BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembang Anak Prasekolah 1. Defenisi Tumbuh Kembang 1.1 Defenisi Pertumbuhan Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda, namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2008, hlm.109). 1.2 Defenisi Perkembangan Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran (Wong,2008, hlm.109). 1.3 Pertumbuhan Anak Prasekolah Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan fisik, khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat, dan lain-lain. Sedangkan pada pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya rata-rata akan mencapai 6,75-7,5 cm setiap tahunnya (Hidayat, 2009, hlm. 25). 6

2 7 1.4 Konsep Perkembangan Anak Prasekolah Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu dapat usia 2-6 tahun, perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting (Fikriyanti, 2013, hlm.18). 2. Teori-Teori Perkembangan 2.1 Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget) Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-perubahan yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses yang urutannya melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan fase operasional formal (>11 tahun) (Wong, 2008, hlm 118). Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam fase praoperasional, fase pra-operasional anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak (Wong, 2008, hlm 119). 2.2.Teori Perkembangan Psikososial (Erikson) Menurut Santrock (2011), Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak harus melewati beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus

3 8 rasa bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117). Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk dalam tahap perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak mulai mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak menapat dukungan dari orang tuanya untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Wong, 2008, hlm 118) Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud) Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala kesenangan seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun) ((Wong, 2008, hlm 117). Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam tahap phalilc, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu tentang perbedaan tersebut (Wong, 2008, hlm 117).

4 9 2.4.Teori Perkembangan Moral (Kohlberg) Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional (orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi instrumental bijak), tahap konvensional, tahap pasca konvensional (orientasi kontak sosial) (Wong, 2008, hlm 119). Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008, hlm. 120) 3. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan rangkaian dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu di kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas kebawah, perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut prinsip ini, contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas sebelum meeraka menggunakan tubuh bagian bawahnya. Prinsip proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan perkembangan bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak belajar

5 10 mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat dengan bagian tengah tubuh) abru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki ( Papalia, dkk, 2010, hlm 170) 4. Aspek Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan 3.1 Aspek Pertumbuhan Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri, pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal (Hidayat, 2011, hlm 37). 3.2 Aspek perkembangan a. Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock, 2011, hlm 210). Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain (Hidayat, 2009, hlm.25). b. Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang memerlukan

6 11 koordinasi yang cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm. 316). Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang, mampu menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya (Hidayat, 2009, hlm.26). c. Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada perkembangan bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar, menyebut satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan sebagainya (Hidayat, 2009, hlm.26). d. Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat berrmain dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya, menangis jika dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya (Hidayat, 2009, hlm.26) Untuk menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan adalah dengan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, kemudian melakukan tes skrining perkembangan anak (Hidayat, 2009, hlm. 38). 5. Tahap Perkembangan Anak Prasekolah Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun periode ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk

7 12 sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih luas, memulai konsep diri, perkembangan motorik berlangsung terus menerus ditandai keterampilan motorik seperti berjalan, berlari dan melompat. 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Menurut Hidayat (2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. a. Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. b. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin, pengunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga. nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan. Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain. somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartigo dan sistem skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid

8 13 menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen selanjutnya hormon tersebut menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya. B. Stimulasi, Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Prasekolah 1. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah atau yang merupakan orang terdekat anak (Depkes, 2012, hlm.15). Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan, dengan demikian stimulasi yang diberikan kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan orang tua atau keluarga sesuai dengan pembagian kelompok umur stimulasi (Depkes, 2012, hlm.15). Tabel 2.1. Kelompok umur stimulasi anak (Depkes, 2012, hlm. 15). No. Priode Tumbuh Kembang Kelompok Umur Stimulasi 1. Masa pranatal, janin dalam kandungan Masa prenatal 2. Masa bayi 0-12bulan Umur 0-3 bulan Umur 3-6 bulan Umur 6-9 bulan Umur 9-12 bulan 3. Masa anak balita hari Umur bulan Umur bulan Umur bulan Umur bulan Umur bulan Umur bulan 4. Masa anak prasekolah bulan Umur bulan

9 14 Kemampuan anak prasekolah dirangsang dengan stimulasi terarah pada kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak kasar pada anak prasekolah misalnya dengan mendorong anak untuk bermain bola bersama temannya, permainan menjaga keseimbangan tubuh, belari, melompat dengan satu kaki, diajari bermain sepeda, dan sebagainya (Depkes, 2012, hlm.37). Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada anak prasekolah misalnya menulis namanya, menulis angka-angka, menggambar, berhitung, berlatih mengingat, membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain berjualan, belajar mengukur dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.37). Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasa pada anak prasekolah misalnya bermain tebak-tebakan, berlatih mengingat-ingat, menjawab pertanyaan mengapa?, mengenal uang logam, mengamati atau meneliti keadaan sekitanya dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.38). Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan kemandirian pada anak prasekolah misalnya mendorong anak untuk berpakaian sendiri, menyimpan mainan tanpa bantuan, ajak berbicara tentang apa yang dirasakan, berkomunikasi dengan anak, berteman dan bergaul, mematuhi peraturan keluarga dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.39). 2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan

10 15 juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan yang tepat terutama untuk melibatkan ibu dan keluarga (Depkes, 2012, hlm. 40). Kegiatan stimulasi deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat) dan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial) (Depkes, 2012, hlm.1). Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional (Hermawan, 2011). Menurut Depkes RI (2012) ada 3 jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, deteksi penyimpangan perkembangan dan deteksi penyimpangan mental emosional. Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining atau deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah adalah sebagai berikut :

11 16 Tabel.2.2. Jadwal dan Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Balita dan Anak Pra Sekolah (Depkes, 2012, hlm.40). Umur Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan Perkembangan Mental Emosional BB /TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT GPPH 0 bln 3 bln 6 bln 9 bln 12 bln 15 bln 18 bln 21 bln 24 bln 30 bln 36 bln 42 bln 48 bln 54 bln 60 bln 66 bln 72 bln Keterangan : BB / TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan LK : Lingkar Kepala KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDD : Tes Daya Dengar TDL : Tes Daya Lihat KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional CHAT : Ceklist for Autism in Toddler GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

12 17 Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-waktu pada keadaan kasus rujukan, ada dicurigai anak mempunyai penyimpangan pertumbuhan, dan jika ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang. 1) Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui atau menemukan status gizi kurang atau buruk dan mikro atau makrosefali. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) (Depkes, 2012, hlm.41). Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan sebagai berikut : Tabel 2.3. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan (Depkes, 2012, hlm.41). Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan Keluarga dan - orang tua - KMS masyarakat - kader kesehatan - Timbangan Dacin - petugas PAUD, BKB, TPA dan guru TK Puskesmas - Dokter - Bidan - Perawat - Ahli Gizi - Peugas lainnya - Tabel BB/TB - Grafik LK - Timbangan - Alat Ukur tinggi Badan - Pita pengukur lingkar kepala 1.1. Pengukuran Tinggi badan terhadap tinggi badan Tujuan pengukuran BB/ TB adalah untuk menemukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita, pengukuran dilakukan oleh

13 18 tenaga kesehatan terlatih. Pengukuran BB/TB pada anak prasekolah menggunakan timbangan injak. Cara penimbangannya yaitu: 1. Letakkan timbangan dilantai yang datar. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari, tidak memakai jaket, alas kaki, topi, jam tangan, dan tidak memegang sesuatu. 2. Anak berdiri diatas timbangan tampa dipegangi. 3. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan (Depkes, 2012, hlm 42). Cara pengukuran Tinggi badan yaitu : 1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu saat diukur tinggi badannya, kemudian anak berdiri tegak menghadap kedepan, punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur, 2. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun. 3. Baca angka pada batas tersebut (Depkes, 2012, hlm 42). Penggunaan Tabel BB/ TB untuk menentukan status gizi anak yaitu dengan amelakukan pengukuran tinggi badan anak sesuai cara diatas, lihat kolom tinggi badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran, pilih kolom untuk beratbadan berdasarkan jenis kelamin anak, cari berat badan yang terdekat dengan berat badan anak. dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD) (Depkes, 2012, hlm 42) Pengukuran Lingkar Kepala Anak Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk mengetahui batas lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pemeriksaan disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran

14 19 dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur bulan, pengukuran dilakukan setiap 6 bulan. pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes, 2012, hlm. 50). Cara mengukur lingkar kepala yaitu alat pengukur lingkar kepala anak mengenai dahi, menutupi alais mata, diatas diua telinga, dan bagian kepala yang menonjol, tarik agak kencang. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0. Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak kemudian buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang (Depkes, 2012, hlm. 50). Interpretasi hasil pengukuran yaitu bila ukuran lingkar kepala anak berada didalam jalur hijau maka lingkar kepala anak normal. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar jalur hijau maka lingkaran kepala anak tidak normal. Lingkar kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosepal bila berada diatas jalur hijau dan mikrosefal bila berada di bawah jalur hijau. Intervensi yang dilakukan bila detemukan makrosefal ataupun mikrosefal segera rujuk kerumah sakit (Depkes, 2012, hlm. 50).

15 20 Gambar 2.1 Grafik Lingkar Kepala perempuan dan laki-laki

16 21 2) Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi skrining atau pemeriksaan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Tes Daya Lihat (TDL) dan Tes Daya Dengar ( TDD). Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan (Depkes, 2012, hlm.52). Tabel 2.4. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan (Depkes, 2012, hlm.52). Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan Keluarga dan - orang tua Buku KIA masyarakat - kader kesehatan, BKB, TPA - Petugas PAUD terlatih - Guru TK terlatih - KPSP - TDL - TDD Puskesmas - Dokter - Bidan - Perawat - KPSP - TDL - TDD Keterangan: Buku KIA KPSP TDL TDD BKB TPA Pusat PAUD TK : Buku Kesehatan Ibu Dan Anak : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan : Tes Daya Lihat : Tes Daya Dengar : Bina Keluarga Balita : Tempat Penitipan Anak : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini : Taman Kanak-kanak

17 Skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining atau pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. alat atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut umur, alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus (Depkes, 2012, hlm 52). Cara penggunaan KPSP yaitu : a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa. b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan. c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh anak untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Tanyakan pertanyaan secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir tersebut. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab (Depkes, 2012, hlm 52). Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu atau pengasuh anak menjawab :anak bisa atau pernah atau sering atau kadangkadang melakukan nya. sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh menjawab anak belumpernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau

18 23 pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan (S). Jumlah jawaban Ya =7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M). Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). Untuk Jawaban TIDAK, perlu diperincikan jumlah jawaban Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012, hlm 53). Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak sesuai umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin, sesuai dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan (Depkes, 2012, hlm 53). Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri petunjuk pada ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan anak. lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP ulang Ya tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P) (Depkes, 2012, hlm 53). Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka rujuk ke rumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerakan

19 24 kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012, hlm 53). Tabel 2.5 KPSP Pada Anak Umur 60 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 67). 1. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan. Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?.. Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?.. Apa yang kamu lakukakn jika kamu lelah? Jawab Ya bila anak menjawab 3 pertanyaan dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat. Jika dingin jawaban yang benar adalah menggigil, pakai mantel, atau masuk kedalam rumah Jika lapar jawaban yang benar adalah makan Jika lelah jawaban yang benar adalah mengantuk, tidur, berbaring atau tidur-tiduran, istirahat atau diam sejenak Bicara & bahasa 2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi & Ya Tidak kemandirian 3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, jika perlu tunjukan caranya, dan beri anak kesempatan Gerak kasar Ya Tidak melakukannya 3 kali. Dapatkah anak mempertahanakn keseimbangannya selama 6 detik atau lebih? 4. Jangan mengoreksi atau membantu anak. jangan mennyebut lebih panjang. Perhatikan dua garis ini pada anak. Tanyakan : mana garis yang panjang Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang, setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk putar lagi dan ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak dapat menunjuk garis sebanyak 3 kali dengan benar? Gerak halus Ya Tidak Ya Tidak 5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini Gerak halus Ya Tidak Jawaban : Ya Jawaban : Tidak 6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi perintah berikut ini: Letakkan kertas di atas lantai Letakkan kertas ini di bawah kursi Letakkan kertas ini di depan kamu Letakkan kertas ini dibelakang kamu Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti di atas, dibawah, didepan, dan dibelakang. 7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya 8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: Tunjuk segi empat merah Tunjuk segi empat kuning Tunjuk segi empat biru Tunjuk segi empat hijau Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar? Bicara & bahasa Sosialisasi & kemandirian Bicara & bahasa Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak 9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? Gerak kasar Ya Tidak 10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi & kemandirian Ya Tidak

20 25 Tabel 2.6 KPSP Pada anak umur 66 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 68). 1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini Gerakan halus Ya Tidak Jawaban : Ya Jawaban : Tidak 2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi perintah berikut ini: Letakkan kertas di atas lantai Letakkan kertas ini di bawah kursi Letakkan kertas ini di depan kamu Letakkan kertas ini dibelakang kamu Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti di atas, dibawah, didepan, dan dibelakang. 3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya 4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: Tunjuk segi empat merah Tunjuk segi empat kuning Tunjuk segi empat biru Tunjuk segi empat hijau Bicara & Bahasa Sosialisasi & Kemandirian Bicara & Bahasa Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar? 5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan Gerak kasar Ya Tidak dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? 6. dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Ya Tidak 7. Suruh anak menggambar ditempat kosong yang tersedia. Katakan kepadanya : Buatlah Gerak halus Ya Tidak gambar orang. Jangan memberi perintah lebih dari itu. jangan bertanya atau mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar,. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, tangan dan kai dinilai satu bagian. dapatkah anak sedikitnya menggambar 3 bagian tubuh? 8. Pada gambar orang ayang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak setidaknya menggambar Gerak Halus Ya Tidak sedikitnya 6 bagian tubuh? 9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan Bicara & bahasa Ya Tidak membantu kecuali mengulang pertanyaan: Jika kuda besar maka tikus.. Jika api panas maka es.. Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)? 10. Apakah anak anda dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau bola kasti hanya Gerak kasar Ya Tidak dengan menggunakan kedua tangannya? (bola besar tidak ikut dinilai)

21 26 Tabel 2.7 KPSP Pada Anak Umur 72 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 69). 1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: Bicara & Bahasa Ya Tidak Tunjuk segi empat merah Tunjuk segi empat kuning Tunjuk segi empat biru Tunjuk segi empat hijau Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar? 2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan Gerak kasar Ya Tidak dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? 3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi & Ya Tidak kemandirian 4. Suruh anak menggambar ditempat kosong yang tersedia. Katakan kepadanya : Buatlah Gerak halus Ya Tidak gambar orang. Jangan memberi perintah lebih dari itu. jangan bertanya atau mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, tangan dan kaki dinilai satu bagian. dapatkah anak sedikitnya menggambar 3 bagian tubuh? 5. Pada gambar orang ayang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak setidaknya menggambar Gerak halus Ya Tidak sedikitnya 6 bagian tubuh? 6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: Jika kuda besar maka tikus.. Jika api panas maka es.. Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)? 7. Apakah anak anda dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (bola besar tidak ikut dinilai) 8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, jika perlu tunjukan caranya, dan beri anak kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah anak mempertahanakn keseimbangannya selama 11 detik atau lebih? 9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak menggambar seperti contoh ini? Sosialisasi & kemandirian Ya Tidak Gerak kasar Ya Tidak Gerak kasar Ya Tidak Gerak halus Ya Tidak Jawaban : YA Jawaban : Tidak 10. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan samapi 3 kali bila anak menanyakan. Sendok dibuat dari apa?. Sepatu dibuat dari apa?.. Pintu dibuat dari apa? Apakah anak dapat menjawab 3 pertanyaan tersebut dengan benar? Sendok dibuat dari besi, baja, plastik, kayu. Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu. Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca Bicara & bahasa Ya Tidak

22 Tes Daya Dengar (TDD) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih. Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak, gambar binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola) (Depkes, hlm. 70). Cara melakukan TDD : a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan. b. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak. c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijabab oleh orang tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan jelaskan, tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak. jawaban YA jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya adlam sebulan terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh anak tidak dapt melakukannya dalam sebulan terakhir. d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh anak. Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Jawaban YA jika ank dapat melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang tua atau pengasuh(depkes, hlm. 70).

23 28 Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran. Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman atau rujuk bila tidak dapat diatanggulangi (Depkes, hlm. 70). Tabel 2.8 Instrumen Tes Daya Dengar Menurut Umur Anak UMUR LEBIH DARI 3 TAHUN 1. Perhatikan benda-benda disekeliling anak seperti sendok, cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh anak menyebutkan nam benda tersebut. Apakah anak dapat menyebut nama benda-benda tersebut dengan benar? 2. Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter didepan anak. suruh naka mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan : Empat, satu, delapan, atau meniru dengan jari tangannya. kemudian tutup mulut anda dengan buk/kertas, ucap empat angka yang berlainan. Apakah anak dapat mengulangi atau meniru ucapan anda dengan menggunakan jati tangannya? ( anda dapat mengulanginya dengan suara yang lebih keras Ya Ya Tidak Tidak 2.3 Tes Daya Lihat (TDL) Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih. Alat atau sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau snellen chart (Depkes, 2012, hlm 71).

24 29 Cara melakukan tes daya lihat : a. Pilih ruangan yang bersih dan nyaman b. Gantung poster E atau snellen chart setinggi mata anak pada posisi duduk c. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E atau snellen chart, menghadap ke poster E atau snellen chart. d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E atau snellen chart untuk pemeriksa. e. Pemeriksa memberikan kartu E pada anak, latih anak dalam mengarahkan kartu E yang ada ditangannya mengahadap atas, bawah, kanan, kiri, sesuai petunjuk pada poster E atau snellen chart. lakukan hal ini dengan benar sampai anak dapat mengarah kan kartu E dengan benar. f. Selanjutnya anak diminta menutup mata dengan kertas atau buku, dengan alat penunjuk, tunjuk huruf E pada poster E atau snellen chart, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris E terecil yang masih dapat dilihat. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan kartu E yang ada di tangannya dengan yang ada di poster E atau snellen chart. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang belum diperiksa dengan cara yang sama. g. Tulis baris E terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah tersediakan: Mata kanan :. Mata kiri: Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya anak tidak dapat mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya dengan yang ada pada poster E atau snellen chart pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa. kemungkinan anak mengalami gengguan daya lihat. Intervensi yang dilakukan bila kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan maka minta anak datang

25 30 lagi untuk pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan berikutnya anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka rujuk kerumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya) (Depkes, 2012, hlm 70). Gambar 2.2. Poster E atau Snellen Chart

26 31 3) Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Pada Anak Prasekolah Deteksi Dini Penyimpangan mental Emosional adalah kegiatan atau Pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi : Deteksi dini masalah mental emosional pada anak prasekolah menggunakan Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME), deteksi dini autis pada anak prasekolah menggunakan ceklist for Autism in Todlers (CHAT) dan deteksi dini gangguan pemusatan parhatian dan Hiperaktivitas pada anak pra sekolah menggunakan kuesioner Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) (Depkes, 2012, hlm.74). a) Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan atau masalah mentah pada anak pra sekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional rutin dilakukan setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining atau pemeriksaan perkembangan anak. Alat yang digunakan adalah KMME (Kuesioner Masalah Mental Emosional) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali masalah mental emosional umur 36 bulan-72 bulan. (Depkes, 2012, hlm.74). Cara melakukan Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak yaitu tanyakan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu prilaku yang tertulis pada KMME pada orang tua atau pengsuh anak. Catat jawaban YA kemudian hitung jumlah jawaban YA.

27 32 Interpretasi hasil pemeriksaan KMEE yaitu apabila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional. Intervensi yang dilakukan bila ada jawaban YA hanya 1 (satu), maka lakukan konseling pada ibu dan lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila anak tidak ada perubahan maka rujuk kerumah sakit. bila Jawaban YA ditemukan 2 atau lebih maka rujuk anak kerumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang atau kejiwaan. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.

28 33 Tabel 2.9 Kuesioner Masalah Mental Emosional No. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anak anda sering terlihat marah tanpa sebab yang jelas? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung, atau bereaksi berlebihan terhadap halhal yang sudah biasa dihadapinya) 2. Apakah anak anda tampak mengindar dari teman-temanya atau anggota keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau metrasa sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa dinikmatinya) 3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak an menentang terhadap lingkungn sekitarnya? Seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa binatang atau anak anak lainya) Dan tampak tidak peduli terhadap nasihat-nasihat yang sudah diberikan kepadanya? 4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya rasa ketakutan atau kecemasan yang berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebnding dengan anak lain yang seusianya? 5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang buruk atau muah teralihkan perhatiannya. sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya? 6. Apakah anak anda menunjukkan prilaku kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam komunikasi dan membuat keputusan? 7. Apakah anak anda menunjukan perubahan pola tidur? (seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun saat tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau). 8. Apakah anak anda mengalami perubangan pola makan? (seperti ekhilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali) 9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau keluhan-keluhan fisik lainnya? 10. Apakah anak anda sering mengeluh sering putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya? 11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran prilaku atau kemampuan yang dimilikanya? (seperti ngompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya 12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas? b) Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah.

29 34 Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur bulan. Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader, BKB, petugas PAUD, Pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi atau interaksi sosial, prilaku yang berulang-ulang. Alat yang digunakan adalah CHAT (checklist for Autim in Toddlers). Dalam CHAT ada 2 jenis pertanyaan yaitu : 9 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua atau pengasuh anak, dan 5 perintah bagi anak untuk menjelaskan tugas yang tertulis pada CHAT. Bila setelah diperiksa anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak (Depkes, 2012, hlm.76). c) Deteksi Dini Gangguan Pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak Prasekolah Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini adanya gangguan pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak 36 bulan keatas. Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader, BKB, petugas PAUD, Pengelola TPA, dan guru TK, keluhannya dapat berupa anak tidak bisa duduk tenang, anak selalu bergerak atnpa tujuan dan tidak mengenal lelah, perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive (Depkes, 2012, hlm.78). Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), yang terdiri dari 10 pertanyaan yang

30 35 ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atauguru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa. Cara menggunakan Formulir deteksi dini GPPH yaitu: a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, stu persatu prilaku yang tertulis pada formulir GPPH b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH. c. Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak berada, misal ketika dirumah, disekolah, pasar, toko, dll) setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja. d. Catat jawaban dan hasil pengamatan prilaku anak selama dilakukan pemeriksaaan. Interpretasi hasil pemeriksaan GPPH yaitu dengan memberi nilai masingmasing jawaban sesuai dengan bobot nilai, nilai 0 bila keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak, nilai 1 bila keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak, nilai 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak. nilai 3 bila keadaan tersebut selalu ada pada anak. Bila nilai total 13 atau lebih, kemungkinan anak dengan GPPH. Intervensi yang dilakukan jika jumlah nilai terbesar anak berkemungkinan dengan GPPH perlu dirujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak untuk konsultasi lebih lanjut (Depkes, 2012, hlm.78).

31 36 Tabel 2.10 Formulir Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktif (GPPH)(Abbreviated Conner Ratting Scale) NO. KEGIATAN YANG DIAMATI Tidak kenal lelah atau aktifitas yang berlebihan 2. Mudah menjadi gembira atau impulsive 3. Mengganggu anak-anak lain 4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang perhatian pendek 5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus 6. Kurang perhatian, mudah teralihkan 7. Permintaannya harus segera terpenuhi, mudah menjadi frustasi 8. Sering dan mudah menangis 9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepatdan drastic 10. Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga Jumlah Nilai total : 3. Intervensi Dan Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak Depkes (2012), menyatakan tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan adalah anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki, dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya, waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih dibawah lima tahun. a. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Intervensi dini penyimpangan perkembangan dalah tindakan tertentu pada anak yang yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya, penyimpangan perkembangan anak terjadi pada salah satu atau

32 37 lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak hamus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak (Depkes, 2012, hlm.80). Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama dua minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan. Intervensi perkembangan anak dilakukan atas indikasi, yaitu: 1. Perkembangan anak meragukan (M) artinya kemampuan anak tidak sesui dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila pada umur skrining 3,6,9, 12,15,18 bulan dan seterusnya, pemeriksaan KPSP jawaban YA = 7 atau 8. Contoh tindakan intervensi yang dilakukan pada anak prasekolah misalnya seorang anak umur 42 bulan belum bisa menggambar lingkaran, maka tindakan intervensi yang dilakukan adalah membantu anak memegang pensil dengan benar, ajak anak melihat dan memperhatikan cara menggambar lingkaran. Beri kesempatan anak untuk meniru menggambar lingkaran berulang-ulang. Pujilah anak bisa menggambar lingkaran (Depkes, 2012, hlm.81). 2. Bila seorang anak mempunyai masalah atau penyimpangan perkembangan, sedangkan umur anak saat itu bukan pada jadwal umur skrining, maka lakukan intervensi perkembangan sesuai dengan masalah yang ada. Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari sekitar 3-4 jam, selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel maka intervensi diberhentikan dahulu, dan dilanjutkan bila anak sudah dapat diintervensi lagi (Depkes, 2012, hlm.82).

33 38 Setelah orang tua dan keluarga telah melakukan intervensi perkembangan secara intensif selama dua minggu, maka anak perlu dievaluasi apakah ada kemajuan atau perkembangan atau tidak (Depkes, 2012, hlm.82). a. Rujukan dini penyimpangan perkembangan anak Menurut Depkes RI (2012), Rujukan diperlukan jika masalah atau penyimpangan perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi dini. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang, sebagai berikut : 1. Tingkat keluarga dan masyarakat Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya, dan kader) dianjurkan untuk membawa anaknya ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh kembang buku KIA (Depkes, 2012, hlm.83). 2. Tingkat Puskesmas dan jaringannya Pada rujukan dini bidan dan perawat di Posyandu, Polindes, Pustu, termasuk Puskeling melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas (dokter, bidan, perawat, nutrisionis, dan tenaga kesehatan yang terlatih lainnya) (Depkes, 2012, hlm.83). 3. Tingkat Rumah Sakit Rujukan Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat ditangani di tingkat Puskesmas atau memerlukan tindakan yang khusus maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten (tingkat rujukan primer) yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh

34 39 kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboraturium atau pemeriksaan penunjang diagnostik. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan skunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medik, ahli terapi (fisioterapi, terapis bicara, dan sebagainya) ahli gizi dan psikolog (Depkes, 2012, hlm.83). C. Dasar Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian dilakukan oleh dewi maritalia (2009) tentang analisis pelaksanaan program Simulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) balita dan anak prasekolah di puskesmas kota semarang tahun 2009.Adapun perbedaan penelitian perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan dewi adalah penelitian ini bertujuan mengidentifikasi status pertumbuhandan perkembangan, masalah mental emosional, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif pada anak prasekolah berdasarkan pelaksanaan SDIDTK di TK Wilayah Kerja Puskesmas Rantang. Sedangkan penelitian lain bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program SDIDTK balita dan anak pra sekolah di Puskesmas Kota Semarang. Penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional.. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak prasekolah umur 5-6 tahunyang ada diwilayah Kerja Puskesmas Rantang sebanyak 65 orang menggunakan teknik total sampling. adapun variabel yang diteliti adalah pertubuhan anak prasekolah yang meliputi berat badan, Tinggi badan, dan lingkar kepala. Aspek perkembangan dinilai mengguanakan KPSP berdasaran umur, Aspek Masalah mental emosional menggunakan Kuesionee masalah mental emosional (KMME), Aspek gangguan pemusatan dan perhatian menggunakan formulir GPPH.

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian

Lebih terperinci

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA ATAU WALI CALON RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA ATAU WALI CALON RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR ENJELASAN KEADA ORANG TUA ATAU WALI CALON RESONDEN Assalammualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama saya Eriska Novia Saputri, sedang menjalani pendidikan di program D-IV

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK 1. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan

Lebih terperinci

MAKALAH KPSP DAN KPAP

MAKALAH KPSP DAN KPAP MAKALAH KPSP DAN KPAP 1. BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.sejak dahulu masalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa balita, karena masa ini adalah merupakan pertumbuhan dasar yang mempengaruhi dan menentukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK PRASEKOLAH DI TK WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANTANG MEDAN TAHUN 2014

PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK PRASEKOLAH DI TK WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANTANG MEDAN TAHUN 2014 PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK PRASEKOLAH DI TK WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANTANG MEDAN TAHUN 2014 ERISKA NOVIA SAPUTRI 135102038 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM

Lebih terperinci

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita Sosialisasi Buku Pedoman Pelaksanaan DDTK di tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar Kerjasama Departemen Kesehatan RI dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Usia

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Usia SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Nama Peneliti Judul penelitian : Nofriyati : Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah (3-5 tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai

Lebih terperinci

KP III MODUL A DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI

KP III MODUL A DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI KP III MODUL A DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI A.) Tujuan mempelajari deteksi ni tumbuh kembang anak adalah : 1. Menjelaskan hakekat deteksi tumbuh kembang anak 2. Memahami tehnik deteksi dini

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama :... Umur :... Alamat :... Nama Anak :... Umur :... : Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Semarang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama :... Umur :... Alamat :... Nama Anak :... Umur :... : Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Semarang Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :... Umur :... Alamat :... Nama Anak :... Umur :... Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti mengenai tujuan

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Lampiran 1 Surat Pernyataan Menjadi Responden SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini Definisi Pertumbuhan: Bertambahnya ukuran : tulang, otot, syaraf Proses yang tdk normal akan berpengaruh pada perkembangan Bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap dasar yang sangat berpengaruh dan menjadi landasan untuk perkembangan selanjutnya (Adriana, 2013).

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 13-59 BULAN OLEH : ASTIK UMIYAH Email: astikyoyok@gmail.com PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK. By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep

TUMBUH KEMBANG ANAK. By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep TUMBUH KEMBANG ANAK By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep TUMBUH KEMBANG TUMBUH : BERTAMBAHNYA SEL-SEL TUBUH/ UKURAN TUBUH BERTAMBAH BERKAITAN DENGAN HAL FISIK YANG TERLIHAT TINGGI BADAN & BERAT BADAN Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Santrock,2007). Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Santrock,2007). Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi dan Balita 1. Masa Bayi Masa bayi merupakan masa yang sulit, terutama karena bayi tidak bisa menceritakan bagaimana mereka melihat dirinya sendiri (Santrock,2007).

Lebih terperinci

PELAYANAN BAYI No Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman :

PELAYANAN BAYI No Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : PELAYANAN BAYI 1 Pengertian Pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan. 2 Tujuan Meningkatkan akses bayi terhadap kesehatan dasar, untuk mengetahui sedini mungkin bila

Lebih terperinci

MINI PROJECT. Disusun oleh: dr. Prajnya Paramitha Narendraswari. Pendamping: dr. Hj. Usmanawati NIP :

MINI PROJECT. Disusun oleh: dr. Prajnya Paramitha Narendraswari. Pendamping: dr. Hj. Usmanawati NIP : MINI PROJECT PROFIL PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG TUMBUH KEMBANG DAN PRESKRINING TUMBUH KEMBANG ANAK 0-6 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPINANG MUARA Disusun oleh: dr. Prajnya Paramitha Narendraswari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK) KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK) A. Latar Belakang Dalam pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) peran tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Direktorat PAUD, 2005 dalam Yamin ( 2010: 1), menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY 1 Bagus, seorang anak laki-laki berusia 30 bulan. Ibunya merasa bahwa putranya berbeda dg anak lainnya, perkembangan bicara & bahasanya

Lebih terperinci

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST) DDST (DENVE DEVELOPMENT SCEENING TEST) PENDAHULUAN Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena

Lebih terperinci

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017 DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017 Siswi Wulandari ¹, Dewi Kartika Sari ²,Dewi Nur Afifi ³ ¹Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. 1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai dewasa. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bawaan 2. Pada periode tertentu ada masa percepatan dan

Lebih terperinci

INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua)

INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua) INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua) Petunjuk: Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak adalah dambaan dari setiap orang tua untuk melanjutkan keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan

Lebih terperinci

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA 03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya dari seorang anak,

Lebih terperinci

PERMOHONAN CALON RESPONDEN. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

PERMOHONAN CALON RESPONDEN. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : PERMOHONAN CALON RESPONDEN Semarang, Maret 2006 Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Marisa Aprilina NIM : G2A204022 Alamat : Ds.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah peningkatan baik secara

Lebih terperinci

MINI PROJECT. Pendamping: dr. Diah Palupi Handayani NIP:

MINI PROJECT. Pendamping: dr. Diah Palupi Handayani NIP: PEMAPARAN MATERI DAN LOKA-KARYA STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) BAGI GURU-GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) MINI PROJECT Disusun

Lebih terperinci

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS copyright@saricipta KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS Keadaan keseimbangan antara ASUPAN

Lebih terperinci

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) TAMAN PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Dera Alfiyanti 1), Mariyam 2), Desi Ariyana

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Defenisi Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon / jawaban di dalam acara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian

Lebih terperinci

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini sering dikatakan sebagai masa keemasan atau golden age. Masa keemasan adalah masa dimana anak memiliki kemampuan penyerapan informasi yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MASA BAYI

PERKEMBANGAN MASA BAYI PERKEMBANGAN MASA BAYI Tahap Masa Bayi Neonatal (0 atau baru Lahir-2 minggu Bayi (2 minggu- 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan Belajar bicara Belajar menguasai

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK MASA KANAK-KANAK AWAL Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a)belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. b)kontak

Lebih terperinci

II. Deskripsi Kondisi Anak

II. Deskripsi Kondisi Anak I. Kondisi Anak 1. Apakah Anak Ibu/ Bapak termasuk mengalami kelainan : a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita d. Tunadaksa e. Tunalaras f. Tunaganda g. Kesulitan belajar h. Autisme i. Gangguan perhatian

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN (PKPS)

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN (PKPS) MANUAL KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN (PKPS) CSL SIKLUS HIDUP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASSAR 2015 75 PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI. By : Eva Imania Eliasa,M.Pd

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI. By : Eva Imania Eliasa,M.Pd PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI By : Eva Imania Eliasa,M.Pd Perkembangan Anak-anak Awal Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak Awal a). Pertumbuhan tinggi dan berat badan - Pertumbuhan masa kanak-kanak

Lebih terperinci

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) G25.1 NAMA ANAK: NO ART:[ ] [ ] G25.1B G25.2 G25.3 G25.4 G25.5 G25.6 Apakah [ANAK] lahir lebih Berapa minggu [ANAK] lahir lebih awal HITUNG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masingmasing anak berbeda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan dan mengharapkan anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan pintar. Anak-anak yang patuh, mudah diarahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH Oleh: Sugihartiningsih Abstrak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap mahkluk hidup secara alamiah. Pertumbuhan akanmengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deteksi dini untuk mengetahui masalah atau keterlambatan tumbuh kembang sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian pertumbuhan

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc Pendahuluan Pernahkah anda mengamati hal-hal penting apa sajakah yang ditulis oleh dokter pada saat

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, karena selama rentang perkembangan usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak.

Lebih terperinci

Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY

Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY Pedoman Identifikasi Anak Autis Sukinah jurusan PLB FIP UNY Adanya gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non-verbal Terlambat bicara Tidak ada usaha untuk berkomunikasi Meracau dengan bahasa yang

Lebih terperinci

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun)

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal di bawah pengelolaan Kementerian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia balita adalah usia pertumbuhan dan perkembangan, salah satu perkembangan yang diharapkan adalah perkembangan otaknya (kognitif), sebab perkembangan otak

Lebih terperinci

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII-

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- TES DENVER II A. PENDAHULUAN Alat skrining perkembangan untuk menemukan secara dini anak yang berpotensial mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 11 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Anak Usia Toddler Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Tumbuh kembang anak Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Pokok bahasan Pendahuluan Definisi pertumbuhan & perkembangan Tumbuh kembang janin Tumbuh kembang anak 0 5 tahun Tumbuh kembang anak 6 10 tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes Definisi ANAK DULU: < 12 THN; < 15 THN; < 16 THN UU Tenaga Kerja, UU Perkawinan [UU No. 9 TAHUN 1979 ttg Kesejahteraan Anak: USIA < 21 thn dan

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua menganggap bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling penting. Orang tua bersedia

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik, akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa bayi dan balita merupakan periode emas dalam kehidupan sehingga menjadi masa yang sangat penting dan perlu perhatian serius, karena pada masa ini berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah tumbuh kembang mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK PENGABDIAN MASYARAKAT MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA T.A. 2007/2008 P E R T UMB UH AN Pertumbuhan PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel sel serta bertambahnya jaringan intraseluler.

Lebih terperinci

Penting sekali bagi guru PAUD untuk mengetahui ciri usia anak. Kegunaannya adalah untuk memberikan sukar atau mudahnya dalam proses pembelajaran atau

Penting sekali bagi guru PAUD untuk mengetahui ciri usia anak. Kegunaannya adalah untuk memberikan sukar atau mudahnya dalam proses pembelajaran atau Menurut Bambang Sudjiono dkk. Bahwa usia perkembangan individu digolongkan dengan berbagai cara, cara yang paling umum digunakan adalah perkiraan-perkiraan dari usia tahun kalender, usia anatomi, usia

Lebih terperinci

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA 1 Tahapan Perkembangan Manusia (Hurlock) Periode prenatal Periode Infancy : 0 akhir pekan 2 Periode Bayi : akhir pekan kedua 2 tahun Periode Awal Masa Kanak-kanak : 2-6 tahun

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN (GROWTH) BERKAITAN DG. PERUBAHAN DALAM BESAR, JUMLAH, UKURAN DAN FUNGSI TINGKAT SEL, ORGAN MAUPUN INDIVIDU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN Sudirman, Hartati, Ayu Wulansari Prodi Keperawatan Pekalongan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK D j a u h a r I s m a i l Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK D j a u h a r I s m a i l Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK D j a u h a r I s m a i l Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Pendahuluan Sesuai dengan proses tumbuh kembang, pemantauan

Lebih terperinci