II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar Perdagangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar Perdagangan"

Transkripsi

1 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar Perdagangan Salvatore (1997), menyatakan bahwa nilai tukar perdagangan (terms of trade) dari suatu negara merupakan rasio harga komoditi ekspornya terhadap harga komoditi impornya. Misalkan di dunia ini hanya terdiri dari dua negara, ekspor salah satu pihak merupakan impor bagi pihak yang lain, maka nilai tukar perdagangan dari suatu negara merupakan kebalikan dari nilai tukar perdagangan negara lain yang yang menjadi mitra dagangnya. Keadaan yang sebenarnya di dunia ini terdiri dari banyak negara dan jenis komoditi yang diperdagangkan pun sangat banyak dan bervariasi. Oleh sebab itu, pengukuran nilai tukar perdagangan tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan rasio harga antara dua komoditi melainkan harus dirinci berdasarkan suatu indeks. Di dalam indeks tersebut termuat harga-harga dari berbagai komoditi yang diekspor dan diimpor oleh negara-negara yang bersangkutan. Nilai tukar perdagangan yang berkaitan dengan komoditi atau barter neto (N) net barter terms of trade, dihitung berdasarkan rasio indeks harga komoditi ekspor suatu negara (Px) terhadap indeks harga komoditi impornya (Pm) dikalikan 1 (guna menyatakan nilai tukar perdagangan tersebut dalam angka persen). Bila N lebih besar daripada 1 atau terjadi kenaikan net barter terms of trade berarti terjadi perkembangan perdagangan luar negeri yang positif/baik karena dengan nilai ekspor tertentu diperoleh nilai impor yang lebih besar. Menurut Apridar (29), terms of trade adalah besaran statistik yang mencerminkan daya tukar suatu barang lain antara dua negara baik dalam bentuk harga maupun volume. Terdapat beberapa definisi nilai tukar perdagangan, yaitu Income Term of Trade, Gross Barter Term of Trade, Capacity Term of Trade, Factorial Term of Trade dan Double Factorial Term of Trade. Dalam penelitian ini, nilai tukar perdagangan yang dipakai adalah net barter terms of trade, karena dalam perdagangan ini belum melibatkan pemakaian uang.

2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan Nilai tukar perdagangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang memengaruhi nilai tukar perdagangan adalah nilai ekspor dan nilai impor. Menurut Rao (29), faktor lain yang juga turut berpengaruh terhadap nilai tukar perdagangan adalah sebagai berikut : 1. Elastisitas permintaan dan penawaran 2. Daya saing 3. Selera 4. Nilai tukar mata uang 5. Tarif dan kuota 6. Pertumbuhan ekonomi 2.3 Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan Kurva kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi output yang dapat diproduksi suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Gambar 9 menggambarkan kurva kemungkinan produksi suatu negara. Jika produksi barang X maupun Y meningkat, maka kurva bergeser menjauhi. Faktor-faktor yang memengaruhi nilai tukar perdagangan (elastisitas permintaan, daya saing dan selera) dapat memengaruhi produksi barang dan menggeser kurva kemungkinan produksi. Barang Y Barang X Sumber: Apleyard, et al. 28 Gambar 9. Kurva Kemungkinan Produksi

3 17 Gambar 1 menggambarkan kombinasi kurva kemungkinan produksi dengan kurva indifferent. Kurva indifferent menunjukkan selera dan ekuilibrium konsumen. Perdagangan terjadi karena suatu negara memproduksi barang X sebanyak X 2 dan konsumsi pada X 1, sehingga ekspor sebanyak X 2 X 1. Sementara itu produksi barang Y sebanyak Y 2 dan konsumsi sebanyak Y 1, sehingga impor sebanyak Y 1 Y 2, nilai tukar perdagangan adalah Px/Py seperti terlihat pada Gambar 1. Kurva kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi output yang dapat diproduksi sutu negara. Kurva indifferent menunjukkan selera dan ekuilibrium konsumen. Ekuilibrium konsumen ditunjukkan oleh slope yang sama antara kurva indifferent dan terms of trade. Kurva Kemungkinan Produksi Kurva indifferent TOT=Px/Py Sumber: Apleyard, et al. 28 Gambar 1. Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan 2.4 Kemajuan Teknologi dan Batas-batas Kemungkinan Produksi Teknologi informasi komunikasi merupakan bagian dari teknologi secara keseluruhan. Kemajuan teknologi, oleh Hicks diklasifikasikan menjadi tiga tipe utama, yakni kemajuan teknologi yang cenderung menghemat tenaga kerja (laborsaving technical progress), kemajuan teknologi yang menghemat modal (capital-

4 18 saving technical progress) dan kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technical progress). Pada dasarnya semua kemajuan teknologi cenderung mengurangi pemakaian faktor-faktor produksi dalam menghasilkan komoditi tertentu pada tingkat output berapapun (Salvatore 1997). Sumber: Savatore, 1997 Gambar 11. Kurva Produksi dan Kemajuan Teknologi Gambar 11 adalah kurva produksi suatu negara. Dengan input yang terbatas yaitu x, mula-mula produksi yang dihasilkan adalah y o. Adanya kemajuan teknologi berupa penemuan-penemuan baru yang mempermudah proses produksi, meningkatkat kualitas dan output, serta memperbanyak ragam output akan membuat produksi yang dihasilkan meningkat pada posisi y 1 dengan jumlah input yang tetap. Sama halnya dengan kasus pertambahan produksi, semua tipe kemajuan teknologi akan mendorong naiknya batas-batas kemungkinan produksi suatu negara. Sedangkan jenis maupun besar kecilnya pergeseran itu sendiri, ditentukan oleh tipe dan tingkatan kemajuan teknologi dalam salah satu atau kedua sektor. Kurva batas kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi dua komoditi yang bisa diproduksi oleh suatu negara dengan sumber daya yang ada. Apabila kemajuan teknologi yang terjadi dalam sektor-sektor yang memproduksi kedua komoditi itu sama besarnya, maka kurva batas kemungkinan produksi

5 19 negara yang bersangkutan akan bergerak ke atas sejajar dengan kurva sebelumnya. Namun bila kemajuan teknologi berbeda untuk masing-masing komoditi maka pertumbuhan kurva akan bias ke salah satu komoditi yang kemajuan teknologinya lebih besar. Gambar 12 menggambarkan kurva kemungkinan produksi suatu negara dan kemajuan teknologi. Barang Y Kurva Kemungkinan Produksi Y 3 Y 1 Kurva indifferent Y 4 Y 2 TOT 2 TOT 1 X 1 X 3 X 2 X 4 Barang X Sumber: Apleyard, et al. 28 Gambar 12. Kurva Kemungkinan Produksi Suatu Negara dan Kemajuan Teknologi Kurva kemungkinan produksi yang pertama adalah keadaan dimana barang X diproduksi sebesar X 2 dan konsumsi domestik hanya sebanyak X 1. Sehingga kelebihan produksinya diekspor sebanyak X 2 - X 1. Produksi barang Y adalah sebanyak Y 2, sementara kebutuhan domestik barang Y adalah Y 1, sehingga negara ini mengimpor barang Y sebanyak Y 1 - Y 2 dan garis yang menyinggung adalah nilai tukar perdagangan yang pertama (TOT 1 ). Adanya kemajuan teknologi meningkatkan produksi barang X sebanyak X 4. TOT semakin baik karena banyaknya barang yang diekspor meningkat, kurva indifferent yang menggambarkan kepuasan konsumen bergeser ke atas. Konsumsi domestik pada posisi X 3, sehingga ekspor menjadi X 4 - X 3 dan impor sebanyak Y 3 - Y 4. Banyaknya ekspor setelah kemajuan teknologi adalah X 4 - X 3 lebih besar daripada X 2 - X 1, sebelum adanya kemajuan teknologi.

6 2 2.5 Biaya Transportasi dalam Perdagangan Biaya transportasi memberikan pengaruh langsung yang sangat besar terhadap perdagangan internasional, yaitu dengan meningkatkan harga atau komoditi yang diperdagangkan, baik bagi negara pengekspor maupun bagi negara pengimpor. Biaya transportasi juga memberikan pengaruh tidak langsung terhadap lokasi penyelenggaraan produksi dan pusat-pusat industri secara internasional. Jepang meminimalkan biaya transportasi dengan membangun pusat-pusat industri di negara yang menjadi pasar ekspornya. Biaya transportasi meliputi ongkos pengapalan, biaya bongkar muat di pelabuhan, premi asuransi serta aneka pungutan pada saat komoditi yang diperdagangkan itu disimpan di suatu tempat sementara (transit). Ketika biaya transportasi sangat tinggi dan metode pengiriman dan pengemasan barang belum sempurna, maka berdampak pada suatu barang tidak dapat diperdagangkan secara internasional. Perkembangan metode perkapalan kargo kontainer dengan pengemasan barang dalam jumlah yang sangat besar ke dalam kotak-kotak standart dapat menurunkan biaya pengemasan dan pengiriman berbagai barang. Banyak komoditi yang semula tidak pernah melintasi tapal batas antar negara menjadi komoditi utama dalam perdagangan internasional. Biaya transportasi memegang peranan yang penting dalam perdagangan internasional. Dalam analisis keseimbangan parsial, dijelaskan hubungan biaya transportasi dengan ekspor/impor. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam hal ini adalah sebagai berikut : 1. Kurs mata uang dari negara-negara yang mengadakan perdagangan konstan. 2. Tingkat pendapatan dari kedua belah pihak juga konstan. 3. Tingkat konsumsi, produksi dan perdagangan komoditi yang dipertukarkan antar ke 2 negara tersebut tidak konstan. Gambar 13 menunjukkan analisis keseimbangan parsial atas biaya transportasi.

7 21 P X ($) 15 S X 13 Negara 2 D X Negara E Impor Ekspor 7 5 D X E 3 S X X 1 7 Sumber: Savatore, Gambar 13. Analisis Keseimbangan Parsial atas Biaya Transportasi X Tanpa adanya perdagangan internasional, Negara 1 akan memproduksi komoditi X sebanyak 5 unit, dan dia akan mengadakan konsumsi dalam jumlah yang sama berdasarkan harga equilibrium Px = 5 dolar (ini ditunjukkan sebagai titik perpotongan antara Dx dan Sx di Negara 1). Sedangkan negara 2 akan mengadakan komoditi X sebanyak 5 unit, dan jumlah itu pula yang akan dikonsumsinya berdasarkan Px = 11 dolar. Setelah perdagangan internasional berlangsung antara ke dua negara tersebut, negara 1 akan mengekspor komoditi X ke negara 2. Begitu hal ini terjadi, Px akan meningkat di negara 1, sedangkan Px di negara 2 akan turun. Jika biaya transportasinya adalah 2 dolar per unit komoditi

8 22 X, Px di negara 2 akan melampaui Px di negara 1 sebesar 2 dolar. Biaya tersebut akan dibagi rata oleh kedua negara demi menyeimbangkan nilai perdagangan di antara mereka. Dalam gambar 13, hal tersebut terjadi apabila Px = 7 dolar di negara 1, dan Px = 9 dolar di negara 2. Pada Px = 7 dolar maka negara 1 akan meningkatkan produksi komoditi X hingga 7 unit, sedangkan konsumsi domestiknya akan turun, sehingga hanya tinggal 3X, sedangkan 4X sisanya akan di ekspor ke negara 2. Di negara 2, dimana Px = 9 dolar, produksi komoditi X akan segera mengalami penurunan menjadi hanya 3 unit, namun tingkat konsumsinya mengalami peningkatan hingga 7 unit, sementara 4 unit kekurangannya akan diimpor dari negara 1. Tanpa adanya biaya-biaya transportasi (setelah perdagangan berlangsung, maka harga yang berlaku di kedua negara akan sama yakni Px = 8 dolar, dan jumlah komoditi X yang diperdagangkan akan mencapai 6 unit. Dengan demikian adanya biaya transportasi mengakibatkan turunnya tingkat spesialisasi dalam produksi yang pada gilirannya menurunkan volume dan keuntungan perdagangan. Biaya transportasi mengakibatkan perbedaan harga absolut dan relatif atas komoditi X di kedua negara. Dalam kenyataannya, biaya transportasi tidak terbagi sama rata diantara 2 negara, porsi biaya yang dipikul oleh tiap-tiap negara tidak sama. Secara umum, semakin tajam kemiringan Dx dan Sx di negara 1 secara relatif terhadap kurva permintaan dan penawaran di negara 2, akan semakin besar bagian biaya transportasi yang harus dipikul oleh negara Teknologi Informasi Komunikasi dalam Perdagangan Istilah teknologi informasi komunikasi muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, secara khusus komponen teknologi informasi komunikasi mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan peralatan telekomunikasi (Kaiser dalam Azuari, 21). Teknologi informasi komunikasi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam Azuari, 21). Secara umum teknologi informasi komunikasi mencakup seluruh peralatan

9 23 teknis yang digunakan untuk memproses dan menangani informasi dan membantu komunikasi melalui perpaduan teknologi komputer dan teknologi komunikasi dengan menggunakan cara-cara inovatif untuk menyediakan penggunanya kepada akses informasi (Azuari, 21). Secara terminologi teknologi informasi komunikasi dapat dikelompokkan dalam dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi didefinisikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan proses, manipulasi teknologi pengolahan dan penyebaran data serta informasi dengan menggunakan hardware dan software, komputer, komunikasi, dan elektronik digital secara tepat dan efektif. Teknologi informasi disusun oleh teknologi komputer yang menjadi pendorong utama perkembangan teknologi informasi dan muatan informasi (information content) yang menjadi aplikasi informasi pada teknologi komputer. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Faktor utama teknologi komunikasi adalah telekomunikasi, sebagai alat bantu penyebaran informasi. Teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Setelah terjadi evolusi ekonomi dunia dari yang bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah sebagai faktor produksi yang paling dominan. Kemudian terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global berevolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Hingga saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi informasi komunikasi berkembang juga Ekonomi Informasi, dimana manusia cenderung menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Dalam hal ini teknologi informasi komunikasi memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology). Sebagai sebuah teknologi yang disebut general purpose technology (GPT), teknologi informasi komunikasi memiliki tiga karakteristik dasar, pertama tersebar luas, yaitu menyentuh ke semua sektor dan dapat dipergunakan dalam banyak bidang dan untuk memenuhi banyak macam kebutuhan. Kecepatan

10 24 perubahan teknologi dalam berbagai sektor dapat mendorong perbedaan laju pertumbuhan sektoral. Kedua, meningkat seiring dengan waktu dan dengan demikian terus mengurangi biaya untuk pengguna. Ketiga, menghasilkan inovasi, memfasilitasi penelitian, pengenalan pasar dan pengembangan produk baru, jasa atau proses (e-business Watch Study Report dalam Azuari, 21). Thomas L. Friedman di dalam bukunya The World is Flat 25 atau dunia itu datar yang ditandai dengan perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi. Dengan teknologi informasi komunikasi tidak ada batasan lagi antar bangsa di dunia. Pada akhirnya siapa yang menguasai teknologi informasi komunikasi akan berpeluang untuk menguasai dunia. Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang relatif cepat telah memengaruhi perkembangan perekonomian dunia. Pada periode , negara-negara sedang berkembang di wilayah Asia Pacific, termasuk Indonesia menunjukkan bahwa difusi teknologi informasi berkorelasi positif cukup kuat dengan tingkat pendapatan per kapita (Kim dalam Hermana, 21). Secara luas layanan teknologi informasi tersebut mencakup penggunaan fasilitas berbasis telekomunikasi seperti internet dan teknologi bergerak (mobile technology), layanan telekomunikasi bernilai tambah seperti komunikasi melalui komputer pribadi dan layanan data, layanan siaran seperti TV, radio, dan satellite broadcasting. Dalam dunia perdagangan peranan teknologi informasi komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E- Commerce (e-dagang) atau perdagangan elektronik. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet. E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dan lain-lain. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik ( ), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini. E-dagang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan

11 25 di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester dalam Dian, 211 perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 23. Pada bulan oktober 26 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun USD pada tahun Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Infrastruktur Transportasi Infrastruktur transportasi berpengaruh terhadap biaya ekspor/impor. Biaya ekspor/impor akan memengaruhi kegiatan ekspor/impor secara keseluruhan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap volume dan nilai ekspor/impor, sedangkan nilai ekspor/impor akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Sebagian besar transportasi (pengiriman barang) ekspor/impor melalui lalulintas laut, sedangkan sebagian kecil melalui lalulintas udara. Hal-hal yang memengaruhi transportasi (pengiriman barang) ekspor/impor diantaranya adalah : 1. Handling Cargo, adalah proses yang dibutuhkan pada saat pengiriman atau pengapalan barang. Termasuk trucking dari gudang perusahaan ke pelabuhan, jasa forwading agent, pengurusan dokumen di Bea Cukai dan sertifikat. 2. Pengapalan atau Freigh adalah mengirim barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan negara tujuan. Biaya pengapalan tergantung dari besarnya container LCL, 2 Ft, 4 Ft, 4 HC, dan jaraknya. 3. Asuransi, untuk keamanan barang yang dikirim perlu adanya asuransi untuk mengurangi resiko kehilangan/kerusakan dalam proses pengapalan. Besarnya biaya asuransi tergantung dari jenis pertanggungan dan komoditi barang Latin Business Chronicle, 211, mengelompokkan infrastruktur transportasi ke dalam 16 kelompok sebagai berikut : a. Costs to export (US $ per containers), b. Costs to import (US $ per containers), c. Time to export (days), d. Time to import (days), e. Documents to export (number), f. Documents to import (number),

12 26 g. Quality of port infrastructure, h. Quality of air transport infrastructure, i. Quality of railroad infrastructure, j. Quality of roads, k. Customs efficiency, l. Ease of arranging competitively priced shipments, m. Competence and quality of logistical services, n. Ability to track and trace consignments, o. Timeliness of shipments in reaching destination within the scheduled or expected delivery time. p. Overall quality of trade infrastructure Karena keterbatasan ketersediaan data, hanya 5 variabel dari 16 variabel di atas akan diteliti dalam penelitian ini. Gambar 14 menunjukkan hubungan infrastruktur transportasi dan nilai tukar perdagangan. Kualitas Infrastruktur EKSPOR Waktu Ekspor - Biaya Ekspor - Biaya Impor Nilai Tukar Perdagangan Waktu Impor IMPOR Gambar 14. Hubungan Variabel Infrastruktur Transportasi dengan Nilai Tukar Perdagangan Kondisi infrastruktur transportasi suatu negara dapat memengaruhi biaya ekspor/impor. Semakin baik kondisi infrastruktur, maka biaya ekspor/impor akan semakin rendah. Demikian juga dengan waktu yang diperlukan selama proses eskpor/impor berlangsung. Semakin singkat waktu yang diperlukan, maka biaya ekspor/impor akan semakin rendah. Selanjutnya, biaya eskpor/impor akan memengaruhi nilai maupun volume ekspor/impor dan akan memengaruhi nilai tukar perdagangan suatu negara.

13 Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Teknologi Informasi Komunikasi Teknologi informasi dan komunikasi telah diterapkan dalam berbagai segi perdagangan internasional. Salah satu penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam perdagangan internasional adalah sistem dan prosedur kepabeanan. Di Indonesia, Ditjen Dea & Cukai (DJBC) memanfaatkan teknologi informasi komunikasi pada proses pelayanan kepabeanan. DJBC memulai mengotomatisasikan sistem dan prosedur Kepabeanan sejak tahun 199 dengan diperkenalkannya Customs Fast Release System (CFRS). Sampai saat ini DJBC telah mengalami kemajuan yang cepat dalam proses otomatisasi sistem dan prosedur Kepabeanan dengan diperkenalkan Electronic Data Interchange (EDI) dalam hal pengiriman dokumen pabean melalui infrastruktur jaringan telekomunikasi. EDI Kepabeanan ini telah diterapkan terutama untuk aplikasi ekspor dan impor. Dalam perkembangannya, untuk memperlancar proses penyelesaian kepabeanan, diperlukan prosedur kepabeanan yang semakin sederhana dan telah diharmonisasikan. Konsep Single Window berusaha mewujudkan tujuan diatas. Konsep Single Window timbul dalam kesepakatan Kepala-kepala Negara Asean di Bali tanggal 7 Oktober 23. Dalam Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II), sepakat membuat suatu sistem yang terintegrasi dalam upaya menangani kegiatan ekspor/impor dengan membangun ASEAN Single Window (ASW). Dalam mendukung ASW, negara anggota harus membentuk terlebih dahulu National Single Window (NSW), dimana NSW dari negara-negara anggota ASEAN nantinya akan beroperasi dan berintegrasi. Konsep NSW sendiri dapat di artikan sebagai integrasi pelayanan instansi-instansi pemerintah dalam proses impor-ekspor clearance. Dengan NSW nantinya proses impor-ekspor clearance termasuk proses perijinannya, importir/eksportir hanya sekali saja mengirimkan dokumen pemberitahuannya ke sistem dan selanjutnya sistem yang akan menyebarkan dokumen tersebut ke instansi pemerintah terkait sampai akhirnya diterbitkannya ijin impor atau ekspor, Nandini (21). Penggunaan internet sangat berpengaruh terhadap perdagangan internasional. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara

14 28 internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak (dalam hal ini provider) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet. Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri (seperti nomor telepon) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer (PC) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet. Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. Internet adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 4 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Teknologi informasi komunikasi dapat mengurangi biaya transaksi, biaya transportasi, biaya pemasaran dan biaya produksi secara simultan. Teknologi informasi ini juga berfungsi memperbaiki manajemen dan quality control, kemudahan akses komunikasi serta efisiensi. Hal ini akan memengaruhi ekspor/impor dan pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Berdasarkan uraian di atas, variabel teknologi informasi komunikasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah : pengguna internet, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan impor barang teknologi informasi komunikasi. Gambar 15 menunjukkan hubungan teknologi informasi komunikasi dengan nilai tukar perdagangan.

15 29 Teknologi Informasi Komunikasi Kemudahan Akses Informasi Ekspor Impor Nilai Tukar Perdagangan Gambar 15. Hubungan Teknologi Informasi Komunikasi dengan Nilai Tukar Perdagangan 2.9 Penelitian Terdahulu Freunda dan Weinhold (24) dengan model gravity meneliti pengaruh internet terhadap perdagangan internasional. Cakupan penelitian terdiri dari 56 negara, mulai tahun 1995 sampai dengan Model memperlihatkan peningkatan perdagangan karena biaya tetap untuk masuk ke perdagangan internasional semakin murah. Penelitian Shepherd dan Wilson (28) mengenai fasilitas perdagangan di negara-negara ASEAN menyatakan bahwa arus perdagangan di Asia Tenggara sensitif di sektor infrastruktur yaitu transportasi dan teknologi informasi komunikasi. Dalam penelitian tersebut, infrastruktur didekati dengan kualitas infrastruktur pelabuhan, kualitas infrastruktur bandar udara dan juga kualitas penyediaan jasa internet. Pendekatan lainnya melalui beberapa faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan ekspor dan impor, seperti waktu ekspor/impor, biaya ekspor/impor per kontainer, dan lain sebagainya. Keterkaitan faktor-faktor tersebut terhadap arus perdagangan diduga akan memengaruhi nilai perdagangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan

16 3 Sen et al, (29) menerangkan bagaimana variabel ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang memengaruhi gross terms of trade di negara berkembang dan negara maju. Analisis empiris menggunakan data 22 negara berkembang dan 15 negara maju dari tahun 21 sampai dengan 25. Hasil analisis dengan regresi panel memperlihatkan perubahan variabel ilmu pengetahuan dan teknologi lebih signifikan menjelaskan terms of trade dan ekspor neto negara maju. Studi memasukkan variabel non teknologi (pertumbuhan ekonomi, penanaman modal asing, kredit domestik untuk swasta, suku bunga riil, inflasi, real effective exchange rate), model lebih baik dalam menjelaskan terms of trade negara berkembang, dibandingkan terms of trade negara maju. Efek dari variabel ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada kedua kelompok negara. Penelitian yang dilakukan oleh Albarran et al, (29) menyatakan bahwa investasi di bidang infrastruktur transportasi dapat menurunkan biaya transportasi terutama untuk perusahaan yang melakukan ekspor di Spanyol. Pada akhirnya, penurunan biaya transportasi membantu perusahaan kecil dan menengah untuk masuk ke dalam pasar ekspor Siddiqi dan Vemuri (29) telah meneliti mengenai pengaruh teknologi informasi komunikasi terhadap volume perdagangan internasional. Penelitian dilakukan untuk 64 negara periode Metode panel data digunakan dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan infrastruktur teknologi informasi komunikasi dan ketersediaan internet untuk transaksi komersial pada volume perdagangan internasional. Chung et al, (21) meneliti pengaruh teknologi informasi komunikasi dalam perdagangan bilateral sayuran dan buah antara negara anggota APEC periode Penggunaan internet dan telepon selular merupakan variabel yang diteliti. Hasil studi menunjukkan bahwa menggunakan teknologi informasi komunikasi digital memiliki efek positif yang signifikan pada perdagangan buah dan sayuran antara negara-negara APEC. 2.1 Kerangka Pemikiran Kerjasama perdagangan antara negara-negara ASEAN dengan mitra dagangnya negara-negara Asia Timur terus berlangsung. Penulis

17 31 mengelompokkan negara menjadi dua kelompok yaitu ASEAN dan mitra dagangnya Asia Timur. Kelompok pertama terdiri dari negara-negara ASEAN dan kelompok kedua merupakan negara-negara Asia Timur. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di dua kelompok negara ASEAN dan Asia Timur. Pengaruh infrastruktur transportasi diwakili oleh indeks kualitas infrastruktur transportasi, biaya ekspor per kontainer, biaya impor per kontainer, waktu ekspor dan waktu impor. Selain itu juga dianalisis pengaruh variabel teknologi informasi komunikasi seperti pengguna internet, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan impor barang teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan. Gambar 16 menggambarkan kerangka pemikiran penelitian. Kedua kelompok negara dibandingkan dan dianalisis, apakah terdapat pengaruh variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan. Penggunaan internet dan barang-barang teknologi informasi komunikasi lainnya sangat memengaruhi kemudahan akses informasi. Kemudahan akses informasi, kondisi infrastruktur suatu negara dan waktu yang diperlukan untuk proses ekspor/impor akan memengaruhi biaya ekspor/impor. Selanjutnya biaya ekspor/impor akan memengaruhi nilai maupun volume ekspor/impor dan akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Analisis panel data statis digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang secara signifikan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Berdasarkan variabel-variabel tersebut, disajikan saran untuk meningkatkan nilai tukar perdagangan.

18 32 1. Infrastruktur 2. Waktu Ekspor/Impor 1. Internet 2. Ekspor/Impor Barang Teknologi Informasi Komunikasi Kemudahan Akses Informasi Biaya Ekspor/Impor Ekspor/Impor Indeks Nilai Impor Indeks Nilai Ekspor Nilai Tukar Perdagangan Analisis Panel Data Statis Faktor Yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan Kebijakan Untuk Meningkatkan Nilai Tukar Perdagangan Gambar 16. Kerangka Pemikiran Penelitian 2.11 Hipotesis Penelitian Dalam perdagangan internasional, kinerja perdagangan diukur dengan nilai tukar perdagangan (terms of trade). Nilai tukar perdagangan merupakan interaksi antar indeks nilai ekspor dan indeks nilai impor. Semakin tinggi nilai ekspor akan mendorong peningkatan nilai tukar perdagangan. Semakin baik nilai tukar perdagangan, berarti kesejahteraan suatu negara semakin baik, serta

19 33 mengindikasikan suatu negara mendapatkan keuntungan dalam perdagangan internasional. Dari berbagai penelitian sebelumnya diketahui bahwa arus perdagangan dipengaruhi oleh variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi. Dalam penelitian ini diduga variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi akan mempengaruhi nilai tukar perdagangan. Menurut Sen et al, (29) variabel ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mendorong pertumbuhan nilai tukar perdagangan adalah pengeluaran untuk pendidikan tinggi, pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi, hak paten, riset dan pengembangan. Terkait dengan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh antara variabel infrastruktur transportasi dengan nilai tukar perdagangan 2. Ada pengaruh antara variabel teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

1. Komunikasi, E-Commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan,atau sarana elektronik lainnya.

1. Komunikasi, E-Commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan,atau sarana elektronik lainnya. Sejarah E-Commerce Penerapan Electronic Commerce bermula diawal tahun 1970-an, dengan adanya Electronic Found Transfer(EFT). Saat itu, tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan besar, lembaga

Lebih terperinci

V. HASIL DAN ANALISIS

V. HASIL DAN ANALISIS 53 V. HASIL DAN ANALISIS 5.1. Analisis Regresi Data Panel Statis Tabel 8 menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel statis pada persamaan (1). Koefisien estimasi yang disajikan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional menurut Heckscher-Ohlin merupakan model analisis perdagangan antara dua negara yang mempunyai

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH E COMMERCE

TUGAS KARYA ILMIAH E COMMERCE TUGAS KARYA ILMIAH E COMMERCE Nama : Dian Falta Berdia Nim : 10.12.5047 Jurusan/Kelas : S1SI08/10-S1-SI 08 DOSEN : Prof. Dr. M.Suyanto, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis

Lebih terperinci

TUGAS KOMPUTER & MASYARAKAT

TUGAS KOMPUTER & MASYARAKAT TUGAS KOMPUTER & MASYARAKAT OLEH: NAWWAF SYARIF 15111007 TEKNIK INFOMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUABUANA YOGYAKARTA 2016/2017 PENGANTAR KOMPUTER DALAM DUNIA BISNIS Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

E-COMMERCE. M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Nama: Bayu Algo Putro NIK :

E-COMMERCE. M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Nama: Bayu Algo Putro NIK : E-COMMERCE M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Nama: Bayu Algo Putro NIK : 10.12.4773 2011/2012 KATA PENGANTAR Dalam kararangan ilmiah ini akan diketengahkan hal-hal tentang E-commerce yaitu Strategi Periklanan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE NAMA : Teguh laksana NIM : 10.12.4883 KELAS : S1-SI-07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

MEMPELAJARI SEJARAH E-COMMERCE

MEMPELAJARI SEJARAH E-COMMERCE MEMPELAJARI SEJARAH E-COMMERCE Abdul Rohim Kusuma Heri ochimrohim@rocketmail.com Abstrak Penerapan Electronic Commerce bermula diawal tahun 1970-an, dengan adanyaelectronic Found Transfer(EFT). Saat itu,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

KOMPUTER MASYARAKAT KOMPUTER DI BIDANG BISNIS / EKONOMI

KOMPUTER MASYARAKAT KOMPUTER DI BIDANG BISNIS / EKONOMI KOMPUTER MASYARAKAT KOMPUTER DI BIDANG BISNIS / EKONOMI Disusun oleh: Agus Kurniawan 13111026 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMASTIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANAYOGYAKARTA 2016 Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

Karya Ilmiah E-commerce. Bisnis kecil dan menengah dalam ecommerce

Karya Ilmiah E-commerce. Bisnis kecil dan menengah dalam ecommerce Karya Ilmiah E-commerce Bisnis kecil dan menengah dalam ecommerce DISUSUN OLEH : Agung Jati Kusumo 10.12.5218 10 S1 SI 10 SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YAGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa

Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa Pemerintah baru saja mengeluarkan paket kebijakan ekonomi IX. Fokusnya mempercepat pembangunan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE Nurrachman 10.12.4349 ECOMMERCE-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah karya syarat untuk menjadi ecommerce

Lebih terperinci

Bisnis Internet (E-Commerce)

Bisnis Internet (E-Commerce) Bisnis Internet (E-Commerce) Disusun Oleh : Danny Noviadri Suherman 10.11.3744 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2010 Abstraksi Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE DOSEN PENGAMPU : M. SUYANTO.PROF.DR,M.M NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE DOSEN PENGAMPU : M. SUYANTO.PROF.DR,M.M NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE DOSEN PENGAMPU : M. SUYANTO.PROF.DR,M.M NAMA MAHASISWA : RATRIANA KARTIKASARI NIM : 10.12.5222 KELAS : S1SI10 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara, Condong Catur

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE. Nama : Aris Budianto NIM :

KARYA ILMIAH E-COMMERCE. Nama : Aris Budianto NIM : KARYA ILMIAH E-COMMERCE Nama : Aris Budianto NIM : 09.12.4259 Abstrak E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong perekonomian berbagai negara di dunia semakin menyatu. Keterbukaan perdagangan luar negeri dan keterbukaan

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PANDUAN BAGI PARA PEMULA E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PANDUAN BAGI PARA PEMULA E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE PANDUAN BAGI PARA PEMULA E-COMMERCE NAMA : Budiawan Martha T NIM : 06.12.1997 ALAMAT BLOG: http:// duniaprotect.blogspot.com/ STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRACT E-dagang atau

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN

Lebih terperinci

SIFAT INTERDISIPLINER E-COMMERCE

SIFAT INTERDISIPLINER E-COMMERCE SIFAT INTERDISIPLINER E-COMMERCE Dosen Pembimbing : Prof. Dr. M. Suyanto, M.M Disusun Oleh: NAMA : Barita Rudiang Reswi NIM : 10.12.4913 KELAS : S1-SI-07 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 I. ABSTRAK Perdagangan

Lebih terperinci

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Laporan Publik Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV) PENGEMBANGAN USAHA DAN DAYA SAING PENYEDIA JASA LOGISTIK NASIONAL Jakarta, 15 Juni 2017

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB III NATIONAL SINGLE WINDOW

BAB III NATIONAL SINGLE WINDOW BAB III NATIONAL SINGLE WINDOW 3.1 GAMBARAN UMUM Terminologi dari UN/CEFACT, Single Window adalah sebuah sistem yang memungkinkan kalangan perdagangan (traders) cukup menyampaikan informasi kepada satu

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Perdagangan Internasional Teori tentang perdagangan internasional telah mengalami perkembangan yang sangat maju, yaitu dimulai dengan teori klasik tentang keunggulan

Lebih terperinci

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Makroekonomi Perekonomian Terbuka : Konsep Dasar Perekonomian Tertutup dan Terbuka Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast. Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast. Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional yang semakin meningkat dengan adanya kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

E-Marketing. dalam Strategi Pemasaran MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

E-Marketing. dalam Strategi Pemasaran MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN E-Marketing dalam Strategi Pemasaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Management 15, S.Sos, MM Abstract Membahas mengenai strategi pemasaran dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pelanggan pada kondisi pasar yang kompetitif merupakan faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu utama dari bisnis pada

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pada penelitian tentang penawaran ekspor karet alam, ada beberapa teori yang dijadikan kerangka berpikir. Teori-teori tersebut adalah : teori

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang melahirkan sejumlah konsep, cara berpikir, dan strategi baru dalam dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang melahirkan sejumlah konsep, cara berpikir, dan strategi baru dalam dunia bisnis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang melahirkan sejumlah konsep, cara berpikir, dan strategi baru dalam dunia bisnis. Transfer informasi semakin cepat, hal ini dapat dirasakan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Dasar Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional adalah teori yang menganalisis dasardasar terjadinya perdagangan internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Laporan Publik Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV) PENGEMBANGAN USAHA DAN DAYA SAING PENYEDIA JASA LOGISTIK NASIONAL Jakarta, 15 Juni 2017

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah digunakan secara meluas di segala bidang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah digunakan secara meluas di segala bidang, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah digunakan secara meluas di segala bidang, seperti bidang industri, pendidikan, dan perhubungan. Dalam bidang industri, teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat di era globalisasi saat ini. Teknologi informasi dan sistem informasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interest dan pendapatan non bunga atau fee based income. Pendapatan bunga diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. interest dan pendapatan non bunga atau fee based income. Pendapatan bunga diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin terbukanya ekonomi regional dan global yang ditandai dengan semakin tingginya tingkat persaingan di seluruh sektor bidang usaha, baik dalam maupun luar negeri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya sumber daya alam Indonesia merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya sumber daya alam Indonesia merupakan faktor penunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Besarnya sumber daya alam Indonesia merupakan faktor penunjang penting bagi sektor agribisnis yang merupakan sektor potensial dan sentral dalam pembangunan bangsa :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan informasi serta teknologi komunikasi dalam era globalisasi mampu mengubah dunia dan kehidupan manusia. Dahulu negara dan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

E-Commerce Dimensi e-commerce

E-Commerce Dimensi e-commerce E-Commerce 1 Dimensi e-commerce 2 1 Struktur dan Klasifikasi e-commerce Infrastrukturnya Internet: jaringan global Intranet: jaringan milik perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi Internet,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan bentuk integrasi ekonomi regional ASEAN dalam artian sistem perdagaangan bebas antar negara dalam satu lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi dampak yang signifikan pada pelaku bisnis maupun pelanggan. Perekonomian modern menawarkan banyak alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yangn memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan teori-teori singkat tentang hal yang berhubungan dengan judul dan bahasa pemrograman yang digunakan oleh penulis. Teori ini merupakan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, perdagangan lokal maupun internasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Setiap negara memiliki kebutuhan

Lebih terperinci

Electronic Commerce: Definisi dan Konsep

Electronic Commerce: Definisi dan Konsep E-Commerce 1 Electronic Commerce: Definisi dan Konsep Internet berkembang menjadi saluran distribusi global utama untuk produk, jasa, lapangan pekerjaan bidang manajerial dan profesional Dampaknya mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Globalisasi dan Kemajuan Teknologi Pada era globalisasi saat ini transaksi barang dan jasa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Mobilitas masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah diciptakan jenis-jenis

BAB 1. Pendahuluan. Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah diciptakan jenis-jenis BAB 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah diciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

National Single Window;

National Single Window; PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Internet Internet adalah kumpulan jaringan komputer yang saling berhubungan dan memiliki infrastruktur yang sangat unik, yang bisa menghubungkan

Lebih terperinci

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG Nadia Amanta Reisa, Karnowahadi, Paniya Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce III. LANDASAN TEORI Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah membawa banyak perubahan pada stabilitas ekonomi global, yaitu maraknya penggunaan Internet sebagai medium untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang

Lebih terperinci

PERAN PP-INSW SESUAI AMANAT PERPRES 76/2014 DAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI. Hotel Sahid Jakarta, 17 November 2016

PERAN PP-INSW SESUAI AMANAT PERPRES 76/2014 DAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI. Hotel Sahid Jakarta, 17 November 2016 PERAN PP-INSW SESUAI AMANAT PERPRES 76/2014 DAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI Hotel Sahid Jakarta, 17 November 2016 OVERVIEW INSW Bali Concord 2003 menyatakan bahwa Masyarakat Bersama ASEAN memerlukan ASEAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL

EKONOMI INTERNASIONAL URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan yang sedang. dilaksanakan pemerintah Indonesia dewasa ini, perkembangan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan yang sedang. dilaksanakan pemerintah Indonesia dewasa ini, perkembangan teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan yang sedang dilaksanakan pemerintah Indonesia dewasa ini, perkembangan teknologi, informasi, dan transportasi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan ekonomi antarbangsa dan lintas wilayah negara sudah berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuk hubungan ekonomi yang paling umum adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

Lebih terperinci

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor)

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor) SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN 2016 Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor) Investasi (Bersubsidi) : Rp. 4.000.000,- * Pendidikan Profesi Manajemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan suatu industri jasa yang sangat dominan dan menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan perbankan sangat dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas

Lebih terperinci

Prospek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor. Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai

Prospek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor. Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Prospek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuk barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi banyak orang yang terus berpacu untuk. melalui teknologi yaitu internet karena dalam jangka waktu ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi banyak orang yang terus berpacu untuk. melalui teknologi yaitu internet karena dalam jangka waktu ini banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era globalisasi banyak orang yang terus berpacu untuk meningkatkan sistem informasi melalui banyak cara dengan menggunakan tekhnologi hal ini dapat berdampak positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Internet adalah seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e- Commerce

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini semakin pesat dan semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu perkembangan pesat

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci