PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN DIFUSI INOVASI DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN DIFUSI INOVASI DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN"

Transkripsi

1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN DIFUSI INOVASI DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh : Dadan Mulyana Dadanmulyana95@yahoo.com Universitas Islam Bandung Abstrak Pembangunan bukan saja berkaitan dengan aspek pembangunan fisik, namun juga berkaitan dengan berbagai aspek lainnya. Pembangunan haruslah dimaknai sebagai suatu upaya untuk mengubah kondisi yang kurang menguntungkan ke kondisi yang lebih menguntungkan dalam berbagai aspek kehidupan. Dewasa ini paradigma pembangunan yang dimungkinkan adalah paradigma Community Development yang merupakan salah satu prinsip pembangunan masyarakat yang berasas empowerment (pemberdayaan). Pemberdayaan sumber daya lokal terutama sumber daya manusianya akan menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pembangunan saat ini. Pemberdayaan memberikan kemungkinan aplikasinya terhadap pemberdayaan manusianya (SDM) secara lebih dini, sebelum pemberdayaan tersebut diaplikasikan dalam upaya pembangunan apapun. Jika kita lihat sekarang ini pemberdayaan seolah masih tertuju pada masyarakat perkotaan (golongan kelas atas), padahal pembangunan suatu negara berkembang seperti Indonesia ini lebih memungkinkan dimulai dari SDM pedesaan (lokal), sehingga kekuatan pembangunan ada dipusat (ini) dari sifat suatu negara tertentu, yang dalam hal ini negara agraris. Pemberdayaan SDM pedesaan sejalan dengan konsep-konsep pembangunan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1999, tentang otonomi daerah setidaknya dapat menopang upaya implementasi paradigma pembangunan melalui pemberdayaan SDM dalam bidang agraris di wilayah pedesaan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila. Tujuan tersebut hanyalah dapat dicapai apabila terdapat partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu diperlukan manusia-manusia yang sehat baik fisik, psikis maupun sosial. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan memerlukan suatu pendekatan kemasyarakatan, antara lain dapat melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Kata Kunci : Pemberdayaan, Difusi, Inovasi, Komunikasi, Pembangunan

2 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN DIFUSI INOVASI DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh : Dadan Mulyana I. Pendahuluan Pembangunan bukan saja berkaitan dengan aspek pembangunan fisik, namun juga berkaitan dengan berbagai aspek lainnya. Pembangunan haruslah dimaknai sebagai suatu upaya untuk mengubah kondisi yang kurang menguntungkan ke kondisi yang lebih menguntungkan dalam berbagai aspek kehidupan. Pola pembangunan di negara kita yang terlalu mengadopsi pola atau sistem pembangunan dari luar yang tentunya sangat berbeda segalanya dengan bangsa ini, baik dari aspek budaya, sosial, ekonomi, dan kondisi geografis alamiahnya. Kondisi sekarang tentunya sangat jauh apabila dibandingkan dengan salah satu makna dari pembangunan, yaitu bahwa dinamika yang terjadi dalam pembangunan secara sosiologis dapat dipandang sebagai suatu proses perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change). (Christien & Robinson (1989:12). Dewasa ini paradigma pembangunan yang dimungkinkan adalah paradigma Community Development (Ife, 1996:12) yang merupakan salah satu prinsip pembangunan masyarakat yang berasas empowerment (pemberdayaan). Pemberdayaan sumber daya lokal terutama sumber daya manusianya akan menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pembangunan saat ini. Pemberdayaan itu sendiri dapat dipandang sebagai suatu konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat, utamanya Eropa (Pranaka dan Vidhyandika Moeljarto, 1996: 45). Pemberdayaan memberikan kemungkinan aplikasinya terhadap pemberdayaan manusianya (SDM) secara lebih dini, sebelum pemberdayaan tersebut diaplikasikan dalam upaya pembangunan apapun. Jika kita lihat sekarang ini pemberdayaan seolah masih tertuju pada masyarakat perkotaan (golongan kelas atas), padahal pembangunan suatu negara berkembang seperti Indonesia ini lebih memungkinkan dimulai dari SDM pedesaan (lokal), sehingga kekuatan pembangunan ada dipusat (ini) dari sifat suatu negara tertentu, yang dalam hal ini negara agraris. Pemberdayaan sumber daya manusia akan lebih mengakar untuk melakukan pembangunan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pertahanan. Karena aspek-aspek pembangunan tidak akan terlepas dari faktor Human Resourses-nya. Sebagaimana

3 Pranaka & Vidhyandika (1996: 62) menjelaskan bahwa Pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang pingggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Pemberdayaan SDM pedesaan yang di bawah bendera otonomi daerah ini sejalan dengan konsep-konsep pembangunan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1999, tentang otonomi daerah setidaknya dapat menopang upaya implementasi paradigma pembangunan melalui pemberdayaan SDM dalam bidang agraris di wilayah pedesaan. Pembangunan nasional tujuannya adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila. Tujuan tersebut hanyalah dapat dicapai apabila terdapat partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Untuk bisa berperan aktif dalam pembangunan, tentunya diperlukan manusia-manusia yang sehat baik fisik, psikis maupun sosial. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan memerlukan suatu pendekatan kemasyarakatan. Menurut Siregar (1986 : 23), Pendekatan kemasyarakatan antara lain dapat melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Hal ini dapat melalui komunikasi, informasi pembangunan dengan pendekatan difusi inovasi. Berdasarkan fenomena tersebut, maka pengkajian masalah ini lebih difokuskan pada aspek difusi inovasi, terutama dalam memperkenalkan perilaku sehat di masyarakat II. RUMUSAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH Pada pembahasan ini penulis ingin memperoleh jawaban ilmiah dengan merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pola penyebaran informasi kesehatan melalui difusi inovasi pada masyarakat pedesaan Dari rumusan tersebut, dapatlah diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pola penyebaran informasi kesehatan melalui difusi inovasi kesehatan 2. Bagaimanakah peran komunikasi dalam merubah perilaku sehat masyarakat III. PEMBAHASAN 3.1. Penyebaran Informasi Kesehatan melalui Difusi Inovasi Kesehatan Difusi inovasi adalah salah satu teori yang menjelaskan tentang peranan komunikasi dalam pembangunan suatu bangsa. Karena itu pembahasannya berawal dari komunikasi pembangunan. (Siregar, 1986 : 21). Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang

4 diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Menurut Beratha (1982 : 65), pada umumnya pembangunan diartikan sebagai suatu usaha perubahan untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu, perubahan tersebut adalah perubahan yang direncanakan dengan pendayagunaan potensi alam, manusia, dan sosial budaya. Atau dapat pula dikatakan bahwa, pembangunan adalah suatu jenis perubahan sosial dimana ide-idebaru diperkenalkan ke pada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan per kapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat sistem sosial. Jadi, pembangunan pada intinya ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan manusia bukan saja secara material tetapi juga spitritual. Pembangunan adalah suatu usaha perubahan dalam masyarakat menuju keadaan yang lebih baik atau modernitas. Media massa merupalan salah satu indikator modernitas atau pembangunan suatu bangsa. Perkembangan teori difusi diawali oleh Gabriel Tarde (1903), yang merupakan salah seorang bapak sosiologi dan psikologi sosial. ( Siregar, 1986 : 24). Menurut Tarde, inovasi pertama kali diadopsi oleh individu yang secara sosial terdekat pada sumber gagasan baru dan kemudian menyebar dari individu yang lebih tinggi statusnya ke yang lebih rendah. Kemudian Tarde mengajukan salah satu hal terpenting dari hukum imitasinya yaitu : makin mirif inovasi pada gagasan yang telah diterima, maka makin mungkin inovasi tersebut diadopsi. Difusi inovasi adalah penjelasan utama tentang perubahan perilaku manusia. penemuan dan peniruan adalah sebuah tindakan sosial elementer ( Siregar, 1986 : 24-25). Difusi inovasi yang menerpa mayarakat akan dapat merubah perilaku khalayak. Media massa merupakan salah satu media yang dapat menyebarkan inovasi tersebut. Inovasi merupakan segala sesuatu ide, cara-cara, ataupun objek yang dioperasikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi dapat dirumuskan sebagai segala perubahan yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh masyarakat yang mengalaminya. Menurut Nasution (1996 : 13), dalam penerimaan suatu inovasi, biasanya seseorang melalui sejumlah tahapan yang disebut Tahapan Putusan Inovasi, yaitu : a. Tahap Pengetahuan Tahap dimana seseorang sadar, tahu, bahwa ada sesuatu inovasi. b. Tahap Bujukan Tahap ketika seseorang sedang mempertimbangkan, atau sedang membentuk sikap terhadap inovasi yang lebih diketahuinya tadi, apakah ia menyukainya atau tidak.

5 c. Tahap Putusan Tahap dimana seseorang membuat putusan apakah menerima atau menolak inovasi yang dimaksud. d. Tahap Implementasi Tahap seseorang melaksanakan keputusan yang telah dibuatnya mengenai sesuatu inovasi. e. Tahap Pemastian Tahap seseorang memastikan atau mengkonfirmasikan putusan yang telah diambilnya tersebut. Masyarakat sebagai tempat individu berinteraksi selalu berubah dan berkembang. Dalam perkembangannya, masyarakat mengalami perubahanperubahan baik yang berlangsung secara cepat maupun yang berlangsung secara lambat, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, baik yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Perubahan masyarakat pada umumnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Soesanto (1979 : 33), cara-cara tersebut adalah : a. Persuasion, yaitu teknik persuasi/membujuk orang lain. b. Compulsion, yaitu teknik pengadaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa secara tidak langsung mengubah sikapnya. c. Pervasion, yaitu teknik dengan mengulang apa yang diharapkan akan masuk dalam bidang bawah sadar seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai dengan apa yang diulang. d. Coersion, yaitu memaksa secara langsung pengadaan perubahan sikap, dengan adanya hukuman fisik maupun materi. Jadi pada dasarnya perubahan itu bisa dilaksanakan dengan dua cara, yaitu : dengan cara persuasif, dan dengan cara koersif / paksaan. Salah satu pemanfaatan dari perubahan ini adalah pembangunan, yang dalam intinya ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan manusia bukan saja secara material tetapi juga spiritual. Pembangunan dapat dilihat sebagai perubahan sosial. Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial, perubahan dalam struktur dalam susunan masyarakat. Perubahan sosial dapat juga diartikan karena adanya perubahan-perubahan sistem-sistem komunikasi dalam masyarakat, adanya perubahan-perubahan interaksi dan relasi-relasi sosial, sistem relasinya, pola antar hubungan, dan sebagainya. Dengan demikian perubahan sosial merupakan sebagian perubahan kebudayaan. Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan pada suatu masyarakat, pada umumnya disebabkan oleh faktor yang bersumber dari luar masyarakat dan faktor yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri. Menurut

6 Wilbur Schramm ( dalam Depari, 1982 : 40), dalam meningkatkan perubahan sosial ini ada beberapa tugas yang dapat dilakukan oleh media massa dan ada tugas yang tidak dapat dilakukan oleh media massa. Ada pula tugas yang dapat dilakukan oleh media massa bersama-sama dengan komunikasi antar pribadi. Perubahan sosial terjadi dalam setiap masyarakat. Bagi suatu negara yang sedang berkembang perubahan tersebut juga merupakan proses modernisasi (Siregar, 1986 : 31). Modernisasi menunjukkan keadaan gerak menuju modern. Menurut Lerner ( dalam Nasution, 1996 :43 ), modernisasi suatu bangsa dimulai dari terjadinya urbanisasi yang kemudian urbanisasi menyebabkan meningkatnya melek huruf. Selanjutnya meningkatkan penggunaan media dan akhirnya meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Inkeles menulis berbagai buku dan artikel tentang ide manusia modern. Menurut Inkeles, manusia modern akan memiliki berbagai karakteristik pokok berikut ini : a. Terbuka terhadap pengalaman baru. Ini berarti, bahwa manusia modern selalu berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru. b. Manusia modern akan memiliki sikap untuk semakin independen terhadap berbagai bentuk otoritas tradisional, seperti orang tua, kepala suku (etnis), dan raja. c. Manusia modern percaya terhadap ilmu pengetahuan, termasuk percaya akan kemampuannya untuk menundukkan alam semesta. d. Manusia modern memiliki orientasi mobilitas dan ambisi hidup yang tinggi. Mereka berkehendak untuk meniti tangga jenjang pekerjaannya. e. Manusia modern memiliki rencana jangka panjang. Mereka selalu merencanakan sesuatu jauh di depan dan mengetahui apa yang akan mereka capai dalam waktu lima tahun kedepan, misalnya. f. Manusia modern aktif terlibat dalam percaturan politik. Mereka bergabung dengan berbagai organisasi kekeluargaan dan berpartisipasi aktif dalam urusan masyarakat lokal. (dalam Suwarsono, 2000 : 31). Teori perubahan sosial, menurut Siregar (1986:33), menjadi awal dari teori inovasi yang kemudian dikembangkan Roger menjadi teori difusi inovasi yang banyak digunakan dalam komunikasi pembangunan. Teori perubahan sosial ini mempengaruhi lahirnya teori transisi demografis dalam bidang kependudukan (Roger 1973, Coaley 1979). Ajaran interaksi simbolis yang dipelopori William James dan John Dewey terutama dipengaruhi oleh pragmatisme. Ajaran ini berpusat pada gagasan peniruan yang memberi tempat pada sikap dan makna (Martindale, 1962). Ajaran ini diturunkan oleh Albert Bandura menjadi teori belajar sosial dalam ilmu psikologi (Bandura, 1973,

7 1977). Teori belajar sosial dikembanghkan oleh Alexis Tan dalam bidang komunikasi massa (Tan, 1981). 2. Peranan Komunikasi dalam Merubah Perilaku Sehat Masyarakat Komunikasi merupakan sebuah proses sistem dimana individu saling berinteraksi dan menggunakan simbol untuk mengkreasikan dan menginterprestasikan arti. Ada 4 aspek penting yang tercakup didalamnya, yakni : a. Proses. Komunikasi adalah proses, artinya komunikasi selalu berjalan dan bergerak, yang mengalami perubahan secara terus nenerus. b. Sistem. Komunikasi merupakan susatu sistem. Sistem yang secara konsisten menjalin hubungan dengan bagian yang lain. c. Simbolik. Komunikasi adalah simbol. Simbol merupakan sesuatu yang abstrak dan dapat menimbulkan banyak interprestasi. d. Arti. Arti secara signifikan dimaksudkan sebuah fenomena. Komunikasi mempunyai dua tingkatan arti, yaitu content level of meaning dan relationship level of meaning. Content level of meaning adalah arti yang terkait secara literal. Relationship level of meaning mengekspresikan hubungan antara komunikator untuk menjalin persahabatan. Masyarakat sebagai suatu sistem, menurut Spencer dalam Paloma, mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan menyebabkan perubahan pada bagian yang lain dan pada akhirnya akan menyebabkan perubahan di dalam sistem secara keseluruhan. (Spencer dalam Paloma, 1992 : 24). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masyarakat sebagai suatu sistem mengalamai perubahan, dimana perubahan ini disebabkan oleh adanya pertambahan dalam ukuran, maka struktur sosial akan semakin besar dan secara otomatis semakin banyak pula bagianbagiannya. Bagian-bagian yang ada dalam struktur tersebut memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing. Masyarakat sebagai suatu sistem terdiri dari subsistem yang mempunyai fungsinya masing-masing, dimana dengan fungsinya ini akan berperan dalam proses perubahan yang terjadi. Menurut Wilbert Moore (dalam Lauer,1933:4) perubahan masyarakat adalah perubahan penting dari struktur sosial, dimana perubahan dapat terjadi melalui nilai, norma, dan fenomena kultur. Masyarakat sebagai suatu sistem, menurut Spencer dalam Paloma, mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan menyebabkan perubahan pada bagian yang lain dan pada akhirnya akan menyebabkan perubahan di dalam sistem secara keseluruhan. (Spencer dalam Paloma, 1992 : 24). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masyarakat sebagai suatu sistem mengalamai perubahan, dimana perubahan ini disebabkan oleh adanya

8 pertambahan dalam ukuran, maka struktur sosial akan semakin besar dan secara otomatis semakin banyak pula bagian-bagiannya. Bagian-bagian yang ada dalam struktur tersebut memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing. Menurut Aguste Comte seperti dijelaskan Zeitlin (1995:3) perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat akan mengikuti pola yang pasti atau linier dalam arti bahwa perubahan itu selalu bergerak ke arah kemajuan. Dengan demikian, maka penyebab suatu perubahan dapat bermacam-macam. Menurut Comte perubahan dapat berupa : a. Inovasi (penemuan baru atau pembaharuan) b. Adaptasi (penyelesaian secara sosial budaya), dan c. Adopsi (penggunaan dari penemuan baru teknologi) Masyarakat sebagai suatu sistem, terdiri dari beberapa sub sistem, termasuk di dalamnya komunikasi. Kegiatan komunikasi mampu menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi dalam mempengaruhi sikap, tingkah laku dan pola pikir khalayknya,yang pada akhirnya menmyebabkan banyaknya perubahan dalam masyarakat. Masyarakat sebagai khalayak sasaran kegiatan komunikasi pada umumnya memang sulit untuk didefinisikan mengingat khalayak itu sangat berbeda karakteristiknya. Khalayak bisa anak muda atau orang tua dan bisa siapa saja tanpa dibatasi segmen usianya. Oleh karena itu masing-masing individu sebagai anggota khalayak memiliki perbedaan-perbedaan baik secara fisik maupun mental. Agar kegiatan penyampaian informasi bisa efektif, seharusnya penyajian pesan yang disampaikannya dikemas sedemikian rupa sehingga menarik untuk ditonton/didengar/dibaca. Selain itu juga pemilihan komunikator yang tepat, waktu penayangan yang sesuai, isi pesan yang menarik dan mudah dimengerti. Apabila faktor-faktor tersebut diperhatikan, maka komunikasi yang dilakukan akan efektif. Ciriciri komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu : a. Pengertian Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut kegagalan komunikasi primer (primary break down in communication). Untuk menghindari hal ini kita perlu memahami paling tidak psikologi pesan dan psikologi komunikator. b. Kesenangan Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan Selamat pagi, apa kabar?, kita tidak bermaksud mencari keterangan. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa apa yang disebut Analisis Transaksional sebagai Saya Oke-Kamu Oke. Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis

9 (phatic communication), dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan. Ini memerlukan psikologi tentang sistem komunikasi interpersonal. c. Mempengaruhi Sikap Kegiatan komunikasi yang dilakukan ada pula yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. Misalnya, Guru ingin mengajak muridnya untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan. Pemasang iklan ingin merangsang selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli, dan sebagainya yang semuanya itu merupakan komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikate. Persuasif didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. d. Hubungan Sosial yang Baik Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya kebutuhan akan cinta atau belongingness. William Schutz memerinci kebutuhan sosial ini ke dalam tiga hal, yaitu inclusion, control, dan affection. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang (affection). Secara singkat, kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Bila orang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal, menurut Vance Packard, ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan menderita flight syndrome (ingin melarikan diri dari lingkungannya). e. Tindakan Disamping sebagai komunikasi untuk mempengaruhi sikap, persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar lagi mendorong orang untuk bertindak. Tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikate. Kampanye KB berhasil bila akseptor mulai menyediakan diri untuk dipasang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Propaganda suatu partai politik efektif bila sekian juta

10 memilih mencoblos lambang parpol itu. Pemasang iklan sukses bila orang membeli barang yang ditawarkan. Mubaligh pun boleh bergembira bila orang beramai-ramai buka saja menghadiri masjid, tetapi juga mendirikan salat. Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Peran media massa dalam pembangunan kesehatan sangatlah penting. Schramm mengatakan bahwa peranan media massa dalam pembangunan ada yang dapat dilaksanakan secara langsung oleh media, dan ada juga yang tidak dapat dilaksanakan secara langsung oleh media, tetapi harus dikombinasikan dengan bentuk komunikasi antar pribadi agar penyampaian pesan bisa berhasil dengan baik (Schramm dalam Depari, 1982:40). Media massa berfungsi menyampaikan informasi kepada khalayaknya. Dengan media massa, masyarakat dapat memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi-realitas tangan kedua (second hand reality). Payahnya, karena kita tidak dapat dan tidak sempat mengecek peristiwa-perisrtiwa yang disajikan media, kita cenderung memperoleh informai itu semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Kita membentuk citra tentang lingkungan sosial berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. IV. PENUTUP Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan di Indonesia sejak awal diarahkan kepada upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta untuk mempertinggi kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit disamping penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan. (Depkessos RI, 1999 : 41) Supaya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tumbuh, maka perlu adanya penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat. Masyarakat perlu diberi informasi tentang pola hidup sehat. Dengan demikian diharapkan pengetahuan

11 masyarakat mengenai kesehatan menjadi bertambah, yang pada gilirannya diharapkan terjadi perubahan dari yang tadinya berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku sehat. Agar kegiatan penyampaian informasi bisa efektif, seharusnya penyajian pesan yang disampaikannya dikemas sedemikian rupa sehingga menarik untuk ditonton/didengar/dibaca. Selain itu juga pemilihan komunikator yang tepat, waktu penayangan yang sesuai, isi pesan yang menarik dan mudah dimengerti. Oleh karena itu, agar penyampaian informasi kesehatan bisa diterima oleh masyarakat perlu adanya pengkombinasian penggunaan bentuk komunikasi.

12 DAFTAR PUSTAKA Beratha, Nyoman I.(2012). Desa, Masyarakat Desa, dan Pembangunan Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia. Christension James A., & Jerry W. Robonson, JR.. (1989). Community Development in Perspective. USA: Iowa State University. Depari, Edward. (1982). Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Depkessos RI. (1999). Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat Jakarta. Ife, Jim. (1996). Community Development: Creating Community Alternatives-vision, Analysis and Practice. Australia: Longman. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah Lauer, Robert.H. (1993). Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. Nasution, Zulkarimein. (2006). Komunikasi Pembangunan, Pengenalan teori dan Penerapannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Paloma, Margaret.M. (1992). Sosiologi Kontemporer. Jakarta : Rajawali Press. Prijono, Onny S., dan A. M. W. Pranarka. (1996). Pemberdayaan, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS. Siregar, Barita, E. (1986). Peranan Media Massa dalam Membentuk Tanggapan Generasi Muda tentang Keluarga Berencana di Kotamadya Bandung. Tesis Magister Sains pada Program Pascasarjana UNPAD. Suwarsono. (2000). Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta : P.T. Pustaka LP3ES, Susanto, Astrid, S. (1979). Komunikasi dalam Teori dan Praktek I. Bandung : Binacipta. Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Zeitlin, Irving M. (2005). Memahami Kembali Sosiologi : Kritik terhadap Teori Sosiologi Kontemporer. Yogyakarta : Gadjah mada University Press.

