PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT KHOIRUL UMMAH A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT KHOIRUL UMMAH A"

Transkripsi

1 PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT KHOIRUL UMMAH A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 RINGKASAN KHOIRUL UMMAH. Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan AGUS PURWITO. Kegiatan magang ini dilakukan untuk mempelajari kegiatan budidaya dan produksi bibit kentang sampai pemasaran, mengetahui serta membandingkan produktivitas pembibitan kentang di lapang, dan meningkatkan ketrampilan dalam budidaya maupun kemampuan manajerial. Kegiatan magang dilaksanakan mulai 12 Februari sampai 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Perbanyakan bibit kentang bersertifikat mengikuti pola satu generasi dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet melalui kultur jaringan. Planlet tanaman kentang ditanam dengan cara di stek dan dilakukan di rumah kaca (greenhouse). Hasil dari stek kentang yang ditanam akan menghasilkan umbi G0 (generasi vegetatif nol). Perbanyakan umbi G0 dilakukan di rumah ketat serangga (screenhouse) yang akan menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama). Bibit G1 diperbanyak di lapang dan menghasilkan bibit G2 (generasi vegetatif kedua). Bibit G2 diperbanyak akan menghasilkan bibit G3 (generasi vegetatif ketiga). Bibit G3 bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4 (generasi vegetatif keempat). Kegiatan pembibitan hanya sampai generasi keempat. Kentang G4 diperbanyak menghasilkan kentang konsumsi. Hasil pengamatan pada kegiatan panen pembibitan kentang untuk umbi G2, G3, dan G4 menunjukkan produktivitas paling tinggi untuk pembibitan kentang G2 yaitu kebun Ciarileu Blok 2 sebesar ton/ha. Produktivitas pembibitan kentang G3 di kebun Ciarileu Blok 2 sebesar ton/ha. Produktivitas paling tinggi pada pembibitan kentang G4 yaitu kebun Gambung Blok Panarikan 1 adalah sebesar ton/ha.

3 Kesimpulan kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan tentang budidaya tanaman kentang dan kemampuan manajerial. Keberhasilan produksi kentang didukung oleh manajemen yang tepat. Faktor yang menentukan produktivitas umbi kentang yaitu penerapan teknik budidaya yang tepat disamping syarat agroklimat.

4 PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Khoirul Ummah A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

5 Judul Nama NIM : PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT : KHOIRUL UMMAH : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. NIP Tanggal Lulus

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Demak, Jawa Tengah pada tanggal 3 Nopember Penulis merupakan anak ke dua dari dua bersaudara dari Bapak Abdul Choliq dan Ibu Mai Saroh. Tahun 1999 penulis lulus dari SD N 2 Demak, kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTP N 2 Demak. Selanjutnya penulis lulus dari SMU N 1 Demak pada tahun Tahun 2005 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Demak, menjadi panitia masa pengenalan departemen (MPD), dan menjadi panitia (Festival Tanaman) Festa.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. sebagai dosen pembimbing skripsi atas segala saran dan bimbingan dalam menyusun skripsi. 2. Dr. Dewi Sukma, SP., M.Si. dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS sebagai dosen penguji skripsi yang telah memberi saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS sebagai dosen pembimbing akademik atas bimbingan selama pelaksanaan kuliah. 4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah memberi ilmu dan staf Komisi Pendidikan atas informasi dan bantuan selama menjadi mahasiswa Agronomi dan Hortikultura. 5. Kedua orang tua Bapak Abdul Choliq dan Ibu Mai Saroh, dan kakak Muchammad Mutho' yang telah memberikan do'a dan semangat. 6. H. Moch. Adung sebagai pemilik perusahaan yang bersedia menerima penulis untuk melaksanakan magang di perusahaan Hikmah Farm. 7. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M. SSi, Ir. Ela Nurlaela, Ir. Bunyan Ismail atas bimbingan selama magang, dan seluruh staf Hikmah Farm yang bersedia membantu penulis dalam mendapatkan informasi. 8. Teman magang, Lia atas kerjasama dan dukungannya. 9. Emoth dan Dito atas kerjasama dan bantuannya. 10. Ratih, Malya, Sifat, Retna, Ryan, Rela dan seluruh teman-teman Agronomi dan Hortikultura 42 atas kebersamaannya.

8 11. Teman-teman Saung Nadia (Ecak, Fitri, Reny, dan Hilda). 12. Teman-teman Saung Ivon, M Uti, M indah, M bay, M Desi, Nyi Yasmin, M Dewi, M Ruri, Bena, Yuni, Eka, Dewi, Susi, Uni Ren, dan Tria. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Januari 2010 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang... 4 Syarat Tumbuh Kentang... 5 Sistem Sertifikasi Benih Kentang... 5 Produksi Bibit Kentang dan Pembibitan... 7 Budidaya Kentang... 8 METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data Analisis Data dan Informasi KEADAAN UMUM Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Sarana dan Prasarana Letak Geografi atau Letak wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah Luas Areal dan Tata Guna Lahan Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Produksi Bibit kentang Pembibitan Kentang G Pembibitan Kentang G Pembibitan Kentang G2, G3, dan G Pembukaan dan Persiapan Lahan Penanaman Pemeliharaan Tanaman Panen Pasca Panen Pemasaran Penanaman Umbi Kentang G Aspek Manajerial Asisten Mandor Asisten Kepala Kebun... 55

10 PEMBAHASAN Produksi Bibit Kentang Budidaya Pembibitan Kentang Pembibitan Kentang G Pembibitan Kentang G Pembibitan Kentang G Pembibitan Kentang G3 dan G Penanaman Umbi Kentang G Analisis Usaha Tani Kentang KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 75

11 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Lokasi dan Luas Lahan yang Dikelola Hikmah Farm Standar Toleransi Pemeriksaan Lapangan Sertifikasi Benih Kentang Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang Sertifikasi Benih Kentang Produksi Umbi Kentang G Pengkelasan Umbi Bibit G0 Berdasarkan Ukuran Produksi Umbi Kentang G Pengkelasan Umbi Bibit G1 Berdasarkan Ukuran Jenis dan Dosis Pupuk pada Kebun Hikmah Farm Jenis dan Fungsi Pestisida yang digunakan Hikmah Farm Produksi Umbi Kentang G Produksi Umbi Kentang G Produksi Umbi Kentang G Hasil Pemeriksaan Pembibitan Kentang G2 di Kebun Pasir Hayam Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G3 dan Kentang G Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G0 per 200 m Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G1 per 200 m Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G2 per hektar Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G3 per 200 m Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G4 per 200 m

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Struktur Organisasi Hikmah Farm Pola Perbanyakan Bibit Kentang Bagan Produksi Umbi Kentang G Planlet Hasil Kultur Jaringan yang akan Menghasilkan Benih G Pembibitan Kentang G0 di Greenhouse Rumah Ketat Serangga Screenhouse Untuk Penanaman Umbi Kentang G Lahan Pembibitan Kentang setelah Diolah Lahan yang telah di pupuk dengan Pupuk Kandang, Pupuk Kimia, dan Pupuk Hayati Bibit Kentang Siap Tanam Gerendel Alat untuk Membuat Jarak Tanam Alat Power Sprayer untuk Penyemprotan Pestisida Tanaman Terserang Penyakit Busuk Daun (Phytopthora infestans) Tanaman Terserang Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) Tanaman Terserang Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus Penyakit Kudis Lak pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan (Rhizoctonia solani) Penyakit Busuk Kering pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan (Fusarium spp) Kegiatan Pemanenan Kentang G Kemasan Penjualan Kentang Bibit Penjualan Kentang Bibit G2, G3, dan G4 pada Tahun Kemasan Kentang Konsumsi untuk Pasar Supermarket...53

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Luas Lahan, produksi, dan Produktivitas Kentang di Indonesia Tahun Data Curah Hujan Pangalengan Tahun Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan di Hikmah Farm Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Mandor di Hikmah Farm Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Kepala Kebun di Hikmah Farm Kriteria Kesuaian Lahan untuk Kentang Layout Lokasi Kebun Hikmah Farm Contoh Form untuk Produksi BiBit Kentang Bersertifikat Harga Kentang Bibit G0, G1, G2, G3, dan G Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Lion Superindo Tahun Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Makro Indonesia Tahun Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Yogya Toserba Tahun

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan masyarakat. Produk hortikultura memiliki peranan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas yang memegang peranan penting dan mendapat prioritas untuk dikembangkan serta mempunyai potensi untuk diversifikasi pangan. Menurut Samadi (2007) kentang merupakan sumber karbohidrat yang bermanfaat untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Selain berfungsi sebagai sayuran, kentang adalah bahan baku untuk industri olahan makanan misalnya kentang rebus, kentang goreng, dan keripik kentang. Oleh sebab itu produksi kentang perlu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Kentang adalah tanaman pangan utama keempat dunia, setelah gandum, jagung, dan padi. Produksi kentang di Indonesia telah berkembang dengan pesat dan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kentang terbesar di Asia Tenggara. Luas areal, hasil produksi, dan produktivitas kentang dari tahun ke tahun berfluktuasi (Lampiran 1). Menurut Astawan (2004) produksi kentang di Eropa rata-rata mencapai 25.5 ton per hektar, sedangkan produksi kentang di Indonesia masih lebih rendah. Berdasarkan Deptan (2008) produksi kentang di Indonesia rata-rata mencapai ton per hektar. Tingginya produksi kentang di Eropa terkait antara lain dengan pemakaian bibit yang berkualitas dan bersertifikat, teknik budidaya yang sesuai, penanganan pasca panen yang baik, serta iklim dan cuaca yang mendukung. Rendahnya produktivitas kentang rata-rata nasional dipengaruhi antara lain oleh masih terbatasnya penggunaan bibit kentang bermutu oleh petani. Sebagian besar petani menggunakan bibit umbi kentang dari generasi berikutnya, yaitu hasil panen yang dimanfaatkan sebagai bibit. Kondisi tersebut disebabkan oleh mahalnya harga bibit kentang bermutu, sementara harga kentang konsumsi relatif

15 2 rendah. Selain itu, bibit kentang belum cukup tersedia di lapangan pada waktu diperlukan oleh petani (Pitojo, 2004). Sampai saat ini jumlah pengusaha dan penangkar bibit kentang masih terbatas. Beberapa perusahaan, perguruan tinggi, dan instansi ada yang memproduksi bibit generasi vegetatif nol (G0), generasi vegetatif pertama (G1), dan generasi vegetatif kedua (G2). Terbatasnya jumlah penangkar benih kentang mengakibatkan kebutuhan benih kentang belum dapat tercukupi. Hal ini mengakibatkan budidaya kentang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sehingga produktivitas kentang semakin rendah. Penangkaran bibit kentang yang dilakukan di rumah kaca (greenhouse) maupun rumah ketat serangga (screenhouse) bertujuan untuk mencukupi kebutuhan bibit dengan kualitas dan standar mutu, seperti bibit G0 (generasi vegetatif nol) dan G1 (generasi vegetatif pertama). Menurut Prihmantoro dan Indriani (1998) fungsi dari greenhouse atau screenhouse diantaranya mencegah infeksi virus, mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit, menghindari terpaan angin kencang dan air hujan, serta mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Penangkaran bibit untuk mendapatkan bibit dalam jumlah banyak dilaksanakan pada areal yang lebih luas (lapang) yaitu penangkaran untuk mendapatkan bibit G2, G3, dan G4 (generasi vegetatif kedua, ketiga, dan keempat) yang dilakukan di lapang. Bibit kentang G0 diperoleh dari hasil stek mini dari kultur jaringan yang bebas virus, oleh sebab itu perlu diperbanyak untuk menghasilkan umbi G1. Bibit kentang G1 sebagai benih penjenis dibudidayakan untuk menghasilkan benih dasar yaitu kentang G2 yang akan ditanam di lapang untuk menghasilkan benih pokok (umbi G3), umbi G3 ini diperbanyak untuk menghasilkan benih sebar (umbi G4). Umbi kentang G4 didistribusikan ke petani untuk ditanam sebagai umbi kentang konsumsi. Penangkar yang diperbolehkan untuk melaksanakan penangkaran bibit adalah lembaga penelitian, universitas, dan Balai Benih Induk kentang yang telah mampu dan diberi kewenangan, dan perusahaan swasta yang telah terakreditasi kerena memenuhi persyaratan. Hikmah Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bibit kentang dan memiliki program untuk

16 3 mengembangkan produksi bibit kentang bersertifikat. Usaha tani bibit bersertifikat merupakan program unggulan Hikmah farm di masa mendatang dan sudah dilaksanakan (Prabowo, 2005). Tujuan 1. Mempelajari kegiatan budidaya dan produksi bibit kentang sampai pemasaran. 2. Mengetahui dan membandingkan produktivitas pembibitan kentang di lapang. 3. Memperluas wawasan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan dalam budidaya dan kemampuan manajerial.

