STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PADA BANK X DENGAN BUSINESS PROCESS MAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PADA BANK X DENGAN BUSINESS PROCESS MAP"

Transkripsi

1 STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PADA BANK X DENGAN BUSINESS PROCESS MAP Mila Faila Sufa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta faelasufa@telkom.net, mfsisonline@gmail.com ABSTRAK Dewasa ini persaingan antar Bank sedemikian ketat, berbagai macam strategi dilakukan untuk menjaring konsumen, mulai dari pemberian hadiah hingga berbagai inovasi produk baru yang mengutamakan kemudahan akses transaksi. Bank X sebagai salah satu bank yang berpengalaman dalam penyediaan perumahan perlu melakukan pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan kinerjanya antara lain melalui peningkatan kualitas pelayanan pada konsumen. Untuk meningkatkan kinerja bank ini dilakukan beberapa langkah, yaitu menentukan core process dan support process serta Key Perfomance Indicator (KPI) dengan cara melakukan pemetaan aktivitas yg ada pada bank X dengan business process map. Dari 27 KPI yang teridentifikasi dilakukan pengukuran kinerja proses yang ada dengan metode scoring system untuk mengetahui nilai pencapaian target yang telah ditetapkan dari masing-masing KPI. Scoring sistem yang digunakan dalam pengukuran kinerja ini adalah Sistem Konsolidasi, yang meliputi tiga kriteria Higher The Better, Lower the Better dan Zero One. Hasil Scoring KPI dengan sistem Konsolidasi menunjukkan prosentase terbesar KPI adalah pada indikasi Excellent. Secara rinci adalah sebagai berikut 44% KPI Excellent (score >100 ), 19% KPI Very Good (score ), 7% KPI Good (score 51-75), 11% KPI Average (score 26-50) dan 19% KPI Poor (score 0-25). Analisis warna digunakan sebagi tanda untuk mengetahui apakah nilai score dari suatu KPI mengidentifikasikan suatu improvement atau tidak. Tahap selanjutnya adalah membuat strategi map sehingga didapatkan strategi yang sesuai dengan objective bank X dan mendukung tercapainya visi dan misi bank yang bersangkutan. Kata kunci: kinerja, process map, strategi, kualitas layanan Pendahuluan Dampak krisis ekonomi pada tahun 1997 yang meluluhlantakkan ekonomi Indonesia telah membuat manajemen Bank X untuk memutar kembali haluan bisnisnya. Bank X kembali pada khitahnya, yaitu dengan bisnis pembiayaan perumahan. Keputusan ini pada akhirnya membantu sukses Bank X dalam proses rekapitalisasi. Dengan rekapitalisasi ini manajemen menetapkan paradigma baru sebagai bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam pembiayaan perumahan. Untuk terus mendukung program pemerintah di bidang perumahan sekaligus dalam rangka memperkuat struktur pendanaan Bank X, pemerintah melalui Menteri BUMN dengan suratnya No. S-554/M- MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 telah memutuskan Bank X sebagai bank umum dengan fokus pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Kini Bank X telah bertekad untuk menjadi bank komersial dengan bisnis utama pembiayaan perumahan dan industri ikutannya. Bank X juga telah menetapkan sasaran bisnisnya sebagai Bank Keluarga Indonesia, yang melayani kebutuhan seluruh keluarga Indonesia, dari rumah hingga semua kebutuhan. Didukung oleh jaringan kantor cabang yang menjangkau seluruh provinsi di Indonesia, dalam pelaksanaannya jasa perbankan

2 mengacu pada nilai-nilai TRIP (Transaparansi, Responsif, Integritas, dan Profesionalisme) yaitu : a) Transparansi merupakan suatu sifat keterbukaan, bening, jernih, nyata dan jelas yang tampak pada sikap kerja dan tindakan kerja saat melaksanakan tugas. Dalam pengambilan keputusan, pejabat bank senantiasa berupaya untuk mengetengahkan keterbukaan pada para stakeholder. b) Responsif berarti cepat tanggap dan mampu mengantisipasi terhadap setiap perubahan yang terjadi agar dapat memenangkan persaingan dan menjadi Yang Terbaik. Setiap karyawan X responsif terhadap harapan stakeholders, responsif terhadap keinginan pemerintah sebagai shareholder, responsif terhadap segmen pasar, dan responsif terhadap aspirasi karyawan. c) Integritas merupakan suatu sifat satu kesatuan dimana didalamnya ada unsur kejujuran dan ketulusan hati. Sikap dan tindakan kerja dari karyawan mencerminkan kesatuan, saling mendukung, saling bekerja sama demi tercapainya misi perusahaan. d) Profesionalisme berarti sikap kerja yang professional yang menunjukan kesungguhan pada pilihan profesinya. Tinjauan Pustaka Order Winner dan Order Qualifier Order qualifier adalah karakteristik kompetitif yang harus ditampilkan perusahaan agar menjadi pesaing potensial dipasar. Untuk jasa perbankan yang termasuk order qualifier disini adalah : Kesesuaian produk dengan kebutuhan Inovasi dan pengembangan produk melalui penambahan fitur untuk peningkatan kepuasan nasabah Pelayanan yang berkualitas Order winner criteria merupakan karakteristik kompetitif yang menyebabkan seorang pelanggan dari perusahaan memilih produk dan jasa perusahaan itu, dan tidak memilih produk dan atau jasa lain yang menjadi pesaing. Dapat dipertimbangkan menjadi keunggulan kompetitif untuk perusahaan dan biasanya berfokus pada keunggulan strategi. Order winner untuk Bank X adalah : Bunga bersaing Menjamin tingkat kesejahteraan nasabah dengan adanya subsidi uang muka dan selisih bunga Harga bersaing antara harga pasar wajar (appraisal) dan harga jual diambil yang terendah untuk produk properti Jangka waktu kredit lama (15 tahun) Limit nilai kredit hingga 1 milyar Adanya asuransi otomatis untuk beberapa produk Struktur KPI Struktur KPI menggambarkan hirarki indikator-indikator yang merupakan representasi tujuan yang ingin dicapai serta keberhasilan strategi yang digunakan. Hubungan antara KPI dan perspektif terstruktur dan mencerminkan tingkat kepentingan atau bobot dari masing-masing KPI dan perspektif. A-48-2

3 Scoring System Scoring sistem merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui nilai pencapaian dari masing-masing KPI. Scoring sistem yang digunakan dalam pengukuran kinerja ini adalah Sistem Konsolidasi, yang meliputi tiga kriteria : 1. Higher The Better adalah sistem penilaian dengan kriteria semakin tinggi nilai pencapain semakin baik. Biasanya untuk KPI berupa profit, produktivitas, efisiensi dan lain-lain 2. Lower the Better adalah sistem penilaian dengan kriteria semakin rendah nilai pencapaian semakin diinginkan. Biasanya KPI berupa biaya operasional, lamanya waktu pelayanan, hutang perusahaan dan sebagainya 3. Zero One adalah sistem penilaian dengan kriteria nilai pencapaian adalah 0 dan akan mendapatkan skor 100. Bila didapatkan nilai selain 0, maka akan didapatkan skor 0. Standar CAMEL Sistem pengukuran kinerja yang digunakan pada Bank berdasarkan standar CAMEL ( Capital, Assets quality, Management, Earning, Liquidity) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menentukan tingkat kesehatan bank, dimana titik berat penilaian pada aspek finansial. Balanced Score Card Dengan tetap menggunakan standar CAMEL, digunakan Balanced Score Card untuk perancangan sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi antara pengukuran finansial dan non finansial pada Bank X. Dalam merancang Balanced Score Card, digunakan 4 perspektif mengingat fungsi Bank X sebagai bank umum dengan fokus pembiayaan perumahan tanpa subsidi.keterkaitan antara sistem pengukuran kinerja yang dirancang dengan menggunakan metode Balanced Score Card dengan CAMEL dapat dilihat pada gambar berikut : CAMEL Capital Balanced Score Card Perspektif Finansial Assets Management Earning Liquidity Perspektif Konsumen Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif Tumbuh&Belajar Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sistem pengukuran kinerja Balanced Score Card mencakup sistem pengukuran sebelumnya dengan memasukkan unsur CAMEL kedalam perspektif Finansial dan Proses Bisnis Internal. A-48-3

