Kebebasan kreativitas seni adalah kebebasan yang memungkinkan sivitas akademik dalam menyampaikan konsep seni dan mengungkapkannya dalam wujud karya.
|
|
- Vera Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengembangan kemahsiswaan di masa yang akan datang akan tetap diprioritaskan pada peningkatan penalaran dan keilmuan, maka dengan demikian perlu diselenggarakan forum-forum akademik seperti: seminar, ceramah umum ilmoiah, simposisum, studi kasus lokakarya, dll, Dihubungkan dengan ISI Denpasaryang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan program proyek pendidikasn professional dan atau akademik dibidang seni di atas pendidikan menengah. ISI Denpasar berkewajiban mengembangkan ilmu dan teknologi serta kreatifitas seni, sesuai dengan kebebasan akademik, mimbar akademik dan otonomi kesenian. Pengembangan ini bertujuan untuk memajukan peradaban manusia, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu masyarakat maju, adil dan makmur. Dihubungkan : Pendidikan adalah: uasaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaui usaha bimbvingan, pengajaran/latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan akademik adalah: Pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu dan pengembangannya. Pendidikan profesional adalah: pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada persiapan penerapan keahlian tertentu. ISI Denpasar akademik profesional bidang seni. Kebebasan kreativitas seni adalah kebebasan yang memungkinkan sivitas akademik dalam menyampaikan konsep seni dan mengungkapkannya dalam wujud karya. ISI Denpasar bertujuan menghasilkan lulusan yang: menguasai dasar-dasar pengetahuan bidang keahliannyasehingga mampu menelaah dan merumuskan masalah-masalah untuk diwujudkan ke dalam gagasan-gagasan/karyakarya. mampu menerapkan pengetahuan dan kesenian secara kreatif dan inovatif untuk diekpresikan ke dalam karya serta dikomunikasikan pada masyarakat. Dihubungkan dengan materi seminar bahwa ada di dalamnya. Seminar sebagai salah satu mata kuliah secara teori dan praktek yang mempelajari tentang cara/metode mengungkapkan sesuatu masalah/kasusyang ada serta mencari jalan pemecahannya dengan metode yang ditentukan.
2 PENGERTIAN SEMINAR Kata seminar berasal dari bahasa Latin semin yang beraarti biji atau benih. Dengan demikian seminar dapat diartikan tempat benih-benih kebijaksanaaan disemaikan. Secara umum seminar diartikan sebagai sebuah pertemuan yang mendiskusikan tentang kebijaksanaan yang akan dipakai sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang bersifat teknis. Seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu dengan tangagapan dan prasaran melalui suatu diskusi untuk mendapat keputusan bersama (Parere, 1982: 71). Seminar adalah sebuah forum terjadwal dari sekelompok orang untuk membahas secara ilmiah tentang suatu topik dengan tujuan menumbuhkan dan memupuk kemampuan, sikap ilmiah dan sikaf propesionalisme melalui pemahaman yang lebih objektif tentang topik yang akan dibahas. Seminr merupakan pertemuan suatu kelompok terdiri dari 5 sampai 30 orang yang dengan sistimatis mempelajari suatu topik khusus, dibawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang terssebut dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Masalah-masalah yang dibahas dalam suatu seminar bertujun untuk mendapatkan pemecahannya. Oleh karena itu, peserta seminar terdiri atas orang-orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut, sehingga dapat memberikan pandangan dan pendapat yang tepat dalam pemecahan masah. Semua itu dilakukan dalam koridor ilmiah walaupun topik pembicaraannya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan utamnya adalah mencari jalan pemecahannya, oleh sebab itu diakhiri dengan kesimpulan atau putusan-putusan, baik usulan, saran, resolusi maupun rekomendasi. Di Perguruan Tinggi, dikenal suatu bentuk seminar yang disebut seminar akademik mahasiswa. Seminar akademik mahasiswa adalah pertemuan para mahasiswa untuk mengkomunikasiakan dan mendiskusiakn hasil penelitian institusional atau studi mereka dan mendiskusiakn madsalah-masalah yang hendak diteliti dan saling membantu dalam pemecahan masalah. Dalam forum ini mahasiswa juga dapat saling membantu mengindentifikasis masalah baru dan membahas rencana penelitian berikutnya. Dengan demikian seminar merupakan suatu forum yang mendorong diadakannya penelitian dan studi tertentu. Dalam pertemuan seminar maka diadakan pembahasan tanggapan dari peserta melaui diskusi. Maka dalam pennyampaian prasaran maupun dalam diskusi diperlukan data dan fakta untuk dapat membutikan bahwa pendapatnya benar. Namun menyusun argumentasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena diharuskan menyiapkan bahan secukupnya. Proses pengumpulan bahan-bahan untuk argumentasi itu sendiri merupakan latihan keahlian dan keterampilan tersendiri dalam memperoleh informasi-imformasi yang tepat.
3 Informasi diperoleh melalui observasi, riset, bibliografi dan lain-lain. Data, fakta dan informasi itu tentu masih harus diseleksi, dipilih mana yang diperlukan sesuai dengan objek atau persoalan bagaimana menyampaikan dalam pembicaraan atau menyajikan dalam suatu bentuk rangkaian yang logis dan menyakinkan. Sasaran diberikan mata kuliah Seminar: Untuk mengetahui kemampuan di dalam mengungkapkan segala hasil yang didapat baik data, cara pengolahan maupun penyampaian. Fungsi forum seminar; Sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa untuk memperluaswawasan, kesempatan berkonsultasi dalam mencari pemecahan masalah secara ilmiah. Sebagai sarana bagi mahasdiswa untuk mengaktualisasikan dirinya dan berkomunikasi secara efektif dan efesien. Sebagai sarana untuk lebih dini menghayati nilai, norma, etika dan tradisi ilmiah serta sikaf profesional. Sarana dalam menciptakan akademik melliu yang amat diperlukan dalam peningkatan mutu dan relefansinya. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan. Metode seminar digunakan untuk mempelajari dan mendalami suatu topik. Seminar dipimpin oleh seoarang ahli dalam bidang yang akan dibahas. Para peserta forum seminar sebaiknya memiliki latar belakang dan pengetahuan yang sama. Karena adanya bibmbingan seorang ahli, maka seminar sangat baik digunakan untuk menambah pengeyahuan bagi para peserta. Proses jalannya forum seminar didahului oleh pimpinan sidang membuka forum seminar dan menyampaikan kata pengantar untuk menjelaskan tujuan dan masalah yang akan dibahas dalam forum seminar. Setelah itu peserta yang telah mempersiapkan diri (pemrasaran) menyampaikan hasil penelitian atau berbagai aspek dari topik forum seminar. Selanjutnya dimintak peserta lain yang telah mempelajari makalah untuk meyampaikan pandangannya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk mensintesiskan laporan yang disampaikan. PERSONALIA FORUM AKEDEMIK Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metode yang dipakai. Personalia ini merupakan unsur mengelola, keseluruhan proses keseluruhan forum akademik berdasarkan bentuk dan metode forum akademik tertentu. Moderator. Seseorang yang diminta atau ditunjuk untuk memimpin sidang, mengatur, mengarahkan serta merangsang kegairahan pembicaraan dalam diskusi. Moterator dapat diminta atau di tunjuk dari kalangan ahli, staf pengajar atau mahasiswa yang dinilai berkemampuan.
4 Sekretaris sidang. Seseorang yang ditugasi untuk membantu moderator dalam merangkum, menyeleksi pertanyaandan membuat risalah suatu sidang. Sekretaris dapat perperan pula sebagai pelapor. Notulis. seorang yang ditugasi untuk mencatat semua pembicaraan dan pertanyaan didalam forum akademik. PERAN DAN FUNGSI PARA FUNGSIONARIS Kesuksesan atau kegagalan suatu forum akademik sangat tergantung kepada bagaimana pelaksanaan forum akademik tersebut. Dalam hal ini pihak-pihak yang menentukan adalah para fungsionaris forum akademik. Para fungsionaris forum akademik ituterdiri dari atas pimpinan, sekretaris dan peserta forum akademik. Dibawah ini akan diuraikan peranan para fungsionaris itu. 1. Peranan Moderator sebagai pemimpin. Pemimpin forum akademik mamainkan peranan penting dalam proses suatu forum akademik. Ia mewarnai seluruh situasi forum akademik. Di sini akan tampak dengan jelas gaya kepemimpinan seorang dalam memimpin suatu forum akademik. Gaya kepemimpinan yang mungkin akan timbul: a. Otoriter Pemimpin forum akademik mendominasi seluruh proses diskusi. b. Liberal Pemimpin forum akademik membiarkan para peserta mengeluarkan pendapatnya sebebas-bebasnya. c. Demokratis. Pemimpin memberika kesempatan sebanyak mungkin kepada para peserta untuk mengemukakan pendapat-pendapatnya dalam batas tertentu. d. Manipulasi diplomatis Pemimpin diskusi memaksakan secara halus pendapat-pendapatnya untuk disetujui oleh para peserta. Dalam memimpin, pemimpin forum akademik mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menjelaskan tujuan dan maksud forum akademik b. Menjamin ke3langsungan forum akademik secara teratur dan tertib c. Memberikan anjurn dfan ajakan agar setiap peserta betul-betul berperan serta dalam diskusi tersebut. d. Menyimpulkan, merumuskan setiap pembicayaan dan kemudian membuat kesimpulan atas persetujuan dan kesepakatan bersama. e. Menyiapkan laporan.
5 Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut diatas diperlukan seorang pemimpin forum akademik yang baik. Pemimpin forum akademik yang baik adalah memiliki kreteria sebagai berikut: a. Mampu berpikir jelas dan cepat. Berpikir jelas berarti mampu mengungkapkan gagasannya dengan jelas dan mudah dipakami orang lain. Berpikir cepat berarti mampu mengikuti cara berpikir para peserta yang beraneka ragam itu. b. Bersikap tidak kaku (luwes) Ini berarti bahwa ia harus mampu mengutarakan pikiran dengan jelas. Ia harus mampu berkomonikasi dengan baik dan lancar dengan para peserta. c. Mempunyai kesanggupan menganalisis. Pemimpin harus dapat memperjelas masalah-masalah dengan menunjukan berbagai segi yang perlu diperhatikan dalam diskusi. Ia harus mampu menganalisis pendapat para peserta sehingga akhirnya sampai pada kesimpulan yang da[at mengatasi masalah. d. Berpandangan objektif. Pemimpin harus berlaku dan bersikap tidak memihak dan berpandangan objetif. Ia harus yakin bahwa setiap orang memperleh perhatian dari anggota yang lain. e. tidak boleh berprasangka. Pemimpin yang memihak akan mengalami kesulitan dalam mencari titik temu bagi pihak-pihak yang bertentangan. f. bersikap sabar. Pemimpin harus dapat menahan kejengkelan jika terjadi kemacetan dalam proses pembicaraan. g. Cerdik dalam menangani masalah yang timbul pada peserta. Pemimpin yang cerdik mempunyai kesanggupan untuk mengatasi masalah yang timbul pada peserta tanpa harus menyinggung salah satu peserta. h. Mempunyai keseimbangan dan pengendalian diri. Pemimpin harus menanamkan kepercayaan ke dalam kelompoknya terhadap kemampuannya dalam memimpin diskusi. Dia harus menahan diri dan tidak menonjolkan diri, mendominasi pembicaraan, mengemukakan pendapat pribadi secara berlebihan dan berkuliah. i. Mempunyai rasa humor. Rasa homor dapat mengurangiketegangan dan akan akan menimbulkan kebebasan dalam mengemukakan pendapat. 2. Peranan sekretaris Disamping memimpin forum akademik, sekretaris pun memegang peranan penting, artinya turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu forum akademik. Sekretarisum
6 RENCANA JUDUL KARANGAN Pada keadaan sehari-hari, kadang-kadang terjadi salah tafsir antara pengertian topik dan judul. Topik = pokok-pokok masaalah yg dijadikan objek, Judul = identitas atau cermindari jiwa seluruh karya tulis. Maka sifatnya menjelaskan diri dan menarik. Judul = ekspresi awal dari kredibilitas dan integritas peneliti. Hanya dengan melihat judul sudah diketahui objek, metode, maksud dan tujuan, wilayah penelitianya serta target yang ingin dicapai. Judul merupakan gambaran dari conceptual framework. Fungsi Judul= menunjukkan kepada pembaca hakekat dari pada objek penelitian, wilayahnya serta metode yang dipergunakan. Dengan demikian fungsinya bukan saja bermanfaat bagi pembacanya tetapi bagi penulisnya sebagai kompos untuk menyusun tulisannya. Judul bisa didapat dari; diri sendiri, orang lain, membaca. Syarat-Syarat Judul Karangan Untuk menyusun sebuah judul karangan ilmiah tentu berbeda dengan karangan prosa lainya. Dalam karangan ilmiah judul harus mengandung: Pengertian yang tepat untuk melukiskan seluruh isi karangan. Sesuai dengan gramatika (setiap kata dan tanda baca harus memenuhi fungsi) Komunikatif dengan pembacanya. Artistik (syarat sekuler). Syarat-Syarat penyusunan Judul: Tepat = Tertuju pada sasaran dan isi karangan. Ekonomis = Sependek mungkintanpa mengurangi arti atau isi luas lingkungan yang tercakupdi dalam karangan. Tapi jika judul diperpendek tanpa alasan, maka kemungkinan besar lingkungan yang tercakup dalam karangan itu akan meluas sehingga tidak menampakkan batas-batas masalah. Jika belum terbiasa dengan judul pendek, sususn saja judul pnjang kemudian hilangkan kata-kata yang tidak perlu. Langsung = Tidak perlu berbelit-belit dan dibuat-buat supaya berkesan ilmiah. Judul yang pura-pura ilmiah (sentimentil) sbiasanya untuk menutupi kelemahan pengarang. Jelas = Bahasa, kalimat dan kata-kata hendaknya dapat dimengerti dengan menghindari pengkaburan/ambivalen. Sederhana = Tidak perlu mengunakan kata-kata yang hebat, berapi-api, berbau iklan dan otoritatif.
7 Baru = Dapat menghindari duplikasi dan peniruanterhadap karangan yang sudah ada. Memang susah mendapat yang orisinil tetapi peninjauan yang baru terhadap terhadap sesuatu objek tentu dapat dilakukan oleh setiap orang (sudut pandang yang berbeda). Logis = Makna yang terdapat dalam isi judul dapat dipertahankan dengan argumen (benar dari segi ilmiah dan menurut logika). Syarat Isi Judul = Minat Dapat dilaksanakan Tersedia sumber data Kontribusi. Merumuskan Judul: Judul penelitian/karangan yang lengkap harus mencakup: Sifat dan jenis penelitian. Objek penelitian/karangan Subjek penelitian Lokasi Waktu/tahun terjadinya peristiwa Kata-kata yang tersusun dalam judul adalah variabel-variabel yang merupakan gambaran dari susunan kerangka kerja dan konsep-konsep. Dalam menetapkan judul dapat menggunakan kata-kata kunci tertentu: Menyatakan hubungan yang interaktif (sentuhan yang dalam) = Pengaruh X terhadap Y (Pengaruh W. Spies dan Bonnet terhadap Perkembangan seni lukis Ubud). (Kajian Pengaruh Pertubahan Sistem Sosial terhadap Wujud Perupaan Karya I Dewa Putu Mokoh di Ubud). Variabel I (bebas) Pertubahan Sistem Sosial. Arti kalimat Perubahan Sistem Sosial merupakan faktor-faktor yang merubah sistem sosial di lingkungan seniman I Dewa Putu Mokoh yang merupakan faktor pengaruh perubahan konsep berkeseniannya. Variabel II (terikat) Wujud Perupaan Karya. Artinya hasil karya seniman I Dewa Putu Mokoh setelah mendapat pengaruh dari perubahan sistem sosialnya. Arah penelitiannya = ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan konsep berpikir seniman I Dewa Putu Mokoh. Runusan masalahnya= sejauh mana perubahan sistem sosial di Lingkungan I Dewa putu Mokoh yang mempengaruhi perubahan konsep berkesenianya. Efek X terhadap Y (Efek Pariwisata terhadap Kreatifitas Seni Lukis di Bali). Dll Menyatakan hubungan yang integratif (sekedar nyentuh). Peranan X Terhadap Y (Peranan Mata Kuliah Sket terhadap Peningkatan Kreativitas Seni Lukis)
8 Fungsi X dalam Y (Fungsi Museum Seni Rupa dalam Pengembangan Apresiasi). BAHASA DAN TEKNIK PENULISAN Pemakaian Bahasa dan Bentuk Kalimat Bahasa yang digunakan = bahasa Indonesia baku dan benar untuk tulisan ilmiah. Tata cara penulisannya = EYD Bahasa untuk tulis ilmiah = jelas, ringkas-padat, dan komunikatif. Jelas = memiliki paling sedikit S dan P. Lebih lengkap ditambah O dan K. Ringkas-padat = menggunakan kalimat efesien dan efektif. Komunikatif = isi dan informasi mudah ditangkap dan dimengerti oleh pembaca. Hal itu bisa dicapai apabila tulisan disajikan secara logis dan sistimatis. Hubungan logis antara kalimat dan alinea dalam suatu bab serta adanya urutan, keteraturan, dan padu. Istilah Gunakan istilah Indonesia baku yang sudah diindonesiakan Jika menggunakan istilah asing dan daerah/lokal atau bukan bahasa Indonesia dicetak miring. Bisa juga diisi dalam kurung (...) dengan terjemahan Indonesia, bisa juga dengan memuat daftar glosari. Kesalahan yang sering terjadi Pemakaian awalan ke dan di (harus dibedakan antara kata depan dan bukan kata depan). Awalan ke dan di (contoh ketakutan dan diatasi) Kata depan ke dan di (contoh ke kanan, di atas, di sana, di antara). Jangan memulai suatu kalimat dengan kata-kata penghubung, seperti = dan, sedangkan, sehingga dan untuk. Penggunaan tanda baca yang kurang tepat. Contoh sering di jumpai judul dan sub judul memakai titik, dll Tidak bisa membedakan kata-kata tak baku dan kata-kata baku Tak baku analisa Audio visual estetis Foto copy hakekat hipotesa jadual jaman kreatip motifasi obyek Baku analisis audiovisual estetik fotokopi hakikat hipotesis jadwal zaman kreatif motivasi objek
9 praktek prosentase teoritis pedesaan praktik persentase teoretik Perdesaan, dll
Personalia Seminar. Personalia ini merupakan unsur mengelola.
Personalia Seminar Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metode yang dipakai. Personalia ini merupakan unsur mengelola. Moderator.
Lebih terperinciSEMINAR Pengembangan kemahsiswaan di masa yang
SEMINAR Pengembangan kemahsiswaan di masa yang akan datang akan tetap diprioritaskan pada peningkatan penalaran dan keilmuan, maka dengan demikian perlu diselenggarakan forum-forum akademik seperti: seminar,
Lebih terperinciRENCANA JUDUL KARANGAN
RENCANA JUDUL KARANGAN Pada keadaan sehari-hari, kadang-kadang terjadi salah tafsir antara pengertian topik dan judul. Topik = pokok-pokok masaalah yg dijadikan objek, Judul = identitas atau cermindari
Lebih terperinciPERSONALIA FORUM AKEDEMIK
PERSONALIA FORUM AKEDEMIK Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metode yang dipakai. Moderator. Seseorang yang diminta atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah
Lebih terperinciBab II Pengembangan Area Emosional
Bab II Pengembangan Area Emosional Kompetensi Akhir 1. Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya. Kompetensi Dasar 1. Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciMENUMBUHKEMBANGKAN DAN MENGELOLA KREATIVITAS PENELITIAN
MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MENGELOLA KREATIVITAS PENELITIAN Oleh : Suhandoyo, MS *) (* Dosen FMIPA UNY, Makalah disampaikan dalam forum pembinaan karya tulis ilmiah mahasiswa Fak. Sains dan Teknologi, UIN
Lebih terperinciC. Macam-Macam Metode Pembelajaran
A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup panjang. Selain fasilitator dan motivator, guru dituntut profesional dalam
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 08 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbahasa adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut Sebagai salah satu keterampilan yang
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 3414 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 38) UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu
Lebih terperinciMenulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2
Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan sepanjang hayat yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciArti Metode Metode mempunyai arti sebagai cara, teknik, proses berpikir dengan benar, teratur. Lihat bagan
ARTI METODELOGI PENELITIAN Prolog Penciptaan seni atau proses kreatif masih sering dianggap sebagai sesuatu yang mesterius, irasional dan dengan demikian berada diluar jangkauan kajian ilmiah. Sehubungan
Lebih terperinciPengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji
Pengertian Komentar Pendapat seseorang dalam sebuah diskusi tentu akan mengundang reaksi dari peserta lain. Reaksi tersebut merupakan komentar/tanggapan yang dapat berupa persetujuan ataupun penolakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN. Hari Pertemuan : Rebo, jam 7-8 ( ) Tempat Pertemuan : Ruang III : I Wayan Setem, S.Sn, M.Sn.
PENDAHULUAN Seminar merupakan pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui suatu diskusi untuk mendapat keputusan bersama. Masalah-masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia. Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.
Lebih terperinciMATA KULIAH SEMINAR I SMT VI PRODI DKV
MATA KULIAH SEMINAR I SMT VI PRODI DKV Tujuan mata kuliah Seminar I, 3 SKS dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar terbiasa mengemukakan pendapat dan menyelesaikan masalah akademik secara ilmiah, dan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan suatu sistem pendidikan nasional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal yang baru. Hal ini senada dengan James J. Gallagher dalam Rachmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting baik secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup panjang. Selain fasilitator dan motivator guru dituntut profesional dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Penggunaan media gambar guna meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN 2 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia
Lebih terperinciTEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.
TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. bambangsulistyo@yahoo.com PENDAHULUAN Kata moral atau moralitas sering digunakan secara sinonim dengan kata
Lebih terperinciBahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan pada umumnya
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pemikiran Globalisasi di berbagai sektor ekonomi dan bisnis membawa konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah kebutuhan setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dalam kegiatan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi
KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri
Lebih terperinciMenulis Karya Ilmiah Remaja 1
Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam
Lebih terperinciDepartemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor No. Dokumen: 6/2013 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Edisi/revisi : 1/1 Pelaksanaan Seminar Halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Artinya
Lebih terperinciSILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi
Lebih terperinci1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung
1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia Paragraf atau sering disebut dengan istilah alenia, dalam satu sisi kedunya memiliki pengertian yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang
Lebih terperinciKARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia
KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia MAKALAH Tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis
Lebih terperinciDepartemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan No. Bagian : POB 6 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor No. Dokumen: 6/2016 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Edisi/revisi : 1/1 Pelaksanaan Seminar Halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang
Lebih terperinciGAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP
GAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP Hp 08121575726 email: hermansp@uny.ac.id Staf Ahli PR3 UNY Bid. Penalaran 1 MOTIVASI MEMBUAT KARYA ARTIKEL ILMIAH MEMBIASAKAN DIRI MENYELESAIKAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis
Lebih terperinciJenis Karya Tulis Ilmiah. Makalah Laporan Buku Anotasi Bibliografi Skripsi Tesis Disertasi Artikel
KARYA TULIS ILMIAH Untuk mengungkapkan pikiran secara sistematis sesuai dengan kaidah keilmuan Untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah Mengkomunikasikan
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut
Lebih terperinciPenelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.
Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran. Penelitian pada umumnya dilakukan oleh pakar pendidikan,
Lebih terperinciSEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA
MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang
Lebih terperinciPengertian Tulisan Ilmiah
Karya tulis ilmiah A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN 1. Peserta memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengertian dan jenis-jenis tulisan ilmiah 2. Peserta mampu merencanakan, menyusun, dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Jika dahulu pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma metodologi pendidikan saat ini disadari atau tidak telah mengalami suatu pergeseran yang menuntut guru di lapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi
Lebih terperinciKODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan
Lebih terperinciOleh: Sari Rudiyati, dkk &
Oleh: Sari Rudiyati, dkk Email: sari_rudiati@uny.ac.id & sarirudiyati@yahoo.com SEMINAR Seminarium : tempat pembibitan Pertemuan ilmiah untuk membahas masalah tertentu guna memperoleh wawasan, kritik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan belajar menyimak dan berbicara merupakan upaya penguasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena dengan pembelajaran bahasa anak memiliki keterampilan dan kemahiran
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA
KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya seni tari terkadang tidak sesuai dengan harapan. Pembelajaran seni tari di sekolah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa
Lebih terperinciBAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH
BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH 1.1. Teori dan Model Komunikasi Suatu proses komunikasi terjadi apabila antara dua orang atau lebih saling menjalin hubungan satu sama lain. Dalam hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat penghubung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau
Lebih terperinci...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode
...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode Sukakah saudara makan makanan yang telah disediakan dengan baik? Saya suka. Kita tahu bahwa ada cara yang betul dan cara yang salah untuk menyediakan makanan Cara
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : Kelas/Program : XII/IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan
Lebih terperinciSTRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI Nunung Nuring Hayati Pendidikan Tinggi Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,
Lebih terperinciSeminar Pendidikan Matematika
Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejarah memberikan makna dan pengalaman tentang peristiwa masa lampau. Sejarah mengajarkan kita untuk dapat bertindak lebih bijaksana. Melalui pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
278 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari temuan-temuan terpenting dalam penelitian, dan rekomendasi tindak lanjut bagi penelitian berikutnya. Perlu diketahui bahwa
Lebih terperinciA. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis, sesuai dengan proses pemerolehannya merupakan keterampilan yang paling akhir dan masih dipandang sulit dan kompleks oleh sebagian besar siswa.
Lebih terperinci