PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MASYARAKAT DI LINGKUNGAN SEKITAR PERUSAHAAN : STUDI KUALITATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MASYARAKAT DI LINGKUNGAN SEKITAR PERUSAHAAN : STUDI KUALITATIF"

Transkripsi

1 PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MASYARAKAT DI LINGKUNGAN SEKITAR PERUSAHAAN : STUDI KUALITATIF Winda Dwi Novita Sari Swinda20@rocketmail.com Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the implementation of corporate social responsibility to the community surrounding the company. Currently, a company is required to have high profit and sensitive to the environment and social issues surrounding the company. The social problem is getting more and more complex and the existence of corporate social responsibility is expected to be able to assist empower the communities. Qualitative method is used by performing case study approach as the analysis method. The data collection technique is performed by using primary data that is distributing questioners, observation, interview, and documentation to disclose the existing phenomena. This research is also supported by company s documents as the triangulation of the obtained data. The result of the research shows that the CSR implementation of PT Bromo Panuluh Steel to the community surrounding the company has right on target or in accordance with the needs of surrounding community. The form of CSR activity which has been implemented by PT Bromo Panuluh Steel is in the form of the building of public infrastructures and facilities, education, religion, community empowerment and health. The surrounding community s respond and attitude to the existence of CSR is very good. It starts from the planning of CSR program, the implementation of company s activities to the end of CSR activity. The community and the company are supporting each other in order to make the activity success. The presence of CSR activity by PT Bromo Panuluh Steel shows that the profit which has been obtained by the company is increasing. Keywords: Corporate Social Responsibility, Profitability, Welfare ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan corporate social responsibility terhadap masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan corporate sosial responsibility perusahaan dapat membantu memberdayakan masyarakat. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menggunakan pendekatan study kasus (case study). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu penyebaran kuisioner, observasi, wawancara dan dokumentasi saat ini dituntut harus mempunyai profit yang tinggi namun juga peka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang berada di sekitar perusahaan. Dengan permasalahan sosial yang semakin kompleks diharapkan dengan adanya untuk menggungkap fenomena yang ada. Sebagai penguat penelitian ini juga menggunakan dokumen-dokumen perusahaan sebagai triangulasi sebagai pengecekan data yang sudah didapat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan CSR PT Bromo Panuluh Steel dengan masyarakat sekitar perusahaan sudah tepat sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Bentuk kegiatan CSR yang diterapkan oleh PT Bromo Panuluh Steel berupa bidang pembangunan sarana dan prasarana umum, pendidikan, agama, pemberdayaan masyarakat dan kesehatan. Sikap dan respon masyarakat sekitar perusahaan terhadap adanya CSR sangat baik. Dimulai dari perencanaan program CSR, pelaksanaan kegiatan perusahaan hingga kegiatan CSR tersebut selesai. Perusahaan dan masyarakat sekitar saling mendukung untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Dengan adanya kegiatan CSR oleh PT Bromo Panuluh Steel menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan mengalami kenaikan. Kata-kata kunci : Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Kesejahteraan.

2 PENDAHULUAN Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak hanya di dapat dari usaha dan tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga melainkan usaha dan tanggung jawab masyarakat bersama. Menurut Harmoni dan Andriyani (2008) Corporate Social Responsibility (CSR) seringkali diinterpretasikan sebagai pengkaitan antara pengambilan keputusan dengan nilai-nilai etika, pemenuhan kaidah-kaidah hukum serta menghargai martabat manusia, masyarakat dan lingkungan. Menurut Afifah (2011) Konsep CSR ingin mewujudkan interaksi antara perusahaan dengan stakeholder melalui pembinaan hubungan yang harmonis sehigga keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat sekitar. Sari (2012) berpendapat bahwa keberadaan dan dampak aktivitas perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak ditindak lanjuti maka akan mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan, oleh karena itu seharusnya perusahaan tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan saja, tetapi juga mencermati kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan. Tanggung jawab social perusahaan secara yuridis telah dinyatakan sebagaimana di Undang undang No. 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas dalam pasal tersebut dijelaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan atas eksistensinya dalam kegiatan bisnis Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Dalam melaksanakan usahanya Perseroan Terbatas atau dipersamakan di sini dengan perusahaan harus memperhatikan seluruh aspek, yaitu aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan yang berdasarkan konsep Triple Bottom Line. Tidak hanya mementingkan keuntungan yang akan dicapai. Perusahaan sebagai pelaku bisnis di dalam menjalankan usahanya yaitu dituntut untuk semakin memperhatikan keadaan sosial dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Sehingga ketika perusahaan mendapatkan suatu laba dari hasil usahanya tersebut perusahaan harus menyadari atas pertanggung jawabannya terhadap masyarakat disekitar perusahaan. Karena berdirinya perusahaan atas dasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan pribadi saja. Pribadi (dalam Setyaningrum, 2011) CSR memang tidak memberikan hasil keuangan dalam jangka pendek namun CSR akan memberikan hasil baik secara langsung maupun secara tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa mendatang. Hertanto (dalam Setyaningrum, 2011) berpendapat bahwa konsep CSR bertujuan untuk menjelaskan bagian tanggung jawab perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sehingga konsep pembangunan berkelanjutan menjadi dasar pijakannya. Novianty (2011) menyatakan CSR sesungguhnya merupakan konsep dan program yang muncul secara sukarela, karena perusahaan menganggap penting sehingga harus diformulasikan sedemikian rupa. Sehingga didalam konsep CSR terdapat berbagai aspek seperti nilai, kultur, kompetensi, sejarah perusahaan bahkan etika yang dijadikan dasar bertindak oleh seluruh pihak internal manajemen perusahaan. Dalam hal ini menegaskan betapa pentingnya peranan CSR sebagai perpanjangan tangan perusahaan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan pada suatu Negara karena dengan adanya pembentukan CSR ini pemerintah dalam suatu Negara merasa terbantu untuk membangun masyarakatnya untuk lebih baik dalam kehidupannya. Salah satu penerapan CSR yang sangat dibutuhkan saat ini oleh masyarakat sekitar perusahaan adalah tingkat pendidikan masyarakat serta kelancaran perekonomian di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu penerapan CSR sebenarnya dapat dikembangan mulai dengan perbaikan tingkat pendidikan masyarakat sehingga dengan tingkat pendidikan yang tinggi 2

3 kemungkinan dapat meningkatkan kualitas SDM dan hal tersebut dapat mempengaruhi peningkatan perekonomian masyarakat. Pelaksanaan CSR oleh sebuah perusahaan memberikan banyak manfaat Wibisono (dalam Muhadjir dan Qurani, 2011) salah satunya adalah mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate serta mereduksi risiko bisnis perusahaan dan biaya. Perusahaan juga dapat melebarkan dan membentangkan akses sumber daya dan pasar dengan adanya beberapa manfaat tersebut maka perusahaan dapat memperbaiki hubungan dengan stakeholders dan regulator. Pada dasarnya Corporate Social Responsibility (CSR) memang ditujukan untuk menciptakan keselarasan antara kepentingan manajemen perusahaan dengan kepentingan stakeholders yang pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong agar perusahaan lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya sehingga pada akhirnya perusahaan akan dapat memperoleh manfaat ekonomi yang berkelanjutan dimasa yang akan datang. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan lingkungan PT Bromo Panuluh Steel Gresik,Jawa Timur yang dilakukan dibeberapa desa yaitu desa wringin anom, cungkling dan desa tanggungan yang merupakan daerah yang terdekat dengan perusahaan. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen Besi Baja yang memproduksi 3 jenis besi yaitu beton naser, kanal U, dan paku. Produk yang dihasilkan oleh PT BPS kualitasnya tidak kalah dengan produk besi import. Hal itu ditunjang oleh fasilitas yang tersedia di perusahaan yang sangat baik terutama pada mesin yang di gunakan untuk memproduksi Besi. Pemasaran Produk perusahaan saat ini masih berfokus pada pasar Indonesia. Awal berdirinya PT Bromo Panuluh Steel pada tahun 2002 yang bermula dari PT Perdana Putra Perkasa sebuah perusahaan pemotongan besi beton, Pada tahun 2004 PT Perdana Putra Perkasa bergabung ke perusahaan yang berdasarkan akta notaris dan kemudian disahkan dengan Surat keputusan Menteri Kehakiman Replublik Indonesia yaitu PT Bromo Panuluh Steel. Dalam melaksanakan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan peran manajemen perusahaan sangat penting dalam upaya untuk merencanakan sampai dengan melaksanakan program CSR PT BPS, sehingga diharapkan akan terjadi simbiosis mutualisme antara perusahaan dengan masyarakat dikelurahan Wringinanom. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Mapisangka (2009) yang berbeda pada tahun dan objek penelitian, Mapisangka (2009) meneliti pada perusahaan PT BIC yang merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing sedangkan penelitian ini meneliti PT BPS yang merupakan perusahaan manufaktur pembuatan Besi baja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk-bentuk penerapan program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan oleh PT Bromo Panuluh Steel, realisasi Corporate Social Responsibility pada PT Bromo Panuluh Steel terhadap masyarakat sekitar, untuk menganalisis sikap dan respon masyarakat sekitar perusahaan adanya penerapan program Corporate Social Responsibility di PT Bromo Panuluh Steel, serta untuk menganalisis penerapan program Corporate Social Responsibility dapat mempengaruhi laba dan citra perusahaan di masyarakat. TINJAUAN TEORETIS Penerapan Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility sudah dikenal sejak tahun 1970an seiring berjalannya waktu banyak perusahaan yang sadar akan tanggung jawab sosialnya sehingga sekarang ini banyak perusahaan yang menerapkan CSR dalam perkembangan perekonomian perusahaannya meskipun CSR merupakan usaha peningkatan citra perusahaan yang terselubung tetapi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan petumbuhan perusahaan terutama pada laba perusahaan. 3

4 Menurut Rachmi (2012) CSR adalah Suatu mekanisme proses bisnis perusahaan yang mengintregrasikan aspek ekonomi, aspek social, dan aspek lingkungan dalam aktivitasnya mencari keuntungan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan stakeholders, shareholder dan lingkungan sekitar. Menurut Wibisono (2007) cara perusahaan memandang CSR atau alasan perusahaan menerapkan CSR diklasifikasikan dalam 3 katagori yaitu: sekedar basa basi dan keterpaksaan, Upaya untuk memenuhi kewajiban dan Bukan lagi sekedar compliance tapi beyond compliance alias compliance plus. Dalam ketiga katagori tersebut dapat di katakan Perusahaan hanya ingin memperbaiki citra perusahaan dimata masyarakat namun pelaksanaan kegiatan sosialnya dengan terpaksa sehingga akan memungkinkan perusahaan tidak secara terus menerus melakukannya. perusahaan mengimplementasikan CSR karena memang ada aturan yang mengatur dan hukum yang memaksanya sehingga perusahaan masih pada tahap pengimplementasikan CSR hanya sebagai tren yang semakin marak berkembang di dunia global. Selain itu adanya reward yang banyak diberikan oleh lembaga dan institusi yang mendorong perusahaan menerapkan program CSR. Maka perusahaan memandang bahwa CSR bukan lagi biaya tetapi insvestasi di masa yang akan datang. Adapun standar yang mempengaruhi penerapan CSR dalam perusahaan menurut Khateryn (dalam Iqbal, 2009) yaitu: pertama, Caux principles for business merupakan sekumpulan rekomendasi yang mencakup banyak wilayah dari corporate behavior. Rekomendasi rekomendasi tersebut berupaya untuk mengekspresikan standart umum corporate behavior yang etis dan bertanggung jawab dan ditawarkan sebagai dasar untuk di bicrakan dan diimplementasikan oleh kalangan bisnis dan pemimpin di seluruh dunia. Kedua, Global Reporting Initiatives (GRI) merupakan standart pelaporan internasional yang dapat digunakan secara suka rela dan organisasi. Pelaporan tersebut mencakup dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial dalam kegiatan organisasi baik produksi barang atau jasa. Dengan menggunakan masukkan dari pelapor dan pengguna laporan, GRI berupaya menyusun daftar indikator yang secara spesifik untuk pelaporan dalam bidang kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi. Perlu dicatat bahwa GRI adalah pelaporan non keuangan GRI tidak memberikan rekomendasi atas business conduct namun kerangka pelaporan sangat dipertegas oleh norma norma dalam business conduct. Ketiga, Global Sullivan Principle merupakan standart yang di bangun dari masukan beberapa Negara multinasional. Sullivan Principle memberikan arahan arahan kepada perusahaan perusahaan yang menjalankan bisnis di Negara Afrika selatan pada masa apartheid. Perusahaan perusahaan ini menyetujui prinsip prinsip tersebut dengan mengikrarkannnya di depan publik bahwa akan menerapkan prinsip tersebut di perusahaan mereka. Untuk tetap mendukung prinsip ini perusahaan wajib mengirmkan surat tahunan kepada pendeta Sullivan yang menyatakan perusahaan berkomitmen dan menguraikan perkembangan terakhir. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya. Suriany (2008) Penerapan CSR seharusnya disadari oleh seluruh bisnis di Indonesia, hal ini bukan untuk membuat bisnis bangkrut. Akan tetapi, aktivitas CSR dalam merangkul masyarakat justru akan membuat bisnis jauh lebih eksis dan dapat berjalan bersama sama. Marnelly (2012) Karenanya CSR tidak hanya fokus pada hasil yang ingin dicapai. Melainkan pula pada proses untuk mencapai hasil tersebut. Ada beberapa langkah di bawah ini bisa dijadikan panduan dalam merumuskan program CSR yaitu Engagement, Assessment, Plan of action, Action and Facilitation, dan Evaluation and Termination or Reformation. Dalam hal ini Pendekatan awal yang dilakukan kepada masyarakat agar terjalin komunikasi dan relasi 4

