MEWUJUDKAN KEAMANAN PANGAN PRODUK-PRODUK UNGGULAN DAERAH. Purwiyatno Hariyadi 1
|
|
- Yulia Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEWUJUDKAN KEAMANAN PANGAN PRODUK-PRODUK UNGGULAN DAERAH Purwiyatno Hariyadi 1 Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar {basic need) manusia. Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan; karena itu kebutuhan atas pangan merupakan hak asasi manusia yang paling dasar. Artinya; selain kebutuhan dasar, pangan juga merupakan hak dasar {basic right) manusia. Karena itu, usaha pemenuhan kebutuhan pangan merupakan tangungjawab pemerintah yang mendasar terhadap rakyatnya. Disinilah muncul konsep ketahanan pangan; yang dididifinisikan sebagai suatu kondisi terpenuhinya pangan di tingkat rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik dalam jumlah mutunya, aman, merata dan terjangkau. Terdapat 4 aspek utama katahanan pangan; yaitu (i) aspek ketersediaan pangan (food availibity), (ii) aspek stabilitas ketersediaan/pasokan (stability od supplies), (iii) aspek keterjangkauan (access to supplies), dan aspek konsumsi (food utilization). Secara lebih mendasar, kondisi dan pemenuhan aspek-aspek ketahanan pangan tersebut sangat dipengaruhi oleh komitmen pemerintah; yang dinyatakan sebagai suatu komitmen sosial, buidaya, politik, dan ekonomi nasionalnya. Karena itu, analisis mendasar tentang sistem ketahanan pangan nasional suatu negara sangat terkait dengan sistim sosial, budaya, politik dan ekonomi nasionalnya pula; dimana kaitannya dengan ketahanan pangan dapat dianalisis dengan menggunakan kerangka kerja konseptual sebagaimana dikembangkan oleh Food Insecurity and Vulnerability Information and Mapping Systems (FIVIMS, Gambar 1). Dengan kata lain, sistim sosial politik dan ekonomi suatu negara; akan sangat mewarnai kondisi ketahanan pangan nasionalnya pula. Karena pentingnya faktor struktur sosial, budaya, politik dan ekonomi ini dalam menentukan ketahanan pangan, maka dalam kerangka kerja konseptual ketahanan pangan, faktor-faktor tersebut disebut sebagai faktor determinan dasar {basic determninant) bagi ketahanan pangan. 1 Prof Dr. Purwiyatno Hariyadi, MSc adalah Guru Besar Rekayasa Proses Pangan di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta, IPB, dan Direktur Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, LPPM, IPB. Ketua Umum Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) peridoe dan
2 "Peran Keamanan Pangan Produk Unggulan Dae rah Gambar 1. Kerangka Kerja Konspetual Ketahanan Pangan Nasional (FIVIMS, 2002). Menurut kerangka analisis FIVIMS (Gambar 1); bisa terlihat bahwa sebagai basic determinant; maka sistim dan struktur sosial, budaya, politik dan ekonomi yang cocok tentunya sangat ditentukan dengan kondisi sumberdaya yang ada; baik dari sudut lingkungan (termasuk lingkungan alam, lingkungan sosial, dan budaya), teknologi (termasuk kebiasaan dan praktek-praktek keseharian lainnya), dan sumberdaya manusianya. Hal ini berarti bahwa sistim dan struktur sosial, budaya, politik dan ekonomi perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan sumberdaya lokal (indigenous) yang spesifik. Sumberdaya lokal (indigenous resources) diberi batasan sebagai "set of knowledge and technology existing and developed in, arround and by specific indigenous communities (people) in an specific area (environment), Dalam konteks pangan; maka disinilah muncul peranan pangan lokal. Pangan lokal bisa didifinisikan sebagai produk pangan yang telah lama diproduksi, berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu; dimana umumnya produk tersebut diolah dari bahan baku lokal; menggunakan teknologi lokal; berdasarkan pada pengetahuan lokal pula. Selain itu, produk pangan lokal biasanya dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen lokal pula. Karena itu; sering produk lokal ini erat kaitannya dengan budaya lokal setempat. Itu sebabnya produk ini sering pula menyandang nama daerah; seperti Ceriping Magelang, Wajik Salaman, Dodol Garut, Jenang Kudus, Beras Cianjur, Talas Bogor, Mendoan Purwokerto, Gudeg Jogya, dan lain sebagainya. Jelas produk pangan lokal merupakan potensi yang luar biasa dan merupakan ciri khas daerah (Hariyadi, 2003, Hariyadi et al ). Keamanan Pangan Selain menuntut aspek indulgence, pleasure, kenikmatan dari produk pangan, konsumen tetap menghendaki aspek kesehatan dan keamanan. Karena itu, pangan lokal harus selalu dikembangkan untuk menjawab tuntutan konsumen pangan yang terus berkembang. Karena itu; pangan lokal mempunyai peranan strategis dalam pembangunan ketahanan pangan (Hariyadi, 2010). Secara umum, keamanan pangan merupakan merupakan prasyarat universal bagi mutu pangan yang baik.. Secara sederhana, dapat dirumuskan (Gambar 2) bahwa nilai pangan = (a.b).(x/y), dimana X adalah faktor-faktor mutu yang perlu ditingkatkan 2
3 (dimaksimalkan) dan Y adalah faktor mutu yang perlu diminimalkan, sedangkan (a.b) adalah faktor keamananan; yang terdiri dari keamanan rohani (kehalalan) dan keamanan jasmani. Dengan kata lain, untuk produk pangan, tidak ada artinya berbicara citarasa dan nilai gizi, atau pun sifat fungsional yang bagus, jika produk tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. Gambar 2. Faktor-faktor mutu pangan, dimana keamanan pangan merupakan prasyarat untuk pangan bermutu. Dalam prakteknya, keamanan pangan bisa dibedakan dalam dua hal besar; yaitu aman secara rohani dan aman secara teknis. Keamanan pangan secara rohani ini berhubungan dengan kepercayaan dan agama suatu masyarakat. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang beragaman Islam, maka faktor kehalalan menjadi suatu prasayarat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Adalah kewajiban produsen untuk memberikan jenis pangan yang halal bagi masyarakat konsumen muslim. Hal ini sesuai dengan definisi keamanan pangan dari UU No. 7; yang menyatakan bahwa konsumen berhak untuk terbebas dari jenis pangan yang tidak sesuai dengan keyakinan masyarakat. Referensi dan edoman produksi pangan halal ini dikeluarkan oleh dan berkonsultasi dengan lembaga formal seperti LPPOM-MUI, Keamanan pangan secara jasmani dicirikan oleh terbebasnya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Jenis-jenias bahaya (hazards) yang berpotensi membuat produk pangan tidak aman; dibagi menjadi bahaya kimia, fisik maupun mikrobiologi (Tabel 1). Beberapa contoh bahaya biologi itu misalnya mikroba patogen dapat menyebabkan orang menjadi sakit atau keracunan, sedangkan bahaya kimia dapat menimbulkan penyakit akut maupun kronis, serta bahaya fisik; misalnya adanya potongan kayu bisa mencelakakan konsumennya. Tabel 1. Jenis-jenis bahaya (hazards) Bahaya Biologi Bahaya Kimia Bahaya Fisik Virus Mikotoksin Gelas Bakteri Toksin Jamur Kayu Protozoa Toksin Kerang Batu Parasit Pestisida, Herbisida, Logam (potongan paku, biji Prion Insektisida stapler) Residu Antibiotik & Serangga hormon pertumbuhan Tulang Pupuk Plastik Logam Berat Dioxin Barang personal Kekenyalan dan ukuran produk 3
4 Menurut catatan Badan Pertanian dan Pangan AS (US-FDA) maka ancaman bahaya atas keamanan pangan ini; berturut-turut dari mulai yang paling berhaya, adalah (1) kontaminasi mikrobiologi, (2) masalah gizi salah atau malnutrisi, (3) kontaminasi bahan kimia berbahaya, (4) bahaya senyawa beracun alami dalam bahan pangan, (5) residu pestisida dan (6) pemakaian bahan tambahan pangan yang salah. Menurut catatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM, Fardiaz, 2006) selama ini ada empat masalah utama keamanan pangan, yaitu (1) pencemaran pangan oleh mikroba karena rendahnya praktek-praktek sanitasi dan higiene, (2) pencemaran pangan oleh bahan kimia berbahaya seperti residu pestisida, residu obat hewan, logam berat, mikotoksin dan sebagainya, (3) penggunaan yang salah (misuse) bahan berbahaya yang dilarang digunakan untuk pangan seperti formalin, boraks, rhodamin B, dan metanil yellow, dan (4) penggunaan melebihi batas maksimum yang diijinkan (abuse) dari bahan tambahan pangan yang sudah diatur penggunaannya oleh Badan POM. Perlu disadari bahwa upaya peningkatan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah, industri atau produsen pangan, maupun konsumen. Keamanan pangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor teknis, seperti faktorfaktor air, oksigen, ph, suhu, penanganan (benturan, gesekan), dan waktu (Gambar 3). Dengan demikian upaya peningkatan keamanan pangan bisa diartikan sebagai usaha-usaha komprehensif untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan pengaruh atau interaksi negatif faktor-faktor tersebut pada keamanan pangan. Usaha-usaha ini perlu secara sistematis dilakukan dan dikendalikan dengan baik; melalui suatu kegiatan manajemen mutu dan keamanan pangan. Secara umum, usaha-usaha menjamin keamanan pangan biasa dirumuskan dalam bentuk prosedur-prosedur operasi dan praktek-praktek penanganan dan pengolahan yang baik di sepanjang mata rantai penanganan dan pengolahan pangan. Kekuatan sistim keamanan pangan ditentukan oleh matai rantai penanganan dan pengolahan pangan yang paling lemah (Gambar 4). Oleh karena itu perlu dikembangkan sistim manajemen yang mampu memastikan diaplikasikannya praktek-praktek yang baik di setiap mata rantai pangan. Mata rantai pangan yang dimaksud merupakan suatu rantai tak putus dari mulai sektor hulu sampai ke mata rantai yang paling hilir; yaitu konsumen (Gambar 4); atau yang dikenal dengan istilah "from farm to table " atau "from farm to ford". Di sepanjang aliran bahan pada sistim agro-industri pangan, industri perlu membangun suatu kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam penangangan pangan yang merupakan prasyarat dasar untuk membangun mutu dan keamanan pangan yang baik. 4
5 PR0S1D1NG Seminar Nasional 2010 ISBN Gambar 3. Faktor-faktor yang perlu dikendalikan dalam rangka pengendalian keamanan pangan Gambar 4. Mata rantai penanganan dan pengolahan pangan yang paling kritis akan menentukan kondisi keamanan pangan. Gambar 5. Kebiasaan dan praktek-praktek yang baik di sepanjang aliran bahan pada sistim agro-industri pangan. Keamanan dan mutu produk pangan akan sangat dipengaruhi oleh aplikasi praktekpraktek yang baik (Gambar 5): termasuk praktek penanganan yang baik (good handling practices; GHP), praktek produksi yang baik (good manufacturing practices; GMP) dan praktek transportasai dan praktek distribusi yang baik (good transportation/distribution parctices). Dalam industri pangan di Indonesia dikenal adanya Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) yang dituangkan dalam bentuk peraturan Menteri Kesehatan. CPMB adalah suatu kumpulan peraturan yang menyatakan persyaratan sanitari dan pengolahan minimum yang diperlukan untuk bisa memproduksi pangan yang aman. Dituangkannya CPMB dalam bentuk peraturan ini menunjukkan suatu upaya formal pemerintah sebagai upaya menjamin keamanan pangan bagi masyarakat umum. Peraturan-peraturan (rules) umum dan "mandatory" yang harus berlaku di semua institusi yang berhubungan dengan produksi pangan, termasuk supplier, distributor, dan usaha ritel. 5
6 Upaya Peningkatan Keamanan Pangan Lokal Jelas bahwa industri pangan lokal; dengan selalu mengunggulkan kekhasan dan etnisitasnya yang tinggi; perlu selalu meningkatkan pemastian keamanan pangannya. Industri pangan lokal perlu secara sadar dapat mengembangkan praktek-praktek yang baik dalam penangangan dan pengolahan pangan dan menanamkan praktek tersebut pada semua staf dan pegawainya sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan, atau bahkan menjadi budaya kerja karyawan. Berikut adalah 6 (enam) hal teknis penting yang perlu dilakukan oleh industri pangan lokal sebagai usaha untuk meningkatkan keamanan pangan; dan dalam upaya pengembangan budaya kerja karyawan yang baik; yaitu : 1. Menghindari pencemaran/kontaminasi silang. Untuk membatasi pertumbuhan dan perkembangan mikroba, maka harus dilakukan pengendalian penyebaran mikroba tersebut. Salah satu yang hal sederhana yang selalu perlu dilakukan adalah memisahkan makanan mentah dan makanan matang. Hal sederhana ini sangat penting karena akan mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi silang; yang terjadi karena kontak makanan yang sudah matang dengan makanan yang masih mentah. Kontak demikian akan membuka peluang terjadinya pencemaran/kontaminasi silang; yaitu perpindahan mikroba dari bahan pangan yang masih mentah ke bahan pangan yang sudah matang. 2. Menjaga Kebersihan dengan program sanitasi dan higiene. Termasuk yang terpenting adalah sanitasi peralatan. Jika peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan pangan selalu dijaga kebersihannya, tidak pernah dibiarkan adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal pada mesin dan peralatan, maka itu berarti bahwa mesin dan peralatan tidak menyediakan makanan bagi mikroba untuk tumbuh. Dengan demikian, menjaga kebersihan mesin dan peralatan berarti mengurangi risiko tumbuhnya mikroba berbahaya. Yang kedua adalah Higiene Pegawai. Walaupun secara rutin telah dilakukan upaya-upaya pengendalian dengan baik, masih saja ada kemungkinan terjadinya keracunan yang disebabkan oleh produk makanan olahan. Hal ini sering disebabkan oleh mikroba patogen; yang pada umumnya ditularkan melalui pekerja setelah proses pengolahan. Karena itulah maka penting untuk mengevaluasi dan selalu menanamkan betapa pentingnya kebiasaan-kebiasan sanitasi yang baik bagi para karyawan industri. Dalam hal ini perlu selalu dievaluasi sejauh mana industri melatih dan mengawasi pegawainya untuk selalu menerapkan CPMB, atau khususnya good personal hygiene practices dan prosedur keamanan pangan lainnya. Pelaksanaan good personal hygiene practices yang baik akan memperkecil risiko bahan pangan. 3. Mengendalikan kelembaban dan/atau kadar air. Jika produk pangan merupakan produk kering atau produk yang mempunyai aktivitas air (a w ) rendah, maka bakteri tidak bisa tumbuh dengan mudah. Oleh karena itu, produk pangan kering mempunyai risiko yang lebih rendah daripada produk pangan basah. 4. Mengendalikan Keasaman atau ph. Bakteri tidak suka dengan kondisi asam. Karena itulah proses pengawetan makanan dapat dilakukan dengan menambahkan asam. Makanan berasam tinggi (mempunyai ph rendah) mempunyai risiko lebih kecil tercemar mikroba daripada makanan berasam rendah (ph tinggi). 6
7 5. Mengendalikan proses dengan baik. Salah satu parameter proses yang penting adalah waktu dan suhu. Industri yang baik harus memiliki alat kendali suhu dan waktu yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba (bakteri, kapang, dan jamur) pada makanan. Membiarkan bahan pangan terlalu lama pada daerah suhu yang berbahaya (danger zone); yaitu pada kisaran suhu 4-60 C, dapat mempercepat pertumbuhan mikroba patogen yang berbahaya. Karena itu, kendali suhu dan waktu perlu dilakukan dengan baik untuk keperluan tersebut. 6. Mengendalikan Pengujian Laboratorium. Selain secara rutin melakukan kegiatan-kegiatan pembersihan dan sanitasi untuk setiap mesin dan peralatan, industri perlu pula melakukan pengujian laboratorium, untuk memastikan bahwa sistim kendali yang dilakukannya telah mencapai sasaran yang diinginkan. Pengujian secara rutin yang disertai dengan evaluasi hasil yang baik, akan memberikan input pada manajemen risiko yang lebih baik. Perlu Kebijakan Pemerintah Daerah untuk Pengembangan Pangan Lokal Industri pangan adalah industri yang sangat kompetitif. Jelas bahwa industri pangan lokal perlu mendapatkan suntikan capacity building untuk mampu melaksanakan 6 (enam) teknis untuk peningatan keamanan pangan. Lebih dari uut; untuk berhasil dalam kompetisi yang semakain tajam -apalagi dalam tataran global- industri pangan lokal harus mampu menghadirkan produk yang sesuai dengan tuntutan konsumen. Konsumen, dengan informasi, perhatian dan kesadaran mengenai kesehatan yang semakin tinggi; selain semakain mempersyaratkan bahwa produk pangan harus aman (tidak memberikan dampak membahayakan bagi kesehatan), konsumen justru berharap produk pangan yang dikonsumsinya bisa memberikan efek positip bagi kesehatan. Kecenderungan inilah yang mendorong tumbuhnya industri pangan fungsional. Tidak hanya itu; harapan dan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan fungsional ini pun semakin tumbuh. Jelas hal ini merupakan tantangan berat bagi industri pangan. Produk pangan lokal Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan pangan lokal fungsional ini. Dengan potensi biodiversity yang luar biasa; Indonesia mampu mengembangkan diri sebagai pemain dalam industri pangan fungsional. Karena itulah maka potensi besar ini perlu dieksplorasi dan perlu dilindungi, Tidak jarang produk tradisional ini -termasuk ingridien pangan khasnya- mempunyai karakteristik unggul yang bisa saja kemudian dikembangkan dan diindustrikan oleh negara lain (Hariyadi, 2003). Contoh jelas dalam hal ini adalah untuk produk dadih; yang sudah dikembangkan di Jepang (dengan nama juga dadih). DI negara maju, perlindungan ini juga diberikan dan dipelihara oleh negara. Telah sejak tahun 1992, Uni Eropa mengembangkan sistim yang disebut sebagai PDO (Protected Designation of Origin), PGI (Protected Geographical Indication) dan TSG (Traditional Speciality Guaranteed). Tujuannya adalah untuk mempromosikan dan melindungi produk dan ingridien pangan khas daerah Eropa tertentu. Itu sebabnya; Anda boleh membuat keju seperti apa yang dilakukan oleh sekelompok orang di Yunani; tetapi Anda tidak boleh menyebut keju itu sebagai keju Feta. Nama keju Feta hanya boleh diberikan kepada keju yang dihasilkan oleh sekelompok orang di daerah tertentu di Yunani. Inilah yang disebut dengan Protected Designation of Origin. Sistim perlindungan ini berkembang dengan pesat sampai saat ini; dan terbukti mampu melindungi produk dan ingridien khas daerah. Sistim ini juga bertujuan untuk 7
8 mendorong diversifikasi produk pangan, melindungi nama dan ciri khas produk, serta menghalangi adanya produk tiruan dan imitasi; serta membantu dan memberikan informasi kepada konsumen tentang karakter khusus produk. PENUTUP Potensi kekayaan pangan lokal Indonesia sungguh sangat besar. Jelas diperlukan suatu kebijakan pemerintah untuk bisa melakukan eksplorasi dan memberikan perlidnungan bagi kekayaan daerahnya, dalam hal ini kekayaan pangannya. Pemastian keamanan pangan perlu dilakukan secara terus menerus; terutama melalui program pemerintah untuk mensosialisasikan praktek pengolahan pangan yang baik. Selain itu; diperlukan kebijakan untuk menggalakkan kegiatan penelitian, penggalian, pemahaman, penguasaan dan pengembangan pengetahuan dan teknologi pangan yang sesuai. Dengan keterlibatan semua pihak; disertai komitmen pemerintah yang kuat; maka sudah saatnya industri pangan lokal kita berkembang menjadi industri yang berdaya saing tinggi. Daftar Pustaka FIVIMS Food Insecurity and Vulnerability Information and Mapping Systems ( Hariyadi, P Pengindustrian Aneka Ragam Pangan; Menuju Ketahanan Pangan Nsional Berbasis Sumberdaya Indegenus. Di dalam "Penganekaragaman Pangan: Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah". Hariyadi, P., Krisnamurti, B dan Winarno, F.G. Eds. Forum Penganekaragaman Pangan. Jakarta. Hal Hariyadi, P., Martianto, D., Arifin, B., Wijaya, B dan Winarno, F.G Reknonstruksi Kelembagaan Sosial Penanganan dan Pencegahan Rawan Pangan dan Gizi Buruk, Prosiding Lokakartya Nasional II Penganekaragaman Pangan. Forum Kerja Penganekaragaman Pangan dan PT ISM Bogasari Flour Mills. Jakarta Hariyadi, P Beyond Food Security
Ketika saya pertama kali diminta untuk memberikan kata pengantar
Pembangunan Pertanian dan Pangan Lokal untuk Penguatan Ketahanan Pangan yang Mandiri: Sebuah Pengantar Purwiyatno Hariyadi Ketika saya pertama kali diminta untuk memberikan kata pengantar pada buku ini
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI PRODUK PANGAN LOKAL UNTUK PERCEPATAN KETAHANAN PANGAN ABSTRAK
INOVASI TEKNOLOGI PRODUK PANGAN LOKAL UNTUK PERCEPATAN KETAHANAN PANGAN Welli Yuliatmoko Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan Email korespondensi : welli@ut.ac.id ABSTRAK Potensi kekayaan
Lebih terperinciSKENARIO PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI: Untuk Peningkatan Daya Saing Produk Pangan
SKENARIO PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI: Untuk Peningkatan Daya Saing Produk Pangan Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center, dan Departement Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas
Lebih terperinciPenguatan Industri Penghasil Nilai Tambah Berbasis Potensi Lokal Peranan Teknologi Pangan untuk Kemandirian Pangan
Penguatan Industri Penghasil Nilai Tambah Berbasis Potensi Lokal Peranan Teknologi Pangan untuk Kemandirian Pangan Purwiyatno Hariyadi Southeast Asian Food & Agricultural Science and Technology (SEAFAST)
Lebih terperinciSAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food
SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food Safety Food (keamanan pangan) diartikan sebagai kondisi pangan aman untuk dikonsumsi. Safety Food secara garis besar digolongkan menjadi 2 yaitu aman
Lebih terperinciPENGANEKARAGAMAN dan KEDAULATAN PANGAN
PENGANEKARAGAMAN dan KEDAULATAN PANGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Seafast center LPPM Departemen Ilmu & Teknologi Pangan KETAHANAN PANGAN (Food Security) UU No 7 (1996) Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu
KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen masa kini lebih cerdas dan lebih menuntut, mereka mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai gizi yang tinggi, harga terjangkau, rasa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keamanan pangan memegang peranan yang sangat strategis. Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh
Lebih terperinciIsu Pengelolaan Higiene Sanitasi
Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi Makanan disekolah Lilis Nuraida dan Purwiyatno Hariyadi SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor PENDAHULUAN Kualitas SDM yang baik merupakan syarat mutlak untuk keberhasilan
Lebih terperinciOtoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah?
Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah? Purwiyatno Hariyadi 1 Majalah : SNI VALUASI Volume : Vol. 2 No.2 Tahun 2008 Halaman : 7-9 Abstrak (INA) Ide mengenai Otoritas Nasional Keamanan
Lebih terperinciAMANKAH PANGAN ANDA???
AMANKAH PANGAN ANDA??? BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan KEAMANAN PANGAN Pangan yang tidak
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciPENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA
MODUL 1 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat & Makanan Republik Indonesia bekerja sama dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Kuisioner Penyediaan telur yang aman dan berkualitas sangat diperlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Penanganan telur mulai dari sesaat setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar dalam mengulas berita tentang keamanan pangan. Ulasan berita tersebut menjadi tajuk utama, khususnya
Lebih terperinciTANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL
TANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL SEAFAST Center LPPM Dept Ilmu dan Teknologi Pangan INSTITUT PERTANIAN BOGOR Presentasi disampaikan pada acara Seminar dan Sosialisasi Program Indofood Riset Nugraha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, dimana persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. Syarat-syarat makanan yang baik diantaranya
Lebih terperinciEditorial. Keamanan Pangan, Tantangan Ganda bagi Indonesia
Editorial Keamanan Pangan, Tantangan Ganda bagi Indonesia PENGARAH Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Lebih terperinciEFEK PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KEAMANAN PANGAN DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO
EFEK PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KEAMANAN PANGAN DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
13 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia kuliner saat ini di Indonesia khususnya di Semarang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Jenis-jenis industri kuliner yang ada di Semarang sangat beraneka ragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanganan maupun pengolahan merupakan suatu cara ataupun tindakan untuk mempertahankan mutu dan kualitas bahan pangan, termasuk di sektor perikanan. Menurut data Dirjen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi merupakan hewan ternak yang menghasilkan daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK PASCA PANEN: PERMASALAHAN DAN SOLUSI (ULASAN)
KEAMANAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK PASCA PANEN: PERMASALAHAN DAN SOLUSI (ULASAN) TANTAN R. WIRADARYA Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Pangan produk peternakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. Penggemar makanan jajanan ini merata mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sehingga pedagang makanan
Lebih terperinci2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau. maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang dibutuhkan setiap waktu sehingga harus ditangani dan dikelola dengan baik dan benar agar produk
Lebih terperinciIX. PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN ASAL TERNAK DI INDONESIA
IX. PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN ASAL TERNAK DI INDONESIA Indonesia sebagai negara tropis dengan curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi merupakan lingkungan yang cocok untuk berkembangbiaknya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyediaan makanan yang sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan. Agar dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan berbagai
Lebih terperinciGMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik
GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,
Lebih terperinciMATERI III : ANALISIS BAHAYA
MATERI III : ANALISIS BAHAYA (Prinsip HACCP I) Tahap-tahap Aplikasi HACCP 1 1. Pembentukan Tim HACCP 2. Deskripsi Produk 3. Indentifikasi Konsumen Pengguna 4. Penyusunan Bagan alir proses 5. Pemeriksaan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN UMUM Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 3 yaitu pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. MAKANAN ENTERAL
II. TINJAUAN PUSTAKA A. MAKANAN ENTERAL Pemberian makanan yang tepat pada pasien akan meningkatkan kualitas hidup, mencegah malnutrisi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Ditinjau dari teksturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isi dari dasar-dasar pembangunan kesehatan di Indonesia adalah adil dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor
Lebih terperinciPENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA
PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilihan adalah faktor keamanan pangan. Dalam dunia industri. khususnya industri pangan, kontaminasi pada makanan dapat terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen semakin sadar bahwa pangan merupakan sumber utama pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral untuk menjaga
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lainnya yang
29 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Diversifikasi Pangan 2.1.1. Pengertian Pangan Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan pada beras menimbulkan masalah baru bagi pemerintah daerah karena harus menyediakan dana untuk subsidi biaya transportasi ke wilayah-wilayah terpencil. Peran
Lebih terperinciKeamanan Pangan Asal Ternak: Situasi, Permasalahan dan Prioritas Penanganannya di Tingkat Hulu
Keamanan Pangan Asal Ternak: Situasi, Permasalahan dan Prioritas Penanganannya di Tingkat Hulu Keamanan Pangan Asal Ternak: Situasi, Permasalahan dan Prioritas Penanganannya di Tingkat Hulu Penyusun:
Lebih terperinci2.2 INDUSTRI PANGAN DALAM MENUNJANG KEDAULATAN PANGAN. Pendahuluan. Oleh Purwiyatno Hariyadi
2.2 INDUSTRI PANGAN DALAM MENUNJANG KEDAULATAN PANGAN Oleh Purwiyatno Hariyadi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Pendahuluan Ketahanan pangan didefinisikan sebagai terpenuhinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahan susu. Produk susu adalah salah satu produk pangan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Cita Nasional merupakan salah satu industri yang bergerak pada olahan susu. Produk susu adalah salah satu produk pangan yang sangat mudah terkontaminasi karena kandungan
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciMODUL 2 IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA
MODUL 2 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat & Makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media pertumbuhan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.631, 2015 BPOM. Ritel Pangan. Pasar Tradisional. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN CARA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar Sikap
TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar Periode pertengahan masa kanak-kanak, yaitu anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan periode yang penting dalam kehidupan anak-anak. Walaupun pertumbuhan fisik anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan yang bergizi sangat penting untuk kebutuhan tubuh tetapi makanan yang aman atau terjamin mutunya juga sangat penting agar tidak merusak tubuh karena penularan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era modern ini, sektor industri di Indonesia terutama di bidang Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciBAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK
BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya
Lebih terperinciSanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP
Sanitasi Peralatan Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP Definisi Sanitasi Peralatan : Tujuan : membunuh mikroba vegetatif yg tinggal di permukaan
Lebih terperinciKeberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik
Prerequisite Program #7 Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan, pengendalian, deteksi kontaminasi; kontaminasi mikrobiologik, fisik, dan kimiawi Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
Lebih terperinciRegulasi Pangan di Indonesia
Regulasi Pangan di Indonesia TPPHP Mas ud Effendi Pendahuluan (1) Pangan adalah hak asasi setiap rakyat Indonesia karena pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciGambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor
KERANGKA PEMIKIRAN Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk memperoleh zat- zat yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan. Tetapi makanan yang masuk ketubuh beresiko sebagai pembawa
Lebih terperinciISBN Petunjuk Sederhana MEMPRODUKSI PANGAN YANG AMAN 2009 Dian Rakyat, Indonesia. Diterbitkan oleh DIAN RAKYAT - Jakarta Anggota IKAPI
---- ISBN 979-523-978-3 Petunjuk Sederhana MEMPRODUKSI PANGAN YANG AMAN 2009 Dian Rakyat, Indonesia Diterbitkan oleh DIAN RAKYAT - Jakarta Anggota IKAPI Manager Proyek Assc. Manager Proyek Penulis Editor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidupnya. Namun dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.
Lebih terperinciBAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN
- 18 - BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN A. PENYELENGGARAAN 1. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis a. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan/atau pengusaha/pemilik/penanggung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi
Lebih terperinciKeamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Berdasarkan PP no.28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pangan dapat di kategorikan : PANGAN SEGAR Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat
Lebih terperinciPERAN TEKNOLOGI PANGAN DALAM MEWUJUDKAN DESA MANDIRI PANGAN
PERAN TEKNOLOGI PANGAN DALAM MEWUJUDKAN DESA MANDIRI PANGAN Welli Yuliatmoko 1 Universitas Terbuka Email korespondensi : welli@ut.ac.id Abstrak Abstrak. Desa Mandiri Pangan adalah desa/kelurahan yang masyarakatnya
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian
Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang
Lebih terperinciAnalisa Mikroorganisme
19 Analisa Mikroorganisme Pemeriksaan awal terhadap 36 sampel daging ayam dan 24 sampel daging sapi adalah pemeriksaan jumlah mikroorganisme. Hasil yang diperoleh untuk rataan jumlah mikroorganisme daging
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 55 Barangsiapa dengan sengaja: a. menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
Lebih terperinciPENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA
PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA Suwardiyono 1*, Indah Hartati 1, Helmy Purwanto 2 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 1 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini perkembangan zaman yang diingiringi dengan inovasi-inovasi dalam bidang pangan khususnya. Pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk makanan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan
Lebih terperinci(3) KENALI DENGAN BAIK MANFAAT BAH AN TAMBAHAN PANGAN Ardiansyah PATPI Cabang Jakarta
(3) KENALI DENGAN BAIK MANFAAT BAH AN TAMBAHAN PANGAN Ardiansyah PATPI Cabang Jakarta Perkembangan ilmu dan teknologi pangan mengalami kemajuan yang pesat dewasa ini. Salah satu inovasi yang banyak diaplikasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
Lebih terperinciTheresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Jakarta, 10 April 2015 Outline Paparan 1. Kerangka pikir penyelenggaranaan pangan 2. Pengawasan Makanan dalam RPJMN 2015-2019 3. Gambaran
Lebih terperinciCARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK
CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1 Tinjuan Pustaka Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin kesehatan tubuh
Lebih terperinciPEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko
PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135; 0274-882262;
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung. merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan pangan (food safety) merupakan hal yang penting dari ilmu sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung berhubungan dengan
Lebih terperinci1. Pengertian Makanan
PENYEHATAN MAKANAN 1. Pengertian Makanan Makanan merupakan satu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik,
Lebih terperinciBerikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi :
Manfaat dan Bahaya Ilmu Biologi Manfaat Ilmu Biologi Berikut ini manfaat yang disumbangkan oleh biologi, antara lain : 1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada diri seseorang yang dapat diterapkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara
Lebih terperinciPengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI
Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI KEBIJAKAN PANGAN INDONESIA Kebijakan pangan merupakan prioritas
Lebih terperinciTABEL 4.2 PERUMUSAN TOPIK RISET UNGGULAN INSTITUSI
TABEL 4.2 PERUMUSAN TOPIK RISET UNGGULAN INSTITUSI KOMPETENSI ISUE STRATEGIS KONSEP PEMIKIRAN PEMECAHAN MASALAH TOPIK RISET YANG DIPERLUKAN Fakultas Kedokteran Mal Nutrisi Ketersediaan nutrisi akan menyebabkan
Lebih terperinciSTUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA
STUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciyang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini tidak jarang kita khawatir untuk mengkonsumsi makanan, hal ini akibat banyaknya pangan (makanan) yang mengandung bahan-bahan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasonal. Indonesia terus melakukan upaya meningkatkan sektor pertanian untuk menghasilkan produk yang bermutu. Kemajuan
Lebih terperinciIII. PENGUATAN SISTEN PANGAN LOWL
Prosiding Focus Gmup Di~uss~bn Kenaikan Harga BBM dan Pencapaian MDGs III. PENGUATAN SISTEN PANGAN LOWL Puwlyatno Ha~yadi DireMur Southeast Asian Food & Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa ketahanan
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinci