2007:2) di Indonesia, Usaha Kecil Menengah mampu menyerap 88% tenaga kerja pada tahun Peran penting Usaha Kecil Menengah dalam perekonomian nasional tidak disertai dengan penerapan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Akuntansi berperan menghasilkan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam aktivitas bisnis dan menggambarkan kondisi perusahaan, namun Usaha Kecil Menengah di Indonesia belum semuanya menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Penelitian yang dilakukan Arifin, Kristina dan Putri pada tahun 2010 pada Usaha Kecil Menengah di Magelang dan Salatiga menunjukkan bahwa pencatatan yang dilakukan meliputi pencatatan dari transaksi penjualan yang berkisar antara 44% - 67%, pencatatan pembelian antara 46% - 65%, pencatatan persediaan antara 33% - 53%, serta pencatatan kas masuk dan keluar antara 78% - 98%. Hasil penelitian mengenai laporan yang dibuat, hanya ada 38% - 67% yang membuat laporan penjualan, ada sekitar 24% - 53% yang membuat laporan pembelian, 31% - 53% yang membuat laporan laba rugi, 17% - 24% yang membuat laporan perubahan modal, dan 27% - 28% responden yang membuat laporan neraca. Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Pinasti, 2007 : 2). Informasi akuntansi dapat 1

2 menjadi dasar yang handal bagi pengelola usaha kecil dalam pengambilan keputusan bisnis, antara lain keputusan menetapan harga, keputusan pembelian, keputusan produksi, dan lain-lain. Informasi akuntansi juga digunakan untuk menilai kinerja suatu usaha. Kinerja usaha berhubungan dengan kemampuan dan keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang handal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan Usaha Kecil Menengah. Informasi akuntansi juga digunakan untuk mengukur kinerja suatu usaha. Namun dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifin, Kristina dan Putri pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian Usaha Kecil Menengah belum menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Akuntansi belum semuanya diterapkan dalam Usaha Kecil Menengah karena adanya kendala yang dihadapi oleh pengelola Usaha Kecil Menengah yaitu dari segi kemampuan yang meliputi latar belakang pendidikan yang kurang memadai sehingga kurangnya pemahaman akan pentingnya akuntansi dalam pengelolaan usaha, serta belum pernah mengikuti pelatihan akuntansi. Padahal apabila akuntansi diterapkan dengan baik, maka akuntansi dapat menyediakan informasi yang sangat penting bagi kesuksesan usaha. Meskipun penerapkan akuntansi dalam kegiatan usaha, menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bisnis serta untuk mengukur kinerja usaha, namun pada kenyataanya banyak pengelola Usaha Kecil Menengah yang tanpa menerapkan akuntansi tetap dapat mengelola usahanya. Berdasarkan latar belakang teersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui 2

3 bagaimana pengelola Usaha Kecil Menengah memperoleh informasi dan menggunakannya untuk mengambil keputusan bisnis serta mengukur kinerja usahanya. Dalam hal ini peneliti mengambil obyek penelitian Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Purwodadi karena jumlah UKM di Purwodadi mengalami peningkatan dari tahun 2010 berjumlah 179 kemudian pada tahun 2011 berjumlah 202 UKM dan peneliti yang bertempat tinggal di Kota Purwodadi sehingga mudah untuk melakukan penelitian. Persoalan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : 1. Apa saja informasi akuntansi yang dimiliki Usaha Kecil Menengah? 2. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis padausaha Kecil Menengah? 3. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi untuk penilaian kinerja padausaha Kecil Menengah? Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pemahaman mengenai informasi akuntansi pada Usaha Kecil Menengah di Kota Purwodadi untuk keputusan bisnis dan menilai kinerja usaha 2. Bagi Usaha Kecil Menengah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara tidak langsung dengan memberikan pemahaman mengenai informasi akuntansi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan bisnis serta penilaian kinerja usaha 3. Bagi perkembangan ilmu akuntansi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai informasi akuntansi yang dibutuhkan UKM untuk 3

4 mengambil keputusan bisnis dan mengukur kinerja pada Usaha Kecil Menengah. 4

5 TELAAH TEORITIS Informasi Akuntansi Informasi merupakan data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti (Romney, 2006 : 11). Informasi menjadi sumber daya organisasi yang sangat penting jika informasi tersebut mampu memfasilitasi keputusan bisnis. Informasi dapat berupa informasi tertulis dan juga informasi tidak tertulis. Informasi tertulis dapat diartikan sebagai informasi yang terdokumentasi. Informasi tersebut dapat berupa dokumen, catatan ataupun laporan. Sedangkan, informasi tidak tertulis dapat didefinisikan sebagai informasi yang tidak terdokumentasi atau informasi yang berasal dari pihak lain. Institute of Chartered Accountants in Australia (ICAA) (2006) dalam Handayani (2011) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif dari suatu entitas yang disiapkan sesuai dengan rangkaian aturan atau standar. ICAA menegaskan bahwa informasi akuntansi bersifat keuangan. Sawers (2007) dalam Handayani (2011) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi diklasifikasikan dalam tiga jenis menurut manfaat bagi pemakai (Fiorelli, Zifaro : 2008) dalam Handayani (2011) : 1. Statutory Accounting Information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada 2. Budgetary Information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian, dan pengambilan keputusan. 5

6 3. Additional Accounting Information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan. Menurut Tunggal (1997:1) akuntansi berguna untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi ini merupakan data yang disajikan atau diperoleh perusahaan yang bersifat keuangan dan dinyatakan dalam unit moneter. Setiap perusahaan memerlukan informasi tentang perusahaannya antara lain perlu mengetahui berapa nilai perusahaannya, dan laba atau ruginya. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui besarnya modal dalam perusahaan, mengetahui maju mundurnya perusahaan, sebagai dasar perhitungan pajak, menjelaskan keadaan perusahaan sewaktu-waktu memerlukan kredit dari bank atau pihak lain. Untuk memperoleh informasi tersebut, pengelola usaha mengadakan catatan yang teratur mengenai transaksitransaksi yang dilakukan perusahaan, dinyatakan dengan uang. Informasi untuk menilai kinerja yang paling dibutuhkan usaha kecil adalah informasi laba atau rugi usaha, dan posisi keuangan yang terdiri dari harta, utang, modal. Informasi laba atau rugi dapat diketahui dari laporan laba-rugi, sedangkan informasi posisi keuangan dapat dilihat pada neraca (Karyawati, 2008 : 77). Usaha Kecil Menengah Bentuk UKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti misalnya firma dan CV, maupun perseorangan terbatas. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 mendefinisikan Usaha Kecil Menegah sebagai berikut : Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan 6

7 anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 UKM dapat dikategorikan berdasarkan jumlah aset dan omzet, sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun kategori Usaha Kecil Menegah (UKM) berdasarkan jumlah tenaga kerja (Irawan, 2007 : 8). Uraian Tabel 1 Kriteria UKM Kriteria Aset Omzet Tenaga kerja Menurut UU No.20 tahun 2008 Menurut BPS Usaha Kecil > 50 Jt 500 Jt > 300 Jt 2,5 M 5 19 orang Usaha Menengah > 500 Jt 10 M > 2,5 M 50 M orang Sumber : UU No.20 Tahun 2008 dan BPS Akuntansi Usaha Kecil Menurut Karyawati (2008) perusahaan kecil biasanya melakukan akuntansi secara sederhana yaitu sering disebut pembukuan. Pembukuan adalah proses pencatatan secara manual transaksi-transaksi (kejadian) keuangan dalam bukubuku yang diperlukan, seperti buku pencatatan transaksi harian. Salah satu manfaat pembukuan adalah untuk alat evaluasi usaha. Dari pembukuan usaha yang tertata dengan baik, kondisi ekonomi perusahaan lebih mudah dilihat dan 7

8 dianalisis. Hal ini akan memudahkan perusahaan mengevaluasi kinerjanya guna mekakukan perbaikan di masa mendatang. Tujuan akuntansi sederhana usaha kecil adalah sebagai alat perencanaan dan penilaian kinerja, untuk kepentingan internal perusahaan, dan mendapatkan dana dari lembaga keuangan (Karyawati, 2008). Pencatatan akuntansi dalam aktivitas usaha dengan skala kecil mendekati kepada sistem pembukuan, yaitu dengan tata buku tunggal dimana hanya catatan-catatan penting saja yang dilakukan pencatatan secara lengkap. Dalam tata buku tunggal, transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan kecil atau menengah dapat dicatat dalam buku-buku harian dan buku-buku pembantu. Buku-buku harian mencatat buku penerimaan uang, buku penjualan, buku pembelian, dan buku memorial. Sedangkan pada buku-buku pembantu mencatat piutang, buku utang dan buku persediaan. Buku-buku tersebut sebenarnya merupakan pengganti dari nama-nama perkiraan (buku besar) dalam akuntansi biasa (Tunggal,1997 : 24-25). Keputusan Bisnis Keputusan bisnis adalah perumusan beraneka alternatif tindakan dalam menggarap situasi bisnis yang dihadapi serta penetapan piliham yang tepat antara berbagai alternatif yang tersedia setelah diadakan pengevaluasian mengenai keefektifan masing-masing untuk mencapai sasaran para pengambil keputusan (Radford, 1984:1). Terdapat tiga tipe keputusan menurut Jogiyanto (2005:66) yaitu : 1. Keputusan tidak terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. 8

9 2. Keputusan semi terstruktur (semistructured decision) adalah keputusan yang sebagian terstruktur, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. 3. Keputusan terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan rutin, dan dapat dipahami sehingga dapat didelegasikan pada pegawai. Menurut Romney (2006:12-13) terdapat tiga tipe keputusan bisnis yaitu keputusan terstruktur, keputusan semi terstruktur, dan keputusan tidak terstruktur. Keputusan terstruktur adalah keputusan yang bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang paling rendah dalam suatu organisasi. Keputusan semi terstruktur adalah keputusan yang ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data formal. Keputusan tidak terstruktur bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin. Keputusan bisnis yang akan diambil tentunya akan membutuhkan informasi yang berhubungan dengan keputusan bisnis tersebut, demikian juga dalam siklus transaksi yang terdapat dalam setiap kegiatan usaha, dimana dalam setiap siklus akan memebutuhkan informasi. Siklus transaksi menurut Romney (2006:29) (transaction cycles) terdiri dari: Siklus pendapatan (revenue) mencakup kegiatan penjualan dan menerimaan dalama bentuk uang tunai. Siklus pengeluaran (expenditure) mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai. 9

10 Siklus penggajian sumber daya manusia (payroll) mencakup kegiatan mengontrak dan menggaji pegawai Siklus produksi mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi produk jadi. Siklus keuangan mencakup kegiatan untuk mendapatkan dana dari investor dan kreditor dan membayar mereka kembali. Aktivitas-aktivitas yang biasanya dilakukan untuk setiap siklus transaksi beserta nama dokumen atau formulir yang dipakai untuk mencatat data kegiatannya, Romney (2006:31) memberikan contoh dokumen sumber yang digunakan pada perusahaan dagang, dimana kegiatan bisnisnya hanya ada siklus pendapatan, siklus pengeluaran, dan siklus sumber daya manusia seperti yang disebutkan dalam Tabel 2. Tabel 2 Kegiatan Bisnis yang Umum dan Dokumen Sumber Kegiatan Bisnis Siklus Pendapatan Menerima pesanan pelanggan Mengirim pesanan Menerima uang tunai Menyimpan tanda terima tunai Menyesuaikan akun pelanggan Dokumen Sumber Pesanan penjualan Tanda pengiriman atau bill of lading Laporan atau daftar pembayaran (remittance) Slip penyimpanan Memo kredit Siklus Pengeluaran Permintaan atas barang Pesanan atas barang Penerimaan atas barang Pembayaran atas barang Siklus produksi Desain produk Perencanaan dan penjadwalan Operasi produksi Akuntansi biaya Daftar permintaan barang (purchase requisition) Pesanan pembelian (purchase order) Laporan penerimaan (receiving report) Cek Daftar bahan baku Daftar operasi Perintah produksi Biaya-biaya 10

11 Siklus Sumber Daya Manusia Kumpulan data iuran pegawai Catat jam kerja pegawai Catat waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan tertentu Formulir pajak (Form W4) Kartu jam kerja (time card) Catatan waktu kerja atau lembar waktu kerja Sumber : Romney, 2006 : 31 Dalam sebuah usaha selalu ada kegiatan bisnis yang dilakukan. Kegiatan bisnis yang dilakukan pada sebuah usaha akan membuat keputusan utama dari kegiatan bisnis tersebut dimana akan membutuhkan informasi. Romney (2006:28) telah membuat kegiatan bisnis, keputusan utama dan kebutuhan informasi yang terdaftar dalam tabel 3. Tabel 3 Kegiatan bisnis, Keputusan Utama, dan Kebutuhan Informasi Kegiatan Bisnis Keputusan Utama Kebutuhan Informasi Perolehan modal Perolehan gedung dan peralatan Mengontrak dan melatih pegawai Perolehan persediaan Kegiatan periklanan dan pemasaran Penjualan barang Pengumpulan pembayaran pelanggan dari Berapa banyak? Investasi atau pinjam? Jika pinjam, ketentuan terbaik? Ukuran gedung? Jumlah peralatan? Sewa atau bel? Lokasi? Bagaimana depresiasinya Persyaratan pengamanan? Bagaimana menilai integritas dan kompetensi pelamar? Bagaimana melatih? Bagaimana cara membawanya? Berapa banyak yang perlu dibeli? Penjual (vendor) yang mana? Bagaimana mengelola persediaan (penyimpanan, kontrol dan lain-lain)? Media yang mana/ Isi? Penaikan (mark up) persentase? Penawaran kredit in house? Kartu kredit apa yang diterima? Jika menawarkan kredit, bagaimana ketentuannya? Bagaimana mengurus penerimaan uang tunai? Proyeksi arus kas Pro-forma laporan keuangan Jadwal amortisasi utang Kebutuhan kapasitas Harga Studi pasar Tabel pajak dan peraturan Deskripsi kerja Pengalaman kerja dan keahlian pelamar Analisis pasar Laporan status persediaan Kinerja dan ketentuan pembayaran vendor Analisis biaya Jangkauan pasar Pro-forma laporan keuangan Biaya kartu kredit Status kredit pelanggan Status akun pelanggan Laporan jatuh tempo piutang Pembayaran gaji Jumlah gaji? Penjualan (untuk komisi) 11

12 pegawai Pemotongan dan iuran (withholdings)? Proses pembayaran in-house atau menggunakan jasa luar? Pembayaran pajak Pembayaran penjual Persyaratan pajak atas gaji Persyaratan pajak penjualan Bayar ke siapa? Kapan membayar? Berapa banyak yang dibayar? Sumber : Romney, 2006 : 28 Jam kerja (untuk pegawai yang di bayar per jam) Formulir pajak (Form W4) Biaya jasa pembayaran eksternal Peraturan pemerintah Total pengeluaran untuk gaji Total penjualan Faktur dari penjual (vendor) Utang usaha Penilaian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil kerja atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1993 : 52). Suatu kinerja sangat berhubungan dengan kredibilitas suatu perusahaan karena kinerja dapat digunakan untuk melihat kemampuan dan keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 1997 : 67). Kinerja suatu perusahaan dikatakan mempunyai hasil yang baik apabila perusahaan berhasil menjalankan kegiatan operasional, dan mampu menghasilkan laba yang diharapkan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penilaian kinerja menurut Siagian (2004) merupakan pengukuran dan perbandingan hasil-hasil kinerja nyata dengan hasil-hasil yang diharapkan akan tercapai (Iswari, 2011). Pengukuran kinerja menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim adalah kuantifikasi dari efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi (Fahmi 2010 : 7). 12

13 Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan berbagai teknik analisis, termasuk dengan menggunakan rasio keuangan. Akan tetapi perlu disadari bahwa teknik yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang berbeda. Widayanti (2009:46) menjelaskan beberapa rasio keuangan yang perlu diketahui antara lain : 1. Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan neraca. 2. Leverage Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dibelanjai dengan hutang. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan neraca. 3. Aktivitas Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan laba rugi. 4. Profitabilitas Rasio ini mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Rasio ini dihitung berdasarkan data dari laporan neraca dan laporan laba rugi. 13

14 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan adalah Usaha Kecil Menengah yang berada di Purwodadi dimana Usaha Kecil Menengah di Kota Purwodadi berjumlah 179 pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 jumlah Usaha Kecil Menengah menjadi 202 menurut data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kabupaten Grobogan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling dimana peneliti mengambil sampel Usaha Kecil Menengah dengan pertimbangan kemudahan karena kedekatan dengan beberapa responden yang memiliki kriteria aset, omzet, dan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kriteria Undang-undang 20 Tahun 2008 dan BPS. Sampel dipilih yang lokasi usahanya berada di sekitar tempat tinggal peneliti dan yang bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner. Peneliti mendatangi 40 UKM, namun 2 toko tidak memenuhi kriteria UKM, 5 responden menolak melakukan wawancara maupun mengisi koesioner sehingga UKM yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 UKM. Pengambilan sampel yang digunakan minimal 33 UKM yang didasarkan pada teori yang diutarakan oleh Roscoe, yaitu rules of thumb. Roscoe menyatakan bahwa sampel yang layak adalah berkisar antara (Supramono dan Utami, 2003:64) Dari 40 responden yang disurvei, 2 toko tidak memenuhi kriteria UKM, 5 responden menolak melakukan wawancara maupun mengisi koesioner sehingga hanya 33 UKM yang diteliti 14

15 Metode Pengumpulan Data Data yang dipergunakan adalah data primer, yang diperoleh dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada responden melalui wawancara kepada pengelola Usaha Kecil Menengah (pemilik maupun karyawan) dan pembagian kuesioner. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pengelola Usaha Kecil Menengah, sedangkan kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Teknik wawancara dan kuesioner digunakan untuk mengidentifikasi jenis informasi akuntansi yang dimiliki, dokumen, catatan atau laporan yang dimiliki, informasi akuntansi yang digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja yang dilakukan oleh Usaha Kecil Menengah di Purwodadi dan memberikan kesimpulan atas data yang diperoleh. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Deskriptif Kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai informasi akuntansi yang digunakan oleh pengelola Usaha Kecil Menengah. Dari wawancara dan kuesioner diharapkan dapat menggali apa saja informasi akuntansi yang digunakan oleh pengelola Usaha Kecil Menengah beserta pengambilan keputusan bisnis dan penilaian kinerja yang dilakukan berdasarkan informasi tersebut. Langkah Analisis Langkah langkah analisis yang dilakukan : 15

16 - Mengidentifikasi informasi akuntansi yang dimiliki oleh UKM. - Mengklasifikasikan dokumen, catatan atau laporan yang dimiliki oleh UKM. - Mengidentifikasikan informasi akuntansi yang digunakan untuk penilaian kinerja pada UKM. - Mengidentifikasikan informasi akuntansi yang digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan bisnis pada UKM. 16

17 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Obyek dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil Menengah di Kota Purwodadi sesuai dengan kriteria Undang-undang 20 Tahun 2008 dan BPS, dimana lokasi usahanya berada di sekitar tempat tinggal peneliti dan yang bersedia. Dari 40 responden yang disurvei, 2 toko tidak memenuhi kriteria UKM, 5 responden menolak melakukan wawancara maupun mengisi koesioner sehingga hanya 33 UKM yang diteliti. Pengambilan sampel didasarkan pada teori yang diutarakan oleh Roscoe, yaitu rules of thumb. Roscoe menyatakan bahwa sampel yang layak adalah berkisar antara (Supramono dan Utami, 2003:64). Profil Usaha Kecil Menengah Dari 33 Usaha Kecil Menengah yang bergerak di bidang jasa, dagang dan manufaktur sebagian besar dikelola oleh pemilik yaitu sebanyak 32 UKM (96%) dengan bentuk kepemilikan perseorangan,dapat dilihat dari tabel 4. Pengelola usaha Tabel 4 Pengelola Usaha Responden Jumlah % Pemilik 32 96% Karyawan 1 4% Jumlah Responden % Sumber : Data Primer Tingkat pendidikan pemilik sebagian besar adalah SMA yaitu 20 responden (61%), untuk tingkat pendidikan sampai dengan SMP hanya 7 responden (21%), sedangkan 6 responden (18%) dengan tingkat pendidikan D3 S2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin lengkap pencatatan atau pembukuan yang dimiliki semakin 17

18 lengkap, sedangkan semakin rendah tingkat pendidikan maka tidak membuat pencatatan maupun pembukuan (lihat tabel 5). Tingkat Pendidikan Tabel 5 Tingkat Pendidikan Dengan Catatan Yang Dimiliki Mempunyai Catatan Tidak Mempunyai Catatan Total Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % D1 D % 0 0% 2 100% S1-S2 2 50% 2 50% 4 100% SMA 12 60% 8 40% % SD 0 0% 0 0% 0 0% SMP 1 14% 6 86% 7 100% Total 17 52% 16 48% % Sumber : Data Primer Dokumen legal yang dimiliki 28 UKM (85%) adalah SIUP dan TDP hanya 17 UKM yang memiliki NPWP (51%), karena pajak dirasa memberatkan bagi pemilik usaha serta kurangnya kesadaran membayar pajak dari pemilik usaha. Usaha yang bergerak di bidang jasa dan manufaktur sebagian belum memiliki NPWP, dengan jumlah 6 responden yang bergerak di bidang jasa dan 5 responden yang bergerak di bidang manufaktur. Sebagian besar UKM tidak memisahkan entitas usaha dengan entitas pemilik, yaitu sebanyak 27 UKM (82%). Tidak adanya pemisahan entitas usaha dengan pemilik disebabkan pemilik menggunakan pendapatan dari kegiatan usaha untuk biaya hidup sehari hari, dan pemilik tidak mau direpotkan dengan adanya pemisahan entitas dengan pemilik. Responden yang melakukan pemisahan entitas usaha dengan pemilik hanya 6 responden (18%) dengan alasan uang untuk kegiatan usaha tidak boleh digabung dengan uang pribadi, supaya mudah mengetahui berapa besar uang yang tersedia untuk kegiatan usaha, lihat lampiran 5. 18

19 Sumber pendananan sebagian besar UKM adalah dari modal sendiri sebanyak 20 UKM (60%), lihat lampiran 5. Pada umumnya pemilik usaha menggunakan modal sendiri untuk membuka sebuah usaha dikarenakan modal sendiri yang dimiliki sudah cukup untuk kegiatan usaha. Alasan lain dari 2 (6%) responden menggunakan modal sendiri tanpa memiliki hutang jangka panjang karena prinsip tidak mau berhutang dan juga hutang dirasa memberatkan karena penjualan yang tidak menentu sehingga membuat pengelola usaha tidak dapat memprediksi pendapatan yang akan diperoleh setiap harinya. Responden yang menggunakan modal sendiri dan juga hutang jangka panjang dari bank ataupun lembaga keuangan hanya 13 responden (40%). Responden merasakan manfaat dari hutang jangka panjang untuk meningkatkan usahanya, karena dengan hutang perusahaan mereka dapat berkembang. Dari - Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa UKM yang memiliki hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang cenderung memiliki pencatatan atau pembukuan yang lebih lengkap dibandingkan dengan UKM yang tidak memiliki hutang cenderung tidak mempunyai catatan ataupun pembukuan. Hutang Tabel 6 Hutang Dengan Catatan Yang Dimiliki Mempunyai Catatan Tidak Mempunyai Catatan Total Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Mempunyai Hutang 10 71% 4 29% % Tidak Mempunyai Hutang 7 37% 12 63% % Total 17 52% 16 48% % Sumber : Data Primer 19

20 Usaha Kecil Menengah yang diteliti, sebagian besar berdiri >10-20 tahun yaitu 17 UKM (52%). Sedangkan UKM yang berdiri 0-10 tahun yaitu 8 UKM (24%), lihat tabel 7. Tabel 7 Lama Usaha Lama Usaha Responden Jumlah % 0-10 Tahun 8 24% >10-20 Tahun 17 52% >20-30 Tahun 5 15% >30-40 Tahun 1 3% >40-50 Tahun 2 6% >50 Tahun 0 0% Jumlah Responden % Sumber : Data Primer Dalam Tabel 8 menunjukkan bahwa semakin lama suatu usaha maka pengelola mempunyai catatan atau pembukuan yang lebih lengkap dibandingkan dengan usaha yang belum lama berdiri yang sebagian belum mempunyai catatan atau pembukuan. Tabel 8 Lama Usaha Dengan Catatan Yang Dimiliki Lama Usaha Responden yang Memiliki Catatan Responden yang Tidak Memiliki Catatan Jumlah Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % 0-10 Tahun 4 50% 4 50% 8 100% >10-20 Tahun 9 65% 8 35% % >20-30 Tahun 3 60% 2 40% 5 100% >30-40 Tahun 1 100% 0 0% 1 100% >40-50 Tahun 2 100% 0 0% 2 100% >50 Tahun 0 0% 0 0% 0 100% Total 19 58% 14 42% % Sumber : Data Primer 20

21 Tenaga kerja yang dimiliki oleh sebagian besar UKM rata-rata berjumlah 1 10 orang yaitu sebanyak 24 UKM (73%), lihat lampiran 5. Jumlah tenaga ini merata pada usaha jasa, dangang maupun manufaktur. Tenaga kerja yang jumlahnya paling banyak dimiliki oleh usaha yang bergerak di bidang jasa seperti catering yaitu antara tenaga kerja. Pesanan catering dalam jumlah besar memang membutuhkan tenaga yang banyak, antara lain tenaga kerja di bagian memasak dan juga tenaga di bagian penyajian. Usaha yang bergerak di bidang manufaktur seperti produksi tahu dan kecap juga memiliki jumlah tenaga kerja cukup banyak yaitu antara tenaga kerja, karena proses produksi pada perusahaan ini masih menggunakan peralatan yang sederhana sehingga membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Tabel 9 menunjukkan bahwa semakin banyak tenaga kerja yang dimiliki akan mempengahuri ada tidaknya pencatatan atau pembukuan. Jika jumlah tenaga kerja semakin banyak maka pengelola usaha sebagian besar akan cenderung memiliki catatan atau pembukuan. Jumlah Tenaga Kerja Tabel 9 Tenaga Kerja dengan Catatan yang Dimiliki Responden yang Memiliki Catatan Responden yang Tidak Memiliki Catatan Jumlah Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1-10 orang 9 38% 15 63% % >10-20 orang 3 75% 1 25% 4 100% >20-30 orang 1 50% 1 50% 2 100% >30-40 orang 3 100% 0 0% 3 100% >40 orang 0 0% 0 0% 0 0% Total 16 48% 17 52% % Sumber : Data Primer 21

22 UKM yang dimiliki total aset kurang dari Rp ,00 sebanyak 20 UKM (60%). Sedangkan UKM yang memiliki total omzet per bulannya rata-rata Rp Rp ,00 sebanyak 26 UKM (78%). Tabel 10 menunjukkan semakin tinggi omzet yang dihasilkan maka pengelola UKM cenderung akan mempunyai catatan dalam kegiatan usahnaya. Omzet Tabel 10 Omzet dengan Catatatan yang Dimiliki Responden yang Memiliki Catatan Responden yang Tidak Memiliki Catatan Jumlah Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % >300 juta - 2,5 M 18 67% 9 33% % >2,5 M - 50 M 6 100% 0 0% 6 100% Total 24 73% 9 27% % Sumber : Data Primer Transaksi yang dilakukan UKM adalah secara tunai maupun kredit. Sebanyak 20 UKM (61%) memiliki transaksi tunai maupun kredit, sedangkan sebanyak 13 responden (39%) hanya memiliki transaksi tunai. Transaksi secara kredit berhubungan dengan piutang yang diberikan pada pelanggan dan juga hutang kepada pemasok, sedangkan transaksi secara tunai berhubungan dengan kegiatan penjualan dan pembelian bahan baku maupun persediaan secara tunai. Pencatatan transaksi pada UKM sebagian besar masih manual yaitu 32 UKM (97%). Pencatatan secara manual dirasakan mudah dilakukan dibandingkan secara komputerisasi yang dianggap membutuhkan keahlian khusus dan membutuhkan biaya cukup besar (lihat tabel 11). 22

23 Tabel 11 Pencatatan Transaksi Pada UKM Pencatatan Transaksi Responden Jumlah % Manual 32 97% Komputerisasi 1 3% Total Responden % Sumber : Data Primer Informasi yang dimiliki Usaha Kecil Menengah Informasi Akuntansi dapat berupa dokumen, catatan maupun laporan. Dokumen yang sebagian besar dimiliki responden adalah nota/faktur pembelian 90%, nota/faktur penjualan 54%, dengan periodisasi pembuatan dilakukan setiap terjadinya transaksi. Nota atau faktur pembelian maupun penjualan digunakan untuk mengetahui pembelian dan penjualan yang terjadi dalam kegiatan usaha, yang meliputi jumlah barang, harga, dan nama barang. Kwitansi dimiliki oleh 8 responden (24%) dimana periodisasi pembuatan dilakukan setiap terjadi transaksi pembayaran. Kwitansi digunakan sebagai bukti pembayaran uang muka oleh pembeli dimana dari kwitansi dapat dilihat berapa uang yang masuk dan berapa sisa pembayaran yang harus dilunasi oleh pembeli. Kwitansi banyak dipakai oleh usaha yang bergerak dibidang jasa seperti catering, rias, bengkel besi dimana pembayarannya dapat dilakukan beberapa kali (lihat tabel 12. Nama Dokumen Tabel 12 Dokumen yang dimiliki UKM Responden yang Memiliki Dokumen Responden yang Tidak Memiliki Dokumen Total Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Nota/Faktur pembelian 30 90% 3 10% % Nota Penjualan 18 54% 15 46% % Kwitansi 8 24% 25 76% % 23

24 Sumber : Data Primer Catatan/Buku yang sering dibuat oleh responden adalah catatan, piutang, kas masuk dan keluar, penjualan, dan biaya gaji (lihat tabel 13). Pencatatan atau pembukuan piutang dilakukan oleh 8 responden (72%) dari jumlah 11 responden yang melakukan transaksi secara kredit, dengan periodisasi setiap terjadinya transaksi. Transaksi penjualan secara kredit sebagian besar dilakukan pada usaha jasa yaitu sebanyak 6 responden (55%) dan juga usaha manufaktur sebanyak 5 responden (45%). Usaha jasa yang melakukan transaksi secara kredit meliputi usaha rias, catering, karena pada umumnya pelanggan membayar uang muka terlebih dahulu dan akan melakukan pelunasan setelah mereka menerima jasa dari usaha tersebut. Sedangkan pada usaha manufaktur seperti pembuatan sale pisang dan makanan ringan juga melakukan transaksi secara kredit dengan sistem titip setor. Dengan adanya catatan ataupun buku piutang akan meminimalisasi kesalahan dalam pembayaran piutang. Catatan atau buku piutang juga dapat digunakan untuk mengetahui berapa besarnya saldo piutang tersebut. Pencatatan kas masuk dan kas keluar dilakukan oleh 21 responden (63%) dengan periodisasi pembuatan catatan/ buku kas masuk dan kas keluar setiap hari. Dari catatan/ buku kas masuk dan kas keluar dapat diketahui berapa laba yang diperoleh dari selisih antara kas masuk dan kas keluar apabila transaksi yang dilakukan secara tunai. Responden yang melakukan pencatatan penjualan adalah sebanyak 18 (54%), dengan periodisasi pembuatan catatan setiap terjadinya transaksi. Dari catatan penjualan responden dapat mengetahui penjualan yang terjadi dalam setiap transaksi. Catatan penjualan pada umumnya dibuat oleh usaha yang bergerak 24

25 dibidang dagang dan manufaktur dengan jumlah responden sebanyak masing masing 7 (63%), hanya 4 (36%) responden saja yang membuat catatan penjualan pada usaha yang bergerak pada bidang jasa. Usaha jasa selain menjual jasanya, sebagian juga menjual persediaan barang seperti pada usaha bengkel sepeda motor, salon, dan foto copy. Biaya gaji dan selain gaji dicatat oleh 19 responden (57%) dengan periodisasi pembuatan setiap bulan. Dengan mencatat biaya gaji maka dapat diketahui berapa jumlah gaji, lembur, bonus yang harus dibayar pada karyawan. Catatan atau pembukuan yang dibuat oleh responden sebagian besar digunakan untuk kepentingan operasional perusahaan. Pendapatan dan pengeluaran juga dicatat oleh 14 responden (42%), dengan periodisasi pembuatan tiap hari. Dari catatan atau buku pendapatan dan pengeluaran dapat diketahui jumlah pendapatan yang diterima secara tunai dan jumlah pengeluaran yang dilakukan dari kegiatan usaha. Catatan Tabel 13 Catatan yang dimiliki UKM Responden yang Memiliki Catatan Responden yang tidak Memiliki Catatan Total Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Piutang 8* 72% 3 28% % Kas masuk/keluar 21 63% 12 37% % Penjualan 18 54% 15 46% % Biaya 19 57% 14 43% % Pendapatan/ Pengeluaran 14 42% 19 58% % Ket (*): 8 (72%) dari total 11 responden Sumber : Data Primer Dalam tabel 14 dijelaskan bahwa UKM tidak mempunyai informasi yang dapat digolongkan sebagai statutory accounting information karena UKM yang menjadi obyek dari penelitian ini bukan anggota dari suatu organisasi tertentu dan 25

26 juga adanya telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan ( Catatan/ buku kas masuk dan kas keluar, penjualan dan presensi karyawan diklasifikasikan sebagai additional acconting information karena catatan/ buku tersebut digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Catatan rincian biaya dan catatan pesanan termasuk dalam budgetary information karena catatan tersebut disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pengelola UKM dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan. Catatan rincian biaya dimiliki oleh usaha manufaktur seperti catering, sedangkan catatan pesanan dimiliki oleh usaha jasa seperti jasa rias. Tabel 14 Klasifikasi Informasi Akuntansi Klasifikasi Informasi Akuntansi 1. Statutory Accounting Information Keterangan Informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada. 2. Budgetary Information Informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian, dan pengambilan keputusan. 3. Additional Accounting Information Informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan. Informasi Akuntansi pada UKM Catatan rincian biaya Catatan pesanan - Catatan kas masuk/keluar Catatan penjualan Presensi karyawan Sumber : Data Primer Laporan yang dimiliki sebagian besar responden adalah laporan laba rugi yaitu sebanyak 5 responden (15%) dengan periodisasi pembuatan tiap bulan, sedangkan yang membuat laporan neraca sebanyak 4 responden (12%) dengan 26

27 periodisasi pembuatan tiap tahun, sedangkan responden yang memiliki laporan kas yaitu sebanyak 4 responden (12%) dengan periodisasi pembuatan tiap bulan, hanya 1 (3%) responden yang membuat laporan persediaan tiap akhir tahun karena usaha dikelola oleh karyawan, sedangkan 2 (6%) responden membuat laporan persediaan tiap harinya (lihat tabel 15). Laporan laba rugi, neraca, kas, dan persediaan dibuat untuk kepentingnan internal usaha dimana dari laporan tersebut dapat mengetahui perkembangan dari usaha. Laporan laba rugi digunakan sebagai dasar untuk mengetahui besarnya pajak yang harus dibayar. Laporan Tabel 15 Laporan yang dimiliki UKM Responden yang Memiliki Laporan Responden yang Tidak Memiliki Laporan Total Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Laba Rugi 5 15% 28 85% % Neraca 4 12% 29 82% % Kas 4 12% 29 82% % Persediaan 3 9% 30 91% % Sumber : Data Primer Penggunaan Informasi Akuntansi Untuk Pengambilan Keputusan Bisnis UKM Informasi sangat berguna bagi pengelola UKM untuk pengambilan keputusan. Keputusan bisnis yang dilakukan sebagian besar diputuskan oleh pemilik sendiri yaitu 32 responden (96%), dapat dilihat pada tabel 16. Pengambil Keputusan Bisnis Tabel 16 Pengambil Keputusan Bisnis Responden Jumlah % Pemilik 32 96% Karyawan 1 4% Jumlah Responden % Sumber : Data Primer 27

28 Keputusan bisnis yang sering dilakukan Usaha Kecil dan Menengah menyangkut penentuan jumlah pembelian persediaan, jumlah produksi, harga pokok serta harga jual. Pengelola UKM memutuskan membeli persediaan atau bahan baku dengan menggunakan informasi tidak tertulis yaitu dengan cek persediaan fisik 26 responden (79%), hanya sebagian saja yaitu 7 responden (21%) yang mencatat jumlah persediaan yang dimiliki dengan catatan persediaan. Informasi yang digunakan untuk mengetahui harga pokok adalah nota atau nota pembelian yaitu 26 responden (79%). Informasi berdasarkan ingatan harga pokok digunakan oleh 7 respoden (21%) untuk menentukan harga pokok. Harga pokok akan menjadi dasar menentukan laba yang akan ditetapkan oleh penjual. Responden dalam menentukan harga jual menggunakan informasi tidak tertulis yaitu berdasarkan prosentase keuntungan yang diharapkan yaitu sebanyak 28 responden (84%), dan informasi tertulis yaitu berdasarkan harga pasar sebanyak 5 responden (16%). Prosentase keuntungan yang diharapkan sebagain besar pengelola UKM anatara 10% 20%. Informasi mengenai HET (harga eceran tertinggi) diperoleh dari pihak eksternal yaitu dari pemasok. Keputusan bisnis untuk memproduksi sesuai pesanan pada usaha manufaktur dilakukan oleh 11 responden (100%) dimana kegiatan tersebut dilakukan secara terencana. Informasi yang digunakan pada usaha manufaktur untuk memutuskan memproduksi sesuai pesanan adalah informasi catatan pesanan yaitu 6 responden (55%). Sebanyak 5 responden (45%) menggunakan informasi berdasarkan ingatan pesanan, informasi tersebut bisa melalui telepon ataupun bertemu langsung dengan pemilik (lihat tabel 17). 28

29 Tabel 17 Keputusan Bisnis Yang Sering Dilakukan NO Keputusan Bisnis Informasi Tertulis Informasi Tidak tertulis Jumlah Responden Ket Jumlah % Ket jumlah % jumlah % Kapan akan membeli Cek (BB/ persediaan/ 7 21% Persediaan BHP dll) dan berapa Catatan fisik 1 jumlahnya persediaan 26 79% % Menentukan Harga Pokok Menentukan Harga Jual Kapan akan memproduksi dan berapa jumlahnya Nota HET Catatan pesanana Ket (*): 6 responden dari 11 total responden 26 79% 5 16% 6* 55% Ingatan harga pokok Prosentase Laba yang diharapkan Ingatan pesanana Sumber : Data Primer 7 21% % 28 84% % 5 45% % Pengambilan keputusan bisnis pada Usaha Kecil Menengah yang sering dilakukan adalah membeli persediaan/ bahan baku yaitu 27 responden (45%), dimana keputusan tersebut sebagian besar dilakukan secara terencana yaitu sebanyak 15 responden (45%) dan juga dilakukan secara spontan yaitu sebanyak 12 responden (36%). Keputusan menggaji karyawan dilakukan oleh 15 responden (45%) dengan pengambilan keputusan secara terencana. Sebagian besar responden yang memiliki usaha dagang melakukan penggajian setiap bulan dengan melihat daftar presensi karyawan untuk menentukan besarnya gaji maupun bonus yang akan diberikan. Pada usaha di bidang jasa seperti catering, rias yang sebagian besar menggunakan tenaga lepas pada umunnya akan memberikan gaji setelah mereka menyelesaikan pekerjaannya. Usaha yang bergerak dibidang manufaktur pada umumnya melakukan penggajian setiap minggu seperti pada usaha pembuatan kecap, tahu, sale pisang, makanan ringan. 29

30 Keputusan untuk memberikan diskon penjualan sebanyak 12 responden (36%) dilakukan secara spontan. Pada umumnya pemilik usaha akan memberikan diskon kepada pelanggan ataupun kepada relasi. Keputusan memberikan diskon bisa terjadi apabila adanya kesepakatan harga antara penjual dan pembeli apabila pembeli menawar harga kepada penjual dan terjadi kesepakatan harga. Keputusan menerima pesanan yaitu sebanyak 7 responden (21%). Keputusan tersebut biasa dilakukan pada usaha jasa seperti catering, rias, persewaaan sound system. Dalam memutuskan menerima pesanan pemilik hanya mengunakan informasi ingatan dan untuk memastikannya mereka melihat pada buku pesanan. Keputusan membeli persediaan secara tunai atau kredit dilakukan oleh 7 responden (21%). Keputusan membeli persediaan secara tunai maupun kredit dilakukan secara spontan dengan melihat kas ditangan. Pembelian secara tunai dilakukan apabila kas ditangan mencukupi, jika tidak mencukupi untuk pembelian tunai maka pembelian akan dilakukan secara kredit. Usaha yang bergerak di bidang dagang pada umumnya melakukan pembelian secara kredit dengan jatuh tempo satu bulan. Keputusan untuk membeli bahan baku dilakukan pada usaha yang bergerak di bidang manufaktur dimana pembelian bahan baku pada umumnya dilakukan secara tunai. Keputusan untuk menentukan berapa jumlah tenaga kerja yang akan digunakan dalam usaha yaitu sebanyak 5 responden (15%), keputusan tersebut dilakukan secara terencana, dan pada umumnya dilakukan pada usaha yang bergerak dibidang jasa diantaranya usaha catering, rias, persewaan sound system. Usaha catering, rias banyak menggunakan tenaga kerja lepas dalam usahanya. 30

31 Usaha catering dalam menentukan berapa jumlah tenaga kerja yang akan digunakan berdasarkan besar kecilnya cara atau banyak sedikitnya tamu yang diundang dalam sebuah acara. Begitu juga pada usaha jasa rias, semakin banyak jumlah orang yang akan dirias maka akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Memutuskan membeli pada pemasok yang mana juga dilakukan oleh 5 responden (15%), keputusan tersebut dilakukan secara terencana. Pemilik ataupun pengelola akan memutuskan membeli pada pemasok yang menawarkan harga lebih murah dibandingkan dengan yang lain. Keputusan untuk menetapkan harga dilakukan oleh 3 (27%) responden, hal ini terjadi pada usaha yang bergerak di bidang jasa yaitu catering dan jasa rias dimana harga ditentukan berdasarkan keinginan dari pelanggan. Keputusan penetapan harga tersebut dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan dengan memperhitungkan biaya biaya yang akan dikeluarkan (lihat tabel 18). Tabel 18 Keputusan Bisnis Yang Sering Dilakukan UKM No Keputusan Bisnis Yang Sering Dilakukan UKM Jumlah % 1 Membeli Persediaan/ Bahan Baku 27 82% 2 Menggaji Pegawai 15 45% 3 Memberi Diskon Penjualan 12 36% 4 Produksi 11 33% 5 Membeli Persediaan secara tunai/ kredit 7 21% 6 Mempekerjakan Tenaga Kerja 5 15% 7 Memutuskan Membeli pada pemasok yang mana 5 15% 8 Membeli tunai/ kredit 4 36% 9 Menentukan Harga 3 9% Sumber : Data Primer Dalam tabel 19 menjelaskan pengambilan keputusan bisnis yang sering dilakukan pada UKM berdasarkan jenis usahanya. Pada usaha jasa keputusan 31

32 bisnis yang sering dilakukan adalah keputusan menerima pesanan (64%), membeli persediaan/ bahan baku (64%), mempekerjakan tenaga kerja (45%). Pada usaha dagang keputusan yang sering dilakukan yaitu membeli persediaan/ bahan baku (100%), keputusan memberikan diskon (73%), dan keputusan membeli pada pemasok yang mana (45%). Pada usaha yang bergerak di bidang manufaktur keputusan bisnis yang sering dilakukan adalah membeli persediaan/ Bahan baku (100%), keputusan melakukan produksi (100%), dan keputusan menggaji pegawai (100%). No 1 Tabel 19 Keputusan Bisnis Yang Sering Dilakukan UKM Berdasarkan Jenis Usaha Jenis Usaha Keputusan Bisnis Yang Sering Dilakukan UKM Jasa Dagang Manufaktur Jumlah % Jumlah % Jumlah % Membeli persediaan/ Bahan baku 7 64% % % 2 Produksi 0 0% 0 0% % 3 Menggaji pegawai 2 18% 2 18% % 4 Memberikan diskon 4 36% 8 73% 0 0% 5 Menerima pesanan 7 64% 0 0% 0 0% 6 Mempekerjakan tenaga kerja 5 45% 0 0% 0 0% Memutuskan membeli pada 7 pemasok yang mana 0 0% 5 45% 0 0% 8 Membeli tunai/ kredit 0 0% 4 36% 0 0% 9 Menentukan harga 3 27% 0 0% 0 0% Sumber : Data Primer Terdapat tiga tipe keputusan bisnis menurut Jogiyanto (2005) yaitu keputusan bisnis terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam tabel 20 dijelaskan bahwa keputusan bisnis terstruktur meliputi keputusan membeli persediaan/ bahan baku, produksi, menggaji pegawai, memberikian diskon penjualan, menerima pesanan. Keputusan bisnis dari kegiatan tersebut dikatakan sebagai keputusan terstruktur diakarenakan sifatnya berulang ulang dan rutin dilakukan. Keputusan bisnis semi terstruktur meliputi keputusan memutuskan 32

33 membeli pada pemasok yang mana dan membeli tunai atau kredit, karena sebagian sifatnya rutin dan berulang dan sebagian sifatnya tidak selalu terjadi. Untuk keputusan tidak terstruktur meliputi keputusan memberikan diskon dan mempekerjakan tenaga kerja. Keputusan bisnis tersebut dikatakan keputusan tidak terstruktur karena tidak terjadi berulang ulang dan tidak selalu terjadi. Tabel 20 Keputusan Bisnis Keputusan Bisnis Keterangan Keputusan Bisnis yang sering Dilakukan UKM Terstruktur Keputusan yang sifatnya berulangulang dan rutin terjadi, dan dapt Membeli (persediaan/bahan baku dipahami sehingga dapat Produksi didelegasikan pada pegawai. Menerima pesanan Semi Terstruktur keputusan yang sebagian terstruktur, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Tidak Terstruktur keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selaulu terjadi. Sumber : Data Primer Menentukan harga Promosi Target pemasaran Memberikan diskon Menambah investasi Ekspansi (buka cabang) Dalam tabel 21 menjelaskan tentang keputusan bisnis dan informasi yang digunakan perusahaan pada umumnya dan pada UKM. Terdapat beberapa perbedaan dalam menggunakan informasi untuk pengambilan keputusan bisnis antara perusahaan pada umumnya dan UKM. Tabel 21 Keputusan Bisnis dan Informasi yang Digunakan UKM Kegiatan Bisnis Kebutuhan Informasi Keputusan Bisnis UKM Perolehan modal Berapa banyak? Investasi atau pinjam? Jika pinjam, ketentuan terbaik? Proyeksi arus kas Pro-forma laporan keuangan Jadwal amortisasi utang Perolehan modal Kapan harus menambah pendanaan dan berapa besarnya (Modal sendiri/ pinjaman bank/ lembaga keuangan). Kebutuhan Informasi UKM Catatan kas Laporan kas Perkiraan modal yang dibutuhkan 33

34 Perolehan gedung dan peralatan Ukuran gedung? Jumlah peralatan? Sewa atau bel? Lokasi? Bagaimana depresiasinya Kebutuhan kapasitas Harga Studi pasar Tabel pajak dan peraturan Perolehan gedung dan peralatan Beli kios/ toko Sewa kios/ toko Beli peralatan Pemilihan lokasi untuk toko Kas ditangan Mengontrak dan melatih pegawai Persyaratan pengamanan? Bagaimana menilai integritas dan kompetensi pelamar? Bagaimana melatih? Pelamar Deskripsi kerja Pengalaman kerja dan keahlian Mempekerjakan tenaga kerja Kebutuhan tenaga kerja Perkiraan jumlah tenaga kerja yang dimiliki Perolehan persediaan Bagaimana cara membawanya? Berapa banyak yang perlu dibeli? Penjual (vendor) yang mana? Bagaimana mengelola persediaan (penyimpanan, kontrol dan lain-lain)? Kegiatan periklanan dan pemasaran Media yang mana/ Isi? Analisis pasar Laporan status persediaan Kinerja dan ketentuan pembayaran vendor Analisis biaya Jangkauan pasar Persediaan Membeli (persediaan, bahan baku) Membeli secara tunai/ kredit Kegiatan periklanan Media iklan yang digunakan Buku pesanan Catatan persediaa Cek fisik persediaan Kas yang tersedia, Uang di bank Perhitungan Biaya iklan Perkiraan media yang digunakan Penjualan barang Penaikan (mark up) persentase? Penawaran kredit in house? Kartu kredit apa yang diterima? Pro-forma laporan keuangan Biaya kartu kredit Status kredit pelanggan Penjualan barang Memberikan diskon Dasar penjualan perkiraan Pengumpulan pembayaran dari pelanggan Jika menawarkan kredit, bagaimana ketentuannya? Bagaimana mengurus penerimaan uang tunai? Status akun pelanggan Laporan jatuh tempo piutang Piutang Kapan piutang akan diterima Catatan piutang Buku pesanan Kwitansi 34

35 Pembayaran gaji pegawai Jumlah gaji? Pemotongan dan iuran (withholdings)? Proses pembayaran inhouse atau menggunakan jasa luar? Penjualan (untuk komisi) Jam kerja (untuk pegawai yang di bayar per jam) Formulir pajak (Form W4) Biaya jasa pembayaran eksternal Pembayaran gaji karyawa Kapan harus membayar gaji karyawan dan berapa besarnya? Perhitungan bonus/ lembur Presensi karyawan Ingatan gaji dan bonus yang akan diberikan Pembayaran pajak Persyaratan pajak atas gaji Persyaratan pajak penjualan Peraturan pemerintah Total pengeluaran untuk gaji Total penjualan Pembayaran pajak Kapan harus membayar pajak dan berapa besarnya Catatan Pendapatan Perkiraan pendapatan Pembayaran penjual Bayar ke siapa? Kapan membayar Berapa banyak yang dibayar? Faktur dari penjual (vendor) Utang usaha Hutang Kapan hutang harus dibayar, berapa besarnya dan kepada siapa Faktur dari penjual Nota Kartu hutang Ingatan hutang yang dimiliki dan pada siapa Sumber : Data Primer Penggunaan Informasi Akuntansi Untuk Penilaian Kinerja UKM Informasi yang digunakan oleh 8 responden untuk mengetahui kemampuan membayar hutang jangka pendek dengan menggunakan catatan penjualan yaitu 6 responden (75%), 2 responden (25%) menggunakan dasar ingatan mengenai penjualan yang terjadi. Hutang jangka pendek yang dimaksud di sini adalah hutang kepada pemasok. Jatuh tempo pelunasan hutang pada pemasok rata rata adalah satu bulan. Jika pengelola dapat melunasi hutang kepada pemasok sebelum/ sampai jatuh tempo maka kinerja usaha baik. Responden yang mempunyai hutang di Bank sebayak 14 responden. Semua responden yang berhutang mengatakan bahwa hutang bermanfaat bagi usahanya karena hutang digunakan untuk kegiatan operasional usaha diantaranya untuk menambah jumlah persediaan, membeli mesin untuk produksi. Kemampuan 35

sebagai penolong perekonomian Indonesia. Terutama sejak terjadinya krisis pada

sebagai penolong perekonomian Indonesia. Terutama sejak terjadinya krisis pada PENDAHULUAN Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia dapat dikatakan sebagai penolong perekonomian Indonesia. Terutama sejak terjadinya krisis pada tahun 1997, hampir 80% usaha besar mengalami

Lebih terperinci

KUESIONER PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus di..

KUESIONER PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus di.. LAMPIRAN 60 KUESIONER PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus di ) Pengantar Dengan hormat, Saya NIM Hormat

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSES BISNIS

TINJAUAN PROSES BISNIS TINJAUAN PROSES BISNIS N. Tri Suswanto Saptadi 3/29/2016 nts/sia 1 Tiga Fungsi Dasar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM)

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (STUDI KASUS PADA USAHA KECIL MENENGAH DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG) Oleh:

Lebih terperinci

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif. Menangkap data transaksi pada

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 : TINJAUAN MENYELURUH PROSES BISNIS

PERTEMUAN KE 2 : TINJAUAN MENYELURUH PROSES BISNIS PERTEMUAN KE 2 : TINJAUAN MENYELURUH PROSES BISNIS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu memahami : 1. Menjelaskan tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh SIA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

Pertemuan II 9/18/2012. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Status awal: A = U + M

Pertemuan II 9/18/2012. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Status awal: A = U + M Persamaan Dasar Pertemuan II Kreditor (/) Perusahaan Investor () Persamaan Dasar Persamaan Dasar Dengan Sistem Sederhana: Status awal: A U M Selama perioda: A U M Status akhir: A U M Dengan Sistem Pemisahan

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI

BANK SOAL DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SMK MUHAMMADIYAH MAJALENGKA KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK KENDARAAN RINGAN 2. TEKNIK KOMPUTER JARINGAN.3. AKUNTANSI Alamat : Jl. Pengeran Muhammad Km.05 Desa Palabuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER

SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank (bank deposits) yang jatuh temponya di bawah satu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Dwimukti Graha Elektrindo yang telah di bahas pada Bab 4

Lebih terperinci

Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas. Pertemuan 12

Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas. Pertemuan 12 Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas Pertemuan 12 Siklus Pengeluaran: Tujuan Utama Sikklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sebuah aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, baik perusahaan berskala kecil, menengah hingga besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

Branch Management. Finance for Non Finance. Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015

Branch Management. Finance for Non Finance. Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015 Branch Management Finance for Non Finance Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015 1 Branch, Finance Management 2 Fokus Pelatihan : NERACA Kas, Bank AR / Piutang Dagang Stock / Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA Dasar Akuntansi 1 1 Definisi Akuntansi; Dari sudut Pemakai: Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Laporan Keuangan Tujuan utama dari siklus akuntansi suatu perusahaan, yaitu untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan

Lebih terperinci

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP Irsan Lubis, SE.Ak,BKP 0818 06375490 TUJUAN Menyelesaikan kasus praktik akuntansi dengan menggunakan Accurate Accounting Software MK. Praktik Kerja Akuntansi MK. Praktik Komputer Akuntansi Tahap Pekerjaaan

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L1 BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L2 BUKTI TIMBANG SURAT JALAN L3 SURAT JALAN BATAL NOTA DEBIT NOTA KREDIT L4 FAKTUR PENJUALAN L5 L6 PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA INTERNAL CONTROL QUESTIONNARIES

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi ekomomi yang dalam kegiatanya mempunyai tujuan tertentu. Setiap perusahaan memerlukan informasi untuk mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

KUESIONER PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus di..

KUESIONER PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus di.. LAMPIRAN KUESIONER PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS DAN PENILAIAN KINERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus di..) Pengantar Dengan hormat, Saya.. NIM Hormat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS N. Tri Suswanto Saptadi 5/25/2016 nts/sia 1 Siklus Pengeluaran: Tujuan Utama Sikklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD PENGELOLAAN HARTA PENGATURAN PENGELUARAN PENGELOLAAN UTANG CARA PEMBAYARAN UTANG PENGELOLAAN PENGELUARAN UTANG DIMASA DATANG LAPORAN KEUANGAN ADA EMPAT KELOMPOK BESAR HARTA PRODUKTIF

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. menurut waktu yang telah ditetapkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. menurut waktu yang telah ditetapkan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Akuntansi A. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, penggolongan, pernyortiran, pengikhtisaran, dan penyajian transaksi keuangan (informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENGELOLAAN USAHA

BAB I PENGELOLAAN USAHA BAB I PENGELOLAAN USAHA A. DEFINISI PENGELOLAAN USAHA Pengelolaan usaha yaitu cara untuk menangani pelaksanaan suatu usaha (perusahaan/ individu) yang terprogram dengan baik meliputi : 1. Perencanaan 2.

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 1 Instrumen Penelitian 136 137 Lampiran 1 Instrumen Penelitian 1. Instrumen Uji coba a. Angket Kedisiplinan Siswa b. Angket Persepsi Siswa tentang Kualitas Mengajar Guru c. Tes Akuntansi 2. Instrumen Penelitian a. Angket Kedisiplinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Modul I Siklus Pendapatan

Modul I Siklus Pendapatan 1 Modul I Siklus Pendapatan manajemen dalam siklus pendapatan yaitu laporan umur piutang. bisnis yang berkaitan dengan aplikasi siklus pendapatan, khususnya mengenai piutang dagang, dan dapat mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB XV AKUNTANSI UTANG

BAB XV AKUNTANSI UTANG BAB XV AKUNTANSI UTANG A. PENGERTIAN Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari utang dan modal. Utang menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan analisis-analisis yang dilakukan oleh penulis atas laporan keuangan PT XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: V.1.1 Analisis Strategi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : 1. Penekanan pada aspek fungsi yaitu pada penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan aspek fungsi akuntansi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Bp/ Ibu/ Sdr dimohon untuk mengisi data demografi pada kotak di samping pertanyaan atau memberikan tanda ( ) pada tempat yang telah disediakan : Nama Responden : Nama KAP : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION ) Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi Setiap perusahaan pasti memiliki harta (aktiva/asset), yang terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak, harta berwujud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam rencana pengembangan sistem informasi akuntansi yang akan digunakan penulis untuk penelitian ini menggunakan Rapid Application Development. Dengan metode ini pengembangan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba Perusahaan Dagang Neraca Neraca Perusahaan Dagang Laporan Perubahan Modal Contoh: Berdasarkan

Lebih terperinci

Chapter 3: Sistem Akuntansi. Transi 1 11/12/2010

Chapter 3: Sistem Akuntansi. Transi 1 11/12/2010 Chapter 3: Sistem Akuntansi 1 Fotokopi Cemerlang Pemilik terpisah Akuntan Visualisasi Konsep Kesatuan Usaha 2 Implikasi Konsep Kesatuan Usaha Pemisahan manajemen dan pemilikan sehingga hubungan keduanya

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

Who am I? WINARTO, M.Pd. RT55/24 Blumbang, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta Alamat web:

Who am I? WINARTO, M.Pd. RT55/24 Blumbang, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta Alamat web: Ilmu Pengetahuan Tanpa Agama berarti buta buta,, Agama tanpa ilmu pengetahuan berarti Lumpuh 4/14/2016 Who am I? WINARTO, M.Pd. RT55/24 Blumbang, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta. 55652 Alamat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegitan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN & KAS

LAPORAN KEUANGAN & KAS PERTEMUAN PERTAMA LAPORAN KEUANGAN & KAS Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) : Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi.

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari hutang. Dana yang diterima perusahaan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan usaha kecil untuk melakukan pencatatan akuntansi yang baik yaitu Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Objek yang digunakan dalam penelitian adalah CV Scala Mandiri. CV Scala Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa servis perbaikan, kalibrasi

Lebih terperinci

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Inna Sindhu Beach Sanur Kamis, 20 September 2012 Pembukuan

Lebih terperinci