13 RINGKASAN MAKALAH : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN DIFUSI INOVASI DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh : Dadan Mulyana Abstrak Dewasa ini paradigma pembangunan yang dimungkinkan adalah paradigma Community Development yang merupakan salah satu prinsip pembangunan masyarakat yang berasas empowerment (pemberdayaan). Pemberdayaan sumber daya lokal terutama sumber daya manusianya akan menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pembangunan saat ini. Pemberdayaan memberikan kemungkinan aplikasinya terhadap pemberdayaan manusianya (SDM) secara lebih dini, sebelum pemberdayaan tersebut diaplikasikan dalam upaya pembangunan apapun. Jika kita lihat sekarang ini pemberdayaan seolah masih tertuju pada masyarakat perkotaan (golongan kelas atas), padahal pembangunan suatu negara berkembang seperti Indonesia ini lebih memungkinkan dimulai dari SDM pedesaan (lokal), sehingga kekuatan pembangunan ada dipusat (ini) dari sifat suatu negara tertentu, yang dalam hal ini negara agraris. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila. Tujuan tersebut hanyalah dapat dicapai apabila terdapat partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu diperlukan manusia-manusia yang sehat baik fisik, psikis maupun sosial. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan memerlukan suatu pendekatan kemasyarakatan, antara lain dapat melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Dewasa ini paradigma pembangunan yang dimungkinkan adalah paradigma Community Development (Ife, 1996:12) yang merupakan salah satu prinsip pembangunan masyarakat yang berasas empowerment (pemberdayaan). Pemberdayaan sumber daya lokal terutama sumber daya manusianya akan menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pembangunan saat ini. Pemberdayaan itu

14 sendiri dapat dipandang sebagai suatu konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat, utamanya Eropa (Pranaka dan Vidhyandika Moeljarto, 1996: 45). Pemberdayaan memberikan kemungkinan aplikasinya terhadap pemberdayaan manusianya (SDM) secara lebih dini, sebelum pemberdayaan tersebut diaplikasikan dalam upaya pembangunan apapun. Jika kita lihat sekarang ini pemberdayaan seolah masih tertuju pada masyarakat perkotaan (golongan kelas atas), padahal pembangunan suatu negara berkembang seperti Indonesia ini lebih memungkinkan dimulai dari SDM pedesaan (lokal), sehingga kekuatan pembangunan ada dipusat (ini) dari sifat suatu negara tertentu, yang dalam hal ini negara agraris. Pemberdayaan sumber daya manusia akan lebih mengakar untuk melakukan pembangunan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pertahanan. Karena aspek-aspek pembangunan tidak akan terlepas dari faktor Human Resourses-nya. Sebagaimana Pranaka & Vidhyandika (1996: 62) menjelaskan bahwa Pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang pingggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan memerlukan suatu pendekatan kemasyarakatan. Menurut Siregar (1986 : 23), Pendekatan kemasyarakatan antara lain dapat melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Hal ini dapat melalui komunikasi, informasi pembangunan dengan pendekatan difusi inovasi. Berdasarkan fenomena tersebut, maka pengkajian masalah ini lebih difokuskan pada aspek difusi inovasi, terutama dalam memperkenalkan perilaku sehat di masyarakat II. RUMUSAN Pada pembahasan ini penulis ingin memperoleh jawaban ilmiah dengan merumuskan masalah sebagai berikut : Pengaruh penyebaran informasi melalui difusi inovasi terhadap Pemberdayaan masyarakat pedesaan III. METODE PENELITIAN Penelitian ipenelitian yang digunakan untuk memcahkan masalah ini adalah metode survei. Metode survei adalah suatu penelitian yang dilakukan melalui pengambilan

15 sampel dan populasi yang diamati, dalam hal ini kuesioner digunakan sebagai alat utama pengumpulan data (Singarimbun dan Efendi). Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 120 orang yang diambil melalui teknik pengambilan sampel Multi Stage Cluster Sampling Pada penelitian ini variabel yang diteliti sebanyak 2 variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X : Penyebaran informasi kesehatan melalui difusi inovasi dan variabel Y : Pemberdayaan masyarakat IV. PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyebaran Informasi Kesehatan melalui Difusi Inovasi Kesehatan Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh angka t hitung = 7,4 dan t tabel = 1,7. Artinya H-0 ditolah dan H-1 diterima dengan nilai lfa sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyebaran informasi memiliki pengaruh secara signifilan terhadap pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat lebih dimungkinkan melalui difusi inovasi. Difusi inovasi adalah salah satu teori yang menjelaskan tentang peranan komunikasi dalam pembangunan suatu bangsa. Karena itu pembahasannya berawal dari komunikasi pembangunan. (Siregar, 1986 : 21). Menurut Tarde, inovasi pertama kali diadopsi oleh individu yang secara sosial terdekat pada sumber gagasan baru dan kemudian menyebar dari individu yang lebih tinggi statusnya ke yang lebih rendah. Kemudian Tarde mengajukan salah satu hal terpenting dari hukum imitasinya yaitu : makin mirif inovasi pada gagasan yang telah diterima, maka makin mungkin inovasi tersebut diadopsi. Difusi inovasi adalah penjelasan utama tentang perubahan perilaku manusia. penemuan dan peniruan adalah sebuah tindakan sosial elementer ( Siregar, 1986 : 24-25). Difusi inovasi yang menerpa mayarakat akan dapat merubah perilaku khalayak. Media massa merupakan salah satu media yang dapat menyebarkan inovasi tersebut. Inovasi merupakan segala sesuatu ide, cara-cara, ataupun objek yang dioperasikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi dapat dirumuskan sebagai segala perubahan yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh masyarakat yang mengalaminya. Menurut Nasution (1996 : 13), dalam penerimaan suatu inovasi, biasanya seseorang melalui sejumlah tahapan yang disebut Tahapan Putusan Inovasi, yaitu :

16 f. Tahap Pengetahuan Tahap dimana seseorang sadar, tahu, bahwa ada sesuatu inovasi. g. Tahap Bujukan Tahap ketika seseorang sedang mempertimbangkan, atau sedang membentuk sikap terhadap inovasi yang lebih diketahuinya tadi, apakah ia menyukainya atau tidak. h. Tahap Putusan Tahap dimana seseorang membuat putusan apakah menerima atau menolak inovasi yang dimaksud. i. Tahap Implementasi Tahap seseorang melaksanakan keputusan yang telah dibuatnya mengenai sesuatu inovasi. j. Tahap Pemastian Tahap seseorang memastikan atau mengkonfirmasikan putusan yang telah diambilnya tersebut. 2. Peranan Komunikasi dalam Merubah Perilaku Sehat Masyarakat Komunikasi merupakan sebuah proses sistem dimana individu saling berinteraksi dan menggunakan simbol untuk mengkreasikan dan menginterprestasikan arti. Ada 4 aspek penting yang tercakup didalamnya, yakni : e. Proses. Komunikasi adalah proses, artinya komunikasi selalu berjalan dan bergerak, yang mengalami perubahan secara terus nenerus. f. Sistem. Komunikasi merupakan susatu sistem. Sistem yang secara konsisten menjalin hubungan dengan bagian yang lain. g. Simbolik. Komunikasi adalah simbol. Simbol merupakan sesuatu yang abstrak dan dapat menimbulkan banyak interprestasi. h. Arti. Arti secara signifikan dimaksudkan sebuah fenomena. Komunikasi mempunyai dua tingkatan arti, yaitu content level of meaning dan relationship level of meaning. Content level of meaning adalah arti yang terkait secara literal. Relationship level of meaning mengekspresikan hubungan antara komunikator untuk menjalin persahabatan. Masyarakat sebagai suatu sistem, menurut Spencer dalam Paloma, mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan menyebabkan perubahan pada bagian yang lain dan pada akhirnya akan menyebabkan perubahan di dalam sistem secara keseluruhan. (Spencer dalam Paloma, 1992 : 24). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masyarakat sebagai suatu sistem mengalamai perubahan, dimana perubahan ini disebabkan oleh adanya pertambahan dalam ukuran, maka

17 struktur sosial akan semakin besar dan secara otomatis semakin banyak pula bagianbagiannya. d. Masyarakat sebagai suatu sistem, terdiri dari beberapa sub sistem, termasuk di dalamnya komunikasi. Kegiatan komunikasi mampu menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi dalam mempengaruhi sikap, tingkah laku dan pola pikir khalayknya,yang pada akhirnya menmyebabkan banyaknya perubahan dalam masyarakat. Ciri-ciri komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu : f. Pengertian Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut kegagalan komunikasi primer (primary break down in communication). Untuk menghindari hal ini kita perlu memahami paling tidak psikologi pesan dan psikologi komunikator. g. Kesenangan Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan Selamat pagi, apa kabar?, kita tidak bermaksud mencari keterangan. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa apa yang disebut Analisis Transaksional sebagai Saya Oke-Kamu Oke. Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan. Ini memerlukan psikologi tentang sistem komunikasi interpersonal. h. Mempengaruhi Sikap Kegiatan komunikasi yang dilakukan ada pula yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. Misalnya, Guru ingin mengajak muridnya untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan. Pemasang iklan ingin merangsang selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli, dan sebagainya yang semuanya itu merupakan komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikate. Persuasif didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. i. Hubungan Sosial yang Baik

18 Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya kebutuhan akan cinta atau belongingness. William Schutz memerinci kebutuhan sosial ini ke dalam tiga hal, yaitu inclusion, control, dan affection. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang (affection). Secara singkat, kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Bila orang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal, menurut Vance Packard, ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan menderita flight syndrome (ingin melarikan diri dari lingkungannya). j. Tindakan Disamping sebagai komunikasi untuk mempengaruhi sikap, persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar lagi mendorong orang untuk bertindak. Tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikate. Kampanye KB berhasil bila akseptor mulai menyediakan diri untuk dipasang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Propaganda suatu partai politik efektif bila sekian juta memilih mencoblos lambang parpol itu. Pemasang iklan sukses bila orang membeli barang yang ditawarkan. Mubaligh pun boleh bergembira bila orang beramai-ramai buka saja menghadiri masjid, tetapi juga mendirikan salat. Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Peran media massa dalam pembangunan kesehatan sangatlah penting. Schramm mengatakan bahwa peranan media massa dalam pembangunan ada yang dapat dilaksanakan secara langsung oleh media, dan ada juga yang tidak dapat dilaksanakan secara langsung oleh media, tetapi harus dikombinasikan dengan bentuk komunikasi antar pribadi agar penyampaian pesan bisa berhasil dengan baik

19 (Schramm dalam Depari, 1982:40). Media massa berfungsi menyampaikan informasi kepada khalayaknya. Dengan media massa, masyarakat dapat memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi-realitas tangan kedua (second hand reality). IV. PENUTUP Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan di Indonesia sejak awal diarahkan kepada upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta untuk mempertinggi kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit disamping penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan. Supaya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tumbuh, maka perlu adanya penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat. Masyarakat perlu diberi informasi tentang pola hidup sehat. Dengan demikian diharapkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan menjadi bertambah, yang pada gilirannya diharapkan terjadi perubahan dari yang tadinya berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku sehat. Agar kegiatan penyampaian informasi bisa efektif, seharusnya penyajian pesan yang disampaikannya dikemas sedemikian rupa sehingga menarik untuk ditonton/didengar/dibaca. Selain itu juga pemilihan komunikator yang tepat, waktu penayangan yang sesuai, isi pesan yang menarik dan mudah dimengerti. Oleh karena itu, agar penyampaian informasi kesehatan bisa diterima oleh masyarakat perlu adanya pengkombinasian penggunaan bentuk komunikasi.

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Komunikasi Pembangunan Dalam Arti Luas dan Terbatas Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Modul ke: Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Media massa berlaku sebagai agen pembawa perubahan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

Komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme.

Komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme. BAB I Pendahuluan Komunikasi amat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Ahli-ahli ilmu sosial telah berkali-kali mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Fakultas ILMU KOMUNIKASI Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id Perubahan Sosial

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 09 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI PENIRUAN DARI MEDIA MASSA Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

Proses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran

Proses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran Proses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran 98) (Cangara, 2012 : 73 13 Oktober 2013 TUGAS (Kelas Pagi) Bacalah beberapa poin materi berikut Pilih salah satu tokoh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan proses pengubahan atau pembentukan sikap komunikan secara

BAB I PENDAHULUAN. melakukan proses pengubahan atau pembentukan sikap komunikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam komunikasi efektif komunikator memegang peranan penting untuk melakukan proses pengubahan atau pembentukan sikap komunikan secara langsung. Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Muhadharah 1. Definisi muhadharah. Muhadharah berasal dari bahasa Arab, yaitu Muhadharah dan bentuk jamaknya yaitu Muhadharatan yang artinya kuliah, pidato. 1 Muhadharah yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Di era teknologi informasi saat ini, media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa media massa banyak berperan dalam kehidupan

Lebih terperinci

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. Pertemuan 8 MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. POKOK BAHASAN Komunikasi dan Perubahan Sosial DESKRIPSI Pokok bahasan komunikasi dan perubahan sosial menjelaskan mengenai pengertian

Lebih terperinci

PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN

PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Modul ke: 10 3. Fakultas Program Pascasarjana PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Pokok Bahasan 1. Proses Persuasi 2. Model Terpadu Persuasi Relationship Marketing Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi

Lebih terperinci

Teori Peniruan Media Massa

Teori Peniruan Media Massa Modul ke: Teori Peniruan Media Massa Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Komunikasi massa mentransformasikan suatu pesan yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses belajar, belajar yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun kolektif tidak hanya menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum/Menyepakati kontrak belajar

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum/Menyepakati kontrak belajar UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Kode Mata Kuliah : Kode : TIK 5212

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial. Ungkapan tersebut mengandung arti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk menumbuhkan

Lebih terperinci

Keywords: Role of Opinion Leader, Village Development

Keywords: Role of Opinion Leader, Village Development PERANAN OPINION LEADER DALAM MENYAMPAIKAN PESAN TENTANG PEMBANGUNAN DESA DI DESA LANTUNG KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA OLEH : Sintje A. Rondonuwu Opinion Leaders is people who has capability

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi AntarPribadi Komunikasi Antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantab dan jelas. Jadi komunikasi antarpribadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan 2 KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF TERKINI Oleh : Muchri Ramah ABSTRAK Pembangunan merupakan proses tidak hanya mencakup peningkatan fisik dan material saja, melainkan pula merupakan perubahan sosial

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MODEL SOSIALISASI PROGRAM PEMBANGUNAN BAGI MASYARAKAT PERDESAAN DI ERA OTONOMI. Oleh: Ali Taufik 1

KOMUNIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MODEL SOSIALISASI PROGRAM PEMBANGUNAN BAGI MASYARAKAT PERDESAAN DI ERA OTONOMI. Oleh: Ali Taufik 1 KOMUNIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MODEL SOSIALISASI PROGRAM PEMBANGUNAN BAGI MASYARAKAT PERDESAAN DI ERA OTONOMI Oleh: Ali Taufik 1 Abstrak Salah satu masalah pembangunan adalah pemerataan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

PENGANTAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI

PENGANTAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 1Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi PENGANTAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI Makna, Manfaat dan Memahami Fungsi Psikologi Komunikasi Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Ruang Lingkup Psi Komunikasi Komunikasi

Lebih terperinci

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN (Studi Korelasional Tentang Iklan Tv Berlangganan Centrin Tv Terhadap Minat Masyarakat Berlangganan di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru) ICHE. A. C. NAPITUPULU

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Asrori,MA. Modul ke: Fakultas FASILKOM

KOMUNIKASI EFEKTIF DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Asrori,MA. Modul ke: Fakultas FASILKOM Modul ke: KOMUNIKASI EFEKTIF DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Fakultas FASILKOM Asrori,MA Program Studi Teknik Informatika http://www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Secara

Lebih terperinci

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12 Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik Pertemuan 11-12 Apa yang dimaksud dengan komunikasi? Proses komunikasi, Timbul balik Apa kriteria komunikan? Bisa menyaring informasi Bisa memberi respon yang baik

Lebih terperinci

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE

PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE PENGANTAR Kampanye dibedakan menjadi dua, aspek yang pertama menyoroti bagaimana cara kampanye dilakukan dan yang kedua memfokuskan pada tujuan apa yang akan dicapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dampak menurut Gorys Kerap dalam Otto Soemarwoto (1998:35), adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dampak menurut Gorys Kerap dalam Otto Soemarwoto (1998:35), adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Dampak Dampak menurut Gorys Kerap dalam Otto Soemarwoto (1998:35), adalah pengaruh yang kuat dari seseorang atau kelompok orang di dalam menjalankan tugas dan kedudukannya

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 10 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI MEDIA MASSA DAN PROSES SOSIALISASI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id PENGERTIAN SOSIALISASI Sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat perpanjangan alat indra. Melalui media massa, dapat diperoleh informasi tentang orang, benda atau tempat

Lebih terperinci

Keluarga Berencana. Di Indonesia Gerakan Pembangunan Keluarga

Keluarga Berencana. Di Indonesia Gerakan Pembangunan Keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan yang pada hakekatnya bertuduan mendadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang sedahtera.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN 1 ABSTRAK Perkembangan dunia komunikasi dan media massa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Melalui media massa saat ini, masyarakat dapat memperoleh informasi yang tidak terbatas. Tidaklah heran

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Globalisasi yang tetjadi belakangan ini telah memberikan akibat yang

BABI PENDAHULUAN. Globalisasi yang tetjadi belakangan ini telah memberikan akibat yang BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang tetjadi belakangan ini telah memberikan akibat yang signifikan bagi kelangsungan hidup manusia, globalisasi yang nyaris tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari program corporate social responsibility

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan di Puskesmas Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Telaah Terhadap Sosiologi Komunikasi Massa DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Perpindahan Merek (Brand Switching) Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI MASSA

TEORI KOMUNIKASI MASSA BAB 6 Modul 9 TEORI KOMUNIKASI MASSA Tujuan Intruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan model dasar komunikasi massa, menjelaskan teori dan model tentang pengaruh komunikasi massa terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL DYADIC) TUTOR DENGAN PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. Asep Dion Nugraha. STKIP Siliwangi Bandung

HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL DYADIC) TUTOR DENGAN PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. Asep Dion Nugraha. STKIP Siliwangi Bandung HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL DYADIC) TUTOR DENGAN PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Asep Dion Nugraha STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Sistem pembelajaran modern saat ini, perserta didik tidak hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 2 Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani: methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi

Lebih terperinci

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. Pertemuan 13 & 14 MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. POKOK BAHASAN Komunikasi dan Pembangunan DESKRIPSI Pokok bahasan sosialisasi dan media massa membahas mengenai barometer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Menurut Linton, budaya adalah sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. (sumber: http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, setiap orang pasti membutuhkan orang lain, entah dalam saat-saat susah, sedih, maupun bahagia. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Paradigma Adopsi Inovasi Paradigma lama kebijakan pembangunan selama ini mengalami distorsi terhadap pluralitas bangsa dengan melakukan perencanaan program

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Gemar belajar ditandai dengan timbulnya rasa ingin tahu untuk mencoba

Lebih terperinci

ILMU KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

ILMU KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Pertemuan ke-4 PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Komunikasi Intrapibadi Menurut Blake dan Harodlsen (2005:28) komunikasi intrapribadi adalah peristiwa komunikasi yang terjadi

Lebih terperinci

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B06210003 Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan bertujuan secara bertahap meningkatkan produktifitas dan kemakmuran penduduk secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap wilayah sudah seharusnya mempunyai teknologi informasi. Hal tersebut dikarenakan begitu banyaknya permasalahan yang ada dan banyaknya data atau informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu masa dalam dalam rentang kehidupan yang dilalui oleh individu. Masa ini merupakan periode kehidupan yang penting dalam perkembangan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR Nina Sundari 1 ABSTRAK Tujuan artikel ini yaitu untuk mengetahui langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

METODE PENYULUHAN PERTANIAN. Dedy Kusnadi, SP., M.Si.

METODE PENYULUHAN PERTANIAN. Dedy Kusnadi, SP., M.Si. METODE PENYULUHAN PERTANIAN Dedy Kusnadi, SP., M.Si. SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR 2011 1 I. PENDAHULUAN Untuk mensukseskan pembangunan nasional di sektor pertanian, pembangunan pertanian terdapat

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM KOMUNIKASI EKSPRESIF ALAT PENYAMPAI EMOSI BERGANTUNG KONTEKS KOMUNIKASI RITUAL DILAKUKAN KOLEKTIF PERILAKU SIMBOLIK MENEGASKAN KEMBALI

Lebih terperinci

Konsep Perubahan Sosial

Konsep Perubahan Sosial Konsep Perubahan Sosial TUGAS Baca buku WTO Ambil satu topik yang menarik tentang perubahan sosial dan diulas (WILBERT MOORE) TRANSFORMASI TOTAL MASYARAKAT TRADISIONAL ATAU PRA-MODERN KE TIPE MASYARAKAT

Lebih terperinci

MODUL 9 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 9 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 9 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 9 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Efek Sosial Komunikasi Massa DESKRIPSI: Secara umum berisi tentang pemahaman

Lebih terperinci

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER A. Teori Interaksionisme Simbolik Yang menjadi objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan plasma nutfah Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Penampilan dari ayam kampung sangat beragam, mulai dari bentuk fisik, sifat genetik

Lebih terperinci

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA MAHASISWA TINGKAT I TAHUN AJARAN 2013-2014 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2 Oleh Dadang Juliantara Kalau (R)UU Kebudayaan adalah jawaban, apakah pertanyaannya? I. Tentang Situasi dan Kemendesakkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Intelektual Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual.

Lebih terperinci

Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 1 Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Pengembangan Masyarakat (Community Development) merupakan konsep yang berkembang sebagai tandingan (opponent) terhadap konsep negarakesejahteraan

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (GBPP/SAP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (GBPP/SAP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (GBPP/SAP) MATA KULIAH KOMUNIKASI PEMBANGUNAN SPK 2105 Pengampu Shinta Prastyanti, MA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

PRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK. Oleh : Novy Purnama N*)

PRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK. Oleh : Novy Purnama N*) PRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK Oleh : Novy Purnama N*) Abstraksi Posisi penting press relase, yang pada dasanya merupakan domain public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. 1. Pertambahan penduduk yang cepat. 2. Penyebaran penduduk yang tidak merata

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. 1. Pertambahan penduduk yang cepat. 2. Penyebaran penduduk yang tidak merata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini tengah menghadapi problematika kependudukan yang sangat serius. Indonesia merupakan negara urutan keempat dalam jumlah penduduk yang sangat

Lebih terperinci

Pustakawan sebagai komunikator dalam layanan referensi perpustakaan. Syukrinur

Pustakawan sebagai komunikator dalam layanan referensi perpustakaan. Syukrinur Pustakawan sebagai komunikator dalam layanan referensi perpustakaan Syukrinur Abstract This article discusses about the This article is titled librarian as a communicator in library reference service.

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup secara individual tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

Lebih terperinci

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan

Lebih terperinci

Budaya dan Komunikasi 1

Budaya dan Komunikasi 1 Kejujuran berarti integritas dalam segala hal. Kejujuran berarti keseluruhan, kesempurnaan berarti kebenaran dalam segala hal baik perkataan maupun perbuatan. -Orison Swett Marden 1 Memahami Budaya dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sosial Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula

Lebih terperinci