Konflik Penataan Ruang di Kawasan Pegunungan Kendeng Utara
|
|
- Suharto Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konflik Penataan Ruang di Kawasan Pegunungan Kendeng Utara Husaini (Yayasan SHEEP Indonesia di Jawa Tengah) Gunretno (Komunitas Sedulur Sikep, Ketua Kelompok Kerja Forum Karst Sukolilo) Sigit Santosa (Mahasiswa Doktoral Program Studi Ilmu Tanah, IPB) Galuh S. Indraprahasta (Peneliti P4W, LPPM IPB)
2 RTRW tidak lagi menjadi dokumen yang hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu RTRW perlu mengakomodasi unsur teknokratis, partisipatif, dan politis secara berimbang Dalam mencapai tujuan penataan ruang ideal, penyusunan RTRW di lapangan sering menimbulkan konflik Konflik ruang biasanya muncul karena trade-off antara kepentingan ekonomi dan konservasi, atau konflik kepentingan ekonomi besar dengan kepentingan ekonomi masyarakat kecil
3 Kabupaten Grobogan
4 Salah satu konfik terjadi di kawasan kars Pegunungan Kendeng Utara, Kecamatan Sukolilo Konflik fungsi RTRW terjadi pada RTRW Provinsi Jawa Tengah dan RTRW Kabupaten Pati Konflik pertambangan di Pegunungan Kendeng Utara telah berjalan sejak 2006-saat ini Konflik antara masyarakat dengan 2 perusahaan semen ( PT. Semen Gresik, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Perkasa) yang didukung oleh pemerintah.
5
6 Tahun Isu rencana pembangunan pabrik semen meresahkan masyarakat. 2. Masyarakat dan Pemda difasilitasi kunjungan ke PT. Semen Gresik, Tbk di Tuban Jawa Timur. 3. Preman dan calo tanah tiap hari mengintimidasi petani agar melepaskan tanah garapan untuk pabrik semen PT. Semen Gresik, Tbk PT. Semen Gresik, Tbk membuat Amdal Masyarakat menolak Amdal. Gubernur Jawa Tengah membuat penetapan kawasan Karst Sukolilo dengan tergesa-gesa. Bupati Pati menerbitkan SK Kesesuaian Tataruang yang tidak memiliki dasar hukum. Masyarakat mempertaruhkan harta, benda, waktu, nyawa: MENOLAK! Masyarakat menggalang dukungan (LSM, Akademisi) Advokasi, Penelitian, Data Pembanding.
7 Pegunungan Kendeng terletak di sebelah utara Kabupaten Pati Kecamatan Sukolilo memiliki kawasan kars paling luas. Luas kecamatan Ha, merupakan kecamatan terluas di Kabupaten dengan lahan sawah sebesar Ha atau 46 % Produksi padi sawah di Kecamatan Sukolilo terbesar di Kabupaten Pati Gabah kering giling ton (14 % dari total produksi kabupaten) Jagung ton pipilan kering (38 % dari total produksi kabupaten) Sumber : BPS, 2010
8
9 Di Pati: 143 mata air, 24 goa, di Grobogan: 33 mata air, 49 goa
10
11
12
13
14 Penetapan kawasan kars Sukolilo : Kepmen ESDM No 0398 K/40/MEM/2005 Kawasan ini meliputi : Kabupaten Pati : Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Kabupaten Grobogan : Kecamatan Grobogan, Tawangharjo, Wirosari dan Ngaringan Kabupaten Blora : Kecamatan Todanan Wacana dkk (2008) : kawasan kars Pati kawasan kars Grobogan masuk dalam klasifikasi Kawasan Kars Kelas 1 yang merupakan kawasan lindung sumberdaya alam (tidak diperbolehkan untuk ditambang). Sisi arkeologi, pegunungan Kendeng terbukti menyimpan potensi temuan arkeologis yang sangat kaya, terutama untuk temuan ekofak organik atau temuan fosil hewan purba (Nurani, 1999).
15 Pertimbangan untuk mendukung program penambangan di kawasan kars Sukolilo lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi. Sekitar 85 % Pegunungan Kendeng Utara terdiri atas susunan bebatuan gamping, silika, dan lempung. Bebatuan tersebut merupakan bahan baku utama semen. Ketetapan untuk membangun pabrik semen di Kecamatan Sukolilo didasarkan pada studi AMDAL dilakukan oleh PPLH Undip atas permintaan PT Semen Gresik.
16 Ismalina (2007) dalam Kodim (2009) : Keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan adanya pertambangan batu gamping tidak sebanding dengan keuntungan ekonomi yang diperoleh dengan tetap mempertahankan sektor pertanian maupun peternakan saat ini. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor pertanian jauh melebihi jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh pertambangan.
17 Lako, Andreas dalam Bolehkah Sukolilo Dijual : Dalam laporan ANDAL tidak terlihat hasil valuasi ekonomi terhadap nilai atau harga aset lingkungan Sukolilo yang akan dieksploitasi SG. Pengabaian tersebut memberi kesan seolah-olah aset lingkungan Sukolilo tidak memiliki harga ekonomis yang tinggi sehingga biarlah kekuatan pasar, terutama kekuatan atau kesediaan membayar (willingness to pay) dari PT SG, yang menentukan harganya.. Hasil AMDAL PPLH Undip-PT SG yang merekomendasikan Layak Lingkungan Bersyarat dengan merujuk pada nilai holistik ANDAL sebesar -0,54% (dari kisaran 1 hingga -1) patut diragukan keakuratan dan kevalidannya. Alasannya, banyak variabel dampak negatif dari komponen sosial, ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat yang tidak diperhitungkan dalam ANDAL. Apabila diperhitungkan besar kemungkinan nilai holistiknya MENJADI lebih besar dari -1 sehingga rekomendasinya adalah TIDAK LAYAK LINGKUNGAN.
18 Adiwibowo (2009) : terdapat kerancuan dan kesalahan dikalangan penyusun AMDAL. Adiwibowo menyimpulkan 2 hal, yaitu : Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/27/2008, tanggal 31 Desember 2008, tentang Persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan Pabrik Semen PT Semen Gresik di Pati, Jawa Tengah, harus dicabut; Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Pembangunan Pabrik Semen PT Semen Gresik di Pati, Jawa Tengah, harus disusun ulang.
19 Dalam kasus Pegunungan Kendeng Utara : konflik RTRW sangat erat kaitannya dengan konflik agraria yang telah lama berlangsung Konflik fungsi ruang dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah & RTRW Kabupaten Pati : ditelaah secara substansial dokumen dan proses penyusunan RTRW. Dalam kedua RTRW : kawasan kars Pegunungan Kendeng Utara mempunyai dwifungsi : Kawasan lindung khususnya sebagai kawasan resapan air serta sekaligus Kawasan budidaya khususnya untuk kegiatan pertambangan dan industri
20 Dalam RTRW Prov. Jawa Tengah , substansi yang dipermasalahkan adalah Paragraf 7 Kawasan Peruntukan Pertambangan; Dalam RTRW Kab. Pati , substansi yang dipermasalahkan adalah Paragraf 6 Kawasan Peruntukan Pertambangan Pasal 59 ayat 5,6,7: Meskipun dalam kawasan yang sama kawasan kars dibagi berdasarkan kategori lindung dan budidaya. Namun dalam banyak hal khususnya dalam aspek ekosistem (ecoregion) sulit untuk dipisahkan. Sehingga kajian-kajian lebih cermat dan masukanmasukan yang lebih tepat sangat diperlukan.
21 Proses penyusunan RTRW Provinsi, konsultasi publik hanya dilakukan 3 kali (3hari) untuk 29 kabupaten dan 6 kota di Jawa Tengah. Jumlah hari ini masih kalah dengan studi banding 2 kali (8 hari). Konflik antara kawasan budidaya dan lindung ini dikhawatirkan berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan lebih besar. Pegunungan Kendeng Utara yang merupakan bagian dari DAS Juwana. DAS Juwana memiliki sungai besar bernama Sungai Juwana.
22 Kabupaten Grobogan
23
24
25
26
27 Proses penyusunan RTRW Pati, Bappeda Pati mengaku mulai menyusun revisi perda sejak tahun Proses revisi sejalan dengan rencana pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara tepatnya Kecamatan Sukolilo. Perda yang lama tentang RTRW adalah perda RTRW Kabupaten Pati Hingga hari ini, dokumen/arsip perda itu tidak bisa diakses oleh publik Tahun 2008, Bappeda mengaku pernah menggelar publik hearing raperda. Hingga tahun 2010, Bappeda tidak lagi melakukan public hearing/konsultasi publik, padahal dokumen raperda sudah mengalami perubahan beberapa kali. Pemerintah Pati langsung mengirim draft perda ke Gubernur hingga BKPRN sampai disetujui.
28 Tahun PT. Semen Gresik, Tbk menyatakan mundur dari Kabupaten Pati. 2. Gubernur Jawa Tengah marah dengan masyarakat dan LSM membuat pernyataan-pernyataan di media massa: Masyarakat tidak bisa diajak kompromi, anti pembangunan, LSM sontoloyo, dll. 3. Pemerintah kembali menyerang masyarakat dengan menetapkan Kawasan Pegunungan Kendeng Utara sebagai kawasan pertambangan dan Industri dalam raperda RTRW Jateng Masyarakat mulai menyuarakan penolakan raperda RTRW Jawa Tengah dengan: Demonstrasi di kabupaten (4 kali) Meminta audiensi kepada DPRD Kabupaten Pati (3 kali) tidak ditanggapi. Siaran pers menyajikan data, meminta check lokasi, dll. Meminta audiensi dengan DPRD Jawa Tengah (1 kali) tidak ditanggapi. Memberi masukan di acara resmi Pansus RTRW DRPD Jateng dalam acara Pemaduserasian Tataruang. (1 kali) tidak diakomodasi. Mengirim keberatan ke Mendagri (1 kali) tidak ditanggapi.
29 Kompas, 08 September Warga melakukan gugatan Perda No. 06 Tahun 2010 tentang RTRW Jateng PT. Indocement Tunggal Perkasa melakukan eksplorasi di 5000 hektar lahan Perhutani Proses pembuatan Amdal. 3. Meliputi 14 Desa di Kec. Kayen dan Tambakromo
30 Konflik agraria bersumber dari ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan sumber-sumber agraria. Seperti di perkebunan, wilayah pertambangan juga terjadi ketimpangan penguasaan lahan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar yang biasanya bekerja sebagai kuli. Perencanaan tata ruang sangat berkaitan dengan penggunaan tanah dan penguasaan tanah. Diperlukan pengaturan bersama antara penggunaan dan penguasaan tanah. Pada kasus Kendeng, pemerintah masih berfokus pada evaluasi fisik maupun ekonomi tanpa memperhatikan bahwa wilayahwilayah tersebut sudah dikuasai dan dimiliki oleh masyarakat secara turun-temurun.
31 Konflik tata ruang bersumber dari konflik fungsi ruang dan konflik kepentingan ekonomi besar dan kecil. Konflik agraria yang terus berlangsung di Pegunungan Kendeng bagian utara bersumber dari pengaturan pemanfaatan sumberdaya bersama yang tidak memperhatikan keberlanjutan di semua pilar (ekonomi, lingkungan, sosial, kelembagaan). Berdasarkan kajian-kajian maupun argumen yang terbangun, perkiraan keuntungan dari penambangan masih jauh lebih kecil dibandingkan kerugian yang akan didapat. Lalu apa artinya: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG?
32
BAB VI PENUTUP. menyuarakan penolakannya. Penolakan yang didasari atas kearifan lokal terhadap
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Kemenangan yang diraih masyarakat kontra semen terhadap PT. Semen Gresik, tidak terlepas dari peran penting masyarakat Sedulur Sikep dalam menyuarakan penolakannya. Penolakan
Lebih terperinciPELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan dan
Lebih terperinci[Briefing Paper] Menggugat Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng
[Briefing Paper] Menggugat Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng Pada tahun 2012 Gubernur Jawa Tengah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Lebih terperinciDemikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Pangkalpinang, 27 Maret 2017 Lamp : 1 (satu) berkas Perihal : Laporan Perjalanan Dinas Kepada Yth : Kepala BPDASHL Baturusa Cerucuk Di Pangkalpinang Sehubungan dengan Surat Perintah Tugas dari Kepala Balai
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Bojonegoro, dan melewati beberapa kabupaten yang lain salah satunya adalah
BAB III PEMBAHASAN III.1. Identifikasi Penyebab Konflik Pegunungan Kendeng Utara merupakan kawasan pegunungan berkapur, disebut juga karts, yang membentang dari Kabupaten Tuban hingga Kabupaten Bojonegoro,
Lebih terperinciI. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam baik hayati maupun non-hayati sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup manusia. Alam memang disediakan untuk memenuhi kebutuhan manusia di bumi,
Lebih terperinciKonflik Lahan Pembangunan Pabrik Semen. Oleh PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) Di Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Pada Tahun 2015
Konflik Lahan Pembangunan Pabrik Semen Oleh PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) Di Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Pada Tahun 2015 Muh Safril Thirditian Firdaus Sinopsis Rencana pendirian pabrik semen di
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 3A TAHUN 2014 TENTANG ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 3A TAHUN 2014 TENTANG ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciGAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG
101 GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG Wilayah Pegunungan Kendeng merupakan bagian dari Kabupaten Pati dengan kondisi umum yang tidak terpisahkan dari kondisi Kabupaten Pati. Kondisi wilayah Pegunungan
Lebih terperinciPenataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan
Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
31 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Bio-Fisik Kawasan Karst Citatah Kawasan Karst Citatah masuk dalam wilayah Kecamatan Cipatat. Secara geografis, Kecamatan Cipatat merupakan pintu gerbang Kabupaten
Lebih terperinciKajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kebijakan Pemanfaatan dan Pengelolaan Pegunungan Kendeng yang Berkelanjutan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kebijakan Pemanfaatan dan Pengelolaan Pegunungan Kendeng yang Berkelanjutan Tahap II Vol. 2 Bagian III Pengkajian Pengaruh KRP Terhadap Lingkungan Hidup Bab 7 Identifikasi
Lebih terperinciJurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN DAFTAR ISI
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN 1410-4946 Volume 17, Nomor 2, November 2013 (101-206) DAFTAR ISI 1. Kemandegan CSR dan Kontribusinya terhadap Perluasan Konflik Agraria di Kawasan Hutan Register
Lebih terperinciPROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)
PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Temuan Studi Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap penyelenggaraan partisipasi masyarakat dalam revisi Perda no 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang
Lebih terperinci2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 2 Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah merasa khawatir akan rencana kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan pabrik baru. Tanggal 16 Juni 2014, PT Semen Indonesia
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah PT Semen Indonesia melakukan ekspansi, dengan melakukan pembangunan pabrik baru. Tanggal 16 Juni 2014, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggelar kegiatan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re
BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKAA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGAJUAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciP E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR
P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR Disampaikan oleh: Ir. Suprihanto, CES (Kepala Bappeda Kutai Timur) Dalam rangka Seminar Internasional dengan tema Kawasan Cagar Alam dan Budaya Sangkulirang: Sebuah
Lebih terperinciVISI KALTIM BANGKIT 2013
VISI KALTIM BANGKIT 2013 Mewujudkan Kaltim Sebagai Pusat Agroindustri Dan EnergiTerkemuka Menuju Masyarakat Adil Dan Sejahtera MENCIPTAKAN KALTIM YANG AMAN, DEMOKRATIS, DAN DAMAI DIDUKUNG PEMERINTAHAN
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV.1. Keadaan Biofisik IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV.1.1. Letak dan Luas Wilayah Lokasi penelitian terletak di Sub DAS Tirto (bagian DAS Serang Ds), mempunyai luas 15.937,44 Ha (4,35 % dari luas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 17 TAHUN 2003 SERI D.14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA SUMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan dinamika pembangunan,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR
ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh: HAK DENNY MIM SHOT TANTI L2D 605 194 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.
Lebih terperinciMempertahankan Tanah Agraris
Mempertahankan Tanah Agraris Oleh: Ir. Tunggul Iman Panudju, M.Sc, Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Kementerian Pertanian Tarik-menarik kepentingan telah banyak mengubah fungsi lahan. Keberpihakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. 1
BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Penggunaan
Lebih terperinciOleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan pada Acara : Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Usaha Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Rangka Koordinasi - Supervisi
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi andalan bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah dilengkapi dengan iklim tropis
Lebih terperinciLokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang
IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan
Lebih terperinciSTUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR
STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR Oleh: WISNU DWI ATMOKO L2D 004 358 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciAcara Multistakeholder Meeting perizinan yang transparan bagi Industri ekstraktif Berbasis Hutan dan Lahan di provinsi Aceh (22 Juli 2014)
Notulen Acara Multistakeholder Meeting perizinan yang transparan bagi Industri ekstraktif Berbasis Hutan dan Lahan di provinsi Aceh (22 Juli 2014) Sesi Pertama (Pembukaan) Askhalani (GeRAK) Tujuan dari
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian
BAB IV Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian A. Kesimpulan Mengacu pada tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui faktor - faktor apa yang menyebabkan masyarakat di
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan pertanian yang dicanangkan pada tahun 2005 merupakan salah satu langkah mewujudkan tujuan pembangunan yaitu
Lebih terperinci[Opini] Maria SW Sumardjono Jum at, 23 September Menghadirkan Negara
Menghadirkan Negara Agenda prioritas Nawacita yang kelima mengamanatkan negara untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mendorong reforma agraria (landreform) dan program kepemilikan tanah 9 juta hektar.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciPERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP
PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP Yang pertama muncul di Indonesia: UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 1982 (UULH) Tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup kemudian disempurnakan dan diganti dengan:
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
PENENTUAN ZONASI PERIZINAN PERTAMBANGAN MINERAL NON LOGAM DAN BATUAN DI KABUPATEN BLORA BAGIAN SELATAN PROVINSI JAWA TENGAH Dody Bagus Widodo, Budiarto, Abdul Rauf Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :
Lebih terperinciSekretariat Daerah Bappeda A. LEGALISASI RAPERDA RTRW B. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG. program :
LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PATI TAHUN 2010-2030 INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN PATI TAHUN 2010-2030 NO. 2010 2011 2012
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
digilib.uns.ac.id 66 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan terletak pada posisi 68 ºLU dan & 7 ºLS dengan ketinggian rata-rata 41 meter dpl dan terletak antara
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 18/03/16/Th. XVIII, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA A. PADI Produksi padi tahun (Angka Sementara) sebanyak 4,25 juta
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO No. 40/07/75/Th.IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi
Lebih terperinciProses Permohonan Izin Usaha HTI (Berdasarkan Permenhut No. P.19/Menhut-II/2007 jo. P.11/Menhut-II/2008)
Oleh: Raflis Proses Permohonan Izin Usaha HTI (Berdasarkan Permenhut No. P.19/Menhut-II/2007 jo. P.11/Menhut-II/2008) Permohonan Persyaratan Admin&Teknis (Proptek) SK IUPHHK dibatalkan apabila tdk membayar
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS
BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya paradigma demokrasi di Indonesia, tuntutan akan perubahan terhadap dominasi peran pemerintah dalam pembangunan pun semakin besar. Isu
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Lahan Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal
23 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Penggunaan Lahan Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal Hasil interpretasi penggunaan lahan dari citra ALOS AVNIR 2009, Kecamatan Babakan Madang memiliki 9 tipe penggunaan
Lebih terperinciPB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL
PB 4 AMDAL, UKL dan UPL AMDAL, UKL dan UPL AMDAL, UKL, UPL PP 27 tahun 1999 AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi
Lebih terperinciTATA RUANG KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
TATA RUANG KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Latar Belakang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai salah satu pedoman perencanaan daerah yang bersifat
Lebih terperinciKondisi Tenurial dan Kesejahteraan Desa-desa di sekitar Pabrik Semen Indonesia Rembang- Jateng 1
Temuan Awal Kajian Kondisi Tenurial dan Kesejahteraan Desa-desa di sekitar Pabrik Semen Indonesia Rembang- Jateng 1 Eko Cahyono dan Kusnadi a. Sekilas Sejarah Tenurial Assesement tentang kondisi tenurial
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KAWASAN KENDENG UTARA PROVINSI JAWA TENGAH
2014 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 12 Issue 1: 53-65 (2014) ISSN 1829-8907 KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KAWASAN KENDENG UTARA PROVINSI JAWA
Lebih terperinciOleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 20/03/73/Th. VIII, 2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (Asem) 2014, produksi Padi
Lebih terperinciPentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Oleh : Purba Robert Sianipar Assisten Deputi Urusan Sumber daya Air Alih fungsi lahan adalah salah satu permasalahan umum di sumber daya air yang
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 10 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMBINGKAIAN BERITA SUARA MERDEKA (Analisis Framing dalam Penyajian Berita Konflik Pendirian Pabrik Semen di Rembang) Astrid Nurhasanah
PEMBINGKAIAN BERITA SUARA MERDEKA (Analisis Framing dalam Penyajian Berita Konflik Pendirian Pabrik Semen di ) Astrid Nurhasanah 1. Pendahuluan Lingkungan merupakan salah satu aspek terpenting menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah tandus, akan tetapi pada kenyataannya Kabupaten Gunungkidul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Gunungkidul selalu identik dengan kekeringan dan daerah tandus, akan tetapi pada kenyataannya Kabupaten Gunungkidul mempunyai berbagai sumberdaya yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa ekowisata merupakan potensi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF
Halaman: 1 dari 7 MAPPING (PM) ATAU Dibuat Oleh Direview Oleh Disahkan Oleh 1 Halaman: 2 dari 7 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 7 Daftar Isi 1. Tujuan... 4
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,
PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang: a. bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan dapat menimbulkan dampak
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 37/07/73/Th. V, 1 Juli 2014 14 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013,
Lebih terperinciNovita Setyo Utomo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
63 MANAJEMEN KOMUNIKASI EKSTERNAL (MANAJEMEN KOMUNIKASI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK DALAM PROSES PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI DESA TEGALDOWO KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG) Novita Setyo Utomo Program
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat
45 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Rembang 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Rembang Kabupaten Rembang terletak di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)
No. 05/03/62/Th. X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *) A. PADI Produksi padi Kalimantan Tengah tahun (Angka Sementara/ASEM)
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH
30 Juni 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa pengaturan pengelolaan
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH PROFIL WILAYAH SULAWESI SELATAN Luas Area : 46.083,94 Km2 Panjang Pesisir
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2001 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2001 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PANIMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2012 -BP2T/2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA
BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA OLEH : DR. M LUTHFUL HAKIM PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Kondisi Kritis Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Lebih terperinciLampiran 4 Panduan scoring untuk mengetahui tingkat kepentingan
LAMPIRAN 2 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Permasalahan konservasi 1. Permasalahan internal 2. Permasalahan eksternal. Variasi kegiatan di Lampiran 2 Panduan wawancara pengelolaan 1. Apa saja kekuatan, kelemahan,
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
Lebih terperinciREGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN
REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN DISAMPAIKAN OLEH PROF. DR. BUDI MULYANTO, MSc DEPUTI BIDANG PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM KEMENTERIAN AGRARIA, TATA
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TANAH BUMBU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran sungai di Yogyakarta yang terjadi beberapa tahun belakangan ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan. Adanya masukan
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Juncto
Lebih terperinciMISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN
SENGKARUT TAMBANG MENDULANG MALANG Disusun oleh Koalisi Anti Mafia Hutan dan Tambang. Untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten. Jakarta, 22 April 2015 MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN No Daerah Hutan Konservasi
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006)
No. 15 / IX / 1 Maret 2006 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006) Produksi padi tahun 2005 (angka sementara) sebesar 54.056.282 ton gabah kering giling (GKG)
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2011 BUPATI KUDUS, Menimbang
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II 2014)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II ) No. 77/11/21/Th. VIII, 3 November A. PADI Produksi padi tahun (Angka Ramalan II) sebanyak 1.422 ton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup seperti untuk membangun
Lebih terperinciKABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR
BERITA KABUPATEN CIANJUR DAERAH NOMOR 41 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PENCETAKAN SAWAH BARU DI KABUPATEN CIANJUR BUPATI CIANJUR, Menimbang : a.
Lebih terperinci