5 yang baik dengan perusahaan, identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan dijadikan dasar dalam merumuskan program CSR yang bisa dilakukan bukan hanya berdasarkan needs-based approach (aspirasi masyarakat), melainkan pula berpijak pada rightsbased approach (konvensi internasional atau standar normatif hak-hak sosial masyarakat). Merumuskan rencana program yang akan diterapkan sebaiknya memerhatikan aspirasi masyarakat, menerapkan program yang telah disepakati bersama dan program ini bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat atau organisasi lokal, berdasarkan evaluasi program yang akan diakhiri (termination) maka perlu adanya semacam pengakhiran kontrak dan exit strategy antara pihak-pihak yang terlibat. Elkington (dalam Faradilla, 2012) Perusahaan yang ingin menyusun Sustainability report harus mengadopsi metode akuntansi triple bottom line yang merupakan perluasan dari konsep akuntansi tradisional yang hanya memuat bottom line tunggal yakni hasil hasil keuangan dari aktivitas ekonomi perusahaan. Suharto (dalam Maulana, 2009) ada empat model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan di Indonesia yaitu: pertama, Keterlibatan langsung, yaitu perusahaan dalam menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation. Kedua, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, yaitu perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaanperusahaan dinegara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Ketiga, bermitra dengan pihak lain, yaitu perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasai non-pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Keempat, mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium, yaitu perusahaan turut mendirikan menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah pembangunan. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama. Oleh karena itu perusahaan harus lebih mengembangakan kembali penerapan CSR dalam perusahaan supaya mendapatkan laba yang maksimal serta tidak merugikan lingkungan sekitarnya. Perusahaan juga harus memberikan peluang peluang di masa yang akan datang untuk pertumbuhan perusahaan dengan tentunya memprhitungkan keuntungan dan tingkat pengembalian financial yang optimal. Perusahaan juga berkewajiban memberikan kualitas lingkungan bagi masyarakat untuk kedepannya dalam jangka panjang bagi generasi sekarang maupun bagi generasi penerus. Prinsip Dasar Penerapan Corporate Social Responsibility Elkington (dalam Suharto, 2006) mengemukakan tiga prinsip dasar CSR yang disebut konsep 3P atau triple bottom line, yaitu: Pertama, profit, yaitu perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus berkembang. Kedua,People, yaitu perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang 5

6 berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat. Ketiga, Plannet, yaitu perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata (ekotourism), dan lain-lain. Sedangkan menurut Carol (dalam Saidi et al, 2004) mengemukakan konsep piramida CSR, yaitu konsep yang memberikan alasan teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR. Isi piramida CSR tersebut antara lain: Pertama, tanggung Jawab Ekonomis, yaitu motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang. Kedua, Tanggung Jawab Legal, yaitu perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah. Ketiga, Tanggung Jawab Etis, yaitu perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil, dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be ethical. Keempat, Tanggung Jawab Filantropis, yaitu selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum, dan berperilaku etis, perusahaan dituntut untuk memberi kontribusi yang mampu memberi kontribusi sehingga dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Berdasarkan dari beberapa pendapat peneliti tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan prinsip dasar penerapan CSR perusahaan adalah meningkatkan kualitas kehidupan semua pihak baik perusahaan itu sendiri maupun masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Tidak hanya perusahaan tetapi pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan juga memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik (masyarakat sekitar perusahaan). Pedoman Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility Menurut Wibisono (dalam seravina, 2008) mengatakan bahwa terdapat pedoman bagi perusahaan multinasional dalam mengimplementasikan program CSR, yaitu: (a) Memberi kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan; (b) Menghormati hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang dijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan komitmen pemerintah di negara tempat perusahaan beroperasi; (c) Mendorong pembangunan kapasitas lokal melalui kerja sama yang erat dengan komunitas lokal, termasuk kepentingan bisnis, selain mengembangkan kegiatan perusahaan di pasar dalam dan luar negeri sejalan dengan kebutuhan praktek perdagangan; (d) Mendorong pembangunan human capital, khususnya melalui penciptaan kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi karyawan; (e) Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar yang dibenarkan secara hukum yang terkait dengan soal lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), perburuhan, perpajakan, insentif finansial, dan isu-isu lain; (f) Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) serta mengembangkan dan menerapkan praktek-praktek tata kelola perusahaan yang baik; (g) Mengembangkan dan menerapkan praktek-praktek sistem manajemen yang mengatur diri sendiri secara efektif guna menumbuhkembangkan kepercayaan diantara perusahaan dan masyarakat tempat perusahaan beroperasi; (h) Mendorong kesadaran pekerja yang sejalan dengan kebijakan perusahaan melalui penyebarluasan informasi tentang kebijakan-kebijakan itu pada pekerja termasuk melalui program pelatihan; (i) Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tebang pilih (diskriminatif) dan indisipliner; (j) Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok 6

7 dan subkontraktor, untuk menerapkan aturan perusahaan yang sejalan dengan pedoman tersebut; (k) Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak sepatutnya dalam kegiatan-kegiatan politik lokal. Indikator Keberhasilan Corporate Social Responsibility Wibisono (2007) mengemukakan bahwa ada beberapa indikator keberhasilan yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program CSR yaitu: Pertama, Indikator Internal (Ukuran Primer/Kualitatif), (a) Minimize yaitu Meminimalkan perselisihan/konflik/potensi konflik antara perusahaan dengan masyarakat dengan harapan terwujudnya hubungan yang harmonis dan kondusif; (b) Asset yaitu terjaga dan terpeliharanya aset perusahaan yang terdiri dari pemilik/pimpinan perusahaan, karyawan, pabrik dan fasilitas pendukungnya dengan aman; (c) Operational yaitu seluruh kegiatan perusahaan berjalan aman dan lancar. Kedua, Ukuran Sekunder, (a) Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (umumnya untuk BUMN); (b) Tingkat compliance pada aturan yang berlaku. Ketiga, Indikator Eksternal, (a) Indikator Ekonomi yaitu tingkat pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum, tingkat peningkatan kemandirian masyarakat secara ekonomis, tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan; (b) Indikator Sosial yaitu frekuensi terjadinya gejolak atau konflik sosial, tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan masyarakat, tingkat kepuasan masyarakat (dilakukan dengan survei kepuasan). Manfaat Corporate Social Responsibility Adapun manfaat yang diperoleh masyarakat dalam penerapkan Corporate Social Responsibility yang diadakan oleh perusahaan menurut Ambadar (2008) yaitu: (a) Sumberdaya manusia di sekitar perusahaan dapat meningkat dengan diadakannya Corporate Social Responsibility; (b) Masyarakat sekitar perusahaan dapat meningkatkan kelembagaan yang ada di desa mereka dengan diadakannya Corporate Social Responsibility perusahaan; (c) Masyarakat dapat meningkatkan tabungan yang mereka miliki; (d) Masyarakat dapat meningkatkan konsumsi dan investasi yang dari rumah tangga warga masyarakat. Sedangkan menurut Pratiwi (2012) manfaat Corporate Social Responsibility bagi perusahaan dalam penerapan program Corporate Social Responsibility adalah pertama, Meningkatkan Citra Perusahaan, yaitu dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat. Kedua, memperkuat Brand Perusahaan, yaitu melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan. Ketiga, mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan, yaitu dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut. Keempat, Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya, yaitu jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama. Kelima, menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan, yaitu memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global. Keenam, membuka Akses untuk Investasi dan 7

8 Pembiayaan bagi Perusahaan, yaitu para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang telah melakukan CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR. Ketujuh, meningkatkan Harga Saham, yaitu pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan rutin, masyarakat bisnis (investor, kreditur,dll), pemerintah, akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap saham perusahaan akan naik dan otomatis harga saham perusahaan juga akan meningkat. Masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan Menurut Suparlan (1990), masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya kepemilikan norma-norma hidup bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan atau lingkungan sosial. Menurut Suharto (2005) bahwa masyarakat dapat diartikan dua konsep yaitu: (a) Masyarakat sebagai sebuah tempat bersama yakni sebuah wilayah geografi yang sama; (b) Masyarakat sebagai kepentingan bersama yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Masyarakat merupakan manusia social yang tidak bisa hidup sendirian maka itulah masyarakat selalu hidup berdampingan dan saling membutuhkan satu sama lain. Begitu pula masayarakat dengan perusahaan yang hidung saling berdampingan dan saling membutuhkan satu dengan yang lain maka itulah perusahaan mengadakan atau melaksanakan penerapan CSR dalam salah satu program perusahaannya dengan adanya program CSR tersebut masyarakat atau perusahaan tidak akan merasakan di rugikan satu sama lain sehingga akan terjalin simbiosis mutualisme dan perusahaan pun akn mendapatkan keuntungan yaitu keprcayaan di masyarakat lingkungan sekitar sehingga tidak menggangu kinerja perusahaan dan pertumbuhan perusahaan di masa sekarang dan dimasa yang akan datang. Secara teoritis masyarakat dapat diartikan Setyaningrum (dalam Plato), masyarakat merupakan refleksi dari manusia perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur, yaitu nafsu, semangat, dan intelegensi. Dengan demikian masyarakat dilingkungan perusahaan dapat diartikan sekumpulan masyarakat yang hidup berdampingan dengan perusahaan di suatu tempat tertentu dan saling bergantung satu sama lain. Masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satu hal penunjang sebagai peningkatan daya beli produk perusahaan karena brand perusahaan tergantung pada pencitraan masyarakat kepada perusahaan sedangkan kelestarian produksi dan kelancaran proses produksi akan meningkatkan efensiensi produksi kedua hal tersebut akan meningkatkan laba perusahaan dan sebagian dari pendapatan tersebut akan disisihkan untuk pengembangan CSR perusahaan sehingga perusahaan dapat selalu dilaksanakan program program CSR setiap tahun tahunnya dan selalu berusaha kreatif seiring berkembangnya zaman dan sesuai kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan. Penelitian yang dilakukan Mapisangka (2009) bahwa perkembangan lingkungan perusahaan berjalan sedemikian cepat, sehingga membutuhkan berbagai inovasi dan kreasi kegiatan CSR yang mampu dirasakan masyarakat. Tujuan Pengembangan Masyarakat disekitar Lingkungan Perusahaan Menurut Budimanta (dalam Rudito et al. 2003) ada beberapa tujuan pengembangan masyarakat suatu perusahaan yaitu: (a) Perusahaan dapat mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah terutama pada tingkat desa dan masyarakat untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi - budaya yang lebih baik disekitar wilayah kegiatan 8

9 perusahaan; (b) Perusahaan dalam melakukan pengembangan masyarakat dapat memberikan kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat di sekitar perusahaan; (c) Perusahaan juga dapat membantu pemerintah daerah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengembangan ekonomi wilayah terutama di wilayah sekitar perusahaan tersebut. Karakteristik Komunikasi Masyarakat di sekitar Lingkungan Perusahaan Menurut Hadi (dalam Rahmanita, 2010) Karakteristik komunikasi masyarakat sekitar berhubungan dengan keterdedahan publik sasaran komunikasi dan ekspektasi komunitas terhadap perusahaan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: pertama, Keterdedahan publik sasaran komunikasi, yaitu Hadi (dalam Rahmanita, 2010) menyatakan bahwa suatu komunikasi publik akan berhasil apabila publik sasaran terdedah oleh aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan. Keterdedahan komunikasi perusahaan menurut Hadi (dalam Rahmanita, 2010) adalah kegiatan pencarian informasi dan penerimaan pesan yang dialami anggota komunitas terhadap kegiatan komunikasi perusahaan. Kedua, Ekspektasi komunitas terhadap perusahaan, yaitu menurut Ambadar (dalam Rahmanita, 2010) suatu bisnis yang bertanggung jawab secara sosial mempertimbangkan tidak hanya apa yang terbaik bagi perusahaannya, tetapi juga apa yang terbaik bagi masyarakat umum. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mengetahui apa yang diharapkan oleh masyarakat sekitar terhadap kehadirannya agar dapat memenuhi kebutuhannya. Strategi Corporate Social Responsibility dalam Pengembangan Masyarakat di sekitar Lingkungan Perusahaan Dalam melaksanakan suatu program pengembangan masyarakat terdapat berbagai macam strategi pengembangan masyarakat. Nasdian (dalam maulana, 2009) memperkenalkan tiga strategi yang dapat dijadikan strategi pengembangan masyarakat yaitu rational-empirical, normative-reeducative, dan power-coersive. Penjelasan ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut: Power coercive (strategi pemaksaan). Strategi ini cenderung memaksakan kehendak dan pikiran sepihak tanpa menghiraukan kondisi dan keadaan serta situasi yang sebenarnya dimana inovasi itu akan dilaksanakan, sedangkan pelaksanaan yang sebenarnya objek utama dari inovasi itu sendiri sama sekali tidak dilibatkan baik dalam proses perencanaan maupun pelaksaannya. Rational Empirical (empirik rasional). Strategi ini didasarkan atas pandangan yang optimistik karena strategi ini mempunyai asumsi dasar bahwa manusia mampu menggunakan pikiran logisnya atau akalnya sehingga mereka akan bertindak secara rasional. Inovator bertugas mendemonstrasikan inovasinya dengan menggunakan metode yang terbaik valid untuk memberikan manfaat dengan penggunanya. Normatif Re-educative (pendidikan yang berulang secara normatif). Suatu strategi yang didasarkan pada pemikiran para ahli pendidikan seperti Sigmund Freud, John Dewey, Kurt Lewis, dan beberapa pakar yang menekankan bagaimana klien memahami permasalahan pembaruan seperti perubahan sikap, skill, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia. Kecenderungan pelaksanaan model yang demikian agaknya lebih menekankan pada proses mendidik dibandingkan hasil perubahan itu sendiri. Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat di sekitar Lingkungan Perusahaan Peran masyarakat selama ini hanya dipandang sebagai mengurangi biaya pembangunan sehingga pemberdayaan masyarakat selama ini hanya sebatas penerapan program maka pada dasarnya tidak mengubah masyarakat menjadi lebih kreatif. Menurut 9

10 Nasdian (2006) menjelaskan bahwa partisipasi adalah proses aktif, inisiatif yang diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Dalam pengertian diatas dijelaskan bahwa masyarakat terlibat mulai dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan hasil dan evaluasi sehingga perusahaan hanya memberikan sarana dan proses yang dibutuhkan oleh masyarakat disekitar perusahaan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Pada dasarnya penelitian dengan pendekatan studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan studi kasus untuk menganalisis penerapan program Corporate Social Responsibility dan realisasi yang dilakukan pada PT Bromo Panuluh Steel terhadap masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan. Penelitian ini juga menganalisis respon masyarakat terhadap kepedulian sosial dari perusahaan atau bisa disebut dengan tanggung jawab social dari PT Bromo Panuluh Steel baik itu dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pemilihan metode ini didasari pada fakta dan fokus penelitian ini terletak pada fenomena sekarang yang terjadi di masyarakat sekitar perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah PT Bromo Panuluh Steel yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan besi baja. PT Bromo Panuluh Steel merupakan salah satu perusahaan yang berada di dekat pemukiman penduduk atau perkampungan yang berada di Jl. Wringin anom km 33,6 Kab.Gresik Jawa Timur. Sehingga penerapan CSR dalam PT Bromo Panuluh Steel sangatlah diperlukan untuk pengembangan perusahaan di masa yang akan datang. Dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar perusahaan maka akan terjadi simbiosisi mutualisme dalam hubungan antara masyarakat dan perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga tidak dilakukan pengambilan sampel penelitian. Peneliti dengan sengaja mengumpulkan data melalui pembagian kuisioner, melakukan wawancara serta observasi lapangan yang ditujukan kepada masyarakat sekitar perusahaan yang berada didaerah desa Wringin anom, cungkling dan tanggungan. Dalam penelitian ini jumlah kuisioner yang dibagikan akan disesuaikan dengan kebutuhan data penelitian yang terkumpul dari hasil pembagian kuisioner tersebut. Adapun kreteria yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini yaitu Orang dewasa yang hidup di lingkungan sekitar perusahaan tersebut kurang lebih selama 4 tahun karena dalam hal penelitian ini menyangkut penerapan CSR perusahaan terhadap masyarakat dilingkungan sekitar perusahaan. Satuan Kajian Moleong (1993) menyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan metode kualitatif ditujukan untuk mengetahui lingkup dari subyek penelitian sebagai sumber tempat memperoleh keterangan (fakta), maka digunakan penentuan satuan kajian. Satuan kajian dalam penelitian ini merupakan subjek penelitian yaitu penerapan program CSR dan realisasi pada PT Bromo Panuluh Steel terhadap lingkungan masyarakat sekitar perusahaan. Dalam hal ini peneliti juga meneliti tentang anggaran CSR yang dikeluarkan perusahaan apakah mempengaruhi laba perusahaan. 10

11 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bentuk bentuk dan Realisasi Penerapan Program Corporate social Responsibility PT Bromo Panuluh Steel Perusahaan sadar bahwa secara ekonomi keberlangsungan perusahaan didasarkan dari peranan konsumen, keberadaan perusahaan disuatu lingkungan akan merasa nyaman dan tenang dalam kegiatan operasionalnya jika masyarakat sekitarnya bersifat kooperatif dengan perusahaan. Maka itulah dalam menjalankan tugas tanggung jawab sosialnya perusahaan memposisikan bagian CSR adalah setara dengan bagian penting lainnya. Peranan CSR perusahaan sangat penting jika perusahaan masih tetap ingin menjalankan fungsi bisnisnya. Pada saat ini PT Bromo Panuluh Steel sedang dalam keadaan bertumbuh sehingga memerlukan Pengembangan Pasar dan Inovasi, salah satu caranya adalah dengan adanya kegiatan program CSR ini. Sasaran dari program CSR ini adalah seluruh masyarakat, tetapi lebih berfokus kepada masyarakat yang kurang mampu secara finansial. Perusahaan menerapkan rencana program kegiatan CSR yang disusun dalam 1 tahun sekali. Pelaksanaan CSR yang dilakukan perusahaan setiap tahun adalah memberikan iuran RT kepada desa desa dikelurahan Wringin Anom, memberikan sumbangan pelaksanaan hari besar seperti 17 Agustus, hari pahlawan 10 November, luar desa, dan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Ada beberapa bentuk program CSR yang dilakukan oleh PT BPS kepada masyarakat sekitar perusahaan yaitu : (1) Pembangunan sarana dan prasarana umum; (2) Pendidikan; (3) Agama; (4) Pemberdayaan masyarakat; (5) Kesehatan. Sedangkan bentuk CSR yang sudah direalisasikan oleh PT BPS yaitu: pertama, Program Bantuan Bidang Sarana dan Prasarana Umum, yaitu berupa bantuan perbaikan jembatan Wringin Anom, reboisasi lingkungan, perbaikan jalan, iuran pos polisi, pembuatan saluran air. Kedua, program pendidikan, yaitu berupa bantuan peralatan pendidikan, praktek kerja lapangan, pemberian beasiswa. Ketiga, program agama, yaitu berupa perbaikan rumah ibadah, hari raya Idhul fitri dan Idhul adha. Keempat, program pemberdayaan masyarakat, yaitu berupa membuka lapangan pekerjaan, pelatihan keterampilan, pemberian iuran ke karang taruna setempat. Kelima, program kesehatan, yaitu perusahaan menyalurkan program kesehatan melalui pukesmas yang berada dikelurahan Wringin Anom berupa sumbangan dana dan pemberian dukungan terhadap program program yang diadakan oleh pukesmas setempat. Bantuan ini dilakukan oleh perusahaan dikarenakan perusahaan melihat warga kelurahan Wringin Anom tingkat kesehatannya masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa kebijakan umum perusahaan dalam menempatkan CSR perusahaan sebagai investasi sosial perusahaan supaya tercipta lingkungan bisnis yang harmonis diantara kepentingan para stakeholdernya. Terkait dengan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penerapan program CSR PT Bromo Panuluh Steel mengunakan strategi membantu menyelesaikan masalah utama masyarakat yang sifatnya mendesak serta mengembangkan potensi masyarakat. Karena pada dasarnya kegiatan CSR merupakan salah satu unsur yang penting dalam terbentuknya sustainability yang merupakan proses terpenting dalam pengelolaan biaya dan keuntungan kegiatan bisnisnya dengan stakeholders baik secara internal maupun eksternal. Pengaruh positif tersebut dapat didapatkan karena strategi dalam menerapkan CSR perusahaan merupakan salah satu bentuk respon perusahaan atas kebutuhan masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dengan adanya penerapan CSR tersebut, perusahaan juga mempunyai harapan harapan yang ingin dicapai setelah adanya kegiatan program CSR tersebut : (1) Perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas terutama pada masyarakat kelurahan Wringin Anom; (2) Perusahaan lebih mudah memperoleh tambahan modal. Modal yang dimaksudkan disini tidak hanya dalam bentuk materi (investasi dari stakeholders) tapi juga kepercayaan. Sebagai contoh kepercayaan konsumen 11

12 yang selalu setia menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan, dan dari sisi kepercayaan supplier akan jaminan bahwa perusahaan akan membayar tepat waktu; (3) Perusahaan dapat membangun sumber daya manusia yang berkualitas; (4) Perusahaan dapat mempermudah pengelolaan manajemen risiko; (5) Perusahaan dapat terus dekat dengan masyarakat terutama yang berada sekitar perusahaan. Sikap dan Respon Masyarakat terhadap Program Corporate social Responsibility PT Bromo Panuluh Steel Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa hampir 60% masyarakat sekitar perusahaan mengetahui adanya kegiatan CSR perusahaan sedangkan 40% tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut. Sedangkan tentang penilaian kepercayaan masyarakat tentang adanya CSR didasarkan atas rasa tanggung jawab memperoleh hasil 13,3% menyatakan sangat percaya, 13,3% percaya, 35% kurang percaya, dan 40% menyatakan tidak percaya. Dalam hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat yang menyatakan sangat percaya diperoleh bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan didasarkan kepada kepedulian perusahaan terhadap masyarakat tidak hanya mengambil keuntungan semata yang dibuktikan dengan setiap dari pihak masyarakat mengajukan proposal bantuan kegiatan, perusahaan menerima dengan baik terlepas itu murni keinginan perusahaan untuk membantu atau perusahaan menyadari itu merupakan tanggung jawabnya. Sedangkan pengetahuan masyarakat tentang tujuan dilakukan kegiatan atau program CSR didapat 20% sangat mengetahui, 54% mengetahui, 13,3% kurang mengetahui, dan sisanya 13,3% tidak mengetahui. Menurut hasil wawancara terhadap masyarakat yang mengetahui tujuan utama perusahaan mengadakan atau menerima setiap pengajuan bantuan proposal menyatakan bahwa perusahaan melakukan hal tersebut supaya perusahaan mendapatkan citra yang baik dimata masyarakat dengan adanya citra yang baik yang diperoleh perusahaan, konsumen (masyarakat) jadi tidak engan untuk membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat mengetahui bahwa perusahaan melakukan kegiatan CSR untuk mendapatkan simpati dari konsumennya. Dalam hal ini PT Bromo Panuluh Steel pada saat melaksanakan program CSR perusahaan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan sehingga perusahaan dan tokoh masyarakat sekitar merundingkan program yang akan dilaksanakan perusahaan atau keinginan warga dengan memberikan proposal kepada perusahaan. Dalam observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti terdapat beberapa kegiatan atau program CSR yang dilakukan PT Bromo Panuluh Steel yang belum diketahui oleh masyarakat seperti pemberian bantuan kepada pukesmas terdekat karena hanya diketahui oleh pihak perusahaan dan pukesmas saja sedangkan program program CSR yang dilakukan secara fisik seperti pembangunan jembatan, reboisasi lingkungan, pemberian beasiswa, perbaikan rumah ibadah, hari raya idul fitri dan idul adha, lapangan pekerjaan, serta pelatihan keterampilan pada umumnya dapat diketahui oleh masyarakat sekitar perusahaan. Sikap dan respon masyarakat terhadap program CSR sangat baik hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga kelurahan Wringin Anom yang datang untuk membantu pelaksanaan program tersebut tetapi dalam garis besar respon dan sikap yang diberikan masyarakat terhadap program-program kegiatan CSR perusahaan disambut dengan baik. Meskipun ada beberapa orang yang tidak bisa mengikuti karena bekerja. Tidak hanya itu dari penyebaran kuisioner yang dilakukan oleh peneliti tentang penilaian masyarakat terhadap program CSR yang dilakukan didapat 20% responden menjawab sangat baik, 60% responden menjawab baik, 13% responden menjawab kurang baik, dan 7% responden menjawab tidak baik. Respon dan sikap masyarakat dirasakan baik kepada program- 12

13 program kegiatan CSR yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Masyarakat dan perusahaan saling mendukung satu sama lain, dimulai dari perencanaan kegiatan sampai dengan kegiatan CSR tersebut selesai. Warga dalam mengikuti program perencanaan kegiatan pelatihan dan keterampilan dapat ikut andil dalam memberikan usulan, mencari alat alat yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Pada saat menikmati hasil banyak masyarakat yang merasakan hasil dari kegiatan tersebut mendapatkan ilmu pengetahuan dalam peningkatan hasil pertanian pada kondisi lingkungan yang banyak industri seperti didaerah kelurahan Wringin Anom meskipun belum meratanya keterampilan dikelurahan ini. Pada tahap evaluasi pada kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan warga dapat berkesempatan menyampaikan keluhan dan pandangan mereka pada saat selesainya diadakan kegiatan tersebut Pada tahap evaluasi pada kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan warga dapat berkesempatan menyampaikan keluhan dan pandangan mereka pada saat selesainya diadakan kegiatan tersebut. Menurut data yang diperoleh dari kuisioner yang telah dilakukan oleh peneliti tentang seberapa menguntungkannya program CSR ini terhadap masyarakat sekitar perusahaan 21% mengatakan sangat menguntungakan, 50% menguntungkan, 20% kurang menguntungkan, serta 7% mengatakan tidak menguntungkan. Dalam penelitian tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat merasa diuntungkan setelah diadakannya pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa respon dan sikap masyarakat dikelurahan Wringin Anom dari beberapa kegiatan CSR yang dilakukan sangatlah baik dan hal tersebut membuktikan bahwa CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan sudah tepat sasaran, perusahaan pun mengharapkan akan terjadi lingkungan bisnis yang harmonis dalam perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) perusahaan agar dapat menjadi keunggulan kompetitif sehingga tercipta perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Meskipun dalam pelaksanaannya ada beberapa masyarakat yang tidak bisa ikut serta dalam kegiatan CSR perusahaan hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor internal masyarakat setempat seperti : (1) Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak pada waktu libur kerja sehingga masyarakat tidak dapat mengikuti kegiatan CSR perusahaan; (2) Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perencanaan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Selain faktor internal adapun faktor eksternal yang mempengaruhi masyarakat kelurahan Wringin Anom tidak ikut serta dalam kegiatan CSR tersebut, hal ini dikarenakan kurangnya penawaran yang menarik dari perusahaan bagi masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Corporate Sosial Responsibility Mempengaruhi laba Perusahaan Fahrizqi (dalam kinantika, 2013) menyatakan bahwa Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Dalam melaksanakan program CSR ini perusahaan perusahaan memperoleh dana dai penyisihan laba perusahaan. Prosentase penganggaran dana kegiatan CSR dalam PT Bromo Panuluh Steel ini diambil dari 2% dari laba bersih setiap tahunnya dimana anggaran terbesar perusahaan diberikan kepada bantuan program pendidikan yaitu hampir 50% dari anggaran yang sudah ditetapkan. Jika pada prakteknya penganggaran dana tersebut kurang atau kelebihan dari apa yang sudah dianggarkan maka dana yang lebih tersebut akan dianggarkan pada tahun berikutnya. Diperkirakan anggaran dana CSR tersebut akan meningkat setiap tahunnya seiring dengan kinerja PT Bromo Panuluh Steel yang semakin meningkat sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. 13

14 Dengan diadakannya pertanggung jawaban sosial ini perusahaan berharap adanya dampak besar yang terjadi terhadap laba perusahaan. Dalam kurun waktu beberapa tahun setelah diadakan dan pembentukan program CSR, perusahaan mendapatkan beberapa perubahan terutama dalam pendapatan laba perusahaan salah satunya adalah penjualan produk besi beton maupun produk paku yang merupakan produk perusahaan mengalami kenaikan meskipun kenaikannya secara bertahap tetapi hal ini sudah menunjukan bahwa dengan adanya pertanggung jawaban sosial perusahaan tidak mengalami kerugian meskipun mengucurkan dana yang begitu banyak pada awal di mulainya kegiatan tersebut. Keuntungan perusahaan tersebut bisa naik dikarena perusahaan menjadikan kegiatan CSR sebagai salah satu strategi perusahaan. Setiap adanya kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan secara tidak langsung memberikan promosi produk ke masyarakat sekitar seperti pembangunan jembatan dan pembangunan sekolah, pada kegiatan ini perusahaan secara tidak langsung memberikan promosi bahwa produk besi baja yang diproduksi PT Bromo Panuluh Steel tidak kalah bagus kualitasnya dengan yang diproduksi perusahaan lain. Maka dari itulah akan timbul kesadaran masyarakat bahwa produk besi dan paku yang diproduksi PT Bromo Panuluh Steel memiliki kualitas yang bagus serta harga yang terjangkau selain itu masyarakat mempunyai harapan perusahaan akan membantu kegiatan dan fasilitas di kampungnya lagi jika masyarakat mau membeli produk perusahaan meskipun menumbuhkan kesadaran masyarakat butuh jangka waktu yang sangat panjang. Perusahaan juga memahami benar bahwa program CSR manfaatnya bagi perusahaan dapat dirasakan dimasa yang akan datang. Ditinjau dari meningkatkan anggaran CSR dapat meningkatkan penjualan produk perusahaan. Maka peneliti menggunakan trend analysis untuk memperkuat bahwa dengan diadakannya kegiatan CSR perusahaan, perusahaan dapat meningkatkan laba meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama. Trend analysis yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek penjualan sehingga dapat ditentukan bahwa dengan adanya investasi jangka panjang berupa kegiatan CSR perusahaan dapat meningkatkan penjualan perusahaan. dalam hal ini yang dilakukan oleh peneliti adalah menilai prospek penjualan dari PT. Bromo Panuluh Steel berdasarkan dari data penjualan perusahaan. Dalam permasalahan ini peneliti membandingkan antara kenaikan tingkat penjualan dan kenaikan tingkat penganggaran CSR. Tabel 1 Analisis Penjualan dengan Trend analysis dalam Prosentase Tahun Penjualan Trend dalam Prosentase 2008 = 100% 2008 Rp Rp % 2010 Rp % 2011 Rp % 2012 Rp % Sumber data: PT Bromo Panuluh Steel diolah kembali Dalam hal ini peneliti juga membandingkan anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR. Berikut anggaran CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan : 14

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penerapan Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility sudah dikenal sejak tahun 1970an seiring berjalannya waktu banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak hanya di dapat dari usaha dan tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga melainkan usaha dan tanggung

Lebih terperinci

17 BAB 1 PENDAHULUAN

17 BAB 1 PENDAHULUAN 17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konteks CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-2 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN V YK 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori II.1.1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah berkembang sejak era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai corporate social responsibility yang selanjutnya bisa disingkat CSR semakin berkembang pesat seiring banyak fakta yang terjadi dimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi yang kemudian melahirkan era globalisasi dan memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Jama an (2008), mengungkapkan Signalling Theory menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan harmonisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi saat ini kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan yang berkelanjutan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para stakeholder

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, perusahaan perusahaan multinasional saat ini semakin banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan kinerjanya demi persaingan global.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat ini semakin tumbuh dan berkembang, baik di dalam jumlah maupun jenis usaha yang dijalankan. Pada umumnya, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut

BAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban masyarakat yang semakin tahun semakin meningkat mendorong perubahan pola pikir masyarakat untuk dapat hidup dengan lebih baik. Hal tersebut, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang sedang berkembang dewasa ini menuntut perubahan tatanan kehidupan baru dalam berbagai bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Kecenderungan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan bisnis di Indonesia semakin pesat. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mulai berkompetisi dalam melakukan usahanya. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan pada masa kini mengalami pergeseran paradigma. Perusahaan tidak satu-satunya mempunyai tujuan utama dalam menghasilkan laba, namun perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan dampak positif dan negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isu CSR kian menjadi topik terhangat dalam beberapa dekade terakhir, fenomena ini dipicu dengan mengglobalnya tren mengenai praktik CSR di dalam dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu atau lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik. Perusahaan merupakan suatu lembaga

Lebih terperinci

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini mempunyai berbagai macam kegiatan untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan perusahaan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik perusahaan atau para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) ini menjadi trend global seiring

BAB I PENDAHULUAN. Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) ini menjadi trend global seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran akan pentingnya mempraktikkan Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) ini menjadi trend global seiring dengan maraknya kepedulian

Lebih terperinci

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) Mata Kuliah : Etika Bisnis Dosen Pembina : Hj.I.G.A.Aju Nitya D, SST,SE,MM CHAIRUL ANAM S. 01210007 UNIVERSITAS NAROTAMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAGEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan, dimana nilai perusahaan dijadikan indikator bagi investor untuk pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi setiap orang dapat berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Tanggung Jawab Sosial 1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Tanggung jawab sosial atau Corporate Sosial Responsibilities merupakan suatu elemen penting dalam kerangka kelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan bisnis yang sangat pesat akhir-akhir ini membuat banyak perubahan pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Of course, the development of the corporation is not only be followed by rising expectations, but also various matters concerning the social and environmental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perubahan kondisi lingkungan dan ekonomi pada dunia usaha seperti tingkat persaingan yang tinggi, biaya ekonomi yang tinggi, adanya undang-undang perburuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan dalam mewujudkan peran aktif perusahaan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan informasi menjadi semakin mudah diakses. Dunia ekonomi semakin transparan. Era keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya kegiatan operasional dan berkumpulnya semua faktor pendukung kegiatan operasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu lingkup dimana orang melakukan kegiatan usaha demi mendatangkan keuntungan atau laba. Selain mencari keuntungan, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders) tapi juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan dampak positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang berbicara tentang CSR dan

BAB I PENDAHULUAN. selama beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang berbicara tentang CSR dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang selanjutnya disebut CSR menjadi topik hangat yang sering dibicarakan selama beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.

lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas. 2 lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas. Kegiatan CSR dilakukan sejak beberapa tahun belakangan ini, ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) Teori Stakeholder ini berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate Social Responsibity (CSR) menjadi perhatian serius dari berbagai kalangan masyarakat luas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan akhir-akhir ini semakin marak dibahas di dunia baik di media cetak, elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja digunakan perusahaan sebagai alat pantau dari suatu rencana. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja organisasi untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor, kreditur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusiindustri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membangun negara untuk menjadi lebih maju pemerintah tidak bisa hanya bergerak sendirian saja. Pemerintah juga membutuhkan peran serta masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis

2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis RESUME ETIKA ADMINISTRASI UNTUK PERSIAPAN UTS 1. Makna Penting Administrasi sebagai Filosofi in Action Filsafat merupakan sikap terhadap kegiatan tertentu. Semua administrator memiliki filosofi yang merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keberadaan perusahaan dalam masyarakat dapat memberikan aspek yang positif dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih perlu merealisasikan pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang lainnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor, kreditor, dan pemerintah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini tuntutan publik terhadap perusahaan semakin besar, perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci