2.1 Simtom ansietas dan depresi pada pasien sirosis hepatis
|
|
- Sukarno Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2.1 Simtom ansietas dan depresi pada pasien sirosis hepatis Ansietas adalah suatu mood ketakutan (fearful mood) yang samar-samar dan tidak jelas diikuti dengan keluhan badaniah (bodily arousal). 7 Ansietas dan depresi memiliki prevalensi paling tinggi dari 19% gangguan mood yang dijumpai pada pasien sirosis HCV (Hepatitis C Virus), masing-masing 24% dan 26% berdasarkan penelitian tingkat internasional yang menggunakan Mini-International Neuropsychiatric Interview. Penelitian di Amerika Serikat menyatakan sekitar 20% pasien HCV akan menjadi sirosis dalam tahun mendatang. Faktor risiko gangguan psikiatri ini adalah keparahan sirosis dan riwayat psikiatri sebelumnya. Beberapa studi pada veteran mencatat prevalensi sangat tinggi dari penggunaan alkohol dan penyalahgunaan obat dengan depresi dan atau gangguan stres pasca trauma sebesar 60%. 8 Ansietas dan depresi sering bertumpang-tindih, hal ini terkait dengan simtomsimtom yang dimilikinya yaitu masalah tidur, konsentrasi dan kelelahan/ fatigue serta simtom psikomotor/ arousal. 9 Kelelahan adalah simtom yang sering pada penyakit hati. 8 Crosignani dkk., pada tahun 2008 tentang gambaran klinis primary billiary cirrhosis, sirosis yang disebut suatu penyakit autoimun, mencatat 78% simtom kelelahan. Penelitian kohort skala besar di Amerika berpendapat bila kualitas hidup berjalan dengan baik maka akan mengatasi simtom kelelahan yang timbul. 10 Selama lebih 20 tahun model tripartiat antara ansietas dan depresi telah dibuat. Model ini mencakup faktor afek negatif (negative affectivity), afek positif (cenderung positif) dan bangkitan fisiologis (physiological arousal) atau disebut juga afek somatik. Afek negatif adalah simtom distres mencakup kawatir, iritabilitas dan perasaan tegang. Afek positif adalah tingkat perasaan senang yang dicirikan oleh gembira, ramah, semangat tinggi dan antusiasme. Hiperarousal otonomik atau afek somatik adalah simtom-simtom seperti denyut jantung yang cepat, nafas pendek dan perasaan menggigil. 11,12 Perbedaan ansietas dan depresi tidak terlalu jelas. Penelitian sistemik yang dilakukan di Inggris menunjukkan bangun terlalu subuh (early-morning awakening), retardasi psikomotor, menyalahkan diri sendiri (self-reproach), hilang harapan (hopelessness) dan ide bunuh diri adalah petanda klinis yang paling khas untuk depresi. Pada depresi keadaan ini dapat ditangani, namun pada ansietas keadaan ini berlanjut dengan adanya ketegangan (tension), fobia, serangan panik, ketidak-
2 seimbangan motorik, perasaan tidak nyata (unreality feelings), distoris persepsi sebagaimana keadaan paranoid dan hipokondriakal. Ansietas jarang terjadi pertama sekali setelah umur 40 tahun. Jadi, perlu dipertimbangkan mereka yang memiliki ciriciri ansietas setelah umur 40 tahum mengalami depresi mayor. Pasien dengan simtom ansietas selama keadaan depresi memiliki riwayat keluarga gangguan depresi, bukan ansietas, dan sebaliknya bagi pasien dengan diagnosis primer adalah gangguan ansietas. Mereka yang memiliki ciri simtom campuran sering memiliki riwayat keluarga gangguan bipolar. 13 Serotonin adalah neurotransmiter utama untuk inervasi amigdala dan diketahui bahwa antidepresan dapat meningkatkan produksi serotonin dengan merintangi transpor serotonin (serotonin transporter-sert) dan juga efektif dalam mengurangi simtom ansietas dan ketakutan. 9 Perubahan neurotransmitter serotonergik dapat ditunjukkan pada penelitian oleh Jones tahun Dimana ondansetron, suatu antagonis reseptor5-hydroxytryptamine-3 memperbaiki wellbeing pasien HCV ditandai oleh berkurangnya kelelahan dan meningkatnya kemampuan psikomotor pasien. Piche dkk., tahun 2005 menunjukkan perbaikan sebesar 30% setelah hari ke-15, 30 dan 60 masa pengobatan dengan ondansetron. Cozzi dkk., tahun 2006 menunjukkan penurunan konsentrasi serum triptofan pada pasien HCV, sementara pada pasien HBV tidak ada perbedaan dengan kontrol. 14 Golden dkk., mendapatkan prevalensi gangguan ansietas dan depresi pada pasien hepatitis C dengan wawancara klinis menggunakan SCID-CV (Structured Clinical Interview for DSM-IV Axis I Disorders: Clinician Version) masing-masing yaitu 24% dan 28%. Delapan orang (9%) memiliki kriteria baik gangguan depresi dan ansietas. Prevalensi gangguan depresif dengan ansietas adalah 22% untuk wanita dan 4,5% untuk pria. Tiga puluh dua pasien (36%) memiliki diagnosis gangguan depresif seumur hidup. Diantaranya, 14 orang saat ini depresi. Empat puluh lima orang (50%) adalah total dari diagnosis depresif saat ini dan seumur hidup. Delapan belas orang (20%) memiliki diagnosis gangguan ansietas seumur hidup. Hanya 4 orang yang saat ini memiliki diagnosis ansietas. Total diagnosis gangguan ansietas kini dan seumur hidup adalah 36 orang (40%). 15 Pada penelitian Wessenborn tahun 2009 menyimpulkan bahwa simtom depresi, kelelahan dan penurunan kognitif merupakan keluhan utama pada pasien HCV bahkan apabila tidak ada simtom hepatitis yang signifikan. Depresi dianggap memiliki penyebab multi faktor, baik biologis dan psikologis. 14 Golden dkk.,
3 menyatakan ada 2 faktor risiko yaitu variabel klinis yang berkaitan dengan penyakit itu sendiri seperti rute infeksi dan komorbiditas (terutama HIV- human immunodeficiency virus), dan variabel kemampuan pengalaman pasien terhadap penyakit seperti penerimaan (acceptance) penyakit, penyesuaian pekerjaan dan sosial serta stigma terkait penyakit. 15 Simtom depresi dan ansietas pada suatu konsensus dikatakan sering tidak dikenali, didiagnosis dan diobati. Beausang dan Syyed, Hansen dkk., dan Vaeroy dkk., melaporkan temuan tersebut di rawat inap rumah sakit dimana gangguan mood yang tidak terdeteksi akan berlanjut menjadi masalah kesehatan yang signifikan. 15 Seymour juga mengatakan banyaknya kematian akibat depresi adalah masalah kesehatan publik utama yang paling tidak dikenali dan perlu mendapat perhatian yang lebih luas dari klinisi. 16 Pada penelitian kraus dkk., terhadap simtom psikiatri pasien hepatitis C kronis yang menerima terapi interferon dengan menggunakan HADS (Hospital Anxiety Depression Scale) menemukan peningkatan yang signifikan pada simtom depresi (p<,001) dibanding mereka yang tidak dapat intervensi. Bahkan sebelum intervensi, simtom depresi dan ansietas masing-masing 15,5% dan 13,1% dari jumlah subjek, meningkat menjadi 35,0% dan 25,6%. 17 Penelitian Herrera tahun 2006 tentang prevalensi penyakit hati dan komplikasi yang meningkat cepat di Amerika Serikat mengatakan pasien sirosis sering mendapat penjelasan yang keliru tentang penyakit dan prognosisnya. Informasi yang tidak akurat ini sering didapat dari teman maupun internet hingga menyebabkan ansietas yang tidak diperlukan. 18 Evaluasi simtom ansietas akibat penyakit medis memiliki tiga ketegori. Pertama, apakah pasien mengalami reaksi psikologi akibat mengalami penyakit medis. Kedua, apakah ansietas tersebut diakibatkan langsung dari efek biologis obat atau zat. Ketiga, ansietas tersebut diakibatkan langsung dari efek biologis dari penyakit medis. 1 Reaksi psikologis akibat mengalami penyakit medis yaitu perasaan tidak pasti terhadap diagnosis medis, perasaan tidak pasti terhadap prognosis medis, ansietas terhadap tubuhnya, takut mati, ansietas dampak penyakit tersebut terhadap jati diri dan mata pencaharian, ansietas terhadap orang asing dan ditinggal sendiri di rumah sakit dan ansietas terhadap reaksi negatif dari para dokter. Ansietas karena zat yan paling sering adalah kafein, sedangkan ansietas karena obat-obatan salah satu adalah dekongestan misal pseudoefedrin. 1
4 Penting sekali untuk membedakan ansietas sekunder dengan ansietas primer (contoh kurang ada riwayat pribadi atau keluarga dan stresor psikososial serta onset usia lanjut). 1 Sedangkan serangan panik adalah gangguan ansietas primer yang paling sering terlihat, mencakup gangguan panik, agorafobia, fobia spesifik, fobia sosial, gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan stres setelah trauma (posttraumatic stress disorder). 19 Colon dan Popkin tahun 2002, serta Pollack dkk., tahun 1998, telah membuat elemen evaluasi kondisi umum pada pasien yang cemas (anxious), yaitu: 1 1. Pemeriksaan riwayat dan fisik, termasuk pemeriksaan neurologi. 2. Evaluasi pengaruh potensial dari obat dan zat. 3. Penyaringan (screening) dengan studi diagnostik, contoh darah rutin, konsentrasi kalsium, level hormon tiroid dan elektrokardiogram. Penyaringan untuk simtom depresi juga perlu dengan metode yang akurat dan cepat sehingga dapat menilai simtom depresi maupun somatik. Penyaringan tersebut juga dengan mudah mengenal simtom depresi yang dialami pasien agar dapat merencanakan, mengobati atau merujuk pasien dengan lebih terarah. Tiga instrumen telah digunakan luas untuk mengenal simtom depresi dengan penyakit medis, yaitu Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CES-D), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) HADS adalah kuesioner self-rating yang dibuat oleh Zigmond dan Snaith pada tahun 1983, bagi pasien-pasien rawat jalan (outpatient) yang memiliki simtom ansietas dan depresi, baik dengan masalah somatik maupun mental. Berdasarkan penelitian populasi besar oleh Mykletun dkk., sifat psikometrik dari HADS ini adalah sungguh baik dalam hal struktur, interkolerasi, homogenitas dan konsistensi internal 6,20 HADS biasanya memerlukan waktu 2 hingga 5 menit untuk diselesaikan. Bagaimanapun juga, sama dengan beberapa kuesioner lainnya, harus berhati-hati membaca dan memahaminya, karena beberapa orang yang tidak membaca dan memahaminya dapat saja berpura-pura untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan sembarangan. Sangat beralasan untuk menyuruh responden membaca dengan memahami kalimat demi kalimat dari kuesioner tersebut. Hal ini juga
5 memberikan kesempatan untuk menjelaskan tujuan dari kuesioner tersebut dan menjamin semua informasi klinis tersebut adalah rahasia guna membantu dokter untuk menolong mereka. 21 Pasien menyelesaikan sejumlah pertanyaan yang telah disusun baik ansietas maupun depresi. Setelah diperiksa oleh dokter, peneliti melakukan wawancara tetapi tanpa mengetahui respons pasien terhadap pertanyaan tersebut. Saat wawancara mengenai simtom depresi pasien ditanyakan: apakah Anda melakukan banyak hal yang menyenangkan sebagaimana dulu Anda lakukan? Apakah Anda tertawa dengan spontan? Apakah Anda merasa menyenangkan? Apakah Anda merasa optimis terhadap masa depan?. Maksud pertanyaan ini agar pasien tidak hanya berkonsentrasi pada keadaan anhedonia saja. Pada wawancara ansietas ditanyakan: Apakah Anda merasa tertekan dan terluka? Apakah Anda mengkawatirkan sesuatu? Apakah Anda memiliki serangan panik? Apakah Anda merasa malu tentang suatu kejadian?. Respons kuesioner ini dianalisis guna mengetahui hasil perkiraan keparahan baik ansietas maupun depersi. Pertanyaan ini dapat memungkinkan dimulai sejumlah pertanyaan menjadi tujuh baik untuk ansietas maupun depresi. 21 Selanjutnya pasien diminta mengisi pertanyaan yang ada di dalam formulir HADS. Perhatikan kemampuan pasien, apakah mampu membaca dan menulis. Beberapa pasien yang buta huruf merasa malu sehingga mengisi secara sembarangan. Pada kasus-kasus buta huruf atau pandangan kabur, kata-kata setiap item dapat dibacakan kepada responden. 21 Setiap pertanyaan yang dijawab pasien memiliki nilai respons 0-3, dengan rentang skor 0-21 baik untuk ansietas dan depresi. 21 Skor 0-7 adalah normal, 8-10 adalah borderline dan menunjukkan suatu masalah gangguan klinis/ simtom emosional (clinical caseness ). 22 Beberapa perkembangan penilaian HADS juga ada yang membagi kedalam rentang normal, ringan, sedang dan berat. 21 HADS sendiri pernah digunakan di RSU. H. Adam Malik Medan oleh Iqbal dkk., untuk melihat korelasi simtom ansietas dan depresi dengan keparahan serangan kejang pasien epilepsi di departemen neurologi. Studi cross-sectional ini mendapatkan adanya korelasi keparahan serangan kejang dengan simtom ansietas. Mereka tidak mendapatkan simtom depresi pada pasien epilepsi. 22 Pada bulan Februari 2012 HADS juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Pusat Bahasa (USU). (terlampir)
6 2.3 Sirosis Hepatis Sirosis hepatis adalah diagnosis histologis yang dicirikan oleh fibrosis hepatik yang difus dengan formasi nodul. Penyakit liver non sirotik yang kronis dan sirosis yang cukup terkompensasi jarang dibedakan pada pemeriksaan klinis serta biokimia (fungsi hati dapat normal, bahkan pada yang ada sirosis). 4 Skor multipel telah dibuat untuk kategori klinis tingkat keparahan sirosis. Skor Child-pugh telah banyak digunakan secara luas. Skor ini mencakup 3 nilai laboratorium (waktu pemanjangan protrombin time, bilirubin dan albumin) dan 2 tanda klinis (asites dan ensefalopati). 23 Jumlah dari setiap poin ini dikategorikan dalam 3 kelas yaitu kelas A (5-6), B (7-9) dan C (10-15). Rentang nilai ini bukan distribusi yang seimbang antar kelas namun lebih mencerminkan dampak klinis yang dimiliki setiap kelas untuk penentuan prognosis. 24 Pasien Kelas A memiliki 85% angka harapan hidup selama 2 tahun, dibandingkan kelas B dan C yaitu 60% dan 35%. 23 Konsepnya adalah sangat sederhana. Albumin dipengaruhi tidak hanya fungsi sintesis hepatis namun juga bersihan transvascular (transvascular clearance) seperti sepsis dan asites. Begitu juga bilirubin yang ditingkatkan bila ada insufisiensi ginjal, hemolisis dan sepsis. Indeks protrombin yang menurun dikaitkan dengan aktivasi koagulasi, sebagai penyebab utama sepsis. Ensefalopati metabolik dapat dipicu oleh sepsis atau insufisiensi ginjal. Hasilnya, albumin, bilirubin, protrombin dan ensefalopati merupakan petanda prognosis (prognostic markers) dari berbagai perjalanan penyakit yang luas daripada menilai fungsi hati itu secara murni. Jadi, Child-Pugh dipandang sebagai penilaian multiorgan pada pasien sirosis daripada menilai fungsi hati sendiri. 24 Asites adalah salah satu komplikasi utama dari sirosis dimana terjadi retensi cairan di rongga abdomen. Satu patofisiologi yang penting adalah patogenesis dari disfungsi renal dan retensi sodium sehingga terjadi vasodilatasi sistemik dan menyebabkan menurunnya volume darah arteri yang efektif (effective arterial blood volume) dan suatu sirkulasi yang hiperdinamik (hyperdynamic circulation). Mekanisme terkait perubahan fungsi vaskular ini belum diketahui namun kemungkinan terkait sintesis vaskular yang meningkat dari nitric oxide, prostacyclin. Sebagaimana juga perubahan konsentrasi glukagon, substance P atau calcitonin gene related peptide. 25
7 Ensefalopati hepatik (Hepatic Encephalopathy-HE) adalah komplikasi kinis dari sirosis dengan gambaran neuropsikatri, yaitu euforia atau depresi, kebingungan, bicara melantur (slurred speech) dan gangguan tidur. Pada tahap selanjutnya tampak letargi atau kelesuan, bicara inkoheren hingga koma. 26 Selain Child-Pugh, tingkat keparahan sirosis juga dapat dinilai dengan skor MELD ( Model for End Stage Liver Disease) yang awalnya dibuat sebagai prediksi pasien yang menjalani transjugular intrahepatic portosystemic shunts (TIPS). Skor MELD didasarkan etiologi sirosis dan 3 variabel laboratorium yang simpel dan objektif yaitu bilirubin, kreatinin dan waktu protrombin berdasarkan INR (international normalized ratio). MELD memiliki logaritma dan perkalian dengan beberapa faktor yang lebih rumit dibandingkan dengan Child-Pugh. 24 Pada penelitian oleh Yu-Yuan Li dkk., pada tahun 2004 menemukan etiologi sirosis hepatis pada 409 pasien mencakup hepatitis B kronis sebesar 78,7%, hepatitis C kronis 6,9% dan alkoholik kronis sebesar 14,4%. Berdasarkan skor Child- Pugh ditemukan skor A sebesar 46,0%, skor B 35% dan skor C 19,0%. 52,3% pasien tidak memiliki asietes, 17,6% asites ringan dan 30,1% asites berat. Sebesar 41,3% pasien memiliki serum albumin normal, 24,9% hipoalbuminemia ringan (30-35 gr/ lt) dan 38,8% hipoalbuminemia berat (<30 gr/lt). Pada pemanjangan waktu protrombin ditemukan 30,1% normal, 37,2% ringan dan 32,7% berat. Pada penelitian ini juga tidak menemukan korelasi yang bermakna antara usia dan pendidikan. 27 Alavian dkk., tahun 2007 melakukan penelitian evaluasi keparahan pasien hepatitis B dan C dengan menggunakan HADS, mendapatkan 29 pasien (37%) dengan simtom ansietas dan 13 pasien (16%) dengan simtom depresi. Pada penelitian tiap-tiap kelompok pasien yang mereka teliti berdasarkan keparahannya didapatkan baik simtom ansietas maupun depresi memiliki perbedaan yang signifikan dengan masing-masing nilai p dibawah 0,001 dan 0, Pada penelitian Hauser dkk., terhadap gambaran pasien hepatitis C kronis terhadap prediktor biopsikososial dari kualitas hidup berkaitan dengan kesehatan (Biopsychosocial Predictors of Health-Related Quality of Life in Patients With Chronic Hepatitis C) pada tahun 2004 mendapatkan 35 dari 88 pasien (39,8%) memiliki baik simtom depresi maupun ansietas. Mereka menjelaskan prevalensi yang tinggi ini dapat karena adanya gangguan terkait zat maupun gangguan psikiatri yang dimiliki pasien. Kekawatiran terkait penyakit ini menyangkut bahaya komplikasi
8 dari infeksi virus, potensi transmisi seksual dengan pasangan pasien dan stigmatisasi sosial dari efek negatif kesehatan mental yang dialami pasien. Seperti yang telah diteliti oleh Cordoba yang menunjukkan penurunan kualitas hidup pada pendonor yang asimtomatik setelah mendapatkan diagnosis hepatitis C kronis. 29
9 2.4. Kerangka Konseptual Normal Borderline Sirosis Hepatis Child- Pugh HADS Ansietas Depresi campuran
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit hati kronis termasuk sirosis telah menjadi masalah bagi dunia kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang komplek, meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sirosis adalah suatu keadaan patologik yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan salah satu penyakit hati dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal pada dekade
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif (Sherlock dan Dooley,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati (cirrhosis hati / CH) adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hati yang ditandai dengan distorsi arsitektur hati dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Perumusan masalah Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF)
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus telah mencapai epidemi tingkat global. Perkiraan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala negatif merupakan suatu gambaran defisit dari pikiran, perasaan atau perilaku normal yang berkurang akibat adanya gangguan otak dan gangguan mental (Kring et
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Menurut perkiraan United States Bureau of Census 1993, populasi lanjut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Menurut perkiraan United States Bureau of Census 1993, populasi lanjut usia di Indonesia diproyeksikan pada tahun 1990 2023 akan naik 414 %, suatu angka tertinggi
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar
Lebih terperinci2005). Hasil 62 survei di 12 negara dan mencakup narapidana menemukan tiap 6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres dapat mengenai semua orang dan semua usia. Stres baik ringan, sedang maupun berat dapat menimbulkan perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi dan perilaku.
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya
Lebih terperinciGAMBARAN KLINIS GANGGUAN KECEMASAN
GAMBARAN KLINIS GANGGUAN KECEMASAN Definisi Suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan 2 Beda kecemasan dan ketakutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO pada tahun 2002, memperkirakan 783 000 pasien di dunia meninggal akibat sirosis hati. Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol dan infeksi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SIMTOM ANSIETAS Ansietas dialami oleh setiap orang pada suatu waktu dalam kehidupannya. Ansietas adalah suatu keadaan psikologis dan fisiologis yang dicirikan dengan komponen
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. mood, khususnya gangguan ansietas. 1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gangguan ansietas dan depresi biasa terjadi pada semua daerah di seluruh dunia. Penyakit kronis meningkatkan morbiditas dengan gangguan perasaan dan/atau gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). Pada sirosis hati terjadi kerusakan sel-sel
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kerusakan atau
Lebih terperinciIPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.
IPAP PTSD Tambahan Prinsip Umum I. Evaluasi Awal dan berkala A. PTSD merupakan gejala umum dan sering kali tidak terdiagnosis. Bukti adanya prevalensi paparan trauma yang tinggi, (termasuk kekerasan dalam
Lebih terperinciJOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001
JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang
akne. 2 Selain dari keluhan kosmetik, akne mempengaruhi setiap aspek kehidupan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang kesehatan psikodermatologi atau psikokutan berfokus pada interaksi antara pemikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan salah satu penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sirosis hati merupakan penyebab kematian kesembilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Transmisi HIV masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. penduduk dunia seluruhnya, bahkan relatif akan lebih besar di negara-negara sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Populasi lanjut usia (lansia) di dunia akan bertambah dengan cepat dibanding penduduk dunia seluruhnya, bahkan relatif akan lebih besar di negara-negara sedang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi
LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan salah satu masalah psikologi yang banyak dialami oleh seorang pasien di rumah sakit. Kecemasan adalah pengalaman umum manusia dan merupakan emosi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator kesejahteraan rakyat pada suatu negara. Angka harapan hidup penduduk Indonesia naik dari 70,45
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan meliputi kemandirian atau kolaboratif dalam merawat individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit atau sehat dengan segala kondisi yang meliputinya.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sirosis hati (SH) menjadi problem kesehatan utama di
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sirosis hati (SH) menjadi problem kesehatan utama di dunia. Sirosis hati dan penyakit hati kronis penyebab kematian urutan ke 12 di Amerika Serikat pada tahun 2002,
Lebih terperinciAbstrak. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.
Abstrak Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014. Triadi Arif Maulana, 2015. Pembimbing I : dr. Stella Tinia Hasianna, M.Kes.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung kongestif (GJK) dalam bahasa Inggris disebut dengan Congestive Heart Failure (CHF) merupakan sindrom klinis kompleks yang di dapat dari hasil gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Mood disorders atau gangguan emosional merupakan. salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mood disorders atau gangguan emosional merupakan salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3-5% populasi pada suatu saat dalam kehidupannya pernah megalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sirosis hati merupakan penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Populasi usia lanjut (usila) meningkat cepat, baik di negara maju maupun di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Populasi usia lanjut (usila) meningkat cepat, baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan jumlah populasi usia lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. Dalam
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Osteoartritis (OA) lutut adalah suatu kondisi inflamasi, keadaan reumatik kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan. Osteoartritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah depresi kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena dapat menyerang seluruh usia dan lapisan masyarakat. Depresi merupakan gangguan suasana perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi
Lebih terperinciA. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap
A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan mental adalah sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu dengan masalah kesehatan fisik sering mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciDEPRESI. Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ
DEPRESI Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ Definisi Depresi ialah suatu penyakit episodik dimana gejala depresi dapat terjadi sendirian atau disertai oleh mania (penyakit manik-depresif atau bipolar)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Infeksi HIV di Indonesia sudah merupakan masalah kesehatan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi HIV di Indonesia sudah merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian. Epidemi HIV/ AIDS di Indonesia dalam 4 tahun terakhir telah berubah
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Psikopatologi adalah patologi kelainan jiwa, cabang ilmu kedokteran yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PSIKOPATOLOGI Psikopatologi adalah patologi kelainan jiwa, cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sebab-sebab dan sifat gangguan jiwa. 18 Psikopatologi merupakan suatu studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan respon normal dalam menghadapi stres, namun sebagian orang dapat mengalami kecemasan yang berlebihan sehingga mengalami kesulitan dalam mengatasinya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Gangguan Ginjal Akut pada Pasien Kritis Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, hati merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8
Lebih terperinciKesehatan memiliki nilai yang sangat penting dalam kehidupan. manusia, sehat bukan hanya sebagai kondisi bebas dari penyakit atau
Kesehatan memiliki nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat bukan hanya sebagai kondisi bebas dari penyakit atau kelemahan tetapi juga sebagai suatu kondisi fisik, mental dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis adalah kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan medis dan keperawatan
Lebih terperinciEARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)
EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) EPIDEMIOLOGI NCS (National Comorbidity Survey): ggn bipolar-i menurut DSM-III-R ± 0,4% pd usia 15-54 thn. Peter M.Lewinsohn dkk 1% (terutama ggn
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa kini semakin banyak penyakit-penyakit berbahaya yang menyerang dan mengancam kehidupan manusia, salah satunya adalah penyakit sirosis hepatis. Sirosis hepatis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki
I. PENDAHULUAN Epilepsi adalah terganggunya aktivitas listrik di otak yang disebabkan oleh beberapa etiologi diantaranya cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, dan tumor otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan kondisi medis yang bersifat kronis dan progresif dimana jantung tidak dapat menyediakan aliran darah atau tekanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang termasuk ke dalam kelompok mood disorder. Pada sebagian besar survey, major depressive disorder memiliki
Lebih terperinciMOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id
MOOD DISORDER DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN & KARAKTERISTIK UTAMA gangguan yang melibatkan emosi yang berlebihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sirosis hati adalah merupakan perjalanan akhir berbagai macam penyakit hati yang ditandai dengan fibrosis. Respon fibrosis terhadap kerusakan hati bersifat
Lebih terperinciA. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang
A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasuh Skizofrenia Selama 50 tahun terakhir, munculnya perawatan berbasis komunitas, penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa dukungan yang memadai
Lebih terperinciASSALAMU ALAIKUM WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUH
ASSALAMU ALAIKUM WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUH JURNAL READING PROTECTIVE FACTORS AGAINST SUICIDAL ACTS IN MAJOR DEPRESSION: REASONS FOR LIVING KELOMPOK A-13 Ilham Noeryosan 1102012119 Erni Vuspita Dewi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan 2.1.1. Definisi Kecemasan dalam bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari bahasa latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Kecemasan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak dengan penyakit kronis lebih rentan mengalami gangguan psikososial dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit neurologi seperti
Lebih terperinciLEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
105 LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Bapak/Ibu/Adik Yth, Saya dr. Toety Maria Simanjuntak, saat ini menjalani pendidikan spesialis Neurologi di FK USU dan sedang melakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada tanggal 21 Januari 2012 sampai dengan tanggal 28 Januari 2012. Pengambilan data dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara
Lebih terperinciGangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ
Gangguan Bipolar Febrilla Dejaneira Adi Nugraha Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Epidemiologi Gangguan Bipolar I Mulai dikenali masa remaja atau dewasa muda Ditandai oleh satu atau lebih episode
Lebih terperinciDAFTAR KOMPETENSI KLINIK
Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati merupakan suatu penyakit yang memiliki penyebaran di seluruh dunia. Individu yang terkena sangat sering tidak menunjukkan gejala untuk jangka waktu panjang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Gangguan stres akut (juga disebut shock psikologis, mental shock, atau sekedar shock) adalah sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan terhadap peristiwa yang mengerikan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Bipolar I Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision edisi yang ke empat (DSM IV-TR) ialah gangguan gangguan mood
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hepatik merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif (Nurdjanah, 2009). Sirosis hepatik merupakan
Lebih terperinciDiagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)
Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) Yogyakarta, 11 Oct 2014 1 Prevalensi Ganguan Psikiatrik yang lazim di Komunitas dan Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciGANGGUAN STRES PASCA TRAUMA
MAKALAH DISKUSI TOPIK GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA Disusun oleh: NUR RAHMAT WIBOWO I11106029 KELOMPOK: VIII KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciMateri ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping. Anxiety (kecemasan)
Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping Anxiety (kecemasan) Oleh: TirtoJiwo, Juni 2012 TirtoJiwo 1 Gelisah atau cemas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya eritropoiesis inefektif dan hemolisis eritrosit yang mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada talasemia mayor (TM), 1,2 sehingga diperlukan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi. Ansietas dan depresi merupakan bentuk emosional yang terbanyak pada
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi 2.1.1.Gangguan Ansietas Ansietas dan depresi merupakan bentuk emosional yang terbanyak pada anak dan remaja. Ansietas adalah suatu keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization (WHO) secara global lebih dari 500 juta orang dan sekitar 1,5 juta orang harus menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi membersihkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa metabolisme tubuh yang tidak diperlukan. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dari manusia. Berbagai penyakit yang menyerang fungsi ginjal dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh manusia, seperti penumpukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati merupakan suatu kondisi dimana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan
Lebih terperinci