Kebebasan kreativitas seni adalah kebebasan yang memungkinkan sivitas akademik dalam menyampaikan konsep seni dan mengungkapkannya dalam wujud karya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kebebasan kreativitas seni adalah kebebasan yang memungkinkan sivitas akademik dalam menyampaikan konsep seni dan mengungkapkannya dalam wujud karya."

Transkripsi

1 Pengembangan kemahsiswaan di masa yang akan datang akan tetap diprioritaskan pada peningkatan penalaran dan keilmuan, maka dengan demikian perlu diselenggarakan forum-forum akademik seperti: seminar, ceramah umum ilmoiah, simposisum, studi kasus lokakarya, dll, Dihubungkan dengan ISI Denpasaryang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan program proyek pendidikasn professional dan atau akademik dibidang seni di atas pendidikan menengah. ISI Denpasar berkewajiban mengembangkan ilmu dan teknologi serta kreatifitas seni, sesuai dengan kebebasan akademik, mimbar akademik dan otonomi kesenian. Pengembangan ini bertujuan untuk memajukan peradaban manusia, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu masyarakat maju, adil dan makmur. Dihubungkan : Pendidikan adalah: uasaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaui usaha bimbvingan, pengajaran/latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan akademik adalah: Pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu dan pengembangannya. Pendidikan profesional adalah: pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada persiapan penerapan keahlian tertentu. ISI Denpasar akademik profesional bidang seni. Kebebasan kreativitas seni adalah kebebasan yang memungkinkan sivitas akademik dalam menyampaikan konsep seni dan mengungkapkannya dalam wujud karya. ISI Denpasar bertujuan menghasilkan lulusan yang: menguasai dasar-dasar pengetahuan bidang keahliannyasehingga mampu menelaah dan merumuskan masalah-masalah untuk diwujudkan ke dalam gagasan-gagasan/karyakarya. mampu menerapkan pengetahuan dan kesenian secara kreatif dan inovatif untuk diekpresikan ke dalam karya serta dikomunikasikan pada masyarakat. Dihubungkan dengan materi seminar bahwa ada di dalamnya. Seminar sebagai salah satu mata kuliah secara teori dan praktek yang mempelajari tentang cara/metode mengungkapkan sesuatu masalah/kasusyang ada serta mencari jalan pemecahannya dengan metode yang ditentukan.

2 PENGERTIAN SEMINAR Kata seminar berasal dari bahasa Latin semin yang beraarti biji atau benih. Dengan demikian seminar dapat diartikan tempat benih-benih kebijaksanaaan disemaikan. Secara umum seminar diartikan sebagai sebuah pertemuan yang mendiskusikan tentang kebijaksanaan yang akan dipakai sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang bersifat teknis. Seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu dengan tangagapan dan prasaran melalui suatu diskusi untuk mendapat keputusan bersama (Parere, 1982: 71). Seminar adalah sebuah forum terjadwal dari sekelompok orang untuk membahas secara ilmiah tentang suatu topik dengan tujuan menumbuhkan dan memupuk kemampuan, sikap ilmiah dan sikaf propesionalisme melalui pemahaman yang lebih objektif tentang topik yang akan dibahas. Seminr merupakan pertemuan suatu kelompok terdiri dari 5 sampai 30 orang yang dengan sistimatis mempelajari suatu topik khusus, dibawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang terssebut dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Masalah-masalah yang dibahas dalam suatu seminar bertujun untuk mendapatkan pemecahannya. Oleh karena itu, peserta seminar terdiri atas orang-orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut, sehingga dapat memberikan pandangan dan pendapat yang tepat dalam pemecahan masah. Semua itu dilakukan dalam koridor ilmiah walaupun topik pembicaraannya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan utamnya adalah mencari jalan pemecahannya, oleh sebab itu diakhiri dengan kesimpulan atau putusan-putusan, baik usulan, saran, resolusi maupun rekomendasi. Di Perguruan Tinggi, dikenal suatu bentuk seminar yang disebut seminar akademik mahasiswa. Seminar akademik mahasiswa adalah pertemuan para mahasiswa untuk mengkomunikasiakan dan mendiskusiakn hasil penelitian institusional atau studi mereka dan mendiskusiakn madsalah-masalah yang hendak diteliti dan saling membantu dalam pemecahan masalah. Dalam forum ini mahasiswa juga dapat saling membantu mengindentifikasis masalah baru dan membahas rencana penelitian berikutnya. Dengan demikian seminar merupakan suatu forum yang mendorong diadakannya penelitian dan studi tertentu. Dalam pertemuan seminar maka diadakan pembahasan tanggapan dari peserta melaui diskusi. Maka dalam pennyampaian prasaran maupun dalam diskusi diperlukan data dan fakta untuk dapat membutikan bahwa pendapatnya benar. Namun menyusun argumentasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena diharuskan menyiapkan bahan secukupnya. Proses pengumpulan bahan-bahan untuk argumentasi itu sendiri merupakan latihan keahlian dan keterampilan tersendiri dalam memperoleh informasi-imformasi yang tepat.

3 Informasi diperoleh melalui observasi, riset, bibliografi dan lain-lain. Data, fakta dan informasi itu tentu masih harus diseleksi, dipilih mana yang diperlukan sesuai dengan objek atau persoalan bagaimana menyampaikan dalam pembicaraan atau menyajikan dalam suatu bentuk rangkaian yang logis dan menyakinkan. Sasaran diberikan mata kuliah Seminar: Untuk mengetahui kemampuan di dalam mengungkapkan segala hasil yang didapat baik data, cara pengolahan maupun penyampaian. Fungsi forum seminar; Sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa untuk memperluaswawasan, kesempatan berkonsultasi dalam mencari pemecahan masalah secara ilmiah. Sebagai sarana bagi mahasdiswa untuk mengaktualisasikan dirinya dan berkomunikasi secara efektif dan efesien. Sebagai sarana untuk lebih dini menghayati nilai, norma, etika dan tradisi ilmiah serta sikaf profesional. Sarana dalam menciptakan akademik melliu yang amat diperlukan dalam peningkatan mutu dan relefansinya. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan. Metode seminar digunakan untuk mempelajari dan mendalami suatu topik. Seminar dipimpin oleh seoarang ahli dalam bidang yang akan dibahas. Para peserta forum seminar sebaiknya memiliki latar belakang dan pengetahuan yang sama. Karena adanya bibmbingan seorang ahli, maka seminar sangat baik digunakan untuk menambah pengeyahuan bagi para peserta. Proses jalannya forum seminar didahului oleh pimpinan sidang membuka forum seminar dan menyampaikan kata pengantar untuk menjelaskan tujuan dan masalah yang akan dibahas dalam forum seminar. Setelah itu peserta yang telah mempersiapkan diri (pemrasaran) menyampaikan hasil penelitian atau berbagai aspek dari topik forum seminar. Selanjutnya dimintak peserta lain yang telah mempelajari makalah untuk meyampaikan pandangannya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk mensintesiskan laporan yang disampaikan. PERSONALIA FORUM AKEDEMIK Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metode yang dipakai. Personalia ini merupakan unsur mengelola, keseluruhan proses keseluruhan forum akademik berdasarkan bentuk dan metode forum akademik tertentu. Moderator. Seseorang yang diminta atau ditunjuk untuk memimpin sidang, mengatur, mengarahkan serta merangsang kegairahan pembicaraan dalam diskusi. Moterator dapat diminta atau di tunjuk dari kalangan ahli, staf pengajar atau mahasiswa yang dinilai berkemampuan.

4 Sekretaris sidang. Seseorang yang ditugasi untuk membantu moderator dalam merangkum, menyeleksi pertanyaandan membuat risalah suatu sidang. Sekretaris dapat perperan pula sebagai pelapor. Notulis. seorang yang ditugasi untuk mencatat semua pembicaraan dan pertanyaan didalam forum akademik. PERAN DAN FUNGSI PARA FUNGSIONARIS Kesuksesan atau kegagalan suatu forum akademik sangat tergantung kepada bagaimana pelaksanaan forum akademik tersebut. Dalam hal ini pihak-pihak yang menentukan adalah para fungsionaris forum akademik. Para fungsionaris forum akademik ituterdiri dari atas pimpinan, sekretaris dan peserta forum akademik. Dibawah ini akan diuraikan peranan para fungsionaris itu. 1. Peranan Moderator sebagai pemimpin. Pemimpin forum akademik mamainkan peranan penting dalam proses suatu forum akademik. Ia mewarnai seluruh situasi forum akademik. Di sini akan tampak dengan jelas gaya kepemimpinan seorang dalam memimpin suatu forum akademik. Gaya kepemimpinan yang mungkin akan timbul: a. Otoriter Pemimpin forum akademik mendominasi seluruh proses diskusi. b. Liberal Pemimpin forum akademik membiarkan para peserta mengeluarkan pendapatnya sebebas-bebasnya. c. Demokratis. Pemimpin memberika kesempatan sebanyak mungkin kepada para peserta untuk mengemukakan pendapat-pendapatnya dalam batas tertentu. d. Manipulasi diplomatis Pemimpin diskusi memaksakan secara halus pendapat-pendapatnya untuk disetujui oleh para peserta. Dalam memimpin, pemimpin forum akademik mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menjelaskan tujuan dan maksud forum akademik b. Menjamin ke3langsungan forum akademik secara teratur dan tertib c. Memberikan anjurn dfan ajakan agar setiap peserta betul-betul berperan serta dalam diskusi tersebut. d. Menyimpulkan, merumuskan setiap pembicayaan dan kemudian membuat kesimpulan atas persetujuan dan kesepakatan bersama. e. Menyiapkan laporan.

5 Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut diatas diperlukan seorang pemimpin forum akademik yang baik. Pemimpin forum akademik yang baik adalah memiliki kreteria sebagai berikut: a. Mampu berpikir jelas dan cepat. Berpikir jelas berarti mampu mengungkapkan gagasannya dengan jelas dan mudah dipakami orang lain. Berpikir cepat berarti mampu mengikuti cara berpikir para peserta yang beraneka ragam itu. b. Bersikap tidak kaku (luwes) Ini berarti bahwa ia harus mampu mengutarakan pikiran dengan jelas. Ia harus mampu berkomonikasi dengan baik dan lancar dengan para peserta. c. Mempunyai kesanggupan menganalisis. Pemimpin harus dapat memperjelas masalah-masalah dengan menunjukan berbagai segi yang perlu diperhatikan dalam diskusi. Ia harus mampu menganalisis pendapat para peserta sehingga akhirnya sampai pada kesimpulan yang da[at mengatasi masalah. d. Berpandangan objektif. Pemimpin harus berlaku dan bersikap tidak memihak dan berpandangan objetif. Ia harus yakin bahwa setiap orang memperleh perhatian dari anggota yang lain. e. tidak boleh berprasangka. Pemimpin yang memihak akan mengalami kesulitan dalam mencari titik temu bagi pihak-pihak yang bertentangan. f. bersikap sabar. Pemimpin harus dapat menahan kejengkelan jika terjadi kemacetan dalam proses pembicaraan. g. Cerdik dalam menangani masalah yang timbul pada peserta. Pemimpin yang cerdik mempunyai kesanggupan untuk mengatasi masalah yang timbul pada peserta tanpa harus menyinggung salah satu peserta. h. Mempunyai keseimbangan dan pengendalian diri. Pemimpin harus menanamkan kepercayaan ke dalam kelompoknya terhadap kemampuannya dalam memimpin diskusi. Dia harus menahan diri dan tidak menonjolkan diri, mendominasi pembicaraan, mengemukakan pendapat pribadi secara berlebihan dan berkuliah. i. Mempunyai rasa humor. Rasa homor dapat mengurangiketegangan dan akan akan menimbulkan kebebasan dalam mengemukakan pendapat. 2. Peranan sekretaris Disamping memimpin forum akademik, sekretaris pun memegang peranan penting, artinya turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu forum akademik. Sekretarisum

6 RENCANA JUDUL KARANGAN Pada keadaan sehari-hari, kadang-kadang terjadi salah tafsir antara pengertian topik dan judul. Topik = pokok-pokok masaalah yg dijadikan objek, Judul = identitas atau cermindari jiwa seluruh karya tulis. Maka sifatnya menjelaskan diri dan menarik. Judul = ekspresi awal dari kredibilitas dan integritas peneliti. Hanya dengan melihat judul sudah diketahui objek, metode, maksud dan tujuan, wilayah penelitianya serta target yang ingin dicapai. Judul merupakan gambaran dari conceptual framework. Fungsi Judul= menunjukkan kepada pembaca hakekat dari pada objek penelitian, wilayahnya serta metode yang dipergunakan. Dengan demikian fungsinya bukan saja bermanfaat bagi pembacanya tetapi bagi penulisnya sebagai kompos untuk menyusun tulisannya. Judul bisa didapat dari; diri sendiri, orang lain, membaca. Syarat-Syarat Judul Karangan Untuk menyusun sebuah judul karangan ilmiah tentu berbeda dengan karangan prosa lainya. Dalam karangan ilmiah judul harus mengandung: Pengertian yang tepat untuk melukiskan seluruh isi karangan. Sesuai dengan gramatika (setiap kata dan tanda baca harus memenuhi fungsi) Komunikatif dengan pembacanya. Artistik (syarat sekuler). Syarat-Syarat penyusunan Judul: Tepat = Tertuju pada sasaran dan isi karangan. Ekonomis = Sependek mungkintanpa mengurangi arti atau isi luas lingkungan yang tercakupdi dalam karangan. Tapi jika judul diperpendek tanpa alasan, maka kemungkinan besar lingkungan yang tercakup dalam karangan itu akan meluas sehingga tidak menampakkan batas-batas masalah. Jika belum terbiasa dengan judul pendek, sususn saja judul pnjang kemudian hilangkan kata-kata yang tidak perlu. Langsung = Tidak perlu berbelit-belit dan dibuat-buat supaya berkesan ilmiah. Judul yang pura-pura ilmiah (sentimentil) sbiasanya untuk menutupi kelemahan pengarang. Jelas = Bahasa, kalimat dan kata-kata hendaknya dapat dimengerti dengan menghindari pengkaburan/ambivalen. Sederhana = Tidak perlu mengunakan kata-kata yang hebat, berapi-api, berbau iklan dan otoritatif.

7 Baru = Dapat menghindari duplikasi dan peniruanterhadap karangan yang sudah ada. Memang susah mendapat yang orisinil tetapi peninjauan yang baru terhadap terhadap sesuatu objek tentu dapat dilakukan oleh setiap orang (sudut pandang yang berbeda). Logis = Makna yang terdapat dalam isi judul dapat dipertahankan dengan argumen (benar dari segi ilmiah dan menurut logika). Syarat Isi Judul = Minat Dapat dilaksanakan Tersedia sumber data Kontribusi. Merumuskan Judul: Judul penelitian/karangan yang lengkap harus mencakup: Sifat dan jenis penelitian. Objek penelitian/karangan Subjek penelitian Lokasi Waktu/tahun terjadinya peristiwa Kata-kata yang tersusun dalam judul adalah variabel-variabel yang merupakan gambaran dari susunan kerangka kerja dan konsep-konsep. Dalam menetapkan judul dapat menggunakan kata-kata kunci tertentu: Menyatakan hubungan yang interaktif (sentuhan yang dalam) = Pengaruh X terhadap Y (Pengaruh W. Spies dan Bonnet terhadap Perkembangan seni lukis Ubud). (Kajian Pengaruh Pertubahan Sistem Sosial terhadap Wujud Perupaan Karya I Dewa Putu Mokoh di Ubud). Variabel I (bebas) Pertubahan Sistem Sosial. Arti kalimat Perubahan Sistem Sosial merupakan faktor-faktor yang merubah sistem sosial di lingkungan seniman I Dewa Putu Mokoh yang merupakan faktor pengaruh perubahan konsep berkeseniannya. Variabel II (terikat) Wujud Perupaan Karya. Artinya hasil karya seniman I Dewa Putu Mokoh setelah mendapat pengaruh dari perubahan sistem sosialnya. Arah penelitiannya = ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan konsep berpikir seniman I Dewa Putu Mokoh. Runusan masalahnya= sejauh mana perubahan sistem sosial di Lingkungan I Dewa putu Mokoh yang mempengaruhi perubahan konsep berkesenianya. Efek X terhadap Y (Efek Pariwisata terhadap Kreatifitas Seni Lukis di Bali). Dll Menyatakan hubungan yang integratif (sekedar nyentuh). Peranan X Terhadap Y (Peranan Mata Kuliah Sket terhadap Peningkatan Kreativitas Seni Lukis)

8 Fungsi X dalam Y (Fungsi Museum Seni Rupa dalam Pengembangan Apresiasi). BAHASA DAN TEKNIK PENULISAN Pemakaian Bahasa dan Bentuk Kalimat Bahasa yang digunakan = bahasa Indonesia baku dan benar untuk tulisan ilmiah. Tata cara penulisannya = EYD Bahasa untuk tulis ilmiah = jelas, ringkas-padat, dan komunikatif. Jelas = memiliki paling sedikit S dan P. Lebih lengkap ditambah O dan K. Ringkas-padat = menggunakan kalimat efesien dan efektif. Komunikatif = isi dan informasi mudah ditangkap dan dimengerti oleh pembaca. Hal itu bisa dicapai apabila tulisan disajikan secara logis dan sistimatis. Hubungan logis antara kalimat dan alinea dalam suatu bab serta adanya urutan, keteraturan, dan padu. Istilah Gunakan istilah Indonesia baku yang sudah diindonesiakan Jika menggunakan istilah asing dan daerah/lokal atau bukan bahasa Indonesia dicetak miring. Bisa juga diisi dalam kurung (...) dengan terjemahan Indonesia, bisa juga dengan memuat daftar glosari. Kesalahan yang sering terjadi Pemakaian awalan ke dan di (harus dibedakan antara kata depan dan bukan kata depan). Awalan ke dan di (contoh ketakutan dan diatasi) Kata depan ke dan di (contoh ke kanan, di atas, di sana, di antara). Jangan memulai suatu kalimat dengan kata-kata penghubung, seperti = dan, sedangkan, sehingga dan untuk. Penggunaan tanda baca yang kurang tepat. Contoh sering di jumpai judul dan sub judul memakai titik, dll Tidak bisa membedakan kata-kata tak baku dan kata-kata baku Tak baku analisa Audio visual estetis Foto copy hakekat hipotesa jadual jaman kreatip motifasi obyek Baku analisis audiovisual estetik fotokopi hakikat hipotesis jadwal zaman kreatif motivasi objek

9 praktek prosentase teoritis pedesaan praktik persentase teoretik Perdesaan, dll

Personalia Seminar. Personalia ini merupakan unsur mengelola.

Personalia Seminar. Personalia ini merupakan unsur mengelola. Personalia Seminar Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metode yang dipakai. Personalia ini merupakan unsur mengelola. Moderator.

Lebih terperinci

SEMINAR Pengembangan kemahsiswaan di masa yang

SEMINAR Pengembangan kemahsiswaan di masa yang SEMINAR Pengembangan kemahsiswaan di masa yang akan datang akan tetap diprioritaskan pada peningkatan penalaran dan keilmuan, maka dengan demikian perlu diselenggarakan forum-forum akademik seperti: seminar,

Lebih terperinci

RENCANA JUDUL KARANGAN

RENCANA JUDUL KARANGAN RENCANA JUDUL KARANGAN Pada keadaan sehari-hari, kadang-kadang terjadi salah tafsir antara pengertian topik dan judul. Topik = pokok-pokok masaalah yg dijadikan objek, Judul = identitas atau cermindari

Lebih terperinci

PERSONALIA FORUM AKEDEMIK

PERSONALIA FORUM AKEDEMIK PERSONALIA FORUM AKEDEMIK Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metode yang dipakai. Moderator. Seseorang yang diminta atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah

Lebih terperinci

Bab II Pengembangan Area Emosional

Bab II Pengembangan Area Emosional Bab II Pengembangan Area Emosional Kompetensi Akhir 1. Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya. Kompetensi Dasar 1. Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MENGELOLA KREATIVITAS PENELITIAN

MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MENGELOLA KREATIVITAS PENELITIAN MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MENGELOLA KREATIVITAS PENELITIAN Oleh : Suhandoyo, MS *) (* Dosen FMIPA UNY, Makalah disampaikan dalam forum pembinaan karya tulis ilmiah mahasiswa Fak. Sains dan Teknologi, UIN

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup panjang. Selain fasilitator dan motivator, guru dituntut profesional dalam

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 08 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbahasa adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut Sebagai salah satu keterampilan yang

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 3414 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 38) UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan sepanjang hayat yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Arti Metode Metode mempunyai arti sebagai cara, teknik, proses berpikir dengan benar, teratur. Lihat bagan

Arti Metode Metode mempunyai arti sebagai cara, teknik, proses berpikir dengan benar, teratur. Lihat bagan ARTI METODELOGI PENELITIAN Prolog Penciptaan seni atau proses kreatif masih sering dianggap sebagai sesuatu yang mesterius, irasional dan dengan demikian berada diluar jangkauan kajian ilmiah. Sehubungan

Lebih terperinci

Pengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji

Pengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji Pengertian Komentar Pendapat seseorang dalam sebuah diskusi tentu akan mengundang reaksi dari peserta lain. Reaksi tersebut merupakan komentar/tanggapan yang dapat berupa persetujuan ataupun penolakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Hari Pertemuan : Rebo, jam 7-8 ( ) Tempat Pertemuan : Ruang III : I Wayan Setem, S.Sn, M.Sn.

KONTRAK PERKULIAHAN. Hari Pertemuan : Rebo, jam 7-8 ( ) Tempat Pertemuan : Ruang III : I Wayan Setem, S.Sn, M.Sn. PENDAHULUAN Seminar merupakan pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui suatu diskusi untuk mendapat keputusan bersama. Masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia. Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

MATA KULIAH SEMINAR I SMT VI PRODI DKV

MATA KULIAH SEMINAR I SMT VI PRODI DKV MATA KULIAH SEMINAR I SMT VI PRODI DKV Tujuan mata kuliah Seminar I, 3 SKS dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar terbiasa mengemukakan pendapat dan menyelesaikan masalah akademik secara ilmiah, dan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan suatu sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal yang baru. Hal ini senada dengan James J. Gallagher dalam Rachmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting baik secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup panjang. Selain fasilitator dan motivator guru dituntut profesional dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Penggunaan media gambar guna meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN 2 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH. TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. bambangsulistyo@yahoo.com PENDAHULUAN Kata moral atau moralitas sering digunakan secara sinonim dengan kata

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan pada umumnya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pemikiran Globalisasi di berbagai sektor ekonomi dan bisnis membawa konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah kebutuhan setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri

Lebih terperinci

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam

Lebih terperinci

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor No. Dokumen: 6/2013 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Edisi/revisi : 1/1 Pelaksanaan Seminar Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Artinya

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi

Lebih terperinci

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung 1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia Paragraf atau sering disebut dengan istilah alenia, dalam satu sisi kedunya memiliki pengertian yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia MAKALAH Tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis

Lebih terperinci

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor No. Dokumen: 6/2016 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Edisi/revisi : 1/1 Pelaksanaan Seminar Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

GAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP

GAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP GAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP Hp 08121575726 email: hermansp@uny.ac.id Staf Ahli PR3 UNY Bid. Penalaran 1 MOTIVASI MEMBUAT KARYA ARTIKEL ILMIAH MEMBIASAKAN DIRI MENYELESAIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

Jenis Karya Tulis Ilmiah. Makalah Laporan Buku Anotasi Bibliografi Skripsi Tesis Disertasi Artikel

Jenis Karya Tulis Ilmiah. Makalah Laporan Buku Anotasi Bibliografi Skripsi Tesis Disertasi Artikel KARYA TULIS ILMIAH Untuk mengungkapkan pikiran secara sistematis sesuai dengan kaidah keilmuan Untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah Mengkomunikasikan

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut

Lebih terperinci

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran. Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran. Penelitian pada umumnya dilakukan oleh pakar pendidikan,

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

Pengertian Tulisan Ilmiah

Pengertian Tulisan Ilmiah Karya tulis ilmiah A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN 1. Peserta memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengertian dan jenis-jenis tulisan ilmiah 2. Peserta mampu merencanakan, menyusun, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Jika dahulu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Jika dahulu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma metodologi pendidikan saat ini disadari atau tidak telah mengalami suatu pergeseran yang menuntut guru di lapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan

Lebih terperinci

Oleh: Sari Rudiyati, dkk &

Oleh: Sari Rudiyati, dkk   & Oleh: Sari Rudiyati, dkk Email: sari_rudiati@uny.ac.id & sarirudiyati@yahoo.com SEMINAR Seminarium : tempat pembibitan Pertemuan ilmiah untuk membahas masalah tertentu guna memperoleh wawasan, kritik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan belajar menyimak dan berbicara merupakan upaya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena dengan pembelajaran bahasa anak memiliki keterampilan dan kemahiran

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya seni tari terkadang tidak sesuai dengan harapan. Pembelajaran seni tari di sekolah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH

BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH 1.1. Teori dan Model Komunikasi Suatu proses komunikasi terjadi apabila antara dua orang atau lebih saling menjalin hubungan satu sama lain. Dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat penghubung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau

Lebih terperinci

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode ...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode Sukakah saudara makan makanan yang telah disediakan dengan baik? Saya suka. Kita tahu bahwa ada cara yang betul dan cara yang salah untuk menyediakan makanan Cara

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Kelas/Program : XII/IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan

Lebih terperinci

STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI Nunung Nuring Hayati Pendidikan Tinggi Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejarah memberikan makna dan pengalaman tentang peristiwa masa lampau. Sejarah mengajarkan kita untuk dapat bertindak lebih bijaksana. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 278 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari temuan-temuan terpenting dalam penelitian, dan rekomendasi tindak lanjut bagi penelitian berikutnya. Perlu diketahui bahwa

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis, sesuai dengan proses pemerolehannya merupakan keterampilan yang paling akhir dan masih dipandang sulit dan kompleks oleh sebagian besar siswa.

Lebih terperinci