PERBANDINGAN HASIL TES KETERAMPILAN PENALARAN FORMAL MAHASISWA SEBELUM DAN SESUDAH PERKULIAHAN PENGANTAR DASAR MATEMATIKA
|
|
- Veronika Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 12 PERBANDINGAN HASIL TES KETERAMPILAN PENALARAN FORMAL MAHASISWA SEBELUM DAN SESUDAH PERKULIAHAN PENGANTAR DASAR MATEMATIKA Utu Rahim dan Hasnawati Jurusan PMIPA /Matematika FKIP Unhalu, Kampus Bumi Tridharma Kambu, Kendari Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membandingan hasil tes keterampilan formal sebelum dan sesudah perkuliahan Pengantar Dasar Matematika (PDM). Pada pelaksanaan perkuliahan mata kuliah PDM, mahasiswa dilatih berpikir kritis dan logis melalui latihan soal-soal dalam materi logika selama proses pembelajaran dengan tingkat kesulitan dan daya nalarnya mengikuti fase-fase operasi formal yang dikembangkan oleh Piagiet. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada bulan April 2006 sampai dengan November 2006 di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unhalu. Variabel yang diteliti adalah (a) hasil tes keterampilan formal sebelum dan sesudah perkuliahan PDM dan (b) eksperimen yaitu pemberian keterampilan penalaran melalui materi logika matematika. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan penalaran formal (TKPF), diadaptasi dari TOLF (test of Logical Thinking). Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan statistik uji-t untuk data berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes mahasiswa sesudah perlakuan mengalami peningkatan dibandingkan sebelum perlakuan yaitu dari 4,74 meningkat menjadi 6,21. Persentase tertinggi di antara 5 tahap operasi formal mahasiswa sebelum dan sesudah adalah penalaran proporsional dan ada peningkatan persentase untuk kelima tahap operasi formal sesudah perkuliahan PDM. Hasil tes keterampilan formal mahasiswa yang diteliti sesudah perkuliahan PDM secara signifikan lebih tinggi daripada hasil tes keterampilan formal sebelum perkuliahan PDM. Kata kunci: kemampuan penalaran, penalaran formal, Pengantar Dasar Matematika A. Pendahuluan Menurut teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget dinyatakan bahwa pemikiran anak mulai usia 16 atau 18 tahun seharusnya lepas dari keterikatan awalnya pada hal-hal yang bersifat konkrit. Sejalan dengan lepasnya keterkaitan ini, tumbuh dalam dirinya kemampuan untuk dapat menerapkan langkah-langkah penalaran formal (Nur, 1991). Namun usia anak terhadap tingkat perkembangan kognitif tersebut sangat fleksibel tergantung kepada pengaruh atau kejadian yang ada di lingkungan anak tersebut. Oleh karena itu, teori perkembangan kognitif di atas belum sepenuhnya tepat. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruseffendi (1988) bahwa masih terdapat peserta didik yang telah lulus di jenjang sekolah menengah bahkan di perguruan tinggi tidak pernah mencapai tahap operasi formal.
2 13 Materi mata kuliah PDM (Pengantar Dasar Matematika) terdiri atas dua kajian utama, yaitu logika matematika dan teori himpunan. Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan selama mengampu mata kuliah ini, materi yang dirasakan sulit oleh mahasiswa adalah logika matematika. Menurut beberapa mahasiswa yang peneliti wawancarai secara insidentil, kerumitan yang dihadapi mahasiswa karena materi logika ini memerlukan daya nalar yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang mengarahkan mahasiswa pada peningkatan daya nalar yang tinggi sesuai tingkat penalaran pada logika. Meningkatnya daya nalar mahasiswa sesuai dengan tingkat penalaran pada logika akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar mahasiswa tidak saja pada mata kuliah PDM tetapi secara umum pada mata kuliah yang memerlukan dasar logika untuk mempelajari, memahami, dan menerapkan serta mengembangkannya. Oleh karena mempelajari materi logika matematika memerlukan daya nalar yang tinggi, maka untuk meningkatkan hasil belajar logika diperlukan pengembang-an keterampilan penalaran formal mahasiswa. Keterampilan penalaran yang dimaksud adalah mahasiswa dilatih untuk berpikir kritis dan logis melalui latihan soal-soal dalam materi logika selama proses pembelajaran dengan tingkat kesulitan dan daya nalarnya mengikuti fase-fase operasi formal yang dikembangkan oleh Piagiet. Berdasarkan uraian di atas, di dalam penelitian ini penulis ingin melakukan suatu perbandingan hasil tes keterampilan formal mahasiswa sebelum dan sesudah pekuliahan PDM pada materi logika matematika. B. Kerangka Teoritik 1. Kemampuan Penalaran Mahasiswa Kemampuan penalaran setiap individu adalah berjenjang berdasarkan tingkat perkembangan individu tersebut. Perkembangan intelektual setiap individu disesuaikan dengan usia anak. Hal ini seperti dikemukakan oleh Piagiet (dalam Hudoyo, 1985) bahwa setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual, yaitu: tingkat berpikir sensorimotor, pra-operasional, operasi konkrit, dan operasi formal. Berdasarkan teori perkembangan kognitif oleh Piaget, usia anak yang memasuki jenjang perguruan tinggi sudah berada pada tahap operasional formal. Pada tahap operasi formal, terdapat beberapa tahapan dimulai dari tingkatan yang rendah sampai ke tingkat tinggi. Hal ini seperti diungkapkan oleh Piagiet dan Inhelder dalam Muh. Nur (1991). Perbandingan Hasil Tes Keterampilan Penalaran Formal Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Perkuliahan Pengantar Dasar Matematika (Utu Rahim dan Hasnawati)
3 14 Dikatakannya bahwa, operasi formal diklasifikasikan menjadi lima jenis sebagaimana penjelasan berikut. a. Penalaran Proporsional Piaget mendefinisikan penalaran proporsional sebagai suatu struktur kualitatif yang memungkinkan pemahaman sistem-sistem fisik kompleks yang mengandung banyak faktor. Pemahaman sistem fisik kompleks adalah pemahaman yang berkaitan dengan proposisi atau ratio. b. Pengontrolan Variabel Menurut Piaget, pemikiran formal dapat menetapkan dan mengontrol variabel tertentu dari suatu masalah. Contoh pengontrolan variabel adalah pada saat anak memahami konservasi gerak. Konservasi gerak tersebut dapat diperlihatkan dengan pendulum, yaitu pendulum dapat bergerak dengan cepat atau lambat tergantung pada panjang tali. c. Penalaran Probabilistik Muh. Nur (1991) mendefenisikan penalaran probabistik sebagai suatu penalaran yang menggunakan informasi untuk memutuskan kemungkinan benar atau salah dari suatu kesimpulan. d. Penalaran Korelasional Lawson mendefinisikan penalaran korelasional sebagai suatu pola berpikir yang digunakan seseorang untuk memutuskan kuatnya hubungan timbal balik antara dua variabel. Penalaran korelasional melibatkan identifikasi dan veritifikasi hubungan antara variabel. e. Penalaran Kombinatorik Vantina dalam Muh. Nur (1991) mennyatakan bahwa kemampuan kombinatorik adalah kemampuan untuk mempertimbangkan seluruh alternatif yang mungkin pada situasi tertentu. Individu yang melakukan operasi formal pada saat memecahkan suatu masalah akan menggunakan seluruh kombinasi/faktor yang mungkin ada kaitannya dengan masalah tersebut. Kemampuan dalam melakukan kombinasi tersebut akan berdampak pada kemampuannya dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan secara maksimal sesuai dengan tuntutan pemecahan atas masalah yang diberikan.
4 15 2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Hasil tes keterampilan formal sesudah perkuliahan PDM secara signifikan lebih tinggi daripada hasil tes keterampilan formal sebelum perkuliahan PDM. Secara statistik, hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H0 : µ 1 = µ 2 lawan H0 : µ 1 < µ 2 di mana: µ 1 = Hasil tes keterampilan formal mahasiswa sebelum perkuliahan PDM µ 2 = Hasil tes keterampilan formal mahasiswa sesudah perkuliahan PDM C. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen (perlakuan). Eksperimen yang dilakukan adalah memberikan perlakuan berupa soal-soal untuk melatih keterampilan penalaran mahasiswa pada perkuliahan mata kuliah PDM melalui topik-topik/ materi logika matematika. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2006 sampai dengan November 2006 (perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2006/2007) di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unhalu Kendari. 3. Variabel dan Desain Penelitian Variabel penelitian ini adalah hasil tes keterampilan formal sebelum perkuliahan PDM yang disimbolkan dengan O1 dan hasil tes keterampilan formal sesudah perkuliahan PDM yang disimbolkan dengan O2. Variabel lainnya adalah eksperimen/perlakuan yaitu pemberian keterampilan penalaran melalui topik-topik/ materi logika matematika yang disimbolkan dengan X. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: O1 X O2 (Ruseffendi, 1994). Desain tersebut bermakna bahwa sebelum pelaksanaan perlakuan, mahasiswa diberikan tes pre-test terlebih dahulu. Kemudian diberikan perlakukan berupa keterampilan penalaran melalui topik logika matematika. Setelah perlakuan selesai dilaksanakan, Perbandingan Hasil Tes Keterampilan Penalaran Formal Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Perkuliahan Pengantar Dasar Matematika (Utu Rahim dan Hasnawati)
5 16 mahasiswa kemudian diberikan post-test untuk melihat perkembangan kemampuan penalaran mahasiswa setelah diberikan perlakukan. 4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2006 yang memprogramkan mata kuliah PDM tahun akademik 2006/2007 dengan jumlah 64 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak populasi (sampel total). 5. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan penalaran formal (TKPF) yang diadaptasi dari TOLF (Test of Logical Thinking) yang dikembangkan oleh Tobin dan William Cupic sekitar tahun Tes ini sebanyak 10 butir soal yang diklasifikasikan menjadi lima tahap penalaran, yaitu penalaran proporsional (butir 1 dan 2), pengontrolan variabel (butir 3 dan 4), probabilistik (butir 5 dan 6), korelasional (butir 7 dan 8), dan kombinatorik (butir 9 dan 10). Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara melaksanakan tes keterampilan formal sebelum dan sesudah perlakuan. 6. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif meliputi rata-rata/mean, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, persentase, dan pengkategorian. Sebelum analisis inferensial dilakukan uji normalitas data. Analisis inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah statistik uji-t untuk data berpasangan, yaitu: thitung = d d s d / 0 n di mana: di = X1i X2i. Kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: jika -thitung < - t α ; n 1 pada α sebesar 0,05, maka H0 ditolak (Walpole, 1995). Sebaliknya, Ho diterima.
6 17 D. Hasil Dan Pembahasan Hasil tes kemampuan penalaran formal sebelum dan sesudah perkuliahan PDM secara deskriptif hasil olahan Minitab Relase adalah sebagai berikut : Descriptive Statistics: Sebelum; Sesudah Perlakuan Variable N Mean StDev Minimum Maksimum Sebelum 64 4,74 1,89 1,00 9,00 Sesudah 64 6,21 1,86 1,00 9,00 Secara deskriptif rata-rata sesudah perlakuan mengalami peningkatan dibandingkan sebelum perlakuan yaitu dari 4,74 meningkat menjadi 6,21, sedangakan standar deviasi mengalami penurunan sedikit dari 1,89 menurun menjadi 1,86.Nilai minimum dan maksimum tidak berubah sebelum dan sesudah perlakuan.hal ini menunjukkan bahwa ada kenaikan rata-rata sesudah perlakuan walaupun masih ada mahasiswa yang memperoleh skor 1 dari skor maksimim 10. Deskripsi jumlah skor dan persentase dari 5 tahap penalaran formal sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. No. Tabel 1 Deskripsi Jumlah Skor dan Persentase dari 5 Tahap Penalaran Formal Mahasiswa Tingkat Penalaran Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan Jumlah Skor Persentase Jumlah Skor Persentase 1 Proporsional 86 67, ,69 2 Pengontrolan variabel 52 40, ,84 3 Probabilistik 18 14, ,53 4 Korelasional 65 50, ,28 5 Kombinatorik 39 30, ,13 Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa persentase tertinggi diantara 5 tahap operasi formal mahasiswa sebelum dan sesudah adalah penalaran proporsional dengan kategori sedang (67,19%) sebelum perlakuan meningkat menjadi 79,69% (kategori tinggi) sesudah perlakuan. Kelima tahap operasi formal, persentasenya mengalami kenaikan dengan kategori sedang untuk penalaran pengontrolan variabel (64,84%), korelasional (63,28%) dan kombinatorik (53,13%), sedangkan penalaran probabilistik tergolong rendah (19,53%). Perbandingan Hasil Tes Keterampilan Penalaran Formal Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Perkuliahan Pengantar Dasar Matematika (Utu Rahim dan Hasnawati)
7 18 Hasil kemampuan penalaran formal mahasiswa sebelum proses perkuliahan, terlihat bahwa pada umumnya mahasiswa baru memasuki tahap awal operasi formal (tahap proporsional). Ini berarti bahwa mahasiswa belum mencapai tahap operasi formal walaupun menurut teori perkembangan kognitif oleh Piagiet menyatakan bahwa usia anak yang memasuki jenjang perguruan tinggi sudah berada pada tahap operasional formal Uji normalitas data menunjukkan data berdistribusi normal. Selanjutnya dari uji inferensial diperoleh t = -5,79 < -t0,05; 63 = -1,645 yang menyimpulkan H0 ditolak yang berarti Hasil tes keterampilan formal mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unhalu sesudah perkuliahan PDM secara signifikan lebih tinggi daripada hasil tes keterampilan formal sebelum perkuliahan PDM,. Ini berarti ada pengaruh pemberian keterampilan penalaran kepada mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan formalnya. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka disimpulkan bahwa: 1. Secara deskriptif rata-rata sesudah perlakuan mengalami peningkatan dibandingkan sebelum perlakuan yaitu dari 4,74 meningkat menjadi 6,21. Persentase tertinggi diantara 5 tahap operasi formal mahasiswa sebelum dan sesudah adalah penalaran proporsional dan ada peningkatan persentase untuk kelima tahap operasi formal sesudah perkuliahan PDM. 2. Hasil tes keterampilan formal mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unhalu sesudah perkuliahan PDM secara signifikan lebih tinggi daripada hasil tes keterampilan formal sebelum perkuliahan PDM. Daftar Pustaka Hudoyo, Herman Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud P2LPTK. Muh. Nur Pengadaptasian Tes of Logical Thinking (TOLT) dalam Setting Indonesia. Surabaya: Laporan Hasil Penelitian IKIP Surabaya Ruseffendi, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensi dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito., Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press. Walpole, R.E Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
PEMBELAJARAN PENALARAN FORMAL MELALUI BAHAN AJAR MATEMATIKA SISWA SMA DENGAN MATERI ALJABAR
PEMBELAJARAN PENALARAN FORMAL MELALUI BAHAN AJAR MATEMATIKA SISWA SMA DENGAN MATERI ALJABAR La Misu dan Kadir Jurusan PMIPA UNHALU Email: lamisuhamid@yahoo.co.id ABSTRAK: Sesuai Teori Piagiat, untuk tingkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala, penelitian secara langsung
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMPERHATIKAN TINGKAT PENDIDIKAN AYAH SISWA. Baso Intang Sappaile * )
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan-UNIMED, Volume: 13 Khusus Mei 2007, hal. 99-109, ISSN 0852-0151 PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMPERHATIKAN TINGKAT
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SAVI DI TINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BAUBAU
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SAVI DI TINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BAUBAU Sardin Pendidikan Matematika FKIP Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau Email: sardinppsunypmath@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS II SLTP NEGERI 1 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Muh.
1 PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS II SLTP NEGERI 1 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Muh. Tawil *) Abstrak. Penelitian ini bersifat expost-facto yang bersifat korelasional
Lebih terperinciMengembangkan Kemampuan Guru Matematika Dalam Membuat Soal Penalaran Proporsional Siswa SMP
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Mengembangkan Kemampuan Guru Matematika Dalam Membuat Soal Penalaran Proporsional Siswa SMP Tri novita irawati 1) 1) Mahasiswa Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Sekolah yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Bandung. Pemilihan sekolah tersebut
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Kemampuan Berpikir Logis Matematis Mahasiswa Pendidikan Matematika Pada Mata Kuliah Matematika Diskrit
Kemampuan Berpikir Logis Matematis Mahasiswa Pendidikan Matematika Pada Mata Kuliah Matematika Diskrit Ety Septiati FKIP Universitas PGRI Palembang email: etyseptiati@univpgri-palembang.ac.id Abstrak Kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Syaodih, 2007: 58), dengan disain eksperimen yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Marisa. Sekolah ini terletak di Jalan Trans Sulawesi, Desa Teratai,
Lebih terperinciKeyword: Formal Education, Area Of Education of Family, result of physics learning
1 FORMAL COMMON SENSE ABILITY, AND AREA OF EDUCATION of FAMILY RELATED TO RESULT OF STUDENT PHYSICS LEARNING CLASS X SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Muh. Tawil *,Abd. Haris Odja dan Kemala Suryansari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan antara lain penyempurnaan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ELASTISITAS BAHAN
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ELASTISITAS BAHAN Nurussaniah 1), Dwi Fajar Saputri 2), dan Ade Mariadi 3) 1) Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak, Pontianak,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA di Kabupaten Garut pada siswa kelas X semester I Tahun Ajaran 2012/2013. Sesuai dengan rekomendasi guru
Lebih terperinciSaleh, Mustamin Anggo dan Wa Ode Etin Musaeni. Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232
28 PENGARUH SIKAP SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KENDARI Saleh, Mustamin Anggo dan Wa Ode
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENUGASAN DALAM PERKULIAHAN ALJABAR LINIER DAN MATRIKS
bidang TEKNIK PENERAPAN METODE PENUGASAN DALAM PERKULIAHAN ALJABAR LINIER DAN MATRIKS KANIA EVITA DEWI, EDNAWATI RAINARLI Program Studi Teknik Informatika - Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM D2 PGSD UPI KAMPUS CIBIRU DALAM MATA KULIAH MATEMATIKA
ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM D2 PGSD UPI KAMPUS CIBIRU DALAM MATA KULIAH MATEMATIKA Dudung Priatna, Fannyta Oktafina Sumartono Abstrak enelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan mahasiswa
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.. viii BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN.. viii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 7 C. Batasan Masalah 8 D. Rumusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (Gall, et al.,
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (Gall, et al., 2003). Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KENDARI
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KENDARI Suriyanti 1), Latief Sahidin 2) 1) Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan untuk memperoleh data dengan teknik tes setelah dilakukan suatu
Lebih terperinciMENGUKUR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA SMA MENGGUNAKAN OPERASI LOGIKA PIAGET (Konfirmasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget)
MENGUKUR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA SMA MENGGUNAKAN OPERASI LOGIKA PIAGET (Konfirmasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget) Cecep Anwar H. F. Santosa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2013 di SMP Negeri 1 Atinggola. Dimana kelas yang menjadi objek penelitian
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING Seminar Nasional Pendidikan IPA Zainuddin zinuddin_pfis@unlam.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek,
Lebih terperinciISSN: ISSN:
ISSN: 1907-4336 ISSN: 1907-4336 REMEDIASI MENGGUNAKAN PROGRAM FLASH PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT Indah Wahyuni Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas remediasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalah pahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1.
Lebih terperinciPEMETAAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET SISWA SMA MENGGUNAKAN TES OPERASI LOGIS (TOL) PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN
PEMETAAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET SISWA SMA MENGGUNAKAN TES OPERASI LOGIS (TOL) PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Muhamad Badrul Mutammam 1, Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd Jurusan Matematika,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1 (Pre-Test) Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciISSN Pedagogy Volume 1 Nomor 1
Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN PERSEPSI TENTANG MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII2 SMP NEGERI 1LILIRIAJA KABUPATEN SOPPENG.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Penelitian Siswa SMP NU 01 Muallimin Weleri dalam kegiatan pembelajaran PAI, sebelum penelitian masih menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Data kemampuan koneksi matematika siswa pada mata pelajaran Matematika di jaring melalui tes bentuk essai
Lebih terperinciPENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA
138 PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA Utu Rahim Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu, Kampus Bumi Tridharma, Kambu, Kendari 93232 Abstrak: Proses belajar mengajar adalah proses yang dilakukan oleh
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA Dewi Murni 1) 1 Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai
Lebih terperinciTAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN
JPPM Vol. 1 No. 2 (217) TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Indrie Noor Aini 1), Nita Hidayati 2) Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat
Lebih terperinci2014 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI GERAK BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan disiplin ilmu yang menjelaskan gejala-gejala alam yang dapat dipahami oleh pikiran manusia melalui konsep, teori, dan kejadian yang terjadi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 BUA
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 BUA Tantri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak menggunakan kelompok kontrol (Fraenkel, 1993: 245). Subyek penelitian berjumlah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan sains sekaligus ilmu yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Selain dipelajari di setiap jenjang
Lebih terperinciJURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen
Peranan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Quiz ( Quiz Team ) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Fisika Kelas XI IPA MAN Pol-Man Kabupaten Polewali Mandar Fadhila Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun
Lebih terperinci551 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
55 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR, FEBRUARI 03 Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Formal dan Kecerdasan Visual-Spasial dengan Kemampuan Menggambarkan Bentuk Molekul Siswa Kelas XI MAN Model Gorontalo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai jenis soal-soal Biologi yang dikembangkan dalam TIMSS 2007 berdasarkan Kognitif Bloom Revisi dan sekaligus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh di lapangan, maka dalam bab ini diberikan gambaran dan analisis
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian. Pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 30 Semarang Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel penelitian terbagi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen (eksperimen semu), yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengotrolan penuh terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan teknik SOLO/Superitem
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota
Lebih terperinciMODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR
MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR Oleh : Ryky Mandar Sary, Djariyo, Ihtiya Kusuma Dewi UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstract The purpose of this
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desain True Eksperimental Design dengan menggunakan metode The Post-test
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Data Hasil Penelitan Sebagaimana telah dijelaskan pada BAB III bahwa penelitian ini memiliki desain True Eksperimental Design dengan menggunakan metode The
Lebih terperinciPENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 KENDARI. Anwar Bey dan La Narfin
173 PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 KENDARI Anwar Bey dan La Narfin Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.
Lebih terperinciAditya Rakhmawan 1 dan Mudmainah Vitasari 2. Abstract
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SEBAGAI PREDIKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN KIMIA DASAR (Diterima 18 Mei 2016; direvisi 30 Juni 2016; disetujui 30 Juni 2016)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental research), yaitu metode yang mempunyai kelas control, tetapi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian untuk kelas eksperimen didapatkan skor pre-test minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan saja, namun perlu penggabungan pengalaman. melalui serangkaian kegiatan ilmiah sebagai langkah-langkah menuju
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu fisika merupakan bagian dari mata pelajaran yang menuntut siswa untuk berinteraksi langsung dengan sumber belajar, tidak hanya memahami konsepkonsep ilmu pengetahuan
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hasan Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Feri Noperman, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TESIS... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi v vii ix x BAB I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciSISTEMATIKA BERFIKIR LOGIS MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI FISIKA PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU ANDIK PURWANTO
SISTEMATIKA BERFIKIR LOGIS MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI FISIKA PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU ANDIK PURWANTO Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Bengkulu, Jl. Wr. Supratman Kandang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di MTs Imam Syafi i.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Karena pada penelitian ini hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol. Penelitian ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran pada lokasi sekolah yang rawan terjadi tsunami.
24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011 di SMP Negeri 27 Bandar Lampung. Pemilihan tempat penelitian didasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran
Lebih terperinciKata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Jurusan pendidikan matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Ayu Amelia Dunggio
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini ingin mengkaji seberapa kuat hubungan serta seberapa besar kontribusi konsep dasar kimia, keterampilan proses sains dan penalaran
Lebih terperinci2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel dari kelas VII. Untuk mendapatkan kelas yang akan dijadikan sampel,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3 kelas yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C,. Sedangkan sampel dalam penelitian ini
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Surya Dharma Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 3 kelas yaitu
Lebih terperinciMETODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2014, hlm 53-61 METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi dari eksperimen yang tidak
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I Erma Monariska Universitas Suryakancana ermamonariska@gmail.com ABSTRAK Matematika
Lebih terperinciPengaruh Bimbingan Belajar terhadap Nilai Mahasiswa dengan Uji Permutasi
Statistika, Vol. No., 39 50 Mei 0 Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Nilai Mahasiswa dengan Uji Permutasi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Jl. Syech Abdul Rauf No. 3 Darussalam, Banda
Lebih terperinciPEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH
PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan open-ended terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik pada materi Persamaan Garis
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan desain terdapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang
4.1 Proses Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini diawali dengan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran permasalahan dan jumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design dengan bentuk One-Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan) dimana dalam design penelitian
Lebih terperinciPenerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA
Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Abstrak: Pembelajaran yang monoton membuat siswa malas belajar terutama pada pelajaran matematika. Salah satu penyebabnya adalah
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE
PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEER LESSON TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 149-156 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEER LESSON TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Iskandar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experimen, yakni pretest-posttest non equivalent groups design, dengan
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif
Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) Mata Kuliah STATISTIKA I
(RPP) Mata Kuliah STATISTIKA I Oleh : Risky Setiawan, M.Pd JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP VETERAN SEMARANG Pertemuan Ke- : 1 Alokasi : 100 Menit Prasyarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari berbagai perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian berikut. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai (1) Mengajukan surat permohonan kepada Dekan I Fakultas
Lebih terperinciMETODE BERVARIASI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI I OLO-OLOHO KECAMATAN PAKUE KABUPATEN KOLAKA UTARA
18 METODE BERVARIASI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI I OLO-OLOHO KECAMATAN PAKUE KABUPATEN KOLAKA UTARA Utu Rahim Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi
Lebih terperinciMuhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur
Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Instrumen Sebelum instrument diujikan pada peserta didik kelas IV A dan IV B, terlebih dahulu dilakukan uji coba
Lebih terperinciPenerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA Yerizon FMIPA UNP Padang yerizon@yahoo.com PM - 28 Abstrak. Disposisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuasi eksperimen, karena subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi peneliti menerima keadaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN KIMIA PEMISAHAN MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN MODEL PETA KONSEP Elvinawati Program Studi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB elvinawati_chemist@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan
BB III METODOLOGI PEELITI. Desain dan Metode Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan (dalam Trianto, 010),
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016
PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016 Muh. Hasbi 1), Nurul Inayah 2) muhhasbi62@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, mempelajari gejala dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta,
Lebih terperinci