4 Hasil dan Pembahasan Visi Bank X Menjadi bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah. Misi Bank X Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value Dengan prioritas utama pada kesuksesan finansial, serta keterkaitannya dengan perspektif konsumen, proses bisnis internal serta tumbuh belajar, hubungan sebab akibat antar strategi dalam tiap perspektif sebagai berikut : Diawali dengan peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan kesejahteraan karyawan, peningkatan loyalitas serta peningkatan tanggung jawab karyawan. Dengan meningkatnya kualitas SDM, pengembangan internal organisasi melalui internal bisnis proses dapat dilakukan. Karena dengan SDM yang profesional, komitmen untuk melakukan inovasi dan pengembangan produk sesuai kebutuhan pasar serta pengurangan waktu proses pelayanan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dapat tercapai. Dengan meningkatnya kualitas layanan, kepuasan konsumen akan tercapai dan dengan kredibilitas yang baik jumlah konsumen akan bertambah serta loyalitas konsumen akan terpenuhi. Hal ini akan mendukung peningkatan market share. Peningkatan market share akan mendorong peningkatan pendapatan usaha, dan direpresentasikan dalam perspektif finansial yang diupayakan dengan menaikkan CAR, ROA, NIM dan Pemenuhan PPAP, juga dengan menurunkan rasio PPAP terhadap aktiva produktif, menurunkan rasio aktiva produktiv bermasalah, menurunkan BOPO, menurunkan NPL dan prosentase pelanggaran BPMK dan pelampauan BMPK. Dengan tetap memegang ketetapan standar kesehatan bank berupa CAMEL (Capital, Assets quality, Management, Earning, Liquidity) menjadi bank yang sehat akan tercapai. Sasaran yang ingin dicapai Bank X dengan menjadi bank yang sehat adalah pertumbuhan aset dan laba, menyediakan produk dan jasa tepat guna, memiliki sistem dan prosedur yang akurat dengan SDM yang profeional dan berkomitmen. Pemilihan dan Perancangan Ukuran Perfomansi Setelah strategi pada masing-masing perspektif ditentukan, selanjutnya dilakukan pemilihan indikator yang dapat mengukur tingkat keberhasilan seluruh strategi pada A-48-4

5 masing-masing perspektif dan sasaran yg ingin dicapai perusahaan. Indikator-indikator ini yang kemudian menjadi Key Perfomance Indicator (KPI). Perspektif Finansial Penentuan ukuran perfomansi pada perspektif ini didasarkan pada standarisasi yang umum digunakan oleh perbankan, berdasarkan ketetapan dari Bank Indonesia mengenai tingkat kesehatan Bank dan perhitungan rasio keuangan, adalah : 1. Permodalan (Capital Adequacy) Menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Indikatornya sebagai berikut : a. CAR (Capital Adequacy Ratio) b. Aktiva tetap terhadap modal 2. Aktiva Produktif (Asset Quality) a. Aktiva produktif bermasalah b. Non Perfoming Loan (NPL) c. PPAP terhadap aktiva produktif d. Pemenuhan PPAP 3. Rentabilitas (Earning) Menunjukkan tidak hanya kuantitas dan trend earning tapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning. Indikatornya adalah : a. ROA (Return On Asset) b. ROE (Return On Equity) c. NIM (Net Interest Margin) d. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) 4. Likuiditas Menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana pada saat ini dan masa yang akan datang. Dengan tujuan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajibankewajiban yang harus segera dibayar. Indikatornya sebagai berikut : a. LDR (Loan to Deposit Ratio) 5. Kepatuhan Indikator dalam kepatuhan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pelanggaran yang dilakukan manajemen terhadap ketetapan-ketetapan Bank Indonesia, terutama mengenai BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit), Giro Wajib Minimum Rupiah dan Posisi Devisa Netto. Indikatornya sebagai berikut : a. Prosentase pelanggaran BMPK b. Prosentase pelampauan BMPK c. Prosentase Giro Wajib Minimum Rupiah (GWM) d. Prosentase Posisi Devisa Netto (PDN) A-48-5

6 Perspektif Konsumen Strategi yang dibuat pada perspektif konsumen dan indikator-indikatornya : 1. Memperluas market share, a. Prosentase KPR-Bank X terhadap total KPR perbankan nasional 2. Mempertahankan loyalitas konsumen a. Monitoring nasabah 3. Meningkatkan kepuasan konsumen a. Rasio komplain masuk dijawab 4. Meningkatkan jumlah konsumen a. Prosentase New Customer Perspektif Proses Bisnis Internal Strategi yg dibuat pada perspektif proses bisnis internal dan indikator-indikatornya : 1. Meningkatkan kualitas layanan a. Waktu approval proposal kredit b. Waktu pencairan dana 2. Meningkatkan inovasi dan pengembangan a. Rasio realisasi pengembangan produk 3. Pengurangan waktu proses pelayanan a. Kecepatan pelayanan teller Perspektif Tumbuh dan Belajar Strategi yang dibuat pada perspektif tumbuh dan belajar dan indikator-indikatornya : 1. Peningkatan kualitas SDM a. Jam Training/orang/tahun 2. Peningkatan kesejahteraan karyawan a. Tunjangan karyawan 3. Meningkatkan loyalitas karyawan a. Employee Turnover (ET) 4. Memotivasi karyawan untuk lebih bertanggung jawab a. Jumlah karyawan terkena sanksi Pengukuran kinerja Balance Score Card diterapkan untuk merancang system pengukuran kinerja yang terintegrasi antara pengukuran financial dan non financial pada bank X. Pengukuran kinerja Balance Score card mampu mengidentifikasi indicatorindikator internal yang memiliki kontribusi besar terhadap pengembangan organisasi dengan menjabarkan tiap perspektif yang ada. Penentuan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan pendekatan terhadap sisiem organisasi sehingga indicator yang terbentuk mampu mencerminkan kinerja perusahaan. Dari hasil perancangan Balance Score Card pada Bank X dapat diidentifikasi menjadi 27 indikator untuk empat perspektif yang terdiri dari : Perspektif Finansial : 15 KPI Perspektij Customer : 4 KPI Perspektif Proses Bisnis Internal : 4 KPI Perspektif Pembelajaran dan tumbuh : 4 KPI A-48-6

7 Analisis dilakukan dengan melihat data history laporan keuangan periode tahun sebelumnya serta target target yang akan dicapai. Analisis dilakukan berdasarkan scoryng system untuk mengetahui nilai pencapaian terhadap target dari masing-masing KPI. Sedangkan analisis warna digunakan sebagi tanda untuk mengetahui apakah nilai score dari suatu KPI mengidentifikasikan suatu improvement atau tidak. Dalam rangka penilaian kinerja Bank X dalam analisa ini digunakan pembagian 5 range warna menjadi : Range Score Indikasi Warna Penilaian 0 25 Poor Average Good Very Good > 100 Excellent Indikasi Excellent menunjukkan bahwa hasil scoring menunnjukkan adanya pencapaian yang mlampaui target yang telah ditetapkan. Adapun urutan KPI yang menunjukkan nilai Excellent adalah sebagai berikut : Very Good Indikasi Very Good menunjukkan bahwa target yang ditetapkan belum tercapai namun selisih antara target dengan pencapaian relatif kecil. Adapun KPI yang menunjukkan indikasi very good antara lain : KPI Score Prosentase Pelanggaran BPMK 100 Prosentase Pelampauan BMPK 100 PDN 88 Monitoring Nasabah 80 Jumlah Complain yang direspon 90 Good KPI Score CAR 129 Ratio Aktiva Produktiv bermasalah 168 NPL 248 Ratio PPAP terhadap aktiva Produktif 156 Pemenuhan PPAP 264 ROA 108 ROE 260 NIM 200 BOPO 128 LDR 116 Indikasi Good memberikan gambaran bahwa pencapaian belum mampu memenuhi target yang ditetapkan dengan selisih yang lebih besar dari selisih pada very good. KPI yang menunjukkan good adalah sebagai berikut : KPI Score % Customer Baru 60 Jam Pelatihan per orang per tahun 66 A-48-7

8 Average Indikasi Average memberikan gambaran bahwa tingkat pencapaian belum mampu target yang telah ditetapkan. KPI dengan indikasi ini : KPI Score % KPR BTN terhadap Perbankan Nasional 34 Tunjangan karyawan 50 Kecepatan Pelayanan Teller 40 Poor Poor memberikan indikasi bahwa target yang telah ditetapkan tidak mampu dipenuhi oleh pencapaian yang dihasilkan. KPI dengan kondisi ini : KPI Score Ratio Aktiva tetap terhadap modal 16 Waktu Approval proposal kredit 2 Waktu Pencairan dana 116 % Karyawan kena sanksi 0 Employee turn over 0 Kesimpulan 1. Hasil Scoring KPI dengan menggunakan penilaian Konsolidasi, menunjukkan adanya persentase terbesar adalah pada indikasi Excelent. Secara rinci adalah sebagai berikut: 44% KPI masuk pada score >100 : Excellent 19% KPI masuk pada score : Very Good 7% KPI masuk pada score : Good 11% KPI masuk pada score : Average 19% KPI masuk pada score 0-25 : Poor 2. Berdasarkan hasil scoring tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai tersebut menunjukkan kinerja cukup bagus dimana 44 % target yang ditetapkan bukan hanya mampu dicapai bahkan terlampaui. 3. Sebagian besar KPI yang menunjukkan score tinggi adalah dari perspektif finansial. Dari indikasi tersebut dapat dikatakan bahwa X memiliki kinerja finansial yang tinggi. 4. Secara keseluruhan bahwa bank X dapat dikatakan mempunyai kinerja yang cukup baik terlihat pada sekitar 70% KPI bernilai baik dan diatas baik. Daftar Pustaka David, Fred. R.2004, Konsep-Konsep Manajemen Strategis (9th edition), Gramedia Kaplan & Norton.2001, Strategy Mapping, Prentice Hall International Kottler, Philip.1998, Manajemen Pemasaran, Erlangga Thompson, Strategic Management, Prentice Hall International A-48-8

9 Lampiran - Strategi Map dan Business Process Map Sasaran Perspektif Visi Menjadi Bank Nasional Pilihan Nasabah di Sektor Konsumen dan Usaha Kecil Menengah Misi Menjadi Bank yang Memberikan Kepuasan pada Nasabah Tujuan Pertumbuhan Asset & Laba Produk & Jasa tepat guna Sistem & Prosedur yang akurat SDM Profesional berkomitmen Differentation Strategi Dinamic & Flexible Organization Strategi Finansial Kesehatan Bank Kepatuhan Aktiva Pemodalan Likuiditas Rentabilitas * Pelanggaran * Aktiva Prod. * CAR * LDR * ROA BPMK Bermasalah * Aktiva Tetap * ROE * GWM Rupiah * NPL thd Modal * NIM * PDN * BOPO * PPAP thd Aktiva prod. * Pemenuhan PPAP Memperluas Market Share * Prosentase KMKE Bank BTN thd KMKE Perbankan Nasional Konsumen Mempertahankan Loyalitas Nasabah Meningkatkan Jumlah Nasabah * Monitoring Nasabah * Prosentase Customer Baru Meningkatkan Kepuasan Nasabah * Jumlah komplain yang terjawab Bisnis Internal Meningkatkan Kualitas Layanan * Waktu approval proposal kredit * Waktu pencairan dana * Kecepatan pelayanan teller Inovasi dan Pengembangan * Rasio realisasi pengembangan produk Tumbuh & Belajar Meningkatkan tanggung jawab karyawan * Jumlah pelatihan / orang / tahun * Jumlah karyawan kena sangsi Meningkatkan Loyalitas Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Karyawan * Employee Turn Over * Tunjangan yang diberikan A-48-9

10 L VISI Menjadi Bank terkemuka & menguntungkan dlm pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah MISI Berusaha menyediakan layanan financial yang sesuai dengan kebutuhan customer dan pelaku basins Menjadi pilihan pertama dalam perbankan internasional MANAGE PROCESS STRATEGI : Penetrasi pasar Pengembangan produk Pengembangan teknologi DIRECT BUSINESS 1. Jasa pemberian kredit 2. Payment Order 3. Jasa simpanan CORE PROCESS Develop product Get Order Registrasi Pelayanan Jasa Transaksi Support Product e-banking jumlah produk baru jumlah produk baru berdasarkan VOC lama proses pengembangan produk cost of new product.% pertumbuhan nasabah pendapatan dari costumer baru jumlah konsumen potensial jumlah produk per costumer Lama proses registrasi Peningkatan jumlah cabang Peningkatan jumlah koresponden Jumlah komplain Kecepatan pelayanan Peningkatan jaringan online Jumlah panggilan masuk Jumlah ATM baru Kecepatan akses Kecepatan pelayanan keluhan Human Resources IT Finansial Maintenance Jumlah training Jumlah absent Employee turn over Employees scorecard Ketersediaan data base Rasio jumlah computer per karyawan CAR ROA Beban operasional terhadap laba Biaya perawatan fasilitas Frekwensi kerusakan fasilitas per periode SUPPORT PROCESS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang besar dalam hal pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi antara bank

Lebih terperinci

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC Disusun Oleh: Nama: Rahmi Aprisa Putri NPM: 18212459 Jurusan: Manajemen Pembimbingan: Endang Setyaningsih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara memerlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayainya, karena suatu pembangunan tentunya sangat memerlukan akan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data-data keuangan yang dibutuhkan. Data-data keuangan tersebut dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Hansen, Mowen, 2005, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Hansen, Mowen, 2005, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Edisi ke Sebelas, Salemba Empat, Jakarta. Hansen, Mowen, 2005, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Ikatan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha i Abstrak Masalah- masalah yang ada dalam industri perbankan dapat memberikan dampak negatif terhadap perekonomian negara. Dampak yang ditimbulkan lebih besar daripada dampak dan kebangkrutan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek dan data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan perbankan periode 2005-2009 dari Bank Indonesia. Objek penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Bank Jabar sebagai salah satu bank umum komersial terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak 1960 dan telah dinasionalisasikan dari Pemerintahan Belanda merasakan persaingan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Bank BCA, atau BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan pembahasan data hasil analisis mengenai pengaruh Capital

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Deskriptif Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing variabel yang diteliti. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL),

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), bad debt ratio (BDR), return on assets (ROA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1 (2014): 262-275 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA I Made Wisnawa Arimbawa 1 I G.A.M Asri Dwija Putri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Permodalan (Capital) Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negative kondisi a. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki karakteristik tersendiri dan dalam pengelolaannya disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Salah satu karakteristik yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK LAPORAN KEUANGAN BANK Laporan keuangan bank disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan selama periode tertentu. Jenis laporan keuangan bank baik untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan

Lebih terperinci

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian merupakan suatu hal nyata yang selalu di jadikan sebagai tolak ukur kekayaan ataupun kemakmuran Negara.Negara di katakan kaya ataupun makmur ketika

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Rasio CAMELS Pada Bank Syariah Mandiri 1. Capital Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, nilai rasio CAR (Capital Adequacy Rasio) Bank Syariah Mnadiri tahun 2011 sebesar 14,57%,

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk Yhana Kusuma Respati 3EB01 26209122 LATAR BELAKANG Penilaian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan BAB I Latar Belakang 1.1 LATAR BELAKANG Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Didalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2013-2015 TUGAS AKHIR Oleh: Novia One 20133030004 PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN PROGRAM VOKASI

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI DISUSUN OLEH : NAMA : Metta Mustika Septiani NPM : 10208799 JURUSAN : Manajemen (S-1) PEMBIMBING

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Sarah Natya Dosen Pembimbing: Erny Pratiwi, SE, MMSI Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa bagi seluruh lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan. Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL

2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SETELAH MERGER BERD ASARKAN FORMULA CAMEL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan dalam memasuki era globalisasi, era pasar bebas dan persaingan usaha yang semakin luas, menuntut perusahaan harus berpikir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET INTEREST MARGIN DAN LOAN TO DEPOSIT RA TIO TERHADAP HARGASAHAM PT BANK CENTRAL ASIA, TBK PERIODE 2007-2011 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan suatu usaha, sebab kebanyakan kasus kebangkrutan suatu usaha bermula dari adanya financial distress

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT Bank Pembangunan Daerah NTT (Bank NTT), maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan urat nadi perekonomian suatu bangsa, sehingga apabila terjadi masalah di dunia perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan urat nadi perekonomian suatu bangsa, sehingga apabila terjadi masalah di dunia perbankan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan urat nadi perekonomian suatu bangsa, sehingga apabila terjadi masalah di dunia perbankan maka akan sangat berpengaruh kepada perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan zaman, tingkat kebutuhan masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), RORA (Return On Risked

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN 2013-2015 Nama : Nur Azmi Lubis NPM : 25212450 Jurusan Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk mengakumulasikan kekayaan dengan cara memperdagangkan sekuritas-sekuritas yang ada. Dengan

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 dan 11 EMAIL: rowland dot pasaribu

Lebih terperinci