AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009
|
|
- Inge Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VOLUME 25 NOMOR 2, AGUSTUS 2010 ISSN AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009 Penanggung Jawab: Kapuslit Metalurgi LIPI Dewan Redaksi : Ketua Merangkap Anggota: Ir. Bambang Sriyono Dipl.Ing. Anggota: Dr. Ir. Rudi Subagja Dr. Ir. F. Firdiyono Dr. Agung Imadudin Dr. Efendi Mabruri Ir. Adil Jamali, M.Sc (UPT BPM LIPI) Prof. Riset. Dr. Ir. Pramusanto (Puslitbang TEKMIRA) Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi, DEA (UI) Dr. Ir. Sunara, M.Sc (ITB) Sekretariat Redaksi: Dedi Irawan, ST Daniel Panghihutan Malau, ST Arif Nurhakim, S.Sos Penerbit: Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) , Fax: (021) Alamat Sekretariat: Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) , Fax: (021) metalurgi_magz@yahoo.com Pengantar Redaksi.xvii Abstrak.. xix Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan Metoda Pelarutan Kimia Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri 71 Distribusi Fasa Cu-Nb pada Kawat Superkonduktor yang Berbasis Cu- Nb-Sn Pius Sebleku.. 79 Pengaruh Penambahan Bi pada Paduan Solder Sn-Cu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Bambang Sriyono dan Bintang A.. 85 Analisis Kuantitatif Fasa Paduan ZrNbMoGe Via Penghalusan Pola Difraksi Neutron Parikin dan A.H. Ismoyo.. 93 Pembuatan Magnet Barium Heksaferit dari Oksida Cold Rolling Mill Efendi Mabruri Karakteristik Reduksi Bijih Besi Laterit Basso D. Makahanap dan A. Manaf Indeks Majalah ilmu dan teknologi terbit berkala setiap tahun, satu volume terdiri atas 3 nomor.
2 xvi Majalah Metalurgi, V , ISSN
3 PENGANTAR REDAKSI Syukur Alhamdulillah Majalah Metalurgi Volume 25 Nomor 2, Agustus 2010 kali ini menampilkan enam buah tulisan. lima tulisan hasil penelitian dan 1 buah merupakan makalah terbaik pada Seminar Metalurgi Tulisan pertama hasil penelitian disampaikan oleh Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri berjudul Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan Metoda Pelarutan Kimia. Selanjutnya Pius Sebleku tentang Distribusi Fasa Cu-Nb pada Kawat Superkonduktor yang Berbasis Cu-Nb-Sn. Bambang Sriyono dan Bintang Adjiantoro menulis tentang Pengaruh Penambahan Bi pada Paduan Solder Sn-Cu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik. Ismoyo menulis tentang Analisis Kuantitatif Fasa Paduan ZrNbMoGe Via Penghalusan Pola Difraksi Neutron. Berikutnya Efendi Mabruri menulis tentang Pembuatan Magnet Barium Heksaferit dari Oksida Cold Rolling Mill. Pada bagian berikutnya ada satu makalah terbaik pada Seminar Metalurgi 2009 yaitu Karakteristik Reduksi Bijih Besi Laterit yang disampaikan oleh Basso D. Makahanap dan A. Manaf. Semoga penerbitan Majalah Metalurgi volume ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia penelitian di Indonesia. REDAKSI Pengantar Redaksi xvii
4 xviii Majalah Metalurgi, V , ISSN
5 METALURGI (Metallurgy) ISSN Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya. UDC (OXDCF) Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri (Puslit Metalurgi LIPI) Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan Metoda Pelarutan Kimia Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010 Proses pemurnian silikon tingkat metalurgi (MG-Si) dengan menggunakan metoda pelarutan asam telah dilakukan dengan memvariasikan jenis larutan asam, waktu pelarutan dan gerakan pengadukan (mekanik dan ultrasonik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelarutan MG-Si dengan asam adalah satu cara yang ekonomis untuk memindahkan pengotor logam. Persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan pelarutan HF mencapai 80,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan pelarutan HCl dan HNO 3. Sedangkan persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan gerakan pengadukan ultrasonik mencapai 91,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan gerakan pengadukan mekanik. Kata kunci : Silikon tingkat metalurgi, Pemurnian dengan proses kimia, Pelarutan asam, Pengotor Purification of metallurgical grade silicon by using chemical/acid leaching has been conducted with varying the parameters of acid solution, time of leaching and mixing method (mechanic and ultrasonic). Experimental Result showed that acid leaching of MG-SI is an economic way to remove metal impurities. The HF leaching resulted in the impurities extraction percentage of 80.9%, which was higher compared to that of HCl and HNO 3 leaching. Furthermore, acid leaching with ultrasonic stirring resulted in the impurities extraction percentage of 91.9%, which was higher compared to that of mechanical stirring. Keywords : Metallurgical grade silicon, Chemical purification, Acid leaching, Impurities Abstrak xix
6 METALURGI (Metallurgy) ISSN Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya. UDC (OXDCF) Pius Sebleku (Puslit Metalurgi LIPI) Distribusi Fasa Cu- Nb pada Kawat Superkonduktor yang Berbasis Cu-Nb-Sn Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010 Peralatan MRI (magnetic resonance imaging) dibutuhkan oleh banyak rumah sakit di dunia untuk memindai tubuh manusia secara menyeluruh dan mendeteksi segala bentuk ketidakwajaran dan penyakit pada organ tubuh manusia. Peralatan ini menggunakan kawat superkonduktor sebagai infrastruktur utamanya untuk memperoleh gambar-gambar beresolusi tinggi dari bagian-bagian yang dipindai. Salah satu bahan superkonduktor yang cocok untuk aplikasi ini adalah tembaga-niobium-timah (Cu-Nb-Sn). Karena harga superkonduktor beserta sistem pendinginan cryogenic-nya yang tinggi, peralatan MRI menjadi mahal dan eksklusif. Penelitian ini mengetengahkan pengembangan superkonduktor ekonomis Cu-Nb-Sn dengan kadar timah yang cukup tinggi. Metode Penelitian yang digunakan adalah Internal Tin, sedangakan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui lebih detail mengenai distribusi fasa Cu-Nb pada kawat superkonduktor yang berabasis Cu-Nb-Sn akibat Proses Rolling dan Proses Wire Drawing serta Proses heat treatment. Kata kunci : Superkonduktor, LTS (Low Temperature Superconductor), Fasa Cu dan Nb Instrumentation of MRI (magnetic resonance imaging) is required by hospitals in the world to scan the human body as a whole and detecting any irregularities and disease in human organs. This instrumenttion uses superconducting wire as the main infrastructure to obtain high-resolution images of the scanned parts. One of the superconducting material suitable for this application is the copper-niobium-tin (Cu-Nb-Sn). Because the price of cryogenic superconductor cooling system along with its high, MRI equipment became expensive and exclusive. This study explores the development of economical superconducting Cu-Nb-Sn with lead levels high enough. The used method is Internal Tin. The purpose of this study to find out more details about the distribution of Cu-Nb phase in a superconducting wire based Cu-Nb-Sn, due the process of rolling, wire drawing and heat treatment process. Keywords : Superconductor, LTS (Low Temperature Superconductor), Cu-Nb Phase. xx Majalah Metalurgi, V , ISSN
7 METALURGI (Metallurgy) ISSN Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya. UDC (OXDCF) Bambang Sriyono dan Bintang Adjiantoro (Puslit Metalurgi LIPI) Pengaruh Penambahan Bi pada Paduan Solder Sn-Cu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010 Perkembangan industri elektronik di Indonesia semakin maju pesat dan tentunya membutuhkan tingkat akurasi produksi yang tinggi serta proses yang ramah terhadap lingkungan. Paduan solder PbSn perlu ditinjau karena sudah dilarang pengunaanya di negara maju mengingat sifat toxic Pb yang sangat berbahaya. Sebagai salah satu alternatif untuk mengganti unsur Pb maka dilakukan modifikasi unsur Cu dengan unsur Bi untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanik yang mendekati sifat PbSn. Metoda penggabungan secara metalurgi pada proses pembasahan dengan dasar sudut kontak dan pencapaian suhu solidus. Pengujian dilakukan terhadap paduan biner Sn-0,7%Cu dengan penambahan variasi unsur Bi 0%, 1%; 5% dan 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan Bi pada paduan terner Sn-Cu-Bi akan menurunkan temperatur leleh dan ketahanan oksidasi. Sedangkan mampu basah, kekerasan, kekuatan geser, konduktivitas listrik dan kekuatan lelah naik, dengan kenaikan kandungan Bi. Kata kunci : Ramah lingkungan, Racun, Solder bebas Pb, Senyawa intermetalik Electronic industry in Indonesia has developed rapidly, so that it will require a high accuracy level and environmentally friendly materials as a base of its production process. Because of an environmental reason, PbSn soldering material is banned in many developed countries. To eliminate the lead (Pb) content, other element such as copper (Cu) should be added to substitute the toxic Pb. This experimentally shows that increasing of Bi (0 ;1; 5; 10) has effect to improve the physical and mechanical properties. The test results showed that the addition of Bi in the ternary alloy Sn-Cu-Bi will lower the melting temperature and the oxidation resistance. The increase in Bi content also improves its wettability, hardness, shear strength, electrical conductivity and fatigue strength. Keywords : Environmentally friendly, Toxic, Lead free solder, Intermetallic compound Abstrak xxi
8 METALURGI (Metallurgy) ISSN Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya. UDC (OXDCF) 620 Parikin dan A.H. Ismoyo (Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir BATAN Serpong Tangerang) Analisis Kuantitatif Fasa Paduan ZrNbMoGe Via Penghalusan Pola Difraksi Neutron Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010 Analisis kuantitaif fasa menggunakan teknik difraksi neutron telah diketahui memberikan beberapa keuntungan terutama untuk unsur-unsur dengan nomor atom yang sangat berdekatan. Hal ini disebabkan oleh sifat unik dari berkas neutron yang memiliki daya penetrasi yang sangat besar dan berinteraksi langsung dengan inti atom. Sebuah eksperimen untuk menentukan jumlah fasa kristalin dalam paduan Zirkonium (ZrNbMoGe), telah dilakukan menggunakan metode difraksi neutron dengan HRPD (high resolution powder diffractometer) di PTBIN-BATAN. Analisis data dilakukan dengan metode penghalusan Rietveld. Hasil analisis menunjukkan bahwa paduan ZrNbMoGe mengandung beberapa fasa, yaitu: Zr, ZrGe, Zr 3 Ge dan ZrMo 2. Fraksi fasa kristalin dalam paduan yang mengandung unsur 1%Ge adalah: 94,19%wt fasa Zr, 2,05%wt fasa ZrMo 2, 3,15%wt fasa Zr 3 Ge dan 0,59%wt fasa ZrGe. Kata kunci : Difraksi neutron, Paduan ZrNbMoGe dan metode Rietveld A quantitative phase analysis by using neutron diffraction technique has been proven providing some benefits particularly for elements with very similar atomic numbers. This is because of the unique properties of neutron itself, possessing high penetrating power and directly interact with atomic nuclei. An experiment to determine the amount of crystalline phases in the ZrNbMoGe system by using HRPD (high resolution powder diffractometer) has been carried out in PTBIN BATAN. The data analysis was performed by Rietveld refinements method. The result shows that the ZrNbMoGe alloy comprises of some phases i.e.: Zr, ZrGe, Zr 3 Ge and ZrMo 2. The fraction of crystalline phases in alloy containing of 1%Ge is: 94.19%wt of Zr phase, 2.05%wt of ZrMo 2 phase, 3.15%wt of Zr 3 Ge and 0.59%wt of ZrGe phase. Keywords : Neutron diffraction, ZrNbMoGe alloy and Rietveld method xxii Majalah Metalurgi, V , ISSN
9 METALURGI (Metallurgy) ISSN Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya. UDC (OXDCF) Efendi Mabruri (Puslit Metalurgi LIPI) Pembuatan Magnet Barium Heksaferit dari Oksida Cold Rolling Mill Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010 Oksida Cold Rolling Mill (CRM) merupakan oksida besi dalam bentuk Fe 2 O 3 hasil pemanggangan semprot dari regenerasi cairan pelarut kerak lembaran baja pengerolan dingin. Oksida ini dapat digunakan sebagai bahan baku magnet permanen barium heksaferit (BaO.6Fe 2 O 3 ). Tulisan ini melaporkan pembuatan magnet barium heksaferit dari oksida CRM melalui jalur proses metalurgi serbuk. Proses pembuatan meliputi pencampuran oksida CRM dan barium karbonat di dalam ball mill, kalsinasi, kompasi dan penyinteran. Penyinteran dilakukan pada selang suhu o C dan waktu 1-3 jam. Karakterisasi terhadaap sampel dilakukan demngan menggunakan difraksi sinar X, SEM dan Permagraph. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kalsinasi pada suhu 1200 C selama 3 jam menghasilkan pembentukan struktur BaFe 12 O 19 yang sempurna. Sifat magnetik barium heksaferit meningkat dengan meningkatnya suhu penyinteran dan mencapai harga maksimum pada suhu 1200 C. Hasil-hasil ini dikorelasikan dengan struktur mikro magnet yang terbentuk selama penyinteran. Kata kunci : Oksida cold rolling mill, Barium heksaferit, Magnet permanen, Sifat magnetik, Metalurgi serbuk Cold Rolling Mill (CRM) oxides are iron oxides (Fe 2 O 3 ) resulted from roasting and regeneration of descaling solution of cold rolled steel. These oxides can be used for the fabrication of permanent magnet of Barium Hexaferrite (BaO.6Fe 2 O 3 ). The present paper reports the fabrication of barium hexaferrite from CRM oxides by using powder metallurgical process. The fabrication consists of mixing of CRM oxides and barium carbonates powders, calcining, compacting and sintering. The sintering process was carried out at a range of temperature from 1000 to 1300 C and of time from 1 to 3 hours. The characterization of the samples was carried out by XRD, SEM and Permagraph. The experimental results showed that the calcination at 1200 C for 3 hours resulted in the completed formation of BaFe 12 O 19 structure in the calcined powders. The magnetic properties of barium hexaferrite increased as sintering temperature increased and reached the maximum value at 1200 C. These results were correlated with the microstructures developed during sintering. Keywords : Cold rolling mill oxides, Barium hexaferrite, Permanent magnet, Magnetic properties, Powder metallurgy Abstrak xxiii
10 METALURGI (Metallurgy) ISSN Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya. UDC (OXDCF) Basso D. Makahanap dan A. Manaf (Universitas Indonesia Program Pasca Sarjana Ilmu Material) Karakteristik Reduksi Bijih Besi Laterit Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010 Indonesia mempunyai banyak cadangan bijih besi laterit (laterit) dan batubara. Sampai saat ini bijih besi laterit belum dipakai sebagai bahan baku utama dalam industri baja. Untuk menjajaki kemungkinan penggunaan laterit dan batubara sebagai bahan baku pembuatan baja, dilakukan penelitian reduksi laterit dengan reduktor batubara antrasit (antrasit) dan batubara bituminus (bituminus) dalam kondisi isotermal pada selang temperatur C. Komposisi mineral hasil reduksi dianalisa dengan X-ray diffractometer (XRD) untuk mempelajari efektivitas reduksi kedua reduktor tersebut dan karakteristik kinetika metalisasi reduksinya. Metalisasi ditentukan oleh temperatur dan waktu reduksi, metalisasi maksimal tercapai pada temperatur dan waktu reduksi yang maksimal. Kinetika metalisasi reduksi pada kondisi isotermal menunjukkan ada dua tahap reduksi yang mengindikasikan ada dua tahap atau mekanisme reduksi. Mampu reduksi bituminus ternyata lebih besar dibandingkan antrasit. Kata kunci: Laterit, Reduksi, Batubara, Metalisasi Indonesia has abundant resources of lateritic nickel ore and coal. However, this resource has not been considered as a main raw material in the Indonesian steel industry. To explore the possibility of using this resource as a raw material in the Indonesian steel industry, some reduction experiment of iron lateritic ore using anthrasitic and bituminous coal has been conducted in the temperature range of 800 to 1100 C. Mineral composition of the reduction product has been analyzed using x-ray diffractometer (XRD) to study the the reduction effectiveness of the two kind of coal reductant and the characteristic of their metallization kinetics. It was found that the metallization was dependent on the the temperature and time of reduction. The maximum metallization reduction achieved in the highest temperature and longest time. The isothermal condition shows that the metallization reduction kinetics can be devided in two stages of reduction. The experiment also shows that the bituminous coal give a better metallization results compare to the anthracitic coal. Keywords : Iron, Laterite, Coal, Metallization xxiv Majalah Metalurgi, V , ISSN
11 PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI DENGAN MENGGUNAKAN METODA PELARUTAN KIMIA Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI Kawasan Puspiptek Gd.470, Serpong Intisari Proses pemurnian silikon tingkat metalurgi (MG-Si) dengan menggunakan metoda pelarutan asam telah dilakukan dengan memvariasikan jenis larutan asam, waktu pelarutan dan gerakan pengadukan (mekanik dan ultrasonik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelarutan MG-Si dengan asam adalah satu cara yang ekonomis untuk memindahkan pengotor logam. Persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan pelarutan HF mencapai 80,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan pelarutan HCl dan HNO 3. Sedangkan persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan gerakan pengadukan ultrasonik mencapai 91,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan gerakan pengadukan mekanik. Kata kunci : Silikon tingkat metalurgi, Pemurnian dengan proses kimia, Pelarutan asam, Pengotor Abstract Purification of metallurgical grade silicon by using chemical/acid leaching has been conducted with varying the parameters of acid solution, time of leaching and mixing method (mechanic and ultrasonic). Experimental Result showed that acid leaching of MG-SI is an economic way to remove metal impurities. The HF leaching resulted in the impurities extraction percentage of 80.9%, which was higher compared to that of HCL and HNO 3 leaching. Furthermore, acid leaching with ultrasonic stirring resulted in the impurities extraction percentage of 91.9%, which was higher compared to that of mechanical stirring. Keywords : Metallurgical grade silicon, Chemical purification, Acid leaching, Impurities PENDAHULUAN Energi Photovoltaic adalah energi baru yang paling penting dalam abad 21 karena tidak pernah habis dibandingkan dengan energi konvensional. Perkembangan Photovoltaic dunia abad ke 21 ditunjukkan secara grafis seperti terlihat pada Gambar 1 [1]. Produksi solar cell dunia pada tahun 1995 mencapai sekitar 100 MW, kemudian dengan berjalannya waktu mengalami kenaikan. Pada tahun 2005 produksi mencapai lebih dari 1500 MW dan sampai saat ini produksi sel surya sudah mencapai lebih dari 2000 MW. Energi Photovoltaic menggunakan bahan baku solar grade silicon (SoG-Si), cukup mahal dan menjadikan kendala di dalam pembangunan industri sel surya [2]. Indonesia sampai saat ini belum bisa memproduksi sel surya sendiri, dan masih menggantungkan pasokan SoG-Si dari luar negeri. Padahal bahan baku SoG-Si adalah metallurgical grade silicon (MG-Si) hasil proses reduksi silika dengan reduktor karbon. Gambar 1. Produksi Solar Cell dunia (PV News, [1] April 2006) P
12 Sedangkan sumber daya alam silika di Indonesia cukup berlimpah. Kondisi ini sebenarnya dapat diperbaiki mengingat pembuatan wafer silikon sebagai bahan dasar sel surya dapat dilakukan di dalam negeri dengan teknik yang sederhana. Sel surya pada masa kini tidak memerlukan bahan dasar berupa wafer silikon jenis kristal tunggal yang dalam pembuatannya memakan biaya cukup tinggi. Dengan teknik yang telah berkembang dalam dekade terakhir, sel surya yang menggunakan bahan dasar wafer jenis kristal poli sudah dapat menunjukkan efisiensi rata-rata yang cukup tinggi, walaupun masih di bawah efisiensi sel surya yang menggunakan wafer silikon kristal tunggal. Rendahnya efisiensi ini secara total cost dapat dikompensasi dengan rendahnya biaya pembuatan wafer silikon kristal poli [3]. Bahan baku silikon untuk sel surya harus mempunyai tingkat kemurnian sekitar 6N (99,9999%berat Si). Saat ini sumber solar grade silicon (SoG-Si) yang memiliki kemurnian 6N (99,9999%Si) terbesar diambil dari silicon skrap (offgrade) industri elektronik yang memiliki kemurnian 11-12N [4]. Ketergantungan pada silikon off-grade ini menyebabkan keterbatasan suplai SoG- Si. Untuk mendapatkan bahan baku yang murah, pendekatan yang paling menarik adalah dengan meng-upgrade silikon metalurgi (MG-Si/99%Si) dengan memurnikannya dari pengotor yang ada dari kadar yang tinggi sampai ke tingkat kurang dari 1 ppma (part per million atom) melalui jalur proses metalurgi [4]. MG-Si diperoleh dari hasil proses reduksi carbothermic terhadap silika (SiO 2 ) yang mengandung beberapa unsur pengotor logam dan non logam. Pengotor logam seperti besi (Fe), aluminium (Al), kalsium (Ca), dan pengotor non logam seperti fosfor (P) dan boron (B). Ke dua jenis pengotor sama-sama dapat mempengaruhi sifat physiochemical dari material silikon. Untuk persyaratan SoG- Si, perlu menghilangkan unsur pengotor tersebut [6]. Kegiatan penelitian ini difokuskan pada proses pemurnian MG-Si yang memiliki tingkat kemurnian 2N (99%Si) menjadi SoG-Si dengan tingkat kemurnian 6N (99,9999%Si) melalui proses pelarutan asam yang dikombinasikan dengan proses pembekuan terarah (directional solidification) [5]. Tulisan ini melaporkan hasil percobaan pemurnian MG-Si dengan proses pelarutan kimia. Proses pelarutan terhadap MG-Si menggunakan asam-asam HCl, HF dan HNO 3 dan dilakukan secara bertahap serta menggunakan dua sistem pengadukan yaitu mekanik dan ultrasonik. PROSEDUR PERCOBAAN Bahan baku penelitian yang digunakan adalah MG-Si yang diperoleh dari pasaran. (Gambar 2). Gambar 2. Bahan awal MG-Si Alur proses penelitian yang dilakukan, secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3. Uraian Percobaan a. Bahan baku MG-Si dilakukan karakterisasi untuk mengetahui komposisi unsur pengotor yang terkandung di dalam bahan baku tersebut. Selain itu dilakukan pengamatan metalografi untuk mengetahui penyebaran unsur pengotor di dalam struktur mikro MG-Si. 72 Majalah Metalurgi, V , ISSN / hal 71-78
13 b. Penentuan variabel proses dan pemahaman tentang fenomena karaktertistik pengotor dalam kaitannya dengan proses pemurnian MG-Si, meliputi : jenis larutan kimia, temperatur dan waktu proses pelarutan, kondisi pengadukan (mekanik dan ultrasonik). c. Proses penyiapan sampel meliputi penggerusan (grinding), pengayakan (seiving) dengan ukuran 147 µm dan pemisahan unsur Fe menggunakan alat pemisah magnetik (magnetic separator). Kemudian konsentrat MG- Si diendapkan, dikeringkan dan dianalisis kimia untuk mengetahui pengurangan unsur Fe dari MG-Si. d. Proses pelarutan MG-Si yang dilakukan menggunakan jenis asam HCl, HF dan HNO 3, dengan lamanya pelarutan 8 jam dan jenis pengadukan yang dipakai menggunakan mekanik dan ultrasonik. Kemudian hasil pelarutan asam dilakukan analisis kimia untuk mengetahui seberapa besar unsur pengotor yang dapat dihilangkannya. e. Karakterisasi dilakukan melalui beberapa metoda, yaitu: Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), Scanning Electron Microscope (SEM) dan Metallographic. Proses Pelarutan MG-Si Proses pelarutan MG-Si baik dengan pengadukan mekanik maupun ultrasonik, adalah sebagai berikut : - Proses pelarutan dengan HCl terhadap 50 g sampel (147 µm) + 50 ml HCl encer (vol. 1 : 1) pada titik didih selama 4 jam - Proses pelarutan dengan HF terhadap 50 g sampel (147 µm) ml HF (10% w) pada suhu kamar selama 4 jam - Proses pelarutan dengan HNO 3 terhadap 50 g sampel (147 µm) ml HNO 3 encer (vol. 1 : 1) pada titik didih selama 4 jam MG-Si Penggerusan Pengayakan 147 µm Proses Pelarutan Jenis pelarut : HCl, HF, HNO3 dan waktu pelarutan Pengadukan Mekanik Pemisahan Magnetik Pencucian Pengeringan Pengadukan Ultrasonik Karakterisasi hasil pelarutan Gambar 3. Diagram alir proses pemurnian MG-Si HASIL PERCOBAAN KARAKTERISASI TINGKAT METALURGI SILIKON Bahan baku MG-Si, sebelum dilakukan percobaan pemurnian melalui proses pelarutan asam terlebih dahulu dikarakterisasi untuk mengetahui jenis unsur-unsur pengotor apa saja yang terkandung di dalam bahan baku MG-Si. ANALISA KIMIA Analisis Komposisi Kimia Alat uji yang digunakan dalam pengujian MG-Si yaitu menggunakan XRF di Laboratory Test RCMS (Research Center for Materials Science) Faculty of Maths and Natural Sciences Universitas Indonesia Jakarta. Hasil pengujian bahan awal MG-Si ditunjukkan pada Tabel 1. Proses Pemurnian Silikon../ Bintang Adjiantoro 73
14 Tabel 1. Analisis Komposisi kimia MG-Si Konsentrasi Unsur % Ppm berat Fe 0, Ca 0, Mg 0, Ti 0, Al 0, Si > Analisis dengan SEM ZAF Method Standardless Quantitative Analysis. Fitting Coefficient: Element (kev) Mass% Error% Atom% K C K O K Al K Si K Ca K Ti K Fe K Mo L Total Gambar 4. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot 003 (bintik putih) Alat yang digunakan yaitu SEM-EDX. Adapun tujuan pengujian dengan alat ini yaitu mengidentifikasi unsur pengotor pada sampel MG-Si secara kualitatif dan semi kauntitatif. Gambar 4 adalah struktur mikro MG-Si hasil pengujian SEM yang menunjukkan adanya bintik-bintik putih yang terkonsentrasi pada batas butir. Analalsis menggunakan EDX memberikan keterangan bahwa bintik putih tersebut merupakan pengotor yang mengandung Fe, Ca, Ti, Al dan Mo SiKa 006 dot 006 0,2 mm Counts dot kev Counts OKa TiLl CKa TiLa FeLl FeLa AlKa MoLl SiKa MoLa FeKesc CaKa CaKb TiKa TiKb FeKa FeKb 0,2 mm kev MoKa ZAF Method Standardless Quantitativ Analysis Fitting Coefficient : Element (kev) Mass% Error% Atom% K Si K Total Gambar 5. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot 006 Gambar 5 hasil pengujian menunjukkan permukaan yang relatif bersih. Pada permukaan tersebut kemudian dianalisis dengan EDX, terlihat bahwa area tersebut hanya terdiri atas logam Silikon sedangkan unsur pengotor lain tidak terdeteksi. 74 Majalah Metalurgi, V , ISSN / hal 71-78
15 Struktur Mikro MG-Si Ca Ti Mg Total Dalam % 0,62% % Si HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jenis Larutan Asam Gambar 6. Struktur mikro MG-Si.Pembesaran 25x Etsa: Flour Regia Hasil Percobaan Pemurnian MG-Si Hasil analisa kimia terhadap konsentrasi pengotor setelah pelarutan dengan berbagai jenis asam pada ukuran partikel 147 µm selama 4 jam dan menggunakan gerakan pengadukan mekanik, ditunjukkan pada Tabel 2. Dari hasil analisa kimia terhadap konsentrasi pengotor setelah pelarutan dengan berbagai jenis asam, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Kemudian setelah diplot ke dalam gambar kurva yang ditunjukkan pada Gambar 7 terlihat bahwa ketiga jenis larutan asam (HCl, HNO 3 dan HF) dapat menurunkan konsentrasi pengotor yang ada di dalam sampel MG-Si walaupun keefektifan larutan dan efisiensi ekstraksi berbeda-beda. Tabel 2. Konsentrasi pengotor setelah pelarutan dengan berbagai jenis asam Unsur pengotor Kondisi awal MG-Si Konsentrasi Pengotor, ppm HCl HNO 3 HF Al Fe Ca Ti Mg Total Dalam % 0,62% 0,278% 0,185% 0,118% % Si Kandungan unsur pengotor, ppm Al Fe Ca Ti Mg MG-Si HCl HNO3 HF Jenis larutan leahing Partikel MG-Si pada ukuran 147 µm dengan pelarutan HF pada suhu kamar dengan waktu 6 jam dan menggunakan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik. Hasil analisa kimia dari percobaan ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Konsentrasi pengotor setelah pelarutan HF dengan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik Unsur pengotor Kondisi awal MG- Si Konsentrasi Pengotor, ppm Mekanik Ultrasonic Al Fe Gambar 7. Pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan unsur pengotor Untuk mengetahui keefektifan larutan bisa diketahui dengan menghitung : Keefektifan larutan n p = 100% n dimana : Σn = jumlah total konsentrasi unsur pengotor sebelum pelarutan Σp = jumlah total konsentrasi unsur pengotor setelah pelarutan Sedangkan untuk menghitung efisiensi ekstraksi menggunakan perhitungan : Proses Pemurnian Silikon../ Bintang Adjiantoro 75
16 Efisiensi ekstraksi Ep Eq = 100% Ep dimana : Ep = konsentrasi pengotor sebelum pelarutan Eq = konsentrasi unsur pengotor setelah pelarutan Hasil perhitungan terhadap keefektifan untuk larutan HF mencapai 80,90% sedangkan larutan HCl dan HNO 3 masingmasing mencapai 70,22% dan 55,11%. Begitu pula hasil perhitungan terhadap efisiensi ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 8 bahwa efisiensi ekstraksi dari larutan HCl adalah paling rendah sedangkan efisiensi ekstraksi dari larutan HF paling tinggi untuk setiap unsur pengotor. Efisiensi Ekstraksi, % Al Fe Ca Ti Mg HCL HNO HF Unsur Pengotor Gambar 8. Pengaruh jenis pelarut terhadap persen efisiensi ekstraksi unsur pengotor Pengaruh Jenis Pengadukan Dari hasil analisa kimia terhadap konsentrasi pengotor setelah pelarutan HF dengan menggunakan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik seperti ditunjukkan pada Tabel 3, kemudian diplot ke dalam gambar kurva (Gambar 9) terlihat bahwa ke duan metoda pengadukan ini dapat menurunkan konsentrasi pengotor yang ada di dalam sampel MG-Si walaupun keefektifan larutan dan efisiensi ekstraksi berbeda-beda. Hasil perhitungan terhadap keefektifan yang menggunakan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik masing-masing mencapai 87,64% dan 91,87%. Begitu pula hasil perhitungan terhadap efisiensi ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 10. Kandunagn unsur pengotor, ppm Gambar 9. Pengaruh metoda pengadukan terhadap kandungan unsur pengotor Pada Gambar 10 menunjukkan bahwa efisiensi ekstraksi dari pengaruh gerakan pengadukan mekanik lebih rendah dari gerakan pengadukan ultrasonik untuk unsur pengotor Al, Ca dan Mg sedangkan untuk unsur pengotor Fe dan Ti masih berimbang. Efisiensi Ekstraksi, % MG-Si Mekanik Ultrasonik Metoda Pengadukan 0 Al Fe Ca Ti Mg Mekanik Ultrasonik Unsur Pengotor Gambar 10. Pengaruh gerakan pengadukan terhadap persen efisiensi ekstraksi unsur pengotor Berdasarkan hasil proses pemurnian yang menggunakan pelarutan, tingkat kemurnian silikon yang telah diperoleh mencapai 99,95%Si. Sekedar melihat distribusi unsur pengotor yang masih terdapat di dalam sampel hasil pelarutan, maka beberapa sampel hasil pelarutan dilakukan proses pelelehan. Dari hasil pelelehan kemudian dilakukan analisis SEM-EDS seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11 dan 12. Al Fe Ca Ti Mg 76 Majalah Metalurgi, V , ISSN / hal 71-78
17 Counts SiKa kev ZAF Method Standardless Quantitative Analysis. Fitting Coefficient : Element (kev) Mass% Error% Atom% K Si K Total Gambar 11. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot dot 001 do t 002 0,2 mm Distribusi unsur pengotor masih terlihat dibatas butir seperti ditunjukkan pada Gambar 12 dimana batas butir merupakan tempat berkumpulnya unsur pengotor terutama unsur Fe. Hasil proses pelelehan dari bahan yang telah dimurnikan dengan pelarutan kimia berbeda jauh dengan bahan awalnya, seperti yang terlihat pada Gambar 5. KESIMPULAN Dari hasil percobaan pemurnian MG-Si dengan metoda pelarutan kimia, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses pelarutan MG-Si dengan asam adalah satu cara yang ekonomis untuk menurunkan kandungan pengotor logam. 2. Penurunan kandungan unsur pengotor menggunakan pelarut HF mencapai 80,90% dengan efisiensi ekstaksi lebih tinggi dibandingkan dengan pelarut HCl dan HNO 3 yang masing-masing mencapai 55,11 dan 70,22%. 3. Penurunan kandungan unsur pengotor dengan menggunakan gerakan pengadukan ultrasonik meningkat mencapai 91,87% dengan efisiensi ekstaksi lebih tinggi dibandingkan dengan gerakan pengadukan mekanik yang mencapai 87,64% SARAN Counts SiKa Ukuran serbuk MG-Si masih perlu dikecilkan hingga mencapai ukuran lebih kecil dari ukuran butir rata-rata silikon FeLl FeLa FeKesc FeKa FeKb UCAPAN TERIMA KASIH kev ZAF Method Standardless Quantitative Analysis. Fitting Coefficient : Element (kev) Mass% Error% Atom% K Si K Fe K Total Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi yang telah membiayai penelitian ini melalui Program Insentif Ristek Gambar 12. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot 002 Proses Pemurnian Silikon../ Bintang Adjiantoro 77
18 DAFTAR PUSTAKA [1] Alvin D.C Photovoltaics: clean power for the 21st century, Sol. Energy Mater. Sol. Cells. [2] Sarti D, Einhaus R Silicon feedstock for the multi-crystalline photovoltaic industry. Sol. Energy Mater. Sol. Cells. [3] Swanson R.M A vision for crystalline silicon photovoltaics. Prog. Photovolt. Res. [4] Feng R.H, Ma T.C, Jiang S and Huang K Preparation technologies of solar grade multicrystalline silicon. Adv. Mater. Ind. Chinese. [5] Hunt L.P, Dosaj V.D, McCormick J.R and Crossman L.D Purification of metallurgical-grade silicon to solar-grade quality. International Symposium on Solar Energy, Washing. RIWAYAT PENULIS Bintang Adjiantoro Alumni Akademi Industri Logam Bandung Jurusan Teknik Metalurgi lulus tahun Melanjutkan pendidikan di UNJANI jurusan Teknik Metalurgi lulus S1 tahun 1995 dan lulus S2 jurusan Teknik Mesin ISTN tahun Sejak tahun 1982 sampai sekarang bekerja di Pusat Penelitian Metalurgi LIPI sebagai peneliti 78 Majalah Metalurgi, V , ISSN / hal 71-78
19 Indeks Penulis A A.H. Ismoyo 93 A. Manaf 111 B Bambang Sriyono 85 Basso D. Makahanap 111 Bintang Adjiantoro 71, 85 E Efendi Mabruri 71, 103 P Parikin 93 Pius Sebleku 79 Indeks
20 Majalah Metalurgi, V , ISSN
21 Indeks A Acid leaching 71 B Barium heksaferit 103, 104, 105, 106, 107, 108 Barium hexaferrite 103 Batubara 111, 112, 113, 114 C Chemical purification 71 Coal 111, 117 Cold rolling mill oxides 103 Cu Phase and Nb 79 D Difraksi neutron 93, 94, 97, 98, 100 E Environmentally friendly 85 F Fasa Cu dan Nb 79 H Hardness 85 I Impurities 71 Intermetallic 85, 111 Iron 103, 111, 117 L Laterit 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117 Laterite 111, 117 Lead free solder 85, 91, 92 LTS 79 M Magnet permanent 103 Magnetic properties 103, 109 Metalisasi 111, 112, 115, 116 Metallization 111 Metallurgical grade silicon 71, 78 Metalurgi serbuk 103, 104, 108 N Neutron diffraction 93, 101 O Oksida cold rolling mill 103 P Paduan ZrNbMoGe & metode Rietveld 93 Pelarutan asam 71, 72, 73 Pemurnian dengan proses kimia 71 Pengotor 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 84 Permanent magnet 103, 109 Powder metallurgy 103 R Racun 85 Ramah lingkungan 85 Reduksi 71, 72, 98, 99, 111, 112, 113, 114, 115, 116 S Senyawa Intermetalik 80, 84, 85 Silikon tingkat metalurgi 71, 73 Solder bebas Pb 85 Superconductor 79, 80, 81, 84 Superkonduktor 79, 80, 81, 82 T Toxic 85 Z ZrNbMoGe alloy & Rietveld method 93 Indeks
22 Majalah Metalurgi, V , ISSN
23 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp Fax PANDUAN BAGI PENULIS 1. Penulis yang berminat menyumbangkan hasil karyanya untuk dimuat di dalam majalah Metalurgi, diharuskan mengirim naskah asli dalam bentuk final baik hardcopy atau softcopy (dalam file doc), disertai pernyataan bahwa naskah tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang menunggu penerbitannya dalam media tertulis manapun. 2. Penulis diminta mencantumkan nama tanpa gelar, afiliasi kedudukan dan alamat nya setelah judul karya tulisnya, dan ditulis dengan Times New Roman (TNR), jarak 1 spasi, font Naskah harus diketik dalam TNR font 12 dengan satu (1) spasi. Ditulis dalam bentuk hardcopy dengan kertas putih dengan ukuran A4 pada satu muka saja. Setiap halaman harus diberi nomor dan diusahakan tidak lebih dari 30 halaman 4. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, harus disertai dengan judul yang cukup ringkas dan dapat melukiskan isi makalah secara jelas. Judul ditulis dengan huruf kapital menggunakan TNR font 14 dan ditebalkan. Untuk yang berbahasa Indonesia, usahakanlah untuk menghindari penggunaan bahasa asing. 5. Isi naskah terdiri dari Judul naskah, Nama Pengarang dan Institusi beserta , Intisari/Abstract, Pendahuluan, Tata Kerja/Prosedur Percobaan, Hasil Percobaan, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Ucapan Terimakasih dan Riwayat Hidup. Pakailah bahasa yang baik dan benar, singkat tapi cukup jelas, rapi, tepat dan informatif serta mudah dicerna/dimengerti. Sub judul ditulis dengan huruf kapital TNR font 12, ditebalkan tanpa penomoran urutan sub judul, misalnya : PENDAHULUAN PROSEDUR PERCOBAAN, dan seterusnya. 6. Naskah harus disertai intisari pendek dalam bahasa Indonesia dan abstract dalam bahasa Inggris ditulis TNR 10 jarak 1 spasi diikuti dengan kata kunci/keywords ditulis miring. Isi dari intisari/abstract merangkum secara singkat dan jelas tentang : Tujuan dan Ruang Lingkup Litbang Metoda yang Digunakan Ringkasan Hasil Kesimpulan 7. Isi pendahuluan menguraikan secara jelas tentang : Masalah dan Ruang Lingkup Status Ilmiah dewasa ini Hipotesis Cara Pendekatan yang Diharapkan Hasil yang Diharapkan 8. Tata kerja/prosedur percobaan ditulis secara jelas sehingga dapat dipahami langkahlangkah percobaan yang dilakukan. 9. Hasil dan pembahasan disusun secara rinci sebagai berikut : Data yang disajikan telah diolah, dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar, serta diberi keterangan yang mudah dipahami. Penulisan keterangan tabel diletakkan di atas tabel, rata kiri dengan TNR 10 dengan spasi 1. Kata tabel ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak diberi tanda titik.
24 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp Fax PANDUAN BAGI PENULIS Contoh : Tabel 1. Harga kekerasan baja SS 316L Penulisan keterangan gambar ditulis di bawah gambar, rata kiri dengan TNR 10 jarak 1 spasi, format in line with text. Kata gambar ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak diberi tanda titik. Contoh : Gambar 1. Struktur mikro baja SS 316L Pada bagian pembahasan terlihat adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dengan konsep dasar dan atau hipotesis Kesesuaian atau pertentangan dengan hasil litbang lainnya Implikasi hasil litbang baik secara teoritis maupun penerapan 10. Kesimpulan berisi secara singkat dan jelas tentang : Esensi hasil litbang Penalaran penulis secara logis dan jujur, fakta yang diperoleh 11. Penggunaan singkatan atau tanda-tanda diusahakan untu memakai aturan nasional atau internasional. Apabila digunakan sistem satuan maka harus diterapkan Sistem Internasional (SI) 12. Kutipan atau Sitasi Penulisan kutipan ditunjukkan dengan membubuhkan angka (dalam format superscript) sesuai urutan. Angka kutipan ditulis sebelum tanda titik akhir kalimat tanpa spasi, dengan tanda kurung siku dan tidak ditebalkan (bold). Jika menyebut nama, maka angka kutipan langsung dibubuhkan setelah nama tersebut. Tidak perlu memakai catatan kaki. Urutan dalam Daftar Pustaka ditulis sesuai dengan nomor urut kutipan dalam naskah. Contoh: Struktur mikro baja SS 316L [2]. 13. Penyitiran pustaka dilakukan dengan memberikan nomor di dalam tanda kurung. Daftar pustaka itu sendiri dicantumkan pada bagian akhir dari naskah. Susunan penulisan dari pustaka sebagai berikut : 1. Buku dengan satu pengarang atau dua pengarang (hanya nama pengarang yang dibalik) : [1] Peristiwady, Teguh Ikan-ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia : Petunjuk Identifikasi. Jakarta : LIPI Press. [2] Bambang, Dwiloka dan Ratih Riana Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rineka Cipta. 2. Buku dengan tiga pengarang atau lebih [1] Suwahyono, Nurasih dkk Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia. Jakarta : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, LIPI. 3. Buku tanpa nama pengarang, tapi nama editor dicantumkan. [1] Brojonegoro, Arjuno dan Darwin (Ed.) Pemberdayaan UKM melalui Program Iptekda LIPI, Jakarta : LIPI Press. 4. Buku tanpa pengarang, tapi ditulis atas nama Lembaga. [1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Nasional Kamus Besar bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka.
25 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp Fax PANDUAN BAGI PENULIS 5. Artikel dari Jurnal/majalah dan koran (bila tanpa pengarang) [1] Haris, Syamsudin ,,Demokratisasi Partai dan Dilema Sistem Kepartaian di Indonesia. Jurnal Penelitian Politik.: Jakarta. 6. Artikel dari bunga rampai [1] Oetama, Yacob ,, Tradisi Intelektualitas, Taufik Abdullah, Jurnalisme Makna. Dalam A.B. Lapian dkk. (Ed.), Sejarah dan Dialog Peradaban. Jakarta : LIPI Press. 7. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan [1] Wijana, I dewa Putu ,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja. Tesis, Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. 8. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan [1] Wijana, I dewa Putu ,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja. Tesis, Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. 9. Tulisan Bersumber dari Internet [1] Rustandy, Tandean Tekan Korupsi Bangun Bangsa. ( diakses 14 Januari 2007) 14. Ucapan terimakasih ditulis dengan huruf kapital TNR font 12 dan ditebalkan. Isi dari ucapan terimakasih ditulis dengan TNR 12 dan spasi Naskah yang dinilai kurang tepat untuk dimuat di dalam majalah akan dikirim kembali kepada penulis. Saran-saran akan diberikan apabila ketidak tepatan tersebut hanya disebabkan oleh format atau cara penyajian. 16. Penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran naskahnya. 17. Setiap penerbitan tidak ada dua kali atau lebih penulis utama yang sama. Apabila ada, salah satu naskahnya penulis utama tersebut ditempatkan pada penulis kedua. Serpong, 8 Juni 2009 Redaksi Majalah Metalurgi
PENGARUH WAKTU PELINDIAN PADA PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl
PENGARUH WAKTU PELINDIAN PADA PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan Puspiptek Serpong, Gedung
Lebih terperinciAKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009
VOLUME 25 NOMOR 2, AGUSTUS 2010 ISSN 0126 3188 AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009 Penanggung Jawab: Kapuslit Metalurgi LIPI Dewan Redaksi : Ketua Merangkap Anggota: Ir. Bambang Sriyono Dipl.Ing. Anggota:
Lebih terperinciUJI KARAKTERISTIK SPONGE IRON HASIL REDUKSI MENGGUNAKAN BURNER LAS ASITELIN DARI PASIR BESI PANTAI NGEBUM KENDAL
UJI KARAKTERISTIK SPONGE IRON HASIL REDUKSI MENGGUNAKAN BURNER LAS ASITELIN DARI PASIR BESI PANTAI NGEBUM KENDAL *Sigit Seno Anguntoro, Sugeng Tirta Atmadja 2, Yusuf Umardani 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciREDUKSI PASIR BESI PANTAI SIGANDU KABUPATEN BATANG MENJADI SPONGE IRON MENGGUNAKAN BURNER GAS ASETILIN
REDUKSI PASIR BESI PANTAI SIGANDU KABUPATEN BATANG MENJADI SPONGE IRON MENGGUNAKAN BURNER GAS ASETILIN *Itsnain Aji Pangestu 1, Sugeng Tirta Atmadja 2, Yusuf Umardani 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciPEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC
PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC Daniel P. Malau 1*, Saefudin 2 *12 Pusat Penelitian
Lebih terperinciPENGGUNAAN AQUA REGIA DAN HCl SEBAGAI LARUTAN PELINDIAN PADA PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI DENGAN VARIASI ph
PENGGUNAAN AQUA REGIA DAN HCl SEBAGAI LARUTAN PELINDIAN PADA PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI DENGAN VARIASI ph Muhammad Yunan Hasbi 1*, Sigit Dwi Yudanto 2, Indah Nurhayati Ciptasari 3, Septian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet
Lebih terperinciOPTIMALISASI PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI MENGGUNAKAN CAMPURAN LARUTAN ASAM HCl DAN HF
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57 OPTIMALISASI PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI MENGGUNAKAN CAMPURAN LARUTAN ASAM HCl DAN HF Optimalization of Metallurgical
Lebih terperinciEksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.8, No.2, April 2005, hal 53-60 Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux Indras Marhaendrajaya Laboratorium Fisika Zat Padat Jurusan Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Magnet permanen adalah salah satu jenis material maju dengan aplikasi yang sangat luas dan strategis yang perlu dikembangkan di Indonesia. Efisiensi energi yang tinggi
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI
PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI 130801041 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA
PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA Solihin 1,* dan F. Firdiyono 2 1 Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 2 Pusat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Paduan Fe-Al merupakan material yang sangat baik untuk digunakan dalam berbagai aplikasi terutama untuk perlindungan korosi pada temperatur tinggi [1]. Paduan ini
Lebih terperinciPENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR
PENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR Muhammad Ikhwanul Hakim 1,a, Andinnie Juniarsih 1, Iwan Setiawan 2 1 Jurusan Teknik Metalurgi,
Lebih terperinciPEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT
PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT Saefudin 1*, Toni B. Romijarso 2, Daniel P. Malau 3 Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinciSKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM : 1104305004 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ERFAN PRIYAMBODO NIM : 20506006
Lebih terperinciMETODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian
METODOLOGI Langkah-langkah Penelitian 7. Centrifugal Casting Proses centrifugal casting yang dilakukan adalah pengecoran sentrifugal horisontal dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabung Cetakan Diameter
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI
PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI Oleh DEDI IRAWAN 04 04 04 01 86 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN
Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP
Lebih terperinciPEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.
PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. Ramlan 1, Masno Ginting 2, Muljadi 2, Perdamean Sebayang 2 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciIDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM
IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM HASIL PROSES MILLING Yosef Sarwanto, Grace Tj.S., Mujamilah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314.
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah industri baja. Peningkatan jumlah industri di bidang ini berkaitan dengan tingginya kebutuhan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SIO2 MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN DENSITAS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciPASI NA R SI NO L SI IK LI A KA
NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL Sn-0,7Cu- X Zn
KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL Sn-0,7Cu- X Zn Ridwan Adidarma, Erwin Siahaan dan Abrar Riza Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Abstract: Lead (Pb)
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50
PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50 Sudarmanto Prodi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan Janti Blok R Lanud Adisutjipto, Yogyakarta
Lebih terperinciUPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012
I.143 Aplikasi Material Besi Cor Paduan Khrom Tinggi (High Wear Resistant Material) pada Produk Grinding Ball Lokal untuk Mendukung Industri Pengolahan Mineral Dalam Negeri Widi Astuti, ST., MT. UPT Balai
Lebih terperinciPERCOBAAN PENINGKATAN KADAR MANGAN MENGGUNAKAN MAGNETIC SEPARATOR
PERCOBAAN PENINGKATAN KADAR MANGAN MENGGUNAKAN MAGNETIC SEPARATOR Immanuel Ginting dan Deddy Sufiandi Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan PUSPIPTEK Serpong-Tangerang 15314 E-mail : imma001@lipi.go.id
Lebih terperinciSintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction
Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id
Lebih terperinci: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :
Judul Penelitian Nama NomorPokok Program Studi : PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS : SUDIATI : 037026011 : ILMU FISIKA Menyetujui Komisi Pembimbing : Anggota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset pengolahan pasir besi di Indonesia saat ini telah banyak dilakukan, bahkan karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus dilakukan
Lebih terperinciPemurnian Serbuk Zirkonia dari Zirkon
TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Volume 30 (1) 2012: 1-6 ISSN : 0125-9121 Pemurnian Serbuk Zirkonia dari Zirkon SLAMET PRIYONO DAN ERFIN Y FEBRIANTO Pusat penelitian Fisika LIPI, Komp Puspiptek
Lebih terperinciPROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH
PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH Eko Sulistiyono*, F.Firdiyono dan Ariyo Suharyanto Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 FENOMENA FADING PADA KOMPOSISI PADUAN AC4B Pengujian komposisi dilakukan pada paduan AC4B tanpa penambahan Ti, dengan penambahan Ti di awal, dan dengan penambahan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri
Lebih terperinci350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2
Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT PASIR SILIKA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN STUKTUR MIKRO PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM DENGAN METODE STIR CASTING
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi ix xi xii BAB 1
Lebih terperinciANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN
17 ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI % PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN Firlya Rosa. S.S.T., M.T. 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung firlya@ubb.ac.id
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SIO2 TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO DENGAN METODE STIR CASTING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS BAJA LATERIT TERHADAP PROSES PENGEROLAN
KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS BAJA LATERIT TERHADAP PROSES PENGEROLAN Roy Hasudungan, Erwin Siahaan, Rosehan dan Bintang Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, LIPI-Metalurgi e-mail:
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH HASIL PEMURNIAN Fe 3 O 4 DARI BAHAN BAKU LOKAL PASIR BESI
KARAKTERISASI LIMBAH HASIL PEMURNIAN Fe 3 O 4 DARI BAHAN BAKU LOKAL PASIR BESI Tria Madesa 1, Yosef Sarwanto 1 dan Wisnu Ari Adi 1 1) Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini menggunakan 2 macam sampel paduan alumunium silikon dengan kadar penambahan Fe yang berbeda-beda. Yang pertama adalah sampel paduan alumunium
Lebih terperinciMenyetujui Komisi Pembimbing:
\ Judul Tesis : PENGARUH UKURAN BUTIRAN DAN SUHU SINTERING TERHADAP KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN MIROSTRUKTUR KERAMIK YITTRIA ST#JILlZED ZIRKONIA SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT FUEL CELL Nama Mahasiswa : Chaudra
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2
PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir
Lebih terperinciErfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MATERIAL MAGNET HIBRIDA BaFe 12 O 19 - Sm 2 Co 17 Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciKARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN
KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN Disusun Oleh : SARI MAHMUDAH M0207057 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Lebih terperinciABSTRAK. Identitas penyusun : Vania Christiani Wiryadi Nama Pembimbing : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng.
ABSTRAK SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOKOMPOSIT DENGAN VARIASI PERBANDINGAN FILLER Ca-PSZ, SILIKA NANOROD, DAN METAKAOLIN UNTUK APLIKASI GIGI ARTIFISIAL PEMBELAJARAN Identitas penyusun : Vania Christiani
Lebih terperinciPROSES ORGANIC ELECTROCOATING YANG RAMAH LINGKUNGA N
PROSES ORGANIC ELECTROCOATING YANG RAMAH LINGKUNGA N Sri Mulyaningsih Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Komplek PUSPIPTEK Serpong, Tangerang; Telp. (021) 7560911; Fax. (021) 7560553 e-mail: moelya_ningsih@yahoo.com.sg
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PROSES DELEADING TERHADAP DISTRIBUSI ARSENIK DI DALAM TANUR ANODA PT. SMELTING, GRESIK TUGAS AKHIR
STUDI PENGARUH PROSES DELEADING TERHADAP DISTRIBUSI ARSENIK DI DALAM TANUR ANODA PT. SMELTING, GRESIK TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Metalurgi Di Institut
Lebih terperinciPENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI
PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI Yusuf Syetiawan, Sugianto, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI
PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI Eko Surojo 1, Joko Triyono 1, Antonius Eko J 2 Abstract : Pack carburizing is one of the processes
Lebih terperinciANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT
ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT Ir. Kaidir. M. Eng., M.Si, 1) Rizky Arman, ST. MT 2) Julisman 3) Jurusan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASIR BESI DARI PANTAI SELATAN KULONPROGO UNTUK MATERIAL PESAWAT TERBANG
KARAKTERISTIK PASIR BESI DARI PANTAI SELATAN KULONPROGO UNTUK MATERIAL PESAWAT TERBANG Indreswari Suroso Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta Email: indreswari.suroso@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PENGELASAN DIFUSI LOGAM LAS TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA DENGAN METODE THERMAL SPRAY TESIS.
PENGARUH TEMPERATUR PADA PENGELASAN DIFUSI LOGAM LAS TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA DENGAN METODE THERMAL SPRAY TESIS Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat magister Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan magnetik digunakan pada peralatan tradisional dan modern. Magnet permanen telah digunakan manusia selama lebih dari 5000 tahun seperti medium perekam pada komputer
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract
PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL CHASSIS BERBAHAN DASAR LIMBAH ALUMINIUM HASIL PENGECORAN HPDC YANG DISERTAI PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) *Pandhu Madyantoro
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : ABDUL AZIZ L2E
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH AUSTEMPER TEMPERATUR QUENCH 350 0 C DAN 400 0 C DENGAN VARIASI HOLDING TIME 1,5 JAM, 2 JAM DAN 2,5 JAM TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR KELABU PADUAN 0,5 % KROMIUM
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT BAJA TULANGAN BETON PRATEKAN UNTAIAN KAWAT (WIRE STRAND)
KARAKTERISASI SIFAT BAJA TULANGAN BETON PRATEKAN UNTAIAN KAWAT (WIRE STRAND) ABSTRAK Baja tulangan beton pratekan untaian kawat (7-kawat) saat ini banyak digunakan untuk berbagai pemakaian dalam bidang
Lebih terperinciPENGOLAHAN BIJIH BESI DARI TASIKMALAYA DENGAN METODE REDUKSI
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia PENGOLAHAN BIJIH BESI DARI TASIKMALAYA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Analisis Hasil Pengujian TGA - DTA Gambar 4.1 memperlihatkan kuva DTA sampel yang telah di milling menggunakan high energy milling selama 6 jam. Hasil yang didapatkan
Lebih terperinciKata Kunci : polymethylmethacrylate, PMMA, selulosa nanokristalin, silika nanosphere, kekuatan tarik diametral, kekerasan
ABSTRAK Polymethylmethacrylate (PMMA) merupakan salah satu resin yang banyak digunakan sebagai mahkota sementara, karena memiliki stabilitas warna, kemampuan poles, dan estetik yang baik, namun sifat mekaniknya
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN NaOH, TEMPERATUR DAN WAKTU TERHADAP PEMBENTUKAN FASA NATRIUM TITANAT DAN NATRIUM FERIT PADA PROSES PEMANGGANGAN ILMENIT BANGKA
PENGARUH PENAMBAHAN NaOH, TEMPERATUR DAN WAKTU TERHADAP PEMBENTUKAN FASA NATRIUM TITANAT DAN NATRIUM FERIT PADA PROSES PEMANGGANGAN ILMENIT BANGKA Rudi Subagja, Ahmad Royani, Puguh Prasetyo Pusat Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciKata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber
ABSTRAK Dental bridge merupakan salah satu contoh gigi tiruan cekat yang menjadi pilihan yang banyak digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Suatu harapan bagi dunia kedokteran gigi Indonesia akan
Lebih terperinciPENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING
PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING Kafi Kalam 1, Ika Kartika 2, Alfirano 3 [1,3] Teknik Metalurgi
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI PELARUTAN TEMBAGA DARI MALACHITE KE DALAM LARUTAN ASAM SULFAT
KINETIKA REAKSI PELARUTAN TEMBAGA DARI MALACHITE KE DALAM LARUTAN ASAM SULFAT Rudi Subagja dan Lia Andriyah Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan Banten E-mail : rudibagja@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH
PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH Bi Asngali dan Triyono Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS
Lebih terperinciMETODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M
SINTESIS SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag DENGAN METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M0204046 (Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag Superconductor Synthesis with Sol-Gel Method) INTISARI Telah dibuat superkonduktor sistem BSCCO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciStudi Proses Reduksi Mineral Mangan Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi
Studi Proses Reduksi Mineral Mangan Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi LOGO Fathan Bahfie 2708 100 066 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST., MT. www.themegallery.com
Lebih terperinciPROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI
PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI Oleh ARI MAULANA 04 04 04 010 Y SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partikel adalah unsur butir (dasar) benda atau bagian benda yang sangat kecil dan berdimensi; materi yang sangat kecil, seperti butir pasir, elektron, atom, atau molekul;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang berperan penting dalam teknologi listrik, elektronik, otomotif, industri mesin, dan lain-lain.
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al
PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al Effect of Additional Alloy Compostion AI in Fe-Ni-Al Dianasanti Salati Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta Tanggal Masuk: (19/7/2014) Tanggal
Lebih terperinciBackground 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si
Background Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA Umumnya logam tidak berdiri sendiri (tidak dalam keadaan murni) Kemurnian Sifat Pemaduan logam akan memperbaiki sifat logam, a.l.: kekuatan, keuletan, kekerasan,
Lebih terperinciPEMBENTUKAN FASA INTERMETALIK α-al 8 Fe 2 Si DAN β-al 5 FeSi PADA PADUAN Al-7wt%Si DENGAN PENAMBAHAN UNSUR BESI DAN STRONSIUM SKRIPSI
PEMBENTUKAN FASA INTERMETALIK α-al 8 Fe 2 Si DAN β-al 5 FeSi PADA PADUAN Al-7wt%Si DENGAN PENAMBAHAN UNSUR BESI DAN STRONSIUM SKRIPSI Oleh ALI DARMAWAN 04 04 04 006 2 SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI
Lebih terperinciKAJIAN PENDAHULUAN PEMBUATAN PADUAN Fe-Ni-Al DARI BAHAN BAKU FERRONIKEL PT. ANTAM Tbk. TUGAS AKHIR. Fiksi Sastrakencana NIM :
KAJIAN PENDAHULUAN PEMBUATAN PADUAN Fe-Ni-Al DARI BAHAN BAKU FERRONIKEL PT. ANTAM Tbk. TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan tahap pendidikan strata-1 pada Program Studi Teknik Metalurgi
Lebih terperinciLOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP
LOGO PRESENTASI TESIS STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP. 1109201006 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc, Ph.D. JURUSAN FISIKA FAKULTAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISTILAH... v DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 38 3.2. ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Alat Gambar 3.2 Skema Peralatan Penelitian Die Soldering 3.2.2 Bahan Bahan utama
Lebih terperinciSintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-76 Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur Mastuki, Malik A Baqiya, dan Darminto Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT
PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciSINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING
Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/27 Tanggal 26 Juni 27 SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING Suryadi 1, Budhy Kurniawan 2, Hasbiyallah 1,Agus S.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta 3.1.2. Alat dan bahan 3.2.1 Alat Alat yang dipergunakan
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3 Sri Handani 1, Sisri Mairoza 1 dan Muljadi 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang tinggi, porositas yang
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN GELAS TRANSPARAN FTO SEBAGAI BAHAN BAKU SEL SURYA
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN GELAS TRANSPARAN FTO SEBAGAI BAHAN BAKU SEL SURYA Disusun Oleh: EVALIKA ASTUTI FAUZIAH I 8310031 FITRI NUR PRATIWI I 8310033 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141
PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciKorosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,
Lebih terperinciAsyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS
PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN WAKTU PENAHANAN TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT MAGNETIK DAN KEKERASAN PADA PEMBUATAN IRON SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan
Lebih terperinciPengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No.0 2, Juli Tahun 2016 Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF
PENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF Oleh Dosen Pembimbing : Arip Sanjaya : Dr.Ir. I Ketut Gede Sugita,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik
Lebih terperinci