DAFTAR PUSTAKA. A. Buku Referensi Babbie, Earl The Practice of Social Research. Belmont: Wadsworth Publishing.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. A. Buku Referensi Babbie, Earl The Practice of Social Research. Belmont: Wadsworth Publishing."

Transkripsi

1 DAFAR PUSAKA A. Buku Referensi Babbie, Earl he Practice of Social Research. Belmont: Wadsworth Publishing. Blakely, Edward J Planning Local Economic Development: heory and Practice. Newbury Park: Sage Publications, Inc. Freeman, Edward R Manajemen Strategik: Pendekatan erhadap Pihak-Pihak Berkepentingan. Jakarta: Pustaka Binaman Pres. Dunn, William N Public Policy Analysis: An Introduction, Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Kountour, Ronny Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan esis. Jakarta: Penerbit PPM. Miles, Matthew. B & Hubberman, Michael.A Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. DR Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi & Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: P. Remaja Rosdakrya. Patton, Carl V., dan David Sawicki Basic Methods of Policy Analysis & Planning. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Patton, Michael Quinn Qualitative Evaluation & Research Methods: Second Edition. Newbury Park: Sage Publications, Inc. Singarimbun, Marri, dan Sofian Efendi Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. 107

2 Umar, Husein Metode Penelitian untuk Skripsi dan esis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. World Bank, he Identifying Stakeholders. Washington: he World Bank Participation Source Book. Zuria, Nurul Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: eori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. B. erbitan erbatas Kementerian Negara Pembangunan Daerah ertinggal Republik Indonesia Pedoman Pelaksanaan P2KP-D ahun Jakarta: Kementerian Negara Pembangunan Daerah ertinggal Indonesia. Kementerian Negara Pembangunan Daerah ertinggal Republik Indonesia Rencana Strategis Jakarta: Kementerian Negara Pembangunan Daerah ertinggal Republik Indonesia. Kementerian Negara Pembangunan Daerah ertinggal Republik Indonesia Strategi Nasional Pembangunan Daerah ertinggal. Jakarta: Kementerian Negara Pembangunan Daerah ertinggal Republik Indonesia. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Strategi Daerah Pembangunan Daerah ertinggal Kabupaten Gunungkidul. Gunungkidul: Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Ramizes, R, Stakeholders Analysis And Conflict Management, dalam Danies Buckles, Cultivating Peace, Conflict And Collaboration In Natural Resource Management (washington DC, USA: WBI 1999), DO_OPIC.html dikutip tanggal 24 Desember 2007 im Koordinasi dan Pengendali P2KP-D Laporan Akhir Kegiatan P2KP-D Kabupaten Gunungkidul ahun Anggaran Jakarta: Kementerian Pembangunan Daerah ertinggal Republik Indonesia. 108

3 im Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Beberapa eknik Evaluasi Dalam Evaluasi Atas Sistem AKIP. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. im Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Evaluasi Kinerja Instansi Berbasis Evaluasi Program. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. UN-HABIA Stakeholders Identification and Mobilisation: Draft ool for the Local-EPM (Philippines) Phase One ool-kit. URBAN GOVERNANCE OOLKISERIES, olderanalysis.pdf dikutip tanggal 24 Desember 2007 C. Peraturan Perundangan..., Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah ertinggal Nomor 5 ahun 2006 entang Pedoman Umum dan Penetapan Lokasi Dalam Rangka Koordinasi dan Fasilitasi Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah ertinggal (P2KP-D). Kementerian Negara Pembangunan Daerah ertinggal RI. 109

4 LAMPIRAN I Keputusan Bupati Gunungkidul tentang Pembentukan im Koordinasi dan Pengendali P2KP-D Kabupaten Gunungkidul 171

5 LAMPIRAN II Keputusan Ketua im Koordinasi dan Pengendali P2KP-D Kabupaten Gunungkidul tentang Pembentukan im Pengadaan dan im Penerima Sarana Produksi Program P2KP-D Kabupaten Gunungkidul ahun

6 LAMPIRAN III Dokumentasi Pengadaan Barang 173

7 LAMPIRAN IV Dokumentasi Penerimaan Barang 174

8 Dokumentasi Penerimaan Barang Program P2KP-D Kabupaten Gunungkidul ahun

9 LAMPIRAN V Keputusan Ketua im Koordinasi dan Pengendali P2KP-D Kabupaten Gunungkidul tentang Penunjukan enaga Pendamping Penerima Program P2KP-D Kabupaten Gunungkidul ahun

10 LAMPIRAN VI Keputusan Bupati Gunungkidul tentang Lokasi Pengembangan dan Komoditi erpilih Program P2KP- D di Kabupaten Gunungkidul ahun

11 LAMPIRAN VII Rencana Anggaran Biaya Program P2KP-D Kabupaten Gunungkidul ahun

12 LAMPIRAN VIII Daftar Pertanyaan Wawancara 179

13 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. PERSIAPAN UMUM 1.1. Apakah semua pihak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya? Apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar? 1.2. Apakah peran tiap pihak di sosialisasi terlaksana dengan benar dan baik? 1.3. Apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan benar dan baik? 1.4. Apakah KMUP mengerti/dapat menyebutkan teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana secara garis besar? 2. PENGORGANISASIAN 2.1. Apakah im Kab bekerja dengan baik? Saran/kritik? 2.2. Apakah im Lelang membuat pengumuman lelang? Dimana? 2.3. Apakah im Lelang melakukan seleksi pendaftar lelang? Bagaimana? 2.4. Apakah im Lelang membuat kontrak dengan pemenang? 2.5. Apakah im erima mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? 2.6. Apakah im erima menandatangani berita acara serah terima? Dengan siapa? 2.7. Apakah lelang dan terima dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? 2.8. Apakah enaga Pendamping bukan aparat pemerintah? Pekerjaan terakhirnya apa? 2.9. Apakah enaga Pendamping lulusan minimal D3? Pendidikan terakhirnya apa? Apakah enaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa? Apakah enaga Pendamping tinggal di GK? Apakah enaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun? Berapa kali fasilitasi&advokasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? Bagaimana P membina administrasi keuangan KMUP? Bagaimana P memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? Bagaimana P membina usaha pembangunan kawasan produksi? Apakah P memberi info pasar? Seperti apa? Apa saja info perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan P? Apakah P membuat daftar kunjungan? Apakah P membuat laporan ke im Kab tiap akhir bulan? Apakah P sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? Saran/kritik? 3. PERENCANAAN 3.1. Apakah dana bantuan mencukupi? 3.2. Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? 4. PELAKSANAAN 180

14 4.1. Apakah P memilih kelompok penerima manfaat? Pemilihannya tepat? 4.2. Bagaimana P memberikan latihan pengelolaan? Apakah KMUP mengerti? 4.3. Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? 4.4. Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? Dimana saja? 4.5. Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan anjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? 4.6. Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? 4.7. Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? 4.8. Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 G? 4.9. Apakah dana bantuan penyiapan usaha&kelembagaan kelompok berguna? Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? Siapa? Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? Siapa? Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-D? Apakah KMUP memiliki Rencana indak Lanjut? Secara garis besar yaitu Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? Secara garis besar yaitu PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN 5.1. Apakah im Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? 5.2. Apakah im Prov mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? 5.3. Apakah im Prov melaporkannya ke im Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? 5.4. Apakah im Kab mengendalikan persiapan pelaksanaan pada tingkat masyarakat? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? 5.5. Apakah im Kab melaporkannya ke im Prov? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? 5.6. Apakah im Kab melaporkannya ke im Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? 5.7. Apakah Bawasda GK mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? 5.8. Apa perbedaan antara pengendalian im Prov dengan im Kab? 181

15 5.9. Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan implementasi kegiatan? 6. PEMANAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN 6.1. Apakah im Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? Sejauh apa? 6.2. Apakah im Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? 6.3. Apakah im Prov memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? 6.4. Apakah im Prov mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? 6.5. Apakah im Prov memverifikasi laporan im Kab tiap bulan? Apakah im Prov tidak membuat laporan sendiri? 6.6. Apakah im Kab memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa? 6.7. Apakah im Kab melaporkan pelaksanaan ke im Prov dan im Kab tiap bulan? Dalam bentuk apa? 7. KESIMPULAN 7.1. Apakah P2KP-D di tahun 2006 berguna bagi KMUP secara khususnya dan masyarakat GK pada umumnya? 7.2. Apakah kelebihan/kekurangan P2KP-D di tahun 2006? 7.3. Saran untuk P2KP-D di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang? 182

16 LAMPIRAN IX ranskrip Wawancara 183

17 ranskrip Wawancara I. anggal : Selasa, 20 November 2007 Nama : Ir. Iriawan Djatiasmoro Jabatan : Penanggung Jawab Program P2KP-D Kabupaten Gunungkidul ahun 2006 antri () : Apakah semua pihak bertanggung jawab dan melaksanakan pekerjaannya? Dan apakah kerangka kelembagaan berfungsi dengan benar? Iriawan (I) : Menurut saya iya, karena sebelum kita melangkah, kita melakukan koordinasi berkali-kali. Kemudian kita menerjemahkan konsep pusat sesuai dengan kondisi daerah itu, ditambah dengan sosialisasi. Jadi pemahaman teman-teman itu juga harusnya sudah paham. Jadi pertanyaan ini saya jawab iya. Kemudian kelembagaan berfungsi dengan benar dan baik, iya. Karena semua kegiatan bisa berjalan lancar dan masing-masing personil bisa mendapat tugas sesuai dengan kewenangan masingmasing. : Sosialisasi di kabupaten berkali-kali, Pak? I : Iya berkali-kali. Yang pertama ke tim dulu. Kemudian ke kecamatan kita sosialisasi juga. Perannya juga sama dengan yang ada di pedoman. Di KMUP pun dilakukan berkali-kali, itu pun masih ditambah peran Mas Martin, memahamkan bagaimana P2KP-D itu, sasarannya dan bagaimana caranya. : Lalu apakah peran tiap pihak di workshop terlaksana dengan baik? I : Iya, karena selain workshop itu dinamis, goal-nya juga memuaskan seperti yang kita harapkan karena adanya partisipasi aktif dari peserta. : Kemudian apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? I : Jelas bisa, tapi tidak semua anggota, pengurus-pengurusnya saja. : Kalau perbedaan sosialisasi dengan workshop itu apa, Pak? I : Kalau sosialisasi itu adalah memberi penjelasan sampai ke detail, perannya apa, targetnya apa. Yang kita hadirkan ini adalah pelaku-pelaku utama. Kemudian ada juga sosialisasi yang levelnya tidak sedetail itu. ujuannya adalah untuk petugas-petugas yang bisa menunjang lewat administrasi. Contohnya petugas kecamatan. etapi juga kita perlu menyampaikan konsep program ini ke pihak lain sehingga tidak akan ada perdebatan yang dapat memakan waktu. Jadi sosialisasi ada 2 level, untuk pendukung administrasi dan pelaku langsung. Kemudian workshop ini dilakukan untuk menjelaskan konsep makro program, implementasi, dan tugas masingmasing pihak. Makanya biasanya kita hadirkan narasumber dari Bappeda Provinsi, untuk menjelaskan tentang perencanaan wilayah. P2KP-D ini memberikan kontribusi tentang aplikasi teknis. Jadi bedanya seperti itu. : Apa im Koordinasi dan Pengendali Kabupaten bekerja dengan baik? 184

18 I : Ya, karena tim bekerja tidak hanya siang jam 8 sampai jam 4, tapi bisa sampai jam 1 malam, sampai lembur. : Apakah im Pengadaan Barang membuat pengumuman lelang? I : Iya, di media cetak dan di papan pengumuman kita sebar luaskan. : Apakah im Pengadaan Barang melakukan seleksi pendaftar lelang? I : Iya, karena di peraturan harus seleksi, kan nilainya di atas Rp ,00. Caranya seperti proses lelang biasa. Diranking, umumkan pemenang, kalau ada sanggahan kita tunggu. : Apakah im Pengadaan Barang membuat kontrak dengan pemenang? I : Setelah ada pemenang ya pasti kita buat kontrak dengan pemborong tersebut. : Apakah im Penerimaan Barang mengecek spesifikasi barang? Bagaimana dan dimana? I : Ya, di tempat karantina dan bengkel-bengkel produsen. Kalau kambing dan lele di karantina, sedangkan kapal di bengkel produsen. : Apakah im Penerimaan Barang menandatangani berita acara serah terima? I : Setelah dicek semuanya, ketika akan diserahkan, berita acara ditandatangani. Setelah itu, pemborong menyerahkan langsung ke KMUP. Jadi tim dan tenaga pendamping hanya mengawasi, sehingga resiko ada di pemborong. : Apakah lelang dan penerimaan dilakukan oleh orang-orang yang berbeda? Buktinya apa? I : Ya, berbeda semuanya. : Apakah enaga Pendamping bukan aparat pemerintah? I : Bukan, dia orang profesional. : Apakah enaga Pendamping lulusan minimal D3? I : Keduanya S1. Mas Martin insinyur di aspek teknis dari budidaya, pemasaran, hingga processing. Mas Agung di bidang manajemen karena latar belakangnya juga S1 Manajemen. : Apakah enaga Pendamping lulus seleksi? Seleksinya seperti apa? I : Kita seleksi tertulis dan wawancara. Seleksi tertulis tentang pemahaman wilayah, pemberdayaan kelompok, pengalaman, dan apa yang dikuasai. : Apakah enaga Pendamping tinggal di Gunungkidul? I : Iya, Mas Martin di Karangmojo. Mas Agung juga. : Apakah enaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun? I : Di bawah 40 tahun semua. : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? I : Dua puluh kali, 4 kali per kecamatan. api enaga Pendamping mendatangi KMUP sekali atau dua kali setiap bulan sesuai kebutuhan. : Bagaimana enaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? I : Melalui pembinaan, pelatihan, dan pertemuan-pertemuan. Jadi sesuai kebutuhan KMUP. : Bagaimana enaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? I : Melalui buku kas dan cash flow mereka. Intervensinya sebatas mengarahkan saja. Mengenai pelaksanaan keputusan terserah KMUP. Jadi dia tidak bisa intervensi ke keputusan, hanya sebatas saran. : Bagaimana enaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi? 185

19 I : Melalui pembinaan dan pelatihan. : Apakah enaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar? I : Melalui informasi dan media lalu disampaikan ke KMUP. : Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan enaga Pendamping? I : Di bidang budidaya, pakan, dan teknik-teknik lainnya. : Apakah enaga Pendamping membuat daftar kunjungan? I : Ya, bentuknya laporan kunjungan. : Apakah enaga Pendamping membuat laporan ke im Koordinasi dan Kabupaten tiap akhir bulan? I : Ya, ini dilakukan juga. Nanti kita rekap. : Apakah enaga Pendamping sudah melaksanakan tugasnya dengan baik? I : Menurut saya sangat baik, karena 1 bulan bisa 2 kali, padahal menurut aturannya sekali saja. api kalau dikalikan dengan jumlah KMUP kan luar biasa. Dan tidak hanya siang hari saja, malam hari pun dan hujan deras tetap dilakukan bila sudah jadwalnya. Jadi saya sendiri menilainya sangat baik. api memang KMUP banyak tidak puasnya. Banyak yang berharap enaga Pendamping tinggal di situ terus. api kan tidak bisa, karena melayani satu kabupaten. Dan ada juga KMUP yang menginginkan enaga Pendamping orang asli daerah situ. etapi kalau begitu kelemahannya adalah dia hanya akan paham wilayahnya saja. api kalau seperti Mas Martin ini kan obyektif dan proporsional di semua wilayah. : Apakah dana bantuan mencukupi? I : Yang dari pusat itu cukup. : Apakah dana bantuan disalurkan dengan benar? I : Ya, kita salurkan dengan benar. : Apakah enaga Pendamping memilih kelompok penerima manfaat? I : Contoh kriterianya itu untuk yang kambing adalah secara ekonomi mampu memelihara 9 ekor kambing dan bersedia menggulirkan ke anggota yang belum terima dan sudah memiliki akses dengan mitra penjual. Sehingga penerima manfaat ini adalah yang menerima sarana produksi. Konsep kami adalah memberi fondasi bagi pengembangan investasi. Sehingga anggota KMUP yang menerima saprodi pun ada kriterianya. Bisa jadi dari 35 anggota kelompok yang dapat hanya 8 atau 10 orang. : Bagaimana enaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? I : Latihan pengelolaan itu lewat pembinaan. Rata-rata mereka antusias, karena banyak hal baru yang dikenalkan. : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya sesuai alokasi? Apakah berguna dan mencukupi? I : Sangat berguna. Kalau dibilang cukup, ya belum mencukupi. Konsep bantuan ini untuk biaya pertemuan, pembenahan kantor, karena ini kan usaha produksi. Kalau nanti usaha produksi berkembang dan ada investor, tampilan KMUP akan lebih profesional. : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? 186

20 I : Ya, umumnya di tingkat lokal Gunungkidul. : Apakah KMUP Purwosari, Saptosari, dan anjungsari menerima kambing jawa? Bagaimana kondisinya sekarang? I : Ya. Kondisinya dikelola sesuai anjuran. : Apakah KMUP Gedangsari menerima bibit lele dumbo? Bagaimana kondisinya sekarang? I : Ya. Kondisinya berkembang sesuai harapan. : Apakah KMUP Gedangsari menerima pakan lele dumbo? Apakah membantu? I : Iya, dan sangat membantu. : Apakah KMUP Girisubo menerima kapal ikan 15 G? I : idak. Sebenarnya penyebabnya hanya karena beberapa orang yang memaksakan kehendak. Sebenarnya kalau diceritakan ini memalukan. Jadi ya ada yang ingin kapal B yang dipakai padahal spek yang cocok untuk Samudera Hindia itu kapal A. Jadi dipersulit tanda tangan dari timnya. Padahal supaya dana cair harus ada tanda tangan semua orang : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? I : Sangat berguna. : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? I : Sangat berguna. : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? I : Punya, yaitu swasta dan petugas instansi biasanya. : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? I : Iya, yaitu dari swasta lokal Gunungkidul. : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-D? I : Iya. idak semua dari P2KP-D. Karena banyak program lainnya. api P2KP-D ya ada manfaatnya. : Apakah KMUP memiliki Rencana indak Lanjut? I : Punya rencana. Dalam bentuk pengembangan usaha. : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? I : Iya, dikembangkan dan dikaitkan dengan networking mitra swasta KMUP. : Apakah im Pusat mengawasi persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? I : Lima kali dari mulai koordinasi tingkat provinsi, kabupaten, dan KMUP. Survei sampai ke lokasi. Persiapan pelaksanaan, pelaksanaan, dan pelestarian manfaat im Pusat masing-masing sekali datang mengawasi pelaksanan. erus yang dua lagi untuk koordinasi. : Apakah im Provinsi mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? I : Iya juga. Di semua proses, seperti persiapan pelaksanaan sekali, pas pelaksanaan, dan pelestarian manfaat im Provinsi datang mengendalikan persiapan pelaksanaan masing-masing sekali. : Apakah im Provinsi melaporkannya ke im Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? 187

21 I : Iya, dalam bentuk laporan resmi dalam bentuk buku. : Apakah im Kabupaten mengendalikan persiapan pelaksanaan? Berapa kali dan sejauh apa? Bagaimana dengan proses pelaksanaan dan pelestarian manfaat? I : Ya, kurang lebih 20 kali kita mengendalikan ke lokasi. Empat kali di tiap kecamatan. Kita datang waktu persiapan, pelaksanaan pasti, waktu pelestarian manfaat kita jg kontrol. : Apakah im Kabupaten melaporkannya ke im Provinsi? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? I : Ya, bentuknya juga laporan resmi dalam bentuk buku, isinya ada semua tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelestarian manfaat kegiatan. : Apakah im Kabupaten melaporkannya ke im Pusat? Dengan cara apa? Apakah laporan dilakukan di tiap tahapan? I : Ya, sama seperti ke im Provinsi. Kita tiap persiapan, pelaksanaan, dan pelestarian manfaat buat laporan. Setelah dari provinsi, dikirim ke pusat. : Apakah Inspektorat KNPD mengawasi seluruh kegiatan? Sejauh apa? I : Dua kali. Awal dan akhir. Mekanismenya memang inspektorat KNPD sendiri yang mengawasi. : Apakah perbedaan antara pengendalian im Provinsi dengan im Kabupaten? I : Provinsi itu dasarnya data administrasi. Rencana kerja dan jadwal. Kalau kabupaten sampai ke lapangannya dan berdasarkan rencana kerja. Juga jadwal dan kegiatan insidentil di lapangan. : Apakah sistem ini berfungsi dengan baik dan berguna bagi perbaikan impelementasi kegiatan? I : Ya, sangat berguna. : Apakah im Pusat memantau pelaksanaan tiap 3 bulan? I : Ini bukan per 3 bulan tapi per tahapan. Karena anggarannya datang 3 kali, Juni sampai Desember dibagi 3 kali. Kadang-kadang belum ada anggaran, kesini juga. Jadi menyesuaikan dengan keadaan anggaran di daerah agar kunjungannya tidak merepotkan daerah. Kendalanya di faktor anggaran saja. : Apakah im Pusat mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? I : Iya sangat berguna, karena langsung diberikan koreksi. Pusat kan memberitahu yang kurang apa. Mereka mengevaluasi tapi sebatas yang umum saja. Sesuai tidak dengan Pedoman, sesuai tidak dengan visinya. Mengingatkan saja sebenarnya, tapi semua diserahkan ke daerah. api di Gunungkidul itu berusaha supaya konsepnya tidak menyimpang. Dan tahun ketiganya sebenarnya sudah mulai pengembangan investasi. Caranya administrasi sudah dilatih, sarana produksi ada, kantor ada. inggal hadirkan pengusaha kambing, lele, ikan. : Apakah im Provinsi memantau pelaksanaan tiap bulan? Sejauh apa? I : idak, tapi per triwulan. : Apakah im Provinsi mengevaluasi pelaksanaan? Apakah langsung berguna? I : Ya. : Apakah im Provinsi memverifikasi laporan im Kabupaten tiap bulan? I : Verifikasi laporan dilakukan per tahapan. : Apakah im Kabupaten memantau pelaksanaan per bulan? Sejauh apa? 188

22 I : Iya kabupaten memantau per bulan, dan secara intens langsung ke lokasi KMUP. : Apakah im Kabupaten melaporkan pelaksanaan ke im Provinsi dan im Pusat tiap bulan? I : idak per bulan tapi per tahapan. : Apakah P2KP-D di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat Gunungkidul? I : Benar berguna, tapi di tingkat desa dan kecamatan. Kalau Gunungkidul belum, karena ini kan 18 kecamatan di Gunungkidul, yang dapat hanya 5 kecamatan, yang menjadi kantong kemiskinan. Miskin itu dari ekonomi, infrastruktur, dan pendidikan. Kalau melalui P2KP-D dan swadaya sedikit, untuk mengatasi ketiganya juga belum signifikan. etapi setidaknya di level desa sudah ada suatu dinamika. Wawasan yang diberikan tenaga pendamping tentang inovasi, itu juga menggugah kemauan untuk produktif. : Apakah kelebihan /kekurangan P2KP-D di tahun 2006? I : Saya tidak bisa menilai. Kekurangannya ya kapal itu. Kelebihannya ya kita sudah mengikuti yang ada di Pedoman Umum. : Saran untuk P2KP-D di tahapan selanjutnya atau masa yang akan datang? I : Konsep harus disesuaikan dengan arah dan sasaran konsep awal, karena sekarang ada yang bias sedikit. : Yang terakhir Pak, siapa yang sebaiknya saya wawancarai setelah ini untuk mendapatkan jawaban yang lebih mendalam mengenai program ini? I : Bisa ke Pak Martin. Atau langsung juga ke kelompok-kelompoknya. Di provinsi ada Bu Maya, di pusat banyak ada Pak Jamal, Bu Endang, Mas Iwan. 189

23 II. anggal : Selasa, 20 November 2007 Nama : Slamet Jabatan : Ketua KMUP Sidorejo, Dusun Bengle, Desa Pucung, Kecamatan Girisubo antri () : Apakah peran tiap pihak di sosialisasi dan workshop terlaksana dengan benar dan baik? Slamet (S) : Sosialisasi saya datang. Workshop di kabupaten juga ikut sebagai peserta. : Apakah KMUP mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? S : Kita mengikuti perkembangan yang lama. Kalau masalah wilayah sendiri wawasannya masih kurang. api kalau cara P2KP-D sudah paham. : Bapak mengikuti proses lelang dan penerimaan? S : Kita hanya terima jadi. Istri saya yang mengurus. Kalau proses lelangnya sendiri tidak mengerti. : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? S : Sering. Kadang-kadang di Bappeda Kabupaten, kadang-kadang disini dengan anggotaanggota. : Bagaimana enaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? S : Karena belum dapat kapal, jadi belum bisa dibantu pembinaan keuangan. : Oh begitu ya Pak. Jadi yang langkah-langkah selanjutnya seperti mitra pengembangan usaha dan investasi juga belum ada? S : Sudah ada mitra usaha dan investasi sendiri. : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? S : Ada peningkatan hasil dan pendapatan. : Apakah KMUP memiliki Rencana indak Lanjut? S : Kalau nanti kapal diterima, terserah anggota perkembangannya bagaimana. Alat tangkap nelayan itu kan banyak. Ada jaring, pancing. Nanti untuk manajemen juga ada. Pendapatan. Pokoknya bagaimana agar usaha KMUP tidak punah. : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? S : Kita terima dananya. Untuk mengembangkan sementara kapalnya belum datang. : Apakah im Pusat, Provinsi, dan Kabupaten pernah berkunjung? S : Pernah. im Pusat 2 kali. im Provinsi 3 kali. im Kabupaten sering. : Apakah tim-tim tersebut mengevaluasi pelaksanaan? S : Saran itu pasti. Sementara ini ya masukan saja. : Apakah P2KP-D di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat sekitar? S : Sangat masuk untuk usaha saya. Banyak wawasan yang menjadi masukan baru. Ke depannya juga perlu tambahan wawasan. : Saran untuk P2KP-D di tahapan selanjutnya? S : Saya rasa sementara ini baik. Kekurangannya masih banyak, dari segi apapun dan alat. Sementara ini untuk perkembangan. api nanti kalau sudah berjalan, perlu relasi lagi. Program ini ya sudah bagus. api kapal ini saya minta secepatnya direalisasikan. 190

24 III. anggal : Rabu, 21 November 2007 Nama : Sumadi Jabatan : Ketua KMUP Harapan Mulya, Dusun Dawang, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari antri () : Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop? Sumadi (S) : Iya, pernah sebagai peserta. Pelatihannya di kecamatan, tanggal 22 Oktober. KMUP diajak pelatihan di Yogya 1 hari, lalu studi banding ke Purwokerto. anggal 28 Oktober pelatihan 1 hari, lalu studi banding ke Cilacap. Sebanyak 8 orang peserta. : Apakah Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? S : Kalau bantuan itu belum ada. Kalau ilmu pengembangan lele sudah, tapi modal pokok belum ada. P2KP-D dibantu lele dan pakan, itu sudah saya kelola semua. Dananya ada tapi sedikit. Itu waktu itu diberikan dari kabupaten tapi belum bantu banyak. Mekanismenya ya tidak mengerti, langsung dari kabupaten saja. : Apakah dana bantuan pengelolaan ada? S : Belum ada. Yang ada bantuan untuk penyiapan kelembagaan kelompok. : Apakah ada fasilitasi pengelolaan kawasan produksi? S : Iya ada. : Apakah enaga Pendamping membina administrasi keuangan? S : Kalau administrasi juga ada. : Apakah ada mitra pemasaran dan investasi? S : Sudah ada. Pak Handoyo di Playen untuk pemasaran dan bibitnya. Kalau investasi baru sebatas mengajukan proposal. : Berapa lama sampai akhirnya bantuan pakan lele habis? S : 2,5 bulan. Kondisinya baik. Setelah itu beli sendiri karena 2,5 bulan itu sudah panen. Hasilnya bergulir untuk beli bibit dan pakan lagi. : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? S : Sungguh-sungguh ada dan sungguh membantu. Yang membeli lele itu sampai langsung ada yang datang kesini dari Klaten, 5-10 kg. : Berapa kali enaga Pendamping datang untuk memberikan latihan pengelolaan? S : Bisa 1-2 kali dalam 1 bulan. : Apakah enaga Pendamping memberikan informasi pasar? S : KMUP saya sudah mencoba cari pedagang ke Yogya. api harga terbaik di Playen. : Apakah enaga Pendamping memberikan informasi teknologi peningkatan mutu? S : Ada. Bahkan sampai pembuatan bibit sendiri. : Apakah tim-tim pusat, provinsi, dan kabupaten pernah datang. S : Pernah. Mei akhir. im Pusat, Provinsi, dan Kabupaten datang berbarengan ketika persiapan pelaksanaan. : Dimana penyerahan bibit lele dan pakan dilakukan? S : Disini. Pemborong datang dan disaksikan oleh im Penerimaan. 191

25 S S S S : Apakah KMUP memiliki Rencana indak Lanjut? : Ya, seperti mencari pasar yang lebih bagus, bertemu dengan pembudidaya yang lebih pandai untuk bertukar pikiran. Dan juga bertemu dengan ahli perikanan dari Gajah Mada. : Apakah KMUP memiliki strategi pengembangan usaha yang berkelanjutan? : Harapan KMUP saya ingin membuat kolam yang bagus dan permanen. Jadi nanti kemarau air tetap ada dari tampungan hujan. : Apakah manfaat P2KP-D bagi KMUP? : Mendorong semangat petani. Sebelum bantuan, istilahnya tidur-tidur saja. Setelah ada bantuan, bekerja keras. : Apakah ada kelebihan/kekurangan P2KP-D? : Yang betul itu kekurangan. Seharusnya ada bantuan induknya, atau paling tidak ilmu pembuatannya. Harapannya ya ada bantuan lebih lagi untuk kolam yang bagus. 192

26 IV. anggal : Rabu, 21 November 2007 Nama : Darto Miyono dan Sirom Jabatan : Ketua dan Sekretaris KMUP Sridadi, Dusun Jambon, Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari antri () : Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop? Sirom (S) : Waktu itu diundang ke Bappeda, diberi penjelasan oleh Pak Iriawan, tentang bagaimana pengelolaannya. Karena tidak bisa mengandalkan perikanan laut saja, sehingga diwujudkan di lele itu. Pembinaan juga ada di kecamatan. : Apakah setelah itu Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? S : Kita tahunya dapat bantuan dari pemborong. Kalau banyaknya belum dijelaskan. api dijelaskan dapat bibit lele dan pakannya. Setelah pembinaan di kecamatan, diberi ekor. : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? Darto (D) : Dulu bahkan pernah 2 kali dalam seminggu. api itu dulu. Sekarang sudah ada kelompok lain yang baru. : Bagaimana enaga Pendamping membina administrasi keuangan? S : Pak Martin sering memberitahu sebaiknya begini jalannya. api ya maklum kelompok ini masih semampunya saja. Kita juga suka musyawarah bagaimana caranya biar ini jangan sampai mati. : Apakah ada dana bantuan berupa uang? S : Ada, itu Rp ,00. Untuk administrasi dan penyiapan kelompok. Hasilnya lemari ini. : Apa ada informasi teknologi peningkatan mutu lele? S : Di samping dari tenaga pendamping, saya juga bicara dengan dinas-dinas. Kalau untuk mempercepat tumbuhnya lele, ada juga, tapi saya belum memakai. Itu 50 hari sudah bisa panen. D : Waktu dibantu pertama kali, 2 bulan 12 hari satu ekor lele sudah 9 ons. api ketika kedua kalinya, air sudah susah, jadi hasilnya wajar saja. Maunya itu ada pompa. Jadi kan untuk mengambil air lebih mudah. : Apakah enaga Pendamping memilih anggota penerima manfaat? D : Iya. Dari 12 orang anggota kelompok, 7 orang yang diberi bantuan. S : Setelah diberi bantuan itu, banyak orang yang ikut bersemangat juga. Jadi kita seperti memberi suri tauladan tanpa menyuruh orang lain harus berbuat apa. Orang lain jadi ikut memelihara lele juga. Bahkan tidak hanya dari KMUP ini. Sridadi juga menularkan sampai ke Ngasinan. Setelah dia melihat panen Sridadi, dia pulang dan membuat kolam, memelihara lele juga. : Apakah ada dana bantuan pengelolaan usaha komoditi? S : idak ada. Kita hanya memakai daun katuk, dimasukkan saja ke kolam. : Apakah ada peningkatan usaha produksi? S : Ada peningkatan, tapi lihat situasinya. Kalau musim hujan, kita tabur banyak, saat itu ada peningkatannya. Ketika kemarau, kalau kita tabur banyak itu rugi. 193

27 S S S S S D S D S : Apakah KMUP memliki mitra pemasaran? : Alhamdulillah, untuk disini saja sudah cukup. Ada juga tengkulak dari luar. Pemasaran tidak ada kendala. : Bagaimana dengan investasi? : Ini baru melobi, baru coba-coba. : Apakah KMUP memiliki Rencana indak Lanjut? : Kemarin ini mengajukan proposal untuk pinjaman APBD ke dinas. Selain itu KMUP ini juga jangan sampai terputus, jadi bisa digulirkan ke anggota lainnya. : Apakah ada mitra pengembangan produksi? : Masih sebatas di antara kelompok saja, belum ada mitra. : Bagaimana strategi pengembangan usaha ke depannya? : Kalau sekarang kan paling banyak 1 orang 2 kolam. Ke depannya 1 orang 3 atau 4 kolam. Jadi kalau saat ini kolam I panen, minggu berikutnya kolam II. Jadi mempunyai keinginan untuk meningkatkan. : Syukur-syukur kalau didukung terpal. anah disini resapannya banyak. Kalau ada terpal kan hanya menguap tidak meresap. : Apakah pernah ada kunjungan dari tim-tim? : Dari Jakarta belum. Yang ada dari im Provinsi 1 kali, ketika persiapan. im Kabupaten juga sekali-kali datang. : Apakah P2KP-D di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat sekitar? : Kita senang sekali. Kita diberi modal untuk mengembangkan lele ya sangat senang sekali. Dulu kolam saya hanya satu. Setelah ada bantuan saya bikin lagi. Dampaknya di masyarakat itu, pertama, mereka ikut memelihara lele. Kedua, yang tidak punya kolam pun bisa membeli untuk konsumsi. : Kelebihan atau kekurangan Program P2KP-D? : Kalau ini bisa berkelanjutan, itu sudah bagus. Cuma kurang banyak saja. Sehingga kalau banyak kan kita bisa mengembangkan lebih banyak lagi. Juga kekurangan sarana pendukung seperti terpal dan pompa diesel sehingga bisa mengefisienkan air. 194

28 V. anggal : Kamis, 22 November 2007 Nama : Supandi Jabatan : Ketua KMUP Gemah Ripah, Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari antri () : Apakah sosialisasi dan workshop pernah diadakan? Supandi (S) : Iya. Keduanya datang. : Apakah Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan mekanisme penyaluran dana? S : Iya. Pertama, memang untuk Kecamatan Purwosari sudah ditunjuk KMUP yang berprestasi. Kami sudah mengikuti lomba tingkat kabupaten dua kali. Keduanya juara III. Makanya saya terpanggil ketika diberitahu akan ada bantuan. Sudah ada penjelasan juga bahwa itu lewat pemborong. Cuma secara keseluruhan saya tidak mengerti. : Apakah enaga Pendamping memberikan fasilitasi pengelolaan? S : Oh iya. Dalam pemberian keterangan kepada teman-teman kelompok. Harapannya kan ada peningkatan. Jadi cara pemeliharaannya sudah diuraikan. idak hanya sekali dua kali. Jadi suka menengok untuk melihat perkembangan KMUP. : Apakah ada mitra pemasaran? S : Iya. KMUP tinggal menerima laporan saja. Yang memasarkan orang lain. : Apakah enaga Pendamping memberikan info teknologi peningkatan mutu? S : idak ada. Yang ada dari dinas, yaitu persiapan tanaman penghijauan dan kandang. : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi setelah adanya bantuan? S : Untuk KMUP kami, kambingnya lemas-lemas. Lantas ada yang sakit. Kemudian ditukar dengan kambing yang lebih besar. : Apakah ada mitra investasi? S : Belum ada mitra investasi. : Apakah ada bantuan lainnya berupa uang? S : idak ada yang untuk pengelolaan. Kecuali untuk biaya administrasi Rp ,00. : Apakah ada Rencana indak Lanjut? S : Kita merencanakan peralatan untuk kelompok. Meja, lemari, rencananya begitu. Kita juga rencana membuat kantor pertemuan. : Apakah pernah ada kunjungan dari tim-tim pusat, provinsi, atau kabupaten? S : Itu dari pusat, provinsi, dan kabupaten di awal sekali secara bersamaan. : Bagaimana enaga Pendamping membina keuangan KMUP? S : Ada cara-caranya lewat pembinaan oleh Pak Martin. : Bagaimana manfaat P2KP-D ke KMUP dan masyarakat sekitar? S : Agar ada peningkatan perekonomian dan mudah-mudahan bisa menggulirkan ke orang-orang lain. Sekarang kambingnya ya sehat-sehat setelah ditukar. Kalau sebelumnya ya sakit-sakit. : Apa ada saran untuk peningkatan P2KP-D di masa yang akan datang? S : Ditambah modal kerja untuk rumput dan membangun kandang. 195

29 VI. anggal : Kamis, 22 November 2007 Nama : Harsa Sentana Jabatan : Ketua KMUP ani Widodo, Dusun Dondong, Desa Jetis, Kecamatan Saptosari antri () : Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop? Harsa (H) : Iya. Sosialisasi ada. Workshop juga waktu itu pernah diadakan. : Apakah setelah itu Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan penyaluran dana? H : Sebetulnya itu pinjaman bergulir. Namun sampai sekarang ada yang sudah beranak tapi ada yang belum. Pertama, karena terlalu kecil. Kedua, kebetulan mungkin di pemborong terlalu lama, jadi ada yang sakit. Yang jelas ada kekurangan pendampingan kesehatan. Penyaluran dana itu saya tidak mengerti alurnya. ahunya sudah bentuk kambing saja. : Bagaimana enaga Pendamping melakukan fasilitasi pengelolaan kawasan produksi? H : Ya tentang tata cara pemeliharaan kambing. entang keadaan maju dan mundurnya kelompok. : Bagaimana enaga Pendamping membina keuangan KMUP? H : Ya walaupun tidak ada pembinaan, tapi saya sendiri sudah tahu. : Apakah sudah ada mitra pemasaran? H : Belum ada. Hanya dari anggota KMUP saja. Banyak pemasarannya. Di Pasar Dondong ada. : Apakah enaga Pendamping memberikan informasi pasar? H : entang pasar tidak ada masalah. : Berapa orang di KMUP yang menjadi penerima bantuan? H : Anggotanya ada 20. Yang mendapat itu 11 orang. Jumlahnya per anggota 8 ekor. : Apakah ada mitra pengembangan produksi? H : Selama ini masih bisa ditangani anggota sendiri, jadi tidak ada. : Apakah KMUP mengalami kemajuan usaha produksi? H : Otomatis ada kemajuan. Sudah ada bunganya, istilahnya begitu. Kambingnya 80% sudah beranak. : Apakah ada Rencana indak Lanjut? H : Otomatis ada. Di pertemuan kelompok itu sudah ada rancangan program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. Yang pertama tentang kemajuan kelompok, jangka pendeknya diadakan kerjasama yang keuntungannya untuk semua warga. Yang menengah, untuk kandangnya setiap minggu diadakan pembersihan lingkungan. Jangka panjangnya akan diadakan tempat pertemuan sendiri. api masih terbatas dana. : Apakah ada bantuan administrasi kelembagaan kelompok? H : Iya, itu perlu. api lebih perlu lagi untuk kesehatan. : Apakah ada kunjungan dari tim-tim pusat, provinsi, dan kabupaten? H : Iya, dari pusat ada 2 kali. Malah ada yang penanggung jawab program regional Jawa-Bali itu. Dari provinsi dan kabupaten juga ada. Bersamaan dengan yang dari pusat. Waktunya di awal dan pertengahan program ketika bantuan sudah datang. Yang kedua itu Maret. : Bagaimana manfaat P2KP-D bagi KMUP dan masyarakat sekitar? 196

30 H H : Bagi KMUP itu suatu anugerah. Yang pertama keuntungannya itu disini banyak rumputnya sehingga berguna. Kedua itu, warga banyaknya petani. Petani Gunungkidul kalau tidak menggunakan kompos itu tidak akan berhasil. Yang ketiga, kambingnya sudah beranak. Dampaknya banyak sekali. Bagi saya bermanfaat sekali. Yang keempat itu, menyemangatkan kelompok. Setiap ada gerakan, ada suatu kebersamaan. Kelompok lainnya juga ikut tergerak agar bisa mendapatkan bantuan. : Saran atau kritik Bapak untuk P2KP-D di masa yang akan datang? : erima kasih karena KMUP kami ada peningkatan. Untuk bantuan yang akan datang, mohon ada pendampingan tentang kesehatan dan pengobatan. Jadi jangan sampai pengobatannya seperti saya sampai 800 lebih. KMUP kami juga ingin membuat gedung pertemuan tapi sampai sekarang itu terbentur dana. Kalau dinas yang terkait itu mohon bisa memberi bantuan langsung. 197

31 VII. anggal : Kamis, 22 November 2007 Nama : S. Wardiyo Jabatan : Ketua KMUP ani Wijaya, Dusun imunsari, Desa Hargosari, Kecamatan anjungsari antri () : Apakah Bapak mengikuti sosialisasi dan workshop? Wardiyo (W) : Ya, pertamanya itu KMUP ini terpilih untuk menerima bantuan. Pelatihan awal itu ada. : Apakah Bapak mengerti teknis pelaksanaan dan penyaluran dana? W : Ya memang pada saat sosialisasi awal dijelaskan bahwa itu lewat rekanan. Lengkapnya saya tidak terlalu mengerti. entang dananya itu saya tahunya dapat saja. Kalau soal dana waktu itu diberikan untuk administrasi sekitar Rp ,00. Itu saja. : Bagaimana enaga Pendamping memfasilitasi pengelolaan kawasan produksi? W : Jadi sebelum kambing itu datang kami diajak studi banding ke kelompok lain. Kami meniru kandang panggungnya. Pak Agung dan Pak Martin ini membimbing kelembagaannya, keorganisasiannya, dan mengarah ke budidaya. Meskipun tidak sedemikian detail, tapi kami tidak menyalahkan pendamping. Sumberdaya KMUP kami juga kurang. Jadi grafik perkembangannya rendah sekali. Dan karena dulu lewat rekanan, mungkin kambingnya terlalu banyak. Jadi ketika datang, kambingnya stres dan sakit. Ketika datang juga pakan belum ada karena kemarau di Desember. Kambing ini sendiri diarahkan ke urinenya untuk pupuk organik. : Apakah KMUP mengalami kemajuan produksi? W : Sekarang sudah banyak yang beranak. api awalnya 3 bulan ketika kambing baru datang itu sulit sekali. Kami ini juga dipercaya menjadi pengecer pupuk organik. : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? W : Yang bagus itu pupuknya. Jadi dengan memelihara kambing itu manfaatnya yang bisa dirasakan sekarang itu ya pupuknya selain hasilnya yang lain. KMUP itu juga sudah memiliki seksi pemasaran. Ada bagian-bagiannya sendiri, seperti kesehatan juga. Karena bantuan ini sifatnya untuk digulirkan ke anggota lain, jadi hasilnya belum dipasarkan, tapi diberikan ke anggota lain. Ya sekarang ini jadi pemasaran belum seperti yang diharapkan. : Apakah enaga Pendamping memberikan info pasar? W : Pesanan sudah banyak, kambing dan pupuk. Pupuk untuk sekitar sini juga masih kurang. Kalau kambing masih untuk digulirkan lagi. Untuk penjualannya, kalau KMUP ini sudah bagus, kalau ada yang memesan, bisa lewat KMUP. Harga dan lainnya nanti dikendalikan. : Apakah KMUP memiliki mitra investasi? W : Sebenarnya banyak. Orang-orang kaya disini juga suka menanamkan modal. Nanti bagi hasil. : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? W : idak ada. Masih dari kelompok sendiri. : Lalu bagaimana dengan kunjungan dari pemerintah? 198

32 W W W : im P2KP-D Kabupaten sering pemantauan. Dua atau tiga kali selama 6 bulan itu. Pusat dan Provinsi pernah ketika sosialisasi. Harapannya memang memberikan pengarahan. Setiap tamu yang datang, kami mohon dikritik dan diberi pengarahan. : Bagaimana manfaat P2KP-D untuk KMUP dan masyarakat? : Kambing ini mudah dipelihara dan dapat terintegrasi dengan kegiatan lain di KMUP. Harapannya bisa menghidupi keluarga kami dan bisa menjadi contoh bagi orang lain. Kalau memelihara kambing dengan baik dan benar akan meningkatkan pendapatan. Bisa membawa ke kegiatan lain yang lebih maju juga, tanaman menjadi lebih bagus. : Saran untuk pelaksanaan P2KP-D di masa yang akan datang? : Harapan kami untuk kambing ini harus dilestarikan. Untuk KMUP yang akan datang, sebaiknya ada dana untuk rehab kandang. Penggarapan kemiskinan ini juga harus terpadu antardinas yang terkait. Pertanian, peternakan harus ikut di dalamnya. Jangan dibebankan kepada KNPD saja. Harus ada keterpaduan dan ada tekad bersama untuk menanggulangi kemiskinan. erakhir, pendampingan secara berkelanjutan. Seperti inkubator. Dikasih tapi kalau dilanjutkan tidak ada pendampingan kan bisa mati. Jadi digiring terus menerus sampai bisa berjalan. 199

33 VIII. anggal : Kamis, 22 November 2007 Nama : Ir. Martin Sumbaga Jabatan : enaga Pendamping Program P2KP-D Kabupaten Gunungkidul antri () : Apakah semua pihak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya? Martin (M) : Kalau yang saya lihat dari proses lelang memang sudah terpilih rekanan yang siap pengadaan. Semuanya sudah baik. Hanya masalah kapal itu saya juga tidak tahu. Dananya sudah ada tapi tidak berhasil. Saya tidak tahu. : Apakah peran tiap pihak di sosialisasi dan workshop terlaksana dengan baik dan benar? M : Saya tidak tahu karena belum dipekerjakan saat itu. : Apakah im Kabupaten bekerja dengan baik? M : Kemarin itu kan waktunya sangat singkat. Hasilnya memang bisa tercapai semacam itu ya saya lihat sudah luar biasa. Meskipun karena kegiatannya baru pertama kali. Jadi masih ada kekurangannya. Saran saya agar ada suatu kebersamaan. Jangan memikirkan yang lain-lain. ujuannya ya memang untuk mengembangkan daerah tertinggal. Jadi jangan ada kepentingan dari instansi lain. : Apakah Bapak mengerti tentang proses pengadaan dan penerimaan? M : idak ikut tapi saya tahu itu timnya ada dari Dinas Perikanan dan Peternakan. Pengumumannya ada di koran. Seleksinya saya tidak tahu karena kami tidak ada di tim penerimaan. api lelang dan penerimaan juga dilakukan oleh orang yang berbeda. : Apakah enaga Pendamping bukan aparat pemerintah? M : Bukan. : Apakah enaga Pendamping lulusan minimal D3? M : Saya lulusan S1 dari Pertanian UGM. Mas Agung dari Manajemen. : Apakah enaga Pendamping lulus seleksi? Seleksi seperti apa? M : Itu ada semacam wawancara dan diskusi tentang wawasan dan pengetahuan umum daerah. Kebetulan saya dari dulu sudah menjadi tenaga sukarela dari Dinas enaga Kerja. : Apakah enaga Pendamping tinggal di Gunungkidul? M : Iya. : Apakah enaga Pendamping berusia di bawah 40 tahun? M : Waktu itu 40 kurang sedikit. : Berapa kali fasilitasi pengelolaan kawasan produksi dilakukan? M : iap KMUP rata-rata sebulan 1 atau 2 kali. Bentuknya diskusi. Jadi saya memberikan suatu paparan dulu, setelah itu didiskusikan. Mereka juga mencatat hasilnya. Membicarakan kondisi lingkungan dan sebagainya. Setelah tertarik mereka juga jadi terbuka untuk diskusi. Sebelum ini mereka belum tahu banyak tentang budidaya. : Bagaimana enaga Pendamping membina administrasi keuangan KMUP? M : Yang mempunyai tugas itu Pak Agung. Dia memberitahu cash flownya bagaimana. Kalau masalah itu sebenarnya di KMUP sudah ada dasarnya. Kemarin itu juga ada bantuan buku- 200

34 M M M M M M M M M M M M buku untuk daftar-daftar. Ada yang keuangannya juga sudah bagus. Kita tinggal tambahkan wawasan saja. : Bagaimana enaga Pendamping memantau penyaluran dana dari KMUP ke anggota? : Dana uang itu sebenarnya kecil. Hanya untuk pembangunan kelembagaan sebesar Rp ,00. Dari Bappeda juga ikut mengawasi. : Bagaimana enaga Pendamping membina usaha pembangunan kawasan produksi? : Mereka ada studi banding dan pelatihan. Kendalanya itu kalau kambing banyak yang sakit. : Apakah enaga Pendamping memberikan informasi tentang pasar? : Untuk kambing pasarnya sudah terbuka. Setiap desa ada blantik yang mengumpulkan kambing untuk dijual. Kalau lele sudah ada di Playen. Pemasaran ikan juga sudah ada jalurnya sendiri. : Apa saja informasi perkembangan teknologi peningkatan mutu yang diberikan? : Itu bekerjasama dengan dinas. Misalnya lele dengan Dinas Perikanan. Kambing dari Dinas Peternakan. : Apakah enaga Pendamping membuat daftar kunjungan? : Biasanya saya membuat suatu daftar sudah kemana saja, membahas apa saja. Lalu dibuat rekapnya dan dilaporkan ke kabupaten. : Apakah enaga Pendamping membuat laporan ke im Kabupaten tiap akhir bulan? : Saya buatnya tiap akhir periode. Atau tiap bulan juga ada tapi sifatnya masih kasar. Karena tidak ada aturan dari kabupaten kunjungan harus berapa kali per bulannya, tapi diusahakan tiap pertemuan KMUP kita hadir. : Apakah dana bantuan mencukupi? : Sebenarnya masih kurang. Itu sifatnya kan hanya stimulan. : Bagaimana enaga Pendamping memilih anggota penerima manfaat? : Saya kerjasama dengan beberapa instansi dari kecamatan, kelurahan, mantri hewan. Kan ada kriterianya. Kita memilih bersama-sama. : Bagaimana enaga Pendamping memberikan latihan pengelolaan? : Arahnya itu bagaimana supaya bisa berkembang dan digulirkan. Kalau kambing kan periodenya panjang. Lele itu kan hanya 2-3 bulan. Kalau sudah panen, ada yang disisakan. Itu boleh digunakan sendiri atau digulirkan ke anggota lain. Untuk kapal memang belum ada. Baru ada semacam rancangan nantinya kalau sudah ada kapal, pembagiannya bagaimana. Yang harus dibangun itu juga motivasi dan mental KMUP. Kita juga coba mengembangkan potensi daerah lainnya. Seperti tanaman yang ada di daerah tertentu, kecap, tiwul. : Apakah KMUP menerima bantuan teknis manajemen usaha budidaya? : idak. Yang ada hanya bantuan untuk administrasi. : Apakah KMUP memiliki mitra usaha pemasaran? : Sudah ada mitra-mitranya. Blantik itu. : Bagaimana kondisi bantuan kambing dan lele? : Ya pada dasarnya berkembang. Hambatan di kambing itu ada yang sakit. Lele itu susah air. : Apakah dana bantuan penyiapan usaha dan kelembagaan kelompok berguna? 201

35 M : Ya diterima, biasanya untuk membuat lemari, rak, dan tikar untuk pertemuan. : Apakah dana bantuan pengelolaan usaha komoditi berguna? M : idak ada itu dana pengelolaan usaha komoditi. : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan produksi? M : Sejauh ini belum ada. api harapannya memang kesana nanti. : Apakah KMUP memiliki mitra pengembangan investasi? M : Belum. Baru rencana saja. : Apakah KMUP mengelami kemajuan usaha produksi? Apakah karena pengaruh P2KP-D? M : Pengaruh dari program jelas ada. Mereka jadi tertarik dan semangat. Yang kolamnya tadinya dari tanah sekarang sudah kavling. Kambing yang tadinya kecil ditukar dengan yang besar. Kemunduran tidak ada. Satu atau dua KMUP memang ada yang jalan di tempat. : Apakah KMUP memiliki Rencana indak Lanjut? M : Bantuan program itu diberikan sebagai modal dasar. Yang dipilih itu yang mempunyai kemampuan dan ada jaminan. Saat ini ada yang terus dipercaya sebagai penyalur pupuk, bibit lele. Ini adalah salah satu efek samping dari program. : Apakah proses pelaporan dari kabupaten ke provinsi dan pusat berjalan dengan baik dan benar? M : Saya tidak tahu. Saya hanya di lapangan. : Apakah tim yang berkunjung mengevaluasi keseluruhan pelaksanaan program? M : Ya, itu langsung di lapangan. Kan kita diskusi dengan KMUP. Kalau ada masalah langsung dicari jalan keluarnya saat itu juga. : Apakah im Provinsi mengendalikan juga? M : Mereka kan menerima laporan dari kabupaten. Baru bereaksi. : Apakah P2KP-D di tahun 2006 berguna bagi KMUP dan masyarakat? M : Jelas memang sangat bermanfaat bagi KMUP. Status KMUP juga meningkat di mata mitra usaha yang lain. Membuka pekerjaan minimal untuk dirinya sendiri. Kambing bisa menghasilkan pupuk, bisa untuk tanaman. Yang harusnya beli pupuk jadi tidak beli. Karena mereka juga petani. : Kelebihan atau kekurangan P2KP-D di tahun 2006? M : Kelebihannya itu kan langsung ke masyarakat. idak lewat mana-mana. Sehingga sasarannya lebih tepat. Kekurangannya kemarin itu di pengadaan. Karena melalui rekanan, ketika bantuan dikarantina sekaligus 800an ekor, kambing jadi ada yang sakit. Mungkin bisa bertahap pengadaannya. Dan ada pendampingan kesehatan. Kalau masalah kapal saya juga tidak mengetahui secara persis. Rekanan sudah ada tapi tidak terealisasi, saya juga tidak mengerti. : Kenapa kapal yang seharusnya untuk 2006 tidak dilanjutkan di 2007? M : Karena proses 2007 itu kan lebih lama. Kemarin itu kan waktunya sudah habis, jadi rekanannya dibatalkan. Untuk 2007 rekanannya baru lagi. : Saran untuk P2KP-D di masa yang akan datang? M : Pendampingan kesehatan, terutama penyediaan obat. Mantri hewan sudah ada, tapi tidak dilengkapi obat yang gratis. 202

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal atau P2KP-DT adalah sebuah program yang dibuat oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI (KNPDT

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari hasil analisis evaluasi kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di pada tahun 2006, maka pada bab ini akan diuraikan temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata

Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Lampiran 1 Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata No Tujuan A. Menemukan gambaran model pembinaan yang selama ini digunakan untuk B. membina sekolah Adiwiyata, yaitu mulai

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN (COMMUNITY DEVELOPMENT) UNTUK MENGENTASKAN KEMISKINAN (CDMK) BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN 45 ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN Karakteristik Petani Miskin Ditinjau dari kepemilikan lahan dan usaha taninya, petani yang ada di RT 24 Kelurahan Nunukan Timur dapat dikategorikan sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN 1 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 15A Tahun 2006 Lampiran : - TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG IRIGASI WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 8 Tahun 2010 Tanggal : 6 Agustus 2010 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09 Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANF PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 8 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 77 Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA Menimbang : a. DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN TARGET

Lebih terperinci

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan Menuju efektifitas kelompok usaha bersama berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM) memang tidak mudah namun juga

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011 URUSAN PILIHAN. Kelautan dan Perikanan Pembangunan daerah tahun 20 pada urusan kelautan dan perikanan, Pemerintah Kabupaten Temanggung hanya melaksanakan urusan di bidang perikanan darat dilaksanakan dalam

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA Kasus Kelompok Tani Karya Agung Desa Giriwinangun, Kecamatan Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi NOVRI HASAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Satuan Kerja : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran : 2017 No Kegiatan Nama Paket Volume Pagu 1. Pengelolaan Balai Benih

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN PENDAHULUAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.05/2011 tanggal 27

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.31,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. KELUARGA.KESEJAHTERAAN.PERANAN WANITA.Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Kegiatan. Program.

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERIKANAN KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012 2012, No.766 8 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2012 STRUKTUR

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 dan secara resmi mulai di implementasikan di tahun 2015. Undang-undang ini menghadirkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DALAM PENCAPAIAN TARGET UCI DI PUSKESMAS BEROHOL, KECAMATAN BAJENIS, KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2015 A. Pedoman Wawancara dengan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN 2018-2021 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA No Tujuan OPD Indikator Tujuan Sasaran OPD Indikator Sasaran (impact) Program/ Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perubahan sistem pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Satuan Kerja : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran : 2017 No Kegiatan Nama Paket Volume Pagu 1. Promosi pemasaran dan peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1

Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1 Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1 PELAKSANAAN KEGIATAN DANA BOS TAHUN ANGGARAN 2008 Monitoring and Evaluation Program to Support BOS Program INTERIM INDEPENDENT MONITORING NAMA PROPINSI:... Salam pembuka,...

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN KERJA SAMA DAERAH

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN KERJA SAMA DAERAH LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN KERJA SAMA DAERAH A. Kerja Sama Daerah dengan Pemerintah Daerah Lain 1. Persiapan a. Pembentukan TKKSD. b. TKKSD membentuk Tim Teknis

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN A. Kebijakan Umum BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN Pembangunan jangka menengah Kabupaten Pati diupayakan untuk mendukung kebijakan pembangunan nasional yang pro poor, pro job, pro growth

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI 1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160.2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Desa. Pendampingan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/KEPMEN-KP/05 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 05 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

Lebih terperinci

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang Jombang, Agustus 2017 RPJMD 2014-2018 5 MISI 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Sosial dan Beragama 2. Mewujudkan Layanan Dasar

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

2017, No Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/07/M.LB.01/2017, tanggal 11 Januari 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

2017, No Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/07/M.LB.01/2017, tanggal 11 Januari 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbanga No. 154, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. LPMUKP. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG DUKUNGAN DANA PERKUATAN MODAL KEPADA LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (LUEP) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA ALOKASI UMUM DESA BERSUMBER DARI BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BADUNG Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berakhirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. PNPM-MP

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh FERA HANDAYANI Abstrak Dalam pengelolaan Program Pengembangan Kecamatan (PPK), masyarakat mendapatkan kewenangan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 1. Visi Menurut Salusu ( 1996 ), visi adalah menggambarkan masa depan yang lebih baik, memberi harapan dan mimpi, tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Berkaitan

Lebih terperinci

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi kelompok tani dan perencanaan desa, pengembangan kelembagaan, dan investasi fasilitas umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 143, 2001 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TERNAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TERNAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TERNAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein asal

Lebih terperinci