BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIP"

Transkripsi

1 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIP 5.1. ARAHAN RPJPN DAN RPJMN BIDANG PU S ebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) , Visi pembangunan nasional tahun adalah : INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) Misi yang dijabarkan ke dalam sasaran pokok berdasarkan tujuan pembangunan jangka panjang tahun yaitu mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian PU, maka tugas Kementerian PU yang secara eksplisit dinyatakan di dalam sasaran-sasaran pokok dan arahan pembangunan nasional. Adapun tahapan dan skala prioritas utama dalam RPJPN untuk RPJM tahap ke-3 ( ) untuk bidang pekerjaan umum dan permukiman adalah : 1. Kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintahan. 2. Kesejahteraan rakyat terus meningkat yang ditunjukkan dari menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran, menurunnya kesenjangan kesejahteraan antarindividu, antarkelompok masyarakat, dan antardaerah, dan dipercepatnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa. 3. Daya saing perekonomian meningkat antara lain melalui percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha yang antara lain didukung oleh pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, pengembangan sumber daya air dan pengembangan infrastruktur perumahan dan permukiman. 4. Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang ditandai dengan 1

2 berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, menguatnya partisipasi aktif masyarakat; mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan; dan yang didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang. Berdasarkan arah pembangunan jangka panjang tersebut, maka prioritas dan fokus pembangunan infrastruktur PU dan permukiman ditetapkan sebagai berikut : Prioritas Pembangunanan 1. Pencapaian pembangunan yang berkelanjutan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Prioritas sebagai bagian dari upaya dan komitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman, dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip efisiensi dan kebertangungjawaban dalam pemanfaatan seluruh sumberdaya yang langka, baik sumber daya alam, manusia, maupun sumberdaya ekonomi. 2. Percepatan pembangunan infrastruktur untuk peningkatan daya saing perekonomian dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas. Prioritas ini menekankan pentingnya pencapaian kondisi infrastruktur Pekerjaan Umum dan permukiman yang memadai demi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional melalui tersedianya infrastruktur yang memadai dan mampu meningkatkan penyerapan dan penampungan jutaan tenaga kerja. 3. Peningkatan kesejahteraan dan penurunan kesenjangan kesejahteraan antarkelompok masyarakat, dan antardaerah. Prioritas pembangunan ini diarahkan bagi pemenuhan dan memperluas akses terhadap hak-hak dasar yang terkait bidang Pekerjaam Umum dan permukiman seperti perumahan, air bersih, sanitasi, permukiman dan lingkungan hidup yang layak, serta percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan wilayah-wilayah strategis yang maish tertinggal, terpencil dan kawasan perbatasan. 2

3 4. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel yang ditandai dengan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) di semua tingkatan pemerintahan. Prioritas ini ditujukan bagi upaya peningkatan kinerja pengelolaan bidang pekerjaan umum dan permukiman yang memenuhi prinsip-prinsip good governance dan mendorong pemerintah daerah untuk dapat memenuhi seluruh jenis dan mutu pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan permukiman sesuai dengan kewajibannya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR); peningkatan kualitas permukiman yang diindikasikan dengan terpenuhinya sarana dan prasana permukiman yang memadai seperti air minum, air limbah, drainase dan persampahan; serta upaya revitalisasi maupun penyediaan infrastruktur permukiman di berbagai kawasan yang memiliki peran strategis secara nasional RENCANA PROGRAM S ebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan ke dalam program dan kegiatan indikatif yang mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Provinsi NTT. Adapun rincian kegiatan-kegiatan yang merupakan implementasi program dilihat pada tabel berikut ini : 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya. Tabel 5.1. Indikator Satuan Keluaran Kegiatan SNVT PJPA NO. INDIKATOR 1 Jaringan Irigasi baru yang dibangun/ditingkatkan 2 Jaringan Irigasi yang direhabilitasi 3 Jaringan Irigasi Air Tanah yang dibangun/ditingkatkan 4 Jaringan Irigasi Air Tanah yang direhabilitasi (OUTPUT) 14 bendung 156 km, 10 bendung, 429 km 53 titik, 53 sumur, 0,636 m 3 /dt 459 titik, 459 sumur, 5,508 m 3 /dt (OUTCOME) ha ha ha ha 3

4 5 Jaringan Reklamasi Rawa yang dibangun/ditingkatkan... km... ha 6 Jaringan Reklamasi Rawa yang direhabilitasi... km... ha 7 Jaringan Tata Air Tambak yang dibangun /ditingkatkan... km... ha 8 Jaringan Tata Air Tambak yang direhabilitasi... km ha... 9 Layanan Perkantoran 216 bulan 216 bulan 10 Persiapan Konstruksi 31 laporan 31 laporan 2. Program Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengamanan Pantai Tabel 5.2. Indikator Satuan Keluaran Kegiatan SNVT PJSA NO. INDIKATOR (OUTPUT) (OUTCOME) 1 Sarana/Prasarana Pengendali Banjir yang dibangun 130,20 Km ha 2 Sarana/Prasarana Pengendalian Banjir yang direhabilitasi 23,50 Km 2.270,8 ha 3 Panjang Sungai yang dikonservasi... Km... Km 4 5 Sarana/Prasaran Pengendali lahar/sedimen yang dibangun Sarana/Prasarana Pengendali lahar/sedimen yang direhabilitasi 1 bh.. Jt m 3... bh... Jt m 3 6 Sarana/Prasarana Pengaman Pantai yang dibangun 78,2 km 781,90 ha 7 Sarana/Prasarana Pengaman Pantai yang direhabilitasi 4,50 km 45 ha 8 Layanan Perkantoran 96 bulan 96 bulan 9 Persiapan Konstruksi 5 laporan 5 laporan 3. Peningkatan Kualitas Pengelolaan SDA Terpadu Tabel 5.3. Indikator Satuan Keluaran Kegiatan Satuan Kerja Balai NO. INDIKATOR (OUTPUT) (OUTCOME) 1 Sistem Pelaporan Secara Elektronik (e-monitoring) 20 laporan 20 laporan Dokumen Keterpaduan Perencanaan dan Pelaksanaan Pengelolaan SDA pada SWS Laporan Peningkatan Layanan Data dan Informasi SDA di tingkat BWS Laporan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat Pengelola SDA 4 dokumen 4 dokumen 5 laporan 5 laporan 130 laporan 130 laporan 5 Monitoring Banjir Satuan Kerja BWS 5 laporan 5 laporan 6 Layanan Perkantoran 180 bulan layanan 4

5 4. Program Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air lainnya. Tabel 5.4. Indikator Satuan Keluaran Kegiatan SNVT PJSA NO. INDIKATOR (OUTPUT) (OUTCOME) 1 Waduk yang dibangun 2 bh 20 Jtm3 2 Embung/Situ/Bangunan penampung air lainnya yang di bangun 570 bh 2,90 Jtm3 3 Waduk yang direhabilitasi... bh... Jtm Embung/Situ/Bangunan penampung air lainnya yang direhabilitasi Kawasan Sumber Air/Situ lainnya dilindungi/ dikonservasi Dokumen Keterpaduan Perencanaan dan Pelaksanaan Pengelolaan SDA pada SWS 226 bh Jtm3... kwsn... kwsn 32 dokumen 250 embung 7 Layanan Perkantoran 116 bulan 116 bulan 8 Persiapan Konstruksi 12 dokumen 12 dokumen 5. Program Pengelolaan dan Penyediaan Air Baku Tabel 5.5. Indikator Satuan Keluaran Kegiatan SNVT PJPA NO INDIKATOR Sarana/Prasarana Penyediaan Air Baku yang dibangun /ditingkatkan Sarana/Prasarana Penyediaan Air Baku yang direhabilitasi Sarana/Prasarana Air Tanah untuk Air Baku yang direhabilitasi (OUTPUT)... m, 220 unit... m, 209 unit (OUTCOME) 672 ltr/det 60 ltr/det 90 sumur 270 ltr/det 4 Layanan Perkantoran 120 bulan 120 bulan 5 Persiapan Konstruksi 5 dokumen 5 dokumen 6. Program Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur SDA Tabel 5.6. Indikator Satuan Keluaran Kegiatan Satuan Kerja Balai NO. INDIKATOR 1 Jaringan Irigasi yang dioperasikan dan dipelihara 2 3 Jaringan Irigasi Air Tanah yang dioperasikan dan dipelihara Jaringan Reklamasi Rawa yang dioperasikan dan dipelihara (OUTPUT) 476 bendung,... km, titik, 0,96 m 3 /det (OUTCOME)... ha ha... km... ha 5

6 4 Jaringan Air Tambak yang dioperasikan dan dipelihara... km... ha 5 6 Sarana/Prasarana Pengendalian Banjir yang dioperasikan dan dipelihara Sarana/prasarana pengendali lahar/sediman yang dioperasikan dan dipelihara 42,50 km ha... bh... m3 7 Sarana/Prasarana Pengaman Pantai yang dipelihara 34,80 km 213 ha 8 9 Waduk/Embung/situ/bangunan penampung air lainnya yang dioperasikan dan dipelihara Sarana/Prasarana Penyediaan Air baku yang dioperasikan dan dipelihara bh 0,066 Jtm3 206 bangunan 1,20 m 3 /det 5.3. RENCANA KEGIATAN INDIKATIF Rencana Rincian peogram dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Uraian dan matriks berikut ini : Program Perencanaan 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya. a) Untuk mendayagunakan potensi lahan irigasi yang ada di Pulau Timor, Rote, Flores dan Sumba akan dilakukan sekitar 31 kajian Detail Desain terhadap Daerah Irigasi Potensial, dengan harapan kedepan dapat memberikan sumbangan produksi padi dan palawija bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di daerah ini. b) Dalam kaitan upaya pemenuhan kebutuhan air untuk penduduk dan pertanian dengan sumber dari air tanah, maka akan dilakukan identifikasi dan detail desain JIAT di Pulau Timor, Pulau Flores, Pulau Sumba dan Kepulauan. 2. Program Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengamanan Pantai a) Secara khusus untuk penanganan Pantai, akan dilakukan Studi Identifikasi Detail Desain terhadap kondisi Pantai Kritis yang ada di Pulau Sumba Bagian Selatan sebagai kelanjutan dari pada kegiatan-kegiatan sebelumnya. Upaya ini dilakukan dalam rangka penanganan secara bertahap terhadap kondisi pantai kritis yang ada. b) Upaya pengendalian banjir pada beberapa sungai yang berkaitan dengan keberadaan prasarana Sumber Daya Air dan pemukiman penduduk, perlu dilakukan sedini mungkin sehingga dampak negatif yang akan ditimbulkan dapat 6

7 diminimalisir dengan baik. Untuk itu studi identifikasi dalam rangka pengendalian bajir pada beberapa sungai di Pulau Timor, Alor, Rote, Sabu, Sumba dan Flores menjadi sangat penting untuk dilaksanakan sebagai kegiatan yang sangat strategis; disamping melakukan studi potensi dan pemetaan daerah rawan banjir di WS. Noelmina, Benanain dan Flores. 3. Program Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air lainnya a) Untuk penyediaan air baku untuk irigasi lahan sawah tadah hujan masyarakat di Pulau terluar dan daerah terpencil maupun daerah perbatasan dalam rangka ketahanan pangan yang hampir setiap tahun mengalami kegagalan panen akibat kekurangan air/bencana kekeringan, telah dilakukan perencanaan desain Waduk/bendungan 2 buah di Pulau Timor, Disain Embung Irigasi 60 buah, SID Embung Kecil 220 buah. b) Penyediaan air minum masyarakat pedesaan untuk keperluan sehari-harian, beternak dan berladang yang sering kali harus menjangkau sumber air mencapai 3-5 km dengan debit yang sangat kecil dan bahkan kering pada bulan Oktober- Desember menjadi jarak jangkuan m direncanakan Disain Embung Kecil sebanyak 220 buah tersebar di Pulau Timor, Flores, Sumba dan Kepulauan sehingga diharapkan dapat menampung air sebesar m 3 air minimal KK dan areal kebun 600 ha dan ternak 2500 ekor equivalen sapi. c) Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan dan pengembalian fungsi embung kecil dan langkah-langkah apa yang perlu dilalukan dalam upaya pemenuhan air minum masyarakat pedesaan, dilakukan Studi Identifikasi Kerusakan terhadap bangunan terbangun minimal 5 tahun sebelumnya; termasuk diantaranya melakukan supervisi konstruksi terhadap embung yang akan dibangun. d) Setiap pembangunan infrastuktur selalu memberikan dampak positip dan negatip, sejalan dengan itu masalah air baku/bersih perkotaan khususnya di Kota Kupang mengalami permasalahan dengan hanya mengharapkan pada sejumlah sumber air yang tetap tetapi penduduk yang terus meningkat akibat kelahiran dan urbanisasi sehingga pemikiran untuk dapat memanfaatkan lembah di Sungai Kolhua yang berair sepanjang tahun dan terbuang percuma ke laut menjadi 7

8 prioritas saat ini. Kajian dampak lingkungan menjadi hal yang utama untuk memotret hal yang bersinggungan dengan alam lingkungan baik hal yang menguntungkan dan merugikan. e) Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Benanain dilaksanakan pada tahun anggaran 2011 yang merumuskan beberapa rekomendasi untuk dapat ditindaklajuti dengan suatu perencanaan rinci melalui master plan yang disusun agar setiap sektor pemanfaat SDA wajib mendasari pelaksanaan kegiatannya masing-masing. Kelanjutannya dari hasil penyusunan pola ini, setelah mendapat legitimasi akan diproses lebih lanjut lewat kegiatan master plan di waktu yang akan datang. 4. Program Pengelolaan dan Penyediaan Air Baku a) Penyediaan air bersih bagi kebutuhan masyarakat menjadi sangat penting untuk mendapat perhatian pemerintah saat ini karena selain merupakan hak dasar manusia untuk mendapat akses terhadap air juga merupakan suatu target masyarakat dunia di dalam meningkatkan mutu kesehatan manusia. Potensi mata air yang selama ini menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan air baku terutama untuk penduduk dan pertanian dalam skala yang terbatas perlu menjadi perhatian dalam pemanfaatannya. Untuk itu perlu dilakukan studi identifikasi potensi mata air yang difokuskan pada lokasi-lokasi yang tersebar di Pulau Timor, Flores, Sumba, Rote, Alor dan Kepulauan. b) Secara umum, pertumbuhan penduduk menunjukan adanya trend kenaikan oleh karena kelahiran, perkembangan pendidikan, industri dan pusat perdagangan sehingga pertumbuhan ekonomi cukup menarik arus urbanisasi yang besar pula. Selanjutnya seiring dengan itu pertumbuhan penduduk tersebut menyebabkan kebutuhan air minum juga semakin meningkat dan menjadi masalah yang kompleks saat ini. c) Melalui perencanaan tampungan air baku dan jaringannya yang tersebar di Pulau Sabu Raijua, Timor, Rote, Alor, Flores, Lembata, Sumba dan Kepulauan diharapkan dapat memanfaatkan potensi air yang ada untuk dipergunakan dalam memenuhi kebutuhan air baku masyarakat. 8

9 Program Pelaksanaan Konstruksi 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya. a) Dalam upaya penyediaan stok pangan masyarakat lokal dengan melaksanakan Lanjutan pembangunan dan Pembangunan Baru Daerah Irigasi di Pulau Timor dan Kepulauan, Pulau Sumba dan Pulau Flores dan Kepulauan seluas Ha yang terdiri dari 14 Bendung dengan panjang Jaringan 156 km. b) Untuk peningkatan produksi pangan terhadap Daerah Irigasi terbangun di wilayah provinsi NTT akan dilakukan Rehabilitasi prasarana Pengairan di wilayah Pulau Timor dan Kepulauan, Pulau Sumba dan Pulau Flores dan Kepulauan seluas Ha yang terdiri dari 10 Bendung dengan panjang Jaringan 429 km. c) Untuk wilayah lahan tadah hujan/kering yang telah dikembangkan oleh masyarakat disiapkan Sumur Bor dan JIAT seluas Ha, 53 titik, 53 sumur, dengan total debit pengambilan sebanyak 0,636 m 3 /det. e) Fasilitasi pembentukan P3A Irigasi Air Tanah dalam rangka meningkatkan peran serta kelembagaan dan masyarakat dalam menentukan kebijakan pelaksanaan pengelolaan Irigasi Air Tanah di wilayah kerjanya. 2. Program Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengamanan Pantai a) Penanganan masalah banjir ditargetkan pada wilayah daerah perbatasan Timor Leste yang setiap tahun mengalami bencana banjir yang merusak prasarana ke PUan termasuk prasarana pengairan dan fasilitas umum lainnya seluas ha dengan Melanjutkan Pembangunan dan Pembangunan Baru prasarana Pengendalian Banjir Total yang akan dibangun adalah 130,20 km. b) Beberapa Daerah Irigasi yang perlu Pengamanan antara lain Malaka, Ponu, Oebobo, Haekesak, Wanokaka, Tidas dan Melolo dengan luas mencapai Ha. c) Pantai di Maumere, Paga, Sabu Raijua, Reo, Alor, Kupang, Ende dan Rote yang mengalami kerusakan selain karena gempa bumi juga gelombang pasang akibat berbagai jenis badai yang terjadi setiap tahun dan umumnya mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan tempat wisata dengan kondisi pantai telah mengalami abarasi dan kerusakan akibat gelombang pasang diperlukan pengamanan segera guna menghindari kerugian yang timbul. 9

10 d) Operasi dan Pemeliharaan bangunan Pantai dan bangunan sungai dianggap perlu agar terhindar dari pekerjaan rehabilitasi dengan biaya yang besar jika terabaikan. e) Pengamanan pantai Pulau terluar untuk menjaga wilayah NKRI meliputi pantai Pulau Batek dan Pulau Ndana yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. 3. Program Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air lainnya a) Lahan tadah hujan yang selama ini diusahakan oleh masyarakat selalu mengalami gagal panen dikarenakan suplay aliran permukaan dari sungai relatif tidak dapat memenuhi kebutuhan pertanian, bahkan hampir tidak ada diakhir musim hujan sehingga pembangunan Waduk sebanyak 3 buah dan Embung Irigasi sebanyak 27 buah di daerah tersebut sangat diharapkan untuk menjawab permasalahan yang ada. b) Kawasan lahan Kering di Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi kebun pekarangan dan lahan pengembalaan direncanakan akan di bangun buah embung kecil yang tersebar di Pulau Timor, Rote, Alor, Flores dan Sumba yang sekaligus dapat menyiapkan/mendekatkan akses air minum penduduk dengan kapasitas tampung m 3. c) Kegiatan Operasi dan pemeliharan pada Waduk Tilong dengan tampungan 19 juta m3 diharapkan agar fungsi prasarana bangunan air bagi pemenuhan Ha areal irigasi dan air baku minum penduduk kota Kupang sebesar liter/detik tetap terpenuhi. d) Sistim Pengelolaan Hidrologi yang tertata secara baik dan rutin sangat diperlukan untuk perencanaan prasarana pengairan. e) Sampai saat ini pengelolaan air baku pada embung irigasi dan embung kecil belum tersedia padahal 910 buah embung kecil, 30 Embung Irigasi dan 1 Bendungan/Waduk telah terbangun yang membutuhkan perhatian masyarakat penerima manfaat dengan demikian pembentukan Kelompok Pemakai Air Embung (P3AE) di pandang perlu untuk dibentuk agar sebagian fungsi pemeliharaan dapat diserahkan kepada kelompok yang terbentuk tersebut. Pada tahun 2012 dan 2013 Satuan Kerja Balai melalui kegiatan Wajib Balai yaitu Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan SDA Wilayah Sungai telah memfasilitasi terbentuknya P3AE 10

11 sebanyak 3 (tiga) lembaga antara lain; P3AE Irigsi Benkoko (Kab. TTU), P3AE Irigasi Haekrit (Kab. Belu), dan P3AE Irigasi Haliwen (Kab. Belu). Selain itu perlu dilakukan OP terhadap embung irigasi yang ada sekaligus melaksanakan rehabilitasi embung dalam upaya meningkatkan/mengembalikan fungsi dan manfaat embung tersebut. f) Kerusakan DAS akibat pemanfaatan bagi aneka tambang bahan galian dan eksploitasi sumber air yang tak terkendali dibutuhkan adanya koordinasi lintas sektor untuk setiap Rekomtek yang diterbitkan dapat dilaksanakan termasuk pengendalian dan pengawasan, maupun penindakan terhadap setiap pelanggaran. Demikian juga dengan Pembentukan dan dukungan terhadap sekretariat Timn Koordinasi SDA dalam Wilayah Sungai; termasuk diantarnya dukungan dan fasilitasi terhadap kegiatan GN-KPA di DAS kritis yang ada di WS Noelmina, Benanain, Flores, Sumba dan Flotim-Lembata-Alor. 4. Program Pengelolaan dan Penyediaan Air Baku a) Kontribusi sumur bor dan bangunan tampungan/embung air baku serta jaringan pipa untuk keperluan air minum sangat memberikan suatu harapan dan semangat baru bagi masyarakat pedesaan untuk selanjutnya dapat memenuhi akan kebutuhan dasar berupa air minum melalui program penyediaan air bersih bagi wilayah Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor dan Kepulauan berupa bangunan tampungan sebanyak buah. b) Bangunan tampungan penyediaan air minum terbangun di Pulau Timor, Rote, Sabu, Sumba, Flores dan Kepulauan sejak di bangun tahun 1981 dengan keterbatasan dana pemeliharaan menyebabkan kerusakan sehingga sebagian tidak dapat berfungsi untuk itu diperlukan perbaikan segera sehingga diharapkan tersedianya suplay air bersih berupa rehabilitasi prasarana air baku sebanyak buah. c) Perlu dilakukan Revitalisasi Air Tanah untuk Air Baku menggunakan pembangkit listrik tenaga matahari (solar sear). 5. Program Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur SDA a) OP Jaringan Irigasi Pada Bidang Irigasi diupayakan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi yang mantap pada daerah irigasi seluas ha, dengan kebutuhan biaya minimum Rp / 11

12 ha. Secara kongkrit kesejahteraan dan fasilitas/sarana untuk menunjang para penjaga pintu atau juru bendung yang ada masih sangat minim hampir pada semua sistim jaringan irigasi yang ada di propinsi ini, untuk menunjang kegiatan diatas kita membutuhkan biaya sebesar 15 miliar/tahun. Untuk OP Jaringan Irigasi di Tugas Pembantuan (TP) langsung ke Kabupaten/kota. b) OP Waduk, Embung dan Sumber Air lainnya Sebanyak 910 buah Embung Kecil, 32 buah embung irigasi, serta 1 buah waduk yang telah di bangun, memerlukan perhatian dalam bidang OP supaya tetap berfungsi, prioritas saat ini adalah setiap tahun diupayakan melakukan pemeliharaan 36 buah embung kecil, 7 buah embung irigasi dan 1 buah waduk dengan biaya rata-rata 3 miliar/tahun. c) OP Jaringan Irigasi Air Tanah dan Air Baku Terdapat JIAT dengan 252 buah sumur, 25,2 liter/detik untuk area seluas ha, sedangkan untuk Air Baku dengan 470 titik, 651,30 liter/detik untuk melayani ± 130 KK/650 jiwa telah dibangun. Oleh sebab itu diperlukan perhatian serius dalam bidang OP sehingga sarana prasarana tetap berfungsi. Prioritas saat ini adalah setiap tahun diupayakan melakukan pemeliharaan pada sumur-sumur penunjang kegiatan pertanian lahan kering, dengan biaya rata-rata 5 miliar/tahun. d) OP Sungai Mengadakan piket banjir secara rutin pada musim penghujan, mengisi blanko-blanko untuk laporan bencana alam banjir, membuat laporan bencana alam, mengadakan survey dan investigasi kerusakan serta merencanakan (design) perbaikan bangunan bangunan sungai akibat bencana alam banjir, normalisasi sungai, membuat perkuatan tebing sungai serta memantau longsoran pada tebing sungai yang kritis, mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana tindak darurat (RTD) akibat bencana alam banjir dan mengadakan peralatan penunjang operasional lapangan bagi petugas serta pengadaan peralatan berat untuk OP sungai e) OP Hidrologi Pengelolaan hidrologi merupakan kegiatan yang mencakup perencanaan, inventarisasi, pengolahan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengawasan baik data informasi 12

13 hidrologi, pos/bangunan hidrologi, termasuk peralatan hidrologi sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya air. Berdasarkan data yang ada sampai saat ini, kondisi pos/alat hidrologi yang ada terpasang di Propinsi Nusa Tenggara Timur sangat memprihatinkan, hampir 75 % pos/ alat hidrologi yang ada telah mengalami kerusakan atau hilang serta sangat tergantung pada produksi luar negeri. Selain permasalahan tersebut, yang tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian adalah kondisi SDM para pengelola hidrologi yang relatif sedikit dari sisi jumlah maupun kompetensinya, sarana prasarana penunjang serta ketersediaan data Operasi dan Pemeliharaan yang sangat terbatas sehingga akan berdampak secara langsung mutu dan kesinambungan data hidrologi yang dihasilkan. Kedepan diperlukan Rasionalisasi Hidrologi dan SISDA yang Mantap dan akurat dengan target ISO Peningkatan Kualitas Pengelolaan SDA Terpadu a) Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-monitoring) SATKER Kementerian PU V (Jumlah Paket > 60) Sistim Pelaporan secara elektronik adalah monitoring yang dilaksanakan secara terus menerus selama pelaksanaan program dan harus dapat menyajikan informasi yang akurat baik input maupun output, membandingkan antara perencanaan dengan pelaksanaan, mendeteksi jika ada penyimpangan dan permasalahan yang terjadi. Sedangkan Evaluasi adalah aktifitas penilaian pelaksanaan program berdasarkan informasi yang disajikan dari hasil monitoring. Mengingat hal tersebut dan mengindahkan amanat UU No. 17/2003 tentang Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja, Permen PU No.14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.15/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU. Dalam Renstra Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II , sistim pelaporan secara elektronik (e-monitoring) akan menghasilkan 20 laporan atau 4 laporan/tahun, dengan biaya rata-rata 0,3 miliar/ tahun antara lain : 1) Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-monitoring) SATKER Kementerian PU I (Jumlah Paket 1-10). 13

14 2) Monitoring dan Evaluasi Pelaporan e-monitoring. 3) Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Keuangan (SAI). 4) Fasilitasi Kegiatan Workshop dan Monitoring evaluasi (e-monitoring). 5) Monitoring dan Evaluasi Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN). b) Dokumen Keterpaduan Perencanaan dan Pelaksanaan Pengelolaan SDA pada WS Penyelesaian dokumen keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan SDA pada 2 (dua) wilayah sungai di Pulau Timor yaitu WS Benanain dan WS Noelmina akan dilanjutkan dalam 2 (dua) tahun kedepan yaitu dan akan menghasilkan 4 Dokumen Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai atau 2 laporan/tahun, dengan biaya rata-rata 1,5 miliar/tahun c) Laporan Peningkatan Layanan Data dan Informasi SDA di Tingkat BWS Peningkatan Sistem Informasi Data pada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II melalui kegiatan Operasi Penyelenggaran Data dan Informasi bidang SDA. Untuk kelancaran kegiatan perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang ada dan memadai dalam melaksanakan kegiatan layanan 5 tahunan direncanakan akan menghasilkan 25 laporan atau 5 laporan/tahun, dengan biaya rata-rata 30 miliar/tahun antara lain : 1) Operasional Rutin Penyelenggaraan Data dan Informasi Bidang SDA (SISDA) termasuk pelatihan SISDA. 2) Operasi Rutin Pengelolaan Sistem Hidrologi. 3) Operasional Rutin Operasi Sistem Pemantauan Kualitas Air. 4) Necara Air. 5) Audit Teknis Sarana Prasarana Waduk/Embung. d) Laporan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat Pengelola SDA Peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat pengelola SDA yang pelaksanaannya melalui kegiatan wajib balai, baik kegiatan yang bersifat operasioanal rutin, fasilitasi, sosialisasi, monitoring dan pelatihan maupun audit dalam 5 tahunan direncanakan akan menghasilkan 130 laporan atau 26 laporan/tahun, dengan biaya 29,75 miliar untuk 2 tahun dan 3 tahun selanjutnya dengan biaya rata-rata 7,1 miliar/tahun 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM S ebagai upaya untuk merespons terhadap berbagai perubahan, baik yang terkait perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang berkembang dalam masyarakat dan adanya tuntutan

Lebih terperinci

BAB III TUGAS DAN FUNGSI BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA II

BAB III TUGAS DAN FUNGSI BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA II BAB III TUGAS DAN FUNGSI BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA II 3.1. UMUM S ejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan masyarakat mengakibatkan perubahan fungsi lingkungan yang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 3065-1154-2414-8690 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated IV. GAMBARAN UMUM A. Umum Dalam Pemenuhan kebutuhan sumber daya air yang terus meningkat diberbagai sektor di Provinsi Lampung diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air terpadu yang berbasis wilayah

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) merupakan bagian dari Rencana Strategis dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2032 DISEBARLUASKAN OLEH : SEKRETARIAT DEWAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA PAPARAN KEPALA DINAS PSDA PADA MUSRENBANG PROVINSI SUMATERA UTARA INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN ANGGARAN 2014 MEDAN,

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Persentase prasarana aparatur

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KLUNGKUNG JALAN GAJAH MADA NO 47 SEMARAPURA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Gajah Mada Nomor 47 Telp. (0366)

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009 PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009 DRAFT-4 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa pertanian mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Indonesia adalah Negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian dengan makanan pokoknya bersumber dari beras, sagu, serta ubi hasil pertanian.

Lebih terperinci

Dinas PU. Sumber Daya Air Kabupaten Lamongan RENCANA STRATEGIK DINAS PEKERJAAN UMUM SUMBER DAYA AIR TAHUN

Dinas PU. Sumber Daya Air Kabupaten Lamongan RENCANA STRATEGIK DINAS PEKERJAAN UMUM SUMBER DAYA AIR TAHUN Visi : Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera, dan Berdaya Saing RENCANA STRATEGIK DINAS PEKERJAAN UMUM SUMBER DAYA AIR TAHUN 2016-2021 Misi 1 : Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai keberlanjutan sistem irigasi serta untuk

Lebih terperinci

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan :

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan : VISI Terwujudnya kualitas layanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang memadai, peningkatan jumlah rumah layak huni, serta pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang ramah lingkungan 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sarana, prasarana, yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia dalam membentuk jaringan prasarana

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan salah satu komponen yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum adalah unit pelaksana teknis dan bidang konservasi Sumber Daya Air, pengembangan Sumber Daya Air, pendayagunaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 21 Tahun : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Majapahit No. 8 Telepon 0370 634479, 632154 Fax. 0370 32154, 622928 Website : www.dpu.ntbprov.go.id E mail : dpu@ntbprov.go.id M A T A

Lebih terperinci

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN INFORMASI YG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK 1.a. Kedudukan domisili beserta alamat lengkap No.

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2) MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2) 1) Disampaikan pada Lokakarya Nasional Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A217 Halaman : 1 33 33.1 33.1.1 2379 2382 2383 2384 2387 5682 33.1.2 2381 2389 239 33.2 33.2.3 2391 2392 2393 2394 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2.747.76.255

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012- DINAS PUP-ESDM DIY VISI layanan pekerjaan umum yang memadai, jumlah rumah layak huni, serta sumber daya mineral yang ramah 1. Makna dari big pekerjaan umum yang andal memadai,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Oleh : Purba Robert Sianipar Assisten Deputi Urusan Sumber daya Air Alih fungsi lahan adalah salah satu permasalahan umum di sumber daya air yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan otonomi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 5,500, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 36,506,596, BELANJA LANGSUNG 121,897,163,000.00

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 5,500, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 36,506,596, BELANJA LANGSUNG 121,897,163,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.03 URUSAN WAJIB Pekerjaan Umum 1.03.02 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 5,500,000.00 00 00 1 2 Retribusi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWS MS) merupakan salah satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

Lebih terperinci

OUTLINE PAPARAN PENAJAMAN RENCANA KERJA TA KONSEP RKP DUKUNGAN DITJEN SDA TERHADAP 3 PRIORITAS NASIONAL

OUTLINE PAPARAN PENAJAMAN RENCANA KERJA TA KONSEP RKP DUKUNGAN DITJEN SDA TERHADAP 3 PRIORITAS NASIONAL JAKARTA 9 JUNI 2017 OUTLINE PAPARAN PENAJAMAN RENCANA KERJA TA. 2018 1. KONSEP RKP 2018 2. DUKUNGAN DITJEN SDA TERHADAP 3 PRIORITAS NASIONAL 2018 3. PERJALANAN PAGU 2018 4. POSTUR PAGU BERDASARKAN SUMBER

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT (Rp) SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Meningkatnya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH, PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH, Menimbang : a. bahwa air mempunyai fungsi sosial dalam

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH NUSA TENGGARA 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah daerah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI 4.1.1. VISI Di masa sekarang ini, pertumbuhan penduduk yang pesat mendorong untuk meningkatnya kebutuhan, baik kebutuhan

Lebih terperinci

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan. 1. Evaluasi Kinerja Tujuan 1: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH :

RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH : RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH : SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2014 BAB

Lebih terperinci

BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA

BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA OLEH : DR. M LUTHFUL HAKIM PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Kondisi Kritis Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (SDA) bertujuan mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS

BAB III ISU ISU STRATEGIS BAB III ISU ISU STRATEGIS 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Berdasarka Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No 03 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 21

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang No.771, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN PU-PR. Bendungan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 66,749,438, BELANJA LANGSUNG 321,706,465,000.00

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 66,749,438, BELANJA LANGSUNG 321,706,465,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.03 URUSAN WAJIB Pekerjaan Umum 1.03.02 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air KODE 00 00 5 00 00 5 1 00 00 5 1 1 BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 66,79,38,559.00 Belanja Pegawai

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR I. UMUM Air merupakan karunia Tuhan sebagai salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan dan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana No / Fokus / Kegiatan Rencana Tahun 2010 Prakiraan Rencana Tahun 2011 Prakiraan Maju I SUMBER DAYA AIR I SUMBER DAYA

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo 2012-2017 telah ditetapkan visi jangka menengah, yaitu Terwujudnya Infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Berkualitas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN LAMONGAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN LAMONGAN Lampiran V PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda

Lebih terperinci

DINAS PENGAIRAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 88

DINAS PENGAIRAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 88 DINAS PENGAIRAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 88 Dinas Pengairan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perubahan sistem pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 24 TAHUN 2009 SERI E. 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang : a.

Lebih terperinci

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 10,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 48,960,360, BELANJA LANGSUNG 200,545,530,896.00

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 10,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 48,960,360, BELANJA LANGSUNG 200,545,530,896.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.03 URUSAN WAJIB Pekerjaan Umum 1.03.02 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 10,000,000.00 00 00 1 2 Retribusi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan salah satu komponen penting pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dijaga kelestarian dan pemanfaatannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai Pasal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa irigasi

Lebih terperinci