MALANG TERHADAP MODUL BIOLOGI BERBASIS THINK, PAIR, SHARE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MALANG TERHADAP MODUL BIOLOGI BERBASIS THINK, PAIR, SHARE"

Transkripsi

1 RESPONS PESERTA DIDIK SMK se KOTA MALANG TERHADAP MODUL BIOLOGI BERBASIS THINK, PAIR, SHARE The Response Of Vocational School Students In Malang Toward Biology Module Based On Think Pair Share Husnul Chotimah 1), Herawati Susilo 2), Mimien Henie Irawati 3), dan Ibrohim 4) 1) Guru Biologi SMKN 13 Malang, Villa Bukit Tidar Blok A2/13 Malang, , 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi,Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, Surabaya 6 Malang, , herawati_susilo@yahoo.com, 3) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi,Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, Surabaya 6 Malang, , mimien_henie@yahoo.co.id, 4) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, Surabaya 6 Malang, , ibrohim_vds@yahoo.com Abstrak Biologi bagi peserta didik SMK bukan termasuk mata pelajaran produktif. Berdasarkan penelitian pendahuluan, ditemukan, bahwa (1) bahan ajar biologi SMK berbasis TPS belum terdapat di kota Malang, (2) pernyataan peserta didik berdasarkan angket dapat dikemukakan, bahwa kurang termotivasi belajar. Dukungan terhadap kurangnya motivasi belajar ini, ditemukan bawa 41,2 % peserta didik menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kurang termotivasi belajar mata pelajaran biologi. Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat menciptakan suasana kebersamaan dalam pembelajaran biologi adalah think pair share. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran biologi. Strategi pembelajaran think pair share diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik jenjang SMK. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui respons peserta didik terhadap modul biologi berbasis TPS pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMK se kota Malang, sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data yang diperoleh dari penelitian ini, dilaporkan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa respons peserta didik terhadap modul biologi berbasis TPS yang terdiri atas memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, adalah positif. Hal ini berarti modul biologi berbasis think, pair, share, layak untuk dipergunakan. Kata Kunci: Respons, modul, think, pair, share Abstract Biology is not the productive subject for the vocational school student s. The previous research has found that (1) the learning materials in Biology for the vocational school 1105

2 student which use TPS have not found in Malang (2) The students' statement based on the questionnaire stated that they have less motivation in learning Biology. There are 41,2 % student s agree with the statement "less motivation in learning Biology. One of the strategies in the cooperative learning that can create cooperative situation in learning Biology in TPS. Learning with TPS can be an alternative in solving the problem. It is hoped that the learning strategy in TPS can improve the student s, motivation. The research is conducted with the objective to know the students' response toward Biology module based on TPS. The topic is focused on Virus, Archaeobacteria and Eubacteria, Fungi and Enzime. The population ofthis research is the students of vocational schools in Malang. Purposive Sampling was applied to get the sample. The data gained from this research is reported in the form of the qualitative description. The result of the research reveals that the student s responses toward the Biology module based on TPS which consists of the clarity of the instruction in the module, the attractiveness of the learning material, the attractiveness of questions which help the students understand the material, the easiness in understanding the language structure, the attractiveness of pictures and the lay out in explaining the concept, the easiness to understand pictures in explaining the concept, the easiness of doing the TPS steps are positive. It means that Biology module based on TPS is deserved to be used. Keywords: Responses, Module, Think, Pair, Share. PENDAHULUAN Dalam kegiatan pembelajaran perlu digunakan prinsip: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna (Lampiran IV Permen Dikbud Nomor 81A Tahun 2013). Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan agar prinsip pembelajaran dapat terlaksana dengan baik adalah think pair share. Strategi pembelajaran think pair share dipilih dalam proses pembelajaran biologi di jenjang SMK, karena menekankan adanya proses berpikir, berkelompok, dan berbagi pendapat. Biologi bukan mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh seluruh peserta didik pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK). Mata pelajaran biologi hanya wajib dipelajari oleh peserta didik yang memilih bidang keahlian agrobisnis dan agroteknologi, perikanan dan kelautan, serta kesehatan. Pada masing-masing bidang keahlian, kompetensi dasar yang dipelajari juga berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMKN 13 Kota Malang yang memiliki tiga bidang keahlian yaitu agroteknologi (teknologi pengolahan hasil pertanian), kelautan (nautika kapal niaga), dan kesehatan (keperawatan) diperoleh bahwa terdapat beberapa faktor kelemahan yang ada pada peserta didik SMK yaitu: (1) kurang memiliki keinginan untuk berprestasi karena targetnya hanya lulus dan langsung bekerja. Kurang memiliki keinginan berprestasi ini didukung hasil angket studi awal, diperoleh 37,7 % peserta didik menyatakan sangat setuju bahwa bersekolah hanya target lulus dan bekerja, 25, 5 % menyatakan setuju bahwa bersekolah hanya target lulus dan bekerja, (2) kurang berminat belajar biologi karena bukan mata pelajaran yang diujikan di tingkat nasional. Pernyataan peserta didik berdasarkan angket studi awal dapat dirinci bahwa 22,1 % peserta didik menyatakan sangat setuju bahwa kurang berminat 1106

