BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tumbuhan merupakan tonggak dari sebagian besar ekosistem terrestrial.
|
|
- Vera Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan tonggak dari sebagian besar ekosistem terrestrial. Ketergantungan manusia pada tumbuhan tampak dari papan dan kayu, pakaian, kertas, obat-obatan dan makanan. Sejauh ini, hanya produk utama tanaman yang dimanfaatkan sementara bagian lain dari tanaman tersebut menjadi limbah. Tanaman pertanian misalnya, secara global menghasilkan 140 juta ton biomassa berupa jerami, akar, daun, tangkai dan kulit buah. Biomassa ini tersedia dalam jumlah besar, dapat diperbaharui dan memiliki nilai ekonomis yang rendah. Pemanfaatan biomassa limbah pertanian global yang tersedia, contohnya untuk dikonversi sebagai energi, dapat menghasilkan energi setara dengan 50 juta ton minyak dan bahan bakar (UNEP, 2009). Biomassa tanaman mengandung lignoselulosa sebagai penyusun dinding sel. Lignoselulosa merupakan polisakarida paling melimpah di biosfer dan tersusun atas 40-50% selulosa, 20-30% hemiselulosa dan 20-30% lignin dalam berat kering. Hemiselulosa terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu xilan dan mannan (Salma, 2008), tersedia dalam jumlah besar dan dapat diperbaharui sehingga memiliki potensi untuk diuraikan menjadi produk akhir yang berguna. Xilan, komponen utama hemiselulosa merupakan polimer dari β-1,4-dxilosa. Pada kebanyakan tanaman, tulang punggung xilan tersubstitusi dengan beragam rantai samping antara lain L-arabinosa, D-galaktosa, dan residu glukuronat (Numan dan Bhosle, 2006). Penguraian xilan secara cepat dan 1
2 2 sempurna membutuhkan sejumlah enzim hidrolitik antara lain endo-1,4-βxilanase, β-xilosidase, α-glukuronidase, α-l-arabinofuranosidase dan asetilesterase (Subramaniyan dan Prema, 2002). Enzim α-l-arabinofuranosidase (EC ) menghidrolisis ikatan α-1,2 dan α-1,3 L-arabinofuranosidik pada hemiselulosa seperti arabinoxilan, L-arabinan dan polisakarida lain yang mengandung arabinosa. Enzim α-larabinofuranosidase merupakan salah satu enzim pembatas dalam degradasi xilan. Struktur L-arabinofuranosida yang cukup besar akan menjadi halangan ruang bagi aktivitas endo-xilanase dan xilosidase (Debeche et al., 2002; Shallom et al., 2002). Enzim ini mendapatkan perhatian karena aplikasinya yang luas. Aplikasi enzim ini antara lain untuk peningkatan kualitas wine, klarifikasi jus, produksi arabinosa sebagai agen antiglikemik, peningkatan kualitas pakan ternak, produksi bioetanol dan biobleaching pulp (Saha, 2001; Numan dan Bhosle, 2006). Aplikasi α-l-arabinofuranosidase dalam industri pulp dan kertas cukup menarik karena dapat mengurangi agen pemutih seperti klorin dalam proses pulp bleaching. Namun demikian, meski banyak enzim dengan aktivitas xilanolitik, hanya sedikit yang dapat diaplikasikan di industri pulp dan kertas. Penggunaan enzim dalam degradasi hemiselulosa pada industri pulp dan kertas dilakukan pada suhu dan ph tinggi sehingga dibutuhkan enzim dengan stabilitas terhadap alkali dan suhu tinggi (Vieille dan Zeikos, 2001). Enzim α-l-arabinofuranosidase berhasil dimurnikan dari sejumlah bakteri, fungi dan tanaman antara lain Aspergillus nidulans, Aspergillus niger, Bacillus stearothermophilus, Bacillus pumilus (Numan dan Bhosle, 2006; Saha, 2000;
3 3 Degrassi et al., 2002). Setiap α-l-arabinofuranosidase mikroba memiliki karakteristik yang beragam namun secara umum aktivitas optimal terjadi antara ph 3,0-6,9 dan C. Geobacillus thermoleovorans IT-08 yang diisolasi dari kawah Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat, Indonesia merupakan salah satu penghasil α-l-arabinofuranosidase (AbfA). Gen pengkodenya, abfa, telah berhasil diklon ke phagemid pbluescript dan dinamakan ptp510. Phagemid tersebut telah diekspresikan di sel inang E. coli DH5α. Baik AbfA ekstraseluler dari Geobacillus thermoleovorans IT-08 maupun yang terekspresi intraseluler di E. coli DH5α/pTP510 rekombinan memiliki aktivitas optimum pada temperatur 70 C. Overekspresi gen penyandi AbfA telah dilakukan dalam sistem pet101/d-topo dalam sel inang E. coli BL21star menghasilkan enzim intraseluler dengan karakteristik sama seperti yang terekspresi di E. coli DH5α/pTP510 dan ph optimum tertinggi adalah 7 (Puspaningsih et al., 2004; Puspaningsih et al., 2005). Penelitian terkait AbfA dari Geobacillus thermoleovorans IT-08 dilanjutkan oleh Yamani (2011), untuk mensekresikan AbfA secara ekstraseluler dengan melakukan kloning gen abfa ke dalam sistem plasmid M5 (excretory expression system) di sel inang E. coli BL21(DE3). Enzim yang dihasilkan menunjukkan aktivitas optimum pada suhu 70 0 C dan ph 8 tetapi aktivitasnya menurun drastis pada ph 9. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas AbfA ekstraseluler pada kondisi basa, Yamani (2011) melakukan directed evolution pada gen abfa dengan metode PCR-Errorprone dilanjutkan kloning gen abfa hasil PCR-Errorprone ke dalam plasmid M5 dan transformasi ke dalam E. coli BL21(DE3). Skrining varian AbfA secara semi kuantitatif menggunakan substrat Methylumberilferil-Arabinofuranosida
4 4 (MuA) dan skrining kuantitatif menggunakan substrat para-nitrofenilarabinofuranosida (pnpa) menunjukkan adanya 3 koloni dengan aktivitas paling tinggi pada ph 9 yaitu A6, A9 dan A12 (Yamani, 2011). Uji aktivitas AbfA ekstraseluler varian A6, A9 dan A12 terhadap substrat pnpa menunjukkan bahwa AbfA A9 memiliki aktivitas arabinofuranosidase pada ph 9 yang lebih baik dibandingkan kedua varian lain. Perubahan nukleotida yang terjadi pada varian tersebut serta pengaruhnya terhadap struktur protein yang diekspresikan belum diketahui karena mutasi yang bersifat acak. Adanya mutasi pada satu asam amino dapat mempengaruhi interaksiinteraksi yang terjadi pada protein sehingga menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein yang berakibat pada perubahan fungsi protein. Perubahan aktivitas protein pasca mutasi dapat dipelajari melalui struktur proteinnya. Akan tetapi, penentuan struktur protein dengan kristalografi sinar X atau Nuclear Magnetic Resonance (NMR) sulit untuk dilakukan sehingga prediksi struktur protein secara komputasi banyak digunakan. Pengaruh mutasi terhadap aktivitas dapat diketahui melalui eksperimen seperti penentuan sifat biokimia mutan dan studi kinetika enzim mutan. Sifat biokimia mutan dapat menggambarkan bagaimana mutasi mempengaruhi aktivitas. Akan tetapi, tanpa adanya informasi struktural, akan sulit menjelaskan mekanisme yang menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas (Berrondo, 2010; Dodson, 2007). Hubungan antara efek mutasi, fungsi dan stabilitas protein penting untuk dipahami sebagai landasan untuk desain, rekayasa dan pengembangan enzim baru (Tokuriki, 2008).
5 5 Belum dilaporkan mengenai perubahan nukleotida yang terjadi pada gen abfa hasil PCR-Errorprone. Demikian pula dengan karakter enzim hasil mutasi pada gen pengkode abfa dan perubahan model struktur proteinnya. Dalam rangka mempelajari pengaruh perubahan nukleotida tertentu pada gen abfa terhadap aktivitas, dilakukan karakterisasi sifat biokimia enzim AbfA meliputi suhu dan ph optimum, stabilitas ph serta termostabilitas. Selain itu, dilakukan penentuan struktur protein melalui pemodelan struktur tersier untuk menentukan pengaruh mutasi pada gen abfa terhadap struktur protein yang disintesis sekaligus mempelajari keterkaitan antara perubahan sifat biokimia yang terjadi dengan perubahan pada model struktur AbfA Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perubahan urutan nukleotida pada gen abfa varian A9? 2. Bagaimanakah sifat biokimia dan model struktur tersier AbfA yang disintesis dari gen tersebut? 3. Bagaimanakah keterkaitan perubahan sifat biokimia AbfA varian A9 dengan perubahan model struktur tersier yang terjadi? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menentukan perubahan urutan nukleotida pada gen abfa varian A9. 2. Menentukan sifat biokimia dan model struktur tersier AbfA varian A9. 3. Mengidentifikasi keterkaitan antara perubahan sifat biokimia AbfA varian A9 dengan perubahan pada model struktur tersiernya.
6 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh mutasi yang terjadi terhadap sifat biokimia dan struktur tersier AbfA serta keterkaitan antara perubahan sifat biokimia dengan perubahan pada struktur AbfA. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam upaya pengembangan lebih lanjut dari enzim ini maupun desain dan pengembangan enzim baru.
I. PENDAHULUAN. Hemiselulosa adalah polisakarida terbanyak setelah selulosa yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hemiselulosa adalah polisakarida terbanyak setelah selulosa yang ditemukan pada tumbuhan. Hemiselulosa berikatan kuat secara kovalen dan non kovalen dengan lignin dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu memotong ikatan pada ujung non-pereduksi α-l-1,2-, α-l-1,3-, dan α-l-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 α-l-arabinofuranosidase α-l-arabinofuranosidase (EC 3.2.1.55) merupakan enzim ekso yang mampu memotong ikatan pada ujung non-pereduksi α-l-1,2-, α-l-1,3-, dan α-l- 1,5-arabinofuranosidik
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Produk pertanian yang melimpah menyediakan limbah hasil pertanian yang melimpah pula. Umumnya limbah hasil pertanian ini masih mengandung sejumlah nutrien,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi yang ramah lingkungan. Selain dapat mengurangi polusi, penggunaan bioetanol juga dapat menghemat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. negara maju sudah banyak digunakan, sedangkan di Indonesia penggunaan enzim
1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.1. Perumusan Masalah Pemanfaatan enzim sebagai biokatalis pada berbagai bidang industri di negara maju sudah banyak digunakan, sedangkan di Indonesia penggunaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Masalah. Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan energi ini disebabkan oleh pertambahan penduduk yang sangat pesat dan peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEMANFAATAN XILAN ASAL TONGKOL JAGUNG SEBAGAI SUMBER KARBON DAN INDUSER UNTUK PRODUKSI ENZIM XILANOLITIK DARI Escherichia coli REKOMBINAN CAMPURAN [GbtXyl43B] DAN [abfa51] SKRIPSI JATMIKO EFENDI PROGRAM
Lebih terperincidilakukan lisis sel untuk memperoleh enzimnya. Kerja enzim ekstraseluler yaitu memecah atau mengurai molekul-molekul kompleks menjadi molekul yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang mempunyai hasil pertanian dan perkebunan yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu sumber penghasil selulosa utama
Lebih terperinciTHE CONTENT OF CRUDE PROTEIN AND CRUDE FIBER PALM OIL FRONDS FERMENTED BY XYLANOLITIC BACTERIA (Bacilluspumilus)
73 THE CONTENT OF CRUDE PROTEIN AND CRUDE FIBER PALM OIL FRONDS FERMENTED BY XYLANOLITIC BACTERIA (Bacilluspumilus) Tri Nurhajati 1), Yogha Mas udah 2),, Suryanie Sarudji 3), 1) Departement of Animal Husbandry,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. LIGNOSELULOSA Lignoselulosa merupakan bahan penyusun dinding sel tanaman yang komponen utamanya terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Demirbas, 2005). Selulosa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, peningkatan perekonomian serta keberhasilan pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enzim merupakan senyawa protein yang disintesis di dalam sel secara biokimiawi. Salah satu jenis enzim yang memiliki peranan penting adalah enzim selulase. Enzim selulase
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu hasil samping agroindustri dari pembuatan minyak inti sawit. Perkebunan sawit berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk
Lebih terperinciPENGGUNAAN PRETREATMENT BASA PADA DEGRADASI ENZIMATIK AMPAS TEBU UNTUK PRODUKSI ETANOL
PENGGUNAAN PRETREATMENT BASA PADA DEGRADASI ENZIMATIK AMPAS TEBU UNTUK PRODUKSI ETANOL Oleh : Hikmatush Shiyami M. (2309100063) Azizah Ayu Kartika (2309100148) Pembimbing : Ir. Mulyanto, M.T. Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Advisory (FAR), mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Permasalahan Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Rabobank, Pawan Kumar, Rabobank Associate Director
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri kelapa sawit yang cukup potensial sebagai penghasil devisa negara menyebabkan luas areal dan produksi kelapa sawit di Indonesia semakin meningkat. Sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Selulosa, Enzim Selulase, dan Mikroba Selulolitik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Selulosa, Enzim Selulase, dan Mikroba Selulolitik Selulosa merupakan polimer glukosa linear yang seragam dengan ikatan β- 1-4 glikosidik. Beberapa rantai molekul selulosa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi semakin meningkat dengan peningkatan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin meningkat dengan peningkatan jumlah penduduk. Hal ini berlaku global termasuk di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Enzim selulase termasuk dalam kelas hidrolase (menguraikan suatu zat dengan bantuan air) dan tergolong enzim karbohidrase (menguraikan golongan karbohidrat)
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Bahan bakar Fosil - Persediannya menipis - Tidak ramah lingkungan. Indonesia
1 LATAR BELAKANG Indonesia Bahan bakar Fosil - Persediannya menipis - Tidak ramah lingkungan Hidrogen - Ramah lingkungan - Nilai kalor lebih besar (119,02 MJ/kg) Bagasse tebu melimpah (5,706 juta ton/tahun)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tumbuhan saat ini telah menjadi sumber karbon terbarukan dan sumber energi baru yang ada di bumi. Setiap tahunnya tumbuhan dapat memproduksi sekitar 4 x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi berupa bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil seperti solar, bensin dan minyak tanah pada berbagai sektor ekonomi makin meningkat, sedangkan ketersediaan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis bahan bakar minyak merupakan salah satu tanda bahwa cadangan energi fosil sudah menipis. Sumber energi fosil yang terbatas ini menyebabkan perlunya pengembangan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Minda Azhar Disertasi
BAB. I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Inulin merupakan senyawa yang sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi utama inulin adalah dapat dijadikan fruktosa dan fructo-oligosaccharides (FOS) (Ricca et
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas di kehidupannya. Bahan bakar energi tersebut salah satunya adalah makanan berupa karbohidrat,
Lebih terperinciPENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL
PENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL Ani Suryani MATA KULIAH TEKNOLOGI ENZIM INDUSTRI Manfaat dan Karakteristik serta Teknikteknik Produksi Enzim dalam Industri Enzim Industrial dan Aplikasinya Teknologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari perombakan bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob). Bahan organik dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Xilan atau disebut juga hemiselulosa merupakan karbohidrat yang
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Xilan Xilan atau disebut juga hemiselulosa merupakan karbohidrat yang penyebarannya di alam sangat luas (Schlegel, 1994). Sebagai polisakarida kompleks, rangka dasar xilan terdiri
Lebih terperinci1.3 TUJUAN PENELITIAN
5 Penelitian ini akan memproduksi enzim selulase dari tongkol jagung mengunakan Trichoderma reesei, Aspergillus niger dan campuran keduanya dengan waktu fermentasi yang divariasikan. Proses yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak ramah lingkungan dalam bidang industri (Falch, 1991).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian enzim yang sifatnya efisien, selektif, mengkatalis reaksi tanpa produk samping dan ramah lingkungan meningkat pesat pada akhir dekade ini. Industri enzim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Enzim adalah biokatalisis atau polimer biologis yang dihasilkan oleh tubuh untuk mengkatalisis reaksi kimia dan meningkatkan laju reaksi yang terjadi dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi ketiga dari negara-negara penghasil nanas olahan dan segar setelah negara Thailand dan Philippines.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang produksi bahan bakar minyak (BBM) semakin menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak mentah nasional menipis produksinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ervi Afifah, 2014 Produksi Gula Hidrolisat Dari Serbuk Jerami Padi Oleh Beberapa Fungi Selulolitik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jerami merupakan limbah hasil panen bahan makanan pokok beras yang berasal dari tanaman padi (Oryza sativa). Melimpahnya limbah jerami ini berbanding lurus dengan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah diinkubasi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara kecernaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosil (Meivina et al., 2004). Ditinjau secara global, total kebutuhan energi dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dapat dikatakan kehidupan manusia saat ini tak bisa lepas dari bahan bakar fosil (Meivina et al., 2004). Ditinjau secara global, total kebutuhan energi dunia diperkirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan kebutuhan energi (khususnya energi dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v vi ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Batasan
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR
EXECUTIVE SUMMARY HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR KARAKTERISASI EKSO-XILANASE PUTATIVE REKOMBINAN ASAL Geobacillus thermoleovorans IT-08 Anak Agung Istri Ratnadewi, S. Si, M. Si 197012251997022001 UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar populasi ternak sapi di Indonesia dipelihara oleh petani peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al., 2011). Usaha peningkatan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan α-amilase merupakan enzim yang mempunyai peranan penting dalam bioteknologi saat ini. Aplikasi teknis enzim ini sangat luas, seperti pada proses likuifaksi pati pada proses produksi
Lebih terperinciSUBKLONING GEN -L-ARABINOFURANOSIDASE (abfa) DALAM VEKTOR EKSPRESI pyes2 ABSTRAK
SUBKLONING GEN -L-ARABINOFURANOSIDASE (abfa) DALAM VEKTOR EKSPRESI pyes2 I Nengah Wirajana 1), Eddy Bagus Wasito 2), H.M. Soekry Erfan Kusuma 2), dan Ni Nyoman Tri Puspaningsih 3) 1) Jurusan Kimia FMIPA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Furfural merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai pelarut dalam memisahkan senyawa jenuh dan tidak jenuh pada industri minyak bumi
Lebih terperinciADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI
DAFTAR ISI Halaman Sampul Luar... i Sampul Dalam... ii Halaman Prasyarat Gelar... iii Halaman Pengesahan... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun 2010 pemakaian BBM sebanyak 388.241 ribu barel perhari dan meningkat menjadi 394.052 ribu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada masa sekarang konsumsi bahan bakar minyak sangat tinggi,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang konsumsi bahan bakar minyak sangat tinggi, sedangkan produksi sumber bahan bakar minyak saat ini semakin menipis (Seftian dkk., 2012). Berdasarkan data
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
46 HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Non Struktural Sifat Kimia Bahan Baku Kelarutan dalam air dingin dinyatakan dalam banyaknya komponen yang larut di dalamnya, yang meliputi garam anorganik, gula, gum, pektin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen ha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara agraris memiliki produk pertanian yang melimpah, diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen 13.769.913 ha dan produktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin menipis. Menurut data statistik migas ESDM (2009), total Cadangan minyak bumi Indonesia pada tahun 2009
Lebih terperinciKloning Gen Pengkode Enzim Endo-1,4-Beta-Glucanase (ysdc) dan Endo-Beta-1,3-1,4 Glucanase (BSUW23_10175) dari Bacillus subtilis dalam Sel Escherichia coli Origami Mariana Wahjudi*, Olivia Maria Angelina,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Pisang Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari buah pisang yang belum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan diperkirakan mencapai 10 15% per
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim protease merupakan salah satu enzim komersial yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan pemanfaatan enzim sudah semakin pesat dan menempati posisi penting dalam
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi berbasis fosil (bahan bakar minyak) di Indonesia diperkirakan hanya cukup untuk 23 tahun lagi dengan cadangan yang ada sekitar 9.1 milyar barel (ESDM 2006),
Lebih terperinciPRODUKSI GULA REDUKSI DARI BAGASSE TEBU MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK MENGGUNAKAN CRUDE ENZYME SELULASE DAN XYLANASE
PRODUKSI GULA REDUKSI DARI BAGASSE TEBU MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK MENGGUNAKAN CRUDE ENZYME SELULASE DAN XYLANASE Penyusun: Charlin Inova Sitasari (2310 100 076) Yunus Imam Prasetyo (2310 100 092) Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur Trichoderma sp. Jamur tanah merupakan salah satu golongan yang penting dari golongangolongan populasi tanah yang tersebar secara luas. Bentuk-bentuk tertentu merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang terus menipis mendorong para
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang terus menipis mendorong para peneliti untuk mengembangkan usaha dalam menanggulangi masalah ini diantaranya menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protease merupakan enzim industrial yang memiliki nilai ekonomi paling besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekicot (Achatina Fulica) tercakup di dalam subkelas Pulmonata dari kelas Gastropoda yang merupakan kelompok molusca yang sangat besar. Meskipun didalam subkelas ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi ternak ruminansia. Pakan ruminansia sebagian besar berupa hijauan, namun persediaan hijauan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber karbon dan sumber energi (Hardjo et al., 1994: 15).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakteri selulolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan menguraikan selulosa menjadi monomer glukosa dan menjadikannya sebagai sumber karbon dan sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan
11 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) dari famili Arecaceae merupakan salah satu sumber minyak nabati, dan merupakan primadona bagi komoditi perkebunan. Potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, disebabkan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan cadangan BBM semakin berkurang, karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Xilanase merupakan kelompok enzim yang memiliki kemampuan untuk
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Enzim Xilanase Xilanase merupakan kelompok enzim yang memiliki kemampuan untuk memecah xilan menjadi senyawa lebih sederhana baik berupa xilooligosakarida maupun xilosa. Xilanase
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena
27 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyiapan Tepung Xilan Alami Bagas tebu, sekam padi dan tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang memiliki kandungan xilan yang potensial untuk dijadikan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang potensial. Menurut data, produksi rumput laut di Indonesia pada tahun 2005 adalah sebesar 910.638 ton, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi permintaan. Artinya, kebijakan energi tidak lagi mengandalkan pada ketersediaan pasokan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pakan. Davendra, (1993) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berat badan maupun
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan program komputer berdasarkan metode sintesis dua arah TBIO, dimana proses sintesis daerah
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Gambut Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan tersebut terus bertambah karena proses dekomposisi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak tahun 1972 telah berkembang usaha rekayasa genetika yang memberikan harapan bagi industri peternakan, baik yang berkaitan dengan masalah reproduksi, pakan maupun kesehatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Jagung. Jagung (Zea mays) termasuk dalam famili graminaceae (Gardner, 1991;
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Jagung Jagung (Zea mays) termasuk dalam famili graminaceae (Gardner, 1991; Nathalia 2011). Tanaman ini merupakan tanaman semusim (annual).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri dan pengobatan (Moon dan Parulekar, 1993). merupakan satu dari tiga kelompok enzim terbesar dari industri enzim dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak pencemaran dan pemborosan energi dapat dikurangi dengan penerapan di bidang bioteknologi, misalnya dengan aplikasi enzim (Aunstrup, 1993). Hal ini disebabkan,
Lebih terperinciTeknik Bioenergi Dosen Pengampu: Dewi Maya Maharani. STP, M.Sc
Jurnal PEMANFAATAN BIOMASSA LIGNOSELULOSA AMPAS TEBU UNTUK PRODUKSI BIOETANOL Teknik Bioenergi Dosen Pengampu: Dewi Maya Maharani. STP, M.Sc FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN Anggota Kelompok 7: YOSUA GILANG
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jerami Jagung Jerami jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen dikurangi akar dan sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak, baik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Nenas merupakan anggota dari famili Bromeliaceae yang terdiri dari 45 genus serta 2000
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Potensi Nenas dan Limbahnya Sebagai Pakan Ternak Nenas merupakan anggota dari famili Bromeliaceae yang terdiri dari 45 genus serta 2000 spesies. Nenas dikenal dengan nama latin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan, oleh karena itu penyediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia mencapai 21,22 juta kiloliter pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tongkol Jagung
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tongkol Jagung Jagung adalah salah satu tanaman sektor pertanian yang cukup banyak dikonsumsi oleh berbagai masyarakat di dunia dan merupakan salah satu produk pertanian yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan. Oleh karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam broiler mempunyai potensi yang besar dalam memberikan sumbangan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, karena sifat proses produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional. Produksi pisang Provinsi Lampung sebesar 697.140 ton pada tahun 2011 dengan luas areal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan populasi penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan konsumsi energi semakin meningkat pula tetapi hal ini tidak sebanding dengan ketersediaan cadangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Proksimat Batang Sawit Tahapan awal penelitian, didahului dengan melakukan analisa proksimat atau analisa sifat-sifat kimia seperti kadar air, abu, ekstraktif, selulosa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Xilan Lignoselulosa merupakan komponen utama biomassa yang mencakup sekitar setengah dari bahan hasil fotosintesis. Lignoselulosa mengandung tiga tipe polimer, yaitu selulosa,
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi Mikroorganisme Penghasil Enzim Kitinase Termofil pada Permandian Air Panas Prataan, Tuban Steven Yasaputera, Tjandra Pantjajani, Ruth Chrisnasari * Departemen Biologi, Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK DAN EKSEKUTIF SUMMARY HIBAH FUNDAMENTAL
ABSTRAK DAN EKSEKUTIF SUMMARY HIBAH FUNDAMENTAL ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI LIGNOSELULOLITIK TOLERAN KAFEIN SEBAGAI AGEN BIODEGRADASI LIMBAH KULIT BUAH KOPI Peneliti Sattya Arimurti, SP., M.Si 0031037401
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Onggok merupakan limbah dari industri tapioka yang berbentuk padatan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Onggok Onggok merupakan limbah dari industri tapioka yang berbentuk padatan yang diperoleh pada proses ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini diperoleh suspensi pati sebagai filtratnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang teknologi fermentasi, rekayasa genetika, dan teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin meningkat. Enzim
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) saat ini meningkat. Bahan bakar fosil tersebut suatu saat dapat habis karena eksploitasi terus menerus dan tidak dapat diperbaharui.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selulase merupakan enzim yang menghidrolisis ikatan glikosidik -β- 1,4 pada rantai selulosa. Selulase dapat diproduksi oleh fungi, bakteri, protozoa, tumbuhan
Lebih terperinciRekombinasi Gen Penyandi -xilosidase asal Geobacillus Thermoleovorans IT-08 dalam Plasmid Phis1525
Rekombinasi Gen Penyandi -xilosidase asal Geobacillus Thermoleovorans IT-08 dalam Plasmid Phis1525 (Recombinant Gen of Encoding -Xylosidase from Geobacillus Thermoleovorans IT-08 in phis1525 Plasmid) Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara agraris (agriculture country) yang mempunyai berbagai keragaman hasil pertanian mulai dari padi, ubi kayu, sayursayuran, jagung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung. menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi. Industri pengolahan nanas tidak hanya menghasilkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Tanaman Jagung Limbah tanaman jagung merupakan limbah lignoselulosik yang terdiri atas sebagian besar selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Fungsi lignin adalah mengikat sel-sel
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia yang sampai saat ini
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia yang sampai saat ini masih belum teroptimalkan penanganannya. Komposisi sampah di negara-negara berkembang
Lebih terperinci