KAMUS BAHASA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAMUS BAHASA INDONESIA"

Transkripsi

1

2 KAMUS BAHASA INDONESIA

3 KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008

4 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008 xvi, 1826 hlm.; 21,5 cm ISBN BAHASA INDONESIA - KAMUS

5 TIM REDAKSI KAMUS BAHASA INDONESIA Pemimpin Redaksi Dendy Sugono Penyelia Sugiyono Yeyen Maryani Redaksi Pelaksana Ketua Meity Taqdir Qodratillah Anggota Cormentyna Sitanggang, Menuk Hardaniwati Dora Amalia, Teguh Santoso, Adi Budiwiyanto Azhari Dasman Darnis, Dewi Puspita Pembantu Pelaksana Endang Supriatin, Dede Supriadi Delia Saparini, Rini Maryani

6 PRAKATA Satu bahasa besar atau bahasa utama memiliki kamus, tata bahasa, dan uji bahasa yang standar. Kamus memuat khazanah kosakata bahasa yang dapat menjadi lambang atau indikator kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Demikian pula, bahasa Indonesia memiliki kekayaan kosakata yang memadai sebagai sarana pikir, ekspresi, dan komunikasi di berbagai bidang kehidupan. Kamus Bahasa Indonesia ini merupakan buku rujukan yang memuat khazanah kata bahasa Indonesia. Selain kosakata umum bahasa Indonesia, kamus ini memuat berbagai istilah dari bidang ilmu yang pasti akan sangat bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa. Dibandingkan dengan kamus yang terbit sebelumnya, kamus ini telah mengalami penyempurnaan definisi atau penjelasan lema/sublemanya, penambahan makna (akibat perkembangan pemakaian bahasa), perbaikan penulisan latin untuk nama tumbuhan dan hewan, serta perubahan urutan susunan sublema. Semua itu dilakukan atas dasar masukan dari para pengguna kamus, baik melalui surat, pos-el, telepon, surat kabar/majalah maupun melalui forum atau pertemuan ilmiah. Sublema yang merupakan derivasi dari lema pokok disusun berdasarkan paradigma pembentukan kata, tidak lagi diurutkan berdasarkan abjad. Dengan demikian, sublema petinju ditampilkan di bawah sublema bertinju, sedangkan peninju di bawah meninju dan meninjukan, serta tinjuan yang merupakan hasil meninju diletakkan di bawah peninjuan (perbuatan meninju). Dari segi isinya, kamus ini diperkaya istilah bidang ilmu fisika, kimia, matematika, dan biologi yang sudah sangat lazim digunakan. Definisi kata-kata itu diambil dari kamus istilah bidang ilmu yang dikembangkan oleh para pakar bersama Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Dengan memasukkan istilah-istilah itu, kamus ini dapat menjadi rujukan awal yang dapat digunakan oleh pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum untuk memahami konsep-konsep dasar keilmuan itu. Dengan demikian, sumbangan kamus ini bagi upaya pencerdasan bangsa akan lebih dapat dirasakan. Untuk menghasilkan kamus seperti itu diperlukan semangat, ketekunan, dan kerja keras penyusun. Oleh karena itu, atas terbitnya kamus ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah turut berperan dalam penulisan kamus ini. Selain itu saya memberikan ucapan terima kasih kepada Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional yang telah mengubah kamus ini ke format elektronik sehingga dapat disebarluaskan kepada masyarakat melalui layanan buku murah Departemen Pendidikan Nasional. Semoga penerbitan kamus ini dapat memberi manfaat besar bagi upaya pencerdasan bangsa menuju insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Jakarta, 28 Oktober 2008 Kepala Pusat Bahasa Dendy Sugono Pemimpin Redaksi

7 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL PADA PENERBITAN KAMUS BAHASA INDONESIA Perkembangan bahasa mencerminkan perkembangan kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Perkembangan bahasa itu tampak pada perkembangan kosakata. Perkembangan kosakata bahasa Indonesia amatlah pesat pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 yang, antara lain, dipacu oleh perkembangan ilmu dan teknologi serta seni. Perkembangan kosakata itu dapat dilihat pada bertambahnya lema dalam kamus bahasa Indonesia dari satu edisi ke edisi berikutnya. Tanpa kita rasakan ternyata Kamus Besar Bahasa Indonesia telah 20 tahun berada di tengah-tengah masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. Selama kurun waktu itu kamus tersebut telah mengalami perkembangan muatan lema dari lema pada edisi pertama (1988) hingga lema pada edisi keempat (2008). Hal itu menunjukkan bahwa kamus tersebut selalu memutakhirkan kandungan lemanya. Menurut catatan Pusat Bahasa, dari edisi pertama hingga edisi ketiga kamus itu mengalami cetak ulang hingga puluhan kali. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat memang memerlukan kamus tersebut sebagai sumber rujukan dalam dunia pendidikan ataupun dunia kerja. Di samping pengguna, respons masyarakat terhadap kamus itu juga muncul dalam bentuk upaya penerbitan kamus serupa untuk keperluan bisnis. Beberapa kamus bahasa Indonesia bermunculan, bahkan beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan kepopuleran Kamus Besar Bahasa Indonesia yang tampaknya sudah merebut hati masyarakat. Jika kamus yang bermunculan itu disusun dengan standar perkamusan yang memadai, peran masyarakat dalam menyediakan kamus bahasa Indonesia seperti itu dapat menjadi aspek positif bagi pengembangan dan pemasyarakatan bahasa Indonesia. Sebaliknya, kamus serupa itu akan menjadi aspek negatif apabila penyusunannya hanya memperhatikan aspek bisnis semata. Kamus Bahasa Indonesia ini harus dipandang sebagai upaya pemutakhiran acuan kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kamus ini menjadi sumber rujukan bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan daya ungkap pengguna bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, terutama di kalangan insan pendidikan. Kamus ini menjadi pegangan utama pelajar dan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berekspresi dan berkomunikasi lisan ataupun tulis. Demikian juga bagi peneliti, penulis, penerjemah, wartawan, dah masyarakat luas dapat memanfaatkan kamus ini demi meningkatkan pengetahuan dan wawasan bahasa Indonesia serta kemajuan peradaban

8 bangsa Indonesia. Atas terbitnya kamus ini, saya menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para penyusun. Dalam semangat 100 tahun Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia dan semangat 80 tahun Sumpah Pemuda, terbitnya Kamus Bahasa Indonesia yang disertai terbitnya Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa sungguh merupakan persembahan yang amat berharga bagi bangsa Indonesia. Semoga buku ini membawa manfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Jakarta, 28 Oktober 2008 Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo

9 Daftar Isi Tim Redaksi v Prakata vii Sambutan Menteri Pendidikan Nasional ix Daftar Isi xi Petunjuk Pemakaian Kamus xiii Lema KBI A Z

10 PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS A. Ejaan Ejaan yang digunakan di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang didasarkan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. B. Bentuk Susunan Kamus Susunan kada dasar (lema) dan kata turunan (sublema) Kamus Bahasa Indonesia disusun seperti berikut. 1. Kata Dasar dan Kata Turunan Kata dasar atau bentuk dasar yang menjadi dasar segala bentukan kata diperlakukan sebagai lema atau entri, sedangkan bentuk derivasinya (kata turunan, kata ulang, dan gabungan kata) diperlakukan sebagai sublema atau subentri. Contoh: sabar adalah kata dasar dan kata bersabar, menyabarkan, penyabar, dan kesabaran adalah bentuk derivasinya. Dengan demikian, cara menyusunnya adalah sebagai berikut. sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb); menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah; penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap persoalan;

11 kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini; tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan temanku yg ~di antara teman-temanku 2. Kata Ulang atau Bentuk Ulang Kata ulang atau bentuk ulang di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini diatur atau disusun sebagai berikut. a) Bentuk kata yang seolah-olah merupakan bentuk ulang, seperti alap-alap, laba-laba, kupu-kupu diperlakukan sebagai lema. b) Bentuk ulang seperti pontang-panting diperlakukan sebagai lema. c) Kata ulang yang menunjukkan jamak dalam hal proses diperlakukan sebagai sublema. Contoh: bersaf-saf diletakkan sesudah saf tersedeng-sedeng diletakkan sesudah sedeng 3. Gabungan Kata a) Gabungan kata atau kelompok kata yang mempunyai derivasi diperlakukan sebagai lema. Contoh: salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg diberikan; penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan b) Gabungan kata atau kelompok kata yang tidak berderivasi di perlakukan sbg sublema. Letaknya langsung di bawah lema yang berkaitan dan disusun berderet ke samping secara berurutan menurut abjad. Unsur pertama gabungan kata itu dicetak dengan tanda hubung ganda (--) Contoh: sagu n 1 pohon yg hati batangnya dapat dibuat tepung; 2 hati batang pohon palem; 3 tepung (dr pati hati batang enau, rumbia, dsb); -- belanda garut; Maranta arundinacea; -- betawi sagu belanda;

12 -- hati ki pemberian (tanda mata, hadiah, dsb) sbg hiburan (tanda penghargaan, kenang-kenangan, dsb); -- pisang hati batang pisang; - - tampin pati sagu yg dibungkus dng daun nipah; c) Gabungan kata atau kelompok kata yang dibentuk dari kata turunan atau sublema diperlakukan sebagai sublema dan diletakkan di bawah kata turunan tersebut. Unsur pertama kata turunan itu dicetak dengan tanda tilde (~). Contoh: saji n...; menyajikan v...; tersaji v...; sajian n...; penyaji n...; -- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan ilmiah C. Tanda Baca 1. Tanda Hubung (-) a) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: a) main-main b) saban-saban b) Tanda hubung dipakai di depan kata bilangan yang menunjukkan tingkat atau urutan. Contoh: ke-4 ke-7 ke-9 2. Tanda Hubung Ganda (--) Tanda hubung ganda dipakai untuk menggantikan lema yamg terdapat dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh:

13 sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 3. Tilde (~) Tilde dipakai untuk menggantikan sublema yang terdapat di dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh: sabar a...; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; 4. Cetak Miring Huruf-huruf yang dicetak miring digunakan untuk menuliskan label kelas kata, dan contoh pemakaian lema atau sublema dalam kalimat. Contoh: a) Label Kelas Kata a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina), num (numeralia), p (partikel), pron (pronomina), dan v (verba) b) Kalimat contoh pemakaian lema dan sublema sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 5. Cetak Tebal a. Huruf yang dicetak tebal adalah lema.

14 Contoh: piring n 1 perabot rumah tangga berbentuk bundar pipih dan sedikit cekung, terbuat dr porselen, beling, dsb, untuk meletakkan nasi, lauk-pauk, dsb: -- yg dipakai untuk jamuan malam sudah disiapkan;...; b. Huruf yang dicetak tebal menunjukkan angka untuk angka polisem (kata yg memiliki lebih dari satu makna). Contoh sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; c. Huruf yg dicetak tebal menunjukkan gabungan kata. Contoh: saji n...; menyajikan v...;... penyaji n...; -- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan ilmiah 6. Koma (,) 1) Tanda koma (,) dipakai untuk membatasi huruf kapital dan huruf kecil pada lema pertama setiap abjad. Contoh: a) D, d /dé/ n huruf ke-4 abjad Indonesia b) G, g /gé/ n huruf ke-7 abjad Indonesia 2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan lema beserta kelas kata yang tidak diberi deskripsi dengan sublema. Contoh: a) sabat v, menyabat v memukul dng tali atau cemeti

15 3) Tanda koma dipakai untuk menandai bagian-bagian pemerian sebagai pilihan bentuk kata. Contoh: sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan 7. Titik Koma (;) 1) Titik koma (;) dipakai untuk memisahkan bentuk-bentuk kata yang bermakna sama atau hampir sama (sinonim) yang terdapat pada penjelasan makna. Contoh: salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg diberikan; penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan 2)Titik koma (;) dipakai sebagai penanda akhir penjelasan makna sebuah sublema yang masih belum merupakan bentuk derivasi terakhir (penjelasan makna sublema yang merupakan bentuk derivasi terakhir sebuah lema tidak diakhiri dengan tanda apa pun). Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb); menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah; penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap persoalan;

16 kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini; tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan temanku yg ~di antara teman-temanku 8. Titik Dua (:) Titik dua (:) dipakai sebagai pengganti kata misalnya di akhir deskripsi dan sebelum contoh pemakaian. Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 9. Tanda Kurung ((...)) Tanda kurung ((...)) dipakai untuk menunjukkan bahwa kata atau bagian kalimat yang terdapat di dalam penjelasan yang diapit oleh tanda kurung itu merupakan keterangan penjelas bagi kata-kata atau pernyataan yang terdapat di depannya. Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 10. Garis Miring (/.../) Garis miring (/.../) dipakai untuk lafal kata yang mengandung unsur bunyi /e/ atau /é/ agar tidak terjadi kesalahan di dalam melafalkan kata. Contoh: sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan

17 11. Tika Atas atau Superskrip Tika atas atau superskrip ( 1..., 2..., 3...) dipakai untuk menandai bentuk homonim yang homograf dan homofon. Tanda ini diletakkan di depan kata lema yang memiliki bentuk homonim, setengah spasi ke atas. Contoh: a) 1 bisa a mampu; dapat: dia C berenang; 2 bisa n zat racun dr binatang (spt ular); b) 1 seri a tidak ada yg menang atau kalah: pertandingan sepak bola itu berakhir 2 seri n cahaya: wajahnya; 12. Angka Arab Angka Arab bercetak tebal (1, 2, 3,...) dipakai untuk menandai makna polisemi (yaitu arti kesatu, arti kedua, arti ketiga, dan seterusnya). Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; D. Label dan Singkatan Kata 1) Label Kelas Kata n nomina v verba a adjektiva adv adverbia num numeralia p partikel pron pronomina

18 2) Singkatan Kata dl dalam dng dengan dp daripada dr dari dsb dan sebagainya kpd kepada krn karena msl misalnya pd pada sbg sebagai spt seperti thd terhadap tt tentang yg yang

19 374 E 1 E, e /é/ n 1 huruf ke-5 abjad Indonesia; 2 tanda urutan ke-5 2 e /é/ p kata seru untuk me- perhatian, mengingatkan, narik dan memanggil ebam /ébam/ ark n tempat air yg terbuat dr tembikar berbentuk bulat panjang eban /éban/ v, mengeban v mengempaskan (membanting, melemparkan) ke sisi; dieban v dihempaskan; (dibanting) ke sisi; sudah ~ dihela pula, pb menderita berbagai-bagai kemalangan (kecelakaan dsb) terus menerus ebang 1 bang ebek / ébék/ n layar (anyaman bambu dsb) penutup jendela (pintu, dsb) untuk penahan sinar matahari ebi /ébi/ n udang yg sudah dikeringkan, biasanya dipakai untuk bumbu eboh /éboh/ heboh ebonit /ébonit/ n Kim karet vulkanisir yg keras yg dibuat dr campuran karet dng belerang (yg digunakan dl pembuatan barang kecil atau sbg penyekat listrik) ebornit n karet yg telah divulkanisir ebro /ébro/ n kereta sewaan (beroda dua atau empat) ebulioskop /ébulioskop/ n Kim alat untuk menentukan titik didih dan bobot molekul ebulisi /ébulisi/ n Kim pembentukan gelembung sbg permulaan titik didih cairan eburnasi /éburnasi/ n pengerasan permukaan tulang persendian ece /écé/ v, mengece v mengejek; mengolok-olok ecek /écék / a, ecek-ecek 1 tidak sungguh-sungguh; 2 pura-pura eceng /écéng/ n tumbuhan air yg bunganya dapat dimakan sbg sayur, Limnocharis flava; -- gondok tumbuhan air yg hidup terapung di permukaan air, mempunyai kecepatan berkembang biak vegetatif sangat tinggi dan kemampuan besar untuk menyesuaikan diri thd perubahan keadaan lingkungan; Eichornia crassipes ecer /écér/, mengecer v menjual secara sedikit-sedikit; mengeteng; mengecerkan v mengecer; pengecer n penjual eceran; eceran n penjualan secara satu-satu; edafilik /édafilik/ a berkaitan dng faktor fisik dan kimiawi tumbuhan serta hewan tanah edafologi /édafologi/ n Tan ilmu yg mempelajari pengaruh keadaan tanah thd tanaman -- kasmaran gila berahi; keadaan tergila-gila (kpd perempuan); gila berahi; mabuk cinta edan /édan/ a tidak waras; gila edar /édar/ v, beredar v 1 berjalan berkeliling (hingga sampai ke tempat permulaan); 2 berpindah-pindah dr tangan ke tangan atau dr tempat satu ke tempat lain; berputar; 3 berlaku dl masyarakat; mengedar v beredar; mengedari v 1 berjalan mengelilingi; mengitari: bukan matahari yg ~ bumi, melainkan bumi yg ~ matahari; 2 menjelajah; edaran n sesuatu yg diedarkan; memperedarkan v mengedarkan; mengedarkan v 1 membawa (menyampaikan) surat dsb dr orang yg satu kpd orang yg lain; membawa berkeliling; 2 menyampaikan surat dsb ke alamat-alamatnya yg dituju; 3 mengeluarkan uang untuk dipakai masyarakat;

20 375 peredaran n 1 gerakan (perjalanan dsb) berkeliling (berputar); keadaan beredar; 2 peralihan (pergantian) dr keadaan yg satu ke keadaan yg lain yg berulang-ulang, seakan-akan merupakan suatu lingkaran; 3 perputaran (uang) dl masyarakat; ~ darah aliran darah dl tubuh; ~ ulang n Kim perputaran kembali aliran udara dalam pipa udara atau aliran air dalam pipa air edavit /édavit/ n tumbuhan yg daerah penyebarannya ditentukan oleh faktor tanah (faktor edafik) edisi /édisi/ n 1 bentuk buku yg diterbitkan; 2 keluaran (buku, surat kabar, dsb) dr macam yg sama dan dl waktu yg sama pula setelah ada revisi; 3 versi; -- khusus surat kabar atau majalah yg khusus diterbitkan dl rangka memperingati suatu peristiwa atau membicarakan suatu masalah; -- murah terbitan ulang buku atau majalah dl bentuk yg lebih sederhana dan dng harga yg lebih murah edit /édit/ v, mengedit v 1 mempersiapkan naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan (dng memperhatikan segi ejaan, diksi, dan struktur); menyunting; 2 merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah); 3 menyusun (film, pita rekaman) dng memotong dan memasang kembali; pengedit n orang yg mengedit; penyunting; editor pengeditan n proses, cara, perbuatan mengedit (menyunting); penyuntingan editor /éditor/ n orang yg mengedit naskah atau karangan yg akan diterbitkan; pengedit editorial /éditorial/ 1 a mengenai atau berhubungan dng penerbitan (editor); 2 n artikel dl surat kabar atau majalah yg mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tsb mengenai beberapa pokok masalah; tajuk rencana edukasi /édukasi/ n (perihal) pendidikan edukatif /édukatif/ a 1 bersifat mendidik; 2 berkenaan dng pendidikan efa n ukuran isi sebesar lebih kurang 36 liter 1 efek /éfék/ n 1 akibat; pengaruh; 2 kesan yg timbul pd pikiran penonton, pendengar, pembaca, dsb (sesudah mendengar atau melihat sesuatu) 2 efek /éfék/ n Dag surat-surat berharga yg dapat diperdagangkan (spt surat saham, surat obligasi) efektif /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tt obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); 4 mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan); keefektifan n 1 keadaan berpengaruh; hal berkesan; 2 kemanjuran; kemujaraban (tt obat); 3 keberhasilan (tt usaha, tindakan); 4 hal mulai berlakunya (tt undang-undang, peraturan) efektivitas /éféktivitas/ n keefektifan efendi /éféndi/ ark n tuan (sebutan orang bangsawan) efisien /éfisién/ a 1 tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dng tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); 2 mampu menjalankan tugas dng tepat dan cermat; berdaya guna; tepat guna

21 376 efisiensi /éfisiénsi/ n 1 ketepatan cara (usaha, kerja) dl menjalankan sesuatu (dng tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); kedayagunaan; 2 kemampuan menjalankan tugas dng baik dan tepat (dng tidak membuangbuang waktu, tenaga, biaya); 3 Kim angka banding antara kerja suatu mesin dan energi yang dihasilkan efluen n Kim 1 hasil sampingan yang akan dibuang dari suatu proses; 2 luahan dari pabrik pulp dan kertas yang cenderung mencemari lingkungan, terutama perairan, danau, dan bahan air lainnya; -- industri buangan industri ke perairan ataupun ke udara; -- mentah limbah cair yang belum diolah; -- pertanian bahan buangan, baik padat, cair, atau gas, dari tanah pertanian ataupun dari pabrik pengolahan hasil pertanian efusi n Kim lepasnya gas bertekanan tinggi melewati lubang kecil atau pori efusiometer n Kim alat untuk menentukan bobot molekul gas dng mengukur laju efusi egah /égah/, mengegah v berjalan (melangkah) sambil mengangkat bahu ke depan (kiri dan kanan bergantiganti) egat ark a, mengegatkan v mengeratkan; meneguhkan (ikatan) ego /égo/ n Psi 1 aku; diri pribadi; 2 penglihatan atau pengalaman pribadi mengenai diri sendiri; 3 kemampuan pribadi untuk berpikir, merasa, dan berbuat egois /égois/ n 1 Fils penganut aliran egoisme; 2 orang yg selalu mementingkan diri sendiri egoisme /égoisme/ n 1 Fils teori yg berpendapat bahwa segala perbuatan atau tindakan selalu disebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri; 2 hal atau keadaan mementingkan diri sendiri; keadaan selalu memikirkan kepentingan diri sendiri; 3 Psi tingkah laku yg didasarkan pd dorongan-dorongan untuk kepentingan diri sendiri egoistik /égoistik/ a egoistis egoistis /égoistis/ a bersifat mementingkan diri sendiri; egoistik egol /égol/ v, mengegol v mengungkit; mengumpil egos /égos/ n, mengegos v mengelak dr serangan (pukulan, dsb) dng membelok (menyisi); mengegoskan v 1 menangkis dan membelokkan arah pukulan (serangan) musuh; 2 membelokkan (arah mobil dsb) untuk menghindari tabrakan dsb egosentris /égoséntris/ a bersifat menjadikan diri sendiri sbg titik pusat pemikiran (perbuatan); berpusat pd diri sendiri (menilai segalanya dr sudut diri sendiri) egrang /égrang/ n alat permainan anakanak yg terdiri dr dua buah tongkat yg diberi tumpuan untuk tempat bertumpu kaki; jangkungan eh /éh/ p kata seru untuk menyatakan heran, kaget, dsb elnino /élnino/ nperisiwa meningkatnya suhu muka air laut di sebelah timur hingga tengah Samudra Pasifik setiap tahun sekali dan berlangsung selama bulan eigendom /éigendom/ n Huk hak milik mutlak atas tanah yg tidak dapat diganggu gugat einsteinium n unsur transuranik, tidak terdapat di alam, nomor atom 99, nomer massa isotopnya yg pa-ling stabil 254

22 377 eja /éja/, mengeja v melafalkan (menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu: kita ~ kata "indah" dng i-n-d-ah; ejaan n kaidah cara menggabarkan bunyi dl bentuk tulisan (huruf) serta penggunaan tanda baca; ~ Melayu ejaan van Ophuysen; ~ Republik ejaan Suwandi; ~ Suwandi sistem ejaan Latin untuk bahasa Indonesia sesudah Proklamasi Kemerdekaan yg dimuat dl Surat Keputusan Menteri Peng-ajaran, Pendidikan, dan Kebu-dayaan, Mr Suwandi No 264/Bhg A tangal 19 Maret 1847, yg merupakan penyerderhanaan atas ejaan van Ophuysen, antara lain, yg mencolok adalah perubahan oe menjadi u, yg menjadi ejaan resmi sampai dng tahun 1972; ~ Ophuysen sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia yg dimuat dl Kitab Logat Melayoe tahun 1901 oleh Ch A Ophuyen, merupakan ejaan Latin resmi yg pertama di Indonesia (buku ini disusun dng bantuan Engku Nawawi gelar St Makmur dan M Taib St Ibrahim ejakulasi /éjakulasi/ n pemancaran airmani dr lubang zakar; -- dini ejakulasi yg terjadi dl tempo relatif singkat atau cepat pd awal sanggama 1 ejan v, mengejan v mengadakan tekanan di dl tubuh bagian bawah (perut) spt ketika hendak buang air besar, melahirkan anak; meneran 2 ejan v, mengejan (mengejan-ejan) v memaksa (memaksa-maksa); mencaricari ejawantah /éjawantah/ n, pengejawantahan n penjelmaan (perwujudan, pelaksanaan, manifestasi) dr suatu posisi, kondisi, sikap, pendirian, dsb; mengejawantahkan v menjelmakan; mewujudkan; terejawantah v terjelma; terwujud ejek /éjék/ v, mengejek mengolok-olok (mempermainkan dng tingkah laku, menertawakan, menyindir) untuk menghinakan; ejekan n 1 perbuatan mengejek; 2 olok-olok (sindiran menghinakan dsb) ejung jung eka /éka/ ki num 1 satu; 2 tunggal ekamatra /ékamatra/ a Fis mempunyai satu dimensi (msl garis) ekaristi /ékaristi/ n Kat perayaan ibadat pokok gereja Katolik; misa ekeh /ékéh/ a, terekeh-ekeh v terengahengah ekipotensial /ékipoténsial/ n berpotensi sama eklampsia /éklampsia/ n Dok kejang disertai hipertensi yg terjadi pd wanita hamil atau pd masa nifas eklektikus /ékléktikus/ n 1 orang yg mengerjakan sesuatu dng metode eklektis (memilih yg terbaik dr berbagai sumber); 2 Fils filsuf yg mengambil dr segala ajaran (sistem) apa yg terbaik menurut pendapatnya eklektis /ékléktis/ a bersifat memilih yg terbaik dr berbagai sumber (tt orang, gaya, metode) eklektisisme /ékléktisismé/ n Fils filsafat yg mengambil yg terbaik dr semua sistem eklips /éklips/ n Astr penutupan sebagian atau seluruh sinar matahari apabila dilihat dr bumi (apabila bulan berada pd garis antara matahari dan bumi) atau penutupan sebagian atau seluruh pantulan sinar bulan dilihat dr

23 378 bumi apabila bumi berada di antara matahari dan bulan; gerhana ekliptika /ékliptika/ n Astr orbit atau lingkaran yg seakan-akan dilalui oleh matahari jika dilihat dr bumi; jalan peredaran matahari ekliptis /ékliptis/ a Astr berhubungan dng eklips atau ekliptika ekologi n Kim cabang biologi yang mempelajari hubungan antara makhluk dan lingkungannya ekonom /ékonom/ n ahli ekonomi ekonomi /ékonomi/ n Ek 1 ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (spt hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan); 2 pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dsb yg berharga; 3 tata kehidupan perekonomian (suatu negara); -- liberal suatu sistem ekonomi yg memberi kebebasan kpd warga untuk mengembangkan ekonominya sehingga berlomba-lomba mencari keuntungan sendiri; berekonomi v 1 menjalankan suatu usaha (perdagangan, perindustrian) berdasarkan teori-teori ekonomi; 2 (berusaha) menghindari pemborosan uang, tenaga, waktu; berhemat; perekonomian n tindakan-tindakan (aturan-aturan atau cara-cara) berekonomi; keekonomian n segala sesuatu yg bertalian dng asas-asas ekonomi; pengekonomian n proses, cara, perbuatan mengekonomikan ekonomis /ékonomis/ a bersifat hati-hati dl pengeluaran uang, pemakaian barang, dan penggunaan waktu; tidak boros; hemat ekonomisasi /ékonomisasi/ n pengekonomian ekor /ékor/ n 1 bagian tubuh binatang dsb yg paling belakang, baik berupa sambungan dr tulang punggung ataupun sbg lekatan; 2 p kata bantu (penolong) bilangan untuk binatang; 3 sesuatu yg rupanya (keadaannya) spt ekor; 4 bagian yg di belakang sekali (tt pawai, pasukan, dsb); 5 pengikut; pengiring; 6 sesuatu yg merupakan akibat dr kejadian atau keadaan sebelumnya; -- denyut bagian denyut (pulsa) yang sangat lemah dan tidak menonjol; -- Iipas rambut yg tumbuh di lekuk tengkuk; --tikus kikir yg bentuknya bulat panjang; berekor v 1 ada ekornya; 2 berturutturut memanjang; 3 ki berkelanjutan; mengekor v 1 bergantung (berjuntai) sbg ekor; 2 mengikuti pendapat (tingkah laku, dsb) orang lain tanpa mempunyai pendapat sendiri; 3 membuntuti; mengikuti atau menyertai dr belakang; pengekor n orang yg suka mengikuti atau menganut pendapat (tingkah laku dsb) orang lain begitu saja tanpa memikirkan lebih dahulu baik buruknya dsb) ekosistem /ékosistem/ n sistem kehidupan dl suatu lingkungan tertentu, terdiri atas komunitas dan faktor abiotik ekotipe /ékotipe/ n Bot populasi jenis yg menunjukkan ciri-ciri morfologi kimia atau fisiologi yg mantap yg mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor genetika yg ada hubungannya dng kondisi ekologi tertentu eks /éks/ a bekas; mantan eksak /éksak/ adv pasti; tentu eksakta /éksakta/ n bidang ilmu tt halhal yg bersifat konkret yg dapat

24 379 diketahui dan diselidiki berdasarkan percobaan serta dapat dibuktikan dng pasti (spt fisika, biologi, dan matematika) eksaltasi /éksaltasi/ n 1 kenaikan kedudukan yg tinggi; 2 keadaan pikiran melayang krn sangat khusyuk atau krn terlalu banyak minum minuman keras eksamen /éksamén/ n ujian (pelajaran, kenaikan pangkat) eksaminator /éksaminator/ n penguji eksekusi /éksekusi/ n Huk 1 pelaksanaan putusan hakim; pelaksanaan hukuman badan pengadilan, khususnya hukuman mati; 2 penyitaan dan penjualan harta orang krn berutang eksekutif /ékskutif/ 1 n berkenaan dng pengurusan atau penyelenggaraan sesuatu; 2 a mempunyai kekuasaan menjalankan undang-undang; 3 n pejabat tingkat tinggi yg bertanggung jawab kpd pemimpin tertinggi dl perusahaan atau organisasi eksem /éksem/ n penyakit kulit yg menimbulkan bintik-bintik yg gatal dan biasanya berair eksemplar /éksemplar/ n kata penggolong untuk buku; lembar; helai eksentrik /ékséntrik/ 1 a aneh; ganjil; tidak wajar; 2 Fis unsur mesin yang dipakai untuk mengubah gerak putar menjadi gerak bolak-balik; keeksentrikan n 1 keanehan (dl tingkah laku, berdandan, dsb); 2 perbuatan atau kebiasaan yg aneh eksepsi /éksépsi/ n 1 Huk pembelaan yg tidak menyinggung isi surat tuduhan (gugatan), tetapi berisi permohonan agar pengadilan menolak perkara yg diajukan oleh penggugat krn tidak memenuhi persyaratan hukum; 2 pengecualian eksergonik /éksérgonik/ n Kim reaksi pembekal tenaga, msl pengoksidan bahan makanan ekses /ékses/ n suatu hal (peristiwa) yg melampaui batas ekshibisi /ékshibisi/ n pertunjukan; pameran eksil /éksil/ 1 a keadaan tidak berada dl negara atau rumah sendiri; 2 n orang yg berada di luar negaranya krn terpaksa atau pilihan sendiri eksim /éksim/ eksem eksin /éksin/ n dinding paling luar serbuk sari, biasanya mempunyai pola permukaan yg khas untuk tiap jenis tumbuhan eksipien /éksipien/ n Far zat yg digunakan dl farmasi untuk mencampur obat supaya memperoleh bentuk yg lebih mudah digunakan eksistensi /éksisténsi/ n keberadaan eksitasi n Kim penambahan energi kepada suatu sistem sehingga sistem itu berpindah dari keadaan energi dasar ke keadaan energi yang lebih tinggi ekskavasi /ékskavasi/ n penggalian (tt benda-benda kuno) eksklusif /éksklusif/ a 1 bersifat mengasingkan diri (tt orang); 2 tidak bersedia menerima atau mengizinkan masuknya anggota baru (tt kelompok atau perkumpulan); 3 tidak termasuk eksklusif /éksklusif/ a terpisah; khusus keeksklusifan n perihal eksklusif pengeksklusifan n proses, cara, perbuatan mengeksklusifkan eksklusivisme /éksklusivisme/ n suatu paham tt kecerderungan untuk memisahkan diri dr masyarakat ekskresi /ékskresi/ n Kim pengeluaran hasil metabolisme, baik dng jalan penyimpanan dl bentuk zat yg tidak

25 380 melarut maupun dng jalan mengeluarkannya dr tubuh; -- uriner n Kim pengeluaran/pembuangan urine melalui ginjal ekskret /ékskret/ n zat-zat yg dikeluarkan dr tubuh organisme ekskursi /ékskursi/ n perjalanan untuk bersenang-senang; piknik; darmawisata; berekskursi v berpiknik; berdarmawisata : anak-anak SMP 3 ~ ke Bali eksodus /éksodus/ n 1 perbuatan meninggalkan tempat asal secara besarbesaran; 2 bagian kedua dr kitab suci orang Yahudi dan Kristen eksogami /ésogami/ n Antr 1 adatistiadat atau kebiasaan suatu masyarakat untuk mendapatkan jodoh dr luar kelompoknya sendiri; 2 Bio percampuran antara organisme yg tidak berdekatan eksogen /éksogén/ 1 a Bio berasal dr atau disebabkan oleh faktor luar suatu organisasi; 2 Kim zat-zat yg ada di bagian luar tubuh, tetapi sangat memengaruhi organisme dr tubuh itu eksokarp /éksokarp/ n lapisan terluar kulit buah epikarp eksosentris /éksoséntris/ n Ling ungkapan yg maknanya tidak berasal dr makna konstituennya eksosfer /éksosfér/ n daerah di luar atmosfer yg ketinggiannya kurang lebih 500 km eksotermik /éksotermik/ a berkaitan dng reaksi kimia yg disertai dng timbulnya kalor eksotik /éksotik/ a 1 diperkenalkan atau dimasukkan dr luar negeri (tt mode, gagasan, dsb); 2 bergaya asing; luar biasa; istimewa; aneh; ganjil eksotik /éksotik/ a 1 memiliki daya tarik yg khas; 2 asing; ganjil ekspansi /ékspansi/ n 1 perluasan wilayah suatu negara dng menduduki (sebagian atau seluruhnya) wilayah negara lain; perluasan daerah; 2 Fis pemuaian (khususnya gas dan uap); 3 Keu perluasan peredaran uang ke dalam sirkulasi ekspansif /ékspansif/ a 1 dapat atau cenderung untuk meluas; 2 terus terang, terbuka, bebas, tanpa tedeng aling-aling (tt orang, bicaranya, sikapnya) ekspansionis /ékspansionis/ n Pol kecenderungan untuk memperluas daerah sendiri dng memerangi dan menaklukkan negara-negara lain, terutama negara-negara tetangga yg berbatasan (tt negara, pemerintahan, bangsa) ekspedisi /ékspedisi/ n 1 pengiriman surat, barang, dsb; 2 Huk salinan yg sama bunyinya (tt vonis atau akte); 3 perjalanan penyelidikan ilmiah di suatu negeri yg kurang dikenal; 4 Mil pengiriman tentara untuk memerangi (menyerang, menaklukkan) musuh di suatu daerah yg jauh letaknya ekspeditor /ékspeditor/ n 1 badan atau perusahaan yg bergerak dl bidang pengangkutan atau pengiriman barang; 2 orang yg pekerjaannya menyelenggarakan pengangkutan barangbarang melalui darat, laut, atau udara; 3 orang yg menjelajah (melakukan perjalanan) untuk keperluan penyelidikan ilmiah eksperimen /éksperimén/ n percobaan yg sistematis dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dsb) eksperimental /éksperiméntal/ n sesuatu yg didasarkan pd pengalaman atau percobaan

26 381 ekspirasi /ékspirasi/ n 1 pengembusan napas ke luar; 2 penghabisan; 3 masa jatuh tempo eksplisit /éksplisit/ a gamblang, tegas, terus terang, tidak berbelit-belit eksploitasi /éksploitasi/ n 1 pengusahaan dng cara besar-besaran dl bidang usaha perkebunan, pertambangan; pendayagunaan; 2 pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pemerasan; mengeksploitasi v 1 mengusahakan (perkebunan, tambang, dsb); 2 mengeruk (kekayaan); memeras (tenaga orang lain) eksploitir /éksploitir/ v 1 memanfaatkan; mendayagunakan; 2 memanfaatkan untuk keuntungan sendiri; memeras habis-habisan eksplorasi /éksplorasi/ n 1 penyelidikan; penjajakan; penjelajahan lapangan dng tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tt keadaan), terutama sumbersumber alam yg terdapat di tempat itu; 2 Dik kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalarnan baru dr situasi yg baru; mengeksplorasi v mengadakan penyelidikan (terutama mengenai sumbersumber alam yg terdapat di suatu tempat) eksplosi /éksplosi/ n 1 bunyi keras disebabkan oleh desakan keluar yg keras dan tiba-tiba; ledakan; letusan; 2 ki pertambahan (penduduk dsb) secara besar-besaran eksplosif /éksplosif/ a 1 mudah meledak (tt karbit, gas, fosfor, gas, bensin, dsb); 2 ki dapat (mudah) meletus (tt perang); cepat marah eksplosimeter /eksplosiméter/ n alat untuk mengetahui dan mengukur konsentrasi gas di udara ekspo /ékspo/ eksposisi eksponen /éksponén/ n 1 Mat angka dsb yg ditulis di sebelah kanan atas angka lain yg menunjukkan pangkat dr angka tsb, spt angka 2 pd x 2 ; 2 orang yg menerangkan, menafsirkan, mewakili, atau merupakan contoh dr suatu teori dsb; 3 orang terkemuka dl suatu gerakan atau bidang kehidupan; tokoh ekspor /ékspor/ n pegiriman barang dagangan ke luar negeri; mengekspor v mengirimkan barang dagangan ke luar negeri; pengekspor n pedagang besar yg mengirimkan barang-barang dagangan ke Iuar negeri; pengeksporan n hal pengiriman barang dagangan ke luar negeri eksportir /éksportir/ pengekspor ekspos /ékspos/ v, mengekspos v 1 memberitakan (disertai dng analisis, penjelasan, dsb); 2 memamerkan barang-barang yg akan dijual (bendabenda antik, hasil-hasil seni, dsb) eksposisi /éksposisi/ n 1 petunjuk; 2 pameran (barang-barang hasil industri, karya seni, kerajinan tangan, dsb) eksposur n pemajanan ekspres /éksprés/ a cepat; pesat ekspresi /éksprési/ n 1 pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb); 2 pandangan air muka yg memperlihatkan perasaan seseorang; mengekspresikan v mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan, dsb) dng gerak anggota badan, air muka, katakata, dsb ekspresif /ékspresif/ a mampu menggambarkan gagasan, perasaan hati

27 382 ekspresionisme /éksprésionisme/ n 1 Sen aliran seni yg bermaksud melukiskan perasaan dan pengindriaan batin yg timbul dr pengalamanpengalaman di luar dan yg diterima tidak saja oleh pancaindra melainkan juga oleh jiwa seseorang; 2 Sas aliran kesusastraan yg lebih mementingkan soal-soal kejiwaan dp menggambarkan kejadian-kejadian yg nyata ekstase /ékstasé/ n keadaan berada di luar kesadaran diri (spt keadaan orang yg sedang khusyuk) ekstasi /ékstasi/ n 1 ekstase; 2 tablet yg mengandung zat yg bersifat menimbulkan ketergantungan pd pemakainya, mempunyai efek dapat menyerang susunan syaraf pusat (otak) ekstensif /éksténsif/ a bersifat menjangkau secara luas ekstensifikasi /éksténsiflkasi/ n 1 perluasan ( tt tanah, ruang, dsb); 2 perpanjangan; pemanjangan (tt jalan, waktu, dsb) ekstra /ékstra/ n tambahan, di luar yg resmi; -- bonus hadiah (sbg tambahan), persen ekstradisi /ékstradisi/ n Huk penyerahan orang yg dianggap melakukan tindak kriminal oleh suatu negara ke negara lain yg diatur dl perjanjian antara kedua negara itu ekstrak n Kim 1 sediaan farmasi yg diperoleh dr jaringan hewan atau tumbuhan dng berbagai cara, msl ekstrak hati dan ekstrak ipeka; 2 sari tanaman yg dikeringkan atau dipekatkan ekstrak hati n Kim pekatan sari antianemi dr hati mamalia yg merangsang pembentukan eritrosit dl sumsum tulang; sari hati ekstraksi /ékstraksi/ n Dok penarikan atau pencabutan; 2 ki pencurian; 3 ringkasan atau ikhtisar; kutipan katakata, contoh-contoh atau bagianbagian dr buku; 4 turunan (dr suatu bangsa); 5 Kim proses pemisahan suatu bahan dr campurannya, biasanya dng menggunakan pelarut; pengekstraksi n alat untuk menyuling kayu dan memumikan hasil-hasilnya yg digunakan dl industri ekstrem /ékstrém/ a 1 yg paling ujung (paling tinggi, paling keras, dsb); 2 ki keras dl pendirian; fanatik; keekstreman n 1 hal yg keterlaluan; ekstremitas; 2 kefanatikan ekstremis /ékstrémis/ n orang yg melampaui batas kebiasaan (hukum dsb) dl membela, menuntut sesuatu dsb ekstremitas /ékstrémitas/ n 1 keadaan yg amat sangat (tt kegirangan, kesedihan); 2 hal (tindakan, perbuatan) yg melewati batas (sangat keras dsb); keekstreman ekstrinsik /ékstrinsik/ a yg berasal dr luar; tidak merupakan bagian yg tidak terpisahkan dr sesuatu; yg tidak termasuk intinya ekstrover /ékstrovér/ n orang yg minatnya ditujukan seluruhnya kpd apa yg ada di luar dirinya dan tidak kpd apa yg ada dl pikiran dan perasaannya sendiri (bersikap terbuka) ekstrusi /ékstrusi/ n 1 cara keluarnya magma ke permukaan bumi; 2 Kim memaksakan suatu zat untuk melalui celah eksuviasi /ékskuviasi/ n pengelupasan kulit luar pd binatang (tt ular) ektohormon /éktohormon/ n Biol cairan yg dikeluarkan oleh hewan (msl

28 383 serangga) yg mempunyai reaksi khas thd organisme lain yg dikenainya ektotermik /éktotérmik/ n Fis panas tubuh akibat pengaruh sumber panas dr luar tubuh ekualisasi /ékualisasi/ n proses, cara, perbuatan menyamakan; penyamaan ekuator /ékuator/ n Geo garis khayal yg merupakan lingkaran besar mengelilingi bumi; garis yg ditarik pd peta bumi untuk menggambarkan titiktitik yg sama jaraknya dr kutub utara ke kutub selatan; khatulistiwa ekuilibrium /ékuilibrium/ n keseimbangan; keadaan mantap krn kekuatan-kekuatan yg berlawanan sepadan ekuivalen /ékuivalen/ a mempunyai nilai (ukuran, arti, atau efek) yg sama; seharga; sebanding; sepadan ekuivalensi /ékuivalénsi/ n keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak, sepadan) ekumene /ékumene/ n Kris gerakan persatuan gereja (Kristen) sedunia ekumenis /ékumenis/ a Ag Kris bersifat mewakili seluruh dunia Kristen ela /éla/ elo elaborasi /élaborasi/ n 1 penggarapan secara tekun dan cermat; 2 Bio pembentukan zat-zat kompleks yg merupakan bagian dr tumbuhtumbuhan atau hewan dr zat-zat yg lebih sederhana (tidak kompleks) elah /élah/ helat elak /élak/ v, mengelak v 1 menghindar (menyisi) supaya jangan kena (pukulan, serangan); 2 melepaskan diri dr tuduhan (tanggung jawab, dsb); mengelakkan v menghindarkan (menjauhkan), diri dr pukulan, serangan, bahaya, dsb; terelakkan v dapat dielakkan (dihindari) elan /élan/ n semangat perjuangan (hidup) yg menyala-nyala elang n burung buas yg mempunyai daya penglihatan tajam, berparuh bengkok dan cengkeramannya kuat; putih Haliastur indus intermedius; hitam Spilornis cheela) elastik /élastik/ n 1 karet; 2 tali atau pita yg dibuat lentur (mulur, mengenyal) dng diberi bahan dr karet di dalamnya elastin /élastin/ n Kim serat protein yg mempunyai daya memanjang dan memendek yg ditemukan pd jaringan penghubung vertebrata (binatang bertulang belakang) elastis /élastis/ a 1 dapat kembali ke bentuk semula setelah ditarik dsb; kenyal; lentur; 2 luwes; keelastisan v keadaan atau sifat elastis elastomer /élastomer/ n Kim 1 kumpulan benda yg mempunyai sifat karet asli; karet vulkanisir; 2 karet olahan ulang atau karet tiruan yg meregang apabila ditarik atau direnggangkan elefantiasis /élefantiasis/ n Dok penyakit di daerah tropis yg menimbulkan pembengkakan terutama di kaki; penyakit kaki gajah elegan /élegan/a elok; rapi; lemah gemulai; anggun; perlente elegansi /élegansi/ n keelokan; keanggunan; kerapian (dl berpakaian); keluwesan (dl penampilan) elegi /élégi/ n syair atau nyanyian dukacita (khususnya pd peristiwa kematian) elek tromagnetisme /éléktromagnetisme/ n Fis ilmu tt pengaruh timbal batik antara listrik dan magnet elektrifikasi /éléktrifikasi/ n 1 pemakaian atau penggantian dng listrik

29 384 (sebelumnya tidak dipakai listrik); 2 pemasangan atau pemberian tenaga listrik (pd mesin-mesin, kereta api); mengelektrifikasikan v memasang (melengkapi) dng tenaga listrik untuk menggantikan tenaga-tenaga yg lain elektro n yg berkaitan atau yg diadakan dng tenaga listrik (dl gabungan kata) elektroanalisator /éléktroanalisator/ n Kim alat analisis logam dng proses pengendapan elektrik pd elektrode dl larutan ion logam yg bersangkutan elektrode /éléktrode/ n 1 dua kutub (anoda, katoda) dr baterai listrik; 2 lempeng logam atau kawat untuk mengalirkan arus listrik dl elektrolit elektrokardiograf /éléktrokardiograf/ n Dok alat untuk melakukan kardiografi elektrolisis /éléktrolisis/ n Fis uraian persenyawaan kimia dng arus listrik elektrolit /éléktrolit/ n Fis persenyawaan yg larutannya merupakan penghantar arus listrik elektromagnet /éléktromagnét/ n Fis lempeng besi lunak, dibelit dng kawat yg disekat yg dapat dilalui arus listrik elektrometalurgi /éléktrométalurgi/ n Met proses pengolahan logam dng panas yg diperoleh dr listrik elektrometer /éléktrométer/ n Fis alat untuk mengukur banyaknya muatan elektrik elektron /éléktron/ n Fis muatan listrik negatif yg merupakan bagian dr atom elektronika /éiéktronika/ n ilmu kelistrikan elektrosintesis /éléktrosintésis/ n Kim reaksi sintesis yg disebabkan oleh aliran arus elektrik elektroskop /élektroskop/ n Kim alat untuk menunjukkan adanya muatan listrik atau ion dl fase gas elektroteknik /éléktrotéknik/ n pengetahuan tt penggunaan tenaga listrik pd berbagai-bagai alat (mesin) elemen /élémén/ n 1 Kim Fis zat yg tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat yg lebih sederhana (tidak kompleks); 2 salah satu zat sederhana (tunggal) yg dianggap sbg komposisi bahan alam semesta (spt yg terdapat dl udara, tanah, api, dan air); 3 anasir; unsur; bagian (yg penting, yg dibutuhkan) dr keseluruhan yg lebih besar; 4 alat pembangkit tenaga listrlk secara kimia; 5 pengetahuan dasar (pengantar) mengenai ilmu pengetahuan elementer /élementér/ a 1 berkenaan dng unsur-unsur; sangat awal; permulaan atau tingkat pertama atau dasar (tt pengetahuan, pelajaran); 2 Kim bersifat tidak dapat dibagi-bagi atau diuraikan menjadi bagian-bagian yg lebih sederhana (tidak kompleks) eleng /éléng/ a miring; oleng (tt perahu) elevasi /élevasi/ n Astron 1 ketinggian (di atas permukaan laut); 2 jarak sudut bintang dng kaki langit elevator /élevator/ n 1 mesin untuk membawa orang atau barang naik atau turun dr satu lantai ke lantai lainnya (dl gedung bertingkat); 2 mesin yg dipergunakan untuk menaikkan (gandum, terigu, atau padi-padian lainnya) ke kapal atau untuk menurunkannya dr kapal eliksir /éliksir/ n 1 zat cair yg oleh para ahli zaman dahulu (abad pertengahan) diharapkan dapat mengubah logam menjadi emas dan dapat memperpanjang kehidupan tanpa batas (usia); 2 obat yg serba guna (untuk menyembuhkan segala penyakit); 3 Far ramuan untuk menyiapkan obat secara farmasi (spt larutan dng gula,

30 385 etanol, atau bahan lain) yg memberi rasa enak eliminasi /éliminasi/ n 1 pengeluaran (spt racun dr tubuh); penghilangan; 2 penyingkiran; pengasingan; mengeliminasikan v 1 menghapuskan; menghilangkan; 2 menyingkirkan; membuang; mengasingkan elips /élips/ n bentuk bulat lonjong (spt bentuk penampang lintang kerucut yg diiris miring pd sumbunya) elipsis /élipsis/ n Ling peniadaan kata atau satuan lain yg wujud asalnya dapat diramalkan dr konteks bahasa atau konteks luar bahasa eliptis /éliptis/ a 1 berbentuk bundar lonjong spt elips (garis perjalanan atau orbit planet, bentuk daun meja makan, dsb); 2 bersifat atau bersangkutan dng elipsis elite /élité/ n 1 orang-orang terbaik atau pilihan dl suatu kelompok; 2 kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan, cendekiawan, dsb) elo /élo/ n ukuran panjang sama dng 0,688 m elok /élok/ a 1 baik; bagus; cantik (tt baju, rupa, dsb); 2 baik hati; tidak jahat (tt kelakuan, budi pekerti) elokuensi /élokuénsi/ n kefasihan berbicara; kepetahan lidah elon /élon/ v, mengeloni v memihak kpd; mempermenangkan (salah satu pihak) eltor /éltor/ n penyakit perut sejenis kolera elu v, mengelukan (mengelu-elukan) v 1 mengeluarkan kepala (dr jendela dsb) hendak melihat sesuatu; 2 menyambut (menjemput) dng meriah kedatangan tamu dsb eluk huk elung n lengkung elus v, mengelus(-elus) v 1 mengusapusap dng rasa sayang; membelai-belai; 2 ki memperlakukan baik untuk memikat hati (supaya meurut); membujuk; ~ dada ki menahan perasaan (kesal hati, marah) tanpa berbuat sesuatu; elusan n 1 usapan tangan yg lembut dng rasa sayang; belaian; 2 ki bujukan elusi /élusi/ n Kim proses mengambil sari zat padat dng menggunakan zat cair elusian /élusian/ n Kim larutan yg dihasilkan oleh proses elusi; hasil elusi eluviasi /éluviasi/ n Geol pelepasan unsur-unsur dr tanah dl suspensi dr lapisannya eluvium /éluvium/ n 1 sisa-sisa batuan yg ditimbulkan oleh kerapuhan batu di tempat; 2 pasir atau tanah halus yang diendapkan oleh angin 1 /émail/ n lapisan keras pd gigi 2 /émail/ n lapisan cat yg keras mengkilap (pd kuali besi, panci, dsb) emak mak emanasi /émanasi/ n 1 sesuatu yg memancar (mengalir); pancaran; 2 Fis gas atau cahaya yg dipancarkan dr suatu zat emang n paman emanometer /émanométer/ n Met alat untuk mengukur konsentrasi radar dl atmosfer emansipasi /émansipasi/ n 1 pembebasan dr perbudakan; 2 persamaan hak dl hukum (spt persamaan hak kaum wanita dng kaum pria) emansipatif /émasipatif/ a bersifat emansipasi 1 emas (mas) n 1 logam mulia (logam yg mahal harganya, berwarna kuning mengkilap biasa dibuat perhiasan spt

31 386 cincin, kalung); 2 ki uang; harta duniawi; 3 ki uang suap; 4 ki sesuatu yg tinggi mutunya (berharga; bernilai; mulia); utang -- dapat dibayar, utang budi dibawa mati, pb kebaikan hati orang akan diingat selama-lamanya; tak -- bungkal diasah, pb tak peduli apa jua pun diperbuat, asal tercapai maksudnya; -- berpeti, kerbau berkandang, pb harta benda harus disimpan baik-baik di tempatnya masing-masing; -- juita ki kekasih; buah hati; -- kerajang emas kertas; perada; -- kertas emas yg dibentuk berhelaihelai; -- lantak (-- lantakan) emas yg dibentuk berbatang-batang; emas batangan; -- liplap emas tiruan atau emas palsu (imitasi); -- mentah emas yg belum diolah; -- muda emas yg rendah mutunya (biasanya berwarna kuning pucat; emas 14 karat); -- mumi emas yg belum dicampur dng logam lain (emas 24 karat); emas tulen; -- padu emas yg sudah dibersihkan dan dilebur jadi bungkalan; -- perak 1 emas dan perak; 2 ki kekayaan; harta benda; -- putih logam mulia yg putih warnanya; platina; -- sepuluh mati emas tulen; -- tempaan 1 emas yg ditempa (emas yg baik); 2 kl ki puji-pujian kpd wanita yg elok parasnya; 3 ki kekasih; buah hati; emas juita; -- tua emas yg tinggi mutunya (tinggi kadar emasnya), 24 atau 23 karat; -- tulen emas yg belum dicampur dng logam lain (emas 24 karat); emas murni; -- urai emas yg halus berbutir-butir spt pasir; beremas v 1 memakai (perhiasan) emas; 2 mempunyai emas (berharta, kaya); mengemas v menyerupai emas (tt warna); mengemaskan v menukarkan dng emas; mengemasi v 1 melapisi dng emas; 2 ki menyogok; menyuap; peremasan kl n 1 barang-barang yg dibuat dr emas; 2 lapis emas; keemasan n 1 serba emas; yg dibuat (dilapisi, disalut, dsb) dng emas; 2 berwarna kuning mengkilap spt emas 2 emas mas 3 emas n satuan berat emas murni sama dng 2,5 gram emat p kata peringatan dl permainan catur bahwa raja atau perdana menteri terancam bahaya; mengemat v membuat raja atau perdana menteri dl bahaya (dl permainan catur) embacang n buah mangga yg sangat harum baunya (kalau matang biasa dipakai untuk campuran minuman dingin), Mangibera odo rata; busuk-busuk -- (-- buruk kulit), pb kelihatannya tidak baik (bodoh dsb), tetapi sebenarnya baik sekali (pandai); menyimpan -- busuk, pb menyimpan rahasia yg sudah diketahui orang banyak; rahasia umum embah n nenek; kakek embak n (panggilan untuk) kakak perempuan (wanita yg dirasa lebih tua usianya) embal ark a lembab (belum kering benar) : tembakau itu harus dijemur sebab masih embalase /émbalasé/ n 1 pengemasan atau pengepakan barang (untuk dikirim); 2 upah pengepakan atau penjilidan barang

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

Daftar Isi. Tata Surya. Matahari. Gerak edar bumi dan bulan. Lithosfer. Atmosfer.

Daftar Isi. Tata Surya. Matahari. Gerak edar bumi dan bulan. Lithosfer. Atmosfer. Tata Surya L/O/G/O Daftar Isi 1 2 3 4 5 Tata Surya Matahari Gerak edar bumi dan bulan Lithosfer Atmosfer Tujuan Belajar Siswa mampu mendeskripsikan maahari sebagai bintang dan bumi sebagai salah satu planet

Lebih terperinci

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan struktur bumi. Bila kita berada di suatu tempat yang terbuka, umumnya dataran sekeliling kita akan terlihat rata.

Lebih terperinci

KATALOG CD-ROM Animasi Pendidikan Indonesia ANIVISI EDUTAMA

KATALOG CD-ROM Animasi Pendidikan Indonesia ANIVISI EDUTAMA KATALOG CD-ROM Animasi Pendidikan Indonesia ANIVISI EDUTAMA SERI PELAJARAN SD No Tampilan Nama Barang Daftar Isi 1 Sains SD Kelas IV SERI 1 Organ Tubuh Manusia Organ Tubuh Tumbuhan Hewan dan Makanannya

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika Nama : Kelas : 8 UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia! IKHLAS BERAMAL KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN JEPARA ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Hari/tanggal : 2010 Kelas : VII (tujuh) Waktu : 90 menit

Lebih terperinci

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS Standar Kompetensi : 1. Memahami ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Contoh Soal Try Out IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 SMP/MTs. Hindayani.com

Contoh Soal Try Out IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 SMP/MTs. Hindayani.com Hindayani.com Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Wahyu naik mobil yang sedang bergerak lurus. Pernyataan yang benar a. Wahyu bergerak terhadap mobil b. Wahyu tidak bergerak terhadap rumah

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

6. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs

6. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs 6. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR A. Kalor Sebagai Bentuk Energi Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? SUHU DAN PERUBAHAN A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

KELAS VII : SEMESTER 1

KELAS VII : SEMESTER 1 A.. Standar Isi (SK dan KD) KELAS VII : SEMESTER 1 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan 2. Memahami unsur, senyawa, dan campuran 3. Memahami gejalagejala

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Diketik ulang oleh : Copyright  Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK 1 2 SOAL HITUNGAN DAN PENJELASAN 1. Di jalan tol sering kita baca tulisan JAGA JARAK AMAN. Tulisan ini mengingatkan agar mobil di belakang membuat jarak yang cukup dengan mobil di depan agar tidak terjadi

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

C. 20 tanaman/meter persegi D. 200 tanaman/meter persegi. 3. Perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan yang benar adalah... A. 1 B.

C. 20 tanaman/meter persegi D. 200 tanaman/meter persegi. 3. Perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan yang benar adalah... A. 1 B. 1. Diketahui luas lahan 100 meter persegi. Tanaman yang akan ditanam 200 tanaman. Maka banyak tanaman untuk setiap 1 meter persegi adalah... 0,2 tanaman/meter persegi 2 tanaman/meter persegi 2. Perhatikan

Lebih terperinci

Program Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang

Program Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang PENGETAHUAN MENGENAI ALAM DAN LINGKUNGAN DI SEKITAR KITA Nama Sekolah: Kelas : Nama Siswa : Berilah tanda silang ( x ) pada pernyataan - pernyataan di bawah ini: No. Pernyataan Benar Salah 1. 2. 3. 4.

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Besaran pokok beserta Satuan Internasional yang benar adalah. a. massa ons b. panjang

Lebih terperinci

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN PEMUAIAN Pengertian Pemuaian Pada pembicaraan tentang suhu pernah dibicarakan bahwa suhu mempengaruhi gerak partikel suatu benda. Benda yang bersuhu tinggi gerak partikelnya lebih cepat dari pada benda

Lebih terperinci

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda, antara

Lebih terperinci

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : IPA Fisika Silabus Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan 1.1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Konsumen adalah produk barang atau jasa yang konsumennya adalah konsumen rumah tangga sebagai pemakai akhir di mana produk dari produsen yang terjual dan dibeli

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a.

Lebih terperinci

SILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku

SILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku LAMPIRAN 5 SILABUS IPA KELAS VII Kelas VII Alokasi waktu: 5 JPL / Minggu Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri

Lebih terperinci

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. A. Latar Belakang

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. A. Latar Belakang 10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam A. Latar Belakang Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

1. Gejala Listrik Statis

1. Gejala Listrik Statis 1. Gejala Listrik Statis Gejala kelistrikan diawali dengan diamatinya benda-benda yang secara tidak terduga mampu saling tarik-menarik. Batang plastik yang sudah digosok-gosokkan ke kain yang halus teramati

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

JMSO Tingkat SD/MI 2015

JMSO Tingkat SD/MI 2015 Pilihlah jawaban yang benar dari soal-soal berikut dengan cara menyilang abjad jawaban yang benar pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Jenis gerakan yang dilakukan oleh anggota gerak bawah contohnya

Lebih terperinci

Seseorang membuat magnet dengan cara induksi sebagai berikut :

Seseorang membuat magnet dengan cara induksi sebagai berikut : Gambar berikut menunjukkan sebuah seterika listrik yang dihubungkan dengan jaringan listrik PLN. Jika hambatan kawat yang ada di dalam seterika listrik tersebut sebesar 800 ohm dan kuat arus listrik yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, cairan yang berasa asam disebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam, sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan oleh PT Lapindo Brantas, Inc. merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasi. Kegiatan tersebut merupakan

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017

PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017 PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas : VII Nama Guru : Windi Agustine NIM : 13312241026 Sekolah : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 Jenjang Pendidikan Mata Pelajaran Kurikulum Jumlah Soal Waktu No 1 2 3 4 5 Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR A. Pendekatan Keterampilan Proses Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Masih kurangnya pengetahuan anak - anak tentang pemborosan air yang mereka lakukan tanpa mereka sadari. Kurangnya informasi yang diberikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau

Lebih terperinci

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian Zat Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang

Lebih terperinci

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 3 1

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 3 1 Sekolah : SMP... Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : IPA FISIKA SILABUS Standar Kompetensi: 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan muatan listrik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus

Lebih terperinci

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c Kunci Jawaban BAB 1 Ayo Berlatih 1.1 2. Hewan berkembang biak dengan cara beranak dan bertelur. Contoh hewan yang beranak kucing, sapi, dan kelinci. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur adalah

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 96/Men.Kes/Per/V/1977 tentang WADAH, PEMBUNGKUS, PENANDAAN SERTA PERIKLANAN KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,, Menimbang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11 1. Perhatikan sifat-sifat zat berikut 1. Susunan partikel sangat teratur 2. Volume tetap 3. Bentuk berubah sesuai wadahnya 4. Jarak antar partikelnya sangat berjauhan 5. Partikel sulit meninggalkan kelompok

Lebih terperinci

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K. KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

TEMATIK KELAS II SEMESTER 1

TEMATIK KELAS II SEMESTER 1 TEMATIK KELAS II SEMESTER 1 560 Prrotah Tematik PROGRAM TAHUNAN Satuan Pendidikan :. Kelas : II Semester : I Tahun : 20 /20 Smtr Tema Stándar Kompetensi 1 Diri Sendiri 1. PKn Membiasakan hidup bergotong

Lebih terperinci

3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar

3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar 1. Pembacaan jangka sorong di samping yang benar adalah. cm a. 1,05 c. 2, 05 b. 1,45 d. 2, 35 2. Adi berangkat ke sekolah pukul 06.15. Jarak rumah Ardi dengan sekolah 1.8 km. Sekolah dimulai pukul 07.00.

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALATIHAN SOAL BAB 4

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALATIHAN SOAL BAB 4 1. Perhatikan pernyataan mengenai benda langit berikut! (1) Mempunyai ekor yang arahnya menjauhi matahari (2) Mengorbit antara planet Mars dan Jupiter (3) Orbitnya elips dan sangat lonjong (4) Disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

Perubahan Sifat Benda

Perubahan Sifat Benda Bab 6 Perubahan Sifat Benda Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menjelaskan berbagai perubahan sifat pada benda (seperti bentuk, warna, dan rasa) akibat pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka;

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 No Kompetensi Dasar Kelas/ smtr 1 Menentukan besaran pokok, besaran turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur dalam 2 Menentukan sifat-sifat

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1 1. Diameter sebuah lingkaran yang diukur oleh siswa adalah 8,50 cm. Keliling lingkaran tersebut berdasarkan aturan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. BAB 5 PEMUAIAN Kompetensi Dasar: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. minyak air Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya. Peta Konsep: Pemuaian

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

TEORI PERKEMBANGAN ATOM

TEORI PERKEMBANGAN ATOM TEORI PERKEMBANGAN ATOM A. Teori atom Dalton Teori atom dalton ini didasarkan pada 2 hukum, yaitu : hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa

Lebih terperinci

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya

Lebih terperinci

UN SD 2010 IPA. Kode Soal

UN SD 2010 IPA. Kode Soal UN SD 2010 IPA Kode Soal Doc. Version : 2013 02 UNSD2010IPA999 halaman 1 01. Perhatikan gambar berikut! Sebagai tumbuhan air, kedua tumbuhan tersebut di atas mempunyai ciri-ciri khusus yang sama, yaitu.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG "JALASENA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG JALASENA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG "JALASENA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menghargai kesetiaan, kemampuan, kebijaksanaan dan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4. I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar!

ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4. I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar! ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4 I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar! 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Gaya yang dilakukan pada lomba seperti pada gambar di atas

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014 1. Perhatikan pengukuran benda menggunakan 4. Sebuah benda bergerak melingkar dengan neraca o-hauss berikut ini! kecepatan 240 putaran per menit. Apabila jarijari lintasan 20 cm, maka besar kecepatan π

Lebih terperinci

KISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1

KISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 KISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 KELAS 7 KTSP 1 1.1. Mendeskripsikan besaran Besaran pokok, satuan dan alat ukurnya, pokok dan besaran turunan konversi satuan besaran turunan menjadi SI, beserta satuannya

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA Macam-macam dan contoh perubahan Kimia 1. Proses pembakaran, contoh : Kertas dibakar, Kayu dibakar, bensin terbakar, rumah terbakar, plastik terbakar 2. Proses pencampuran

Lebih terperinci

PAKET III SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL SMP/MTs MATA PELAJARAN IPA - FISIKA TAHUN 2014/2015

PAKET III SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL SMP/MTs MATA PELAJARAN IPA - FISIKA TAHUN 2014/2015 PAKET III SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL SMP/MTs MATA PELAJARAN IPA - FISIKA TAHUN 2014/2015 Indikator 1 Menentukan besaran pokok, besaran turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur dalam kehidupan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Perubahan zat. Perubahan zat

Perubahan zat. Perubahan zat Perubahan zat Perubahan zat A Sifat Zat 1. Sifat fisika Zat memiliki ciri khas masing-masing. Kawat tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan. Ciri khas suatu

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

Poli=lebih dari satu Dalam bahasa Arab dikenal - tunggal - dual - jamak disebut poli, tetapi konsep di dalam bahasa Indonesia poli berarti lebih dari

Poli=lebih dari satu Dalam bahasa Arab dikenal - tunggal - dual - jamak disebut poli, tetapi konsep di dalam bahasa Indonesia poli berarti lebih dari POLISEMI Poli=lebih dari satu Dalam bahasa Arab dikenal - tunggal - dual - jamak disebut poli, tetapi konsep di dalam bahasa Indonesia poli berarti lebih dari satu, maka dikenal poligami. Akan tetapi,

Lebih terperinci