BAB I PENDAHULUAN. memasarkan potensi daerah yang dimilikinya baik secara regional, nasional
|
|
- Yuliana Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berbagai kota atau kabupaten di Indonesia saat ini sedang berlomba dalam memasarkan potensi daerah yang dimilikinya baik secara regional, nasional maupun internasional. Salah satu potensi daerah yang giat dipasarkan oleh pemerintah kabupaten/kota adalah potensi pariwisata, karena berkembangnya sektor pariwisata di suatu daerah akan memberikan multiplier effect ke sektor lain yang akan mendukung terhadap kemajuan suatu kabupaten/kota. Salah satu multiplier effect yang ditimbulkan dengan adanya kemajuan suatu potensi daerah khususnya di sektor pariwisata adalah berkembangnya industri makanan khas / buah tangan dari daerah tersebut. Hal ini disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang mengunjungi suatu objek wisata tertentu, memungkinkan tertarik juga untuk membeli makanan khas atau buah tangan dari dari daerah tempat objek wisata itu berada. Sebagai contoh: wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Bandung, mereka cenderung menginginkan untuk membeli oleh-oleh makanan seperti Pisang Bollen dari Kartika Sari atau Brownies Kukus dari Amanda. Salah satu daerah di propinsi Jawa Barat yang memiliki potensi wisata yang cukup terkenal adalah kabupaten Garut, yang terletak sekitar 63 kilometer dari 1
2 Bandung. Kabupaten Garut memiliki berbagai objek wisata seperti pemandian Cipanas, kawah Darajat, kawah Papandayan, Candi Cangkuang dll. Objek wisata tersebut kerap kali dikunjungi oleh para wisatawan dari daerah Jawa Barat ataupun dari propinsi lain, terlebih pada saat hari-hari libur. Berkembangnya sektor pariwisata di kabupaten Garut pun erat kaitannya dengan perkembangan industri makanan khas di daerah tersebut. Kabupaten Garut pun tidak hanya terkenal dengan objek wisatanya, akan tetapi terkenal juga dengan makanan khasnya, yaitu dodol. Aneka jenis dodol yang diproduksi oleh berbagai pengusaha mulai dari kelas home industry sampai kelas perseroan terbatas dipasarkan di daerah Garut sampai ke beberapa kota besar di Indonesia. Salah satu perusahaan yang memproduksi dodol Garut adalah PT. Herlinah Cipta Pratama dengan mengeluarkan merek dagang dodol PICNIC. Hasil produksi dari perusahaan tersebut berupa berbagai jenis dodol dengan kemasan yang beraneka ragam. Perusahaan tersebut sudah berdiri lebih dari empat puluh tahun (sejak tahun 1956) dengan saluran distribusi tidak terbatas di kabupaten Garut, melainkan didistribusikan ke berbagai kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Yogyakarta, dll. Perkembangan usaha makanan khas dari kabupaten Garut tidak hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi dodol, akan tetapi terjadi pula pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi makanan buah tangan seperti : kerupuk kulit, ranginang, dorokdok, dll. Sebagian besar perusahaan yang memproduksi makanan-makanan tersebut masih tergolong ke dalam usaha mikro dan usaha kecil. 2
3 Pada tahun 2009, muncullah suatu perusahaan PT. Tama Coklat Indonesia dengan memproduksi makanan buah tangan yang memasukkan unsur inovasi baru ke dalam produknya, yaitu mengkombinasikan makanan dodol dengan coklat. Produk tersebut diberi merek Chocodot singkatan dari Chocolate with Dodol Garut. Visi dari pemilik Chocodot yaitu ingin menjadikan kabupaten Garut tidak hanya dikenal sebagai kota penghasil produk dodol, akan tetapi dikenal juga sebagai kota penghasil makanan dari kreasi coklat. Keberadaan produk Chocodot memiliki perbedaan yang cukup mencolok di kalangan industri makanan khas di kabupaten Garut, terutama dari aspek pemasarannya. Hal inilah yang menurut pandangan penulis produk Chocodot mengalami pertumbuhan usaha yang signifikan selama dua tahun terakhir. Hal ini tercermin dari penelitian awal terhadap beberapa toko buah tangan yang menjual produk dari PT. Herlinah Cipta Pratama dan PT. Tama Coklat Indonesia. Tabel 1.1 Perbandingan Penjualan Rata-rata Per- Bulan NO NAMA TOKO PRODUK PICNIC PRODUK Chocodot 1 Aji Rasa Rp Rp Cipta Rasa Rp Rp Pusaka 1 Rp Rp Sumber Rejeki Rp Rp Kaya Rasa Rp Rp Ganda Rasa Rp Rp Boga Rasa Rp Rp Rp Rp Lingga Rasa Rp Rp Sumber: Data Lapangan, Februari
4 Berdasarkan tabel tersebut yang diperoleh dari penjualan di beberapa outlet oleh-oleh di Garut bisa dinilai bahwa perkembangan penjualan produk Chocodot dari PT. Tama Coklat Indonesia yang baru berdiri tiga tahun (sejak 2009), telah mampu mengimbangi volume penjualan produk dodol PICNIC dari PT. Herlinah Cipta Pratama Garut yang sudah berdiri lebih dari empat puluh tahun (sejak 1956). Hasil penjualan yang telah dicapai oleh PT. Tama Coklat Indonesia tersebut merupakan indikasi sebagai dampak dari aktivitas pemasaran yang telah dilakukan oleh pemiliknya. Adapun beberapa aktivitas pemasaran yang telah dilakukan oleh PT. Tama Coklat Indonesia terdiri dari: 1. Menggabungkan makanan dodol dengan coklat dalam suatu produk. Hal inilah yang belum terpikirkan oleh pengusaha lainnya, terutama para pengusaha dodol yang masih terfokus kepada pembuatan produk dodol yang sudah biasa dipasarkan seperti dodol kacang, dodol buah, dodol ketan, dll. 2. Produk Chocodot sudah memperhatikan aspek atribut produk dalam proses pemasarannya. Hal ini tercermin dari perhatian Chocodot dalam pelabelan, merek, sampai desain kemasan. Kemasan yang dibuat oleh Chocodot memiliki nilai tambah, yaitu dengan memasukkan gambar-gambar objek wisata yang ada di kabupaten Garut, menunjukkan bahwa produk tersebut merupakan makanan oleh-oleh dari kabupaten Garut. Hal tersebut sangat berbeda dengan produk-produk yang dihasilkan oleh industri makanan oleholeh lainnya, yang cenderung hanya memfokuskan kepada produk saja dengan mengabaikan kemasan, merek serta atribut produk lainnya. 4
5 3. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Chocodot menunjukkan adanya suatu terobosan baru, yang mana tidak pernah dilakukan oleh para pengusaha makanan buah tangan lainnya di kabupaten Garut. Perusahaan Chocodot sudah melakukan upaya komunikasi pemasaran seperti: brand activation dengan membuat event pemilihan top model coklat, turut serta dalam sponsorship, mengikuti pameran di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, menjadi nara sumber di berbagai seminar di luar kabupaten Garut, serta sering menerima liputan acara dari berbagai stasiun televisi swasta di Indonesia seperti Trans TV dan Trans 7 serta liputan media cetak seperti majalah dan surat kabar nasional. Komunikasi pemasaran seperti inilah yang menjadikan nama Chocodot menjadi terkenal secara nasional, sehingga para wisatawan yang berasal dari luar kota, ketika mengunjungi objek wisata di Garut, para wisatawan tersebut banyak yang mencari outlet outlet yang menjual produk chocodot. Setelah perusahaan Chocodot berdiri, PT. Herlinah Cipta Pratama menilai perkembangan pemasaran Chocodot cenderung menggeser image kabupaten Garut sebagai kota dodol menjadi kota kreasi coklat. Hal ini dikarenakan sejak berdirinya, perusahaan Chocodot senantiasa membuat program komunikasi pemasaran yang memborbardir media lokal dan nasional dengan memasukkan pesan komunikasi bahwa Chocodot sebagai makanan buah tangan dari Garut dan menyatakan bahwa Chocodot merupakan coklat isi dodol pertama di dunia. Sementara itu, sebelum kemunculan PT. Tama Coklat Indonesia, aktivitas yang berkaitan dengan aspek pemasaran PT. Herlinah Cipta Pratama dalam 5
6 memasarkan produk dodol sebagai komoditi utamanya memiliki beberapa kelemahan diantaranya: 1. Produk dodol yang dihasilkan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama memiliki tingkat variasi yang rendah dari segi rasa dan kemasan sehingga terkesan monoton dari masa ke masa. 2. Ketersediaan produk dengan merek PICNIC yang diproduksi oleh PT. Herlinah Cipta Pratama tersebar luas di berbagai kota selain Garut seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dll., serta pasar ritel modern seperti Carrefour dan Indomart. Hal ini menyebabkan keberadaan produk tersebut tidak lagi menjadi suatu hal yang unik dari sebuah kota yang dikunjungi para wisatawan karena produk dodol PICNIC bisa dibeli di mana saja dan kapan saja. 3. Bentuk komunikasi pemasaran lokal maupun regional yang dilakukan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama tidak dilakukan secara terpadu (konservatif), bahkan bentuk komunikasi pemasaran berupa pemeliharaan atau pemberian insentif bagi saluran pemasaran (distributor) pun tidak dikelola secara baik. Komunikasi pemasaran yang kerap dilakukan lebih cenderung berfokus kepada bentuk sponsorship kepada event-event pemerintah yang menurut pengamatan penulis kurang berorientasi pasar. Aktivitas pemasaran yang selama ini dilakukan PT. Herlinah Cipta Pratama pun sejak kemunculan PT. Tama Coklat Indonesia kini menjadi terbalik. Hal tersebut ditandai dengan sikap yang cenderung responsif terhadap kondisi persaingan di industri makanan oleh-oleh di Kabupaten Garut. Salah satu respon 6
7 yang dilakukan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama dalam melakukan perlawanan terhadap pesaing PT. Tama Coklat Indonesia diantaranya dengan melakukan strategi me too melalui kebijakan perluasan merek (brand extension). Hal ini dilakukan melalui pembuatan produk yang serupa dengan beberapa produk yang dikeluarkan oleh PT. Tama Coklat Indonesia. Sebagai contoh, apabila PT. Tama Coklat Indonesia telah melahirkan produk dengan merek Chocodot, maka PT. Herlinah Cipta Pratama mengikutinya dengan mengeluarkan produk coklat dodol dengan merek Choco.Dol dengan mengusung nama besar dari merek PICNIC dalam kemasannya. Selain itu, ketika PT. Tama Coklat Indonesia telah melahirkan produk Brownies Dodol (Brodol), maka diikuti pula oleh PT. Herlinah Cipta Pratama dengan mengeluarkan produk Dodol Brownies dengan tambahan pelabelan merek PICNIC dalam kemasannya. Meskipun PT. Herlinah Cipta Pratama telah melakukan strategi tersebut, berdasarkan penelusuran awal terhadap volume penjualan dari produk me too tersebut kurang memberikan hasil yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan antara penjualan produk Chocodot dengan Choco.Dol yang diperoleh dari beberapa toko oleh-oleh di Kabupaten Garut. 7
8 Tabel 1.2 Perbandingan Penjualan Produk Chocodot dengan Choco.Dol NO NAMA TOKO Chocodot Choco.Dol 1 Aji Rasa Rp Penjualan Jauh lebih kecil 2 Cipta Rasa Rp Berhenti Menjual 3 Pusaka 1 Rp Berhenti Menjual 4 Sumber Rejeki Rp Berhenti Menjual 5 Kaya Rasa Rp Berhenti Menjual 6 Ganda Rasa Rp Tidak Menjual 7 Boga Rasa Rp Berhenti Menjual 8 99 Rp Berhenti Menjual 9 Lingga Rasa Rp Berhenti Menjual Sumber: Data Lapangan, Februari 2013 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa pada saat awal kemunculan produk me too dengan merek Choco.Dol rata-rata penjualan di toko oleh-oleh tersebut antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 per bulan. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya permintaan konsumen terhadap produk Choco.Dol tersebut mengalami penurunan padahal secara kualitas rasa dan kemasan bisa dikatakan memiliki keunggulan di atas merek Chocodot, Akhirnya para distributor tersebut berhenti menjual untuk merek Choco.Dol tersebut karena kurang peminatnya. Berdasarkan fenomena tersebut, perlu dilakukan suatu kajian yang komprehensif mengenai penyebab keberhasilan atau ketidakberhasilan dari kedua merek tersebut sehingga bisa dijadikan sebagai fokus keunggulan bersaing di bidang pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk formulasi strategi pemasaran di masa mendatang serta upaya mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan usaha masing-masing yang sama-sama bergerak di bidang industri makanan khas di Kabupaten Garut. 8
9 Maka dari itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Strategi Pemasaran Produk Coklat Isi Dodol di Kabupaten Garut (Studi Kasus pada Persaingan antara Produk Merek Chocodot dengan Choco.Dol) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keberhasilan produk merek Chocodot ditinjau dari strategi pemasaran yang telah dilakukan serta dari struktur dan perilaku pasar makanan khas di kabupaten Garut. 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ketidakberhasilan produk merek Choco.Dol ditinjau dari strategi pemasaran yang telah dilakukan serta dari struktur dan perilaku pasar makanan khas di kabupaten Garut. 3. Bagaimana keunggulan bersaing yang dimiliki PT. Tama Coklat Indonesia dan PT. Herlinah Cipta Pratama dalam menjalankan bisnis makanan khas di kabupaten Garut. 4. Bagaimana sebaiknya strategi pemasaran produk merek Chocodot yang dikeluarkan oleh PT. Tama Coklat Indonesia dan produk merek Choco.Dol yang dikeluarkan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama. 9
10 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan produk merek Chocodot ditinjau dari strategi pemasaran yang telah dilakukan serta dari struktur dan perilaku pasar makanan khas di kabupaten Garut. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan produk merek Choco.Dol ditinjau dari strategi pemasaran yang telah dilakukan serta dari struktur d pasar makan perilaku pasar makanan khas di kabupaten Garut. 3. Keunggulan bersaing yang dimiliki PT. Tama Coklat Indonesia dan PT. Herlinah Cipta Pratama dalam menjalankan bisnis makanan khas di kabupaten Garut. 4. Strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan untuk produk merek Chocodot yang dikeluarkan oleh PT. Tama Coklat Indonesia dan produk merek Choco.Dol yang dikeluarkan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis, diharapkan dapat memperluas keilmuan di bidang strategi pemasaran. 10
11 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi perusahaan sehingga menjadi pedoman dalam menyusun kerangka sumber keunggulan bersaing dan strategi pemasaran untuk mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan usaha PT. Herlinah Cipta Pratama Garut dan PT. Tama Coklat Indonesia. 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keberhasilan produk merek Chocodot ditinjau dari strategi pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terdiri pulau dan memiliki beragam suku di setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang terdiri 18110 pulau dan memiliki beragam suku di setiap pulaunya. Berbagai pulau dan daerah ini memiliki kekayaan alam dan seni
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK.. ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK.. ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.. iv v vi vii xi xiv xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Tama Cokelat, pertama didirikan di Yogyakarta dan usaha tersebut dimulai pada tahun 2007 bergerak di bidang Bakery dan Chocolate.
Lebih terperinciANALYSIS OF MARKET STRUCTUR, CONSUMER BEHAVIOR AND DISTRIBUTION PATTERN OF SPECIALTY FOOD PRODUCT FROM GARUT TOWN
ANALYSIS OF MARKET STRUCTUR, CONSUMER BEHAVIOR AND DISTRIBUTION PATTERN OF SPECIALTY FOOD PRODUCT FROM GARUT TOWN Cecep Safa atul Barkah dan Sam un Jaja Raharja Department of Business Administration Faculty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah kota strategis yang terletak diujung timur pantai utara Jawa Barat, faktor tersebut membuat kota ini berkembang menjadi sebuah kota yang maju. Kemajuan
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia pariwisata di Indonesia pada saat ini sudah maju dan berkembang dengan baik, karena ditunjang oleh berbagai komponen yang saling bekerja sama. Oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Struktur dan Perilaku Pasar Makanan Khas di Kabupaten
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Struktur dan Perilaku Pasar Makanan Khas di Kabupaten Garut Pembahasan mengenai struktur pasar lebih menekankan kepada pihakpihak atau lembaga mana saja yang terlibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Propinsi Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki beragam keunikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Propinsi Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki beragam keunikan yang membedakan antara satu daerah dengan daerah yang lain. Keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai sektor. Sektorsektor ekonomi di Indonesia terbagi atas sembilan sektor, salah satu diantaranya adalah sektor perdagangan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan, terlebih dengan adanya globalisasi yang menimbulkan pergeseran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dilingkungan bergejolak dan dinamis tersebut, sudah saat perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha dewasa ini menghadapi lingkungan persaingan yang kompleks dan bergejolak. Dalam lingkungan seperti ini pelanggan atau konsumen sangat menuntut
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di suatu daerah, utamanya masyarakat di sekitar daya tarik wisata (Alma,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan industri makanan dan minuman yang semakin pesat di Indonesia, khususnya di Jawa Barat dan Jabodetabek memungkinkan banyaknya pelaku Usaha Mikro Kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia terbagi menjadi 3 bagian yaitu sandang, pangan dan papan. Manusia memiliki kebutuhan akan pangan yang terdiri dari makanan dan minuman, semata-mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Segala hal yang ada dibuat sedemikian praktis agar dapat menghemat banyak waktu. Seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut untuk semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya sumberdaya alam dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya sumberdaya alam dan mempunyai ketersediaan lahan yang luas untuk menunjang kegiatan pertanian. Sektor pertanian merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dampak dari krisis yang berkepanjangan ini bisa terlihat salah satunya pada pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat di antara para produsen. Hal ini menyebabkan para produsen semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat menimbulkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan yang terbaik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan promosi mempunyai peranan yang cukup penting dalam industri modern dan merupakan karakteristik dari negara maju maupun negara yang tengah berkembang. Hal tersebut
Lebih terperinciRebranding Sale Pisang dan Gula Kelapa untuk pasar yang lebih luas
Rebranding Sale Pisang dan Gula Kelapa untuk pasar yang lebih luas OVOP (One Village One Product) Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah mencanangkan program OVOP atau yang lebih dikenal
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan baik domestik, maupun internasional. Banyaknya tempat wisata dan hiburan yang ditawarkan kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jakarta adalah ibukota dan pusat kebudayaan, yang berlatar belakang berbagai macam adat dan kebudayaan dengan nilai eksotis tinggi. Kota Jakarta memiliki peninggalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Menurut UU No.10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era pemasaran moderen saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Fungsi tersebut dapat dilihat dari segi sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kecil merupakan salah satu sektor yang mempunyai fungsi penting bagi perekonomian Indonesia. Fungsi tersebut dapat dilihat dari segi sosial, ekonomi, dan politis.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri
BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri besar maupun kecil. Pemasaran bertujuan untuk mempromosikan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 6 : Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengolahan dan analisis data, diperoleh elemen-elemen ekuitas merek dari produk coklat krunch Pangkey yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keripik pisang Aneka Yen Yen berdiri sejak tahun 1988, dengan produksi awal berupa Kopi, Sambal dan Keripik Pisang. Seiring berkembangnya, usaha home industry
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN
1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Penjualan dodol di Jawa Barat (Dinas perindustrian, 2014) Year. 1 Anugrah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah atau biasa disebut UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil merupakan salah satu sektor keberhasilan yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil merupakan salah satu sektor keberhasilan yang penting dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Keberadaan usaha kecil dan kegiatan pemasarannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. bahwa kondisi wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia, yang mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia, yang mempunyai beraneka ragam budaya dan seni tradisional. Ciri khas inilah yang selalu menjadi daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari semakin maju, hal ini dikarenakan mutu dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri memiliki tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidangan. Perubahan gaya hidup masyarakat juga telah terjadi, mereka makan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kota Bandung telah menjadi salah satu tempat favorit destinasi pariwisata. Salah satu jenis wisata yang sekarang sedang mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam perkembangan modern pada hakekatnya merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dan memberikan hiburan jasmani ataupun rohani dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis sekarang di era Ekonomi Global sangat ketat. Hal ini terjadi dikarenakan negara-negara didunia tidak lagi menerapkan aturan yang memberatkan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan kualitas produk menjadi keharusan yang harus diperkenalkan kepada konsumen. Pentingnya kualitas produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota besar sudah menjadi bagian dari kehidupan dan gaya hidup masyarakat perkotaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia tanpa terkecuali sehingga peran makanan sangat besar bagi kehidupan manusia itu sendiri. Terdapat berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada saja tren-tren baru yang dilahirkan di kota ini, ditambah dengan pertumbuhan industri bakery,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan agribisnis yang dicanangkan pemerintah saat ini ditujukan dalam rangka untuk menempatkan sektor pertanian dengan wawasan agribisnis sebagai motor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perdagangan bebas saat ini yang sedang berkembang menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang menawarkan
Lebih terperinciAPPENDIX A: Preliminary Survey
APPENDIX A: Preliminary Survey SURVEI PENDAHULUAN TUGAS AKHIR DEPARTEMEN REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM Gedung C Lt. 3 C300 Jl. Telekomunikasi No.1 Dayeuhkolot Bandung 40257 No Kuesioner: Yth. Sdr/I
Lebih terperinci(Studi pada produk air minum dalam kemasan merek Cleo dari Indomaret) Skripsi. Disusun Oleh : WINDU AJI PUTRA NIM :
PENGARUH ECONOMIC/UTILITARIAN BENEFITS, HEDONIC/ PSYCHOSOCIAL BENEFITS DAN COST TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK STORE BRAND DAN NATIONAL BRAND (Studi pada produk air minum dalam kemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan dipasarkan. Dalam era teknologi informasi, keberhasilan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi dan kreativitas terhadap produk yang akan dipasarkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, menyebabkan timbulnya berbagai macam usaha bisnis yang tentunya mempunyai tujuan untuk memberikan produk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpotensi bidang pariwisata pantai adalah Pantai Liang. Di Indonesia terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Terdapat banyak pantai yang berpotensi dalam bidang pariwisata, dan salah satu pantai di Indonesia Timur yang berada di kawasan pulau ambon yang berpotensi
Lebih terperinciBAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
32 BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keinginan dari manusia. Kebutuhan-kebutuhan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep yang mendasari pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan pokok, sekunder, ataupun tambahan. Kebutuhan pokok merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kata atmosphere, berasal dari bahasa Inggris yang berarti suasana. Secara umum, pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki keragaman baik tempat tujuan wisata alam, wisata budaya, wisata belanja maupun wisata kuliner yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri makanan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan perusahaan dalam usaha untuk menjual serta meningkatkan nilai perusahaan di mata konsumen terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan bagian dari pembangunan nasional suatu bangsa. Pariwisata mempunyai efek terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan kawasan dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang mengenai Otonomi Daerah, yakni Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menserasikan
Lebih terperinci2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pariwisata memberi peranan berarti terhadap keseluruhan kinerja perekonomian Indonesia, dalam hal pariwisata ini, Negara Indonesia memiliki potensi alam
Lebih terperinciPOTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR
POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR Oleh : AULIA LATIF L2D 002 389 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciOleh : Glory Melisa Mawikere
Kinerja Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Pengembangan Pariwisata Di Provinsi Sulawesi Utara ( Suatu Studi Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara ) Oleh : Glory Melisa Mawikere
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Konsep Komunikasi 3.1.1. Target market Target market adalah para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang sedang mencari informasi mengenai alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan muncul akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan pengaruh kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciPengaruh Harga, Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang
Pengaruh Harga, Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang Deddy Setiawan Dra. Sri Suryoko, M.Si Sari Listyorini, M.Sos, M.AB Jurusan Administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Indonesia mempunyai kekayaan pertanian yang berlimpah, baik jenis maupun macamnya. Salah satu hasil pertaniannya adalah buah-buahan. Komoditi hortikultura khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman yang mengarah pada globalisasi, kondisi ekonomi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan usaha ritel berskala besar (modern)
Lebih terperinci6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI
6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI 6.1 Model Pengembangan Agrowisata Mempertimbangkan berbagai hasil yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka model pengembangan agrowisata berbasis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pemasaran pada Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Pekalongan. 1. Konsep-konsep Pemasaran Warung Mikro BSM Pekalongan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pemasaran pada Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Pekalongan 1. Konsep-konsep Pemasaran Warung Mikro BSM Pekalongan Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep yang
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak sektor ini berkembang cepat. Niat beli penting bagi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari atribut produk terhadap keputusan pembelian ulang kecap ABC pada ibu rumah tangga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Garut merupakan kota yang memiliki udara yang sejuk, daerah perbukitan, dan dikelilingi oleh beberapa pegunungan dengan pemandangan yang indah. Sehingga pada jaman
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut Undang-Undang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan
Lebih terperinci2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Bukan sebuah nama asing yang baru didengar di kalangan masyarakat luar yang terkenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi lokal dalam kontek pengembangan wilayah dilakukan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan
Lebih terperinci(Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PROMOSI WISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK Dalam meningkatkan Kunjungan Wisata yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan bisnis dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus berkembang, terutama di kota-kota besar seperti Bandung. Sebagai kota besar yang terus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan
131 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi sektor yang tidak pernah habisnya, karena selain merupakan penghasil
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata merupakan salah satu cara untuk melepaskan diri dari rutinitas. Padatnya penduduk yang ada di perkotaan serta tingkat polusi baik udara maupun suara, membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kuliner Tanah Air bisa dibilang sedang mengalami kemajuan, baik soal rasa, varian, maupun gaungnya di dunia internasional. Generasi muda yang semakin kreatif
Lebih terperinci