BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian kedua di negara-negara barat

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian kedua di negara-negara barat setelah penyakit kardiovaskuler. Setiap tahun, lebih kurang 10 juta jiwa di dunia didiagnosis kanker dan kira-kira 6,2 juta mati karena penyakit ini (Araújo et al., 2011). Berdasarkan data Riskesdas 2007, kanker merupakan penyebab kematian ketujuh di Indonesia setelah penyakit stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal dan Diabetes Melitus. Berdasarkan jumlah kasus, kanker kolon menempati urutan ketiga setelah kanker paru-paru dan kanker prostat pada lakilaki dan urutan kedua setelah kanker payudara pada perempuan (WHO 2008). Kejadian penyakit kanker kolon ini sangat erat hubungannya dengan pola makan sehari-hari. Pola makan yang kurang tepat seperti mengkonsumsi daging merah dapat menyebabkan zat-zat karsinogen masuk ke dalam tubuh. Selain itu perubahan konsumsi yang mengarah ke gaya konsumsi fast food yang kurang serat juga merupakan faktor risiko terjadinya kanker kolon. Makanan merupakan faktor penting dalam perkembangan terjadinya penyakit kanker kolon. Sebuah penelitian epidemiologik menyebutkan bahwa mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung fitokimia seperti buah dan sayur berhubungan dengan penurunan risiko terjadinya penyakit kanker kolon (Zakaria et al., 2011). Fitokimia yang bermanfaat bagi kesehatan antara lain adalah senyawa-senyawa fenol, karotenoid, asam organik, dan beberapa senyawa bioaktif. Berbagai penelitian mengenai aktivitas antioksidan dan antikarsinogenik dari senyawa-senyawa fenol menunjukkan bahwa senyawa-

2 2 senyawa fenol mampu menghambat proliferasi sel secara in vitro hal ini disebabkan oleh adanya hubungan kandungan fenol dengan aktivitas antioksidan, semakin banyak senyawa fenol dalam suatu ekstrak maka aktivitas antioksidan dari ekstrak tersebut juga tinggi (Malta et al., 2013). Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk pengobatan kanker antara lain dengan operasi, radioterapi, obat pembunuh sel kanker (sitostatika), pengobatan dengan hormon, maupun dengan meningkatkan daya tahan tubuh. keberhasilan dari pengobatan ini sangat bergantung pada keadaan pasien dan jenis kanker (Nugroho et al., 2000). Pengobatan kanker dengan kemoterapi dapat membahayakan jaringan tubuh yang masih sehat dan memiliki efek terjadinya retensi terhadap obat kanker yang diberikan (Katzung, 1998) oleh karena itu pengobatan dengan mengembangkan bahan-bahan alami yang mengandung berbagai kandungan fitokimia sebagai obat anti kanker perlu dikembangkan sehingga efek merugikan dapat diminimalisir. Kombucha adalah minuman fermentasi yang memanfaatkan hasil samping dari simbiosis bakteri dan khamir yang berupa senyawa-senyawa asam dan nata (selulosa). Teh kombucha telah dikenal manusia sejak zaman dahulu. Teh Kombucha ini pertama kali dikonsumsi oleh masyarakat di daratan Cina. Masyarakat disana telah mengenal jenis teh fermentasi ini sejak 3000 tahun yang lalu (Naland, 2008). Proses fermentasi dari teh kombucha ini menghasilkan bermacam-macam senyawa-senyawa penting seperti polifenol, asam organik (asam asetat, asam glukoronat,dll), vitamin B komplek, vitamin C, asam folat, asam amino esensial, antibiotik dan enzim (Gharib, 2009). Komponen-komponen tersebut diduga memiliki efek terhadap kesehatan. Salah satu efek dari mengkonsumsi kombucha adalah kegunaannya dalam penyembuhan penyakit

3 3 kanker (Dufresne & Farnworth, 2000), tetapi belum banyak penelitian mengenai hal ini. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh antara pemberian ekstrak teh kombucha terhadap sitotoksis pada sel kanker kolon. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak teh kombucha memiliki efek sitotoksik pada sel kanker kolon WiDr? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umun Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ekstrak teh kombucha terhadap kanker kolon secara in vitro. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain: 1) Mengetahui pengaruh ekstrak teh kombucha terhadap sitotoksik pada cell line kanker kolon WiDr dibandingkan dengan 5- flourorasil sebagai kontrol positif. 2) Mengetahui nilai IC 50 ekstrak teh kombucha terhadap cell line kanker kolon WiDr. D. Manfaat Penelitian 1. Memperoleh informasi ilmiah mengenai efek sitotoksik ekstrak teh kombucha terhadap sel kanker kolon WiDr. 2. Dapat dijadikan dasar ilmiah untuk mengkaji lebih jauh tentang mekanisme anti kanker dari ekstrak teh kombucha.

4 4 E. Keaslian Penelitian Belum banyak penelitian tentang teh kombucha terutama yang membahas mengenai efeknya terhadap suatu penyakit tertentu. Penelitian tentang kombucha yang telah benyak dilakukan adalah penelitian mengenai kandungan senyawa di dalamnya dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi. Beberapa penelitian tentang teh kombucha yang telah dilakukan antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Theodorus Aditya Anantha Kusuma (2003) yang meneliti daya antibakteria Kombucha terhadap Streptococcus pyogenes in vitro. Hasil dari penelitian ini adalah teh kombucha memiliki daya antibakteria terhadap S. pyogenes dengan kadar hambat minimal dan kadar bunuh minimal terhadap hari fermentasi ke-6, ke-12, ke-18 dan ke-24 berturut-turut adalah 50-25% ; 12,5% ; 12,5-6,25% ; dan 6,25%. Nilai ph teh kombucha berdasarkan hari fermentasi berturut-turut 5 ; 3-2,5 ; 2,5-2 ; 2 ; dan 2. Daya antibakteri teh kombucha diduga berkaitan dengan tingkat keasamannya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ola Ali Gharib (2009) mengenai Effects of Kombucha on Oxidative Stress Induced Nephrotoxicity in Rats. Hasil dari penelitian ini adalah Kombucha dapat memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh polusi lingkungan seperti Trichloroethylene (TCE) dan mungkin bermanfaat bagi pasien yang menderita gangguan ginjal. 3. Penelitian berjudul Changes in content of organic acids and tea polyphenols during kombucha tea fermentation yang dilakukan oleh Jayabalan, R. Marimuthu, S. Swaminathan, K. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi

5 5 peningkatan asam asetat dan asam glukoronat hingga kadar maksimum pada hari ke 15 fermentasi untuk teh hijau dan hari ke 12 untuk teh hitam. Total polifenol mencapai maksimum pada hari ke 12 fermentasi. Efek kombucha terhadap kanker belum pernah diteliti secara klinis, beberapa penelitian hanya menyebutkan bahwa Kombucha dapat memberikan pertahanan terhadap kanker. Senyawa dalam teh kombucha yang diduga memiliki efek terhadap kanker adalah antioksidan (polifenol) hal ini sesuai dengan penelitian: 4. Induction of Apoptosis in Human Leukemia Cells By Black Tea and Its Polyphenol Theaflavin (Kundu et al., 2005). Hasil dari penelitian ini adalah theaflavin yang terdapat dalam teh hitam merupakan senyawa yang berperan menginduksi apoptosis dengan cara mengubah rasio dari Bcl-2 / Bax dan mengaktivasi caspase 3 dan 8.