PEMBUATAN INTI ELEMEN BAKAR DAN PELAT ELEMEN BAKAR U-7MO/AL-SI DENGAN TINGKAT MUAT 3,6 G U/CM 3
|
|
- Yuliani Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBUATAN INTI ELEMEN BAKAR DAN PELAT ELEMEN BAKAR U-7MO/AL-SI DENGAN TINGKAT MUAT 3,6 G U/CM 3 Boybul, Susworo, dan Supardjo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gd. 20 untuk korespondensi : boybul@yahoo.com ABSTRAK PEMBUATAN INTI ELEMEN BAKAR DAN PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si DENGAN TINGKAT MUAT 3,6 g U/cm 3. Telah dilakukan pembuatan inti elemen bakar dan pelat elemen bakar mini U-7Mo/Al-Si. Tujuan dilakukan percobaan pembuatan inti elemen bakar dan pelat elemen bakar mini adalah untuk memperoleh kemampuan dan pengalaman dalam membuat IEB dan PEB U-7Mo/Al-Si dengan tingkat muat 3,6 gu/cc. Pembuatan IEB dilakukan dengan mencampur serbuk U-7Mo dengan serbuk matriks Al dan Si dengan perbandingan sesuai dengan perhitungan tingkat muat uranium 3,6 gu/cc, dicampur, dihomogenisasi, dan dibentuk menjadi inti elemen bakar dengan pengepresan pada tekanan 15 bar. IEB dimasukkan ke dalam pigura dari paduan AlMgSi1 yang tebalnya 3,15 ±0,05 mm, kemudian ditutup kedua sisinya dengan dua pelat tutup paduan AlMgSi1 dengan tebal masing-nasing 2,67 ±0,05 mm. Kemudian dilas TIG (Tungsten Inert Gas) di beberapa titik pada keempat sisi untuk membentuk paket rol. Paket rol kemudian diubah menjadi pelat elemen bakar U-7Mo/Al-Si dengan pengerolan panas pada suhu 425 o C sampai tebal pelat 1,65 mm dan dilanjutkan dengan perolan dingin sehingga dicapai ketebalan pelat 1,40 mm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa inti elemen bakar U-7Mo/Al-Si tingkat muat uranium 3,6 gu/cc hasil pengepresan mempunyai ketebalan rata-rata 3,00 mm, tidak terdapat cacat atau retak, dan diperoleh distribusi uranium homogen. Hasil pengujian pelat elemen bakar menunjukkan distribusi uranium di dalam meat cukup homogen, tidak terdapat blister, dan tidak cacat pada permukaan pelat. Tebal kelongsong pelat pada sisi dekat, tengah, dan sisi jauh bagian atas dan bawah berturut-turut 0,425 mm dan 0,424 mm, 0,431 mm dan 0,468 mm, 0,444 mm dan 0,442 mm, dan tebal minimum berturut-turut sebesar 0,314 mm, 0,316 mm, 0,300 mm. Tebal kelongsong minimum PEB yang dihasilkan memenuhi syarat karena masih berada diatas batas minimum tebal kelongsong yang diizinkan dalam spesifikasi untuk bahan bakar tipe pelat yaitu sebesar 0,25 mm. Kata kunci: Inti elemen bakar dan pelat elemen bakar U-7Mo/Al-Si ABSTRACT THE MANUFACTURE OF U-7Mo/Al-Si FUEL CORE AND FUEL PLATE AT THE FUEL DENSITY OF 3.6 g U/cm 3. Mini fuel cores and fuel plates using U-7Mo compound and Al-Si as the matrix have been fabricated. The fuel cores having fuel density of 3.6 gu/cc composed of the U-7Mo alloy and Al metal powders as the matrix were fabricated by homogenizing and followed by pressing the mixture in a press machine at an operating pressure of 15 bars. The fuel core obtained was then inserted in a frame having thickness of 3.15 ±0,05 mm and covered the both surfaces by cover plates having thickness of 2.67 ±0,05 mm to form a sandwich. The sandwich was welded at the side parts in a TIG welding machine. The sandwich was hot rolled at a temperature of 425 o C for several times until the final thickness of the sandwich reduced to about 1.65 mm and it was called a fuel plate. The fuel plate is then cool rolled until the final thickness is 1.40 mm. The average thickness of fuel core yielded by pressing was 3.00 mm wihtout any damage, cracks, and the uranium was distributed homogeneously in core.the examination results on the fuel plate could be reported that there was no blisters, homogeneous distribution of uranium, and no defects. The minimum thickness of the fuel plate measured at the three different points were 0.314, 0.316, and mm. The thickness of the cover sides plate were measured higher than the minimum requirement, > 0.25 mm. Keywords: Fuel core and fuel element of U-7Mo/Al-Si STTN-BATAN & PTAPB BATAN 230 Boybul, dkk
2 PENDAHULUAN Bahan bakar nuklir dispersi seperti paduan U-Mo dengan kandungan Mo antara 7 ~ 10% berat memiliki prospek yang sangat baik karena paduan U-Mo memiliki rentang fasa γ relatif luas, berdensitas tinggi dan mempunyai tingkat muat uranium sampai dengan 9 g U/cm 3 (tergantung kadar Mo), tahan korosi, tampang lintang serapan netron yang rendah, dan proses olah ulang lebih mudah dibandingkan bahan bakar U 3 Si 2 -Al [Sardjono, 2011]. Bahan bakar serbuk U-7Mo memiliki berat jenis sekitar 16,00 g/cc. Berat jenis U-7Mo tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan berat jenis paduan uranium silisida atau uranium oksida yang telah lama digunakan sebagai bahan bakar untuk reaktor riset seperti U 3 Si 2 dan U 3 O 8, yang masing-masing mempunyai berat jenis sebesar 12,2 g/cc dan 8,4 g/cc.[supardjo, 2011] Bahan bakar dispersi U-Mo/Al-Si dikembangkan untuk mendapatkan bahan bakar dengan densitas uranium tinggi dan unjuk kerja yang baik sebagai bahan bakar reaktor riset serta memiliki stabilitas yang sangat tinggi selama iradiasi. Pada saat iradiasi terjadi terjadi swelling akibat pembentukan lapisan hasil reaksi/interaksi dan pori yang terjadi pada antar muka partikel U- Mo dan Al. Untuk mengurangi terjadinya swelling, maka dilakukan upaya dengan penambahan unsur ketiga kedalam paduan atau matriks. Penambahan unsur logam Ti dan Zr ke dalam paduan UMo atau penambahan Si kedalam matriks Al dapat meningkatkan stabilitas hasil interaksi lapisan dalam bahan bakar dispersi. Perlakuan panas pada γumoti adalah fasa γu yang metastabil, dan pada konsentrasi Mo dan Ti yang tinggi membentuk endapan (U,Mo)2Ti di batas butir. Butiran dan densitas endapan menjadi lebih keras seiring kenaikan kadar Ti. Stabilitas fasa paduan γumozr sama seperti fenomena yang terjadi pada paduan γumoti. Keberadaan Si di dalam matriks Al akan menurunkan kecepatan reaksi karena Si terakumulasi bercampur dengan hasil reaksi sehingga meningkatkan stabilitas. Inti elemen bakar dibuat dengan cara mencampur serbuk U-7Mo serbuk bahan matrik yang terdiri dari Al dan Si sampai homogen. Kemudian campuran tersebut di pres menjadi IEB, selanjutnya IEB dirakit bersama pelat sisi dan pigura dari bahan AlMgSi menjadi komposit dan dirol panas dan dingin sehingga dihasilkan pelat elemen bakar dengan ketebalan 1,40 mm. IEB yang dihasilkan diperiksa dimensi, tebal dan white spot hasil sinar-x. Sedangkan PEB diperiksa dimensi tebal, blister, dimensi dalam, white spot, tebal kelongsong, dan kualitas permukaan. Tujuan dilakukan percobaan pembuatan inti elemen bakar dan pelat elemen bakar mini adalah untuk memperoleh kemampuan dan pengalaman dalam membuat IEB dan PEB U-7Mo/Al-Si dengan tingkat muat 3,6 gu/cc. TATA KERJA Bahan Serbuk U-7Mo sebagai bahan bakar nuklir, serbuk Al berfungsi sebagai bahan matrik, serbuk Si sebagai campuran bahan matrik, pelat AlMgSi1 sebagai kelongsong. Alat Timbangan untuk menimbang porsi timbang serbuk dan bahan matrik, wadah baja dan bola-bola baja untuk homogenisasi serbuk, alat homogenisasi, mesin pres untuk membuat IEB, tungku pemanas untuk memanaskan komposit/paket rol, mesin rol untuk rol panas dan rol dingin PEB, mesin pelurus untuk meluruskan PEB, mesin potong, mesin sinarx, mesin poles. Cara Kerja 1. Pembuatan Inti Elemen Bakar (IEB) Serbuk bahan bakar U-7Mo yang telah memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar dispersi dicampur dengan serbuk bahan matriks Al dan Si. Perbandingan berat serbuk bahan bakar dan matriks tergantung dari tingkat muat/densitas uranium yang akan dibuat, untuk uranium dengan tingkat muat 3,6 gu/cc perhitungan berat bahan bakar dan bahan matriks ditunjukkan pada Tabel 1. Penimbangan dilakukan dengan teliti dan dilakukan di dalam glove box bermedia gas argon untuk menghindari serbuk bahan bakar teroksidasi oleh oksigen karena bersifat piroporik. Tabel 1. Perhitungan Komposisi Bahan Bakar dan Bahan Matriks Pembuatan IEBU-7Mo/Al-Si Tingkat Muat 3,6 gu/cc. Dimensi 25 x 15 x IEB 3,15 mm Dimensi 15 x 2,5 x tirus 0,6 mm Volume IEB Volume 1181,25 mm 3 Volume tirus 45 mm ,25 mm 3 = 1,136 cc Data hitung Hasil hitung Densitas U, 3,6 Berat U dlm 4,0896 g/cc ieb, g Kadar U dlm 92,926 Berat U- 4,4009 U-7Mo,% 7Mo, g Densitas U- 15,84 Volume U- 0,2778 7Mo,g/cc 7Mo,cc Fraksi pori, Volume 0, % matriks,cc Densitas 2,7 Berat 2,0103 matriks, g/cc matriks,g Berat matriks Si, 5% 0,1005 Berat matriks Al,g 1,9098 Boybul, dkk 231 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
3 Selanjutnya serbuk U-7Mo, serbuk matrik Al dan Si hasil penimbangan dimasukkan kedalam wadah yang berisi bola-bola baja dan dihomogenisasi menggunakan mesin pencampur agar distribusi serbuk bahan bakar di dalam matriks merata. Campuran yang telah homogen kemudian di press pada tekanan 15 bar sehingga membentuk IEB U-7Mo/Al-si dengan dimensi 25 x 15 x 3,15 mm. Dimensi IEB yang dihasilkan harus tepat, sesuai dengan dimensi lubang pelat bingkai yang akan digunakan sebagai kelongsong. Selanjutnya IEB diperiksa/diuji tebal, berat, homogenitas distribusi uraniumnya. IEB yang memenuhi spesifikasi kemudian di anil pada suhu C selama 1 jam, untuk selanjutnya diproses pada pembuatan pelat elemen bakar (PEB). 2. Pembuatan pelat elemen bakar (PEB) Pelat elemen bakar (PEB) dibuat dengan teknik picture and frame. IEB dimasukkan ke dalam pigura dari paduan AlMgSi1 yang tebalnya 3,15 ±0,05 mm, kemudian ditutup kedua sisinya dengan dua pelat tutup paduan AlMgSi1 dengan tebal masing-nasing 2,67 ±0,05 mm. Kemudian dilas TIG (Tungsten Inert Gas) di beberapa titik pada keempat sisi membentuk paket rol. Paket rol kemudian dipanaskan pada tungku sirkulasi udara pada suhu 425 oc selama 30 menit. Selanjutnya dirol dengan kecepatan putaran kepala rol 15 m/menit. Setiap paket rol dirol panas sebanyak 4 tahap hingga terjadi penipisan pelat berturut-turut dari 8,3 mm menjadi 7,0 mm, 5,6 mm, 2,6 mm, dan 1,65 mm. Kemudian pelat dipanaskan pada suhu 400 o C selama 1 jam untuk mengecek apabila ada udara yang terperangkap dalam pelat seperti lepuhan atau blister selama proses perolan berlangsung. Pelat selanjutnya dilakukan perolan dingin sampai dicapai ketebalan 1,4 mm. Pelat hasil perolan dingin bergelombang dan melengkung sehingga perlu dilakukan pelurusan. Pelurusan menggunakan mesin rol pelurus. Pelat kemudian diberi lubang patokan pada kedua ujungnya dengan bantuan tayangan sinar-x untuk mendapatkan simetri sisi-sisi luar terhadap zona bahan bakar/meat. PEB yang telah dilubangi kemudian diberi kode, selanjutnya dipotong lebar kedua sisinya dengan mesin potong paralel dan potong panjang, selanjutnya dicuci gemuk di degreasing unit untuk menghilangkan gemuk dan minyak pelumas yang menempel pada permukaan pelat. PEB yang sudah bebas gemuk atau minyak pelumas dipoles permukaannya menggunakan mesin poles dengan sikat halus dari Al 2 O 3 atau SiC. Mesin poles dilengkapi dengan pelumas alkohol dan unit pengering sehingga pelat yang keluar dari mesin halus dan kering. Pemolesan dilakukan sampai ketebalan pelat mencapai tebal 1,37 mm. Tahap akhir PEB dicuci secara kimia dengan mencelupkan kedalam bak cuci kimia yang berturut-turut berisi NaOH, air bebas mineral, HNO 3, dan air bebas mineral. Pertama PEB dicelupkan kedalam bak larutan NaOH yang akan melarutkan beberapa micron PEB tergantung dari waktu tinggal PEB dalam larutan. Selanjutnya dari bak NaOH, PEB dimasukkan kedalam bak bilas berisi air bebas mineral untuk menghilangkan NaOH yang masih menempel pada pelat. PEB hasil bilas dimasukkan kedalam bak netralisasi yang berisi larutan HNO 3 selama 1 menit. Setelah dari bak netralisasi PEB dibilas lagi dengan air bebas mineral selama 5 menit dan setelah itu dikeringkan. Selanjutnya PEB dikenai pengujian yang meliputi uji: dimensi, blister, homogenitas U dalam meat, dimensi meat dan white spot, cacat permukaan, kontaminasi permukaan, dan tebal kelongsong. HASIL DAN PEMBAHASAN Serbuk bahan bakar yang digunakan untuk membuat inti elemen bakar dan pelat elemen bakar adalah serbuk U-7Mo, kemudian dilakukan analisis dan diperoleh hasil kadar uranium sebesar 92,926 % hasil analisis dengan metode potensiometri, densitas serbuk sebesar 15,84 g/cc diukur dengan metode piknometri. Data hasil analisis ini digunakan dalam perhitungan untuk pembuatan inti elemen bakar sesuai dengan densitas yang diinginkan. Berat serbuk bahan bakar dan berat bahan matrik yang digunakan ditampilkan pada Tabel 1. Dimensi IEB yang akan dibuat disesuaikan dengan dimensi cetakan/dies yaitu panjang 25 mm, lebar 15 mm dan tebal IEB yang diinginkan 3,15 ±0,05 mm. Setelah serbuk bahan bakar dan serbuk bahan matrik dihomogenisasi dipress pada cetakan dengan tekanan 15 bar dihasilkan inti elemen bakar seperti tercantum pada Gambar 1 Gambar 1. IEB U-7Mo/Al-Si Hasil Press Pengamatan secara visual terhadap IEB tidak ditemukan adanya cacat atau retak pada permukaan IEB. Dstribusi uranium dalam matrik tersebar merata pada seluruh permukaan IEB, hal STTN-BATAN & PTAPB BATAN 232 Boybul, dkk
4 ini dibuktikan dengan hasil foto pada film radiografi sinar-x IEB. Dari pengamatan pada film radiografi terlihat uranium terdistribusi secara homogen dan tidak ditemui adanya white spot/bintik putih yang menandakan adanya penumpukan uranium pada satu titik sepanjang permukaan IEB. Hasil film radiografi sinar-x ditunjukkan pada Gambar 2 dilakukan percobaan berikutnya yaitu dengan menambah jumlah matriks Al. Penambahan matrik Al ditentukan dari hasil perhitungan yaitu dengan merubah fraksi pori menjadi lebih kecil dari 10%, sehingga volume matriks menjadi lebih besar dan berat matriks Al menjadi lebih besar. Pada proses pembuatan pelat elemen bakar (PEB), IEB U-7Mo/Al-Si dimasukkan ke dalam pelat frame/pelat pigura, seperti ditunjukan pada Gambar 3. Gambar 2. Hasil Film Radiografi Sinar-X IEB Selanjutnya IEB yang dihasilkan dikenakan pengukuran dan pemeriksaan yang meliputi pengukuran berat yaitu dengan ditimbang dengan timbangan analitik, pengukuran dimensi di ukur panjang, lebar dan tebal menggunakan kaliper dan mikrometer, dan pemeriksaan homogenitas uranium dalam IEB dengan metode sinar-x. Hasil pengukuran inti elemen bakar ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengukuran Berat, Dimensi dan Homogenitas IEB U-7Mo/Al-Si Tingkat Muat 3,6 g U/cc Gambar 3. IEB, Pelat Bingkat dan Pelat Tutup Kemudian kedua sisinya ditutup dengan pelat tutup, selanjutnya keempat sisinya dilas titik menggunakan TIG (tungsten inert gas) membentuk paket rol, seperti ditunjukan pada Gambar 4. Berat porsi timbang IEB (g) Berat IEB (g) Tebal IEB (mm) Gambar 4. Paket rol Yang Sudah Homogenitas Dilas No. U-7Mo Al Si Jumlah 1 4,4009 1,9099 0,1005 6,4113 6,3140 Hasil pengukuran 2,96 tebal paket homogen rol sebesar 2 4,4010 1,9097 0,1006 6,4113 8,54 6,3543 mm, dan setelah 3,01 dilakukan pengerolan homogen panas 3 4,4011 1,9102 0,1001 6,4114 sebanyak 6, tahap 3,01 dan dilanjutkan homogen dengan 4 4,4011 1,9102 0,1001 6,4114 pengerolan 6,3633 dingin 3,02 maka diperoleh homogen tebal pelat 5 4,4010 1,9102 0,1001 6,4113 elemen 6,3358 bakar sebesar 3,00 1,4 mm. homogen PEB hasil 6 4,4012 1,9100 0,1013 6,4125 6,3626 3,02 homogen pengerolan ditunjukkan pada Gambar 5, dan hasil Hasil penimbangan berat terhadap 6 buah radiografi sinar-x PEB ditunjukkan pada Gambar 6. IEB yang dibuat, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. berkisar antara 6,3140 g sampai dengan 6,3633 g. Berat IEB tersebut lebih ringan dari berat porsi timbang pembuatan IEB yaitu dengan berat ratarata 6,4113 g. Hal ini disebabkan ada sebagian serbuk yang tertinggal/menempel pada mesin press pada saat pembuatan IEB. Hasil uji demensi tebal IEB U-7Mo/Al-si ketebalannya berkisar antara 2,96 Gambar 5. PEBU-7 Mo/Al-Si Hasil Rol mm sampai dengan 3,02 mm. Tebal IEB yang dihasilkan ini lebih tipis bila dibandingkan tebal IEB yang diinginkan yaitu 3,15 ±0,05 mm. Jika ditinjau dari jumlah uarnium dalam IEB sudah memenuhi syarat sesuai dengan densitas uranium yang diinginkan, sehingga untuk meningkatkan ketebalan IEB agar diperoleh tebal yang sesuai tetapi tidak merubah densitas uranium, maka perlu Gambar 6. Hasil Radiografi Sinar-X PEB Boybul, dkk 233 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
5 Hasil pengamatan secara visual pada permukaan PEB tidak ditemukan adanya cacat atau retak, juga tidak ditemukan adanya blister atau lepuhan pada permukaan pelat akibat adanya udara yang terperangkap didalam PEB. Pada proses pengerolan terjadi proses pemanjangan pelat sesuai arah rol, sedangkan lebar pelat tetap sama seperti lebar inti. Gambar 6. menunjukkan bahwa distribusi uranium dalam meat atau zona bahan bakar cukup homogen dengan ujung-ujungnya yang relatif simetri. Bila dibandingkan dengan panjang IEB sebelum dirol, maka terjadi pemanjangan sekitar 6 kali panjang IEB. Tebal pelat berkisar antara 1,39 mm samapai dengan 1,40 mm. Pemeriksaan tebal kelongsong pelat elemen bakar dilakukan dengan memotong pelat pada 3 posisi yaitu pada sisi dekat SD (sisi dekat penomoran), sisi jauh SJ (pada ujung sisi yang satunya), dan pada sisi tengah pelat TG, seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7. Posisi Pencuplikan Sampel Uji Tebal Tebal kelongsong (X) minimal: 0,25 mm; X rata-rata = ±0,38 mm Ketebalan meat atau zona bahan bakar pada bagian tengah PEB cukup merata, sedangkan pada bagian ujung PEB ketebalannya berkurang karena terbentuk dog bone, sehingga pada bagian ini tebal kelongsong menjadi lebih tipis dari pada bagian tengah. Tebal kelongsong pada seluruh permukaan yang dipoles diukur menggunakan mikroskop ukur yang dilengkapi dengan mikrometer sampai ukuran skala mikron. Data hasil pengukuran tebal kelongsong ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Tebal Kelongsong PEB U- 7M0/Al-Si Densitas 3,6 gu/cc Sisi Dekat Tengah Sisi Jauh Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah rerata rerata rerata Tebal minimum Tebal minimum Tebal minimum Data hasil pengukuran tebal kelongsong pada Tabel 3 terlihat bahwa tebal kelongsong rerata PEB pada bagian tengah lebih tebal bila dibandingkan dengan tebal rerata PEB pada sisi dekat dan sisi jauh. Hasil pengukuran tebal kelongsong PEB pada sisi dekat rata-rata 0,425 mm dan 0,424 mm, tebal minimum 0,314 mm. Tebal kelongsong pada sisi tengah rata-rata 0,431 mm dan 0,468 mm, tebal minimum 0,372 mm. Tebal kelongsong pada sisi jauh rata-rata 0,444 mm dan 0,442 mm, tebal minimum 0,300 mm. Tebal kelongsong minimum sebesar 0,300 mm masih berada diatas batas minimum tebal kelongsong yang diizinkan dalam spesifikasi untuk bahan bakar tipe pelat yaitu sebesar 0,250 mm [Snelgrove,J.l, 2000] KESIMPULAN Pembuatan IEB maupun PEB U-7Mo/Al-Si dengan tingkat muat uranium 3,6 gu/cc telah berhasil dilakukan dengan baik. Karakter IEB maupun PEB U-7Mo/Al-Si yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar reaktor riset. Data penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan untuk penelitian lebih lanjut dan juga masukan kepada pabrikasi bahan bakar reaktor riset untuk memproduksi bahan bakar U-7Mo/Al-Si dimasa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA 1. SUPARDJO, Proses Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset Tipe Pelat Di Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset STTN-BATAN & PTAPB BATAN 234 Boybul, dkk
6 (IPEBRR), Diktat Pelatihan Operator dan Supervisor IPEBRR, PT. Batan Teknologi (Persero), PTBN-BATAN, OLIVARES, L., et.al., Nuclear Fuel Development Based on UMo Alloys under Irradiation Evaluation of LEU U 3 Si 2-4,8gU/cm 3 Test Fuel, The RERTR-2007 International Meeting on RERTR, Prague, Czech Republic, September 23-27, KIM, C.K., et.al., Status of the Qualification program for Atomized UMo Dispersion Rod Type Fuel in Korea, 6 th International Topical Meeting on RRFM, Belgium, March SARDJONO, Proses Produksi Inti Elemen Bakar Untuk Reaktor Riset Tipe-MTR, Diktat Pelatihan Operator dan Supervisor IPEBRR, PT. Batan Teknologi (Persero), PTBN- BATAN, SNELGROVE, J.L., et.al., Qualification of Uranium Molybdenum Alloy Fuel Conclusions of an International Workshop, 4 th International Topical Meeting on RRFM, Colmar, France, March 19-21, 2000 Boybul, dkk 235 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al
ABSTRAK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al Susworo, Suhardyo, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al. Pembuatan pelat elemen bakar/peb mini
Lebih terperinciPENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN
PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN Agoeng Kadarjono, Supardjo, Boybul, Maman Kartaman A Pusat Teknologi Bahan
Lebih terperinciPEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3
Lebih terperinciPENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG
PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN, Kawasan Puspiptek-Serpong,
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI Martoyo, Nusin Samosir, Suparjo, dan U. Sudjadi ABSTRAK STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING
Lebih terperinciKARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK Slamet P dan Yatno D.A.S. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciPEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U-10Zr/Al UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET
PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U-10Zr/Al UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Masrukan, Setia Permana, Yanlianastuti Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN Kawasan Pspiptek Serpong Tangerang Selatan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al
PENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al Supardjo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) BATAN Kawasan
Lebih terperinciSupardjo (1) dan Boybul (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang
Urania Vol. 14 No. 3, Juli 2008 : 106-160 ISSN 0852-4777 PENGARUH PERBEDAAN SERBUK U 3 O 8 DAN U 3 Si 2 TERHADAP PEMBENTUKAN POROSITAS, HOMOGENITAS URANIUM DAN KETEBALAN KELONGSONG PRODUK PELAT ELEMEN
Lebih terperinciPABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN
PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN Susworo, Guswardani, Dadang, Purwanta Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN
Lebih terperinciANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN
ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN Supardjo*, Boybul*, Agoeng Kadarjono*, Wisnu A.A.** * Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN **Pusat
Lebih terperinciKARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK
KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK ABSTRAK Supardjo, H. Suwarno dan A. Kadarjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN
Lebih terperinciANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS
Lebih terperinciPENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati
PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2 Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati ABSTRAK PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Elemen bakar merupakan salah
Lebih terperinciPEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK
ISSN 0852-4777 Pembentukan Single Phase Paduan U7Mo.xTi dengan Teknik Peleburan menggunakan Tungku Busur (Supardjo, Agoeng K, dan Wisnu Ari Adi) PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN
Lebih terperinciPENGARUH SERBUK U-Mo HASIL PROSES MEKANIK DAN HYDRIDE DEHYDRIDE GRINDING MILL TERHADAP KUALITAS PELAT ELEMEN BAKAR U-Mo/Al
ISSN 0852-4777 PENGARUH SERBUK U-Mo HASIL PROSES MEKANIK DAN HYDRIDE DEHYDRIDE GRINDING MILL TERHADAP KUALITAS PELAT ELEMEN BAKAR U-Mo/Al Supardjo, Agoeng Kadarjono, Boybul Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG
Aslina Br. G., dkk. ISSN 0216-3128 157 KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG Aslina Br. Ginting,
Lebih terperinciSTUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI
ID0100126 Pmsiding Pesentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir II STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI ABSTRAK Supardjo Pusat Elemen Bakar Nuklir STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA
Lebih terperinciANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI
ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI Aslina Br.Ginting Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong Tangerang ABSTRAK ANALISIS TERMAL
Lebih terperinciPEMBUATAN FOIL TARGET DENGAN TINGKAT PENGKAYAAN URANIUM RENDAH
ISSN 1979-2409 Pembuatan Foil Target Dengan Tingkat Pengkayaan Uranium Rendah (Purwanta, Suhardyo, Susworo, Guswardani) PEMBUATAN FOIL TARGET DENGAN TINGKAT PENGKAYAAN URANIUM RENDAH Purwanta, Suhardyo,
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR Ti PADA PADUAN U-7Mo-xTi TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN INGOT SERTA MORFOLOGI SERBUK HASIL HIDRIDING - DEHIDRIDING
ISSN 0852-4777 Pengaruh Unsur Ti Pada Paduan U-7Mo-xTi Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Ingot Serta Morfologi Serbuk Hasi Hidriding - Dehidriding (Maman Kartaman A, Supardjo, Boybul, Agoeng Kadarjono)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE), Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-
Lebih terperinciKEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3
(Aslina Br. Ginting, Nusin Samosir, Sugondo) KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3 Aslina Br.Ginting, Nusin Samosir, Sugondo
Lebih terperinciPEMBUATAN INGOT PADUAN U-7Mo-xZr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PELEBURAN DAN KARAKTERISASINYA
PEMBUATAN INGOT PADUAN U-7Mo-xZr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PELEBURAN DAN KARAKTERISASINYA Supardjo (1), Agoeng K (1), Boybul (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong,
Lebih terperinciSTUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET
Supardjo ISSN 0216-3128 217 STUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET Supardjo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK STUDI PROSES PEMBUATAN
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI
J. Tek. Bhn. Nukl. Vol.4 No.2 Juni 2008: 48-104 ISSN 1907-2635 82/Akred LIPI/P2MBI/5/2007 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI Supardjo dan Masrukan
Lebih terperinciKARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN
No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciABSTRAK PENDAHULUAN. ISSN HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010
ISSN 0854-5561 HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010 UJI PASCA IRADIASI BAHAN BAKAR DAN BAHAN STRUKTUR PEMERIKSAAN METALOGRAFI BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA TINGKAT MUAT URANIUM (TMU) 4,8 GRAMjCM3 PRA IRADIASI
Lebih terperinciPENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
ISSN 979-409 PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENGUKURAN
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235
PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235 Suhardyo, Purwanta Pusat Teknologi Bahan Bahan Nuklir ABSTRAK PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET 1,5g U-235. Telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo
PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo Aslina Br.Ginting (1), Supardjo (1), Agoeng Kadarjono (1), Dian Anggraini (1) 1.Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciPENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TER- HADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al
Aslina Br. Ginting, dkk. ISSN 0216-3128 127 PENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TER- HADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Aslina Br.Ginting, Supardjo, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan
Lebih terperinciANALISIS SERBUK UMO UNTUK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR DENGAN TINGKAT MUAT TINGGI
SEMINAR NASIONAL ANALISIS SERBUK UMO UNTUK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR DENGAN TINGKAT MUAT TINGGI Sutri Indaryati, Yanlinastuti, Iis Haryati, Rahmiati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN
Lebih terperinciGambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
Lebih terperinciANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET
ISSN 907 635 ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Aslina Br.Ginting, M.Husna Al Hasa, Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang
Lebih terperinciPEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061
ISSN 0852-4777 Pemeriksaan Mikrostruktur, Komposisi dan Kekerasan Hasil Pengelasan Paduan Al-6061 (Masrukan, Fatchatul, dan Chaerul) PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR
IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR U 3 O 8 -Al, U 3 Si 2 -Al DAN UMo-Al MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTOMETER Aslina Br. Ginting Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji
BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Mulai Pelat Baja Tipe SPHC JIS G 3131 Pembuatan Spesimen Uji Proses Pretreatment Proses Hot Dip Galvanis :
Lebih terperinciPENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu
Lebih terperinciPENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
No. 02/ Tahun I. Oktober 2008 ISSN 19792409 PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN UZr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPembuatan LEU Foil dengan Teknik Pengerolan untuk Produksi Mo-99
Pembuatan LEU Foil dengan Teknik Pengerolan untuk Produksi Mo-99 Boybul, Susworo, Dadang Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BA TAN Kawasan Puspiptek Gd 20, Serpong, 15314 ABSTRAK - PEMBUATAN LEU FOIL DENGAN
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr
PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr ABSTRAK Masrukan, Agoeng Kadarjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
37 III. METODE PENELITIAN III.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan abu sekam di Politeknik Negeri Lampung pada tanggal 11 Desember hingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Serat kenaf Serat kenaf yang digunakan dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis
Lebih terperinciANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo
Urania Vol. 18 No. 3, Oktober 2012: 120 181 ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo Jan Setiawan, Futichah Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciREAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2
ISSN 1907 2635 Reaksi Termokimia Paduan AlFeNi dengan Bahan Bakar U 3Si 2 (Aslina Br.Ginting, M. Husna Al Hasa) REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 Aslina Br. Ginting dan M. Husna
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al
PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al Effect of Additional Alloy Compostion AI in Fe-Ni-Al Dianasanti Salati Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta Tanggal Masuk: (19/7/2014) Tanggal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama proses treatment atau perlakuan alkalisasi serat kenaf dapat dilihat pada Gambar 3.1. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 3.1. Peratalatan
Lebih terperinciKOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS
KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS Aslina Br.Ginting (1), Supardjo (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
komposisi tidak homogen akan memiliki perbedaan kelarutan dalam pembersihan, sehingga beberapa daerah ada yang lebih terlarut dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Ketika oksida dihilangkan dari permukaan,
Lebih terperinciPENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS
Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS Maman Kartaman A, Sigit dan Dedi Hariadi ABSTRAK PENENTUAN LAJU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Proses karakterisasi material Bantalan Luncur dengan menggunakan metode pengujian merusak. Proses penelitian ini dapat dilihat dari diagram alir berikut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.
Lebih terperinciPERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL Mochamad Imron,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Bahan Pengecoran Dengan Penambahan Ti-B Coran dg suhu cetakan 200 o C Coran dg suhu cetakan 300 o C Coran dg suhu cetakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta 3.1.2. Alat dan bahan 3.2.1 Alat Alat yang dipergunakan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS
KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS Masrukan (1), Tri Yulianto (1), dan Erilia Y (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA
Urania Vol. 14 No. 4, Oktober 2008 : 161-233 ISSN 0852-4777 PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA Masrukan (1) dan Aslina Br Ginting (1) 1. Pusat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2011 dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika
Lebih terperinciFrekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la
Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam
Lebih terperinciMODEL PERHITUNGAN DISTRIBUSI SUHU SEPANJANG PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 Si 2 Al PADA PENGURANGAN TEBAL DAN WAKTU PEMANASAN
Model Perhitungan Distribusi Suhu Sepanjang Pelat Elemen Bakar (PEB) U 3si 2 Al Pada Pengurangan Tebal Dan Waktu Pemanasan (Ghaib Widodo, Moch. Setyadji) MODEL PERHITUNGAN DISTRIBUSI SUHU SEPANJANG PELAT
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2012 di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung. Karakaterisasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.
10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : a) Timbangan digital Digunakan untuk menimbang serat dan polyester.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *
RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET
Karakterisasi Sifat Termal Paduan AlFe(2,5%)Ni(1,5%) dan AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) untuk Kelongsong Bahan Bakar Reaktor Riset. (Aslina Br. Ginting, Boybul, Arif Nugroho) KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN
Lebih terperinciRISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR
RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR RINGKASAN Selama beropersinya reaktor nuklir, pelet bahan bakar mengalami iradiasi neutron pada suhu tinggi dan memproduksi produk fisi. Akibatnya pelet
Lebih terperinciSTUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION
STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION Iis Haryati, dan Boybul Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 20, Serpong, 15313 Email untuk korespondensi:
Lebih terperinciANALISIS KADAR URANIUM DAN IMPURITAS DALAM PADUAN U-7MO-XTI DAN U-7MO-XZR
ANALISIS KADAR URANIUM DAN IMPURITAS DALAM PADUAN U-7MO-XTI DAN U-7MO-XZR Boybul 1, Supardjo 2 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek GD 20, Serpong -Kota Tangerang Selatan, Banten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Proses
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr
ISSN 1907 2635 Pengaruh Kandungan Niobium terhadap Mikrostruktur, Komposisi Kimia dan Kekerasan Paduan Zr-Nb-Fe-Cr (Sungkono) PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN
Lebih terperinciSTRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C
STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C Maman Kartaman A, Yusuf Nampira, Junaedi, Sri Ismarwanti Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic
Lebih terperinciPENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK
p ISSN 0852 4777; e ISSN 2528 0473 PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK Saga Octadamailah, Supardjo Pusat Teknologi
Lebih terperinci14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)
14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) Magnesium adalah logam ringan dan banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan massa jenis yang ringan. Karakteristik : - Memiliki struktur HCP (Hexagonal
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1. Galvanisasi Sistem Panas Hot dip galvanizing Manual ini disusun untuk membantu dan memahami proses Hot Dip Galvanizing ( HDG) dan desain untuk komponen - komponen yang akan
Lebih terperinciKAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN
HasH-hasil Penelitian EBN Tahun 2005 KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN Budi Briyatmoko ABSTRAK KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENGAN CARA PELEBURAN. Telah dipelajari sintesa paduan U-Mo dengan
Lebih terperinciKETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN
KETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN Maman Kartaman A., Djoko Kisworo, Dedi Hariyadi, Sigit Pusbangtek Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang BATAN, Serpong
Lebih terperinciB64 Pembuatan Green Pellet U-ZrHx Untuk Bahan Bakar Reaktor Riset. Peneliti Utama : Ir.Masrukan, M.T
logo lembaga B64 Pembuatan Green Pellet U-ZrHx Untuk Bahan Bakar Reaktor Riset Peneliti Utama : Ir.Masrukan, M.T Anggota : Ir.M. Husna Alhasa, M.T Ir.Sungkono, M.T Ir. Anwar Muchsin Erilia Yusnitha, S.T
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciPEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA
PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA Ghaib Widodo, Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Serpong
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN bawah ini. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada kedua bagan di Gambar 3.1 Proses Pembuatan bahan matriks Komposit Matrik Logam Al5Cu 27 28 Gambar
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET
ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET Masrukan, Aslina Br.Ginting Pusbangtek Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penyiapan Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Serat ijuk aren Serat ijuk aren didapatkan dari salah satu sentra
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan pada material hasil proses pembuatan komposit matrik logam dengan metode semisolid dan pembahasannya disampaikan pada bab ini. 4.1
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR
PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR Masrukan (1), Tri Yulianto (1) dan Sungkono (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN Kawasan
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini penelitian
Lebih terperinci03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya
KLASIFIKASI BAJA KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA L U K H I M U L I A S 1 Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya 1) BAJA PEGAS Baja pegas adalah baja karbon yang mengandung 0,5-1,0% karbon
Lebih terperinciGambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penyiapan Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Alat uji impak Alat impak yang digunakan untuk melakukan pengujian
Lebih terperinci