PENGARUH JUMLAH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH MODAL LUAR TERHADAP SISA HASIL USAHA MELALUI VARIABEL VOLUME USAHA PADA KOPERASI-KOPERASI DI KOTA LHOKSEUMAWE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH JUMLAH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH MODAL LUAR TERHADAP SISA HASIL USAHA MELALUI VARIABEL VOLUME USAHA PADA KOPERASI-KOPERASI DI KOTA LHOKSEUMAWE"

Transkripsi

1 PENGARUH JUMLAH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH MODAL LUAR TERHADAP SISA HASIL USAHA MELALUI VARIABEL VOLUME USAHA PADA KOPERASI-KOPERASI DI KOTA LHOKSEUMAWE Lukman Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe Abstract This study aimed to analyze the effect of the amount of equity and outside capital amount to windfall profits (SHU) through the variable volume of business in cooperatives at city of Lhokseumawe. The data used are secondary data obtained in 2011 from the Department of Industry, Trade and Cooperatives city of Lhokseumawe. Model analysis of the data used in this study using multiple regression and path analysis with the help of SPSS software. The results found that the model substruktural first of the two independent variables, namely equity and outside capital, outside the capital variable is the dominant variable affecting the increase in volume of business in cooperatives atur city of Lhokseumawe is equal to 82.5%, while only 14,2% of capital variable. While the second substruktural model of the three independent variables, namely capital, external capital, and business volume, variable outside capital is a very dominant variable affecting the decline of net income (SHU) in cooperatives at city of Lhokseumawe is equal to -63.4%, while variable capital and business volume each can increase the SHU of 36.5% and 37.5%. Based on the path analysis found that, using their own capital can simply achieve a higher recovery rate SHU with 36.5% degree of influence but if you have to go through an increase in business volume (14.2%) first then gain SHU only increased by 5% (0.142 x 0.375) which amounted to While the use of outside capital is high in cooperative business activities will directly reduce the amount of gain that is equal to % SHU. In order to increase the amount of gains SHU, outside capital must go through an increasing number of business volume above 82.5% can increase the number of new SHU above 31%. Keywords: equity, external capital, business volume, and windfall profits (SHU). PENDAHULUAN Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang mempunyai perbedaan sudut pandang, tujuan, dan prinsip usaha dengan bentuk badan usaha lainnya. Dalam menjalankan usahanya, koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama para anggotanya dengan berpegang teguh pada prinsip koperasi yaitu siapa saja bisa menjadi anggota, satu anggota satu suara, pembagian SHU berdasarkan partisipasi anggota, dan balas jasa terhadap modal bersifat terbatas. Sedangkan bentuk organisasi usaha berorientasi profit mempunyai prinsip bahwa untuk menjadi anggota dalam suatu organisasi usaha bersifat terbatas (artinya, hanya orang yang mempunyai modal saja yang bisa ikut), suara anggota 1

2 ditetapkan berdasarkan jumlah persentase modal (semakin besar persentase modal maka semakin besar jumlah suara yang dimiliki), pembagian laba-rugi juga berdasarkan persentase modal (semakin besar persentase modal maka semakin besar jumlah laba yang diperoleh atau rugi yang akan ditanggung), tidak ada balas jasa atas partisipasi anggota yang ada hanya balas jasa atas jumlah modal anggota. Hal lainya yang membedakan koperasi dengan badan usaha profit adalah adanya identitas ganda yang dimiliki oleh anggota koperasi (the dual identity of the members), yaitu anggota koperasi selain berperan sebagai pemilik juga sekaligus berperan sebagai pengguna jasa koperasi (user own oriented firm). Identitas ganda tersebut tidak dimiliki oleh anggota organisasi profit manapun. Adanya identitas ganda tersebut, membuat koperasi sangat mudah menjalankan kegiatan usahanya. Hal ini disebabkan karena, setiap bidang usaha yang dijalankan oleh koperasi biasanya berhubungan langsung dengan kebutuhan pokok anggotanya. Jadi setiap usaha yang dijalankan oleh koperasi sudah pasti konsumennya. Oleh karena itu, suatu usaha yang dijalankan oleh sebuah koperasi kecil kemungkinan akan mengalami kemunduran. Karena setiap anggota koperasi juga sebagai pelanggan tetap yang akan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan oleh koperasi. Jika pada kenyataannya ada koperasi yang mengalami kemunduran maka dipastikan koperasi tersebut didirikan tanpa berlandaskan pada prinsip koperasi yang benar. Sebagai organisasi usaha, maka dalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus memperoleh keuntungan atau sisa lebih pendapatan setelah dikurangi dengan semua biaya usaha yang dikeluarkan oleh koperasi dalam satu periode akuntansi. Sisa lebih ini lebih dikenal pada koperasi dengan istilah SHU (Sisa Hasil Usaha). Meskipun keuntungan atau laba yang diperoleh bukanlah merupakan tujuan utama dari sebuah koperasi, akan tetapi laba yang diperoleh untuk tujuan kelangsungan dan keberhasilan koperasi itu sendiri di masa yang akan datang melalui penguatan modal koperasi. Kekuatan modal koperasi ditentukan oleh jumlah anggota yang terlibat di dalamnya. Anggota dalam sebuah koperasi merupakan tulang punggungnya. Karena itu, koperasi merupakan organisasi yang menghimpun orang-orang bukan sebagai organisasi yang menghimpun modal (capital). Dengan demikian, keberadaan anggota bagi koperasi mutlak penting peranannya demi kemajuan koperasi itu sendiri. Di samping itu, koperasi dimungkin juga untuk menggunakan modal dari pihak luar (pinjaman) dalam menjalankan aktivitas usahanya. Kenyataan di lapangan selama ini terlihat bahwa sebuah koperasi akan berhasil dan sukses mensejaterakan anggotanya jika memiliki jumlah modal yang cukup untuk menjalan aktivitas usahanya. Pada koperasi jumlah modal dapat dipupuk dari dalam atau disebut dengan modal sendiri. Modal sendiri ini merupakan partisipasi dari semua anggota koperasi dalam bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib. Selain itu, jika koperasi dalam menjalankan aktivitas usaha kekurangan modal, maka koperasi dapat melakukan peminjaman dengan pihak bank atau investor lainnya. Para anggota yang mempunyai kelebihan dana juga dapat meminjamkan dananya kepada koperasi sebagai simpanan sukarela. Simpanan ini merupakan utang koperasi kepada anggotanya yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian pinjaman. Utang koperasi kepada pihak ketiga ini dikenal dengan pihak modal luar koperasi. KAJIAN TEORITIS Karakteritik Badan Usaha Koperasi 2

3 Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yang dimaksud dengan koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dengan demikian, suatu bentuk organisasi baru dapat disebut sebagai koperasi jika mempunyai empat unsur utama berikut ini: 1) Bukan merupakan organisasi yang memupuk modal tetapi hanya kumpulan orang-orang atau badan-badan. 2) Saling bekerjasama secara kekeluargaan dan berdasarkan asas sosial. 3) Keanggotaan-nya sukarela tanpa paksaan dan netral terhadap sara. 4) Bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Prinsip koperasi merupakan suatu sistem ide-ide abstrak yang dideduksi oleh ahli-ahli koperasi dari pengalaman praktik mereka sendiri dan yang telah terbukti di masa lalu yang merupakan garis-garis petunjuk yang paling sesuai untuk siapa saja yang ingin membangun koperasi yang efektif dan tahan lama (id.wikipedia.org/wiki/koperasi). Prinsip-prinsip koperasi di Indonesia telah diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992, yaitu sebagai berikut: 1) Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela. 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-maisng anggota. 4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5) Kemandirian. 6) Pendidikan perkoperasian. 7) Kerjasama antarkoperasi. Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian ditetapkan fungsi dan peran koperasi di Indonesian sebagai berikut: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota ada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya; b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat; c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya; d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Modal Koperasi Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pasal 41, bab VII, disebutkan bahwa Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman seperti berikut ini: Modal Sendiri. Merupakan modal yang berasal dari pemilik dan yang tertanam di dalam usaha tersebut untuk jangka waktu yang tidak terbatas lamanya. Bagi usaha koperasi modal sendiri merupakan sumber modal utama yang berasal dari pemilik koperasi yaitu para anggotanya. Modal sendiri bagi koperasi dapat berasal dari: a) Simpanan Pokok, merupakan jumlah nilai uang tertentu yang sama nilainya dan harus disetorkan pada saat pertama masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi, kecuali yang bersangkutan keluar dari keanggotaan koperasi. 3

4 b) Simpanan Wajib, merupakan jumlah nilai uang tertentu yang wajib disetor oleh semua anggota dalam waktu tertentu, seperti tiap bulan, triwulan, dan sebagainya. Simpanan ini dapat diambil kembali dengan ketentuan telah diatur dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan rapat anggota. c) Dana Cadangan, merupakan sejumlah nilai uang diperoleh oleh koperasi yang berasal dari penyisihan sisa hasil usaha, dengan tujuan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi di kemudian hari jika diperlukan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. d) Hibah, merupakan suatu pemberian, donasi, atau hadiah dari seseorang atau institusi yang bersifat bantuan yang tidak mengikat yang digunakan untuk operasional koperasi dan tidak bisa dipindahtangankan. Modal Luar. Merupakan modal yang berasal dari pihak luar koperasi sebagai pinjaman atau hutang yang bertujuan untuk meningkatkan modal kerja dalam jangka waktu tertentu. Modal Pinjaman Luar ini dapat diperoleh dari berbagai pihak, di antaranya berasal dari: a) Anggota, modal pinjaman dari anggota dapat berupa simpanan sukarela, yaitu suatu nilai uang dalam jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri dengan harapan akan mendapat imbalan. Simpanan sukarela dapat diambil kembali oleh anggota setiap saat. b) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya, modal pinjaman dari koperasi lainnya dan atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antara koperasi. Biasanya pinjaman dari koperasi lainnya berasal dari koperasi induk, atau pusat koperasi. c) Bank dan lembaga keuangan lainnya, modal pinjaman ini dari lembaga keuangan atau bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit usaha mikro, atau kredit lainnya yang telah disediakan oleh pihak bank untuk koperasi. d) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, modal pinjaman ini diperoleh dengan cara koperasi menerbitkan obligasi atau surat hutang kepada siapa saja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e) Sumber lainnya yang sah, modal pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara umum dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Volume Usaha Volume usaha merupakan jumlah peredaran bruto usaha atau disebut juga dengan pendapatan usaha. Menurut Arifin Sitio dan Halomoan T. (2001:141), volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa volume usaha koperasi merupakan akumulasi dari nilai penerimaan barang dan jasa mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember dalam tahun buku yang berjalan. Volume usaha atau pendapatan dari sebuah koperasi terdapat beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Pendapatan yang timbul dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota. 2. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung pada persyaratan/ ketentuan yang diterapkan. Menurut PSAK Nomor 27 tentang Akuntansi Koperasi disebutkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa 4

5 kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota. (IAI, 2009:27). Pendapatan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan usaha lainnya. Pendapatan yang timbul dari transaksi semacam ini perlu disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada bukan anggota atau pendapatan dari bukan anggota (Ign Sukamdiyo, 1997). Sisa Hasil Usaha (SHU) Dalam menjalankan aktivitas usaha atau bisnis, setiap badan usaha mengharapkan dapat memperoleh keuntungan finansial dari kegiatan tersebut. Hal yang sama juga berlaku bagi koperasi. Keuntungan finansial bagi koperasi disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Dengan memperoleh SHU dari setiap pelaksanaan aktivitas usahanya, bagi koperasi dapat digunakan untuk menambah modal koperasi, cadangan koperasi, dan sisanya didistribusikan kepada setiap anggota koperasi. Secara hukum ekonomi, jika modal bertambah besar maka dengan sendirinya lingkup usaha koperasi akan dapat bertambah besar juga. Sisa Hasil Usaha menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Dalam PSAK Nomor 27 tentang Akuntansi Koperasi dinyatakan bahwa, Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi. Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha koperasi merupakan selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue) dengan biayabiaya atau biaya total (total cost) dalam satu tahun buku (Arifin Sitio dan Halomoan T., 2001: 87). Ditinjau dari aspek akuntansi, SHU dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: SHU = Total Pendapatan Total Biaya [Total Biaya = Biaya pokok + Biaya penyusutan + Biaya adm/umum + Biaya pemasaran + Pajak] Model Paradigma Konseptual Berdasarkan kajian teoritis di atas, secara umum dapat disusun sebuah model paradigma konseptual penelitian sebagai berikut: Gambar Paradigma Konseptual Penelitian X 1 Jumlah Modal Sendiri Y 1 Volume Usaha Y 2 SHU X 2 Jumlah Modal Luar 5

6 Keterangan: Jumlah modal sendiri merupakan variabel bebas pertama dan diberi simbol X 1. Jumlah modal luar merupakan variabel bebas kedua dan diberi simbol X 2. Volume usaha merupakan variabel terikat pertama dan diberi simbol Y 1. SHU merupakan variabel terikat kedua dan diberi simbol Y 1. Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis dan paradigma penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sesuai substrukturnya adalah: 1) Substruktur I, hipotesisnya yaitu: H 0 = Tidak ada hubungan linier antara jumlah modal sendiri dan jumlah modal luar terhadap volume usaha. H 1 = Ada hubungan linier antara jumlah modal sendiri dan jumlah modal luar terhadap volume usaha. 2) Substruktur II, hipotesisnya yaitu: H 0 = Tidak ada hubungan linier antara jumlah modal sendiri, jumlah modal luar, dan volume usaha terhadap SHU. H 1 = Ada hubungan linier antara jumlah modal sendiri, jumlah modal luar, dan volume usaha terhadap SHU. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain merupakan tahap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan jenis sampel yang akan digunakan (desain sampel), pengumpulan data (metode pengumpulan data), pengukuran variabel serta proses analisis untuk menguji hipotesa atau analisis data (Sekaran, 2003:118). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang diperlukan meliputi data jumlah SHU, jumlah modal sendiri, jumlah modal dari luar, dan volume usaha. Kesemua data tersebut akan diperoleh dari Dinas Koperasi atau BPS. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi yang beroperasi dan berkedudukan di Kota Lhokseumawe. Koperasi yang akan dijadikan sampel adalah koperasi yang masih aktif yang dipilih dengan metode purposive (judgement sampling). Dengan metode ini, sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan. Adapun sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Koperasi yang masih aktif. 2. Koperasi yang menjalankan aktivitas usaha berkelanjutan (tidak parsial, hanya jika ada program pemerintah). 6

7 3. Koperasi yang menyelenggarakan pembukuan dan menyusun laporan keuangan setiap tahunnya. 4. Koperasi yang memiliki data yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini merupakan studi empiris yang didalamnya terdapat pengujian hipotesis. Untuk dapat menguji hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu variabel-variabel yang digunakan perlu dioperasionaliasikan sebagai berikut: 1) Variabel Dependen (Terikat) Variabel dependen (terikat) disimbolkan dengan Y dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Volume Usaha yang disimbolkan dengan (Y 1 ) yaitu jumlah peredaran bruto usaha (jumlah pendapatan kotor) yang diperoleh oleh koperasi selama satu periode akuntansi. 2) Sisa Hasil Usaha (SHU) yang disimbolkan dengan (Y 2 ) yaitu jumlah sisa lebih dari volume usaha (pendapatan kotor) setelah dikurangi dengan bebanbeban yang terjadi selama satu periode akuntansi. 2) Variabel Independen (Bebas) Variabel independen (bebas) terdiri atas dua variabel yaitu jumlah modal sendiri dan modal dari luar. 1) Modal Sendiri yang disimbolkan dengan (X 1 ) yaitu jumlah modal koperasi yang berasal dari para anggotanya sendiri yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib. Selain itu, termasuk dalam modal sendiri adalah modal donasi dan cadangan koperasi. 2) Modal Luar yang disimbolkan dengan (X 2 ) yaitu jumlah kewajiban yang dimiliki oleh koperasi dalam rangka membiaya aktivitas usaha selama satu periode akuntansi. Model Analisis Data Untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian maka perlu dilakukan pengujian hipotesis dan penentuan model penelitian yang tepat. Model penelitian yang telah dibuat dalam penelitian ini menggunakan persamaan Analisis Jalur (Path Analysis) dengan diagram jalur persamaan struktural sebagai berikut: X 1 ε 1 ε 2 Y 1 Y 2 X 2 Diagram jalur di atas terdiri atas dua persamaan struktural, di mana X 1 dan X 2 merupakan variabel eksogen dan Y 1 dan Y 2 merupakan variabel endogen. Persamaan strukturalnya sebagai berikut: 1) Y 1 = PY 1 X 1 +PY 1 X 2 + ε 1 (sebagai persamaan substruktural pertama) 2) Y 2 = PY 2 X 1 +PY 2 Y 1 + PY 2 X 2 + ε 2 (sebagai persamaan substruktural kedua) 7

8 Untuk melakukan analisis terhadap persamaan struktural di atas menggunakan analisis Regresi Linear Berganda dan Analisis Korelasi Berganda dengan bantuan program SPSS (Statistic Package for Social Science) Versi 17 (Jonathan Sarwono, 2007). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian Substruktural Pertama Y 1 = PY 1 X 1 +PY 1 X 2 + ε 1 Berdasarkan nilai R 2 memperlihatkan bahwa model Persamaan Struktural Pertama yaitu pengaruh modal sendiri dan modal luar terhadap volume usaha memiliki koefisien determinasi (nilai R 2 ) sebesar 0,691. Hal ini berarti bahwa 69,10% variasi atau perubahan dalam variabel volume usaha dapat dijelaskan oleh modal sendiri dan modal luar, sedangkan sisanya sebesar 30.9% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel di luar model. Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa model pengaruh modal sendiri dan modal luar terhadap volume usaha mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau secara simultan. Hasil output dengan SPSS diperoleh nilai signifikansi (sig.) = 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh modal sendiri dan modal luar secara bersama-sama sangat signifikan secara statistik terhadap volume usaha koperasi. Tingkat signifikansi masing-masing koefisien regresi dalam model pengaruh modal sendiri dan modal luar terhadap volume usaha dengan menggunakan uji-t. Jika nilai P value (kolom sig) lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel bebas dengan nilai tersebut dikatakan mempengaruhi variabel terikat. Pada persamaan struktural pertama dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel bebas modal sendiri dan modal luar, kedua-duanya mempengaruhi volume usaha koperasi di Kota Lhokseumawe. Kesimpulan ini berdasarkan hasil output SPSS yang menunjukkan nilai P value sebesar 0,033 (3,3%) untuk variabel modal sendiri dan nilai P value sebesar 0,000 modal luar. Hasil perhitungan koefisien regresi pada model dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel bebas tersebut, variabel modal luar merupakan variabel yang sangat dominan mempengaruhi kenaikan pada volume usaha koperasi di Kota Lhokseumawe yaitu sebesar 82,5%, sedangkan variabel modal sendiri hanya 14,2%. Kesimpulan ini didasarkan pada model persamaan substruktural pertama yang dapat disusun sebagai berikut: Y 1 = PY 1 X 1 +PY 1 X 2 + ε 1 Y 1 = 0, , ,309 Untuk itu, dalam rangka menaikan volume usaha koperasi-koperasi dalam Kota Lhokseumawe telah menggunakan modal dari pihak luar. Hal ini dapat diduga karena modal koperasi yang berasal dari pihak internal masih sangat kurang sehingga koperasi-koperasi mencari pendanaan dari pihak luar untuk membiayai aktivitas usahanya. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan korelasi antara modal sendiri dengan modal luar yang sangat lemah dan bersifat negatif yaitu hanya sebesar -4,1% atau (-0,041%). Artinya hubungan modal sendiri dengan modal luar tidak searah yang menunjukkan bahwa semakin besar penggunaan modal sendiri maka semakin kecil penggunaan modal luar atau sebaliknya. Hubungan kedua 8

9 variabel tidak signifikan karena angka signifikasinya sebesar lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Pengujian Substruktural Kedua Y 2 = PY 2 X 1 +PY 2 Y 1 + PY 2 X 2 + ε 2 Berdasarkan nilai R 2 memperlihatkan bahwa model Persamaan Struktural Kedua yaitu pengaruh modal sendiri modal luar, dan volume usaha terhadap SHU memiliki koefisien determinasi (nilai R 2 ) sebesar 0,335. Hal ini berarti bahwa 33,5% variasi atau perubahan dalam variabel SHU dapat dijelaskan oleh modal sendiri, modal luar, dan volume usaha, sedangkan sisanya sebesar 66.5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel di luar model. Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa model pengaruh modal sendiri, modal luar, dan volume usaha terhadap SHU mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau secara simultan. Hasil output dengan SPSS diperoleh nilai signifikansi (sig.) = 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh modal sendiri, modal luar, dan volume usaha secara bersama-sama sangat signifikan secara statistik terhadap SHU koperasi di Kota Lhokseumawe. Tingkat signifikansi masing-masing koefisien regresi dalam model pengaruh modal sendiri, modal luar, dan volume usaha terhadap SHU dengan menggunakan uji-t. Jika nilai P value (kolom sig) lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel bebas dengan nilai tersebut dikatakan mempengaruhi variabel terikat. Pada persamaan struktural kedua ini dapat disimpulkan bahwa dari ketiga variabel bebas yaitu modal sendiri, modal luar, dan volume usaha, kesemuanya mempengaruhi SHU koperasi yang ada di Kota Lhokseumawe. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil output SPSS yang menunjukkan nilai P value sebesar 0,000 untuk variabel modal sendiri, nilai P value sebesar 0,000 untuk variabel modal luar, dan nilai P value sebesar 0,033 untuk variabel volume usaha. Hasil perhitungan koefisien regresi pada model dapat disimpulkan bahwa dari ketiga variabel bebas tersebut, variabel modal luar merupakan variabel yang sangat dominan mempengaruhi penurunan dalam sisa hasil usaha (SHU) koperasi di Kota Lhokseumawe yaitu sebesar -63,4%, sedangkan variabel modal sendiri dan volume usaha masing-masing dapat meningkatkan SHU sebesar 36,5% dan 37,5%. Hal ini berdasarkan model persamaan substruktural kedua yang dapat disusun sebagai berikut: Y 2 = PY 2 X 1 + PY 2 Y 1 + PY 2 X 2 + ε 2 Y 2 = 0, ,375-0, ,665 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa, bagi koperasi-koperasi di Kota Lhokseumawe yang menggunakan modal dari pihak luar akan mengalami penurunan dalam SHU sebesar 63,4%. Hal ini dikarenakan bagi koperasi-koperasi yang menggunakan modal dari pihak luar banyak menanggung biaya modal sehingga volume usaha yang tinggi yang diperoleh habis teralokasi untuk membayar biaya pinjaman modal dari pihak luar dan hanya sekitar 36,6% tersisa untuk SHU. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara sesama variabel bebas sebagai berikut: - Korelasi modal sendiri dengan modal luar hanya sebesar -,041 (-4,1%). Artinya kekuatan hubungan modal sendiri dengan modal luar sangat lemah dan tidak signifikan. Arah hubungan kedua variabel tersebut negatif. Hal ini menunjukkan 9

10 bahwa semakin besar penggunaan modal sendiri maka semakin kecil penggunaan modal luar atau sebaliknya. - Korelasi modal sendiri dengan volume usaha hanya sebesar 0,108 (10,8%). Artinya kekuatan hubungan modal sendiri dengan volume usaha lemah dan tidak signifikan. Arah hubungan kedua variabel tersebut positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar penggunaan modal sendiri maka semakin besar jumlah volume usaha atau sebaliknya. - Korelasi modal luar dengan volume usaha sebesar 0,819 (81,9%). Artinya kekuatan hubungan modal luar dengan volume usaha sangat kuat dan signifikan, serta arah hubungannya positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar penggunaan modal luar maka akan semakin besar jumlah volume usaha yang akan diperoleh atau sebaliknya. Analisis Jalur Diagram jalurnya adalah sebagai berikut: ε 1 X 1 PY 2 X 0,309 1 ε 2 PY 1 X 1 = 0,365 0,665 0,142 rx 1 X 2 = 0,108 PY 1 X 2 0,825 PY 2 Y Y 1 1 Y 2 0,375 X 2 PY 2 X 2-0,634 Berdasarkan perhitungan melalui analisis jalur di atas, penggunaan modal sendiri (X 1 ) dalam aktivitas usaha koperasi di Kota Lhokseumawe bisa langsung mencapai tingkat perolehan SHU yang tinggi_y 2 dengan tingkat pengaruh 0,365 akan tetapi jika harus melalui peningkatan volume usaha_y 1 (0,142) terlebih dahulu maka perolehan SHU_Y 2 hanya naik sebesar 5% (0,142 x 0,375) yaitu menjadi sebesar 0,375. Sedangkan penggunaan modal luar (X 2 ) yang tinggi dalam aktivitas usaha koperasi di Kota Lhokseumawe akan langsung menurunkan jumlah perolehan SHU_Y 2 yaitu sebesar -0,634. Agar modal luar dapat meningkatkan jumlah perolehan SHU harus melalui peningkatan jumlah volume usaha 0,825 dan baru dapat meningkatkan jumlah SHU sebesar 0,31. Oleh karena itu, setiap koperasi yang akan menggunakan modal dari pihak luar maka modal tersebut harus mampu meningkatkan volume usaha, jika tidak maka dipastikan koperasi akan mengalami kerugian yang besar karena besarnya biaya modal yang harus dibayar. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, koperasi-koperasi di Kota Lhokseumawe sebagian besar atau 67,5% menggunakan modal dari pihak luar dalam membiayai aktivitas 10

11 usahanya. Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan modal dari pihak luar mampu mendongkrak volume usaha sebesar 82,5% dibanding jika hanya menggunakan modal sendiri yaitu sebesar 14,2%. Namun demikian, penggunaan modal dari pihak luar sangat besar risikonya terhadap perolehan SHU. Bagi koperasi yang menggunakan modal luar akan mengalami penurunan SHU sebesar 63,4%. Penurunan ini terjadi karena sebagian besar volume usaha dialokasikan untuk membayar biaya modal kepada pihak luar sehingga hanya sebesar 36,6% yang tersisa untuk SHU. Oleh karena itu, penggunaan modal luar oleh koperasi di Kota Lhokseumawe harus melalui peningkatan dalam volume usaha yang tinggi (di atas 82,5%) agar bisa meningkatkan SHU. Jika koperasi mengandalkan modal sendir maka volume usaha yang diperoleh dapat langsung meningkatkan SHU. Saran Implikasi dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap koperasi yang ada dalam wilayah Kota Lhokseumawe sebaiknya lebih mengutamakan penggunaan modal sendiri dalam membiayai segala aktivitas usaha koperasi. Hal ini dikarenakan penggunaan modal sendiri tidak akan membebani koperasi di masa yang akan datang. Jika penggunaan modal luar merupakan merupakan alternatif terakhir bagi koperasi di Kota Lhokseumawe dalam membiaya aktivitas usahanya, maka sebaiknya mencari sumber pembiayaan yang murah biaya modal agar tidak terlalu membebani koperasi. Keterbatasan Penelitian Dilihat dari model persamaan jalur substruktur I dan II, maka pada substruktural II pengaruh dari faktor diluar model cukup besar yaitu 66,5%, maka perlu penelitian lebih lanjut untuk memasukkan faktor-faktor lainnya ke dalam model sehingga pengaruh faktor diluar model menjadi sedikit. Referensi Arifin Sitio dan Halomoan Tamba (2001). Koperasi; Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Ign Sukamdiyo (1997). Manajemen Koperasi. Jakarta: Erlangga. Ikatan Akuntan Indonesia (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jonathan Sarwono (2007). Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Repulik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 116. Sakaran, Uma (2006). Research Methods For Business; Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. 11

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MODAL SENDIRI DENGAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI TNI-AU DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN MODAL SENDIRI DENGAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI TNI-AU DI KOTA PEKANBARU HUBUNGAN MODAL SENDIRI DENGAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI TNI-AU DI KOTA PEKANBARU Fitri Yandi Dibawah Bimbingan: Makhdalena dan Gimin Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan - Universitas Riau

Lebih terperinci

Pengaruh Jumlah Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Koperasi Terhadap Perolehan SHU Di KP-RI Berteman Kabupaten Pamekasan. Fanti Ayuning Komariyah

Pengaruh Jumlah Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Koperasi Terhadap Perolehan SHU Di KP-RI Berteman Kabupaten Pamekasan. Fanti Ayuning Komariyah Pengaruh Jumlah Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Koperasi Terhadap Perolehan SHU Di KP-RI Berteman Kabupaten Pamekasan Fanti Ayuning Komariyah Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, PEMBERIAN KREDIT DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI SEJAHTERA DI KABUPATEN DHARMASRAYA Widya Maharani 1, Nora Susanti 2, Mona Amelia 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azmi Aziar 1), Adlaida Malik 2), dan Yanuar Fitri 2) 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum.

Lebih terperinci

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan BAB III Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan pokok tersendiri dalam menjalankan fungsi social

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha, maka perlu di jelaskan melalui kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian adalah modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha. Koperasi Keluarga Pegawai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian adalah modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha. Koperasi Keluarga Pegawai BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Berdasarkan pada judul penelitian yang diambil, maka yang menjadi obyek penelitian adalah modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha. Koperasi Keluarga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi a. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation dalam bahasa inggris, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan. Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASI USAHA (SHU) KPRI SUMBER URIP DI KABUPATEN TUBAN (Studi Kasus pada KPRI SumberUrip Tuban)

ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASI USAHA (SHU) KPRI SUMBER URIP DI KABUPATEN TUBAN (Studi Kasus pada KPRI SumberUrip Tuban) ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASI USAHA (SHU) KPRI SUMBER URIP DI KABUPATEN TUBAN (Studi Kasus pada KPRI SumberUrip Tuban) SKRIPSI Diajukan Oleh : DESTIAN WAHYU BUDIARTO 0913010123

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA (Studi Kasus : Koperasi Perempuan Nuansa Mandiri Kota Semarang Tutup Buku Rapat Anggota Tahun 2016) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Dara Arum Sari, Mahsina, Juliani Pudjowati Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan Suatu perusahaan memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihakpihak lain yang terkait dengan perusahaan. Hubungan tersebut harus dilanjutkan

Lebih terperinci

THE INFLUENCET OF CAPITAL AND THE PARTICIPATION OF MEMBERS ABAUT (SHU) ON KPRI UNIVERSITY OF RIAU

THE INFLUENCET OF CAPITAL AND THE PARTICIPATION OF MEMBERS ABAUT (SHU) ON KPRI UNIVERSITY OF RIAU 1 THE INFLUENCET OF CAPITAL AND THE PARTICIPATION OF MEMBERS ABAUT (SHU) ON KPRI UNIVERSITY OF RIAU Bs Saputra 1,Suarman 2,Hardisem Syabrus 3 Email : bs.ksaputra@student.unri.ac.id 1, cun_unri@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KEPATUHAN MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN SESUAI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) Warno

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KEPATUHAN MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN SESUAI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) Warno PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KEPATUHAN MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN SESUAI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) Program Studi Akuntansi STIE Semarang Email: warnodoank@yahoo.co.id Abstraction There are several

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO

ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO KARYA ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku ekonomi di Indonesia dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Pemerintah ikut berperan serta didalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN )

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN ) PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN ) TIKA KARTIKA (093403117) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba

ABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh likuiditas, leverage, dan manajemen laba terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG Km Bayu Pariyasa1, Anjuman Zukhri1, Luh Indrayani2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN MODAL SENDIRI TERHADAP SHU KUD DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN MODAL SENDIRI TERHADAP SHU KUD DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU 1 PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN MODAL SENDIRI TERHADAP SHU KUD DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Supriyanto 1, Henny Indrawati 2, Hendripides Email. Supriyantoboys@yahoo.Com, pku_henny@yahoo.com, hendripides@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya N. DEWI ATI QOTUL JANAH 083403134 Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Primkopad Kupus II Ditkuad Kota Bandung 4.1.1.1 Sejarah Singkat Primkopad Kupus II Ditkuad Kota Bandung Badan usaha Primkopad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa Hasil Usaha Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia, koperasi menjadi salah satu tulang punggung dan wadah perekonomian bagi rakyat. Asas kekeluargaan

Lebih terperinci

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu: Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: biaya pemasaran dan penjualan. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: biaya pemasaran dan penjualan. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam kegiatan operasional perusahaan, penggunaan biaya sangat berperan penting untuk kegiatan tersebut. Tanpa adanya biaya tersebut, maka perusahaan akan sangat sulit menjalankan usahanya. Salah

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN USAHA PADA KPRI

ANALISIS PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN USAHA PADA KPRI JDA Vol. 2, No. 1, Maret 2010, 37-45 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda ANALISIS PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN USAHA PADA KPRI Muhammad

Lebih terperinci

ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.2 ( )

ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.2 ( ) ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.2 (116-125) ISSN : 2302-1590 E-ISSN : 2460-1900 PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN SIMPANAN ANGGOTA TERHADAP PENINGKATANSISA HASIL USAHA (SHU) PADA

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka).

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). Oleh : R. NENY KUSUMADEWI, SE., MM. (Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi a. Pengertian Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

Oleh ABSTRAK. Kata Kunci : Jumlah Anggota, Simpanan Anggota, Partisipasi Anggota, Penjualan, dan Sisa Hasil Usaha

Oleh ABSTRAK. Kata Kunci : Jumlah Anggota, Simpanan Anggota, Partisipasi Anggota, Penjualan, dan Sisa Hasil Usaha PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN SIMPANAN ANGGOTA TERHADAP PENINGKATANSISA HASIL USAHA (SHU) PADA PKP-RI (PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA) PROPINSI SUMATERA BARAT Oleh Ferline Ariesta 1, Ansofino

Lebih terperinci

EFISIENSI = REVENUE > COST

EFISIENSI = REVENUE > COST By: Neti Budiwati Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 : Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA SKRIPSI YOSEFA LEBUKAN A31107093 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA SISTEM PROPORSIONAL DENGAN SISTEM SAMA RATA PADA KOPERASI KARPEDA UNIT KANDIR PTPN II.

PERBANDINGAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA SISTEM PROPORSIONAL DENGAN SISTEM SAMA RATA PADA KOPERASI KARPEDA UNIT KANDIR PTPN II. PERBANDINGAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA SISTEM PROPORSIONAL DENGAN SISTEM SAMA RATA PADA KOPERASI KARPEDA UNIT KANDIR PTPN II. 1 Suhendro, 2 Eddy,ST,M.Si,MT, 3 Syawaluddin Nasution, ST,MT Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH OMZET TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GUPSEMPER SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA GOWA

PENGARUH OMZET TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GUPSEMPER SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA GOWA PENGARUH OMZET TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GUPSEMPER SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA GOWA Hanadelansa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Timur Email : hanadelansa@gmail.com

Lebih terperinci

ELASTISITAS JUMLAH TABUNGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES. Sri Rahayu.

ELASTISITAS JUMLAH TABUNGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES. Sri Rahayu. Sri Rahayu : ELASTISITAS JUMLAH TABUNGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA ELASTISITAS JUMLAH TABUNGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu Abstract Elasticity

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: beban pajak kini, aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, manajemen laba. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: beban pajak kini, aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, manajemen laba. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban pajak kini, aktiva pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba yang diukur dengan modified jones model pada perusahaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DIKA WAHYUNINGTYAS B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DIKA WAHYUNINGTYAS B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH SIMPANAN DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2013) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila Delvi Suleman, Amir Halid, Ria Indriani Majoring in Agribusiness, Agricultural, State Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) Nunung Nuraqliah (083403018) Email : noeng_aqly27@yahoo.com Program

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL LUAR, DAN VOLUME USAHA PADA SISA HASIL USAHA KOPERASI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL LUAR, DAN VOLUME USAHA PADA SISA HASIL USAHA KOPERASI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL LUAR, DAN VOLUME USAHA PADA SISA HASIL USAHA KOPERASI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA The Influence of Own Capital, Loan Capital and Business Volume on Added Value

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi didasarkan pada demokrasi ekonomi yang mengarahkan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karena itu

Lebih terperinci

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA. (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK.

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA. (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK. PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK Disusun oleh : Aditya Permana NPM 093403191 Dibawah bimbingan : Maman Suherman.,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada PT. ANISAB MITRA UTAMA Jakarta)

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada PT. ANISAB MITRA UTAMA Jakarta) PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN (Studi Kasus Pada PT. ANISAB MITRA UTAMA Jakarta) ANISA SHOFFIYANA NPM. 103403187 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

Koperasi. By :

Koperasi. By : Koperasi By : dhoni.yusra@indonusa.ac.id Dasar Hukum Landasan Yuridis ada Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pengaturan pertama diatur dalam UU

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) DI KPRI BINA KARYA BALONGPANGGANG-GRESIK

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) DI KPRI BINA KARYA BALONGPANGGANG-GRESIK BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) DI KPRI BINA KARYA BALONGPANGGANG-GRESIK Titi Wahyuning Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT This research purpose how the

Lebih terperinci

Keywords : Participation of Members and Difference Operating Results

Keywords : Participation of Members and Difference Operating Results PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SELISIH HASIL USAHA ANGGOTA KP-RI KARYA HUSADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013 Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Koperasi Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA OPERASIONAL

PENGARUH PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA OPERASIONAL PENGARUH PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA OPERASIONAL (Kasus Pada PT Bank Jabar Banten. Tbk) Oleh: Iman Pirman Hidayat (Dosen Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA CU. SAROHA PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA CU. SAROHA PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA () PADA CU. SAROHA PEMATANGSIANTAR Lusiana Bakkara S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Liper Siregar, Ady Inrawan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : struktur modal, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, nilai perusahaan. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : struktur modal, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, nilai perusahaan. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata mengalami pertumbuhan yang begitu pesat. Meningkatnya pertumbuhan sub sektor ini menarik para investor untuk berinvestasi sehingga perusahaan

Lebih terperinci

Koperasi 1

Koperasi  1 1 Koperasi Outline Materi Materi 1: Fungsi dan Peran Koperasi Secara Umum Materi 2: Landasan Koperasi di Indonesia Materi 3: Fungsi Koperasi di Indonesia Materi 4: Prinsip Koperasi Menurut Rochdale Materi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, VOLUME USAHA, DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SOPIR TRANSPORTASI SOLO

ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, VOLUME USAHA, DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SOPIR TRANSPORTASI SOLO ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, VOLUME USAHA, DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SOPIR TRANSPORTASI SOLO Lisyani Agustina 1) Suharno 2) Fadjar Harimurti 3) 1, 2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian karena prioritas dan sasaran pengembangan usaha koperasi ini sangat pesat.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian karena prioritas dan sasaran pengembangan usaha koperasi ini sangat pesat. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Sebagaimana diketahui bahwa koperasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pada KUD. Mintorogo Karanganyar Demak. Dipilihnya KUD sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan indikator terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian, sebab variabel penelitian merupakan objek penelitian atau menjadi titik

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (STUDI PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL SELAMA TAHUN 2013-2016) ANALYSIS OF FACTORS

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan KONSEP DASAR PERKOPERASIAN 1. Pendahaluan Selama ini diketahui bahwa perkembangan Koperasi dan peranannya dalam perekonomian nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai sokoguru

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN PERKOPERASIAN ANGGOTA, PERMODALAN, DAN PENGALAMAN PENGURUS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KOPERASI.

PENGARUH PENDIDIKAN PERKOPERASIAN ANGGOTA, PERMODALAN, DAN PENGALAMAN PENGURUS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KOPERASI. PENGARUH PENDIDIKAN PERKOPERASIAN ANGGOTA, PERMODALAN, DAN PENGALAMAN PENGURUS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KOPERASI Anita Rinawati Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

I Kadek Rustiana Putra, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

I Kadek Rustiana Putra, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PEMILIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PELANGGAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010-2013 I Kadek Rustiana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERUBAHAN MODAL DENGAN TINGKAT PERUBAHAN SISA HASIL USAHA PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA GUNUNG JATI KOTA CIREBON

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERUBAHAN MODAL DENGAN TINGKAT PERUBAHAN SISA HASIL USAHA PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA GUNUNG JATI KOTA CIREBON HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERUBAHAN MODAL DENGAN TINGKAT PERUBAHAN SISA HASIL USAHA PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA GUNUNG JATI KOTA CIREBON Nurul Ramdhani Ratna Tiharita ABSTRACT Capital in the cooperative

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (sugiyono, 2008 : 5).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (sugiyono, 2008 : 5). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan sehingga

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 1 PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PEMILIK DAN ANGGOTA SEBAGAI PENGGUNA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) BAGI ANGGOTA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KANTOR BUPATI KAMPAR Wiza

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Rohmatul Wahyunita rohmatulw@yahoo.com Bambang Suryono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT There is a

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Current Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Earning PerShare, Laba Bersih.

ABSTRAK. Kata kunci: Current Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Earning PerShare, Laba Bersih. ABSTRAK Penelitian ini berjudul Rasio Keuangan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sektor Properti di BEI Pada tahun 2012-2015. Tujuan penelitian ini untuk Memberikan gambaran penelitian mengenai pengaruh

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH TANTI DINITA

SKRIPSI OLEH TANTI DINITA SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH, DIVIDEN, ARUS KAS BEBAS, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN MODAL KERJA BERSIH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri dalam menjalankan fungsi sosial dan ekonominya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOPERASI

KONSEP DASAR KOPERASI KONSEP DASAR KOPERASI KONSEP DASAR PERKOPERASIAN UU No. 12 Tahun 1967 Koperasi dikatakan sebagai Organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Konotasi berwatak sosial seringkali disalahtafsirkan sebagai organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk memperoleh laba agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan usaha dan dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam BAB AKUNTANSI KOPERASI Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya karena koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang bukan kumpulan

Lebih terperinci