HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA. Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA. Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK"

Transkripsi

1 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada atau tidaknya hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan depresi pada remaja. Subyek penelitian sebanyak 70 siswa yang diambil dari dua kelas yaitu kelas 2 IPA1 dan 2 IPS1 di SMA Santo Yosef Surakarta. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang negatif antara konsep diri dengan kecenderungan depresi pada remaja, dengan nilai koefisien korelasi Pearson (r xy ) sebesar -0,655 (p < 0,05), yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsep diri yang dimiliki maka akan semakin rendah kecenderungan depresinya. Nilai determinan (R 2 ) sebesar 0,429, yang berarti sumbangan konsep diri terhadap munculnya kecenderungan depresi adalah 42,9 % sedangkan untuk sisanya 57,1% disumbangkan oleh faktor-faktor lain baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kata kunci : konsep diri, kecenderungan depresi PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa yang menyenangkan, karena di masa ini muncul pola pikir yang individual tanpa ingin bergantung lagi dengan orang dewasa, dan penuh kebebasan untuk menemukan jati diri remaja dengan berbagai cara. Remaja berusaha memperoleh jati diri dengan membentuk citra atau image tentang diri remaja, dan upaya ini terakumulasi dalam suatu konsep yang berisikan gambaran tentang bagaimana setiap remaja mampu mempersepsi diri. Remaja sebagai penerus generasi bangsa yang memiliki banyak kesempatan berasosiasi secara bebas untuk melakukan banyak hal, namun justru banyak remaja mengalami tekanan dan tuntutan. Remaja memiliki keinginan yang kuat untuk melepaskan diri dari keterikatan, tuntutan, dan tekanan dari orang dewasa khususnya orang tua, sehingga remaja mencari dukungan sosial melalui teman sebaya. Teman sebaya (peer group) menjadi sarana sekaligus tujuan dalam pencarian jati diri remaja. Memasuki masa remaja berarti memasuki tahap storm and stress dalam perkembangan jiwa manusia, yaitu masa remaja yang penuh dengan masalah, tuntutan, dan tekanan dalam hidupnya. Sikap, pikiran, pemahaman, penentuan pendapat, serta emosinya masih terus berkembang dan belum stabil. Remaja menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi remaja sering takut bertanggungjawab akan akibatnya dan meragukan kemampuannya untuk dapat mengatasi tanggungjawab tersebut (Hurlock, 1980). Kenyataannya, banyak remaja lebih mudah mengalami depresi dalam menghadapi banyak masalah dan tekanan tersebut. Hal ini sesuai dengan faktor psikososial yang merupakan salah satu faktor penyebab depresi pada remaja, diantaranya remaja yang mengalami depresi lebih sering mengalami peristiwa yang negatif dibandingkan dengan peristiwaperistiwa yang menyenangkan, selain itu remaja yang mengalami depresi sering mempunyai defisit dalam ketrampilan sosial (Soetjiningsih, 2004). Kecenderungan depresi pada remaja relatif tinggi, dengan kata lain

2 2 remaja rentan memiliki kecenderungan depresi. Hal ini terbukti melalui beberapa penelitian, antara lain penelitian yang pernah dilakukan oleh Ibrahim (dalam Sinta, 2002) terhadap 158 siswa laki-laki dan perempuan di delapan SMU Negeri di Jakarta, yaitu berusia tahun. Angka depresi pada siswa-siswi tersebut 14,58% lakilaki dan 15,25% perempuan. Selanjutnya penelitian Prawirohusodo (dalam Sinta, 2002) dari 100 siswa SMU ternyata ada 37 siswa yang mengalami depresi. Kemudian dalam penelitian Prabandari (dalam Sinta, 2002) ditemukan bahwa dari 223 mahasiswa, 115 mahasisiwa (51,57%) mengalami depresi, sedangkan pada penelitian Pangesti (dalam Sinta, 2002) menemukan bahwa dari 111 mahasisiwa baru, 61 mahasiswa mengalami depresi juga. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat (dalam Aulia, 2004), bahwa remaja berusia tahun pada tahun 2001 bertindak bunuh diri karena depresi, yakni 86% adalah laki-laki dan 14% adalah perempuan. TINJAUAN PUSTAKA Depresi diartikan sebagai suatu bentuk emosional yang bercirikan kesedihan yang hebat, merasa akan kegagalan dan ketidakberhargaan, dan penarikan diri dari orang lain (Sue dkk, 1986). Trisna (dalam Hadi, 2004) juga mengatakan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh, mulai perasaan murung sedikit sampai keadaan tidak berdaya. Beck (1985) menggambarkan depresi sebagai keadaan abnormal pada seseorang yang ditunjukkan dengan tanda-tanda dan gejala-gejala seperti suasana hati yang murung, sikap pesimistik dan nihilistik, kehilangan spontanitas, dan tanda-tanda vegetatif yang spesifik. Menurut Beck, seseorang yang mengalami depresi cenderung membandingkan diri dengan orang lain, meyakinkan diri dengan evaluasi diri yang negatif, pikiran-pikiran yang negatif atau disebut dengan kognitif depresif yang dapat menyebabkan depresi atau bahkan memperburuk keadaan atau kondisi yang bersifat negatif. Kecenderungan depresi pada remaja itu sendiri disebabkan karena beberapa hal, salah satunya karena konsep diri yang rendah. Penyebab kecenderungan depresi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain menurut pendapat Beck (dalam Soetjiningsih, 2004) dengan model cognitif-behavioral, depresi terjadi karena pandangan yang rendah terhadap diri sendiri (konsep diri yang rendah), interpretasi yang negatif terhadap pengalaman hidup dan harapan yang negatif terhadap diri sendiri, interpretasi yang negatif terhadap pengalaman hidup dan harapan yang negatif untuk masa depan. Ketiga pandangan ini menyebabkan timbulnya depresi, rasa tidak berdaya, dan putus asa. Menurut Seligman (dalam Sinta, 2002), remaja yang mempunyai sikap optimis yang rendah dalam kehidupan sehari-hari, akan mudah cenderung untuk depresi yang ditunjukkan dengan kecemasan dan tidak berdaya, prestasi di sekolah kurang, dan merasa tidak mempunyai harapan. Remaja yang memiliki konsep diri yang rendah ketika menghadapi suatu permasalahan, maka remaja itu akan bersikap pesimis, menyerah pada masalah, tidak berdaya, merasa putus asa, dan akibatnya depresi. Menurut Lubis (dalam Allyah, 2004), seorang psikolog Universitas Indonesia, jika seseorang termasuk tipe yang selalu memiliki penilaian terhadap diri cenderung rendah, ditambah orang tersebut juga punya karakter yang tertutup, kecenderungan depresi akan lebih mudah menyerang. Jika seseorang selalu menilai rendah terhadap diri sendiri, maka akan

3 3 menjadi orang yang pesimis dan hopeless. Seseorang yang mempunyai karakter tertutup, maka akan cenderung memendam dan menumpuk masalah, sehingga cenderung untuk depresi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti kecenderungan depresi yang dialami pada remaja yang kemudian dihubungkan dengan konsep dirinya. Pada dasarnya remaja yang berkonsep diri rendah lebih cenderung mengalami depresi, karena remaja selalu memandang dirinya rendah, merasa tidak berdaya, tidak mampu melakukan segala sesuatu, maka remaja ini akan tertekan sendiri dan cenderung untuk depresi, seperti murung, tidak bersemangat, pesimis, dan lain-lainnya. Seseorang yang cenderung selalu menilai rendah kepada diri sendiri, ditambah orang tersebut juga punya karakter yang tertutup, kecenderungan depresi akan lebih mudah menyerang. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecenderungan depresi, sedangkan variabel bebasnya adalah konsep diri. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswasiswi kelas dua SMA Santo Yosef Surakarta yang memiliki usia antara tahun, dengan jumlah 39 siswa kelas dua IPA2 dan 40 siswa kelas dua IPS2, namun ada 13 siswa yang mengerjakan skala tidak lengkap sehingga jumlah total skala berkurang menjadi 66 total skala kelas dua IPA2 dan IPS2. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Skala yang digunakan sebagai berikut: 1. Skala Konsep Diri Skala konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala konsep diri hasil modifikasi skala yang disusun oleh Sari (2005), namun sebelum dilakukan uji coba (try out) dimodifikasi kembali oleh peneliti dengan mengurangi beberapa butir aitem berdasarkan aspek-aspek konsep diri yang dikemukakan oleh Fitts (dalam Takaranita, 2001), yang meliputi penilaian terhadap diri sendiri, bagaimana memandang diri pribadi, bagaimana harapan terhadap diri sendiri, pandangan terhadap perilakunya sendiri, pandangan tentang fisiknya sendiri, pandangan diri terhadap moral dan etika, pandangan diri terhadap harga diri menjadi anggota keluarga, interaksi terhadap orang lain, dan penilaian terhadap prestasi akademik yang dimiliki. Konsep diri yang dimiliki oleh subjek penelitian ditunjukkan oleh skor total yang diperoleh dari subyek penelitian pada skala konsep diri. Skala konsep diri disajikan dalam pernyataan favorabel dan unfavorabel dengan lima alternatif jawaban, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), N (netral), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Skala konsep diri terdiri dari 59 aitem dengan indeks korelasi aitem-total yang berkisar antara 0,2584 sampai dengan 0,6741. Uji reliabilitas skala ini dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach dengan koefisien sebesar 0, Skala Depresi Skala depresi yang digunakan dalam peneltian ini adalah Beck Depression Inventory yang disusun oleh Beck (1985), namun telah dimodifikasi oleh Burns (1988), yang mana kategori sikap dan gejala depresi yang dikemukakan oleh Beck tersebut adalah kesedihan, pesimisme, perasaan gagal, ketidakpuasan, perasaan bersalah, perasaan akan hukuman, perasaan tidak suka terhadap diri sendiri,

4 4 menyalahkan diri sendiri, keinginan bunuh diri, frekuensi menangis, mudah marah, cenderung menarik diri dari lingkungan, tidak mampu mengambil keputusan, perasaan akan perubahan gambaran tubuh, kemunduran dalam bekerja, perasaan mudah lelah, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, kecemasan akan kesehatan tubuh, dan hilangnya minat seks. Skala depresi yang digunakan terdiri dari 21 kelompok pernyataan yang masing-masing kelompok terdiri dari empat pernyataan. Skala depresi atau Beck Depression Inventory diujicobakan terlebih dahulu hanya untuk pembuktian bahwa skala depresi tersebut benar-benar teruji validitas aitemnya dan reliabilitas alat ukurnya karena skala depresi yang digunakan merupakan skala depresi yang sudah terstandardisasi. Koefisien korelasi aitem-total yang berkisar antara 0,3100 sampai dengan 0,5753. Uji reliabilitas skala ini dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach dengan koefisien sebesar 0,8347. Untuk menguji hipotesis digunakan tehnik korelasi product moment, dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program atau software yang dugunakan adalah Statistic Product and Service Solution (SPSS) for windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi Pearson (r xy ) sebesar 0,655 (negatif) dengan p = 0,00 (p < 0,01) serta koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,429. Hipotesis diterima dengan taraf signifikansi 99% dan ada 1% yang mungkin terjadi kesalahan sampel. Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,429 menunjukkan bahwa sumbangan efektif konsep diri terhadap munculnya kecenderungan depresi adalah sebesar 42,9%, sedangkan untuk sisanya 57,1% disumbangkan oleh faktor-faktor lain baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Korelasi Product Moment dari Pearson bertanda negatif (-0,655) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi konsep diri maka semakin rendah kecenderungan depresi dan sebaliknya, semakin rendah konsep diri maka semakin tinggi kecenderungan depresi. Mean empirik variabel konsep diri adalah 230,4 lebih tinggi dari mean hipotetiknya yaitu 177, sedangkan mean empirik variabel kecenderungan depresi adalah 14,16 lebih rendah dari mean hipotetiknya yaitu 31,5. Artinya secara umum subjek penelitian yang memiliki konsep diri yang tinggi maka akan memiliki kecenderungan depresi yang rendah. Gambaran subjek berdasarkan konsep diri dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Gambaran Subjek Berdasarkan Konsep Diri Kategori Frekuensi Presentase Sedang 3 4,29 % Tinggi 40 57,14 % Sangat 27 38,57 % Tinggi Berdasarkan gambaran subjek pada tabel 1, dapat disimpulkan bahwa untuk kategori rendah maupun sangat rendah pada subjek tidak ada (0%), dan lebih banyak subjek yang berada dalam kategori konsep diri tinggi sebesar 57,14 % dan sangat tinggi

5 5 sebesar 38,57 %. Gambaran subjek berdasarkan kecenderungan depresi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Gambaran Subyek Berdasarkan Konsep Diri Kategori Frekuensi Presentase Naik turunnya perasaan ini tergolong wajar 25 35,71 % Rasa murung yang ringan 17 24,29 % Garis-garis depresi klinis 15 21,43 % Depresi sedang 12 17,14 % Depresi parah 1 1,43 % Berdasarkan gambaran subjek pada tabel 2, maka dapat disimpulkan bahwa kategori depresi ekstrim pada subjek tidak ada (0 %), dan variabel kecenderungan depresi lebih banyak subjek berada pada kategori perasaan yang tergolong wajar sebesar 35,71 % dan rasa murung yang ringan sebesar 24,29 %. Hasil perhitungan terhadap uji normalitas menunjukkan variabel konsep diri berdistribusi normal dengan nilai Z = 0,532 dan nilai p = 0,940 (p>0,05). Sementara itu, untuk variabel kecenderungan depresi adalah normal dengan nilai Z = 0,712 dan nilai p = 0,691 (p > 0,05). Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan depresi dikatakan linear apabila p < 0,05. Hasil pengujian yang diperoleh adalah nilai F = 61,172 dan p = 0,000 yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel linier yaitu variabel konsep diri dengan variabel kecenderungan depresi. Hasil analisis data dengan subyek penelitian kelas dua SMA Santo Yosef Surakarta menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara konsep diri dengan kecenderungan depresi. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi r xy = -0,655 dengan p = 0,000 (p < 0,05), artinya semakin tinggi konsep diri yang dimiliki maka semakin rendah kecenderungan depresinya, dan sebaliknya semakin rendah konsep diri yang dimiliki maka semakin tinggi kecenderungan depresinya. Hasil analisis data pada subyek penelitian siswa-siswi kelas 2 SMA Santo Yosef Surakarta menunjukkan bahwa konsep diri yang dimiliki tinggi sehingga secara otomatis kecenderungan depresinya pun rendah. Hal ini merupakan kebalikan dari teori yang dinyatakan oleh Beck (1985), bahwa konsep atau penilaian diri yang rendah dapat menyebabkan terjadinya depresi. Persentase sumbangan efektif konsep diri yang memunculkan terjadinya kecenderungan depresi yaitu sebesar 42,9 %, Sehingga sisa dari sumbangan efektif tersebut yang sebesar 57,1 % dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Hasil penelitian juga ditemukan beberapa kasus bahwa subjek yang memiliki konsep diri yang tinggi namun tetap saja memiliki kecenderungan depresi pada siswa-siswi kelas 2 SMA Santo Yosef Surakarta sebagai subjek penelitian, sehingga konsep diri bukan secara murni sebagai pemicu munculnya kecenderungan depresi, namun kasuskasus dari data yang diperoleh tersebut ditemukan bahwa kecenderungan depresi terjadi antara lain karena faktor usia, dimana subjek tersebut berada pada tahap usia remaja tengah. Pada tahap remaja tengah, remaja masih

6 6 memiliki emosi yang labil dan akan menghadapi berbagai masalah yang semakin kompleks baik masalah perbedaan pendapat dengan orangtua atau orang dewasa, masalah mata pelajaran yang semakin banyak materi yang diperoleh dari sekolah, dan masih banyak masalah lain terlebih masalah dengan teman-teman sebayanya, sehingga remaja menjadi bingung dan emosinya pun tidak menentu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Blos (dalam Sarwono, 2000) yaitu pada tahap perkembangan remaja madya, remaja berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu harus memilih yang mana, yaitu peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Jenis kelamin juga cukup berpengaruh terhadap munculnya kecenderungan depresi. Di lihat dari data yang diperoleh, lebih banyak jenis kelamin laki-laki yang mengalami kecenderungan depresi dari pada jenis kelamin perempuan. hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh National Household Survey on Drug Abuse di Amerika pada tahun 1991 (Santoso, 2006) yang menyatakan bahwa remaja berusia tahun mengalami ketergantungan dan penyalahgunaan narkoba dan remaja dengan jenis kelamin laki-laki memiliki jumlah 7,4 juta jiwa lebih tinggi dibanding wanita dengan jumlah 5,4 juta jiwa, dimana narkoba merupakan usaha untuk melarikan diri dari perasaan frustrasi dan depresi sebagai akibat dari lingkungan kompetitif yang dihadapi (Butler dalam Kaplan dalam Santoso, 2006). Oleh karena remaja dalam keadaan bingung dan emosi yang masih labil maka remaja lebih mudah mengalami kecenderungan depresi. Keutuhan orangtua juga sangat berpengaruh bagi kehidupan anaknya. Data yang berkasus menunjukkan bahwa ada beberapa subjek yang sudah tidak memiliki ayah atau ibu, orangtua yang bercerai, bahkan kedua orangtua subjek tersebut masih hidup bersama namun tetap memiliki kecenderungan depresi walaupun konsep dirinya tinggi. Subjek yang kedua orangtuannya sudah tidak utuh baik salah satu orangtuanya sudah meninggal atau orangtuanya yang bercerai, tidaklah heran jika subjek memiliki kecenderungan depresi. Hal ini terjadi karena sosok figur lekat subjek sudah hilang yang mana orangtua adalah pendukung utama bagi perkembangan anak-anaknya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kecenderungan depresi. Hal ini berarti semakin tinggi konsep diri yang dirasakan oleh remaja maka akan semakin rendah kecenderungan depresi, begitu juga sebaliknya semakin rendah konsep diri yang dirasakan oleh remaja maka semakin tinggi kecenderungan depresi. Konsep diri setiap individu bisa berbeda antara individu satu dengan individu lainnya disebabkan karena kemampuan seseorang dalam mempersepsi diri sendiri yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka dapat diberikan beberapa saran terhadap berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi orangtua. Orangtua merupakan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak-anak, sehingga pola asuh orangtua yang diterapkan pun sebaiknya pola asuh yang demokratis. Pola asuh yang demokratis ini terjadi secara dua arah yaitu antara orangtua dan anak. Orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk

7 7 berpendapat sehingga anak dapat mengutarakan segala keinginan dan harapan-harapannya secara terbuka kepada orangtua. Namun ketetapan peraturan yang diberikan orangtua pun harus tetap ada dan bersifat bijaksana. 2. Bagi siswa. Konsep diri yang tinggi pada siswa dipertahankan agar menjadi optimal sehingga dalam kehidupan sehari-hari para siswa tersebut dapat menjalani dengan penuh rasa percaya diri, optimis, dan tetap semangat, sehingga akan terhindar dari kecenderungan depresi. 3. Bagi sekolah. Agar mempertahankan konsep diri siswa yang tinggi untuk menjadi optimal, maka sekolah perlu mengadakan program-program khusus, seperti outbound training, pengembangan diri, dan programprogram lainnya yang memacu para siswa untuk lebih percaya diri dan mampu menghadapi tantangan yang terjadi di masa remaja hingga masamasa berikutnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya. Dari penelitian ini dibuktikan bahwa konsep diri yang dimiliki oleh siswa kelas 2 SMA Santo Yosef Surakarta adalah tinggi, sehingga kecenderungan depresinya pun menjadi rendah. Namun ada beberapa kasus terjadi yang menyatakan bahwa walaupun konsep diri yang dimiliki siswa tinggi namun kecenderungan depresinya pun juga tinggi. Dilihat dari data yang diperoleh peneliti ada faktorfaktor lain selain konsep diri sebagai pemicu terjadinya keocenderungan depresi pada remaja, sehingga untuk peneliti berikutnya dapat meneliti lebih dalam lagi faktor-faktor lain yang telah ditemukan tersebut sebagai pemicu terjadinya kecenderungan depresi pada remaja. DAFTAR PUSTAKA Allyah Hallo, Depresi Itu Basi Lagi. Artikel. Jakarta: Astuti, Y.D Konsep Diri dan Sikap Agresi pada Siswa SMU 17 I di Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Aulia, L Mereka Butuh Perhatian dan Pengertian. Artikel. Jakarta: Beck, A.T Depression Cause and Treatment. Philadelphia: University of Pensylvania Burns, S Terapi Kognitif: Pendekatan Baru Bagi Penanganan Depresi (alih bahasa: Drs. Santoso). Jakarta: Erlangga Hadi, P Depresi dan Solusinya. Yogyakarta: Tugu Hurlock, E.B Psikologi Perkembangan. Edisi ke Lima. Jakarta: Erlangga. Santoso, B Narkoba dan Remaja. Artikel. Jakarta. up/psikologi-indonesia Sari, S.D Konsep Diri Yang Berasal Dari Keluarga Broken Home. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Sarwono, S.W Psikologi Remaja. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada

8 8 Sinta, N.C Hubungan Antara Optimisme dengan Depresi pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Soetjiningsih Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Denpasar: CV Sagung Seto. Sue, D., Derald, Stanley Understanding Abnormal Bahavior. Edisi ke Dua. Boston: Houghton Mifflin Company. Susanto, A Hubungan Antara Konsep Diri dan Prestasi Belajar Siswa Kelas Dua SMU Negeri I Sukadana Lampung Timur. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Tarakanita, I Hubungan Status Identitas Etnik dengan Konsep Diri Mahasiswa. Jurnal Vol.7. No.1. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Kenapa Bisa Terjadi Stres dan Depresi. Artikel. Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kekalutan emosi, instropeksi yang berlebihan, kisah yang besar, dan sensitivitas yang tinggi. Masa remaja adalah masa pemberontakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (00:3) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu variabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemandirian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Dari data yang telah terkumpul dilaksanakan uji asumsi. Tujuan uji asumsi tersebut adalah untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Murni 1 Surakarta, tepatnya di Jl. Dr. Wahidin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja 2. Variabel Bebas : a.persepsi Keharmonisan Keluarga : b. Konsep Diri B. Definisi Operasional

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intrauterin dan terus berlangsung hingga dewasa. Proses mencapai dewasa inilah anak harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini dapat menimbulkan penderitaan yang berat. Depresi menjadi masalah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini dapat menimbulkan penderitaan yang berat. Depresi menjadi masalah dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Depresi dapat terjadi pada semua usia termasuk remaja. Gangguan depresi ini dapat menimbulkan penderitaan yang berat. Depresi menjadi masalah dalam kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisisnya menekankan pada data numerikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18-22 tahun (Santrock, 2003: 31). Lebih rinci, Konopka dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi menggunakan analisis komparasi yaitu bentuk analisis variabel (data) u ntuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut (Machfoedz, 010). Variabel disebut juga sebagai objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian korelasional yang menghubungkan antara penggunaan situs jejaring sosial (X) dengan empati (Y). Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian merupakan tahap yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Orientasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA Oleh : RIDHAYATI FARIDH 04320316 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian ataupun penulisan karya ilmiah sangat penting. Pada dasarnya suatu penelitian adalah cara kerja agar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang terdiri dari dua variabel penelitian yaitu variabel prediktor dan variabel kriterium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada

Lebih terperinci

BAB lll METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat

BAB lll METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat 33 BAB lll METODE PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti mempergunakan metode penelitian kuantitatif dengan memberikan skala dan angket kepada subjek yang ditentukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karateristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah. 6 C. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan partisipasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan

0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan 90 0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari Kolmogorov-Smirnov. b) Uji Linieritas hubungan. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. sesuatu yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di wilayah

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. sesuatu yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di wilayah 40 BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi kancah penelitian Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya memahami kancah atau tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena dalam proses penelitiannya menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Telah disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuningsih S. Psi., M. si) HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pemilihan dan penggunaan metode sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penentuan metode yang dipakai harus tepat dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Berdasarkan data yang telah diperoleh dari penelitian tersebut diadakan uji asumsi. Uji asumsi dikerjakan dengan menggunakan Statistical Package of Social Science (

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus, atau model matematis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Bullying 2. Variabel Bebas : a. Secure Attachment dengan Orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan 38 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penelitian, (b) Depenisi Operasional Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik regresi ganda. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan metode

Lebih terperinci