BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN"

Transkripsi

1 6 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara adalah sebuah universitas swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. Universitas Bina Nusantara memiliki 3 (tiga) buah kampus yang digunakan untuk kegiatan kuliah Strata 1 dan saling berhubungan. Ketiga kampus tersebut adalah Kampus Anggrek, Kampus Syahdan, dan Kampus Kijang. Masingmasing dari ketiga kampus tersebut memiliki lahan parkir untuk melayani civitas akademika Universitas Bina Nusantara. Universitas Bina Nusantara bekerja sama dengan Secure Parking dalam mengelola lahan parkir yang ada. Pada penelitian ini, lokasi penelitian yang dipilih sebagai daerah studi adalah Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara yang berlokasi di Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Kampus Anggrek merupakan kampus yang memiliki lahan parkir terbesar dari ketiga kampus yang ada dengan jumlah petak parkir sebanyak 713 lot.

2 7 Gambar 2.1 Denah Lokasi Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara Kebijakan Parkir Mobil Kampus Anggrek Berdasarkan Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Universitas Bina Nusantara yang dikeluarkan pada 14 Desember 2002, kebijakan parkir yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

3 8 1. Identitas Parkir: Kelompok Jenis Kendaraan Identitas Mahasiswa Motor (Kampus Anggrek) BINUSIAN Card (+STNK) Mobil BINUSIAN Card Mahasiswa Dosen Motor BINUSIAN Card (+STNK) Mobil BINUSIAN Card Dosen Karyawan Motor BINUSIAN Card (+STNK) Mobil BINUSIAN Card Karyawan Umum Motor Kartu Umum Mobil Kartu Umum 2. Jam Operasional: Senin Jumat : WIB Sabtu : WIB Apabila melebihi jam operasional parkir di atas maka akan dikenakan beban menginap. 3. Kartu Hilang: Untuk kelompok mahasiswa, Dosen dan Karyawan, segera menghubungi BINUSIAN Card untuk diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk kelompok umum dikenakan denda Rp ,- per kartu. 4. Pemeriksaan STNK: Petugas parkir berhak memeriksa STNK asli. Apabila tidak ada, maka kendaraan tersebut tidak dapat di keluarkan dari areal parkir. 5. Perangkapan Status: Untuk kelompok Mahasiswa/Dosen yang merangkap menjadi Karyawan, diberlakukan berbagai kelompok karyawan.

4 9 6. Lain-lain: Tidak diperkenankan untuk meninggalkan barang-barang berharga atau identitas untuk tanda parkir pada kendaraan anda (tidak disediakan penitipan helm, jaket dan lainnya). Segala kerusakan/kehilangan terhadap kendaraan/barang-barang di dalamnya adalah resiko sendiri, pihak BINUS UNIVERSITY tidak akan mengganti dalam bentuk apapun. Setiap pihak wajib mematuhi ketentuan di atas, dan bila di langgar maka petugas berhak untuk menolak dan tetap menjalankan sesuai dengan prosedur. Khusus untuk hari Minggu, area parkir di Kampus Anggrek tidak dioperasionalisasikan dan tiap kegiatan disentralisasikan di Kampus Syahdan. Setiap pengguna kendaraan, agar memarkir kendaraannya dengan rapi dan tidak mengganggu pengguna lainnya (bila paralel jangan di hand rem ). BINUSIAN kuliah tahun pertama tidak diijinkan membawa dan memarkir mobil di kampus. Termasuk pelanggaran juga bila masuk dengan BINUSIAN Card orang lain. Pelanggaran menggunakan BINUSIAN Card orang lain untuk kepentingan parkir akan dikenakan sanksi skorsing termasuk mahasiswa yang meminjamkan BINUSIAN Card. Selalu mengunci mobil/motor saat meninggalkannya (lebih baik bila terdapat kunci tambahan).

5 10 Parkir motor harus di tempat yang disediakan dan khusus di Kampus Syahdan hanya untuk yang berstiker (karyawan, dosen dan pengurus UKM/HMJ). Petugas parkir akan memberikan surat peringatan pelanggaran parkir bila terdapat pelanggaran di atas (parkir paralel di hand rem, tidak dikunci, kunci ketinggalan, dll). Ketentuan di atas juga berlaku untuk di Kampus Kijang. 2.2 Analisis Parkir Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi jalan raya secara keseluruhan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk suatu kota akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan melakukan berbagai macam kegiatan. Kebanyakan penduduk di kota-kota besar melakukan kegiatan atau bepergian dengan menggunakan kendaraan pribadi sehingga secara tidak langsung diperlukan jumlah lahan parkir yang memadai (Tamin, 2005). Perparkiran merupakan masalah yang sering dijumpai dalam sistem transportasi perkotaan, baik dikota-kota besar maupun kota yang sedang berkembang. Masalah perparkiran tersebut akhir-akhir ini terasa sangat mempengaruhi pergerakan kendaraan, di mana kendaraan yang melewati tempat-tempat yang mempunyai aktivitas tinggi, laju pergerakannya akan terhambat oleh kendaraan yang parkir di pinggir jalan berada sekitar tempat atau pusat kegiatan seperti : perkantoran, sekolah, pusat kegiatan ekonomi (pasar swalayan, bioskop, rumah makan), dan lain-lain. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan, pengadaan lahan parkir yang cukup. Kebutuhan lahan parkir

6 11 (demand) dan prasarana yang akan dibutuhkan (supply) harus seimbang dan disesuaikan dengan karakteristik perparkiran. Secara umum parkir dapat dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu: a. Parkir di badan jalan (on-street parking) b. Parkir di luar badan jalan (off-street parking) Kebutuhan Parkir Metode yang sering digunakan untuk menentukan kebutuhan lahan parkir, yaitu (Tamin, 2005): a. Metode Berdasarkan Pada Kepemilikan Kendaraan Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas lahan parkir dengan jumlah kendaraan yang tercatat di pusat kota. Semakin meningkat jumlah penduduk, maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karena kepemilikan kendaraan meningkat. b. Metode Berdasarkan Luas Lantai Bangunan Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan lahan parkir sangat terkait dengan jumlah kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai bangunan di mana kegiatan tersebut dilakukan, misalnya: perbelanjaan, perkantoran, dan lainlain.

7 12 c. Metode Berdasarkan Selisih Terbesar Antara Kedatangan Dan Keberangkatan Kendaraan Kebutuhan lahan parkir didapatkan dengan menghitung akumulasi terbesar pada suatu selang waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir pada suatu tempat pada selang waktu tertentu, di mana jumlah kendaraan parkir tidak akan pernah sama pada suatu tempat dengan tempat lainnya dari waktu ke waktu Karakteristik Parkir Informasi mengenai karakteristik parkir sangatlah diperlukan pada saat kita merencanakan suatu lahan parkir. Beberapa parameter karakteristik parkir yang harus diketahui adalah (Tamin, 2005) : a. Durasi Parkir Salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas penggunaan ruang parkir, selain luas ruang parkir adalah lamanya kendaraan parkir (durasi parkir). Tujuan dilakukannya analisis terhadap durasi parkir adalah untuk mengetahui rerata lamanya kendaraan parkir pada lahan parkir tersebut. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui lama suatu kendaraan parkir. Informasi ini diperoleh dengan cara mengamati waktu kendaraan masuk dan waktu kendaraan tersebut keluar, selisih dari waktu tersebut adalah durasi parkir. Durasi parkir dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Durasi Parkir = T out T in

8 13 T in = waktu saat kendaraan masuk lokasi parkir T out = waktu saat kendaraan keluar lokasi parkir Rerata durasi parkir dapat dicari dengan perhitungan sebagai berikut : fx X _ = + volume kendaraan di mana: fx = x f X = rerata x = median durasi parkir f = jumlah kendaraan median interval durasi parkir b. Akumulasi Parkir Informasi ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar. Akumulasi parkir dapat dirumuskan sebagai berikut : Akumulasi = Q in Q out + Q s dimana : Q in = kendaraan yang masuk lokasi parkir Q out = kendaraan yang keluar lokasi parkir

9 14 Q s = kendaraan yang telah berada di lokasi parkir sebelum pengamatan dilakukan c. Tingkat Pergantian (Parking Turn-over) dan Tingkat Penggunaan (Occupancy rate) Tingkat pergantian diperoleh dari jumlah kendaraan yang telah memanfaatkan lahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia. Semakin tinggi tingkat pergantian, maka akan semakin menguntungkan apabila di lihat dari sisi pendapatan parkir. Nilai tingkat pergantian juga sangat tergantung dari durasi kendaraan parkir. Semakin kecil rerata durasi parkir kendaraan yang parkir di ruang parkir tersebut, maka akan semakin tinggi nilai tingkat pergantian. Parking Turn - over Q p = petak parkir tersedia dimana : Qp = kendaraan yang parkir per periode waktu tertentu, semisal dari jam 06:00 s/d 23:00 Sedangkan, tingkat penggunaan diperoleh dari akumulasi kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan dengan 100%. akumulasi parkir Occupancy Rate = 100% petak parkir tersedia

10 15 d. Volume Parkir Jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya per hari). Volume parkir pada suatu selang waktu tertentu didapat dengan menjumlahkan jumlah kendaraan pada selang waktu sebelumnya ditambah dengan jumlah kendaraan masuk pada selang waktu tersebut. e. Kapasitas Parkir Banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Kapasitas parkir secara umum dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang dapat diparkir pada suatu lahan parkir dalam suatu selang waktu tertentu. Besar kecilnya kapasitas suatu lahan parkir akan sangat menentukan besarnya volume kendaraan yang dapat ditampung. Hal ini berarti tingkat kapasitas sangat mempengaruhi dimensi lahan parkir tersebut. Untuk itu kapasitas parkir ini harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak hanya didasarkan pada volume maksimum pada kondisi jam sibuk, namun juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan keseluruhan perilaku kendaraan baik durasi waktu maupun akumulasi parkir selama masa waktu tertentu. Hal ini sangat penting, karena penentuan kapasitas yang tidak optimal pada akhirnya akan mengakibatkan perencanaan daerah parkir yang tidak optimal pula. Kondisi ini akan mewujudkan kemungkinan suatu lahan parkir dapat menampung kendaraan pada kondisi jam sibuk, namun pada waktu lainnya

11 16 akan banyak ruang kosong. Atau, dapat pula terjadi sebaliknya dimana pada jam normal sekalipun, banyak kendaraan yang tidak tertampung. Hal ini tentu saja sangat tidak efektif dan efisien bila dilihat dari sudut investasi. Luas suatu lahan parkir tidak hanya ditentukan oleh besaran kapasitas dari lahan parkir yang besarnya dimanifestasikan dalam bentuk banyaknya petak parkir yang dibutuhkan, namun juga akan sangat dipengaruhi oleh tipe dari petak parkir tersebut serta jenis dan ukuran dari kendaraan yang akan di parkir. Bentuk dan tipe petak parkir pada dasarnya dibuat sedemikian rupa yang berusaha untuk memanfaatkan lahan yang ada semaksimum mungkin, serta dapat mengantisipasi kebutuhan akan manuver dan sudut putar kendaraan. 2.3 Teknik Sampling Tahap Sebelum Mengumpulkan Data (Pra-survei) Berdasarkan Nazir (2005) ada 11 (sebelas) langkah yang perlu dilakukan sebelum mengumpulkan data (survei), yaitu: (1) Tentukan tujuan survei Tujuan survey harus dijelaskan seterang-terangnya sehingga kita tidak akan lari dari sasaran atau tidak bias nantinya, jika kita kerja yang lebih mendetail akan kita kerjakan. (2) Tetapkan populasi yang akan di survei Berilah definisi sejelas-jelasnya mengenai populasi yang akan disurvei. Jika populasi adalah besar usaha tani, maka jelaskan apa yang dimaksud dengan

12 17 usaha tani dan apa yang dimaksud dengan besar usaha tani. Jika populasi adalah berat kerbau, maka beri definisi yang sejelas-jelasnya mengenai itu. (3) Pilihlah data yang relevan Data yang akan dikumpulkan haruslah yang relevan dengan tujuan penelitian. Jauhi pertanyaan-pertanyaan yang terlalu banyak memakan waktu. Tidak perlu data yang banyak sekali, padahal nantinya data tersebut tidak dianalisis. (4) Tentukan derajat ketepatan Bagaimana presisi yang kita inginkan dari hasil survei nantinya. Apakah diperlukan survei yang mendetail atau tidak. Harus ditentukan berapa besarnya sampel dan teknik mana yang dipilih dalam menarik sampel tersebut. Apakah desain sederhana ataukah yang agak sedikit ruwet? (5) Tentukan teknik mengumpulkan keterangan Teknik mengumpulkan data harus sesuai dengan biaya serta waktu yang tersedia, sesuai dengan tenaga serta dengan presisi yang diinginkan. Ada beberapa teknik mengumpulkan data. Pertama dengan teknik interview, dengan menggunakan interview guide. Interview ini bisa dengan interview telepon atau interview tatap muka. Kedua dengan menggunakan schedule atau questionnaire. Jika kita mengirimkan daftar pertanyaan dan kita suruh responden mengisi jawaban, maka daftar pertanyaan disebut questionnaire. Questionnaire ini biasanya dikirim dengan pos. Satu macam lagi, adalah daftar pertanyaan tersebut diisi oleh enumerator di depan responden (tatap muka). Daftar pertanyaan tersebut dinamakan schedule.

13 18 (6) Carilah frame untuk menetapkan sampel Untuk mengambil sampel terhadap populasi maka harus ada list, peta atau bahan lain yang dapat digunakan sebagai frame. (7) Tentukan unit sampling Pembagian populasi atas unit sampling harus tegas. Tipe elemen populasi harus ada dalam unit sampling. (8) Buat interview guide, questionnaire atau schedule Sesuai dengan teknik pengumpulan data. Pertanyaan harus jelas dan tidak berarti dua (ambigu/membingungkan). (9) Adakan training Suksesnya survei bergantung dari cara enumerator atau interview dan supervisor melakukan tugas dilapangan. Dari situ enumerator, interviewer harus dipilih mereka-mereka yang mempunyai cukup kualifikasi terhadap kerja tersebut. Latihan serta bimbingan terhadap enumerator dan supervisor harus diberikan lebih dahulu sebelum mereka turun ke lapangan. (10) Adakan pretest Quistionaire atau schedule harus dicoba lebih dahulu di lapangan dengan scope yang kecil. Dari hasil pretest akan dapat diperbaiki pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk yang lebih sesuai dengan kenyataaan lapangan.

14 19 (11) Tetapkan waktu penelitian Waktu survei harus ditegaskan. Waktu harus ditetapkan sesuai dengan jadwal penelitian yang telah ditentukan sewaktu membuat outline dari penelitian (project proposal) Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) Jika sebuah sampel yang besarnya r ditarik dari sebuah populasi finite yang besarnya n sedemikian rupa, sehingga tiap unit dalam sampel mempunyai peluang yang sama untuk dipilih, maka prosedur sampling dinamakan sampel acak sederhana (simple random sample). Jumlah sampel yang besarnya r yang ditarik dari sebuh populasi yang besarnya N adalah n! ncr = r!(n - r)! Misalnya sebuah populasi mempunyai lima anggota, yaitu Abidin (A), Hong (H), Risyad (R), Syamsuddin (S), dan Ibrahim (I). Kita ingin menarik sampel yang besarnya dua orang untuk dikirim ke luar negeri. Kemungkinan sampel yang bisa ditarik dari populasi yang besarnya lima tersebut adalah Di mana: n = 5 r = 2 ncr Jumlah sampel adalah 5! 2!(5 - = 2)! 5! = = 10 2!3!

15 20 Jadi, terdapat kemungkinan sepuluh buah sampel untuk ditarik dari populasi di atas, yaitu Abidin Hong (AH), Abidin Risyad (AR), Abidin Syamsuddin (AS), Abidin Ibrahim (AI), Hong Risyad (HR), Hong Syamsuddin (HS), Risyad Syamsuddin (RS) Risyad Ibrahim (RI), Syamsuddin Ibrahim (SI). Tiap sampel mempunyai peluang (probability) yang sama untuk dipilih. Besarnya probability ini adalah 1/10 (Nazir, 2005) Bilakah Simple Random Sampling Digunakan Simple random sampling hanya dapat digunakan jika (Nazir, 2005): 1) Teknik sampling lain yang lebih efisien tidak ada atau tidak memungkinkan untuk dilakukan; 2) Keterangan-keterangan atau nama-nama dari semua unit elementer telah diketahui lebih dahulu. Walaupun demikian, keterangan tentang homogenitas unit elementer, pembagian dalam kelompok, tidak perlu diketahui lebih dahulu Sifat Populasi Yang Ingin Dicari Sampling dilakukan untuk mengadakan estimasi terhadap parameter populasi. Misalnya, populasi adalah luas sawah di Aceh. Maka kita menarik sampel dan mengambil statistiik dari sampel untuk mengadakan estimasi terhadap parameter dari populasi. Parameter yang penting adalah (Nazir, 2005): mean (rata-rata luas sawah di Aceh); rasio antara dua total atau dua mean;

16 21 proporsi, yaitu bagian dari unit yang termasuk dalam suatu kelas tertentu (misalnya bagian dari populasi yang tidak beririgasi); variance Besar Sampel Besarnya sampel untuk mengadakan estimasi terhadap populasi harus diperhatikan dalam kita melaksanakan survei sampel. Terlalu besar sampel berarti pemborosan tenaga dan uang, dan terlalu kecil sampel dapat menjurus kepada besarnya error. Marilah kita lihat contoh di bawah ini. Misalnya, kita ingin mengetahui rata-rata luas sawah yang dipunyai petani pada satu kampung. Berapa besar sampel yang akan kita tarik? Apakah cukup 100, 250, ataukah cukup dengan hanya 70 saja? Sebelum kita dapat menentukan besarnya sampel ini, maka ada dua hal perlu kita jawab lebih dahulu. Berapa derajatkah ketepatan yang diinginkan? Misalnya, dalam survei sawah di atas, kita ingin memperoleh derajat ketepatan 0,5 ha. Ini artinya, jika misalnya rata-rata luas sawah petani adalah 4,0 ha, maka kita dapat menerima hasil survei dalam suatu range: 3,5 ha ataupun 4,5 ha per petani. Berapa persen benar baru kita dapat menerima derajat ketepatan di atas? Apakah 100% benar, atau 95% benar, ataukah kita bisa menerima ketepatan di atas dengan hanya 10 persen error saja (90 persen benar)? Jika kedua pertanyaan di atas telah terjawab, maka baru kita dapat mencari besarnya sampel. Jika derajat ketepatan adalah B, jaminan memperoleh ketepatan dapat

17 22 kita lihat pada tabel t. Misalnya, jika kita menginginkan 95 persen jaminan ketepatan, maka dalam hal ini, t=1,96 dan untuk seterusnya kita bulatkan menjadi 2. Besarnya sampel yaitu n dapat kita hitung dengan memecahkan persamaan berikut. 2 V(X) = 2 2 σ N. n N n 1 = B Pemecahannya adalah: 2 Nσ n = (N -1)D + σ 2 Di mana: B D = 4 2 Parahnya, variance populasi σ 2 tidak kita ketahui. Tetapi biasanya kita mengetahui variance sampel dari penelitian sebelumnya dan s 2 dapat digunakan untuk maksud di atas (Nazir, 2005). Kita juga dapat menentukan berapa besarnya sampel yang diperlukan untuk mengadakan estimasi terhadap total populasi dengan bound of error B. Besarnya sampel adalah (Nazir, 2005) 2 Nσ n = di mana : 2 (N -1)D + σ 2 B D = 4N Mengadakan Estimasi Terhadap Proporsi Ada kalanya survei dilakukan untuk melihat proporsi dari populasi yang mempunyai sifat tertentu. Misalnya, ingin diketahui berapa bagian dari petani yang melakukan pemupukan terhadap tanamannya. Untuk tiap observasi, X1, observasi yang

18 23 mempunyai sifat yang diingini diberi nilai 1 dan yang tidak mempunyai sifat tersebut diberi nilai 0. Jika kita tarik sebuah sampel yang besarnya n, maka proporsi sampel p adalah rasio dari unsur dalam sampel yang mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Dengan perkataan lain,. adalah rata-rata dari harga 0 dan 1 dari nilai observasi sampel. Estimator dari proporsi populasi p (Nazir, 2005): p = n X i Estimate dari variance: V( p) Bound of error estimasi: B = 2 V(p) = 2 p(1 p) n 1 N 1 N Besar Sampel Untuk Mengestimasi Proporsi p(1- p) N n = n -1 N Besarnya sampel dapat dicari dengan cara yang sama seperti besarnya sampel untuk mengestimasikan mean populasi. Untuk mengadakan estimasi terhadap proporsi maka besar sampel, adalah N.p(1- p) n = (N -1)D + p(1- p) di mana: B D = 4 2

19 24 Dalam survei kita tidak mengetahui p. Biasanya p ini dapat diketahui dari hasil survei sebelumnya. Jika ini juga tidak ada, maka p dianggap 0,5 saja (Nazir, 2005). 2.4 Kuesioner Pengertian Dan Jenis-jenis Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan. a. Kuesioner Terstruktur yang Terbuka Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaan-pertanyaan diajukan dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika kita mengumpulkan data. Contoh: Apakah anda merasa bahwa Negara kita membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit peraturan perundang-undangan mengenai antipolusi? o Membutuhkan lebih banyak o Membutuhkan lebih sedikit o Tidak lebih maupun kurang o Tidak memberikan pendapat Pertanyaan di atas merupakan contoh yang baik tentang pertanyaan terstruktur yang terbuka, karena: pertama, tujuannya jelas, pertanyaan di atas berusaha untuk menentukan sikap subjek terhadap peraturan perundang-

20 25 undangan antipolusi dengan cara yang langsung. Kedua, pertanyaan di atas menggunakan format yang sangat terstruktur, para responden dibatasi untuk memilih salah satu diantara 4 (empat) jawaban. b. Kuesioner Tak Terstruktur yang Terbuka Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi respon atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat tebuka. Perhatikan pertanyaan berikut: Bagaimana pendapat anda mengenai polusi dan perlunya lebih banyak lagi peraturan perundang-undangan antipolusi? Pertanyaan di atas mempunyai tujuan yang jelas. Selanjutnya pewawancara mencoba untuk membuat subjek berbicara bebas mengenai sikapnya terhadap polusi. Hal ini merupakan pertanyaan dengan tujuan terbuka, dan seringkali berakhir dengan wawancara yang sangat tidak terstruktur. c. Kuesioner Tidak Terstruktur yang Tersamar Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode proyektif. Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.

21 26 Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk menggambarkan kuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau respon. Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita. d. Kuesioner Terstruktur yang Tersamar Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap di bawah sadar dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban. Sebagai contoh, salah satu teori menyatakan bahwa pengetahuan, persepsi, dan ingatan individu akan suatu subjek disesuaikan oleh sikapnya terhadap subjek tersebut. Jadi untuk mendapatkan informasi mengenai sikap seseorang apabila pertanyaan langsung akan menghasilkan jawaban yang bias, teori ini menyarankan agar kita hanya menanyakan hal-hal yang mereka ketahui, bukan apa pendapat mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang lebih banyak mungkin mencerminkan kekuatan dan arah dari suatu sikap. Misalnya, para pendukung Partai Demokrat mungkin mengetahui lebih banyak tentang calon-calon dari partai demokrat dan platform partai itu daripada mereka yang akan memilih Partai Golkar

22 Merancang Kuesioner Berdasarkan Churchill, Gilbert A (2005) ada 9 (sembilan) langkah dalam merancang kuesioner, yaitu: a. Langkah 1: Tetapkan Informasi yang Ingin Diketahui 1. Pastikan bahwa anda mempunyai pemahaman yang baik tentang suatu isu dan apa yang ingin anda ketahui (kecuali untuk belajar). Susunlah pertanyaan riset anda sedemikian rupa, tetapi jangan mengulang pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada dalam kuesioner pada waktu ini. 2. Buatlah daftar pertanyaan riset anda. Review pertanyaan itu secara periodik ketika anda sedang menyusun kuesioner. 3. Gunakan tabel contoh atau dummy ketika melakukan analisis data guna menentukan pertanyaan yang akan dicantumkan dalam kuesioner. 4. Lakukan pencarian atas pertanyaan mengenai isu-isu yang ada. 5. Revisilah pertanyaan tentang isu-isu yang ada, dan susunlah pertanyaan baru mengenai isu yang akan anda bahas dalam riset. b. Langkah 2: Tentukan Jenis Kuesioner dan Metode Administrasinya 1. Gunakan jenis data yang dikumpulkan sebagai dasar untuk memutuskan jenis kuesioner. 2. Gunakan tingkat struktur dan samaran serta faktor biaya untuk menentukan metode administrasinya.

23 28 3. Bandingkan kemampuan dan keterbatasan utama dari setiap metode administrasi, serta nilailah data yang dikumpulkan oleh masing-masing metode untuk keperluan survei. c. Langkah 3: Tentukan Isi dari Masing-masing Pertanyaan 1. Untuk setiap pertanyaan riset yang diajukan kepada anda sendiri. Mengapa saya ingin mengetahui hal ini?. Jawabannya harus dapat membantu riset anda. Hal itu penting untuk diketahui adalah bukan suatu jawaban yang dapat diterima. 2. Pastikan bahwa setiap pertanyaan adalah penting dan hanya berkaitan dengan isu-isu yang penting. 3. Tanyakan pada diri anda sendiri apakah pertanyaannya berlaku untuk semua responden atau suatu ketentuan harus dibuat untuk mengabaikannya. 4. Pecahlah satu pertanyaan yang dapat dijawab dari kerangka referensi yang berbeda menjadi pertanyaan-pertanyaan terpisah, yang mencerminkan kerangka acuan atau referensi yang mungkin digunakan. 5. Tanyakan pada diri anda sendiri apakah responden mempunyai informasi tentang, dan dapat mengingat, isu-isu yang disampaikan dalam pertanyaan. 6. Tentukan periode waktu pertanyaan berkaitan dengan signifikasi topik. Gunakan teknik-teknik aided-recall seperti buku harian atau catatan tertulis. 7. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan upaya ekstra, yang mempunyai jawaban yang sulit untuk diutarakan dengan baik, dan yang berhubungan dengan isu-isu yang mengancam atau memalukan.

24 29 8. Jika pertanyaan-pertanyaan yang mengancam memang diperlukan, Sembunyikan pertanyaan itu dalam kelompok pertanyaan lain yang lebih aman. Gunakan pernyataan yang menetralisir. Susunlah pertanyaan itu dengan mencontohkan orang lain dan bagaimana mereka mungkin merasa atau bertindak. Tanyakan para responden apakan mereka pernah ditugaskan dalam aktivitas yang tidak menyenangkan, dan kemudian bertanya apakah mereka saat ini sedang melakukan aktivitas semacam itu. Gunakan sejumlah kategori atau rentang selain nomor khusus. Gunakan model respons acak. d. Langkah 4: Tentukan Bentuk Respons atas Setiap Pertanyaan 1. Tentukan mana jenis pertanyaan open-ended, dichotomous, atau pilihan ganda yang menyediakan data yang sesuai dengan informasi yang diperlukan proyek. 2. Gunakan pertanyaan terstruktur bila memungkinkan. 3. Gunakan pertanyaan terbuka atau open-ended yang hanya memerlukan jawaban singkat untuk mengawali suatu kuesioner. 4. Cobalah untuk mengubah pertanyaan open-ended atau tebuka menjadi pertanyaan dengan respons tetap guna mengurangi beban kerja responden dan upaya pengkodean pada studi deskriptif serta kausal.

25 30 5. Jika pertanyaan open-ended dinilai penting, maka buatlah pertanyaanpertanyaan langsung secukupnya untuk memberikan para responden kerangka acuan atau referensi ketika menjawab. 6. Apabila menggunakan pertanyaan dichotomous, nyatakan sisi negative atau alternatif secara rinci. 7. Menyediakan jawaban tidak tahu, tiada pendapat, dan keduanya. 8. Menyadari bahwa mungkin ada responden yang bersikap netral. 9. Sensitif terhadap kehalusan dan kekerasan alternatif. 10. Apabila menggunakan pertanyaan pilihan berganda, pastikan pilihannya lengkap serta bersifat mutually exclusive, dan jika kombinasi keduanya memungkinkan, maka masukkan. 11. Pastikan kisaran alternatifnya jelas dan semua jawaban alternatif yang masuk akal telah dimasukkan. 12. Jika respon yang mungkin sangat banyak, maka pertimbangkan dengan menggunakan lebih dari satu pertanyaan untuk mengurangi informasi yang belebihan. 13. Apabila menggunakan pertanyaan dichotomous atau pilihan berganda, maka gunakan prosedur split-ballot untuk mengurangi bias urutan. 14. Tunjukkan apakah item-item telah diberi peringkat atau hanya satu item yang ada pada daftar yang akan dipilih. e. Langkah 5: Kata-kata yang Digunakan untuk Setiap Pertanyaan 1. Gunakan kata-kata sederhana.

26 31 2. Hindari kata-kata dan pertanyaan yang bermakna ganda. 3. Hindari pertanyaan yang mengandung jawabannya atau menuntun. 4. Hindari alternatif implisit. 5. Hindari asumsi-asumsi implisit. 6. Hindari generalisasi dan estimasi. 7. Gunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan hindari kalimat-kalimat yang sama. 8. Ubahlah kalimat dengan kata-kata yang panjang dan tanggung atau frasafrasa yang pendek. 9. Hindari pertanyaan double-barreled. 10. Buatlah setiap pertanyaan sespesifik mungkin. f. Langkah 6: Tentukan Urutan Pertanyaan 1. Gunakan pertanyaan yang sederhana dan menarik sebagai pembuka. 2. Gunakan pendekatan corong, dengan pertama kali mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, baru kemudian yang bersifat khusus. 3. Ajukan pertanyaan yang sulit atau sensitive pada bagian akhir kuesioner, ketika hubungan yang baik telah terjalin. 4. Ikuti urutan kronologis ketika mengumpulkan informasi historis. 5. Jawablah pertanyaan mengenai suatu topic sebelum melangkah ke pertanyaan selanjutnya. 6. Susunlah suatu bagan arus apabila pertanyaan bercabang digunakan. 7. Ajukan pertanyaan saringan sebelum mengajukan pertanyaan yang terinci.

27 32 8. Ajukan pertanyaan-pertanyaan tentang demografi terakhir sehingga jika responden menolak menjawabnya, data yang lain masih dapat digunakan. g. Langkah 7: Tentukan Karakteristik Fisik Kuesioner 1. Buatlah kuesioner dengan professional dan secara relative mudah dijawab. 2. Gunakan kertas dan cetakan yang berkualitas, jangan menggunakan kuesioner yang difotocopy. 3. Upayakan untuk membuat kuesioner sesingkat mungkin dan hindari kuesioner yang terlalu padat. 4. Gunakan format buku kecil atau booklet untuk memudahkan analisis dan mencegah halaman-halaman yang hilang. 5. Cantumkan nama organisasi yang melakukan survei pada halaman pertama. 6. Berilah nomor pertanyaan untuk memudahkan permrosesan data. 7. Jika responden harus melewati lebih dari satu pertanyaan, gunakan go to. 8. Jika responden harus melewati seluruh bagian, maka gunakan kode warna pada bagian-bagian tertentu. 9. Nyatakan bagaimana respons akan dilaporkan, seperti memberi tanda check mark, nomor, lingkaran, dan lain sebagainya.

28 33 h. Langkah 8: Uji Kembali Langkah 1 sampai 7 dan Lakukan Perubahan Jika Perlu 1. Periksa beberapa kata dari setiap pertanyaan untuk memastikan bahwa pertanyaan itu tidak membingungkan, bermakna ganda, bersifat menyerang, atau mengandung jawabannya (menuntun). 2. Mintalah evaluasi dari teman sebaya anda mengenai draft kuesioner. i. Langkah 9: Lakukan Uji Awal atas Kuesioner dan Lakukan Perubahan Jika Perlu 1. Lakukan uji awal atas kuesioner pertama melalui wawancara pribadi di antara para responden seperti yang digunakan dalam studi aktual. 2. Mintalah komentar dari para pewawancara dan responden untuk menemukan setiap masalah dalam kuesioner, dan revisi kuesioner tersebut jika perlu. Apabila revisinya adalah substansial, ulangi langkah 1 dan 2 dari 9 langkah. 3. Lakukan uji awal atas kuesioner melalui pos atau telepon untuk mengungkapkan masalah-masalah unik pada mode administrasinya. 4. Berilah kode dan buatlah tabulasi atas respons uji awal dalam tabel contoh atau dummy untuk menentukan apakah pertanyaan-pertanyaan menyediakan informasi yang memadai. 5. Eliminasi pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyediakan informasi yang memadai, dan revisilah pertanyaan yang menimbulkan masalah.

29 Studi Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara Sebelumnya pada semester genap 2000/2001 pernah dilakukan penelitian mengenai tingkat pelayanan parkir di Universitas Bina Nusantara oleh Bernardous Nasution dengan judul Evaluasi Tingkat Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara. Data pelat nomor kendaraan yang digunakan pada penelitian tersebut adalah data pada Hari Selasa tanggal 10 April Hal ini menunjukkan bahwa penelitian di lakukan pada semester genap 2000/2001. Dengan mengacu pada penelitian tersebut maka dapat diketahui beberapa karakteristik parkir Kampus Anggrek pada tanggal 10 April 2001 sebagai berikut : Jumlah Lot Parkir berikut: Adapun jumlah lot parkir Kampus Anggrek pada Tahun 2001 adalah sebagai Tabel 2.1 Jumlah Lot Parkir Mobil Kampus Anggrek Tahun 2001 Lokasi Parkir Jumlah Lot Parkir Basement Kampus Anggrek 242 Pekarangan Kampus Anggrek 109 Total Durasi Parkir Dengan mengacu pada penelitian Evaluasi Tingkat Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara maka dapat diketahui jumlah kendaraan berdasarkan durasi parkir pada Hari Selasa tanggal 10 April 2001 seperti pada Tabel 2.2 di bawah ini.

30 35 Tabel 2.2 Jumlah Kendaraan Berdasarkan Durasi Parkir Waktu (menit) Jumlah Kendaraan Persentase (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7174 > ,0109 Total Gambar 2.2 Jumlah Kendaraan Berdasarkan Durasi Parkir pada Tanggal 10 April 2001

31 36 Berdasarkan Tabel 2.2 dan Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa persentase durasi parkir 0-15 menit sangatlah tinggi sebesar 12,4321%. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan banyak kendaraan yang masuk area tempat parkir hanya untuk menurunkan penumpang atau tidak mendapat tempat parkir, sehingga keluar tanpa parkir Akumulasi Parkir Dengan mengacu pada penelitian Evaluasi Tingkat Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara maka dapat diketahui jumlah kendaraan masuk, kendaraan keluar, dan akumulasi parkir pada Hari Selasa tanggal 10 April 2001 seperti pada Tabel 2.3 di bawah ini. Tabel 2.3 Data Jumlah Kendaraan Masuk, Kendaraan Keluar, Akumulasi Parkir Per 15 Menitan pada Tanggal 10 April 2001 No Waktu Masuk Keluar Akumulasi Parkir

32 No Waktu Masuk Keluar Akumulasi Parkir Total

33 38 Jumlah kendaraan masuk, kendaraan keluar, dan akumulasi parkir pada Tabel 2.3 di atas dihitung dengan selang waktu 15 menitan. Untuk memudahkan perbandingan karakteristik parkir pada Semester Genap 2000/2001 dengan Semester Genap 2009/2010 maka dibuatlah perhitungan dengan selang waktu 30 menitan seperti pada Tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4 Data Jumlah Kendaraan Masuk, Kendaraan Keluar, Akumulasi Parkir dan Volume Parkir Per 30 Menitan pada Tanggal 10 April 2001 No Waktu Masuk Keluar Akumulasi Parkir Volume Parkir

34 39 No Waktu Masuk Keluar Akumulasi Parkir Volume Parkir Total Tabel 2.4 di atas dapat di plot dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2.3 Jumlah Kendaraan Masuk, Kendaraan Keluar, Volume Parkir, dan Akumulasi Parkir Per 30 menit pada Tanggal 10 April 2010 Berdasarkan Tabel 2.4 dan Gambar 2.3 di atas dapat dilihat bahwa akumulasi tertinggi terjadi pada pukul sebesar 439 kendaraan. Volume parkir mulai pukul sampai dengan pukul adalah sebanyak 1339 kendaraan Tingkat Penggunaan (Occupancy Rate) Jumlah Lot Parkir Kampus Anggrek = 351 Akumulasi kendaraan tertinggi : 439 ( )

35 40 akumulasi Tingkat penggunaan = 100% kapasitas 439 = 100% 351 = 125% Berdasarkan perhitungan tingkat penggunaan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan yang parkir telah melebihi kapasitas sebesar 25% dari kapasitas yang tersedia. Akibatnya banyak tempat yang bukan tempat parkir digunakan untuk tempat parkir. Selain itu, berdasarkan penelitian Evaluasi Tingkat Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara kita juga dapat mengetahui service time, arrival rate, dan antrian pada parkir mobil Kampus Anggrek di Semester Genap 2000/2001, dimana pada penelitian Kajian Pola Penggunaan Kendaraan Bermotor Roda Empat Civitas Akademika Universitas Bina Nusantara (Studi Kasus: Kampus Anggrek) hal tersebut tidak di kaji Service Time Berdasarkan hasil perhitungan service time pada penelitian Evaluasi Tingkat Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara maka dapat diketahui bahwa rata-rata service time di loket layanan pintu masuk parkir Kampus Anggrek pada Semester Genap 200/2001 adalah 5,3830 detik. Dapat disimpulkan bahwa service time pada saat itu dirasa sudah cukup memadai. Hal tersebut menunjukkan bahwa antrian pada pintu masuk mestinya tidak terjadi.

36 Arrival Rate Dengan mengacu pada penelitian Evaluasi Tingkat Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara maka dapat diketahui hasil perhitungan arrival rate dimana jumlah kedatangan kendaraan setiap jamnya adalah seperti pada Tabel 2.5 di bawah ini. Tabel 2.5 Jumlah Kedatangan Kendaraan Per-jam Waktu Periode Puncak Jumlah Kedatangan (Kendaraan / Jam) Pagi Siang Sore Malam Panjang Antrian Dengan mengacu pada penelitian Evaluasi Tingkat Pelayanan Parkir Di Universitas Bina Nusantara maka dapat diketahui panjang antrian kendaraan pada Semester Genap 2000/2001 seperti pada Tabel 2.6 di bawah ini. Tabel 2.6 Panjang Antrian Kendaraan Pagi Siang Sore Malam d 9,3506 detik 6,9632 detik 6,3268 detik 6,5573 detik w 3,6149 detik 1,6149 detik 0,6149 detik 1,6149 detik q 0 kendaraan 0 kendaraan 0 kendaraan 0 kendaraan Berdasarkan Tabel 2.6 di atas dapat dilihat bahwa panjang antrian adalah 0 (nol) kendaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak perlu penambahan loket layanan.

MERANCANG KUESIONER. JHON HENDRI RISET PEMASARAN UNIVERSITAS GUNADARMA 2009 Page 1

MERANCANG KUESIONER. JHON HENDRI RISET PEMASARAN UNIVERSITAS GUNADARMA 2009 Page 1 MERANCANG KUESIONER 1. PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KUESIONER Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR RODA DUA UNISKA MAB BANJARMASIN

KAJIAN KARAKTERISTIK RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR RODA DUA UNISKA MAB BANJARMASIN KAJIAN KARAKTERISTIK RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR RODA DUA UNISKA MAB BANJARMASIN Adhi Surya adhisurya1998@gmail.com Abstrak Kajian Penelitian bertujuan secara khusus mendapatkan gambaran karakteristik parkir

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG Noto Royan Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas MuhammadiyahPalembang INTISARI Parkir

Lebih terperinci

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT. TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Volume Parkir Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang masuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari). Volume

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO Agus Surandono 1, Ardinal Putra Ariya 2 Jurusan Teknik Sipil Universitas Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

ANALISIS PARKIR MOBIL DI GEDUNG ISTANA PLAZA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

ANALISIS PARKIR MOBIL DI GEDUNG ISTANA PLAZA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL ANALISIS PARKIR MOBIL DI GEDUNG ISTANA PLAZA Disusun oleh : Felix Yulyanto Nrp : 9621021 Nirm : 41077011960300 Pembimbing : Budi Hartanto S., Ir., M.Sc. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR DI KAMPUS UNISKA MAB BANJARMASIN. Adhi Surya

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR DI KAMPUS UNISKA MAB BANJARMASIN. Adhi Surya Al Ulum Sains dan Teknologi Vol.1 No.1 Nopember 2015 54 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR DI KAMPUS UNISKA MAB BANJARMASIN Adhi Surya adhisurya1998@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : JANRA MEI WANDI SARAGIH No. Mahasiswa : 11136 / TST NPM : 02 02 11136 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DATA. Tabel 5.1 Rekapitulasi Data Survey Parkir Pelataran. Pelataran Parkir Sabuga Atas Waktu. Pelataran Parkir Timur

BAB 5 ANALISIS DATA. Tabel 5.1 Rekapitulasi Data Survey Parkir Pelataran. Pelataran Parkir Sabuga Atas Waktu. Pelataran Parkir Timur BAB 5 ANALISIS DATA 5.1 Akumulasi Parkir Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang sedang diparkir pada waktu tertentu. Besarnya akumulasi parkir diperoleh dari jumlah kendaraan yang telah berada dilokasi

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir

Analisis Kebutuhan Parkir Definisi Analisis Kebutuhan Suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No.43 thn 1993. IDENTIFIKASI MASALAH PARKIR Berdasarkan jenis moda angkutan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Umum

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Umum BAB 3 METODOLOGI 3.1 Umum Dalam Laporan Tugas Akhir ini dibutuhkan langkah-langkah atau tahapan pengerjaan yang teratur dan sistematis agar diperoleh hasil yang sesuai harapan di akhir penyusunan laporan.

Lebih terperinci

Parkir Suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No.43 thn 1993.

Parkir Suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No.43 thn 1993. Parkir Suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No.43 thn 1993. IDENTIFIKASI MASALAH PARKIR Berdasarkan jenis moda angkutan Parkir Kendaraan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Akumulasi Parkir Akumulasi parkir dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang parkir pada lahan yang tersedia dengan selang waktu tertentu.data ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai. Secara garis besar, metodologi penelitian pada studi ini meliputi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) yang menyatakan bahwa parkir adalah suatu keadaan tidak

Lebih terperinci

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet Parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Lebih terperinci

ANALISIS PERPARKIRAN DI DAGO PLAZA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ANALISIS PERPARKIRAN DI DAGO PLAZA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ANALISIS PERPARKIRAN DI DAGO PLAZA Ady Abraham Laurens NRP : 0021099 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Masalah parkir

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. DEFINISI PARKIR Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara (Direktorat Perhubungan Darat, 1998). Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1 Karakteristik Parkir Karakteristik

Lebih terperinci

Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM Manajemen Parkir Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM Pendahuluan Parkir mutlak diperlukan bagi pengendara, namun belum terpikirkan dengan baik Padahal : 1.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGOPERASIAN PARKIR DI STASIUN KERETA API KEBON KAWUNG BANDUNG

EVALUASI PENGOPERASIAN PARKIR DI STASIUN KERETA API KEBON KAWUNG BANDUNG EVALUASI PENGOPERASIAN PARKIR DI STASIUN KERETA API KEBON KAWUNG BANDUNG Anna Kusrini Tinambunan Nrp : 0021065 Pembimbing : Budi Hartanto,Ir.,MSc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN* EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN* Andreas Siregar Binus University, Jl. KH. Syahdan 9 Kemanggisan Jakarta Barat, 5345830,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parkir Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Fasilitas parkir dibangun bersamaan dengan pembangunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah bagaimana cara peneliti bekerja guna

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah bagaimana cara peneliti bekerja guna III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian adalah bagaimana cara peneliti bekerja guna memperoleh data yang dibutuhkan yang akan digunakan selanjutnya untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) 1 Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) Deka Agrapradhana, Ir. Ervina Ahyudanari ME, Ph.D. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut kamus bahasa Indonesia, parkir diartikan sebagai tempat menyimpan. (Menurut Hobbs 1995, dalam Cahyono

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan yang bergerak suatu saat akan berhenti dan pada saat berhenti dibutuhkan tempat untuk memarkir kendaraan tersebut. Dari hubungan ini memperjelas

Lebih terperinci

Studi Ruang Parkir Universitas Samudra Kampus Meurandeh

Studi Ruang Parkir Universitas Samudra Kampus Meurandeh Studi Ruang Parkir Universitas Samudra Kampus Meurandeh Wan Alamsyah 1, Meilandy Purwandito 2 1,2) Program Studi Sipil, Universitas Samudra, Meurandeh - Langsa 24416, Aceh INFORMASI ARTIKEL A B S T R A

Lebih terperinci

INTISARI. Kata kunci : Volume parkir, kapasitas parkir, Kebutuhan Ruang Parkir(KRP).

INTISARI. Kata kunci : Volume parkir, kapasitas parkir, Kebutuhan Ruang Parkir(KRP). Naskah Seminar 1 EVALUASI KEBUTUHAN RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR DAN MOBIL (Studi kasus : Areal Parkir Asri Medical Center Yogyakarta) ( Arif Rahman Sutejo 2, Wahyu Widodo 3, Anita Rahmawati 4 ) INTISARI

Lebih terperinci

STUDI PARKIR DI DALAM DAN LUAR GEDUNG INTERNATIONAL TRADE CENTER ( ITC ) 1 KEBON KELAPA BANDUNG

STUDI PARKIR DI DALAM DAN LUAR GEDUNG INTERNATIONAL TRADE CENTER ( ITC ) 1 KEBON KELAPA BANDUNG STUDI PARKIR DI DALAM DAN LUAR GEDUNG INTERNATIONAL TRADE CENTER ( ITC ) 1 KEBON KELAPA BANDUNG David Oriend Simorangkir NRP : 9421078 NIRM : 41077011940329 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Parkir Beberapa pengertian tentang parkir antara lain : 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). 2. Parkir

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Parkir Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan angkutan / barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju,1996).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DJRD/96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir menyebutkan parkir adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Data BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada Gambar 4.1 Mulai Studi Pustaka Data Data Primer (Survei lokasi) 1) Jumlah mobil yang masuk dan keluar area parkir

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007 Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 KAJIAN ANALISIS FASILITAS LAHAN PARKIR GEDUNG GALLERY SENI BUDAYA DAN PENGARUH PARKIR BAGI LALU

Lebih terperinci

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG Noto Royan Dosen Fakultas Teknik UM Palembang Abstrak PT.PUSRI merupakan salah satu intansi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Durasi Parkir (Survei 1, kamis 4 Juni 2009)

Tabel 4.1. Durasi Parkir (Survei 1, kamis 4 Juni 2009) DATA HASIL SURVEY Tabel 4.1. Durasi Parkir (Survei 1, kamis 4 Juni 2009) Durasi Parkir Nama Jalan 0-15 15-30 30-45 45-60 60-75 75-90 90-105 105-120 Total Kertajaya parkir Ruas 1 85 12 6 10 2 5 2 1 123

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI I-1 BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI I-1 BAB III METODOLOGI I-1 BAB III METODOLOGI 3.1 METODE Metode yang diambil dalam rangka pembuatan Tugas Akhir ini adalah dengan cara mengumpulkan Data Primer dan Data Sekunder. Data-data tersebut di dapat dengan survey ke

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder B. Analisis Data Primer dan Pembahasan

BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder B. Analisis Data Primer dan Pembahasan BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder Dari interview yang dilakukan pada beberapa hari sebelum survei pada tanggal 14-17 April 2016 di Empire XXI Yogyakarta yang dilakukan oleh peneliti pihak Empire

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya (Nawawi, Sherly Novita Sari, 2015). Secara hukum dilarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara sedang berhenti dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya (Direktorat Jendral

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTARGAMBAR... viii DAFTARNOTASI... ix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Setiap pengendara kendaraan bermotor memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERMASALAHAN PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATURE PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA - VOLUME PARKIR - DURASI PARKIR

BAB III METODOLOGI PERMASALAHAN PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATURE PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA - VOLUME PARKIR - DURASI PARKIR BAB III METODOLOGI 3.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk setiap penelitian sangat diperlukan. Hal ini ditujukan untuk mempermudah dalam pengambilan data maupun pengolahan data. Selain

Lebih terperinci

EVALUASI KAPASITAS PARKIR DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

EVALUASI KAPASITAS PARKIR DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK EVALUASI KAPASITAS PARKIR DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG Marlieza Yulianto NRP : 0521005 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya populasi manusia dan peningkatan ekonomi suatu daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal ini juga menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci BAB III METODE EVALUASI Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci dan harus ditetapkan sebelum melakukan pemecahan masalah yang ada. Tujuannya agar penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN: )

Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN: ) Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN:2303-0011) Studi Optimalisasi Perparkiran dan Pedestrian di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Kimia dan Teknik Geofisika Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996). jalan (On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996). jalan (On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan angkutan/barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RSUD. SULTAN IMANUDDIN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RSUD. SULTAN IMANUDDIN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RSUD. SULTAN IMANUDDIN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : M. KASPIAN NOOR No. Mahasiswa : 11128 / TST NPM : 02 02 11128

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian adalah bagaimana cara peneliti bekeja guna memperoleh data yang dibutuhkan yang akan digunakan selanjutnya untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

tanggal dan waktu pengamatan. Data yang diolah berupa data primer dan data sekunder,

tanggal dan waktu pengamatan. Data yang diolah berupa data primer dan data sekunder, BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Setelah pengambilan data lapangan selesai, data dikumpulkan dan diatur sesuai tanggal dan waktu pengamatan. Data yang diolah berupa data primer dan data sekunder,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR RUMAH SAKIT ST. ANTONIUS PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR RUMAH SAKIT ST. ANTONIUS PONTIANAK KALIMANTAN BARAT ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR RUMAH SAKIT ST. ANTONIUS PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Laporan Tugas akhir Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: OCTAVIUS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergeraknya suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara, termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus / truk, sepeda motor), termasuk ruang bebas

Lebih terperinci

Studi Penggunaan Lahan Parkir Mobil di Kampus Itenas Bandung

Studi Penggunaan Lahan Parkir Mobil di Kampus Itenas Bandung Reka Racana JurusanTeknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2016 Studi Penggunaan Lahan Parkir Mobil di Kampus Itenas Bandung ADINDA TRIE BUANA, SILVIA SUKIRMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Kebutuhan orang untuk melakukan perjalanan dengan cepat dan efisien tentu saja memerlukan transportasi yang dimaksud salah satunya adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI

BAB III METODE STUDI BAB III METODE STUDI Penyusunan Tugas Akhir ini meliputi tahapan pelaksanaan studi dan uraian analisis yang digunakan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam analisis ini seperti pada diagram alir di bawah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Satuan Ruang Parkir Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan suatu kendaraan (mobil penumpang, bus/truk,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. yang ada dapat terpakai secara optimal dalam melayani kendaraan yang

BAB IV ANALISA DATA. yang ada dapat terpakai secara optimal dalam melayani kendaraan yang BAB IV ANALISA DATA 4. 1 Analisis Kondisi Geometri 4.1.1 Denah dan Dimensi Parkir Denah parkir merupakan salah satu faktor perencanaan suatu fasilitas parkir. Dalam denah inilah dapat diatur sedemikian

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR PASAR KLATEN KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR PASAR KLATEN KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR PASAR KLATEN KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : PRAMESTHI BAWONO AS No. Mahasiswa : 11037 / TST NPM : 02 02 11037 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara sedang berhenti dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya (Direktorat

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Rahayu Widhiastuti 1), Eka Priyadi 2), Akhmadali 2) Abstrak Penelitian ini meneliti kebutuhan parkir kendaraan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat perbelanjaan Mega Bekasi Hypermarket, maka diperoleh hasil sebagai berikut: A. Analisis kondisi

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN HOS COKROAMINOTO ( PASAR PAHING ) KOTA KEDIRI LUCIA DESTI KRISNAWATI, ST,MM *) Abstrak

KAJIAN PENGARUH KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN HOS COKROAMINOTO ( PASAR PAHING ) KOTA KEDIRI LUCIA DESTI KRISNAWATI, ST,MM *) Abstrak KAJIAN PENGARUH KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN HOS COKROAMINOTO ( PASAR PAHING ) KOTA KEDIRI LUCIA DESTI KRISNAWATI, ST,MM *) Abstrak Jalan sebagai salah satu sarana pengembangan wilayah,

Lebih terperinci

TKS Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

TKS Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4209 Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya BENTUK PENGAMATAN Dengan memperhatikan perbedaan cara pengamatan atau bentuk observasi yang dilakukan, penelitian dapat dibedakan

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG Arbillah Saleh, Moh. Prima Sudarmo, Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR RODA DUA DI UNISKA MAB BANJARMASIN

KAJIAN KARAKTERISTIK RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR RODA DUA DI UNISKA MAB BANJARMASIN Al Ulum Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 Nopember 217 38 KAJIAN KARAKTERISTIK RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR RODA DUA DI UNISKA MAB BANJARMASIN Adhi Surya 1) dan Fathurrahman 2) Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi Studi evaluasi kapasitas lahan parkir dilakukan dikawasan Bandar Udara Syamsudin Noor tepatnya di Jalan Jend. Ahmad Yani Km 25 Kecamatan Landasan Ulin,Banjarbaru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Salah satu permasalahan penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan Kota Bandung adalah permasalahan transportasi. Transportasi adalah penunjang fungsi sosial ekonomi dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). Parkir adalah tempat pemberhentian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). Parkir adalah tempat pemberhentian 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Parkir Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan ruang parkir disingkat SRP adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil studi, rekomendasi, kelemahan studi dan saran studi lanjutan.

BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil studi, rekomendasi, kelemahan studi dan saran studi lanjutan. BAB V KESIMPULAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil studi, rekomendasi, kelemahan studi dan saran studi lanjutan. 5.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil studi yang telah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PENELITIAN. A. Akumulasi Parkir

BAB V HASIL DAN PENELITIAN. A. Akumulasi Parkir BAB V HASIL DAN PENELITIAN A. Akumulasi Parkir Akumulasi parkir dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang parkir pada lahan yang tersedia dengan selang waktu tertentu. Data ini diperoleh dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN B. Tujuan Penelitian A. Latar Belakang C. Manfaat Penelitian D. Batasan Masalah E. Keaslian Penelitian A.

I PENDAHULUAN B. Tujuan Penelitian A. Latar Belakang C. Manfaat Penelitian D. Batasan Masalah E. Keaslian Penelitian A. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Empire XXI merupakan salah satu tempat hiburan yang ada di kota Yogyakarta. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2012 tercatat penduduk Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan sebutan kota budaya dan kota pelajar. Sebagai kota budaya dan kota pelajar, Yogyakarta menjadi daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tanjungpinang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau dengan fungsi sebagai pusat pelayanan administrasi dan pemerintahan provinsi, pusat pendidikan, perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Survey antrian pada pintu gerbang tol ini dimaksudkan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI. Survey antrian pada pintu gerbang tol ini dimaksudkan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Survey antrian pada pintu gerbang tol ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya antrian pada pintu gerbang tol. Untuk itu penulis akan melakukan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA Joko Suprianto 1,Sri Wiwoho Mudjanarko 2 1 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Narotama josun_umb@yahoo.com 2 Dosen Teknik Sipil Universitas Narotama sriwiwoho.ubraw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sedangkan defenisi berhenti adalah kendaraan tidak bergerak suatu kendaraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian lain parkir yaitu suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pemenuhan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi menyebabkan manusia harus bermobilitasi. Dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

Kajian data transportasi: identifikasi tipe, jenis data dan metodologi survei. Adipandang Yudono

Kajian data transportasi: identifikasi tipe, jenis data dan metodologi survei. Adipandang Yudono Kajian data transportasi: identifikasi tipe, jenis data dan metodologi survei Adipandang Yudono - 2012 Tujuan Perkuliahan ini Memahami kegiatan pengumpulan informasi atau data sebagai bukti bahwa permasalahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Karakteristik Parkir, Kebutuhan Parkir

ABSTRAK. Kata kunci: Karakteristik Parkir, Kebutuhan Parkir ABSTRAK Rumah Sakit Umum (RSU) Bangli merupakan pusat pelayanan kesehatan negeri di Kabupaten Bangli. Di rumah sakit ini menjadi rujukan pertama masyarakat Bangli, dimana jumlah pasien setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergeraknya suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara, termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat (1996), parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara sedangkan berhenti adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER

LAMPIRAN A KUISIONER 0 LAMPIRAN A KUISIONER A-1 LAMPIRAN A KUISIONER Metode penentuan sampling yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan non probability sampling, dimana metode ini lebih tepat digunakan dalam kajian

Lebih terperinci

INVENTARISASI PARKIR JAKABARING BERDASARKAN GPS ANDROID

INVENTARISASI PARKIR JAKABARING BERDASARKAN GPS ANDROID INVENTARISASI PARKIR JAKABARING BERDASARKAN GPS ANDROID Endang Supriyadi Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Kajian Utama Transportasi Fakultas Teknik Unsri Jl. Raya Prabumulih Km. 32 Indralaya Ogan

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) Leni Sriharyani 1) Wahyu Ari Saputra 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Parkir Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu pendek atau lama, sesuai dengan kebutuhan pengendara. Parkir merupakan salah satu unsur prasarana

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan fasilitas fasilitas yang menunjang perkembangan kota tersebut. Seperti halnya dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Satuan Ruang Parkir

BAB III LANDASAN TEORI. A. Satuan Ruang Parkir BAB III LANDASAN TEORI A. Satuan Ruang Parkir Menurut Hobbs (1995) dalam Herfanyah (2013), dalam mengatur perparkiran bukan kepentingan teknik semata yang menjadi perhatian, melainkan juga yang menyangkut

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR

STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR 38 STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR Basuki Hidayat 1), Rika Sylviana 2), Elma Yulius 3) 1,2,3) Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG Fikhry Prasetiyo, Rahmat Hidayat H., Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci