POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KABUPATEN ROKAN HULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KABUPATEN ROKAN HULU"

Transkripsi

1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DEPUTI PENGEMBANGAN IKLIM PENANAMAN MODAL DIREKTORAT PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KABUPATEN ROKAN HULU C O N S U L T Wisma Intra Asia, Gedung Annex II Jl.Prof. Dr. Soepomo, SH No. 58 Jakarta Telp. (62-21) , ,Fax. (62-21)

2 RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai daerah penghasil sumber daya perkebunan sawit yang cukup besar, Kabupaten Rokal Hulu tidak hanya memiliki sumber pangan, tetapi juga sumber energi, dimana hasil olahan sawit saat ini sudah banyak digunakan untuk sumber energi baru dan terbarukan yaitu biodiesill. Selain biodiesel, hasil olahan sawit dan limbah sawit memiliki potensi energi lain selain biofuel, yaitu sebagai sumber listrik. Pengolahan limbah sawit menjadi sumber listrik selain memberikan nilai tambah secara ekonomi, juga dapat mengatasi persoalan krisis listrik yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu. Saat ini pemanfaatan limbah sawit menjadi sumber energi listrik sedang gencar dilakukan oleh pemerintah, selain dikarenakan sumber daya yang tersedia, juga ramah lingkungan karena menggunakan limbah yang selama ini menjadi sampah. Beberapa kabupaten produsen sawit saat ini telah mengembangkan energi berbasis limbah sawit, termasuk diantaranya sudah dilakukan di Kabupaten Rokan Hulu. Untuk membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 1 MW, diperlukan pabrik seluas 1 Ha dengan total investasi sebesar Rp , dengan umur pabrik adalah 25 tahun. Dalam 14 tahun, maka investasi ini akan memperoleh keuntungan, dengan perhitungan Sehingga NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp , dengan IRR 13 %. 1

3 I. GAMBARAN UMUM DAERAH Kabupaten Rokan Hulu terletak antara 100 o 101 o 52 Bujur Timur dan o 30 Lintang Utara. Batas wilayah kabupaten Rokan Hulu adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Rokan Hilir dan Provinsi Sumatera Utara. Sebelah Selatan : Kecamatan XIII Koto Kampar dan Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar dan Provinsi Sumatera Barat Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara Sebelah Timur : Kecamatan Tapung dan Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar, Kecamatan Minas (Kabupaten Siak), Kecamatan Mandau (Kabupaten Bengkalis) Luas wilayah Kabupaten Rokan Hulu adalah 7.462,18 km 2 atau ha yang terdiri dari 16 Kecamatan dan terbagi ke dalam 147 Desa dan 6 Kelurahan. Gambar 1. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Rokan Hulu berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut (mdpl). Daerah dengan ketinggian antara 100 sampai 500 mdpl meliputi 80 persen luas wilayah, daerah yang berada pada ketinggian mdpl meliputi 17,5% dan kawasan yang berada pada ketinggian lebih dari 1000 mdpl meliputi sekitar 2,5% dari luas keseluruhan Kabupaten Rokan Hulu. Morfologi kabupaten Rokan Hulu dapat dibagi menjadi dataran, perbukitan, dan pegunungan. Morfologi berupa dataran mendominasi wilayah Rokan Hulu dengan area 2

4 mencakup 77,35%, perbukitan 22,64%, dan pegunungan hanya mencakup area 0,01% dari luas wilayah Kabupaten Rokan Hulu. Wilayah Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Berdasarkan pengaruh 5 (lima) faktor pembentuk tanah yaitu batuan induk, topografi, umur, iklim, dan vegetasi, maka Kabupaten Rokan Hulu memiliki jenis tanah gleisol atau hidromorf kelabu, latosol, dan podsolik. II. KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA Jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hulu tahun 2013 tercatat jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki jiwa (51,57%) dan perempuan jiwa (48.43%). Rasio jenis kelamin atau perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan adalah 1,07. Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Rokan Hulu yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2011 adalah sebanyak jiwa, yang terdiri dari laki-laki (54,74%) dan perempuan (45,26%). Berdasarkan usia pencari kerja yang berusia tahun sebanyak orang (45,26%), usia tahun sebanyak orang (37,65%), dan usia tahun sebanyak orang (16,09%). Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA paling banyak yaitu orang (74,26%), disusul tingkat pendidikan Strata 1 dan Strata 2 sebanyak 993 orang dan sarjana muda/diploma 3 sebanyak 421 orang (6,34%). Sedangkan jumlah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas pada semua sektor usaha sebanyak jiwa. III. Perekonomian Distribusi PDRB atas dasar harga konstan masih didominasi oleh sektor pertanian dan sektor industri yang keduanya memberikan kontribusi masing-masing sebesar 54 % dan 20 %. Dengan komposisi tersebut diketahui bahwa sektor pertanian dengan subsektor perkebunan, tanaman pangan dan kehutanan merupakan sektor dominan perekonomian Kabupaten Rokan Hulu. Sementara sektor lainnya merupakan sektor yang tumbuh dan berkembang sebagai sektor pendukung pertanian. PDRB Kabupaten Rokan Atas Harga Konstan 2000 Tanpa Migas Tahun 2012 sebesar Rp ,83 juta. 3

5 IV. SARANA DAN PRASARANA a. Jalan Raya Panjang jalan di Kabupaten Rokan Hulu berdasarkan data tahun 2012 adalah 2.140,369 Km yang terdiri dari permukaan jalan yang diaspal sepanjang 410,38 Km (19,17 %), jalan krikil sepanjang 1.499,955 Km (70,07 %), dan jalan tanah sepanjang 230,03 Km (10,75 %). Sementara berdasarkan kondisi fisiknya, jalanan dengan kondisi Baik sepanjang 1270,159 Km (59,43 %), kondisi Rusak Ringan sepanjang 361,39 Km (16,88 %), Rusak Sedang sepanjang 410,1 Km (19,16 %), dan Rusak Berat sepanjang 98,72 Km (4,61 %). b. Jembatan Pada tahun 2012 di Kabupaten Rokan Hulu, terdapat 269 jembatan yang menghubungkan jalan-jalan di Kabupaten Rokan Hulu. Jumlah jembatan terbanyak adalah di Kecamatan Rambah Samo yaitu sebanyak 33 jembatan. Dari keseluruhan jembatan berdasarkan jenis permukaannya, jembatan Kayu sebanyak 132 buah (49 %), jembatan Besi sebanyak 69 buah (26%), jembatan Beton sebanyak 61 buah (23%), dan jembatan Semi Permanen sebanyak 7 buah (2 %). c. Jaringan Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi di Kabupaten Rokan Hulu menggunakan sambungan kabel yang dilayani oleh PT. Telkom Persero. Adapun jaringan internet menggunakan speedy dengan jumlah 500 sambungan pada tahun 2012, dari kapasitas 1300 sambungan yang tersedia. Selain menggunakan jaringan kabel, komunikasi dilakukan pula dengan jaringan nirkabel. Pada tahun 2012, terdapat total 156Tower Base Transciever Station (BTS) yang dimiliki oleh 9perusahaan telekomunikasi. Telkomsel memiliki BTS terbanyak yaitu 59 buah BTS. Jangkauan telekomunikasi nirkabel telah mencapai 90 % wilayah. d. Jaringan Listrik Jaringan listrik di Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2012 sudah tersebar di seluruh kecamatan meskipun belum merata. Dari luas wilayah Kabupaten Rokan Hulu secara keseluruhan, baru 38% wilayah yang sudah dialiri listrik. Dari seluruh rumah tangga yang ada di Kabupaten Rokan Hulu yang menjadi pelanggan listrik berjumlah buah. 4

6 Dari jumlah tersebut rumah tangga (68,03 %) merupakan pelanggan PLN, rumah tangga (29,53 %) merupakan pelanggan listrik dari perusahaan swasta, dan rumah tangga (2,44 %) merupakan pelanggan listrik dari perusahaan daerah milik Pemda. Di seluruh Kabupaten Rokan Hulu terdapat 6 pembangkit tenaga listrik milik PLN dengan kapasitas terpasang dari PLN Ranting Pasir Pengaraian sebanyak KwH dan produksi listrik pada tahun 2012 sebanyak KwH, naik sebesar 37,56 % dari KwH pada tahun Jumlah pelanggan PLN terbanyak terdapat di Kecamatan Rambah sebanyak rumah tangga dan Kecamatan Ujung Batu sebanyak rumah tangga. e. Sarana Air Bersih Sumber air bersih di Kabupaten Rokan Hulu dikelola oleh PDAM Kabupaten Rokan Hulu melalui 4 (empat) buah Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu Ujung Batu, Pasir Pengairan, Dalu-dalu dan Tandun. Pada tahun 2012, produksi air bersih adalah sebesar m 3 dengan jumlah pelanggan sebanyak rumah tangga. Sumber air baku PDAM Kabupaten Rokan Hulu, Sumber air PDAM berasal dari Sungai Rokan Kiri, Sungai Batang Sosa, Sungai Batang Lubuh dan Sungai Tapung. f. Prasarana Drainase Saluran drainase di Kabupaten Rokan Hulu secara umum diletakkan di sebelah kanan dan kiri jalan raya. Menurut fungsinya, saluran drainase terbagi menjadi dua, yaitu Saluran Drainase Pengumpul Minor dan Saluran Drainase Utama. Saluran drainase yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu masih terbatas di jalan utama Kabupaten Rokan Hulu dengan kondisi yang cukup terawat di beberapa lokasi dan berfungsi sebagaimana mestinya. Namun demikian tidak seluruh jalan utama ini memiliki drainase. Saluran drainase ini merupakan saluran drainase pengumpul dan bermura ke lembah-lembah sungai terdekat (saluran drainase utama). g. Sarana Perbankan Sebagai salah satu pendukung pembangunan, lembaga keuangan merupakan infrastruktur yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. DI Kabupaten Rokan Hulu, lembaga keuangan yang beroperasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya 5

7 adalah Bank Umum, Bank Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari Bank Umum Milik Negara, Bank Pemerintah Daerah, Bank Syariah serta Bank Swasta.Selain itu terdapat terdapat BPR milik Pemerintah Daerah dan BPR Swasta. Adapun Bank Umum milik Pemerintah yang beroperasi adalah Bank BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Riau, serta satu Bank Syariah yaitu Bank Syariah Mandiri. Sedangkan Bank Umum milik Swasta yang beroperasi di Kabupaten Rokan Hulu adalah Bank Danamon, Bank Mega dan Bank Agro. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat yang beropeasi terdiri dari BPR Ujung Batu dan BPR Sari Madu. h. Sarana Kesehatan Di kabupaten Rokan Hulu, pada tahun 2012 terdapat 5 (lima) buah Rumah Sakit yang terdiri dari 1 (satu) buah Rumah Sakit Umum Daerah dan 4 (empat) buah Rumah Sakit Swasta.Selain rumah sakit, terdapat pula 21 buah Puskesmas, 100 buah Puskesmas Pembantu dan 24 buah Puskesmas Keliling dan 558 buah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). V. POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN ROKAN HULU Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Rokan Hulu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan skala fungsinya, yaitu kawasan lindung dengan fungsi regional dan fungsi lokal.untuk kawasan lindung dengan fungsi regional adalah kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air, kawasan cagar alam dan pelestarian alam serta kawasan rawan bencana alam (gerakan tanah, banjir dan longsor). Luas kawasan lindung dalam wilayah Kabupaten Rokan Hulua dalah ,65 Ha atau sebesar 17% dari luas total wilayah Kabupaten Rokan Hulu. Kawasan ini terdiri dari Kawasan Hutan Lindung seluas ,44 Ha, Kawasan Perlindungan Setempat seluas ,09 Ha, Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya seluas 2.047,28 Ha, Kawasan Rawan Bencana Alam seluas 9.790,50 Ha, Kawasan Lindung Geologi seluas 1.913,34 Ha dan Kawasan Lindung Lainnya seluas Ha. 6

8 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya a. Kawasan Peruntukan Hutan Rencana Kawasan Hutan Produksi Terbatas meliputi kawasan hutan seluas ,85 Ha, yang mencakup seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Tandun dan Kecamatan Ujung Batu. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat di Kabupaten Rokan Hulu meliputi areal hutan seluas ,68 Ha, yang berlokasi di seluruh kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu dengan luas kawasan yang berbeda. b. Kawasan Peruntukkan Perkebunan Rencana pengembangan kawasan perkebunan diarahkan pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu dengan luas mencapai ,08 Ha. c. Rencana Kawasan Pertanian Rencana Pengembangan Kawasan Pertanian Pangan Lahan Basah pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu mencakup seluruh wilayah kecamatan dengan luas rencana mencapai ,39 Ha. Selain itu ke depannya juga dicadangkan lahan untuk pertanian pangan untuk menjaga keberlanjutan pangan di Kabupaten Rokan Hulu. Kawasan cadangan untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan luas kurang lebih Ha, berada di kecamatan Tambusai dengan luas kurang lebih Ha, dan Kecamatan Bonai Darussalam kurang lebih Ha. d. Kawasan Peruntukkan Perikanan Rencana Pengembangan Peruntukan Perikanan di Kabupaten Rokan Hulu diarahkan pada Perikanan Tangkap dan Budidaya. Budidaya Ikan Air Tawar terdiri dari budidaya peirkanan sungai, danau, telaga, kolam, dan sawah serta pembibitan ikan. e. Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Peternakan Kawasan peruntukkan peternakan berada di wilayah Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas kurang lebih Ha tersebar di Kecamatan Tambusai dan Tambusai Utara dengan komoditas peternakan unggulan sapi, kerbau, kambing, ayam dan itik. f. Kawasan peruntukkan pertambangan Kawasan Peruntukan Pertambangan di Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas kurang lebih Ha, meliputi Pertambangan Mineral dan Batubara diperuntukkan di Kecamatan Rokan IV Koto, Kecamatan Rambah Samo, Kecamatan Ujung Batu, Kecamatan Bangun Purba, Kecamatan Kunto Darussalam, Kecamatan Rambah Hilir, Kecamatan 7

9 Tambusai Utara, Kecamatan Kabun, dan Kecamatan Rambah. Kemudian untuk Pertambangan Migas tersebar di seluruh kecamatan. g. Kawasan Peruntukkan Industri Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di Kabupaten Rokan Hulu diarahkan untuk Industri pengelolaan potensi sumber daya alam untuk peningkatan nilai tambah dan produktivitas wilayah secara berkelanjutan. Pengembangan Kawasan Industri di Kabupaten Rokan Hulu diharapkan mampu menjadi stimulus percepatan perkembangan ekonomi daerah kabupaten dan kesejahteraan masyarakat sekitar dan wilayah lebih luas dengan tetap memperhatikan upaya mencegah pencemaran fungsi lingkungan hidup. Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari kawasan industri besar, menengah, dan kecil atau mikro. Industri besar diarahkan berada di Kecamatan Tambusai, Kecamatan Kunto Darussalam, Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam, Kecamatan Kabun, dan Kecamatan Tandun. Industri menengah diarahkan di Kecamatan Tambusai, Kecamatan Tambusai Utara, Kecamatan Kepenuhan, Kecamatan Kunto Darussalam dan Kecamatan Ujung Batu. Sedangkan untuk industri kecil dan mikro diarahkan tersebar di seluruh kecamatan. h. Kawasan Peruntukkan Pariwisata Kabupaten Rokan Hulu sangat beruntung memiliki pesona alam yang tidak dimiliki daerah lain seperti Pesona Danau Diatas dan Danau Dibawah, Danau Singkarak dan hamparan hijau Kebun Teh di kawasan Kecamatan Gunung Talang serta banyak lainnya. Keunggulan komparatif di bidang pariwisata ini harus mampu dikelola dengan sebaikbaiknya untuk mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan datang ke Kabupaten Rokan Hulu. Kawasan Peruntukan Pariwisata di Kabupaten Rokan Hulu dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: 1) Kawasan Pariwisata Alam 2) Kawasan Pariwisata Buatan 3) Kawasan Pariwisata Budaya 8

10 VI. POTENSI INVESTASI a. Potensi Investasi Sektor Perkebunan Potensi investasi Sektor Perkebunan diarahkan pada dua macam komoditi utama, yaitu Kelapa Sawit dan Karet. Kelapa Sawit merupakan komoditas ekspor andalan yang dijadikan bahan baku minyak goreng. Saat ini tengah diteliti untuk dijadikan bahan bakar kendaraan bermotor pengganti minyak bumi yang kini kian menipis. Komoditi Kelapa Sawit menjadi andalan bagi masuknya investasi ke Kabupaten Rokan Hulu. Sementara itu karet merupakan komoditas ekspor yang cukup penting bagi Kabupaten Rokan Hulu. Saat ini sebagian besar masih dibudidayakan secara tradisional oleh penduduk berupa Karet Alam. Masih sangat terbuka peluang investasi untuk pembukaan Pabrik Pengolahan Karet Modern untuk memberikan nilai tambah produk. Investasi di bidang komoditi Karet melalui pola PIR dan PLASMA memiliki prospek yang cerah. b. Potensi Investasi Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Berpedoman kepada ketersediaan potensi sumberdaya alam, arah kebijakan daerah, daya dukung berinvestasi, dan kecenderungan pasar komoditi perkebunan, maka ketersediaan peluang investasi pembangunan dan pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten Rokan Hulu dinilai sebagai investasi yang memiliki peluang besar. Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu sentra industri pengolahan kelapa sawit di Provinsi Riau. Kebijakan Pemerintah yang akan mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) sebagai altenatif bahan bakar minyak (BBM) memberikan peluang besar bagi industri kelapa sawit untuk lebih berkembang. Sementara itu dalam 10 tahun terakhir, konsumsi minyak sawit di pasar dunia tumbuh rata-rata 8-9% per tahun. Ke depannya, laju pertumbuhan ini diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan tren penggunaan bahan bakar alternatif berbasis minyak nabati (BBN) seperti biodiesel. Pada tahun 2012 tercatat lahan kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu seluas ha dengan produksi ,93 ton CPO per tahun. Tentunya produksi ini cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya luas lahan. Pada saat ini sudah terdapat 31 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang tersebar di 16 kecamatan, dan masih terbuka peluang invetasi bagi pembukkan 4 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang baru. Selain itu potensi peluang investasi industri hilir (refinery) masih sangat terbuka mengingat ketersediaan bahan baku dan dukungan iklim investasi yang berjalan kondusif. 9

11 Pembangunan industri CPO/kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu dengan lokasi pengembangannya dalam draft RTRW di Kecamatan Tambusai ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana, seperti transportasi darat yang menghubungkan Kabupaten Rokan Hulu dengan Kota Pekanbaru dan kabupaten-kabupaten sekitarnya seperti Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak dan Rokan Hilir maupun dengan kota-kota di Provinsiinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara. c. Potensi Investasi Industri Pengolahan Karet Salah satu keunggulan perekonomian Kabupaten Rokan Hulu adalah dalam sektor perkebunan, yang dikenal sebagai supplier komoditas perkebunan kelapa sawit dan karet. Kabupaten Rokan Hulu membuka peluang bagi masyarakat luas untuk berinvestasi di sektor perkebunan, sehingga dapat ikut menikmati pertumbuhan ekonomi yang dihasilkannya. Di Kabupaten Rokan Hulu perkebunan karet merupakan perkebunan terluas kedua setelah perkebunan kelapa sawit yaitu seluas Ha. Sebagian besar dari perkebunan tersebut merupakan perkebunan produktif yaitu seluas ha. Dengan perkebunan karet seluas itu menjadikan Kabupaten Rokan Hulu sebagai salah satu sentra produksi karet di Provinsiinsi Riau. Karet di Kabupaten Rokan Hulu pada umumnya masih merupakan komoditi rakyat, pengolahan masih berbentuk sleb (lapisan) tipis, dan lumb (getah karet) segar dan belum ada industri hilir tanaman karet. Pada tahun 2012 yang lalu produksi bahan olah karet rakyat (bokar) di Kabupaten Rokan Hulu mencapai ton. Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu menargetkan untuk menjadikan Kabupaten Rokan Hulu sebagai sentra produksi karet terbesar pada tahun Karena itu Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu menyatakan investasi untuk pabrik pengolahan komoditas karet masih terbuka luas, karena luas areal perkebunan karet masih dapat terus dikembangkan. d. Potensi Investasi Sektor Pariwisata Dengan ditetapkannya Kabupaten Rokan Hulu yang dikenal dengan julukan Negeri Seribu Suluk sebagai Tujuan Wisata Prioritas Provinsiinsi Riau maka pengembangan industri pariwisata menjadi tumpuan sumber PAD Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsiinsi Riau. Kabupaten Rokan Hulu sebagai jantungnya Pulau Sumatera memiliki beberapa 10

12 keunggulan di bidang pariwisata, diantaranya memiliki kekayaan sumberdaya alam dengan 30% wilayahnya merupakan hutan hujan tropis yang dilindungi dengan topografi yang beragam seperti Bukit Barisan yang memiliki perbukitan dan pegunungan di ketinggian m diatas permukaan laut dengan sumber air panas dan air terjun yang sangat indah. Selain itu Kabupaten Rokan Hulu memiliki situs wisata tertua di Sumatera yaitu Benteng Tujuh Lapih dan Istana Kerajaan Rokan, menjadikan Kabupaten Rokan Hulu sebagai kabupaten yang kaya akan tradisi karena memiliki 5 luhak dan 2 kewalian negeri. Dari sisi sejarah, Rohul merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional seperti Tuanku Tambusai dan Sultan Zainal Abidin Syah. Kabupaten Rokan Hulu juga dikenal karena adanya tokoh-tokoh sufi seperti Syekh Abdulwahab Rokan, Syekh Ismail, dan Syekh Ibrahim. Lokasi peluang investasi dalam bidang pariwisata terdapat hampir di sebagian besar kecamatan, terutama di Kecamatan Rambah, Kecamatan Rambah Samo, Kecamatan Tambusai, Kecamatan Pagaran Tapah dan Kecamatan Rokan IV Koto. Adapun untuk jenis wisata yang tersedia di Kabupaten Rokan Hulu meliputi 7 jenis Wisata, yaitu Wisata Alam, Wisata Kota, Wisata Religi, Wisata Budaya, Wisata Sejarah, Wisata Petualangan dan Wisata Minat Khusus. Sektor Industri Pariwisata memiliki potensi yang sangat besar untuk menarik minat kunjungan wisatawan Domestik maupun Mancanegara dengan fasilitas akomodasi berupa hotel, wisma dan penginapan yang tersebar di seluruh Kabupaten Rokan Hulu. e. Potensi Investasi Sektor Pertambangan Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi. Riau yang mempunyai kekayaan SDA berupa minyak serta bahan galian tambang lainnya seperti batu bara, sirtu, batu gamping, pasir kuarsa dan lempung. Batu bara terbentuk dari sisa tumbuhan mati dengan komposisi utama selulose dengan proses yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang lama, puluhan bahkan sampai ratusan juta tahun dibawah pengaruh fisik, kimia ataupun keadaan geologi akan mengubah selulose menjadi lignit subitumine dan bitumine serta antrasit. Adanya endapan batu bara di Kabupaten Rokan Hulu terindikasi di daerah Teratak, Tibawan, Kecamatan Rokan IV Koto. Daerah Teratak 11

13 sebanyak 2 singkapan. untuk mencapai daerah teratak dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Adanya endapan batu bara di Kabupaten Rokan Hulu yang terindikasi di Kecamatan Rokan IV Koto yang telah di temukan sebanyak 9 singkapan, diantaranya daerah teratak 2 singkapan dan daerah Tibawan sebanyak 7 singkapan. Endapan batu bara pada daerah Tibawan mempunyai ketebalan 0,2 m hingga 2 m, bahkan pada bagian bawah ketebalan antara 4 m hingga 7 m. Tempat lain yang bisa ditemukan batubara yaitu di Kecamatan Tandun sebanyak 3 singkapan dan batubara yang telah ditemukan sangat potensial untuk di eksplorasi. Selain batu bara, potensi pertambangan lainnya adalah sirtu. Penyebaran sirtu terdapat di sungai Rokan desa Rokan, Sungai Semau dan sekitarnya. Dari hasil pemetaan dan test speed di daerah di peroleh penyebaran bahan galian ini luasnya 150 Ha. Ketebalan rata-rata 15 m sehingga cadangannya m 3 dengan ketebalan tanah 0-1 m.ketebalan di Sungai Semao 1,5 m, luas sebaran 207,5 Ha. Sehingga diperoleh cadangan m 3 dengan ketebalan tanah penutup 0-1,5 m. Untuk penambangan di Kecamatan Ujung Batu telah dilakukan dengan alat berat berupa quarry dan beberapa di antaranya terdapat di Kecamatan Rokan.Berdasarkan klasifikasi kekuatan batuan atau ISRM, sirtu di daerah telitian termasuk dalam range R3-R4 atau Medium Strong Rock. Daerah Kabupaten Rokan Hulu terdapat banyak sekali sungai sehingga pasir sungai merupakan salah satu sumber pertambangan yang tidak kalah dengan sumber daya lain untuk di eksplorasi. Pasir sungai di daerah ini sangat bagus untuk campuran semen. Eksploitasi yang dilakukan masyarakat masih banyak membutuhkan investor untuk mengeksplorasinya. Secara lengkap, bahan tambang non migas yang terdapat di wilayah Kabupaten Rokan Hulu adalah sebagai berikut : 1. Granit, terdapat di daerah-daerah Desa Kotoranah, Kecamatan Kabun (sumber daya hipotetik 15 juta ton), Desa Tanjungmedan, Kecamatan Rokan IV Koto (12.5 juta ton), Desa Kaiti, Kecamatan Rambah (18 juta ton), Desa Giti, Kecamatan Kabun (310 juta ton). 2. Felspar, terdapat di daerah Desa Tanjungmedan, Kecamatan Rokan IV Koto (1,25 juta ton). 3. Kuarsit, terdapat di daerah Desa Aliantan, Kecamatan Kabun (5 juta ton). 12

14 4. Bentonit, terdapat di daerah Desa Kotoranah, Kecamatan Kabun (25 ribu ton). 5. Batugamping, terdapat di daerah Desa Cipang Kiri Hulu, Kecamatan Rokan IV Koto (74 juta ton). 6. Marmer, terdapat di daerah Desa Kaiti, Kecamatan Rambah (1 juta ton). 7. Kaolin, terdapat di daerah Kotoranah, Kecamatan Kabun (6 juta ton). 8. Andesit, terdapat di daerah Desa Kotoranah, Kecamatan Kabun (88 juta ton). 9. Pasir Kuarsa, terdapat di daerah-daerah Desa Pawan, Kecamatan Rambah (1,25 juta ton), Desa Sungai Harapan, Kecamatan Tambusai Utara (200 ribu ton), Desa Lubuk Bendahara, Kecamatan Rokan IV Koto (22,5 juta ton), Desa Kabun, Kecamatan Kabun (42,5 juta ton). 10. Sirtu, terdapat di daerah-daerah Desa Rantau Kasai, Kecamatan Tambusai Utara (2,5 juta ton), Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba (25 juta ton), Desa Sungai Napal, Kecamatan Tambusai (5.juta ton), Desa Menaming, Kecamatan Rambah (15.juta ton), Desa Ujungbatu, Kecamatan Ujungbatu (5 juta ton), Desa Rokan, Kecamatan Rokan IV Koto (6 juta ton), Desa Batulangkah, Kecamatan Tandun (5.5 juta ton). 11. Lempung, terdapat di daerah-daerah Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tambusai Utara (2.5 juta ton), Desa Tali Kumain, Kecamatan Tambusai (125 ribu ton), Desa Daludalu, Kecamatan Tambusai (124 ribu ton), Desa Kepenuhan Hulu, Kecamatan Kepenuhan (3.75 juta ton), Desa Rokan Timur, Kecamatan Rokan IV Koto (250 ribu ton), Desa Tibawan, Kecamatan Rokan IV. Koto (25 juta ton). 12. Ballclay, terdapat di daerah Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan (125 ribu ton). Sumber Daya Alam berupa minyak bumi juga terdapat di wilayah Rokan Hulu. Untuk minyak bumi ini di antaranya telah dilakukan eksplorasi. Seluruh bahan galian tersebut mempunyai prospek yang bagus untuk dijadikan sebagai dasar pengembangan investasi. Tumbuh dan berkembangnya investasi di Kabupaten Rokan Hulu khususnya di sektor pertambangan dan energi akan dapat dijadikan sebagai modal dasar untuk menggerakkan roda pembangunan Rokan Hulu. 13

15 POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KABUPATEN ROKAN HULU Potensi Pembangkit Listrik Berbasis Kelapa sawit Gambar 3. Lokasi Pengembangan Peluang Investasi di Kabupaten Rokan Hulu VII. PELUANG INVESTASI Deskripsi Peluang Investasi Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu sentra industri pengolahan kelapa sawit di Provinsi Riau. Kebijakan Pemerintah yang akan mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) sebagai altenatif bahan bakar minyak (BBM) memberikan peluang besar bagi industri kelapa sawit untuk lebih berkembang. Pada tahun 2012 tercatat lahan kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu seluas ha dengan produksi ,93 ton CPO per tahun. Tentunya produksi ini cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya luas lahan. Pada saat ini sudah terdapat 31 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang tersebar di 16 kecamatan, dan masih terbuka peluang invetasi bagi pembukaan 4 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang baru. 14

16 Gambar 4. Industri Kelapa Sawit Lokasi Investasi Pembangkit Listrik Berbasis Limbah Sawit Bahan baku Minyak kelapa sawit atau CPO di Kabupaten Rokan Hulu tersedia hampir disetiap kecamatan. Daerah yang memiliki produksi kelapa sawit cukup besar terdapat di Kecamatan Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai dan Kecamatan Kunto Darussalam. Di sisi lain, terjadi keterbatasan energi listrik di Kabupaten Rokan Hulu. Keterbatasan energi listrik ini di Kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan data dari PLN Rokan Hulu, baru 38 % rumah tangga yang sudah memperoleh penerangan listrik. Kondisi ini menjadi peluang bagi pengembangan energi listrik, dimana limbah sawit enjadi sampah yang perlu dibuang, akan tetapi di sisi lain, dapat menjadi sumber pendapatan dengan mengubahnya menjadi listrik. Pembangunan pembangkit listrik berbasis kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu dengan lokasi pengembangannya dalam draft RTRW di Kecamatan Tambusai ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana, seperti transportasi darat yang menghubungkan Kabupaten Rokan Hulu dengan Kota Pekanbaru dan kabupatenkabupaten sekitarnya seperti Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak dan Rokan Hilir maupun dengan kota-kota di Provinsiinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Aspek Pasar Listrik berbasis Limbah Sawit Kebutuhan listrik di Kabupaten Rokan Hulu saat ini masih belum terpenuhi. Dari luas wilayah Kabupaten Rokan Hulu secara keseluruhan, baru 38% wilayah yang sudah dialiri listrik. Dari total rumah tangga, baru rumah tangga yang sudah dialiri listrik. Sehingga, masih terdapat rumah tangga atau sekitar 47 % rumah tangga yang belum mendapat aliran listrik. 15

17 Usaha Terkait Dalam menunjang berdirinya pembangkit listrik berbahan sawit, diperlukan dukungan dalam beberapa hal, daintaranya : sumber bahan baku yaitu limbah sawit, sarana transportasi, komunikasi, tenaga kerja serta infrastruktur lainnya. Analisis Finansial a. Analisa Investasi Setiap 1 ton pengolahan kelapa sawit akan menghasilkan 60 kg limbah cangkang kelapa sawit dengan kandungan kalori sebesar kkal/kg. Limbah kelapa sawit berupa serabut kelapa juga bisa diolah menjadi sumber energi karena setiap 120 kg serabut kelapa sawit memiliki kalori sebesar kkal/kg. Meski begitu, potensi limbah kelapa sawit baik secara kuantitas maupun kualitas seperti tersebut di atas belum dimaksimalkan untuk diolah sebagai bahan bakar alternatif. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 1 MW adalah sebesar Rp ,- pada lahan seluas 1 ha. b. Analisa Pendapatan Sumber pendapatan yang dapat diperoleh dari pembangkit listrik berbahan baku limbah sawit adalah dengan melakukan penjualan ke PLN. Saat ini, harga beli listrik oleh PLN di wilayah Sumatera adalah sebesar Rp 975 per KWH. Sehingga jika dalam satu jam pengolahan limbah sawit sebanyak 35 ton, akan menghasilkan energi listrik sebesar 1 MW, maka dalam satu tahun akan diperoleh listrik sebesar : 1 MW x 0,75 x 8640 jam = KWH /tahun. Sehingga pendapatan dalam 1 tahun adalah sebesar Rp 975 x Kwh = Rp c. Analisa Pengeluaran Dalam proses produksi energi berbasis limbah sawit, bahan baku yang digunakan adalah serat dan cangkang kelapa sawit yang merupakan hasil limbah produksi pabrik kelapa sawit kira-kira sebanyak 35 ton/hari. Karena bahan bakar yang digunakan pada pembangkit ini adalah limbah dari produksi minyak kelapa sawit, maka biaya bahan bakar pembangkit ini bukan untuk membeli serat dan cangkang, tetapi untuk biaya transportasi dari perkebuanan kelapa sawit sampai ke tempat pembangkit. Jika diasumsikan bahwa 16

18 jarak tempuh antara pabrik dan perkebunan 8 km, maka biaya transportasi dari perkebunan sampai ke tempat pembangkit adalah sebagai berikut : konsumsi bahan bakar = 35 ton/jam x 8640 jam = ton/mw-tahun Biaya transport per kg = Rp 1,07 = US$ 0, 3 cent/kwh Selain biaya angkut, biaya lain yang diperlukan adalah biaya operasi dan perawatan. Berdasarkan kajian dari ITB, biaya operasional dan perawatan untuk 1 MW adalah 0,95 cent/kwh. Sehingga biaya yang diperlukan adalah : biaya pembangunan +biaya perawatan dan operasional + biaya transport = 3 + 0,95 + 0,3 = 4,25 cent/kwh x Rp = Rp 510/Kwh Biaya 1 tahun = Rp 510 x = Rp /tahun d. Analisis Kelayakan Finansial Pembangkit listrik berbasis sawit dapat beroperasi selama 25 tahun. Sehingga keuntungan yang diperoleh dalam satu tahun adalah : Rp Rp = Rp Dengan investasi sebesar Rp , bisnis ini akan mulai memperoleh keuntungan pada tahun ke-14. Sehingga NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp Perizinan Pengembangan Usaha pabrik pengolahan di Kabupaten Rokan Hulu memerlukan Izin Usaha pendirian pabrik. Dasar hukum perizinan ini adalah Peraturan Daerah tentang pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu di Kabupaten Rokan Hulu. PERMOHONAN PERIJINAN DI KABUPATEN : Model I PMDN, dilengkapi : Akta perusahaan / KTP bagi perorangan Salinan NPWP Proses dan flowchart uraian produksi/kegiatan usaha Surat kuasa apabila bukan ditandatangani direksi 17

19 Model I PMA, dilengkapi: Peserta Indonesia : o Akte Perusahaan o Salinan KTP apabila perorangan o Salinan NPWP Peserta Asing : o Akte Perusahaan o Salinan Paspor apabila perorangan o Salinan NPWP untuk PT PMA o Letter of Power Attorney o Proses dan Flowchart uraian produksi/kegiatan usaha PERIJINAN DI TINGKAT KABUPATEN ROKAN HULU Izin Lokasi oleh BAPPEDA Kabupaten Rokan Hulu Pengesahan site plan oleh BAPPEDA Kabupaten Rokan Hulu Izin Mendirikan Bangunan (IMB) oleh Dinas Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Rokan Hulu Izin Undang-Undang Gangguan (IUUG/HO) oleh Bagian Ekonomi SETDA Kabupaten Rokan Hulu Hak Guna Bangunan (HGB) yang luasnya sampai dengan 5 Ha (lima hektar) oleh BPN Kab.Rokan Hulu UPL/UKL/AMDAL oleh Dinas Lingkungan Hidup KP Kabupaten Rokan Hulu REALISASI DI TINGKAT KABUPATEN ROKAN HULU Salinan akta pendirian perusahaan dan pengesahannya Salinan IPPT Salinan IMB Salinan Ijin Gangguan (HO) Salinan Sertifikat Hak Atas Tanah LKPM RKL/RPL atau UKL/UPL atau SPPL BAP Salinan SP PMDN atau SP PMA dan perubahannya 18

20 Informasi Lebih Lanjut : Badan Pelayanan Terpadu dan Perijinan Kabupaten Rokan Hulu Kompleks Perkantoran Pemda KM 4 Bukit Pasir Pengaraian Kabupaten Rokah Hulu bptp2m@rokanhulukab.go.id 19

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU Oleh : Zulfikar, Adrian Zainith, Andi S. Sulaeman SubDit Mineral Non Logam S A R I Secara geografis daerah

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN

INFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN BAB 5 INFRASTRUKTUR 5.1. PERHUBUNGAN Pembangunan infrastruktur perhubungan bertujuan memperlancar aksesibilitas dan membuka keterisolasian wilayah yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU Oleh NUR ANITA SETYAWATI, 0706265705 Gambaran Umum DAS SIAK Sungai Siak adalah sungai yang paling dalam di Indonesia, yaitu dengan kedalaman sekitar 20-30 meter. Dengan Panjang

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.1 DAFTAR TABEL Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota Tahun 14... Halaman 6 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal

I. PENDAHULUAN. karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu

Lebih terperinci

Disajikan dalam Acara Pertemuan Tahunan EEP- Indonesia Tahun 2013, di Hotel Le Meridien Jakarta, 27 November 2013

Disajikan dalam Acara Pertemuan Tahunan EEP- Indonesia Tahun 2013, di Hotel Le Meridien Jakarta, 27 November 2013 EEP Indonesia Annual Forum 2013 MANFAAT IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK EEP INDONESIA DI PROPINSI RIAU (Kebijakan Potensi - Investasi Teknologi) Disajikan dalam Acara Pertemuan Tahunan EEP-

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 622 8 No. Publikasi : 25 Katalog BPS : 1101002.1404041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA Nomor : 050/Distarcip-PEP/XII/2012/305 Tanggal : 21 Januari 2013 PENGGUNA ANGGARAN DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA, Alamat Jl. Tuanku Tambusai KM 04 Komplek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam,

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi BAB III ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 3.1 Permasalahan Pembangunan 3.1.1 Permasalahan Kebutuhan Dasar Pemenuhan kebutuhan dasar khususnya pendidikan dan kesehatan masih diharapkan pada permasalahan. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 6 BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN.. Sejarah Singkat Kabupaten Kampar Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, yang terbentuk pada tahun. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Militer

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2031 I. UMUM Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL

BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL 1 BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL A. Sejarah Desa Pada masa Orde Baru tepatnya pada masa kepimimpinan Presiden SUHARTO pada tahun 1982. Warga Masyarakat umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang I. PENDAHUL'CJAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, sumber daya hutan telah menjadi modal utama pembangunan ekonomi nasional, yang memberi dampak positif terhadap peningkatan devisa, penyerapan

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi yang masih relatif muda. Perjuangan keras Babel untuk menjadi provinsi yang telah dirintis sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran masyarakat serta pencapaian taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Sumber: Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten 1. Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas sebesar 9.160,70

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN Sesuai amanat Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA SELATAN KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota ini berada di dataran tinggi yang sejuk, aktivitas ekonomi / perdagangan sangat ditentukan oleh sektor Pertanian dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan dibidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB II PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA TAHUN 2011

BAB II PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA TAHUN 2011 BAB II PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA TAHUN 2011 2.1. Kondisi Wilayah Sumatera Saat Ini Pertumbuhan ekonomi provinsi di Wilayah Sumatera tahun 2009 rata-rata memiliki laju pertumbuhan positif dan menurun

Lebih terperinci