Daftar isi: Print to PDF without this message by purchasing novapdf (

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar isi: Print to PDF without this message by purchasing novapdf (http://www.novapdf.com/)"

Transkripsi

1

2 Daftar isi: Kursus Tafhim Al-Qur an Metode Manhaji 1 Modul Pembelajaran Islam 8 Pelatihan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi 10 Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Unmuh Makassar) 14 Gerakan The 9 Golden Habits 21 Gerakan Dakwah Rumah Sakit 34 Pelatihan Kader Muballigh 37 Pelatihan Kristologi dan Penanggulangan Pendangkalan Aqidah Ummat 41 Rihlah Dakwah Majelis Tabligh PP Muhammadiyah 45 Keterangan gambar sampul: Siswa-siswi SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta berlatih shalat berjamaah dibimbing oleh guru. Sumber foto: www. sdmwibragayk.sch.id

3 A. PENDAHULUAN KURSUS TAFHIM AL-QUR AN METODE MANHAJI Visi ideal Muhammadiyah adalah Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. Aktualisasinya bagi Anggota Muhammadiyah adalah mewujudkan dirinya menjadi Pribadi Muslim Yang Sebenar-benarnya. Proses perwujudan visi ditempuh dengan melaksanakan misi Muhammadiyah sbb: (1) Menegakkan tauhid yang murni, (2) menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as- Sunnah al-maqbulah; (3) mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Proses mewujudkan visi dan melaksanakan misi, memerlukan pemahaman yang memadai terhadap ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as-sunnah. Sebagaimana dimaklumi bahwa Al-Qur'an adalah berbahasa Arab, seperti yang dise- ق ", ر آ ن ا ع ر ب ی ا " kata-kata butkan dalam dua bentuk pernyataan, yaitu : (1) Dengan menyebut seperti yang tercantum di Surah-surah : Yusuf : 2, Thaha : 113, al-zumar : 28, Fushilat : 3, al-syura : 7, dan al-zukhruf : 3; (2) Dengan menggunakan istilah " ل س ان ", yang tersebut di Surah-surah : al-nahl : 103, al-syuara' : 195, al-ahqaf : 12, Ibrahim : 4, Maryam : 97, dan al-dukhan : 58. Untuk bisa memahami Al-Qur an harus mengerti Bahasa Arab. Metode manhaji merupakan metode belajar bahasa Arab langsung dari al-qur an. Metode ini mengajak kembali kepada Al-Qur an dengan memahami arti dan maksud kata perkata dalam ayat serta memahami bahasa Arabnya Bahasa Al-Qur'an adalah bahasa ilmiah, alamiah dan amaliah; sekaligus mudah, sebagaimana yang dinyatakan di dalam Surah : Maryam : 97, al-dukhan : 58, al-qomar : 17, 22, 32, 40 dan ditegaskan lagi di dalam Surat Thaha 1-2, baik Maktub, Mantuq maupun Mafhum-nya. Untuk bisa memahami Al-Qur an cukup dari Juz I s/d Juz IV saja, karena Juz V dan seterusnya sampai akhir Qur an kata-kata dan susunan kalimatnya banyak terulang; dengan pengertian bahwa sistem muatan kajiannya diatur semakin ke tengah semakin dalam, model pergi ke tengah laut. B. VISI: Terselenggaranya Kursus Tafhimul Qur an di setiap Daerah dan Cabang Muhammadiyah sehingga setiap Anggota dan Simpatisan Muhammadiyah berkesempatan belajar bahasa al-qur an C. MISI: Membimbing Anggota/Simpatisan Muhammadiyah Memahami al-qur an langsung dari bahasa aslinya 1

4 D. METODE BELAJAR Metode Manhaji adalah metode yang mencakup sistem belajar, jenjang dan buku ajarnya. Uraiannya sebagai berikut: a. Menyiapkan kelas: Idealnya satu kelas 40 santri untuk ukuran pendidikan formal. Atau maksimal 15 orang, untuk pendidikan non formal, dikelompokkan berdasarkan usianya, dan sebaiknya sudah berusia 15 tahun atau sudah baligh, karena Al-Qur'an menggunakan bahasa orang yang sudah dewasa. Atau mereka dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikannya. Alokasi waktunya 90 menit setiap satu kali tatap muka, seminggu dua kali, kalau seminggu hanya sekali maka alokasi waktunya diperpanjang. Santri membawa Al-Qur'an dan alat tulis, dan kelasnya dilengkapi dengan alat tulis sebagaimana lazimnya. b. Landasan teori: Pembelajaran dilakukan berorientasi kepada santri, dengan pendekatan Cara Belajar Santri Aktif (CBSA), yaitu mula-mula santri diajak membaca satu ayat, kemudian Ustadz pemandunya mengajak mengartikan kata demi kata dalam ayat tersebut, sesudah itu santri diajak mencoba menyimpulkan maksud ayat. Praktek ini dilakukan secara klasikal dan individual. Selanjutnya Ustadz mengajak membaca ayat berikutnya, dengan cara yang sama, kemudian mengajak memahami dan membicarakan rangkaian ayat tersebut dengan ayat sebelumnya, metodenya bisa dengan monologis atau dialogis. c. Landasan praktek: Prakteknya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Analitik, terdiri dari: i. Tahap membaca: Ustadz memulai dengan membacakan satu ayat, bagian demi bagian, santri secara klasikal menirukannya. Sesudah itu santri membaca ulang ayat tersebut secara bergantian, sampai semua santri selesai membacanya. Apabila santri sudah pandai membaca, maka tidak perlu dibimbing lagi. Apabila dalam satu kelas ada santri yang kurang lancar membaca, maka selalu diberi kesempatan yang akhir, dengan maksud agar dia sudah berkali-kali mendengarkan cara membacanya. ii. Tahap mengartikan kata demi kata: Ustadz mengartikan satu ayat tersebut, kata demi kata dan santri menirukannya secara klasikal, sampai satu ayat selesai; kemudian santri diberi kesempatan mengulanginya secara bergantian. Kalau kualitas santri sudah diketahui, maka yang paling pintar diberi kesempatan terlebih dahulu, dan yang paling rendah daya serapnya diberi kesempatan akhir. iii. Tahap memahami maksud ayat: 2

5 Sesudah itu santri diajak belajar memahami maksud ayat tersebut. Sebab boleh jadi mereka bisa mengartikan kata demi kata, akan tetapi setelah merangkaikan dalam satu ayat mereka tidak mengerti atau salah paham. Maka bila perlu Ustadz menjelaskan Asbab al- Nuzul nya. Cara ini berlangsung sampai satu materi kajian dalam tatap muka itu selesai. 2. Tahap Sintetik: Sesudah memahami satu ayat, dilanjutkan dengan cara yang sama ditambah dengan merangkaikan antara ayat yang dibaca sekarang dengan ayat sebelumnya. Apabila ada hubungannya, maka santri akan memperoleh pengertian pertalian ayat-ayat tersebut, sebaliknya, apabila tidak, maka santri akan mengerti eksistensi masing-masing ayat. 3. Tahap Evaluasi: i. Ustadz mengevaluasi secara klasikal dan individual, secara sporadis dan spontanitas, dari awal hingga akhir materi dalam tatap muka tersebut, dengan menanyakan kata Arabnya atau arti Indonesianya. ii. Demikian seterusnya, metode ini diterapkan sesuai dengan jenjangnya, yang setiap tingkat perlu menyelesaikan satu Juz. Akan tetapi cara pemanduan membaca ini logikanya hanya berlaku di Juz I saja, karena mulai Juz II santri sudah lancar membaca. E. JENJANG PENDIDIKAN: Karena materi kajiannya langsung ayat-ayat Al-Qur'an, maka pembelajaran dimulai dari Surah Al-Fatihah, dan secara edukatif pendidikan diatur berjenjang, mengikuti urut-urutan Surah dan Ayat Al-Qur'an itu sendiri, dengan asumsi bahwa santri akan mudah memahami maksud Al-Qur'an secara utuh. a. Tingkat Dasar Memahami arti kata-kata dan jenisnya, dengan rincian: 1. Paruh pertama Juz I (semester 1), yaitu mulai dari Surah Al-Fatihah, dilanjutkan kepada Surah Al-Baqarah ayat 1 s/d ayat 66, Mengartikan kata demi kata. Targetnya santri dapat menguasai arti kata perkata dalam ayat, metodenya Monologis dan Dialogis. Dalam tahap mengartikan ini Ustadz pemandunya menjelaskan ciri masing-masing kata, tata tulis dan artinya, mana arti yang sesungguhnya, kiasan, atau perumpamaan dan lain sebagainya, kalau ada. Dalam tahap ini santri sudah dapat menguasai sedikitnya 1700 an kata dengan ciri dan artinya. 2. Paruh kedua Juz I (semester 2), yaitu mulai ayat 67 s/d ayat 141, mengartikan kata demi kata, ditambah dengan mengenalkan jenis dan ciri kata-katanya, yang berupa kata benda (,(الا س م kata kerja ( (الف ع ل meliputi 3

6 ,(الح ر ف ( Huruf bentuk yang telah lalu, sedang dan bentuk perintah serta metodenya Monologis dan Dialogis. Setelah mencapai paroh perjalanan, ditambah lagi dengan mengenalkan perubahan kata kerja dari bentuk yang telah lalu,(الم اض ي) sedang ( الم ض ار ع ) dan bentuk perintah ( م ر ;(الا demikian sebaliknya, metodenya Monologis dan Dialogis. Dalam tingkatan ini santri sudah menguasai satu Juz, yang terdiri dari sebanyak kurang lebih 3680 kata, dan sudah dapat membedakan jenis dan ciri kata yang ada, cara mengartikan, berikut menentukan bentuk-bentuk kata kerja ( (الف ع ل nya. Untuk ini dalam buku panduannya dijabarkan dengan menggunakan kolom-kolom untuk masing-masing jenis kata yang dimaksud. b. Tingkat Menengah Mengajarkan teknik memahami arti kata perkata, sesuai dengan perubahan katakatanya, ditambah dengan memahamkan cara mengubahnya, dengan rincian : 1. Paruh pertama Juz II (semester 1), yaitu mulai ayat 143 s.d Cara mengartikan dengan memilah-milah kata demi kata seperti Juz I yang lalu sudah tidak perlu lagi, hanya teks ayatnya masih tetap dipotong kata demi kata, untuk menjelaskan eksistensi masing-masing kata, kemudian dikembangkan dengan mengenalkan bentuk-bentuk Fi'il ( (الف ع ل yang tidak berubah ( ام د (الج dan yang berubah ( رف (الم ت ص berikut cara mengubahnya,,(الم ش ت ق ( jadian dan yang (الج ام د ( tetap dan nengenalkan Isim yang metodenya Monologis dan Dialogis. 2. Paruh Juz II yang kedua (semester 2), yaitu mulai ayat 203 s.d Cara mengartikan dengan memilah-milah kata demi kata seperti yang lalu sudah tidak perlu lagi, dan sekarang ayat ditulis utuh sebagaimana (الم ش ت ق ( jadian mestinya, ditambah dengan mengenalkan mana yang kata dan mana yang tidak ( ام د,(الج ditambah dengan Fi'il-fi'il yang berubah berikut cara mengurainya perayat, metodenya Monologis dan,(الم ت ص رف ( Dialogis. Pada tingkat ini santri diajari mengurai kata-kata yang Mutasharrif, nya (ال wazan صی غ ة ( bentuk meliputi,(الم ش ت ق ( Musytaq dan (الم ت ص رف ( nya (البناء) dan bina, nya (المجرد), nya (الا صل) mujarrad, nya (الوزن) asal kata ك ت اب ( Tashrif, nya (ال dan untuk ini disediakan Buku ضم ی ر ( ganti kata II. ) sebagai pedoman, yang kata-katanya diambil langsung dari Juz الت ص ر ی ف Dengan demikian, Fi'il-fi'il dan Isim-isim yang di Juz I, secara otomatis dapat mereka kenal dan kuasai. Cara pembelajarannya dengan menggunakan kolom-kolom sesuai dengan perubahan yang ada dan kebutuhan pembelajarannya. 4

7 c. Tingkat Atas Selanjutnya di akhir buku Juz II, pada halaman 253 s/d 267 dijelaskan rincian uraian kata-katanya mulai dari awal Juz II s/d pertengahan Juz (ayat 142 s/d ayat 202), karena mulai ayat 203 sampai akhir Juz sudah ada uraiannya pada setiap ayat. Demikian juga Wazan-wazan yang ada di Juz II, dirincikan mulai halaman 268 s/d 300 Mengenal susunan kalimat, rinciannya: 1. Paruh pertama Juz III (semester 1), yaitu mulai ayat 253 s/d ayat 286 atau akhir Surah Al-Baqarah, Masih tetap membelajarkan cara mengartikan kata demi kata, dan ayatnya ditulis utuh sebagaimana mestinya, dengan mengenalkan mana kata (kalimah) yang tetap tidak berubah harakat terakhirnya yang disebut Mabni ( (الم ب ن ي dan mana yang berubah yang disebut Mu rab ( الم ع ر ب ), baik Isim maupun Fi'ilnya, berikut menjelaskan intinya, yaitu mana yang الف ع ل و ( Fa il yang terdiri dari Fi il dan,(الع م د ة ( kalimat menjadi pokok dan jabatan kalimat,(الم ب ت د أ و ال خ ب ر ( Khabar atau Mubtada dan,(ال ف اع ل tambahannya dijelaskan seperlunya saja sesuai dengan kata-kata yang ada di dalam ayat; metodenya Monologis dan Dialogis. 2. Paruh kedua Juz III (semester 2), yaitu mulai dari awal Surah Ali Imran s/d ayat 91, d. Tingkat Tinggi Melanjutkan menjelaskan mana yang menjadi pokok kalimat Al-Umdah ditambah dengan pelengkap atau penyempurnanya yang disebut,(الع م د ة ( Al-Takmilah (,(الت ك م ل ة yang berupa semua jabatan kalimat yang biasanya diberikan dalam pelajaran Bahasa Arab. Pada langkah ini santri sudah pandai mengartikan kata demi kata, termasuk mengenali macam-macam susunan kalimat yang Bahasa Arabnya disebut Jumlah (,(الج م ل ة yang terdiri dari Al-'Umdah ( (الع م د ة dan Al-Takmilah (.(الت ك م ل ة Dalam mengembangkan ketrampilan, mereka diajak berlatih untuk mengkaji ayat-ayat di Juz I dan Juz II yang lalu, sebagai ganti tamrinat yang biasanya diajarkan. Jabatan kalimat dalam bahasa Al-Qur'an ini sangat sederhana dan mudah diingat, karena jabatannya itu sendiri sejalan dengan maknanya, tambahan lagi Jabatan Kalimatnya selalu berpasang-pasangan, dan tata-tulis serta tata bacanya pun mudah diamati, tidak perlu setiap Jabatannya dirinci mendetil, karena tujuan pokoknya adalah ingin memahami Ayat, bukan mendalami Pelajaran Bahasa Arab. 5

8 ع ل م ( Balaghah Mengkaji gaya bahasa atau jiwa bahasanya yang disebut Ilmu rincian: dengan,(ال ب لا غ ة ), ع ل م ال م ع ان ي ( Al-Ma'ani 1. Pemahaman Ilmu 2. Pemahaman Ilmu Al-Bayan ( ال ب ی ان,(ع ل م dan.(ع ل م ال ب د ی ع ( Al-Badi' 3. Pemahaman Ilmu 4. Metodenya dialogis & aktiverly. Pada tingkat IV ini, tidak perlu lagi dibagi menjadi 2 semester, demi untuk (ع ل م ال ب لا غ ة ( Balaghah efektifnya cakupan bahasannya. Pada tingkat ini kajian nya sudah selesai, santri sudah dapat memahami gaya bahasa Bahasa Arab, yang sudah dituangkan sebagai pengantar buku ajar Juz IV, dengan teknik penyajian sesuai dengan selera keindonesaan, bukan kearab-araban. Penerapannya sangat bergantung pada daya serap santri dan kelincahan ustadz-nya. Dengan demikian, untuk memahami al-qur'an tidak harus dibimbing ustadz sampai 30 Juz, akan tetapi cukup sampai Juz IV saja. Bahkan, secara otodidak pun bisa, belajar memahami Al-Qur'an yang penting minat dan niat, karena cinta dapat mengalahkan segala-galanya, bukan kepandaian. Bahkan, andaikata belajar dengan Metode Manhaji hanya sampai Juz II saja pun sudah dapat memahami bahasa Al-Qur an, ala kadarnya, dan sudah bisa membaca Kitab Kuning (Kitab Gundul). Dengan rincian ini, diharapkan santri dapat mempelajari ayat-ayat al-qur'an secara Manhaji atau langkah demi langkah sekaligus memahami bahasanya. Setelah mereka melampaui empat Juz mereka sudah tidak perlu dibimbing lagi, mereka dapat melanjutkan sendiri. Jadi, belajar memahami Al-Qur an tidak harus belajar Bhs. Arab dulu, dan belajar cukup 4 Juz saja. Dalam mengikuti metode ini, santri akan menjumpai beberapa kemudahan, antara lain, di Juz I saja kira-kira 70 % nya merupakan pengulangan, yang akar katanya sama, perubahan kata-katanya 99,9 % beraturan, itu pun masih dipermudah lagi dengan ciri setiap kata yang Musytaq yang sama. Juga, kalau di dalam Juz I terdiri dari 3680 kata, sedang waktu belajarnya satu tahun, berarti setiap hari mereka perlu menghafalkan hanya 10 kata saja, itu pun bisa dihafalkan setiap selesai shalat hanya 2 kata. Dan lagi pada umumnya katakatanya memiliki ciri yang sama, dan hanya membutuhkan pengertian, dan kata-katanya itu pun mengikuti alur cerita dalam ayat yang tidak akan pernah berubah (Al-Hijr: 9). Disamping itu, santri bisa melatih diri sendiri dengan bantuan Buku Ajar yang disediakan, yang dirancang sedemikian mudahnya. F. PENDIRIAN a. Pendirian Kursus dapat dilakukan oleh: 1. Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) 2. Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) 3. Majlis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) 6

9 4. Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) 5. Majlis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) b. Setiap Pendirian Kursus dibuatkan Surat Keputusan Pendiri G. PENGORGANISASIAN a. Penanggung Jawab: 1. Pimpinan Ranting untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat ranting 2. Majlis Tabligh PCM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat cabang 3. Majlis Tabligh PDM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat daerah 4. Majlis Tabligh PWM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat wilayah b. Pelaksana Kursus Dalam setiap Kursus Tafhimul Qur an dibentuk tim pelaksana yang terdiri dari: 1. Direktur 2. Manajer Administrasi 3. Manajer Keuangan 4. Tim Pengajar H. PESERTA KURSUS a. Anggota Muhammadiyah b. Simpatisan Muhammadiyah I. TEMPAT KURSUS a. Masjid/Mushalla b. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) c. Tempat lain yang memungkinkan d. Mendirikan Gedung Kursus J. PEMBIAYAAN Pembiayaan Kursus diperoleh dari: a. Peserta Kursus b. Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat Majlis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah 7

10 MODUL PEMBELAJARAN ISLAM A. DASAR PEMIKIRAN a. Visi Ideal Muhammadiyah: Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya b. Misi Muhammadiyah: 1. Menegakkan tauhid yang murni; 2. Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as-sunnah al-maqbulah; 3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. c. Visi dan misi Muhammadiyah tersebut hanya mungkin diwujudkan oleh para pimpinan dan anggota Muhammadiyah yang memiliki visi dan misi pribadi yang selaras dengan Muhammadiyah sehingga mindset, keyakinan, karakter, dan perilaku mereka meru-pakan aktualisasi dari ajaran Islam. Oleh karena itu seharusnyalah dilakukan upaya terus menerus untuk menyelaraskan visi dan misi pribadi para anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi dan misi Muhammadiyah d. Penyelarasan visi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi ideal Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan Menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya sebagai visi pribadi. Masing-masing berjuang dengan sepenuh hati mewujudkan visi tersebut dalam dirinya e. Penyelarasan misi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan misi pribadi masing-masing sbb: 1. Saya menegakkan tauhid yang murni dalam kehidupan pribadi saya 2. Saya senantiasa belajar ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as- Sunnah al-maqbulah, memajukan dan mendakwahkannya 3. Saya mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi saya, keluarga saya, dan masyarakat di sekitar saya f. Agar proses belajar ajaran Islam dapat terarah dan terlaksana secara sistemik, maka persyarikatan perlu memberikan bahan-bahan atau modul-modul pembelajaran yang dapat diperoleh dengan mudah oleh anggota dan simpatisan Muhammadiyah di manapun berada. B. TUJUAN Terbimbingnya anggota dan simpatisan Muhammadiyah dalam mempelajari ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as-sunnah 8

11 C. JENIS-JENIS MODUL a. Modul-modul bidang akidah b. Modul-modul bidang akhlak c. Modul-modul bidang ibadah d. Modul-modul bidang muamalat D. PENYEBAR LUASAN MODUL Modul-modul pembelajaran diterbitkan secara berkala dan disebarluaskan melalui mediamedia sebagai berikut: a. Berkala Tuntunan Islam b. Buku c. Website d. CD Setiap pimpinan persyarikatan, majlis, lembaga, biro, ortom, Amal Usaha berkewajiban menfasilitasi agar orang-orang yang berada dalam area tanggungjawabnya memperoleh modul-modul tersebut. Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah 9

12 A. DASAR PEMIKIRAN PELATIHAN SHALAT SESUAI TUNTUNAN NABI Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang perintahnya langsung diterima Rasulullah saw pada malam Isra`-Mi`raj (QS. Al-Isra /17: 1; HR. Al-Tirmidzi 1/417: 213). Ia merupakan tiang agama (HHSR. Al-Tirmidzi, al- Nasâ i, Ibn Mâjah, dll., dari Mu âdz). Sebagai tiang agama, maka shalat harus selalu ditegakkan dan tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun juga, baik itu dalam keadaan sakit, musafir, atau bahkan saat perang (QS. Al-Baqarah/2: ). Tegak atau tidaknya agama dan baik-buruknya akhlak seorang Muslim dapat dilihat bagaimana ia memaknai dan melaksanakan shalat. Nabi saw menegaskan: ف ا ن ص ل ح ت ص ل ح س اي ر ع م ل ه و إ ن ف س د ت ف س د س اي ر ع م ل ه maka jika shalat seseorang baik maka baiklah semua amalnya, namun jika shalatnya rusak maka rusaklah semua amalnya. (HR. al-thabrani) Itulah sebabnya KHA. Dahlan menjadikan basis awal gerakan Muhammadiyah yang didirikannya dari kajian shalat, baik kajian pada aspek spiritualnya dengan mengkaji antara lain QS. Al-Mâûn/107, al- Ankabût/29: 45, Thâha/20: 14, Al-Baqarah/2: 45, maupun pada aspek fiqhiyahnya yang harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw. Sayangnya, sebagian besar umat Islam belum memahami dan melaksanakan shalat sesuai tuntunan Nabi saw sehingga tidak ada pengaruh sujud dalam kehidupannya sehari-hari. Yang lebih aneh lagi, masih ada warga bahkan Pimpinan Muhammadiyah dan Pimpinan/Pegawai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang shalat namun belum sesuai dengan tuntunan Nabi saw. Jika masih didasarkan pada dalil Qur an dan al-sunnah almaqbûlah, maka tentu tidak ada masalah. Beda pemahaman terhadap dalil yang samasama maqbûl adalah wajar dan masih bisa ditolerir. Tetapi jika tidak ada dasar hadisnya atau didasarkan pada hadis yang lemah bahkan palsu, maka harus dihindari karena bisa ditolak ibadahnya bahkan terjebak dalam berbuatan bid ah. 10

13 Inilah sebabnya Pelatihan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi saw yang menjadi spirit awal gerakan Muhammadiyah perlu diadakan untuk kemudian disebarluaskan dalam bentuk pelatihan, kajian, ceramah, pengajian kepada Pimpinan Muhammadiyah di semua tingkatan, Pimpinan/Pegawai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), warga persyarikatan beserta umat Islam pada umumnya. B. NAMA KEGIATAN Kegiatan ini bernama: Pelatihan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi C. TUJUAN a. Mengajarkan dan membimbing pelaksanaan shalat bagi anggota Muhammadiyah dan ummat Islam pada umumnya sehingga dalam melaksanakan shalat sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw dan memahami arti setiap bacaannya. b. Menggerakan shalat jamaah sehingga menjadi kebiasaan anggota Muhammadiyah dan ummat Islam pada umumnya. D. MATERI 1. Kedudukan Shalat Bagi Seorang Muslim 2. Tata cara dan praktek thaharah 3. Tatacara dan praktek Shalat Fardiyah 4. Tatacara dan praktek shalat jama ah 5. Memahami Makna Bacaan Shalat 6. Spirit Bacaan Shalat 7. Mukjizat Gerakan Shalat 8. Agar Shalat menjadi Khusyu E. WAKTU DAN TEMPAT Pelatihan shalat dilaksanakan selama 1 x 24 jam (dimulai dengan shalat ashar berjama ah dan diakhiri dengan shalat ashar berjama ah pada hari berikutnya. F. PENGORGANISASIAN: 1. Penanggung Jawab adalah Ketua/Direktur Lembaga Penyelenggara a. Ketua Majlis Tabligh setempat bila penyelenggaranya Majlis Tabligh 11

14 b. Direktur/Ketua AUM apabila penyelenggaranya AUM c. Kepala Institusi lainnya bila penyelanggaranya adalah institusi lainnya 2. Pelaksana Pelatihan; adalah Tim Instruktur yang ditugasi Majlis Tabligh Pimpinan Muhammadiyah setempat untuk melaksanakan pelatihan, terdiri atas: a. Master Of Training; bertugas memimpin pelaksanaan pelatihan shalat dan mengkoordinasikan tugas instruktur b. Anggota instruktur/pelatih; bertugas menjadi Nara Sumber dan membimbing peserta hingga dapat melaksanakan taharah dan shalat dengan benar. 3. Panitia Pelaksana: adalah panitia yang ditugasi mempersiapkan dan melayani peserta dan Tim Instruktur sehingga pelatihan berjalan dengan baik, G. PEMBIAYAAN: Biaya penyelenggaraan shalat dapat diperoleh dari peserta atau sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat H. MANUAL ACARA: WAKTU SESI NARASUMBER HARI KE Shalat Ashar jama ah dilanjutkan Pembukaan dengan acara: 05 menit Tilawah 05 menit Sambutan Pimpinan Lembaga Penyelenggara dan Penyerahan Peserta kepada Master of Training 07 menit Sambutan Ketua Majlis Tabligh setempat 07 menit Sambutan Pimpinan Persyarikatan Orientasi dan Kontrak Belajar (20 ) Kedudukan Shalat Bagi Seorang Muslim (50 ) Persiapan Shalat: Tatacara berwudhu (50 ) Praktek berwudhu (20 ) Shalat Maghrib, do a dan rawatib (20 ) Tatacara Shalat Fardiyah (60 ) Shalat Isya 12 Master of Training Pelatih Waktu menyesuaikan Jadwal Shalat Semua Tim Pelatih mengikuti acara ini dan mengenali peserta yang dibimbingnya Pelatih mengamati tatacara wudhu dan shalat setiap peserta pelatihan dan membetulkan kekeliruannya

15 Makan malam + istirahat Pelatih mengamati adab makan masing-masing peserta dan membetulkan kekeliruannya Praktek Shalat Fardiyah Pelatih Tim pelatih mengamati tatacara setiap peserta dalam melaksanaan shalat dan membetulkan kekeliruannya Istirahat HARI KE Shalat Tahajud Shalat Subuh berjama ah Dipimpin oleh Master Of Training atau Pelatih yang ditunjuk Memahami arti bacaan shalat Pelatih Mandi dan makan pagi Shalat dhuha Dilaksanakan sendirisendiri; pelatih mengamati dan membetulkan kekeliruannya Tatacara Shalat Jama ah (30 ) Praktek Shalat Jama ah (45 ) Pelatih Pelatih mengamati setiap peserta dan membetulkan kekeliruannya dalam melaksanakan shalat jama ah Istirahat/Tea Break Spirit Bacaan Shalat Pelatih Evaluasi Tatacara Wudhu Pelatih Dilaksanakan di Shalat Dhuhur Berjama ah Mushalla atau Masjid tempat shalat berjama ah Makan Siang Mukjizat Gerakan Shalat Pelatih Agar Shalat Khusyu Pelatih Evaluasi Tatacara Shalat Wudhu Shalat Ashar Berjama ah Penutupan: Laporan Master Of Training dan penyerahan kembali peserta Sambutan Pimpinan Penyelenggara dan penerimaan kembali peserta Dilaksanakan langsung di masjid atau mushalla tempat shalat berjama ah 13

16 DRAFT SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR NO: 2013 TENTANG PERATURAN GERAKAN JAMA AH DAN DAKWAH JAMA AH (GJDJ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Yang dimaksud dalam peraturan ini: 1) Jama ah; adalah sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makasar yang berjumlah orang yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor 2) GJDJ; adalah singkatan dari Gerakan Jama ah dan Dakwah Jama ah; merupakan gerakan dakwah menggunakan sistem pembinaan berkelanjutan dalam jama ah dengan menggiatkan anggota Muhammadiyah dalam tugasnya sebagai kader dan muballigh 3) Inti Jama ah; adalah anggota jama ah yang bertugas mengkoordinasikan sejumlah anggota jama ah dalam jama ahnya 4) Pemimpin Jama ah; Adalah Anggota Jama ah yang dipilih oleh Anggota Jama ah lainnya menjadi Pemimpin dalam jama ahnya 5) Mentor; adalah pembimbing Jama ah dari kalangan Mahasiswa yang lebih senior dengan kualifikasi sebagai kader IMM 6) Pembina Utama; adalah Pembina Utama Jama ah dari kalangan dosen yang berkualifikasi sebagai Kader Persyarikatan 7) Direktur; adalah direktur Gerakan Jama ah dan Dakwah Jama ah Unmuh Makasar 8) Kampus; adalah Kampus Universitas Muhammadiyah Makasar 9) Dosen; adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Makasar 10) Dekan; adalah dekan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Makasar 11) Rektor; adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Makasar 12) Universitas; Adalah Universitas Muhammadiyah Makasar BAB II TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 2 Tujuan Umum Tujuan Umum dari Gerakan ini adalah Terbentuknya Anggota Jama ah menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya Pasal 3 Tujuan Khusus Tujuan Khusus dari Gerakan ini: 14

17 1) Anggota Jama ah memiliki keyakinan tauhid yang murni 2) Anggota Jama ah memiliki kebiasaan mempelajari ajaran Islam yang meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, dan muamalat berdasarkan al-qur an dan As-Sunnah al-maqbulah 3) Anggota Jama ah mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat dan menjadi akademisi muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, dan berguna bagi masyarakat, agama & bangsa. 4) Terbentuknya Karaktek/Kultur Mahasiswa Universitas yang memiliki Keteladanan, Kedisiplinan, Kejujuran, Kesederhanaan, Kebersihan, Suka Beramal Saleh, Percaya Diri, Cakap, Sabar dan Berpikiran Maju Pasal 4 Fungsi Fungsi dari GJDJ ini adalah: 1) Sebagai media pembinaan civitas akademika menuju pribadi muslim yang sebenar-benarnya, 2) Sebagai media bagi Anggota Muhammadiyah di lingkungan universitas dalam mengamalkan dan mendakwahkan ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as-sunnah al-maqbulah. 3) Sebagai media latihan berjama ah dan berorganisasi 4) Memperkuat fungsi pendidikan, perkaderan, dakwah, dan pelayanan akademik universitas. BAB III STRUKTUR GJDJ Pasal 5 Jama ah Jama ah terdiri atas: 1) Anggota Jama ah; adalah mahasiswa Universitas yang menjalani kehidupan berjama ah bersama mahasiswa dalam usaha membina diri menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya. 2) Inti Jama ah; adalah anggota jama ah yang telah menjadi Anggota Muhammadiyah atau bersedia menjadi anggota Muhammadiyah, berfungsi sebagai motor penggerak, pembimbing, dan pembina bagi setiap anggota jama ah. Seorang inti jama ah mengkoordinasikan 5 7 anggota jama ah dan bertugas: a) Memimpin tadarrus al-qur an para anggota jama ah yang dikoordinasikan b) Membimbing anggota jama ah yang belum lancar membaca al-qur an hingga lancar membaca sesuai kaidah tajwid c) Mengkoordinasikan anggotanya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan jama ah 3) Pemimpin Jama ah; adalah Anggota Jama ah yang terpilih menjadi Pemimpin Jama ah dengan tugas sebagai berikut: a) Memimpin dan mengkoordinasikan anggota jama ahnya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan jama ah b) Mengumpulkan laporan self assesment Anggota Jama ah setiap bulan c) Membangun sillaturrahim sesama anggota jama ah sehingga terjalin keakraban d) Menfasilitasi anggota jama ah untuk memperoleh modul-modul pembelajaran Pasal 6 Mentor Jam ah 1) Mentor Jama ah; adalah mahasiswa angkatan di atas anggota jama ah yang berkualifikasi sebagai kader IMM, telah mengikuti pelatihan mentor, mendampingi 2-3 jama ah. 2) Tugas Mentor Jama ah: a) Mengatur jadwal dan mendampingi kegiatan jama ah dengan berkoordinasi bersama inti, pemimpin dan pembina utama jama ah; b) Membuat catatan atas kehadiran anggota jama ah dalam setiap kegiatan c) Menjadi instruktur dalam: 15

18 i) Pesantren Mahasiswa Baru (Pesanmaba) ii) Pelatihan Shalat dan The 9 Golden Habits d) Menjadi asisten narasumber dalam: i) Kajian Jama ah ii) Kursus Tafhimul Qur an e) Melakukan monitoring dan evaluasi atas capaian setiap anggota jama ah dalam bidang i) Kemampuan Baca Al-Qur an ii) Kemampuan melaksanakan thaharah dan shalat iii) Kemampuan Tafhimul Qur an iv) Pelaksanaan The 9 Golden Habits f) Mempromosikan Anggota Jama ah yang berprestasi untuk mengikuti perkaderan IMM/ persyarikatan, atau pelatihan lain Pasal 7 Pembimbing Utama Jama ah 1) Pembimbing Utama Jama ah adalah dosen yang berkualifikasi sebagai Kader Persyarikatan. 2) Tugas Pembina Utama Jama ah: a) Menkoordinasikan pelaksanaan tugas 5 10 mentor b) Menjadi narasumber dalam: i) Kajian Jama ah ii) Pelatihan Shalat, iii) Kursus Tafhimul Qur an iv) Pelatihan The 9 Golden Habits c) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap aktifitas jama ah dan perkembangan anggota jama ah binaannya Pasal 8 Pimpinan GJDJ 1) Pimpinan GJDJ terdiri atas Direktur dan Wakil Direktur 2) Direktur GJDJ secara ex officio dijabat oleh Pembantu Rektor IV universitas 3) Wakil Direktur GJDJ secara ex officio dijabat oleh para dekan di lingkunan universitas 4) Tugas Pimpinan GJDJ secara kolektif adalah sbb: a) Mempersiapkan dan mengadakan perangkat-perangkat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam GJDJ b) Mengusulkan formasi jama ah, Mentor Jama ah, dan Pembimbing Jama ah kepada Rektor c) Melaksanakan kegiatan pembekalan bagi para Mentor dan Pembimbing Utama Jama ah d) Melaksanakan kebiatan pembekalan bagi para inti dan pemimpin jama ah e) Memimpin dan mengkoordinasikan para Pembina Utama Jama ah dan Mentor Jaama ah dalam melaksanakan GJDJ f) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan GJDJ dan capaian atas tujuan GJDJ dan melaporkan kepada Rektor 5) Tugas khusus Wakil Direktur GJDJ adalah memimpinkan pelaksanaan GJDJ di fakultasnya masingmasing BAB IV PEMBENTUKAN JAMA AH Pasal 9 Waktu Pembentukan Waktu Pembentukan Jama ah adalah sebelum pelaksanaan kegiatan/perkuliahan mahasiswa baru 16

19 Pasal 10 Penggolongan Mahasiswa Baru 1) Mahasiswa baru digolongkan berdasarkan kemampuannya membaca al-qur an dan ke- Muhammadiyahannya 2) Kemampuan membaca al-qur an digolongkan menjadi a) Lancar (telah sesuai kaidah tajwid) b) Belum Lancar c) Belum Bisa 3) Ke-Muhammadiyah-an digolongkan menjadi: a) Telah menjadi Anggota Muhammadiyah atau telah mengikuti perkaderan Muhammadiyah (termasuk di ortom) b) Mempunyai latar belakang Muhammadiyah tetapi belum memenuhi golongan a c) Tidak memiliki latar belakang Muhammadiyah Pasal 11 Pembentukan Jama ah 1) Setiap Jama ah dibentuk dengan anggota orang 2) Anggota Jama ah berasal dari Program Studi yang sama 3) Dalam setiap jama ah terdapat semua kategori kemampuan baca al-qur an dan ke- Muhammadiyah-an Pasal 12 Penetapan Inti Jama ah 1) Inti Jama ah dipilih dari Anggota Jama ah yang termasuk kategori a dalam kemampuan baca al- Qur an dan Ke-Muhammadiyah-an 2) Dalam satu jama ah dipilih beberapa Inti Jama ah, masing-masing mengkoordinasikan antara 5 7 Anggota Jama ah 3) Pemilihan Inti Jama ah dilakukan oleh Mentor dengan persetujuan Pembing Utama Jama ah 4) Inti Jama ah terpilih diikut sertakan dalam Pembekalan Inti Jama ah Pasal 13 Penetapan Pemimpin Jama ah 1) Pemimpin Jama ah dipilih dari kalangan inti jama ah oleh Anggota Jama ah 2) Pemilihan Pemimpin Jama ah dilakukan secara langsung oleh Anggota Jama ah setelah sesama Anggota Jama ah telah saling mengenal 3) Pemimpin Jama ah terpilih diikut sertakan dalam Pembekalan Pemimpin Jama ah BAB V PENETAPAN PEMBIMBING JAMA AH Pasal 14 Penetapan Mentor Jama ah 1) Mentor Jama ah dipilih di antara mahasiswa universitas angkatan di atas jama ah yang memenuhi kualifikasi sebagai kader IMM oleh Pimpinan GJDJ 2) Mahasiswa yang terpilih menjadi Mentor Jama ah wajib mengikuti Pelatihan Mentor Jama ah 3) Mentor Jama ah ditetapkan dengan Surat Ketetapan Rektor atas usul Pimpinan GJDJ Pasal 15 Penetapan Pembina Utama Jama ah 1) Pembina Utama Jama ah dipilih diantara para dosen universitas yang memenuhi kualifikasi sebagai Kader Persyarikatan oleh Pimpinan GJDJ 2) Pembina Utama Jama ah wajib mengikuti Pembekalan Pembina Utama Jama ah 17

20 3) Pembina Utama Jama ah ditetapkan dengan Surat Ketetapan Rektor atas usul Pimpinan Jama ah BAB VI KEGIATAN JAMA AH Pasal 16 Jenis-jenis Kegiatan Jama ah Kegiataan Jama ah terdiri atas: 1) Pelatihan; terdiri atas: a) Pesantren Mahasiswa Baru b) Pelatihan Shalat c) Pelatihan The 9 Golden Habits 2) Tadarrus Bersama 3) Kajian Jama ah 4) Kursus Tafhimul Qur an 5) Gerakan The 9 Golden Habits Pasal 17 Pesantren Mahasiswa Baru 1) Pesantren Mahasiswa Baru (Pesanmaba) Universitas adalah serangkaian kegiatan yang diselenggarakan sebelum masa perkuliahan dimulai. 2) Target Pesanmaba adalah: a) Mahasiswa Baru mengenal dengan baik program studi, universitas, persyarikatan, dan lingkungannya b) Mahasiswa Baru memahami dengan baik Gerakan Jama ah dan Dakwah Jama ah dan berkomitmen selalu berada dalam jama ahnya selama masa studi c) Mahasiswa Baru mampu melaksanakan thaharah dan shalat sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW d) Mahasiswa memahami Gerakan The 9 Golden Habits dan berkomitmen mengamalkan 3) Pesanmaba diselenggarakan dengan metode pelatihan Pasal 18 Tadarrus Bersama 1) Tadarrus Bersama; adalah kegiatan kelompok inti jama ah untuk tahsin (perbaikan) bacaan, pembiasaan membaca, dan memahami al-qur an bagi setiap anggota jama ah 2) Target kegiatan Tadarrus Bersama: a) Dalam 6 bulan pertama tadarrus dilakukan untuk tahsin (perbaikan) bacaan al-qur an sehingga setiap anggota jama ah telah lancar membaca al-qur an sesuai kaidah tajwid pada bulan ke 6 b) Bulan-bulan selanjutnya tadarrus dilakukan untuk tafhimul Qur an (memahami al-qur an) dengan metode manhaji sehingga setiap anggota jama ah telah mampu menerjemahkan al- Qur an pada akhir tahun ke 3. 3) Kegiatan Tadarrus Bersama dilaksanakan sbb: a) Tadarrus dilaksanakan setiap hari belajar selama menit, dipilih waktu-waktu di luar kegiatan perkuliahan/praktek seperti sebelum waktu kuliah, waktu istirahat, menjelang waktu shalat, waktu kosong, dll b) dipimpin oleh inti jama ah 18

21 a) Setelah 6 bulan terhitung sejak ditetapkan jama ah, dilakukan evaluasi kemampuan membaca al-qur an setiap anggota jama ah oleh mentor jama ah b) Anggota jama ah yang belum lancar membaca al-qur an sesuai kaidah tajwid diwajibkan mengikuti bimbingan baca al-qur an yang diselenggarakan universitas di bawah koordinasi Pembina Utama Jama ah. Pasal 19 Kajian Jama ah 1) Kajian Jama ah; adalah kegiatan jama ah dalam bentuk diskusi untuk memahami ajaran Islam yang meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, dan muamalat; 2) Target Kajian Jama ah adalah setiap anggota jama ah memahami dasar-dasar ajaran Islam yang meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, dan muamalat 3) Kajian Jama ah dilaksanakan sebagai berikut: a) Sekurang-kurangnya dilaksanakan seminggu sekali selama menit setiap pertemuan b) Topik pembahasan meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, muamalat dengan bahan yang diambil dari Berkala Tuntunan Islam, Himpunan Putusan Tarjih, dan sumber-sumber lain-lain yang sesuai al-qur an dan as-sunnah al Maqbulah c) Diskusi dipimpin oleh Pemimpin Jama ah atau Inti Jama ah c) Pembina Utama Jama ah bertindak sebagai pensyarah utama modul pembelajaran, dan bila dipandang perlu dapat menghadirkan orang lain yang berkompeten. d) Setiap kajian didampingi oleh Mentor Jama ah yang bertugas menjadi asisten pensyarah dan melakukan presensi kehadiran anggota jama ah Pasal 20 Kursus Tafhimul Qur an 1) Kursus Tafhimul Qur an; adalah kursus yang untuk memahami bahasa al-qur an 2) Target Kursus Tafhimul Qur an adalah setiap anggota jama ah mengerti bahasa al-qur an sehingga mampu memahaminya dengan tahapan sbb: a) tahun pertama mempelajari juz 1, b) tahun kedua mempelajari juz 2, c) tahun ketiga mempelajari juz 3 2) Kursus Tafhimul Qur an dilaksanakan sbb: a) Menggunakan metode Manhaji yang telah ditetapkan oleh Majlis Tabligh PP Muhammadiyah b) Pembina Utama dan Mentor Jama ah bertindak sebagai pengajar, dan bila dipandang perlu dapat menghadirkan orang lain yang berkompeten c) Penyelenggaraan kursus difasilitasi oleh universitas dengan Metode Manhaji, d) Mentor Jama ah mencatat presensi kehadiran Anggota Jama ah pada setiap pertemuan kursus, merekap setiap bulan dan melaporkan kepada Direktur melalui Pembina Utama Jama ah. Pasal 21 Gerakan The 9 Golden Habit 1) Gerakan The 9 Golden Habits ; adalah gerakan untuk membiasakan 9 kebiasaan utama menjadi bagian kebiasaan pribadi. 19

22 2) Target Gerakan The 9 Golden Habits adalah setiap anggota jama ah membiasakan 9 kebiasaan emas, yang terdiri atas: a) Tertib shalat (shalat fardhu di awal waktu dan berjama ah, shalat rawatib, shalat dhuha, dan tahajud) b) Tertib berpuasa Sunnah (3 hari sebulan atau Senin Kamis, atau seperti puasa Nabi Daud) c) Tertib Zakat Infak Sedekah minimal 2,5% dari total uang saku dan penghasilan lainnya d) Tertib mengamalkan adab Islam dalam setiap kegiatannya e) Tertib membaca al-qur an setiap hari dan khatam setiap bulan f) Tertib Membaca minimal 1 jam setiap hari g) Tertib mengikuti kajian/pengajian minimal seminggu sekali h) Tertib dalam berjama ah dan berorganisasi i) Berpikir Positif 3) Gerakan The 9 Golden Habits dilaksanakan sebagai berikut: a) Setiap Anggota Jama ah berusaha sungguh-sungguh dalam membiasakan amalan-amalan The 9 Golden Habits, membuat evaluasi diri (self assesment) setiap hari dan melaporkan hasilnya kepada Pimpinan Jama ah melalui Mentor setiap bulan b) Mentor Jama ah merekap hasil self assesment bulanan setiap Anggota Jama ah dan melaporkan kepada Pimpinan Jama ah melalui Pembina Utama Jama ah c) Pembina Utama Jama ah mengkonsolidasikan laporan para Mentor Jama ah yang berada dalam koordinasinya dan melaporkan hasilnya kepada Pimpinan Jama ah BAB VII ANGGARAN GJDJ Pasal 22 Rencana Anggaran Rencana Anggaran GJDJ disusun oleh Pimpinan GJDJ, diajukan kepada Rektor dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Anggaran Universitas. BAB VIII LAIN-LAIN Pasal 23 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan diatur kemudian oleh rektor Ditetapkan di Makassar pada Hari tanggal bulan tahun Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar LAMPIRAN: a) Buku Monev untuk Anggota Jama ah b) Lembar Monev untuk Mentor Jama ah c) Lembar Monev untuk Pembina Utama Jama ah DR.H.Irwan Akib, M.Pd NBM:

23 GERAKAN THE 9 GOLDEN HABITS A. DASAR PEMIKIRAN a. Visi Ideal Muhammadiyah: Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya b. Misi Muhammadiyah: 1. Menegakkan tauhid yang murni; 2. Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as-sunnah al-maqbulah; 3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masarakat c. Visi dan misi Muhammadiyah tersebut hanya mungkin diwujudkan oleh para pimpinan dan anggota Muhammadiyah yang memiliki visi dan misi pribadi yang selaras dengan Muhammadiyah sehingga mindset, keyakinan, karakter, dan perilaku mereka merupakan aktualisasi dari ajaran Islam. Oleh karena itu seharusnyalah dilakukan upaya terus menerus untuk menyelaraskan visi dan misi pribadi para anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi dan misi Muhammadiyah. d. Penyelarasan visi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi ideal Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan Menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya sebagai visi pribadi. Masing-masing berjuang dengan sepenuh hati mewujudkan visi tersebut e. Penyelarasan misi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan misi pribadi masing-masing sbb: 1. Saya menegakkan tauhid yang murni dalam kehidupan pribadi saya 2. Saya senantiasa belajar ajaran Islam yang bersumber kepada al-qur an dan as- Sunnah al-maqbulah, memajukan dan mendakwahkannya 3. Saya mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi saya, keluarga saya, dan masyarakat di sekitar saya f. Bahwa karakter dan kepribadian seseorang dibentuk oleh amalan-amalan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Seseorang yang melakukan amalan buruk berulang-ulang, amalan tersebut akan menjadi kebiasaan yang membentuk karakter dan kepribadiannya menjadi buruk. Seseorang yang melakukan amalan baik berulang-ulang, amalan baik tersebut akan menjadi kebiasaan yang membentuk karakter dan kepribadiannya menjadi baik. Kalau kita mampu membimbing anggota dan pimpinan Muhammadiyah senantiasa melakukan amalan baik berulang-ulang, amalan baik tersebut akan menjadi kebiasaan anggota dan pimpinan Muhammadiyah yang membentuk karakter dan kepribadian Muhammadiyah. g. Dalam upaya mewujudkan visi dan menjalankan misi Muhammadiyah, persyarikatan perlu memimpinkan pelaksanaan amalan-amalan baik sehingga menjadi bagian kultur atau budaya organisasi dan menjadi fondasi bagi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Amalan yang dipilih untuk dipimpinkan adalah amalan-amalan yang menjadi pilar-pilar utama pembentukan Pribadi Muslim 21

24 yang sebenar-benarnya. Majelis Tabligh PP Muhammadiyah memilih 9 amalan utama yang dinamakan : The 9 Golden Habits B. TUJUAN Tujuan Gerakan The 9 Golden Habits adalah terbentuk Karakter Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya pada diri pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah serta Ummat Islam C. SASARAN a. Pimpinan Persyarikatan, Majlis, Lembaga, Biro b. Pimpinan Ortom c. Pimpinan AUM d. Anggota Muhammadiyah e. Simpatisan Muhammadiyah f. Ummat Islam pada umumnya D. AMALAN THE 9 GOLDEN HABITS i. Habit 1 Tertib shalat (Shalat fardu di awal waktu berjemaah, didahului shalat Tahiyatul Masjid dan diiringi shalat Rawatib, ditambah shalat Tahajud setiap dini hari dan shalat Dhuha setiap pagi). ii. Habit 2 Tertib puasa sunah (puasa tiga hari sebulan, atau pua sa Senin-Kamis, atau seperti puasa Nabi Daud a.s.). iii. Habit 3 Tertib Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) 2,5% dari total penghasilan dan dibayar di muka. iv. Habit 4 Tertib adab (beraktivitas sesuai adab Islam). v. Habit 5 Tertib tadarus Al-Quran (membaca Al-Quran setiap hari dan khatam setiap bulan). vi. Habit 6 Tertib membaca (membaca 1 jam per hari). vii. Habit 7 Tertib menghadiri taklim atau pengajian (hadir satu kali seminggu). viii. Habit 8 Tertib berjemaah dan berorganisasi. ix. Habit 9 Berpikir positif 22

25 E. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) Dibuat perangkat untuk melakukan evaluasi diri (self assesment) terhadap monitoring dan evaluasi atas capaian masing-masing pribadi dalam mengamalkan the 9 Golden Habits. Evaluasi dilakukan secara kuantitatif dengan membuat skoring pada setiap amalan. LEMBAR MONEV PELAKSANAAN THE 9 GOLDEN HABITS NO II III I IV KEBIASAAN Pelaksanaan Habit ke 1 (Tertib Shalat) 1. Pelaksanaan Shalat Subuh 2. Pelaksanaan Shalat Dhuhur 3. Pelaksanaan Shalat Ashar 4. Pelaksanaan Shalat Maghrib 5. Pelaksanaan Shalat Isya 6. Pelaksanaan Shalat Tahajjud 7. Pelaksanaan Shalat Dhuha Pelaksanaan Habit ke 2 (Tertib Puasa Sunnah) 1. Pelaksanaan Puasa Sunnah 3 hari 2. PelaksanaanPuasa Sunnah Senin - Kamis* 3. Pelaksanaan puasa Nabi Daud* Pelaksanaan Habit ke 3 (Tertib ZIS) Pelaksanaan Zakat Infak Sedekah Pelaksanaan Habit ke 4 (Tertib Adab) 1. Pelaksanaan Adab Bicara : 2. Pelaksanaan Adab Makan 3. Pelaksanaan Adab Tidur 4. Pelaksanaan Adab Berpakaian 5. Pelaksanaan Adab Bersin/Menguap 6. Pelaksanaan Adab Buang Hajat 7. Pelaksanaan Adab Terhadap Orang Tua 8. Pelaksanaan Adab Terhadap Rumah 9. Pelaksanaan Adab Bertetangga 10. Pelaksanaan Adab Terhadap Masjid 11. Pelaksanaan Adab Bepergian 12. Pelaksanaan Adab Bergaul 13. Pelaksanaan Adab Berjumpa 14. Pelaksanaan Adab Bertamu 15. Pelaksanaan Adab Menerima Tamu 16. Pelaksanaan Adab Dalam Majlis 17. Pelaksanaan Adab Menjenguk Orang Sakit V Pelaksanaan Habit ke 5 Tertib Tadarrus al-qur'an VI Pelaksanaan Habit ke 6 Tertib Membaca VII Pelaksanaan Habit ke 7 Tertib Menghadiri Pengajian** VIII PelaksanaanHabit ke 8 a. Tertib Berjama'ah** b. Tertib Berorganisasi** IX Pelaksanaan Habit ke 9 Berpikiran Positif tanpa notasi: dilaksanakan setiap malam menjelang tidur * dilaksanakan pada malam hari h ** dilaksanakan setiap akhir pekan PADA TANGGAL TOTAL RERATA dst 23

26 F. ING SETIAP AMALAN HABIT KE 1 (Tertib Shalat) Skoring dilakukan setiap malam sebelum tidur 1. Pelaksanaan shalat subuh 2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu 4 Saya melaksanakannya berjama ah tetapi tidak di awal waktu 6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama ah, dan melaksanakan shalat sunnah rawatib qabliyah 10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, dan melaksanakannya di awal waktu berjama ah di masjid 2. Pelaksanaan Shalat Dhuhur 2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu 4 Saya melaksanakannya berjama ah tetapi tidak di awal waktu 6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama ah, dan melaksanakan shalat sunnah rawatib 10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, melaksanakannya di awal waktu berjama ah di masjid, dan shalat rawatib bakdiyah 3. Pelaksanaan Shalat Ashar 2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu 4 Saya melaksanakannya berjama ah tetapi tidak di awal waktu 6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama ah, dan melaksanakan shalat sunnah rawatib qabliyah 10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, dan melaksanakannya di awal waktu berjama ah di masjid 4. Pelaksanaan Shalat Maghrib 2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu 4 Saya melaksanakannya berjama ah tetapi tidak di awal waktu 6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama ah, dan melaksanakan shalat sunnah rawatib 10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, melaksanakannya di awal waktu berjama ah di masjid, melaksanakan shalat rawatib bakdiyah 24

27 5. Pelaksanaan Shalat Isya 2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu 4 Saya melaksanakannya berjama ah tetapi tidak di awal waktu 6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama ah, dan melaksanakan shalat sunnah rawatib 10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid atau menunggu sejak maghrib, melaksanakannya di awal waktu berjama ah di masjid, dan melaksanakan shalat rawatib bakdiyah 6. Pelaksanaan Shalat Tahajjud 2 Saya melakukannya tidak pada waktu yang saya tetapkan 4 Saya melakukannya 5 raka at atau kurang pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan 6 Saya melakukannya 7 raka at pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan 8 Saya melakukannya 9 raka at pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan 10 Saya melakukannya 11 raka at pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan 7. Pelaksanaan Shalat Dhuha 2 Saya melakukannya tetapi tidak pada waktu yang telah saya tetapkan 4 Saya melakukannya 2 raka at pada waktu yang telah saya tetapkan 6 Saya melakukannya 4 raka at pada waktu yang telah saya tetapkan 8 Saya melakukannya 6 raka at pada waktu yang telah saya tetapkan 10 Saya melakukannya 8 raka at pada waktu yang telah saya tetapkan HABIT KE 2 (BERPUASA SUNNAH) Lakukan skoring sesuai yang Anda lakukan pada hari di mana Anda berpuasa Saya melakukan puasa sesuai jadwal yang saya pilih 25

28 HABIT KE 3 (MEMBAYAR ZIS 2,5%) Lakukan skoring pada hari Anda mendapat penghasilan 2 Saya menyisihkan 2,5 % atau lebih tetapi kurang dari 5% (2,5% < 5%) untuk ZIS pada saat menerima penghasilan 4 Saya menyisihkan 5% atau lebih tetapi kurang dari 10% ( 5%<10%) untuk ZIS saat menerima penghasilan 6 Saya menyisihkan 10% atau lebih tetapi kurang dari 15% ( 10%<15%) untuk ZIS saat menerima penghasilan 8 Saya menyisihkan 15% atau lebih tetapi kurang dari 20% ( 15%<20%) untuk ZIS pada saat menerima penghasilan 10 Saya menyisihkan 20% atau lebih untuk ZIS pada saat menerima penghasilan HABIT KE 4 BERADAB ISLAMI Lakukan skoring setiap hari menjelang tidur 1. Pelaksanaan Adab Bicara: a. Sebagian besar materi pembicaraan saya hari ini adalah hal-hal positif b. Hari ini saya berhasil menghindari: bicara bohong, ghibah dan namimah, mencaci, mengutuk, mengumpat, membuka aib saudara, membuka rahasia yang saya diminta merahasiakan, mengkafirkan sesama muslim. c. Pembicaraan saya hari ini sebagian besarnya saya lakukan dengan muka manis, menyertainya dengan kalimah thayyibah d. Hari ini saya terhindar dari pembicaraan yang tidak berguna e. Hari ini ketika berbicara saya mendahulukan orang tua, bicara perlahan-lahan dan merendahkan suara 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan 2. Pelaksanaan Adab Makan: a. Hari ini saya senantiasa mencuci tangan sebelum makan b. Hari ini saya makan dan minum senantiasa dengan membaca basmalah dan berdoa c. Hari ini saya makan dan minum senantiasa mengambil dan menyuapkan makanan ke mulut secukupnya dengan tangan kanan d. Hari ini saya makan dan minum senantiasa mengambil seperlunya dan menghabiskan makanan yang saya ambil e. Hari ini saya makan dan minum senantiasa dengan perasaan senang, tidak sekalipun mencacat makanan yang terhidang buat saya 26

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM Banyak orang menganggap bahwa memahami kandungan isi al-qur'an itu sangat sulit.. BENARKAH??? Pertama : kata "sulit" itu bisa

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H.

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H. LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H. Nama Siswa : Alamat Rumah : Asal Sekolah : SMA PESANTREN UNGGUL AL BAYAN CIBADAK SUKABUMI 2017 بسم اهلل الرحمن الرحيم Lembar Evaluasi Amaliyah Ramadhan

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H.

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H. LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H. Nama Siswi : Alamat Rumah : Asal Sekolah : SMA PESANTREN UNGGUL AL BAYAN PUTRI SELABINTANA SUKABUMI 2017 بسم اهلل الرحمن الرحيم Lembar Evaluasi Amaliyah

Lebih terperinci

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH Disampaikan dalam acara : RAKERNAS MPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah 28 30 April 2016 AGUS BUDIANTORO Div. Pembinaan dan Pengembangan SDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah merupakan sebuah persyarikatan dan pergerakan yang dikenal memiliki banyak amal usaha. Salah satu amal usaha Muhammadiyah yang membuat Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bahkan termuat dalam undang-undang pendidikan nasional, karena pendidikan agama mutlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah instansi, organisasi maupun lembaga-lembaga lainnya. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. sebuah instansi, organisasi maupun lembaga-lembaga lainnya. Adapun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kalimat populer yang menyatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan dari keberhasilannya dalam mencetak kader penerusnya. Dari sinilah kader

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma ruf nahi munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1 Organisasi ini didirikan

Lebih terperinci

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH Pertanyaan Dari: H. Mufti Muhammadi, muftimuhammadi@yahoo.co.id, SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun (Disidangkan pada hari

Lebih terperinci

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1 Kajian Bahasa Arab KMMI 06-01-2012/12 Shafar 1433 H 1 ا ل م ب ت د ا و ال خ ب ر (Mubtada dan Khobar) Penjelasan: Mubtada adalah isim marfu yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) Khobar adalah sesuatu

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Kelas : VIII Mata Pelajaran : PAI Semester : 1 Standar (Al-Quran): 1. Menerapkan hukum bacaan qalqalah dan ra. Menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra. Hukum bacaan qalqalah dan ra 1.

Lebih terperinci

Membangun Generasi Berdasarkan 5 Basic Skill Ala PESMA YKM

Membangun Generasi Berdasarkan 5 Basic Skill Ala PESMA YKM Membangun Generasi Berdasarkan 5 Basic Skill Ala PESMA YKM Ahmad Rodli Putra H Pesantren Mahasiswa YKM FEUI adalah salah satu pesantren mahasiswa yang menawarkan program berbeda dibanding pesantren mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama samawi yang sempurna diantara agama samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada Nabi Muhammad saw sebagai

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Kelas : VII Mata Pelajaran : PAI Semester : 2 Standar (Al-Quran): 9. Menerapkan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati. Materi Pokok/ Contoh 9.1 Menjelaskan hukum

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1437 H. Nama Siswa : Kelas :

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1437 H. Nama Siswa : Kelas : LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1437 H. Nama Siswa : Kelas : SMA PESANTREN UNGGUL AL BAYAN CIBADAK SUKABUMI 2016 بسم اهلل الرحمن الرحيم Lembar Evaluasi Amaliyah Ramadhan dan Syawwal ini merupakan

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

SMPN 3 Baradatu Way Kanan-Silabus PAI kelas /2011

SMPN 3 Baradatu Way Kanan-Silabus PAI kelas /2011 S I L A B U S Sekolah : SMPN 3 Baradatu Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas : VII ( Tujuh ) Semester / Tapel : 2 ( Dua ) / 2010 / 2011 Standar Kompetensi (Al-Quran): 9. Menerapkan hukum bacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam سلسلة توجيهات ا رشادية Disusun Oleh: Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 1429 2008 سلسلة توجيهات إرشادية باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

URGENSI, FUNGSI & STANDAR ASRAMA MAHASISWA PTM/PTA

URGENSI, FUNGSI & STANDAR ASRAMA MAHASISWA PTM/PTA URGENSI, FUNGSI & STANDAR ASRAMA MAHASISWA PTM/PTA أ م ح س ب ت أ ن أ ص ح اب ال ك ه ف و الر ق يم ك ان وا م ن آ ي ت ن ا ع ج ب ا )9( إ ذ أ و ى ال ف ت ي ة إ ل ال ك ه ف ف ق ال وا ر ب ن ا آ ت ن ا م ن ل د ن ك

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama ajaran islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Mustari, 2014 : 35). Sedangkan menurut ahli

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

DRAFT. Sistem Pembinaan Anggota Muhammadiyah

DRAFT. Sistem Pembinaan Anggota Muhammadiyah DRAFT Sistem Pembinaan Anggota Muhammadiyah Majelis Tabligh PP Muhammadiyah 3 PENGANTAR Assalamu'alaikum wr wb. Alhamdulillah, tugas yang diberikan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah kepada saya untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

http://astro.unl.edu/naap/lps/animations/lps.swf - Bulan bercahaya dan Matahari bersinar -> QS. Nūḥ (71): 16 dan QS. al-furqān (25): 61; - Akan tiba suatu masa di mana Bulan tidak lagi bercahaya dan Matahari

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG Disusun Oleh : Mas udi NIM: 093111368 FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا Majalah MATAN edisi 129, April 2017 Memanfaatkan Diri untuk Orang Lain Oleh: Ahmad Fatoni, Lc., M.Ag. Kaprodi PBA Universitas Muhammadiyah Malang إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa khususnya mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit BAB V PEMBAHASAN A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit semester (sks) sebagai berikut: 1. Untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN TENTANG PUASA

PENGERTIAN TENTANG PUASA PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Oleh : Ahmad Abdillah NPM: PETUNJUK-PETUNJUK RASULULLAH SAW TERHADAP PENDIDIKAN PEMUDA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MASA KINI (Kajian terhadap Kitab al-hady an-nabawiy fi Tarbiyah al-aula d fi Ḍaui al-kita b wa as-sunnah)

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Kelas : VIII Mata Pelajaran : PAI Semester : 2 Standar (Al-Quran): 10. Menerapkan hukum bacaaan Mad dan Waqaf. 10.1 Menjelaskan Mad dan Waqaf. Hukum bacaaan Mad dan

Lebih terperinci

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan Yogyakarta, 4-6 Ramadan 1435 H / 1-3 Juli 2014 Pemikiran dan Strategi Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

NAMA:... Tingkatan :... Pendidikan Islam Kertas 2 Ogos 2009 1 ⅔ jam BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH DAN SEKOLAH KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan ilmu yang tinggi, sehingga dapat menghadapi perkembangan-perkembangan

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA NO Aktifitas siswa BUTIR OBSERVASI ASSESMENT BAIK KURANG KET. a. Bertanya b. Menemukan gagasan c. Mempertanyakan gagasan orang lain Kreatifitas siswa a. Belajar Membaca b.

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun Islam kedua yang wajib dilaksanakan setiap muslim mukallaf (orang yang baligh lagi

Lebih terperinci

Rapat rutin ranting Muhammadiyah Desa Temuwangi mantapkan pengajian tarjih, sementara PCM genjot pimpinan ikuti Baitul Arqam di Kaliurang Jogja

Rapat rutin ranting Muhammadiyah Desa Temuwangi mantapkan pengajian tarjih, sementara PCM genjot pimpinan ikuti Baitul Arqam di Kaliurang Jogja Rapat rutin ranting Muhammadiyah Desa Temuwangi mantapkan pengajian tarjih, sementara PCM genjot pimpinan ikuti Baitul Arqam di Kaliurang Jogja Jum'at, 22-03-2013 Menghadapi pengajian rutin tarjih Pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini masih banyak masalah yang dihadapi, salah satunya adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puasa sunnah sebagaimana yang di ketahui adalah puasa yang dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang mengerjakan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 13-06-2017 18 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Itikaf Al-Bukhari 1885-1890 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

hai, I am tinkerbell I want explain about

hai, I am tinkerbell I want explain about hai, I am tinkerbell I want explain about Bepergian suatu hal yang tak dapat dihindari oleh setiap manusia. Baik bepergian untuk mencari rizki, silaturrahim pada keluarga, atau ibadah haji dan umroh. Seseorang

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Kelas : IX Mata Pelajaran : PAI Semester : 2 Standar (Al-Quran dan Al-Hadits): 8. Memahami al Qur an surat al-insyirah. Contoh 8.1 Menampilkan bacaan QS. al- Insyirah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Disusun Oleh: Elida Nasyiatul Aisyah Farid

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Disusun Oleh: Elida Nasyiatul Aisyah Farid EFEKTIVITAS PEMBINAAN KEAGAMAAN BIDANG AKHLAK PADA SISWA MTs MUHAMMADIYAH 05 TAMANSARI KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH OLEH : DR. HJ. ISNAWATI RAIS, MA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA (RSIJ) CEMPAKA PUTIH FISIKA SELASA, DEPARTMENT 14 FEBRUARI 2012 State Islamic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur yaitu selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. 1 Pada saat Al-Qur an diturunkan, Nabi Muhammad berusaha

Lebih terperinci

SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH

SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH Gus Zuhron SEKRETARIS MPK PWM JATENG 1 Sekali Muhammadiyah tetap muhammadiyah. Sekali IPM lain kali IMM. Sekali IMM lain kali PM/NA. Sekali Muhammadiyah tetap Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian penting dalam mempertahankan keberlangsungan hidup agama Islam, tidak mungkin Islam dapat bertahan di tengah masyarakat bila tidak

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA definisi al Qur an Al Qur an adalah: (1) Kalamullah, (2) yang menjadi mu jizat yang diturunkan ke dalam hati Nabi Muhammad SAW, (3) diriwayatkan kepada kita secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak

Lebih terperinci

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا PENGERTIAN SHALAT Secara bahasa sholat bermakna do a. sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri

Lebih terperinci

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM 15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : VII / 2 Standar Kompetensi : 9. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati Kompetensi

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P IV )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P IV ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P IV ) Sekolah : SMP NEGERI 1 DANAU KEMBAR Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI Kelas / Semester : VII / 1 ( SATU Materi Pokok : INDAHNYA KEBERSAMAAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Nama Sekolah/Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Smt Materi Pokok Alokasi Waktu A. Kompetensi Inti (KI) : Madrasah Aliyah : Aqidah Ahlaq : Sepuluh (X) /

Lebih terperinci

2014 KAJIAN TENTANG PERILAKU SISWA DALAM SALAT JUMAT

2014 KAJIAN TENTANG PERILAKU SISWA DALAM SALAT JUMAT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah pastilah selalu ingin bermasyarakat dan selalu hidup berdampingan. Manusia juga tidak akan bisa hidup sendiri karena

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas : 1V Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Semester : 2 Standar Kompetensi (Alquran) : 6. Membaca surah-surah Alquran Kompetensi Dasar Materi Pokok/Pembaha san

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui: Cece Abdulwaly Diterbitkan oleh: melalui: HAFAL AL-QUR'AN: BUAH SABAR & ISTIQAMAH Oleh: Cece Abdulwaly Copyright 2014 by Cece Abdulwaly Cetakan I, 2015 Desain Sampul: Cece Abdulwaly Penerbit: Tahfidz Media

Lebih terperinci

KEUTAMAAN MENGANDUNG

KEUTAMAAN MENGANDUNG KEUTAMAAN MENGANDUNG فضيلة حلمل اجلن ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com رمجة: موقع الا سلام

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Daftar Terjemah Bahasa Asing

Lampiran 1 : Daftar Terjemah Bahasa Asing Lampiran 1 : Daftar Terjemah Bahasa Asing No Kutipan Halaman Terjemah 1 Q.S An-Nahl ayat 125 4 Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan

Lebih terperinci

PENGANTAR EDISI PRAKTIS

PENGANTAR EDISI PRAKTIS PENGANTAR EDISI PRAKTIS Buku ini merupakan Edisi Praktis dari buku kami MANASIK HAJI & UMRAH. Isinya insyaallah tidak berbeda, namun di sini hanya menyajikan hal-hal praktis saja yang bersangkutpaut dengn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

KHUTBAH JUM AT. Masjid Tempat Suci, Peliharalah Kebersihannya. Khutbah 11

KHUTBAH JUM AT. Masjid Tempat Suci, Peliharalah Kebersihannya. Khutbah 11 KHUTBAH JUM AT Khutbah 11 Masjid Tempat Suci, Peliharalah Kebersihannya ا ل سلا م ع ل ي ك م و ر حم ة الل ه و ب ر ك ات ه ا لح م د ل ل ه ال ذ ي ب ذ ك ر ه ت ط م ي ن ال ق ل و ب. و ب ف ض ل ه و ر حم ت ه ت غ

Lebih terperinci

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA DI SMA MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA DI SMA MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA DI SMA MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

DISIBUKKAN AL-QUR AN Dr. Wido Supraha

DISIBUKKAN AL-QUR AN Dr. Wido Supraha DISIBUKKAN AL-QUR AN Dr. Wido Supraha Anggota MUI Pusat Komisi Ukhuwah Dosen Pascasarjana Univ. Ibn Khaldun Bogor Peneliti INSISTS.ID Pembina Yayasan Adab Insan Mulia Website: supraha.com )١( ٱلر ح يم

Lebih terperinci