BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata Wikipedia berasal dari kata wiki (Hawai) yang artinya adalah cepat dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata Wikipedia berasal dari kata wiki (Hawai) yang artinya adalah cepat dan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Wikipedia dan Informasi Kata Wikipedia berasal dari kata wiki (Hawai) yang artinya adalah cepat dan ensiklopedia yaitu buku (atau serangkaian buku) yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu (Kamus besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: 2005). Wikipedia di sini berarti ensiklopedia isi bebas berdasarkan model terbuka untuk diedit melalui jaringan internet yang tersambung yang menghimpun keterangan atau uraian tentang segala hal dan ilmu pengetahuan yang dapat diakses dengan cepat oleh siapa saja, dimana saja, kapan saja. Dengan kata lain Wikipedia adalah sebuah teknologi untuk menciptakan jaringan-jaringan kolaboratif yang ditulis secara kolaboratif oleh kelompok sukarelawan secara internasional. Setiap orang yang mengakses internet dapat menulis dan membuat perubahan-perubahan terhadap artikelartikel Wikipedia. Wikipedia diciptakan pada tahun 2010 dan sejak itu Wikipedia terus berkembang dengan pesat dan menjadi salah satu dari jaringan referensi yang terbesar dan mendapat 65 juta pengunjung setiap bulannya pada tahun Terdapat lebih dari kontributor aktif yang mengerjakan lebih dari 14 juta artikel-artikel dalam lebih dari 260 bahasa. Saat ini saja sudah terdapat artikel dalam bahasa Inggris. Setiap hari ratusan ribu pengunjung dari seluruh dunia secara bersama-sama mengedit puluhan ribu artikel dan mengkreasi ribuan artikel baru untuk menambah pengetahuan-pengetahuan yang dikelola oleh ensiklopedia Wikipedia.

2 Berikut ini merupakan ciri-ciri, informasi dan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan Wikipedia: (1) Setiap tulisannya dinilai dari kualitas tulisan, bukan dari keahlian atau kualifikasi dari pengguna. Ini dikarenakan adanya kemauan Wikipedia untuk merangkup pengetahuan yang ada dan benar dari semua sumber, tapi tidak termasuk penelitian yang murni dan ide-ide pribadi. (2) Setiap orang dari segala usia, latar sosial dan budaya dapat menulis artikel Wikipedia. Kebanyakan artikel diedit oleh semua orang yang mengakses internet hanya dengan mengklik edit this page yang ada pada bagian atas dari setiap halaman yang dapat diedit. Semua orang boleh menambah informasi, saling membagi referensi atau citations dengan syarat mereka menaati ketentuan-ketentuan mengedit Wikipedia dan memenuhi standar yang sesuai. Tulisan atau informasi di bawah standar atau menimbulkan perselisihan akan dibuang. (3) Penulisnya tak perlu khawatir akan merusak Wikipedia secara tidak sengaja sewaktu menambah atau mengembangkan informasi karena editor yang lain senantiasa ada untuk memberi masukan atau mengoreksi kesalahan-kesalahan yang fatal dan perangkat lunak Wikipedia dirancang untuk memungkinkan pengembalian perubahan dari kesalahan mengedit. (4) Wikipedia adalah kolaborasi aktif yang ada dan sangat luas, sehingga membuatnya berbeda dari sumber-sumber referensi tertulis di kertas. Artikel-artikel yang lama cenderung lebih mudah dipahami dan stabil, sementara artikel-artikel yang lebih baru bisa terdapat informasi yang kurang tepat, isinya tidak ditulis secara ensiklopedik atau ditulis untuk mengacaukan.

3 (5) Pengguna Wikipedia perlu mewaspadai informasi yang tidak tepat dan menghindari informasi salah yang baru ditambahkan dan belum dihapus. Namun karena Wikipedia terus-menerus diedit, direvisi, ditingkatkan dengan kreasi atau pembaharuan dari artikel-artikel sesuai kejadian-kejadian yang terjadi dalam hitungan jam, menit, bahkan detik, ia tetap memiliki keunggulan dibanding ensiklopedia dalam bentuk buku yang hanya dapat diperbaharui dalam hitungan bulan atau tahun. Dengan kata lain, ensiklopedia tertulis pasti ketinggalan dari ensiklopedia on line dan informasi atau pengetahuan baru yang muncul dalam hitungan minggu bahkan bulan belum dapat dipastikan terdapat di ensiklopedia tertulis itu. (6) Fungsi dari Wikipedia yang dapat dimanfaatkan diantaranya: sebagai bahan untuk penelitian, sumber informasi, sumber pengetahuan dan media untuk saling membagi pengetahuan yang mendunia secara on line yang sangat praktis tanpa batas waktu maupun tempat, penyedia data yang up to date dan lengkap serta gratis. (7) Kualitas dari artikel-artikel Wikipedia dikelompokkan dengan menggunakan istilah featured artikel yang berjumlah lebih dari artikel dan good artikel yang berjumlah artikel berdasarkan data bulan Februari Artikel dapat dicari dengan menggunakan search yang ada pada kotak search di sebelah kiri dari layar. Selain ensiklopedia, Wikipedia juga memiliki projek lain yakni: Wikinews (sumber berita bebas), Wiktionary (kamus dan thesaurus), Wikibooks (buku teks dan manual), Wikiquote (koleksi kutipan), Wikisource (naskah sumber bebas), Wikispecies (direktori spesies), Wikiversity (materi belajar bebas), Meta-Wiki (koordinasi proyek Wikimedia), MediaWiki (koordinasi MediaWiki), Wikimedia Foundation (humas Wikimedia foundation) dan lainnya. Semua projek ini tetap dipertahankan, diperbarui dan diatur

4 oleh komunitas yang terpisah dan selalu mencakup informasi dan artikel-artikel yang sulit didapat melalui sumber-sumber umum lain. 2.2 Pengertian Terjemahan Istilah terjemahan memiliki beberapa arti yakni yang pertama adalah subjek dari suatu kajian, kedua adalah produk dalam bentuk teks yang sudah diterjemahkan dan yang ketiga adalah kegiatan menghasilkan suatu terjemahan. Oleh Jakobson (1971:261), terjemahan itu dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: A. Intra lingual translation (terjemahan dalam bahasa yang sama), yaitu menerjemahkan teks sumber ke teks target dalam bahasa yang sama. Terjemahan seperti ini sering disebut dengan parafrase atau menggunakan kata-kata lain untuk menyatakan pesan yang sama. B. Inter lingual translation (terjemahan antar bahasa), yaitu menerjemahkan teks sumber ke teks target dalam bahasa yang berbeda. Misalnya teks sumbernya dalam bahasa Inggris, teks targetnya dalam bahasa Indonesia. C. Inter semiotik translation (terjemahan sistem lambang/non-verbal) yaitu menerjemahkan suatu lambang/ tanda /gambar yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan, dengan kata-kata atau secara verbal. Misalnya huruf P yang dicoret sebagai tanda-tanda lalu lintas yang dipasang di pinggir jalan diterjemahkan dengan tidak boleh memarkirkan kendaraan di area itu. Dalam praktek, terjemahan itu diartikan dengan menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lainnya. Hal ini didukung oleh pendapat dari Catford yang dikutip dari buku Mary Snell-Hornby (1965:20) Translating is the replacement of tekstual material in one language (source language) by equivalent textual material in another language (target language). dalam bahasa Indonesianya berbunyi terjemahan adalah penggantian dari

5 bahan tekstual dalam suatu bahasa (bahasa sumber) ke bahan tekstual yang ekuivalen dalam bahasa lainnya (bahasa target). Menurut Nida dan Taber (1969:12) Translating consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style. dalam bahasa Indonesia berbunyi terjemah an itu melibatkan usaha menghasilkan kembali ke dalam bahasa si penerima, pesan dari bahasa sumber yang ekuivalen, se-alami, se-dekat mungkin dengan bahasa sumbernya, dari segi arti dan style. Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa fenomena terjemahan itu pada dasarnya adalah pengalihan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memperhatikan ekuivalensinya Tahap-tahapan Terjemahan. Dalam proses pengalihan atau menerjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa target terdapat tahap-tahapan seperti yang dikemukakan oleh Nida dan Taber (1969:33) bahwa ada tiga tahapan: tahap pertama yaitu menganalisis (analysis) teks bahasa sumber, tahap kedua yaitu mengalihkan (transfer) teks bahasa sumber ke bahasa sasaran dan tahap ketiga yaitu menyusun atau menyempurnakan kembali (restructuring) apa yang sudah dialihkan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Berikut adalah skemanya: A (source language) B (target language) (analysis) (restructuring) X (transfer) Y Gambar 1. Skema proses terjemahan Nida dan Taber

6 Tahap-tahapan yang dikemukakan Larson dalam bukunya yang berjudul Meaning Based Translation, A Guide to Cross-language Equivalence yang diterjemahkan oleh Kencanawati Taniran ke bahasa Indonesia dengan judul Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk pemadanan Antarbahasa (1998:3) yaitu: (1) mempelajari leksikon, sruktur gramatikal, situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks bahasa sumber, (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya, (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan sruktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya. Berikut adalah skema tahap-tahapannya: BAHASA SUMBER Teks yang akan diterjemahkan BAHASA SASARAN Terjemahan Penafsiran makna Pengungkapan kembali maknanya MAKNA Gambar 2. Skema tahap-tahapan terjemahan Larson Dari skema Larson dapat dilihat bahwa pada umumnya tahapannya sama dengan yang dikemukakan oleh Nida dan Taber yakni menganalisis termasuk memahami teks bahasa sumber, kemudian mentranfernya ke bahasa target, dan tahap terakhir adalah memyempurnakan bahasa target dengan menyusun/mengungkapkannya kembali agar

7 mencapai ekuivalensi dari terjemahannya. Tetapi dalam hal ini Larson lebih menekankan pada penerjemahan/ekuivalensi makna Metodologi Penganalisaan Terjemahan Terjemahan melibatkan teks, baik teks sumber maupun teks target yang mesti dianalisis dalam tahap menerjemahkan (lihat skema terjemahan Nida dan Taber serta Larson) untuk mendapatkan hasil terjemahan yang diinginkan. Demikian pula dalam menganalisis suatu terjemahan baik teks sumber maupun teks target mesti dianalisis, untuk itu metode pendekatan dalam penganalisaan itu adalah mutlak. Metode pendekatan dalam penganalisaan teks terjemahan itu adalah : A. Pendekatan top-down (teks kalimat klausa/frasa - kata) yaitu penganalisaan teks yang diawali dengan pemahaman teks secara keseluruhan kemudian bergerak ke unit yang lebih kecil. B. Pendekatan bottom-up (kata frasa/klausa kalimat - teks) yaitu penganalisaan teks yang diawali dengan pemahaman dari unit yang kecil (kata) kemudian bergerak ke unit yang lebih besar. Snell-Hornby (1988:69) menyarankan pendekatan top-down dalam analisis teks atau disebutnya dengan istilah the macro to the micro level, dari text to sign, demikian juga dalam model dari proses penerjemahan Hatim dan Mason (ibid, Baker 1992:6) yang mengadopsi pendekatan sama dengan tipe teks dan konteks sebagai awal dari pembahasan permasalahan-permasalahan dan strategi-strategi dalam terjemahan. Tetapi Baker (1992:6) menyarankan pendekatan bottom-up dengan argumentasi bahwa walaupun teks itu adalah unit yang memiliki arti, bukannya unit bentuk, tetapi arti itu dipahami melalui bentuk dan tanpa memahami arti dari bentuk-bentuk individunya, seseorang tidak dapat menginterpretasikan arti dari keseluruhan teks. Namun demikian

8 beliau mengakui bahwa menerjemahkan kata-kata dan frasa-frasa di luar dari konteks itu merupakan latihan yang tidak menjanjikan keberhasilan, sama halnya dengan memaksakan pemahaman keseluruhan teks tanpa pemahaman bagaimana sebenarnya masing-masing kata, frasa, dan struktur gramatikal mempengaruhi dan membentuk keseluruhan arti dari teks. Dengan demikian baik pendekatan top-down maupun bottom-up memilki kekuatannya masing-masing dalam upaya menganalisa dan memahami teks. Tetapi dapat disimpulkan bahwa ada baiknya menerapkan yang pertama bagi penerjemah awal yang bukan linguis terlatih atau untuk tujuan pengajaran ataupun penganalisaan teks terjemahan sehingga tahap-tahapannya lebih mudah diikuti. 2.3 Ekuivalensi dalam Terjemahan Terjemahan sebagai hasil dari proses menerjemah memilki target yang harus dicapai, target itu lazim dikenal dengan istilah ekuivalensi. Istilah ini digunakan oleh Catford juga Nida dan Taber dalam mendefinisikan terjemahan. Menurut Catford (ibid, Hornby (1965:20) terjemahan adalah penggantian dari bahan tekstual dalam suatu bahasa (bahasa sumber) ke bahan tekstual yang ekuivalen dalam bahasa lainnya (bahasa target), menurut Nida dan Taber (1969:12) terjemahan itu melibatkan usaha menghasilkan kembali ke dalam bahasa si penerima, pesan dari bahasa sumber yang ekuivalen se-alami mungkin dan se-dekat mungkin dengan bahasa sumbernya, dari segi arti dan style. Dalam bahasa Indonesia istilah ini juga dikenal dengan padanan. Para penerjemah menggunakan istilah ekuivalensi sebagai parameter untuk menilai terjemahannya. Begitu pentingnya pencapaian ekuivalensi ini dalam terjemahan, sehingga sejak tahun 1959 istilah ini sudah didiskusikan oleh Jacobson dalam paper-nya On Linguistic

9 Aspect of translation (1959/2000) melalui pembahasan linguistic meaning and equivalence. Menurutnya, secara umum tidak ada ekuivalensi penuh antar kode unitunit, dengan memberi contoh kata cheese yang merupakan kode unit dalam bahasa Inggris tidak sama dengan syr dalam bahasa Rusia. Selanjutnya beliau menambahkan bahwa penerjemah mengkodekan dan mengalihkan pesan yang diterimanya dari sumber lain. Maka terjemahan itu melibatkan dua pesan yang ekuivalen dalam dua kode yang berbeda. Catford (1965:27) mengemukakan konsep ekuivalensi yang lebih umum dan lebih abstrak dibanding yang dikemukakan oleh Jacobson dengan textual equivalence yang didefinisikannya dengan segala target teks atau bagian teks yang diteliti dengan metode pencapaian ekuivalensi berdasarkan otoritas dari narasumber atau penerjemah bilingual yang berkompetensi, untuk mendapatkan ekuivalensi dari teks sumber yang diberikan atau bagian dari teks. Sedemikian besar perhatian dan pentingnya konsep ekuivalensi dalam terjemahan ini bagi para ahli penerjemah, tersirat dalam kutipan yang ditegaskan Snell-Hornby (1988: 15) What all linguistically oriented schools of translation theory have in common however, is the central concept of translation equivalence. Yang dapat diartikan dengan namun demikian, yang secara umum diakui sekolah-sekolah yang berorientasi pada linguistik mengenai teori terjemahan adalah konsep utama tentang ekuivalensi terjemahan. Berikut adalah ekuivalensi yang dikemukakan oleh beberapa ahli (Wikipedia, diakses Febuari 2010) diantaranya: A. Eugene Nida mengemukakan dua jenis ekuivalensi yakni: (1) Formal equivalence yaitu menerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memfokuskan pada pesan yang sedekat mungkin dengan bahasa

10 sumbernya. Terjemahan ini memperhatikan bentuk gramatikal dan fungsi/pesan yang disampaikan teks sumber. (2) Dynamic equivalence yaitu menerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memfokuskan pada kesamaan pesan yang disampaikan teks sumber dengan pesan yang diterima dari teks target. Terjemahan ini lebih mengutamakan keluwesan bahasa dan fungsi/pesan dari pada bentuk gramatika teks. B. Koller yang dikutip dari Munday (2001: 47) mengemukakan lima jenis ekuivalensi yakni: (1) Denotative equivalence yaitu menerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memfokuskan pada extralinguistic content atau ada yang menyebutnya dengan content invariance dari suatu teks. (2) Connotative equivalence yaitu menerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memfokuskan pada pilihan-pilihan leksikal yang berdekatan sinonimnya atau ada yang menyebutnya dengan stylistic equivalence. (3) Text-normative equivalence yaitu menerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memfokuskan pada tipe teks yang memilki penyajian yang berbeda. (4) Pragmatic equivalence / communicative equivalence yaitu menerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memfokuskan pada penerima dari teks atau penerima pesan. Istilah ini dikenal dengan dynamic equivalen-nya Nida. (5) Formal equivalence yaitu menerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target dengan memfokuskan pada bentuk dan estetika teks, termasuk permainan kata dan

11 ciri stilistik individu dari teks sumber. Ada yang menyebutnya dengan expressive equivalence. C. Venuti (Wikipedia, diakses Febuari 2010)mengemukakan dua jenis ekuivalensi yakni: (1) Ekuivalen yang memihak pada bahasa sumber, foreignizing yaitu menerjemahan dari satu bahasa ke bahasa yang lain dengan lebih memperhatikan/ mempertahankan keaslian dari gramatika dan pesan teks sumber daripada teks target. Terjemahan ini lebih mengutamakan style bahasa sumbernya. (2) Ekuivalen yang memihak pada bahasa target, domesticating yaitu menerjemahan dari satu bahasa ke bahasa yang lain dengan lebih memperhatikan gramatika, style dan penyampaian pada teks targetnya daripada teks sumbernya. Terjemahan ini lebih mengutamakan keterbacaan dari pembaca teks target. D. Mona Baker (1992) mengemukakan jenis ekuivalensi berdasarkan tingkatantingkatannya yakni: (1) Equivalence in word level yaitu suatu pendekatan yang berusaha untuk mendapatkan ekuivalensi kata melalui kajian makna dari kata-kata dalam teks. (2) Equivalence above word level yaitu suatu pendekatan yang berusaha untuk mendapatkan ekuivalensi melalui kajian kombinasi kata-kata dan frasa-frasa. (3) Grammatical equivalence yaitu suatu pendekatan yang berusaha untuk mendapatkan ekuivalensi melalui kajian kategori-kategori gramatikal.

12 (4) Textual equivalence yaitu suatu pendekatan yang berusaha untuk mendapatkan ekuivalensi tekstual melalui kajian dari peran susunan kata dalam menyampaikan pesan pesan di tingkat teks. (5) Pragmatic equivalence yaitu suatu pendekatan yang berusaha untuk mendapatkan ekuivalensi melalui kajian yang memperhatikan bagaimana teksteks itu digunakan dalam situasi komunikasi yang melibatkan penulis, pembaca, dan konteks budaya. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya keseragaman dalam pengunaan istilah ekuivalensi dalam terjemahan tetapi criteria ekuivalensi itu sangat tergantung kepada fokus dari kajian yang ditargetkan. Bell (1991: 6) mengatakan bahwa untuk mendapatkan ekuivalensi ideal yang murni itu merupakan impian belaka. Terdapat perbedaan antar bahasa dalam bentuk kode-kode unit, bentuk aturan dalam menyusun struktur gramatika ungkapan-ungkapan bahasa dan bentuk-bentuk ini memiliki arti yang berbeda. 2.4 Aspek Semantik dalam Terjemahan Semantik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat. Menurut Kambartel dan George yang dikutip dari Pateda (2001:7), semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman manusia, sedangkan Verhaar (1983: 124) mengatakan semantik berarti teori makna atau teori arti. Secara alamiah, seseorang yang melihat/membaca suatu teks, akan secara otomatis berusaha untuk memahaminya dan mencari arti dari teks itu sehingga dapat menyampaikan kembali apa sebenarnya teks yang dilihat/dibacanya itu dan

13 dapat menerjemahkannya. Arti inilah yang dilibatkan baik penerjemah maupun pembaca terjemahan dalam memaknai dan menilai suatu terjemahan. Berikut adalah 4 tipe arti yang dikemukakan oleh Cruise (ibid, Baker 1992:13) (1 ) Propositional meaning yaitu arti yang muncul dari hubungan antara kata/ujaran dan rujukannya dalam dunia nyata atau khayal. (contoh: kemeja memiliki arti pakaian yang dikenakan pada bagian atas tubuh, kaus kaki memiliki arti pakaian yang dikenakan pada bagian bawah tubuh ); kedua kata ini tidak sama dalam arti proposisional sehingga kata kaus kaki tidak tepat digunakan untuk merujuk ke kata kemeja dalam situasi biasa, tetapi baju kaus dapat digunakan untuk merujuk ke kata kemeja karena kedua kata ini merupakan pakaian yang dikenakan pada bagian atas tubuh. (2) Expressive meaning yaitu arti yang dihubungkan dengan perasaan atau sikap pembicara dari pada dengan kata apa atau ucapan apa rujukannya. (contoh: Jangan emosi dan Jangan marah artinya tidak terdapat pada arti proposisionalnya (perasaan tidak senang) tapi pada ungkapan marah yang menyatakan adanya tindakan pembicaranya. (3) Presupposed meaning yaitu arti yang muncul dari batasan-batasan yang ada. (contoh: rajin menyatakan akan rujukan pada manusia, rusak menyatakan akan rujukan pada benda ). (4) Evoked meaning yaitu arti yang muncul dari variasi dialek dan variasi bahasa yang dianggap sesuai untuk situasi tertentu. Contoh: lift digunakan masyarakat Amerika, elevator digunakan masyarakat Inggris. Di antara semua tipe arti yang dijelaskan di atas, hanya arti proposisional yang selalu ditantang oleh pembaca, pendengar atau penerjemah dalam menilai suatu

14 ucapan atau teks karena hanya arti proposisional inilah yang dapat dikaitkan dengan benar atau salahnya suatu ucapan atau teks. Sedangkan yang lainnya memberikan kontribusi yang begitu tepatnya pada suatu ucapan ataupun teks dan biasanya sulit untuk dianalisis. ( Baker 1992:17). Bell dalam bukunya Translation and Translating: Theory and Practice menyatakan bahwa proposisi adalah the unit of meaning which constitutes the subject matter of a sentence (Bell 1991:107); yang di-indonesiakan sebagai suatu unit dari arti yang merupakan pokok (subject matter) dari kalimat yang terkandung dalam suatu kalimat. Bell juga mengatakan bahwa arti dari suatu ujaran yang disampaikan dalam bentuk pernyataan pasti ada proposisi yang dimasukkan pembicara dalam menjelaskan suatu kejadian. 2.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Kajian pustaka yang dapat menjadi ajuan dalam penulisan tesis ini adalah artikel dengan judul Equivalence yang ditulis oleh Marouane Zakhir, seorang penerjemah di University of Soultan Moulay Slimane, Morocco. Ia membahas tentang teori yang berhubungan dengan pandangan ekuivalensi menurut beberapa ahli seperti Nida, Newmark, Jacobson, Bayar, dan penyangkalnya seperti Vander Broek, Mehrach dan Van Leuven. Dalam artikel itu Zakhir mengajukan degrees of equivalence mulai dari optimum translation, near-optimum translation, partial translation, weaker and stronger versions, poor translation, mistranslation dan zero equivalence sebagai kriteria untuk menentukan kualitas dari terjemahan. Artikel lainnya yaitu Translation Quality Assessment: The Examination of a Literary Text by Baker s Taxonomy yang ditulis oleh Javad Heidary dan Asghar Haghani, keduanya adalah mahasiswa Magisrter konsentrasi terjemahan dari Fars

15 Science and Research University di Shiraz, Iran. Mereka mengevaluasi terjemahan dari teks sastra yakni Ante-Gone karangan Sophocles yang diterjemahkan oleh Alidade dan Davidic dari bahasa Inggris ke bahasa Persian dengan menerapkan ekuivalensi yang diteorikan oleh Baker. Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa terjemahan karya sastra tersebut tidak memuaskan karena kesalahan terjemahan mencapai 48% dan dalam level ekuivalensi menunjukkan kualitas yang rendah. Kontribusi dari kedua artikel tersebut dalam tesis ini adalah bahwa dalam menilai suatu terjemahan diperlukan parameter yang bertolak pada ekuivalensi, dimana ekuivalensi yang memiliki range/tingkatanlah yang sesuai untuk diterapkan dalam berbagai genre teks. 2.6 Teori yang Relevan dengan Penelitian Teori terjemahan yang diterapkan dalam tulisan ini adalah teori terjemahan inter lingual yang berkaitan dengan terjemahan antar bahasa (bahasa Inggris ke bahasa Indonesia) karena data dari teks sumber dalam tesis ini adalah dalam bahasa Inggris dan data teks target dalam bahasa Indonesia. Ekuivalensi yang diterapkan dalam tesis ini bertitik tolak pada ekuivalensi yang dikemukakan oleh Mona Baker dan disesuaikan dengan keperluan dalam mengkaji permasalahan yang dimunculkan dalam tulisan ini yakni: (1) Equivalence in word level (ekuivalensi tingkat kata) (2) Equivalence above word level (ekuivalensi tingkat kalimat) (3) Textual equivalence (ekuivalensi tekstual) Teori tentang arti yang diterapkan dalam tesis ini adalah teori dari Bell dan Cruise khususnya propositional meaning (arti proposisional), selanjutnya digunakan arti proposisional, karena hanya dari arti proposisional inilah dapat dievaluasi apakah suatu

16 terjemahan itu benar atau salah (Baker 1992: 17). Arti proposisional inilah yang merupakan kriteria untuk penentuan ekuivalensi dari TT dengan TS. Alasan pemilihan teori Mona Baker sebagai titik tolak dalam penganalisaan teks terjemahan adalah : (1) Teorinya khusus untuk penerapan dalam terjemahan. (2) Teorinya praktis untuk diterapkan. (3) Teorinya sesuai untuk diterapkan dalam permasalahan yang dibahas. (4) Mona Baker telah puluhan tahun berpengalaman dalam bidang terjemahan baik sebagai penerjemah atau pengajar teori maupun praktek terjemahan sebelum nenerbitkan bukunya In Other Words (Baker 1992). Metode penganalisaan terjemahan yang diterapkan dalam pemahaman teks adalah pendekatan top-down (teks kalimat klausa/frasa - kata) yaitu penganalisaan suatu terjemahan yang diawali dengan pemahaman teks secara keseluruhan kemudian bergerak ke unit yang lebih kecil. Cara pemahaman teks secara keseluruhan yang diterapkan adalah seperti yang dikemukakan oleh Bell (1991:107) dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan teks yaitu: What? untuk mengetahui pesan yang terdapat dalam teks; Why? Berorientasi pada maksud dari penyampai teks; When? Berkaitan dengan waktu komunikasi; How? Merujuk pada cara penyampaian teks; Where? Berkaitan dengan tempat penyampaian teks; dan who? Merujuk pada yang terlibat dalam penyampaian teks; Cara ini untuk selanjutnya disingkat dengan 5W-1H.

17 Metode penganalisaan terjemahan yang diterapkan dalam penganalisaan teks adalah pendekatan bottom-up (kata frasa/klausa kalimat - teks) yaitu penganalisaan suatu terjemahan yang diawali dengan penganalisaan dari unit yang kecil (kata) kemudian bergerak ke unit yang lebih besar. Pada tahap penganalisaa kalimat dalam TS dan TT untuk memudahkan penentuan arti propositional, kalimat diidentifikasi menurut fungsi dari bagian-bagian kalimat: subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut Putrayasa (2006:64), subjek (S) adalah sesuatu yang dianggap berdiri sendiri, dan tentangnya diberitakan sesuatu; predikat (P) adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek itu; objek (O) adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif; pelengkap (Pel) memiliki kemiripan dengan objek dan sering dicampuradukkan, pelengkap menduduki tempat setelah verba; keterangan (K) merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya, di akhir, awal dan bahkan di tengah kalimat, konstituen keterangan berupa frase nominal, frase preposisional, atau frase adverbial. Mengapa kedua metode tersebut diterapkan dalam tesis ini, bukannya satu? Analoginya dapat digambarkan dengan adanya suatu kasus (sama dengan teks dalam terjemahan) yang harus diselidiki. Kasus terdiri dari kejadian-kejadian atau peristiwaperistiwa yang saling terkait satu dengan lainnya (kata-kata ataupun kalimat-kalimat dalam teks). Dalam memahami suatu kasus, keseluruhan kejadian-kejadian atau peristiwa- peristiwa yang saling terkait haruslah dilihat sebagai satu kesatuan, baru kemudian bergerak ke masing-masing kejadian atau peristiwa. Tetapi dalam menyelidiki kasus haruslah dimulai dari satu kejadian demi satu kejadian baru ditingkatkan dan dikaitkan dengan yang lainnya dan seterusnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yang melatarbelakangi pemilihan judul tesis Wikipedia dan Informasi: Analisis

BAB I PENDAHULUAN. Yang melatarbelakangi pemilihan judul tesis Wikipedia dan Informasi: Analisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yang melatarbelakangi pemilihan judul tesis Wikipedia dan Informasi: Analisis Ekuivalensi adalah adanya tuntutan kebutuhan akan informasi. Informasi memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Era modern ini penggunaan bahasa merupakan kunci terpenting untuk menjalin suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anaknya. Di masa lalu, orang tua menceritakan kepada anak-anaknya

Lebih terperinci

WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN

WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN TESIS Oleh: LINA RUSLI 097009017/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Terjemahan Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda.

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. fungsional, (3) fungsi bahasa adalah membuat makna- makna, (4) bahasa adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. fungsional, (3) fungsi bahasa adalah membuat makna- makna, (4) bahasa adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini meneliti teks terjemahan buku bilingual yang berupa wacana sains untuk mengdentifikasi jenis metafora gramatikal dan keakuratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi menjadi tali penghubung dalam hubungan antar manusia. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA

MANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA MANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA A. Manual Prosedur Tugas akhir Tugas akhir merupakan salah satu syarat untuk penyelesaian

Lebih terperinci

BABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN

BABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN Tubagus Chaeru Nugraha 2008 BABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN 3.1 Terjemahan Terjemahan adalah produk atau hasil dari tindak menerjemahkan yang dilakukan oleh penerjemah Beberapa ungkapan tentang terjemahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesis berbasis teks, beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan beberapa kajian teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

IHWAL MENERJEMAHKAN: PROPOSISI TEORETIS CAKUPAN PENGKAJIAN DAN PENELITIAN

IHWAL MENERJEMAHKAN: PROPOSISI TEORETIS CAKUPAN PENGKAJIAN DAN PENELITIAN HUMANIORA VOLUME 17 F.X. Nadar, Ihwal Menerjemahkan: Proposisi Teoretis Cakupan Pengkajian dan Penelitian No. 3 Oktober 2005 Halaman 277-284 IHWAL MENERJEMAHKAN: PROPOSISI TEORETIS CAKUPAN PENGKAJIAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak

Lebih terperinci

MENYUNTING ARTIKEL DI WIKIPEDIA, ENSIKLOPEDIA BEBAS

MENYUNTING ARTIKEL DI WIKIPEDIA, ENSIKLOPEDIA BEBAS MENYUNTING ARTIKEL DI WIKIPEDIA, ENSIKLOPEDIA BEBAS Presentasi ini digunakan dalam acara Pemuktahiran Web Unit Kerja dan Sosialisasi Lomba Web 2016 pada hari Kamis, 17 November 2016. Presentasi dibawakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

PRAGMATIK. Disarikan dari buku: PRAGMATIK Disarikan dari buku: Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Cutting, Joan. 2006. Pragmatics and Discourse 2 nd Edition. New York: Rouledge. Wijana, I Dewa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku yang berjudul Panggilan Menjadi Penerjemah adalah translating consists in reproducing

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009 ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjanah S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY

ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY Johnny Prasetyo John Pras-isi@yahoo. com Institut Seni Indonesia Surakarta ABSTRACT This descriptive-qualitative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Teknologi komunikasi dengan telepon seluler (ponsel) telah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Teknologi komunikasi dengan telepon seluler (ponsel) telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini Teknologi komunikasi dengan telepon seluler (ponsel) telah berkembang sedemikian pesat, banyak fitur-fitur dasar ponsel yang berevolusi atau bertambah kompleks

Lebih terperinci

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Übersetzung 1 (Deutsch Indonesisch) Kode Matakuliah : JER Kredit Semester : 2 (dua) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks terjemahan diciptakan dalam bingkai kondisi yang berlainan dengan bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan mengatasi sejumlah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik

TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik Nurlaila Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar Korespondensi: Jl. Sawah tabing No. 10 Rambatan Batusangkar

Lebih terperinci

Ragam Penerjemahan. Kardimin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata Abstract

Ragam Penerjemahan. Kardimin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata Abstract Ragam Penerjemahan Kardimin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata kardimin_1968@yahoo.com Abstract There are three issues that arise in the transition of text from the source language to the target language,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Untuk mempertanggungjawabkan suatu karya ilmiah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada bab ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada bab ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Setelah mengumpulkan dan menganalisis data pada pembahasan sebelumnya, pada bab ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan tersebut. Selain menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI Tinjauan pustaka bertujuan untuk menggambarkan batasan yang digunakan untuk dijadikan pembahasan. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI Fitri Rahmawati Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

METODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH

METODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH METODE KONTEMPORER v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH METODE RESPON FISIK TOTAL (TOTAL PYYSICAL RESPONSE) ü Total Phisical Respons atau TPR ditemukan James Asher

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) 1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH Cipto Wardoyo UIN Sunan Gunung Djati Bandung cipto_w@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mencoba

Lebih terperinci

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ekplanasi Kompleks Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan Abstrak Penerjemahan adalah sebuah proses yang bertujuan memindahkan pesan bahasa sumber ( BS ) kepada

Lebih terperinci

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu negara ke negara yang lain semakin mudah dan berkembang pesat. Akan tetapi, ada satu hal

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION. FKIP, Universitas PGRI Madiun

COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION. FKIP, Universitas PGRI Madiun COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION Yuli Kuswardani 1), Ermi Adriani Meikayanti 2) 1,2 FKIP, Universitas PGRI Madiun Email: 1 ikuswardaniae@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK Muhammad Aprianto Budie Nugroho Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Kuningan, Indonesia Emai: muh.apriantobn@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat ix M Course Overview ata kuliah Translation 6 bertujuan memberikan bekal kemampuan menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya secara akurat, tepat dan wajar. Oleh karena itu,

Lebih terperinci