Pedoman Pencacahan Produksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Pencacahan Produksi"

Transkripsi

1 Buku 2 Buku 4 Pedoman Pencacahan Produksi Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 2012 BADAN PUSAT STATISTIK

2 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT NTP) 2012 ini adalah buku pedoman bagi petugas pencacah dan pengawas. Buku pedoman ini memuat seluruh petunjuk/pedoman/acuan yang harus dilakukan oleh petugas dalam pelaksanaan lapangan survei ini. Kegiatan SPDT NTP yang dilaksanakan pada tahun 2012 terdiri dari persiapan sampai pelaksanaan lapangan dan entri data. Sedangkan proses pengolahan dan penyusunan diagram serta penghitungan NTP dilakukan pada tahun berikutnya. Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan untuk itu diperlukan petugas pencacah dan pengawas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik dalam pelaksanaan nanti. Oleh karena itu seluruh petugas harus mengerti memahami dan mengikuti petunjuk yang ada dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat berjalan dengan baik lancar dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan. Saya berharap kepada seluruh petugas dan pengawas survei penyempurnaan diagram timbang ini dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan cermat agar pelaksanaan lapangan SPDT NTP 2012 berjalan lancar dan data yang dihasilkan berkualitas. Demikian dan saya ucapkan terima kasih. Selamat bekerja. Jakarta Juli 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin M.Sc. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 i

3 ii Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Landasan Hukum Tujuan Ruang Lingkup Buku Pedoman dan Jenis Dokumen Jadwal... 5 BAB II. ORGANISASI SURVEI 2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei Tugas Pemeriksa (PMS) Tugas Pencacah (PCS) Hubungan Antara PCS dan PMS Alur Dokumen... 8 BAB III. METODOLOGI 3.1. Metode Pengambilan Sampel Cakupan Rumah Tangga Tata Cara Berwawancara BAB IV. Pengisian Daftar 4.1. Tata Cara Pengisian Daftar Daftar SPDT12-TP (Subsektor Tanaman Pangan) Daftar SPDT12-TH (Subsektor Tanaman Hortikultura) Daftar SPDT12-TPR (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) Daftar SPDT12-TRK (Subsektor Peternakan) Lampiran Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 iii

5 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT NTP) 2012 ini adalah buku pedoman bagi petugas pencacah dan pengawas. Buku pedoman ini memuat seluruh petunjuk/pedoman/acuan yang harus dilakukan oleh petugas dalam pelaksanaan lapangan survei ini. Kegiatan SPDT NTP yang dilaksanakan pada tahun 2012 terdiri dari persiapan sampai pelaksanaan lapangan dan entri data. Sedangkan proses pengolahan dan penyusunan diagram serta penghitungan NTP dilakukan pada tahun berikutnya. Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan untuk itu diperlukan petugas pencacah dan pengawas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik dalam pelaksanaan nanti. Oleh karena itu seluruh petugas harus mengerti memahami dan mengikuti petunjuk yang ada dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat berjalan dengan baik lancar dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan. Saya berharap kepada seluruh petugas dan pengawas survei penyempurnaan diagram timbang ini dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan cermat agar pelaksanaan lapangan SPDT NTP 2012 berjalan lancar dan data yang dihasilkan berkualitas. Demikian dan saya ucapkan terima kasih. Selamat bekerja. Jakarta Juli 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin M.Sc. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 i

6 ii Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 ii

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Landasan Hukum Tujuan Ruang Lingkup Buku Pedoman dan Jenis Dokumen Jadwal... 5 BAB II. ORGANISASI SURVEI 2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei Tugas Pemeriksa (PMS) Tugas Pencacah (PCS) Hubungan Antara PCS dan PMS Alur Dokumen... 8 BAB III. METODOLOGI 3.1. Metode Pengambilan Sampel Cakupan Rumah Tangga Tata Cara Berwawancara BAB IV. Pengisian Daftar 4.1. Tata Cara Pengisian Daftar Daftar SPDT12-TP (Subsektor Tanaman Pangan) Daftar SPDT12-TH (Subsektor Tanaman Hortikultura) Daftar SPDT12-TPR (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) Daftar SPDT12-TRK (Subsektor Peternakan) Lampiran Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 iii

8

9 BAB I 1.1. Latar Belakang Hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia bergantung hidup pada sektor pertanian dimana sekitar 36 persen (Sakernas Agustus 2011) distribusi tenaga kerja diserap oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian sesungguhnya masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai penyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi sekalipun dalam keadaan resesi. Pelaku sektor pertanian khususnya petani adalah masyarakat yang umumnya tinggal atau menetap di wilayah perdesaan. Sedikit ironis bahwa disatu sisi sektor pertanian sebagai pemberi sumbangan yang berarti terhadap perekonomian namun disisi lain tingkat kesejahteraan para petani yang berusaha pada sektor pertanian pada umumnya (diduga) berada disekitar garis kemiskinan. Sehubungan dengan itu maka diperlukan suatu indikator yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli petani. Ukuran ini disajikan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan dan keberpihakan kepada petani agar mereka tetap bersemangat dalam mengelola usaha pertanian. Salah satu indikator untuk memproxy tingkat kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Dimana NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima oleh petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Salah satu bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan paket komoditas dimana diagram timbang dan paket komoditas didapat dari hasil survei penyempurnaan diagram timbang. Untuk saat ini penghitungan NTP masih menggunakan diagram timbang tahun dasar Seiring dengan perkembangan teknologi perubahan iklim/cuaca perubahan pendapatan petani dan perubahan akan permintaan komoditas serta perubahan sikap masyarakat atas komoditas yang dihasilkan petani dapat mengubah pola tanam dan konsumsi petani. Oleh karena paket komoditas dan diagram timbang NTP tahun dasar 2007 diperkirakan sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 1

10 Pada tahun BPS RI dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI telah melakukan survei penyusunan diagram timbang subsektor perikanan tangkap (NTN) dan perikanan budidaya (NTPI). Oleh karena itu untuk survei penyempurnaan diagram timbang kali ini untuk subsektor perikanan tidak diikut sertakan sehingga untuk kali ini Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 hanya mencakup subsektor tanaman pangan tanaman hortikultura tanaman perkebunan rakyat dan peternakan di 32 provinsi di Indonesia. Dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak rumah tangga di daerah perdesaan Landasan Hukum Pelaksanaan Survei Penggantian Tahun Dasar dan Inflasi Perdesaan 2012 dilandasi oleh: a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan Fungsi Kewenangan dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen Tujuan Tujuan dari survei ini adalah : a. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak dihasilkan petani dan persentase marketed surplusnya. b. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditas yang banyak di gunakan oleh rumah tangga pertanian baik untuk keperluan rumah tangga maupun digunakan dalam proses produksi pertanian. c. Menyusun struktur input untuk setiap komoditas serta rasio biaya produksi terhadap total produksi. d. Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditas diagram timbang Nilai Tukar Petani (NTP) Ruang Lingkup Kegiatan survei dilakukan di 32 provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta. Respondennya adalah rumah tangga pertanian terpilih di 4 (empat) Subsektor yang meliputi: rumah tangga 2 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

11 pertanian Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) dan Peternakan. Materi pencacahan meliputi pendapatan petani dari penjualan hasil produksi pengeluaran rumah tangga petani untuk keperluan produksi penambahan barang modal dan konsumsi Buku Pedoman dan Jenis Dokumen a. Buku 1 buku ini digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas. b. Buku 2 buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga. c. Buku 3 buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan hasil produksi pertanian. d. Buku 4 buku ini digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan. e. Buku 5 buku ini digunakan sebagai pedoman pengolahan. f. Daftar SPDT12-TP daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Pangan. g. Daftar SPDT12-TH daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Hortikultura. h. Daftar SPDT12-TPR daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. i. Daftar SPDT12-TRK daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Peternakan. j. Daftar SPDT12-K daftar ini digunakan untuk mengumpulkan keterangan rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berasal dari pembelian tidak termasuk pemberian dari pihak lain maupun produksi sendiri. k. Daftar SPDT12-LKK daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai lembar kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama seminggu. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 3

12 l. Daftar SPDT12-LKP daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk membantu pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dan produksi yang dijual selama setahun. Satu rumah tangga sampel hanya dicacah dengan satu daftar SPDT12-K dan salah satu daftar SPDT12 yang sesuai dengan kegiatan subsektor yang diusahakan. 4 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

13 1.6. Jadwal KEGIATAN JADWAL 1. Persiapan - Penyusunan Kerangka Daftar Sampel Maret - April Penyusunan Daftar Isian dan Buku Pedoman April - Mei Penyusunan Program Tabulasi Juni - Agustus Pencetakan Dokumen Juli - Agustus Pengiriman Dokumen September Pelatihan dan Pelaksanaan Lapangan - Workshop Intama September Pelatihan Instruktur Nasional September Pelatihan Petugas Lapang 1-15 Oktober Pencacahan dan Pengawasan 16 Oktober - 15 November Supervisi Pencacahan 16 Oktober - 15 November Pelatihan dan Pengolahan - Pelatihan Editor dan Petugas Entri 16 Oktober - 23 Oktober Editing Coding dan Entri Data 24 Oktober - 31 November Pengiriman hasil entri data 1 Desember - 20 Desember Pengolahan Tabel dan Kompilasi Data Januari - Februari Finalisasi Diagram Timbang NTP Maret Penyusunan Publikasi April Penghitungan NTP Tahun Dasar Mei Release NTP Juni - Juli 2013 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 5

14 6 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

15 BAB II 2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei Penanggung jawab Pusat Penanggung jawab Daerah Pengawas/Pemeriksa (PMS) Pencacah (PCS) : Direktur Statistik Harga : Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten terpilih. : Staf BPS Kabupaten atau Kepala Seksi Statistik Distribusi. : Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/Mitra. 2.2 Tugas Pemeriksa (PMS) a. Mengikuti pelatihan petugas survei. b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang menjadi tanggung jawabnya. c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah. e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil pencacahan yang dilakukan PCS. f. Mengisi kode jenis komoditas. g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten. h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. 2.3 Tugas Pencacah (PCS) a. Mengikuti pelatihan petugas survei. b. Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT12 ke rumah tangga sampel. c. Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan. d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan. e. Menyerahkan Daftar SPDT12 yang telah diisi kepada PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. f. Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS. g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 7

16 2.4 Hubungan Antara PCS dan PMS a. PMS harus membantu memeriksa dan memberikan bimbingan kepada pencacah/ PCS. b. PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang dijumpai selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan permasalahan harus segera melaporkan kepada Kepala BPS Kabupaten. 2.5 Alur Dokumen 1. PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS 2. PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang meragukan dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan diperbaiki. 3. Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan dikirimkan oleh Kepala Seksi Statistik Distribusi ke BPS Provinsi cq Bidang Statistik Distribusi setelah dilakukan pemeriksaan. 4. Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh petugas. 5. Setelah proses data entri selesai seluruh hasilnya segera dikirimkan via ke BPS RI cq Subdit Statistik Harga Perdesaan. 8 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

17 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 9

18 10 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

19 BAB III 3.1. Metode Pengambilan Sampel Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 dilaksanakan di seluruh provinsi di wilayah Indonesia kecuali provinsi DKI Jakarta. Dari sisi materi survei ini mencakup produksi dan konsumsi rumah tangga petani yang dibedakan menurut empat subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat dan Peternakan. Kecamatan yang dicakup dalam kegiatan ini adalah semua kecamatan di wilayah kabupaten. Rancangan sampel yang digunakan dalam Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 adalah rancangan sampel dua tahap. Masing-masing tahapan pemilihan sampel adalah sebagai berikut: - Tahap I : di masing-masing provinsi dipilih kabupaten-kabupaten yang memiliki potensi untuk suatu komoditas tertentu berdasarkan besaran produksi komoditas tersebut. - Tahap II : dari kabupaten terpilih dipilih kecamatan yang memiliki potensi untuk komoditas yang telah ditentukan besaran sampelnya. Dari kecamatan tersebut dipilih sampel rumah tangga tani secara purposif bersyarat sesuai usaha utama yang telah ditentukan komoditasnya Cakupan Rumah Tangga Responden dalam survei ini adalah rumah tangga tani Subsektor Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat dan Peternakan. Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor pertanian. Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor maka rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 11

20 Rumah tangga dibedakan menjadi dua macam: 1. Rumah tangga biasa 2. Rumah tangga khusus Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama menjadi satu. Rumah tangga tani adalah rumah tangga biasa yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya berusaha di sektor pertanian. Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian tanaman pangan tanaman hortikultura tanaman perkebunan peternakan kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian subsektor tanaman pangan tanaman hortikultura tanaman perkebunan rakyat dan peternakan. Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan pertanian penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian orang yang bekerja disawah/ladang orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga dengan orang yang mengembalakan ternak tukang memberi makan ternak milik orang lain dengan menerima upah bukanlah peternak. Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi responden survei ini bila: a. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah ART<11). b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian terpilih. c. Penghasilan rata-rata per bulan rumah tangga dari sektor pertanian harus lebih dari 50 persen dari total penghasilan rumah tangga. d. Komoditas jenis usaha subsektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal Usaha (BMU). e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu survei. Referensi waktu survei ini adalah 12 bulan kalender sebelum pencacahan. 12 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

21 f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari produksi normal. g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun. h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum 3.3. Tata Cara Berwawancara 1. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang wajar dan sopan. 2. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara mintalah ijin dahulu dengan mengucapkan salam mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku. 3. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan pencacah. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal petugas. 4. Pada saat melakukan pencacahan banyak ditemui berbagai macam sikap dan tingkah laku responden gunakan kecakapan kesabaran keramahan selama berwawancara. 5. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari pelaksanaan survei kembalikan pembicaraan secara bijaksana ke arah daftar isian. 6. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan dan jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan. 7. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas. 8. Setelah selesai melakukan pencacahan jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberitahukan tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan yang diperlukan. 9. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada kunjungan pertama keterangan yang diperlukan tidak berhasil diperoleh. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 13

22 14 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

23 BAB IV 4.1. Tata Cara Pengisian Daftar a. Daftar isian harus diisi dengan menggunakan pensil hitam. b. Daftar isian harus diisi dengan huruf cetak/balok. c. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan harus diperbaiki dengan menggunakan penghapus pensil tidak diperbolehkan memperbaikinya dengan cara mencoret. d. Daftar isian harus diisi dengan kaidah rata kanan. e. Isikan kotak yang tersedia sesuai dengan kodenya. f. Kualitas terbuka dalam kuesioner harus selalu diisi untuk memudahkan dalam pengisian nilai komoditas/jasa yang akurat dan rasional. g. Jika ada komoditas/jasa atau kualitas yang dicacah tidak tertampung dalam kuesioner maka coret komoditas/jasa atau kualitas pada subkelompok yang sama yang tidak ada isiannya untuk diganti menjadi komoditas/jasa atau kualitas yang tercacah. h. Komoditas yang dicacah harus menggunakan satuan yang standar jika ada komoditas/jasa yang masih menggunakan satuan lokal atau setempat maka petugas harus mengkonversikannya ke dalam satuan standar. i. Mencatat hal-hal yang tidak bisa ditampung atau tidak dapat dimasukkan ke blok lainnya dalam blok catatan. Usaha di sektor pertanian yang dicakup dalam survei ini meliputi: a. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan. b. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Hortikultura. c. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. d. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Peternakan. Harus diingat: 1. Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor pertanian. 2. Sebelum melakukan wawancara yakinkan dulu: Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 15

24 a. Jumlah anggota rumah tangga harus lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah ART<11). b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian terpilih. c. Penghasilan rata-rata per bulan rumah tangga dari sektor pertanian harus lebih dari 50 persen dari total penghasilan rumah tangga. d. Komoditas jenis usaha subsektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal Usaha (BMU). e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu. f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari produksi normal. g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum 4.2. Daftar SPDT12-TP (Subsektor Tanaman Pangan) Rumah tangga tani dicacah dengan daftar SPDT12-TP apabila rumah tangga tersebut mengusahakan jenis-jenis komoditas tanaman pangan yang waktu panen dan jualnya berada pada referensi waktu survei meskipun waktu penanaman di luar referensi waktu survei. a. Daftar ini terdiri dari 5 blok yaitu: 1. Blok I digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas mengenai lokasi/tempat pencacahan. 2. Blok II digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa. 3. Blok III digunakan untuk mencatat jenis komoditas luas tanam dan luas panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender. 4. Blok IV digunakan untuk mencatat pengeluaran/ongkos produksi selama setahun kalender. 5. Blok V digunakan untuk mencatat hal-hal (informasi) penting yang harus diketahui yang dapat mendukung pengolahan data. 16 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

25 b. Cara Pengisian 1. Blok I dan Blok II : Pengenalan Tempat dan Keterangan Pencacahan Isian Blok I dan Blok II diisi sesuai dengan isian daftar SPDT12-K 2. Blok III : Jenis Komoditas Luas Tanam dan Luas Panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender. Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai sumber pendapatan rumah tangga pertanian yang mencakup jenis komoditas luas tanam dan luas panen yang diusahakan dan produksi selama setahun kalender dari masing-masing jenis komoditas yang diusahakan pada SPDT12-K Blok III.C. Tuliskan jenis komoditas pada Blok III berdasarkan jenis komoditas yang ada di SPDT12-K Blok III.C. Misalnya : Pada tanggal 16 Oktober 2012 Pak Burhan didatangi petugas pencacah SPDT12 karena mempunyai usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan yaitu tanaman padi jenis IR-64. Penulisan jenis komoditas harus selengkap-lengkapnya misalnya: Gabah varians IR-64 Ketela Pohon Jagung Ontongan Kacang Tanah Ketela Rambat dsb. Maka Blok III yang harus diisi sebanyak 1 komoditas. Komoditas 1: JENIS KOMODITAS : Gabah kering (1 dari 1) (... dari...) menunjukkan urutan komoditas dari banyaknya komoditas yang diusahakan dalam satu subsektor pertanian. Kode komoditas gabah adalah tuliskan kode komoditas didalam kotak di pojok kiri atas (kode komoditas diisi oleh pengawas). Frekuensi Panen adalah berapa kali terjadi panen dalam setahun kalender. Pada tanaman semusim yang panennya bertahap untuk satu kali tanam tetap dihitung satu kali panen sampai tanaman dibongkar habis (misalnya padi dll). Bulan Panen adalah bulan saat petani melakukan panen jika panenan dilakukan pada persimpangan bulan maka yang diisikan adalah bulan awal/mulai panen. Cara pengisian bulan panen adalah melingkari angka di depan bulan panen (boleh lebih Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 17

26 dari satu) lalu jumlahkan angka-angka yang dilingkari dan masukkan nilainya kedalam kotak disebelah kanan. Blok III terdiri dari 4 kolom yaitu: - Kolom (1): Rincian - Kolom (2): Satuan - Kolom (3): Dikutip dari isian banyaknya pada SPDT12-LKP Kolom (56) s.d Kolom (59) sesuai dengan rinciannya masing-masing. - Kolom (4): Nilai (Rp 000). Dikutip dari isian nilai pada SPDT12-LKP Kolom (56) s.d Kolom (59) sesuai dengan rinciannya masing-masing. Blok III terdiri atas 9 rincian yaitu: - Rincian 1: Luas Tanam Isikan luas tanam dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan pada kolom (3). Luas tanam adalah luas areal yang ditanami tanaman tertentu. Jika satu bidang lahan yang ditanami 2 jenis komoditas secara berselang seling dan keduanya mempunyai jarak tanam normal maka luas tanam untuk masing-masing jenis komoditas adalah seluas bidang lahan tersebut. Misalnya lahan seluas 1 Ha ditanami padi dan ketela pohon. Bila kedua tanaman tersebut memenuhi jarak tanam normal maka: - Luas tanam untuk tanaman padi adalah 1 Ha dan - Luas tanam untuk tanaman ketela pohon 1 Ha. Bila salah satu jenis komoditas tidak memenuhi jarak tanam normal maka jenis komoditas yang dicatat sebagai jenis komoditas pada survei ini hanya yang memenuhi jarak tanam normal (luas tanamnya adalah seluas bidang lahan). Sehingga tanaman yang tidak memenuhi jarak tanam normal tidak perlu ditanyakan. 18 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

27 - Rincian 2: Luas Panen. Isikan luas panen dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan pada kolom (3). Luas panen adalah luas tanaman yang dipanen. Bila selama setahun kalender suatu lahan ditanami tanaman pangan yang dipanen dua kali maka luas panen tidak boleh lebih dari dua kali luas tanam. Rincian 1 dan 2 nilai pada kolom (4) tidak perlu diisi. - Rincian 3: Produksi yang Dihasilkan. Isikan produksi yang dihasilkan dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan banyaknya produksi diisikan pada kolom (3) dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4). Untuk sistem bagi hasil produksi yang dihasilkan adalah jumlah produksi keseluruhan. Produksi dapat dibedakan menurut jenisnya yaitu: Produksi primer yaitu produksi yang memiliki nilai dan atau kuantitas paling dominan di antara produk-produk yang dihasilkan. Produksi ikutan yaitu produk yang secara otomatis terbentuk pada saat menghasilkan produk primer. Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk ikutan dan primer merupakan teknologi tunggal. Produksi sampingan yaitu produk yang dihasilkan sejalan dengan produk primer tetapi menggunakan teknologi yang berbeda. Produk sampingan pada umumnya dihasilkan dalam rangka mendukung kegiatan untuk menghasilkan produk primer. Contoh perbedaan jenis produksi: Buah kelapa adalah produksi utama daun kelapanya adalah produksi ikutan dan arang dari batok kelapa adalah produksi sampingan. Produksi pertanian adalah suatu hasil panen/tangkapan yang diperoleh dari kegiatan usaha pertanian selama referensi waktu survei. Produksi yang dihasilkan dalam konsep ini meliputi produksi yang dijual dikonsumsi sendiri maupun yang diberikan kepada pihak lain. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 19

28 Produksi yang dicatat disini adalah produksi primer. Nilai produksi adalah nilai dari komoditas yang dihasilkan biasanya merupakan hasil perkalian dari kuantitas produksi dengan harga per unit komoditas tersebut. Harga per unit adalah harga produsen (farm gate) pada saat komoditas tersebut dijual. - Rincian 4: Produksi yang Dijual Isikan produksi yang dijual dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan banyaknya produksi yang dijual diisikan pada kolom (3) dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4). Produksi dijual adalah produksi yang dijual dari seluruh atau sebagian produk yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha pertanian. Jika petani melakukan sistem bagi hasil maka produksi yang dijual adalah penjumlahan dari produksi yang dijual oleh petani dan produksi untuk bagi hasil. - Rincian 5: Produksi yang dikonsumsi sendiri Isikan produksi yang dikonsumsi sendiri dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan banyaknya produksi yang dikonsumsi diisikan pada kolom (3) dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4). Produksi yang dikonsumsi sendiri adalah produksi yang digunakan untuk konsumsi sendiri di rumah tangga terpilih. - Rincian 6: Produksi yang diberikan kepada pihak lain Isikan produksi yang diberikan kepada pihak lain dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan banyaknya produksi yang diberikan pada pihak lain diisikan pada kolom (3) dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4). Produksi yang diberikan kepada pihak lain adalah produksi yang diberikan/disumbangkan kepada orang lain misalnya sanak saudara tetangga dan sebagainya. 20 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

29 - Rincian 7: Status lahan yang diusahakan: Milik Sendiri - 1 Sewa /Kontrak - 2 Lainnya - 4 Lahan yang diusahakan adalah lahan yang dikuasai dan digunakan untuk jenis komoditas yang diusahakan. Status lahan yang diusahakan dibedakan milik sendiri sewa/kontrak atau lainnya (ditanyakan per jenis komoditas). Status lahan lainnya seperti lahan gadai bengkok/lahan pelungguh lahan bebas sewa serobotan dan lahan garapan lainnya. Jika status lahan yang diusahakan adalah lainnya (berkode 4) maka isikan pada titik-titik yang ada dalam tanda kurung. Bidang lahan yang diusahakan bisa lebih dari satu karena itu statusnya juga bisa lebih dari satu (multiple). Jumlahkan kode status lahan yang diusahakan kemudian tuliskan pada kotak di sebelah kanannya. Misalnya: Pak Burhan mempunyai 3 bidang lahan yang diusahakan untuk menanam padi yaitu: - Bidang 1 dan 2 adalah milik sendiri. - Bidang 3 adalah sewa. Dalam hal ini status lahan yang diusahakan untuk menanam Padi adalah milik sendiri (kode 1) dilingkari dan sewa/kontrak (kode 2) dilingkari. Kode : = 3 maka pada kotak tuliskan kode 3. - Rincian 8: Apakah melakukan sistem bagi hasil? Lingkari 1 jika dilakukan sistem bagi hasil atau lingkari 2 jika tidak melakukan sistem bagi hasil. Jika tidak melakukan bagi hasil maka rincian 9 kosong dan lanjutkan pengisian untuk jenis komoditas berikutnya atau langsung ke Blok IV jika tidak ada lagi komoditas lain yang diusahakan dalam rumah tangga sampel. - Rincian 9: Jika Ya Berapa persen :... % Jika melakukan sistem bagi hasil isikan berapa persen petani mendapatkan bagian dari bagi hasil. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 21

30 jenis komoditas pada Blok III yang terisi harus sama dengan banyaknya jenis komoditas yang diusahakan pada Blok III.C daftar SPDT12-K. Misalnya: Cara pembayaran lahan yang disewa Pak Burhan adalah dengan sistem bagi hasil yaitu 60% untuk dirinya dan 40 % untuk pemilik lahan. Maka: Isian pada rincian 9 adalah 60 % Untuk mengisi Blok III (produksi selama setahun kalender) diperlukan Lembar Kerja Produksi (SPDT12-LKP). SPDT12-LKP ini digunakan untuk memudahkan pencacah dalam memperoleh data produksi rumah tangga selama setahun kalender. Lembar Kerja Produksi (SPDT12-LKP): Sebuah daftar yang digunakan untuk memperoleh keterangan jenis komoditas dan produksi yang dihasilkan rumahtangga dari usaha pertanian dari bulan ke bulan selama setahun kalender. Bila pencacahan dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2012 catatlah jenis komoditas dan produksi yang diperoleh dari hasil wawancara rumah tangga yang dimulai Oktober 2011 s.d. September Dalam hal ini awal bulan pencatatan dimulai dari bulan Oktober 2011 sedangkan akhir bulan pencatatan adalah bulan September Daftar SPDT12-LKP terdiri: Pengenalan Tempat : terdiri dari 7 rincian Isikan pengenalan tempat dari SPDT12-LKP sesuai dengan Blok I daftar SPDT12-K. Lembar Kerja Produksi ini terdiri dari 60 kolom yaitu: Kolom (1): No.urut Kolom (2): Jenis Komoditas Kolom (3): SatuanKolom (4) s.d.(7) Produksi bulan Oktober 2011 Kolom (4): Produksi yang dihasilkan pada bulan Oktober 2011 Kolom (5): Produksi yang dijual pada Oktober 2011 merupakan hasil produksi Oktober Isikan banyaknya dan nilainya. 22 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

31 Jika banyaknya tidak diketahui (misalnya sistem tebasan) isikan banyaknya produksi dengan cara membagi nilai produksi dengan harga pasaran per satuan Kg di daerah setempat (untuk komoditas gabah harga pasaran yang digunakan adalah harga gabah kering giling). Untuk komoditas gabah konversikan hasil produksi ke dalam Gabah Kering Giling (GKG). Dari Gabah Kering Panen (GKP) menjadi GKG konversinya adalah 82 %. Jika nilai tidak diketahui kalikan jumlah produksi dengan harga pasaran per satuan Kg di daerah setempat. Kolom (6): Produksi yang dikonsumsi sendiri pada Oktober 2011 (produk yang dikonsumsi merupakan hasil produksi Oktober 2011). Kolom (7): Produksi yang diberikan pada pihak lain pada Oktober 2011 (produk yang diberikan kepada pihak lain merupakan hasil produksi bulan Oktober 2011). Kolom (8) s.d. (11) Produksi bulan November 2011 Kolom (8): Produksi yang dihasilkan pada bulan November 2011 Kolom (9): Produksi yang dijual pada bulan November 2011 (penjualan pada bulan ini merupakan hasil produksi yang dipanen pada periode waktu survei dalam hal ini penjualan hasil produksi yang dipanen mulai Oktober 2011). Isikan banyaknya dan nilainya. Kolom (10): Produksi yang dikonsumsi sendiri pada bulan November 2011 (produk yang dikonsumsi pada bulan ini merupakan hasil produksi yang dipanen pada periode waktu survei dalam hal ini mengkonsumsi hasil produksi yang dipanen mulai Oktober 2011). Kolom (11): Produksi yang diberikan pada pihak lain pada bulan November 2011 (produk yang diberikan pada pihak lain di bulan ini merupakan hasil produksi yang dipanen pada periode waktu survei dalam hal ini memberikan hasil produksi yang dipanen mulai Oktober 2011). Untuk kolom (12) s.d (55) cara pengisian sama dengan kolom (8) s.d. (11). Kolom (56) s.d.(59) Total Produksi Selama setahun kalender Kolom (56): Kolom (56) =Kolom (4) + Kolom (8) + Kolom (12) + Kolom (16) + + Kolom (52) Kolom (57): Total produksi yang dijual selama setahun kalender. Kolom (57) = Kolom (5) + Kolom (9) + Kolom (13) + Kolom (17) + + Kolom (53) Kolom (58): Total produksi yang dikonsumsi sendiri selama setahun kalender. Kolom (58) = Kolom (6) + Kolom (10) + Kolom (14) + Kolom (18) + + Kolom(54) Kolom (59): Total produksi yang diberikan pada pihak lain selama setahun kalender. Kolom (59) = Kolom (7) + Kolom (11) + Kolom (15) + Kolom (19)+ + Kolom (55) Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 23

32 Kolom (60): Rata-rata harga satuan komoditas Kolom (60) didapat dari hasil pembagian isian nilai pada Kolom (57) dengan isian banyaknya pada Kolom (57) untuk masing-masing komoditas. Untuk pengisian baris nilai pada Kolom (56) Kolom (58) dan Kolom (59) adalah dengan mengalikan isian banyaknya pada Kolom (56) Kolom(58) dan Kolom (59) dengan Kolom (60) untuk masing-masing komoditas. Menyalin hasil rekapitulasi daftar SPDT12-LKP ke daftar SPDT12-TP Blok III Hasil rekapitulasi daftar SPDT12-LKP harus disalin ke daftar SPDT12- TP Blok III dengan cara sbb: - Kolom (2) SPDT12-LKP disalin ke daftar SPDT12-TP Blok III untuk masing-masing jenis komoditas. - Kolom (56) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP Blok III Rincian 3 Kolom (3) dan baris nilai disalin pada Kolom (4) untuk masing-masing komoditas yang sesuai. - Kolom (57) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP Blok III Rincian 4 Kolom (3) dan baris nilai disalin pada Kolom (4) untuk masing-masing komoditas yang sesuai. - Kolom (58) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP Blok III Rincian 5 Kolom (3) dan baris nilai disalin pada Kolom (4) untuk masing-masing komoditas yang sesuai. - Kolom (59) SPDT12-LKP baris banyaknya disalin ke daftar SPDT12-TP Blok III Rincian 6 Kolom (3) dan baris nilai disalin pada Kolom (4) untuk masing-masing komoditas yang sesuai. Contoh pengisian pada daftar SPDT12-TP Blok III dan SPDT12-LKP: Pak Burhan menanam padi IR-64 pada 3 lahan seluas 2 Ha 2 lahan miliknya masing-masing sebesar 06 Ha dan 09 Ha dan 1 lahan dengan sistem bagi hasil sebesar 05 Ha. Selama setahun kalender padi milik Pak Burhan telah mengalami 2 kali panen yaitu Maret 2012 dan September Panen yang pertama menghasilkan gabah 3 ton dari lahan 1 dan 2 dan 1 ton dari lahan ketiga yang merupakan lahan bagi hasil. Dari panen yang pertama ini dijual sebanyak 35 ton senilai Rp dalam bentuk GKG pada Maret 2012 sedangkan panen yang kedua menghasilkan 2 ton dari lahan 1 dan 2 dan 1 ton dari lahan ketiga. Dari 24 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

33 panen yang kedua dijual sebanyak 2 ton senilai Rp dalam bentuk GKG pada September Kemudian dia harus memberikan hasil panennya (40 %) kepada pemilik lahan dari hasil kedua panen tersebut. Pada Maret 2012 Pak Burhan menggiling gabahnya sebanyak 200 kg untuk dikonsumsi sendiri dan pada September 2012 sebanyak 200 kg. Pada September 2012 Pak Burhan memberikan gabah kepada saudaranya sebanyak 150 kg. Cara pengisian pada daftar SPDT12-TP Blok III untuk tanaman padi: Jenis komoditas: Gabah Kering (1 dari 1) karena Pak Burhan menghasilkan satu jenis komoditas yaitu gabah IR-64 dan disalin dari Kolom (2) SPDT12-LKP Frekuensi Panen: 2 Bulan Panen: Maret dan September (dilingkari). Karena luas lahan 2 Ha = m2 dan 2 kali panen maka: Rincian 1 kolom (3): Luas tanam = 2 x = m2 Rincian 2 kolom (3): Luas panen = 2 x = m2 Untuk pengisian rincian 3 s.d. rincian 6 kolom (3) dan kolom (4) disalin dari SPDT12-LKP. Pengisian SPDT12-LKP Kolom (2): Gabah Kering Kolom (3): Kg Kolom (24) baris banyaknya: Kolom (25) baris banyaknya: = dimana 400 diperoleh dari bagi hasil = 40 % x Kolom (25) baris nilai: = dimana diperoleh dari 400 x Rp (harga gabah per kg) Kolom (26) baris banyaknya: 200 Kolom (27): - Kolom (48) baris banyaknya: Kolom (49) baris banyaknya: = dimana 400 diperoleh dari bagi hasil = 40 % x Kolom (49) baris nilai: = dimana diperoleh dari 400 x Rp (harga gabah per kg) Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 25

34 Kolom (50) baris banyaknya: 200 Kolom (51) baris banyaknya: 150 Total produksi selama setahun kalender Kolom (57) baris banyaknya: Kolom (57) baris nilai: Kolom (60) rata-rata harga satuan : Rp Diperoleh dari = Kolom (57) baris nilai/ Kolom (57) baris banyaknya = Rp /6.300 = Rp Kolom (56) baris banyaknya: Kolom (56) baris nilai: diperoleh dari x Rp Kolom (58) baris banyaknya: 400 Kolom (58) baris nilai: Kolom (59) baris banyaknya: 150 Kolom (59) baris nilai: 600 Kolom (60): diperoleh dari Rp dibagi Pengisian daftar SPDT12-TP Blok III Rincian 3 kolom (3): (disalin dari SPDT12-LKP kolom (56) baris banyaknya) Rincian 3 kolom (4): (disalin dari SPDT12-LKP kolom (56) baris nilai) Rincian 4 kolom (3): (disalin dari SPDT12-LKP kolom (57) baris banyaknya) Rincian 4 kolom (4): (disalin dari SPDT12-LKP kolom (57) baris nilai) Rincian 5 kolom (3): 400 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (58) baris banyaknya) Rincian 5 kolom (4): (disalin dari SPDT12-LKP kolom (58) baris nilai) Rincian 6 kolom (3): 150 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (59) baris banyaknya) Rincian 6 kolom (4): 600 (disalin dari SPDT12-LKP kolom (59) baris nilai) Rincian 7: lingkari kode 1 dan 2 kemudian isikan 3 pada kotak. Rincian 8: lingkari kode 1 kemudian isikan 1 pada kotak. Rincian 9: tulis 60 % pada titik-titik kemudian isikan pada kotak. 26 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

35 Contoh pengisian daftar SPDT12-TP dapat dilihat dalam lampiran 3 Blok IV: Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender Blok ini digunakan untuk mencatat segala macam pengeluaran/biaya untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender. Dalam survei ini waktu panen dan penjualan hasil produksi harus berada pada referensi waktu survei (selama setahun kalender). Sedangkan pengeluaran/biaya yang dicatat adalah segala macam pengeluaran/ biaya yang digunakan untuk komoditas yang dipanen dan dijual selama setahun kalender walaupun pengeluaran/biaya tersebut dikeluarkan sebelum referensi waktu survei. Misalnya: Selama setahun kalender (Oktober September 2012) tanaman padi Pak Burhan telah mengalami dua kali panen. Panen yang pertama pada Maret 2012 dan panen yang kedua pada September Pengeluaran/biaya yang dicatat di sini adalah semua pengeluaran untuk tanaman padi yang dipanen selama setahun kalender (jumlah biaya yang dikeluarkan pada panen Maret 2012 dan panen September 2012). Termasuk pengeluaran yang dikeluarkan sebelum Oktober 2011 (untuk panen Maret 2012). Biaya pengeluaran/ongkos produksi: a. Pengeluaran/ongkos-ongkos yang dicatat adalah seluruh pengeluaran untuk usaha seperti pengeluaran untuk bibit pupuk dan obat-obatan biaya sewa dan pengeluaran lain transportasi barang modal dan upah buruh untuk usaha pertanian. b. Pengeluaran untuk usaha hanya yang berasal dari pembelian oleh rumah tangga tani tidak termasuk dari produksi sendiri maupun dari pemberian orang lain. Apabila petani membeli obat-obatan 1 botol (500 ml) tetapi baru digunakan sebagian maka yang dihitung adalah yang digunakan saja. c. Pengeluaran untuk usaha rumah tangga tani yang mempunyai beberapa jenis komoditas dicatat apa adanya besarnya pengeluaran untuk seluruh jenis komoditas dalam satu subsektor. Misalnya Pak Burhan mengusahakan Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 27

36 tanaman padi dan jagung. Untuk keperluan panen kedua jenis komoditas tersebut diperlukan pupuk urea PUSRI untuk tanaman padi sebesar 100 kg dan untuk komoditas jagung 60 kg. Maka isian untuk pengeluaran pupuk urea Pusri adalah 160 kg. Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender terdiri dari: A. Bibit/benih Rincian sub kelompok ini terdiri dari beberapa jenis bibit yaitu padi dan palawija. Biaya bibit/benih adalah biaya yang digunakan untuk membeli bibit/benih. Bibit adalah tanaman hasil proses penelitian dan pengkajian dan atau tanaman yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangkan. B. Pupuk dan Obat-obatan Pupuk dan obat-obatan/pestisida meliputi urea TSP/SP 36 KCL pupuk kandang insektisida fungisida herbisida rodentisida dan sebagainya. Biaya pupuk dan obat-obatan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli pupuk dan obat-obatan yang digunakan untuk menyuburkan tanaman dan membasmi hama-hama tanaman. Pestisida/obat-obatan adalah suatu zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama/penyakit serta tumbuhan pengganggu tanaman. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga. Misalnya: Agrolide Basudin Furadan Lebayside Phosvel Sevin Sumithian Times dsb. Fungisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan cendawan atau jamur. Contoh: Baycor Delsene Cobox Altan Moduba dsb. Herbisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan pengganggu (herba). Contoh : DMA-6 Gramoxon dll. 28 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

37 Rodentisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat. Contoh: Dekatit Fumarin Racumin Giserin Sulmurin dsb. Bakterisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan bakteri. Contoh: Agrimycin Stablex Tenamycin dsb. Akarisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan tungau. Contoh: Morestan Ornite Tedion Plictran Kelthane dsb. Nematisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan nematoda. Contoh: Basamid Vydate Sheillede dsb. Tanyakan jenis bibit pupuk dan obat-obatan yang dibeli dan telah digunakan tuliskan kualitasnya pada isian terbuka yang tersedia pada kolom (2) kemudian tuliskan banyaknya pada kolom (5) dan isikan nilainya pada kolom (6) dalam ribuan rupiah (Rp.000). Pengeluaran untuk pestisida/obat-obatan yang dituliskan pada Kolom (1) adalah jenis barangnya (bukan merknya) misalnya insektisida fungisida herbisida akarisida dsb sedangkan merknya dituliskan pada Kolom (2). Contoh pengisian Blok IV.A. dan Blok IV.B dapat dilihat didalam lampiran 3. C. Biaya Sewa Pajak & Pengeluaran lain Beberapa jenis pengeluaran ini antara lain: sewa ladang sewa sawah biaya pengairan pajak/pbb ladang pajak/pbb sawah bunga modal sewa garu dan ternak sewa traktor sewa bajak sewa alat penyemprot hama sewa gerobak sewa tresher ongkos perbaikan barang modal dan pengeluaran lainnya. Sewa lahan untuk pertanian adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan pertanian dalam jangka waktu tertentu dari pihak lain di mana besarnya sewa lahan sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Lahan untuk pertanian dapat berupa lahan sawah dan lahan ladang. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air yang biasanya ditanami padi sawah. Termasuk di sini adalah lahan rawa yang Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 29

38 ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah baik yang ditanami padi maupun palawija. Dalam survei ini yang termasuk lahan ladang adalah pekarangan huma ladang dan tegalan/kebun. Lahan sawah dapat dikelompokkan menurut jenis pengairannya: Sawah berpengairan: 1. Sawah dengan Irigasi Teknis yaitu lahan sawah berpengairan yang memperoleh pengairan dari irigasi teknis. Ciri-ciri: air dapat diatur dan diukur sampai dengan saluran tersier serta bangunannya permanen. 2. Sawah dengan Irigasi Setengah Teknis yaitu lahan sawah yang memperoleh pengairan dari irigasi setengah teknis. Ciri-ciri: air dapat diatur seluruh sistem tetapi yang dapat diukur hanya sebagian (primer/sekunder) bangunan sebagian belum permanen (sekunder/tersier) primer sudah permanen. 3. Sawah dengan Irigasi Non Teknis terdiri dari irigasi sederhana (PU) dan lainnya (Non PU). Irigasi sederhana PU adalah lahan sawah yang memperoleh pengairan dari irigasi sederhana yang sebagian jaringannya (bendungan) dibangun oleh PU. Ciri-ciri: air dapat diatur bangunanbangunannya belum/tidak permanen (mulai dari primer sampai tersier). Irigasi Lainnya (Non PU) adalah lahan sawah yang memperoleh pengairan dari system pengairan yang dikelola sendiri oleh masyarakat atau irigasi desa. Sawah tak berpengairan (bukan irigasi) adalah lahan sawah yang tidak memperoleh pengairan dari sistem irigasi tetapi tergantung pada air alam seperti: air hujan pasang surutnya air sungai/laut dan air rembesan. 30 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

39 Bila lahan yang digunakan untuk usaha pertanian adalah milik sendiri atau bebas sewa tidak perlu diperkirakan nilai sewanya. Sedangkan bila lahan yang digunakan adalah lahan bagi hasil maka harus diperkirakan nilai sewanya berdasarkan nilai bagi hasilnya untuk sewa lahan. Lahan bebas sewa misalnya: lahan milik orang tua saudara atau orang lain yang tidak dikenai biaya sewa untuk menggunakannya. Bunga Modal adalah balas jasa penggunaan uang dari bank lembaga keuangan lainnya dan perorangan sebagai modal untuk kegiatan usaha. Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan pada konsumen melalui produsen terhadap pembelian barang/jasa misalnya pajak pertambahan nilai barang dan jasa pajak bumi dan bangunan. Tanyakan banyaknya dan nilainya dalam ribuan rupiah (Rp. 000) dari sewa lahan ladang/sawah biaya pengairan pajak/pbb ladang/sawah (Ha) sewa traktor maupun pengeluaran lain yang dibayar petani kemudian isikan di kolom (5) dan kolom (6) menurut kaidah penuh tepi kanan. Contoh tentang pengisian pengeluaran Blok IV.C. Pak Burhan dapat dilihat dalam lampiran 3. D. Transportasi Biaya Transportasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk transportasi yang berkaitan dengan proses produksi. Misalnya transportasi untuk membeli bibit membeli barang modal mengangkut hasil produksi dan sebagainya. Ongkos angkut di sini adalah ongkos/biaya yang digunakan untuk membayar angkutan yang berkaitan dengan proses produksi (termasuk sewa angkutan). Bila alat transportasi yang digunakan milik sendiri maka biaya yang dikeluarkan untuk transportasi berupa: bensin solar oli ongkos perbaikan Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 31

40 ban luar mobil ban dalam mobil ban luar motor ban dalam motor dan sebagainya. Contoh: Selama setahun kalender Pak Burhan telah mengeluarkan biaya-biaya transportasi untuk usaha padinya yaitu untuk membeli bibit dia naik mobil angkutan perdesaan (ongkosnya Rp ) untuk membeli pupuk dan obat-obatan dia naik motor sendiri (membeli 20 liter bensin Rp mengganti oli Mesran 6 kali Rp dan mengganti ban dalam motor IRC 2 kali Rp ). Kemudian untuk memasarkan hasil panen dia menyewa mobil pick up milik tetangganya (sewanya Rp ). Cara Pengisian daftar SPDT12-TP Blok IV.D Subkelompok Transportasi Rincian 1 kolom(2): mobil pick up Rincian 1 kolom (6): Rincian 2 kolom (2): premium eceran Rincian 2 kolom (5): 200 Rincian 2 kolom (6): 100 Rincian 4 kolom (2): mesran Rincian 4 kolom (5): 60 Rincian 4 kolom (6): 150 Rincian 7 kolom (2): IRC Rincian 7 kolom (5): 20 Rincian 7 kolom (6): 60 E. Barang Modal Isi rincian kelompok barang modal terdiri dari beberapa jenis barang modal antara lain: tampah/nyiru karung ani-ani/ketam cangkul arit/sabit garu traktor tangan tresher golok parang bajak serta barang modal lainnya. Tanyakan banyak dan nilai barang modal dalam ribuan rupiah (Rp.000) yang dibayar petani untuk keperluan produksi yang panen dan jualnya dalam referensi waktu survei kemudian isikan di kolom (5) dan kolom (6). Barang 32 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

41 modal yang dicatat di sini adalah yang benar-benar dibeli oleh responden dengan tujuan dipakai sendiri untuk usaha pertanian. Contoh: Misalnya pada periode waktu survei (Oktober 2011-September 2012) Pak Burhan membeli peralatan pertanian sebuah ani-ani seharga Rp pada September 2012 setelah panen (setelah panen bulan September 2012). Pada September 2011 dia membeli sebuah cangkul pabrik seharga Rp buah karung Rp dan sebuah parang pandai besi Rp yang digunakan untuk panen pada Maret Maka pengisian daftar SPDT12-TP Blok IV.E adalah sebagai berikut: Rincian 2 kolom (2): goni Rincian 2 kolom (5): 100 Rincian 2 kolom (6): 50 Rincian 4 kolom (2): pabrik Rincian 4 kolom (5): 10 Rincian 4 kolom (6): 60 Rincian 8 kolom (2): pandai besi Rincian 8 kolom (5): 10 Rincian 8 kolom (6): 25 F. Upah Buruh Tani Isian pada subkelompok upah buruh ini terdiri dari: upah mencangkul upah membajak upah menanam upah merambet/menyiangi upah penjemuran upah penyemprotan upah menuai/memanen dan sebagainya. Upah yang dicatat adalah upah untuk keperluan produksi yang panen dan jualnya dalam referensi waktu survei. Kualitas upah buruh tani dapat meliputi: a. Upah Perorangan yaitu upah yang diberikan kepada buruh tani lakilaki/perempuan secara perorangan. b. Upah Borongan yaitu upah yang dibayarkan secara borongan. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 33

42 Upah mencangkul adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan pengolahan lahan dengan menggunakan cangkul. Upah membajak adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan pengolahan lahan dengan menggunakan bajak garu tenaga penggeraknya traktor atau tenaga hewan seperti sapi atau kerbau. Upah menanam adalah adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan penyiapan lahan untuk bibit penebaran benih sampai pengangkutan bibit untuk ditanam di lahan pertanian. Upah menanam termasuk upah menanam untuk penggantian tanaman yang rusak (puso). Upah merambet/menyiangi adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan kegiatan membersihkan tanaman liar seperti rumput semanggi dll. Upah menuai/memanen adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus mengerjakan kegiatan pemungutan/pemetikan hasil dari tanaman yang telah siap dipetik/dipanen. Upah memanen ini tidak termasuk ongkos angkut barang ke alat transportasi. Upah pengeringan adalah adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan pengeringan tanaman produksi. Upah pemupukan adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan pemupukan tanaman produksi. Upah Penyemprotan/OPT adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan penyemprotan/opt tanaman produksi. Upah Perontokan adalah besarnya uang dan barang yang diberikan sebagai imbalan kepada buruh tani yang khusus melakukan perontokan tanaman produksi. 34 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

43 Pada subkelompok ini terdiri dari 6 kolom yaitu : kolom (1) Nama Barang/jasa kolom (2) kualitas kolom (3) satuan kolom (4) kode kolom (5) banyaknya dan kolom (6) Nilai. Tanyakan banyaknya orang dikalikan dengan hari yang digunakan untuk kegiatan mencangkul membajak menanam menyiangi dan memanen lalu tuliskan pada kolom (5). Kemudian tanyakan upah yang dikeluarkan untuk keperluan produksi yang panen dan jualnya dalam referensi waktu survei. Upah buruh dapat berupa uang makanan minuman rokok dan bawon. Untuk upah yang berupa makanan minuman rokok dan bawon/natura harus diperkirakan nilainya. Tuliskan besarnya nilai upah buruh tersebut pada kolom (6) menurut kaidah penuh tepi kanan dalam ribuan rupiah (Rp.000). Contoh 1: Untuk usaha padi miliknya Pak Burhan memborongkan pekerjaan mencangkul selama 5 hari kepada 5 orang pekerja dengan upah borongan pada enam bulan yang lalu sebesar Rp /Ha. Selain itu setiap hari kerja ia juga menyediakan makan siang untuk tiap pekerja seharga Rp kopi Rp dan singkong goreng Rp Ia juga menyediakan rokok sehari seharga Rp Untuk pekerjaan menanam dia menyuruh Pak Sastro. Selama 2 hari menanam Pak Sastro mendapatkan upah: berupa uang Rp makan Rp kopi Rp dan rokok Rp Pada pekerjaan memanen diberikan kepada Pak Dadang dan Pak Soni dengan sistem bawon yaitu 20 % dari hasil produksi panen yang dihasilkan. Pak Dadang menghasilkan produksi 15 ton yang dikerjakan selama 5 hari dan Pak Soni menghasilkan 25 ton yang dikerjakan selama 10 hari. Selama setahun kalender hasil produksinya mencapai 4 ton harga rata-rata gabah di daerah tersebut Rp /kg. Cara Pengisian daftar SPDT12-TP Subblok IV.F Biaya Buruh Tani Rincian 1 kolom (2): borongan Rincian 1 kolom (5): 250 diperoleh dari 5 orang x 5 hari Rincian 1 kolom (6): diperoleh dari : Upah berupa uang: Rp Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 35

44 Upah berupa makanan minuman dan rokok: (Rp x 5 orang x 5 hari) + (Rp 3000 x 5 orang x 5 hari) + (Rp 3000 x 5 orang x 5 hari) + (Rp x 5 hari) Rp Rp Rp Rp = Rp Jumlah = Rp Rp = Rp Rincian 2 kolom (2): perorangan Rincian 2 kolom (5): 20 Rincian 2 kolom (6): diperoleh dari: Upah berupa uang: Rp Upah berupa makanan minuman dan rokok: Rp Rp Rp = Rp Jumlah = Rp Rincian 4 kolom (2): borongan Rincian 4 kolom (5): 150 diperoleh dari Rincian 4 kolom (6): diperoleh dari : Upah berupa uang: (20 % x kg x Rp /kg) = Rp Upah berupa makanan minuman dan rokok: - Jumlah = Rp Blok V: Catatan Blok ini disediakan untuk mencatat/menampung hal-hal yang tidak bisa ditampung/ dimasukkan ke blok lainnya yang dianggap perlu/penting oleh pencacah (KSK) Daftar SPDT12-TH (Subsektor Tanaman Hortikultura) Rumah tangga tani dicacah dengan daftar SPDT12-TH apabila rumah tangga tersebut mengusahakan jenis komoditas hortikultura yang waktu panen dan jualnya berada pada referensi waktu survei (setahun kalender) meskipun waktu penanaman berada diluar referensi waktu survei. a. Daftar ini terdiri dari 5 blok yaitu: 1. Blok I digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas mengenai lokasi/tempat pencacahan. 36 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

45 2. Blok II digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa. 3. Blok III digunakan untuk mencatat jenis komoditas luas tanam dan luas panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender. 4. Blok IV digunakan untuk mencatat pengeluaran untuk biaya produksi selama setahun kalender. 5. Blok V digunakan untuk catatan. b. Cara Pengisian : 1. Blok I dan Blok II Blok I dan II diisi sesuai dengan isian Blok I dan II daftar SPDT12-K. 2. Blok III dan IV Blok III dan IV ditanyakan pada petani dengan usaha utamanya di Subsektor Hortikultura Kegiatan usaha pertanian tanaman hortikultura meliputi : penyiapan lahan penyemaian pembibitan penanaman pemeliharaan pemanenan dan sebagainya. Batas Minimal Usaha (BMU) rumah tangga yang dikategorikan sebagai rumah tangga hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1. komoditas atau isian pada Blok III tergantung dari banyaknya jenis komoditas yang diusahakan pada daftar SPDT12-K Blok III.C. Blok III: Jenis komoditas Luas Tanam dan Luas Panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai sumber pendapatan rumah tangga pertanian yang mencakup jenis komoditas luas tanam dan luas panen yang diusahakan dan produksi selama setahun kalender dari masing-masing jenis komoditas yang diusahakan pada SPDT12-K Blok III.C. Penulisan jenis komoditas harus selengkap-lengkapnya misalnya: cabai merah cabai rawit bawang merah bawang putih labu siam labu air dsb. Tuliskan jenis komoditas pada Blok III berdasarkan jenis-jenis komoditas yang ada di SPDT12-K Blok III.C. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 37

46 Misalnya : Pada tanggal 17 Oktober 2012 Bu Dwi didatangi petugas survei SPDT12-TH sebagai responden karena mempunyai usaha bawang merah sebagai komoditas utama. Bu Dwi mempunyai usaha pertanian Hortikultura sebanyak 2 jenis komoditas yaitu bawang merah dan mangga. Maka Blok III harus diisi 2 komoditas. Komoditas 1: JENIS KOMODITAS : BAWANG MERAH (1 dari 2) Komoditas 2: JENIS KOMODITAS : MANGGA (2 dari 2) Frekuensi Panen adalah berapa kali terjadi panen dalam setahun. a. Tanaman Semusim: tanaman yang dipanen sekaligus atau berumur kurang dari 1 tahun. Frekuensi panen dihitung satu kali panen sampai tanaman dibongkar habis (misalnya cabe semangka dll). b. Tanaman Tahunan: tanaman yang berumur lebih dari 1 tahun dan bisa dipanen berkali-kali. Frekuensi panen dalam setahun adalah jumlah panen yang dilakukan dalam setahun. Tanaman seperti pisang pepaya jambu yang panennya dilakukan sepanjang tahun dengan frekuensi panen lebih dari 98 maka dituliskan 98. Bulan Panen adalah bulan saat petani melakukan panen. Jika petani melakukan panen pada bulan Januari tetapi masih ada sisa panen yang dilakukan awal Februari maka yang diisikan adalah Januari. Cara pengisian bulan panen adalah melingkari angka didepan bulan panen (boleh lebih dari satu) lalu jumlahkan angka-angka yang dilingkari dan masukkan nilainya kedalam kotak disebelah kanan. Bila Frekuensi Panen : 98 maka Bulan Panen : masukkan nilai 8888 kedalam kotak disebelah kanan. Blok III terdiri dari 4 kolom yaitu: - Kolom (1): Rincian - Kolom (2): Satuan (kode) 38 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

47 Isikan salah satu kode satuan pada kotak di Kolom (2) sesuai dengan rincian di Kolom (1). Kode 1 bila satuannya : Pohon Kode 2 bila satuannya : Rumpun Kode 3 bila satuannya : M 2 - Kolom (3): - Kolom (4): Nilai (Rp 000). Blok III terdiri atas 9 rincian yaitu: - Rincian 1: Luas Tanam/Jumlah Pohon Isikan kode satuan pada kolom (2) dan banyaknya pada kolom (3). - Rincian 2: Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan Isikan kode satuan pada Kolom (2) dan banyaknya pada kolom (3). Luas panen adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya baik tanaman tersebut cukup umur atau belum baik yang bersifat normal maupun puso. Bila selama setahun kalender suatu lahan ditanami tanaman semusim dan dipanen dua kali maka luas panen pada Blok III adalah dua kali luas lahan. Pada rincian 1 dan 2 nilai pada kolom (4) tidak perlu diisi. - Rincian 3: Produksi yang Dihasilkan Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP. - Rincian 4: Produksi yang Dijual Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP. - Rincian 5: Produksi yang dikonsumsi sendiri Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP. - Rincian 6: Produksi yang diberikan kepada pihak lain Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP. - Rincian 7: Status lahan yang diusahakan: Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP Misalnya: Bu Dwi memiliki 2 bidang lahan yang diusahakan. Satu bidang lahan seluas 1 Ha untuk tanaman bawang merah disewa dari Bapak Ilham dan 1 Ha Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 39

48 lainnya untuk usaha Mangga merupakan milik sendiri. Dalam hal ini status lahan yang diusahakan untuk jenis komoditas bawang merah adalah sewa (kode 2) dilingkari. Sedangkan untuk komoditas mangga status lahan yang dilingkari adalah milik sendiri (kode 1). - Rincian 8: Apakah melakukan sistem bagi hasil? Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP. - Rincian 9: Jika Ya Berapa persen :... % Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-TP. Untuk mengisi Blok III (produksi selama setahun kalender) diperlukan Lembar Kerja Produksi (SPDT12-LKP). Cara pengisiannya sama dengan cara pengisian daftar SPDT12-LKP untuk tanaman pangan. Blok IV: Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender Blok ini digunakan untuk mencatat segala macam pengeluaran/biaya untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender. Dalam hal ini waktu panen harus berada pada referensi waktu survei (selama setahun kalender). Untuk tanaman semusim pengeluaran/biaya yang dicatat adalah segala macam pengeluaran/biaya untuk tanaman yang dipanen selama setahun kalender walaupun pengeluaran/biaya tersebut dikeluarkan sebelum referensi waktu survei dan untuk tanaman tahunan pengeluaran yang dicatat adalah segala macam pengeluaran/biaya dalam referensi waktu survei. Cara pengisian Blok IV Daftar SPDT12-TH sama dengan Daftar SPDT12- TP. 3. Blok V: Catatan Blok ini disediakan untuk mencatat/menampung hal-hal yang tidak bisa ditampung/dimasukkan ke blok lainnya yang dianggap perlu/penting oleh pencacah (KSK). 40 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

49 4.4. Daftar SPDT12-TPR (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) Rumah tangga tani dicacah dengan daftar SPDT12-TPR apabila rumah tangga tersebut mengusahakan jenis komoditas perkebunan rakyat yang waktu panen dan jualnya berada pada referensi waktu survei (setahun kalender). a. Daftar ini terdiri dari 5 blok yaitu: 1. Blok I digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas mengenai lokasi/tempat pencacahan. 2. Blok II digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa. 3. Blok III digunakan untuk mencatat jenis komoditas luas tanam dan luas panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender. 4. Blok IV digunakan untuk mencatat pengeluaran/biaya produksi selama setahun kalender. 5. Blok V digunakan untuk catatan. b. Cara Pengisian 1. Blok I dan Blok II Blok I dan Blok II diisi sesuai dengan isian Blok I dan II Daftar SPDT12-K. 2. Blok III dan IV Blok III IV ditanyakan pada petani dengan usaha utamanya di Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kegiatan usaha pertanian tanaman perkebunan rakyat meliputi : penyiapan lahan penyemaian pembibitan penanaman pemeliharaan pemanenan dan sebagainya. Batas Minimal Usaha (BMU) rumah tangga tanaman perkebunan rakyat dapat dilihat pada Lampiran 2. Jenis komoditas perkebunan rakyat antara lain: kelapa kopi teh coklat karet tebu cengkeh tembakau daun kering kapuk lada putih/merica pala kayu manis kapas jarak jambu mete sereh vanili aren/enau kemenyan kelapa sawit pandan anyam rumput gajah akar wangi pinang murbei dan lainnya. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 41

50 Penulisan jenis komoditas harus selengkap-lengkapnya misalnya: kelapa sawit kelapa tembakau daun kering tembakau daun basah dsb. komoditas atau isian pada Blok III tergantung dari banyaknya jenis komoditas yang diusahakan pada daftar SPDT12-K Blok III.C. Blok III: Jenis komoditas Luas Tanam dan Luas Panen yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai sumber pendapatan rumah tangga pertanian yang mencakup pengusahaan jenis komoditas luas tanam dan luas panen yang diusahakan dan produksi selama setahun kalender dari masingmasing jenis komoditas yang diusahakan pada SPDT12-K Blok III.C. Tuliskan jenis komoditas pada Blok III berdasarkan jenis-jenis komoditas yang ada di SPDT12-K Blok III.C. Misalnya : Pada 17 Oktober 2012 Pak Jono didatangi petugas Survei Penyempurnaan Diagram Timbang karena ia mempunyai usaha pertanian. Pak Jono menjadi sampel SPDT12- TPR komoditas tembakau daun kering. Ia hanya mengusahakan 1 tanaman sehingga Blok III yang harus diisi hanya 1 komoditas. JENIS KOMODITAS: TEMBAKAU DAUN KERING (1 dari 1) Frekuensi Panen adalah berapa kali terjadi panen dalam setahun. Bulan Panen adalah bulan saat petani melakukan panen. Untuk pengisian frekuensi dan bulan panen sama seperti pengisian pada daftar SPDT12-TH. Blok III terdiri dari 4 kolom yaitu: - Kolom (1): Rincian - Kolom (2): Satuan (kode) Isikan salah satu kode satuan pada kotak di Kolom (2) sesuai dengan rincian di Kolom (1). Kode 1 bila satuannya : Pohon 42 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

51 Kode 2 bila satuannya : Rumpun Kode 3 bila satuannya : M 2 Kode 4 bila satuannya : Lajar Kode 5 bila satuannya : Kg Kode 6 bila satuannya : Butir - Kolom (3): - Kolom (4): Nilai (Rp 000). Blok III terdiri atas 9 rincian. Cara pengisian daftar SPDT12-TPR Blok III sama dengan pengisian daftar SPDT12-TH Blok III. Untuk mengisi Blok III (produksi selama setahun kalender) diperlukan Lembar Kerja Pembantu Produksi (SPDT12-LKP). Cara pengisian SPDT12-LKP dan memindahkannya ke Daftar SPDT12-TPR sama dengan cara pengisian SPDT12-LKP dan memindahkannya ke Daftar SPDT12-TH. Blok IV: Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender Blok ini digunakan untuk mencatat segala macam pengeluaran/biaya untuk komoditas yang dipanen selama setahun kalender. Cara pengisian Daftar SPDT12-TPR Blok IV sama dengan Daftar SPDT12-TH Blok IV. 3. Blok V : Catatan Blok lima ini disediakan satu halaman untuk mencatat/menampung hal-hal yang tidak bisa ditampung/dimasukkan ke blok lainnya yang dianggap perlu/penting oleh pencacah (KSK) Daftar SPDT12-TRK (Subsektor Peternakan) Rumah tangga tani dicacah dengan daftar SPDT12-TRK apabila rumah tangga tersebut mengusahakan jenis-jenis ternak/unggas dan selama setahun kalender produksinya pernah dijual. Peternak adalah seseorang yang melakukan usaha pemeliharaan pengembangbiakan pemungutan hasil produksi ternak/unggas dengan tujuan sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual/memperoleh keuntungan atas resiko sendiri. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 43

52 a. Daftar ini terdiri dari 5 blok yaitu: 1. Blok I digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas mengenai lokasi/tempat pencacahan. 2. Blok II digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa 3. Blok III digunakan untuk mencatat jenis ternak dan hewan yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender. 4. Blok IV digunakan untuk mencatat biaya ongkos dan pengeluaran selama setahun kalender. 5. Blok V digunakan untuk catatan. b. Cara Pengisian 1. Blok I dan Blok II: Pengenalan Tempat dan Keterangan Pencacahan Isian Blok I dan Blok II diisi sesuai dengan pengisian Blok I dan II daftar SPDT12-K. 2. Blok III dan IV Blok III dan IV ditanyakan pada petani dengan usaha di subsektor Peternakan Kegiatan usaha peternakan meliputi: pemeliharaan pengembangbiakan pemungutan hasil produksi ternak/unggas dan sebagainya. Batas Minimal Usaha (BMU) rumah tangga yang dikategorikan sebagai usaha peternakan dapat dilihat pada Lampiran 2. komoditas atau isian pada Blok III tergantung pada banyaknya jenis ternak/unggas yang diusahakan seperti yang diisikan dalam daftar SPDT12-K Blok III.C. Blok III : Jenis Ternak/Unggas yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai produksi ternak/unggas yang diusahakan serta hasilnya selama setahun kalender dari masing-masing jenis komoditas/ternak/unggas yang diusahakan pada SPDT12-K Blok III.C. 44 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

53 Jenis Kegiatan/Usaha pada subsektor peternakan: 1. Pembibitan adalah usaha pemeliharaan ternak/unggas dengan tujuan memperoleh anakan (ternak muda) dan pullet (siap bertelur). 2. Pengembangbiakan adalah usaha pemeliharaan ternak/unggas dengan tujuan memperbanyak ternak. Termasuk usaha pemeliharaan ternak/unggas dengan tujuan menghasilkan susu atau telur. 3. Penggemukan adalah usaha pemeliharaan ternak/unggas dengan tujuan meningkatkan bobot ternak/unggas dalam waktu yang relatif singkat. 4. Pengembangbiakan dan Penggemukan bila peternak melakukan kegiatan pengembangbiakan dan penggemukan sekaligus. Lama pemeliharaan ternak besar/kecil berkisar antara 3 6 bulan. Ayam ras pedaging lama pemeliharaannya antara hari. Sapi perah dikategorikan pengembangbiakan apabila yang dihasilkan/ produksinya adalah susu dan dikategorikan pembibitan apabila yang dihasilkan/produksinya adalah anakan/bakalan. Ayam ras petelur dikategorikan pengembangbiakan bila yang dihasilkan atau produksinya adalah telur dan dikategorikan pembibitan bila yang dihasilkan/produksinya adalah anak ayam. Harap berhati-hati dalam mengisi rincian mutasi ini karena kesalahan dalam menaksir nilai harga ternak/unggas di kolom nilai (kolom(4)) akan berakibat fatal pada perhitungan Nilai Produksi Penggemukan ternak/unggas pada rincian 12. Nilai ternak/unggas yang diisikan adalah nilai ternak pada saat terjadinya mutasi ternak/unggas bukan nilai ternak/unggas pada saat pencacahan. Blok III dibagi menjadi 3 subblok yaitu: a. Mutasi Ternak/Unggas (untuk sapi perah dan ayam petelur Kolom (4) tidak ditanyakan). b. Produksi Ternak/Unggas yang menghasilkan telur dan susu. c. Status Ternak/Unggas. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 45

54 A. Mutasi ternak/unggas Mutasi ternak/unggas adalah perubahan jumlah ternak/unggas yang diusahakan yang terjadi selama setahun kalender. Subblok ini dimaksudkan untuk mengetahui mutasi ternak/unggas dan memperoleh nilai produksi ternak/unggas yang dilakukan untuk penggemukan selama setahun kalender. Blok III.A. terdiri dari 4 kolom yaitu: - Kolom (1): Rincian - Kolom (2): Satuan (Ekor) - Kolom (3): - Kolom (4): Nilai (Rp 000) Khusus ternak Sapi Perah Betina dan Ayam Petelur pada Blok III.A (Mutasi Ternak) hanya dicatat banyaknya ternak pada kolom 3 sedangkan nilai produksinya dicatat pada Blok B (Produksi ternak yang menghasilkan telur dan susu). Subblok III.A ini terdiri dari 12 rincian: Rincian 1: Stok akhir (saat pencacahan) Nilai yang dimaksud adalah taksiran harga jual ternak/unggas pada kondisi saat pencacahan. Rincian 2: Penjualan Nilai yang dimaksud adalah harga jual ternak/unggas pada saat transaksi pada periode referensi waktu. Rincian 3: Pemotongan Pemotongan yang dimaksud disini adalah pemotongan ternak/unggas baik untuk tujuan dikonsumsi sendiri maupun dijual sebagian atau seluruhnya. Rincian 4: Kematian Kematian yang dimaksud disini adalah ternak/unggas karena sakit atau kecelakaan seperti ditabrak kendaraan terbenam dimakan binatang 46 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

55 buas. Mati karena dipotong/disembelih tidak termasuk dalam kategori mati tetapi termasuk kategori pemotongan. Tidak semua kematian ternak/unggas dicatat nilainya hanya ternak/unggas yang mati dan masih mempunyai nilai jual. Untuk ternak/unggas yang mati tetapi tidak mempunyai nilai jual isikan angka 0 pada nilai kolom. Rincian 5: Pengurangan Lain Pengurangan lain adalah pengurangan ternak/unggas yang disebabkan oleh: 1. Ternak/unggas yang diberikan kepada pihak lain sebagai bantuan hibah atau bagi hasil. 2. Penyerahan kembali ternak/unggas yang dibagi hasilkan kepada pemilik. 3. Ternak/unggas hilang karena dicuri atau sebab lain. Rincian 6: Jumlah Rincian 1 s.d. 5 Rincian 7: Pembelian Pembelian yang dimaksud adalah banyaknya ternak/unggas yang dibeli dan nilai yang dimaksud adalah harga pembelian ternak/unggas pada saat transaksi. Rincian 8: Kelahiran/penetasan Kelahiran/penetasan adalah lahir/menetas hidup yaitu ternak/unggas yang dilahirkan/ditetaskan hidup selama referensi waktu survei dan pada waktu dilahirkan/ditetaskan menunjukkan tanda-tanda kehidupan antara lain : jantung berdenyut bernafas dan bergerak. Kelahiran tetap dicatat walaupun pada saat pencacahan anak maupun induknya sudah tidak ada lagi (karena dijual dipotong dll). Rincian 9: Penambahan lain Penambahan lain adalah penambahan ternak/unggas selain penambahan diatas misalnya : Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 47

56 1. Ternak/unggas yang diterima dari pihak lain sebagai bantuan hibah bagi hasil (digaduhkan). 2. Penerimaan dari pengembalian ternak/unggas bagi hasil. 3. Ternak/unggas yang ditemukan. Rincian 10: Jumlah Ternak/Unggas stok Awal (setahun kalender) Jumlah Ternak/Unggas stok Awal (setahun kalender) adalah jumlah ternak/unggas yang dikuasai oleh rumah tangga setahun kalender (dihitung saat pencacahan). Contoh: Pencacahan dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2012 maka yang dimaksud setahun kalender sampai keadaan pada Oktober Penghitungan untuk kolom 3 adalah: R6-R7-R8-R9). Sedangkan untuk kolom 4 diperkirakan nilainya pada saat setahun yang lalu. Rincian 11: Jumlah Rincian 7 Rincian 9 dan Rincian 10 Rincian 12: Nilai produksi ternak/unggas adalah nilai produksi sebagai akibat pertambahan bobot/penggemukan ternak/ unggas selama setahun kalender. B. Produksi Ternak yang menghasilkan telur atau susu. Subblok ini dimaksudkan untuk mencatat jumlah produksi dan nilainya dari ternak yang menghasilkan telur dan susu. Blok III.B. terdiri dari 4 kolom yaitu: Kolom (1): Rincian Kolom (2): Satuan Kolom (3): Kolom (4): Nilai (Rp 000) Sub blok ini terdiri dari 2 rincian: Rincian 1: Hasil ternak/unggas yang diproduksi. Isikan banyaknya produksi yang dihasilkan selama setahun kalender dari ternak/unggas yang diusahakan pada Kolom (3) kode satuan pada Kolom (2) dan nilai produksinya pada Kolom (4). 48 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

57 Untuk komoditas sapi perah maksimal banyaknya hari berproduksi susu adalah 295 hari/tahun Rincian 2: Hasil ternak/unggas yang dijual. Isikan banyaknya produksi yang dijual selama setahun kalender dari ternak/unggas yang diusahakan pada Kolom (3) kode satuan pada Kolom (2) dan nilai produksinya pada Kolom (4). Contoh 1: Pak Agus memiliki lahan yang diusahakan untuk beternak. Ia menjadi responden Survei SPDT12-TRK untuk jenis komoditas utama susu sapi dan didatangi petugas pencacah lapangan tanggal 16 Oktober Jenis usaha ternak Pak Agus adalah susu sapi ayam ras pedaging dan sapi potong bali. Pada saat petugas pencacah datang Pak Agus mempunyai Sapi Perah Fries Holland (FH) sebanyak 3 ekor. Seekor di antaranya baru dia beli 5 bulan yang lalu seharga Rp Setiap hari sapi perahnya menghasilkan susu 10 liter/ekor. Dari hasil produksi susu setiap hari 1 liternya dikonsumsi sendiri. Maksimal banyaknya hari berproduksi sapi perahnya adalah 295 hari/tahun dan 2 ekor sapi perahnya yang lama memiliki masa beristirahat di tahun Setahun yang lalu dia biasa menjual susu sapi dengan harga Rp /liter namun sejak bulan Januari 2012 harganya dinaikkan menjadi Rp /liter. Cara pengisian daftar SPDT12-TRK Blok III.A: Rincian 1 Kolom (3) ( Stok Akhir): 3 Rincian 6 Kolom (3) (Jumlah (R1+R2+R3+R4+R5)): 3 Rincian 7 Kolom (3) ( Pembelian): 1 Rincian 10 Kolom (3) ( Stok Awal): 2 Seluruh Kolom (4) dalam Blok III.A tidak diisi. Nilai produksi diisikan pada Blok III.B. Cara pengisian pada Daftar SPDT12-TRK Blok III.B: Rincian 1: Hasil ternak (susu) yang diproduksi Kolom (2): kode 3 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 49

58 Kolom (3): (2 ekor x 10 liter x 295 hari) + (1 ekor x 10 liter x 153 hari) = liter liter = liter Kolom (4): Sebelum bulan Januari: (2 ekor x 10 liter x 92 hari x Rp ) = Rp Sejak bulan Januari: (2 ekor x 10 liter x 203 hari x Rp ) + (1 ekor x 10 liter x 153 hari x Rp 4.000) = Rp Rp = Rp Nilai pada Kolom (4) = Rp Rp = Rp Rincian 2: Hasil ternak (susu) yang dijual: Kolom (2): kode 3 Kolom (3): liter (1 liter x 365 hari) = Kolom (4): Diperoleh dari: Rp (92 hari x Rp hari x Rp ) = Rp Rp = Rp Contoh pengisian Daftar SPDT12-TRK Blok III.A dapat dilihat dalam Lampiran 6: Contoh 2: Kasus ayam ras pedaging Pak Agus Pada saat petugas datang Pak Agus sedang tidak memelihara ayam ras pedaging (sedang mengosongkan kandang). Selama setahun kalender Pak Agus pernah menjual ayamnya sebanyak 7 kali (siklus) dengan rata-rata 300 ekor per siklus. Berat rata-rata ayam yang dijual adalah 13 kg/ekor dan harga per kg-nya Rp Dari seluruh DOC yang pernah dipelihara (dibeli) selama setahun sebanyak 200 ekor ayam mengalami kematian. Diasumsikan selama setahun kalender tidak ada stok awal kelahiran dan penambahan lain. Harga DOC per ekor Rp Maka pengisian Pengisian daftar SPDT12-TRK Blok III.A. Mutasi Ternak untuk rumah tangga Pak Agus adalah: 50 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

59 Rincian 1 Kolom (3): = - (pengosongan kandang) Rincian 1 Kolom (4): Nilai = - Rincian 2 Kolom (3): = 300 ekor x 7 siklus = 2100 Rincian 2 Kolom (4): Nilai = Diperoleh dari : 2100 x 13 Kg x Rp = Rp Rincian 3 Kolom (3): = - Rincian 3 Kolom (4): Nilai = - Rincian 4 Kolom (3): = 200 Rincian 4 Kolom (4): Nilai = 0 Rincian 5 Kolom (3): = - Rincian 5 Kolom (4): Nilai = - Rincian 6 Kolom (3): = = Rincian 6 Kolom (4): Nilai = = Rincian 7 Kolom (3): = Diperoleh dari: 2100 (ayam dijual) (ayam yang mati) = 2300 ekor DOC. Rincian 7 Kolom (4): Nilai = Diperoleh dari: 2300 DOC x Rp = Rp Rincian 8 Kolom (3): = - Rincian 9 Kolom (3): = - Rincian 9 Kolom (4): Nilai = - Rincian 10 Kolom (3): = 0 Diperoleh dari: 2300 ekor 2300 ekor 0 0 = 0 Rincian 10 Kolom (4): Nilai = 0 Rincian 11 Kolom (4): Nilai = Diperoleh dari : Rp =Rp Rincian 12 Kolom (4): Nilai = Diperoleh dari : Rp Rp Rp Contoh pengisian Daftar SPDT12-TRK Blok III.A dapat dilihat dalam Lampiran 6: Subblok III.C Status Ternak/ Unggas Isian subblok ini adalah tentang status ternak/unggas yang diusahakan. Sublok ini terdiri dua rincian: Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 51

60 Rincian 1 : Status ternak/unggas yang diusahakan: Lingkari kode 1 jika ternak/unggas yang diusahakan adalah milik sendiri lingkari kode 2 jika melakukan bagi hasil dan lingkari kode 4 lainnya dan isikan status ternak dalam tanda kurung. Pilihan boleh lebih dari 1 kemudian jumlahkan nilai yang dilingkari dan masukkan kedalam kotak yang ada disebelah kanan. Rincian 2 : Jika melakukan sistem bagi hasil berapa persen?... % Jika kode 2 dalam rincian 1 dilingkari maka tanyakan rincian 2 tentang besarnya bagi hasil yang dilakukan dalam persen. Selain itu lanjutkan pengisian untuk jenis komoditas berikutnya atau langsung ke Blok IV jika tidak ada lagi komoditas lain yang diusahakan dalam rumah tangga sampel. Blok IV : Pengeluaran untuk ternak/unggas yang diusahakan selama setahun kalender A. Bibit/benih Isi subkelompok terdiri dari berbagai jenis bibit ternak dan hewan antara lain: ayam sapi kerbau kambing dan sebagainya. Bibit adalah semua ternak hasil proses penelitian dan pengkajian dan atau ternak yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangkan dan atau untuk berproduksi. B. Obat-obatan dan Pakan Ternak 1. Obat-obatan Obat-obatan yang ditanyakan adalah banyak dan nilainya yang berasal dari hasil pembelian dan digunakan untuk usaha ternak/unggas selama tahun kalender tidak termasuk hasil produksi sendiri dan pemberian pihak lain. Vaksinasi adalah usaha pencegahan terhadap penyakit ternak/unggas tertentu dengan memberikan/menyuntikkan vaksin (virus/kuman penyakit yang telah dilemahkan) untuk memberikan kekebalan tubuh ternak/unggas terhadap penyakit tersebut. Pengobatan adalah usaha menyembuhkan ternak/unggas yang sedang sakit dengan menggunakan obat tertentu sesuai dengan penyakitnya. 52 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

61 Biaya obat-obatan adalah biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk membeli obat-obatan (termasuk vaksin) yang digunakan untuk menyembuhkan ternak/unggas yang sedang sakit atau mencegah ternak/unggas agar tidak sakit. Jenis obat ternak/unggas yang sering dijumpai pada petani: 1. Obat-Obatan a. Anastesika / Obat bius. b. Antiseptika dan Desinfektansia. c. Antibiotika. d. Anti fungi/anti jamur. e. Anti protozoa/parasit darah. f. Antelmintika/Obat cacing. g. Ektoparasit:/obat kutu. h. Diuretika/pelancar kencing. i. Kardiovaskuler/obat jantung. j. Anti diare. k. Obat kembung. l. Anti defisiensi vitamin dan mineral. m. Analgesika anti piretika dan anti inflamasi. n. Hormon reproduksi: chorulon. Enzaprost improoestradiol. o. Hormon non reproduksi: sanabolicum. p. Obat-obat lokal: supermastikort vioform aerosol. 2. Vaksin a. Vaksin unggas. b. Vaksin ternak besar/vaksin ternak kecil. c. Vaksin hewan kesayangan. d. Serum e. Diagnostik. f. Pelarut Vaksin 3. Vitamin a. Feed additive: albac 100 bayonox chipox rhodex stafac zinc bacitrasin. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 53

62 b. Feed supplement:/vitamin dan mineral. 4. Lain-lain Biaya Inseminasi dan pemeliharaan kesehatan lainnya. 2. Pakan Ternak Pengeluaran pakan ternak/unggas disini adalah pengeluaran untuk pakan yang benar-benar telah di pakai selama setahun kalender sehingga untuk pakan yang telah dibeli tetapi belum digunakan tidak dimasukan sebagai pengeluaran pakan. Ternak yang merumput sendiri di padang rumput dan tempat lainnya atau unggas yang mencari makan sendiri di ladang/sawah dan sebagainya pakannya dianggap tidak ada. Isi rincian kelompok pakan ternak terdiri dari dedak bungkil rumput gajah makanan ternak (jagung kedelai) dan makanan jadi (konsentrat) serta pakan ternak lainnya. Pakan ternak/unggas: a. Pakan Ternak - Hijauan adalah pakan ternak yang terdiri dari rumput segar leguminosa silage hijauan kering/hay daun-daunan. - Rumput segar adalah rumput yang diberikan langsung kepada ternak tanpa melalui proses terlebih dahulu dapat berasal dari lapangan rumput atau rumput yang ditanam secara khusus seperti rumput gajah rumput benggala dan setaria. - Leguminosa adalah hijauan yang berasal dari tanaman polongan seperti lamtoro turi stylosantes dan centrosema. - Silage adalah rumput atau hijauan lainnya yang telah mengalami proses terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak untuk pengawetan dan peningkatan mutu. - Hijauan kering/hay adalah hijauan yang telah dikeringkan dahulu sebelum diberikan kepada ternak sehingga dapat disimpan lebih lama tanpa merubah nilai gizinya. 54 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

63 - Daun-daunan adalah daun-daunan yang dapat diberikan sebagai makanan ternak selain rumput dan leguminosa seperti daun nangka daun pisang daun pepaya dan daun jambu. - Limbah pertanian adalah hijauan yang berasal dari sisa-sisa hasil pertanian yang dapat dimakan ternak seperti jerami padi jerami jagung sisa tanaman kacang tanah/kedelai daun ubi kayu daun ubi jalar dan pucuk tebu. - Limbah Industri terdiri dari dedak padi dedak jagung tetes tebu menir bungkil kedelai bungkil kelapa bungkil gandum ampas tahu ampas bir ampas kelapa ampas ubi kayu dan sebagainya. - Pakan lainnya adalah pakan ternak selain diatas misalnya biji-bijian dan umbi-umbian. - Limbah rumah tangga merupakan sampah rumah tangga organik yaitu sampah yang berasal dari hijauan atau sesuatu/benda yang bisa diurai oleh mikroorganisme misalnya sisa-sisa sayuran makanan dan juga dedaunan. - Pakan buatan pabrik adalah makanan jadi yang dibuat oleh pabrik untuk ternak misalnya starter swine finisher swine dan concentrate swine. - Dedak adalah hasil sampingan dari proses penggilingan padi yang terdiri dari lapisan sebelah luar dari butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. - Bekatul adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian kecil endosperm berpati. - Ampas tahu merupakan hasil ikutan proses pembuatan tahu yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia dan unggas. - Pakan Lainnya adalah pakan ternak selain diatas misalnya bijibijian dan umbi-umbian. b. Pakan Unggas Pakan Unggas (pakan jadi dari pabrik) adalah makanan jadi yang dibuat oleh pabrik untuk unggas yang terdiri dari: Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 55

64 1) Complete Feed atau biasa disebut sebagai ransum yang terdiri dari : a. Ayam ras petelur Petelur Starter diberikan saat usia ayam 0 8 minggu Petelur Grower diberikan saat usia ayam 9 20 minggu Petelur Layer diberikan saat usia minggu b. Ayam ras pedaging Broiler Starter diberikan saat usia ayam 0 4 minggu Broiler Finisher diberikan saat usia ayam 5 8 minggu Complete Feed/Ransum merupakan jenis pakan ternak yang dapat diberikan langsung (tidak perlu dicampur dengan bahan makanan lainnya) penggunaannya. 2) Konsentrat adalah pakan unggas kemasan buatan pabrik yang dalam penggunaannya harus dicampur dengan dedak atau jagung. 3) Pakan Lainnya terdiri dari : a. Gabah b. Jagung c. Biji-bijian lainnya d. Kacang-kacangan meliputi kedelai kacang tanah kacang hijau kacang panjang kacang kecipir. e. Umbi-umbian meliputi ubi kayu ubi jalar keladi bonggol pisang. Tanyakan jenis bibit dan obat-obatan yang digunakan selama setahun kalender tuliskan kualitasnya pada isian terbuka yang tersedia pada kolom (2) kemudian tuliskan banyaknya pada kolom (5) dan isikan nilainya pada kolom (6) dalam ribuan rupiah (Rp.000). C. Biaya Sewa Pajak & Pengeluaran lain Isi subblok IV.C ini terdiri dari beberapa jenis pengeluaran yang dibayar petani untuk sewa tempat usaha sewa padang penggembalaan pajak/pbb tanah dan biaya pemacekan serta pengeluaran lainnya dalam setahun kalender. 56 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

65 Inseminasi Buatan (IB) Kawin suntik (inseminasi buatan/ib) adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun. Biaya yang dikeluarkan untuk IB adalah semen yang disuntikkan dengan satuan Dosis. Tanyakan banyak dan nilai biaya sewa pajak dan pengeluaran lain dalam ribuan rupiah (Rp 000) yang dibayar peternak dalam setahun kalender kemudian isikan di kolom (5) dan kolom (6) menurut kaidah tepi kanan. D. Transportasi Biaya Transportasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk transportasi yang berkaitan dengan proses produksi dalam setahun kalender. Misalnya transportasi untuk membeli bibit membeli barang modal mengangkut hasil produksi dan sebagainya. Ongkos angkut di sini adalah ongkos/biaya yang digunakan untuk membayar angkutan yang berkaitan dengan proses produksi (termasuk sewa angkutan). Bila alat transportasi yang digunakan milik sendiri maka biaya yang dikeluarkan untuk transportasi berupa: bensin solar oli ongkos perbaikan ban luar mobil ban dalam mobil ban luar motor ban dalam motor dan sebagainya. E. Barang Modal Isi rincian kelompok barang modal terdiri dari beberapa jenis barang modal yaitu: kandang (sapi kambing dan ayam) ember plastik pengembalaan ember kaleng papan tempat minum tempat telur tempat makan botol susu milk cauming serta barang modal lainnya. Kandang adalah suatu bangunan yang dibangun di atas tanah baik permanen maupun tidak permanen. dimaksud dengan tidak permanen adalah bangunan yang hanya terbuat dari pagar-pagar dan mempunyai atap. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 57

66 Chopper Mesin Pemotong/Perajang Rumput Mesin Perajang Rumput (Chopper Mesin Pakan Ternak) adalah alat mesin yang digunakan untuk merajang hijauan pakan ternak. Bisa juga digunakan untuk merajang batang/ranting daun nilam untuk produksi minyak nilam dengan Destilator Minyak Nilam. Mesin penetasan telur adalah alat yang dapat menetaskan telur baik secara tradisional maupun modern. Silo adalah alat/tempat penyimpanan pakan. 58 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

67 Silo merupakan tempat penyimpanan pakan (silase). Ada beberapa jenis Silo yang dapat digunakan antara lain: concrete bunker silos concrete trench silos trench silos without concrete frame plastic stack silo paper tuber silo small round-baled wrapped silo silage in black plastic bag dan silage in jumbo bag. Penggunaan silo perlu disesuaikan dengan skala usaha misalnya di Indonesia dikarenakan sekitar 80% usaha peternakan sapi perah lokal merupakan usaha peternakan sapi perah rakyat (peternak kecil) sehingga diperlukan silo untuk skala usaha yang relatif kecil. Silo simpan jagung gabah. Kapasias dari 100 sampai 5000 ton. Silo Jagung Ukuran Kecil Mesin Pencabut Bulu Unggas (Perontok bulu Ayam Burung Bebek dll) Poultry Feather Remover Mesin ini mampu mencabut bulu-bulu hewan unggas (burung ayam bebek dll) dengan optimal dan efisien. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 59

68 Alat perah susu (Milk Cauming) adalah alat khusus untuk memerah susu tidak termasuk tangan orang Fungsi : Sebagai sarana untuk memerah susu secara pneumatis dimana pemerahan dilakukan dengan membuat tekanan vakum pada penampung dan susu diperah kedalam penampung melalui unit perah. Pemerahan dengan mesin perah akan mengurangi kontak susu dengan tukang perah dan lingkungan kandang sehingga susu hasil perahan lebih bersih dan higienis. Selain itu juga jumlah sapi dan kapasitas pemerahan jauh lebih tinggi Atau secara singkat fungsi mesin perah susu ini adalah untuk memerah susu sapi perah secara cepat dan efisien serta praktis 60 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

69 Galon susu (Milk Can) adalah alat khusus yang digunakan untuk menampung susu dan biasanya terbuat dari bahan aluminium tidak termasuk ember. Fungsi : Sebagai alat untuk menampung dan menyimpan sementara susu hasil pemerahan untuk segera dikirim ke Koperasi / MCC (Milk Collecting Center) maupun ke Industri Pengolahan Susu yang jarak dan waktu tempuhnya tidak lebih 2 jam dari proses pemerahan. Alat ini berbahan stainless steel/aluminium berpenutup rapat dan umumnya berkapasitas liter. Spesifikasi : SK Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang wadah susu Tanyakan apakah selama setahun kalender ada pembelian barang modal. Bila ada isikan banyak dan nilai barang modal dalam ribuan rupiah (Rp 000) yang dibayar petani kemudian isikan di kolom (5) dan kolom (6). F. Upah Buruh Tani Isian subblok upah buruh ini terdiri dari beberapa jenis upah buruh untuk sektor peternakan yaitu upah pemeliharaan upah memungut hasil upah mencari rumput upah menggembalakan ternak dan sebagainya Upah pemeliharaan adalah upah untuk melakukan kegiatan pemeliharaan ternak/unggas seperti pemberian pakan pemberian obat-obatan menjaga areal dan sebagainya. Upah memungut hasil (pemerahan/pengambilan telur) adalah upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang khusus melakukan kegiatan pemerahan susu dan pengambilan telur. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 61

70 Upah mencari rumput adalah upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang khusus melakukan kegiatan mencari rumput. Upah mengembalakan ternak adalah upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang khusus melakukan kegiatan mengembalakan ternak. Tanyakan biaya yang harus dibayar untuk kegiatan pemeliharaan memungut hasil mencari rumput mengembalakan ternak dan sebagainya kemudian tuliskan jumlah orang dikalikan hari dalam kolom (5) dan tuliskan upah buruh setahun kalender pada kolom (6) menurut kaidah penuh tepi kanan dalam ribuan rupiah (Rp 000). 3. Blok V: Catatan Blok ini disediakan satu halaman untuk mencatat/menampung hal-hal yang tidak bisa ditampung/dimasukkan ke blok lainnya yang dianggap perlu oleh pencacah (KSK). 62 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

71 LAMPIRAN Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 63

72 . 64 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

73 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 65

74 66 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

75 Lampiran 3 : Contoh pengisian daftar SPDT12-TP dan Lembar Kerja Produksinya Pak Burhan petani padi IR-64 yangberdomisili di Desa Gampong Cot Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Ia menjadi sampel Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP subsektor tanaman pangan. Pada tanggal 16 Oktober 2012 petugas lapangan mencacah Pak Burhan dengan menggunakan daftar SPDT12-TP. Hasil wawancara tentang usaha pertanian Pak Burhan didapatkan: Pak Burhan menanam padi IR-64 pada 3 lahan seluas 2 Ha 2 lahan miliknya masing-masing sebesar 06 Ha dan 09 Ha dan 1 lahan dengan sistem bagi hasil sebesar 05 Ha. Selama setahun kalender padi milik Pak Burhan telah mengalami 2 kali panen yaitu Maret 2012 dan September Panen yang pertama menghasilkan gabah 3 ton dari lahan 1 dan 2 dan 1 ton dari lahan ketiga yang merupakan lahan bagi hasil. Dari panen yang pertama ini dijual sebanyak 35 ton senilai Rp dalam bentuk GKG pada Maret 2012 sedangkan panen yang kedua menghasilkan 2 ton dari lahan 1 dan 2 dan 1 ton dari lahan ketiga. Dari panen yang kedua dijual sebanyak 2 ton senilai Rp dalam bentuk GKG pada September Kemudian dia harus memberikan hasil panennya (40 %) kepada pemilik lahan dari hasil kedua panen tersebut. Pada Maret 2012 Pak Burhan menggiling gabahnya sebanyak 200 kg untuk dikonsumsi sendiri dan pada September 2012 sebanyak 200 kg. Pada September 2012 Pak Burhan memberikan gabah kepada saudaranya sebanyak 150 kg. Untuk pengeluaran produksinya dari hasil pembelian selama setahun kalender Pak Burhan menggunakan barang-barang sebagai berikut : - Benih padi IR-64 sebanyak 5 kg senilai Rp Pupuk urea PUSRI sebanyak 160 kg senilai Rp Membayar pajak lahan sawah miliknya sebesar 15 Ha senilai Rp Naik angkutan perdesaan untuk membeli bibit dengan ongkos Rp Bensin premium eceran motornya untuk membeli pupuk dan obat-obatan sebanyak 20 liter dengan harga Rp.5.000/liter - Mengganti oli motor MESRAN sebanyak 6 kali senilai Rp Mengganti ban dalam motor IRC sebanyak 2 kali dengan - Menyewa mobil pick up tetangganya untuk memasarkan hasil panen senilai Rp Sebuah cangkul pabrik seharga Rp Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 67

76 - 10 buah karung goni Rp Sebuah parang pandai besi senilai Rp Untuk usaha padi miliknya Pak Burhan memborongkan pekerjaan mencangkul selama 5 hari kepada 5 orang pekerja dengan upah borongan pada enam bulan yang lalu sebesar Rp /Ha. Selain itu setiap hari kerja ia juga menyediakan makan siang untuk tiap pekerja seharga Rp kopi Rp dan singkong goreng Rp Ia juga menyediakan rokok sehari seharga Rp Untuk pekerjaan menanam dia menyuruh Pak Sastro. Selama 2 hari menanam Pak Sastro mendapatkan upah: berupa uang Rp makan Rp kopi Rp dan rokok Rp Pada pekerjaan memanen diberikan kepada Pak Dadang dan Pak Soni dengan sistem bawon yaitu 20 % dari hasil produksi panen yang dihasilkan. Pak Dadang menghasilkan produksi 15 ton yang dikerjakan selama 5 hari dan Pak Soni menghasilkan 25 ton yang dikerjakan selama 10 hari. Selama setahun kalender hasil produksinya mencapai 4 ton harga rata-rata gabah di daerah tersebut Rp /kg. 68 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

77 SPDT12-LKP P E N G E N A L A N T E MP A T 1. Provinsi A CEH K a bup a ten PID IE Kecam atan SA KTI D esa /K elura ha n GA M PO N G CO T N om or U rut R um a h Ta ng g a N a m a K ep a la R um a h Ta ng g a BU RH A N 7. J enis K om od ita s U ta m a GA BA H KERIN G No. LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 GABAH KERING Kg Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 69

78 No. LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) GABAH KERING Kg No. LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) 1 GABAH KERING Kg 70 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

79 No. LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Juli 2012 Agustus 2012 September 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (40) (41) (42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (50) (51) 1 GABAH KERING No. Kg LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Total Produksi Oktober 2012 Selama Setahun Kalender Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Rata-rata harga satuan komoditas (1) (2) (3) (52) (53) (54) (55) (56) (57) (58) (59) (60) 1 GABAH KERING Kg =Rp / 6.300=Rp Catatan: Kolom (60) didapat dari hasil pembagian isian nilai pada Kolom (57) dengan isian banyaknya pada Kolom (57) untuk masing-masing komoditas. Nilai pada Kolom (56) Kolom (58) dan Kolom (59) didapat dengan mengalikan isian banyaknya pada Kolom (56) Kolom(58) kolom (59) dengan Kolom (60) untuk masingmasing komoditas. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 71

80 72 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

81 III. JENIS KOMODITAS LUAS TANAM DAN LUAS PANEN YANG DIUSAHAKAN SERTA HASILNYA SELAMA SETAHUN KALENDER (diisi Pengawas) Jenis Komodi : Gabah Kering ( 1 dari 1 ) Frekuensi Pan: 2 Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 3 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 1 9. Jika Ya Berapa persen : 60 % 6 0 (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komodi : (.. dari.. ) Frekuensi Pan: Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % (diisi Pengawas) Rincian 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komodi : (.. dari.. ) Frekuensi Pan: Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % (1) Satuan (2) (3) Nilai (Rp. 000) (4) Rincian Satuan Nilai (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Rincian Satuan Nilai (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 73

82 (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komodi : (.. dari.. ) Frekuensi Pan: Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komodi : (.. dari.. ) Frekuensi Pan: Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % (diisi Pengawas) Rincian Satuan Nilai (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komodi : (.. dari.. ) Frekuensi Pan: Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % III. LANJUTAN Rincian Satuan Nilai (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Rincian Satuan Nilai (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) 74 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

83 G 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komoditas : (.. dari.. ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komoditas : (.. dari.. ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % I H (diisi Pengawas) (diisi Pengawas) (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam M 2 2. Luas Panen M 2 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komoditas : (.. dari.. ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % III. LANJUTAN Rincian Satuan (1) Rincian Satuan Nilai (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Rincian Satuan Nilai (Rp. 000) (2) (3) (4) Nilai (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 75

84 IV. PENGELUARAN UNTUK KOMODITAS YANG DIPANEN SELAMA SETAHUN KALENDER Nama Barang/Jasa (1) Kualitas / Merk Satuan Kode (diisi Pengawas) Nilai (Rp. 000) (2) (3) (4) (5) (6) A. Bibit/Benih 1 5 1) Padi 1. Padi IR-64 Kg ) Palawija 1. Jagung Kg Kacang Tanah Kering Kg Kedelai Kg Kacang Hijau Kg B. Pupuk & Obat-obatan ) Pupuk 1. Urea PUSRI Kg TSP/SP 36 Kg ZA Kg KCL Kg NP/NPK Kg Pupuk Organik Kg ) Obat-obatan 1. Insektisida (pembasmi serangga) ml Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

85 Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk IV. LANJUTAN Satuan Kode (diisi Pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2. Fungisida (pembasmi jamur) ml Nilai (Rp. 000) 3. Herbisida (pembasmi gulma) ml Rodentisida (pembasmi hewan pengerat ) ml Bakterisida (pembasmi bakteri ) ml Akarisida (pembasmi tungau) ml C. Biaya Sewa Pajak & Pengeluaran Lain 1. Sewa Lahan Ladang Ha Sewa Lahan Sawah SURPLUS Ha Pajak/PBB Lahan Ladang Ha Pajak/PBB Lahan Sawah KLS.I Ha Biaya Pengairan Lahan Ha Sewa Garu dan Ternak Hari Sewa Traktor Tangan Hari Sewa Bajak Hari Sewa Penyemprot Hama Hari Sewa Gerobak Hari Sewa Tresher/Alat Perontok Hari Sewa Hewan Hari Bunga Modal Ongkos Perbaikan Barang Modal Kali Minyak Tanah - Liter Plastik Transparan/Mulsa Meter Tali Rafia Roll Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 77

86 IV. LANJUTAN Nama Barang/Jasa (1) Kualitas / Merk Satuan Kode (diisi Pengawas) (2) (3) (4) (5) Nilai (Rp. 000) (6) 18. Bambu Batang D. Transportasi Ongkos Angkut PICK UP 2. Bensin PREMIUM ECERAN Liter 3. Solar Liter Oli MESRAN Liter Ban Dalam Sepeda Buah Ban Luar Sepeda Buah Ban Dalam Motor IRC Buah Ban Luar Motor Buah Ban Dalam Mobil Buah Ban Luar Mobil Buah Biaya Servis Sepeda Buah Biaya Servis Motor Buah Biaya Servis Mobil Buah Onderdil Motor Buah Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

87 Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk IV. LANJUTAN Satuan Kode (diisi Pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Nilai (Rp. 000) E. Barang Modal 1. Tampah/Nyiru Buah Karung GONI Buah Keranjang Buah Cangkul PABRIK Buah Gunting Pangkas Buah Arit/sabit Buah Golok Buah Parang PANDAI BESI Buah Garpu Buah Pisau Buah Linggis Buah Ember Buah Sprayer Buah Ani-ani/Ketam Buah Garu Buah Traktor Tangan Buah Tresher Unit Bajak Buah Pompa Unit Terpal Meter Kereta Dorong Buah Kored Pembersih Rumput Buah Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 79

88 Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk IV. LANJUTAN Satuan Kode (diisi Pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Nilai (Rp. 000) F. Biaya Buruh Tani Upah Mencangkul Borongan Orang-Hari Upah Menanam Laki-laki Orang-Hari Upah Merambet/Menyiangi Orang-Hari Upah Menuai/Memanen Borongan Orang-Hari Upah Pemupukan Orang-Hari Upah Penyemprotan/Opt Orang-Hari Upah Membajak Orang-Hari Upah Perontokan Orang-Hari Upah Pengeringan Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

89 V. CATATAN Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 81

90 Lampiran 4 : Contoh pengisian daftar SPDT12-TH dan Lembar Kerja Produksinya Ibu Dwi didatangi petugas pencacah SPDT pada tanggal 17 Agustus 2012 ia menjadi responden untuk sampel komoditas utama bawang merah. Bu Dwi tinggal di desa Bubak kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah. Bu Dwi memiliki tanah seluas 2 Ha 1 Ha diusahakan untuk menanam Bawang Merah dan sebagian lainnya untuk menanam Mangga Manalagi. Anak Ibu Dwi berdagang pakaian di pasar. Selama setahun kalender (1 Oktober September 2012) tanaman bawang merah Bu Dwi telah mengalami tiga kali panen. Panen yang pertama pada Oktober 2011 menghasilkan 700 kg bawang merah dijual pada bulan itu juga sebesar 690 kg senilai Rp dan sisanya dikonsumsi sendiri. Panen kedua pada akhir Februari 2012 sebanyak 800 kg dijual pada awal Maret sebanyak 770 kg senilai Rp dikonsumsi sendiri sebanyak 10 kg dan diberikan kepada adik-adiknya sebanyak 20 kg juga pada Maret Panen ketiga bulan Juni 2012 sebanyak 500 kg bawang dijual pada bulan yang sama sebesar 440 kg senilai Rp dikonsumsi sendiri sebanyak 5 kg dan diberikan kepada tetangganya sebesar 55 kg. Panen Mangga Manalagi terjadi pada Mei 2012 menghasilkan mangga sebanyak 1 ton dan dijual seluruhnya pada bulan yang sama senilai Rp Penghasilan dari usaha pertaniannya lebih besar daripada penghasilan anaknya sebagai pedagang pakaian (70:30) dan anggota rumah tangga lainnya tidak bekerja. Pengeluaran/biaya yang dicatat untuk usaha pertanian Bu Dwi di sini adalah semua pengeluaran untuk tanaman bawang merah yang dipanen selama setahun kalender (jumlah dari pengeluaran pada panen pertama sampai panen ketiga). Termasuk pengeluaran yang dikeluarkan sebelum Oktober 2011 (untuk panen pertama). Sedangkan untuk usaha mangga manalagi yang merupakan tanaman tahunan pengeluaran yang dicatat adalah pengeluaran selama 1 tahun kalender (dalam referensi waktu survei). Biaya yang dibutuhkan untuk usaha tanaman hortikultura Bu Dwi selama 1 tahun adalah untuk membeli bibit bawang merah sebanyak 5 Rp Dia menggunakan TSP Petrokimia sebanyak 50 Rp Bu Dwi mengeluarkan biaya sewa mobil pick up untuk membawa panen bawang dan mangganya ke Pak Rio sebesar Rp Barang-barang modal yang dibeli dan digunakan Bu Dwi untuk keperluan usaha bawang dan mangganya adalah 2 buah sabit buatan pandai 82 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

91 Rp sebuah parang buatan pabrik Rp dan sebuah kereta dorong merek y seharga Rp Bu Dwi mempekerjakan Pak Yono untuk menanam dan menyiangi tanaman bawangnya. Untuk menanam diperlukan waktu selama 10 hari dengan upah uang sebesar Rp /hari dan untuk menyiangi sebanyak 12 hari dengan upah uang sebesar Rp / hari. Untuk memanen bawang merah dan mangga manalaginya Bu Dwi memborongkan kepada 5 pekerja sebesar Rp dan memakan waktu selama 7 hari. Pada bulan April 2012 dia membayar pajak untuk lahan ladang kelas I sebesar Rp Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 83

92 SPDT12-LKP PE N G E N A LA N TE MPA T 1. Provinsi JAWA TENGAH Ka bup a ten PEKA LO N GA N Kecam atan KA N D A N GSERA N G D esa /Kelura ha n BU BA K N om or U rut Rum a h Ta ng g a N a m a Kep a la Rum a h Ta ng g a D W I A RD IN I 7. Jenis Kom oditas Utam a BAWANG MERAH LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 BAWANG MERAH 2 MANGGA KG KG 84 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

93 LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Januari 2012 Februari 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Maret 2012 Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) 1 BAWANG MERAH 2 MANGGA KG KG LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) 1 BAWANG MERAH 2 MANGGA KG KG Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 85

94 LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Juli 2012 Agustus 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan September 2012 Dijual Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (40) (41) (42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (50) (51) 1 BAWANG MERAH 2 MANGGA KG KG LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Total Produksi Oktober 2012 Selama Setahun Kalender Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Rata-rata harga satuan komoditas (1) (2) (3) (52) (53) (54) (55) (56) (57) (58) (59) (60) BAWANG MERAH KG Rp MANGGA KG Rp Catatan: Kolom (60) didapat dari hasil pembagian isian nilai pada Kolom (57) dengan isian banyaknya pada Kolom (57) untuk masing-masing komoditas. Nilai pada Kolom (56) Kolom (58) dan Kolom (59) didapat dengan mengalikan isian banyaknya pada Kolom (56) Kolom(58) kolom (59) dengan Kolom (60) untuk masingmasing komoditas. 86 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

95 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 87

96 A. III. JENIS KOMODITAS LUAS TANAM DAN LUAS PANEN YANG DIUSAHAKAN SERTA HASILNYA SELAMA SETAHUN YANG LALU (diisi Pengawas) Luas Tanam/Jumlah Pohon 3 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3 Jenis Komoditas : BAWANG MERAH ( 1 dari 2 ) 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Frekuensi Panen : 0 3 Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 1 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 2 9. Jika Ya Berapa persen :. % Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) B. (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 3 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Jenis Komoditas : MANGGA MANALAGI ( 2 dari 2 ) Frekuensi Panen : 0 1 Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 1 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 2 9. Jika Ya Berapa persen :. % C (diisi Pengawas) Jenis Komoditas : (. dari. ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember Rincian Satuan Nilai (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % Kode Blok III Kolom (2) 1. Pohon 2. Rumpun 3. M 2 Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

97 D. 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan Jenis Komoditas : (. dari. ) Frekuensi Panen : 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % E. 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan Jenis Komoditas : (. dari. ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % F. (diisi Pengawas) (diisi Pengawas) (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan Jenis Komoditas : (. dari. ) Frekuensi Panen : 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % Kode Blok III Kolom (2) 1. Pohon 2. Rumpun 3. M 2 III. LANJUTAN Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 89

98 G. 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan Jenis Komoditas : (. dari. ) Frekuensi Panen : 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % H. 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan Jenis Komoditas : (. dari. ) Frekuensi Panen : 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % I. (diisi Pengawas) (diisi Pengawas) (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan Jenis Komoditas : (. dari. ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) 3. Produksi yang Dihasilkan Kg 4. Produksi yang Dijual Kg 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Kg 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen :. % Kode Blok III Kolom (2) 1. Pohon 2. Rumpun 3. M 2 III. LANJUTAN Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) 90 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

99 IV. PENGELUARAN UNTUK KOMODITAS YANG DIPANEN SELAMA SETAHUN KALENDER Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk Satuan Kode (diisi pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) Nilai (Rp. 000) (6) A. Bibit/Benih 5 0 1) Sayur-sayuran 1. Cabe. Ons Sawi Hijau. Ons Sawi Putih. Ons Bawang Merah Segar Kg Bawang Putih. Kg Kentang. Kg ) Buah-buahan 1. Jeruk. Pohon Rambutan. Pohon Mangga. Pohon Pisang. Pohon Durian. Pohon ) Tanaman Obat-Obatan 1. Jahe. Kg Kunyit. Kg Kencur. Kg Lengkuas. Kg Temulawak. Kg Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 91

100 Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk IV. LANJUTAN Satuan Kode (diisi pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Nilai (Rp. 000) B. Pupuk & Obat-obatan ) Pupuk 1. Urea. Kg TSP/SP 36 Petrokimia Kg ZA. Kg KCL. Kg NP/NPK. Kg Pupuk Organik. Kg ) Obat-obatan 1. Insektisida (pembasmi serangga) ml Fungisida (pembasmi jamur) ml Herbisida (pembasmi gulma) ml Rodentisida (pembasmi hewan pengerat) ml Bakterisida (pembasmi bakteri ) ml Akarisida (pembasmi tungau) ml C. Biaya Sewa Pajak & Pengeluaran Lain Sewa Lahan Ladang Ha Sewa Lahan Sawah Ha Pajak/PBB Lahan Ladang Kls.I Ha Pajak/PBB Lahan Sawah Ha Biaya Pengairan Lahan Ha Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

101 Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk IV. LANJUTAN Satuan Kode (diisi pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 6. Sewa Garu dan Ternak Hari Sewa Traktor Tangan Hari Sewa Bajak Hari Sewa Penyemprot Hama Hari Sewa Gerobak Hari Sewa Tresher/Alat Perontok Hari Sewa Hewan Hari Bunga Modal Ongkos Perbaikan Barang Modal Kali Minyak Tanah Liter Plastik Transparan/Mulsa Meter Tali Rafia Roll Bambu Batang Nilai (Rp. 000) D. Transportasi Ongkos Angkut Pick Up Bensin Liter Solar Liter Oli Liter Ban Dalam Sepeda Buah Ban Luar Sepeda Buah Ban Dalam Motor Buah Ban Luar Motor Buah Ban Dalam Mobil Buah Ban Luar Mobil Buah Biaya Servis Sepeda Kali Biaya Servis Motor Kali Biaya Servis Mobil Kali Onderdil Motor Buah Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 93

102 IV. LANJUTAN Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk Satuan Kode (diisi pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) Nilai (Rp. 000) (6) E. Barang Modal Tampah/Nyiru Buah Karung Buah Keranjang Buah Cangkul Buah Gunting Pangkas Buah Arit/sabit Pandai Besi Buah Golok Buah Parang Buatan Pabrik Buah Garpu Buah Pisau Buah Linggis Buah Ember Buah Sprayer Buah Ani-ani/Ketam Buah Garu Buah Traktor Tangan Buah Tresher Unit Bajak Buah Pompa Unit Terpal Meter Kereta Dorong Y Buah Kored Pembersih Rumput Buah Jaring (shadingnet ) Meter Galah Ranjang Buah Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

103 Nama Barang/Jasa Kualitas / Merk IV. LANJUTAN Satuan Kode (diisi pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Nilai (Rp. 000) F. Biaya Buruh Tani Upah Mencangkul Laki-laki Orang-Hari Upah Menanam/Menyulam Laki-laki Orang-Hari Upah Merambet/Menyiangi Borongan Orang-Hari Upah Menuai/Memanen Orang-Hari Upah Pemupukan Orang-Hari Upah Penyemprotan/OPT Orang-Hari Upah Membajak Orang-Hari Upah Perontokan Orang-Hari Upah Penjarangan Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 95

104 V. CATATAN 96 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

105 Lampiran 5 : Contoh pengisian daftar SPDT12-TPR dan Lembar Kerja Produksinya Pak Jono berdomisili di Desa Angsanah Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa Timur. Ia adalah seorang petani tembakau dengan hasil produksinya adalah tembakau daun kering. Ia menjadi responden Survei Penyempurnaan Diagram Timbang 2012 subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat untuk komoditas tembakau daun kering. Pada tanggal 17 Oktober dia didatangi petugas pencacah dan usahanya dicatat dalam daftar SPDT12-TPR. Keterangan tenntang usaha perkebunan tembakau Pak Jono adalah sebagai berikut : Pak Jono menguasai sebidang lahan seluas 1 Ha yang diusahakan untuk tanaman tembakau yang berasal dari sewa. Sistem pembayarannya adalah bagi hasil dengan pembagian (60:40). Misalkan Pak Jono selama setahun kalender hanya mengalami 1 kali panen tembakau yaitu bmei 2012 dengan hasil panen 2 ton. Dari panen tersebut dia harus memberikan hasil panennya (40 %) kepada pemilik lahan. Kemudian dia menjual seluruh bagiannya dibulan yang sama dengan nilai Rp Selama setahun kalender Pak Jono hanya mengusahakan tanaman tembakau saja. Selama setahun kalender ongkos produksi yang dikeluarkan Pak Jono adalah membeli pupuk Urea Pusri 50 Rp namun baru digunakan sebanyak 40 kg. Pak Jono memberikan bagi hasil untuk lahan sebesar 40% dan untuk mengembangkan usaha TPR-nya dia meminjam modal ke BPR setempat sebesar Rp dengan bunga 20 % per tahun. Ia mempunyai mobil pick up khusus untuk keperluan usaha TPR-nya (tembakau). Penggunaan truk tersebut untuk usaha tembakau sama banyak. Selama setahun kalender dia mengeluarkan biaya transportasi untuk usahanya: - Bensin 50 liter senilai Rp Oli Mesran 20 liter senilai Rp Ganti ban dalam mobil Kingland 2 kali senilai Rp Ganti ban luar mobil Bridgestone 1 kali senilai Rp Rp Ongkos perbaikan 2 kali senilai Rp Ketika mobilnya sedang diperbaiki dia pernah menyewa mobil pick up orang lain untuk mengangkut hasil panennya Rp Selama setahun kalender ia juga membeli dan menggunakan 2 buah ember plastik 10 liter untuk usaha TPR-nya Rp selain itu dia juga membeli 3 buah golok pandai Rp Dari ketiga golok hanya 2 buah yang digunakan untuk usaha TPR-nya sedangkan yang lain digunakan untuk keperluan di rumah. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 97

106 Selama setahun kalender Pak Jono telah membayar upah buruh tani untuk usaha TPR-nya yaitu untuk pekerjaan penyiapan lahan mencangkul diborongkan kepada 5 orang buruh dengan nilai Rp yang diselesaikan selama 3 hari sedangkan untuk pekerjaan menanam diserahkan kepada 6 orang buruh laki-laki yang dikerjakan selama 2 hari dan masing-masing mendapat upah uang Rp dan mendapat makan siang Rp Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

107 SPDT12-LKP PENGENALAN TEMPAT 1. Provinsi JAWA TIMUR Kabupaten PAMEKASAN Kecamatan PALENGAAN Desa/Kelurahan ANGSANAH Nomor Urut Rumah Tangga Nama Kepala Rumah Tangga JONO KUSUMA 7. Jenis Komoditas Utama TEMBAKAU LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) TEMBAKAU DAUN KERING KG Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 99

108 LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Januari 2012 Februari 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Maret 2012 Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) TEMBAKAU DAUN KERING KG LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) TEMBAKAU DAUN KERING KG Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

109 LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Dijual Produksi Juli 2012 Agustus 2012 Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan September 2012 Dijual Dikonsumsi sendiri SPDT12-LKP Diberikan pada Pihak Lain (1) (2) (3) (40) (41) (42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (50) (51) TEMBAKAU DAUN KERING KG LEMBAR KERJA PRODUKSI PER RUMAH TANGGA No. Jenis Komoditas Satuan Dihasilkan Produksi Total Produksi Oktober 2012 Selama Setahun Kalender Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Dihasilkan Dijual Dikonsumsi sendiri Diberikan pada Pihak Lain Rata-rata harga satuan komoditas (1) (2) (3) (52) (53) (54) (55) (56) (57) (58) (59) (60) Rp / TEMBAKAU DAUN KERING KG = Rp Catatan: Kolom (60) didapat dari hasil pembagian isian nilai pada Kolom (57) dengan isian banyaknya pada Kolom (57) untuk masing-masing komoditas. Nilai pada Kolom (56) Kolom (58) dan Kolom (59) didapat dengan mengalikan isian banyaknya pada Kolom (56) Kolom(58) kolom (59) dengan Kolom (60) untuk masingmasing komoditas. Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 101

110 102 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

111 A. III. JENIS KOMODITAS LUAS TANAM DAN LUAS PANEN YANG DIUSAHAKAN SERTA HASILNYA SELAMA SETAHUN YANG LALU (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 4 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 4 3. Produksi yang Dihasilkan 6 4. Produksi yang Dijual 6 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : TEMBAKAU DAUN KERING (1 dari 1) Frekuensi Panen : 0 1 Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 2 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 1 9. Jika Ya Berapa persen? 60% 6 0 B. (diisi Pengawas) Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember Rincian Satuan Nilai (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? C (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember Satuan Nilai (Kode) (Rp. 000) (2) (3) (4) 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? Rincian Satuan (Kode) (1) (2) (3) Rincian (1) % % Nilai (Rp. 000) (4) Kode Blok III Kolom (2) 1. Pohon 2. Rumpun 3. M 2 4. Lajar 5. Kg 6. Butir Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 103

112 D. (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? E. (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? F. (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? % III. LANJUTAN Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) % Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) % Kode Blok III Kolom (2) 1. Pohon 2. Rumpun 3. M 2 4. Lajar 5. Kg 6. Butir 104 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

113 G. (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? H. (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? I. (diisi Pengawas) 1. Luas Tanam/Jumlah Pohon 2. Luas Panen/Jumlah Tanaman Menghasilkan 3. Produksi yang Dihasilkan 4. Produksi yang Dijual 5. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri 6. Produksi yang Diberikan Kepada Pihak Lain Jenis Komoditas : (... dari... ) Frekuensi Panen : Bulan Panen : 1. Januari 2. Februari 4. Maret 8. April 16. Mei 32. Juni 64. Juli 128. Agustus 256. September 512. Oktober November Desember 7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (... ) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil? 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 9. Jika Ya Berapa persen? % III. LANJUTAN Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) % Satuan Nilai Rincian (Kode) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) % Kode Blok III Kolom (2) 1. Pohon 2. Rumpun 3. M 2 4. Lajar 5. Kg 6. Butir Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 105

114 IV. PENGELUARAN UNTUK KOMODITAS YANG DIPANEN SELAMA SETAHUN KALENDER Kode Nilai Nama Barang/Jasa Kualitas/Merk Satuan (diisi Pengawas) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Bibit/Benih 1. Kelapa... Pohon Cengkeh... Pohon Tebu Batang Tembakau... Kg Kelapa Sawit... Pohon Kopi... Kg B. Pupuk & Obat-obatan ). Pupuk 1. Urea PUSRI Kg TSP/SP Kg Z.A.... Kg K.C.L.... Kg NP/NPK... Kg Pupuk Organik... Kg ). Obat-obatan 1. Insektisida (pembasmi serangga)... ml Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

115 IV. LANJUTAN Kode Nilai Nama Barang/Jasa Kualitas/Merk Satuan (diisi Pengawas) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2. Fungisida (pembasmi jamur)... ml Herbisida (pembasmi gulma)... ml Rodentisida (pembasmi hewan pengera... ml Bakterisida (pembasmi bakteri)... ml Akarisida (pembasmi tungau)... ml Cuka Getah... ml Asam Semut... ml C. Biaya Sewa Pajak & Pengeluaran Lain Sewa Lahan Ladang SURPLUS Ha Pajak/PBB Lahan Ladang... Ha Sewa Sprayer... Hari Sewa Traktor Tangan... Hari Sewa Gudang... Bulan Sewa Hewan... Hari Biaya Servis Traktor... Kali Biaya Pengairan Lahan... Ha Bunga Modal BANK Retribusi/Pungutan Lain Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 107

116 IV. LANJUTAN Kode Nilai Nama Barang/Jasa Kualitas/Merk Satuan (diisi Pengawas) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) (5) (6) D. Transportasi Ongkos Angkut Pick Up Bensin Premium Eceran Liter Solar... Liter Oli Mesran Liter Ban Dalam Sepeda... Buah Ban Luar Sepeda... Buah Ban Dalam Motor... Buah Ban Luar Motor... Buah Ban Dalam Mobil Kingland Buah Ban Luar Mobil Brigestone Buah Biaya Servis Sepeda... Kali Biaya Servis Motor... Kali Biaya Servis Mobil Bengkel Kali Onderdil Motor... Buah E. Barang Modal Tampah/Nyiru... Buah Karung... Buah Keranjang... Buah Cangkul... Buah Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

117 IV. LANJUTAN Kode Nilai Nama Barang/Jasa Kualitas/Merk Satuan (diisi Pengawas) (Rp. 000) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 5. Gunting Pangkas... Buah Arit... Buah Golok Pandai Besi Buah Parang... Buah Garpu... Buah Pisau... Buah Linggis... Buah Ember Plastik 10 Liter Buah Sprayer... Buah Gergaji... Buah Gerobak... Buah Tangga... Buah Tali Nilon/Plastik... Buah Wadah Penampung Getah Karet... Buah F. Biaya Buruh Tani Upah Mencangkul Borongan Orang-Hari Upah Menanam Laki-laki Orang-Hari Upah Merambet/Menyiangi... Orang-Hari Upah Menuai/Memanen... Orang-Hari Upah Pemupukan... Orang-Hari Upah Pengendalian Hama/OPT... Orang-Hari Upah Penjemuran... Orang-Hari Upah Pemangkasan... Orang-Hari Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 109

118 IV. LANJUTAN Kode Nama Barang/Jasa Kualitas/Merk Satuan (diisi Pengawas) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 9. Upah Pembibitan... Orang-Hari Nilai (Rp. 000) 10. Upah Penjagaan Lahan... Orang-Hari Upah Serabutan... Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Orang-Hari Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

119 V. CATATAN Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 111

120 Lampiran 6 : Contoh pengisian daftar SPDT12-TRK Pak Agus tinggal di Desa Cigadung Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Pak Agus memiliki lahan yang diusahakan untuk beternak. Ia menjadi responden Survei SPDT12-TRK untuk jenis komoditas utama susu sapi dan didatangi petugas pencacah lapangan tanggal 16 Oktober Jenis usaha ternak Pak Agus adalah susu sapi ayam ras pedaging dan sapi potong bali. Pada saat petugas pencacah datang Pak Agus mempunyai Sapi Perah Fries Holland (FH) sebanyak 3 ekor. Seekor di antaranya baru dia beli 5 bulan yang lalu seharga Rp Setiap hari sapi perahnya menghasilkan susu 10 liter/ekor. Dari hasil produksi susu setiap hari 1 liternya dikonsumsi sendiri. Maksimal banyaknya hari berproduksi sapi perahnya adalah 295 hari/tahun dan 2 ekor sapi perahnya yang lama memiliki masa beristirahat di tahun Setahun yang lalu dia biasa menjual susu sapi dengan harga Rp /liter namun sejak bulan Januari 2012 harganya dinaikkan menjadi Rp /liter. Pada saat petugas datang Pak Agus sedang tidak memelihara ayam ras pedaging (sedang mengosongkan kandang). Selama setahun kalender Pak Agus pernah menjual ayamnya sebanyak 7 kali (siklus) dengan rata-rata 300 ekor per siklus. Berat rata-rata ayam yang dijual adalah 13 kg/ekor dan harga per kg-nya Rp Dari seluruh DOC yang pernah dipelihara (dibeli) selama setahun sebanyak 200 ekor ayam mengalami kematian. Diasumsikan selama setahun kalender tidak ada stok awal kelahiran dan penambahan lain. Harga DOC per ekor Rp Pada saat petugas datang untuk mencacah SPDT12-TRK sapi potong Pak Agus ada 5 ekor dengan nilai Rp Selama setahun kalender Pak Agus pernah menjual sapinya sebanyak 2 kali masing-masing 2 ekor dan 4 ekor dengan nilai keseluruhan Rp Pak Agus memberikan 1 ekor sapi kepada anaknya yang baru menikah dan tinggal didesa lain sebagai hadiah dengan nilai Rp Pengurangan dan penambahan lain tidak ada. Cara pengisian pada Daftar SPDT12-TRK Blok III.A. Mutasi Ternak: Rincian 1 Kolom (3) : 5 Rincian 1 Kolom (4) Nilai : Rincian 2 Kolom (3) : 6 Rincian 2 Kolom (4) Nilai : Rincian 5 Kolom (3) : 1 Rincian 5 Kolom (4) Nilai : Rincian 6 Kolom (3) : = Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

121 Rincian 6 Kolom (4) Nilai : = Rincian 10 Kolom (3) : =12 Rincian 10 Kolom (4) Nilai : Didapat dari: - 5 sapi yang pada saat pencacahan Rp saat setahun yang lalu (stok awal) karena lebih kecil usia dan berat badannya diperkirakan Rp jadi 5 sapi ini pada saat stok awal bernilai Rp sapi yang dijual senilai Rp pada saat stok awal karena lebih kecil diperkirakan bernilai Rp Seekor sapi yang diberikan kepada anaknya senilai Rp pada saat pencacahan diperkirakan bernilai Rp Jadi total nilai stok awal adalah: Rp Rp Rp = Rp Rincian 11 Kolom (4) Nilai : R(7)+R(9)+R(10)= = Rincian 12 Kolom (4) Nilai : R(6)-R(11)= = Contoh pengeluaran Pak Agus: Pengeluaran Pak Agus dari contoh komoditas susu sapi dan ayam ras pedaging adalah membeli 2300 DOC dengan Rp dan seekor Sapi Perah FH yang sudah berproduksi seharga Rp Ongkos produksi lainnya yang dikeluarkan Pak Agus untuk usaha peternakannya selama 1 tahun menggunakan : Vaksin SE sebanyak 500 ml yang dibeli dengan harga Rp Dia juga menggunakan 500 ml vitamin B-Complex yang dibeli seharga Rp Untuk pakan ternaknya ia menggunakan pakan broiler starter 511 Bravo sebanyak 40 sak yang dibeli seharga Rp /sak dan 40 sak broiler finisher 512 Bravo seharga Rp /sak (masing-masing sak berisi 50 kg) untuk sapi-sapinya dia membeli 450 kg rumput gajah senilai Rp Pengeluaran Pak Agus untuk biaya sewa pajak & pengeluaran lain adalah sebagai berikut: ia membeli 10 batang bambu untuk perbaikan kandang dengan dan untuk biaya dokter hewan sebanyak 3 Rp Untuk penjualan hasil ternahnya dia memakai mobil Pick Upnya dan menggunakan bensin sebanyak 100 liter senilai Rp Oli Mesran 24 liter senilai Rp dan 3 kali ongkos perbaikan mobil senilai Rp Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 113

122 Untuk biaya barang modal selama setahun adalah sebagai berikut: dia pernah membeli ember plastik sebanyak 3 Rp dan membeli tempat makan Cap Pioner sebanyak 2 Rp Pak Rudi adalah buruh yang bekerja pada rumah tangga Pak Agus yang berusaha pada sektor peternakan. Ia mendapat upah pemeliharaan berupa: uang Rp /hari makan Rp /hari dan rokok Rp 5.000/hari lainnya seperti beras 10 Kg sebesar Rp /bulan. Cara pengisian Blok IV.A sampai Blok IV.E usaha Pak Agus dapat dilihat dalam Lampiran 6 sedangkan cara pengisian Blok IV.F daftar SPDT12-TRK Pak Agus adalah sebagai berikut : Rincian 1 Kolom (2) Kualitas : Laki-laki Rincian 1 Kolom (5) = 365 Rincian 1 Kolom (6) Nilai = Rp Didapat dari : - Upah berupa uang = Rp x 365 hari = Rp Kolom (5) Upah Makan+Minum+Rokok+Lainnya = (Rp Rp5.000-) x 365 hari + (Rp x12) = Rp Jumlah = Rp Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12

123 Pedoman Pencacahan Produksi SPDT12 115

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK. SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK. SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN SPDT12-TP Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan 1. Rumah tangga pertanian yang menjadi responden harus memiliki

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN Subsektor Tanaman Pangan

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN Subsektor Tanaman Pangan RAHASIA SPDT15-TP Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah tangga

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN hd-1 Republik Indonesia SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan HD-1 adalah untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang diproduksi petani dan harga yang dibayar

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 RAHASIA SPDT15-TPR Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat PERHATIAN 1. Jumlah anggota

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 RAHASIA SPDT14-TPR Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat PERHATIAN 1. Jumlah anggota

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN HD-1 Republik Indonesia SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan HD-1 adalah untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang diproduksi petani dan harga yang dibayar

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Lebih terperinci

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Judul Buku : Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Kwarto (21 x 28 cm) Jumlah Halaman : v + 44 hal Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Gambar Kulit

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2015

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2015 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEMANGGUNG 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG KATA PENGANTAR Sektor pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian di Kabupaten Temanggung,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014 Katalog : 332804.15.01 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN TEGAL DAN BPS KABUPATEN TEGAL NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN Nomor Publikasi : 332804.15.01 Ukuran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 23/05/32/Th XIX, 2 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL SEBESAR 102,87 (2012=100) Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2015 SEBESAR 100,89 No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/03/53/Th. XVIII, 02 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2015 SEBESAR 101,57 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 07/02/32/Th XIX, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 SEBESAR 103,25 (2012=100)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 32/06/32/Th XIX, 2 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MEI SEBESAR 103,94 (2012=100) Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 18/04/32/Th XIX, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017 SEBESAR 102,37 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 7102019 BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710, Kotak Pos 1003 Jakarta 10010 Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax. : (021) 3857046 Homepage : http//www.bps.go.id

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2014 SEBESAR 99,90 No. 02/06/53/Th. XVII, 02 Juni 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei 2014 didasarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/10/53/Th. XIX, 03 OKTOBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) SEPTEMBER 2016 SEBESAR 102,03 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 60/11/73/Th. VIII, 3 November 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 106,52 PERSEN. NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 17/3/32/Th XVII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015 SEBESAR 105,69 (2012=100)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 48/09/32/Th XIX, 4 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS SEBESAR 105,37 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani, Harga Produsen Gabah dan Harga Beras di Penggilingan No. 58/11/32/Th. XIX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 49/12/51/Th.III, 1 Desember 2009 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2009 NILAI TUKAR PETANI BALI MENINGKAT 0,29 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi No. 02/11/5300/Th. XX, 01 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) Oktober 2017 sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) OKTOBER 2015 SEBESAR 103,39 No. 02/10/53/Th. XVIII, 02 NOVEMBER 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 36/07/51/Th. VI, 2 Juli 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JUNI 2012, NTP BALI MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN No. 059/12/14/Th. XVII, 1 Desember 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN Pada bulan November 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 58/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015 Selama September 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,50 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama September

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 36/07/32/Th XIX, 3 Juli PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI SEBESAR 104,46 (2012=100) Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 02/1/32/Th XVII, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER SEBESAR 105,16 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 32/06/51/Th. VI, 1 Juni 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. MEI 2012, NTP BALI MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 0,41 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani, Harga Produsen Gabah dan Harga Beras di Penggilingan No. 54/10/32/Th. XIX, 2 Oktober BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2016 SEBESAR 100,02 No. 02/05/53/Th. XIX, 02 MEI 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2016

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) September 2017 sebesar 103,00 artinya pendapatan petani lebih baik dibandingkan dengan pengeluarannya.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2014 SEBESAR 98,52 No. 02/05/53/Th. XVII, 02 Mei 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2014

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 03/01/51/Th. IV, 5 Januari 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. NOPEMBER 2009 NILAI TUKAR PETANI BALI MENINGKAT 0,08 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2015 SEBESAR 100,54 No. 02/05/53/Th. XVIII, 04 MEI 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 60/11/73/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 104,23 PERSEN NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan

Lebih terperinci

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 22/4/32/Th XVII, 1 April 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015 SEBESAR 105,45 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2016 SEBESAR 101,69 No. 02/02/53/Th. XIX, 01 FEBRUARI 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/11/62/Th.IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Oktober 2015 Nilai T ukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 02/01/32/Th.XIX, 3 Januari PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER SEBESAR 104,31 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2015 SEBESAR 100,89 No. 02/06/53/Th. XVIII, 01 JUNI 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2017 SEBESAR 101,19 No. 02/01/53/Th. XX, 01 Februari 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 16/03/73/Th. XI, 1 Maret 5 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI SEBESAR 101,41 PERSEN NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan Februari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2015 SEBESAR 101,16 No. 02/04/53/Th. XVIII, 01 April 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Maret

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 34/6/32/Th XVII, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2015 SEBESAR 102,48 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JULI 2015 SEBESAR 101,66 No. 02/08/53/Th. XVIII, 03 AGUSTUS 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Juli

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 04/01/73/Th. VIII, 1 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN DESEMBER 2013 SEBESAR 104,95 PERSEN. Penyajian Nilai Tukar Petani (NTP) untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JULI 2016 SEBESAR 100,46 No. 02/07/53/Th. XIX, 01 AGUSTUS 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Juli 2016

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 04/11/33/Th.III, 02 Nopember 2009 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009 NTP Umum Provinsi Jawa Tengah Bulan September 2009 tercatat sebesar 99,69

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 25/05/73/Th. XI, 2 Mei 5 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN APRIL SEBESAR 100,11 PERSEN NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan April sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/10/53/Th. XVIII, 01 OKTOBER 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) SEPTEMBER 2015 SEBESAR 102,87 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.VIII, 1 Oktober 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat 2016 ISBN: Nomor Publikasi: 76530.1701 Katalog BPS: 7102019.76 Ukuran Buku: 17 cm x 25 cm Jumlah Halaman: x + 46 halaman Naskah: Bidang Statistik Distribusi Gambar Kulit:

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,49 No. 02/12/53/Th. XVIII, 01 DESEMBER 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016 Hari Statistik Nasional, 26 September 2016 No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2016 SEBESAR 102,28, TURUN 0,84 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JUNI 2015 SEBESAR 101,71 No. 02/07/53/Th. XVIII, 01 JULI 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Juni 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 09/02/51/Th. VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JANUARI 2014, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,23 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Januari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2016 SEBESAR 100,73 No. 02/04/53/Th. XIX, 01 APRIL 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Februari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/01/53/Th. XX, 03 JANUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2016 SEBESAR 101,31 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 04/07/33/Th. III, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009 NTP Umum Provinsi Jawa Tengah Bulan Mei 2009 tercatat sebesar 97,86 atau naik 0,02

Lebih terperinci

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016 No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU NOVEMBER SEBESAR 100,83, TURUN 0,10 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada November adalah sebesar 100,83, atau turun sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 52/09/32/Th XVII, 1 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS SEBESAR 104,11 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2015 SEBESAR 102,15 No. 02/09/53/Th. XVIII, 01 SEPTEMBER 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/02/62/Th.IX, 2 Februari PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat sebesar 99,30

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 53 /09/72/Th.XVIII, 01 September 2015 Selama Agustus 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,71 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Agustus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017 No. 36/07/3327 TH VI, Juli 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PEMALANG Bulan April Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Nilai Tukar Petani (NTP) Pemalang bulan April-Juni 2017 menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017 No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017 Pada bulan Juli 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/12/62/Th.VIII, 1 Desember 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada November 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/02/53/Th. XIX, 01 MARET 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) FEBRUARI 2016 SEBESAR 101,13 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Februari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 37/07/73/Th. XI, 3 Juli PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN JUNI SEBESAR 100,54 NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan Juni sebesar 100,54;

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/01/53/Th. XVII, 02 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2014 SEBESAR 101,03 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017 No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU FEBRUARI 2017 SEBESAR 100,02, NAIK 0,45 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Februari 2017 adalah sebesar 100,02, atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 38/07/32/Th XVII, 1 Juli PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI SEBESAR 103,08 (2012=100) Nilai Tukar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 14/03/32/Th.XIX, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2017 SEBESAR 102,53 (2012=100)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 33/06/73/Th. XI, 2 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MEI SEBESAR 100,41 NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan Mei sebesar 100,41, terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) NOVEMBER 2016 SEBESAR 101,83 No. 02/12/53/Th. XIX, 01 DESEMBER 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 02/1/32/Th XVIII, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER SEBESAR 107,24 (2012=100)

Lebih terperinci

No. 02/10/81/Th.IX, 2 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,33, NAIK 0,17 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,33, atau naik sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 45/11/51/Th. IV, 5 Nopember 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2010, NTP BALI TURUN SEBESAR 0,33 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Oktober

Lebih terperinci

No. 02/10/81/Th.VIII, 3 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,52, TURUN 0,74 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,52, atau turun

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.IX, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN y BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 57/10/32/Th XVII, 1 Oktober PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER SEBESAR 105,95 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 April 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03 / 11 / 62 /Th.V, 1 November 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Oktober 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2016 SEBESAR 100,08 No. 02/06/53/Th. XIX, 01 JUNI 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei 2016 didasarkan

Lebih terperinci

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017 No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU DESEMBER SEBESAR 100,67, TURUN 0,15 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Desember adalah sebesar 100,67, atau turun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 44/08/72/Th.XVIII, 03 Agustus 2015 Selama Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,21 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Juli 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 09/02/73/Th. VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN JANUARI 2014 SEBESAR 104,98 PERSEN. Penyajian Nilai Tukar Petani (NTP) untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2013 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/01/53/Th. XVII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2013 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2013 SEBESAR 97,92 ATAU TURUN 0,18 PERSEN Nilai Tukar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/02/62/Th.X,1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Januari 2016 NTP Kalimantan Tengah tercatat sebesar 96,94 atau

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN Pada bulan Desember 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Nilai Tukar Petani Provinsi Riau No. 48/11/14/Th. XX, 1 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI RIAU Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Oktober 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau Oktober

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN No. 03/01/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN Pada bulan Desember 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Selama April 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 96,52 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama April 2015

Lebih terperinci