17 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual dari umbinya. Kentang memiliki akar serabut dengan percabangan halus, agak dangkal, dan akar adventif yang menyebar. Tanaman yang tumbuh dari biji membentuk akar tunggang ramping dengan akar lateral yang banyak. Batang berada di atas permukaan tanah berdiri tegak, awalnya bulat dan akhirnya menjadi persegi serta bercabang jika pertumbuhannya sudah lanjut. Bentuk pertumbuhan tanaman berkisar dari kompak hingga menyebar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Menurut Samadi (2007) tanaman kentang berdaun rimbun dan terletak berselang-seling pada batang tanaman. Bentuk daun oval dengan ujung daun meruncing dan tulang-tulang daun menyirip. Warna bunga bervariasi, kuning atau ungu. Bunga tumbuh dari ketiak daun teratas. Jumlah bunga bergantung kultivar. Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji. Kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang tumbuh sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabut tumbuh ke arah samping. Sebagian batang kentang berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi kentang. Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan dari stolon dan diikuti dengan pembesaran stolon. Pitojo (2004) mengemukakan bahwa stolon muncul dari ruas batang paling bawah, berwarna putih dan tumbuh di dalam tanah mendatar ke arah samping dan membentuk umbi di bagian ujungnya. Kentang terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan warna umbinya, yaitu kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Kentang kuning yaitu kentang yang kulit dan dagingnya berwarna kuning. Kentang kultivar ini digunakan dalam industri makanan ataupun untuk konsumsi. Beberapa kultivar yang termasuk kentang kuning diantaranya Granola, Thung, Cipanas, Patrones, dan Cosima. Kentang putih memiliki kulit dan daging berwarna putih. Misalnya kultivar Marita, Radosa, dan Donata. Sedangkan kentang merah, kulit umbi berwarna

18 5 merah dan daging umbi berwarna kuning kemerahan. Misalnya kultivar Desiree, Red Pontiac, dan Arka (Novary, 1999). Syarat Tumbuh Kentang Menurut Martodireso dan Suryanto (2001) tanah yang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman kentang adalah tanah yang berdrainase baik, tekstur sedang, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Ketersediaan air tidak boleh kurang dari 50% kapasitas lapang. Kedalaman air tanah 15 cm dan derajat keasaman (ph) tanah yang dikehendaki adalah Tanah yang terlalu salin (banyak garam terlarut) dan tanah sodik (banyak kandungan Na) mengganggu pertumbuhan umbi. Tanah salin membuat akar sulit mengambil air tanah. Sedangkan tanah banyak kandungan Na menghalangi suplai air untuk tanaman. Penanaman disesuaikan dengan jenis tanaman sebelumnya. Penanaman kentang secara terus-menerus pada lahan yang sama perlu dihindari sebab dapat menularkan sumber penyakit tular tanah seperti nematoda sista kentang. Rotasi tanaman penting dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit (Ashari, 1995). Menurut Astawan (2004) untuk daerah tropis, lingkungan yang cocok untuk budidaya tanaman kentang adalah dataran tinggi dengan ketinggian meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan mm per tahun. Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang adalah pada suhu o C, serta kelembaban udara %. Data curah hujan Pangalengan tahun dapat dilihat pada Lampiran 2. Sistem Sertifikasi Benih Kentang Sertifikasi benih adalah pemberian sertifikat terhadap benih tanaman setelah melalui proses pemeriksaan, pengujian, dan telah memenuhi standar mutu benih untuk diedarkan. Menurut UU No. 12 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan UU No. 44 tentang Perbenihan Tanaman, benih yang akan diedarkan kepada pihak lain harus melalui sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Menteri Pertanian (Haluoleo, 2009).

19 6 Menurut Wattimena (2000) perbanyakan stek mikro dan stek mini dilakukan oleh Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) Lembang, umbi G0, G1, dan G2 oleh BBI (Balai Benih Induk) Pangalengan, Umbi G3 oleh BBU (Balai Benih Umum), dan G4 oleh penangkar benih PD. Mamin (Perusahaan Daerah Makanan dan Minuman) di Pangalengan bertindak sebagai BBU. Produksi G0 dan G1 dilakukan di dalam rumah ketat serangga sedangkan G2, G3, dan G4 dilakukan di kebun produksi. Evaluasi untuk sertifikasi hanya dilakukan untuk umbi G2, G3, dan G4. Sistem penangkar lain juga dapat memproduksi bibit apabila dapat menghasilkan bibit yang bersertifikat dan telah terakreditasi kerena memenuhi persyaratan. Pemeriksaan dilakukan terhadap benih yang akan diperbanyak di lahan dengan dua kali pemeriksaan tanaman (umur HST dan HST) dan pemeriksaan umbi setelah disortir. Pemeriksaan di lapang terutama mengenai kemurnian kultivar, penyakit virus kentang, layu bakteri (Ralstonia solanacearum), dan hawar daun (Phytopthora infestans). Pemeriksaan umbi dilakukan terhadap penyakit busuk coklat, busuk lunak, busuk kering, hawar daun, nematoda bintil akar, kemurnian kultivar, dan kerusakan mekanis. Bibit kentang yang telah lulus pemeriksaan akan diberikan sertifikat dan label oleh BPSBTPH. Benih kentang berlabel putih adalah benih kentang G2 yang merupakan benih dasar yang telah lulus pemeriksaan. Benih kentang berlabel ungu adalah benih kentang G3 yang merupakan benih pokok yang telah lulus pemeriksaan. Sedangkan benih kentang berlabel biru adalah benih kentang G4 yang merupakan benih sebar yang telah lulus pemeriksaan (Wattimena, 2000). Menurut Wirawan dan Wahyuni (2002) bibit bermutu dan bersertifikat mempunyai ciri-ciri bibit bersih dan terbebas dari hama dan penyakit serta kotoran seperti biji-biji dan kerikil, benih murni tidak tercampur dengan varietas lain, warna benih tidak kusam, bibit sehat, tidak keriput, ukuran normal dan seragam, kulit tidak terkelupas, dan memenuhi standar toleransi sertifikasi benih. Menurut Samadi (2007) dalam mempersiapkan bibit, perlu dilakukan seleksi dengan kriteria tertentu agar diperoleh bibit yang berkualitas baik. Bibit yang berkualitas baik akan dapat berproduksi tinggi dan memberikan keuntungan besar. Kriteria umbi yang baik antara lain (1) umbi berasal dari tanaman sehat,

20 7 yaitu tanaman yang tidak terserang hama dan penyakit, (2) umbi sudah berumur hari dan berukuran seragam, (3) umbi tidak cacat atau terserang hama dan penyakit, (4) umbi berukuran sedang dan memiliki 3-5 mata tunas, dan (5) berbobot gram. Produksi Bibit Kentang dan Pembibitan Bibit digunakan untuk menyebut benih yang telah berkecambah. Bibit diperoleh dari benih yang disemaikan dalam perkembangan generatif, sedangkan dalam perkembangbiakan vegetatif bibit diartikan sebagai tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi (Wirawan dan Wahyuni, 2002). Menurut Pitojo (2004) produksi umbi G0 diawali dengan penyediaan bahan tanam yang berupa tanaman kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu teknik untuk mengisolasi bagian tanaman kemudian menumbuhkannya pada media dalam kondisi aseptik di laboratorium sehingga bagian tanaman tersebut memperbanyak diri menjadi tanaman yang lengkap. Menurut Waluya (2009) planlet hasil kultur jaringan ditumbuhkan di dalam botol kultur hingga memiliki akar, batang, daun, dan tunas. Setelah tumbuh menjadi tanaman lengkap, planlet dicuci bersih dengan air yang sudah dimasak secara perlahan sampai semua agar-agar sudah tidak ada pada akar planlet, setelah itu planlet di rendam pada larutan Dithane/benlate 1 g/l + Agrept 1 g/l selama 10 menit, larutan tersebut berfungsi sebagai bakterisida dan fungisida. Kegiatan selanjutnya adalah aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pemindahan planlet dari lingkungan yang terkontrol (aseptik dan heterotrof) ke kondisi lingkungan tak terkendali, baik suhu, cahaya, dan kelembaban, serta tanaman harus dapat hidup dalam kondisi autotrof. Media yang dapat digunakan yaitu arang sekam yang sudah disterilkan kemudian dibasahi sampai jenuh dengan air steril. Lalu planlet ditanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat agar bibit tidak membusuk. BPTP (2008) menyatakan setelah aklimatisasi, tanaman kentang di stek bagian pucuk daunnya untuk bahan stek mini. Stek mini dilakukan dengan memotong 1-2 daun per tanaman. Stek mini ditanam di bak bedengan. Setelah berumur 3 minggu tanaman dapat di stek. Kemudian stek ditanam di bedengan dengan jarak tanam 5 cm x 10 cm. Media tanam yang digunakan adalah tanah

21 8 lapisan atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Setelah 3 minggu tanaman induk di stek kembali hingga 3 kali selama pertumbuhan. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 110 hari. Umbi hasil panen disortir dan disimpan di gudang penyimpanan. Setelah umbi bertunas, umbi ditanam di lapang untuk menghasilkan umbi G1. Pitojo (2004) mengemukakan penangkaran benih sumber generasi pertama dilakukan di rumah ketat serangga (screenhouse). Lahan yang digunakan untuk penangkaran benih diolah secara sempurna dan dilakukan sterilisasi tanah untuk memutus siklus fungi. Sterilisasi menggunakan fungisida Basamid dengan dosis 40 g/m 2. Tanah diaduk dan dicangkul kemudian ditutup dengan mulsa plastik. Sebelum penanaman, mulsa dibuka dan di atas bedengan ditabur insektisida Rhodocap 10 G dengan dosis 1 kg/100 m 2. Pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk kandang sebanyak 200 kg dan untuk pupuk organik terdiri dari 4 kg ZA, 6 kg TSP, dan 2 kg KCl untuk setiap 100 m 2 lahan. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 20 cm. Kegiatan pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan, penyiangan gulma, serta pembumbunan (Pitojo, 2004). Pengairan dilaksanakan seminggu sekali untuk menjaga kelembaban tanah. Kegiatan penyiangan dilakukan apabila rumput mulai terlihat tumbuh di areal penanaman. Pembumbunan dilakukan dua kali. Pembumbunan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan pembumbunan kedua dilaksanakan dua minggu berikutnya (Samadi, 2007). Kegiatan pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 90 HST. Kentang yang dihasilkan merupakan bibit kentang G2 yang bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G3. Bibit G3 apabila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4 yang akan diproduksi oleh petani. Secara umum teknik budidaya kentang G2, G3, dan G4 sama dengan budidaya kentang G1, hanya saja penangkaran bibit G2, G3, dan G4 dilakukan di lapang (Sinar Tani, 2009). Budidaya Kentang Umbi bibit yang banyak dipakai untuk pembibitan kentang umumnya berbobot gram, yang berumur hari, memiliki 3-5 mata tunas. Penanaman umbi dapat dilakukan dengan pembelahan atau tidak. Pemotongan

22 9 umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/liter) Prabowo (2007). Kegiatan yang dilakukan dalam budidaya kentang yang pertama kali yaitu pengolahan tanah. Sisa tanaman dan rumput dibersihkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul. Tanah yang telah dicangkul selanjutnya dibuat bedengan. Pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk kandang dan pupuk anorganik. Pupuk kandang diberikan secara merata di atas bedengan dengan dosis ton/ha. Pupuk anorganik yang dibutuhkan yaitu 200 kg/ha Urea, 150 kg/ha ZA, 300 kg/ha SP-36, dan 100 kg/ha KCl. Pemberian pupuk anorganik bersamaan dengan pupuk kandang. Kemudian pupuk ditimbun tanah dan dicangkul hingga merata (Prabowo, 2007). Kegiatan pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali dan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan, pembumbunan dan pemupukan pertama yaitu saat tanaman berumur 30 HST, sedangkan untuk pembumbunan dan pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 HST. Pembumbunan dilakukan yang terlambat dilakukan mengakibatkan tanaman rebah, perkembangan stolon terganggu, dan sebagian umbi tidak tertutup tanah (Pitojo, 2004). Menurut Williams et al. (1993) selama pertumbuhan, tanaman kentang rentan terhadap hama dan penyakit. Beberapa hama dan penyakit yang perlu diwaspadai antara lain adalah hama penggerek umbi (Phthorimaea opercullella), kutu daun (Aphis gossipii), penyakit hawar basah (Phytophthora infestans), penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum), dan busuk Kering (Fusarium spp). Hama penggerek umbi (Phthorimaea opercullella) menyebabkan timbulnya alur-alur gerekan bekas luka dimakan larva. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penerapan kultur teknis, rotasi tanaman, serta memusnahkan umbi yang sakit. Kutu daun (Aphis gossipii) menyerang tanaman dengan mengisap cairan daun muda sehingga perkembangan tanaman tidak normal. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida (Pitojo, 2004).

23 10 Menurut Semangun (2007) penyakit hawar basah (Phytophthora infestans) menimbulkan bercak basah pada daun hingga berubah menjadi coklat sampai hitam dan akhirnya membusuk, bagian bawah daun yang terinfeksi terdapat serbuk putih yang mengandung spora. Pengendalian dari penyakit ini diantaranya menggunakan bibit yang sehat saat penanaman, pergiliran tanaman, serta penyemprotan pestisida. Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) menyebabkan tanaman layu sebagian atau keseluruhan. Cara pengendaliannya adalah menggunakan bibit yang sehat, dilakukan pergiliran tanaman (rotasi tanaman), dan membuang tanaman yang layu. Busuk Kering (Fusarium spp) menyebabkan bercak-bercak berlekuk warna coklat tua pada umbi, umbi menjadi kering, berkerut, dan mengeras. Cara pengendaliannya adalah kegiatan panen dilakukan secara hati-hati jangan sampai melukai umbi serta penanaman menggunakan umbi yang sehat (Semangun, 2007). Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan rotasi tanaman dengan tanaman selain dari famili Solanacearum, mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, dan pemberian pestisida dengan jenis dan dosis yang berbeda bergantung hama dan penyakit yang menyerang (Pracaya, 2003). Menurut Samadi (2007) kentang dipanen apabila daun-daun tanaman telah berubah menjadi kuning bukan karena serangan penyakit, batang tanaman mengering dan menguning, serta kulit umbi melekat dengan daging umbi dan tidak mengelupas apabila ditekan. Martodireso dan Suryanto (2001) mengemukakan bahwa panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur tiga setengah bulan. Alat panen yang digunakan antara lain cangkul dan garpu atau tangan. Panen dilakukan dengan hati-hati agar umbinya tidak terbelah karena cangkul. Umbi yang telah dipanen dibiarkan beberapa saat di lapangan, sehingga tanah yang menempel pada umbi menjadi kering dan terlepas dari kulit umbi. Pasca panen yang harus diperhatikan adalah sortasi, pembersihan, pengemasan, pengangkutan, dan pengolahan hasil. Tujuan dari pasca panen antara lain agar tanaman yang telah dipanen tetap baik mutunya, agar menjadi lebih menarik, agar dapat memenuhi standar perdagangan, agar selalu terjamin untuk dijadikan bahan baku bagi para konsumen industri yang memerlukan, serta agar

24 11 sayuran lebih awet dan sewaktu-waktu bisa digunakan atau dipasarkan dengan kualitas yang tetap terjamin (Rahardi et al., 1993).

25 METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan melaksanakan kegiatan di lapang secara langsung selama 4 bulan terkait dengan budidaya tanaman kentang. Sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data dari arsip di perusahaan. Pada dua bulan pertama kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti seluruh kegiatan di lapang dan melaksanakan pekerjaan sesuai kegiatan kebun. Pada dua bulan berikutnya melakukan kegiatan terkait dengan aspek manajerial. Kegiatan budidaya kentang meliputi pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen, dan pasca panen. Kegiatan manajerial yang dilakukan meliputi mengawasi karyawan dalam kegiatan budidaya dan pasca panen kentang, menentukan kebutuhan tenaga kerja, menghitung prestasi kerja pekerja, menentukan daerah yang akan dilakukan pengolahan tanah, daerah yang akan dilakukan pemupukan, daerah yang akan dilakukan penyiangan gulma serta daerah yang akan dipanen. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menyusun rencana kerja dan melaksanakan rencana kerja yang telah disusun. Prestasi kerja selama menjadi karyawan, asisten mandor, dan asisten kepala kebun dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, dan 5. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh melalui pengambilan

26 13 data di lapang dengan mengikuti kegiatan serta pengamatan dan pencatatan langsung, diskusi dengan pekerja, mandor, maupun kepala kebun. Data sekunder digunakan untuk melengkapi informasi di lapang, diperoleh dari arsip laporan manajemen di kantor administrasi kebun maupun studi pustaka. Data sekunder yang dikumpulkan adalah keadaan umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, letak geografi, layout lokasi kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal, produksi dan produktivitas tanaman, serta struktur organisasi kebun dan ketenagakerjaan. Kegiatan yang dilakukan di lapang meliputi : Produksi Bibit Kentang Mengikuti kegiatan produksi bibit kentang yang diawali dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPSBTPH. Mulai dari pemeriksaan pendahuluan sampai pemeriksaan pasca panen kentang. Pembibitan Kentang G0 (generasi vegetatif nol) Melakukan kegiatan teknik penanaman planlet (tanaman yang berasal dari hasil kultur jaringan) di greenhouse. Pembibitan Kentang G1 (generasi vegetatif pertama) Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G0 di screenhouse. Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4 (generasi vegetatif kedua, ketiga, dan keempat) Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G1, G2, dan G3 di lapang. Penanaman Umbi Kentang G4 Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G4 di lapang. Perbedaan Hasil Panen Melakukan kegiatan menghitung hasil panen pembibitan kentang yang dilakukan di lapang yaitu pembibitan kentang G2, G3, dan G4. Analisis Data dan Informasi Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif disajikan dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari seluruh kegiatan yang terkait teknik budidaya di lapang. Sedangkan metode kuantitatif disajikan dengan menyajikan data yang diperoleh dengan rataan dan persentase.

27 KEADAAN UMUM Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Hikmah Farm merupakan sebuah perusahaan keluarga yang mengusahakan tanaman hortikultura dengan komoditas utama kentang. Perjalanan Hikmah Farm dimulai dari H. Adung yang dahulu anak petani kentang di Pangalengan yang memiliki lahan usaha yang cukup luas. Setiap hari H. Adung pergi ke sawah diajarkan oleh ayahnya menjadi petani kentang. H. Adung membantu ayahnya untuk memandori dan mengawasi kegiatan penanaman dan perawatan yang dilakukan sejumlah petani di lahan kentang tersebut. H. Adung mempelajari dan mengetahui cara budidaya kentang, sampai akhirnya pada tahun 1962 mempunyai lahan seluas 11 tumbak (1 tumbak = 16 m 2 ). Lahan tersebut ditanami kentang varietas Marita sebanyak 14 kg. Hasil panen dari kentang tersebut ternyata bagus sehingga dari tahun ke tahun H. Adung bisa memanen dengan baik dan bisa membeli lahan baru. Tahun 1967 KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) memberi pinjaman kepada H. Adung untuk menambah permodalan dan meningkatkan skala usaha. Usahanya berkembang hingga menguasai pasca panen dan pemasaran. Pemasaran pertama kali adalah di pasar tradisional Pangalengan dan Bandung. Namun dalam mengusahakannya dalam beberapa tahun jangkauan pasar bertambah yaitu Sukabumi dan pasar Senen Jakarta. Permintaan pasar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun maka pada tahun 1982 H. Adung mendirikan perusahaan dagang yang bernama PD. Hikmah yang dikelola bersama istri dan anak-anaknya. Perusahaan ini masih tetap membudidayakan tanaman kentang dengan granola sebagai varietas utamanya. Pada tahun 1986 PD Hikmah mendapat tawaran kerjasama dengan PT Indofood dalam pengadaan bahan baku bibit kentang. Ada pula tawaran untuk memasok bibit kentang ke PT Indokerti Prima Subur. Selain itu juga memasarkan ke sejumlah perusahaan pengolahan lainnya. Pada tahun 1995 PD Hikmah mulai menjual bibit kentang setelah melakukan kerjasama operasi dengan PTPN VIII sehingga luas lahan cukup

28 15 memadai untuk pembibitan. Seiring dengan berubahnya iklim bisnis kentang di Pangalengan dan Indonesia umumnya, serta berubahnya manajemen dan strategi bisnis dari PD Hikmah dan PT Indofood, kontrak kemitraan ini sudah tidak berjalan lagi sejak tahun PD Hikmah terdaftar sebagai produsen dan pedagang bibit kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor : 074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II / PD Hikmah memproduksi, memproses, dan memasarkan bibit kentang yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan petani kentang seluruh Indonesia dan untuk ekspor. Pada tahun 2005 PD Hikmah berubah nama menjadi Hikmah Farm sebagai bentuk pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi di dalam usaha agribisnis. Sekarang perusahaan ini dikelola oleh anak-anaknya dan H. Adung bertindak sebagai presiden direktur. Sarana dan Prasarana Hikmah Farm sebagai perusahaan yang besar dengan lahan operasional kurang lebih 147 ha dan semuanya terletak di kabupaten Bandung. Hikmah Farm ditunjang dengan sarana dan prasarana dalam usahanya, antara lain : - Perkantoran : Kantor pusat Hikmah Farm terletak di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, 43 km ke arah Selatan Bandung. - Gudang : Gudang biru (kentang bibit), gudang kuning (kentang bibit), gudang selatan dan retail (kentang konsumsi), dan gudang hitam (kentang bibit G0 dan G1). - Greenhouse (GH) : GH 1 (200 m 2 ), GH 2 (200 m 2 ), GH 3 (500 m 2 ), dan GH 4 (900 m 2 ). - Screenhouse (SH): SH 1 (165 m 2 ), SH 2 (200 m 2 ), SH 3 (94 m 2 ), SH 4 (400 m 2 ), SH 5 (300 m 2 ), SH 6 (280 m 2 ), dan SH 7 (200 m 2 ). - Sistem informasi : Alat komunikasi jarak jauh berupa radio monitor.

29 16 Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif Lokasi perkebunan Hikmah Farm secara geografis terletak pada LS dan BT dan berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut. Kantor pusat Hikmah Farm terletak di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, 43 km ke arah Selatan Bandung, yang beralamatkan di Jl. PTPN VIII Kertamanah km 1 Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Batas-batas wilayah lokasi Hikmah Farm Pangalengan yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cimaung, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir Jambu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kertasari. Keadaan Iklim dan Tanah Hikmah Farm terletak pada daerah yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kentang. Curah hujan tahunan berkisar mm/tahun. Suhu udara minimum berkisar 11 C dan suhu udara maksimum 27 C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 C dan lebih dari 30 C. Pangalengan memiliki topografi lahan datar sampai berombak. Jenis tanahnya adalah andosol coklat kehitaman dengan struktur tanah lempung berliat sampai lempung berdebu dengan ph berkisar antara Tanah Andosol terbentuk dari pelapukan materi vulkanik dari gunung api. Tanah ini subur dengan warna coklat kehitaman yang remah. Faktor iklim, ketinggian, dan kondisi tanah yang drainasenya baik membuat tanaman kentang dapat berkembang dengan baik. Kriteria kesesuaian lahan penanaman kentang dapat dilihat pada Lampiran 6. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas lahan pertanaman kentang yang dikelola Hikmah Farm adalah ha (Tabel 1). Kegiatan produksi yang dilakukan antara satu kebun dengan kebun lainnya berbeda. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengadakan pemanenan dengan waktu yang berbeda pula sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar secara berkesinambungan.

30 17 Tabel 1. Lokasi dan Luas Lahan yang Dikelola Hikmah Farm No Lokasi Luasan (ha) 1 Ciarileu Cikole Gambung Kiara Jeuntas Legok Bako Pajaten Purbasari Sukamenak 8.2 Total Meskipun letak dan jarak antara satu kebun dengan kebun lain berjauhan, namun setiap kebun dilengkapi dengan fasilitas umum seperti radio monitor agar memudahkan bertelekomunikasi satu sama lain, selain itu bagi para pekerja juga disediakan alat transportasi mobil truk untuk mengantarkan dan menjemput pekerja apabila bekerja di lahan yang jauh. Layout lokasi kebun Hikmah Farm dapat dilihat pada Lampiran 7. Hikmah Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dengan beberapa pemilik lahan pada sebagian kebun. Kerjasama tersebut merupakan sistem sewa, sehingga luas lahan tanaman bervariasi setiap tahunnya. Beberapa lahan sudah dikembalikan kepada PTPN dan ada juga yang luasannya ditambah. Beberapa kebun memiliki topografi dan lingkungan tumbuh berbeda-beda. Hal ini menyebabkan adanya perlakuan yang berbeda pada setiap kebun, tetapi secara umum teknik budidayanya tidak jauh berbeda antar satu lahan dengan lahan lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga kesuburan tanah supaya dapat digunakan terus menerus untuk budidaya kentang, memberikan pupuk untuk menunjang pertumbuhan tanaman, mengendalikan pertumbuhan gulma, mencegah serangan hama dan penyakit, dan mengadakan kegiatan panen pada waktu yang tepat. Lahan yang akan digunakan untuk penanaman kentang harus dirotasikan dengan tanaman selain famili Solanaceae. Rotasi tanaman bertujuan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman kentang yang ada pada lokasi

31 18 tersebut selain itu juga untuk menjaga kesuburan tanah. Kesuburan tanah ini dapat terjaga karena kebutuhan setiap tanaman akan zat hara berbeda-beda. Hikmah Farm melakukan teknik rotasi tanaman dengan menanam wortel, jagung, atau kubis. Setelah tanaman rotasi dipanen lahan tersebut diberakan selama satu bulan sebelum ditanami kentang. Keadaan Tanaman dan Produksi Hikmah Farm membudidayakan tanaman kentang kultivar Granola, Atlantik, dan Pinky. Kentang kultivar Granola mempunyai ciri antara lain kulit umbi dan daging umbi berwarna kuning, umbi berbentuk oval, dan umur panen antara HST. Kentang ini digunakan sebagai kentang konsumsi dan dijual sebagai bibit. Kentang kultivar Atlantik, kulit dan daging umbinya berwarna putih dengan umur panen sekitar HST serta menghasilkan umbi berukuran besar. Kentang ini digunakan untuk kentang goreng (french friesh), sebab mutu hasil goreng bagus (tidak mudah gosong). Kentang kultivar Pinky, kulit umbinya berwarna merah dan daging umbi berwarna kuning kemerah-merahan dengan umur panen sekitar 100 HST. Kentang ini digunakan untuk campuran masakan. Penanaman kentang semua kultivar menggunakan bibit yang telah mengalami masa dormansi selama 3-4 bulan dan sudah tumbuh 3-4 mata tunas dengan tinggi tunas 1-2 cm. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Sebagai sebuah perusahaan keluarga, kekuasaan tertinggi Hikmah Farm berada pada seorang presiden direktur yang mengelola dan mengawasi jalannya perusahaan. Presiden direktur membawahi Direktur Administrasi & Keuangan, Direktur Personalia, Direktur Produksi, dan Direktur Pemasaran (Gambar 1). Direktur administrasi dan keuangan bertugas merencanakan dan mengatur keuangan perusahaan, mengusahakan penerimaan dan pengeluaran uang tunai, dan merencanakan sumber-sumber dana yang menguntungkan bagi perusahaan yang dibantu oleh manajer keuangan serta staf administrasi dan keuangan yang merencanakan dan membuat laporan keuangan dan pembukuan beserta stafnya. Staf administrasi dan keuangan berjumlah 3 orang.

32 19 Pengelolaan terhadap pengembangan sumberdaya manusia merupakan tanggungjawab direktur personalia yang dibantu stafnya seperi dalam menentukan kebutuhan jumlah karyawan, proses penerimaan karyawan baru, seleksi, penempatan, serta penilaian kerja. Staf bagian humas dan personalia berjumlah 3 orang. Direktur pemasaran bertugas mengkoordinir semua kegiatan perusahaan baik pembelian maupun penjualan, menentukan syarat-syarat pembelian, menentukan standar harga, dan merencanakan pasar baru atas hasil produksi. Tugas direktur ini dibantu oleh manajer pemasaran dan menajer pengembangan bisnis dalam operasi pemasaran dan pengembangan usaha. Staf pemasaran dan pengembangan bisnis membantu manajer dalam melakukan kegiatan penjualan harian dan pengaturan distribusi. Staf pemasaran dan pengembangan bisnis berjumlah 4 orang. Direktur produksi bertugas mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan, mengadakan hubungan dengan pihak luar yang berhubungan dengan hasil produksi perusahaan, menentukan jenis produksi, menentukan jadwal kegiatan tanam, dan menentukan kebijakan operasional pelaksanaan budidaya di lapang. Direktur produksi membawahi manajer penelitian dan manajer areal. Manajer penelitian dibantu staf penelitian dalam melakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan pengembangan usaha. Staf penelitian berjumlah 2 orang. Manajer areal bertugas melakukan kegiatan produksi di setiap arealnya dan bertanggung jawab terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Manajer areal membawahi beberapa kepala kebun. Kepala kebun dibantu oleh mandor kebun dan mandor pestisida. Tugas kepala kebun yaitu mengkoordinir semua kegiatan masing-masing kebun, dan membuat laporan harian kebun berisi daftar hadir karyawan. Selain itu membuat laporan mingguan yaitu laporan modal kebun dan laporan modal karyawan. Laporan modal kebun berisi hasil panen, serta biaya-biaya produksi yang digunakan, sedangkan laporan modal karyawan berisi prestasi kerja karyawan. Tugas dari mandor kebun adalah mengawasi dan membimbing karyawan dalam setiap kegiatan budidaya kentang, mengamati perkembangan tanaman, dan membuat laporan kegiatan harian karyawan. Mandor pestisida bertugas

33 20 menentukan luas areal yang disemprot, pestisida yang dipakai, jenis, dosis, dan volume yang digunakan. Tenaga kerja yang ada di Hikmah Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja yang bekerja secara tetap di kantor Hikmah Farm. Tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga kerja harian serta borongan. Upah untuk pekerja borongan rata-rata lebih tinggi dari pada upah pekerja harian. Sistem borongan dilakukan untuk mempercepat pekerjaan. Pekerja borongan lebih mengejar target sehingga menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat untuk mendapatkan upah yang lebih besar. Hikmah Farm memberlakukan sistem rotasi pekerja atau pertukaran dan penambahan pekerja antar kebun apabila terjadi kekurangan pekerja di setiap kebun. Biasanya pekerja membawa peralatan kerja sendiri-sendiri. Tenaga kerja merupakan penduduk daerah sekitar kebun. Jumlah karyawan kebun kurang lebih 790 orang. Hari kerja karyawan kebun adalah 6 hari dengan hari libur Jum at. Namun ada kebun yang tetap masuk pada hari Jum at namun jam kerjanya hanya sampai pukul WIB. Pekerja ini tetap masuk sebab lokasi kebunnya lebih dekat. Waktu kerja di kebun selama 5.5 jam per hari dimulai dari pukul WIB sampai dengan WIB dengan istirahat selama setengah jam per harinya yaitu pukul WIB. Karyawan kantor waktu kerjanya mulai dari pukul WIB sampai dengan WIB dengan hari libur bergilir dalam satu bulan. Waktu istirahatnya dari pukul WIB sampai dengan WIB. Gaji karyawan kebun biasanya dihitung per bulan. Pekerja harian wanita sebesar Rp per hari, sedangkan pekerja harian pria sebesar Rp per hari. Biaya lembur diberikan Rp per jam. Tenaga kerja wanita lebih banyak dari pada pria dengan persentase 60 % wanita dan 40 % pria.

34 21 Presiden Direktur Auditor Internal Dir. Adm. & Keuangan Dir. Personalia Dir. Produksi Dir. pemasaran Staf Humas Manajer Penelitian Manajer Pemasaran Staf Personalia Staf Pemasaran Manajer Keuangan Staf. Penelitian Manajer Pengemb. Bisnis Staf. Keuangan Staf. Administrasi Manajer Areal Staf. Pengemb. Bisnis Kepala Kebun Mandor Kebun Mandor Pestisida Karyawan Gambar 1. Struktur Organisasi Hikmah Farm

35 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu kegiatan budidaya tanaman kentang yang secara umum hampir sama seperti budidaya tanaman lain. Dimulai dari persiapan bahan tanam, persiapan lahan penanaman, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Selain itu juga dilakukan kegiatan pemasaran kentang. Produksi Bibit kentang Hikmah Farm memproduksi bibit kentang dari generasi nol (G0) sampai generasi keempat (G4). Perbanyakan bibit kentang bersertifikat mengikuti pola satu generasi (Gambar 2), dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet melalui kultur jaringan. Planlet tanaman kentang ditanam dengan cara stek. Hasil dari stek kentang yang ditanam merupakan umbi G0 (generasi vegetatif nol). Perbanyakan umbi G0 menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama), tahap perbanyakan selanjutnya adalah umbi kentang kelas G2 (generasi vegetatif kedua). Setelah menghasilkan umbi G3 (generasi vegetatif ketiga) maka diperbanyak dan menghasilkan umbi G4 (generasi vegetatif keempat). Planlet (tanaman kultur jaringan) Umbi G0 Umbi G1 Umbi G2 Umbi G3 Umbi G4 Gambar 2. Pola Perbanyakan Bibit Kentang

36 23 Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Bibit kentang bermutu merupakan syarat utama pada budidaya kentang. Produksi kentang yang tinggi hanya dapat dicapai melalui bibit kentang bermutu. Bibit kentang bermutu adalah bibit yang telah bersertifikat (Wattimena, 2000). Pelaksanaan sertifikasi benih dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama yaitu kelayakan sejarah lahan untuk dilakukan penangkaran bibit serta tanaman yang pernah ditanam sebelum penanaman kentang. Tahap pemeriksaan yang kedua adalah pada masa penanaman yang dilakukan tiga kali yaitu saat tanaman berumur HST (Hari Setelah Tanam), HST, dan saat berumur HST. Pemeriksaan yang dilakukan di lapang meliputi penyakit yang menyerang tanaman. Pihak pengawas benih memeriksa setiap kebun dengan mengambil sampel kurang lebih tanaman dari setiap hektar. Pemeriksaan umbi merupakan tahap pemeriksaan setelah umbi disortasi dan grading. Pengawas bibit akan memeriksa kurang lebih butir umbi secara acak dari setiap lot umbi. BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat dan label setelah permintaan penangkar bibit dinyatakan lulus pemeriksaan. Sertifikat diberikan untuk lot bibit yang lulus pemeriksaan sedangkan label dikeluarkan setelah sertifikat diberikan. Label tersebut dicantumkan nama penangkar, alamat, jenis tanaman, varietas, nomor lot, berat setiap kemasan, tanggal panen, ukuran umbi, dan tanggal pemasangan label (Lampiran 8). Benih dasar (G2) berlabel putih, benih pokok (G3) berlabel ungu, dan benih sebar (G4) berlabel biru. Batas toleransi pemeriksaan lapang dan umbi kentang bersertifikasi dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapang Sertifikasi Benih Kentang Faktor Benih G2 Benih G3 Benih G4 Isolasi (minimal) 10 m 10 m 10 m Virus (maksimal) 0.1 % 0.5 % 2 % Layu bakteri 0.5 % 1 % 1 % Busuk daun, penyakit lain 10 % 10 % 10 % CVL (campuran varietas lain) 0 % 0.1 % 0.5 % Sumber : BPSBTPH, 2003

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual dari umbinya. Kentang memiliki

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 13 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Sejarah Perusahaan Hikmah Farm merupakan salah satu produsen kentang bibit yang didirikan oleh H. Moch. Adung Safei bersama istrinya Hj. Cucun Cunarsih. Awal berdirinya Hikmah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Hikmah Farm adalah perusahaan keluarga yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura, yang didirikan oleh H. Moch. Adung. Ayahnya yang seorang petani dan juga peternak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 13 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Sejarah Perusahaan Hikmah Farm merupakan sebuah perusahaan keluarga dengan sistem manajemen modern dan professional yang bergerak dalam bidang agribisnis dengan komoditas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : LIA RISMAWATI A24051922 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

kg/hk kg/hk Kebun Kiara Jeuntas 19/02/2009 Penanaman stek kentang

kg/hk kg/hk Kebun Kiara Jeuntas 19/02/2009 Penanaman stek kentang LAMPIRAN 67 Lampiran 1. Jurnal Kegiatan Harian Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Keterangan Penulis Standar Pekerja Satuan (m 2 /HK) 12/02/2009 Survey kebun

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 2009 BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN,

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu kegiatan budidaya tanaman kentang yang secara umum hampir sama seperti budidaya tanaman lain. Dimulai dari persiapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit 45 PEMBAHASAN Hikmah Farm Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga tersebut memegang jabatan

Lebih terperinci

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Hikmah Farm. Prestasi Kerja Penulis Karyawan

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Hikmah Farm. Prestasi Kerja Penulis Karyawan LAMPIRAN 58 59 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Hikmah Farm Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Lokasi 14/02/2011 Survey lapangan dan diskusi dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solanum tuberosum L. atau yang dikenal dengan kentang merupakan salah satu dari lima makanan pokok dunia sebagai sumber karbohidrat. Kelima makanan pokok tersebut adalah

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagai sumber karbohidrat, kentang merupakan sumber bahan pangan yang dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT 1 SERTIFIKASI: Proses pemberian sertifikat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai The King of Vegetable dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary

DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary KODE JUDUL: 1.03 EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary KEMENTRIAN/LEMBAGA: BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : LIA RISMAWATI A24051922 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : 10.11.3688 S1TI2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha: Berkebun Organik Kultur hidup sehat saat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP. 08527882006 Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci