BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 AVR AVR merupakan kepanjangan dari Advanced Virtual RISC (wikipedia). Arsitektur internalnya dirancang oleh 2 orang: Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollen, pada Institut Teknologi Norwegia (NTH), dan kemudian dikembangkan oleh Atmel Norwegia. AVR merupakan salah satu peralatan RISC. RISC merupakan singkatan dari Reduced Instruction Set Computing yang artinya peralatan ini didesain untuk berjalan dengan sangat cepat dengan menggunakan sejumlah instruksi yang lebih sedikit. Jumlah instruksi yang lebih sedikit inilah yang menyebabkan peralatan RISC berjalan lebih cepat, karena berdasarkan faktanya, dengan jumlah instruksi mesin yang terbatas, semua instruksinya dapat dijalankan hanya dalam satu clock saja. Artinya prosesor AVR yang menggunakan clock 16 MHz dapat mengeksekusi hampir 16 juta instruksi perdetik. Secara keseluruhan arsitektur dari Atmel AVR menyerupai sebuah mikrokomputer. AVR sudah memiliki sendiri sebuah CPU, memory, dan bagian I/O. Bagian CPU memang tidak dapat kita ketahui bagaimana cara kerjanya. Tapi memory dan bagian I/O dapat dilihat dengan jelas dan perlu kita pahami dengan baik jika ingin mendesain aplikasi dengan menggunakan AVR. Untuk memaksimalkan kinerja dan paralelisme, AVR menggunakan arsitektur Harvard, yaitu menggunakan memory dan bus yang berbeda untuk program dan data. Instruksi pada memory program dijalankan dengan menggunakan pipeline tunggal. Ketika satu instruksi sedang dieksekusi, instruksi berikutnya sudah di prefetch ke dalam 5

2 memory program. Konsep ini memungkinkan instruksi dieksekusi dalam setiap clock. Memory program yang digunakan dalam AVR adalah Flash Memory. Register file yang digunakan dalam AVR adalah register umum 32 x 8 bit dengan waktu akses satu clock. Dengan menggunakan ini, operasi ALU dapat dilakukan dalam satu clock. Dalam operasi ALU yang biasa, dua operand didapat dari keluaran file register, operasi kemudian dijalankan, dan hasilnya kemudian disimpan lagi dalam file register- semuanya dilakukan dalam satu siklus clock. Enam dari 32 register yang ada dapat digunakan sebagai indirect address register pointer 16 bit untuk pengalamatan data space, yang memungkinkan penghitungan alamat yang efisien. Satu dari pointer alamat ini juga dapat digunakan sebagai pointer alamat untuk look up table pada Flash memory. Selain itu juga ada 3 register tambahan pada AVR ini, yaitu register x, y, dan z, yang masing-masing sebesar 16 bit. ALU yang digunakan mendukung operasi aritmatika dan logika antar register ataupun antara sebuah konstanta dan sebuah register. Operasi dengan register tunggal juga dapat dieksekusi di ALU. Setelah suatu operasi aritmatika dijalankan, status register diupdate untuk menyimpan informasi tentang hasil operasi yang baru saja dilakukan. Aliran program dilakukan dengan menggunakan instruksi call dan jump bersyarat ataupun tak bersyarat, mampu secara langsung mengalamati seluruh alamat yang tersedia. Kebanyakan instruksi AVR memiliki format 16 bit. Setiap alamat memory program terdiri dari instruksi 16 atau 32 bit. Flash memory yang digunakan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian boot program dan bagian program aplikasi. Masing-masing bagian memiliki proteksi lock bit 6

3 tersendiri untuk proses baca dan baca/tulis. Instruksi SPM yang menulis ke bagian program aplikasi harus disimpan di bagian boot program. Selama pemanggilan interupt dan subrutin, alamat kembali pada PC (Program Counter) disimpan ke dalam stack. Stack ini terletak pada data umum di SRAM, dan konsekuensinya ukuran stack hanya dibatasi oleh ukuran total SRAM dan penggunaan SRAM. Semua program harus menginisialisasi SP dalam reset routine (sebelum subrutin atau interupt dieksekusi). Stack Pointer dapat diakses dengan baca/tulis pada bagian I/O. Data pada SRAM dapat diakses dengan mudah melalui lima metode pengalamatan berbeda yang didukung oleh arsitektur AVR. Ruang memory dalam arsitektur AVR semuanya bersifat linear dan memiliki peta memory yang umum. 2.2 AT Mega 8535 Gambar 2.1 Konfigurasi pin AT Mega

4 Deskripsi pin : V cc Gnd Port A (PA7..PA0) Port B (PB7..PB0) Digital Supply Voltage Ground Port A digunakan sebagai masukan analog untuk ADC Port B adalah sebuah port I/O dua arah 8 bit, dengan resistor pull up internal. Port C (PC7..PC0) Port C mempunyai fungsi yang sama dengan Port B, yaitu sebagai port I/O dua arah 8 bit, dengan resistor pull up internal Port D (PD7..PD0) Port D mempunyai fungsi yang sama dengan Port B, yaitu sebagai port I/O dua arah 8 bit, dengan resistor pull up internal. Selain itu port D juga digunakan untuk fitur-fitur khusus yang tersedia pada AT mega 8535 Reset Untuk mereset masukan. Jika pin ini mendapat masukan low maka pin ini akan mengeluarkan reset, bahkan jika tidak mendapat clock. XTAL 1 Masukan untuk penguat osilator inverting dan juga sebagai masukan bagi clock internal AVR XTAL 2 AVCC Keluaran dari penguat osilator inverting AVCC adalah pin supply tegangan untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan secara eksternal dengan pin VCC, bahkan jika ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, pin ini harus dihubungkan ke VCC melalui sebuah Low Pass Filter AREF AREF adalah pin reference analog untuk ADC 8

5 ATMega 8535 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit berdaya rendah yang dibuat berdasarkan arsitektur RISC AVR. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu clock, ATMega 8535 mempunyai kemampuan mendekati 1 MIPS per MHz sehingga perancang sistem dapat mengoptimalkan antara konsumsi daya dan kecepatan pemrosesan. Inti dari AVR mengkombinasikan satu set instruksi yang beragam dengan 32 register umum. Semua register ini dihubungkan secara langsung ke ALU (Arithmetic Logic Unit), sehingga dua register yang terpisah dapat diakses dalam satu instruksi tunggal dan dieksekusi dalam satu siklus clock. Hasil dari arsitektur ini adalah kode yang lebih efisien tapi dengan hasil yang 10 kali lebih cepat daripada mikrokontroler CISC konvensional. ATMega 8535 menyediakan fitur-fitur sebagai berikut: 8 Kbytes ISP flash memory dengan kemampuan baca sambil menulis (read while write), 512 byte EEPROM, 512 byte SRAM, 32 jalur I/O, 32 register umum, 3 timer/counter fleksibel, dengan mode pembandingan, interupt internal dan eksternal, USART, 2 wire serial interface berorientasi byte, ADC 10 bit dengan 8 channel dengan masukan diferensial (optional) dengan gain yang dapat diprogram di paket TQFP, watchdog timer yang dapat diprogram dengan osilator internal, port serial SPI, dan 6 mode penghematan daya yang dapat dipilih. Mode idle akan menghentikan CPU tetapi dengan SRAM, timer/counter, port SPI dan sistem interupt tetap bekerja. Mode power down akan menyimpan nilai register tetapi membuat osilator berhenti bekerja, dan mematikan semua fungsi lain CPU sampai interupt berikutnya atau terjadi reset secara hardware. Pada mode power save timer asinkron akan terus bekerja, sehingga pemakai masih dapat memanfaatkan timer 9

6 sementara perangkat lainnya dalam keadaan tidur. Mode ADC noise reduction menghentikan CPU dan semua modul I/O kecuali timer asinkron dan ADC, untuk meminimalkan noise selama proses pengkonversian ADC. Pada mode standby, osilator kristal akan terus berjalan sementara perangkat lainnnya tidur. Mode ini menghasilkan start up yang sangat cepat dengan konsumsi daya rendah. Pada mode extended standby, baik osilator maupun timer asinkron masih terus berjalan. Perangkat ini dirancang dengan menggunakan teknologi memory nonvolatile berkepadatan tinggi milik Atmel. Dengan adanya on-chip ISP Flash memungkinkan memory program dapat diprogram ulang secara in-system melalui interface serial SPI, dengan pemrogram memory nonvolatile konvensional, atau dengan program on-boot chip yang berjalan pada inti AVR. Boot program bisa menggunakan interface apapun untuk mendownload program aplikasi ke dalam bagian aplikasi dari flash memory. Software pada bagian boot flash masih akan terus berjalan walaupun bagian aplikasi flash sedang diupdate, sehingga menyediakan operasi baca sambil menulis (read while write). Dengan mengkombinasikan CPU RISC 8 bit dengan in-system self-programmable flash dalam satu chip tunggal, Atmel ATMega 8535 adalah mikrokontroler ampuh yang menyediakan sebuah solusi yang fleksibel dengan harga yang efektif untuk banyak aplikasi sistem embedded. ATMega 8535 juga didukung dengan serangkaian program dan development tool yang meliputi: compiler C, macro assembler, program debugger/simulator, in circuit emulator, dan juga evaluation kits. 10

7 2.3 Komunikasi serial menggunakan SPI SPI (Serial Peripheral Interface) adalah salah satu bentuk komunikasi serial yang disediakan dalam AVR sehingga memang direkomendasikan menggunakan SPI karena dari datasheet. SPI merupakan sebuah bus komunikasi serial sinkron, artinya transmitter dan receiver yang terlibat dalam komunikasi SPI harus menggunakan clock yang sama untuk mensinkronkan pendeteksian bit pada receiver. Normalnya bus SPI digunakan untuk komunikasi dengan jarak yang sangat pendek dengan perangkat atau mikrokontroler lain yang terletak pada papan rangkaian yang sama atau setidaknya dalam hardware yang sama. Ini berbeda dari UART, yang digunakan untuk komunikasi pada jarak yang lebih jauh, seperti antara sebuah mikrokontroler dan PC. Bus SPI dikembangkan untuk menyediakan bentuk komunikasi yang memiliki kecepatan yang relatif tinggi pada jarak dekat dengan menggunakan jumlah pin kontroler yang minimum. Komunikasi SPI terdiri dari sebuah master dan slave. Keduanya mengirim dan menerima data secara simultan, tapi master adalah yang bertanggung jawab untuk menyediakan sinyal clock untuk proses transfer data. Dengan cara ini masterlah yang mengatur kecepatan transfer data, dan karenanya, adalah yang mengendalikan transfer data. Gambar di bawah menunjukkan koneksi antara unit master dan slave dalam komunikasi SPI. Master menyediakan clock dan data 8 bit, yang dikirimkan ke pin MOSI (master out slave in) pada master. Data 8 bit yang sama dikirim ke unit slave, satu bit per pulsa clock ke pin MOSI pada slave. Ketika 8 bit data dikirim keluar dari master ke slave, 8 bit data juga dikirim dari slave ke masternya melalu pin MISO (master in slave out) ke pin MISO pada master. Karena itu komunikasi SPI pada dasarnya adalah berbentuk melingkar di mana 8 bit data mengalir dari master ke slave dan himpunan 8 bit yang 11

8 berbeda mengalir dari slave ke master. Dengan cara ini master dan slave dapat saling bertukar data dalam satu komunikasi tunggal. Gambar 2.2 Koneksi unit Master dan Slave Adalah sangat memungkinkan untuk menghubungkan beberapa perangkat sekaligus menggunakan bus SPI, karena semua pin MOSI dan pin MISO dapat disambungkan sekaligus. Perangkat manapun dalam jaringan ini dapat menjadi master hanya dengan memutuskan untuk mengirimkan data. Sebuah perangkat dalam jaringan ini dapat menjadi slave ketika pin SS(slave select) digroundkan. Biasanya pin SS dari para slave ini dihubungkan entah dengan port paralel pada master atau dengan sebuah decoder yang akan menentukan perangkat mana yang akan menjadi slave. SPCR (SPI control register) mengendalikan operasi pada interface SPI. Definisi bit pada SPCR ditunjukkan pada gambar di bawah. Dalam cara yang sama dengan control register yang telah dibahas di atas, ada bit yang digunakan untuk mengenable interface SPI dan interup yang berhubungan dengan SPI, dan ada bit yang digunakan untuk mengendalikan kecepatan komunikasi. Juga ada bit yang digunakan untuk menentukan perangkat mana yang bertindak sebagai master, MSTR. 12

9 Tambahan pula, ada bit yang digunakan untuk mengatur urutan pengiriman data, MSB first atau LSB first, dan ada juga bit yang digunakan untuk mengatur polaritas clock dan fase clock. Ada juga bit yang digunakan untuk mencocokkan antara peralatan komunikasi SPI dengan perangkat SPI lainnya. Gambar 2.3 Definisi bit SPCR Bit 7 SPIE (SPI interupt enable): bit ini menyebabkan interupt SPI dijalankan jika bit SPIF pada register SPSR diset dan jika bit Global Interupt Enable pada SREG juga di set Bit 6 SPE (SPI enable): ketika bit SPE bernilai 1, SPI enable. Bit ini harus diset jika ingin menjalankan semua operasi SPI. Bit 5 DORD (Data order): ketika bit DORD bernilai 1, maka bagian LSB data akan dikirim terlebih dahulu. Ketika bit DORD bernilai 0, maka bagian MSB data akan dikirim terlebih dahulu. Bit 4 MSTR (Master/ Slave Select): bit ini akan memilih mode SPI Master jika bernilai 1, dan mode SPI Slave jika bernilai 0. Bit 3 CPOL (Clock polarity): ketika bit ini bernilai satu, SCD akan bernilai high ketika sedang idle. Ketika CPOL bernilai nol, SCK akan bernilai low ketika idle. Fungsionalitas CPOL dirangkum sebagai berikut. 13

10 Table 2.1 Fungsionalitas CPOL Bit 2 CPHA (Clock phase): settingan pada CPHA akan menentukan apakah data diambil pada sisi awal (leading edge) atau sisi akhir (trailing edge) dari SCK. Fungsionalitas dari CPHA dirangkum sebagai berikut. Table 2.2 Fungsionalitas CPHA Bit 1, 0 SPR1 dan SPR0 (SPI clock rate select 1 dan 0): kedua bit ini mengatur kecepatan SCK dari perangkat yang diatur sebagai master. SPR1 dan SPR0 tidak mempunyai efek pada slave. Hubungan antara SCK dan frekuensi clock osilator f osc ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Table 2.3 Hubungan antara SCK dan frekuensi osilator 14

11 2.4 Komunikasi menggunakan I2C I2C merupakan standar komunikasi dengan menggunakan 2 kabel dengan kecepatan yang cukup tinggi maka antara IC yang satu dengan yang lainnya dapat berkomunikasi dengan baik. Dengan memanfaatkan jalur bus dan address yang bervariasi maka I2C mampu mengalamati banyak device. I2C terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Transmitter: bagian yang berfungsi mengirimkan data ke Bus 2. Receiver: bagian yang menerima data dari Bus 3. Master: bagian yang melakukan transfer, mengenerate Clock dan membatalkan transfer data 4. Slave: bagian yang ditunjuk oleh master sebagai tempat yang dituju. 5. Multi Master: lebih dari satu master dapat mengontrol Bus dalam waktu bersamaan tanpa membuat corrupt pada data yang ada. 6. Arbitration: Prosedur yang menentukan/membatasi Multi Master dan membuat hanya satu dari dua master yang dapat mengatur Bus sehingga tidak terjadi Corrrupt pada data. 7. Synchronization: prosedur yang mencocokkan antara Sinyal Clock dan beberapa device. Gambar 2.4 Konfigurasi I2C dengan lebih dari 2 device 15

12 Pada gambar 2.4 komunikasi antara 2 mikrokontroller A dan mikrokontroller B dan device-device lainnya (Gate Array, LCD Driver, ADC, Static RAM/ EEPROM) dilakukan dengan menggunakan 2 jalur (SDA dan SCL). SDA merupakan Serial Data Line yang merupakan jalur untuk mengirimkan data-data secara serial. Sedangkan SCL merupakan Serial Clock Line yang berfungsi untuk mengirimkan Clock yang berfungsi untuk sinkronisasi dan menandakan pengiriman paket-paket data. Berikut merupakan timing diagram dari I2C (Gambar 2.5). Gambar 2.5 Timing diagram dari I2C Komunikasi antar IC dengan menggunakan metode I2C harus memperhatikan beberapa hal antara lainnya pada awal SDA mengirimkan transisi data dari high ke low ( falling edge ) sedangkan SCL harus berada pada kondisi high. Kondisi ini menandakan mulainya pengiriman data ( start condition ). Selanjutnya pengiriman address yang ditandakan dengan SCL yang akan mengirimkan transisi data dari high ke low dan ke high lagi. Selanjutnya pengiriman status untuk menulis atau membaca data yang ditandai dengan tansisi data SCL dari low ke high. Setelah mendapatkan ack dari IC tujuan yang ditandai dengan satu clock penuh pada SCL, maka data akan dapat dikirimkan menuju IC tujuan dengan transisi SCL dari low ke high ( rising edge ), ACK dapat diartikan 16

13 sebagai penanda ketika data berhasil diterima oleh IC tujuan. Stop condition atau penanda bahwa semua data telah dikirimkan, ditandai dengan perubahan SDA dari low ke high ( rising edge ) yang diikuti dengan logic high pada SCL. Berikut ini merupakan paket-paket data yang digunakan dalam komunikasi I2C (Gambar 3.3): Gambar 2.6 Paket data untuk melakukan penulisan menuju slave Untuk melakukan penulisan dari master menuju ke slave device maka beberapa paket data dibutuhkan untuk melakukan proses tersebut antara lainnya: start bit, address, R/W, ACK, Data yang hendak dikirimkan, ACK dan pengiriman data yang selanjutnya, ACK dan stop bit. Untuk perintah R/W master device harus menunggu ACK dari slave device yang menandakan bahwa perintah R/W berhasil diterima dan di konfirmasi. Demikian juga halnya untuk data yang dikirimkan harus menunggu ACK dari slave device jika pengiriman berhasil dilakukan maka ditandai dengan adanya ACK jika tidak master device harus mengirimkan data tersebut kembali. Sedangkan untuk melakukan pembacaan yang harus dilakukan ialah hanya mengganti perintah untuk pembacaan (logic high) setelah data pertama didapatkan maka master mengirimkan ACK ke slave device, untuk data yang selanjutnya yang diterima, master tidak perlu mengirimkan ACK. Istilah-istilah yang digunakan dalam komunikasi dengan menggunakan I2C : 17

14 Start Condition : menentukan kapan data tersebut mulai dikirim Acknowledge : untuk memeriksa dan mencocokkan address yang akan diterima oleh device slave dan menentukan bagianbagian dari data yang dikirimkan dan memilah-milah sehingga tidak terjadi kesimpang siuran antara address dan data yang dikirimkan Stop Condition : kondisi yang menentukan suatu data selesai dikirim. 2.5 Pemrograman memory AVR menyediakan beberapa cara untuk memprogram memory, yaitu secara paralel, serial, maupun JTAG Pemrograman parallel Gambar 2.7 Konfigurasi pin dalam pemrogaman paralel 18

15 Tabel 2.4 Pemetaan nama pin Nama sinyal Nama pin I/O Fungsi RDY/BSY PD1 O 0: alat sedang sibuk memprogram; 1: alat sudah siap untuk perintah baru OE PD2 I Output Enable (active low) WR PD3 I Write pulse (active low) BS1 PD4 I Byte select 1 ( 0 untuk byte low, 1 untuk byte high) XA0 PD5 I XTAL action bit1 XA1 PD6 I XTAL action bit 2 PAGEL PD7 I Page load untuk memory program dan data EEPROM BS2 PA0 I Byte select 2 ( 0 untuk low byte, 1 untuk high byte) DATA PB7-0 I/O Bus data 2 arah (menjadi output ketika OE bernilai low). Untuk memasukimode pemrograman parallel, digunakan algoritma berikut : 1. Beri tegangan sebesar 4,5-5,5 v antara Vcc dan GND, dan tunggu setidaknya selama 100 μs. 2. Beri RESET nilai 0, tunggu setidaknya selama 100 ns dan aktifkan XTAL1 setidaknya 6 kali. 3. Set nilai pin prog_enable menjadi 0000 dan tunggu selama 100 ns. 19

16 4. Beri tegangan sebesar 11,5-12,5 v pada RESET. Aktifitas apapun yang dilakukan pada pin prog_enable dalam 100 ns setelah pemberian tegangan 12 v dilakukan pada RESET, akan menyebabkan kegagalan dalam memasuki mode pemrograman paralel Pemrograman serial Baik memory flash maupun EEPROM bisa diprogram dengan menggunakan jalur serial SPI ketika RESET dihubungkan ke GND. Interface serial ini terdiri dari pin SCK, MOSI (input), dan MISO (output). Setelah RESET diberi nilai low, instruksi programming enable harus dieksekusi dahulu sebelum operasi pemrograman/ penghapusan dapat dilakukan. Ketika menulis data serial ke ATmega8535, data diclock pada rising edge dari SCK. Ketika membaca data serial dari ATmega8535, data diclock pada falling edge dari SCK. Sistem ini menggunakan komunikasi SPI dengan algoritma : 1. Beri daya antara Vcc dan Ground ketika RESET dan SCK diset 0. Di beberapa sistem, programmer tidak bisa menjamin bahwa SCK tetap bernilai low selama proses power-up. Untuk kasus ini, RESET harus diberi sinyal pulsa positif setidaknya selama dua kali clock setelah SCK diset Tunggu setidaknya selama 20 ms dan aktifkan pemrograman serial dengan mengirimkan instruksi serial programming enable ke pin MOSI. 3. Instruksi pemrograman serial tidak akan bekerja jika komunikasi tidak dalam keadaan sinkron. Ketika dalam sinkronisasi byte kedua (0x53), akan dikirim balik (echo) ketika mengirimkan byte ketiga dari instruksi programming enable. Entah apakah echo ini tepat atau tidak, semua empat byte instruksi ini harus dikirimkan. 20

17 Jika 0x53 tidak dikirim balik (echo), beri RESET pulsa positif dan kirim perintah programming enable yang baru. 4. Flash diprogram satu page per waktu. Ukuran page bisa ditemukan pada table 2.5 di bawah. Halaman memory diload per byte dengan memberikan 6 LSB alamat dan data bersama dengan instruksi Load Program Memory Page. Untuk menjamin proses loading page yang tepat, byte low pada data harus diload terlebih dahulu sebelum byte high data diload ke alamat yang diberikan. Program Memory Page disimpan dengan meload instruksi Write Program Memory Page bersama dengan 8 MSB alamat. Jika polling tidak digunakan, user harus menunggu selama setidaknya twd_flash sebelum mengirimkan page berikutnya. Mengakses interface programming serial sebelum operasi penulisan Flash selesai dapat menyebabkan pemrograman yang tidak tepat. 5. Array EEPROM diprogram perbyte dengan cara mengirim alamat dan data bersamaan dengan instruksi Write yang diinginkan. Lokasi memory EEPROM pertama-tama akan dihapus secara otomatis sebelum data yang baru ditulis. Jika polling tidak digunakan, user harus menunggu setidaknya selama t WD_EEPROM sebelum mengirimkan byte berikutnya. 6. Lokasi memory dapat diverifikasi dengan menggunakan instruksi baca yang akan mengembalikan isi dari alamat yang dipilih pada pin output serial MISO. 7. Pada akhir sesi pemrograman, RESET bisa diset high untuk melanjutkan operasi normal. 8. Urutan power off (jika diperlukan) : Set RESET ke 1 kemudian matikan Vcc. 21

18 Gambar 2.8 Diagram Alir algoritma ISP 22

19 Table 2.5 Jumlah word dalam satu page dan jumlah page dalam Flash JTAG JTAG, singkatan dari Joint Test Action Group, adalah nama yang umum digunakan untuk standar IEEE bernama Standard Test Access Port and Boundary Scan Architecture. JTAG distandarisasi tahun 1990 seperti pada IEEE Std Pada 1994, pelengkapnya yang mengandung BSDL (Boundary Scan Description Language) ditambahkan. Sejak saat itu, standar ini telah diadopsi oleh perusahaan elektronik di seluruh dunia. Walaupun awalnya dirancang untuk PCB, JTAG sekarang umumnya digunakan untuk pengujian IC, dan juga mekanisme yang berguna dalam proses debugging pada embedded system. Module debug yang ada memungkinkan programmer untuk melakukan debugging software dari sebuah embedded system. Interface JTAG adalah interface khusus dengan 4/5 pin yang ditambahkan ke chip, didesain sehingga beberapa chip yang terletak di board bisa dihubungkan sekaligus dengan menggunakan JTAG, dan perangkat penguji rangkaian hanya perlu dihubungkan ke satu port JTAG untuk bisa mengakses seluruh chip ini. Pin penghubungnya adalah: 1. TDI (Test Data In) 2. TDO (Test Data Out) 3. TCK (Test Clock) 4. TMS (Test Mode Select) 5. TRST (Test ReSeT) yang bersifat optional. 23

20 Gambar 2.9 Contoh rangkaian JTAG Karena hanya ada satu jalur data tersedia, protokol ini bersifat serial seperti SPI. Pin TCK digunakan untuk masukan clock. Konfigurasi ini dilakukan dengan memanipulasi satu bit setiap setiap waktu melalui pin TMS. Satu bit data dikirim masuk dan keluar setiap pulsa clock TCK pada pin TDI dan TDO. Mode instruksi berbeda dapat digunakan untuk membaca ID chip, sample input pin, mengendalikan pin output, memanipulasi fungsi chip, ataupun melakukan bypass. Frekuensi operasi TCK berbedabeda tergantung pada chip, tetapi umumnya berkisar antara MHz. Ketika melakukan boundary scan pada IC, sinyal dimanipulasi di antara blok fungsional yang bebeda dari chip, bukannya antara chip yang berbeda. Pin TRST adalah pin yang bersifat optional, merupakan pin reset dengan active low untuk logika pengujian, biasanya asinkron, tapi terkadang sinkron, tergantung dari chipnya. Jika pin ini tidak tersedia, logika pengujian bisa direset dengan memberi clock pada instruksi reset secara sinkron. 2.6 Memori Eksternal AT24C512 AT24C512 terdiri dari memory serial EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) dengan kapasitas memory sebesar bit, yang 24

21 tersusun atas word masing-masing sebesar 8 bit. Perangkat ini bisa dihubungkan sampai maksimum 4 buah EEPROM dengan menggunakan bus 2 wire. Gambar 2.10 Konfigurasi pin AT24C512 Dekripsi fungsi pin : Serial Clock (SCL) : Serial Data: Alamat device (A1, A0): Serial Clock input. Untuk transfer data serial dua arah. Pin A1 dan A0 adalah pin alamat alat, yang bisa dihubungkan atau dibiarkan tak tersambung. Ketika pin dihubungkan (hardwire), sebanyak 4 EEPROM 512K bisa dihubungkan dalam satu sistem bus tunggal. Ketika pin ini tidak disambungkan, nilai default dari A1 dan A0 adalah 0. Write protect (WP): Pin untuk perlindungan penulisan. Jika dihubungkan ke ground, maka operasi penulisan normal bisa dilakukan. Ketika dihubungkan dengan Vcc, semua operasi penulisan ke memory tidak dapat dilakukan. 25

22 AT24C512 tersusun atas 512 page masing-masing sebesar 128 byte. Untuk pengalamatan wordnya diperlukan alamat sebesar 16 bit Pengalamatan AT24C512 Pada EEPROM 512K, setelah pengiriman start bit, berikutnya perlu dikirimkan 8 bit alamat alat untuk memulai operasi pembacaan ataupun penulisan (lihat gambar di bawah). Lima bit pertama dari alamat alat adalah 10100, sama dengan semua memory EEPROM 2 wire lainnya. EEPROM 512 menggunakan dua bit alamat A1 dan A0 sehingga sebanyak 4 alat bisa terhubung dalam bus yang sama. Kedua bit ini kemudian dibandingkan dengan pin inputnya. Bit kedelapan dari alamat alat adalah bit untuk memilih operasi baca/ tulis. Untuk melakukan operasi baca, bit ini diberi nilai 1, sebaliknya untuk operasi tulis diberi nilai 0. Gambar 2.11 Device Addressing untuk AT24C Operasi Penulisan Penulisan per byte: untuk operasi penulisan, setelah pengiriman alamat alat dan ACK, harus diikuti dengan dua buah alamat data 8-bit. Setelah menerima alamat ini, EEPROM kembali akan membalas dengan mengirim bit 0, dan baru dimulai pengiriman 8-bit data yang pertama. EEPROM kembali akan membalas dengan bit 0. Setelah itu alat 26

23 pengirim, dalam hal ini adalah AVR programmer, kemudian harus mengakhiri proses penulisan dengan mengirimkan stop bit. Pada waktu ini EEPROM akan memasuki periode siklus penulisan (t WR ) ke memory non volatile. Pada periode penulisan ini semua input akan dinonaktifkan dan EEPROM tidak akan merespon sampai proses penulisan selesai. Gambar 2.12 Urutan operasi penulisan Operasi Baca Proses untuk mengawali operasi baca sama dengan operasi tulis, hanya saja bit baca/tulis pada alamat alat diset 0. Ada tiga operasi baca: current address read, random address read, dan sequential read. Current address read: counter untuk alamat data internal akan tetap mempertahankan nilai alamat terakhir yang dipakai untuk operasi baca/ tulis, ditambah dengan satu. Alamat ini akan tetap bernilai valid selama daya pada chip tidak hilang. Jika proses pembacaan sudah mencapai alamat byte terakhir pada memory, akan terjadi proses roll over, dan alamat akan kembali ke byte pertama. Setelah pengiriman alamat alat, byte data dari alamat sekarang akan dikirimkan keluar oleh EEPROM. Selanjutnya mikrokontroler tidak merespon dengan 0, tapi langsung mengirimkan bit stop. 27

24 Gambar 2.13 Urutan operasi baca (current address read) Random read : Untuk operasi pembacaan random read, pertama harus dikirim perintah baca untuk mengirimkan alamat word data. Setelah alamat alat dan alamat word data sudah dikirimkan dan EEPROM mengirimkan ACK, mikrokontroler harus mengirimkan perintah start bit berikutnya. Dengan begitu mikrokontroler sekarang memulai proses baca current address read dengan mengirimkan alamat alat dengan bit baca/ tulis yang diberi nilai 1. Setelah menerima alamat alat EEPROM akan mengirimkan word data. Setelah selesai proses pengiriman, dilanjutkan dengan mikrokontroler mengirimkan stop bit. Gambar 2.14 Urutan operasi baca (random read) 28

Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C

Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C I. Tujuan 1. Untuk Mengenal Modul Serial port dengan I 2 C 2. Mengenal protocol I 2 C. 3. Mempelajari IC PCF8574 Remote 8 bit I/O Expander for I 2 C Bus. 4. Mengirim

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

BAB III LANDASAN TEORI. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller ATMega32 Fitur Kinerja tinggi, rendah daya Atmel AVR 8-bit Microcontroller Advanced RISC Arsitektur - 131 Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51

Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51 Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51 Amin Mutohar Embedded System Laboratory Program Studi Fisika Institut Teknologi Bandung Copyleft 2008, Si Cicil Cicil (mutoharamin@gmail.com) SPI (serial peripheral

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan membahas teori teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. 2.1 Gerak Melingkar Beraturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

STANDALONE AVR PROGRAMMER

STANDALONE AVR PROGRAMMER UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Sistem Digital Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2006 / 2007 STANDALONE AVR PROGRAMMER Hendra Tejo Saputra (0700690413) Rinaldo Yotanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer ARSITEKTUR UMUM SISTEM KOMPUTER Sistem Komputer Sistem komputer terdiri atas CPU dan sejumlah perangkat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus yang menyediakan akses ke memori

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 LED Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan

Lebih terperinci

Interfacing. Materi 7: SPI Communication. Disusun Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana

Interfacing. Materi 7: SPI Communication. Disusun Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana Interfacing Materi 7: SPI Communication Disusun Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana Outline SPI Bus Protocol SPI Programming Kusuma Wardana - Interfacing 2013 2 Kusuma Wardana - Interfacing 2013 3 SPI : Serial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler ATMega 8535 Pada tugas akhir ini digunakan mikrokontroller ATmega8535. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada AVR, yaitu arsitektur

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller Atmega 8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Light-emitting Diode (LED) LED adalah semikonduktor kompleks yang mengubah arus listrik menjadi cahaya. Proses konversi tersebut cukup efisien sehingga LED tersebut dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

Menggunakan ADC 16-bit DST-R8C

Menggunakan ADC 16-bit DST-R8C Menggunakan ADC 16-bit DST-R8C Di dalam modul DST-R8C versi 3.0 sudah dilengkapi dengan 16 bit adc ( optinal ) yang dapat di gunakan untuk volmeter digital dengan dengan skala mikro volt ( uv ). Adc yang

Lebih terperinci

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK BAB 1 PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Saat ini teknologi robotika telah menjangkau sisi industri (Robot pengangkut barang), pendidikan (penelitian dan pengembangan robot). Salah satu kategori robot

Lebih terperinci

Materi 5: Protokol I2C

Materi 5: Protokol I2C Materi 5: Protokol I2C I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali IIC Inter-Integrated Circuit Terkadang disebut I 2 C Awalnya dikembangkan oleh Philips Semiconductor (saat ini mjd NXP Semiconductor)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma Sistem Tertanam Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno 1 Arsitektur Atmega328 Prosesor atau mikroprosesor adalah suatu perangkat digital berupa Chip atau IC (Integrated Circuit) yang digunakan untuk memproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1.1 Sensor Load Cell Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Water Bath. Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa

BAB II DASAR TEORI Water Bath. Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Water Bath Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan. Gambar 2.1 General Water

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Rancangan Sistem Autofeeder Ikan pada Aquarium Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Rancangan Sistem Autofeeder Ikan pada Aquarium Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Rancangan Sistem Autofeeder Ikan pada Aquarium Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Dedi Satria Teknik Informatika Universitas Serambi Mekkah dedisatria@serambimekkah.ac.id ABSTRAK Kajian sistem mikrokontroler

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer Pengampu Mata Kuliah Casi Setianingsih (CSI) Hp : 081320001220 (WA Only) Email Tugas : casie.sn@gmail.com Email Tel-U : setiacasie@telkomuniversity.ac.id Komposisi Penilaian Quiz

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN vii viii x xiv xv xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1

Lebih terperinci

PROPOTIPE ALAT PEMBERI INFORMASI JARAK ANTAR KENDARAAN

PROPOTIPE ALAT PEMBERI INFORMASI JARAK ANTAR KENDARAAN PROPOTIPE ALAT PEMBERI INFORMASI JARAK ANTAR KENDARAAN Slamet Handoko, Idhawati Hestiningsih, Rian Prasetio, Wildan Arief Arrosyidi Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dibuat memiliki fungsi untuk menampilkan kondisi volume air pada tempat penampungan air secara real-time. Sistem ini menggunakan sensor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroller 8535 Mikrokontroller adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada

Lebih terperinci

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. Utama Sistem Mikrokomputer Gambar berikut menunjukkan 5 (lima) unit utama dalam

Lebih terperinci