3 belajar biologi karena bukan mata pelajaran yang diujikan di tingkat nasional, (3) kurang termotivasi belajar karena mata pelajaran biologi bukan mata pelajaran produktif. Dukungan terhadap kurangnya motivasi belajar ini, berdasarkan hasil angket, 41,2 % peserta didik menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kurang termotivasi belajar karena mata pelajaran biologi bukan mata pelajaran produktif, 23,5 % menyatakan setuju terhadap pernyataan kurang termotivasi belajar karena mata pelajaran biologi bukan mata pelajaran produktif. Respons peserta didik terhadap aspek motivasi belajar yaitu kesenangan dalam belajar diperoleh hanya sebatas 7,4 % peserta didik menyatakan sangat setuju (Chotimah, 2014). Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat menciptakan suasana kebersamaan dalam pembelajaran biologi adalah think pair share. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) diharapkan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran biologi. Strategi pembelajaran think pair share diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar, sikap sosial, dan kemampuan berpikir kritis karena ketiga kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk dimiliki oleh peserta didik jenjang SMK. Alasan pemilihan strategi think pair share untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi SMK karena strategi pembelajaran kooperatif TPS: (1) memiliki langkah-langkah yang mudah untuk dilakukan, (2) mudah diterapkan untuk berbagai aktivitas pembelajaran di kelas maupun di laboratorium, (3) merupakan strategi pembelajaran yang sederhana, (4) memberikan kesempatan partisipasi yang sama (equal participation), artinya masing-masing anggota kelompok memiliki kesempatan sama untuk sharing, dan (5) memungkinkan terjadi interaksi secara bersamaan yang intensif, baik itu mengemukakan pendapat maupun mendengarkan pendapat anggota kelompok. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Sumale Siksen (2013), bahwa model pembelajaran kooperatif think pair share merupakan tipe yang sederhana dengan banyak keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dan pembentukan pengetahuan oleh peserta didik. Dengan menggunakan suatu prosedur, para peserta didik belajar dari peserta didik yang lain dan berusaha untuk mengeluarkan pendapatnya dalam situasi non kompetisi sebelum mengungkapkannya di depan kelas. Strategi pembelajaran TPS merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya proses berpikir (thinking), berkelompok dan berpasangan (pairing) dan berbagi (sharing). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran TPS maupun perpaduan TPS dengan strategi lain membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar kognitif, berpikir kritis, berpikir kreatif, minat dan kerja sama anggota dalam kelompok (Chotimah, 2007, Suyanik, 2010, Haerullah, 2012, dan Chotimah 2014). Modul dipilih dengan pertimbangan bahwa dengan modul peserta didik dapat belajar sendiri tentang materi biologi dan mengaplikasikan dalam dunia kerja, serta tetap dapat belajar biologi saat melaksanakan praktik kerja industri (prakerin). Modul dapat membantu guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, karena modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (out put) yang jelas (Depdiknas, 2008). Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, 1107

4 materi/substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar dengan kecepatan masing-masing (Darmiatun, S, 2013). Pengertian modul menurut Depdiknas (2003), merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, bahasan-bahasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Secara ringkas modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari bahan pembelajaran dan disusun untuk membantu guru dan peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Ruang lingkup penulisan modul adalah (1) digunakan oleh peserta didik, (2) diharapkan dapat mengubah perilaku peserta didik, (3) sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, (4) mencakup tujuan dan operasional pembelajaran yang spesifik, (5) mencakup butir-butir materi pembelajaran secara rinci yang mendukung tercapainya tujuan, (6) terdapat evaluasi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan peserta didik, (7) menuliskan draf modul sesuai dengan kaidah, dan (8) mengadakan uji coba, validasi, dan perbaikan sehingga modul siap diproduksi dan digandakan (Depdiknas, 2003). Penulisan modul bertujuan: (1) memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, (2) mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indra, (3) data digunakan secara tepat dan bervariasi seperti meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi peserta didik, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya (Depdiknas, 2008). Modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkannya. Elemen-elemen yang harus dipenuhi dalam menyusun modul terdiri atas enam elemen yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan spasi kosong (Depdiknas, 2008). Pengembangan modul belajar peserta didik mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diprasyaratkan untuk menguasai suatu kompetensi. Modul dapat berupa modul tunggal (individual module) atau berupa seri modul (series of modul). Kegiatan pada modul meliputi proses yang berorientasi inkuiri (inquiry oriented processes), pemecahan masalah, dan kesempatan menggunakan keterampilan sosial. Di samping itu, terdapat kegiatan eksperimen, bermain peran, dan diskusi kelompok yang menggunakan konsep-konsep dan fakta yang dibahas dalam modul. Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik di luar negeri maupun di dalam negeri (Vembrito, 1985). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2011) menyatakan bahwa modul multimedia pengelolaan sampah berwawasan sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dapat meningkatkan ke-mampuan kognitif, sikap, dan perilaku siswa. Utomo (2012) juga mengemukakan berdasarkan hasil penelitiannya, bahwa modul memfasilitasi mahasiswa untuk belajar mandiri dan mengembangkan seluas-luasnya kreativitas dan potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan antara lain: (1) dapat meningkatkan secara maksimal kegiatan belajar peserta didik dan kegiatan mengajar guru, (2) peserta didik lebih aktif dalam proses belajar karena menghadapi 1108

5 sejumlah masalah atau kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan, (3) memberikan balikan yang banyak dan segera sehingga peserta didik dapat mengetahui taraf hasil belajarnya, (4) usaha peserta didik terarah kerena modul mengandung tujuan yang jelas, (5) peserta didik dapat belajar tanpa terikat dengan guru, karena bahan pelajaran (materi) yang telah disiapkan dalam modul tersebut telah diatur (Nasution, 2000). Sistem Belajar Bermodul (SBB) telah dikembangkan dalam berbagai bentuk dengan berbagai nama pula, seperti Individualized Study System, Self-pased study course, dan Keller plan (Tjipto Utomo dan Kees Ruijter, 1990 dalam Santyasa,2009). Masing-masing bentuk tersebut menggunakan perencanaan kegiatan pembelajaran yang berbeda, yang pada pokoknya masing-masing mempunyai tujuan sama, yaitu: (1) memperpendek waktu yang diperlukan oleh peserta didik untuk menguasai tugas pembelajaran, (2) menyediakan waktu sebanyak yang diperlukan oleh peserta didik dalam batas-batas yang dimungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang teratur. Menurut Darmiatun (2013) untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu (1) Self Instruction, (2) Self Contained, (3) Berdiri Sendiri (Stand Alone), (4) Adaptif, dan (5) Bersahabat/akrab (User Friendly). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respons peserta didik SMK terhadap modul biologi pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share. Dengan adanya modul ini, diharapkan (1) respons peserta didik untuk belajar biologi melalui modul positif, dan (2) tersedianya bahan ajar berupa modul biologi pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share. METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMK se kota Malang. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Diperoleh sampel peserta didik yaitu peserta didik SMKN 13, SMKN 11, dan SMKN 2. Data yang diperoleh dari penelitian ini, dilaporkan secara deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Virus Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Virus dapat dilihat pada Tabel 1, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut. Tabel 1. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Virus Perolehan No Aspek yang Dinilai Nilai Kategori Angka % 1 Kemenarikan gambar pada cover 2,85 71,14 2 Kelengkapan gambar pada cover 2,91 72,76 3 Kemudahan memahami kata pengantar 2,90 72,51 4 Kemudahan memahami daftar isi dan 2,93 73,

6 daftar gambar 5 Kemudahan memahami peta kedudukan modul 2,84 70,90 6 Kemudahan memahami petunjuk 2, penggunaan modul 7 Kemenarikan materi untuk dikaji 2, Kemenarikan pertanyaan dalam 2, penyajian materi modul 9 Pertanyaan membantu untuk mengerti 3, materi dalam modul 10 Kemudahan dalam memahami tata 2,89 72,14 bahasa dalam modul 11 Kemenarikan gambar dan tata letak (lay 3,00 75,00 out) dalam penjelasan konsep 12 Kemudahan memahami gambar-gambar 2,99 74,63 yang ada dalam penjelasan konsep 13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap 2,89 72,14 think 14 Kemudahan menjawab pertanyaan 2,91 72,64 dalam kegiatan tahap think 15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap 2,92 73,01 pair 16 Kemudahan menjawab pertanyaan 2,84 71,02 dalam kegiatan tahap pair 17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap 2,90 72,51 share 18 Kemudahan menjawab pertanyaan 2,88 71,89 dalam kegiatan tahap share 19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan 2,93 73,13 tujuan 20 Kemudahan membuat rangkuman 2,89 72,14 21 Kemudahan menjawab pertanyaan 2,84 70,90 dalam evaluasi 22 Kemudahan menggunakan kunci 2,92 73,01 jawaban 23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,77 69,15 24 Kejelasan daftar pustaka 3,00 75,12 Rata-rata 2,91 72,64 Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover, kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam 1110

7 penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,91 atau 72,64% yang artinya modul materi Virus layak dipergunakan sebagai bahan ajar. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Archaeobacteria dan Eubacteria Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Archaeobacteria dan Eubacteria dapat dilihat pada Tabel 2, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut. Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover, kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,93 atau 73,24% yang artinya modul Archaeobacteria dan Eubacteria layak dipergunakan sebagai bahan ajar. Tabel 2. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Archaeobacteria dan Eubacteria No Aspek yang Dinilai Perolehan Nilai Angka % Kategori 1 Kemenarikan gambar pada cover 2,91 72,76 2 Kelengkapan gambar pada cover 2,95 73,76 3 Kemudahan memahami kata pengantar 2,97 74,25 4 Kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar 3,00 75,00 5 Kemudahan memahami peta kedudukan modul 2,84 70,

8 6 Kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul 2,92 72,89 7 Kemenarikan materi untuk dikaji 2,98 74,38 8 Kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul 2,97 74,13 9 Pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul 2,97 74,13 10 Kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul 2, Kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep 3,06 76,49 12 Kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep 2,97 74,13 13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap think 2,86 71,39 14 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think 2,96 74,00 15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap pair 2,92 72,89 16 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair 2,82 70,52 17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap share 2,92 73,01 18 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share 2,90 72,51 19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan 2,98 74,50 20 Kemudahan membuat rangkuman 2,88 72,01 21 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi 2,84 70,90 22 Kemudahan menggunakan kunci jawaban 2,98 74,50 23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,80 70,02 24 Kejelasan daftar pustaka 3,06 76,62 Rata-rata 2,93 73,24 Respons Peserta Didik terhadap Modul Materi Jamur Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Jamur dapat dilihat pada Tabel 3, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut. Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover, kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam 1112

9 penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,95 atau 73,65% yang artinya modul materi Jamur layak dipergunakan sebagai bahan ajar. Tabel 3. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Jamur Perolehan No Aspek yang Dinilai Nilai Kategori Angka % 1 Kemenarikan gambar pada cover 2,97 74,25 2 Kelengkapan gambar pada cover 2,99 74,63 3 Kemudahan memahami kata pengantar 2,96 74,00 4 Kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar 2,99 74,63 5 Kemudahan memahami peta kedudukan modul 2,88 72,01 6 Kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul 2,96 73,88 7 Kemenarikan materi untuk dikaji 3,07 76,74 8 Kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul 2,99 74,75 9 Pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul 2,94 73,38 10 Kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul 2,90 72,51 11 Kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep 3,06 76,49 12 Kemudahan memahami gambar-gambar 3,00 74,88 yang ada dalam penjelasan konsep 13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap think 2,90 72,51 14 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think 2,96 73,88 15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap pair 2,94 73,

10 16 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair 2,84 70,90 17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap share 2,91 72,64 18 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share 2,91 72,76 19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan 2,97 74,13 20 Kemudahan membuat rangkuman 2,94 73,38 21 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi 2,82 70,40 22 Kemudahan menggunakan kunci jawaban 3,01 75,25 23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,81 70,15 24 Kejelasan daftar pustaka 3,04 76,00 Rata-rata 2,95 73,65 Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Enzym Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Enzym dapat dilihat pada Tabel 4, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut. Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover, kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,97 atau 74,30% yang artinya modul materi Enzym layak dipergunakan sebagai bahan ajar. Tabel 4. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Enzym No Aspek yang Dinilai Perolehan Nilai Angka % Kategori 1 Kemenarikan gambar pada cover 3,06 76,62 2 Kelengkapan gambar pada cover 3,00 74,88 3 Kemudahan memahami kata pengantar 3,01 75,

11 4 Kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar 3,04 76,00 5 Kemudahan memahami peta kedudukan modul 2,97 74,25 6 Kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul 2,97 74,25 7 Kemenarikan materi untuk dikaji 3,04 76,00 8 Kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul 3,02 75,62 9 Pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul 2,99 74,63 10 Kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul 2,90 72,51 11 Kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep 3,09 77,36 12 Kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep 3,07 76,87 13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap think 2,90 72,39 14 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think 3,00 74,88 15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap pair 2,91 72,64 16 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair 2,89 72,26 17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap share 2,91 72,76 18 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share 2,90 72,51 19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan 3,01 75,25 20 Kemudahan membuat rangkuman 2,94 73,38 21 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi 2,83 70,65 22 Kemudahan menggunakan kunci jawaban 3,01 75,25 23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,86 71,39 24 Kejelasan daftar pustaka 3,02 75,62 Rata-rata 2,97 74,30 Modul biologi berbasis think pair share yang digunakan peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai dengan sasaran peneliti untuk menyusun bahan ajar yang dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran biologi di jenjang SMK. Modul biologi berbasis think 1115

12 pair share yang telah disusun peneliti telah diorganisir menjadi urutan yang bermakna, bahan disajikan dalam bagian-bagian yang tergantung pada kedalaman dan kesulitannya, mengaitkan topik-topik suatu bidang studi dengan keseluruhan isi bidang studi, sehingga isi yang disajikan lebih bermakna dan menyebabkan peserta didik memiliki ingatan yang baik dan lebih tahan lama terhadap topik-topik yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Santyasa (2009) bahwa materi pembelajaran yang tepat untuk disajikan dalam kegiatan pembelajaran ialah (1) relevan dengan sasaran pembelajaran, (2) tingkat kesukaran sesuai dengan taraf kemampuan peserta didik, (3) dapat memotivasi siswa, (4) mampu mengaktifkan pikiran dan kegiatan peserta didik, (5) sesuai dengan prosedur pengajaran yang ditentukan, dan (6) sesuai dengan media pengajaran yang tersedia. Berdasarkan hasil respons peserta didik maka lima kriteria dalam pengembangan modul (Santyasa, 2009) telah terpenuhi yaitu (1) membantu peserta didik menyiapkan belajar mandiri, (2) memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang direspons secara maksimal, (3) memuat isi pembelajaran yang lengkap dan dapat memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik, (4) dapat memonitor kegiatan belajar eserta didik, (5) dapat memberikan saran petunjuk serta informasi balikan tingkat kemajuan peserta didik. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa: (1) telah tersedia bahan ajar berupa modul biologi materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share.dan (2) respons peserta didik SMK se kota Malang terhadap modul biologi pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share adalah positif Saran Saran yang dapat dikemukakan pada kesempatan ini, utamanya berdasarkan hasil penelitian yaitu modul biologi materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share perlu digunakan sebagai salah satu bahan ajar biologi bagi peserta didik SMK. DAFTAR PUSTAKA Chotimah, H Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran Think Pair Share pada Peserta Didik Kelas X-6 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Penelitian Tindakan Kelas. Tidak diterbitkan. Chotimah, H Refleksi Implementasi Kurikulum 2013 dan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi SMK se Kota Malang. Makalah disampaikan pada Seminar & Workshop Nasional Biologi/IPA dan Pembelajarannya di FMIPA Universitas Negeri Malang Tanggal 1 November Daryanto, Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru Mengajar. Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas, Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMTK. 1116

13 Dikbud Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.Dimyati dan Mujiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Haerullah, Ade Pengaruh Penerapan Strategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Metakognisi, Berpikir Kritis, dan Sikap Sosial Siswa SD Multi Etnis DiKota Ternate. Disertasi tidak diterbitkan Malang: PPS UM. Nasution, S Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bina Aksara. Santyasa, I.W Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Tanggal Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Setyowati, E Pengembangan Modul Multimedia Pengolahan Sampah Berwawasan Sains, Teknologi, dan Masyarakat sebagai upaya untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Peserta Didik. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM Malang. Siksen, S, The Online Project-based Learning Model Based on Student s Multiple Intelligence. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 3 No. 7; April 2013, (Online), ( diakses 7 Oktober Suyanik Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dengan Model TPS dan Strategi ARIAS terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM Malang. Utomo, A.P Pengembangan Modul Matakuliah Pengetahuan Lingkungandengan Pendekatan Problem Based learning Berbasis Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM Malang. Vembrito, St Pengantar Pengajaran Modul. Yogjakarta: Yayasan Pendidikan Paramita 1117

Husnul Chotimah SMKN 13 Malang

Husnul Chotimah SMKN 13 Malang STUDI AWAL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PAKET KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI MODUL BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Husnul Chotimah SMKN 13 Malang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN Pengembangan Modul Pembelajaran Interaktif (Khoirul Madi) 39 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN ENGINEERING DRAWING INTERACTIVE LEARNING MODULE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA Fina Citha Kasih 1, Tri Jalmo 2, Afif Bintoro 2 email: finacitha_kasih@yahoo.com HP: 081997562404 ABSTRAK The

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM Rizky Silvia * ), Rahmi ** ), Yulia Haryono** ) * )

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM Pengembangan Modul Pemesinan Bubut (M Daru S dan Paryanto) 381 PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM MACHINING LATHE MODULE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA MODUL INCREASED LEARNING ACTIVITY OF ACCOUNTING THROUGH LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SHARE ASSISTED

Lebih terperinci

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN EXPLICIT INSTRUCTION (EI) PADA SUB KONSEP SISTEM

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Fitri Rahmawati, MP. Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Fitri Rahmawati, MP Staf Pengajar Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Pengertian Modul Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang

Lebih terperinci

ABSTRAK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-KPR-2 SMKN 13 KOTA MALANG

ABSTRAK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-KPR-2 SMKN 13 KOTA MALANG ABSTRAK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-KPR-2 SMKN 13 KOTA MALANG Husnul Chotimah, Guru Biologi SMKN 13 Kota Malang E-mail: husnulchotimah.67@gmail.com

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 1 Bulan Januari Tahun 2017 Halaman: 105 112 STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul Pada bahasan ini akan dibahas antara lain: 1. Pengertian Salah satu bahan ajar yang dianjurkan untuk pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik adalah modul. Modul

Lebih terperinci

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING (PP) DIPADU PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X IPA 5 SMAN 7 MALANG Lutfi

Lebih terperinci

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang EFEKTIVITAS PENERAPAN MODUL MATERI ANALISIS ELEKTROKIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA KELAS XI SEMESTER 1 KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS SMKN 7 MALANG Iqma

Lebih terperinci

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta, Pengembangan Modul Pembelajaran... (Jodhi Pratama) 1 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK SEBAGAI BAHAN AJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIKKELAS X JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 3 WONOSARI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA M. Khoirudin Universitas Nahdlatul Ulama Lampung Email: irul_tpg13@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI Moh. Shofan 1 Cholis Sa dijah 2 Slamet 3 FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No 5 Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka batas antar negara. Persaingan hidup pun semakin ketat. Hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) merupakan kebutuhan sebagai tenaga kerja yang handal

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 147 151 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP Maria Theresa Andy Lusia, Alimufi Arief Jurusan

Lebih terperinci

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL MEMELIHARA STANDAR PENAMPILAN PRIBADI PADA MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN UNTUK SISWA SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO Dita Oktavia Yudhatami

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013 HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-2 MAN KOTA KEDIRI 3 PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG LEARNING OUTCOMES OF STUDENTS OF CLASS X-2

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 22-980 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-701 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS Rezeki Apriliana Puteri, M. Arifuddin Jamal, dan Mustika Wati Prodi Pend. Fisika FKIP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SCIENCE ENTREPRENEURSHIP BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SCIENCE ENTREPRENEURSHIP BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 29 Nomor 2 tahun 2012 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SCIENCE ENTREPRENEURSHIP BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA F. Putut Martin HB Jurusan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modul Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar.

Kata Kunci : Modul Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODUL PEMBELAJARAN AKUNTANSI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

Lebih terperinci

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer Lovy Herayanti dan Habibi Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031 ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI JAMUR UNTUK SISWA SMA KELAS X MIA OLEH: FITRIA DWITA A1C411031 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Rika Suryaningsih, Rina Widiana, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR 1 Musriadi 2 Rubiah 1&2 Dosen Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Serambi Mekkah

Lebih terperinci

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL Oleh Etik Khoirun Nisa NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK Rizky Kadhafi, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri Malang E-mail: rizkykadhafi90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sendiri memiliki kedudukan yang penting serta utama dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya bahasa berlaku sebagai alat komunikasi antara orang satu

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Yessy Yolanda, Pujiati, Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 10 MALANG PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN (s) DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 51 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAARAN AKUNTANSI KEUANGAN KOMPETENSI DASAR PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG Jaliyar* ), Lita Lovia ** ), Melisa** ) * ) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh Leni Marlina * ), Villia Anggraini ** ), Mulia Suryani** ) * ) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Oleh: Dwi Rahdiyanta *) TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Oleh: Dwi Rahdiyanta *) A. Pendahuluan Menjawab tantangan pengembangan pendidikan menengah kejuruan sebagaimana yang termuat dalam Rencana Strategis Tahun 2004-2009, Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan sains dan teknologi dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang

Lebih terperinci

Key words : Think Pair Share, Picture Media, Result of Studying

Key words : Think Pair Share, Picture Media, Result of Studying PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PHAIR SHARE DIERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 PADANG Gusti Yunda Rinjani 1, Mulyati 2, Novi 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI Oleh Nurhayati * ), Villia Anggraini ** ), Mulia Suryani** ) * )

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd. BAHAN AJAR MODUL Irnin Agustina D.A., M.Pd. 1. definisi modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (depdiknas)

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Fauziah Kartika 1, Caswita 2, M. Coesamin 2 fauziahkartika@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister 1 Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Biologi (Sub Materi Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi

Lebih terperinci

Hj. Zaenab Guru SMKN 1 Pallangga, kab. Gowa. Abstrak

Hj. Zaenab Guru SMKN 1 Pallangga, kab. Gowa. Abstrak 27 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PERSIAPAN GRAFIKA 3 MELALUI PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP SETTING KOOPERATIF TIPE STAD DI SMK NEGERI 1 PALLANGGA KABUPATEN GOWA Hj. Zaenab Guru SMKN 1

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 4 (1) (2015) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej IMPLEMENTASI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBASIS PROBLEM POSING (PP) PADA PEMBELAJARAN FLUIDA DINAMIS U.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS Amelia Susantika 1, Tina Yunarti 2, Pentatito Gunowibowo 2 Amelia_Susantika@ymail.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN:

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN JIGSAW TERINTEGRASI PBL (PROBLEM BASED LEARNING) BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA. PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA Oleh: 1 Sefreni Yulriska, 2 Sudirman, 3 RRP. Megahati 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: ,

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: , PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA Fitri Nuryanah 1 *, Rini Rita T. Marpaung 1, Berti Yolida 1 1 Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Lampung *Corresponding author,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI PROGRAM LINEAR SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE JIGSAW Cucu Komaryani

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : KISTANTIA ELOK MUMPUNI K4308007 JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA (1) Yeda Espita (1), Abdurrahman (2), Viyanti (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila yeda.espita@gmail.com (2)

Lebih terperinci

Edu Elektrika Journal

Edu Elektrika Journal Edu Elektrika 3 (1) (2014) Edu Elektrika Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduel EFEKTIVITAS JOBSHEET PADA MATA DIKLAT INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Hendrasti Kartika Putri, 2) Indrawati, 2) I Ketut Mahardika 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BIREUEN. Muthmainna 1, Juliana 2

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BIREUEN. Muthmainna 1, Juliana 2 22-26 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BIREUEN Muthmainna 1, Juliana 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Universitas

Lebih terperinci

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Pengembangan Berbasis Contextual Teaching and Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Zulis Shoidah, Fida Rachmadiarti, Winarsih Jurusan Biologi FMIPA UNESA Jalan Ketintang Gedung C Lt.2 Surabaya 6021, Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. No., Mei 6, 6- PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) YANG BERORIENTASI PADA KURIKULUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PERBEDAAN PEMBERIAN MODUL PEMBELAJARAN DAN BUKU PAKET IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh : Awalia Ratu, Budi Koestoro, Eddy Purnomo FKIP Unila,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN Artikel Ilmiah YASSIR RUFADILLA NIM. 11010217 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF J. Pijar MIPA, Vol. III, No.1, Maret 2008 : 11-16. ISSN 1907-1744 IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Hikmawati

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 PENGARUH BAHAN

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI MANAJEMEN DAN KEUANGAN

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI MANAJEMEN DAN KEUANGAN https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpeka JPEKA JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI MANAJEMEN DAN KEUANGAN Vol. 1 No. 1 Mei 2017 Hal. 44 53 Pengembangan Modul pada Kompetensi Dasar Dokumen Kelas XI Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

JURNAL FEBRINA AULIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

JURNAL FEBRINA AULIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Hani Ervina Pansa 1, Haninda Bharata 2, M.Coesamin 2 hani.pansa@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar... 1 Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Energi Panas dan Bunyi Melalui Penerapan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV B MI Muhammadiyah Sidorejo Tahun Pelajaran 2013/2014 (Increased interest

Lebih terperinci

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

PERCEPTIONS OF STUDENTS ON THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO BIOLOGY LEARNING X SMA CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 12 PEKANBARU

PERCEPTIONS OF STUDENTS ON THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO BIOLOGY LEARNING X SMA CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 12 PEKANBARU 1 PERCEPTIONS OF STUDENTS ON THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO BIOLOGY LEARNING X SMA CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 12 PEKANBARU Syilviera Dwi Kurnia, Dra.Mariani Natalina.L.,M.Pd 2, Arnentis, M.Si

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA Pengaruh Media Pembelajaran ( Alfi Nurnaini ) 1 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA Oleh alfi nurnaini universitas negeri yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP Adesnayanti K. Duha 1), Yerizon 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Adesnaduha@yahoo.co.id 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP Abstract

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL

Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MAHASISWA BARU PRODI FARMASI 2015/2016 UMN AL-WASHLIYAH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MAHASISWA BARU PRODI FARMASI 2015/2016 UMN AL-WASHLIYAH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MAHASISWA BARU PRODI FARMASI 2015/2016 UMN AL-WASHLIYAH 1) Ricky Andi Syahputra, 2) Anny Sartika Daulay, 3) Ridwanto 1,2,3) Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN Muhammad Rifa i 1), Riyadi 2), Matsuri ). PGDS FKIP Universitas

Lebih terperinci

Husnul Chotimah Guru Biologi SMA LAB UM

Husnul Chotimah Guru Biologi SMA LAB UM PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA KONSEP PLANTAE DENGAN PEMANFAATAN KEBUN RAYA PURWODADI BAGI PESERTA DIDIK KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Husnul Chotimah Guru Biologi SMA LAB UM

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014 Volume No 1 Tahun 201 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume No 2 Tahun 201 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Agatra Prima 1, Susanah 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 METRO SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Laela Ngasarotur

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Putri Agustina 1 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA M. Minan Chusni 1), Astuti Mahardika 2) dan Dhuta Sukmarani

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF RECIPROCAL TEACHING (RT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA IKIP BUDI UTOMO MALANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF RECIPROCAL TEACHING (RT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA IKIP BUDI UTOMO MALANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF RECIPROCAL TEACHING (RT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA IKIP BUDI UTOMO MALANG Dwi Candra Setiawan 1* Pendidikan Biologi, Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci