BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk
|
|
- Leony Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan menjadi bermanfaat untuk mengambil keputusan ekonomi apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses pembandingan evaluasi dan analisis trend. Akan diperoleh prediksi tentang apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Disinilah arti penting suatu laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan akan mampu membantu menginterprestasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar dan pertimbangan mengenai potensi keberhasilan PT. Asuransi Ramayana Tbk dimasa datang. Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk hal tersebut untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam periode tahun bukunya. Perkembangan dan posisi keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk dari tahun 2008 dan 2009 secara ringkas disajikan dalam neraca dan laporan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 1. 39
2 Penilaian Analisis Rasio Keuangan Dalam penerapan penilaian analisis rasio diterapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Menurut manajemen akuntansi keuangan tingkat solvabilitas adalah tingkat yang mengukur sampai seberapa jauh perusahaan asuransi mampu menutupi kewajiban-kewajibannya. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi menyatakan: (1) Perusahaan asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit 120% (seratus dua puluh perseratus) dari rasio kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi pengelolaan kekayaan dan kewajiban. (2) Perusahaan asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) namun memiliki tingkat solvabilitas paling sedikit 100% (seratus per seratus), diberikan kesempatan melakukan penyesuaian dalam waktu tertentu untuk memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Untuk mengetahui apakah PT. Ramayana Asuransi memiliki tingkat solvabilitas sebagaimana ketentuan di atas, maka dapat dianalisis melalui ukuran analisis selama dua tahun yakni: 1. Solvabilitas dan Profitabilitas Analisa ini digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas dan profitabilitas PT. Asuransi Ramayana. Tingkat solvabilitas adalah tingkat yang mengukur sampai seberapa jauh PT. Asuransi Ramayana
3 41 mampu menutupi kewajiban-kewajibannya. Sedangkan tingkat profitabilitas adalah untuk mengukur perusahaan menghasilkan laba. Baik rasio solvabilitas maupun profitabilitas adalah sebagai berikut: a. Solvency Ratio Rasio ini berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan keuangan perusahaan asuransi dalam menanggung risiko yang ditutup. Hasil rasiol ini dapat menunjkkan seberapa besr keuntugnan perusahaan untuk mendukung risiko yang mungkin timbul dari asuransi yang ditutupnya. Tingkat Solvabilitas Rumus Solvency Ratio = Jumlah Batas Tingkat Solvabilitas Minimum = 151% = 158% % - Peniliaian rasio ini menurut penulis bahwa batas yang ditetapkan pemerintah adalah 120%. Berarti kinerja diatas berada di atas rasio yang telah ditetapkan. Dengan kata lain PT. Asuransi Ramayana Tbk dapat menutupi risiko yang ditutupinya, atau keuntugnan perusahaan dapatmendukung risiko yang mungkin timbul dari asurnais yang ditutupinya. b. Underwriting Ratio Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat hasil underwriting yang diperoleh dan digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha asuransi kerugian harga.
4 42 Hasil Underwrting Rumus Underwriting Ratio = x 100% Pendapatan Premi = 19,15% = 22,71% ,56% - Berdasarkan hasil rasio di atas, di mana tahun 2008 diperoleh kinerja sebesar 19,15%. Namun tahun 2009 diperoleh 22,17%. Maka terjadi kenaikan 3,56%. Dengan kenaikan sebesar 3,56%, maka PT. Asuransi Ramayana Tbk telah memperoleh kenaikan dari hasil underwriting sebesar 3,56%. Atas hasil ini kinerja keuangan dari underwriting menunjukkan hasil yang positif. c. Loss Ratio Loss ratio termasuk dalam kelompok perhitungan solvabilitas perusahaan asuransi kerugian. Klaim Yang Terjadi Rumus Loss Ratio = Pendapatan Premi = 52,31% = 39,10% ,21% Perbandingan klaim yang terjadi dengan pendapatan premi berdasarkan ketentuan Pasal 36 huruf b Peraturan Menteri No. 158/PMK.010/2008 adalah jauh melebihi dari ketentuan yang berlaku, yakni: 20% lebih dari 52,31% (2008) atau 39,10% (2009). Sekalipun di tahun 2009 terdapat penurunan namun penurunan sebesar 13,21%. Dengan demikian risiko yang timbul tidak akan
5 43 mengkhawatirkan klaim yang dilakukan oleh pemegang polis. Dengan demikian Loss Ratio baik. d. Commission Expense Ratio Pengukuran commission expense ratio dipakai untuk mengukur biaya akuisisi dan bahan perbandingan besarnya komisi perusahaan dengan perusahaan lain. Tinggi rasio ini berarti biaya akuisisi juga tinggi. Komisi Rumus Commission Expense Ratio = Pendapatan premi = 11,35% = 11,84% ,45% Berdasarkan rasio di atas dapat ditentukan bahwa biaya akuisisi di PT. Asuransi Ramayana bahwa perubahan yang terjadi antara tahun 2008 dan 2009 tidak terlalu besar, berarti biaya akusisi untuk total besar komisi yang dibayarkan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi, yakni sebesar 11,35% (2008) dan 11,84% (2009). Angka rasio ini berarti tidak terlalu tinggi karena hanya sekitar 11 12% dari jumlah pendapatan premi. e. Investment Yeild Ratio Pengukuran investment yeild ratio merupakan ukuran kegiatan investasi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Ramayana. Dalam hal hasil rasio ini menunjukkan angka rendah berarti perusahaan tidak
6 44 tepat dalam melakukan investasi yang berpotensi pada kerugian dengan demikian sangat perlu dilakukan pengkajian ulang. Pendapatan Bersih Investasi Rumus Investment Yeild Ratio = Rata Rata Investasi = 5,51% = 9,17% ,66% - Berdasarkan hasil rasio di atas dapat diketahui bahwa hasil investasi PT. Asuransi Ramayana menunjukkan hasil baik. Hal ini dikarenakan angka rasio tahun 2008 sebesar 5,51% dan tahun 2009 sebesar 9,17% Atau terjadi kenaikan sebesar 3,66%. 2. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas ini adalah untuk mengukur likuiditas perusahaan asuransi yakni likuiditas PT. Asuransi Ramayana. Tingginya rasio ini menunjukkan kemungkinan perusahaan dalam menghadapi masalah dengan likuiditasnya (kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo). Rasio likuiditas adalah sebagai berikut: a. Liability to Liquid Assets Ratio Pengukuran liability to Liquid Assets Ratio merupakan ukuran yang dipakai untuk mengukur sampai seberapa jauh kewajiban teknis yang dibentuk tercermin pada investasi.
7 45 Ukuran ini merupakan unsur kewajiban sebagai diatur dalam Pasal 27 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK 010/2008 menyatakan, Jenis kewajiban yang harus diperhitungkan dalam penetapan tingkat solvabilitas meliputi semua kewajiban kepada pemegang polis atau tanggungan dan kepada pihak lain yang menjadi kewajiban Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi Kewajiban Rumus Liability to Liquid Assets Ratio = Aktiva yang Diperkenankan = 72,65% = 105,46% ,6% - Berdasarkan rasio di atas bahwa kewajiban yang harus dipenuhi oleh Perusahaan Asuransi Ramayana berada di atas 100% pada tahun 2009, maka asset dapat menjamin setiap risiko atas kewajiban perusahaan. Dengan kata lain, sudah tersedia jumlah aktiva yang diperkenankan untuk menutup risiko. Penilaian rasio ini adalah baik. b. Premium Recievable to Surplus Ratio Penilaian rasio ini mengukur tingkat seberapa besar tagihan premi dapat diandalkan dalam menyangga surplus underwriting. Hasil ini merupakan jaminan untuk mengatasi risiko sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
8 46 424/KMK.06/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK 010/2008. Melalui tingkat keuntungan sehingga segala bentuk kewajiban dapat disanggah oleh surplus yang diperoleh Piutang Premi Rumus Premium Recievable to Surplus Ratio = Hasil Underwriting = 70,22% = 114,18% ,96% - Piutang dalam Perusahaan Asuransi Ramayana merupakan jaminan untuk tagihan. Karena hasil underwriting merupakan hasil yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, ketentuan sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK 010/2008 dapat dijamin melalui tersedianya jumlah piutang.. Potensi piutang tidak tertagih. Dengan demikian risiko sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 di atas masih tetap ada. c. Investment to Technical Rerseve Ratio Dalam analisis rasio PT. Asuransi Ramayana rasio ini dapat dipakai untuk mengukur sampai seberapa jauh kewajiban teknis yang dibentuk tercermin dalam investasi. Rendahnya rasio ini menunjukkan bahwa estimasi klaim tanggungan sendiri dan premi
9 47 yang belum dibayar merupakan pendapatan kurang tercermin dalam investasi. Investasi Rumus Investment to Technical Rerseve Ratio = Kewajiban Teknis = 166,22% = 124,59% ,57% Berdasarkan rasio di atas dapat diketahui bahwa kewajiban teknis yang tercermin di dalam investasi 166,22% di tahun 2008 dan 124,59% di tahun Berdasarkan kondisi di atas, terjadi penurunan sebesar 10,57%. Penunrunan dapat diinterprestasikan bahwa PT. Asuransi Ramayana Tbk bahwa telah terjadi penurunan investasi sebesar 10,57%. 3. Rasio Stabilitas Premi Rasio ini digunakan untuk mengukur stabilitas pendapatan premi bersih (premi bruto dikurangi premi reasuransi) dari perusahaan asuransi yang berjalan. Kenaikan (penurunan) yang tajam pada volume premi neto memerikan indikasi kurangnya kestabilan operasi perusahaan. Selain mengukur stabilitas perusahaan, rasio ini juga mengukur tingkat rentensi perusahaan (own retention) dari PT. Asuransi Ramayana.
10 48 a. Own Retention Ratio Dalam pengukuran rasio ini adalah untuk mengukur tingkat retensi perusahaan yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya dengan dana yang tersedia. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengatasi risiko seperti apa yang digambarkan pada Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK 010/2008. Kemampuan mengatasi risiko merupakan bagian yang terpenting dalam perusahaan asuransi seperti Perusahaan Asuransi Ramayana. Yakni apabila perusahaan tidak mampu mengatasi risiko berarti perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi kewajibannya membayar klaim. Pada kondisi perusahaan tidak mampu membayar klaim inilah maka bagi Perusahaan Asuransi merupakan hal yang terburuk yang dapat menyebabkan perusahaan itu tidak memperoleh kepercayaan dari pemeegang polis yang berdampak pada kesehatan perusahaan. Salah satu ukuran untuk mengatasi retensi pendapatan adalah kemampuan memperoleh pendapatan dalam bentuk pendapatan premi. Untuk mengetahui kemampuan tersebut dapat dijabarkan dalam rumus dibawah ini:
11 49 Premi Neto Rumus Own Retention Ratio = Premi Bruto = 42,63% =43,30% ,67% - Pada tahun 2008 diperoleh hasil retensi perusahaan sebesar 42,63% dapat dikatakan bahwa angka ini berdampak pada tingkat kemampuan dana yang tersedia sangat kecil. Oleh karena itu, perlakuan dalam hasil rasio tahun 2009 sebesar 43,3% dan di tahun 2008 sebesar 42,63% menunjukkan kestabilan dalam pengelolaan risiko yang cukup baik di PT. Asuransi Ramayana. b. Net Premium Growth Ukuran rasio ini adalah untuk mengetahui kenaikan (penurunan) yang tajam pada volume premi neto memberikan indikasi kurangnya tingkat kestabilan operasi perusahaan. Kenaikan (penurunan) premi Rumus Net Premium Growth = Premi Neto Tahun Lalu = 30,91% = 8,11 % ,08% Pada tahun 2008 diperoleh sebesar 30,91% dan tahun 2009 sebesar 8,11%. Hasil mengalami penurunan sebesar 22,08%. Hal ini karena ketatnya persaingan perusahaan asuransi berdampak pada
12 50 pertumbuhan premi perusahaan asuransi namun Asuransi Ramayana dapat tumbuh setiap tahunnya. 4. Rasio Cadangan Teknis Rasio ini untuk mengukur kewajiban teknis yang terdiri dari premi yang belum merupakan pendapatan cadangan premi dengan estimasi klaim tanggungan sendiri (cadangan klaim). a. Technical Reserve Ratio Rasio ini secara kasar dapat mengukur tingkat diperlukan. Cukupnya dana kewajiban teknis membuat kondisi keuangan menjadi solvent. Rendahnya rasio ini berarti perusahaan menetpkan kewajiban teknis terlalu rendh dan pabila perusahaan dalam kondisi tidak solvent, maka perusahaan perlu membuat penyesuaiana pada solvency margin. Rumus Technical Reserve Ratio Cadangan Teknis Premi Neto = 49,92% = 63,28% ,36% - PT. Asuransi Ramayana memperoleh cadangan teknis di tahun 2008 sebesar 49,92% dan tahun 2009 meningkat menjadi 63,28%. Atau antara tahun 2008 ke 2009 terjadi peningkatan sebesar 13,36%. Besarnya angka cadangan teknis ini membuat PT.
13 51 Asuransi Ramayana dalam kondisi solvency dengan demikian semua tagihan klaim terhadap PT. Asuransi Ramayana dapat terjamin. Nilai jaminan karena premi netto sangat tinggi dan semua klaim dapat dipenuhi. Dengan demikian perusahaan dapat memperoleh cadangan teknis yang wajar. Nilai kewajiban merupakan bagian terpenting bagi perusahaan untuk mempertahankan posisinya di pasar. Karena kehawatiran Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 dapat dijawab dengan tingginya premi neto. 5. Rasio Penilaian Analisa ini mengukur kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari rasio laba per saham (price earning ratio) a. Price Earning Ratio Rasio ini menunjukkan bahwa saham PT. Asuransi Ramayana yang dapat dilihat rasio laba per saham dan rasio nilai buku per saham dapat dihitung dengan rasio: Harga pasar per lembar saham Rumus Price Earning Ratio = Laba per lembar saham =. 285,05% =. 358,70% ,65% - Berdasarkan rasio di atas maka dapat diketahui bahwa harga per lembar saham di tahun 2008 sebesar. Rp. 285,05 namun di tahun 2009 terjadi kenaikan Rp. 758,70 atau penurunan sebesar Rp.
14 52 73,65. Kenaikan ini membuat stakeholder dengan mempertahankan investasinya. 4.3 Penilaian Analisis Rasio Keuangan Berdasarkan RBC Penilaian Risk Based Capital (RBC) adalah modal minimum yang harus disediakan oleh PT. Asuransi Ramayana untuk menutup setiap kemungkinan kegagalan pengelolaan asset dan berbagai risiko lainnya. Hal tersebut didasarkan pada PT. Asuransi Ramayana biasanya menghitung risiko dari besarnya kewajiban, padahal risiko juga menyangkut kekayaan yang diinvestasikan. Berikut dibawah ini batas tingkat solvabilitas PT. Asuransi Ramayana untuk tahun 2008 dan 2009: Tabel 4.1 Rasio RBC PT. Asuransi Ramayana No Keterangan Tahun 2009 Tahun 2008 A. Tingkat Solvabilitas Kekayaan yang diperkenankan Kewajiban (kecuali pinjaman subordinasi) Jumlah Tingkat Solvabilitas B. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) Kegagalan Pengelolaan Kekayaan (Schedule A) Kekayaan dan Kewajiban Dalam Setiap Jenis Mata Uang (Schedule B) Beban Klaim Yang Terjadi dan Beban Klaim Yang Diperkirakan (Schedule C ) Risiko Reasuradur (Schedule D) Jumlah BTSM C. Kelebihan (Kekurangan) Batas Tingkat Solvabilitas D. Rasio Pencapaian Solvabilitas (dalam %)* 158% 151% *) Jumlah Tingkat Solvabilitas dibagi dengan jumlah BTSM Berdasarkan hasil rasio pencapaian solvabilitas sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK.010/2008 menyatakan: (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit 120% (seratus dua puluh per seratus) dari
15 53 risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. (2) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) namun memiliki tingkat solvabilitas paling sedikit 100% (seratur per seratus), diberikan kesempatan melakukan penyesuaian dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). 4.4 Analisis Rasio Keuangan dan RBC Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi laporan keuangan perusahaan asuransi perlu mempertimbangkan rasio keuangan dengan RBC. Dua tipe rasio ini harus menunjukkan hasil positif berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk menganalisis kedua tipe ini, pertama dapat dilihat Analisis rasio keuangan PT. Asuransi Ramayana dibawah ini:
16 54 Tabel 4.2 Rekapitulasi Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana No. Keterangan Naik Turun 1. Solvabilitas dan Profitabilitas % % % % a. Solvency Ratio b. Underwriting Ratio c. Loss Ratio d. Commission Expense Ratio e. Investment Yeild Ratio ,15 52,31 11,35 5, ,71 39,10 11,84 9,17 7 3,56-0,45 3, , Likuiditas a. Liquidity to liquid Assets Ratio 72,62 105,46 32,6 - b. Premium Recievable to Surplus Ratio c. Investment to Technical Reserve 70,22 114,18 43,96 - Ratio 3. Stabilitas Premi a. Own Retention Ratio b. Net Premium Growth 166,22 42,62 30,91 124,59 43,30 8,11 4. Cadangan Teknis a. Technical Reserve Ratio 49,92 63,92 13,36-5. Penilaian a. Price Earning Ratio 285,05 158,70 70, ,67-10,57-22,08 Berdasarkan analisis per ratio dari tiap rasio menunjukkan aspek positif. Aspek positif artinya setiap rasio dari lima jenis rasio menunjukkan hasil yang lebih baik dari tahun 2008 ke tahun Perubahan baik dan positif menunjukkan bahwa selama kurun waktu dua tahun, kinerja keuangan PT. Asuransi Ramayana telah berjalan dengan baik dan bisa menjamin pemegang polis untuk memperoleh klaim sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Jaminan pemegang polis juga ditunjukkan pada dasar pencapaian RBC di tahun 2008 sebesar 151% dan tahun 2009 mencapai 158%. Pencapaian ini telah melebihi batas Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK.010/2008 yakni minimal sebesar 120%. Melebihi batas ini berarti PT. Asuransi Ramayana sanggup memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Peneltian pertama yang dilakukan oleh Karuniawati (2007) dengan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Asuransi Jiwasraya. Hasil penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan dibandingkan adalah kondisi dari PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., PT Panin
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk mengatur bagaimana perlakuan akuntansi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Perusahaan Asuransi Istilah asuransi mengacu pada pertanggungan atau perlindungan finansial yang terkait dengan pergantian kerugian
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) NO KEKAYAAN
LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2009 dan 2008 NO KEKAYAAN 2009 2008 I INVESTASI 1 Deposito 2.266.400,00 2.672.650,00 2 Sertifikat Deposito - - 3 Sertifikat Bank Indonesia - - 4 Saham 717.18
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Solvabilitas Untuk menghitung rasio RBC (Risk Base Capital) untuk setiap triwulannya maka terlebih dahulu kita harus menghitung besarnya tingkat
Lebih terperinciSindi Nurfadila Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN RISK BASED CAPITAL UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI (Studi pada PT. Asei 20112013) Sindi Nurfadila Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asuransi adalah suatu perjanjian yang mana penanggung mengikatkan diri kepada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah suatu perjanjian yang mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan suatu penggantian
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Early Warning System
58 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Early Warning System pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang
Lebih terperinci2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,
Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 55 ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967 ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE BASED
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial.
Lebih terperinciJURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 1, APRIL 2017; p-issn: e-issn:
JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 1, APRIL 2017; 15-32 ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN RISK BASED CAPITAL PADA PT. ASURANSI BINA DANA ARTA, Tbk Lili Sarce Joi Sapari Institut Sains dan Teknologi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Solvabilitas Seperti dijelaskan dalam Bab III sebelumnya, bahwa setiap perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat
Lebih terperinci2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142
PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLAPORAN NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan rupiah)
LAPORAN NERACA NO ASET 2012 2011 I INVESTASI 1 Deposito & Sertifikat deposito 1.065.850 609.550 2 Saham 251,036 219,214 3 Obligaasi dan MTN 868,384 3,548,394 4 Surat Berharga yang diterbitkan atau dijamin
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA
Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA
Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat, perusahaan asuransi dituntut untuk profesional dalam pengelolaannya. Salah satu tuntutannya dengan
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA
Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI
Lebih terperinciTENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA
Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2015/ Triwulan I Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA
Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Menara Merdeka, Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat - 10710 LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2015/ Triwulan IV Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA
Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Menara Merdeka, Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat - 10110 LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74 /PMK.010/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGAN ASURANSI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74 /PMK.010/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGAN ASURANSI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya
Lebih terperinciRin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka dan Sertifikat
Lebih terperinciRin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan II Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TAHUNAN 2013
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TAHUNAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pada sub bab ini peneliti terduhulu yang sudah melakukan penelitian adalah: 1. Kirmizi dan Susi Surya Agus, 2011 Peneliti ini mengambil judul Pengaruh Pertumbuhan
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN
Lebih terperinci(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016
Periode 8 07 Periode 8 06 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia
Lebih terperinciRin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Triwulan I 2015 Triwulan IV 2014 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2014
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN
Lebih terperinciLaporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor
Laporan Neraca Dana Perusahaan No, 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga
Lebih terperinci(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016
Periode 07 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dengan bank yaitu perusahaan investasi yang bergerak
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciTINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2012 Per 31 Maret 2012
K e p a d a Yth. KEPALA BIRO PERASURANSIAN Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan RI Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lt. 14 Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2015
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka (OJK) Mailing Room Lantai 12 Jalan Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang, industri asuransi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin meningkatnya jenis dan besarnya risiko yang dihadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia, menyebabkan semakin meningkatnya jenis dan besarnya risiko yang dihadapi baik oleh perorangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing,
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014
PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Kemudian dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri perusahaan asuransi di Indonesia sangat membantu pemerintah dalam menanggulangi risiko yang dihadapi oleh masyarakat setiap saat, kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (emiten) yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat PT Asuransi Ramayana Kantor pusat perusahaan beralamat di jalan Kebun Sirih No. 49, Jakarta. Perusahaan memiliki 25 cabang yang terletak dibeberapa kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap aspek kehidupan manusia yang menjadi kepentingan tidaklah selalu berada dalam keadaan aman, namun seringkali dikelilingi oleh berbagai macam bahaya yang
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RISK BASED CAPITAL PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT Asuransi XYZ) HANIFA DWI SANTI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RISK BASED CAPITAL PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT Asuransi XYZ) HANIFA DWI SANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 7.200 9.650 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.834 9.836 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.233
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 9.769 11.534 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.029 9.031 4 Surat berharga syariah negara D-5 15.918
Lebih terperinciPT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 12.000 10.100 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.826 9.829 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.219
Lebih terperinciPT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 14.500 12.000 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.823 9.826 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.227
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2014
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.500 7.500 6.670 6.670 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2013
I. NERACA Triwulan I Triwulan IV No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 3.788 3.396 4.300 4.300 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.100 10.579 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.829 9.839 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.231
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanggungan. Dalam bahasa Belanda asurantie yang dalam hukum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Asuransi a. Pengertian Asuransi Istilah asuransi berasal dari bahasa inggris insurance, yang berarti pertanggungan. Dalam bahasa Belanda asurantie yang dalam
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' III. LAPORAN AKUMULASI DANA TABARRU' Per Triwulan I Tahun 2014
III. LAPORAN AKUMULASI 1 Surplus underwriting dana tabarru' (dasar akrual) (1.717,39) 2 Dikurangi: A. Surplus underwriting dibagikan ke peserta 0,00 B. Surplus underwriting dibagikan ke perusahaan (pengelola)
Lebih terperinciB. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN III
Lebih terperinciB. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang menjadikan perekonomian negara tidak stabil. Akibat dari ketidakstabilan tersebut banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. antara Kinerja keuangan dengan metode early warning system dan biaya
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian yang berisikan kesimpulan penelitian dan saranpengaruh antara Kinerja keuangan dengan metode early warning system dan biaya corporate
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I. NERACA (dalam jutaan rupiah) 2012 2012 Triwulan II Triwulan I No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 2.700 2.700 1.800 1.800 2 Saham syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan asuransi saat ini sangat pesat. Sampai tahun 2013 jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98 perusahaan, untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut Undang-Undang Nomor 2 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 1992
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Tinjauan Teoritis 2. 1. 1. Usaha Perasuransian Pengertian asuransi menurut Undang-Undang Nomor 2 Pasal 1 Ayat 1 1992 adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana pihak
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2015
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.580 8.580 7.500 7.500 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan perhitungan Early Warning System (EWS). Menurut Satria
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Early Warning System Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan dan mengolahnya menjadi suatu informasi yang
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 10.700 10.700 8.580 8.580 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan III 2016 dan Per Tahun 2015
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (4) (5)
Lebih terperinciNaskah Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya.
PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER-02/BL/2008 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN BATAS TINGKAT SOLVABILITAS MINIMUM BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Naskah
Lebih terperinciPT Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2017
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 11.700 11.700 10.700 10.700 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciLaporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi
LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Saham Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi Gabungan Saldo SAK Saldo
Lebih terperinci112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rincian Tahun 2015 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo
Lebih terperinci, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian 2016 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciPENDAHULUAN Asuransi merupakan salah satu alternatif untuk mengalihkan dan mengendalikan risiko finansial dari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh kar
ANALISIS PENGARUH RBC, RASIO UNDERWRITING, RASIO HASIL INVESTASI, RASIO PENERIMAAN PREMI, DAN RASIO BEBAN KLAIM TERHADAP LABA PERUSAHAAN ASURANSI (Studi Kasus Pada 9 Perusahaan Asuransi Kerugian Yang Terdaftar
Lebih terperinciTriwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan IV 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan II 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan I 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang memberikan jasa perlindungan kepada masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan baik
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan III Tahun 2015
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.440 7.440 8.870 8.870 2 Saham syariah B-4 3 Sukuk atau obligasi
Lebih terperinciLaporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIV Tahun 2017 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi
LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PT ASKES (PERSERO) Per./ Bulan. Tahun.. (Alamat Perusahaan)
K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN BULANAN PT ASKES (PERSERO)
Lebih terperinciUraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi
LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi
Lebih terperinci